lap. pendahuluan water treatment (edit)
DESCRIPTION
laporan pendahuluan water treatmentTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) air
tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-
lapisan es. Sumber air tersebut diperoleh dari air tanah, mata air, air sungai, danau
dan air laut. Meskipun bumi sebagian besarnya terdiri dari air, tapi hanya sebagian
kecil yang siap digunakan. Air bersih dibutuhkan manusiauntuk berbagai kegiatan
seperti minum, mandi, memasak, mencuci, dan lain-lain. Namun sekarang ini
telah terjadi penurunan kualitas air yang pada dasarnya diakibatkan oleh ulah
manusia sendiri, seperti pencemaran oleh industri dan rumah tangga yang
mengkontaminasi air, sehingga berdampak terhadap kesetimbangan air di alam.
Teknologi pengolahan air saat ini sudah berkembang pesat hingga dapat
mengolah air dengan skala besar. Pengolahan air dengan skala besar ini
dimanfaatkan industri sebagai sistem penunjang atau sistem utilitas dalam pabrik
sebagai penyuplai air industri. Air pada industri digunakan sebagai air proses, air
pendingin, air umpan ketel, air domestik, dan air hidran. Sehingga diperlukan
suatu unit pengolahan air (water treatment plant) untuk mengolah air sesuai
dengan kebutuhan tiap proses dalam industri. Water treatment merupakan bagian
dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu sebagai unit yang berfungsi dalam
pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu
sendiri, antara lain untuk kebutuhan make up cooling water dan pembuatan air
demin. Water treatment juga merupakan suatu proses yang digunakan untuk
membuat sumber air baku atau air limbah menjadi air yang memenuhi syarat
sebagai air bersih. Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah
menghilangkan kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan
tersebut sehingga menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir)
tanpa merugikan dampak ekologis.
1
2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1) Mengetahui proses–proses yang terjadi didalam suatu peralatan Water
treatment.
2) Mengetahui jenis–jenis peralatan yang digunakan dalam proses Water
treatment.
3) Untuk mengetahui prinsip kerja dan manfaat dalam aplikasi kehidupan dan
dalam lingkungan pabrik.
4) Mengetahui bahan kimia yang dapat dipakai dalam proses Water treatment.
1.3. Permasalahan
Adapun permasalahan dari percobaan ini yaitu :
1) Bagaimana cara mengelola air (air rawa dan air got) menjadi air yang lebih
murni dan sesuai dengan yang dibutuhkan?
2) Bagaimana pengaruh proses Water treatment yang dipakai terhadap air yang
dihasilkan?
1.4. Manfaat
Adapun permasalahan dari percobaan ini yaitu :
1) Mengetahui proses-proses yang dapat dipakai dalam Water treatment.
2) Mengetahui bahan kimia yang dapat dipakai dalam proses Water treatment.
3) Mengetahui jenis–jenis peralatan yang digunakan dalam proses Water
treatment.
4) Mengetahui prinsip kerja dan manfaat dalam aplikasi kehidupan dan dalam
lingkungan pabrik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Water Treatment
Water Treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara –
cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai
kebutuhan. Suatu sistem desain water treatment ditentukan oleh sumber air dan
kualitas air. Kualitas air yang rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik,
uap tersebut dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry
over). Sumber air secara umum dibagi menjadi dua yaitu air permukaan(surface
water) dan air tanah ( ground water) air perrmukaan didapat dari sungai, danau
dan laut, sedangkan air tanah adalah air yang berada didalam perut bumi.
2.2. Karakteristik Kualitas Air Baku
1) Air Tanah
Air tanah tersedia sebagai air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah
dangkal berada dalam lapisan pembawa air yang bagian atasnya tidak dilapisi oleh
lapisan yang immpermeabel sehingga kualitas dan kuantitas air tanah dangkal
juga dipengaruhi oleh aktivitas yang ada dipermukaan tanah bagian atasnya. Air
tanah dalam beberapa dalam lapisan pembawa air yang terletak lebih bawah,
biasanya lebih dari 60 m permukaan tanah setempat. Lapisan pembawa airnya
dilapisi suatu lapisan bantuan impermeable sehingga tidak memungkinkan air dari
permukaan bagian atas menyerap sampai kelapisan pembawa air tanah dalam.
Kualitas maupun kuantitas air tanah tidak tergantung pada aktivitas
dipermukaan atas, tetapi pada daerah catchment area (daerah tangkapan hujan)
yang berhubungan dengan lapisan pembawa air yang bersangkutan. Kualitas air
tanah banyak dipengaruhi struktur geologi setempat. Parameter dominan yang
biasanya muncul adalah: mineral seperti Ca, Mg, dan Fe serta gas terlarut seperti
CO2. Air tanah biasanya hanya sedikit mengandung padatan tersuspensi.
2) Air laut
Air laut tersedia dalam jumlah yang melimpah dengan kualitas air yang
hampir sama dan tetap untuk jangka waktu tertentu. Parameter dominan yang ada
4
di air laut adalah garam mineral seperti Na Cl (biasanya ditunjukkan dalam kadar
salinitas) yang sangat korosif terhadap peralatan proses produksi.
3) Air permukaan
Air permukaan yang sering dimanfaatkan adalah air danau dan air sungai.
Kualitasnya sangat tergantung dari aktivitas manusia yang berada di daerah aliran
sungai. Parameter yang cukup menonjol adalah mikroorganisme dan kadar
padatan tersuspensi atau kekeruhan.
2.3. Penjernihan Air
Penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi
membuat air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Ini mencakup
penggunaan seperti air minum, proses industri, medis dan banyak penggunaan
lain. Tujuan semua proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang
ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air layak untuk digunakan. Salah
satu penggunaan tersebut adalah mengembalikan ke lingkungan alami air yang
sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan.
Proses pengolahan di mulai dari pemompaan air bahan baku dari sungai
yang kemudian dialirkan ke kolam sedimentasi atau ke clarifier tank, namun
sebelumnya diinjeksikan bahan kimia berupa alum dan soda ash oleh over flow.
Bahan chemical tersebut akan mempercepat terjadinya pengendapan dan juga
untuk mendapatkan pH air yang sesuai. Dalam kolam sedimen maupun dalam
clarifier tank terjadi pemisahan secara gravitasi, partikel-partikel besar, lumpur,
pasir akan mengendap di dasar kolam, tangki. Sedangkan air yang berada pada
bagian atas dialirkan secara secara over flow ke kolam clarifier. Dalam clarifier
tank terjadi pengendapan partikel-partikel yang lebih halus dan lolos dari proses
pertama. Air yang telah dilakukan pengendapan di clarifier pond dipompakan ke
sand filter menuju tower filtered water tank. Melalui sand filter kotoran halus
akan tersaring, sehingga air yang keluar sudah memenuhi standar air minum dan
digunakan juga sebagai air proses pengolahan seperti clarifikasi, cleaning, dan
boiler. Namun untuk boiler akan dilakukan pengolahan lebih lanjut. Zat yang
dikeluarkan selama proses pengolahan air termasuk padatan tersuspensi, bakteri,
ganggang, virus, jamur, mineral seperti besi, mangan, sulfur dan senyawa kimia
5
lainnya seperti polutan. Kurangnya pengolahan air yang tepat dapat menyebabkan
reaksi padatan dan bakteri.
2.4. Parameter Penjernihan Air
Berikut merupakan beberapa jenis parameter yang digunakan sebagai
acuan pada proses penjernihan air :
1) Parameter Fisik
Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan dengan
indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman yang meliputi
turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa di
gunakan adalah Sistem Sedimentasi (Pengendapan), Filtrasi dan penambahan
desinfektan.
2) Parameter Kimia
Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg,
Na, SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa kimia yang berlebihan
(tidak masuk standart konsumsi yang aman), Pengolahan dapat dilakukan dengan
sistem filtrasi dengan menggunakan media tertentu misalnya system Reverse
Osmosis atau Demineralier dan Softener.
3) Parameter Biologi
Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di
dalam air. Bila jumlah mikroorganisme di dalam air berlebihan biasanya akan
mengganggu kesehatan bila di konsumsi. Pengolahan dapat dilakukan dengan
menggunakan desinfektan atau alat yang biasa digunakan, misalnya injeksi Chlor,
System UV dan System Ozone (O3).
2.5. Tahap Pengolahan
Tahap pengolahan air limbah merupakan hal yang sangat penting. Dengan
tuujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
yang terdapat di alam. Dengan pengolahan air limbah inilah pencemaran
lingkungan dapat dikurangi sehingga tetap terciptanya kondisi yang kondusif.
Berikut tahapan yang digunakan untuk melakukan pengolahan air limbah yaitu :
6
1) Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan
filtration.
3) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut
dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,
rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5) Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan dan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion, pressure
filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration,
atau landfill.
2.6. Alat Proses Pada Water treatment
Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan diperlukan
sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk
skala pabrik sumber air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai.
Secara singkat pengolahan air dari sungai tersebut mengalami beberapa tahapan
7
pengolahan, adapun peralatan yang digunakan dalam unit water treatment adalah
sebagai berikut:
1) Filter
Filter disini maksudnya adalah alat penyaringan air yang memiliki
kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk
menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air, sehingga
kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat. Prinsip kerjanya hanya
menerima air yang didistribusikan oleh pompa dan pada filter terjadi pemisahan
antara benda padat kasar dan air.
2) Pompa
Pompa disini berfungsi untuk mendistribusikan air (air sungai) dan
kemudian di olah kembali. Prinsip kerja pompa mendistribusikan air dari sumber
air dan kemudian diolah kembali oleh alat-alat selanjutnya.
3) Flocculator
Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan
kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip Kerja dari flocculator yakni
menampung air yang didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang
terdapat bersama- sama dengan air di koagulasi karena pengaruh beberapa bahan
kimia yang diberikan selanjutnya koloid yang berbentuk flock ini tertinggal di
flocculator kemudian airnya diproses pada alat selanjutnya. Air sungai yang
dipompakan, sebelum masuk kedalam flocculator maka diinjeksikan dengan
berbagai macam bahan kimia, antara lain, larutan alum (Al2SO4). Larutan ini
berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid sehingga akan lebih
mudah terbentuk floc-floc dan mengendap. Suspensi koloid terdiri dari ion-ion
bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolak-menolak antar ion.
Apabila ion –ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam zat pengendap
(coagulant chemicals) bersentuhan dengan ion-ion negatif maka akan terbentuk
gumpalan berupa gelatin. Dengan demikian ukuran partikel akan bertambah besar
sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan. Coagulant aid berfungsi
untuk memperbesar partikel koloid dan membentuk floc tank, sehingga proses
pengendapan berlangsung lebih cepat dan sempurna. Gas Chlorine merupkan zat
8
pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat didalam air. Dosis yang
digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit (CaOCl2), kaporit lebih
baik dari pada chlorine karena dapat dengan cepat mengendapkan lumpur
sehingga air akan lebih bersih. Caustic soda (NaOH) berfungsi untuk mengatur
pH air sungai karena pada sistem pembentukan floc dibutuhkan kondisi dengan
pH 5,5 s.d 6,2. Dosis yang digunakan adalah 2 s.d 5 ppm. Kondisi pH harus dijaga
lebih dari 5,5 agar floc terbentuk dan pH harus kecil dari 6,2 agar floc yang
terbentuk tadi tidak akan pecah lagi. Flokulator juga dilengkapi dengan pengaduk
yang berfungsi menghomogenkan air sungai dan bahan kimia yang telah
diinjeksikan tersebut.
4) Clarifier
Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan
pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan floc-floc nya
dengan cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran rendah.
Hal ini berfungsi untuk membentuk floc (gumpalan) dari partikel yang berukuran
kecil. Selama proses clarification, dihilangkan juga water hardness (air keras)
yaitu garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Hardness dapat
dikurangi dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang akan mengendapkan
hardness tersebut. Air bersih hasil pengendapan dipisahkan melalui over flow di
bibir clarifier dan endapannya dibuang (blowdown) melalui bagian bawah
clarifier.
5) Clear well
Clear well terbuat dari baja yang berdiameter dan mempunyai tinggi
tertentu. Air yang keluar dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi
sebagai penampung air dalam jumlah banyak sebelum di pompakan ke unit sand
filter. Di clear well air dijaga pH nya dengan menyuntikkan NaOH (caustic soda).
6) Sand filter
Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan
kotoran halus yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat ataupun
nitrit yang tidak terendapkan pada flocculator. Untuk melihat indikasi sand filter
telah menurun dapat dimonitoring dengan pressure drop. Untuk mengeluarkan
9
kotoran yang tertahan pada saat operasi maka dilakukan backwash. Air yang
keluar dari sand filter diharapkan mempunyai turbidity maksimum 1 ppm.
7) Filtered Water Storage Tank
Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank
kualitas yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan.
2.7. Proses Water treatment
Pada water treatment terdapat dua proses yang digunakan, yaitu proses
secara umum dan proses secara khusus.
2.7.1. Proses secara umum
Water treatment merupakan unit yang berguna dalam pembersihan air dari
air kotor menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses
penghilangan suspended solid. Proses tersebut dapat berjalan dengan 3 proses
yaitu:
1) Proses koagulasi
Proses koagulasi merupakan suatu proses dimana partikel koloid yang
bermuatan sama dinetralisir melalui koagulan.Reaksi:
Al2(SO4 )3 + 3 Ca(OH)2 2Al(OH)3 + 3 CaSO4
a) Rapid mixing
b) Netralisasi muatan
c) Tumbukan partikel
2) Proses Flokulasi
Proses flokulasi merupakan suatu mekanisme dimana flok kecil yang
sudah terbentuk dalam proses koagulasi tadi melalui suatu media flokulan
digabungkan menjadi flok yang lebih besar sehingga cukup berat untuk
bisa mengendap. Di dalamnya terdapat rantai yang panjang dan banyak
cabangnya yang berguna sebagai jembatan penghubung. Hal yang dapat
menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah pengadukan yang cepat.
3) Sedimentasi
Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi adalah hukum
stoke, yaitu floks yang besar tersebut mengalami pengendapan. Faktor
yang mempengaruhinya adalah :
10
a) Dosis koagulan dan flokulan.
b) Mixing, pH, temperatur, warna air baku
c) Level interface dan blowdown lumpur di klarifier.
2.7.2. Proses secara khusus
Ada beberapa tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air
tersebut bisa dikatakan layak untuk dipakai. Namun, tidak semua tahap ini
diterapkan oleh masing-masing pengelola air, tergantung dari kualitas sumber
airnya. Pada Water treatment terdapat proses secara khusus. Proses ini juga
merupakan unit yang berguna dalam pembersihan air dari air kotor menjadi air
bersih, yaitu:
1) Air Baku
Air Baku yang berasal dari sungai disebut dengan raw water intake
yang dipompa melalui unit RPA untuk diproses lebih lanjut ke unit operasi
2) Raw water intake
3) Setelah itu air melalui wilayah yang disebut dengan sand filter untuk di
mendapatkan perlakuan penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan
pasir (sand), koral (gravel) dan antrasit yang berfungsi untuk
menghilangkan atau mereduksi zat tersuspensi yang terikut didalam air
umpan. Secara periodik (24 jam) saringan harus di backwash untuk
menghilangkan flok yang tertangkap selama filtrasi di permukaan filter.
4) Air yang keluar (yang merupakan air bersih) dari sand filter kemudian
dipompakan ke tanki pengumpul (storage tank).
5) Untuk menjaga agar pH air bersih tersebut on specification (7,5 – 8,5)
maka diinjeksikan NaOH liquid.
6) Didalam storage tank terdapat juga kation exchanger (H2SO4), anion
exchanger (NaOH), dan mix bed (H2SO4 + NaOH).
7) Kemudian didapatkanlah air bersih yang telah dapat untuk didistribusikan.
2.5. Kegunaan Penjernihan Air
Penyaring atau Penjernih air memang banyak digunakan di era modern ini.
Manusia memang mulai mengetahui dan memahami akan bahaya air kotor yang
11
tetap dikonsumsi. Di kota-kota besar, kita sering mendapati banyak orang yang
tetap memanfaatkan air sungai yang berwarna keruh untuk mencuci baju, mandi,
makan, atau kebutuhan yang lainnya. Mereka tidak mempunyai pilihan lainnya
dan mereka terpaksa menggunakan air kotor yang keruh karena harga air bersih
yang berada diperkotaan besar tentu sangat mahal. Mereka yang biasanya
memanfaatkan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari biasanya adalah orang-orang
yang memang hidup dibawah garis kemiskinan.
Maka tidak heranlah jika kita juga sering mendapati orang yang
mempunyai penyakit serius berasal dari keluarga yang tidak mampu secara
materi. Air memang sangat vital dan digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.
Air untuk pengairan tentu sangat dibutuhkan oleh petani. Petani membutuhkan air
untuk tetap mengairi sawah mereka. Air yang digunakan oleh petani tidaklah
harus air yang jernih. Mereka biasanya menggunakan air dari sungai. Filter
penyaring atau penjernih air biasanya akan digunakan untuk air-air yang
dikonsumsi atau digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Kita tentu tidak boleh
mengkonsumsi air yang. Air yang anda konsumsi haruslah air yang memenuhi
syarat air bersih. Syarat air bersih adalah tidak berwarna. Jika anda mendapati air
yang keruh, air ini tentu sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Kedua air yang baik
adalah air yang tidak berbau. Air memang tidak akan menimbulkan bau. Anda
juga sebaiknya tidak mengkonsumsi air yang berbau karena ada kemungkinan air
yang anda konsumsi adalah air yang mengandung zat-zat yang berbahaya. Syarat
air sehat yang berikutnya adalah tidak berasa. Air yang sehat tidak akan berasa
asin, ataupun manis. Air yang sehat juga tidak akan berasa pahit. Filter penyaring
atau penjernih air ini banyak membantu anda mendapatkan air yang memenuhi
syarat. Banyak manfaat yang anda bisa dapatkan jika anda menggunakan
penyaring atau penjernih air. Manfaat yang pasti adalah anda akan mendapatkan
air yang jernih. Air yang jernih belum tentu sehat. Oleh karena itu anda harus
berhati-hati membeli atau memilih alat penyaring atau filter penjernih air.
Penyaring air ini bisa digunakan untuk menyaring air yang kotor, keruh,
mengandung kadar besi, air yang mengadung kadar garam yang tinggi dan air-air
lainnya.
12
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat :
1) Clifier.
2) Sand Filter.
3) Batang Pengaduk.
4) pH meter.
3.1.2. Bahan :
1) Tawas.
2) Alumunium Sulfat.
3) Air Comberan 5000 ml.
4) Air Rawa 5000 ml.
3.2. Prosedur Percobaan
1) Persiapkan peralatan Water Treatment agar dapat digunakan.
2) Persiapkan air yang akan dimasukkan ke dalam Water Treatment.
3) Analisa pH meter serta bagaimana kondisi air.
4) Masukkan air kedalam Clarifier lalu diberikan Alumunium Sulfat sebanyak
7 gram.
5) Aduk air dalam Clarifier dengan pelan sampai zat pengotor dalam air
mengendap.
6) Uji pH meter pada air di Clarifier.
7) Masukkan air kedalam sand filter, sebelumnya ditimbang dulu air yang
akan dimasukkan.
8) Setelah air melalui sand filter, analisa bau, warna serta pH air tersebut.
9) Timbang berat air yang telah melalui sand filter.
10) Hitung % yield air tersebut.
11) Buat hasil gambar sebagai pembanding.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Water Treatment. http://www.scribd.com/doc/190879250/Otk-2-W
ater- Treatment. (Diakses pada 20 September 2014)
Aprianto, Nico.2011.Water Treatment. http://nico-aprianto.blogspot.com /2011//
11/water-treatment.html. (Diakses pada 20 September 2014).
Efendi, Rahmad.2013.Wastewater Teatment. http://efendirahmad.blogspot.com
/2013/05/wastewater-treatment.html. (Diakses pada 20 September 2014).
Satir, Depi Oktari.2013.Water Treatment.http://depisatir.blogspot.com/2013/10
/laporan-tetap-water-treatment.html. (Diakses pada 19 September 2014)
Suhermansyah, Dudi.2013.Pengolahan air Limbah. http://dudi-suherman sa.blog
spot.com/2013/04/pengolahan-air-limbah-374889.html.(Diakses pada 19
September 2014).