lamun

23
TUGAS PAPER EKOLOGI LAUT KELOMPOK 2 EKOSISTEM LAMUN Oleh DIANA NUR FEBRIANI 26020213140047 ANDRIANA KARTINA WINGTYAS 26020213140048 YULIDA IMANIA RIZKA 26020213190038 RATU ALMIRA KISMAWARDANI 26020213140049 ERICK DEVANDA 26020213140050 NUR RAHMAH 26020213140051 STELLA FESKA 26020213140063 TEUKU FAUZAN 26020213140066 RANI DEWI FORTUNA 26020213140067 NADYA PRIMA 26020213190059 TAUFIQ HIDAYAT 26020213140062 IMAM SEMBODO 26020213140034 TEO ANDRI 26020210110032 RIFYANUL IKWAN 26020210110004 OSEANOGRAFI C PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN

Upload: natashastellafeska

Post on 21-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Kelompok Tentang Lamun

TRANSCRIPT

TUGAS PAPER EKOLOGI LAUTKELOMPOK 2EKOSISTEM LAMUN

Oleh DIANA NUR FEBRIANI26020213140047ANDRIANA KARTINA WINGTYAS26020213140048YULIDA IMANIA RIZKA 26020213190038RATU ALMIRA KISMAWARDANI26020213140049ERICK DEVANDA26020213140050NUR RAHMAH26020213140051STELLA FESKA26020213140063TEUKU FAUZAN 26020213140066RANI DEWI FORTUNA26020213140067NADYA PRIMA26020213190059TAUFIQ HIDAYAT26020213140062IMAM SEMBODO26020213140034TEO ANDRI26020210110032RIFYANUL IKWAN26020210110004

OSEANOGRAFI C

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFIJURUSAN ILMU KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014

Deskripsi LamunLamun adalah tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang mampu beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di air laut. Lamun memiliki batang yang terbenam didalam tanah, disebut rhizom atau rimpang. Rimpang dan akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat tumbuhan lamun dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak dan arus.

Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni monoecious (dimana bunga jantan dan betina berada pada satu individu) dan dioecious (dimana jantan dan betina berada pada individu yang berbeda). Peyerbukan terjadi melalui media air (penyerbukan hydrophyllous).Lamun juga memiliki karakteristik tidak memiliki stomata, mempertahankan kutikel yang tipis, perkembangan shrizogenous pada sistem lakunar dan keberadaan diafragma pada sistem lakunar. Salah satu hal yang paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yaitu kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air.

Klasifikasi LamunKlasifikasi beberapa jenis lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia (Phillips dan Menez,1988) adalah sebagai berikut :Divisi : AnthophytaKelas : AngiospermaeSubkela: MonocotyledonaeOrdo : HelobiaeFamili : Hydrocharitaceae Genus : EnhalusSpecies : Enhalus acoroides

Enhalus acoroides

Genus : Halophila Species : Halophila decipiens Halophila ovalis Hophila minor Halophila spinulos

Halophila decipiens

Genus : ThalasiaSpecies : Thalassia hemprichii

Thalassia hempricii

Famili : CymodoceaceaeGenus : CymodoceaSpecies : Cymodocea rotundataCymodocea serrulata

Cymodocea rotundata

Genus : HaloduleSpecies : Halodule pinifoliaHalodule uninervis

Halodule uninervis

Genus : SyringodiumSpecies : Syringodium isoetifolium

Syringodium isoetifolium

Genus : ThalassodendronSpecies : Thalassodendron ciliatum

Thalassodendron ciliatum

Morfologi Lamun

Tumbuhan lamun terdiri dari akar rhizome dan daun. Rhizome merupakan batang yang terpendam dan merayap secara mendatar dan berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas,berdaun dan berbunga. Pada buku tumbuh akar. Lamun memiliki daun-daun tipis yang memanjang seperti pita yang mempunyai saluran-saluran air. Bentuk daun seperti ini dapat memaksimalkan difusi gas dan nutrien antara daun dan air, juga memaksimalkan proses fotosintesis di permukaan daun.

Akar Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamun yang dapat digunakan untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter kecil, sedangkan spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat, akar dan akar rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Namun, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi yang sama dengan tumbuhan darat. Akar-akar halus yang tumbuh di bawah permukaan rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh : aerenchyma, sel epidermal) terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan transport nutrien) dan xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis. Karena akar lamun tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat dikatakan bahwa lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air. Lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi nitrogen yang dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper Halophila ovalis, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii cukup tinggi lebih dari 40 mg N.m-2.day-1. Koloni bakteri yang ditemukan di lamun memiliki peran yang penting dalam penyerapan nitrogen dan penyaluran nutrien oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena nitrogen merupakan unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk menyusun struktur komponen sel. Lamun sering ditemukan di perairan dangkal daerah pasang surut yang memiliki substrat lumpur berpasir dan kaya akan bahan organik. Pada daerah yang terlindung dengan sirkulasi air rendah (arus dan gelombang) dan merupakan kondisi yang kurang menguntungkan (temperatur tinggi, anoxia, terbuka terhadap udara, dll) seringkali mendukung perkembangan lamun. Kondisi anoksik di sedimen merupakan hal yang menyebabkan penumpukan posfor yang siap untuk diserap oleh akar lamun dan selanjutnya disalurkan ke bagian tumbuhan yang membutuhkan untuk pertumbuhan. Diantara banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal (udara) yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang disimpan di akar dan rhizoma digunakan untuk metabolisme dasar sel kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan oleh mikroflora di rhizospher. Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen melalui akarnya (Halophila ovalis) sedangkan spesies lain (Thallassia testudinum) terlihat menjadi lebih baik pada kondisi anoksik. Transport oksigen ke akar mengalami penurunan tergantung kebutuhan metabolisme sel epidermal akar dan mikroflora yang berasosiasi. Melalui sistem akar dan rhizoma, lamun dapat memodifikasi sedimen di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia lain. Kondisi ini juga dapat menjelaskan jika lamun dapat memodifikasi sistem lakunal berdasarkan tingkat anoksia di sedimen. Dengan demikian pengeluaran oksigen ke sedimen merupakan fungsi dari detoksifikasi yang sama dengan yang dilakukan oleh tumbuhan darat. Kemampuan ini merupakan adaptasi untuk kondisi anoksik yang sering ditemukan pada substrat yang memiliki sedimen liat atau lumpur. Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan metabolisme aktif (respirasi) maka konnsentrasi CO2 di jaringan akar relatif tinggi. Rhizoma dan Batang Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial) yang memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup. Kemampuannya untuk tumbuh pada substrat yang keras menjadikan T. Ciliatum memiliki energi yang kuat dan dapat hidup berkoloni disepanjang hamparan terumbu karang di pantai selatan Bali, yang merupakan perairan yang terbuka terhadap laut Indian yang memiliki gelombang yang kuat. Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan saluran di dalam stele. Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif. Dan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif merupakan hal yang lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun. Rhizoma merupakan 60-80% biomas lamun. Daun Seperti semua tumbuhan monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal yang terletak pada potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki bentuk umum yang hampir sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Beberapa bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan ligula. Contohnya adalah puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan berserat, sedangkan C. Rotundata datar dan halus. Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Tetapi genus Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate tidak memiliki pelepah. Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis. Kutikel daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut. Air laut merupakan sumber bikarbonat bagi tumbuh-tumbuhan untuk penggunaan karbon inorganik dalam proses fotosintesis. Daun menyerap hara langsung dari periran sekitarnya, mempunyai rongga untuk mengapung agar dapat berdiri tegak di air, tapi tidak banyak mengandung serat seperti tumbuhan rumput di darat. Sebagian besar lamun berumah dua,artinya dalam satu tumbuhan hanya ada jantan saja atau betina saja.Sistem pembiakannya bersifat khas karena melalui penyerbukan dalam air.ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah : Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif Mampu hidup di media air asin Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.Reproduksi LamunSistem reproduksi lamun sebenarnya dapat dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan membentuk stolon, secara seksual dengan hidrophilus. Dalam sistem reproduksinya, lamun beradaptasi penuh untuk dapat hidup di lingkungan laut termasuk juga kemampuan untuk tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat terbenam. Salah satu hal yang paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus, yaitu kemampuannya dalam melakukanpolinasi di bawah air. Dengan melakukan polinasi, berati lamun adalah tumbuhan yang memilikibunga, menghasilkan buah dan menyebarkan bibit seperti banyak tumbuhan darat. Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni monoecious (dimana bungajantan dan betina berada pada satu individu) dan dioecious (dimana jantan danbetina berada pada individu yang berbeda). Peyerbukan terjadi melalui media air(penyerbukan hydrophyllous). Meskipun lamun adalah tanaman berbunga dan menghasilkan biji melalui reproduksi seksual, modus utama adalah reproduksi aseksual, melalui perpanjangan dari bagian bawah tanah, berupa rhizome.

Ekosistem LamunFungsi Lamun dan Padang LamunLamun mempunyai peran penting diantaranya adalah : Padang lamun memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia diperkirakan memiliki 13 jenis lamun. Selain itu padang lamun juga merupakan habitat penting untuk berbagai jenis hewan laut, seperti: ikan, moluska, crustacea, dan lain-lain. Lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air. Lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai. Serta memberikan perlindungan pada biota disekitarnya. Padang lamun menyediakan berbagai sumberdaya yang dapat digunakan untuk menyokong kehidupan masyarakat, seperti untuk makanan, perikanan, bahan baku obat, dan pariwisata. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta). Secara ekologis padang lamun memiliki peranan penting bagi ekosistem. Lamun merupakan sumber pakan bagi invertebrata (feeding Ground), tempat tinggal dan tempat asuhan biota perairan agar tidak tersapu arus laut (nursery ground), serta tempat memijah (spawning ground) melindunginya dari serangan predator. Lamun juga menyokong rantai makanan dan penting dalam proses siklus nutrien serta sebagai pelindung pantai dari ancaman erosi ataupun abrasi. Ekosistem Padang Lamun memiliki diversitas dan densitas fauna yang tinggi dikarenakan karena gerakan daun lamun dapat merangkap larva invertebrata dan makanan tersuspensi pada kolom air. Alasan lain karena batang lamun dapat menghalangi pemangsaan fauna bentos sehingga kerapatan dan keanekaragaman fauna bentos tinggi. Daerah Padang Lamun dengan kepadatan tinggi akan dijumpai fauna bentos yang lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah yang tidak ada tumbuhan lamunnya. Ekosistem lamun memiliki kerapatan fauna keanekaragaman sebesar 52 kali untuk epifauna dan sebesar 3 kali untuk infauna dibandingkan pada daerah hamparan tanpa tanaman lamun Parameter LingkunganParameter yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan lamun adalah : Suhu Suhu merupakan faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme dilautan,karenasuhu mempengaruhi aktifitas metabolisme ataupun perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut.Toleransi suhu dianggap sebagai faktor enting dalam menjelaskan biogeografi lamun dan suhu yang tinggi di perairan dangkal dapat juga menentukan batas kedalaman minimum untuk beberapa spesies. Kisaran suhu optimal bagi spesies lamun untuk perkembangan adalah 28C-30C, sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25C-35C dan padasaat cahaya penuh. Pengruh suhu bagi lamun sangat besar, suhu mempengaruhi proses-proses fisiologi yaitu fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi. Proses-proses fisiologi tersebut akan menurun ajam apabila suhu pereairan berada diluar kisaran tersebut. Arus Arus merupakan gerakan mengalir suatu masa air yang dapat disebabkanoleh tiupan angin,perbedaan densitas air laut ata dapat pula disebabkan oleh gerkan periodik jangka panjang.Arus yang disebabkan oleh gerakan periodikjangka panjang ini antara lain arus yang disebabkan oleh pasang surut (pasut).Arus yang disebabkan oleh pasang surut biasanyaa banyak diamatidiperairan teluk dan pantai. Kecepatan arus peraiaran berpengaruh pada produktifitas padang lamun.Turtle grass dapat menghasilkan hasil tetap ( standing crop) maksimal pada kecepatan arus 0.5m/det. Arus tidak mempengaruhi penetrasi cahaya, kacuali jika ia mengangkat sedimen sehingga mengurangi penetrasi cahaya. Aksi menguntungkan dari arus terhadap organisme terletak pada transport bahan makanan tambahn bagi organisme dan dalam hal pengangkutan buangan. Pada daerah yang arusnya cepat,sedimen pada padang lamunterdiri dari lumpur halus dan detritus.Hal ini mennunjukkan kemampuan tumbuhan lamun untuk mengurangi pengaruh arus sehingga mengurangi transport sedimen. Salinitas Salinitas atau kadar garam yaitu jumlah berat semua garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu liter air,biasanya dinyatakan dalam satuan /oo(permil).Sebaran salinitas dilaut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Spesies padang lamun mempunyai toleransi yang berbeda-beda, namuyn sebagaian besar memiliki kisaran yang lebar yaitu 10 /oo-40/oo. Nilai optimum toleransi lamun terhadap salinitas air laut pada nilai 35/oo. Kecerahan Kecerahan perairan menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami, kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan proses fotosintesis. Kebutuhasn cahaya yang tinggi bagi lamun untuk kepentingan fotosintesis terlihat dari sebarannya yang terbatas pada daerahyang masih menerima cahaya matahari. Nilai kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh kandungan Lumpur,kandugan plankton, dan zat-zat terlarut lainnya. Karakter sistem vegetatif Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua genera memiliki rhizoma yang sudah berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt), kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong. Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaan ekologik lamun.Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif. Menjadi tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun juga memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan darat yaitu rumput.

Definisi Padang LamunPerairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukup yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akan nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehingga merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkungan yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidup dan berkembang secara optimal. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang.

Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah :

1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir

2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang

3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung

4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.

5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif

6. Mampu hidup di media air asin

7. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.

Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air laut (Sheppard et al., 1996). Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah pasangsurut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut (Sitania, 1998).

Jenis Flora dan Fauna Yang Ada di Padang LamunPadang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang juga cukup tinggi. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut, seperti ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis sp., Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp., Linckia sp.), dan cacing Polichaeta.

Lamun Di IndonesiaDi seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis lamun, di mana di Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili: (1) Hydrocharitaceae, dan (2) Potamogetonaceae. Jenis yang membentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain: Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodocea serrulata, dan Thallassodendron ciliatum. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang juga cukup tinggi. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis sp., Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp., Linckia sp.), dan cacing Polikaeta.

DAFTAR PUSTAKAAzkab, M.H.1988. Pertumbuhan dan produksi lamun, Enhalus acoroides di rataan terumbu di Pari Pulau Seribu.Dalam: P3O-LIPI, Teluk Jakarta: Biologi,Budidaya, Oseanografi,Geologi dan Perairan. Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta.Azkab,M.H.1999. Kecepatan tumbuh dan produksi lamun dari Teluk Kuta, Lombok.Dalam:P3O-LIPI, Dinamika komunitas biologis pada ekosistem lamun di Pulau Lombok, Balitbang Biologi Laut, PustlibangBiologi Laut-LIPI, Jakarta.

Azkab,M.H. 1999. Pedoman Invetarisasi Lamun. Oseana 1: 1-16.

Nybakken,J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.

PKSPL(Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan).1999. Perumusan kebijakan pengelolaan hayati laut Sulawesi Selatan. Proyek kerjasama BAPEDAL dengan Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.

Raharjo,Y.1996. Community based management di wilayah pesisir. Pelatihan Perencanaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Pusat Kajian Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.