laparotomi pada hewan

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia medis veteriner saat ini telah banyak mengalami perkembangan. Hal ini dapat diketahui dari semakin meningkatnya kasus-kasus pada hewan kesayangan yang sampai di meja operasi. Tindakan bedah tersebut diantaranya dilakukan di daerrah abdomen. Jenis-jenis tindakan bedah yang sering dilakukan diantaranya adalah laparotomi, cystotomi, histerektomi, ovarihisterektomi, kastrasi, caudektomi, enterektomi dan lain sebagainya. Salah satu jenis tindakan bedah yang paling sering dilakukan adalah laparotomi, yaitu  penyayatan pada dinding abdomen atau lapisan peritonial. Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berarti perut atau abdomen sedangkan tomi  berarti penyayatan. Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan  paramedianus. Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai denganfungsi, organ target yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi.Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengandaerah orientasi pada  bagian abdominal ventral tepatnya di linea alba.Selain laparotomi, cystotomi, histerektomi, ovarihisterektomi, kastrasi,caudektomi dan enterektomiiliki orientasi bedah yang sama yakni daerah abdomen dan memiliki resiko yang sama yakni hernia. Pemilihan posisi penyayatan laparotomi ini didasarkan kepada organ target yang dituju. Hal ini untuk menegakkan diagnosa berbagai kasus yang terletak di rongga abdomen. Keuntungan penggunaan teknik laparotomi sentral adalah tempat penyayatan mudah ditemukan karena adanya garis putih (linea alba) sebagai penanda,sedikit terjadi .perdarahan dan di daerah tersebut sedikit mengandung syaraf. Adapun kerugian yang dapat terjadi dalam  penggunaan metode ini adalah mudah terjadi hernia jika proses penjahitan atau penangan post operasi kurang baik dan persembuhan yang relatif lama. 1.2 Tujuan Dalam praktikum kali ini, laparotomi bertujuan untuk menemukan letak anatomis organ-organ yang ada di dalam rongga abdomen secara langsung dan sekaligus dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa serta mengasah kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan bedah laparotomi.

Upload: irina-natalena-osanti

Post on 15-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laparatomi pada hewan

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    1/10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangDunia medis veteriner saat ini telah banyak mengalami perkembangan. Hal ini dapat

    diketahui dari semakin meningkatnya kasus-kasus pada hewan kesayangan yang sampai di

    meja operasi. Tindakan bedah tersebut diantaranya dilakukan di daerrah abdomen. Jenis-jenis

    tindakan bedah yang sering dilakukan diantaranya adalah laparotomi, cystotomi, histerektomi,

    ovarihisterektomi, kastrasi, caudektomi, enterektomi dan lain sebagainya.

    Salah satu jenis tindakan bedah yang paling sering dilakukan adalah laparotomi, yaitu

    penyayatan pada dinding abdomen atau lapisan peritonial. Laparotomi berasal dari dua kata

    terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berarti perut atau abdomen sedangkan tomi

    berarti penyayatan. Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan

    paramedianus. Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai denganfungsi,

    organ target yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi.Umumnya pada hewan

    kecil laparotomi yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengandaerah orientasi pada

    bagian abdominal ventral tepatnya di linea alba.Selain laparotomi, cystotomi, histerektomi,

    ovarihisterektomi, kastrasi,caudektomi dan enterektomiiliki orientasi bedah yang sama yakni

    daerah abdomen dan memiliki resiko yang sama yakni hernia. Pemilihan posisi penyayatan

    laparotomi ini didasarkan kepada organ target yang dituju. Hal ini untuk menegakkan

    diagnosa berbagai kasus yang terletak di rongga abdomen.

    Keuntungan penggunaan teknik laparotomi sentral adalah tempat penyayatan mudah

    ditemukan karena adanya garis putih (linea alba) sebagai penanda,sedikit terjadi .perdarahan

    dan di daerah tersebut sedikit mengandung syaraf. Adapun kerugian yang dapat terjadi dalam

    penggunaan metode ini adalah mudah terjadi hernia jika proses penjahitan atau penangan post

    operasi kurang baik dan persembuhan yang relatif lama.

    1.2 TujuanDalam praktikum kali ini, laparotomi bertujuan untuk menemukan letak anatomis

    organ-organ yang ada di dalam rongga abdomen secara langsung dan sekaligus dapat

    digunakan untuk menegakkan diagnosa serta mengasah kemampuan mahasiswa dalam

    melaksanakan bedah laparotomi.

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    2/10

    BAB II

    ISI

    2.1 AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah towel clamp, pinset anatomis dan

    sirurgis, gagang skalpel dan blade, gunting, arteri clam,arteri clam lurus anatomis, arteri clam

    bengkok anatomis, arteri clam lurus sirurgis, needle holder,tampon,jarum, benang cat gut,

    benang silk, silet, syringe, alat cukur,

    2.2 AnestesiTujuan utama dari pemberian obat premedikasi adalah untuk memberikan sedasi psikis,

    mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress mental atau factor-faktor lain yang

    berkaitan dengan tindakan anestesi yang spesifik. Hasil akhir yang diharapkan dari pemberian

    premedikasi adalah terjadinya sedasi dari pasien tanpa disertai depresi dari pernapasan dansirkulasi. Kebutuhan premedikasi bagi masing-masing pasien dapat berbeda. Rasa takut dan

    nyeri harus diperhatikan betul pada pra bedah. Pemelihan obat premedikasi bergantung pada

    umur, kondisi dan temperemen hewan, ada atau tidak adanya rasa nyeri, teknik anestesi yang

    dipakai, adanya antisipasi komplikasi, kondisi-kondisi khusus seperti adanya fetus pada

    gravid. Waktu adalah yang penting dalam pemberian premedikasi dimana waktu tepat dalam

    pemberian premedikasi akan menghasilkan manfaat yang besar. Secara umum waktu

    pemberian secara oral adalah 60-90 menit sebelum pembedahan, bila diberikan intramuskular

    dapat diberikan 30-60 menit sebelum pembedahan dan jika diberikan secara intravena dapat

    diberikan 1-5 menit sebelum pembedahan. Sesuai dengan tujuannya, maka obat-obat yang

    dapat digunakan sebagai obat premedikasi dapat digolongkan seperti dibawah ini

    Golongan Obat Contoh

    Barbiturate Luminal

    Narkotik Petidin

    Morfin

    Benzodiazepine Diazepam

    Midazolam

    Antihistamin Prometazine

    Antasida Gelusil

    Anticholinergik Atropine

    H2 receptor antagonis Cimetidin

    Premedikasi yang sering digunakan adalah golongan obat antikolinergik yaitu atropine

    sulfat. Termasuk golongan antikolinergik yang bekerja pada reseptor

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    3/10

    muskarinik (antimuskarinik), menghambat transmisi asetilkolin yang dipersyarafi oleh

    serabut pascaganglioner kolinergik. Pada ganglion otonom dan otot rangka serta pada tempat

    asetilkolin. Penghambatan oleh atropine hanya terjadi pada dosis sangat besar. Pada dosis

    kecil (sekitar 0,25mg) atropine hanya menekan sekresi air liur, mucus, bronkus dan keringat.

    Sedangkan dilatasi pupil, gangguan akomodasi dan penghambatan N. Vagus terhadap jantung

    baru terlihat padadosis lebih besar. Dosis yang lebih besar lagi diperlukan untuk menghambat

    peristaltic usus dansekresi asam lambung.

    Pemilihan obat anestesi yang tepat dan cara pemberian yang benar akan meminimalkan

    efek samping yang tidak diinginkan terhadap sistem tubuh, khususnya pada sistem

    kardiovaskuler, sistem respirasi dan temperatur tubuh. Hal ini disebabkan hamper semua jenis

    obat anestesi menimbulkan efek samping terhadap sistem kardiovaskuler, system respirasi dan

    temperatur tubuh. Ketamin merupakan jenis obat anestesi yang dapat digunakan pada hampirsemua jenis hewan. Ketamin dapat menimbulkan efek yang membahayakan, yaitu takikardia,

    hipersalivasi, meningkatkan ketegangan otot, nyeri pada tempat penyuntikan, dan bila

    berlebihan dosis akanmenyebabkan pemulihan berjalan lamban dan bahkan membahanyakan.

    Efek samping yang tidak diharapkan dari suatu pembiusan itu dapat diatasi dengan

    mengkombinasikan obat-obatan dan mengambil kelebihan masing-masing sifat yang.

    Kombinasi yang paling sering digunakan untuk ketamin adalah xylazine. Kedua obat

    ini merupakan agen kombinasi yang saling melengkapi antara efek analgesik dan relaksasi

    otot, ketamin memberikan efek analgesik sedangkan xylazine menyebabkan relaksasi otot

    yang baik. Penggunaan xylazine dapat mengurangi sekresi saliva dan peningkatan tekanan

    darah yang diakibatkan oleh penggunaan ketamine. Penggunaan kombinasi ketaminx-ylazine

    sebagai anestesi umum juga mempunyai banyak keuntungan, antara lain : mudah dalam

    pemberian, ekonomis, induksinya cepat begitu pula dengan pemulihannya, mempunyai

    pengaruh relaksasi yang baik dan jarang menimbulkan komplikasi klinis. Ketamin-xylazin

    mempunyai sifat kerja yang berbeda terhadap sistim saraf otonom. Ketamin merupakan obat

    yang bersifat simpatomimetik yang bekerja menghambat saraf parasimpatis pada sistim saraf

    pusat dengan neurotransmitter noradrenalin sehingga akan menimbulkan dilatasi pupil,

    dilatasi bronkiolus dan vasokonstriksi pembuluh darah. Xylazin merupakan obat

    parasimpatomimetik yang bekerja menghambat saraf simpatis dengan reseptor muskarinik.

    Reseptor muskarinik xylazin akan menekan sistim saraf pusat, sehingga menimbulkan efek

    sedatif hipnotik. Perhitungan dosis obat untuk premedikasi dan anestesi :

    Jumlah permberian obat = Berat badan x dosis a likasiKandun an sediaan

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    4/10

    2.3 ProsedurPada dasarnya dalam pelaksanaan operasi pada hewan jugs diperlukan suatu usaha

    yang dapat melindungi luka dari kontaminasi dan infeksi bakteri sebagaimana manusia.

    Sumber kontaminasi bakteri dapat berasal dari pasien, lingkungan (udara, ruang dan fasilitas

    yang tersedia untuk keperluan operasi), bahan dan alat-alat operasi, serta anggota team

    operasi. Untuk melindungi dan atau untuk mencegah agar luka tidak terkontaminasi atau

    terinfeksi bakteri sehingga luka operasi yang dibuat diharapkan dapat mengalami kesembuhan

    primer, diperlukan usaha yang dapat menghalangi masuknya organisme pengganggu antara

    lain dengan cara melakukan operasi di dalam operasi yang memadai, sterilitas peralatan,

    bahan dan perlengkapan operasi, persiapan operator, pembantu operator dan orang-orang

    yang terlibat dalam pelaksanaan operasi, serta pasien sesuai dengan prosedur yang aseptik.

    Ruang yang digunakan untuk operasi harus terang, berdinding, lantai dan langit-langityang bersih, sirkulasi udara minimal, dan jendela yang selalu tetap tertutup. Ruang operasi

    hanya difungsikan sebagai tempat operasi, tidak menjadi tempat lalu lalang dan orang yang

    tidak terlibat dalam pelaksanaan operasi tidak diperbolehkan memasuki ruang operasi. Ruang

    operasi sebaiknya terletak berdekatan dengan ruang pencukuran pasien.

    Persiapan serta prosedur yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan laparotomi adalah

    1. Sterilisasi Peralatan OperasiSemua alat dan bahan yang akan digunakan untuk keperluan operasi harus

    disterilkan. Beberapa metode untuk sterilisasi alat dan bahan operasi yang biasa

    dilakukan adalah dengan energi radiasi, panas, kimia dan gas. Masing-masing metode

    sterilisasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu biasanya

    digunakan lebih dari satu metode sterilisasi.

    Sterilisasi dengan panas (dry heat atau moist heat) merupakan metode

    sterilisasi yang paling umum digunakan. Metode sterilisasi dry heat (baking, flaming)

    biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam (gunting, pisau, dll.), karena

    tidak menyebabkan tumpulnya alat-alat tersebut. Adapun metode sterilisasi moist heat

    (autoclaving, tekanan uap) digunakan untuk mensterilkan semua bahan dan alat

    operasi kecuali alat tajam. Untuk sterilisasi alat dan bahan operasi diperlukan tekanan

    20 pound, suhu 1210 C selama 30 '. Sedangkan untuk sterilisasi sarung tangan (agar

    tidak rapuh) hanya diperiukan tekanan 15 pound, suhu 1210 C selama 15'. Sterilisasi

    dengan autoclaving paling banyak digunakan karena mempunyai daya penetrasi lebih

    dalam, bersifat bakterisid dan lebih ekonomis, namun kekurangan sterilisasi denganautoclaving adalah dapat menyebabkan tumpulnya alat tajam, menghanguskan bahan

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    5/10

    dan kain, bahan dan alat yang dipak dapat menjadi basah, dan tidak dapat digunakan

    untuk mensterilkan bahan yang mengandung minyak atau lemak.

    Sterilisasi kimiawi biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat tajam

    karena tidak menyebabkan tumpul, tetapi dapat menyebabkan korosif terutama jika

    digunakan larutan alkohol atau formalin. Kebanyakan bahan kimia yang digunakan

    sebagai desinfektan alat-alat tidak mampu membunuh spora maka untuk mengatasi

    kemungkinan adanya organisme pembentuk spora perlu dilakukan sterilisasi

    menggunakan autoclaving atau dalam air mendidih. Universitas Gadjah Mada 17.

    Sterilisasi alat bedah juga dapat dilakukan dengan menggunakan air mendidih

    (suhu 100C) selama 30' pada tempat yang mempunyai ketinggian kurang dari 900

    kaki, sedangkan pada tempat yang lebih tinggi diperlukan waktu yang lebih lama.

    Untuk memperpersingkat waktu sterilisasi dapat dilakukan dengan menambahkansodium bikarbonat sehingga konsentrasi larutan menjadi 2%.

    Gas yang biasa digunakan untuk sterilisasi adalah etilen oksida, karbon

    dioksida atau freon. Etilen dioksida bersifat bakterisid dan sporosid, mempunyai Jaya

    penetrasi yang tinggi. tidak menyebabkan tumpulnya alat tajam, dan dapat bekerja

    efektif pada suhu yang relatif rendah. Gas tersebut sangat berguna untuk mensterilkan

    alat bedah dan bahan operasi yang terbuat dari kulit, wool, kertas, rayon, plastik, dan

    bahan lain yang labil terhadap pemanasan, serta alat optik dan elektrik. Namun gas

    etilen dioksida harganya sangat mahal dan mudah menguap.

    Sterilisasi peralatan operasi, baju operasi, masker, penutup kepala, sarung

    tangan, sikat, dan handuk yang telah dicuci bersih serta dikeringkan dibungkus dengan

    kain muslin atau non woven setelah terlebih dahulu dilipat dan ditata sesuai dengan

    urutannya masing-masing. Peralatan yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam oven

    untuk disterilisasi dengan suhu 60 0C selama 15-30 menit. Perlengkapan yang telah

    disterilisasi digunakan pada saat operasi oleh operator dan asisten I.

    Peralatan operasi minor yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan terlebih

    dahulu baru setelah itu ditata di dalam kotak peralatan sesuai dengan urutan

    penggunaannya. Kotak peralatan tersebut kemudian dibungkus dengan muslin atau

    non woven dan disterilisasi menggunakan oven dengan suhu 121 0C selama 60 menit.

    Peralatan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi.

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    6/10

    Sterilisasi Peralatan Bedah

    2. Persiapan dan Preparasi HewanPersiapan-persiapan yang dilakukan pada hewan meliputi pemeriksaan

    signalemen, anamnese, status present serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.

    Data fisiologis hewan yang harus diambil sebelum operasi yaitu suhu tubuh, frekuensijantung, frekuensi nafas, limfonodulus, dan selaput lendir. Tahapan selanjutnya adalah

    restraint hewan kemudian pembiusan yang dimulai dari tahap pembiusan, pre

    medikasi, induksi, dan maintenance. Preparasi hewan dimulai dengan daerah operasi

    dicukur minimal 10 cm di sekitar sayatan. Setelah itu, sayatan dan daerah di sekitar

    sayatan dibersihkan dengan alkohol 70 %. Selanjutnya dikeringkan dengan tampon

    kemudian diolesi dengan iodine tincture 3 %. Setelah itu hewan siap dibawa ke meja

    operasi. Ketika berada di atas meja operasi, posisi hewan disesuaikan dengan keadaan.

    Keempat kaki diikat ke ujung-ujung meja menggunakan sumbu kompor dengan

    simpul Tomfool. Kemudian hewan ditutup dengan duk, disesuaikan, dan difiksir

    dengan towel clamp. Setelah itu, operasi siap dilakukan.

    Pemasangan Duk pada Pasien

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    7/10

    3. Persiapan Operator dan AsistenLangkah-langkah yang harus dilakukan oleh operator dan asisten I adalah

    menggunakan tutup kepala dan masker, mencuci kedua tangan dengan sabun dan

    menyikatnya dengan sikat pada air yang mengalir. Pencucian dimulai dari ujung jari

    yang paling steril kemudian dibilas dengan arah dari ujung jari ke lengan yang

    dilakukan sebanyak 10-15x. Setelah selesai mencuci tangan dan membilasnya, keran

    ditutup dengan siku untuk mencegah kontaminasi. Kemudian tangan dikeringkan

    dengan handuk dan glove dipakai. Setelah semua langkah dilalui, operasi siap

    dilakukan.

    Prosedur Memcuci Tangan

    4. Prosedur BedahHal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu dalam prosedur bedah laparotomi

    adalah Kerusakan jaringan karena insisi harus seminimal mungkin (satu kali irisan

    panjang akan lebih baik dari pada sebuah irisan pendek yang dilakukan dengan

    beberapa kali sayatan). Ligasi/pengikatan pembuluh darah pada daerah insisi dapat

    menyebabkan penundaan kesembuhan luka. Sebaiknya pembuluh darah hanya

    dijepit/diklem dengan arteri klem (forceps hemostatic) atau perdarahan yang terjadi

    dihentikan dengan penekanan tampon selama 1-2 menit. Skalpel harus benar-benar

    tajam, sedapat mungkin mata pisaunya/blade harus baru. Peritoneum pada hewan kecil

    adalah tipis dan bila dijahit secara terpisah/tersendiri akan mudah robek. Sebaikanya

    peritoneum dijahit bersama-sama dengan semua jaringan linea alba.

    Bedah laparatomi dimulai dari penyayatan kulit dimulai dari 2 cm diatas

    umbilikal dan 2 cm di belakang umbilikal. Setelah kulit terbuka, dilakukan penyayatan

    pada subkutis. Setelah itu lapisan subkutis dikuakkan dengan bantuan tang arteri.

    Linea alba kucing dicari dan disayat tepat diatasnya. Ketika omentum telah

    menyembul, linea alba dijepit bagian kiri dan kanan, kemudian dibuka dengan gunting

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    8/10

    maka akan terlihat omentum di bawah linea alba yang di atasnya terdapat peritoneum.

    Organ-organ yang terdapat di rongga abdomen dicari berdasarkan pembagian daerah,

    yaitu epigastrium, mesogastrium, dan hypogastrium. Setelah pencarian organ selesai,

    penjahitan dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama terhadap lapisan peritoneum

    dan linea alba. Jahitan kedua dilakukan pada kulit. Penjahitan dilakukan menggunakan

    jahitan sederhana agar tidak mudah terjadi hernia. Untuk penjahitan lapisan pertama

    menggunakan benang cat gut, sedangkan penjahitan kedua menggunakan benang silk.

    Sebelum dilakukan penjahitan terhadap lapisan pertama, diberikan penicilin sebagai

    antibiotik pula sebelum dilakukan penjahitan kedua. Setelah penjahitan selesai

    diberikan iodine tingture di bekas sayatan yang telah dijahit. Setelah itu sayatan

    ditutup dengan tampon segi empat dan plester. Sebelum dipakaikan gurita, hewan

    disuntik oxytetrasycline 0.175 ml secara intra muscular, setelah itu hewan barudipakaikan gurita.

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    9/10

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 KesimpulanLaparotomi adalah penyayatan pada dinding abdomen atau lapisan peritoneal.

    Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus.

    Pemilihan posisi penyayatan laparotomi ini didasarkan kepada organ target yang dituju. Hal

    ini untuk menegakkan diagnosa berbagai kasus yang terletak di rongga abdomen. Pada bedah

    dibutuhkan premedikasi dan anestesi. Pemberian premedikasi bertujuan untuk memberikan

    sedasi psikis, mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress mental atau factor-faktor lain

    yang berkaitan dengan tindakan anestesi yang spesifik. Dan anestesi memberikan efek

    hilangnya kesadaran pada pasien saat dilakukan operasi. Prosedur yang dilakukan adalah

    sterilisasi peralatan operasi yang akan digunakan, persiapan dan preparasi hewan, persiapanoperator dan asisten, pembedahan. Pembedahan pada ringga abdomen dilakukan dengan

    penyayatan pada linea alba.

    3.2 SaranUntuk praktikum ilmu bedah umum sebaiknya peralatan yang digunakan selama

    praktek dilengkapi.

  • 5/25/2018 laparotomi pada hewan

    10/10

    Daftar Pustaka

    Cuningham, JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiology.3 rd edition. W. B saunders

    Company : US

    Darmojono, H. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner (Hewan Kecil) 1. Jakarta: Pustaka

    Populer Obor.

    Darmojono, H. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner (Hewan Kecil) 2. Jakarta : Pustaka

    Populer Obor.

    Elservier.Grace PA, NR Borley. 2006. Surgery at a Glance. Massachusets: Blackwell

    Publishing Ltd.H

    Fossum TW. 2002. Small Animal Surgery Ed-2.Missouri: Mosby

    Hellyer, P. W. 2008. General Anaesthesia for Dog and Cats. Ved Med. 91 : 314-325.I Komang W.S, Diah K. 2011. Bedah Veteriner. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair:

    Surabaya.

    Katzung, BG. 2001.Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika : Jakarta

    Plumb DC. 2005. Veterinary Drug Handbook Ed-5 .Iowa: Blackwelll Publishing

    Sardjana, I. K. W dan D. Kusumawati. 2005. Anestesi Veteriner Jilid I. Gadjah Mada

    University Press. Bulaksumur, Yogyakarta 1-49.