langkah audit

21
Langkah-langkah penting dalam merencanakan audit adalah : 1. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis klien. Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumberdayanya secara bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami kekuatan pasar dam peraturan yang mendefinisikan lingkungan ompetitif, dan membuat keputusan penting yang berkenaan dengan penyebaran sumberdaya-sumberdaya ke dalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta mendistribusikan produk dan jasanya. Proses-proses inti ini harus menghasilkan profitabilitas, arus kas operasi, dan bergantung pada tujuan organisasi, pertumbuhan dan peningkatan nilai. Jasa bernilai tambah penting yang ditawarkan akuntan publik berkaitan dengan penilaian bisnis dan menjelaskan bagaimana arus kas dan pengembangan sumberdaya yang berkaitan dengan nilai organisasi. Entitas kemudian harus mengelola arus kasnya untuk mengembangkan sumberdaya-sumberdaya serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas. Pada tahap ini suatu entitas harus menentukan sumberdaya tambahan yang diperlukan, bagaimana sumber daya tersebut akan didanai, apakah entitas memerlukan tambahan modal dari luar, dan apakah entitas memiliki dana yang cukup untuk membayar kembali pinjaman.

Upload: yudhawahyudha-putra

Post on 29-Nov-2015

262 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

langkah langkah audit

TRANSCRIPT

Page 1: Langkah Audit

Langkah-langkah penting dalam merencanakan audit adalah :

1.      Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien

Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan

tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi, dan praktik yang mempunyai

pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.

Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis klien. Siklus ini

dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumberdayanya secara bersamaan. Siklus

bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami kekuatan pasar dam peraturan yang

mendefinisikan lingkungan ompetitif, dan membuat keputusan penting yang berkenaan

dengan penyebaran sumberdaya-sumberdaya ke dalam proses inti untuk memperoleh

konsumen serta mendistribusikan produk dan jasanya.

Proses-proses inti ini harus menghasilkan profitabilitas, arus kas operasi, dan bergantung

pada tujuan organisasi, pertumbuhan dan peningkatan nilai. Jasa bernilai tambah penting

yang ditawarkan akuntan publik berkaitan dengan penilaian bisnis dan menjelaskan

bagaimana arus kas dan pengembangan sumberdaya yang berkaitan dengan nilai organisasi.

Entitas kemudian harus mengelola arus kasnya untuk mengembangkan sumberdaya-

sumberdaya serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas. Pada tahap ini suatu entitas

harus menentukan sumberdaya tambahan yang diperlukan, bagaimana sumber daya tersebut

akan didanai, apakah entitas memerlukan tambahan modal dari luar, dan apakah entitas

memiliki dana yang cukup untuk membayar kembali pinjaman. Siklus bisnis berlanjut sejalan

dengan organisasi mempertimbangkan kembali tujuannya dan penyebaran sumberdaya-

sumberdaya pentingnya.

Terdapat beberapa aspek kritis dari siklus bisnis yang penting bagi auditor untuk dipahami.

Hal tersebut termasuk :

a.       Manajemen, tujuan manajemen, dan sumberdaya-sumberdaya organisasi.

b.      Produk dan jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas.

c.       Proses inti dan siklus operasional entitas.

d.      Keputusan investasi dan pembiayaan entitas.

Page 2: Langkah Audit

Prosedur untuk memahami bisnis dan industri :

a.         me-review data industri

b.         me-review informasi bisnis kecil

c.         mengadakan tinjauan operasi klien

d.        mengajukan pertanyaan kepada komite audit

e.         mengajukan pertanyaan kepada manajemen

f.          me-review kertas kerja tahun lalu

g.         menentukan keberadaan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa

2.      Melaksanakan prosedur analitik.

Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai evaluasi

atas informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data

keuangan dan non keuangan.

Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :

a.       Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu

dan luasnya prosedur audit lainnya

b.      Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti mengenai

asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.

c.       Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan keseluruhan

laporan keuangan yang diaudit.

Langkah-langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis yaitu :

a.       Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang akan dilakukan

Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan adalah :

-          Perbandingan data absolut

Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,s eperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang

diharapkan atau diprediksi.

-          Laporan keuangan ukuran umum

Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang direpresentasikan

oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang diharapkan.

Page 3: Langkah Audit

-          Analisis rasio

Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat

dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari

hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan

seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.

-          Analisis tren

Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi

untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang

terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu

-          Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan

Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang

diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti

beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.

b.      Mengembangkan ekspektasi

Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit adalah hubungan antardata

dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau

sebaliknya. Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen

ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan

akhir tidak bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari

berbagai sumber.

-          Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang daoat dibandingan memberikan

pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana diasumsikan bahwa suatu

saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio atau hubungan antara data

keuangan dan data nonkeuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu.

-          Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini

termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.

Page 4: Langkah Audit

-          Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk

mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu aun diharapkan akan mempengaruhi

akun lainnya.

-          Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri

tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.

c.       Melaksanakan perhitungan atau perbandingan.

Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah

absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lal, menghitung data

ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk

pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan.

d.      Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.

Analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas

solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas relatig terhada tahun lalu dan terhadap perusahaan lain

dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan tahun

lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting

terhadap laporan keuangan entitas.

e.       Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.

Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang

digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada

manajemen.

f.       Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu

peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan.

Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang

ebih mendetil terhadap akun-aku tersebut. Prosedur analitis sering menyediakan auditor

petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji.

Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih

Page 5: Langkah Audit

tinggi, prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih

efektif dan efisien.

3.      Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

a. Tingkat laporan keuangan

b. Tingkat saldo akun

Material awal perlu ditetapkan karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan

diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan.

4.    Mempertimbangkan risiko bawaan

Risiko bawaan (inberent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau

asersi tentang suatu saldo akun. Risiko pengendalian (control risk) suatu risiko tidak dapat

dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akunatan asersi tentang suatu saldo akun

oleh pengendalian intern. Risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak terdeteksinya salah

saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun oleh prosedur audit

yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko audit suatu risiko kegagalan auditor dalam

memodifikasi pendapatannya atas laporan keuangan yang secara material disajikan salah.

5.    Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit yang dilakukan auditor adalah untuk

mengurangi risiko audit ke tingkat yang rendah, untuk mendukung pendapat apakah, dalam

semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar. Tujuan ini diwujudkan

melalui pengumpulan dan evaluasi bukti tentang asersi yang terkandung dalam laporan

keuangan yang disajikan oleh manajemen.Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas,

dan komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian, danm risiko deteksi), auditor

dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau

golongan transaksi.

6.    Memahami pengendalian intern klien

Penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di

in donesia mewajibkan klien untuk melaksanakan peraturan-peraturan pemerintah dan

perjanjian-perjanjian legal yang lain. Jika material, informasi mengenai kewajiban legal

Page 6: Langkah Audit

klien, harus dijelaskan dalam laporan keuangan.

Sebelum memulai verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu, auditor perlu

memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien.

Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:

1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

2. Perjanjian persekutuan (partnership agreement)

3. Notulen rapat direksi dan pemegang saham

4. Kontrak

5.Peraturan-peraturan pemerintah yang secara langsung menyangkut perusahaan klien

6. Arsip korespondensi

Page 7: Langkah Audit

.     Tahap Pemeriksaan

1.      Melakukan pembicaraan dengan pimpinan bidang pemasaran tentang informasi umum

tentang bidang pemasaran di dalam perusahaan tersebut.

-         memberikan penjelasan tentang audit manajemen perusahaan “ yaitu investigasi dari suatu

organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke

bawah dan pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan

efisiensi kegiatan bisnisnya.

-         menyanpaikan tujuan dari audit manajamen itu sendiri yaitu :  U n t u k m e n g e n a l d a n

m e m a h a m i b e r b a g a i a s p e k p e n g e l o l a a n d a l a m keg i a t an keg i a t an

ope ra s iona l Bag i an Pemasa ran dan men i l a i t i ngka t efektifitas dan

efisiensinya.

-         memberikan penjelasan tentang manfaat audit manajemen bagian pemasaran :

1. memberikan suatu evaluasi yang independen dan tidak bias terhadap program-program

pemasaran, termasuk strategi, penawaran, dan kreatifitas suatu perusahaan.

2. dapat mengidentifikasi area-area yang dibutuhkan dalam menigkatkan dan menghasilkan

saran-saran dan ide-ide yang spesifik serta bagaimana memperbaikinya.

3. identifikasi tersebut termasuk beberapa cara (several ways) untuk memperbaiki respons

pemasaran.

4. memberikan sebuah perusahaan ide-ide baru yang segar, teknik-teknik dan new direction

pada masa mendatang.

5.  membantu perusahaan secara periodik dalam menganalisis upaya pemasaran, mengcreate

serta merevisi pendekatan pemasaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

-         menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang akan dilakukan : Pada dasarnya pelaksanaan audit

pemasaran bisa mengikuti tahapan audit secara umum, yaitu:a.       Audit pendahuluanb.       Review dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaanc.       Audit lanjutand.      Pelaporan

2.      mengumpulkan informasi umum yang telah didapatkan dari pembicaraan dengan pimpinan

bagian pemasaran.

-         menyusun program hasil pemeriksaan pendahuluan sehingga mudah untuk memulai kegiatan

pemeriksaan

-         diperlukan informasi tentang  latar belakang objek pemeriksaan yaitu bagian pemasaran

-         menganalisis bagian-bagian penting yang berada dalam bidang pemasaran antara lain : audit

Proses Manajemen Pemasaran, Menentukan Konsumen Sasaran,  Mengenbangkan Bauran

Page 8: Langkah Audit

Pemasaran, Audit Lingkungan Pemasaran, Audit Strategi Pemasaran, Audit Sistem

Pemasaran, Audit Organisasi Pemasaran, Audit Fungsi Pemasaran, Fungsi Distribusi,

Keputusan Mengenai Bentuk Saluran Pemasaran, Mengembangkan Komunikasi Efektif.

-         Kebijakan umum dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan

-         Sejarah singkat, latar belakang, maksud & tujuan objek pemeriksaan yang akan kita lakukan

-         Data organisasi, meliputi: (1) pembagian tugas dan tanggung jawab, (2) pelimpahan

wewenang, (3) sifat, besar, dan lokasi objek, (4) jumlah  karyawan

-         Data keuangan

-         Metode pelaksanaan dan prosedur standar (SOP)

-         Masalah-masalah yang dihadapi dibagian pemasaran (hasil wawancara dengan pimpinan)

3.      menyusun ikhtisar hasil persiapan pemeriksaan

-         Seluruh informasi yang diperoleh dalam persiapan pemeriksaan dituangkan dalam suatu

ikhtisar yangmemuat pokok-pokok informasi yang diperoleh

-          Ikhtisar ini bermanfaat untuk memudahkan penyusunan program pemeriksaan pendahuluan

II.     Pemeriksaan Pendahuluan

1.      Melakukan penelaahan ketentuan yang berlaku :

a.       Sejarah dan latar belakang

b.      Tujuan yang hendak dicapai

c.       Wewenang dan otorisasi yang dilimpahkan pada bidang pemasaran

d.      Tanggung jawab yang dibebankan

e.       Pembatasan-pembatasan yang berlaku

f.        Ketentuan mengenai pembiayaan

g.       Persyaratan lain yang penting

h.       Wewenang yang tidak dilaksanakan karena berpotensi merugikan perusahaan

i.         Ketaatan pimpinan objek pemeriksaan terhadap ketentuan yang ada

j.        Rencana pembiayaan dari objek yang diperiksa

k.      Kewenangan umum

l.         Kesesuaian ketentuan yang berlaku terhadap ketentuan yang lebih tinggi

2.      Pengujian pengendalian manajemen

-         menelaah pedoman kerja dan kemudian menguji pelaksanaannya

-         mengamati langsung, dengan menelusuri dari awal sampai akhir suatu proses yang diamati di

bagian pemasaran

3.      Penyusunan Ikhtisar Temuan Hasil  Pemeriksaan Pendahuluan

-         membuat uraian mengenai perlunya diadakan pemeriksaan pendahuluan

-         menelaah temuan-temuan dan kesimpulan sementara

Page 9: Langkah Audit

-         membuat rekomendasi sementara

-         melakukan perbaikan yang telah dilakukan oleh objek pemeriksaan dan masalah yang

belum/tidak dapat diselesaikan

-         menyiapkan hal-hal yang perlu mendapat perhatian dari pihak eksternal yang berkepentingan

-         Saran auditor terhadap penanggung jawab pemeriksaan mengenai rencana  pelaksanaan

pemeriksaan lanjutan

III.      Pemeriksaan Lanjutan

1.      Menelaah Kebijakan yang Telah Ditetapkan

-         Apakah kebijakan telah ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku

-         Apakah kebijakan telah ditetapkan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan

ekonomis

-         Apakah terdapat penyimpangan yang berjalan terus-menerus dan dengan alasan yang kuat

2.      Mengembangkan Temuan

Persyaratan temuan yang dapat diteruskan:

-         Cukup berguna/bermanfaat

-         Berdasarkan fakta dan bukti yang relevan dan kompeten

-         Dikembangkan secara objektif

-         Didasarkan pada hasil pemeriksaan yang memadai

-         Meyakinkan

3.      Saran/Rekomendasi

-         Memberikan saran yang terbaik dan berbagai alternatif untuk mengambil tindakan korektif

-         Memberikan Saran yang mempertimbangkan aspek cost-benefit dalam

penerapannya

4.      Melakukan Pembahasan hasil pemeriksaan lanjutan dengan supervisor dan

penanggung jawab

5.      Melakukan Pembahasan hasil pemeriksaan lanjutan dengan objek yang diperiksa

Page 10: Langkah Audit

BAB IPENDAHULUAN

1.1  Latar BelakangProfesi akuntan publik dikenal oleh masayrakat dari jasa audit yang disediakan bagi

pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut.

Jasa audit mencangkup pemerolehan dan penilaian bukti yang  mendasari laporan keungan historis suatu entitas yang  berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor.  Atas dasar audit yng dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keungan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang bekepentingan.

Dalam akuntansi, seorang akuntan harus menemempuh beberapa langkah dari pencatatan bukti transaksi hingga memperoleh laporan keuangan. Begitu pula dalam auditing, terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh oleh auditor sehingga memperoleh perbaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, dalam makalah yang berjudul “TAHAPAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN” ini penulis memaparkan langkah-langkah atau tahapan yang harus ditempuh auditor dalam mengaudit laporan keuangan.

                                

1.2  Rumusan masalahAdapun rumusan masalahnya yaitu: Bagaimana langkah-langkah audit yang harus diketahui oleh seorang auditor untuk memenuhi tujuan audit?

1.3  TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah

1.3.1        Untuk memenuhi tugas mata kuliah auditing.1.3.2        Untuk mengetahui langkah-langkah audit sehingga mampu mencapai tujuan audit.1.3.3        Untuk menambah wawasan atau referensi bagi para pembaca maupun mahasiswa.

BAB II

Page 11: Langkah Audit

PEMBAHASAN

Dalam melakukan audit, seorang auditor haruslah mengetahui langkah-langkah audit apa yang akan dilakukan. Langkah-langkah audit ini ditempuh untuk memenuhi tujuan audit yaitu untuk mencapai perbaikan atas berbagai program atau aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan. Serta perbaikan ini dilakukan terhadap objek-objek audit yang meliputi keseluruhan perusahaan atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Adapun langkah-langkah atau proses  audit atas laporan keuangan dibagi menjadi empat tahap yaitu:

2.1   Penerimaan Perikatan AuditPerikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pengambilan keputusasn untuk menerima atau menolak perikatan audit dari calon klien atau untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang. Ada enam langkah perlu ditempuh oleh auditor di dalam mempertimbangkan penerimaan perikatan audit dari calon kliennya, antara lain sebagai berikut:

a.       Mengevaluasi integritas manajemenAudit atas laporan keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Oleh karena itu, utnuk dapat, menerima perikatan audit, auditor berkepneitngan untuk mengevaluasi integritas manajemen, agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya integritas manajemen.

b.      Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasaFaktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara:

  Mengidentifikasi pemakai laporan audit  Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan,  Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit.

c.       Menentukan kompetensi untuk melaksanakan auditStandar umum yang pertama berbunyi sebagai berikut; “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.”  Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus mempertimbangkan apakah ia dan anggota tim auditnya memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan tersebut, sesuai standatr auditing yang ditetapkan oleh IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia).

Page 12: Langkah Audit

d.      Menilai independensiStandar umum yang kedua: “dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.”  Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus memastikan bahwa setiap profesional yang menjadi anggota tim auditnya tidak terlibat atau memiliki kondisi yang menjadikan independensi tim auditnya diragukan oleh pihak yang mengetahui salah satu dari delapan golongan informasi.

e.       Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan.Standar umum yang ketiga berbunyi sebagai berikut: “ dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.” Dengan demikian, kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran profesional auditor ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai untuk merencanakan dan melaksanakan audit.

f.       Membuat surat perikatan auditSurat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi untuk mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukkan oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggungjawab yang dipikul oleh auditor bagi kliennya.

2.2  Perencanaan AuditSetelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya, langkah berikutnya yang perlu ditempuhhhh adalah merencanakan audit. Ada tujuah tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya:

a.       Memahami bisnis dan industri klienPemahaman atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien.

b.      Melaksanakan prosedur analitikProsedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik pada tahap perencanaan audit, pada tahap pengujian dan pada tahapreview menyeluruh terhadap hasil audit. Prosedur analitik dilaksanakan melalui enam tahap, yaitu:

  Menidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat  Megembangkan harapan  Melaksanakan perhitungan/perbandingan  Menganalisa data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan  Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut  Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit

c.       Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

Page 13: Langkah Audit

Pada tahap perencanaan audit, audit perlu mempertimbangkan materialitas awal pada dua tingkat berikut ini:

  Tingkat kaporan keuangan

Materialitas awal pada tingkat laporan keuangan  diterapkan oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keungan sebagai keseluruhan. 

  Tingkat saldo akun

Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai kesimpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagi keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.

d.      Mempertimbangkan risiko bawaanDalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya.  Berbagai risiko yang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam setiap tahap proses auditnya yaitu:

Perencanaan Audit

Pemahaman & pengujian pengendalian internPenaksiran risiko pengendalian

Pelaksanaan Pengujian SubstantifPenetapan risiko deteksi

Penerbitan Laporan Audit

Penilaian Risiko Audit 

e.       Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika periaktan dengan klien berupaa audit tahun pertamaAuditor harus menetukan bahwa saldo awal mencerminkan penerpaan kebijakan akuntansi yang semestinya dan bahwa kebijakan tersebut diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan tahun berjalan. Bila terdapat perubahan dalam kebijakan akuntansi atau penerapnnya, auditor harus memperoleh kepastian bahwa perubahan tersebut memang semestinya dilakuakn, dan dipertanggungjawabkan, serta diungkapkan.

f.       Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikanDengan adanya keterkaitan antara bukti audit, materialitas dan komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian dan riiko deteksi), auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi. Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:

Page 14: Langkah Audit

  Primarily substantive approach  Lower assessed level of control risk approach

g.      Memahami pengendalian intern klienLangkah pertama dalam pengendalian intern adalah dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut. Untuk mendukung keyakinan atas efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor melakukan pengujian pengendalian.

2.3   Pelaksanaan Pengujian AuditAuditor melakukan berbagai macam pengujian yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut.

a.       Pengujian analitikPengujian analitik dilakukan olehh auditor pada tahap awal proses auditnya dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. Pada awal proses audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum seorang auditor melaksanakan audit secara rinci dan mendalam terhadap objek audit, auditor harus memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai perusahaan yang diaudit. Untuk itu, analisi ratio, analisis laba bruto, analisis terhadap laporan keungan perbandingan merupakan cara yang umumnya ditempuh oleh auditor untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan secara garis besar mengenai keadaan keungan dan hasil usaha klien.

b.      Pengujian pengendalianPengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapat informasi mengenai:

  Frekunsi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan,  Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut  Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.

c.       Pengujian substantifPengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadi karena dalam:

  Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia  Tidak diterapkannya prinsip akuntasni bertrima umum di Indonesia.  Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntasi berterima umum di Indonesia.

Page 15: Langkah Audit

  Perhitungan.  Pekerjaan penyajian penggolangan dan peringkasan informasi.  Pencatuman pengungkapan unsur tertnetu dalam laporan keuangan.

Prosedur pengujian substantif meliputi:1.      Verifikasi atas ketepatann saldo kas dan sekdul kas.2.      Penerapan prosedur analitis.3.      Perhitungan kas yang disimpan dalam entitas.4.      Melaksanakan pengujian pisah batas kas.5.      Konfirmasi saldo simpanan pinjaman di bank.6.      Konfirmasi perjanjian atau kontrak lain dengan bank.7.      Melakukan pemindaian (sacnning) penelaahan, atau pembeuatan rekonsiliasi bank.8.      Menghimpun dan menggunakan laporan pisah batas bank.9.      Melakukan pengujia  pisah batas penerimaan kas.10.  Mengusut transfer bank11.  Menyiapkan pembuktian kas.12.  Membandingkan penyajian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.4  Pelaporan AuditBagian akhir dari proses audit adalah pelaporan hasil audit. Isi laporan audit terikat pada

format yang telah diterapkan oleh IAI. Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keungan auditnya. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf:

a.       Paragraf pengantarParagraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf perteman laporan audit baku. Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar yaitu: tipe jasa yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit, serta pengungkapan tanggungjawab manajemen atas laporan keungan dan tanggungjawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keungan berdasarkan hasil auditnya.

b.      Parangraf lingkupParagraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor.

c.       Paragraf pendapatParagraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat.

Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut. Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa kelemahan/kekurangan yang masih terjadi. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen

Page 16: Langkah Audit

untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama antara manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

BAB IIIKESIMPULAN

3.1 KesimpulanLangkah-langkah audit meliputi empat tahap, yaitu:

a.       Penerimaan Perikatan Audit terdiri dari: mengevaluasi integritas manajemen, mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa, menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit, menilai independensi, menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan dan membuat surat perikatan audit.

b.      Perencanaan Audit, terdiri dari: memahami bisnis dan industri klien, melaksanakan prosedur analitik, mempertimbangkan tingkat materialitas awal, mempertimbangkan risiko bawaan, mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika periaktan dengan klien berupaa audit tahun pertama, dan memahami pengendalian intern klien.

c.       Pelaksanaan Pengujian Audit, ada tiga golongan: pengujian analitik, pengujian pengendalian dan pengujian substantif.

d.      Pelaporan Audit, Isi laporan audit terikat pada format yang telah diterapkan oleh IAI. Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf; paragraf pengantar, paragraf lingkup dan paragraf pendapat.

Seluruh tahapan audit ini pada akhirnya akan menghasilkan rekomendasi yang kemudian harus ditindaklanjuti, yang menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

3.2 Saran            Agar setiap perusahaan yang diaudit mempertimbangkan dengan baik rekomendasi yang diberikan oleh auditor sehingga memperoleh keputusan yang bermanfaat serta bijaksana.

Page 17: Langkah Audit