landasan paud

Upload: bayu-eko-punto-wibowo

Post on 10-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi Landasana Anak Usia Dini

TRANSCRIPT

A. Landasan Hukum Indonesia Yang Berhubungan Dengan PAUD :1) UUD 1945 pasal 28B ayat 2,Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi2) UU No 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1, tentang Perlindungan Anak , Setiap anak berhak memperoleh pendidikan & pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya3) UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwaPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa:1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang Pendidikan Dasar2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan/atau informal3. PAUD jalur pendidikan formal: TK, RA atau bentuk lain yang sederajat4. PAUD jalur pend non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat5. PAUD jalur pend informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkunganpendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Pasal 511. Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.2. Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan.3. Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

B. Pengertian PAUDPandangan Para Ahli : Menurut UU RI Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa :Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Martin Luther (1483- 1546)Seorang tokoh yang pertama kali menunjukan akan pentingnya sekolah untuk anak usia dini. Ia menekan kan bahwa sekolah digunakan sebagai sebagai sarana untuk mengajar anak membaca. Ia juga berpendapat bahwa keluarga merupakan institusi penting bagi anak dalam hal pendidikan yang akan ia peroleh untuk pertama kalinya. Dari kedua teori yang dikemukakan oleh Luther, penulis berpandangan bahwa keutamannya terhadap pendidikan sebagai suatu kebutuhan yang paling penting bagi anak, merupakan hal yang sangat disetujui. Karena ia menganggap bahwa tanpa adanya pendidikan anak tidak akan bisa menghadapi dunia nya di luar sana kelak ketika ia telah dewasa nanti. Kenapa ? karena ia tidak memiliki bekal pendidikan sewaktu ia masih kecil. Supaya anak bisa memperoleh pendidikan bagi kehidupan nya kelak secara maksimal maka, antara pihak lembaga sekolah dengan keluarga perlu adanya kerja sama. John Amos Comenius (1592-1670)Tokoh ini sangat percaya sekali apabila pendidikan itu harus dimulai sejak kita masih usia dini. Apa alasannya ? dikarenakan ketika anak baru dilahirkan, maka pendidikan sudah berlangsung secara alami. Misalnya kita ambil studi kasus sebagai berikut :Ketika anak baru saja dilahirkan, ia di letakkan didada ibu nya. Mengapa ? Agar ia tidak merasa kedinginan sedangkan suhu tubuh ibunya dengan suhu ketika ia masih berada di dalam rahim itu sama. Sehingga ketika ia di letakkan di dada ibunya ia merasa seperti masih berada di dalam rahim. Tidak hanya itu ketika bayi diletakkan di dada ibu nya, sang bayi akan secara alami mencari ASI untuk asupan gizi nya yang pertama kali. Jika anak tersebut telah menemukan ASI nya maka ia akan belajar untuk meminum ASI dari ibunya.Dari studi kasus diatas pendidikan yang berlangsung secara alami dibuktikan ketika bayi tersebut mencari ASI ibunya dan belajar untuk meminum nya sebagai asupan makanan nya untuk pertama kali dalam pengalaman hidupnya.Kata pengalaman hidup dapat kita garis bawahi, kenapa ? karena Comenius mengemukakan pandangannya bahwa anak harus diberi kesempatan dalam mengoptimalkan seluruh indra nya, agar ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman hidup untuk mengembangkan sensorial nya sebagai pembelajaran untuk nya.Terkait perkembangan sensorial, perlu adanya suatu media dan strategi untuk anak dapat berekspresi dengan baik. kenapa harus ekspresi yang menjadi sorotan ? karena untuk anak usia dini, cara ia belajar dimasa nya yakni ketika ia merasa senang dan nyaman terhadap sesuatu. Jika anak senang terhadap sesuatu, maka pendidikan itu akan dengan mudah nya dipahami anak, karena dengan perasaan yang bahagia ia tidak akan merasa terbebani terhadap sesuatu yang akan diterima anak. Lantas media apa yang di anjur kan oleh Comenius ? Comenius menganjurkan supaya media yang cocok untuk anak adalah adanya buku yang ada ilustrasi nya, maksudnya buku nya itu terdapat gambar-gambar menarik yang membuat anak tertarik untuk membaca nya. Jika buku ini disampaikan, maka ini akan membantu dalam mengembangkan kemampuan anak. Entah itu dalam membaca, dan hal sebagai nya.Sedangkan strategi yang tepat untuk anak usia dini adalah bermain, mengapa bermain ? karena dengan bermain anak dapat mengekspresikan dirinya dan dapat bereksplorasi secara bebas. Situasi ini akan membentuk pengalaman yang berarti bagi perkembangan diri anak dan sekaligus sebagai dasar belajar. John Locke (1632-1704)John Locke terkenal dengan teori nya Tabula Rasa. Teori ini memandang bahwa anak itu di ibarat kan seperti kertas putih, ketika ia lahir ia tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa. Ini berarti lingkungan lah yang akan berperan penting dalam memproses pembentukan dirinya. Kenapa lingkungan ? karena lingkungan itu di ibarat kan seperti warna dan isi untuk mengisi kertas putih itu. Dimana ketika kertas itu sudah tergores dengan warna dan isi maka kertas itu akan terlihat lebih bermakna. Begitu pula pada anak, untuk membentuk diri nya menjadi sesuatu itu tergantung dari pengaruh yang ia peroleh dalam lingkungannya. Di dalam lingkungan, anak akan diproses untuk menentukan bagaimana pola pikir anak dan sifat yang alami atau karakter anak. Jean-Jacques Rousseau (1712-1778)Rousseau merupakan seorang tokoh naturalis, sehingga di dalam teori yang ia kemukakan tentang PAUD pun, teori tentang pendidikan yang dilakukan melalui pendekatan naturalistik. Menurut nya pendidikan naturalistik adalah pendidikan teraplikasikan dari pertumbuhan anak yang di biarkan secara alami tanpa membedakan anak satu dengan anak yang lainnya. mereka di biarkan untuk bereksplorasi secara bebas namun tetap aman, sedangkan orang dewasa hanya sebagai pendukung anak untuk berkembang secara alami dan membantu anak membangun kesiapan belajar. Johan Pestalozzi (1746-1827)Pestalozzi memiliki pandangan tentang perkembangan dan pendidikan anak sebagai berikut :1) Menekankan pada alam, maksudnya alam merupakan sumber utama pengetahuan. Sehingga untuk mempelajari tentang alam ini, anak di bawa ke objek nya langsung. Contohnya kita akan memperkenalkan harimau pada anak. Maka, pembelajaran yang bagus sebaiknya anak diajak ke kebun binatang untuk melihat objek nya langsung, jangan di tunjukan dalam bentuk gambar. Apabila hanya di tunjukan pada gambar saja anak tidak akan dapat hafal secara paten, karena di dalam benak nya tidak terkonsep.2) Menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak, maksudnya anak perlu bergerak dan melakukan berbagai aktivitas baik secara fisik dan psikis. Dimana anak perlu menyentuh, meraba, memegang dan membolak-balik sesuatu. Anak perlu berjalan, berlari,lompat, dan hal-hal lainnya. kenapa harus demikian ? karena keaktifan fisik mendorong terjadinya keaktifan jiwa. Dimana anak nantinya akan dapat berfikir ketika ia melakukan sebuah tindakan. Prinsip ini didasarkan pada kesan yang ia peroleh dari kegiatannya untuk di jadikan sebuah pengalaman.3) Pembelajaran dilakukan secara bertahap, maksudnya kegiatan belajar itu harus berurutan, mulai dari yang konkret ke abstrak, dari yang mudah ke yang sulit, dari hal-hal yang dekat dengan anak hingga dengan hal-hal yang belum diketahui oleh anak (contoh nya belajar mengenal hewan yang ada di lingkungan sekitar rumah hingga mengenal hewan yang berada di samudra) dan lain-lain. Ini berarti pembelajaran yang diterapkan kepada anak itu harus bertahap sesuai dengan kebutuhan akan perkembangannya. Sama hal nya fisik yang tumbuh secara bertahap, begitu pula pendidikan. Di berikan sesuai dengan porsinya.Dari ke-3 point diatas mengenai PAUD menjelaskan jika pendidikan ingin berhasil pada anak maka Pestalozzi mengemukakan ke-3 point tersebut sebaiknya di gunakan untuk mencetak hasil pendidikan yang baik. Friederich Wilhem Frobel (1782-1852)Frobel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang banyak memberikan pengaruh dalam pemikiran baru(modern)dalam pengembangan anak usia dini,khususnya taman kanak-kanak. Pada tahun 1840 frobel meresmikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi namakindergarten. Dari situ lah awal mula nama taman kanak-kanak.Frobel memiliki prinsip tentang pendidikan anak, bahwa dalam pendidikan anak itu sebagai :1) Pengembangan autoaktivitas, maksud nya adalah pendidikan yang berfungsi sebagai pengembang aktivitas. Pada dasar nya anak usia dini itu termasuk individu yang sangat aktif sekali dalam hal-hal kegiatan. Apabila terdapat anak yang belum menunjukan aktivitas, maka ia perlu didorong untuk aktif dalam melakukan berbagai kegiatan yang produktif. Jadi, dalam hal ini konteks pendidikan itu membuat anak selalu aktif dalam kegiatan.2) Kebebasan atau suasana merdeka, maksudnya anak akan tumbuh dan berkembang apabila dia di berikan kesempatan dalam suasana yang bebas. Karena dari kebebasan itu lah anak akan mampu mengembang potensi yang telah ada di dalam dirinya. Tidak hanya itu juga dari kebebasan itu anak akan mengembangkan daya fantasi atau khayalannya dalam menciptakan sesuatu yang fantasi bagi anak. Misalnya, membuat keranjan buah yang terbuat dari kertas lipat, atau membuat tempat pensil dari botol bekas namun peralatan yang di butuhkan sudah disediakan oleh guru nya. Sehingga anak hanya tinggal membuat tempat pensil tanpa ada nya bahaya, dan karya-karya lain yang akan ia buat sesuai dengan apa yang telah ia bayangkan. John Dewey (1859-1952)John Dewey, adalah seorang tokoh beraliran progesivisme yang hidup pada tahun 1859-1952. Disini ia mengemukakan pendidikan itu lebih kepada minat anak dalam hal pembelajaran yang penting oleh anak. Sehingga John Dewey ini dalam menentukan topik pembahasan dalam pembelajaran, dan penyusunan kurikulum itu dipusatkan pada anak. Kenapa ? karena minat anak lah yang menjadi suatu acuan bagi pendidikan yang John percaya. Cara pendidikan yang ia kemukakan untuk anak yakni dengan cara pendidik harus lebih melibatkan anak dalam kegiatan-kegiatan yang sedang di lakukan. Agar anak dapat lebih menggerakan kegiatan fisik yang aktif untuk membantu perkembangan kemampuan intelektual. Kenapa kemampuan intelektual ? karena minat yang dimiliki oleh anak kelak akan menjadi suatu keahliannya dalam membangun kehidupan nya kelak. Sebagai contoh anak memiliki minat terhadap dunia tentara, setelah ia melihat ayahnya yang selalu disiplin dan tegas namun selalu terlihat gagah. Jika minat tersebut ia terus pertahankan maka ia pasti akan memilih pendidikan yang kiranya ia dapat menjadi seorang tentara. Entah itu ia akan bersekolah disekolah yang pengelolanya para tentara-tentaranya langsung atau hal lain sebagai nya, yang membuat pendidikan yang ia terima selama ia bersekolah menjadi sebuah keahliannya untuk menjadi seorang tentaranya. Tidak hanya dalam hal minat dewey memberikan teori nya akan pendidikan, tetapi Dewey juga mengemukakan bahwa interaksi anak juga sangat diperlukan untuk memperoleh pembelajaran dari lingkungannya. Rudolf Steiner (1861-1925)Rudolf Steiner terkenal dengan Sekolah Waldorfnya, berpendapat bahwa anak berkembang melalui pengalaman dan proses berpikir. Perkembangan diri anak adalah perkembangan kesadaran. Anak perlu banyak berhubungan dengan lingkungannya dan mengeksplorasi lingkungan untuk memperoleh suatu pemahaman. Pembelajaran perlu dilakukan dengan menggunakan media yang berkaitan dengan lingkungan. Maria Montessori (1870-1952)Maria merupakan seorang dokter yang meyakini bahwa pendidikan itu dimulai sejak ia lahir. Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa sangat formatif dan merupakan masa yang paling penting baik fisik maupun mental. Dimana bayi akan diperkenalkan dengan orang-orang (orang tua), berbagai macam suara (mulai dari suara manusia, hingga hewan sekalipun yang beragam), bermain dan hal-hal lainnya yang membuatnya merasa bahagia. Maksudnya bahagia bukan berarti segala sesuatu hal yang ia mau dalam hal tidak baik pun di ikuti atau konteks lainnya. tetapi maksud bahagia disini adalah pembelajaran yang ia terima, ia tidak merasa memiliki beban. Anak memiliki pola pikir yang aktif, sehingga yang menjadi dasar pemikiran Montessori yakni anak memiliki masa peka (sensitive periods), pendidikan sendiri (Pedosentris), dan kebebasan.Masa peka merupakan masa yang sangat penting bagi anak. Ketika masa peka itu datang maka kita sebagai orang dewasa (pendidik, atau keluarga) harus dapat memfasilitasi masa peka tersebut. Jika kita tidak memfasilitasi nya maka masa peka tersebut akan mati dan potensi yang dimiliki nya pun akan mati juga.Pendidikan sendiri adalah pendidikan yang dibuat sendiri oleh anak secara alami. Pendidikan ini merupakan sebuah keingingan/hasrat yang kuat untuk mendapatkan kesenangan. Dimana nantinya ia akan menjadi lebih mandiri. Seseorang yang bersedia untuk makan, merasa, melihat, berpikir, berkemauan, dan berkarya.Kebebasan merupakan hal yang penting juga untuk anak, kenapa ? jika anak diberikan suatu kebebasan entah itu kebebasan berpikir, berkarya, dan hal-hal lain yang justru itu akan membuat perkembangan pada anak menjadi lebih baik. kita dapat ambil studi kasus nya sebagai berikut :Penulis mengambil contoh ini yang berhubungan dengan masa peka anak dan pendidikan sendiri.Ketika masa peka itu terjadi pada anak yakni anak ingin menggambar, maka kita memberi fasilitas untuk ia dapat menggambar. Meski kita tahu gambar-gambar hasil anak usia dini tidak akan mungkin sebagus pelukis terkenal, karena itu butuh proses. Sama hal nya dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Supaya anak dapat berkarya dengan enjoy maka kita berikan kebebasan pada anak untuk menggambar apapun yang ingin dia gambar, yang mungkin itu merupakan pembelajaran bagi dirinya untuk lebih mengenal hal-hal yang belum ia ketahui misalnya menggambar tentang keluarganya dimana ia menggambar ayah nya, ibu nya, kakak nya, dirinya dan adik nya yang baru saja lahir, digambar itu semuanya tersenyum. Gambaran ia gambar tersebut dapat diartikan bahwa ia memiliki suatu keluarga yang lengkap, dan ia merasa bahagia berada di dalam keluarganya.Dari studi kasus diatas, penulis mengamati bahwa ketika kebebasan itu diberikan, anak dapat menghasilkan suatu karya yang luar biasa makna nya. Dan dari kebebasan itu lah anak akan memiliki suatu keinginan yang kuat terhadap cita-citanya dimasa depan. Yang jika keinginan tersebut di dukung oleh pendidikan yang bermakna maka keinginan tersebut akan menjadi suatu potensi yang dimiliki oleh anak untuk masa depannya kelak. John Bowbly (1907-1990)Bowbly yang terkenal dengan teori kedekatan(attachment).Mengemukakan pendapatnya dalam hal pendidikan anak usia dini, Bowbly lebih menekankan pada perkembangan aspek psikososial. Secara genetis anak akan dekat dengan ibunya. Anak juga dapat dekat dengan orang-orang yang dapat membuatnya nyaman dan membantunya untuk bertahan hidup. Misalnya pengasuh anak. Kenapa ? karena jika ada orang dewasa yang mengerti terhadap sinyal bayi, seperti menangkap arti suara tangis, senyuman, tatapan bahasa tubuh ditampilkan anak, dan lainnya. Maka anak tersebut akan menjadi dekat dengan orang tersebut. Ini berarti bahwa anak dapat bekerja sama dengan orang lain. Dan pendidikan dalam pandangan Bowlby yakni melatih anak untuk bekerja sama dengan orang-orang disekitar anak. Ki Hajar Dewantara (1922- )Anak merupakan makhluk hidup yang memiliki kodrat nya masing-masing. Dewantoro merupakan seorang tokoh yang berasal dari Indonesia, berpandangan tentang pendidikan anak usia dini lebih menekankan pada apa-apa yang menjadi sebuah kodrat nya. Jika kodrat nya baik, maka hal lainnya pun akan baik; begitu pulasebaliknya.danpendidik dalam pandangannya merupakan seorang yang membantu dalam menuntun pada kodratnya yang lebih baik lagi. Howard Gardner (1943-sekarang )Gardner berpendapat bahwa pada hakekatnya anak itu terlahir dengan cerdas. Hal ini mematahkan akan pendapat yang mengatakan bahwa kecerdasan seseorang tergantung dari nilai IQ-nya. Sebenarnya nilai IQ itu dapat dirubah tergantung dari cara kita belajar. Jika cara belajar kita semakin baik maka nilai IQ nya pun akan meningkat baik. begitu pula sebaliknya.Gardner percaya bahwa setiap anak memiliki kecerdasan, maka dari itu ia membagi kecerdasan anak menjadi 9 dimensi yakni :1) Kecerdasan bahasa (linguistic), dimana kecerdasan ini terjadi pada keterampilan dan persepsi pengelolaan bahasa yang dimiliki oleh anak2) Kecerdasan logika, dimana kecerdasan ini lebih kepada keterampilan dan persepsi dalam bidang numerik.3) Kecerdasan musik, dimana kecerdasan ini berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang musik dan suara.4) Kecerdasan gerak tubuh (kinestesis), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan keterampilan dalam mengendalikan gerak tubuh.5) Kecerdasan gambar (visual-spasial), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang garis, bentuk, warna, dan ruang.6) Kecerdasan diri ( intrapersonal), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan cara dia dalam mengenal diri nya sendiri.7) Kecerdasan bergaul (interpersonal), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan cara seseorang dalam membina hubungan dengan orang lain8) Kecerdasan alami (naturalis), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan pandangan seseorang tentang alam dan lingkungan sekitar9) Kecerdasan rohani (spiritual), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan pandangan seseorang terhadap sang pencipta dan agama yang dianut.Dari seluruh penjelasan diatas terhadap beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para tokoh tentang pendidikan anak usia dini, penulis berpandangan bahwa semua teori yang dijelaskan para tokoh tersebut memang benar adanya, terkecuali pendapat dari Ki Hajar Dewantara yang menganggap bahwa pendidikan akan berfungsi jika kodrat nya baik. terlepas baik dan buruk nya kodrat manusia pendidikan akan dapat merubah manusia menjadi lebih baik, selama ia berada di dalam lingkungan yang baik.Manusia pada dasar nya mengemban tugas untuk menjaga dan memanfaat kan atasa apa-apa yang telah diberikan sang pencipta kepada kita, supaya kita dapat menjaga dan memanfaatkannya dengan baik maka dibutuhkan adanya pendidikan sejak kita masih usia dini. Pendidikan akan memproses kita sebagai seseorang yang berhasil. namun jika kita ingin pendidikan itu dikatakan berhasil untuk mencetak seseorang yang dimulai dari kita sewaktu masih usia dini,maka pendidikan itu dibutuhkan adanya pihak-pihak yang membantu mereka untuk memperoleh pendidikan. Entah itu dalam hal media, strategi, kurikulum, lingkungan, dan institusi-institusi lain yang akan mempengaruhi terhadap pendidikan. Sehingga potensi-potensi yang ada dalam diri seseorang akan dapat benar-benar terbentuk sebagai keahliannya untuk membangun generasi yang berkualitas yang nantinya akan merubah dunia ini menjadi lebih baik.Definisi PAUD : MenurutMajory Ebbeckdalam Hibana (2005:2) Pendidikan anak usia dini adalahpelayanan kepada anak mulailahirsampai umur delapan tahun.(1991). MenurutHibana (2005:2)Pendidikan anak usia dini adalahupaya terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.C. Tujuan dan Fungsi PAUD1. PAUD bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.2. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.3. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.4. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).D. Landasan PAUD Landasan YuridisLandasan hukum terkait dengan pentingnya PAUD tersirat dalam : Amandemen UUD pasal 28b ayat 2, yaitu : negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan. Keppres No. 36 tahun 1990, Konvensi Hak Anak, kewajiban negara untuk pemenuhan hak anak. UU No. 20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional PPNo.27/1990tentang pendidikan Prasekolah PPNo.39/1992mengenai Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan NasionalBerbagai komitmen/peraturan maupun konvensi internasional yang terkait dengan hak asasi anak (beberapa telah diratifikasi). CRC-20 November 1989, pemenuhan hak-hak dasar anak United Nations Milenium Declaration- 8 Desember 2000, tentang perlunya nilai-nilai dasar yang bersifat universal yang harus ditanamkan pada anak-anak. The World Fit for Children 8 Mei 2002, tentang memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak untuk berpartisipasi dalam pengambilan dan pemenuhan hak-hak dasar anak. Konferensi internasional di Dakkar Senegal tahun 2000, memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak dini usia, terutama bagi nak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung. Landasan Empiris Sensus penduduk 2003, diperkirakan jumlah anak usia dini di Indonesia adalah 26,17 juta jiwa. Namun yang belum terlayani PADU masih terdapat sekitar 19,01 juta (72,64%). Laporan UNDP tentang Human Development Index (HDI) pada tahun 2002 Indonesia menempati peringkat 110 dari 173 negara dan 111 pada tahun 2004, jauh di bawah negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (59), Philipina (77), Thailand (70). Berdasarkan hasil studi kemampuan membaca siswa tingkat SD yang dilaksanakan oleh International Educational Achevement (IEA) diketahui bahwa siswa SD di Indonesia berada di urutan ke 38 dari 39 negara. Hasil penelitian The Third International Mathematics and Science Study Repeat tahun 1999, kemampuan siswa Indinesia di bidang IPA berada di urutan ke 32 dari 38 negara yang diteliti dan di bidang matematika berada di urutan ke 34 dari 38 negara yang diteliti. Berdasarkan Piramida pendidikan Depdiknas tahun 1999/2000, yaitu rendahnya kualitas calon siswa didasarkan pada suatu kenyataan bahwa selama ini perhatian kita terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat minim. Landasan KeilmuanPenelitian-penelitian : Seorang bayi yang baru lahir memiliki kurang lebih 100 miliar sel otak. Ini menunjukkan selama 9 bulan masa kehamilan, paling tidak setiap menit dalam pertumbuhan otak diproduksi 250 ribu sel otak. Setiap sel otak saling terhubung dengan lebih dari 15 ribu simpul elektrik kimia yang sangat rumit sehingga bayi yang berusia 8 bulan pun diperkirakan memiliki biliunan sel saraf di dalam otaknya. Sel-sel saraf ini harus rutin distimulasi dan didayagunakan supaya terus berkembang jumlahnya. Pada usia rawan saat anak mulai banyak bergerak, yaitu usia 6 bulan, angka kecelakaan dapat berkurang sebanyak 80% bila mereka diberi rangsangan dini. Pada umur 3 tahun, anak-anak akan mempunyai IQ 10 sampai 20 poin lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah mendapat stimulasi. Pada usia 12 tahun, mereka tetap memperoleh prestasi yang baik dan pada usia 15 tahun, tingkat intelektual mereka semakin bertambah. Ini memberikan gambaran bahwa pendidikan sejak dini memberikan efek jangka panjang yang sangat baik. Sebaliknya, bila anak mengalami stress pada usia-usia awal pertumbuhannya akan berpengaruh juga pada perkembangan otaknya. Anak yang dibesarkan di dalam lingkungan yang minim stimulasi, berkurang kecerdasannya selama 18 bulan yang tidak mungkin tergantikan. Otak manusia terdiri dari 2 belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callosum. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respons berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa dan berhitung. Sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Bila pelaksanaan pembelajaran di PADU memberikan banyak pelajaran menulis, membaca, bahasa dan berhitung seperti yang cenderung terjadi dewasa ini, akan mengakibatkan fungsi imajinasi pada belahan otak kanan terabaikan. Sebaiknya dalam usaha memekarkan segenap kecerdasan anak, pembelajaran pada anak usia dini ditunjukkan pada pengembangan kedua belahan otak tersebut secara harmonis. Gardner menemukan bahwa otak manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan yaitu : bahasa, logis matematis, visual-spasial, musical, kinestik, interpersonal social, intrapersonal, naturalis. LANDASAN FILOSOFIS Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan (manusia Indonesia seutuhnya).