bab iii metodologi penelitian a. lokasi...

19
27 Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Museum Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jalan Dipati Ukur no 48 Bandung. Sumber : diolah peneliti (2015) Gambar 3.1 Gambar Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Sugiyono (2014, hlm. 7) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode Lokasi Penelitian

Upload: truongnhi

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

27

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Museum

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jalan Dipati Ukur no 48

Bandung.

Sumber : diolah peneliti (2015)

Gambar 3.1 Gambar Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Sugiyono

(2014, hlm. 7) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena

metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi

sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode

positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini

sebagai ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah

yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode

Lokasi

Penelitian

28

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut

metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik. Sugiyono (2014, hlm. 8) metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

Penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu deskriptif pendekatan

kuantitatif, Menurut Hasan (2002, hlm. 22), metode deskriptif adalah suatu

metode yang menitikberatkan kepada observasi dan suasana ilmiah,

digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

populasi tertentu atau bidang tertentu secara aktual dan cermat. Penelitian

deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dilapangan mengenai

kepuasan pengunjung terhadap produk wisata di Museum Perjuangan

Rakyat Jawa Barat.

C. Populasi

Sugiyono (2014, hlm. 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian populasi diatas maka

populasi dari penelitian ini adalah semua wisatawan yang mengunjungi

Museum atau wisatawan-wisatawan tertentu yang datang ke Museum

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

D. Sampel

Sugiyono (2014, hlm. 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

29

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pengambilan sampel penulis menggunakan rumus Slovin, yaitu :

Dimana :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi yang diketahui

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel

yang dapat di tolerir (0.1)

Berdasarkan rumus Slovin diatas makan perhitungan sampel pada

penelitian ini dengan menggunakan populasi yang merupakan rata-rata

jumlah kunjungan ke Museum Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

pada satu tahun terakhir. Rata-rata jumlah pengunjung adalah sebesar

773.5 pengunjung.

n = 99.8 atau dibulatkan menjadi 100 orang

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling untuk

menentukan sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2014, hlm 85), artinya sampel yang dipilih berdasarkan latar belakang usia

yaitu minimal 17 tahun ke atas agar para responden mengerti dan bisa

menjawab pernyataan pada kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

E. Definisi Operasional

Operasional variabel menurut Sugiyono (2010, hlm. 58) adalah Segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya. Berdasarkan Middleton (2001, hlm. 124)

30

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkapkan ada tiga komponen utama dari produk wisata yaitu atraksi

wisata, amenities/fasilitas, dan aksesbilitas.

Tabel 3.1

Operasional variabel

Variabel Konsep variabel

Sub variabel Indikator Skala

Produk

wisata

Produk wisata

middelton yaitu atraksi,

fasilitas/amenites, aksesbilitas (2001:124)

Atraksi Tingkat kemenarikan design

bangunan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Ordinal

Tingkat keunikan relief atau

ukiran sejarah diluar museum

Ordinal

Tingkat kemenarikan cerita rakyat dari diorama

Ordinal

Tingkat kemenarikan ruang vitrin

di museum

Ordinal

Tingkat variasi panel di museum dalam menceritakan sejarah

Ordinal

Tingkat keunikan patung seragam peristiwa sejarah di museum

Ordinal

Tingkat kemenarikan benda peninggalan sejarah di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Ordinal

Fasilitas /

amenities

Tingkat kemudahan mendapatkan

informasi lebih mengenai sejarah di ruang auditorium

Ordinal

Tingkat kemudahan mendapatkan

ilmu pengetahuan sejarah dan budaya di perpustakaan

Ordinal

Tingkat kenyamanan mushola di

museum

Ordinal

Tingkat ketersediaan toilet di museum

Ordinal

Tingkat pelayanan yang diberikan

oleh pemandu museum

Ordinal

Tingkat ketersediaan retail outlet atau merchandise di museum

Ordinal

31

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat ketersediaan tempat parkir di museum

Ordinal

Tingkat keamanan dan penjagaan

di museum

Ordinal

Akesbilitas Tingkat kemudahan akses jalan menuju museum

Ordinal

Tingkat ketersediaan informasi yang dapat diketahui untuk

mencapai lokasi museum (papan penunjuk arah)

Ordinal

Tingkat kemudahan transportasi

umum menuju ke museum

Ordinal

Tingkat strategis lokasi Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Ordinal

Kepuasan

pelanggan

Kepuasan

pelanggan adalah respons perlanggan

terhadap ketidakseusaia

n antara tingkat kepentingan

sebelumnya dan kinerja

actual yang dirasakannya setelah

pemakaian. (rangkuti,

2006. Hlm 30)

Tingkat

Kepentingan

Tingkat kemenarikan bangunan

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Ordinal

Tingkat kemenarikan cerita rakyat dari diorama

Ordinal

Tingkat keunikan relief atau

ukiran sejarah diluar museum

Ordinal

Tingkat kemenarikan ruang vitrin di museum

Ordinal

Tingkat variasi panel di museum

dalam menceritakan sejarah

Ordinal

Tingkat keunikan patung seragam peristiwa sejarah di museum

Ordinal

Tingkat kemenarikan benda

peninggalan sejarah di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Ordinal

Kinerja Tingkat kemudahan mendapatkan

informasi lebih mengenai sejarah di ruang auditorium

Ordinal

Tingkat kemudahan mendapatkan ilmu pengetahuan sejarah dan

budaya di perpustakaan

Ordinal

Tingkat kenyamanan mushola di museum

Ordinal

Tingkat ketersediaan toilet di

museum

Ordinal

Tingkat pelayanan yang diberikan

oleh pemandu museum

Ordinal

Tingkat ketersediaan retail outlet Ordinal

32

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau merchandise di museum

Tingkat ketersediaan tempat parkir di museum

Ordinal

Tingkat keamanan dan penjagaan

di museum

Ordinal

Tingkat kemudahan akses jalan menuju museum perjuangan jawa

barat

Ordinal

Tingkat ketersediaan informasi yang dapat diketahui untuk mencapai lokasi museum (papan

penunjuk arah

Ordinal

Tingkat kemudahan transportasi umum untuk membantu datang ke

museum

Ordinal

Tingkat kemudahan mencapai lokasi Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Ordinal

Sumber : diolah peneliti (2015)

F. Jenis dan Sumber Data

Sugiyono (2011, hlm. 308) pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari

sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer dan sumber sekunder. Dalam hal ini penulis untuk mendapatkan

data penelitian yaitu data primer dan data sekunder.

1. Sumber primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

tangan pertama). Berdasarkan teori tersebut bisa dikatakan bahwa teori

primer bisa di dapat dari angket (kuesioner), wawancara dan observasi.

2. Sumber sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang

sudah ada. Berdasarkan teori tersebut bisa dikatakan data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari pengelola atau dokumentasi yang telah ada.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Interview (wawancara)

Sugiyono (2014, hlm. 137) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

33

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam hal ini penulis melakukan

penelitian dengan wawancara kepada pihak Museum Monumen

Perjuangan Rakyat Jawa Barat untuk mengetahui permasalahan yang ada

sebagai dasar penelitian.

2. Kuesioner (angket)

Sugiyono (2014, hlm. 142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dengan ini

penulis akan memberikan kuesioner kepada responden yang berkunjung ke

Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat untuk mengisi beberapa

pertanyaan atau pernyataan dalam mengumpulkan data untuk penelitian.

3. Observasi

Sugiyono (2014, hlm. 145) observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,

yaitu wawancara dan kuesioner. Dalam ini penulis meneliti langsung

datang ke Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat dan melihat reaksi dan

aksi wisatawan yang berkunjung.

4. Dokumentasi

Sugiyono (2011, hlm. 326) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang telah berlaku, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dalam hal ini penulis

melakukan penelitian dengan mengumpulkan dokumentasi yang ada baik

dari hasil dokumentasi sendiri maupun dari pihak museum.

H. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas

34

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 3) valid adalah menunjukkan derajat

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data

yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Berdasarkan teori tersebut bisa

diartikan bahwa uji validitas sebagai alat ukur untuk kuesioner agar

mengetahui jawaban secara benar dan suatu alat ukur disebut valid bila dia

melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Berdasarkan teori tersebut harus diuji kevalidan sebuah angket

(kuesioner) yang akan diberikan kepada responden sebelum melakukan

penelitian. Karena validitas sebuah angket (kuesioner) diuji dari sejauh

mana pertanyaan yang akan diberikan kepada responden.

Untuk mencari nilai validitas yaitu dengan mengkorelasikan antar skor

item instrumen dengan rumus pearson product moment sebagai berikut :

Dimana :

= koefisien korelasi

= jumlah skor tiap item

= jumlah skor total

n = jumlah responden

setelah harga hitung diperoleh, kemudian dihitung dengan Uji-t

dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

t = nilai

r = koefesien korelasi hasil

n = jumlah responden

35

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas dari kuesioner/angket akan terbukti jika harga t hitung

lebih besar dari t tabel dan apabila hasil t hitung lebih kecil dari t tabel

maka item angket/kuesioner tersebut tidak valid. Maka dapat di kriteriakan

mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi koefesien korelasi nilai r

Interval koefesien Tingkat hubungan

0,80-1,000 Sangat kuat

0,60-0,799 kuat

0,40-0,599 Cukup kuat

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat rendah

Sumber : Riduwan dan Sunarto (2007:81)

Penulis menggunakan teknik perhitungan korelasi biasa untuk

menganalisis validitas instrument penelitian ini. Korelasi antara skor-skor

tes dari peserta yang sama perlu diuji agar terlihat koefesien validitas

tersebut pada angka atau taraf tertentu. Artinya, faktor kebetulan bukan

menjadi faktor adanya koefesien validitas tersebut.

Dalam pengolahan data penulis menggunakan software yaitu

microsoft excel 2010 dengan rumus/syntax untuk mengetahui kevalidan

dari per pernyataan yang diajukan kepada responden dengan rumus

penghitungan uji validitas pada instrumen penelitian tersebut. Pada uji

validitas ini penulis melakukan penyebaran awal dengan tiga puluh

kuesioner dimana r tabelnya yaitu 0.361 dan apabila hasilnya lebih dari r

tabel maka uji tersebut dianggap valid kebenarannya. Berikut hasil dari

pengolahan data dibawah ini :

Tabel 3.3

Hasil pengukuran uji validitas instrumen penelitian

Importance Ratings Table

No Pernyataan Nilai r hitung

Nilai r tabel

Ket

1 Tingkat kemenarikan bangunan Monumen Perjuangan Rakyat 0,626 0,361 Valid

36

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jawa Barat

2 Tingkat keunikan relief atau ukiran sejarah diluar museum 0,393

0,361 Valid

3 Tingkat kemenarikan cerita rakyat dari diorama 0,583

0,361 Valid

4 Tingkat kemenarikan ruang vitrin di museum 0,583

0,361 Valid

5 Tingkat variasi panel di museum dalam menceritakan sejarah 0,431

0,361 Valid

6 Tingkat keunikan patung seragam peristiwa sejarah di museum

0,547

0,361 Valid

7 Tingkat kemenarikan benda peninggalan sejarah di Museum

Perjuangan Rakyat Jawa Barat

0,477

0,361 Valid

8 Tingkat kemudahan mendapatkan informasi lebih mengenai sejarah di ruang auditorium

0,381

0,361 Valid

9 Tingkat kemudahan mendapatkan ilmu pengetahuan sejarah dan budaya di perpustakaan

0,445

0,361 Valid

10 Tingkat kenyamanan mushola di museum 0,392

0,361 Valid

11 Tingkat ketersediaan toilet di museum 0,678

0,361 Valid

12 Tingkat pelayanan yang diberikan oleh pemandu museum 0,549 0,361 Valid

13 Tingkat ketersediaan retail outlet atau merchandise di museum 0,428

0,361 Valid

14 Tingkat ketersediaan tempat parkir di museum 0,408

0,361 Valid

15 Tingkat keamanan dan penjagaan di museum 0,496

0,361 Valid

16 Tingkat kemudahan akses jalan menuju museum 0,397 0,361 Valid

17 Tingkat ketersediaan informasi yang dapat diketahui untuk mencapai lokasi museum (papan penunjuk arah)

0,588

0,361 Valid

18 Tingkat kemudahan transportasi umum menuju ke museum 0,390

0,361 Valid

19 Tingkat strategis lokasi Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat

0,525

0,361 Valid

Sumber : diolah oleh peneliti (2015)

Tabel 3.4

Hasil pengukuran uji validitas instrumen penelitian

Performance Ratings Table

No Pernyataan Nilai r hitung

Nilai r tabel

Ket

1 Tingkat kemenarikan bangunan Monumen Perjuangan Rakyat

Jawa Barat

0,547

0,361 Valid

2 Tingkat keunikan relief atau ukiran sejarah diluar museum 0,455

0,361 Valid

37

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Tingkat kemenarikan cerita rakyat dari diorama 0,705

0,361 Valid

4 Tingkat kemenarikan ruang vitrin di museum 0,730

0,361 Valid

5 Tingkat variasi panel di museum dalam menceritakan sejarah 0,641

0,361 Valid

6 Tingkat keunikan patung seragam peristiwa sejarah di

museum

0,613

0,361 Valid

7 Tingkat kemenarikan benda peninggalan sejarah di Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat

0,422

0,361 Valid

8 Tingkat kemudahan mendapatkan informasi lebih mengenai sejarah di ruang auditorium

0,374

0,361 Valid

9 Tingkat kemudahan mendapatkan ilmu pengetahuan sejarah dan budaya di perpustakaan

0,516

0,361 Valid

10 Tingkat kenyamanan mushola di museum 0,421

0,361 Valid

11 Tingkat ketersediaan toilet di museum 0,513

0,361 Valid

12 Tingkat pelayanan yang diberikan oleh pemandu museum 0,417

0,361 Valid

13 Tingkat ketersediaan retail outlet atau merchandise di museum 0,449

0,361 Valid

14 Tingkat ketersediaan tempat parkir di museum 0,367

0,361 Valid

15 Tingkat keamanan dan penjagaan di museum 0,508

0,361 Valid

16 Tingkat kelayakan akses jalan menuju museum 0,712

0,361 Valid

17 Tingkat ketersediaan informasi yang dapat diketahui untuk

mencapai lokasi museum (papan penunjuk arah)

0,714

0,361 Valid

18 Tingkat kemudahan transportasi umum menuju ke museum 0,551

0,361 Valid

19 Tingkat strategis lokasi Museum Perjuangan Rakyat Jawa

Barat

0,705

0,361 Valid

Sumber : diolah oleh peneliti (2015)

2. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 154) menyatakan bahwa realibilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik.

Sugiyono (2010, hlm. 268) reliabilitas berkenaan dengan derajat

konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik

38

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabeljhnm

apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data

yang sama atas peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data

yang sama atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan

data yang tidak berbeda.

Berdasarkan teori tersebut bahwa angket (kuesioner) sudah dapat

dipercaya sebagai sumber data yang akan dikumpulkan oleh penulis

karena suatu data akan dapat dipercaya bila alat ukur data tersebut sudah

teruji dan terpercaya sebagai instrumen penelitian.

Untuk uji reliabilitas ini penulis menggunakan metode alpha dengan

mengukur reliabilitas alat ukur dengan sekali pengukuran (riduwan dalan

muhammad :2013), rumusnya sebagai berikut :

Dimana :

= nilai realibilitas

= jumlah varian skor tiap item

= varian total

K = jumlah item

Untuk mencari nilai selanjutnya yaitu nilai varian tiap-tiap skor item menggunakan persamaan sebagai berikut :

Dimana :

= varian skor tiap item

= jumlah kuadrat item x

= jumlah item X dikuadratkan

N = jumlah responden

39

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil dari perhitungan r dibandingkan dengan r pada taraf

nyata = 5 %, dengan kriteria kelayakan jika r > r dapat diartikan

reliabel dan sebaliknya apabila r < r berarti tidak reliabel. Apabila

koefesien realibilitas telah dhitung, selanjutnya yaitu menyatakan

hubungan dan bisa menggunakan kriteria guilford dalam muhammad

(2013), yaitu :

a) < 0,20 = hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

b) 0,20-<0,40 = hubungan yang kecil (tidak erat)

c) 0,40-<0,70 = hubungan yang cukup erat

d) 0,70-<0,90 = hubungan yang erat (reliabel)

e) 0,90-<1,00 = hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

Tabel 3.5

Hasil pengukuran uji realibilitas instrumen penelitian

Importance Ratings Table

No Pernyataan Nilai r hitung

Nilai r tabel

Ket

1 Produk wisata 0,830

0,7 Reliabel

Sumber : diolah oleh peneliti (2015)

Tabel 3.6

Hasil pengukuran uji realibilitas instrumen penelitian

Performance Ratings Table

No Pernyataan Nilai r hitung

Nilai r tabel

Ket

1 Produk wisata 0,871

0,7 Reliabel

Sumber : diolah oleh peneliti (2015)

I. Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data

40

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Skala pengukuran (skala likert)

Sugiyono (2014, hlm. 93) skala likert digunakan untuk mengatur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan

secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel

penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan di ukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen

yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

yang sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata dan untuk

keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,

misalnya :

Tabel 3.7

Tabel Pengukuran Skala Likert

Skala jawaban

tingkat kepentingan

Skor Skala jawaban

tingkat kinerja

Sangat penting 5 Sangat setuju

penting 4 Setuju

Cukup 3 Cukup

Tidak penting 2 Tidak setuju

Sangat Tidak penting 1 Sangat tidak setuju

Sumber : diolah peneliti (2015)

41

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat

dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

2. Garis kontinum

Garis Kontinum digunakan untuk menentukan interval dari jawaban

sangat penting, penting, cukup, tidak penting, sangat sangat tidak penting

atau sangat setuju, setuju, cukup, tidak setuju, sangat tidak setuju dari

suatu variabel. Adapun langkah-langkah perhitungan dalam teknik garis

kontinum ini, yakni sebagai berikut (Sugiyono, 2013):

a) Mencari nilai indeks maksimum

Nilai indeks maksimum = skor tertinggi x jumlah pernyataan x jumlah

responden.

b) Mencari nilai indeks minimum

Nilai indeks minimum = skor terendah x jumlah pernyataan x jumlah

responden.

c) Mencari panjang kelas interval

Panjang kelas interval = nilai indeks maks : banyaknya kelas-kelas

interval.

Sehingga garis kontinum akan berbentuk seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.2

Garis Kontinum

Jika digambarkan jumlah pernyataan suatu variabel adalah lima

pernyataan dengan skor pernyataan terbesar 5 dan skor pernyataan

terendah adalah 1 dengan responden sebanyak 100 orang, maka

perhitungan garis kontinum adalah sebagai berikut:

Jumlah kriteria pernyataan : 5

tertinggi secara keseluruhan : (5 x 5 x 100) = 2500

Nilai terendah : (5 x 1 x 100) = 300

Sangat tidak

penting

Tidak

penting Cukup Penting

Sangat

penting

42

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya dapat diketahui interval untuk mengklasifikasikan

penilaian adalah:

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai jenjang interval sebesar

16 dan dibulatkan menjadi 20, maka klasifikasi penilaian yang tertuang

dalam garis kontinum adalah:

Sangat tidak

penting

Tidak

penting Cukup Penting

Sangat

Penting

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Dalam penelitian ini memerlukan analisis data sebagai alat untuk

mendapatkan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Dalam

hal ini peneliti menggunakan analisis matriks IPA (importance

performance analysis) sebagai berikut :

3. Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali

diciptakan oleh Martilla & James. Menurut Pasuraman dalam Rangkuti

(2006) Konsep ini berasal dari konsep SERVQUAL, Intinya tingkat

kepentingan pelanggan (customer expectation) diukur dalam kaitannya

dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar

menghasilkan produk atau jasa berkualitas tinggi.

Setelah diketahui tingkat kepentingan dan kinerja setiap peubah

(atribut) untuk seluruh responden, maka langkah berikutnya adalah

memetakan hasil perhitungan yang telah didapat ke dalam Diagram

Kartesius. Agar angka dalam diagram bisa disederhanakan yaitu dengan

43

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara membagi masing-masing total kepentingan dan total kinerja dengan

jumlah responden. Dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

= skor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja

= skor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentingan

= total skor pada setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari

seluruh responden

= total skor pada setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari

seluruh responden

= total responden

Langkah selanjutnya setelah mendapatkan angka-angka tersebut

adalah dengan memasukannya ke dalam diagram kartesius. Diagram

kartesius adalah sebuah Matriks Importance-Performance yang digunakan

adalah suatu bangun dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua

buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X, Y), masing-masing

dihitung dengan rumus:

X,=

=

Y,=

=

Dimana :

X,= = nilai rata-rata kinerja dari semua pernyataan

Y,= = nilai rata-rata kepentingan dari semua pernyataan

44

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k = total atribut (pertanyaan)

Matriks IPA dalam Rangkuti (2006) terdiri dari empat kuadran yang

masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan-keadaan

tersebut yaitu :

a) Kuadran I (focus improvement).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh pengunjung

tapi kinerja atribut pada kenyaataanya belum sesuai dari apa yang

diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan.

b) Kuadran II (maintain performance).

Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh pengunjung dan

sudah sesuai sehingga tingkat kepuasannya relative lebih tinggi. Atribut di

kuadran ini harus dipertahankan.

c) Kuadran III (medium low priority).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh

pengunjung dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan.

Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu dipertimbangkan

walaupun tidak begitu dianggap penting oleh pengunjung

d) Kuadran IV (reduce emphasis).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh

pengunjung sedangkan kinerja pada atribut ini terlalu tinggi sehingga

dianggap berlebihan. Harus lebih diperhatikan untuk kuadran ini agar

terjaga efisiensinya.

Diagram kartesius dalam IPA ditunjukan pada diagram di bawah ini :

Importance

High

Quadran I

Main focus here

Quadran II

Maintain

performance

45

Muhammad Fariz Zulhilmi , 2015 ANALISIS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM PERJUANGAN RAKYAT JAWA BARAT DI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Performance

Low

High Low

Quadran III

low periorty

Quadran IV

reduce emphasis

Sumber : diolah peneliti (2015)

Gambar 3.3 Matriks importance-performance