lap oran kemajuan program academic leaderships...

31
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM ACADEMIC LEADERSHIPS GRANT (PROGRAM 1-1-6) KAJIAN GEODIVERSITI, GEOHERITAGE DAN GEOKONSERVASI DAERAH CILETUH DAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI, MENUJU PENETAPAN UNESCO GLOBAL GEOPARK TIM PENGUSUL Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., Ph.D. (Ketua-NIDN.0005116604 ) Euis Tintin Yuningsih, ST., MT., Ph.D. (NIDN.0008067602) Dr. Ir. Iyan Haryanto, MT. (NIDN.0024046305) Dr. Lili Fauzielly, ST., MT. (NIDN.0025027002) Dr. Ir. Zufialdi Zakaria, MT. (NIDN.0018126204) Dr. Eng., Ir. Agus Didit Haryanto, MT. (NIDN.0010036602) Dr. Yoga Adriana Senjaya, ST., M.Sc. (NIDN.0010107202) FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016

Upload: hoanglien

Post on 03-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

L A P O R A N K E MA J U A N

PROGRAM ACADEMIC LEADERSHIPS GRANT

(PROGRAM 1-1-6)

KAJIAN GEODIVERSITI, GEOHERITAGE DAN GEOKONSERVASI DAERAH CILETUH DAN CISOLOK,

KABUPATEN SUKABUMI, MENUJU PENETAPAN UNESCO GLOBAL GEOPARK

TIM PENGUSUL

Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., Ph.D. (Ketua-NIDN.0005116604 )

Euis Tintin Yuningsih, ST., MT., Ph.D. (NIDN.0008067602)

Dr. Ir. Iyan Haryanto, MT. (NIDN.0024046305)

Dr. Lili Fauzielly, ST., MT. (NIDN.0025027002)

Dr. Ir. Zufialdi Zakaria, MT. (NIDN.0018126204)

Dr. Eng., Ir. Agus Didit Haryanto, MT. (NIDN.0010036602)

Dr. Yoga Adriana Senjaya, ST., M.Sc. (NIDN.0010107202)

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016

i

HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM ACADEMIC LEADERSHIPS GRANT (PROGRAM 1-1-6)

Judul : Kajian Geodiversiti, Geoheritage dan

Geokonservasi daerah Ciletuh dan Cisolok,

Kabupaten Sukabumi, Menuju Penetapan UNESCO Global Geopark

Pilar / Common Goals : Lingkungan / CG 6

Peneliti / Pelaksana

Nama Lengkap : Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., Ph.D. NIDN : 0005116604 / 196611051992032003 Jabatan Fungsional : Guru Besar

Program Studi : Teknik Geologi Fakultas : Teknik Geologi

Nomor HP : 022- 5202052 / 08112213566 Alamat surel (e-mail) : [email protected]

Anggota (1)

Nama Lengkap : Euis Tintin Yuningsih, ST., MT. Ph.D.

NIDN/NIP : 0008067602 / 197606081002122001 Program Studi : Teknik Geologi Fakultas : Teknik Geologi

Anggota (2)

Nama Lengkap : Dr. Ir. Iyan Haryanto, MT.

NIDN/NIP : 0002446305 / 196304241991011001 Program Studi : Teknik Geologi Fakultas : Teknik Geologi

Anggota (3)

Nama Lengkap : Dr. Ir. Zufialdi Zakaria, MT.

NIDN/NIP : 0018126204 / 196212181990011001 Program Studi : Teknik Geologi Fakultas : Teknik Geologi

Anggota (4)

Nama Lengkap : Dr.Eng. Ir. Agus Didit Haryanto, MT.

NIDN/NIP : 0010036602 / 196603101994031003 Program Studi : Teknik Geologi Fakultas : Teknik Geologi

Anggota (5)

Nama Lengkap : Dr. Lili Fauzielly, ST, MT.

NIDN/NIP : 0025027002 / 19700225 199703 2 002 Program Studi : Teknik Geologi Fakultas : Teknik Geologi

Anggota (6)

Nama Lengkap : Dr. Yoga Andriana Senjaya ST., M.Sc.

NIDN/NIP : 0010107202 / 197210101999031002 Program Studi : Teknik Geologi Fakultas : Teknik Geologi

ii

Lama Penelitian Keseluruhan : 4 (empat) tahun

Penelitian Tahun Ke : 1 (satu) Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah)

Biaya tahun berjalan : - diusulkan ke Unpad Rp. 250.000.000,00 - dana institusi lain Rp. 0,00 - inkind (akomodasi

kegiatan survey) Rp. 25.000.000,00

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknik Geologi,

(Dr. Ir. Vijaya Isnaniawardhani M.T.) NIP. 19680818 199303 2 003

Bandung, 29 Juli 2016

Ketua,

(Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., Ph.D.) NIP. 19661105 199203 2 003

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.2. Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2. Rekam Jejak Penelitian .................................................................................5

1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................6

BAB II METODE PENELITIAN ...........................................................................9

2.1. Objek Penelitian ............................................................................................9

2.2. Peralatan Lapangan .......................................................................................9

2.3. Tahapan Penelitian ......................................................................................10

2.3.1. Tahapan Pendahuluan ..........................................................................10

2.3.2. Tahapan Pengumpulan Data Lapangan ................................................11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................13

3.1. Keunikan Geopark Ciletuh ......................................................................13

3.1.1. Zona “Melange” di Kawasan Geopark Ciletuh................................14

3.1.2. Mega Amfiteater Ciletuh..................................................................16

BAB 4. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ................................................20

BAB 5. KESIMPULAN .........................................................................................20

LAMPIRAN ...........................................................................................................21

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta digital terrain model (DEM) memperlihatkan amfiteater

Ciletuh dan batas kawasan Geopark Ciletuh........................................4

Gambar 2. Komplek Batuan Peridotit bagian dari ofiolit di Gunung Beas,

Desa Mandrajaya ................................................................................15

Gambar 3. Lava bantal, bagian dari ofiolit di Gunung Badak, Desa Mandrajaya

.............................................................................................................16

Gambar 4. Komplek batuan melange di sekitar Pulau Kunti, Desa Mandrajaya

.............................................................................................................16

Gambar 5. Peta SRTM, menunjukkan bentuk Mega amfiteater Ciletuh, Desa

Tamanjaya ...........................................................................................18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Evaluasi Atas Capaian Luaran Kegiatan...........................21

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Kawasan Ciletuh dan sekitarnya yang terletak di Kabupaten Sukabumi,

Jawa Barat telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional pertama di Jawa Barat sejak

22 Desember 2015 yang ditetapkan oleh Komite Nasional Geopark Indonesia,

melalui Ketua harian National Indonesia untuk UNESCO . Berdasarkan penetapan

tersebut, Geopark Ciletuh menjadi Geopark Nasional ke 6 di Indonesia. Geopark

lain yang telah memiliki status Geopark Nasional adalah Gunung Batur di Bali,

Gunung Rinjani di Lombok, Gunung – Danau Toba di Sumatera Utara, Gunung

Sewu di Jawa Tengah-Jawa Timur, dan Merangin di Jambi.

Geopark adalah sebuah konsep managemen pengelolaan sebuah kawasan

yang memiliki Keragaman Geologi (Geodiversity) yang sangat terkemuka, unik

dan langka yang diakui sebagai warisan geologi (Geoheritage) yang miliki nilai

ilmu pengetahuan yang tinggi dan diakui secara nasional dan dunia, serta di dukung

oleh adanya Keragaman Hayati (Biodiversity) dan Keragaman Budaya

(Culturdiversity) di kawasan tersebut, objek geologi yang menjadi warisan tersebut

yang kemudian di tetapkan menjadi kawasan perlindungan dan konservasi yang

melibatkan masyarakat yang hidup di sekitar kawasan konservasi tersebut. Dimana

kawasan disekitar daerah konservasi tersebut dikembangkan sebagai objek untuk

edukasi dan geowisata yang bisa menumbuhkan kegiatan perekonomian

masyarakat di sekitar kawasan konservasi tersebut.

Konservasi warisan geologi (geoheritage) dengan konsep Geopark telah

menjadi program resmi UNESCO. Sehingga untuk bisa mendapatkan pengakuan

adanya suatu kawasan yang memiliki geodiversity yang bertaraf internasiona l

2

(world class), maka suatu kawasan harus sudah ditetapkan sebagai geopark skala

nasional lebih dahulu, baru bisa diajukan menjadi geopark yang berskala

internasional dengan label UNESCO Global Geopark. Saat ini dari enam geopark

nasional yang ada di Indonesia, dua diantaranya telah memiliki status geopark

Internasional, yaitu UNESCO Global Geopark Gunung Batur dan UNESCO Global

Geopark Gunung Sewu.

Untuk bisa mendapatkan pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark,

banyak persyarakatan yang harus di penuhi, sesuai dengan persyaratan yang telah

di tetapkan oleh UNESCO. Dan faktor utama yang menentukan adalah dari

identifikasi aspek Geodiversity yang ada di dalam kawasan yang akan di ajukan

yang merupakan Geoheritage yang secara ke ilmuan diakui secara internasional dan

memiliki ketetapan hukum dari aspek legalitasnya melalui konsep penetapan

Kawasan Cagar Alagm Geologi (KCAG) yang ditetapkan oleh Badan Geologi..

Saat ini baru sebagian kecil warisan geologi sebagai keragaman geologi

yang telah di indetifikasi di kawasan Ciletuh, sementara di kawasan Cisolok dan

sekitarnya belum diidentifikasi secara detil. Sehingga perlu adanya identifikas i

objek geologi yang ada di kawasan Ciletuh – Cisolok dan sekitarnya secara

menyeluruh serta melakukan kajian ilmiah secara detil untuk bisa membedakan

apakah keragaman geologi yang unik dan langka tersebut dapat diakui secara

internasional. Dinama objek tersebut perlu dilakukan konservasi. Selain itu juga

perlu diidentifikasi potensi geowisata dan geotrek di lokasi sekitar objek

geoheritage tersebut, serta yang tidak kalah pentingnya adalah dilakukan kajian

lebih detil tentang potensi kebencanaan geologi yang ada di kawasan tersebut.

Sehingga jika nantinya sudah bisa diantisipasi tentang potensi kebencanaan geologi

3

tersebut, dan dibuat rencana penanggulangan untuk mencegah atau meminimalisas i

potensi kerusakan yang akan diakibatnya.

Kawasan Ciletuh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, secara geologi telah

diketahui merupakan kawasan pusaka geologi yang sangat langka yang telah

dikenal baik di tingkat nasional maupun internasional. Dikawasan ini dapat

dijumpai satu-satunya kelompok batuan bancuh (mélange) yang terdiri atas batuan

kerak samudra (ofiolit), batuan metamorfik, dan batuan-batuan kerak benua yang

semuanya terdapat berdampingan secara tektonik, serta berumur paling tua di Pulau

Jawa (Pra-Tersier sampai dengan Eosen Tengah) > 50 juta tahun yang lalu. Dimana

batuan-batuan tersebut bercampur aduk secara tektonik akibat adanya tumbukan

lempeng Benua Eurasia dan lempeng Samudra Indo-Australia yang diperkirakan

terjadi pada zaman Pra-Tersier. Disamping itu, kawasan Ciletuh memiliki bentang

alam yang spektakuler dan langka, berupa amfiteater alami raksasa yang terbuka

kearah Samudra Indo-Australia dengan diameter lebih dari 15 kilometer (Gambar

1). Amfiteater ini diperkirakan terbentuk karena adanya struktur geologi berupa

longsoran yang besar (mega slump) yang diakibatkan oleh adanya gaya-gaya

tektonik yang terjadi pada zaman Tersier (>20 juta tahun lalu). Akibat dari mega

slump ini menyebakan terbentuknya beberapa air terjun yang cukup tinggi dan dan

sangat indah. Karena memiliki keragaman geologi dan warisan geologi tersebut,

maka kawasan ini dipilih untuk diangkat menjadi kawasan Geopark Ciletuh,

Sukabumi sebagai kawasan Geopark Nasional pertama di Bawa Barat.

4

Gambar 1. Peta digital terrain model (DEM) memperlihatkan amfiteater Ciletuh

dan batas kawasan Geopark Ciletuh

Dalam melakukan deliniasi kawasan Geopark Ciletuh menjadi UNESCO

GLOBAL GEOPARK, maka kawasan geopark harus di perluas hingga kecamatan

Cisolok. Dasar penentuan yang dipakai adalah penyebaran jenis keragaman

geologi, khususnya warisan geologi yang sangat langka dan unik. Dasar ini dipilih,

karena lebih memudahkan dalam mendeliniasi sebarannya, dibandingkan dengan

mendeliniasi sebaran keragaman hayati dan budaya yang batas penyebarannya

jarang memiliki batasan yang tegas, sehingga akan menyulitkan dalam penentuan

luasan kawasan yang akan di usulkan sebagai Kawasan Geopark Palabuhanratu-

Ciletuh, Sukabumi-Jawa Barat.

5

1.2. Rekam Jejak Penelitian

Dalam beberapa tahun terakhir, ketua peneliti dan anggota peneliti secara

konsisten dan berkelanjutan terus menerus melakukan berbagai kegiatan penelit ian

di bidang Geologi dan terapannya. Penelitian di bidang geologi tersebut melibatkan

berbagai aspek terkait seperti aspek identifikasi potensi sumberdaya mineral dan

kajian keekonomiannya; maupun kaitannya dengan aspek pengelolaan lingkungan.

Adapun beberapa penelitian yang pernah dilakukan dalam 5 (lima) tahun terakhir

adalah sebagai berikut:

1. Petrologi Batuan Ofiolit komplek Ujungsodong, desa Mandrajaya,

Sukabumi, Jawa Barat (2015 : Hibah Penelitian Fakultas Teknik Geologi)

2. Deliniasi kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi Jawa Barat (2015 : Hibah

Kerjasama dengan Dinas ESDM Prov. Jabar)

3. Kajian sosial mapping di kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat

(2015 : Kerjasama dengan PT. Biofarma)

4. Geochemitry of Te-bearing gold silver mineralization in Western Java,

Indonesia and Southwestern Hokkaido, Japan (2013-2015 : KLN DIKTI)

5. Clay minerals alteration and mineralization quartz texture as guide for

exploration in High Sulfidation Epithermal Gold Potential in Cianjur and

Garut, West Java (2011-2013) : KLN DIKTI)

6. Karakteristik keteknikan geologi untuk dayadukung tanah pada

pengembangan wilayah di daerah tektonik aktif (2013-2014 : PUPT

UNPAD)

7. Techno-Bio-Socio Engineering : Pemanfaatan Tanaman Kaliandra di

wilayah zona rawan longsor (2013 : PUPT UNPAD)

6

8. Tektonik daerah Ciletuh selama kurun waktu Paleogen (2014 : Hibah

Penelitian Fakultas Teknik Geologi)

9. Evolusi Cekungan Garut dan Implikasinya terhadap mineralisasi, energi,

lingkkungan dan kebencanaan (2015 : ALG UNPAD)

10. Batuan bancuh (melange) Lok Ulo Karangsambung: Studi Sedimento logi

dan Petrologi (2014 : Hibah Penelitian Fakultas Teknik Geologi)

11. Endapan tsunami letusan Gunung Krakatau di daerah Ujung Kulon, Banten

(2014 : Hibah Penelitian Fakultas Teknik Geologi)

Penelitian yang akan diusulkan dalam program Hibah Penugasan Penelit ian

Unggulan (Academic Leaderships Grant) ini berkaitan dengan penelitian terdahulu

yang sudah pernah dilakukan di bidang geologi petrologi. Penelitian ini nantinya

akan berfokus pada tema penelitian di bidang lingkungan yang sesuai dengan pilar

penelitian Unpad sekaligus Comon Goals Jawa Barat. Adapun penelitian ini

termasuk dalam common goals CG6, yaitu meningkatkan pengelolaan lingkungan

hidup dan kebencanaan dengan prioritas tematik sektoral nomor 1 mengena i

Konservasi dan Rehabilitasi Kawasan Lindung 45% dan nomor 3 mengena i

Penanganan Bencana Longsor dan Banjir.

1.3. Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah menentukan menginventarisasi potensi

dan penyebaran keragaman, kelangkaan dan keunikan geologinya atau yang

menjadi warisan geologi (geoheritage), memahami aspek kegeologiinya terakitan

dengan evolusi dan pembentukan batuan di dalam kawasan geopark, serta aspek

7

potensi kebencanaan geologi . Dimana aspek kajian ini menjadi sangat penting

dalam menetapkan menjadi kawasan geoheritage yang diakui secara nasional

melalui konsep penetapan kawasan KCAG dan secara internasional dengan

pengakuan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sekaligus menentukan kawasan-

kawasan geoheritage yang akan menjadi bagian dari geopark unntuk bisa

ditetapkan sebagai kawasan KCAG, sehingga tujuan penelitian ini lebih di

spesifikan dalam menentukan:

1. Membuat inventarisasi situs geologi pada Geopark Ciletuh

2. Mengklasifikasikan situs geologi pada Geopark Ciletuh sebagai

situs warisan (geoheritage) di Geopark Ciletuh

3. Menentukan situs warisab geologi yang akan ditetapkan sebagai

situs yang harus di konservasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mendukung

pembangunan nasional serta pilar penelitian Unpad dan Common Goals Jawa Barat

sebagai bentuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Manfaat

dan luaran yang ditargetkan dari penerapan hasil kegiatan penelitian ini, yaitu:

1. Publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi dan jurnal nasional

terakreditasi maupun pada seminar nasional dan internasional dengan rencana

judul artikel ilmiah sebagai berikut:

- Petrologi da Petrogenesa batuan komplek ofiolit di Kawasan Geopark

Ciletuh, Sukabumi – Jawa Barat

8

- Pemodelan pembentukan Mega Amfiteater Ciletuh, Kawasan Geopark

Ciletuh, Sukabumi – Jawa Barat

- Karakteristik kimia-mineralogi batuan sedimen Formasi Ciletuh serta

untuk mengetahui sumber batuan asalnya

- Deliniasi Kawasan Geopark Palabuhanratu – Ciletuh, Sukabumi, Jawa

Barat.

- Peta potensi kebencanaan geologi, kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi

Jawa Barat

2. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Hak Cipta atas Peta Rawan Bencana

Kawasan Geopark Ciletuh serta membuat buku keragaman geologi di kawasan

geopark Ciletuh.

3. Jejaring kerjasama yang baik antar peneliti, antar lembaga, dan antara

peneliti/lembaga dengan pemerintah daerah.

9

BAB II METODE PENELITIAN

2.1. Objek Penelitian

Adapun objek yang diteliti pada penelitian ini adalah:

a. Geologi regional daerah Ciletuh, yang meliputi: fisografi regional,

geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi daerah tersebut.

b. Keunikan dan Keragaman geologi yang ada di Geopark Ciletuh yang

diidentifikasi melalui beberapa aspek, yaitu: Bentang alam, struktur geologi,

batuan/mineral, fosil, dan proses.

c. Penilaian situs-situs warisan geologi dalam Geopark Ciletuh untuk ditetapkan

sebagai kawasan konservasi dan model pengelolaanya supaya bisa memberi

manfaat bagi masyarakat

2.2. Peralatan Lapangan

Peta dasar, berupa peta rupabumi berskala 1 : 25.000 yang diterbitkan

BAKOSURTANAL: Lembar 1108-624 (Gunungbatu), Lembar 1108-642

(Ciwaru), Lembar 1208-413 (Surade), dan Lembar 1208-431 (Ciemas).

Palu geologi, terdiri dari palu batuan beku dan palu batuan sedimen yang

digunakan untuk mengambil sampel batuan.

GPS, untuk menentukan posisi stasiun pengamatan dan menyimpan jejak

sebagai data tracking

Kantong sampel, yang diberi tanda untuk tiap batuan dan nomor stasiun

pengamatan dengan menggunakan spidol tahan air, digunakan sebagai

tempat sampel batuan di setiap stasiun.

10

Loupe, digunakan untuk memperbesar objek pengamatan sampel batuan

agar lebih mudah diamati dan diteliti.

Kamera, untuk mengambil data visual dari singkapan.

Komparator, untuk mengetahui jenis batuan secara kasat mata

Alat tulis, meliputi buku catatan lapangan dan lain-lain.

2.3. Tahapan Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian ini, diperlukan tahapan penelitian yang baik dan

tersusun secara sistematis, agar diperoleh hasil yang baik. Tahapan penelit ian

tersebut, yaitu :

2.3.1. Tahapan Pendahuluan

Melaksanakan setiap kegiatan penelitian, selalu diawali dengan persiapan

yang menyangkut segala sesuatu yang dibutuhkan selama pelaksanaannya. Pada

tahap ini, hal-hal yang perlu dilakukan berupa :

Persiapan Administrasi & Peralatan

Pengurusan surat izin penelitian ke provinsi, kabupaten, kecamatan, dan

desa-desa yang termasuk ke dalam wilayah penelitian, serta perizinan kepada

BKSDA Pusat. Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini antara lain berupa

peralatan geologi lapangan, peta dasar, peta geologi regional, software pendukung

pengolahan data, mikroskop, alat tulis serta berbagai perlengkapan camping yang

mendukung penelitian ini.

Studi literatur

11

Studi tentang geologi regional daerah penelitian, laporan dari penelit i

terdahulu yang mencakup daerah penelitian serta literatur- literatur geologi yang

masih berkaitan dengan cakupan penelitian (geowisata, Geopark)

Perencanaan Biaya dan Jadwal Kegiatan.

Perincian biaya yang disusun berdasarkan kondisi daerah dan kebutuhan

penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan lancar dan sistematis,

selain itu mempelajari kondisi sosial budaya masyarakat setempat sangat penting

untuk kemudahan dan keamanan dalam melakukan kegiatan penelitian.

2.3.2. Tahapan Pengumpulan Data Lapangan

Tahap Pengumpulan Data Lapangan ini adalah kegiatan penelitian Tahap

kedua yang dilakukan untuk mengetahui keadaan lapangan kawasan Geopark, yang

nantinya data yang diambil akan merepresentasikan kondisi wilayah secara geologi,

nilai warisan geologi, nilai budaya, dan nilai pendukung lainnya di daerah

penelitian. Dalam pengumpulan data dibagi dalam dua macam data yaitu :

2.3.2.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu

organisasi langsung melalui obyeknya, metodenya dilakukan dengan Metode

Penyelidikan Geologi. Penyelidikan ini adalah pengamatan langsung kepada suatu

obyek yang akan diteliti. Dalam penyusunan laporan ini data yang didapat adalah

persebaran setiap warisan geologi di area Geopark tersebut melalui identifikas i

Geoheritage berdasarkan modifikasi Ibrahim Komoo dan UU No. 26/2007 dengan

penilaian representasi unsur geologi di dalam situs-situs tersebut (Tabel 1).

12

Tabel 1. Skema penilaian untuk nilai dan deskripsi dasar sumber daya geoheritage

(Tabel berdasarkan modifikasi Ibrahim Komoo dan UU No.26/2007)

Nilai Deskripsi Dasar dari Penilaian

Terkemuka

Unik. Dalam catatan ilmiah, fenomena geologi khusus atau

fitur bentuk lahan; Signifikan dalam keterjadian atau distribus i,

Mempunyai fungsi ekologi khusus; atau kombinasi dari

semuanya

Tinggi

Jarang. Dalam catatan ilmiah, fenomena geologi khusus atau

fitur bentuk lahan; Signifikan dalam keterjadian atau distribus i,

Mempunyai fungsi ekologi khusus; atau kombinasi dari

semuanya

Sedang

Berisi catatan ilmiah yang penting dan cocok untuk tujuan

pendidikan maupun penelitian

Rendah

Berisi catatan ilmiah yang bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan situs dan cocok untuk tujuan penelitian.

13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Keunikan Geopark Ciletuh

Geopark Ciletuh memiliki luas 46.100 Ha atau 461 km2 meliputi 9

(sembilan) desa di Kecamatan Ciemas, yaitu Desa Tamanjaya, Ciwaru, Girimukti,

Mekarsakti, Ciemas, Mandrajaya, Cibenda, Sidamulyo, dan Mekarjaya; dan 6

(enam) desa di Kecamatan Ciracap, yaitu Desa Gunungbatu, Cikangkung,

Mekarsari, Ujunggenteng, Pangumbahan dan Purwasedar. Ciletuh berarti air yang

keruh (ci tau cai = air; letuh = keruh). Nama kawasan ini mengindikasikan keadaan

alam di Ciletuh, khususnya pada tanah dan tata airnya. Tanah yang mudah tererosi,

terutama di saat hujan turun, menyebabkan air limpasan di sungai-sungai keruh.

Nama ini diduga mengindikasikan adanya aktivitas penambangan di kawasan hulu

yang menyebabkan air sungai di hilirnya menjadi keruh. Geopark ini memilik i

bentukan dataran tinggi yang dikenal sebagai dataran tinggi Jampang (Jampang

Plateu atau Jampang Highland) atau Plato Jampang, yang membentuk cekungan

mirip sepatu kuda, terbuka ke arah barat daya serta bukit-bukit kecil dan pesisir

pantai yang mengisi lembah amfiteater. Amfiteater ini dapat dinamakan sebagai

Amfiteater Ciletuh (Martodjojo, 1984 dalam Rosana dkk., 2014).

Geopark Ciletuh ini juga terletak di antara batas tepi dari zona tektonik aktif

di dunia, yaitu zona tumbukan antara lempeng benua Eurasia dan lempeng samudra

Hindia-Australia yang sampai sekarang masih terus bergerak saling mendekat satu

sama lain dengan kecepatan hampir 4 mm/tahun. Bukti adanya tumbukan yang

sama pada zaman Kapur dapat dilihat dengan adanya komplek batuan ofiolit dan

metamorfik serta batuan sedimen laut yang semuanya bercampur secara tektonik

14

yang dikenal sebagai komplek ofiolit dan melange di kawasan geopark Ciletuh,

sebagai komplek batuan tertua yang muncul di permukaan di Jawa Barat. Kedua

keunikan ini bersifat langka dan mempunyai pemaknaan nilai geologi yang tinggi,

sehingga perlu ditetapkan sebagai kawasan untuk di lindungi atau kawasan

konservasi. Dalam pengelolaannya kawasan tersebut juga harus bisa memberi

manfaat bagi masyarakat sekitar, sehingga kawasan konsservasi perlu dikelola

dengan baik dengan konsep geopark, sehingga bisa menumbuhkan perekonomian

masyrakat melalui geowisata. Dalam geowisata, kedua tempat ini masuk ke dalam

kategori “Geotourism Attractions”.

3.1.1. Zona “Melange” di Kawasan Geopark Ciletuh

Geologi kawasan Ciletuh dipengaruhi oleh tumbukan dua buah lempeng

yang berbeda jenis. Lempeng yang pertama merupakan lempeng benua, terletak di

bagian utara, berkomposisi granitis, berat jenis relatif ringan dan dinamakan

sebagai lempeng Eurasia. Sedangkan lempeng yang kedua merupakan lempeng

samudera, terletak di bagian selatan, berkomposisi basaltis, berat jenis relatif besar

dan dinamakan sebagai Lempeng Hindia-Australia. Di dalam sistem tumbukan

antara lempeng benua dengan lempeng samudera secara berturut-turut membentuk

lingkungan tektonik Palung (trench), Busur Luar Non-Volkanik (Outer arc),

Cekungan Muka Busur (Fore Arc Basin), Busur Vulkanik (Volcanic arc) dan

Cekungan Belakang Busur (Back Arc Basin).

Pada saat ini, kawasan Ciletuh berada pada lingkungan tektonik busur

vulkanik, sedangkan posisi jalur subduksinya berada di Samudera Hindia, jauh di

selatan Pulau Jawa, dengan arah relatif barat-timur. Seiring dengan berjalannya

15

waktu, posisi jalur tumbukan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi

geologinya. Pada Zaman Kapur, posisi jalur tumbukan berada di kawasan Ciletuh

sekarang. Pada masa itu, kawasan Ciletuh berada di dasar palung pada kedalaman

beberapa ribu meter di bawah permukaan air laut (Gambar 2-4).

Di dalam lingkungan palung (zona tumbukan) selain berlangsung proses

sedimentasi juga terjadi proses percampuradukan batuan yang mekanismenya

melalui aktifitas tektonik dan sedimenter. Batuan campur aduk ini selanjutnya

dinamakan sebagai batuan bancuh atau melange. Apabila proses percampuran

batuannya melalui mekanisme tektonik maka dinamakan sebagai melange tectonic

dan apabila prosesnya terbentuk melalui mekanisme sedimentasi maka dinamakan

sebagai “melange sedimenter” atau olistostrom. Di kawasan Ciletuh, batuan

melange tectonic terdiri atas batuan basa dan ultra basa (Ofiolit) berumur Pra-

Tersier, sedangkan “melange sedimenter” diwakili oleh Formasi Ciletuh bagian

bawah.

Gambar 2. Komplek Batuan Peridotit bagian dari ofiolit di Gunung Beas, Desa Mandrajaya

16

Gambar 3. Lava bantal, bagian dari ofiolit di Gunung Badak, Desa Mandrajaya

Gambar 4. Komplek batuan melange di sekitar Pulau Kunti, Desa Mandrajaya

3.1.2. Mega Amfiteater Ciletuh

Amfiteater adalah arena/teater yang dibangun pada masa Romawi Kuno

awal abad masehi, berupa arena di depan yang rendah, dikelilingi secara melingkar

penuh atau setengah lingkaran oleh kursi-kursi penonton yang berjenjang makin

tinggi ke belakang. Itulah alasan mengapa bentukan morfologi di area Ciletuh ini

17

disebut sebagai mega amfiteater (mega: sangat besar). Amfiteater ini merupakan

bukti struktur geologi berupa sesar normal yang menghasilkan sebuah longsoran

besar berbentuk tapal kuda (Gambar 5). Terbentuknya amfiteater yang melengkung

setengah lingkaran dari arah Teluk Palabuhanratu ke selatan atau tenggara Ujung

Genteng dikarenakan Blok Ciletuh yang memuat batuan – batuan basement Jawa

Barat yang massanya berat dan terbuka ke Teluk Palabuhanratu yang dalam. Blok

Ciletuh ini lalu runtuh bagian utara atau baratlautnya ke dalam Teluk Palabuhanratu

(Satyana, 2014). Berbeda dengan Blok Ciletuh, dataran tinggi yang masih berdiri

kokoh mengelilingi bentukan amfiteater tersebut tersusun atas batuan utama berupa

Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen

berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, setempat

di jumpai lava. Batuan Berumur Miosen Bawah - Tengah.

Pada dinding amfiteater dijumpai sejumlah airterjun yang terbentuk karena

proses sesar normal (sesar turun) karena bagian blok yang turun mengakibatkan

adanya beda tinggi antara kedua blok mencapai 300 meter. Lembah amfiteater

kemudian diisi oleh endapan aluvial, sementara bagian yang tinggal membentuk

dataran tinggi yang dikenal sebagai Tinggian Jampang atau Plato Jampang atau

Jampang High. Ada juga yang berpendapat fenomena bentuk tapal kuda ini

terbentuk karena adanya meteor jatuh, akan tetapi belum dijumpai bukti-bukti yang

mendukung pendapat ini.

18

Gambar 5, Peta SRTM, menunjukkan bentuk Mega amfiteater Ciletuh, Desa Tamanjaya

3.2 Warisan Geologi di kawasan Geopark Ciletuh

Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di lapangan, terdapat 25

Geosite (Situs Geologi yang merupakan bukti sejarah aktivitas geologi (Geo-

evidences) maupun bentukan akibat proses geologi (Geo-features)). Seluruh

Geosite ini diketahui dan diidentifikasi melalui tabel penilain warisan geologi yang

sudah dijelaskan mendetail di dalam metode penelitian ialah sebagai berikut:

19

Tabel 2. Skema penilaian untuk nilai dan deskripsi dasar sumber daya geoheritage

Geopark Ciletuh (Tabel berdasarkan modifikasi Ibrahim Komoo dan UU

No.26/2007)

No. Lokasi Situs-situs Geologi Nilai Warisan

Geologi

1. Mega Amfiteater Ciletuh Terkemuka

2. Curug Awang Tinggi

3. Curug Tengah Tinggi

4. Curug Puncakmanik Tinggi

5. Curug Cimarinjung Tinggi

6. Curug Sodong, Ngelay, Cikaret Tinggi

7. Curug Cikanteh Tinggi

8. Pantai Palangpang Rendah

9. Pulau Mandra Tinggi

10. Pasir Haji Tinggi

11. Pulau Manuk Sedang

12. Gunung Aseupan Tinggi

13. Peridotit – Serpentinit Gn. Badak Tinggi

14. Lava basal struktur bantal – Pulau Kunti Terkemuka

15. Komplek Melange – Fosil Numulites Terkemuka

16. Batu Pagar, Batu Kepala Badak, Batu Kodok Sedang

17. Singkapan Perselingan Konglomerat - Batupasir Sedang

18. Batununggul/kepala rajawali – Pantai Batununggul Sedang

19. Komplek Batu Naga – Batu Batik – Karangjajar Terkemuka

20. Peridotit – Serpentinit Komplek Gunung Beas Terkemuka

21. Metamorfik – Komplek Keusik Luhur Terkemuka

22. Gua Laut (Sea Cave) Sodong Parat Tinggi

23. Batuan Ofiolit – Komplek Sodong Parat Terkemuka

24. Batu Kura-Kura (Batu Belah) Tinggi

25. Lava Basal Citireum Tinggi

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat melihat nilai dari warisan geologi

(Geoheritage) di Geopark Ciletuh berada pada kualitas rendah hingga terkemuka

berdasarkan catatan ilmiah (scientific record) dan fenomena geologi khusus untuk

tujuan pendidikan maupun penelitian. Warisan Geologi dapat dikemas menjadi

geowisata yang berbasis konservasi dan edukasi yang akan dikembangkan di

Geopark Ciletuh, sehingga bisa menunbuhkan perekonomian masyarakat melalui

pariwisata.

20

BAB 4. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah :

1. Melanjutkan identifikasi potensi keragaman geologi, khususnya di bagian utara

kawasan Ciletuh-Palabuhanratu, serta menentukan lokasinya dalam peta, serta

melengkapi identifikasi karakteristik geologinya. Serta mengelompokkan

berdasarkan jenis warisan geologinya

2. Membuat peta deliniasi kawasan yang akan diusulkan untuk menjadi kawasan

konservasi

3. Memprentasikan hasil penelitian dalam Seminar Internasional Asia Afrika

Mineral Resources di Jepang pada bulan September dan Global Geopark

Network 7th Conference di Inggris pada bulan Oktober 2016 serta Asia Oceania

Geoscience di Beijing bulan Agustus dan Geology of Southeast Asia and IAGI

conference pada bulan Oktober di Bandung.

4. Melanjutkan untuk mengidentiikasi situs geologi yang ada di kawasan Cisolok

bagian utara dari kawasan Ciletuh

BAB 5. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian yang sedang dilakukan, terdapat dua jenis keunikan

dan kelangkaan geologi yang terdapat di daerah Ciletuh dan sekitarnya, yaitu:

Mega Amfiteater Ciletuh dan Komplek ofiolit dan melange sebagai bukti adanya

tumbukan antar lempeng benua dan lempeng samudra.

2. Keragaman geologi yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatan situs

nya menjadi situs geologi memiliki nilai heritage rendah hingga tinggi.

3. Penelitian akan dilanjutkan untuk mengidentiikasi situs geologi yang ada di

kawasan Cisolok bagian utara dari kawasan Ciletuh

21

LAMPIRAN

FORMULIR EVALUASI ATAS CAPAIAN LUARAN KEGIATAN

Ketua : .Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., Ph.D.

Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

Judul : Kajian Geodiversiti, Geoheritage Dan Geokonservasi Daerah Ciletuh dan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Menuju

Penetapan UNESCO Global Geopark Waktu Kegiatan : tahun ke 1 (satu) dari rencana 3 (tiga) tahun

Luaran yang direncanakan dan capaian tertulis dalam proposal awal:

No Luaran yang Direncanakan Capaian

1 Identifikasi Jenis Keragaman

Geologi

50% identifikasi jenis keragaman

geologi

2 Peta Lokasi Keragaman Geologi 50% Sebagian peta sebaran keragaman geologi kawasan

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu

3 Publikasi pada seminar Internasional dan Nasional

1. Pembicara pada Seminar Internasional Asia Oceania Geosciences

2. Narasumber pada seminar Nasional Geopark, “Geopark

untuk Pariwisata Nasional” 3. Pembicara Kunci (Keynote

Speaker) pada seminar Nasional,

FTG-UNPAD

4 Peta Kawasan Konservasi Belum dibuat

CAPAIAN (Lampirkan bukti-bukti luaran dari kegiatan dengan judul yang tertulis di atas, bukan dari kegiatan penelitian/pengabdian dengan judul lain

sebelumnya)

22

1. PUBLIKASI ILMIAH

Keterangan

Artikel Jurnal Ke-1*

Nama jurnal yang dituju

Klasifikasi jurnal Jurnal Nasional Terkareditasi/Jurnal Internasional

Impact factor jurnal

Judul artikel

Status naskah (beri tanda )

- Draf artikel

- Sudah dikirim ke jurnal

- Sedang ditelaah

- Sedang direvisi

- Revisi sudah dikirim ulang

- Sudah diterima

- Sudah terbit

* Jika masih ada artikel ke-2 dan seterusnya, uraikan pada lembar tambahan.

2. BUKU AJAR

Buku ke-1

Judul:

Penulis:

Penerbit:

Jika masih ada buku ke-2 dan seterusnya, uraikan pada lembar tambahan. 3. PEMBICARA PADA PERTEMUAN ILMIAH (SEMINAR/SIMPOSIUM)

Nasional Internasional

Judul Makalah Gravity Collapse - Structural Model Of Ciletuh Amphiteatre, West Java, Indonesia

Nama Pertemuan Ilmiah 13th Annual Meeting, Asia Oceania

Geosciences Society

Tempat Pelaksanaan Beijing

Waktu Pelaksanaan 31 Juli – 5 Agustus 2016

- Draf makalah Abstract

- Sudah dikirim Sudah di kirim

- Sedang direview

23

- Sudah dilaksanakan di Presentasikan 5-8-2016 (Bukti Acceptance Letter & Bahan Presentasi

ppt

Jika masih ada pertemuan ilmiah ke 2 dan seterusnyauraikan pada lembar tambahan.

4. SEBAGAI PEMBICARA KUNCI (KEYNOTE SPEAKER)

Nasional Internasional

- Bukti undangan dari Panitia V

- Judul makalah Peranan Geologi Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Kebencanaan Geologi

Untuk Pembangunan Berkelanjutan

Studi Kasus : Geopark Ciletuh

- Penulis Mega Fatimah Rosana

- Penyelenggara Fakultas Teknik Geologi - UNPAD

- Waktu Pelaksanaan 28 Mei 2016

- Tempat Pelaksanaan UNPAD, Bandung

- Draf makalah Bahan presentasi

- Sudah dikirim

- Sedang direview

- Sudah dilaksanakan Sudah di laksanakan (terlampir

bahan ppt)

Nasional Internasional

- Bukti undangan dari Panitia V

- Judul makalah Geopark Nasional Ciletuh

- Penulis Mega Fatimah Rosana

- Penyelenggara Reuni 35 th Alumni ITB 81 & Kementrian Pariwisata

- Waktu Pelaksanaan 25 Mei 2016

- Tempat Pelaksanaan Kementrian Pariwisata, Jakarta

- Draf makalah Bahan presentasi

- Sudah dikirim

- Sedang direview

- Sudah dilaksanakan Sudah di laksanakan

24

5. UNDANGAN SEBAGAI VISITING SCIENTIST PADA PERGURUAN

TINGGI LAIN

Nasional Internasional

- Bukti undangan

- Perguruan tinggi

pengundang

- Lama kegiatan

- Kegiatan penting yang

dilakukan

Jika masih ada undangan ke-2 dan seterusnya, uraikan pada lembar tambahan.

6. CAPAIAN LUARAN LAINNYA

HKI

Ada potensi haki untuk peta sebaran lokasi geodiversity, tetapi blm coba untuk di ajukan,

mungkin nanti di akhir tahun ke-3

TEKNOLOGI TEPAT

GUNA -

REKAYASA SOSIAL -

JEJARING KERJA SAMA

Ada potensi untuk membuat jejaring kerjasama dengan beberapa institusi yang ikut terlibat dalam

menunjang pengembangan geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Sukabumi; spt dgn : Badan

Geologi; Pemkab Sukabumi; Pemprov Jabar; BBKSDA; PT. Bio Farma; dll

PENGHARGAAN -

LAINNYA (Tuliskan) Pembuatan Buku tentang Geopark Ciletuh

Jika luaran yang direncanakan tidak tercapai, uraikan alasannya:

Luaran membuat Peta Kawasan Konservasi belum bisa dibuat karena indentifikasi belum selesai.

Jatinangor, 15 Juli 2016

Ketua,

( Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc. PhD.)

25

www.asiaoceania.org

AOGS Secretariat Office c/o

Meeting Matters International Add: #06-23, ONE COMMONWEALTH,

1 Commonwealth Lane, Singapore 149544 Tel: +65 6472 3108 Fax: +65 6472 3208

Email: [email protected]

Reg No: ROS 0198/2003 TAP

Friday, April 29, 2016

Dear Mr Katon Nugraha (Padjadjaran University, Indonesia)

Your contribution is invaluable and we would like to thank you for your support to AOGS2016 in Beijing!

Your presentation schedule is as shown. The same can be found in your user account on MARS. (To view, log-in on MARS, click "My Abstracts" on the left menu and click the Abstract ID to view the schedule)

Abstract ID: SE35-A005

Abstract Title: Gravity Collapse - Structural Model Of Ciletuh

Amphiteatre, West Java, Indonesia

Presentation Mode: Oral

Date/Time: D5-AM1: 08:30 - 10:30, Friday, August 05, 2016

Room: 310 (L3N)

Presentation Length: 15 minutes

Presentation Order: 7th in the timeslot

Meeting Registration: AOGS16-Reg-452 Dr Mega Fatimah

Rosana [email protected]

Paid

Important Note to Authors

1. All Authors (Include Invited Speakers) must complete registration (and fee payment, if applicable) by 18 May 2016. If paid after 18 May, fees will increase. From 01 June 2016 - delete from program: Abstracts that are not registered for presentation or if theregistration fee remains unpaid.

2. Highlights and all other Program and Updates will be announced here as and when they become available. Please save the URL for your personal reference: www.asiaoceania.org/aogs2016/public.asp?page=program.htm

3. Request for changes to presentation schedule is generally discouraged and not all requests can be accommodated. If really necessary, please email your request to the Convener with cc copy to the Program Committee Member/Section President in charge of your section.

4. You can browse abstracts online or through the AOGS2016 Mobile App (details to be released). If you would like to download your personal copy, please visit the AOGS website again around end-June. By then, abstracts that will be presented are more definite.

5. If your abstract has been assigned a poster presentation, please prepare your poster to fit a 1 meter width x 2.5 meter high poster panel. The poster should be 1 x A0 size in portrait format, measuring 1189 mm high x 841 mm wide maximum. Presenter Guide - Poster: www.asiaoceania.org/aogs2016/public.asp?page=poster.htm

6. Total duration, including Q & A and speaker changeover is 15 minutes for each contributed talk. Presenter Guide - Oral:www.asiaoceania.org/aogs2016/public.asp?page=oral.htm

7. If you are unable to attend, you must inform the Secretariat of your withdrawal as soon as possible. 8. Further information

a. Contact the Secretariat by email: [email protected] b. Conference Venue Information: www.asiaoceania.org/aogs2016/public.asp?page=venue.htm c. Hotels & Booking: www.asiaoceania.org/aogs2016/public.asp?page=hotel/hotel.asp

26

d. Travel Visa Requirements: www.asiaoceania.org/aogs2016/public.asp?page=visa.htm e. Registration and Fee Payment here: www.asiaoceania.org/aogs2016/public.asp?page=register.htm

Yours truly, AOGS Secretariat

Gravity Collapse - Structural Model of Ciletuh Amphiteatre, West Java, Indonesia

Katon NUGRAHA, Iyan HARYANTO, Faisal HELMI, Mega Fatimah ROSANA

Padjadjaran University, Indonesia

[email protected]

The study was conducted at Tamanjaya area, Sukabumi, West Java Province, which

is part of Ciletuh geopark region. This research using field survey data including

geological structures data to determine the structures that developed in the research

area and lithological data from outcrops to determine the stratigraphic sequence of

the area.

The study area is a kind of very unique morphological area as it is formed

Amphitheatre. The occurence of tectonic on the Pliocene - Pleistocene triggered the

gravitational failure causing the the sandstone unit to collapse and forming

Amphitheatre, also reveal thequartz sandstone unit and the mélange rock