lansia dengan gangguan sistem penglihatan
DESCRIPTION
Lansia Gangguan sistem penglihatanTRANSCRIPT
LANSIA DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATANKELOMPOK IIIRidhayantiWahyuni HarsulSuci Ramadhina
PENDAHULUANGangguan penglihatan merupakan masalah
penting yang menyertai lanjutnya usia. Akibat dari masalah ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat, para ahli, bahkan oleh para lanjut usia sendiri. Dengan berkurangnya penglihatan, para lanjut usia sering kali kehilangan rasa percaya diri, berkurang keinginan untuk pergi keluar, untuk lebih aktif bergerak kesana kemari. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk membaca atau melihat televise. Kesemua itu akan menurunkan aspek sosialisasi dari para lanjut usia., mengisolasi mereka dari dunia luar yang pada gilirannya akan menyebabkan depresi dengan berbagai akibatnya.
PENGERTIANMata adalah organ sensorik yang
mentransmisikan rangsang melalui jarak pada otak ke lobus oksipital dimana rasa penglihatan ini diterima. Sesuai dengan proses penuaan yang terjadi, tentunya banyak perubahan yang terjadi, diantaranya alis berubah kelabu, dapat menjadi kasar pada pria, dan menjadi tipis pada sisi temporalis baik pada pria maupun wanita. Konjungtiva menipis dan berwarna kekuningan,produksi air mata oleh kelenjar lakrimalis yang berfungsi untuk melembabkan dan melumasi konjungtiva akan menurun dan cenderung cepat menguap, sehingga mengakibatkan konjungtiva lebih kering.
GANGGUAN PENGLIHATAN1. Perubahan struktur kelopak mata
Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh jaringan kelopak mata. Perubahan ini yang juga disebut dengan perubahan involusional yang terjadi pada :
M.orbicular Retractor palpebra inferior Tartus Tendo kantus medial/lateral Aponeurosis muskulus levator palpebra Kulit
2. Perubahan sistem lakrimalis
Kegagalan fungsi pompa pada system kanalis lakrimalis disebabkan oleh karena kelemahan palpebra, eversi punctum atau malposisi palpebra sehingga akan menimbulkan keluhan epifora.
3. Perubahan struktur jaringan dalam bola mata
Iris : Mengalami proses degenerasi, menjadi kurang cemerlang dan mengalami depigmentasi tampak ada bercak berwarna merah muda sampai putih.
Pupil : Kontriksi, mula-mula berdiameter 3mm, pada usia tua terjadi 1mm
Retina : Terjadi degenerasi (Senile Degeneration). Jumlah sel fotoreseptor berkurang sehingga adaptasi gelap dan terang memanjang dan
terjadi penyempitan lapang pandang.
4. Aspek Klinika. Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa mata, penyebab umum kehilangan penglihatan yang bertahap.
b. GlaukomaGlaukoma adalah penyakit mata dengan tanda: tekanan intra-okuler meninggi, penyempitan lapangan pandang dan atropi pupil syaraf Opticus umumnya terjadi pada usia di atas 40 tahun.
ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian Aktivitas/Istirahat
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. Makanan/Cairan
Mual, muntah Neurosensori
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.Tanda: Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.Peningkatan penyebab katarak mata.
Nyeri/Kenyamanan Ketidaknyamanan ringan/mata berair, nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala.
Penyuluhan/PembelajaranRiwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
B. Diagnosa
1. Gangguan persepsi sensori: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri; kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
C. Intervensi DX 1: 1. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan2. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan3. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh
menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah dosis
4. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh kurangi kekacauan,atur perabot, perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.
DX 2:1. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman
nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
DX 3:1.Diskusikan perlunya mengidentifikasi
gelaja/tanda.2. Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes
mata.3. Izinkan pasien mengulang tindakan.4. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat,
contoh tetes mata.5. Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari
pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur dll).
6. Dorong klien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
TERIMA KASIH