landasan ilmu/riset struktur penelitian ilmiah apa?...

20
1/27/2020 1 STRUKTUR PENELITIAN ILMIAH Hamim Sudarsono Universitas Lampung PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN DOSEN UNILA 2020 LANDASAN ILMU/RISET Apa? Bagaimana? Untuk Apa? Ontologi Epistemologi Aksiologi Perumusan Masalah Metodologi Manfaat Kerangka teori Hipotesis Rancangan percobaan Ontologi: SAINS AGAMA SENI Penjelasan/ deskripsi hubungan rasional antara beberapa faktor yang mempengaruhi suatu obyek atau gejala. Bersifat umum dan impersonal. Obyek bersifat empiris. Penjelasan/ deskripsi bersifat transendental dari obyek yang menjadi bahasan. Penjelasan/deskripsi suatu obyek/gejala dengan sepenuh makna. Bermakna bagi pencipta seni dan masyarakat yang mengapresiasinya. Bersifat emosional, tidak selalu rasional. Tidak selalu sistematis, terkadang rumit dan komprehensif. Bersifat individual dan personal karena dipengaruhi oleh pengalaman hidup masing-masing individu. Epistemologi: SAINS AGAMA SENI Metode penemuannya logis, sistematis, terbuka untuk diuji oleh siapapun, reproducible. Metode penemuannya melalui wahyu dan tidak bisa dibuktikan oleh orang lain, tidak reproducible Metode penemuannya melalui penghayatan atas berbagai pengalaman hidup dan penerjemahan terhadap hasil interaksi pencipta seni dengan lingkungannya.

Upload: others

Post on 14-May-2020

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1/27/2020

1

STRUKTUR PENELITIAN ILMIAH

Hamim SudarsonoUniversitas Lampung

PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN DOSEN UNILA 2020

LANDASAN ILMU/RISET

Apa?

Bagaimana?

Untuk Apa?

Ontologi

Epistemologi

Aksiologi

Perumusan Masalah

Metodologi

Manfaat

Kerangka teori

Hipotesis

Rancangan percobaan

Ontologi:SAINS AGAMA SENI

Penjelasan/ deskripsi hubungan rasional antara beberapa faktor yang mempengaruhi suatu obyek atau gejala.

Bersifat umum dan impersonal.

Obyek bersifat empiris.

Penjelasan/ deskripsi bersifat transendental dari obyek yang menjadi bahasan.

Penjelasan/deskripsi suatu obyek/gejala dengan sepenuh makna.

Bermakna bagi pencipta seni dan masyarakat yang mengapresiasinya.

Bersifat emosional, tidak selalu rasional.

Tidak selalu sistematis, terkadang rumit dan komprehensif.

Bersifat individual dan personal karena dipengaruhi oleh pengalaman hidup masing-masing individu.

Epistemologi:

SAINS AGAMA SENI

Metode penemuannya logis, sistematis, terbuka untuk diuji oleh siapapun, reproducible.

Metode penemuannya melalui wahyu dan tidak bisa dibuktikan oleh orang lain, tidak reproducible

Metode penemuannya melalui penghayatan atas berbagai pengalaman hidup dan penerjemahan terhadap hasil interaksi pencipta seni dengan lingkungannya.

1/27/2020

2

Aksiologi:SAINS AGAMA SENI

Menjawab permasalahan kehidupan sehari-hari dengan menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan gejala alam.

Memberikan arah dan pegangan hidup agar mencapai keselarasan antarsesama dan dengan lingkungannya; untuk mencapai keseimbangan duniawi dan spiritual.

Agar pencipta dan obyek yang diungkapkannya mampu berkomunikasi dengan manusia yang memungkinkan dia menangkap pesan yang dibawa oleh karya seni itu.

Struktur Umum Riset

BEVERIDGE (1957):

Peneliti yang paling efektif : memikirkan suatu masalah

penelitian secara mendalam menuangkannya dalam

sejumlah pertanyaan yang penting

merencanakan penelitiansematang-matangnya untukmenjawab pertanyaan yang diajukannya.

PROPOSAL DAN DANA PENELITIAN

Sehebat apapun ide dan rencana sebuah penelitian tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak tersedia dana yang sesuai dengan keperluannya.

Sebagus apapun proposal yang kita tulis tidak akan mendapat dana penelitian apabila tidak sesuai dengan panduan dan kriteria yang dibuat oleh penyandang dana

Pelajari dengan seksama panduan proposal.

Perhatikan dengan cermat poin-poin penting yang mempunyai proporsi tinggi dalam penilaian.

Jangan berasumsi bahwa semua reviewer adalah satu bidang keahlian dengan Anda ….. Tulislah selugas mungkin agar mudah dipahami.

1/27/2020

3

Contoh Kriteria Penilaian Proposal Penelitian

No Kriteria Penilaian Bobot (%) Skor Nilai1 Masalah Yang Diteliti

a. Ketajaman Perumusan Masalah 5 6 30b. Tujuan Penelitian 10 5 50

2 Tinjauan Pustakaa. Relevansi Sumber Pustaka 5 6 30b. Kemutakhiran Sumber Pustaka Primer (< 10 Tahun) 5 6 30

3 Metode Penelitiana. Orisinalitas 10 5 50b. Pola Pendekatan dan Kesesuaian Metode 10 5 50

4 Potensi Tercapainya Luaran Penelitiana. Publikasi Ilmiah (Prosiding Internasional, Jurnal Nasional Terakreditasi, Jurnal Internasional 15 5 75

b. Pengembangan IPTEKS dan SOSBUD 10 5 50c. Pengayaan Bahan Ajar 10 5 50

5 Kelayakan Sumber Dayab. Kesesuaian Waktu Pelaksanaan 5 5 25c. Kesesuaian Biaya Penelitian 5 5 25

Jumlah 100 58 465

Kisaran Skor : 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk, 2 = Sangat Kurang, 3 = Kurang, 5 = Cukup, 6 = Baik, 7 = Sangat Baik)

Contoh Kriteria Penilaian Proposal PPM

No. Kriteria Bobot (%) Skor Nilai1

Masalah yg Ditangani: Judul, Pendahuluan, Tin-Pustaka, Perumusan masalah 25 3 75

2 Tujuan dan Manfaat 20 5 1003 Kerangka Berpikir 25 4 1004 Rancangan Evaluasi 10 4 405 Fisibilitas Penerapan Ipteks 20 4 80

Jumlah Nilai 100 395

Kisaran Skor : 1, 2, 4, 5 (1 = Buruk, 2 = Kurang, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik)

KRITERIA PENILAIAN DISERTASI (S3 Pertanian Unila)

No Kriteria Penilaian (%)1 Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian

a. Relevansi dengan rumusan masalah, tujuan, dan pendekatan penelitian yang dipilih. b. Ketajaman perumusan masalahc. Tujuan penelitian mempertegas rumusan masalah, spesifik, relevan dengan judul & hipotesis.d. Mengandung deskripsi manfaat penelitian.

15

2 Nilai kebaruan (novelty) dan kedalaman penelitian. 103

Tinjauan Pustakaa. Menggunakan sumber pustaka primer yang relevan dan mutakhir.b. Antara lain berisi: (1) kajian akar permasalahan, (2) informasi dasar yang relevan, (3) dasar pemilihan

prosedur penelitian, (4) landasan teori yang relevan dengan topik penelitian, (5) kajian kelebihan dankekurangan dari solusi yang ada dan yang akan ditawarkan, (6) hasil-hasil penelitian terdahulu yangrelevan; (6) hal-hal lain yang relevan.

c. Bebas dari plagiarism

20

4 Kerangka pemikiran dan hipotesis (jika menggunakan hipotesis):a. Menjelaskan dengan baik landasan teori dan logika yang disusun oleh peneliti.b. Terkait kuat dengan kerangka pemikiran.

20

5 Metode Penelitian:Kejelasan langkah-langkah pelaksanaan penelitian, rancangan, prosedur, dsb., disertai dengan bagan yang jelas; mengandung orisinalitas, pola pendekatan metode yang digunakan sesuai dan logis.

20

6 Potensi Tercapainya Luaran Penelitian: (a) publikasi ilmiah, (b) pengembangan iptek 10

7 Secara konsisten mengikuti panduan penulisan Universitas Lampung. 5Jumlah 100

Masalah Penelitian & Hipotesis

Hipotesis berasal dari masalah penelitian atau pertanyaan penelitian (research question).

Masalah/pertanyaan penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Apa, mengapa, bagaimana ?

Mengapa produksi suatu varietas padi rendah?Mengapa suatu wilayah sering terjadi gempa? Bagaimanakah cara meningkatkan efisiensi mesin motor? Spesies katak apakah ini? Apakah ini spesies baru?

Apakah spesies ini endemik?Negara manakah yang telah trerkena outbreak virus

corona?Mengapa perilaku masyarakat menjadi lebih beringas? ...... dsb ..

1/27/2020

4

Pertanyaan Penelitian Vs. Hipotesis

Pertanyaan penelitian bersifat umum dan tidak dapat diuji secara statistik.

Pertanyaan penelitian muncul dari studi pustaka, data penelitian lain, pengalaman, seminar, dan mungkin intuisi.

Hipotesis merumuskan masalah agar pertanyaan penelitian (research question) dapat diuji dan dapat difalsifikasi secara ilmiah.

PERTANYAAN RISET

GEJALA SUDAH ADA Tujuan pertanyaan untuk

mendapat kejelasan tentang struktur gejala.“Apa bagian-bagian yang

membentuk susunan gejala tersebut dan bagaimana hubungan saling pengaruh antarbagian itu?”

GEJALA / EFEK INGIN DICIPTAKAN Tujuan pertanyaan untuk menjawab

dua pertanyaan:1. Struktur bagaimana yang harus

diciptakan untuk menghasilkan gejala yang memungkinkan terealisasinya suatu fungsi tertentu yang dikehendaki.

2. Bagaimana cara menciptakan struktur itu?

14

ARENA ILMU ARENA TEKNOLOGI

PERTANYAAN RISET

Penelitian dilakukan kalau ada sesuatu yang MENJADI MASALAH dan jawabannya belum diketahui; atau

Jawaban sudah ada,  namun kita tidak puas dengan jawaban itu.

Yang dicari adalah struktur suatu gejala yang dikehendaki agar suatu fungsi dapat diwujudkan.

Selanjutnya, dicari cara untuk membentuk struktur itu.

15

ARENA ILMU ARENA TEKNOLOGI

Masalah Penelitian

das Sein das Sollen

das Sein =das Sollen

CONTOH:1) Pada jam kerja terlihat sekerumunan orang

berseragam PNS berkeliaran di mal.2) Sayuran mengandung residu pestisida.3) Hasil panen kurang dari yang diklaim

produsen benih.4) Mesin motor terlalu boros5) Tingkat perceraian pada etnis tertentu tinggi

Masalah = gap antara kenyataan (das Sein) dan harapan (das Sollen).

Problem

No problem

1/27/2020

5

MASALAH PENELITIAN(/RESEARCH QUESTION)

Harus memenuhi kriteria kebergunaan (teori kebenaran pragmatisme) dan kemenarikan.

Masalah dapat ditemukan dari pustaka, pertemuan ilmiah, pernyataan pemegang otoritas, pengalaman pekerjaan, pengalaman pribadi, intuisi, dsb.

Pertimbangan dari dua aspek: Aspek masalah: manfaat dalam keilmuan dan kehidupan praktis Aspek calon peneliti: kemampuan peneliti untuk mengelola

(dana, alat, perlengkapan, kemampuan teoretis dan metode) dan melaksanakan penelitiannya.

Tingkat kesulitan (sumbu X) dan kemanfaatan (interest, sumbu Y) dalam memilih topik penelitian (Alon, 2009).

18

Peneliti pemula atau mahasiswa S1 pilih masalah yang relatif mudah = lebih cepat memperoleh umpan balik, meningkatkan kepercayaan diri.

Peserta postdocs/magang: jenis riset yang berada pada kuadrankananatas karena jangka waktunya yang terbatas.

Profesor atau dosen: sebaiknya memilih area riset yang menjadi fokus kerjanya selama bertahun-tahun serta menjadi media untuk untuk melatih para mahasiswa bimbingannya =masalah riset yang ditentukan akan bergerak secara optimal sebagai fungsi dari tahap kehidupannya sebagai ilmuwan (Alon, 2009).

ANATOMI KARYA ILMIAH(IMRAD = Intro, Methods, Results and Discussion)

PENDAHULUAN• Latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis

METODEHASIL DAN PEMBAHASANKESIMPULAN

19 KARYA ILMIAH DAN RANAH FILSAFAT

STRUKTUR KARYA ILMIAH RANAH FILSAFAT

PENDAHULUAN• Latar belakang, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis

OntologiAxiologiEpsitemologi

METODE Epistemologi

HASIL DAN PEMBAHASAN Ontologi & Epistemologi

20

1/27/2020

6

KISI-KISI UTAMA PENDAHULUANLatar belakang & masalah

Berada dalam konstelasi yang relevan (sosial, ekonomi, politik, budaya, dsb).

Menunjukkan bahwa suatu penelitian berharga untuk dilaksanakan (bermanfaat jika penelitian berhasil).

Identifikasi masalah

Mengenali suatu objek sebagai suatu masalah dalam jalinan situasi tertentu.

Dapat menghasilkan pertanyaan yang banyak sekali. Kita tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan

sekaligus. Pembatasan Masalah

Menetapkan batas-batas permasalahan secara jelas. Memperjelas fokus masalah yang memungkinkan

perumusan masalah lebih baik.

21KISI-KISI UTAMA PENDAHULUAN (2)

Perumusan masalah

Berbentuk kalimat pertanyaan yang ingin dijawab dan direncanakan. Terperinci, berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang jelas.

Tujuan Penelitian

Berupa pernyataan ruang lingkup dan kegiatan berdasarkan masalah yang dirumuskan.Rinci, jelas, menyiratkan metode dan hasil yang

diharapkan.Manfaat Penelitian

Menjelaskan manfaat yang akan dipetik dari solusi masalah yang didapat dari penelitian (bagi praktisi, ilmuwan, dan/atau negarawan, dsb.)Merupakan penguatan terhadap pembenaran yang

dikemukakan pada latar belakang masalah.

1. Bagaimanakah respon tanaman kedelai terhadap pemberian dosis yang semakin meningkat?

2. Apakah respon itu berbeda untuk dua varietas yang berbeda?

3. Berapakah produksi kedelai tertinggi dari varietas A dan B?

4. Pada dosis berapakah, produksi tertinggi tersebut tercapai? (musim, tahun, tempat)

1. Menentukan respon tanaman kedelai terhadap dosis P yang semakin meningkat.

2. Menentukan apakah bentuk tanggapan varrietas A berbeda dari varietas B.

3. Menentukan produksi tertinggi varietas A dan B.

4. Menentukan dosis P yang menghasilkan produksi tertinggi pada masing-masing varietas.

PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

CONTOH (SKRIPSI)

Kata kerjaBahasa Inggris

Kata kerjaBahasa Indonesia Keterangan

to know, to see (?) mengetahui (?) terlalu lemah/terlalu umum untukkata kerja tujuan penelitian

to understand memahami agak lemah/terlalu umum (?)

to observe mengamati, menyelidiki cukup spesifik, bisa digunakanuntuk penelitian sederhana

to study mempelajari cakupan relatif luas, bisa digunakan untuk penelitian secaraumum

To test menguji penelitian spesifikTo categorize mengelompokkan penelitian spesifikTo compare membandingkan penelitian spesifikTo analyze menganalisis penelitian spesifikTo determine menentukan penelitian spesifik

24

KATA KERJA UNTUK TUJUAN PENELITIAN

1/27/2020

7

APAKAH SETIAP PENELITIAN HARUS MEMPUNYAI HIPOTESIS?

1. Kalau pertanyaan jelas merupakan suatu pengukuran, tidak ada hipotesis yang perlu dikemukakan.

2. Kalau pertanyaan jelas mengarah kepada suatu hipotesis, maka hipotesis diperlukan.

Dua sifat hipotesis yang harus dipenuhi agar berguna: (1) harus cocok (konsisten) dengan fakta-fakta yang diakui;(2) harus dapat diuji.

HIPOTESIS Suatu eksperimen dapat mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan atau menolaknya.

Metode ilmiah: hipotesis harus ditolak atau diubah jika prediksinya tidak sesuai dengan hasil eksperimen.

Dalam beberapa bidang ilmu, misalnya fisika, eksperimen memperoleh prioritas yang tertinggi dan verifikasi dengan eksperimen mutlak diperlukan untuk setiap hipotesis atau teori yang diajukan.

Suatu teori yang tidak dapat diuji –misalnya karena karakteristik subjeknya tidak dapat diamati- tidak memenuhi syarat sebagai teori ilmiah (Jarrard, 2001).

KEABSAHAN HIPOTESIS Pembuktian hipotesis: ada peluang untuk

terjadinya eror percobaan (statistik) Hasil suatu percobaan juga sering dipengaruhi

oleh faktor yang tidak diketahui dan dipahami oleh peneliti.

Pembuktian hipotesis tidak pernah 100% akurat. Setelah pengujian ulang, hipotesis bisa menjadi asumsi ilmiah. Sains dibangun berdasarkan paradigma ini suatu teori yang sudah diterima secara umum pun mungkin bisa menjadi salah setelah berlangsung proses pembuktian/eksplorasi yang lebih mendalam.

KEABSAHAN HIPOTESIS (2) Bisa saja ketidakabsahaan suatu hipotesis

disebabkan oleh kesalahan prosedur percobaan. Metode hypothetico-deductive sangat mengandalkan kepada kualitas prediksi awal peneliti.

Jika riset dilaksanakan dengan cermat maka tidak akan menghasilkan hipotesis yang benar-benar salah karena bagaimanapun juga hipotesis-hipotesis ini bisa memberikan arah baru suatu riset.

1/27/2020

8

SUMBER TIDAK TERUJINYA HIPOTESIS

1. Landasan teori2. Instrumen pengambil data3. Rancangan penelitian4. Perhitungan5. Variabel luaran

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam ilmu-ilmu empiris, pernyataan ilmiah dinyatakan sahihapabila sesuai (berkorespondensi) dengan fakta; karena itu kita harus melakukan verifikasi. Proses verifikasi == penarikan kesimpulan secara induktif.

Prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar memenuhi persyaratan berpikir induktif disebut metodologi penelitian yang merupakan persiapan untuk melaksanakan verifikasi.

Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan dalam penelitian.

Salah satu metode yang harus ditentukan adalah metode penelitian.

SIGI (Survei) VS SENSUSSIGI SENSUS

Obyek yang diteliti Sampel (n) Populasi (N)

Hasil yang ingin diperoleh

Dugaan parameter populasi (disebut variabel)

Parameter populasi

Hasil pengukuranRerata (average), 𝑥

𝑥 ∑ 𝑥

𝑛

Nilai tengah (mean), µ

𝜇 ∑ 𝑥

𝑁

Ragam dataVarian (s2)

𝑠∑ 𝑥 𝑥

𝑛 1

Varian (σ2)

ơ∑ 𝑥 µ

𝑁

POLA PENALARAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS/TEORI(NASOETION, 1982)

1. Jika data tidak bertentangan dengan hipotesis, maka hipotesis itu didukung sebagai suatu jawaban yang sahih yaitu benar untuk sementara waktu, sampai ada data lain yang bertentangan. Pada saat itu, otomatis hipotesis ditolak kebenarannya.

2. Selama tidak ada data baru yang dapat menumbangkan, hipotesis itu dianggap sahih tetapi kita tidak dapat mengatakan bahwa hipotesis itu terbukti kebenarannya == THE THEORY IS CORROBORATED.

3. Suatu hipotesis hanya dapat dibuktikan ketidakbenarannya kalau hipotesis tidak didukung oleh data/fakta empiris.

1/27/2020

9

METODE PENELITIANTempat dan Waktu Penelitian: Ditulis dalam satu paragraf dengan menyatakan

secara spesifik lokasi dan jangka waktu pelaksanaan penelitian (nama lokasi, daerah, lapang, laboratorium, dan/atau instansi tempat penelitian dilaksanakan).

Jika penelitian terdiri dari beberapa segmen percobaan dan masing-masing dilaksanakan di lokasi yang berbeda maka lokasi masing-masing percobaan harus dicantumkan secara jelas.

Esensi: penegasan bahwa hasil dari percobaan yang dilaporkan tersebut adalah untuk kondisi dan waktu tertentu.

Mencantumkan jenis bahan/alat, spesifikasi teknis, jumlah, dan sumber atau cara memperoleh/menyiapkannya.

Bahan kimia: sebaiknya dicantumkan daftar bahan aktif serta senyawa yg dikandungnya. Sedapat mungkin dihindari penggunaan nama dagang (nama umum atau nama kimia lebih disukai!).

Material berupa hewan, tanaman, dan mikroorganisme harus diidentifikasi dan dicantumkan secara jelas, biasanya sampai dengan kategori genus/spesies atau bahkan strain. Spesifikasi khusus: jenis kelamin, umur, asal spesimen, status genetik, dsb. juga merupakan informasi yang sangat penting untuk dicantumkan di dalam “bahan dan alat”.

Daftar peralatan yang digunakan harus mencantumkan spesifikasi teknis detail: model, nama pabrik pembuat, tahun pembuatan, ukuran, kapasitas, dsb.

Bahan dan Alat

Selalu menggunakan kalimat pasif. Dalam bahasa Inggris, selalu menggunakan past tense.

Untuk metode yang telah baku, tidak perlu deskripsi detail.Cukup dirujuk metode yang dipilih dengan mencantumkan pustaka dan tahun penerbitannya.

Perhatikan kode etik jika dalam percobaan digunakan manusia, hewan tingkat tinggi, atau organisme hasil rekayasa genetika.

Semua besaran dalam satuan SI (système international d’unités).

Peubah (variabel) pengamatan: setiap peubah yang diamati dijelaskan (misalnya kriteria apa yang diamati dan bagaimana cara mengamatinya).

Metode/Pelaksanaan Penelitian

Menjelaskan pelaksanaan penelitian sesuai urutan pengerjaannya, termasuk di dalamnya mendeskripsikan bahan dan alat secara terpadu (bukan didaftar).

Mengemukakan pendekatan teori secara singkat (bila belum dikemukakan dalam pendahuluan/tinjauan pustaka).

Mengemukakan alasan menggunakan metode tertentu bila ada banyak pilihan metode.

Jika metode yang diterapkan adalah metode baru maka harus dijelaskan semua detailnya. Jika metode sudah pernah digunakan oleh peneliti lain maka cukup diberi referensinya.

PRINSIP KETERULANGAN!!

1/27/2020

10

CONTOH BEDAH KARYA ILMIAH (DISERTASI)

Jasad Renik Pelarut Posfat: Pengaruhnya terhadap P-Tanah Dan Efisiensi Pemupukan Tanaman Tebu

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG DAN MASALAH

Gula tebu merupakan komoditas penting.  Indonesia masih mengimpor gula.

Salah satu cara meningkatkan produksi gula nasional adalah dengan ekstensifikasi pada lahan yang umumnya merupakan lahan masam. 

Nilai efisiensi pupuk TSP pada lahan masam hanya berkisar 2 hingga 15% (rendah).  Efisiensi perlu ditingkatkan mengingat kebutuhan TSP di Indonesia semakin tinggi.

38

Penelitian yang mengkaji efisiensi penggunaan pupuk P telah banyak dilakukan, tetapi penggunaan agen hayati seperti mikoriza dan mikroba pelarut posfat belum banyak dilakukan.

Padahal penggunaan mikroba pelarut posfat sebagai pupuk hayati mempunyai beberapa keunggulan: hemat energi, tidak mencemari lingkungan, mampu membongkar P yang berada dalam bentuk tidak larut, dsb ..

Pupuk hayati layak digunakan untuk mengefisienkan pupuk Pospat. Oleh karena itu perlu penelitian untuk menemukan dan mengisolasi mikroba serta memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan pospat pada pertanaman tebu di lahan masam.

PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah di dalam tanah terdapat nikroba yang bisa diisolasi dan dapat digunakan sebagai pelarut posfat?

2. Bagaimanakah pengaruh dari pemberian mikroba tersebut jika dikombinasi dengan kapur dan bahan organik terhadap ketersediaan P di dalam tanah?

3. Bagaimanakah pengaruh dari pemberian mikroba pelarut P dalam meningkatkan efisiensi pemupukan P dan meningkatkan produksi tebu pada tanah masam?

TUJUAN PENELITIAN

1. Memperoleh mikroba yang berkemampuan tinggi dalam melarutkan senyawa-senyawa P tanah.

2. Mempelajari pengaruh pemberian mikroba pelarut P yang dikombinasi dengan kapur dan bahan organik thd ketersediaan P di dalam tanah.

3. Mempelajari pengaruh pemberian mikroba pelarut P dalam meningkatkan efisiensi pemupukan P dan meningkatkan produksi tebu pada tanah masam.

40

1/27/2020

11

Benang Merah Penelitian

Masalah1.Apakah di dalam

tanah terdapat mikroba yang bisa diisolasi dan dapat digunakan sebagai pelarut posfat ?

2. Bagaimanakah pengaruh pemberian mikroba tersebut jika dikombinasi dengan kapur dan bahan organik terhadap ketersediaan P di dalam tanah?

Tujuan1.Memperoleh mikroba

tanah yang berkemampuan tinggi dalam melarutkan senyawa-senyawa P tanah.

2.Mempelajari pengaruh pemberian jasad renik pelarut P yang dikombinasi dengan kapur dan bahan organik terhadap ketersediaan P di dalam tanah.

Hipotesis

1. Di dalam tanah terdapat jasad renik yang berkemampuan tinggi dalam melarutkan senyawa-senyawa P tanah.

2.Aktivitas mikroba pelarut P mampu meningkatkan serapan P dan meningkatkan efisiensi pemupukan P pada tanaman tebu yang ditanam pada tanah masam (pertumbuhan, bobot?)

Benang Merah Penelitian

MasalahBagaimanakah pengaruh dari pemberian mikroba pelarut P dalam meningkatkan efisiensi pemupukan P dan meningkatkan produksi tebu pada tanah masam?

Bagaimanakah nasib jasad renik yang diinokulasikan ke dalam tanah?

TujuanMempelajari pengaruh pemberian mikroba pelarut P dalam meningkatkan efisiensi pemupukan P dan meningkatkan produksi tebu pada tanah masam.

Mempelajari nasib jasad renik yang diinokulasikan ke dalam tanah.

Hipotesis

Mikroba pelarut P dapat beradaptasi setelah diinokulasikan ke dalam tanah.

??

??

CONTOH BEDAH DISERTASI

NANOENKAPSULASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) HASIL OPTIMASI EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG MIKRO SEBAGAI BAHAN

ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN

(Dianalisis oleh mahasiswa S3 Ilmu Pertanian Unila)

PENDAHULUAN Pemanfaatan rosella saat ini masih

terbatas. Kelopak bunga rosella merupakan

sumber vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif seperti asam organik, fitosterol dan polifenolik, yang beberapa diantaranya menunjukkan kemampuan sebagai antioksidan.

Kandungan senyawa bioaktif pada tanaman rosella memiliki nilai tambah tinggi.

44

1/27/2020

12

Senyawa bioaktif pada bunga rosella dapat diperoleh dengan dengan cara ekstraksi

Salah satu proses ekstraksi yang sering digunakan adalah ekstraksi menggunakan pelarut Metode pemilihan pelarut sangat penting dalam menentukan keberhasilan ekstraksi

45PENDAHULUAN (2) Mengikuti hukum kelarutan like dissolves like,

polaritas pelarut harus mendekati polaritas zat yang diekstrak (Tsai et al., 2002).

Derajat polaritas suatu zat ditentukan oleh konstanta dielektriknya.

Ekstraksi berbantu gelombang mikro (Microwave Assisted Extraction: MAE) merupakan alternatif terbaik untuk menggantikan proses ekstraksi konvensional karena lebih efisien (Li et al., 2009: Wang et al., 2010)

46PENDAHULUAN (3)

KERANGKA UMUM PENELITIAN

Investigasi komponen bioaktif rosella yang memberikan pengaruh sebagai antioksidan dan antibakteri, dan metode ekstraksi yang digunakan.

Kajian beberapa alternatif yang dimunculkan Aplikasi untuk mempertahakan kestabilan

ekstrak yang dihasilkan melalui teknik enkapsulasi

47

Ulasan: Tidak terdapat kerangka pemikiran yang berisikan teori-teori yang mendukung hipotesis

TEORI YANG MENDUKUNG

Telaah teori mengenai: Rosella Senyawa antimikroba dari tanaman Antioksidan Senyawa fenolik Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses

ekstraksi Ekstraksi berbantu gelombang mikro Response Surface

Methodology

48

Ulasan: Tidak memasukkan teori tentang mikroenkapsulasi/ nanoenkapsulasibaik baik terkait proses pembuatannya, kelebihan, dan kekurangan metode tersebut

1/27/2020

13

49Benang Merah Penelitian

Permasalahan No. 1

MasalahBagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap fitokimia, sifat toksisitas, aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella yang dihasilkan

TujuanMendapatkan jenis pelarut yang tepat melalui analisa terhadap karakteristik fitokimia, aktivitas antibakteri dan antioksidan  ekstrak kelopak bunga rosella yang dihasilkan

HipotesisPelarut yang tepat akan menghasilkan rendemen, aktivitas antioksidan dan antibakteri tinggi

Metode

Evaluasi toksisitas, aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella dengan variasi pelarut

KesimpulanEtanol 70% adalah pelarut yang sesuai untuk ekstraksi komponen bioaktif rosella dengan karakteristik dapat mengekstrak senyawa‐senyawa fenolik sebesar 19,45 ± 0,32 mg dan bersifat toksik yang ditunjukkan dengan nilai IC50 di bawah 1000 ppm, yaitu 510,613 ppm.

Ekstrak etanol 70% memiliki aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan zona bening sebesar 7,7 ± 2,01 mm terhadap S. aureus dan 13,28 ±3,30 mm terhadap bakteri E. coli. 

Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan nilai IC50 sebesar 439,32 ppm

50Ulasan Benang Merah Penelitian : Permasalahan yang diangkat tidak selaras dengan tujuan, hipotesis, metode, dan kesimpulan yang dambil

Masalah

Belum diketahuinya jenis pelarut yang tepat dalam mengekstrak komponen fitokimia (senyawa fenolik), antibakteri dan antioksidan pada kelopak bunga rosella

Tujuan

Mendapatkan jenis pelarut yang tepat melalui analisa terhadap karakteristik fitokimia (senyawa fenolik) , aktivitas antibakteri dan antioksidan  ekstrak kelopak bunga rosella yang dihasilkan

Hipotesis

Pelarut yang tepat akan menghasilkan rendemen senyawa fenolik yang tinggi, aktivitas antioksidan dan antibakteri yang tinggi

Metode

Evaluasi toksisitas, aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella dengan variasi pelarut

Kesimpulan

Etanol 70% adalah pelarut yang sesuai untuk ekstraksi komponen bioaktif rosella dengan karakteristik dapat mengekstrak senyawa‐senyawa fenolik sebesar 19,45 ± 0,32 mg dan bersifat toksik yang ditunjukkan dengan nilai IC50 di bawah 1000 ppm, yaitu 510,613 ppm.

Ekstrak etanol 70% memiliki aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan zona bening sebesar 7,7 ± 2,01 mm terhadap S. aureus dan 13,28 ±3,30 mm terhadap bakteri E. coli. 

Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan nilai IC50 sebesar 439,32 ppm

Permasalahan 2.

Masalah

Bagaimana kondisi optimum ekstraksi senyawa‐senyawa fenolik menggunakan metode ekstraksi berbantu gelombang mikro menggunakan Response surface methodology, melalui analisa rendemen total fenolik, aktivitas antibakteri dan antioksidan

Tujuan

Mendapatkan kondisi optimum ekstraksi senyawa‐senyawa fenolik berbantu gelombang mikro melalui analisa rendemen total fenolik, aktivitas antioksidan dan antibakteri 

Hipotesis

Ekstraksi berbantu gelombang mikro menggunakan pelarut yang tepat pada kondisi optimum (konsentrasi pelarut, daya gelombang mikro dan waktu ekstraksi) akan menghasilkan ekstrak dengan kandungan total fenolik maksimum

Metode

Optimasi ekstraksi total fenolik kelopak bunga rosella berbantu gelombang mikro

KesimpulanKondisi optimum proses ekstraksi menggunakan MAE yaitu pada daya gelombang mikro 250 watt, konsentrasi etanol 78,36% dan lama waktu 4,91 menit menghasilkan ekstrak dengan estimasi total fenolik sebesar 24,61 mg/g.

Aktivitas antibakteri yang diekspresikan dengan zona hambat yang terbentuk yaitu sebesar 12,6 ± 0,6 mm terhadap E. coli dan 11,6 ± 0,3 mm terhadap S. aureus serta aktivitas antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai IC50 sebesar 202,47 ppm

52Ulasan Benang Merah Penelitian : Permasalahan selaras dengan tujuan, hipotesis, dan metode yang digunakan serta kesimpulan menjawab permasalahan yang ada

Masalah

Bagaimana kondisi optimum ekstraksi senyawa‐senyawafenolik menggunakan metode ekstraksi berbantu gelombang mikro menggunakan Response surface methodology, melalui analisa rendemen total fenolik, aktivitas antibakteri dan antioksidan

Tujuan

Mendapatkan kondisi optimum ekstraksi senyawa‐senyawa fenolik berbantu gelombang mikro melalui analisa rendemen total fenolik, aktivitas antioksidan dan antibakteri 

Hipotesis

Ekstraksi berbantu gelombang mikro menggunakan pelarut yang tepat pada kondisi optimum (konsentrasi pelarut, daya gelombang mikro dan waktu ekstraksi) akan menghasilkan ekstrak dengan kandungan total fenolik maksimum

Metode

Optimasi ekstraksi total fenolik kelopak bunga rosella berbantu gelombang mikro

KesimpulanKondisi optimum proses ekstraksi menggunakan MAE yaitu pada daya gelombang mikro 250 watt, konsentrasi etanol 78,36% dan lama waktu 4,91 menit menghasilkan ekstrak dengan estimasi total fenolik sebesar 24,61 mg/g.

Aktivitas antibakteri yang diekspresikan dengan zona hambat yang terbentuk yaitu sebesar 12,6 ± 0,6 mm terhadap E. coli dan 11,6 ±0,3 mm terhadap S. aureus serta aktivitas antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai IC50 sebesar 202,47 ppm

1/27/2020

14

Benang Merah Penelitian Permasalahan 3.

MasalahBagaimana pengaruh perubahan pH, suhu dan lama pemanasan terhadap aktivitas antibakteri dan antioksidan esktrak dan nanokapsul yang dihasilkan

TujuanMempertahankan stabilitas ekstrak kelopak bunga rosella terhadap perubahan pH, suhu dan lama pemanasan melalui nanoenkapsulasi

HipotesisNanoenkapsulasi mampu mempertahankan stabilitas senyawa-senyawa fenolik ekstrak kelopak bunga rosella terhadap perubahan pH, suhu dan lama

53

MetodeStabilitas ekstrak dan nanoenkapsulan kelopak bunga rosella pada berbagai variasi pH, suhu, dan waktu

KesimpulanStabilitas ekstrak dapat dipertahankan melalui teknologi mikroenkapsulasi 

Penurunan total fenolik terhadap perubahan pH adalah sebesar 0,1% per satuan pH dan 1,3315% terhadap perubahan per satuan suhu dan waktu

Ulasan Benang Merah Penelitian : Permasalahan yang diangkat tidak selaras dengan tujuan, hipotesis, metode, dan kesimpulan yang dambil

MasalahBagaimana pengaruh perubahan pH, suhu dan lama pemanasan terhadap aktivitas antibakteri dan antioksidan esktrak dan nanokapsul yang dihasilkan

TujuanMempertahankan stabilitas ekstrak kelopak bunga rosella terhadap perubahan pH, suhu dan lama pemanasan melalui nanoenkapsulasi

HipotesisNanoenkapsulasi mampu mempertahankan stabilitas senyawa-senyawa fenolik ekstrak kelopak bunga rosella terhadap perubahan pH, suhu dan lama

54

MetodeStabilitas ekstrak dan nanoenkapsulan kelopak bunga rosella pada berbagai variasi pH, suhu, dan waktu

KesimpulanStabilitas ekstrak dapat dipertahankan melalui teknologi mikroenkapsulasi 

Penurunan total fenolik terhadap perubahan pH adalah sebesar 0,1% per satuan pH dan 1,3315% terhadap perubahan per satuan suhu dan waktu

SIMPULAN UMUM Ekstraksi berbantu gelombang mikro pada kondisi 

optimumnya dapat meningkatkan rendemen tanpa merusak komponen bioaktif yang tercermin dari aktivitas antioksidan dan antibakteri

Nanoenkapsulasi mampu mempertahankan stabilitas komponen bioaktif ekstrak terhadap perubahan ph, suhu dan lama pemanasan

55

Kesimpulan pada penelitian ini mampu menjawab tujuan dan mengatasi permasalahan yang ada serta menerima hipotesis yang diajukan

Population Dynamics of Banteng, Buffalo and Deer in Bekol Savannah, Baluran National Park

Received: 14th January 2009. Accepted: 17th May 2009.Biodiversitas 10(3): 139-145

56

Perhatikan kepaduan antara judul, tujuan, dan kesimpulan artikel berikut ini:

Apa pendapat Anda tentang artikel ilmiah berikut ini?

1/27/2020

15

ABSTRACT

Baluran National Park give contribution at regional development to draw tourist and fascination provided is savannah in area. Savannah circumstance, forest, landscape, climate, vegetation and wild animal is represent experienced attraction. Research method use population dynamics perception of banteng, buffalo and deer in savannah of Bekol year 2004 and year 2005 as primary data, while secondary data year population dynamics 2003, 2004, and year 2005 outside savannah of Bekol, year population dynamics 2003 in savannah of Bekol. Secondary data obtained from daily report of Controller ecosystem Forest Worker animal discovery Baluran National Park from Section Bekol. Research location of outside savannah Bekol were Balanan, Perengan, Bitakol, Karangtekok, Pandean, Pondok jaran, Bama, Curah uling, Gunung Montor, Lempuyang, Bilik, Batangan, Labuhan Merak, Kramat, Semiang, Sirokoh, Lemah bang, Gunung Krasak, and Glengseran. The populations of banteng and buffalo in the savannah were unstable compared to the populations of them outside Bekol savannah. The populations of banteng and buffalo in Bekol savannah decreased, whereas the populations of them outside the Bekol savannah increased. The population of deer in Bekol savannah in 2004 was better than population of 2003, 2005, and 2006, whereas the population of deer outside Bekol savannah in 2006 increase significantly. The populations of banteng, buffalo, and deer decreased from year to year, in which the reductions of banteng and buffalo populations were obviously significant.

Key words: banteng, buffalo, deer, Bekol savannah, Baluran National Park.

57 Research Objectives

The purpose of this research are:  (i) to carefully examine the dynamic population (of) bantengs, buffaloes, and deers in the Bekol savannah or outside Bekol savannah, 

(ii) to carefully examine the population variables within 3 years which can be used to improve the wildlife management in Baluran National Park.

58

MATERIAL AND METHODS

The research used to calculate population is a concentrated method (Alikodra, 1989). The observation applied is the observation of bantengs,buffaloes, and deers populations in Bekol savannah in 2004 and 2005 as primary data, and the secondary data is the population of 2003, 2004, 2005, and 2006 in the area outside Bekol savannah, and the population of 2003 and 2006 in Bekol Bekol savannah. Locations outside Bekol savannah are Balanan, Perengan, Bitakol, Karangtekok, Pandean, Pondok Jaran, Bama, Curah Uling, Gunung Montor, Lempuyang, Bilik, Batangan, Labuhan Merak, Kramat, Semiang, Sirokoh, Lemahbang, Gunung Krasak and Glengseran (19 points of observation). To compare the difference species of wildlife, location, and population dynamics of 2003, 2004, 2005 and 2006 used ANOVA and GenStat Release 4.24DE program.

59 CONCLUSION AND SUGGESTION The populations of banteng and buffalo in thesavannah are unstable compared

to the populationsof them outside Bekol savannah. The populations of banteng and buffalo in Bekol savannah decrease, whereas the populations of them outside the Bekol savannah increase.

The population of deer in Bekol savannah in 2004 is better than population of 2003, 2005, and 2006, whereas the population of deer outside Bekol savannah in 2006 increase significantly. The populations of banteng, buffalo, and deer decrease from year to year, in which the reductions of banteng and buffalo populations are obviously significant.

Bekol savannah has not yet attracted the wildlifes to graze. The wildlifes especially banteng are annoyed by human being activities, roadway heading to Bama beach which also cuts Bekol savannah which disturbs the movement of wildlife requires to be studied furthermore, the direction of roadway which cuts the savannah should be changed to the outskirt of savannah.

60

1/27/2020

16

APAKAH ANTARA TUJUAN, METODE, DAN KESIMPULAN SESUAI?

OBJECTIVES METHOD CONCLUSIONS(i) to carefully examine the dynamic population (of) bantengs, buffaloes, and deers in the Bekol savannah or outside Bekol savannah,

The concentrated method (Alikodra, 1989) was applied to observe bantengs, buffaloes, and deers in 2004 and 2005 as primary data, and the secondary data is the population of 2003, 2004, 2005, and 2006.To compare the species of wildlife, location, and population dynamics of 2003, 2004, 2005 and 2006 we used ANOVA and GenStat Release 4.24DE program.

Population of banteng and buffalo are unstable compared to that outside Bekol savannah. The populations of banteng and buffalo in Bekol savannah decrease, whereas the populations outside of the Bekol savannah increase.

(ii) to carefully examine the population variables within 3 years which can be used to improve the wildlife management in Baluran National Park.

Population of deers in Bekol savannah in 2004 is better than 2003, 2005, and 2006, whereas the population in 2006 increase significantly. The populations of banteng, buffalo, and deer decrease from year to year, in which the reductions of banteng and buffalo populations are obviously significant.

Bekol savannah has not yet attracted the wildlifes to graze, especially banteng are annoyed by human being activities, roadway also disturbs the movement of wildlife requires to be studied furthermore, the direction of roadway changed to the outskirt of savannah (????)

61Toxicity of Five Insecticides Used to Control California

Red Scale (Homoptera: Diaspididae) Against Susceptible Red Scale Strains

ABSTRACT

Toxicities of carbaryl, malathion, parathion, methidathion, and chlorpyrifos were tested against I‐d‐old first instars of three strains of California red scale, Aonidiella aurantii (Maskell). On the basis of their history, two of these strains were presumed to be susceptible to insecticides. Probit lines for the third strain were slightly to the right of lines for the susceptible strains for malathion, methidathion, and chlorpyrifos, but the shifts were not large enough to suggest resistance. For all strains, chlorpyrifos was most toxic, closely followed by methidathion. Carbaryl was least toxic, and the toxicities of parathion and malathion were intermediate between those of carbaryl and methidathion. Use of different spreader‐stickers with the insecticides affected the concentration‐mortality responses of California red scale to some insecticides. Therefore, for comparative work, we suggest that a single spreader‐sticker should be used. Diagnostic concentrations for testing populations of California red scale for resistance to each of these insecticides are recommended.

62J. Econ. Entomol. 84(1): 17-24 (1991)

CALIFORNIAREDSCALE, Aonidiella aurantii (Maskell), is a major economic pest of citrusin most citrus‐growing regions of the world (Talhouk 1975) and is the major arthropodcitrus pest in California (Anonymous 1980). At high population densities, it is capable ofcausing death of large branches, permanently injuring citrus trees (Quayle 1911). Atlower population densities, California red scale is a cosmetic contaminant on the fruit,resulting in the fruit being downgraded in the packinghouse (Moreno & Kennett 1985).

In the San Joaquin Valley, where more than half of California's citrus acreage islocated, biological control of California red scale currently is ineffective, and growersrely heavily on insecticides to provide control (Kennett 1973). Therefore, the history ofdevelopment of insecticide resistance by California red scale is a major concern to theCalifornia citrus industry. Resistance to hydrogen cyanide (HCN) developed in Californiawhen HCN fumigation was the principal means of its control (Quayle 1942). Californiared scale in the Union of South Africa developed organophosphate resistance in themid‐1970s (Georgala 1977), causing a disastrous economic effect on that country'scitrus industry. More recently, resistance to insecticides has been reported in Israel (E.Cohen, Hebrew University, personal communication).

63INTRODUCTION

The ability to detect insecticide resistance in the early stage ofdevelopment and to test for cross resistance to alternative insecticideswould assist the California citrus industry in managing resistance. Earlydetection before resistance becomes widespread would allow more timeto develop and implement alternative control strategies. Identification ofcross resistance would assist in selecting insecticides that may be usefuluntil alternatives to chemical control could be developed. Our objectiveswere to determine the baseline responses of susceptible California redscale to the five major scalicides used in California citrus (carbaryl, chiorpyrifos, malathion, methidathion, and parathion); and from thesebaselines, to select a diagnostic concentration for each chemical forscreening populations for resistance to these pesticides.

64

1/27/2020

17

Contoh penggalan “metode” yang baik: 65

Scale Colonies. Three colonies of California red scale weremaintained in the laboratory by the method described byTashiro (1966). Two of the colonies were presumed to besusceptible strains because they had not been subjected to aninsecticide application in many years (although they probablyhave been exposed to field‐weathered insecticide residues onfruit used to maintain the colonies). One of these (Lab colony)was brought into laboratory culture at the University ofCalifornia, Riverside (UCR) in the 1920sbefore the developmentof modern insecticides.

J. Econ. Entomol. 84(1): 17-24 (1991) The other colony (BC colony) was established in 1984with red scale collected from the biological control groveon the UCR campus, a grove that had never been treatedwith insecticides. The third colony (Stauffer colony) wasestablished in 1983 with California red scale collectedfrom the Stauffer Chemical Corporation experimentalfarm in Orangecove, CA, an area of high insecticideexposure where control failures with parathion had beenreported. Great effort was taken to keep the strainsgenetically isolated.

66

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dua versi penyajian hasil dan pembahasan:  (1) hasil dalam sub‐bab terpisah dari pembahasan

(2) hasil dan pembahasan dalam satu bagian  

Tidak  mengulangi metode.   Singkat, jelas, tidak harus menyajikan semua data.  Bukan dalam “bahasa statistika” tetapi dalam “bahasa biologi”, “bahasa kimia”, atau “bahasa fisika”, dsb.  

Sederhana dan lugas:“Hasil percobaan tentang pengaruh penggunaan pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Tabel 3. Dari tabel ini diketahui bahwa hasil percobaan terhadap pengukuran tinggi batang memperlihatkan bahwa pupuk urea menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih tinggi”.

Paragraf di atas cukup ditulis sbb:

“Pupuk urea menyebabkan tanaman tumbuh lebih tinggi (Tabel 3)”.

1/27/2020

18

Tabel sebaiknya hanya digunakan untuk data yang berulang. 

Data yang bisa disajikan dengan narasi tidak harus disajikan dalam bentuk tabel.

Jika harus menggunakan tabel, tidak semua data harus dimuat di dalam tabel.  Sebaiknya dipilih angka/data yang penting, relevan, dan mempunyai makna khusus di dalam percobaan (tanpa menyembunyikan outliers).  

Setiap tabel yang dimuat memang benar‐benar diperlukan.

PENYAJIAN TABEL HASIL PENELITIANTabel x. Kebutuhan oksigen beberapa spesies Streptomyces

Spesies Pertumbuhan Aerobik Pertumbuhan Anaerobik

Streptomyces griseus + ‐Streptomyces coelicolor + ‐Streptomyces nocolor ‐ +Streptomyces everycolor + ‐Streptomyces grenicus ‐ +Streptomyces rainbowenski + ‐

Bakteri Streptomyces griseus, S. colicolor, S. cverycolor, dan S. rainbowenski tumbuh dalam kondisi aerobik, sedangkan S. nocolor dan S. greenicus tumbuh dalam kondisi anaerobik.

Kalimat di bawah ini lebih efektif daripada tabel di atas:

PeubahSpesies bakteri

S. flouric S. griseus S. colicolor S. nocolor

Suhu optimal (o C) -10 24 28 92

Warna miselium Tan Abu-abu Merah Ungu

Antibiotik yangDihasilkan

Fluoricillinmycin Streptomycin Rholmon-

delay Nomycin

Produksi antibitoik(mg/ml) 4,108 78 2 0

Tabel x. Karakteristik Streptomyces penghasil antibiotik.

SpesiesMikroba

Suhu optimal(o C)

WarnaMiselium

JenisAntibiotik

ProduksiAntibiotik(mg/ml)

S. flouric ‐10 Tan Fluoricillinmy 4,108

S. griseus 24 Abu‐abu Streptomycin 78

S. colicolor 28 Merah Rholmondelay

2

S. nocolor 92 Ungu Nomycin 0

Tabel x. Karakteristik Streptomyces penghasil antibiotik.

1/27/2020

19

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Bahasa ”statistika”:

Populasi wereng daun Empoasca sp. pada varietas A (6,7 ± 0,9 ekor/tanaman) berbeda nyata dengan populasi pada varietas B (9,2 ± 1,5 ekor/tanaman).

Sebaiknya digunakan bahasa “biologi” sbb:

Populasi wereng daun Empoasca sp. pada varietas A (6,7 ± 0,9 ekor/tanaman) lebih rendah daripada populasi pada varietas B (9,2 ± 1,5 ekor/tanaman).

PEMBAHASAN (DAY, 1979)

Menyajikan prinsip, hubungan, dan generalisasi (membahas, bukan mengulang-ulang/merekap hasil!!).

Menunjukkan perkecualian! Tidak menyembunyikan perkecualian dari hasil !

Interpretasi peneliti sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian sejenis yang pernah dipublikasikan.

Implikasi teori dan aspek aplikasinya!. Menyatakan kesimpulan sejelas-jelasnya!. Meringkas dan menyajikan bukti-bukti untuk

setiap kesimpulan yang ditarik.

Morphological response of songbirds to 100 years of landscape change in North America

Results Primary projection of half of the species selected for study changed significantly over the last century (Table 1). Only one of the 11 significant temporal trends (Wilson's Warbler, Wilsonia pusilla, Table 1) was opposite to the prediction from the habitat isolation hypothesis (binomial test, P = 0.01). In accordance with predictions, songbirds of temperate mature forests evolved rounder wings, while those of boreal mature forests evolved more pointed wings, after interspecific and sexual differences were accounted for (Table 1; Fig. 2). Primary projection trends for birds of open areas such as fields and young forests were opposite to those of mature forest species of the same region, again consistent with predictions. Temporal trends differed greatly among the four species groups (mixed model, year × group interaction, F3,803 = 32.1, P < 0.0001).

CONTOH PENYAJIAN HASIL YANG BAGUS

Discussion These documented changes in avian wing morphology over the last 

century are remarkably consistent with the hypothesis that forest loss and fragmentation induces strong selection pressure for mobility. Only Wilson's Warbler did not fit the expectation of the habitat isolation hypothesis, possibly because of misclassification of its habitat, which is often riparian (Ammon and Gilbert 1999), or undocumented pressure on movements, such as possible changes in wintering areas. These results provide new evidence in support of the thesis that habitat loss and fragmentation have lasting consequences on avian behavior, fitness and ultimately, evolution (see also Lens et al. 1999). That the physiological advantages of elongated wings (Bowlin and Wikelski 2008) and the isolation cost of habitat fragmentation (Fahrig 2003)would result in rapid evolution of wing morphology is not trivial; alternatively, the selective pressure may have been insufficient or overcome by gene flow, resulting in no measurable evolutionary response.  ………..

CONTOH PEMBAHASAN

1/27/2020

20

KESIMPULAN Kesimpulan selalu disertai dengan ringkasan fakta/hasil

percobaan. Merupakan jawaban dari permasalahan yang

dinyatakan dalam pendahuluan, disertai makna hasil penelitian.

Relevan & sinkron dengan permasalahan, tujuan percobaan, hipotesis, metodologi, dan pembahasan.

Singkat, tajam, tidak mengulang hasil atau pembahasan.

Bagian saran (jika ada): penelitian atau tindakan lanjutan yang perlu dilakukan.

TERIMA KASIH