bedah periodontal perio3

24
PERAWATAN BEDAH PERIODONTAL MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Periodonsia 3 KELOMPOK I : T. Muh. Harqad F10050151 Rizki Ramadhani 1601 1006 0100 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011

Upload: taufik-putu-linda

Post on 24-Jul-2015

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bedah Periodontal Perio3

PERAWATAN BEDAH PERIODONTAL

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Periodonsia 3

KELOMPOK I :

T. Muh. Harqad F10050151

Rizki Ramadhani 1601 1006 0100

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2011

Page 2: Bedah Periodontal Perio3

BEDAH PERIODONTAL

Pengertian Bedah Periodontal

Bedah periodontal merupakan bagian dari terapi periodontal dengan maksud untuk

meningkatkan akses dan pandangan (visibility) untuk scalling dan rootplanning, membuang

jaringan granulasi, dan memperbaki jaringan periodontal yang rusak sebagai faktor predisposisisi

bagi penyakit periodontal selanjutnya.

Tujuan Bedah Periodontal

Tujuan bedah periodontal diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menyehatkan jaringan periodontal.

2. Menciptakan estetika wajah (mulut)

3. Mengeliminasi poket untuk menghilangkan retensi plak.

4. Mengembalikan fungsi alat-alat kunyah.

Indikasi Bedah Periodontal

1. Inflamasi yang persisten dengan poket sedang atau dalam

2. Keterlibatan furkasi kelas II dan III

3. Poket infrabony (dasar poket dibawah puncak alveolar) dengan atau tanpa masalah

mukosa gingival

4. Kontur tulang tidak beraturan atau crater

5. Poket yang tidak hilang setelah perawatan pertama.

Page 3: Bedah Periodontal Perio3

Kontra Indikasi Bedah Periodontal

1. Pasien yang tidak kooperatif

2. Adanya penyakit sistemik, seperti kardiovascular, kelainan darah, kelainan hormonal, dan

kelainan neurologis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan bedah periodontal, yakni (1) adanya

pengetahuan tentang sterilisasi, (2) asistensi yang kompeten, (3) peralatan yang tersedia lengkap,

(4) disertai dengan model studi dan gambar. Sebelum dilakukan bedah periodontal, berikut ini

adalah prinsip umum bedah periodontal:

1. Persiapan pasien mencakup informed concent, re-evaluasi terapi fase 1, premedikasi.

2. Tersedianya alat-alat emergensi

3. Pencegahan penularan infeksi

4. Sedasi dan anestesi menggunakan oral benzodiazepine.

5. Scalling dan rootplanning

6. Hemostatis

7. Periodontal pack ( pembalut periodontal)

Prosedur Bedah

Prosedur bedah yang harus dilakukan yaitu:

1. Dilakukan minimal 1 bulan pasca perawatan setelah selesai evaluasi

2. Kelengkapan, seperti catatan dental atau perio, radiografi, model studi

3. Keterangan tentang riwayat medis (informed consent) seperti penyakit sistemik, alergi

dan kelainan lainnya

Page 4: Bedah Periodontal Perio3

4. Kesadaran atau pengertian pasien tentang bedah periodontal

5. Peralatan steril, lengkap, disimpan pada tempat yang mudah di jangkau pada saat

dilakukan bedah periodontal

6. Operator selalu berada di dekat pasien, sementara untuk keperluan lain dilakukan oleh

asisten

7. Peralatan bedah setelah dipakai di cuci dan disterilkan

8. Bila operator mahasisiwa, harus ada ijin dari pengawas atau dosen perio.

Jenis –Jenis Bedah Periodontal

Ada 5 jenis bedah periodontal, diantaranya adalah

1. Kuretase

2. Gingivectomny (gingivoplasty)

3. Bedah periodontal

4. Bedah mucoginggival

5. Bedah prostetik

Kuretase

A. Kuretase Tertutup

Kuretase tertutup terbagi menjadi 2 yaitu kuretase gingival dan kuretase subgingival.

Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan lunak terinflamasi

yang berada di lateral dinding poket. Sebaliknya kuretase subgingival adalah prosedur yang

dilakukan dari epitel penyatu, dimana perlekatan jaringan ikat disingkirkan sampai ke tulang

alveolar.

Page 5: Bedah Periodontal Perio3

Daerah pengkuretan pada kuretase gingival (panah putih) dan kuretase subgingival (panah hitam)

Prosedur kuretase mencakup penyingkiran jaringan granulasi yang terinflamasi kronis

yang berada pada dinding saku periodontal. Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan

yang normal, jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat saku periodontal mengandung daerah-

daerah yang terinflamasi kronis, disamping adanya partikel-partikel kalkulus dan koloni-koloni

bakteri. Adanya koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran patologis dari jaringan

dan menghambat penyembuhan. Jaringan granulasi yang terinflamasi dilapisi oleh epitel, dan

bagian epitel yang penetrasi sampai ke jaringan. Adanya epitel tersebut akan menghambat

perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen periodontal yang baru ke permukaan sementum pada

daerah tersebut.

Kuretase sebenarnya dapat menyingkirkan sebagian atau keseluruhan epitel yang

mendindingi saku (epitel saku), perluasan epitel yang penetrasi ke jaringan granulasi, dan epitel

penyatu. Kegunaan kuretase masih diperlukan terutama bila diharapkan terjadinya perlekatan

baru pada saku infraboni. Namun ada perbedaan pendapat dalam hal terjaminnya penyingkiran

epitel dinding saku dan epitel penyatu. Beberapa peneliti menemukan bahwa dengan penskeleran

dan penyerutan akar epitel dinding saku hanya terkoyak dan epitel dinding saku serta epitel

penyatu tidak tersingkirkan. Sekelompok peneliti lain menemukan terjadinya penyingkiran epitel

saku dan epitel penyatu, meskipun tidak tuntas.

Page 6: Bedah Periodontal Perio3

Indikasi Kuretase

Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari prosedur perlekatan baru pada saku

infraboni dengan kedalaman sedang yang berada pada sisi yang aksesibel dimana bedah

"tertutup" diperhitungkan lebih menguntungkan. Namun demikian, hambatan teknis dan

aksesibilitas yang inadekuat sering menyebabkan tehnik ini dikontraindikasikan.

Kuretase dapat dilakukan sebagai perawatan nondefinitif (perawatan alternatif) untuk

meredakan inflamasi sebelum penyingkiran saku dengan tehnik bedah lainnya, atau bagi

pasien yang karena alasan medis, usia dan psikologis tidak mungkin diindikasikan teknik

bedah yang lebih radikal seperti bedah flep misalnya. Namun harus diingat, bahwa pada

pasien yang demikian, tujuan penyingkiran saku adalah dikompromikan, dan prognosis

menjadi kurang baik. Indikasi yang demikian hanya berlaku apabila tehnik bedah yang

sebenarnya diindikasikan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Baik klinisi maupun

pasien harus memahami keterbatasan dari perawatan nondefinitif ini.

Kuretase sering juga dilakukan pada kunjungan berkala dalam rangka fase pemeliharaan,

sebagai metoda perawatan pemeliharaan pada daerah-daerah dengan

rekurensi/kambuhnya inflamasi dan pendalaman saku, terutama pada daerah dimana telah

dilakukan bedah saku.

Tahapan Prosedur Kuretase

Tahapan prosedur teknik kuretase adalah sebagai berikut:

1. Anestesi. Sebelum melakukan kuretase gingival atau kuretase subgingival, daerah yang

dikerjakan terlebih dulu diberi anestesi lokal.

2. Penskeleran dan penyerutan akar. Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat hasil

terapi fase I. Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum yang

lunak, penskeleran dan penyerutan akar diulangi kembali.

3. Penyingkiran epitel saku. Alat kuret, misalnya kuret universal Columbia 4R - 4L, atau

kuret Gracey no. 13 - 14 (untuk permukaan mesial) dan kuret Gracey no. 11 - 12 (untuk

permukaan distal) diselipkan ke dalam saku sampai menyentuh epitel saku dengan sisi

pemotong diarahkan ke dinding jaringan lunak saku. Permukaan luar gingival ditekan

dari arah luar dengan jari dari tangan yang tidak memegang alat, lalu dengan sapuan ke

Page 7: Bedah Periodontal Perio3

arah luar dan koronal epitel saku dikuret. Untuk penyingkiran secara tuntas semua epitel

saku dan jaringan granulasi perlu dilakukan beberapa kali sapuan.

4. Penyingkiran epitel penyatu. Penyingkiran epitel penyatu hanya dilakukan pada

kuretase subgingival. Kuret kemudian diselipkan lebih dalam sehingga meliwati epitel

penyatu sampai ke jaringan ikat yang berada antara dasar saku dengan krista tulang

alveolar. Dengan gerakan seperti menyekop ke arah permukaan gigi jaringan ikat tersebut

disingkirkan.

5. Pembersihan daerah kerja. Daerah kerja diirigasi dengan akuades (aquadest) untuk

menyingkirkan sisa-sisa debris.

6. Pengadaptasian. Dinding saku yang telah dikuret diadaptasikan ke permukaan gigi

dengan jalan menekannya dengan jari selama beberapa menit. Namun apabila papila

interdental sebelah oral dan papilla interdental sebelah vestibular terpisah, untuk

pengadaptasiannya dilakukan penjahitan.

7. Pemasangan pembalut periodontal. Pemasangan pembalut periodontal tidak mutlak

dilakukan, tergantung kebutuhan.

Kuretase subgingival. A. Penyingkiran epitel dinding saku; B. Penyingkiran epitel penyatu dan

jaringan granulasi; C. Prosedur pengkuretan selesai.

Page 8: Bedah Periodontal Perio3

Kuretase gingival dilakukan dengan kuret dengan cara horizontal.

B. Kuretase Terbuka (ENAP = Excisional New Attachment Prosedure)

Teknik Modifikasi Prosedur Perlekatan Baru dengan Eksisi (Modified Excisional New

Attachment Procedure/MENAP) adalah modifikasi dari teknik ENAP (Ecxisional New

Attachment Procedure) yang dikembangkan oleh U.S. Naval Dental Corps (Dinas Kesehatan

Gigi angkatan Laut Amerika Serikat). Tehnik ini pada dasarnya merupakan kuretase subgingival

yang dilakukan dengan menggunakan skalpel.

Indikasi

Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi diindikasikan pada:

1. Saku supraboni dengan kedalaman dangkal sampai sedang (sampai dengan 5,0 mm) yang

mempunyai zona gingiva berkeratin dengan lebar yang adekuat dan tebal.

2. Saku pada regio anterior, di mana masalah estetis diutamakan.

Kontra Indikasi

Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi tidak dapat diindikasikan apabila:

1. Lebar zona gingiva berkeratin inadekuat.

2. Adanya cacat tulang yang harus dikoreksi.

Page 9: Bedah Periodontal Perio3

Tahapan Prosedur

Tahapan prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:

1. Anestesi. Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang sesuai.

2. Pembuatan insisi pertama. Insisi pertama adalah berupa insisi bevel kedalam/terbalik

(internal/reverse beveled incision) pada permukaan vestibular dan oral. Insisi dilakukan

dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari tepi gingiva ke arah apikal menuju krista tulang

alveolar. Pada waktu melakukan insisi di permukaan interproksimal harus diusahakan

agar sesedikit mungkin papila interdental yang terambil. Pada tehnik ini tidak ada

pembukaan flep.

3. Pembuatan insisi kedua. Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui serat

krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat transeptal) ke krista

tulang alveolar.

4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi. Jaringan yang telah tereksisi disingkirkan

dengan jalan pengkuretan.

5. Penskeleran dan penyerutan akar. Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan

pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran dan penyerutan harus

diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke sementum

akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang alveolar.

6. Pembersihan daerah kerja. Daerah yang mengalami pembedahan dibilas dengan

akuades atau larutan garam fisiologis.

7. Pengadaptasian. Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva tidak

bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan osteoplastik.

8. Penjahitan. Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental. Luka sedikit

ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 – 3 menit agar bekuan darah yang

terbentuk tipis saja.

9. Pemasangan pembalut periodontal. Pembalut periodontal dipasang menutupi luka

bedah, dan dibuka seminggu kemudian.

Page 10: Bedah Periodontal Perio3

Teknik modifikasi prosedur perlekatan baru dengan eksisi. A. Daerah yang

akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C. Flep telah diposisikan; D.

Setelah penyembuhan.

Instrumen Bedah

Bedah periodontal dicapai dengan berbagai instrumen. Instrumens bedah periodontal

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Periosteal elevator

2. Bedah pahat

3. Excisional dan instrumen insisional

4. Bedah Kuret dan arit

5. Tang jaringan

6. Gunting dan pinset

7. Needleholder

Page 11: Bedah Periodontal Perio3

1.Periosteal Elevator

Periosteal elevator diperlukan untuk mencerminkan dan bergerak setelah insisi flap telah

dibuat untuk bedah flap. The Woodson dan elevator Prichard adalah instrumen yang dirancang

dengan baik periosteal.

2.Bedah pahat

Bagian belakang tindakan pahat digunakan dengan gerakan tarik, sedangkan lurus pahat

digunakan dengan gerakan mendorong. The Ochsenbein pahat adalah pahat yang berguna

dengan lekukan setengah lingkaran di kedua sisi pegang instrumen yang memungkinkan untuk

melibatkan sekitar tiupan dan ke daerah interdental. The Rhodes pahat lain kembali tindakan-

populer pahat.

Page 12: Bedah Periodontal Perio3

3. Excisional dan instrumen insisional :

• Pisau periodontal (pisau gingivektomi)

The Kirkland merupakan perwakilan dari pisau yang biasanya digunakan untuk

gingivektomi. Pisau ini dapat diperoleh baik sebagai double-berakhir atau berakhir instrumen

tunggal. Seluruh pinggiran pisau ini berbentuk ginjal adalah terdepan.

• Pisau interdental

Yhe Orbán pisau # 1-2 dan pisau Merrifield # 1, 2, 3, dan 4 adalah contoh pisau telah

memotong tepi di kedua sisi pisau dan dirancang dengan baik ganda atau tunggal berakhir

berakhir pisau.

• Pisau bedah

Page 13: Bedah Periodontal Perio3

Bilah pisau bedah dari berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan dalam bedah

periodontal.Pisau paling umum adalah # 12D, 15, dan 15C. Pisau # 12D adalah pisau berbentuk

paruh dengan pemotongan tepi di kedua sisi, memungkinkan operator untuk terlibat sempit,

daerah terlarang dengan kedua mendorong dan menarik gerakan memotong. Pisau # 15

digunakan untuk flaps menipis dan tujuan umum. Pisau # 15C, versi sempit pisau # 15, adalah

udeful untuk membuat sayatan, awal scalloping-jenis. Perancangan pisau ini memungkinkan

sayatan ke bagian sempit interdental tutupnya. Semua pisau dibuang setelah satu digunakan.

Electrosurgery (Radiosurgery) teknik dan instrumentasi.

The electrosurgery istilah atau Radiosurgery saat ini digunakan untuk mengidentifikasi teknik

bedah yang dilakukan pada jaringan lunak menggunakan dikontrol, tinggi frekuensi listrik

(radio) arus pada kisaran 1,5 ke 7,5 juta siklus per detik, atau megahertz. Ada tiga kelas elektroda

aktif: elektroda kawat tunggal untuk menggores atau excising; loop elektroda untuk prosedur

koagulasi.

Empat tipe dasar teknik electrosurgical adalah electrosection, elektrokoagulasi,

electrofulguration dan electrodesiccation.

Electrosection, juga disebut sebagai electrotomy atau acusection, digunakan untuk menyayat,

excisions, dan perencanaan jaringan. Insisi dan eksisi dilakukan dengan kawat tunggal electodes

Page 14: Bedah Periodontal Perio3

aktif yang dapat dibengkokkan atau disesuaikan untuk menyelesaikan semua jenis prosedur

pemotongan.

Elektrokoagulasi menyediakan berbagai koagulasi atau perdarahan kontrol dengan

menggunakan elektrokoagulasi saat ini. Elektrokoagulasi dapat mencegah perdarahan atau

perdarahan pada awal masuk ke dalam jaringan lunak, tetapi tidak dapat menghentikan

pendarahan setelah darah hadir. Semua bentuk perdarahan harus dihentikan terlebih dahulu oleh

beberapa bentuk tekanan langsung (misalnya, udara, kompres, hemostat). Setelah pendarahan

berhenti sejenak, akhir menyegel dari kapiler dapat dicapai dengan aplikasi elektrokoagulasi arus

singkat. Elektroda aktif digunakan untuk koagulasi jauh bulkier dari kawat tungsten baik

digunakan untuk electrosection.

Electrosection dan elektrokoagulasi adalah prosedur yang paling sering digunakan di

semua bidang kedokteran gigi. Kedua teknik monoterminal, electrofulguration dan

electrodesiccation, tidak digunakan secara umum dalam kedokteran gigi.Aturan dasar yang

paling penting dari electrosurgery selalu menjaga ujung bergerak. Lama atau aplikasi berulang-

ulang saat ini untuk jaringan menyebabkan akumulasi panas dan kerusakan jaringan yang tidak

diinginkan, sedangkan aplikasi sela pada interval yang memadai untuk pendinginan jaringan

(kedua 5-10) mengurangi atau menghilangkan penumpukan panas.Electrosurgery tidak

dimaksudkan untuk menghancurkan jaringan; itu adalah sarana dikontrol dari memahat atau

memodifikasi jaringan lunak mulut dengan sedikit ketidaknyamanan dan perdarahan untuk

pasien.

Electrosurgery merupakan kontraindikasi untuk pasien yang telah noncompatible atau

buruk terlindung alat pacu jantung.

4.Bedah Kuret dan Sickle

Lebih besar dan lebih berat Kuret arit yang sering dibutuhkan selama operasi untuk

memindahkan paing berpengaruh saat jaringan granulasi, jaringan interdental berserat, dan

deposito subgingival ulet. The kuret Prichard dan Kirkland instrumen bedah yang Kuret berat,

sedangkan scaler bola # B2-B3 adalah sebuah arit jang berat populer. Lebih lebar, bilah lebih

berat dari instrumen-instrumen membuat mereka cocok untuk prosedur bedah.

Page 15: Bedah Periodontal Perio3

currete kirkland #8k

Currete prichard #PR 1/2 manche

5.Tang Jaringan

Tang jaringan digunakan untuk menyimpan tutup selama menjahit. Hal ini juga

digunakan untuk posisi dan menggantikan flap setelah theflap telah dibukukan. The forcep

DeBakey adalah instrumen yang sangat efisien.

6.Gunting dan pinset

Gunting dan pinset yang digunakan dalam bedah periodontal untuk menghapus tab

jaringan selama gingivektomi, memangkas margin flaps, memperbesar menyayat di abses

periodontal, dan menghapus lampiran otot di mucogingivalsurgery. Banyak jenis yang tersedia,

dan preferensi individu menentukan pilihan. The Goldman-Fox # 16 gunting memiliki pisau,

melengkung miring dengan gerigi.

Page 16: Bedah Periodontal Perio3

7.Needleholder

Pemegang jarum digunakan untuk menjahit flap pada posisi yang diinginkan setelah

prosedur pembedahan telah selesai. Selain jenis needleholder teratur, yang needleholder

Castroviejo digunakan untuk halus, teknik yang tepat yang dibutuhkan rilis cepat dan mudah dan

pegang benang tersebut.

Instruksi Untuk Pasein Pasca Bedah

1. Dilarang berkumur, meludah atau menyentuh luka selama 1 jam agar terjadi pembekuan

darah.

2. Obat harus segera di minum apabila terasa sakit atau terganggu.

Page 17: Bedah Periodontal Perio3

3. Bila terjadi pembengkakan, perubahan warna, maka kompres dengan es selama 6-8 jam

(10 menit kompres, 10 menit angkat, 10 menit kompres lagi dst). Kompres ekstraoral

pada pipi di sisi pascabedah.

4. Selama 24 jam dilarang makan makanan yang keras, padat dan merokok.

5. Tutup pembalut periodontal hingga 1 minggu pasca bedah

6. Kumur dengan air garam hangat keesokan harinya selama 4-6 hari

7. Jahitan jangan sampai dibuka sendiri oleh pasien

8. Operator harus mudah dihubungi.

DAFTAR PUSTAKA

Newman, Michael G.,dkk. 2002. Carranza’s Clinical Periodontology .9h ed. St. Louis Missouri :

Saunders Elsevier.

Wolff,Larry.2009.PeriodontalSurgery.http://www1.umn.edu/perio/dent6613/Flap_Sx.pdf