lansia rentan terhadap penyakit periodontal

11
Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal 11 December 2012 in Enziclopedia | 0 comments Anda lansia? Atau hidup bersama dengan lansia? Waspadai datangnya penyakit periodontal. Penyakit peridontal adalah penyakit yang mempengaruhi jaringan penyangga gigi seperti jaringan gusi dan struktur lain yang mendukung gigi. Peradangan pada gusi atau sering disebut dengan gingivitis seringkali diabaikan karena tidak menimbulkan rasa sakit dan acapkali sembuh sendiri. Jika peradangan gusi terjadi berkali-kali dan tidak dilakukan perawatan, maka dapat menyebabkan kehilangan gigi dan juga dapat mengganggu sistem tubuh. Mengapa pada lansia lebih rentan? Hal tersebut disebabkan pada lansia terjadi penurunan fungsi fisiologis dan perubahan -khususnya- pada rongga mulut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya penyakit periodontal meningkat dengan bertambahnya usia seseorang. Secara fisiologis, pertambahan usia akan seiring dengan penurunan pertahanan hospes (rongga mulut). Wanita lanjut usia lebih tinggi insidensinya pasca menopause karena ada pengaruh perubahan hormonal. Beberapa ahli berpendapat bahwa pertambahan usia akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit periodontal karena penuaan dikaitkan dengan perubahan jaringan periodontal, dimana kepadatan tulang berkurang dan terjadi penurunan kemampuan penyembuhan karena proses metabolisme melambat secara fisiologis. Pada lansia produksi air ludah akan berkurang dan lebih pekat. Padahal air ludah mempunyai fungsi utama dalam menjaga kesehatan rongga mulut. Jumlah air ludah yang sedikit dan kental menyebabkan pembersihan sisa makanan tidak maksimal dan plak menjadi tumbuh subur. Plak adalah faktor pencetus terjadinya penyakit periodontal. Resiko terkena penyakit periodontal akan meningkat lagi pada lansia yang menderita penyakit sistemik dan diterapi dengan obat-obatan. Mengkonsumsi obat-obat dalam jumlah banyak akan menurunkan produksi air ludah dan menyebabkan mulut menjadi kering sehingga kontrol terhadap bakteri melemah. Pasta gigi enzim 40+ diformulasikan untuk usia 40 tahun ke atas termasuk bagi para lanjut usia. Pasta gigi enzim 40+ efektif membantu mengatasi keluhan peyakit periodontal karena kandungan enzim dan proteinnya berfungsi menjaga keseimbangan bakteri di dalam mulut. Kandungan colostrumnya berfungsi meningkatkan kemampuan air ludah dalam mengontrol ekologi flora mulut dan memberikan kelembaban di rongga mulut. Allantoin berfungsi mempercepat penyembuhan luka di rongga mulut (wound healing agent),

Upload: nindya-dwi-utami-putry

Post on 09-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

11 December 2012 in Enziclopedia | 0 comments

Anda lansia Atau hidup bersama dengan lansia Waspadai datangnya penyakit periodontal Penyakit peridontal adalah penyakit yang mempengaruhi jaringan penyangga gigi seperti jaringan gusi dan struktur lain yang mendukung gigi Peradangan pada gusi atau sering disebut dengan gingivitis seringkali diabaikan karena tidak menimbulkan rasa sakit dan acapkali sembuh sendiri Jika peradangan gusi terjadi berkali-kali dan tidak dilakukan perawatan maka dapat menyebabkan kehilangan gigi dan juga dapat mengganggu sistem tubuh Mengapa pada lansia lebih rentan Hal tersebut disebabkan pada lansia terjadi penurunan fungsi fisiologis dan perubahan -khususnya- pada rongga mulut

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya penyakit periodontal meningkat dengan bertambahnya usia seseorang Secara fisiologis pertambahan usia akan seiring dengan penurunan pertahanan hospes (rongga mulut) Wanita lanjut usia lebih tinggi insidensinya pasca menopause karena ada pengaruh perubahan hormonal Beberapa ahli berpendapat bahwa pertambahan usia akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit periodontal karena penuaan dikaitkan dengan perubahan jaringan periodontal dimana kepadatan tulang berkurang dan terjadi penurunan kemampuan penyembuhan karena proses metabolisme melambat secara fisiologis

Pada lansia produksi air ludah akan berkurang dan lebih pekat Padahal air ludah mempunyai fungsi utama dalam menjaga kesehatan rongga mulut Jumlah air ludah yang sedikit dan kental menyebabkan pembersihan sisa makanan tidak maksimal dan plak menjadi tumbuh subur Plak adalah faktor pencetus terjadinya penyakit periodontal Resiko terkena penyakit periodontal akan meningkat lagi pada lansia yang menderita penyakit sistemik dan diterapi dengan obat-obatan Mengkonsumsi obat-obat dalam jumlah banyak akan menurunkan produksi air ludah dan menyebabkan mulut menjadi kering sehingga kontrol terhadap bakteri melemah

Pasta gigi enzim 40+ diformulasikan untuk usia 40 tahun ke atas termasuk bagi para lanjut usia Pasta gigi enzim 40+ efektif membantu mengatasi keluhan peyakit periodontal karena kandungan enzim dan proteinnya berfungsi menjaga keseimbangan bakteri di dalam mulut Kandungan colostrumnya berfungsi meningkatkan kemampuan air ludah dalam mengontrol ekologi flora mulut dan memberikan kelembaban di rongga mulut Allantoin berfungsi mempercepat penyembuhan luka di rongga mulut (wound healing agent) contohnya gusi berdarah dan sariawan Vitamin E berfungsi untuk meremajakan kondisi gusi dan jaringan lunak mulut Zinc Gluconate berfungsi sebagai anti bad breath mengurangi bau mulut yang kerap timbul pada lansia yang mulutnya kering Pottasium sitrat berfungsi membantu mengurangi rasa nyeri pada gigi sensitive Terbuat dari bahan yang lsquolow abrasiversquo sehingga lembut dan tidak memberikan efek iritasi nyeri terutama pada gigi sensitive

httpwwwenzimcomlansia-rentan-terhadap-penyakit-periodontal

copyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 261POKET PERIODONTAL PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA KELURAHANWONOSARI KOTA SEMARANGOleh Kriswiharsi Kun Saptorini11Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

AbstrakLatar Belakang Penyakit periodontal adalah suatu peradangan dari jaringan gingiva yang mendukung gigiligamen periodontal sementum dan tulang alveolar Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa penyakitperiodontal mungkin menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke kelahiran prematur atau bayiberat lahir rendah pneumonia menyulitkan kontrol metabolik diabetes mellitus osteoporosis dan demensiaTujuan Untuk mengetahui karakteristik hubungan lansia dengan depthMethods saku periodontal Desainpenelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional Populasi adalah _ 162 lansiaberusia 60 tahun terdaftar di 5 Posyandu Lansia di Kelurahan Wonosari Kota Semarang Ukuran sampeldihitung dengan rumus simple random sampling untuk memperkirakan ukuran sampel 72 lansia Tekniksampling dengan metode proporsional Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengukuran kantongperiodontal oleh dokter gigi menggunakan probe periodontal menurut rekomendasi WHO Data dianalisisdengan uji chi square dengan aacute = 5 dan dinilai rasio prevalensi (PR) dari setiap variabel bebas (umur jeniskelamin pendidikan status pekerjaan) untuk saku periodontal Hasil Terdapat hubungan antara umur (nilai p= 0039) dan pendidikan (nilai p = 0015) dengan saku periodontal Lansia usiagt 65 tahun mempunyai risiko 6kali lebih tinggi dari saku periodontal memiliki 4-5 mm dari 1-3 mmKata Kunci poket periodontal usia lanjutAbstractBackground Periodontal disease is an inflammation of the gingival tissues supporting the teethperiodontal ligament cementum and alveolar bone Epidemiological research suggests thatperiodontal disease may be a risk factor for coronary heart disease and stroke premature birth orlow birth weight infants pneumonia complicate metabolic control of diabetes mellitus osteoporosisand dementia Objective To determine the relationship characteristics of elderly with periodontalpocket depthMethods The study design was analytical research with cross sectional approachThe population was 162 elderly aged _ 60 years enrolled in 5 Posyandu Lansia in KelurahanWonosari the city of Semarang Sample size was calculated by simple random sampling formulafor estimating the sample size 72 elderly Sampling technique with proportional method Datacollection using a questionnaire and measurement of periodontal pockets by the dentist using aperiodontal probe according to WHO recommendations The data were analyzed with chi squaretest with aacute= 5 and assessed the prevalence ratio (PR) of each independent variable (age sexeducation work status) to pocket periodontal Results There was a relationship between age (p

value = 0039) and education (p value = 0015) with periodontal pockets Elderly aged gt 65 yearsold had 6 times higher risk of having periodontal pockets 4-5 mm than 1-3 mmKeyword periodontal pockets Elderly aged gt 65 yearsPENDAHULUANPenyakit periodontal merupakan peradangan pada jaringan pendukung gigi yaitu gingivaligamen periodontal sementum dan tulang alveolar (Ramjord and Ash 1989) Penyakit periodontal meliputigingivitis dan periodontitis Gingivitis adalah kondisi inflamasi yang reversible dari papila dan tepigingiva (Sriyono 2009) Periodontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkanmikroorganisme sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulangalveolar dengan terbentuknya poket resesi atau keduanya(Novak 2002) Tahap awal dari peradanganjaringan pendukung gigi adalah peradangan gingiva (gingivitis) dan berlanjut menjadi periodontitiskronis Periodontitis terjadi karena lepasnya hilangnya ikatan serabut periodontal dan gangguancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 262terhadap perlekatan pada sementum dan juga resorpsi terhadap tulang alveolar Periodontitisselalu diawali oleh adanya gingivitis tetapi gingivitis belum tentu berlanjut menjadi periodontitis(Manson 1993)Penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktorrisiko untuk penyakit jantung koroner dan stroke bayi lahir prematur atau bayi berat badan lahirrendah pneumonia mempersulit kontrol metabolik penyakit diabetes mellitus osteoporosis dandemensia Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan periodontal merupakan komponen pentingdalam penatalaksanaan beberapa penyakit sistemik (Seymour et al 2007) Studi epidemiologimenunjukkan penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompok usia lebih tua daripadakelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan kumulatif seumur hidup yangmempengaruhi kerentanan periodontal (Timmerman and Weijden 2006)Poket periodontal adalah sulcus gingiva yang mengalami pendalaman secara patologisSehingga merupakan gambaran klinis yang khas dari penyakit periodontal Pembentukan poketyang progressif yang menyebabkan destruksi jaringan periodontal pendukung dan kehilanganserta ekspoliasi gigi Golongan umur tua lebih banyak menderita periodontitis terutama pada umur45 tahun keatas (Depkes 1998) Di Inggris 54 orang dewasa memiliki poket periodontal 4 mm ataulebih dan 5 termasuk poket periodontal yang tergolong berat (lebih dari 6 mm) Kehilanganjaringan dan prevalensi poket periodontal meningkat menurut umur bahwa 43 mengalami

kehilangan jaringan kurang dari 4 mm dan 8 mengalami kehilangan jaringan lebih besar dari 8mm Hampir tiga per empat gigi orang dewasa telah terlihat terdapat plak gigi dan 73 memilikikalkulus (Daly et al 2003) Berdasarkan penelitian tahun 1999-2004 dari US National Health andNutrition Examination Survey (NHANES III) prevalensi periodontitis sedang pada usia _ 75 tahun(1832) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (1311) sedangkan periodontitis berat padausia _ 75 tahun (29) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (154)(Center for Disease Control)Penyakit periodontal berkaitan dengan plak yang ditandai dengan peradanganPeradangan akan meluas ke jaringan lebih dalam yaitu timbul kerusakan pada jaringan ikatperlekatan epitel cekat bermigrasi ke arah apikal dan selanjutnya timbul poket Jika hal ini berlanjutterus akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada tulang alveolar dan gigi akan terlepas darisoketnya (Roth and Colmes 1981) Pada kelompok umur 65 tahun keatas hilangnya seluruh gigi mencapai176 jauh diatas target WHO 2010 yaitu 5(Depkes 2008)Akibat dari proses menua akan menimbulkan berbagai masalah fisik biologik psikologikdan sosial Proses menua dipengaruhi oleh penyakit-penyakit degeneratif kondisi lingkungan sertagaya hidup seseorang yang akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang berlangsung secarabertahap pada berbagai organ tubuh dan perubahan ini dapat menimbulkan masalahkesehatan(Setiati 2000) Sekitar 40 para lanjut usia mengeluh tentang mulut kering massa otot-ototmastikasi mengecil yang akan berpengaruh pada kekuatan mengunyah gigi banyak yang hilangmengakibatkan gangguan proses komunikasi dan gangguan estetik Sebenarnya respon stimulisaliva tidak berubah pada lanjut usia tetapi aliran saliva menurun Bila ada gangguan neurologikcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 263atau gangguan gigi-geligi maka akan berpengaruh terhadap status kesehatan secara umumkualitas hidup dan kemandirian lanjut usia (Wibisono 2009 Pranarka Pranarka)Persentase lanjut usia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 114dibandingkan tahun 2000 sebesar 74 sebagai implikasi meningkatnya angka harapan hidup diIndonesia Menurut Biro Pusat Statistik jika pada tahun 1970 angka harapan hidup perempuanIndonesia 481 tahun maka pada tahun 2000 menjadi 70 tahun sedangkan angka harapan hiduplaki-laki Indonesia meningkat dari 45 tahun menjadi 65 tahun(BPS 2005)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lanjut usia dengankedalaman poket periodontal sehingga diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi

perencana program kesehatan gigi khususnya program penyuluhan kesehatan gigi dalam usahamencapai gigi dan mulut sehatMETODE PENELITIANDesain penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional Populasipenelitian adalah lanjut usia berumur _ 60 tahun yang terdaftar dalam 5 Posyandu Lansia diKelurahan Wonosari Kota Semarang sebesar 162 orang Besar sampel dihitung dengan rumusSimple Random Sampling sehingga diperoleh besar sampel 72 orang Teknik sampling denganmetode proporsional pada masing-masing posyandu lanjut usiaPengumpulan data dilakukan dalam kegiatan Posyandu Lansia terhadap lanjut usia yangterpilih dengan menggunakan kuesioner berisi karakteristik sosio-demografi dan pengukuran poketperiodontal oleh dokter gigi dengan menggunakan periodontal probe sesuai rekomendasi WHOAnalisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara karakteristiksosio demografi dengan poket periodontal dengan nilai kemaknaan () 5 dan dinilai prevalensratio (PR) masing-masing variabel bebas terhadap poket periodontalHASIL PENELITIANGambaran sosiodemografiKarakteristik sosio-demografi menunjukkan sebagian besar responden termasukberpendidikan rendah karena yang tidak sekolah sampai tamat SD mencapai 694 Berdasarkanstatus pekerjaan lebih dari setengah responden (639) sudah tidak bekerja sehingga tidakmempunyai penghasilan tetap dan hanya tergantung pada keluarganya anak (Tabel 1)Tabel 1 Distribusi frekuensi menurut gambaran sosiodemografi responden di Posyandu LansiaKelurahan Wonosari Kota SemarangNo Sosio demografi f 1 Umurgt 65 tahun 35 48660-65 tahun 37 5142 Jenis kelaminLaki-laki 32 444Perempuan 40 5563 PendidikancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 264Tidak sekolah ndash tamat SD 50 694Tamat SMP ndash tamat PT 22 3064 Status pekerjaanTidak bekerja 46 639Bekerja 26 361Poket periodontalPoket periodontal menunjukkan destruksi jaringan periodontal yang merupakan gambaranklinis yang khas dari penyakit periodontal Keadaan periodontal responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden sudah mengalami pembentukan poket periodontal responden yaitu 1-3mm mencapai 847 dan tidak dijumpai keadaan paling parah yaitu poket _ 6mm Respondenyang mempunyai poket sedalam 4-5 mm hanya sebesar153 (Tabel 2)Tabel 2 Poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari KotaSemarangPoket Periodontal f 4-5 mm 11 1531-3 mm 61 847Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontalAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi square Hasil analisis menunjukkan adanyahubungan antara umur dan pendidikan dengan poket periodontal (Tabel 3) Lanjut usia berumur gt65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal 4-5 mm dibanding usia60-65 tahun Sedangkan menurut pendidikan nilai prevalens ratio tidak dapat dihitung karenaterdapat 1 sel yang kosongTabel 3 Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal pada lanjut usia diPosyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota SemarangKarakteristik sosio-demografi Poket periodontal PR(95 CI)Nilai-p4-5 mm 1-3 mmUmurgt 65 tahun 9 (257) 26 (743) 6058 003960 ndash 65 tahun 2 (54) 35 (946) (1206-30428) (ContinuityCorrection)Jenis kelaminLaki-laki 5 (156) 27 (844) 1049 10Perempuan 6 (150) 34 (850) (0289-3812) (Fisher Exact)PendidikanTidak sekolah ndash tamat SD 11(220) 39 (780) - 0015Tamat SMP ndash tamat PT 0 (0) 22 (1000) (Fisher Exact)Status pekerjaanTidak bekerja 8 (174) 38 (826) 1614 0735Bekerja 3 (115) 23 (885) (0388-6707) (Fisher Exact)) plt 005PEMBAHASANHasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin tinggi umur makin dalam poket periodontalLanjut usia berumur gt 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontalcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 2654-5 mm dibanding usia 60-65 tahun Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitianepidemiologi yang menunjukkan bahwa penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompokusia yang lebih tua daripada di kelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan

kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal Rata-rata prevalensi dantingkat keparahan periodontitis meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun(Timmermanand Weijden 2006)Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal IndexTreatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruhkelompok (15-64 tahun) adalah 9658 Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai100 Kelompok umur gt 44 tahun mempunyai risiko 466 kali untuk mempunyai skor tertinggipenyakit periodontal gt 2 (menunjukkan terbentuk poket) (Situmorang) Penelitian di Amerika padakelompok usia 65 ndash 74 tahun menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada denganstatus periodontal (David Smith and Seymour 2006)Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontaldengan nilai p = 10 (95 CI = 0289-3812) Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupunperempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau4-5 mm Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkantidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada 1110275 = 005(Situmorang)Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara industri individu laki-laki dari setiapkelompok umur lebih banyak mengalami kerusakan jaringan periodontal poket yang lebih dalamdan timbul perdarahan dibanding perempuan Namun perbedaan tersebut tidak ditemukan padapopulasi yang mempunyai keterbatasan akses ke perawatan gigi dan di negara berkembang Halini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin timbul akibat perbedaan perilaku budaya danbukan karena perbedaan kecenderungan untuk penyakit periodontal (Ronderos and Michalowicz 2004)DAFTAR PUSTAKABPS (2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005 Jakarta Badan PerencanaanPembangunan Nasional Badan Pusat Statistik United Nations Population FundsCENTER FOR DISEASE CONTROL A GA USA Prevalence of Periodontal Disease in theUnited States NHANES 1999-2004DALY B WATT R G BATCHELOR P amp TREASURE E T (2003) Trends in Oral HealthEssential Dental Public Health New York Oxford University PressDAVID SMITH amp SEYMOUR R (2006) Penyakit Periodontal dan Perawatannya pada Lansia INIAN E BARNES amp WALLS A (Eds) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia(Gerodontology) Jakarta EGCDEPKES (1998) Survei Kesehatan Nasional (Susenas)DEPKES (2008) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007Jakarta Departemen Kesehatan Republik IndonesiacopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar Nasional

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal
Page 2: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

AbstrakLatar Belakang Penyakit periodontal adalah suatu peradangan dari jaringan gingiva yang mendukung gigiligamen periodontal sementum dan tulang alveolar Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa penyakitperiodontal mungkin menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke kelahiran prematur atau bayiberat lahir rendah pneumonia menyulitkan kontrol metabolik diabetes mellitus osteoporosis dan demensiaTujuan Untuk mengetahui karakteristik hubungan lansia dengan depthMethods saku periodontal Desainpenelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional Populasi adalah _ 162 lansiaberusia 60 tahun terdaftar di 5 Posyandu Lansia di Kelurahan Wonosari Kota Semarang Ukuran sampeldihitung dengan rumus simple random sampling untuk memperkirakan ukuran sampel 72 lansia Tekniksampling dengan metode proporsional Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengukuran kantongperiodontal oleh dokter gigi menggunakan probe periodontal menurut rekomendasi WHO Data dianalisisdengan uji chi square dengan aacute = 5 dan dinilai rasio prevalensi (PR) dari setiap variabel bebas (umur jeniskelamin pendidikan status pekerjaan) untuk saku periodontal Hasil Terdapat hubungan antara umur (nilai p= 0039) dan pendidikan (nilai p = 0015) dengan saku periodontal Lansia usiagt 65 tahun mempunyai risiko 6kali lebih tinggi dari saku periodontal memiliki 4-5 mm dari 1-3 mmKata Kunci poket periodontal usia lanjutAbstractBackground Periodontal disease is an inflammation of the gingival tissues supporting the teethperiodontal ligament cementum and alveolar bone Epidemiological research suggests thatperiodontal disease may be a risk factor for coronary heart disease and stroke premature birth orlow birth weight infants pneumonia complicate metabolic control of diabetes mellitus osteoporosisand dementia Objective To determine the relationship characteristics of elderly with periodontalpocket depthMethods The study design was analytical research with cross sectional approachThe population was 162 elderly aged _ 60 years enrolled in 5 Posyandu Lansia in KelurahanWonosari the city of Semarang Sample size was calculated by simple random sampling formulafor estimating the sample size 72 elderly Sampling technique with proportional method Datacollection using a questionnaire and measurement of periodontal pockets by the dentist using aperiodontal probe according to WHO recommendations The data were analyzed with chi squaretest with aacute= 5 and assessed the prevalence ratio (PR) of each independent variable (age sexeducation work status) to pocket periodontal Results There was a relationship between age (p

value = 0039) and education (p value = 0015) with periodontal pockets Elderly aged gt 65 yearsold had 6 times higher risk of having periodontal pockets 4-5 mm than 1-3 mmKeyword periodontal pockets Elderly aged gt 65 yearsPENDAHULUANPenyakit periodontal merupakan peradangan pada jaringan pendukung gigi yaitu gingivaligamen periodontal sementum dan tulang alveolar (Ramjord and Ash 1989) Penyakit periodontal meliputigingivitis dan periodontitis Gingivitis adalah kondisi inflamasi yang reversible dari papila dan tepigingiva (Sriyono 2009) Periodontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkanmikroorganisme sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulangalveolar dengan terbentuknya poket resesi atau keduanya(Novak 2002) Tahap awal dari peradanganjaringan pendukung gigi adalah peradangan gingiva (gingivitis) dan berlanjut menjadi periodontitiskronis Periodontitis terjadi karena lepasnya hilangnya ikatan serabut periodontal dan gangguancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 262terhadap perlekatan pada sementum dan juga resorpsi terhadap tulang alveolar Periodontitisselalu diawali oleh adanya gingivitis tetapi gingivitis belum tentu berlanjut menjadi periodontitis(Manson 1993)Penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktorrisiko untuk penyakit jantung koroner dan stroke bayi lahir prematur atau bayi berat badan lahirrendah pneumonia mempersulit kontrol metabolik penyakit diabetes mellitus osteoporosis dandemensia Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan periodontal merupakan komponen pentingdalam penatalaksanaan beberapa penyakit sistemik (Seymour et al 2007) Studi epidemiologimenunjukkan penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompok usia lebih tua daripadakelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan kumulatif seumur hidup yangmempengaruhi kerentanan periodontal (Timmerman and Weijden 2006)Poket periodontal adalah sulcus gingiva yang mengalami pendalaman secara patologisSehingga merupakan gambaran klinis yang khas dari penyakit periodontal Pembentukan poketyang progressif yang menyebabkan destruksi jaringan periodontal pendukung dan kehilanganserta ekspoliasi gigi Golongan umur tua lebih banyak menderita periodontitis terutama pada umur45 tahun keatas (Depkes 1998) Di Inggris 54 orang dewasa memiliki poket periodontal 4 mm ataulebih dan 5 termasuk poket periodontal yang tergolong berat (lebih dari 6 mm) Kehilanganjaringan dan prevalensi poket periodontal meningkat menurut umur bahwa 43 mengalami

kehilangan jaringan kurang dari 4 mm dan 8 mengalami kehilangan jaringan lebih besar dari 8mm Hampir tiga per empat gigi orang dewasa telah terlihat terdapat plak gigi dan 73 memilikikalkulus (Daly et al 2003) Berdasarkan penelitian tahun 1999-2004 dari US National Health andNutrition Examination Survey (NHANES III) prevalensi periodontitis sedang pada usia _ 75 tahun(1832) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (1311) sedangkan periodontitis berat padausia _ 75 tahun (29) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (154)(Center for Disease Control)Penyakit periodontal berkaitan dengan plak yang ditandai dengan peradanganPeradangan akan meluas ke jaringan lebih dalam yaitu timbul kerusakan pada jaringan ikatperlekatan epitel cekat bermigrasi ke arah apikal dan selanjutnya timbul poket Jika hal ini berlanjutterus akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada tulang alveolar dan gigi akan terlepas darisoketnya (Roth and Colmes 1981) Pada kelompok umur 65 tahun keatas hilangnya seluruh gigi mencapai176 jauh diatas target WHO 2010 yaitu 5(Depkes 2008)Akibat dari proses menua akan menimbulkan berbagai masalah fisik biologik psikologikdan sosial Proses menua dipengaruhi oleh penyakit-penyakit degeneratif kondisi lingkungan sertagaya hidup seseorang yang akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang berlangsung secarabertahap pada berbagai organ tubuh dan perubahan ini dapat menimbulkan masalahkesehatan(Setiati 2000) Sekitar 40 para lanjut usia mengeluh tentang mulut kering massa otot-ototmastikasi mengecil yang akan berpengaruh pada kekuatan mengunyah gigi banyak yang hilangmengakibatkan gangguan proses komunikasi dan gangguan estetik Sebenarnya respon stimulisaliva tidak berubah pada lanjut usia tetapi aliran saliva menurun Bila ada gangguan neurologikcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 263atau gangguan gigi-geligi maka akan berpengaruh terhadap status kesehatan secara umumkualitas hidup dan kemandirian lanjut usia (Wibisono 2009 Pranarka Pranarka)Persentase lanjut usia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 114dibandingkan tahun 2000 sebesar 74 sebagai implikasi meningkatnya angka harapan hidup diIndonesia Menurut Biro Pusat Statistik jika pada tahun 1970 angka harapan hidup perempuanIndonesia 481 tahun maka pada tahun 2000 menjadi 70 tahun sedangkan angka harapan hiduplaki-laki Indonesia meningkat dari 45 tahun menjadi 65 tahun(BPS 2005)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lanjut usia dengankedalaman poket periodontal sehingga diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi

perencana program kesehatan gigi khususnya program penyuluhan kesehatan gigi dalam usahamencapai gigi dan mulut sehatMETODE PENELITIANDesain penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional Populasipenelitian adalah lanjut usia berumur _ 60 tahun yang terdaftar dalam 5 Posyandu Lansia diKelurahan Wonosari Kota Semarang sebesar 162 orang Besar sampel dihitung dengan rumusSimple Random Sampling sehingga diperoleh besar sampel 72 orang Teknik sampling denganmetode proporsional pada masing-masing posyandu lanjut usiaPengumpulan data dilakukan dalam kegiatan Posyandu Lansia terhadap lanjut usia yangterpilih dengan menggunakan kuesioner berisi karakteristik sosio-demografi dan pengukuran poketperiodontal oleh dokter gigi dengan menggunakan periodontal probe sesuai rekomendasi WHOAnalisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara karakteristiksosio demografi dengan poket periodontal dengan nilai kemaknaan () 5 dan dinilai prevalensratio (PR) masing-masing variabel bebas terhadap poket periodontalHASIL PENELITIANGambaran sosiodemografiKarakteristik sosio-demografi menunjukkan sebagian besar responden termasukberpendidikan rendah karena yang tidak sekolah sampai tamat SD mencapai 694 Berdasarkanstatus pekerjaan lebih dari setengah responden (639) sudah tidak bekerja sehingga tidakmempunyai penghasilan tetap dan hanya tergantung pada keluarganya anak (Tabel 1)Tabel 1 Distribusi frekuensi menurut gambaran sosiodemografi responden di Posyandu LansiaKelurahan Wonosari Kota SemarangNo Sosio demografi f 1 Umurgt 65 tahun 35 48660-65 tahun 37 5142 Jenis kelaminLaki-laki 32 444Perempuan 40 5563 PendidikancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 264Tidak sekolah ndash tamat SD 50 694Tamat SMP ndash tamat PT 22 3064 Status pekerjaanTidak bekerja 46 639Bekerja 26 361Poket periodontalPoket periodontal menunjukkan destruksi jaringan periodontal yang merupakan gambaranklinis yang khas dari penyakit periodontal Keadaan periodontal responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden sudah mengalami pembentukan poket periodontal responden yaitu 1-3mm mencapai 847 dan tidak dijumpai keadaan paling parah yaitu poket _ 6mm Respondenyang mempunyai poket sedalam 4-5 mm hanya sebesar153 (Tabel 2)Tabel 2 Poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari KotaSemarangPoket Periodontal f 4-5 mm 11 1531-3 mm 61 847Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontalAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi square Hasil analisis menunjukkan adanyahubungan antara umur dan pendidikan dengan poket periodontal (Tabel 3) Lanjut usia berumur gt65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal 4-5 mm dibanding usia60-65 tahun Sedangkan menurut pendidikan nilai prevalens ratio tidak dapat dihitung karenaterdapat 1 sel yang kosongTabel 3 Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal pada lanjut usia diPosyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota SemarangKarakteristik sosio-demografi Poket periodontal PR(95 CI)Nilai-p4-5 mm 1-3 mmUmurgt 65 tahun 9 (257) 26 (743) 6058 003960 ndash 65 tahun 2 (54) 35 (946) (1206-30428) (ContinuityCorrection)Jenis kelaminLaki-laki 5 (156) 27 (844) 1049 10Perempuan 6 (150) 34 (850) (0289-3812) (Fisher Exact)PendidikanTidak sekolah ndash tamat SD 11(220) 39 (780) - 0015Tamat SMP ndash tamat PT 0 (0) 22 (1000) (Fisher Exact)Status pekerjaanTidak bekerja 8 (174) 38 (826) 1614 0735Bekerja 3 (115) 23 (885) (0388-6707) (Fisher Exact)) plt 005PEMBAHASANHasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin tinggi umur makin dalam poket periodontalLanjut usia berumur gt 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontalcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 2654-5 mm dibanding usia 60-65 tahun Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitianepidemiologi yang menunjukkan bahwa penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompokusia yang lebih tua daripada di kelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan

kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal Rata-rata prevalensi dantingkat keparahan periodontitis meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun(Timmermanand Weijden 2006)Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal IndexTreatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruhkelompok (15-64 tahun) adalah 9658 Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai100 Kelompok umur gt 44 tahun mempunyai risiko 466 kali untuk mempunyai skor tertinggipenyakit periodontal gt 2 (menunjukkan terbentuk poket) (Situmorang) Penelitian di Amerika padakelompok usia 65 ndash 74 tahun menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada denganstatus periodontal (David Smith and Seymour 2006)Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontaldengan nilai p = 10 (95 CI = 0289-3812) Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupunperempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau4-5 mm Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkantidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada 1110275 = 005(Situmorang)Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara industri individu laki-laki dari setiapkelompok umur lebih banyak mengalami kerusakan jaringan periodontal poket yang lebih dalamdan timbul perdarahan dibanding perempuan Namun perbedaan tersebut tidak ditemukan padapopulasi yang mempunyai keterbatasan akses ke perawatan gigi dan di negara berkembang Halini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin timbul akibat perbedaan perilaku budaya danbukan karena perbedaan kecenderungan untuk penyakit periodontal (Ronderos and Michalowicz 2004)DAFTAR PUSTAKABPS (2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005 Jakarta Badan PerencanaanPembangunan Nasional Badan Pusat Statistik United Nations Population FundsCENTER FOR DISEASE CONTROL A GA USA Prevalence of Periodontal Disease in theUnited States NHANES 1999-2004DALY B WATT R G BATCHELOR P amp TREASURE E T (2003) Trends in Oral HealthEssential Dental Public Health New York Oxford University PressDAVID SMITH amp SEYMOUR R (2006) Penyakit Periodontal dan Perawatannya pada Lansia INIAN E BARNES amp WALLS A (Eds) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia(Gerodontology) Jakarta EGCDEPKES (1998) Survei Kesehatan Nasional (Susenas)DEPKES (2008) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007Jakarta Departemen Kesehatan Republik IndonesiacopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar Nasional

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal
Page 3: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

value = 0039) and education (p value = 0015) with periodontal pockets Elderly aged gt 65 yearsold had 6 times higher risk of having periodontal pockets 4-5 mm than 1-3 mmKeyword periodontal pockets Elderly aged gt 65 yearsPENDAHULUANPenyakit periodontal merupakan peradangan pada jaringan pendukung gigi yaitu gingivaligamen periodontal sementum dan tulang alveolar (Ramjord and Ash 1989) Penyakit periodontal meliputigingivitis dan periodontitis Gingivitis adalah kondisi inflamasi yang reversible dari papila dan tepigingiva (Sriyono 2009) Periodontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkanmikroorganisme sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulangalveolar dengan terbentuknya poket resesi atau keduanya(Novak 2002) Tahap awal dari peradanganjaringan pendukung gigi adalah peradangan gingiva (gingivitis) dan berlanjut menjadi periodontitiskronis Periodontitis terjadi karena lepasnya hilangnya ikatan serabut periodontal dan gangguancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 262terhadap perlekatan pada sementum dan juga resorpsi terhadap tulang alveolar Periodontitisselalu diawali oleh adanya gingivitis tetapi gingivitis belum tentu berlanjut menjadi periodontitis(Manson 1993)Penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktorrisiko untuk penyakit jantung koroner dan stroke bayi lahir prematur atau bayi berat badan lahirrendah pneumonia mempersulit kontrol metabolik penyakit diabetes mellitus osteoporosis dandemensia Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan periodontal merupakan komponen pentingdalam penatalaksanaan beberapa penyakit sistemik (Seymour et al 2007) Studi epidemiologimenunjukkan penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompok usia lebih tua daripadakelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan kumulatif seumur hidup yangmempengaruhi kerentanan periodontal (Timmerman and Weijden 2006)Poket periodontal adalah sulcus gingiva yang mengalami pendalaman secara patologisSehingga merupakan gambaran klinis yang khas dari penyakit periodontal Pembentukan poketyang progressif yang menyebabkan destruksi jaringan periodontal pendukung dan kehilanganserta ekspoliasi gigi Golongan umur tua lebih banyak menderita periodontitis terutama pada umur45 tahun keatas (Depkes 1998) Di Inggris 54 orang dewasa memiliki poket periodontal 4 mm ataulebih dan 5 termasuk poket periodontal yang tergolong berat (lebih dari 6 mm) Kehilanganjaringan dan prevalensi poket periodontal meningkat menurut umur bahwa 43 mengalami

kehilangan jaringan kurang dari 4 mm dan 8 mengalami kehilangan jaringan lebih besar dari 8mm Hampir tiga per empat gigi orang dewasa telah terlihat terdapat plak gigi dan 73 memilikikalkulus (Daly et al 2003) Berdasarkan penelitian tahun 1999-2004 dari US National Health andNutrition Examination Survey (NHANES III) prevalensi periodontitis sedang pada usia _ 75 tahun(1832) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (1311) sedangkan periodontitis berat padausia _ 75 tahun (29) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (154)(Center for Disease Control)Penyakit periodontal berkaitan dengan plak yang ditandai dengan peradanganPeradangan akan meluas ke jaringan lebih dalam yaitu timbul kerusakan pada jaringan ikatperlekatan epitel cekat bermigrasi ke arah apikal dan selanjutnya timbul poket Jika hal ini berlanjutterus akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada tulang alveolar dan gigi akan terlepas darisoketnya (Roth and Colmes 1981) Pada kelompok umur 65 tahun keatas hilangnya seluruh gigi mencapai176 jauh diatas target WHO 2010 yaitu 5(Depkes 2008)Akibat dari proses menua akan menimbulkan berbagai masalah fisik biologik psikologikdan sosial Proses menua dipengaruhi oleh penyakit-penyakit degeneratif kondisi lingkungan sertagaya hidup seseorang yang akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang berlangsung secarabertahap pada berbagai organ tubuh dan perubahan ini dapat menimbulkan masalahkesehatan(Setiati 2000) Sekitar 40 para lanjut usia mengeluh tentang mulut kering massa otot-ototmastikasi mengecil yang akan berpengaruh pada kekuatan mengunyah gigi banyak yang hilangmengakibatkan gangguan proses komunikasi dan gangguan estetik Sebenarnya respon stimulisaliva tidak berubah pada lanjut usia tetapi aliran saliva menurun Bila ada gangguan neurologikcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 263atau gangguan gigi-geligi maka akan berpengaruh terhadap status kesehatan secara umumkualitas hidup dan kemandirian lanjut usia (Wibisono 2009 Pranarka Pranarka)Persentase lanjut usia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 114dibandingkan tahun 2000 sebesar 74 sebagai implikasi meningkatnya angka harapan hidup diIndonesia Menurut Biro Pusat Statistik jika pada tahun 1970 angka harapan hidup perempuanIndonesia 481 tahun maka pada tahun 2000 menjadi 70 tahun sedangkan angka harapan hiduplaki-laki Indonesia meningkat dari 45 tahun menjadi 65 tahun(BPS 2005)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lanjut usia dengankedalaman poket periodontal sehingga diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi

perencana program kesehatan gigi khususnya program penyuluhan kesehatan gigi dalam usahamencapai gigi dan mulut sehatMETODE PENELITIANDesain penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional Populasipenelitian adalah lanjut usia berumur _ 60 tahun yang terdaftar dalam 5 Posyandu Lansia diKelurahan Wonosari Kota Semarang sebesar 162 orang Besar sampel dihitung dengan rumusSimple Random Sampling sehingga diperoleh besar sampel 72 orang Teknik sampling denganmetode proporsional pada masing-masing posyandu lanjut usiaPengumpulan data dilakukan dalam kegiatan Posyandu Lansia terhadap lanjut usia yangterpilih dengan menggunakan kuesioner berisi karakteristik sosio-demografi dan pengukuran poketperiodontal oleh dokter gigi dengan menggunakan periodontal probe sesuai rekomendasi WHOAnalisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara karakteristiksosio demografi dengan poket periodontal dengan nilai kemaknaan () 5 dan dinilai prevalensratio (PR) masing-masing variabel bebas terhadap poket periodontalHASIL PENELITIANGambaran sosiodemografiKarakteristik sosio-demografi menunjukkan sebagian besar responden termasukberpendidikan rendah karena yang tidak sekolah sampai tamat SD mencapai 694 Berdasarkanstatus pekerjaan lebih dari setengah responden (639) sudah tidak bekerja sehingga tidakmempunyai penghasilan tetap dan hanya tergantung pada keluarganya anak (Tabel 1)Tabel 1 Distribusi frekuensi menurut gambaran sosiodemografi responden di Posyandu LansiaKelurahan Wonosari Kota SemarangNo Sosio demografi f 1 Umurgt 65 tahun 35 48660-65 tahun 37 5142 Jenis kelaminLaki-laki 32 444Perempuan 40 5563 PendidikancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 264Tidak sekolah ndash tamat SD 50 694Tamat SMP ndash tamat PT 22 3064 Status pekerjaanTidak bekerja 46 639Bekerja 26 361Poket periodontalPoket periodontal menunjukkan destruksi jaringan periodontal yang merupakan gambaranklinis yang khas dari penyakit periodontal Keadaan periodontal responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden sudah mengalami pembentukan poket periodontal responden yaitu 1-3mm mencapai 847 dan tidak dijumpai keadaan paling parah yaitu poket _ 6mm Respondenyang mempunyai poket sedalam 4-5 mm hanya sebesar153 (Tabel 2)Tabel 2 Poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari KotaSemarangPoket Periodontal f 4-5 mm 11 1531-3 mm 61 847Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontalAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi square Hasil analisis menunjukkan adanyahubungan antara umur dan pendidikan dengan poket periodontal (Tabel 3) Lanjut usia berumur gt65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal 4-5 mm dibanding usia60-65 tahun Sedangkan menurut pendidikan nilai prevalens ratio tidak dapat dihitung karenaterdapat 1 sel yang kosongTabel 3 Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal pada lanjut usia diPosyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota SemarangKarakteristik sosio-demografi Poket periodontal PR(95 CI)Nilai-p4-5 mm 1-3 mmUmurgt 65 tahun 9 (257) 26 (743) 6058 003960 ndash 65 tahun 2 (54) 35 (946) (1206-30428) (ContinuityCorrection)Jenis kelaminLaki-laki 5 (156) 27 (844) 1049 10Perempuan 6 (150) 34 (850) (0289-3812) (Fisher Exact)PendidikanTidak sekolah ndash tamat SD 11(220) 39 (780) - 0015Tamat SMP ndash tamat PT 0 (0) 22 (1000) (Fisher Exact)Status pekerjaanTidak bekerja 8 (174) 38 (826) 1614 0735Bekerja 3 (115) 23 (885) (0388-6707) (Fisher Exact)) plt 005PEMBAHASANHasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin tinggi umur makin dalam poket periodontalLanjut usia berumur gt 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontalcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 2654-5 mm dibanding usia 60-65 tahun Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitianepidemiologi yang menunjukkan bahwa penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompokusia yang lebih tua daripada di kelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan

kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal Rata-rata prevalensi dantingkat keparahan periodontitis meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun(Timmermanand Weijden 2006)Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal IndexTreatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruhkelompok (15-64 tahun) adalah 9658 Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai100 Kelompok umur gt 44 tahun mempunyai risiko 466 kali untuk mempunyai skor tertinggipenyakit periodontal gt 2 (menunjukkan terbentuk poket) (Situmorang) Penelitian di Amerika padakelompok usia 65 ndash 74 tahun menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada denganstatus periodontal (David Smith and Seymour 2006)Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontaldengan nilai p = 10 (95 CI = 0289-3812) Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupunperempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau4-5 mm Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkantidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada 1110275 = 005(Situmorang)Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara industri individu laki-laki dari setiapkelompok umur lebih banyak mengalami kerusakan jaringan periodontal poket yang lebih dalamdan timbul perdarahan dibanding perempuan Namun perbedaan tersebut tidak ditemukan padapopulasi yang mempunyai keterbatasan akses ke perawatan gigi dan di negara berkembang Halini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin timbul akibat perbedaan perilaku budaya danbukan karena perbedaan kecenderungan untuk penyakit periodontal (Ronderos and Michalowicz 2004)DAFTAR PUSTAKABPS (2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005 Jakarta Badan PerencanaanPembangunan Nasional Badan Pusat Statistik United Nations Population FundsCENTER FOR DISEASE CONTROL A GA USA Prevalence of Periodontal Disease in theUnited States NHANES 1999-2004DALY B WATT R G BATCHELOR P amp TREASURE E T (2003) Trends in Oral HealthEssential Dental Public Health New York Oxford University PressDAVID SMITH amp SEYMOUR R (2006) Penyakit Periodontal dan Perawatannya pada Lansia INIAN E BARNES amp WALLS A (Eds) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia(Gerodontology) Jakarta EGCDEPKES (1998) Survei Kesehatan Nasional (Susenas)DEPKES (2008) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007Jakarta Departemen Kesehatan Republik IndonesiacopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar Nasional

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal
Page 4: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

kehilangan jaringan kurang dari 4 mm dan 8 mengalami kehilangan jaringan lebih besar dari 8mm Hampir tiga per empat gigi orang dewasa telah terlihat terdapat plak gigi dan 73 memilikikalkulus (Daly et al 2003) Berdasarkan penelitian tahun 1999-2004 dari US National Health andNutrition Examination Survey (NHANES III) prevalensi periodontitis sedang pada usia _ 75 tahun(1832) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (1311) sedangkan periodontitis berat padausia _ 75 tahun (29) lebih besar dari pada usia 65 ndash 74 tahun (154)(Center for Disease Control)Penyakit periodontal berkaitan dengan plak yang ditandai dengan peradanganPeradangan akan meluas ke jaringan lebih dalam yaitu timbul kerusakan pada jaringan ikatperlekatan epitel cekat bermigrasi ke arah apikal dan selanjutnya timbul poket Jika hal ini berlanjutterus akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada tulang alveolar dan gigi akan terlepas darisoketnya (Roth and Colmes 1981) Pada kelompok umur 65 tahun keatas hilangnya seluruh gigi mencapai176 jauh diatas target WHO 2010 yaitu 5(Depkes 2008)Akibat dari proses menua akan menimbulkan berbagai masalah fisik biologik psikologikdan sosial Proses menua dipengaruhi oleh penyakit-penyakit degeneratif kondisi lingkungan sertagaya hidup seseorang yang akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang berlangsung secarabertahap pada berbagai organ tubuh dan perubahan ini dapat menimbulkan masalahkesehatan(Setiati 2000) Sekitar 40 para lanjut usia mengeluh tentang mulut kering massa otot-ototmastikasi mengecil yang akan berpengaruh pada kekuatan mengunyah gigi banyak yang hilangmengakibatkan gangguan proses komunikasi dan gangguan estetik Sebenarnya respon stimulisaliva tidak berubah pada lanjut usia tetapi aliran saliva menurun Bila ada gangguan neurologikcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 263atau gangguan gigi-geligi maka akan berpengaruh terhadap status kesehatan secara umumkualitas hidup dan kemandirian lanjut usia (Wibisono 2009 Pranarka Pranarka)Persentase lanjut usia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 114dibandingkan tahun 2000 sebesar 74 sebagai implikasi meningkatnya angka harapan hidup diIndonesia Menurut Biro Pusat Statistik jika pada tahun 1970 angka harapan hidup perempuanIndonesia 481 tahun maka pada tahun 2000 menjadi 70 tahun sedangkan angka harapan hiduplaki-laki Indonesia meningkat dari 45 tahun menjadi 65 tahun(BPS 2005)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lanjut usia dengankedalaman poket periodontal sehingga diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi

perencana program kesehatan gigi khususnya program penyuluhan kesehatan gigi dalam usahamencapai gigi dan mulut sehatMETODE PENELITIANDesain penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional Populasipenelitian adalah lanjut usia berumur _ 60 tahun yang terdaftar dalam 5 Posyandu Lansia diKelurahan Wonosari Kota Semarang sebesar 162 orang Besar sampel dihitung dengan rumusSimple Random Sampling sehingga diperoleh besar sampel 72 orang Teknik sampling denganmetode proporsional pada masing-masing posyandu lanjut usiaPengumpulan data dilakukan dalam kegiatan Posyandu Lansia terhadap lanjut usia yangterpilih dengan menggunakan kuesioner berisi karakteristik sosio-demografi dan pengukuran poketperiodontal oleh dokter gigi dengan menggunakan periodontal probe sesuai rekomendasi WHOAnalisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara karakteristiksosio demografi dengan poket periodontal dengan nilai kemaknaan () 5 dan dinilai prevalensratio (PR) masing-masing variabel bebas terhadap poket periodontalHASIL PENELITIANGambaran sosiodemografiKarakteristik sosio-demografi menunjukkan sebagian besar responden termasukberpendidikan rendah karena yang tidak sekolah sampai tamat SD mencapai 694 Berdasarkanstatus pekerjaan lebih dari setengah responden (639) sudah tidak bekerja sehingga tidakmempunyai penghasilan tetap dan hanya tergantung pada keluarganya anak (Tabel 1)Tabel 1 Distribusi frekuensi menurut gambaran sosiodemografi responden di Posyandu LansiaKelurahan Wonosari Kota SemarangNo Sosio demografi f 1 Umurgt 65 tahun 35 48660-65 tahun 37 5142 Jenis kelaminLaki-laki 32 444Perempuan 40 5563 PendidikancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 264Tidak sekolah ndash tamat SD 50 694Tamat SMP ndash tamat PT 22 3064 Status pekerjaanTidak bekerja 46 639Bekerja 26 361Poket periodontalPoket periodontal menunjukkan destruksi jaringan periodontal yang merupakan gambaranklinis yang khas dari penyakit periodontal Keadaan periodontal responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden sudah mengalami pembentukan poket periodontal responden yaitu 1-3mm mencapai 847 dan tidak dijumpai keadaan paling parah yaitu poket _ 6mm Respondenyang mempunyai poket sedalam 4-5 mm hanya sebesar153 (Tabel 2)Tabel 2 Poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari KotaSemarangPoket Periodontal f 4-5 mm 11 1531-3 mm 61 847Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontalAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi square Hasil analisis menunjukkan adanyahubungan antara umur dan pendidikan dengan poket periodontal (Tabel 3) Lanjut usia berumur gt65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal 4-5 mm dibanding usia60-65 tahun Sedangkan menurut pendidikan nilai prevalens ratio tidak dapat dihitung karenaterdapat 1 sel yang kosongTabel 3 Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal pada lanjut usia diPosyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota SemarangKarakteristik sosio-demografi Poket periodontal PR(95 CI)Nilai-p4-5 mm 1-3 mmUmurgt 65 tahun 9 (257) 26 (743) 6058 003960 ndash 65 tahun 2 (54) 35 (946) (1206-30428) (ContinuityCorrection)Jenis kelaminLaki-laki 5 (156) 27 (844) 1049 10Perempuan 6 (150) 34 (850) (0289-3812) (Fisher Exact)PendidikanTidak sekolah ndash tamat SD 11(220) 39 (780) - 0015Tamat SMP ndash tamat PT 0 (0) 22 (1000) (Fisher Exact)Status pekerjaanTidak bekerja 8 (174) 38 (826) 1614 0735Bekerja 3 (115) 23 (885) (0388-6707) (Fisher Exact)) plt 005PEMBAHASANHasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin tinggi umur makin dalam poket periodontalLanjut usia berumur gt 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontalcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 2654-5 mm dibanding usia 60-65 tahun Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitianepidemiologi yang menunjukkan bahwa penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompokusia yang lebih tua daripada di kelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan

kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal Rata-rata prevalensi dantingkat keparahan periodontitis meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun(Timmermanand Weijden 2006)Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal IndexTreatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruhkelompok (15-64 tahun) adalah 9658 Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai100 Kelompok umur gt 44 tahun mempunyai risiko 466 kali untuk mempunyai skor tertinggipenyakit periodontal gt 2 (menunjukkan terbentuk poket) (Situmorang) Penelitian di Amerika padakelompok usia 65 ndash 74 tahun menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada denganstatus periodontal (David Smith and Seymour 2006)Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontaldengan nilai p = 10 (95 CI = 0289-3812) Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupunperempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau4-5 mm Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkantidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada 1110275 = 005(Situmorang)Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara industri individu laki-laki dari setiapkelompok umur lebih banyak mengalami kerusakan jaringan periodontal poket yang lebih dalamdan timbul perdarahan dibanding perempuan Namun perbedaan tersebut tidak ditemukan padapopulasi yang mempunyai keterbatasan akses ke perawatan gigi dan di negara berkembang Halini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin timbul akibat perbedaan perilaku budaya danbukan karena perbedaan kecenderungan untuk penyakit periodontal (Ronderos and Michalowicz 2004)DAFTAR PUSTAKABPS (2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005 Jakarta Badan PerencanaanPembangunan Nasional Badan Pusat Statistik United Nations Population FundsCENTER FOR DISEASE CONTROL A GA USA Prevalence of Periodontal Disease in theUnited States NHANES 1999-2004DALY B WATT R G BATCHELOR P amp TREASURE E T (2003) Trends in Oral HealthEssential Dental Public Health New York Oxford University PressDAVID SMITH amp SEYMOUR R (2006) Penyakit Periodontal dan Perawatannya pada Lansia INIAN E BARNES amp WALLS A (Eds) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia(Gerodontology) Jakarta EGCDEPKES (1998) Survei Kesehatan Nasional (Susenas)DEPKES (2008) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007Jakarta Departemen Kesehatan Republik IndonesiacopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar Nasional

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal
Page 5: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

perencana program kesehatan gigi khususnya program penyuluhan kesehatan gigi dalam usahamencapai gigi dan mulut sehatMETODE PENELITIANDesain penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional Populasipenelitian adalah lanjut usia berumur _ 60 tahun yang terdaftar dalam 5 Posyandu Lansia diKelurahan Wonosari Kota Semarang sebesar 162 orang Besar sampel dihitung dengan rumusSimple Random Sampling sehingga diperoleh besar sampel 72 orang Teknik sampling denganmetode proporsional pada masing-masing posyandu lanjut usiaPengumpulan data dilakukan dalam kegiatan Posyandu Lansia terhadap lanjut usia yangterpilih dengan menggunakan kuesioner berisi karakteristik sosio-demografi dan pengukuran poketperiodontal oleh dokter gigi dengan menggunakan periodontal probe sesuai rekomendasi WHOAnalisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara karakteristiksosio demografi dengan poket periodontal dengan nilai kemaknaan () 5 dan dinilai prevalensratio (PR) masing-masing variabel bebas terhadap poket periodontalHASIL PENELITIANGambaran sosiodemografiKarakteristik sosio-demografi menunjukkan sebagian besar responden termasukberpendidikan rendah karena yang tidak sekolah sampai tamat SD mencapai 694 Berdasarkanstatus pekerjaan lebih dari setengah responden (639) sudah tidak bekerja sehingga tidakmempunyai penghasilan tetap dan hanya tergantung pada keluarganya anak (Tabel 1)Tabel 1 Distribusi frekuensi menurut gambaran sosiodemografi responden di Posyandu LansiaKelurahan Wonosari Kota SemarangNo Sosio demografi f 1 Umurgt 65 tahun 35 48660-65 tahun 37 5142 Jenis kelaminLaki-laki 32 444Perempuan 40 5563 PendidikancopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 264Tidak sekolah ndash tamat SD 50 694Tamat SMP ndash tamat PT 22 3064 Status pekerjaanTidak bekerja 46 639Bekerja 26 361Poket periodontalPoket periodontal menunjukkan destruksi jaringan periodontal yang merupakan gambaranklinis yang khas dari penyakit periodontal Keadaan periodontal responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden sudah mengalami pembentukan poket periodontal responden yaitu 1-3mm mencapai 847 dan tidak dijumpai keadaan paling parah yaitu poket _ 6mm Respondenyang mempunyai poket sedalam 4-5 mm hanya sebesar153 (Tabel 2)Tabel 2 Poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari KotaSemarangPoket Periodontal f 4-5 mm 11 1531-3 mm 61 847Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontalAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi square Hasil analisis menunjukkan adanyahubungan antara umur dan pendidikan dengan poket periodontal (Tabel 3) Lanjut usia berumur gt65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal 4-5 mm dibanding usia60-65 tahun Sedangkan menurut pendidikan nilai prevalens ratio tidak dapat dihitung karenaterdapat 1 sel yang kosongTabel 3 Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal pada lanjut usia diPosyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota SemarangKarakteristik sosio-demografi Poket periodontal PR(95 CI)Nilai-p4-5 mm 1-3 mmUmurgt 65 tahun 9 (257) 26 (743) 6058 003960 ndash 65 tahun 2 (54) 35 (946) (1206-30428) (ContinuityCorrection)Jenis kelaminLaki-laki 5 (156) 27 (844) 1049 10Perempuan 6 (150) 34 (850) (0289-3812) (Fisher Exact)PendidikanTidak sekolah ndash tamat SD 11(220) 39 (780) - 0015Tamat SMP ndash tamat PT 0 (0) 22 (1000) (Fisher Exact)Status pekerjaanTidak bekerja 8 (174) 38 (826) 1614 0735Bekerja 3 (115) 23 (885) (0388-6707) (Fisher Exact)) plt 005PEMBAHASANHasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin tinggi umur makin dalam poket periodontalLanjut usia berumur gt 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontalcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 2654-5 mm dibanding usia 60-65 tahun Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitianepidemiologi yang menunjukkan bahwa penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompokusia yang lebih tua daripada di kelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan

kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal Rata-rata prevalensi dantingkat keparahan periodontitis meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun(Timmermanand Weijden 2006)Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal IndexTreatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruhkelompok (15-64 tahun) adalah 9658 Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai100 Kelompok umur gt 44 tahun mempunyai risiko 466 kali untuk mempunyai skor tertinggipenyakit periodontal gt 2 (menunjukkan terbentuk poket) (Situmorang) Penelitian di Amerika padakelompok usia 65 ndash 74 tahun menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada denganstatus periodontal (David Smith and Seymour 2006)Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontaldengan nilai p = 10 (95 CI = 0289-3812) Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupunperempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau4-5 mm Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkantidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada 1110275 = 005(Situmorang)Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara industri individu laki-laki dari setiapkelompok umur lebih banyak mengalami kerusakan jaringan periodontal poket yang lebih dalamdan timbul perdarahan dibanding perempuan Namun perbedaan tersebut tidak ditemukan padapopulasi yang mempunyai keterbatasan akses ke perawatan gigi dan di negara berkembang Halini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin timbul akibat perbedaan perilaku budaya danbukan karena perbedaan kecenderungan untuk penyakit periodontal (Ronderos and Michalowicz 2004)DAFTAR PUSTAKABPS (2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005 Jakarta Badan PerencanaanPembangunan Nasional Badan Pusat Statistik United Nations Population FundsCENTER FOR DISEASE CONTROL A GA USA Prevalence of Periodontal Disease in theUnited States NHANES 1999-2004DALY B WATT R G BATCHELOR P amp TREASURE E T (2003) Trends in Oral HealthEssential Dental Public Health New York Oxford University PressDAVID SMITH amp SEYMOUR R (2006) Penyakit Periodontal dan Perawatannya pada Lansia INIAN E BARNES amp WALLS A (Eds) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia(Gerodontology) Jakarta EGCDEPKES (1998) Survei Kesehatan Nasional (Susenas)DEPKES (2008) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007Jakarta Departemen Kesehatan Republik IndonesiacopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar Nasional

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal
Page 6: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

sebagian besar responden sudah mengalami pembentukan poket periodontal responden yaitu 1-3mm mencapai 847 dan tidak dijumpai keadaan paling parah yaitu poket _ 6mm Respondenyang mempunyai poket sedalam 4-5 mm hanya sebesar153 (Tabel 2)Tabel 2 Poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari KotaSemarangPoket Periodontal f 4-5 mm 11 1531-3 mm 61 847Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontalAnalisis bivariat dilakukan dengan uji chi square Hasil analisis menunjukkan adanyahubungan antara umur dan pendidikan dengan poket periodontal (Tabel 3) Lanjut usia berumur gt65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal 4-5 mm dibanding usia60-65 tahun Sedangkan menurut pendidikan nilai prevalens ratio tidak dapat dihitung karenaterdapat 1 sel yang kosongTabel 3 Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal pada lanjut usia diPosyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota SemarangKarakteristik sosio-demografi Poket periodontal PR(95 CI)Nilai-p4-5 mm 1-3 mmUmurgt 65 tahun 9 (257) 26 (743) 6058 003960 ndash 65 tahun 2 (54) 35 (946) (1206-30428) (ContinuityCorrection)Jenis kelaminLaki-laki 5 (156) 27 (844) 1049 10Perempuan 6 (150) 34 (850) (0289-3812) (Fisher Exact)PendidikanTidak sekolah ndash tamat SD 11(220) 39 (780) - 0015Tamat SMP ndash tamat PT 0 (0) 22 (1000) (Fisher Exact)Status pekerjaanTidak bekerja 8 (174) 38 (826) 1614 0735Bekerja 3 (115) 23 (885) (0388-6707) (Fisher Exact)) plt 005PEMBAHASANHasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin tinggi umur makin dalam poket periodontalLanjut usia berumur gt 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontalcopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar NasionalldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 2654-5 mm dibanding usia 60-65 tahun Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitianepidemiologi yang menunjukkan bahwa penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompokusia yang lebih tua daripada di kelompok muda Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan

kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal Rata-rata prevalensi dantingkat keparahan periodontitis meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun(Timmermanand Weijden 2006)Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal IndexTreatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruhkelompok (15-64 tahun) adalah 9658 Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai100 Kelompok umur gt 44 tahun mempunyai risiko 466 kali untuk mempunyai skor tertinggipenyakit periodontal gt 2 (menunjukkan terbentuk poket) (Situmorang) Penelitian di Amerika padakelompok usia 65 ndash 74 tahun menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada denganstatus periodontal (David Smith and Seymour 2006)Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontaldengan nilai p = 10 (95 CI = 0289-3812) Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupunperempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau4-5 mm Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkantidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada 1110275 = 005(Situmorang)Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara industri individu laki-laki dari setiapkelompok umur lebih banyak mengalami kerusakan jaringan periodontal poket yang lebih dalamdan timbul perdarahan dibanding perempuan Namun perbedaan tersebut tidak ditemukan padapopulasi yang mempunyai keterbatasan akses ke perawatan gigi dan di negara berkembang Halini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin timbul akibat perbedaan perilaku budaya danbukan karena perbedaan kecenderungan untuk penyakit periodontal (Ronderos and Michalowicz 2004)DAFTAR PUSTAKABPS (2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005 Jakarta Badan PerencanaanPembangunan Nasional Badan Pusat Statistik United Nations Population FundsCENTER FOR DISEASE CONTROL A GA USA Prevalence of Periodontal Disease in theUnited States NHANES 1999-2004DALY B WATT R G BATCHELOR P amp TREASURE E T (2003) Trends in Oral HealthEssential Dental Public Health New York Oxford University PressDAVID SMITH amp SEYMOUR R (2006) Penyakit Periodontal dan Perawatannya pada Lansia INIAN E BARNES amp WALLS A (Eds) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia(Gerodontology) Jakarta EGCDEPKES (1998) Survei Kesehatan Nasional (Susenas)DEPKES (2008) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007Jakarta Departemen Kesehatan Republik IndonesiacopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar Nasional

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal
Page 7: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal Rata-rata prevalensi dantingkat keparahan periodontitis meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun(Timmermanand Weijden 2006)Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal IndexTreatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruhkelompok (15-64 tahun) adalah 9658 Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai100 Kelompok umur gt 44 tahun mempunyai risiko 466 kali untuk mempunyai skor tertinggipenyakit periodontal gt 2 (menunjukkan terbentuk poket) (Situmorang) Penelitian di Amerika padakelompok usia 65 ndash 74 tahun menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada denganstatus periodontal (David Smith and Seymour 2006)Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontaldengan nilai p = 10 (95 CI = 0289-3812) Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupunperempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau4-5 mm Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkantidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada 1110275 = 005(Situmorang)Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara industri individu laki-laki dari setiapkelompok umur lebih banyak mengalami kerusakan jaringan periodontal poket yang lebih dalamdan timbul perdarahan dibanding perempuan Namun perbedaan tersebut tidak ditemukan padapopulasi yang mempunyai keterbatasan akses ke perawatan gigi dan di negara berkembang Halini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin timbul akibat perbedaan perilaku budaya danbukan karena perbedaan kecenderungan untuk penyakit periodontal (Ronderos and Michalowicz 2004)DAFTAR PUSTAKABPS (2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005 Jakarta Badan PerencanaanPembangunan Nasional Badan Pusat Statistik United Nations Population FundsCENTER FOR DISEASE CONTROL A GA USA Prevalence of Periodontal Disease in theUnited States NHANES 1999-2004DALY B WATT R G BATCHELOR P amp TREASURE E T (2003) Trends in Oral HealthEssential Dental Public Health New York Oxford University PressDAVID SMITH amp SEYMOUR R (2006) Penyakit Periodontal dan Perawatannya pada Lansia INIAN E BARNES amp WALLS A (Eds) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia(Gerodontology) Jakarta EGCDEPKES (1998) Survei Kesehatan Nasional (Susenas)DEPKES (2008) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007Jakarta Departemen Kesehatan Republik IndonesiacopyFKM-UNSIL 2011ISBN 978-602-96943-1-4Prosiding Seminar Nasional

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal
Page 8: Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal

ldquoPeran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDGrsquos di Indonesiardquo12 April 2011 266MANSON E (1993) Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) JakartaNOVAK M J (2002) Classification of Diseases and Condition Affecting the Periodontium INMICHAEL G NEWMAN HENRY H TAKEI amp CARRANZA F A (Eds) The Carranzas -Clinical Periodontology 9 ed Philadelphia WB Saunders CompanyPRANARKA K Penerapan kedokteran geriatrik menuju menua sehat Ceramah Awam GrahaSantikaPRANARKA K Perubahan Sistim Gastroenterologi Sebagai Faktor Risiko Kerapuhan dan sindromGagal Pulih Seminar Kesehatan Lansia Wisma GunturRAMJORD S P amp ASH M M (1989) Periodontology and Periodontics Modern Theory andPractice St Louis Ishiyaku Euro America IncRONDEROS M amp MICHALOWICZ B S (2004) Epidemiology of Periodontal Diseases and RiskFactors IN ROSE L F MEALEY B L GENCO R J amp COHEN D W (Eds)Periodontics Medicine Surgery and Implants St Louis Missouri Elsevier MosbyROTH G I amp COLMES R (1981) Microsirculation in Oral Biology St Louis CV Mosby CoSETIATI S (2000) Proses menua dan Implikasi Kliniknya IN CZERESNA HERIAWANSOEJONO S S MARTINA WIWIE S NASRUN SHINTHA SILASWATI (Ed) PedomanPengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri 1 ed Jakarta Pusat Informasi dan PenerbitanBagian Ilmu Penyakit Dalam FK UISEYMOUR G J FORD P J CULLINAN M P LEISHMAN S amp YAMAZAKI K (2007)Relation between periodontal infections and systemic disease Journal compilationEuropean Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease 13 3-10SITUMORANG N Profil Penyakit Periodontal Penduduk di Dua Kecamatan Kota MedanDibandingkan dengan Kesehatan Mulut Tahun 2010 (WHO) Dentika Dental Journal -FKG USU Volume 9 Nomor 2 Tahun 2003 71 - 77SRIYONO N W (2009) Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Yogyakarta Medika-Fakultas Kedokteran UGMTIMMERMAN M amp WEIJDEN G V D (2006) Risk Factor for Periodontitis International Journalof Dental Hygiene 4 2 - 7WIBISONO A (2009) Gangguan Gigi Geligi dan Penggunaan Gigi Palsu pada Usia Lanjut INHADI MARTONO amp PRANARKA K (Eds) Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) 4 edJakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Lansia Rentan Terhadap Penyakit Periodontal