lapkas plasenta previa

24
  1 IDENTITAS PASIEN  Nama Pasien : Ny. E. S  Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 20 November 1978  Umur : 33 tahun  Jenis Kelamin : Perempuan  Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga  Alamat lengkap : KP. Tipar RT. 11/5 NO 17 Semper Barat, Jakarta Utara  Status : Menikah  Agama : Islam  MRS : 20 November 2011 Pukul 09.00 wib ANAMNESIS  Keluhan utama Keluar darah dari jalan lahir sejak ± 1 jam SMRS.  Riwayat penyakit sekarang Pasien mengaku hamil 28 minggu, keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar, pada saat os sedang berjalan. tidak ada gumpalan darah, darah yg keluar ± sebanyak 10 cc dan tidak disertai rasa nyeri, tidak ada riwayat trauma sebelumnya, Mules (-), mual (-), muntah (-) disangkal, pusing (+). BAB Lancar BAK lancar. Tidak pernah dilakukan pemeriksaan dalam sebelumnya.  Riwayat Penyakit Dahulu / Operasi  Tidak ada riwayat penyakit jantung.  Tidak ada riwayat Hipertensi.  Tidak ada riwayat asma.  Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus.  Tidak ada riwayat operasi sebelumny a

Upload: dwi-r-mahardika-kuswara

Post on 17-Jul-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 1/24

 

1

IDENTITAS PASIEN

•  Nama Pasien : Ny. E. S

•  Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 20 November 1978

•  Umur : 33 tahun

•  Jenis Kelamin : Perempuan

•  Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

•  Alamat lengkap : KP. Tipar RT. 11/5 NO 17

Semper Barat, Jakarta Utara

•  Status : Menikah

•  Agama : Islam

•  MRS : 20 November 2011 Pukul

09.00 wib

ANAMNESIS

•  Keluhan utama

Keluar darah dari jalan lahir sejak ± 1 jam SMRS.

•  Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengaku hamil 28 minggu, keluar darah dari jalan lahir

berwarna merah segar, pada saat os sedang berjalan. tidak ada gumpalan darah,

darah yg keluar ± sebanyak 10 cc dan tidak disertai rasa nyeri, tidak ada riwayat

trauma sebelumnya, Mules (-), mual (-), muntah (-) disangkal, pusing (+). BAB

Lancar BAK lancar. Tidak pernah dilakukan pemeriksaan dalam sebelumnya.

  Riwayat Penyakit Dahulu / Operasi

  Tidak ada riwayat penyakit jantung.

  Tidak ada riwayat Hipertensi.

  Tidak ada riwayat asma.

  Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus.

  Tidak ada riwayat operasi sebelumnya

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 2/24

 

2

  Riwayat Penyakit Keluarga

  Tidak ada riwayat hipertensi di dalam keluarga.

  Tidak ada riwayat asma dalam keluarga.

  Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga,

  Riwayat Perkawinan

Perkawinan 1, masih kawin, lama kawin 6 tahun.

•  Riwayat Haid 

  Menarkhe : 13 tahun

  Siklus Haid : 28 hari, lama 5 hari,

Haid teratur, tidak nyeri.

HPHT : 7-April-2011

TP : 14-Januari-2012

•  Riwayat Persalinan

1. Oleh bidan, tahun 2006, aterm, spontan, laki laki, berat badan lahir 3000 gr,

sehat

2. Hamil ini

•  Riwayat ANC

Pasien rutin melakukan ANC pada bidan.

•  Riwayat Operasi

Pasien belum pernah operasi sebelumnya.

•  Riwayat Pengobatan

Pasien belum minum obat-obatan untuk mengurangi keluhan yang

dialami.

•  Riwayat Alergi

Pasien mengaku tidak mempunyai alergi apapun.•  Riwayat Psikososial

Pasien tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, jarang

berolahraga

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 3/24

 

3

PEMERIKSAAN FISIK

•  Keadaan Umum : Baik 

•  Kesadaran : Komposmentis

•  Tanda Vital :

 –  Tekanan darah : 120/80 mmHg.

 –  Nadi : 80 kali per menit.

 –  Pernapasan : 20 kali per menit.

 –  Suhu : 36,7oC.

•  Berat Badan : 36 kg

•  Tinggi Badan : 150 cm

•  Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak 

mudah rontok.

•  Mata :

  Mata kanan dan kiri tidak cekung.

  Konjungtiva mata kanan dan kiri tidak anemis.

  Sklera mata kanan dan kiri tidak ikterus.

  Refleks pupil positif pada mata kanan dan kiri.

•  Hidung : dalam batas normal.

•  Telinga : dalam batas normal.

•  Mulut : dalam batas normal.

•  Leher :

  Tidak ada pembesaran kelanjar getah bening.

  Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Paru-paru  Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris.

  Palpasi : Vokal fremitus sama pada bagian dada kanan dan kiri,

nyeri tekan negatif.

  Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.

  Auskultasi :Vesikular, ronkhi (negatif/negatif), wheezing

(negatif/negatif).

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 4/24

 

4

Jantung

  Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak.

  Palpasi :Iktus kordis teraba di inter costal space (ICS) 5

midklavikula sinistra.

  Perkusi :

  Batas jantung dekstra linea parasternalis dextra IV.

  Batas jantung sinistra linea midclavicularis sinistra V.

  Auskultasi : bunyi Jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan,

murmur negatif, gallop negatif.

Abdomen 

  Inspeksi : Cembung, stria (+), linea nigra (+).

  Palpasi : Nyeri tekan negatif.

  Perkusi : Timpani

  Auskultasi : peristaltik usus normal

Genitalia : pengeluaran darah dari jalan lahir

Ekstremitas

  Ekstremitas atas : refil capillary test (RCT) kurang dari 2 detik.

  Ekstremitas bawah : refil capillary test (RCT) kurang dari 2 detik, tidak 

ada udem pada kaki kanan dan kiri.

Status Obstetri

•  Abdomen : Cembung, membesar sesuai usia kehamilan

•  Inspeksi : Linea nigra (+), striae (+)

•  Palpasi :

 –  TFU : 29 cm

 –  L1 : Bokong –  L2 : Punggung kiri

 –  L3 : Kepala

 –  L4 : Belum masuk PAP

•  DJJ : 132 x/menit

Genitalia : pengeluaran darah dari jalan lahir

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 5/24

 

5

PEMERIKSAAN PENUNJANG

•  USG Abdomen

Tampak satu janin, letak kepala, Gravid 31 minggu, Plasenta

berinplantasi di Segmen Bawah Rahim kiri bawah.

Kesan : Plasenta Letak Rendah

•  Laboratorium

•  CTG

Resume

Pasien mengaku hamil 28 minggu, keluar darah dari jalan lahir berwarna

merah segar. tidak disertai rasa nyeri.

Status Obstetri

•  Abdomen : Cembung, membesar sesuai usia kehamilan

•  Inspeksi : Linea nigra (+), striae (+)

•  Palpasi :

 –  L1 : Bokong, TFU: 29 cm

 –  L2 : Punggung kiri

 –  L3 : Kepala

 –  L4 : Belum masuk PAP

•  DJJ : 132 x/menit

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 6/24

 

6

•  Genitalia : Pengeluaran darah dari jalan lahir

USG Abdomen

Tampak satu janin, letak kepala, Gravid 31 minggu, Plasenta

berinplantasi di Segmen Bawah Rahim kiri bawah.

Kesan : Plasenta Letak Rendah

Diagnosis

Ibu : G2P1001 Gravid 31 Minggu HAP e.c Plasenta letak rendah

Bayi : Tunggal, Intrauterin, Hidup, DJJ 132x/menit.

Rencana Penanganan

•  Istirahat baring

•  Infus D 5% dan elektrolit

•  Tokolitik untuk mencegah adanya kontraksi uterus

•  Betamethasone 2 x 12 mg i.m dalam 24 jam

Follow up

21-11-2011

S : Perdarahan dari jalan lahir berkurang, pusing (+), mual, muntah disangkal,

mules (-), nyeri pada daerah abdomen disangkal Belum BAB, BAK lancar

O: Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : CM

TD: 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 20x/menit

Suhu: 36,7 c

Konjugtiva tidak anemis

RCT < 2detik 

Akral HangatA: G2P1001 Gravid 31 minggu HAP e.c Plasenta Letak Rendah

Bayi tunggal, intrauterine, hidup.

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 7/24

 

7

22-11-2011

S: Perdarahan dari jalan lahir (-) pusing (-), Mual muntah disangkal, BAB Lancar,

BAK lancar

O: Keadaan Umum ; Baik Kesadaran : CM

TD :110/70 mmHg

Nadi : 84x/menit

RR: 20x/menit

Suhu: 36,5 c

Konjungtiva tidak anemis

RCT < 2 detik, Akra hangat

A: G2P1001 Gravid 31 minggu dengan Plasenta Letak Rendah

Bayi tunggal, intrauterine, Hidup.

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 8/24

 

8

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi dan Klasifikasi

Plasenta previa adalah suatu kelainan dimana plasenta berimplantasi

pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding

depan, dinding belakang rahim, atau di daerah fundus uteri (Ohio State

University, 2003).

Gambar 1. Implantasi Normal Plasenta 

Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik 

melainkan fisiologik. Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap waktu.

Umpamanya, plasenta previa total pada pembukaan 4 cm mungkin akan

berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8 cm. Plasenta previa dapat

diklasifikasikan sebagai berikut (Hanafiah, 2004) :

a.  Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4-5 cm :

1.  Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm

teraba plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.

2.  Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian

pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :

  Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea

bagian belakang.

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 9/24

 

9

  Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea

bagian depan.

3.  Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir

ostea yang ditutupi plasenta.

b. Menurut Cunningham (2007) :

1.  Plasenta previa totalis, yaitu seluruh ostium uteri internum tertutupi

oleh plasenta

2.  Plasenta previa parsialis, yaitu sebagian ostium uteri internum

tertutupi oleh plasenta

3.  Plasenta previa marginalis, yaitu bila pinggir plasenta tepat berada

di pinggir ostium uteri internum

4.   Low-laying placenta (Plasenta letak rendah), yaitu tepi plasenta

terletak pada 3-4 cm dari tepi ostium uteri internum

Gambar 2. Klasifikasi plasenta previa. A. Implantasi plasenta yang normal

B. Low-laying placenta (Plasenta letak rendah) C. Plasenta previaparsialis D. Plasenta previa totalis

3.2 Epidemiologi

A B C D

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 10/24

 

10

Plasenta previa terjadi sekitar 1 dalam 200 kelahiran, tetapi hanya 20%

termasuk dalam plasenta previa totalis. Insiden meningkat 20 kali pada grande

multipara. Dari seluruh kasus perdarahan antepartum, plasenta previa

merupakan penyebab yang terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian

perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan lebih

dahulu (Miller, 2009). 

3.3 Etiologi

Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang

endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau

kurang baiknya vaskularisasi desidua. Keadaan ini bisa ditemukan pada :

1.  Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek 

2.  Mioma uteri

3.  kuretase yang berulang

4.  Umur lanjut

5.  Bekas seksio sesarea

6.  Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau

pemakai kokain. Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida

akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama

pada perokok berat (lebih dari 20 batang sehari). (Martaadisoebrata,

2005).

Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus

tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yangtumbuh meluas akan mendekati atau menutupi ostium uteri internum.

Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat

implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium uteri

internum (Martaadisoebrata, 2005).

Ketika plasenta harus tumbuh membesar untuk mengkompensasi

penurunan fungsinya (penurunan untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 11/24

 

11

lain), ada kemungkinan untuk pertumbuhan plasenta previa. Beberapa contoh

situasi yang membutuhkan fungsi plasenta yang besar dan hasil peningkatan

dari resiko plasenta previa termasuk kehamilan multiple, merokok, dan hidup

di dataran tinggi. Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar

dan yang luas, seperti pada eritoblastosis, diabetes melitus atau kehamilan

multipel (Stoppler, 2005).

Menurut Sarwono (2005), plasenta previa tidak selalu terjadi pada

penderita dengan paritas yang tinggi akibat vaskularisasi yang berkurang atau

terjadinya atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau. Plasenta yang

letaknya normal dapat memperluas permukaannya sehingga menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri internum, seperti pada kehamilan kembar.

Plasenta previa berhubungan dengan paritas dan umur penderita. Hal ini dapat

dilihat pada tabel dan grafik 1 tentang hubungan plasenta previa dengan umur

ibu dan paritasnya (Wiknjosastro, 2005).

Tabel 1. Hubungan frekuensi plasenta previa dengan umur ibu dan paritasnya di

RS Dr. Cipto Managunkusumo Jakarta tahun 1971-1975

UMURPRIMIGRAVIDA

(%)

MULTIGRAVIDA

(%)

15-19 1,7 1,6

20-24 2,3 6,9

25-29 2,9 7,9

30-34 1,7 9,7

>35 5,6 9,5

JUMLAH 2,2 7,7

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 12/24

 

12

Grafik 1. Insiden plasenta previa dan solusio plasenta di Parkland Hospital

dari tahun1988 sampai 1999

3.4 Patofisiologi

Menurut DeCherney dan Nathan (2003), perdarahan pada plasenta

previa mungkin berhubungan dengan beberapa mekanisme sebagai berikut :

a.  Pelepasan plasenta dari tempat implantasi selama pembentukan

segmen bawah rahim atau selama terjadi pembukaan ostium uteri

internum atau sebagai akibat dari manipulasi intravagina (Vaginal

Touchae)

b.  Infeksi pada plasenta (Plasentitis)

c.  Ruptur vena desidua basalis

3.5 Gejala klinik

1. Perdarahan tanpa nyeri

Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak 

terbangun. Baru waktu ia bangun, ia merasa bahwa kainnya basah.Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah bulan

ketujuh dan perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang

tidak berbeda dari abortus (Martaadisoebrata, 2005).

Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara

plasenta dan dinding rahim. Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada

dinding rahim karena isi rahim lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri.

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 13/24

 

13

Akibatnya ismus uteri tertarik menjadi bagian dinding korpus uteri yang

disebut segmen bawah rahim (Martaadisoebrata, 2005).

Pada plasenta previa, perdarahan tidak mungkin terjadi tanpa

pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung

pada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada istmus uteri.

Dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk menimbulkan perdarahan.

Sementara dalam persalinan, his pembukaan menyebabkan perdarahan

karena bagian plasenta di atas atau dekat ostium akan terlepas dari

dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya

plasenta dari dasarnya (Martaadisoebrata, 2005).

Pada plasenta previa, perdarahan bersifat berulang-ulang karena

setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim, regangan

dinding rahim dan tarikan pada serviks berkurang. Namun, dengan

majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan

perdarahan baru (Martaadisoebrata, 2005).

Darah yang keluar terutama berasal dari ibu, yakni dari ruangan

intervilosa. Akan tetapi dapat juga berasal dari anak jika jonjot terputus

atau pembuluh darah plasenta yang lebih besar terbuka (Martaadisoebrata,

2005).

2. Bagian terendah anak masih tinggi karena plasenta terletak pada kutub

bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas

panggul (Martaadisoebrata, 2005).

3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta

previa lebih sering disertai kelainan letak (Martaadisoebrata, 2005).

4. Perdarahan pasca persalinan

Pada plasenta previa mungkin sekali terjadi perdarahan

pascapersalinan karena kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 14/24

 

14

dinding rahim (plasenta akreta), daerah perlekatan luas dan kontraksi

segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme penutupan pembuluh

darah pada insersi plasenta tidak baik.

5. Infeksi nifas

Selain itu, kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta

lebih dekat pada ostium dan merupakan   port d’ entree yang mudah

tercapai. Lagi pula, pasien biasanya anemia karena perdarahan sehingga

daya tahannya lemah.

3.6 Diagnosa

Diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta

pemeriksaan penunjang (Wiknjosastro, 2005) :

  Anamnesa yang sesuai dengan gajala klinis, yaitu terjadi perdarahan

spontan dan berulang melalui jalan lahir tanpa ada rasa nyeri.

  Pemeriksaan fisik :

  Inspeksi : Terlihat perdarahan pervaginam berwarna merah segar.

  Palpasi abdomen : Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri

masih rendah; Sering disertai kesalahaan letak janin; Bagian bawah

 janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih dapat

digoyang atau terapung; Bila pemeriksa sudah cukup pengalaman

dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim, terutama

pada ibu yang kurus.

  Inspekulo : Dengan pemeriksaan inspekulo dengan hati-hati dapat

diketahui asal perdarahan, apakah dari dalam uterus, vagina, varises

yang pecah atau lain-lain.  Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan di meja operasi (PDMO / 

Pemeriksaan Dalam di Meja Operasi) karena dengan pemeriksaan

dalam, akan menyebabkan perdarahan pervaginam yang lebih deras.

  Pemeriksaan penunjang :

  Plasenta previa hampir selalu dapat didiagnosa dengan menggunakan

USG abdomen, yang 95% dapat dilakukan tiap saat.

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 15/24

 

15

3.7 Diagnosa Banding (Hanafiah, 2004) 

Gejala dan tanda Faktor

predisposisi

Penyulit lain Diagnosis

* Perdarahan tanpa nyeri,

usia gestasi >22 minggu

* Darah segar atau

kehitaman dengan

bekuan

*Perdarahan dapat terjadi

setelah miksi atau

defekasi, aktivitas fisik,

kontraksi braxton hicks

atau koitus

* multipara

* mioma uteri

* usia lanjut

*kuretase

berulang

* bekas SC

* merokok 

* Syok 

* perdarahan setelah

koitus

* Tidak ada

kontraksi uterus

* Bagian terendah

  janin tidak masuk 

PAP

*Bisa terjadi gawat

 janin

Plasenta

previa

* Perdarahan dengan

nyeri intermitten atau

menetap

* Warna darah

kehitaman dan cair, tapi

mungkin ada bekuan jika

solusio relatif baru

* Jika ostium terbuka,

terjadi perdarahan

berwarna merah segar.

* Hipertensi

* versi luar

*Trauma

abdomen

* Polihidramnion

* gemelli

* defisiensi gizi

* Syok yang tidak 

sesuai dengan

  jumlah darah

(tersembunyi)

* anemia berat

* Melemah atau

hilangnya denyut

 jantung janin

* gawat janin atau

hilangnya denyut

 jantung janin

* Uterus tegang dan

nyeri

Solusio

plasenta

* Perdarahan

intraabdominal dan/atau

vaginal

* Riwayat seksio

sesarea

*Partus lama

*Syok atau

takikardia

*Adanya cairan

Ruptur

uteri

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 16/24

 

16

* Nyeri hebat sebelum

perdarahan dan syok, yg

kemudian hilang setelah

terjadi regangan hebat

pada perut bawah

(kondisi ini tidak khas)

atau kasep

*Disproporsi

kepala

 /fetopelvik 

*Kelainan

letak/presentasi

*Persalinan

traumatik 

bebas

intraabdominal

*Hilangnya gerak 

atau denyut jantung

 janin

*Bentuk uterus

abnormal atau

konturnya tidak 

 jelas.

* Nyeri raba/tekan

dinding perut dan

bagian2 janin mudah

dipalpasi

*Perdarahan berwarna

merah segar.

* Uji pembekuan darah

tidak menunjukkan

adanya bekuan darah

setelah 7 menit

* Rendahnya faktor

pembekuan darah,

fibrinogen, trombosit,

fragmentasi sel darah

* solusio

plasenta

* janin mati

dalam rahim

* eklamsia

* emboli air

ketuban

* perdarahan gusi

* gambaran memar

bawah kulit

* perdarahan dari

tempat suntikan

 jarum infus

Gangguan

pembekuan

darah

3.8 Penanganan 

Setiap ibu hamil dengan perdarahan antepartum harus segera dirujuk ke

rumah sakit yang memiliki fasilitas transfusi darah dan operasi, tanpa

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 17/24

 

17

dilakukan pemeriksaan dalam terlebih dahulu. Perdarahan yang pertama kali

  jarang mengakibatkan kematian dengan syarat tidak dilakukan pemeriksaan

dalam sebelumnya, sehingga masih cukup waktu untuk mengirimkan

penderita ke rumah sakit. Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahan

yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian

infus atau tranfusi darah (Hanafiah, 2005).

Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :

  Keadaan umum pasien, kadar Hb

  Jumlah perdarahan yang terjadi

  Umur kehamilan/taksiran BB janin

  Jenis placenta previa

  Paritas dan kemajuan persalinan (Hanafiah, 2004)

Penanganan pasien dengan plasenta previa ada 2 macam, yaitu:

1.  Penanganan Pasif / Ekspektatif 

Dahulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa

harus segera diakhiri untuk menghindarkan perdarahan yang fatal. Namun

sekarang ternyata terapi ekspektatif dapat dibenarkan dengan alasan

sebagai berikut:

o  Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang fatal

o  Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas

Kriteria penanganan ekspektatif:

o  Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

Perdarahan sedikito  Belum ada tanda-tanda persalinan

o  Keadaan umum baik, kadar Hb 8 % atau lebih

Perdarahan pada plasenta previa pertama kali terjadi biasanya

sebelum paru-paru janin matur sehingga penanganan pasif ditujukan untuk 

meningkatkan survival rate dari janin. Langkah awal adalah transfusi

untuk mengganti kehilangan darah dan penggunaan agen tokolitik untuk 

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 18/24

 

18

mencegah persalinan prematur sampai usia kehamilan 36 minggu. Sesudah

usia kehamilan 36 minggu, penambahan maturasi paru-paru janin

dipertimbangkan dengan beratnya resiko perdarahan mayor. Kemungkinan

terjadi perdarahan berulang yang dapat mengakibatkan IUGR harus

dipertimbangkan. Sekitar 75% kasus plasenta previa diterminasi pada

umur kehamilan 36-38 minggu (Hanafi, 2005).

Dalam memilih waktu yang optimum untuk persalinan, dilakukan

tes maturasi janin meliputi penilaian surfaktan cairan amnion dan

pengukuran pertumbuhan janin dengan USG. Penderita dengan umur

kehamilan antara 24-34 minggu diberikan preparat tunggal betamethason

(12 mg im 2x1) untuk meningkatkan maturasi paru janin. Berdasarkan data

evidence based medicine didapatkan pemakaian preparat ganda steroid

sebelum persalinan meningkatkan efek samping yang berbahaya bagi ibu

dan bayi (Hanafi, 2005).

Pada terapi ekspektatif, pasien dirawat di rumah sakit sampai berat

anak ± 2500 gr atau kehamilan sudah sampai 37 minggu. Selama terapi

ekspektatif diusahakan untuk menentukan lokasi plasenta dengan

pemeriksaan USG dan memperbaiki keadaan umum ibu. Penderita

plasenta previa juga harus diberikan antibiotik mengingat kemungkinan

terjadinya infeksi yang besar disebabkan oleh perdarahan dan tindakan-

tindakan intrauterin. Setelah kondisi stabil dan terkontrol, penderita

diperbolehkan pulang dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika

terjadi perdarahan ulang (Nathan, 2003).

2. Penanganan aktif / terminasi kehamilanTerminasi kehamilan dilakukan jika janin yang dikandung telah

matur, IUFD atau terdapat anomali dan kelainan lain yang dapat

mengurangi kelangsungan hidupnya, pada perdarahan aktif dan banyak.

Kriteria penanganan aktif/terminasi kehamilan:

o  Umur kehamilan 37 ≥ minggu, BB janin ≥ 2500 gram

o  Perdarahan banyak 500 cc atau lebih

o  Ada tanda-tanda persalinan

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 19/24

 

19

o  Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr % (Hanafi,

2005)

Jenis persalinan apa yang kita pilih untuk penanganan plasenta

previa dan kapan melaksanakannya bergantung pada faktor-faktor sebagai

berikut :

o  Perdarahan banyak atau sedikit

o  Keadaan ibu dan anak 

o  Besarnya pembukaan

o  Tingkat plasenta previa

o  Paritas

Ada 2 pilihan cara persalinan, yaitu persalinan pervaginam dan

seksio sesarea. Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian terbawah

  janin menekan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan

berlangsung, sehingga perdarahan berhenti. Seksio sesarea bertujuan

mengangkat sumber perdarahan, memberikan kesempatan pada uterus

untuk berkontraksi menghentikan perdarahannya, dan menghindari

perlukaan servik dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilakukan

persalinan pervaginam (Wiknjosastro, 2005).

Persalinan per vaginam dapat berupa :

  Pemecahan ketuban

  Versi Braxton Hicks

 Cunam Willet-Gauss

Pemecahan selaput ketuban merupakan cara pilihan untuk 

melangsungkan persalinan pervaginam, karena (1) bagian terbawah janin

akan menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah; dan (2) bagian

plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti regangan segmen bawah

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 20/24

 

20

uterus, sehingga pelepasan plasenta dari segmen bawah uterus lebih lanjut

dapat dihindarkan (Wiknjosastro,2005).

Apabila pemecahan selaput ketuban tidak berhasil menghentikan

perdarahan, maka dapat dilakukan pemasangan cunam Willet dan versi

Braxton-Hicks. Dalam dunia kebidanan kedua cara ini telah ditinggalkan

karena seksio sesaria dinilai lebih aman bagi ibu dan janin. Akan tetapi

pada keadaan darurat cara ini masih dilakukan sebagai pertolongan

pertama untuk mengatasi perdarahan yang banyak atau apabila seksio

sesaria tidak mungkin dilakukan (Wiknjosastro, 2005).

Cara ini mungkin dapat menolong ibu dengan menghentikan

perdarahan, tetapi tidak selalu menolong janinnya. Tekanan yang

ditimbulkan terus menerus pada plasenta dapat mengurangi sirkulasi darah

uteroplasenta, sehingga mengakibatkan anoksia sampai kematian janin.

Oleh karena itu, cara ini biasanya dilakukan pada janin yang telah mati,

  janin yang prognosis untuk hidup di luar uterus kurang baik, atau pada

multipara yang persalinannya lebih lancar sehingga tekanan pada plasenta

tidak terlalu lama (Nathan, 2003).

Di rumah sakit yang lengkap, seksio sesarea merupakan cara

persalinan terpilih. Di rumah sakit dr. Cipto Mangunkusumo antara tahun

1971-1975, seksio sesarea dilakukan pada kira-kira 90% dari semua kasus

plasenta previa. Gawat janin bukan merupakan kontraindikasi dilakukan

seksio sesarea demi keselamatan ibu. Akan tetapi, gawat ibu mungkin

terpaksa menunda seksio sesarea sampai keadaannya dapat diperbaiki

misalnya penanganan syok hipovolemik dengan resusitasi cairan intravena

dan darah (Nathan, 2003).

Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio

sesarea. Plasenta previa parsialis pada primigravida sangat cenderung

untuk seksio sesarea. Perdarahan banyak dan berulang merupakan indikasi

mutlak seksio sesarea karena perdarahan itu biasanya disebabkan oleh

plasenta previa yang lebih tinggi derajatnya dari pada yang ditemukan

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 21/24

 

21

pada pemeriksaan dalam, atau vaskularisasi yang hebat pada servik dan

segmen bawah uterus. Multigravida dengan plasenta letak rendah, plasenta

previa marginalis atau plasenta previa parsialis pada pembukaan lebih dari

5 cm dapat ditanggulangi dengan pemecahan selaput ketuban. Tetapi jika

dengan pemecahan selaput ketuban tidak mengurangi perdarahan yang

timbul, maka seksio sesaria harus dilakukan (Hanafiah, 2004).

Pada kasus yang terbengkalai dengan anemia berat karena

perdarahan atau infeksi intrauteri, baik persalinan pervaginam maupun

seksio sesaria sama-sama tidak aman bagi ibu dan janin. Akan tetapi

dengan bantuan transfusi darah dan antibiotik yang adekuat, seksio sesaria

masih lebih aman dibanding persalinan pervaginam untuk semua kasus

plasenta previa totalis dan kebanyakan kasus plasenta previa parsialis.

Seksio sesaria pada multigravida yang telah mempunyai anak hidup cukup

banyak dapat dipertimbangkan dilanjutkan dengan histerektomi untuk 

menghindari terjadinya perdarahan postpartum yang sangat mungkin akan

terjadi, atau sekurang-kurangnya dipertimbangkan dilanjutkan dengan

sterilisasi untuk menghindari kehamilan berikutnya (Hanafiah 2004).

Persiapan untuk resusitasi janin perlu dilakukan. Kemungkinan

kehilangan darah harus dimonitor sesudah plasenta disayat. Penurunan

hemoglobin 12 mg/dl dalam 3 jam atau sampai 10 mg/dl dalam 24 jam

membutuhkan transfusi segera. Komplikasi post operasi yang paling sering

dijumpai adalah infeksi masa nifas dan anemia (Nathan, 2003).

Tindakan seksio sesarea pada plasenta previa, selain dapat

mengurangi kematian bayi, terutama juga dilakukan untuk kepentingan

ibu. Oleh karena itu, seksio sesarea juga dilakukan pada plasenta previawalaupun anak sudah mati (Nathan, 2003).

3.9 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan plasenta previa,

adalah:

1.  Perdarahan antepartum

2.  Perdarahan post partum

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 22/24

 

22

3.  Hipovolemik 

4.  Infeksi

5.  Abortus

6.  Prolaps plasenta

7.  Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu

dibersihkan dengan kerokan

8.  Robekan jalan lahir

9.  Bayi prematur atau lahir mati (Peedicayil,1992) 

3.10 Prognosis

Dengan penanggulangan yang tepat kematian ibu karena plasenta previa

seharusnya dapat ditanggulangi. Sejak dilakukan penanganan pasif pada tahun

1945, kematian perinatal berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian,

hingga kini kematian perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang

peranan utama. Dengan persalinan seksio sesarea, fasilitas transfusi darah, dan

metode anestesi yang benar kematian ibu dapat diturunkan sampai kurang dari

1%. Sedang kematian perinatal yang dihubungkan dengan plasenta previa sekitar

10% (Peedicayil, 1992).

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 23/24

 

23

KESMPULAN

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan berumur di

atas 22 minggu. Terdapat beberapa penyebab perdarahan antepartum seperti

plasenta previa, sulosio plasenta/ plasental abruption, ruptura uteri. Berdasarkan

gejala-gejala pada kasus di atas terjadi perdarahan antepartum kemungkinan di

karenakan plasenta previa.

Plasenta previa adalah implantasi plasenta di sekitar osteum uteri internum

yang dapat berakibat perdarahan pada kehamilan di atas 22 minggu.1

Plasenta

previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30

tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan

tunggal. Uterus bercacat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa

Rumah Sakit Umum pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7 % sampai

dengan 2,9 %. Di negara maju insidennya lebih rendah yaitu kurang dari 1 %

mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi. 

Plasenta previa memiliki gejala dan tanda utama yaitu perdarahan tanpa

nyeri dengan usia gestasi di atas 22 minggu, darah segar atau kehitaman dengan

bekuan, perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik,

kontraksi Braxton Hicks, trauma atau koitus. Faktor predisposisi adalah grande

multipara. Penyulit lainnya umumnya tidak ada nyeri, bagian terendah janin tidak 

masuk pintu atas panggul (gangguan akomodasi), dan gawat janin. 

Untuk mendiagnosis secara pasti diperlukan anamnesis yang lebih

lengkap, dan juga perlu dilakukan pemeriksaan fisik, laboratoriun, dan radiologi

lebih mendalam lagi. 

DAFTAR PUSTAKA

5/14/2018 LAPKAS PLASENTA PREVIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-plasenta-previa 24/24

 

24

Cunningham, F. Gary; Gant, Norman F; Leveno Md. 2001. Williams Obstetrics.

21st Ed. McGraw-Hill Professional

Perdarahan Ante Partum, dr.Bambang Widjanarko, Sp.OG. Diunduh dari

www.reproduksiumj.blogspot.com

Plasenta Previa, dr.Bambang Widjanarko, Sp.OG. Diunduh dari

www.reproduksiumj.blogspot.com

Bagian Obstetri & Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara/R.S

Dr. Pringadi Medan, Pedoman Diagnosis dan Therapi Obstetri-Ginekologi

R.S. Dr. Pringadi Medan, 1993, halo 6-10,