lampiran-lampiran - institutional repository uin syarif...
TRANSCRIPT
63
64
Lampiran-lampiran
ANALISIS PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN
INTRANET BERDASARKAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK (SIDJP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Nama : Rochmah
NIM : 105082002728
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
ANALISIS PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN
INTRANET BERDASARKAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK (SIDJP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rochmah
NIM: 105082002728
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si NIP. 195706171985031002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Hari ini Rabu Tanggal 26 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Rochmah NIM: 105082002728 dengan judul Skripsi “Analisis
Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Penggunaan Intranet Berdasarkan Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong)”. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA,CPA Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si Penguji II Penguji III
Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA Penguji I
iii
Hari ini Selasa Tanggal 22 Bulan Juni Tahun 2010 telah dilakukan Ujian Skripsi atas
nama Rochmah NIM: 105082002728 dengan judul Skripsi “Analisis Perbandingan
Sebelum dan Sesudah Penggunaan Intranet Berdasarkan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Serpong)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si Pembimbing I Pembimbing II Rini, SE.,Ak.,M.Si Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si Penguji Ahli I Penguji Ahli II
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rochmah
2. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 04 September 1987
3. Alamat : Jl. H. Sarmah Rt.003/04 No.19
Kecamatan Pondok Aren
Tangerang Selatan 15227
4. Telepon : 08561717976
II. PENDIDIKAN
1. TK Mutiara Tahun 1992-1993
2. SDN Pondok Kacang Timur III Tahun 1993-1999
3. MTs Al-Islamiyah Ciledug Tahun 1999-2002
4. MAN 10 Jakarta Barat Tahun 2002-2005
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2005-2010
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Rodjali
2. Ibu : Aisyah
3. Suami : Jarwanto
4. Anak : Dava Riano
5. Alamat : Jl. H. Sarmah Rt.003/04 No.19
Kecamatan Pondok Aren
Tangerang Selatan 15227
6. Telepon : (021) 74863503
v
”ANALYSIS OF COMPARATIVE BEFORE AND AFTER THE USAGE OF INTRANET BASED ON GENERAL TAX DIRECTORATE INFORMATION
SYSTEM (SIDJP) TOWARDS TAX REVENUE” (Case Studies On Small Tax Payers Office In Serpong)
By: Rochmah
Abstract
The purpose of this research is to get the evidence that there’s a high significance
about the comparative before and after the usage of intranet towards tax revenue. The research has been done by means of secondary data, such as secondary data about tax revenue in two years before and after the intranet has been operated on small tax payers office in Serpong. The data result of this research can reach by a field study that is researchet ask; process and analyze the data about tax revenue usage descriptive analyses and statistic test. For examine the hypothesize on this research, researcher usage t-test. The result of this research indicates that there’s a significance difference after intrenet has been operated based on General Tax Directorate Information System (SIDJP) toward tax revenue.
Keywords: Comparative Before and After Usage Intranet, General Tax Directorate Information System (SIDJP), and Tax Revenue
vi
“ANALISIS PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN INTRANET BERDASARKAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SIDJP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK”
(Studi Kasus pada KPP Pratama Serpong)
Oleh: Rochmah
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti bahwa terdapat signifikansi
yang kuat mengenai Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Intranet terhadap Penerimaan Pajak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder penerimaan pajak yaitu 2 (dua) tahun sebelum diberlakukannya intranet dan 2 (dua) tahun sesudah diberlakukannya intranet pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Hasil data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan (field research) yaitu dengan meminta data penerimaan pajak kemudian diproses dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji beda t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan setelah diberlakukannya intranet berdasarkan SIDJP terhadap penerimaan pajak.
Kata kunci: Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Intranet, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP), dan Penerimaan Pajak.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa
dicurahkan kepada manusia termulia Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Analisis Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Intranet
Berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong)”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku Bapak Rodjali dan Ibu Aisyah serta Bapak Kidan dan Ibu Mistin
sebagai mertua yang telah memberikan semangat, motivasi, serta do’a yang tiada
henti-hentinya kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
4. Bapak Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si selaku selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen
Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan
bimbingan serta pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
viii
6. Bapak Dr. Yahya Hamzah, MM, selaku Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Yessi Fitri SE.,Ak.,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. My soulmate Jarwanto, S.Kom makasih sayang atas semangat, dukungan, dan
doa’nya serta my little son Dava Riano.
10. Kakak Qu Asnadi, Amd dan Asrozi, S.Kom serta Adik Qu Heri Setiawan dan Mega
Wariatin yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
11. Mas Renaldy (Nay), Mas Adhy, Mba Nova, Lerry dan seluruh staf KPP Paratama
Serpong yang telah meluangkan waktu dan memperkenankan penulis untuk
melakukan riset.
12. Sahabat-sahabatku Sari, Liantih, Othi, Rurry, Siwi, Zahida dan Zizah yang telah
banyak memberikan bantuan dan dukungan selama ini.
13. Rekan-rekan Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan angkatan 2005
yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Semoga Allah SWT memberikan semua kebaikan, kepada pihak yang telah
disebutkan atas semua bantuannya kepada penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan membantu para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa atau mahasiswi
lainnya.
Jakarta, 11 Juni 2010
Rochmah
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ..................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif................................................... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ............................................................... iv
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... v
Abstract....................................................................................................... vi
Abstrak........................................................................................................ vii
Kata Pengantar .......................................................................................... viii
Daftar Isi ..................................................................................................... x
Daftar Tabel ............................................................................................... xiii
Daftar Gambar........................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................ 1
B. Perumusan Masalah ......................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 7
1. Tujuan Penelitian....................................................... 7
2. Manfaat Penelitian..................................................... 7
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Informasi Perpajakan ........................ 8
1. Konsep Dasarr Sistem Informasi .............................. 8
2. Sistem Informasi Perpajakan .................................... 9
B. Intranet ............................................................................ 16
1. Konsep Dasar Intranet .............................................. 16
2. Pengertian Intranet .................................................... 18
3. Peran dan Keuntungan Menggunakan Intranet ........ 18
C. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) ..... 21
1. Sejarah Perkembangan Sistem Informasi
di Lingkungan DJP ......................................... .......... 21
2. Pengertian Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak (SIDJP) ............................................ 23
D. Riview Penelitian Sebelumnya ....................................... 26
E. Penerimaan Pajak ............................................................ 27
F. Kerangka Pemikiran ....................................................... 28
G. Perumusan Hipotesis........................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 30
B. Metode Penentuan Sampel............................................... 31
C. Metode Pengumpulan Data.............................................. 31
xi
D. Metode Analisis Data....................................................... 31
1. Deskriptif Kuantitatif................................................. 31
2. Uji Statistik ............................................................... 32
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................... 33
1. Intranet ...................................................................... 33
2. Penerimaan Pajak ..................................................... 33
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................... 35
1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong .. 35
2. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Serpong ...................................................... 35
3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja .......................... 36
B. Penemuan dan Pembahasan ............................................ 42
1. Analisis Deskriptif ..................................................... 42
2. Uji Statistik ............................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ...................................................................... 59
B. Implikasi .......................................................................... 59
C. Saran ............................................................................... 60
D. Rekomendasi ................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 62
xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 64
Daftar Tabel
No. Keterangan Halaman
4.1 Data Pegawai di KPP Pratama Serpong .......................................... 39
4.2 Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong ............................................ 40
4.3 Pertumbuhan WP pada KPP Pratama Serpong ............................... 51
4.4 SSP yang Disampaikan dan Penerimaan PPh
KPP Pratama Serpong ..................................................................... 52
4.5 NPar Tests ....................................................................................... 52
4.6 Tabel T-Test ..................................................................................... 53
4.7 Paired Samples Correlations ............................................................ 53
4.8 Paired Samples Test......................................................................... 54
xiii
Daftar Gambar
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 28
4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Serpong ....................................... 36
xiv
xv
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1. Surat Riset dari Akademik .............................................................. 65
2. Surat Riset dari KPP Pratama Serpong ........................................... 66
3. Data Penerimaan Pajak Penghasilan pada
KPP Pratama Serpong ..................................................................... 67
4. Hasil Uji Data SPSS ........................................................................ 68
5. Master File Wajib Pajak .................................................................. 70
ANALISIS PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN
INTRANET BERDASARKAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK (SIDJP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rochmah
NIM: 105082002728
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Afif Sulfa, SE.,M.Si.,Ak NIP. 195706171985031002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Hari ini Rabu Tanggal 26 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Rochmah NIM: 105082002728 dengan judul Skripsi “Analisis
Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Penggunaan Intranet Berdasarkan Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong)”. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA.,CPA Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA Penguji Ahli
iii
Hari ini Selasa Tanggal 22 Bulan Juni Tahun 2010 telah dilakukan Ujian Skripsi atas
nama Rochmah NIM: 105082002728 dengan judul Skripsi “Analisis Perbandingan
Sebelum dan Sesudah Penggunaan Intranet Berdasarkan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Serpong)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Afif Sulfa, SE.,M.Si.,Ak Pembimbing I Pembimbing II Rini, SE.,M.Si.,Ak Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak Penguji Ahli I Penguji Ahli II
iv
v
”ANALYSIS OF COMPARATIVE BEFORE AND AFTER THE USAGE OF INTRANET BASED ON GENERAL TAX DIRECTORATE
INFORMATION SYSTEM (SIDJP) TOWARDS TAX REVENUE” (Case Studies On Small Tax Payers Office In Serpong)
By: Rochmah
Abstract
The purpose of this research is to get the evidence that there’s a high significance
about the comparative before and after the usage of intranet towards tax revenue. The research has been done by means of secondary data, such as secondary data about tax revenue in two years before and after the intranet has been operated on small tax payers office in Serpong. The data result of this research can reach by a field study that is researchet ask; process and analyze the data about tax revenue usage descriptive analyses and statistic test. For examine the hypothesize on this research, researcher usage t-test. The result of this research indicates that there’s a significance difference after intrenet has been operated based on General Tax Directorate Information System (SIDJP) toward tax revenue.
Keywords: Comparative Before and After Usage Intranet, General Tax Directorate Information System (SIDJP), and Tax Revenue
DAFTAR ISI
Daftar Isi …………………………………………………………….…………. i BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………………. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Informasi Perpajakan ………………………..…………. 8
B. Intranet ………………………………………………………..……… 15
C. Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak (SIDJP) ……………………….. 19
D. Review Penelitian Sebelumnya ……………………………………….. 23
E. Optimalisasi Penerimaan Pajak ……………………………………….. 23
F. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….. 25
G. Hipotesis ………………………………………………………..……… 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 27
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 28
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 28
D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 28
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... . 34
LAMPIRAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terbilang sering melakukan
reformasi perpajakan. Mulai dari mereformasi Undang-undang (UU)
perpajakan sampai dengan aturan pelaksanaannya juga upaya-upaya
menutup berbagai celah rawan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang
memang diyakini ada dalam Undang-undang (UU) dan aturan main tersebut.
Memodernisasi sistem administrasi perpajakan yakni administrasi yang
dilakukan dengan teknologi informasi (TI) serta peningkatan kualitas
pelayanan kepada wajib pajak (Anwar, 2005).
Pengembangan teknologi informasi (TI) Ditjen Pajak dimulai awal
90-an, yaitu dengan penerapan NPCS (Network Processing Control System)
yang berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak. Pada
awal 1994, mulai diperkenalkan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) untuk
menggantikan NPCS yang berfungsi sebagai sarana pengawasan SPT
sekaligus untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak, serta dapat
juga berperan sebagai sarana pendukung pengambilan keputusan. Di bidang
PBB diperkenalkan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).
1
Selain itu, Ditjen Pajak juga menerapkan aplikasi baru meliputi:
1. Situs Internet Ditjen Pajak (http//www.pajak.go.id) memuat peraturan
perpajakan dan informasi perpajakan.
2. Pengembangan knowledge base di beberapa kanwil berisi petunjuk
praktis tentang beberapa permasalahan dan penyelesaian di bidang
perpajakan yang dapat dijadikan pedoman oleh fiskus dalam menjawab
pertanyaan dari wajib pajak.
3. Situs Intranet Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan sarana
komunikasi internal Ditjen Pajak dan sekaligus pintu masuk menuju
program aplikasi PK-PM dan MP3.
4. Program aplikasi PK-PM yang berfungsi untuk menyandingkan Faktur
Pajak Masukan PKP Pembeli dengan Faktur Pajak Keluaran.
5. Program aplikasi “kriteria seleksi” sebagai sarana pemilihan
pemeriksaan pajak berdasarkan tingkat resiko.
6. Program Aplikasi Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak (MP3)
yang berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak
secara online.
7. Program aplikasi e-registration (e-reg), sistem pendaftaran wajib pajak
(memperoleh NPWP) secara online.
8. Program aplikasi e-filing, sistem menyampaikan Surat Pemberitahuan
Pajak (SPT) secara online. Program aplikasi e-SPT yang merupakan
sarana bagi wajib pajak untuk dapat menyampaikan SPT melalui media
elektronik.
2
9. Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dikembangkan menjadi
suatu “smart map” sehingga dapat memuat info rinci yang terkait dengan
suatu nomor objek pajak (NOP).
10. Program terbaru adalah pengembangan Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak (SIDJP) untuk menggantikan SIP. Sistem ini
dikembangkan hanya pada kantor yang telah menerapkan administrasi
modern (Djazoeli Sadhani, Bisnis Indonesia:
(http://www.klikpajak.com/artikel/artikel.php?article_id=5646)).
Untuk melakukan reformasi perpajakan tersebut maka sistem
informasi perpajakan sangatlah dibutuhkan. Pengertian Sistem Informasi
Perpajakan (SIP) adalah sistem informasi dalam administrasi perpajakan di
lingkungan kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan menggunakan
perangkat lunak dan keras yang dihubungkan dalam suatu jaringan lokal.
Menurut Nuryani (2005:1) Sistem Informasi Perpajakan (SIP) yang ada di
DJP merupakan suatu sistem informasi manajemen di mana sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Di dalam Sistem Informasi Perpajakan (SIP) terdapat beberapa
kendala yang timbul yaitu antara lain bagaimana menciptakan sistem yang
dapat menghasilkan suatu pengertian yang baik antara masyarakat sebagai
pembayar pajak/wajib pajak dan pemerintah selaku pembuat peraturan dan
Undang-undang Perpajakan (Judisseno, 1997). Pemerintah selaku fiskus
pajak merencanakan dan menggodok Undang-undang Perpajakan atas dasar
dan prinsip perpajakan yang seadil-adilnya, yang memiliki nilai dan
3
manfaat, baik bagi masyarakat maupun bagi negara itu sendiri. Dalam
melaksanakan tugasnya selaku perancang dan pembuat Undang-undang
Perpajakan, pemerintah harus membuat peraturan itu sedemikian rupa
sehingga mudah dimengerti dan dapat ditafsirkan secara jelas. Jika produk
peraturan yang dibuat sulit dimengerti oleh masyarakat, otomatis akan
timbul suatu bentuk perlawanan pajak, yang cara, bentuk, dan dalihnya bias
bermacam-macam.
Pemerintah juga wajib memberikan pengertian kepada masyarakat,
memberikan bimbingan dan penyuluhan serta menerbitkan buku-buku,
peraturan, prosedur, perhitungan pajak, dan informasi lainnya tentang
perpajakan. Penyebaran informasi tentang pajak harus seluas-luasnya
dengan biaya yang semurah-murahnya. Tujuan utama penyebaran informasi
pajak adalah untuk memberikan pengertian dan kesadaran bagi masyarakat
luas sehingga masyarakat sadar untuk berpartisipasi aktif dalam membayar
pajak.
Oleh karena itu, sistem informasi dalam administrasi perpajakan di
lingkungan kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terdapat peran serta
Intranet DJP. Intranet pada dasarnya adalah sama seperti internet yang
merupakan kumpulan webserver, intranet digunakan hanya untuk keperluan
internal dari suatu organisasi. Dengan intranet pengguna dapat terhubung
secara online antar kantor.
Menurut Febrian dalam kamus komputer (2004:251), Intranet
merupakan sebuah organisasi yang dilengkapi dengan sebuah atau beberapa
4
webserver untuk keperluan organisasi tersebut. Webserver digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang sifatnya internal seperti menyimpan memo, data
dan sebagainya. Intranet menghubungkan antar kantor pusat dengan kantor
cabang melalui infrastructure jaringan publik menggunakan IP Security (IP
Sec) atau Generic Route Encrypter untuk memberikan keamanan pada
tunnel yang dipakai. Dengan menggabungkan service dari provider seperti
mekanisme quality of service, management bandwith weighted fair queving
(WFO) dan penggunaan committed access rate (CAR) akan memberikan
penggunaan bandwith yang efisien dan troughput yang bias dipercaya.
Sedangkan dari segi struktur organisasi yang dirancang dengan baik
akan membantu kelancaran kegiatan Kantor Pelayanan Pajak (KPP), tetapi
faktor lain diperlukan untuk memaksimumkan efisiensi kerja. Salah satu
faktor penting untuk tercapainya administrasi yang efisien adalah sistem
komunikasi antar bagian organisasi. Untuk mengkoordinasikan tugas atau
pekerjaan, diperlukan lebih dari sekedar sistem komunikasi terutama dalam
bentuk penyampaian data antar bagian. Koordinasi akan lebih baik dan
handal bila data disalurkan melalui pusat data yang akan memberikan
analisis dasar dan kemudian menyalurkannya. Disinilah peranan pusat
pengolahan data dan informasi sebagai ujung tombak dalam menetapkan
persoalan pajak secara lebih tepat (Nasucha, 2000:2).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan
oleh Idrus (2008) dengan judul “Analisis pengaruh pengelolaan SSP
berdasarkan sistem monitoring pelaporan pembayaran pajak (MP3) terhadap
5
optimalisasi penerimaan pajak”, dan hasil dari penelitian tersebut
menjelaskan bahwa hubungan antara pengelolaan SSP dengan sistem MP3
adalah signifikan serta dengan pengelolaan SSP berdasarkan sistem MP3
mampu meningkatkan penerimaan pajak. Adapun perbedaan dengan
penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini mengganti
variabel SSP dengan intranet yang berdasarkan Sistem Informasi Direktorat
Jenderal (SIDJP) serta menggunakan sampel sebelum diberlakukannya
sistem intranet yaitu pada tahun 1999 dan 2000 serta sampel sesudah
diberlakukannya penggunaan intranet pada tahun 2008 dan 2009.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini karena peran intranet sangatlah penting untuk pengembangan
modernisasi Sistem Informasi Perpajakan (SIP) yang ada di kantor
pelayanan pajak, dengan adanya intranet diharapkan KPP dapat memberikan
pelayanan yang prima kepada wajib pajak, serta dapat meminimalisasi biaya
ketika wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya pada KPP tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul:
“Analisis Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Intranet
Berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama
Serpong)”.
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, sebagai perumusan masalah adalah:
1. Bagaimana pengaruh Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
terhadap penerimaan pajak penghasilan?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
penggunaan intranet berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) pada penerimaan pajak penghasilan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisa pengaruh Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) terhadap penerimaan pajak penghasilan.
b. Untuk menganalisa perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
penggunaan intranet berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) terhadap penerimaan pajak penghasilan.
2. Manfaat Penelitian
a. Memberikan masukan atau solusi kepada KPP Pratama Serpong dalam
memecahkan permasalahan mengenai penerimaan pajak agar sesuai
dengan target yang ingin dicapai.
b. Penulis, yaitu guna memperluas wawasan pengetahuan dan berfikir
bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Informasi Perpajakan
1. Konsep Dasar Sistem Informasi
Febrian (2004:238) menguraikan sistem informasi sebagai
berikut: “Sistem yang dapat menghasilkan informasi yang berguna
bagi suatu organisasi, yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan
menyediakan pihak luar informasi tertentu”. Jadi berdasarkan pandapat
tersebut sistem informasi dibangun untuk dapat menghasilkan
informasi yang berguna untuk suatu organisasi baik manajerial,
pengguna maupun pihak lain.
Hall (2001:18) menyatakan bahwa ada tiga tujuan utama yang
umum bagi semua sistem, yaitu:
a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship). Digunakan
manajemen untuk mengatur sumber daya organisasi secara benar.
Kepengurusan merujuk pada tanggung jawab manajemen untuk
mengatur sumber daya organisasi secara benar.
b. Untuk mendukung pengambilan keputusan.
c. Untuk mendukung operasi perusahaan atau organisasi hari demi
hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel untuk
8
membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan
efektif dan efisien.
Menurut Budiyanto (1998, www.freserver.com): Sistem
informasi merupakan kumpulan dari manusia, hardware, software,
communication network, dan sumber data yang dikumpulkan, diolah,
disebarkan, mengandalkan suatu sistem informasi untuk dapat
berkomunikasi dengan yang lain dengan menggunakan berbagai tipe
hardware, pemroses informasi (software), jalur komunikasi
(networking) serta sumber data.
Dari definisi-definisi di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem yang menghasilkan
informasi yang berguna untuk mendukung pengambilan keputusan
oleh pihak manajerial, pengguna maupun pihak lain.
2. Sistem Informasi Perpajakan
a. Pengertian
Menurut Darono (1997) dalam Imam (2003:79)
mendefinisikan sistem informasi perpajakan (SIP) sebagai: Suatu
sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk
melaksanakan undang-undang perpajakan beserta pelaksanaannya.
Sedangkan menurut KEP No.29/PJ./1995 tanggal 30 Maret tahun
1995 tentang Replikasi Informasi Perpajakan (SIP): “SIP adalah
sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan
9
kantor DJP dengan menggunakan perangkat lunak (software) dan
keras (hardware) yang dihubungkan dalam suatu jaringan lokal”.
Selain itu, menurut Nuryani (2005:1) SIP yang ada di DJP
merupakan suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dimana data
tentang hak dan kewajiban perpajakan diolah menjadi suatu
informasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pimpinan di DJP
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang
tepat.
Menurut penulis sistem informasi perpajakan (SIP) adalah
sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan
kantor DJP dengan menggunakan perangkat lunak (software) dan
keras (hardware) yang dihubungkan dalam suatu jaringan lokal
yang dapat menghubungkan antar kantor dalam melakukan
transaksi perpajakan.
b. Pelaksanaan
Secara teoritis, SIP menggunakan pendekatan database
yaitu pendekatan yang digunakan dalam menyusun sistem
informasi dengan membentuk suatu database karena tidak semua
data adalah informasi untuk pengambilan keputusan yang dapat
diindentifikasi sebelumnya.
Database adalah sekumpulan data yang tersimpan dalam
suatu media yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dalam
suatu cara yang memudahkan penggunaan kembali data tersebut,
10
(Imam, 2003:87). Penggunaan database ini nantinya akan
memudahkan berbagai kombinasi elemen data untuk mendapatkan
informasi yang diperiksa.
Beberapa perubahan yang cukup mendasar pada SIP
menurut KEP-29/PJ./1995 tanggal 30 Maret tahun 1995 tentang
Replikasi sistem informasi perpajakan (SIP) antara lain meliputi:
1) Pelaksanaan perekaman dokumen (SPT, SSP, Alat keterangan,
dan sebagainya) yang selama ini terkonsentrasi pada Seksi PDI
di KPP diubah menjadi di seksi-seksi terkait. Misalnya SPT
Tahunan PPh Badan direkam oleh Seksi PPh Badan, SPT Masa
PPN direkam oleh Seksi PPN, dan sebagainya. Dengan
kebijakan tersebut (desentralisasi) akan lebih jelas terlihat
pelaksanaan kewajiban dari setiap seksi sehingga akan
memudahkan pengawasan.
2) Hasil pengolahan data oleh KPP melalui media atau
komunikasi data diserahkan ke Kanwil (tidak lagi ke Kantor
Pusat), sehingga Kanwil adalah pihak yang mengelola dan
bertanggung jawab terhadap pengolahan data dari segenap KPP
yang termasuk dalam struktur organisasi Kanwil yang
bersangkutan.
3) Pembentukan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) yang
merupakan tempat penerimaan dokumen perpajakan (SPT, SSP
11
dan sebagainya) yang diserahkan langsung oleh wajib pajak
(WP) ke KPP.
Pelayanan yang diberikan pada TPT adalah mengolah data
permohonan pelayanan administrasi yang disampaikan WP,
mencetak surat tanda terima, dan memberikan informasi
mengenai proses penyelesaian permohonan tersebut. Proses
data permohonan ini penting karena output data yang
dihasilkan merupakan dasar bagi sub aplikasi lainnya. Kegiatan
pada sub sistem TPT terdiri dari:
(a) Master File
Kegiatan pada pelayanan ini adalah merekam
permohonan WP atas pendaftaran WP, pengukuhan atau
pencabutan pengusaha kena pajak (PKP), permohonan
pindah domisili dan perubahan identitas WP, formulir
permohonan WP setelah dicek kolom pengisian dan
lampiran yang dipersyaratkan, kemudian diedit dan kolom
diisi oleh petugas yang selanjutnya direkam. Setelah
dilakukan proses perekaman maka dapat diketahui identitas
WP selengkapnya dan berguna untuk mencari kebenaran
data untuk berbagai keperluan, khususnya dalam rangka
pemeriksaan. Untuk melihatnya dapat dilakukan
berdasarkan nomor pokok wajib pajak (NPWP) atau nama
WP.
12
(b) Surat Pemberitahuan Tahunan
Kegiatan ini adalah merekam penyampaian SPT
Tahunan PPh (baik perseorangan maupun Badan), dan
permohonan penundaan SPT Tahunan PPh yang
disampaikan langsung oleh WP atau yang disampaikan
melalui pos.
(c) Surat Pemberitahuan Masa
Kegiatan perekaman SPT Masa PPN yang
disampaikan langsung oleh WP atau disampaikan melalui
pos.
(d) Keberatan dan Banding
Perekaman permohonan keberatan atau banding
termasuk peninjauan kembali dan permohonan
penghapusan yang disampaikan langsung oleh WP atau
disampaikan melalui pos. Surat permohonan keberatan dari
WP dikelompokkan menjadi surat keberatan yang
dilengkapi dan yang tidak atau kurang dilengkapi dengan
persyaratan.
Adapun tentang sistem administrasi atau pengolahan data
yang dilaksanakan dengan sistem informasi perpajakan (SIP)
secara singkat sebagai berikut:
a. Dokumen atau formulir perpajakan yang disampaikan langsung
oleh WP seperti SPT PPh atau PPN, pengajuan keberatan,
13
permohonan restitusi atau kompensasi diterima oleh petugas
pada Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).
b. Atas penyerahan dokumen atau formulir dibuatkan tanda terima
oleh petugas TPT yang merupakan keluaran dari komputer di
TPT setelah dilakukan entry tertentu pada aplikasi yang ada di
komputer, setelah itu dibuat tanda terima dan diserahkan
kepada WP.
c. Dokumen atau formulir dari WP diteruskan ke Seksi yang
bersangkutan untuk pemrosesan atau perekaman.
d. Petugas yang bertugas di TPT merupakan petugas gabungan
dari setiap Seksi (tidak selalu harus sekaligus dari seluruh
Seksi) yang dikoordinir oleh Kepala Seksi PDI atau Kepala
Seksi TUP, dan jumlahnya disesuaikan dengan volume kerja
yang ada pada TPT.
e. Sebelum dilakukannya perubahan struktur organisasi
Direktorat Jenderal Pajak (DJP), penugasan pegawai pada TPT
dapat dilakukan dengan membentuk Tim TPT oleh Kepala KPP
yang bersangkutan.
f. Pengolahan atau perekaman dokumen atau formulir wajib pajak
(WP) yang selama ini terpusat pada Seksi PDI didesentralisasi
setiap Seksi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Jenis dokumen yang perekamannya menjadi tanggung jawab
setiap Seksi.
14
g. Sistem dimaksud diharapkan tanggung jawab setiap seksi untuk
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing akan menjadi
lebih jelas.
h. Setelah selesai direkam oleh Seksi yang bersangkutan,
dokumen atau formulir diteruskan ke Seksi TUP untuk
diadministrasikan sesuai dengan sistem dan prosedur yang
selama ini telah berjalan.
i. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
telah dirancang (design) sedemikian rupa dan ditambah dengan
suatu perangkat komunikasi (local area network) sehingga
pertugas tentu akan dapat melihat informasi yang merupakan
hasil pengolahan data atau dokumen yang perekamannya
dilakukan oleh Seksi lain.
j. Dengan rancangan perangkat tersebut dimungkinkan
pemanfaatan data lebih baik, dan terciptanya suatu sistem
pengawasan melekat oleh atasan langsung mengenai kinerja
kerja suatu Seksi sehingga kinerja kerja mereka dapat
termonitor oleh atasan langsung yang bersangkutan.
Dalam Surat Edaran dirjen Pajak Nomor: SE-11/PJ.5/2001
tanggal 9 Mei tahun 2001, tentang Uji Coba Permintaan
Konfirmasi Pajak Pertambahan Nilai dengan Menggunakan
Aplikasi SIP (Program PK-PM Melalui Komputer) disebutkan
15
bahwa konfirmasi merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan
keyakinan bahwa pangusaha kena pajak (PKP) yang menerbitkan
Faktur Pajak yang dimintakan restitusi benar-benar ada, telah
dikukuhkan sebagai PKP, dan telah mempertanggungjawabkan
PPN tersebut sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu, permintaan
konfirmasi harus dilakukan bersamaan prosedur pemeriksaan
lainnya.
B. Intranet
1. Konsep Dasar Intranet
Intranet pada dasarnya adalah sama seperti internet yang
merupakan kumpulan webserver, intranet digunakan hanya untuk
keperluan internal dari suatu organisasi. Dengan intranet pengguna
dapat terhubung secara online antar kantor.
Menurut Febrian dalam kamus komputer (2004:251), Intranet
merupakan sebuah organisasi yang dilengkapi dengan sebuah atau
beberapa web server untuk keperluan organisasi tersebut. Web server
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang sifatnya internal seperti
menyimpan memo, data dan sebagainya.
Intranet menghubungkan antar kantor pusat dengan kantor cabang
melalui infrastructure jaringan publik menggunakan IP security (IP
Sec) atau Generic Route Encrypter untuk memberikan keamanan pada
tunnel yang dipakai. Dengan menggabungkan service dari provider
16
seperti mekanisme quality eo service, management bandwith weighted
fair queving (WFO) dan penggunaan committed access rate (CAR)
akan memberikan penggunaan bandwith yang effisien dan troughput
yang bisa dipercaya.
Wikipidia Indonesia mendefinisikan intranet sebagai berikut:
An intranet is a private computer network that uses intranet
protocols, network connectivity to securely share part of an
organizations information or operations with it’s employees.
Sometimes the term refers only to the most visible service, the internal
website. The same concepts and technologies of the internet such as
clients and servers running on the internet protocol suite are used to
build an intranet. HTTP and other internet protocols are commonly
used as well, FTP. There is often an attempt to use internet
technologies to provide new interfare with corporate ‘legacy’ data and
information systems.
Briefly, an intranet can be understood as “a private version of the
internet”, or as a version of the internet confined to an organization.
Menurut Budiyanto (1998, www.freserver.com) intranet adalah:
“…penerapan internal Web dan Web-Based applications untuk
menyediakan fasilitas komunikasi dan sharing informasi di antara para
pegawai atau anggotanya, dan sebagainya… Inilah yang disebut
dengan intranet”.
17
Penulis menyimpulkan bahwa konsep dasar intranet merupakan
sarana yang berisikan sekumpulan webserver yang digunakan hanya
untuk keperluan internal suatu organisasi.
2. Pengertian Intranet
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka intranet DJP
merupakan privat version of the internet yang khusus digunakan untuk
kepentingan internal organisasi DJP. Intranet DJP dilengkapi dengan
pengamanan akses masuk, yang hanya memungkinkan khusus pegawai
di lingkungan DJP yang dapat diakses data atau informasi yang ada
pada intranet DJP. Intranet DJP yang menghubungkan antara kantor
pusat dengan kantor cabang melalui infrastruktur jaringan publik,
menggunakan IP security (IP Sec) atau Generic Route Encrypter untuk
memberikan keamanan pada tunnel yang dipakai.
3. Peran dan Keuntungan Menggunakan Intranet
Dengan menggunakan intranet DJP organisasi di lingkungan DJP
akan memperoleh beberapa keuntungan yaitu: peningkatan
produktivitas kerja pegawai, effisiensi waktu, kemudahan komunikasi,
manajemen operasi peningkatan kerjasama. Hal ini sesuai dengan
peran intranet menurut Wikipedia Indonesia yang menyebutkan
intranet sebagai berikut:
a. Work force productivity
b. Time
c. Communication
18
d. Web publishing allow’s “cumbersome” corporate knowledge to be
maintained and easing accessed troughout the company using
hypermedia and Web technologies.
e. Business operations and management
f. Coss-effective
g. Promote commen corporate culture
h. Enhance Collaboration
Pada intinya intranet DJP memiliki peran memberikan informasi
kepada pegawai, membantu organisasi dan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Turban,
Rainer, Potter (2003:119) “The objective of intranet to serve the needs
of organization, employees and to give employee a easy accses
corporate information”.
Intranet DJP digunakan untuk mendukung berbagai peran dan
fungsi pelaksanaan tugas kantor di seluruh wilayah DJP. Dengan
adanya intranet DJP juga lebih memungkinkan DJP mengoptimalkan
kinerjanya, seperti dengan adanya konfirmasi PK-PM di intranet DJP,
pemeriksa tidak perlu lagi melakukan konfirmasi dengan
menggunakan surat menyurat di KPP yang menjadi lawan transaksi
WP yang sedang diperiksa. Dengan adanya intranet DJP, aplikasi
terbaru SPT: e-filling, e-registration, e-SPT, maupun MPN atau MP3
menjadi alternatif kemudahan bagi pegawai pajak untuk memantau
kepatuhan WP.
19
Sehingga intranet DJP mempunyai peran yang strategis yaitu
sebagai sumber informasi tentang wajib pajak di seluruh Indonesia,
infromasi tentang pembayaran pajak melalui MP3 atau MPN,
informasi tentang pelaksanaan sistem e-filling ataupun e-registration.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sadhani (2006): “Situs intranet
Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan sarana komunikasi internal
Ditjen Pajak dan sekaligus pintu masuk menuju program aplikasi PK-
PM dan MP3. Program aplikasi PK-PM yang berfungsi untuk
menyandingkan faktur pajak masukan PKP pembeli dengan faktur
pajak keluaran PKP penjual. Program aplikasi “kriteria seleksi”
sebagai sarana pemilihan pemeriksaan pajak berdasarkan tingkat
resiko. Program aplikasi monitoring pelaporan dan pembayaran pajak
(MP3) yang berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan
pajak secara online. Program aplikasi e-registration (e-reg), sistem
pendaftaran WP (memperoleh NPWP) secara online. Program aplikasi
e-filling, sistem menyampaikan surat pemberitahuan pajak (SPT)
melalui media elektronik. Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah
dilambangkan menjadi suatu “smart map” sehingga dapat memuat
informasi rinci yang terkait dengan suatu nomor objek pajak (NOP).
Sehingga diharapkan dengan adanya intranet DJP, fiskus akan dengan
mudah untuk mendapatkan informasi tentang kondisi keseluruhan WP
yang akan dapat dengan mudah digunakan oleh fiskus untuk data
administrasi pemeriksaan dan kontrol”.
20
C. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
1. Sejarah Perkembangan Sistem Informasi di Lingkungan DJP
Pengembangan TI Ditjen Pajak dimulai awal 90-an, yaitu dengan
penerapan NPCS yang berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi
pembayaran pajak. Pada awal 1994, mulai diperkenalkan Sistem
Informasi Perpajakan (SIP) untuk menggantikan NPCS yang berfungsi
sebagai sarana pengawasan SPT sekaligus untuk mengawasi dan
mengevaluasi pembayaran pajak, serta dapat juga berperan sebagai
sarana pendukung pengambilan keputusan. Di bidang PBB
diperkenalkan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).
Pada tahun 2002, DJP mengimplementasikan penggunaan SAPT di
KPP WP Besar dan hal tersebut masih terus digunakan sampai saat ini
di KPP WP Besar. Selain itu, Ditjen Pajak juga menerapkan aplikasi
baru meliputi:
a. Situs Internet Ditjen Pajak (http://www.pajak.go.id) yang memuat
peraturan perpajakan dan informasi perpajakan.
b. Pengembangan knowledge base di beberapa kanwil yang berisi
petunjuk praktis tentang beberapa permasalahan di bidang
perpajakan yang dapat dijadikan pedoman oleh fiskus dalam
menjawab pertanyaan dari wajib pajak.
c. Situs Intranet Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan sarana
komunikasi internal Ditjen Pajak dan sekaligus pintu masuk
menuju program aplikasi PK-PM dan MP3.
21
d. Program aplikasi PK-PM yang berfungsi untuk menyandingkan
Faktur Pajak Masukan PKP Pembeli dengan Faktur Pajak Keluaran
PKP Penjual.
e. Program aplikasi ”kriteria seksi” sebagai sarana pemilihan
pemeriksaan pajak berdasarkan tingkat resiko.
f. Program Aplikasi Monitoring Pelaporan dan Pembayran Pajak
(MP3) yang berfungsi untuk memonitor dan mengawasi
penerimaan pajak secara online.
g. Program aplikasi e-registration (e-reg), sistem pendaftaran wajib
pajak (memperoleh NPWP) secara online.
h. Program aplikasi e-filling, sistem menyampaikan Surat
Pemberitahuan Pajak (SPT) secara online. Program aplikasi e- SPT
yang merupakan sarana bagi wajib pajak untuk dapat
menyampaikan SPT melalui media elektronik.
i. Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dikembangkan
menjadi suatu ”smart map” sehingga dapat memuat info rinci yang
terkait dengan suatu nomor objek pajak (NOP).
j. Program terbaru adalah pengembangan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) untuk menggantikan SIP. Sistem
ini dikembangkan hanya pada kantor yang telah menerapkan
administrasi modern.
22
2. Pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
Menurut Idrus (2008) Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
(SIDJP) didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang terpadu di
dalam suatu jaringan kerja dengan menggunakan perangkat lunak dan
perangkat keras komputer sebagai pengolah data, hak dan kewajiban
perpajakan menjadi informasi yang bermanfaat untuk mengambil
keputusan dalam rangka melaksanakan undang-undang perpajakan.
Dalam pengembangannya implementasi SIDJP terbagi menjadi
beberapa sub sistem, beberapa diantaranya adalah: Sistem Informasi
Perpajakan (SIP), Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT), e-
registration, e-payment, dan e-filling.
a. Sistem Informasi Perpajakan (SIP)
SIP adalah sistem informasi dalam administrasi perpajakan di
lingkungan kantor DJP dengan menggunakan perangkat lunak dan
perangkat keras yang dihubungkan dalam suatu jaringan kerja
lokal.
Dari beberapa sub sistem yang ada, SIP merupakan sub sistem
yang pertama kali dikembangkan. Proses pengelolaan data dalam
SIP didasari pada pembagian fungsi untuk masing-masing
pekerjaan tertentu, yang tidak semata-mata berdasarkan pada
pembagian seksi-seksi di KPP.
23
b. Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT)
Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu
(SAPT) dilatarbelakangi oleh pembentukan kantor Wajib Pajak
Besar (Large Tax Payer Office-LTO), dimana struktur organisasi
dan fungsi yang dimiliki berbeda dengan KPP umumnya.
Perubahan struktur organisasi dan fungsi tersebut menuntut
perubahan dalam proses administrasi dan pengolahan informasi
perpajakan. Karakteristik utama dalam SAPT adalah diterapkannya
metode aliran kerja (work flow) dan manajemen kasus (case
management)
Konsep dari work flow adalah otomasi sebagian atau
seluruh bagian proses dimana dokumen dan informasi mengalir
melewati masing-masing model (manusia, aplikasi, dan mesin)
sesuai dengan prosedur atau aturan yang telah ditentukan.
c. E-Registration
Sistem pendaftaran wajib pajak secara online adalah sistem
aplikasi sebagai bagian dari sistem informasi perpajakan
dilingkungan DJP dengan berbasis perangkat keras dan perangkat
lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang
digunakan untuk mengelola proses pendaftaran wajib pajak.
Sistem ini terbagi dua bagian, yaitu sistem yang
dipergunakan oleh wajib pajak yang berfungsi sebagai sarana
pendaftaran wajib pajak secara online dan sistem yang
24
dipergunakan oleh petugas pajak yang berfungsi untuk memproses
pendaftaran wajib pajak.
d. E-Filing/e-SPT
E-filing disebut juga dengan e-SPT adalah suatu layanan
yang disediakan oleh DJP agar wajib pajak dapat menyampaikan
suatu pemberitahuan (SPT) pajak beserta lampirannya dengan
sistem online dan real time melalui sebuah perusahaan penyedia
jasa aplikasi (ASP) yaitu pajakku.com dengan menggunakan jalur
internet.
Dengan cara e-filing ini maka pelaporan pajak dapat
dilakukan dengan cepat, mudah dan aman. Setiap SPT pajak yang
dikirimkan akan di encrypted sehingga terjamin kerahasiaannya.
Pihak-pihak yang tidak berkepentingan tidak akan dapat
mengetahui isi dari SPT pajak tersebut.
Tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-filing ini adalah:
1) Membantu para wajib pajak untuk menyediakan fasilitas
pelaporan SPT secara elektronik (via internet) kepada wajib
pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukannya
dari lokasi kantornya atau tempat usahanya. Hal ini akan dapat
membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh
wajib pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan
melaporkan SPT ke kantor pajak secara benar dan tepat waktu.
25
2) Memberikan dorongan kepada Kantor Pelayanan Pajak dalam
hal percepatan penerimaan pelaporan SPT dan perampingan
kegiatan administrasi, pendataan (juga akurasi data), distribusi
dan pengarsipan laporan SPT.
e. E-Payment
E-Payment adalah sistem pembayaran pajak secara online
yang disebut juga dengan MP3 (Monitoring Pelaporan Pembayaran
Pajak), adalah suatu sistem yang menyederhanakan dan
mengurangi pekerjaan manual penatausahaan Surat Setoran Pajak
(SSP) dan menyerahkan sebagian besar detail pekerjaan yang rumit
ke sistem komputer untuk diproses secara otomatis. Tujuan
utamanya adalah meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak
dengan memberikan kemudahan dalam meelakukan penyetoran
dan pelaporan pajak. Tujuan yang tidak kalah pentingnya untuk
dicapai adalah keadaan tertib administrasi, menghemat waktu dan
tenaga kerja dalam pengolahan SSP, dan memudahkan aparat pajak
dengan waktu dan tenaga kerja seminimal mungkin.
D. Review Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya,
adapun penelitian sebelumnya ini telah dilakukan oleh Idrus (2008) dengan
judul “Analisis pengaruh pengelolaan SSP berdasarkan sistem monitoring
pelaporan pembayaran pajak (MP3) terhadap optimalisasi penerimaan”, dan
26
hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa hubungan antara
penegelolaan SSP dengan sistem MP3 adalah signifikan serta dengan
pengelolaan SSP berdasarkan sistem MP3 mampu meningkatkan peneriman
pajak. Adapun perbedaan dengan penelitian ini dari penelitian sebelumnya
adalah bahwa penelitian ini mengganti variabel SSP dengan intranet yang
berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal (SIDJP) serta
menggunakan sampel sebelum diberlakukannya sistem intranet yaitu pada
tahun 1999 dan 2000 serta sampel sesudah diberlakukannya penggunaan
intranet pada tahun 2008 dan 2009.
E. Penerimaan Pajak
Pada penelitian ini penerimaan pajak berasal dari penerimaan non migas
untuk semua jenis pajak di KPP Pratama Serpong. Penerimaan non migas
terdiri dari:
1. Pajak Penghasilan
2. Pajak Pertambahan Nilai
3. Bea Masuk
4. Cukai
5. Pajak Ekspor
6. Pajak Bumi dan Bangunan
7. Pajak lainnya
8. Penerimaan Bukan Pajak
9. Laba Bersih Minyak
27
F. Kerangka Pemikiran
Untuk membantu dan mempermudah dalam pembacaan dan pembahasan
skripsi hingga proses pengujian dilakukan dengan metode analisis deskriptif
dan uji statistik. Berdasarkan kerangka teoritis dari pemaparan di atas maka
kerangka pemikiran yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
Intranet (X2)
Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) (X1) Penerimaan Pajak
(Y)
28
G. Perumusan Hipotesis
Kerangka pemikiran merupakan gambaran penelitian yang dilakukan.
Oleh karena itu berdasarkan kerangka penelitian di atas serta agar sesuai
dengan tujuan penelitian yakni menjawab pertanyaan penelitian, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: µ1= µ2
Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata populasi pengunaan
sebelum dan sesudah intranet adalah sama/tidak berbeda secara nyata).
H1: µ1 ≠ µ2
Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata populasi
pengunaan sebelum dan sesudah intranet adalah berbeda secara nyata).
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini hanya mencakup dalam bidang analisis
perpajakan. Mengumpulkan data-data penerimaan pajak penghasilan
dalam laporan keuangan yang disajikan oleh kantor pelayanan pajak.
Penelitian ini menganalisa perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan
intranet berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
terhadap penerimaan pajak. Objek penelitian ini yaitu pada KPP Pratama
Serpong yang beralamat pada jalan Raya Serpong Sektor VIII Blok 405
no.4 Bumi Serpong Damai Tangerang. Dalam penelitian ini menggunakan
variabel terikat dan variabel bebas yaitu:
1. Variabel Terikat (Y)
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini
Penerimaan Pajak.
2. Variabel Bebas (X)
Variabel yang diduga berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu
Intranet.
30
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah convenience sampling yaitu pengambilan sampel secara nyaman
(convenience sampling) dilakukan dengan memilih sampel bebas
sekehendak perisetnya (Jogiyanto, 2004:79).
C. Metode Pengumpulan Data
1. Studi lapangan (Field Research), yaitu yang dilakukan dalam masa
pengamatan lapangan dengan mengumpulkan berbagai informasi dan
data yang diperlukan berhubungan dengan pembahasan skripsi ini dan
bertujuan untuk mendapatkan gambaran riil di lapangan.
2. Studi pustaka (Library Research), yaitu mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan selama dalam penulisan skripsi ini yang
berasal dari literatur terkait dan dapat dijadikan pemikiran, yang
kesemuanya terkait dengan penulisan skripsi ini lebih lanjut.
D. Metode Analisis Data
1. Deskriptif Kuantitatif
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya ialah menganalisis
data berdasarkan metode penelitian yang sesuai untuk digunakan.
Analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara menyajikan data,
menganalisis dan menginterpretasikan.
31
Dalam penelitian ini akan digunakan juga metode kuantitatif
sebagai cara dalam membantu menganalisis data kualitatif atau sebagai
penguat dalam melakukan analisis data. Metode kuantitatif ini digunakan
terhadap data berupa informasi uraian dalam bentuk bahasa yang
kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan suatu
kejelasan terhadap suatu kebenaran sehingga memperoleh gambaran
baru atau memperkuat gambaran yang sudah ada. Data-data yang
diperoleh melalui metode yang digunakan ini kemudian digunakan
secara sistematis.
2. Uji Statistik
a. Uji Beda t-Test
Menurut Singgih Santoso (2005, 101) Uji beda t-test digunakan
untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan
memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan
dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata
dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel atau secara
rumus dapat ditulis sebagai berikut:
t = Rata-rata sampel pertama – rata-rata sampel kedua standar error perbedaan rata-rata kedua sampel
Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara
normal. Jadi tujuan uji t-test adalah membandingkan rata-rata dua
grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua
grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak
sama secara signifikan.
32
Hipotesis:
Ho: µ1= µ2
Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata populasi
pengunaan sebelum dan sesudah intranet adalah sama/ tidak
berbeda secara nyata)
H1: µ1≠ µ2
Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata
populasi pengunaan sebelum dan sesudah intranet adalah
berbeda secara nyata)
Jika Statistik Hitung (angka t output) > Statistik Tabel (tabel t)
maka Ho ditolak.
Jika Statistik Hitung (angka t output) < Statistik Tabel (tabel t)
maka Ho diterima.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Intranet: merupakan sebuah organisasi yang dilengkapi dengan sebuah
atau beberapa web server untuk keperluan organisasi tersebut. Intranet
juga merupakan variabel independen, variabel tersebut diukur dengan
melihat seberapa besar perolehan SSP yang disetorkan oleh wajib
pajak di tiap tahunnya pada KPP Pratama Serpong.
2. Penerimaan Pajak: berasal dari penerimaan non migas untuk semua
jenis pajak di KPP Pratama Serpong. Penerimaan pajak merupakan
variabel dependen, variabel ini diukur dengan menggunakan indikator
33
jumlah penerimaan pajak yaitu: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Bea Masuk, Cukai, Pajak Ekspor, Pajak Bumi dan Bangunan,
Pajak lainnya, Penerimaan Bukan Pajak, Laba Bersih Minyak setiap
bulan Januari s/d Desember tahun 1999 & 2000 sebelum menggunakan
sistem intranet dan setiap bulan Januari s/d Desember tahun 2008 &
2009 sesudah menggunakan sistem intranet dalam bentuk satuan
rupiah.
34
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong
KPP Pratama Serpong adalah salah satu dari beberapa Kantor
Pelayanan Pajak yang ada di wilayah DJP Banten. KPP Pratama Serpong
yang dahulu bernama KPP Serpong yang berdiri tahun 1994, KPP ini
beralamat Jalan Raya Serpong Sektor VIII Blok 405 No.4 BSD Tangerang
dan bersebelahan dengan Kantor Samsat Serpong. Berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/MK.01/2007 tanggal 31
Mei 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk menerapkan struktur
organisasi baru guna mendukung dan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi sistem administrasi perpajakan. Implementasi dari proses ini
dilakukan dengan memodernisasi Kantor Wilayah DJP Banten dan
mendirikan Kantor Pelayanan Pajak modern dengan nama Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Serpong.
2. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong
Visi dan Misi yang terdapat pada KPP Pratama Serpong guna
mencapai target Penerimaan Pajak:
35
a. Visi KPP Pratama Serpong
Menjadi Model Pelayanan Prima yang mendorong kepatuhan
masyarakat Wajib Pajak yang akan menciptakan keberhasilan dalam
menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak.
b. Misi Fiskal KPP Pratama Serpong
Mengamankan rencana penerimaan pajak dengan Efektifitas dan
Efesiensi Tinggi di Wilayah Serpong.
c. Misi Kelembagaan KPP Pratama Serpong
Meningkatkan kinerja berkelanjutan dalam rangka Teknokrasi
Perpajakan dan Optimalisasi Pelayanan Publik.
3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Kepala Kantor
Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan
Kelompok Fungsional
Pemeriksaan Informasi
Seksi Penagihan
Seksi Pemeriksaan
Seksi Pengawasan
Dan Konsultasi
Seksi Pelayanan
Seksi Pengolahaan Data & Informasi
Sub Bagian Umum
a. Waskon IV
Waskon III
Waskon II
Waskon I
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPP Pratama Serpong
36
a. Sub Bagian Umum
Menjalankan segala kegiatan yang berkaitan dengan kepegawaian,
keuangan, tata usaha dan rumah tangga.
b. Bidang Pengolahan Data dan Informasi
Melaksanakan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data,
pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan,
perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling serta penyiapan
laporan kinerja.
c. Seksi Pelayanan
Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya,
penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak,
pelaksanaan ekstensifikasi serta melakukan kerjasama-kerjasama
perpajakan.
d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Seksi pengawasan dan konsultasi terbagi menjadi 4 (empat ) bidang
atau disebut waskon (Pengawasan dan Konsultasi) untuk mengawasi
kinerja karyawan. Seksi Pengawasan dan Konsultasi mempunyai tugas
melakukan pengawasan kepatuhan wajib pajak, bimbingan atau
himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan,
penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, melakukan
37
rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi,
usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan Pajak Buni
dan Bangunan serta Bea Perolehan atas Tanah dan/atau Bangunan dan
melakukan evaluasi hasil banding.
e. Seksi Pemeriksaan
Menyusun rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan
pemeriksaan, menerbitkan dan meyalurkan Surat Perintah Pemeriksaan
Pajak, serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
f. Seksi Penagihan
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan
piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Melakukan pemeriksaan pajak, yang meliputi:
1) Pemeriksaan lengkap
2) Pemeriksaan sederhana
3) Pemeriksaan dalam rangka penagihan
h. Seksi Ekstensifikasi
Menerima Pendaftaran Pajak Bumi dan Bangunan, Menerima
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, Melakukan Penerbitan SPPT
Bangunan, Melakukan Penerbitan SBB terkait Waris, Lelang dan
Hibah, Melakukan penggambaran lokasi Objek Pajak dengan
menggunakan SIG, Melakukan Pelayanan lainnya seperti Mutasi,
38
Pembetulan dan Pembatalan Objek Pajak, Melakukan verifikasi
lapangan jika diperlukan, Menerima Berkas terkait PBB dan BPHTB
dari Bidang pelayanan dan memberikan hasilnya pada bidang PDI
berupa berkas mutasi, pendaftaran, pembetulan, pembatalan, SSB,
Berita Acara dan Surat Tugas.
Dalam pelaksanaan operasionalnya, Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Serpong didukung oleh sumber daya manusia sebagaimana
tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Data Pegawai di KPP Pratama Serpong
No
Unit Kerja Jumlah
Pegawai Gol
I Gol II
Gol III
Gol IV
1 Kepala Kantor 1 - - - 1
2 Seksi
Subbagian Umum
11 - 7 4 -
3 Seksi Pedanil 13 - 9 4 -
4 Seksi DAI 7 - 3 4 -
5 Seksi Penetapan 7 - 2 5 -
6 Seksi Penerimaan 5 - 2 3 -
7 Seksi Penagihan 7 - 3 4 -
8 Seksi
Keberatan dan Pengurangan
5 - 2 3 -
9 Jabatan Fungsional 2 - - 2 -
Jumlah 58 - 28 29 1 Sumber: Seksi Subbagian Umum KPP Pratama Serpong
39
Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama serpong adalah salah satu
unit organisasi pelaksana fungsi Direktorat Jendaral Pajak yang dalam
pelaksanaan tugasnya di bawah Kantor Wilayah DJP Banten yang
melaksanakan sebagian tugas pokok di bidang administrasi penerimaan
negara dari sektor pajak dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk wilayah kerja.
Tabel 4.2 Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong
NO KECAMATAN KELURAHAN
1 SERPONG
1. Ciater
2. Rawa Buntu
3. Cilenggang
4. Lengkong Gudang Timur
5. Mekar Wangi
6. Buaran
7. Lengkong Gudang
8. Pakulonan
9. Pakualam
10. Jelupang
11. Lengkong Wetan
12. Rawa Mekar Jaya
13. Lengkong Karya
14. Serpong
15. Pondok Jagung
2 PAMULANG
1. Pondok Cabe Ilir
2. Benda Baru
3. Pondok Benda
4. Bambu Apus
40
5. Pondok Cabe Udik
6. Kedaung
3 PONDOK AREN
1. Pondok Aren
2. Jurang Mangu Timur
3. Perigi Baru
4. Pondok Kacang Barat
5. Pondok Karya
6. Pondok Betung
7. Pondok Kacang Timur
8. Perigi
9. Jurang Mangu Barat
10. Pondok Pucung
11. Pondok Jaya
4 CIPUTAT
1. Cipayung
2. Ciputat
3. Sarua
4. Pondok Ranji
5. Jombang
6. Sawah Baru
7. Sawah
8. Cempaka Putih
9. Rempoa
10. Pisangan
11. Sarua Indah
12. Cirendeu
13. Rengas
Sumber: Seksi Subbagian Umum KPP Pratama Serpong
41
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
a. Analisis Deskriptif Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
(SIDJP)
Intranet merupakan suatu aplikasi terbaru dari Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP), aplikasi ini merupakan sarana
komunikasi internal Ditjen Pajak dan sekaligus pintu masuk program
aplikasi PK-PM dan MP3. Sedangkan SIDJP didefinisikan sebagai suatu
sistem informasi yang terpadu di dalam suatu jaringan kerja dengan
menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras komputer sebagai
pengolah data, hak dan kewajiban perpajakan menjadi informasi yang
bermanfaat untuk mengambil keputusan dalam rangka melaksanakan
undang-undang perpajakan. Dalam pengembangannya implementasi
SIDJP terbagi menjadi beberapa sub sistem, beberapa diantaranya
adalah: Sistem Informasi Perpajakan (SIP), Sistem Administrasi
Perpajakan Terpadu (SAPT), e-registration, e-payment, dan e-filling.
Dengan menerapkan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) maka akan
berdampak pada peningkatan produktivitas kerja pegawai, effisiensi
waktu, kemudahan komunikasi, manajemen operasi peningkatan
kerjasama. Sehingga dapat lebih meningkatkan kinerja pegawai dan bagi
wajib pajak lebih transparansi dalam menyetorkan kewajiban
perpajakannya .
42
Selain itu, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan,
dilihat dari penerimaan pajak yang semakin lama terus meningkat ditiap
tahunnya. Hal ini dapat dibuktikan pada Tabel 4.4 yaitu pada 2 (dua)
tahun sebelum penggunaan intranet diberlakukan jumlah SSP hanya
sekitar 3.816 dengan jumlah penerimaan pajak penghasilan sebesar
54.468.339.450 sedangkan pada 2 (dua) tahun sesudah penggunaan
intranet jumlah SSP sebesar 62.824 dengan jumlah penerimaan pajak
penghasilan 1.070.162.000.000, maka dapat disimpulkan dengan adanya
intranet sebagai aplikasi dari SIDJP penerimaan pajak meningkat secara
tajam sehingga peneliti memberikan kesimpulan bahwa Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan.
b. Tahapan dari alur penerimaan pembayaran pajak berdasarkan
Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3)
Tahapan dari alur penerimaan pembayaran pajak berdasarkan
Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) adalah sebagai
berikut:
1) Wajib Pajak melakukan penyetoran pembayaran pajak di Bank
Persepsi (BP).
2) Petugas di BP menginput NPWP, kode KPP dan Kode Cabang.
3) Data NPWP, kode KPP dan Kode Cabang ditransmit ke sistem DJP.
43
4) Suatu prosedur pencarian data di DJP akan mencari data nama,
alamat, kota dan Master File Wajib Pajak (MFWP), sesuai dengan
NPWP, kode KPP, dan Kode Cabang yang diterima dari BP.
5) Data nama, alamat, kota ditransmit kembali ke sistem di BP yang
kemudian ditampilkan dilayar sistem MP3 di BP.
6) Petugas BP kemudian merekam Kode MAP, Kode Jenis Setoran,
Nomor Ketetapan (jika ada) dan jumlah uang yang disetor lalu data
tersebut ditransmit ke DJP.
7) Suatu prosedur penulisan data (write engine) akan menullis data
kode MAP, Kode Jenis Setoran, Nomor Ketetapan (jika ada), dan
jumlah uang yang disetor ke tabel/file transaksi SSP.
8) DJP melakukan proses pengesahan, dengan cara menerbitkan Nomor
Transaksi Pembayaran Pajak (NTPP) melalui penghitungan secara
random terhadap data pembayaran tersebut dan menghasilkan 16
digit angka atau huruf sebagai nomor pengesahan pembayaran lalu
data tersebut dikirim ke sistem di Bank.
9) Data tersebut diterima oleh sistem di Bank.
10) Data NTPP dan data pembayaran lainnya dicetak oleh sistem di
Bank.
11) Wajib Pajak akan menerima hasil cetakan SSP yang kemudian
disebut sebagai SSP khusus.
12) Wajib Pajak menyampaikan pelaporan SSP ke KPP tempat WP
terdaftar.
44
13) Bank Persepsi mengadakan rekonsiliasi atas data transaksi
pembayaran dengan DJP.
14) Data yang sudah direkonsiliasi dapat dilihat oleh KPP melalui
fasilitas intranet DJP.
15) Data pembayaran pajak dari sistem MP3 ditransmit ke database
nasional yang ada di DJP.
16) KPP setiap harinya akan mendownload informasi tersebut untuk di
upload ke server di KPP.
Dalam sistem Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak
(MP3) dikenal adanya rekonsiliasi. Rekonsiliasi adalah proses identifikasi
perbedaan dan persamaan data pembayaran setoran pajak yang tercatat
dalam sistem komputer Direktorat Jenderal Pajak dengan Kantor Penerima
Pembayaran setiap hari pada jam tertentu (cut off) yang disepakati antara
DJP dengan Kantor Penerima Pembayaran. Klarifikasi adalah proses
komunikasi antara DJP dengan Kantor Penerima Pembayaran dalam
rangka memastikan penyebab perbedaan data pembayaran setoran pajak.
Reversal/penyesuaian data penerimaan adalah proses penambahan,
pengurangan, dan perubahan data pembayaran setoran pajak yang
dilakukan oleh DJP dengan Kantor Penerima Pembayaran pada saat
pelaksanaan rekonsiliasi dan klarifikasi agar data yang bersangkutan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Kantor Pos dan Giro (KPG) dan Bank Persepsi (BP) akan
melakukan rekonsiliasi atas data transaksi pembayaran/penyetoran pajak
45
dengan DJP setiap hari pada jam tertentu (cut-off) yang disepakati. Apabila
dari hasil rekonsiliasi ditemukan perbedaan data termasuk angka, maka
KPG/BP dan DJP wajib melakukan penelusuran kembali transaksi pada
hari yang bersangkutan sesuai prosedur teknis rekonsiliasi paling lama 12
(dua belas) jam sejak jam tertentu (cut-off) yang disepakati.
c. Analisis Pengelolaan SSP Berdasarkan Sistem Monitoring Pelaporan
Pembayaran Pajak (MP3)
Surat setoran pajak (SSP) adalah surat yang oleh WP digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang
kepada kas negara melalui kantor pos dan atau bank BUMN/BUMD atau
tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Mentri Keuangan.
Pengelolaan SSP berdasarkan sistem MP3 mulai diterapkan oleh
KPP Serpong pada tahun 2002. Sampai saat ini semua WP sudah
melakukan penyetoran pembayaran pajak melalui kantor penerima
pembayaran pajak pada Bank atau Pos Persepsi yang sudah menerapkan
pembayaran pajak secara online dengan sistem MP3.
Tahapan proses alur SSP berdasarkan sistem MP3, sebagai berikut:
1. WP membayar pajak melalui Bank Persepsi (BP) atau Kantor Pos dan
Giro (KPG) yang sudah menerapkan sistem MP3.
2. WP melaporkan pembayaran pajaknya dengan menyampaikan lembar
ke-3 SSP ke KPP Serpong, oleh petugas KPP yang ada ditempat
pelayanan terpadu (TPT) data lembar ke-3 SSP dicocokkan dengan
data pembayaran yang didownload oleh KPP melalui fasilitas intranet
46
DJP. Setelah itu data tersebut disimpan di server KPP, kemudian
disimpan di masing-masing berkas WP.
3. Pada hari yang ditentukan BP atau KPG mengirim lembar ke-2 SSP
ke KPKN.
4. KPKN menera setiap lembar ke-2 SSP pada hari berikutnya, KPKN
membuat pengantar DA.08.01 dan mengirimkan ke Kanwil DJP.
5. Kanwil DJP yang menerima DA.08.01 dan lembar ke-2 dari KPKN
harus menyortir perKPP seluruh lenbar tersebut, membuatkan surat
pengantar segi (SPS Kanwil) dan dikirimkan seluruh lembar ke-2 SSP
hasil sortir tersebut ke setiap KPP dimana WP terdaftar.
6. Seksi pengolahan data dan informasi di KPP Serpong, menerima
DA.08.01 atau SPS Kanwil beserta lembar ke-2 SSP. Bila data yang
ada di KPP ada ketidakcocokkan maka harus dilakukan klarifikasi.
Data setiap WP yang ada pada lembar ke-2 SSP dicocokkan dengan
data pembayaran WP tersebut yang sudah ada dalam server di KPP.
Selanjutnya petugas menyortir SSP per jenis pajak dan menyalurkan
ke seksi pelayanan untuk diarsipkan di masing-masing berkas WP.
Sistem MP3 di buat untuk menyederhanakan pengelolaan SSP
dan mengatasi kelemahan yang ada pada sistem yang lama yaitu
Sistem TUPRP 1994, kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Duplikasi pekerjaan
Dalam sistem TUPRP 1994 oleh KPP lembar SSP harus
direkam sebanyak 2 (dua) kali ke dalam sistem komputer guna
47
kepentingan pengawasan, yaitu untuk pencocokkan data (data
matching).
Dengan adanya sistem MP3, petugas KPP tidak perlu
merekam data SSP. Karena petugas KPP bisa langsung
mendownload data pembayaran WP yang ada di DJP melalui intranet
DJP. Hal ini dapat mengatasi duplikasi pekerjaan yang ada pada
sistem TUPRP 1994. Sistem MP3 lebih memudahkan dalam
pekerjaan matching data (pencocokkan data) SSP antara lembar ke-2
dan lembar ke-3, dan juga dapat menguragi beban kerja administrasi
KPP karawang, dapat meminimalisir pengguna tenaga kerja dalam
memproses SSP sehingga dapat mengurangi terjadinya Human Eror.
2. Time lag
Dalam sistem TUPRP 1994, waktu proses yang diperlukan
mulai dari penyetoran pajak oleh WP BP atau KPG sampai dengan
sesampainya lembar ke-2 (dua) sampai 3 (tiga) minggu berikutnya.
Waktu ini belum termasuk untuk memproses data tersebut untuk
KPP, yaitu perekaman sebanyak 2 kali sehingga jumlah penerimaan
pajak baru dapat dilihat setelah proses ini selesai. Dengan sistem
MP3, petugas KPP tidak perlu menunggu datangnya lembar ke-2
SSP dari Kanwil untuk dapat dicocokkan dengan lembar ke-3 SSP
dari WP. Petugas KPP Serpong dapat langsung mengetahui jumlah
penerimaan pajak secara up-date, yaitu dengan sistem yang
terhubung langsung dengan sistem DJP. Dengan sistem MP3 ini
48
terjadi efisiensi waktu dalam proses penyetoran pajak dari WP secara
up to date.
3. Menghindari pemalsuan SSP lembar ke-3
Pada KPP Serpong, sampai saat ini belum terjadi pemalsuan
SSP karena adanya pengawasan yang selalu dilakukan oleh petugas
KPP Serpong. Dengan adanya sistem MP3 validitas data sangat
terjaga, karena diberikannya NTPP pada setiap lembar SSP khusus.
NTPP terdiri dari 16 digit yang dihasilkan oleh suatu mesin dan
mengandung unsur data transaksi pembayaran serta bersifat unik
sehingga setiap SSP menpunyai NTPP yang berbeda-beda.
Apabila salah satu digit NTPP diubah, maka sistem akan
mengatakan bahwa data tersebut tidak ada atau data sudah diubah,
karena itu NTPP sangat terjaga validitasnya untuk mencegah
pemalsuan SSP.
Selain untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
pengelolaan SSP berdasarkan sistem TUPRP, sistem MP3 juga
memberikan manfaat bagi internal Dirjen Pajak, WP dalam hal ini
masyarakat, Bank atau KPG, dan Pemerintah.
Manfaat yang diberikan oleh MP3 bagi internal Direktorat Jenderal
Pajak yaitu:
1. Memudahkan pengelolaan SSP.
2. Efisiensi administrasi yaitu penerapan sistem administrasi yang handal
dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna.
49
3. Data yang diterima akurat dan real time sehingga memudahkan DJP
untuk melakukan kontrol.
4. Memberikan pelayanan yang prima kepada WP. Sehingga terjadi
peningkatan kepatuhan sukarela.
5. Untuk memberikan citra yang baik dan kepercayaan masyarakat yang
tinggi. Karena dengan adanya MP3, dapat mengurangi KKN yang
biasanya timbul karena persentuhan langsung antara WP dengan
aparat pajak.
Bagi Bank Persepsi dan KPG, yaitu merupakan layanan tambahan
kepada nasabah. Hal ini dapat menjadi simulus bertambahnya nasabah
yang akan memakai jasa perbankan dan jasa kantor pos dan giro.
Bagi WP dalam hal ini adalah masyarakat, yaitu:
1. Memudahkan masyarakat dalam membayar pajak, karena WP dapat
membayar pajak secara online tanpa harus datang ke Bank.
2. Memberikan rasa aman kepada masyarakat atau WP, karena tidak
harus membawa uang tunai untuk membayar pajak.
Bagi Pemerintah, yaitu dengan adanya Sistem Administrasi
Perpajakan Modern yang salah satunya yaitu Sistem MP3, sebagai cara
untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dan baik dalam kerangka
clean governance dan goodgovernance dikutip dari pernyataan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (Bisnis Indonesia, 16 Mei 2005).
50
d. Pertumbuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Serpong
Keberhasilan suatu penerimaan pajak tidak lepas dari banyaknya
jumlah WP yang menyetor dan membayar pajak terutangnya, serta
pengelolaan dalam sistem pembayaran dan pelaporan pajak yang baik.
Dalam meningkatkan penerimaan pajak di wilayah Banten, maka KPP
Serpong sebagai instansi atau lembaga di bawah DJP yang bertugas
memungut pajak, aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar
terdaftar menjadi WP. Dibawah ini merupakan pertumbuhan WP terdaftar
serta WP efektif yang ada di KPP Serpong.
Tabel 4.3 Pertumbuhan WP pada KPP Pratama Serpong
Tahun WP Terdaftar WP Efektif 1999 (sebelum Intranet) 3.771 2.702 2000 (sebelum Intranet) 4.379 3.502 2008 (sesudah Intranet) 49.378 48.269 2009 (sesudah Intranet) 61.805 60.350
Sumber : KPP Pratama Serpong
2. Uji statistik
Uji statistik dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan Intranet berdasarkan
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) terhadap penerimaan
pajak pada KPP Serpong. Hubungan kedua variabel tersebut yaitu
pengelolaan SSP dan penerimaan pajak dapat digambarkan dalam tabel
berikut ini:
51
Tabel 4.4
SSP yang Disampaikan dan Penerimaan PPh KPP Pratama Serpong
Tahun Jumlah SSP Penerimaan Pajak
1999 (sebelum Intranet) 1.705 23.620.677.057
2000 (sebelum Intranet) 2.111 30.847.662.400
2008 (sesudah Intranet) 25.896 454.072.000.000
2009 (sesudah Intranet) 36.928 616.090.000.000
*Catatan : Sampai dengan bulan Desember
a. Uji Beda T-Test
Tabel 4.5 NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SSP1 SSP2
N 24 24
Mean 159.00 2617.67 Normal Parametersa
Std. Deviation 23.348 558.044 Absolute .134 .212
Positive .117 .197
Most Extreme Differences
Negative -.134 -.212 Kolmogorov-Smirnov Z .659 1.037
Asymp. Sig. (2-tailed) .778 .232
a. Test distribution is Normal.
Pada tabel 4.5 menunjukkan normalitas dari uji NPar Tests yaitu
sebelum penggunaan SSP normalitasnya 0,778 sedangkan setelah
menggunakan sistem intranet normalitasnya 0,232 sehingga H1: µ1≠ µ2
yang berarti kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata
52
populasi pengunaan sebelum dan sesudah intranet adalah berbeda secara
nyata).
Tabel 4.6 T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
SSP1 159.00 24 23.348 4.766 Pair 1
SSP2 2617.67 24 558.044 113.910
Dari hasil uji t-test pada tabel 4.6 menunjukkan standar deviasi
SSP 1 sebesar 23.348 sedangkan setelah diberlakukannya sistem Intranet
menjadi 558.044 pada SSP 2. Sehingga dapat disimpulkan setelah
penggunaan intranet standar deviasi menjadi meningkat.
Tabel 4.7
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SSP1 & SSP2 24 .917 .000
Tabel 4.7 menunjukkan hasil korelasi antara dua variabel, yang
menghasilkan angka 0,917 dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05 (lihat
nilai signifikansi output yang 0,000). Hal ini menyatakan bahwa korelasi
antara rata-rata penyetoran SSP 1 dengan rata-rata penyetoran SSP 2
adalah kuat dan signifikan.
53
Tabel 4.8
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the Difference
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Lower Upper T df Sig. (2-tailed)
Pair 1
SSP1 – SSP2 -2.459E3 536.714 109.556 -2685.301 -2232.032 -22.442 23 .000
Pada tabel 4.8 dapat melihat perbandingan t hitung dan t tabel.
Data hitung menunjukkan Lower= -2685.301 dan Upper= -2232.032
sedangkan data tabel menunjukkan 2.0129 untuk nilai Lower dan Upper.
Sehingga dapat disimpulkan t hitung < t tabel maka Ho diterima.
Hasil uji statistik ini sejalan dengan penelitian Rosalinda Hasanah
(2006:64) (2008:76) yang menyatakan bahwa pengelolaan sistem MP3
terhadap optimalisasi penerimaan pajak berpengaruh secara signifikan.
Penelitian yang sama juga pernah dilakukan dalam bentuk tesis yang
dilakukan oleh Mineati Somya Lasmana (2005), hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa variabel penerapan sistem MP3 memiliki korelasi yang
sangat kuat dan signifikan dengan tingkat kepuasan. Model yang
dihasilkan menyatakan bahwa kualitas penerapan sistem MP3 yang baik
akan meningkatkan kepuasan, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
penerapan sistem MP3 yang baik memiliki kecenderungan WP untuk
membayar kewajibannya secara sukarela, sehingga penerimaan pajak akan
lebih optimal.
54
Penelitian ini dapat mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Agus Sofyan (2007:104), yang menyatakan bahwa
penerapan sistem Administrasi Perpajakan Modern (SAPM) terutama
penerapan e-filling dan e-payment (MP3) berpengaruh positif terhadap
peningkatan kepatuhan WP dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.
Dari hasil penelitian tersebut akan terjadi peningkatan/optimalisasi
penerimaan pajak, sehingga hasil penelitian tersebut mendukung hasil
penelitian ini yang menyatakan ada perbandingan yang signifikan sebelum
dan sesudah penggunaan intranet berdasarkan Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak (SIDJP) terhadap penerimaan pajak.
Kemudian diperjelas oleh penelitian yang dilakukan oleh Idrus
(2008) dengan judul “Analisis pengaruh pengelolaan SSP berdasarkan
sistem monitoring pelaporan pembayaran pajak (MP3) terhadap
optimalisasi penerimaan pajak”, dan hasil dari penelitian tersebut
menjelaskan bahwa hubungan antara pengelolaan SSP dengan sistem MP3
adalah signifikan serta dengan pengelolaan SSP berdasarkan sistem MP3
mampu meningkatkan penerimaan pajak.
Dengan hasil penelitian sebelumnya maka memperkuat hasil
temuan penelitian ini yang menjelaskan bahwa sesudah diberlakukannya
penggunaan intranet berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) secara signifikan dan sangat kuat dalam meningkatkan
penerimaan pajak di tiap tahunnya. Peneliti menduga bahwa pengaruh
yang signifikan antara sesudah diberlakukannya penggunaan intranet
55
berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan
penerimaan pajak karena sistem SIDJP merupakan bagian perbaikan
sistem administrasi perpajakan terbaru yang dilakukan oleh Dirjen Pajak
untuk meningkatkan kepuasan, kesadaran dan kepatuhan WP. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djoko dan Junaedi yang dikutip
dari Skripsi Marcus taufan Sofyan (2004:46), ”Langkah-langkah perbaikan
administrasi diharapkan dapat mendorong kepatuhan WP patuh karena
mendapatkan pelayanan yang baik, cepat dan menyenangkan serta pajak
yang mereka bayar akan bermanfaat bagi pembangunan bangsa. Kedua
WP akan patuh karena mereka berfikir bahwa mereka akan mendapat
sanksi berat akibat pajak yang tidak dilaporkan terdeteksi sistem informasi
dan administrasi perpajakan serta kemampuan crosschecking informasi
dengan instansi lain”.
Membayar pajak adalah kewajiban siapa pun yang mengaku
sebagai warga negara dalam sebuah negara. Tapi praktek di lapangan,
banyak warga yang sengaja bersembunyi agar tidak membayar pajak.
Solusinya, modernisasi perpajakan wajib hukumnya. Itu adalah fenomena
hampir di negara mana pun, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun salah
satu syarat pemungutan pajak yang dikutip dari pendapat para ahli yaitu
pemungutan pajak harus efisien yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang
diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh
karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk
56
dilaksanakan. Serta pemungutan pajak harus sederhana yaitu Sistem yang
sederhana akan memudahkan WP dalam menghitung beban pajak yang
harus dibiayai sehingga akan memberikan dampak positif bagi para WP
untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika
sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar
pajak (www.wikipedia.com).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut Dirjen Pajak melakukan
pembentukan kantor dan penerapan sistem modern, juga ditandai dengan
penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan online
payment (MP3), e-SPT, e-filling, e-registration dan sistem informasi
(Media Indonesia, 30 Oktober 2007).
Menurut sekretaris Direktorat Jenderal Pajak I Gusti Ngurah
Mayun Winangun (Media Indonesia, 30 Oktober 2007), penerapan sistem
administrasi perpajakan modern dilakukan untuk mengoptimalkan
pelayanaan kepada WP. Penerapan sistem tersebut mencakup aspek-aspek
perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP, perubahan
implementasi pelayanan kepada WP, fasilitas pelayanan yang
memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai dalam rangka
menciptakan aparatur pajak yang bersih dan bebas KKN. Menurutnya,
perbaikan sistem dan prosedur kerja melalui pembentukan kantor/unit
kerja dengan sistem modern akan berdampak pada pertumbuhan yang
tinggi dan perbaikan citra aparat pajak.
57
Ditjen Pajak, sebagai organisasi pemerintah yang terkait dengan
seluruh sektor kehidupan masyarakat, menyadari sepenuhnya tanpa
improvisasi di bidang teknologi informasi, dinamika bisnis tidak akan
mampu diantisipasi. Pemanfaatan teknologi informasi secara tepat mampu
mendukung program tranparansi dan keterbukaan, dimana kemungkinan
terjadinya KKN, termasuk didalamnya penyalahgunaan kekuasaan dapat
diminimalisasi (Media Indonesia, 30 Oktober 2007).
Kedepan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) harus meningkatkan
sosialisasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP),
meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia, serta melakukan koordinasi
dengan pihak Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro, serta
menyempurnakan prosedur dan program insentif bagi bank-bank persepsi.
Sehingga penerimaan pajak yang ingin dicapai akan optimal atau
meningkat di tiap tahunnya sesuai dengan target yang diberikan oleh
pemerintah.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,
dapat diperoleh beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan, dilihat dari penerimaan
pajak yang semakin lama terus meningkat ditiap tahunnya.
2. Hasil uji beda ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah penggunaan intranet berdasarkan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan setelah diberlakukannya penggunaan intranet berdasarkan
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) terhadap penerimaan
pajak. Sehingga implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama
Serpong.
59
2. Penggunaan intranet berdasarkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
penerimaan pajak pada KPP Pratama Serpong.
3. Berpengaruhnya Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dan
penggunaan intranet mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan yang
telah diberikan oleh KPP Pratama Serpong kepada wajib pajak sudah
cukup efektif, sehingga hasil yang diperoleh dari penggunaan aplikasi
tersebut memberikan kontribusi yang besar bagi penerimaan Negara.
C. Saran
Berdasarkan implikasi yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
memberikan saran yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan yang
bersifat membangun bagi pihak-pihak yang berkepentingan, atara lain:
1. Untuk meningkatkan penerimaan pajak pada KPP Pratama Serpong maka
KPP diharapkan dapat mempertahakan atau menambah kualitas pelayanan
pengelolaan SSP agar penerimaan pajak ke depan lebih optimal serta
sesuai dengan target yang diberikan oleh pemerintah.
2. Adanya modernisasi perpajakan (e-system) akan berdampak pada
pertumbuhan penerimaan pajak dan adanya perbaikan citra aparat pajak.
Untuk itu, Ditjen pajak harus meningkatkan sosialisasi Sistem Direktorat
Jenderal Pajak (SIDJP) kepada wajib pajak oleh setiap KPP.
60
61
D. Rekomendasi
1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penguat dari hasil temuan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Idrus (2008). Bagi penelitian selanjutnya
agar menjadi acuan untuk melakukan penelitian yang sama dengan ruang
lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan penelitian ini.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan juga dapat menambahkan variabel
independen lainnya atau menambahkan variabel moderating guna
mengetahui variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dan
memperkuat atau memperlemah variabel dependen.
Daftar Pustaka
Anwar, Aan Almaidah. “Mengukur Mutu Pelayanan dari Respon Wajib Pajak”, Berita
Pajak, no 1530/tahun 37, 1 Nov 2005. Febrian, Jack. ”Kamus Komputer dan Teknologi Informasi”, Bandung: Informatika
Bandung, 2004. Hall, James A. ”Sistem Informasi Akuntansi”, Jakarta: Salemba Empat, 2001. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2004. Hutagaol John, ”Sekilas Tentang Pemeriksaan Pajak”, Jurnal Perpajakan Indonesia
Volume 4 no.6, Maret 2005. Idrus, “ Analisis Pengaruh Pengelolaan SSP Berdasarkan Sistem Monitoring Pengaturan
Pembayaran Pajak (MP3) Terhadap Optimalisasi Penerimaan Pajak “. Skripsi S-1 yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Jogiyanto, ”Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman”.
BPFE, Yogyakarta, 2004. Judisseno, Rimsky K. “Pajak dan Strategi Bisnis, Suatu Tinjauan tentang Kepastian
Hukum dan Penerapan Akuntansi di Indonesia”, PT. Gramedia, Jakarta, 1997. Made I Sadha Suardikha, ”Pengaruh Sistem Perpajakan yang Kondusif terhadap Dunia
Usaha”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Volume 2 no.2, Juli 2007. Najah Safinatun, “Analisis Perbedaan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam
Memenuhi Kewajiban Perpajakan Sebelum dan Sesudah Tax Audit”. Skripsi S-1 yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Nurferiyanto, Dwi. ”Materi Pokok Aplikasi MP3”, Jakarta: Departemen Keuangan
Republik Indonesia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, 2007. Nuryani, “Sistem Informasi Perpajakan”, Departemen Keuangan RI BPPK, Juli 2005. Sadhani, Djazoeli. “Menuju Good Governence Melalui Modernisasi Pajak, Bisnis
Indonesia”, Online 23 Mei, http//www.pajak.com/news_detail.php?d=842, 2005. Salip dan Tendy Wato, ”Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Studi
Kasus: di KPP Jakarta Kebon Jeruk”, Jurnal Keuangan Publik Volume 4 no.2, September 2006.
62
63
Setiawan, Agus. “Teknik Audit dan Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak”, Yogyakarta: Lingkaran Buku, 2007.
Setiawan, Yasin. “Telaah tentang Laporan Keuangan”, Siaksoft milik anda,
htpp//siaksoft.net/index.php?option=com_content&task+view&id+2402&itemid=401&limid=1&limitstart=7, 2006.
Singgih Santoso, “Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11,5”,
Cetakan ke-3, PT. Elex Media Komputindo I Jakarta, 2005. Suandy, Early. “Perencanaan Pajak”, Jakarta: Salemba Empat, 2006. Turban, Rainer, Potter. “Introduction to Information Technology”, USA: John Wiley &
Sons, 2003. Wikipidia Indonesia, “Intranet”, http//wikipidiaindonesia.com, (diakses Juni 2007).
Lampiran 3 Data Penerimaan Pajak Penghasilan pada KPP Pratama Serpong
PPh sebelum Intranet PPh sesudah Intranet SSP Sebelum
Intranet SSP Sesudah
Intranet 1.679.747.845 33.839.663.129 120 1765 1.076.249.812 31.540.188.766 123 1753 1.333.183.796 51.763.255.014 126 1910 1.101.502.657 31.347.016.240 133 2002 1.195.239.828 33.731.414.612 130 1957 1.945.730.579 33.608.569.594 132 1964 1.503.545.924 43.120.010.008 146 1995 1.171.405.561 42.900.783.846 145 2005 1.214.606.849 37.956.860.812 158 2108 1.728.094.323 43.393.455.082 166 2821 5.414.670.367 34.716.475.707 154 2763 4.256.699.516 36.154.438.151 172 2853 2.278.818.502 48.604.665.896 165 3004 4.322.449.487 40.854.059.221 162 2740 2.467.473.828 81.379.009.092 163 2964 1.879.048.481 43.184.536.938 165 3060 1.808.215.530 49.918.826.751 165 3021 1.854.505.190 43.424.365.251 174 3037 2.055.924.004 42.988.876.620 171 3100 3.013.275.336 42.422.713.797 175 3139 1.971.501.322 43.657.067.574 179 3180 2.532.297.304 51.567.990.164 186 3136 3.005.319.939 45.075.694.657 200 3140 3.658.833.477 83.012.212.948 206 3407
*Catatan: PPh dan SSP sebelum
Intranet dari tahun 1999-2000 PPh dan SSP sesudah Intranet dari tahun 2008-2009
67
Lampiran 4 Hasil uji data SPSS
Tabel 4.5 NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SSP1 SSP2
N 24 24
Mean 159.00 2617.67 Normal Parametersa
Std. Deviation 23.348 558.044 Absolute .134 .212
Positive .117 .197
Most Extreme Differences
Negative -.134 -.212 Kolmogorov-Smirnov Z .659 1.037
Asymp. Sig. (2-tailed) .778 .232
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.6 t-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean
SSP1 159.00 24 23.348 4.766 Pair 1
SSP2 2617.67 24 558.044 113.910
Tabel 4.7
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SSP1 & SSP2 24 .917 .000
68
69
Tabel 4.8
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the Difference
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1
SSP1 – SSP2 -2.459E3 536.714 109.556 -2685.301 -2232.032 -22.442 23 .000
70
Kerangka Pemikiran
Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak (SIDJP) (X1) Penerimaan
Pajak (Y)
Intranet (X2)
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: µ1= µ2
Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata populasi
pengunaan sebelum dan sesudah intranet adalah sama/tidak
berbeda secara nyata).
H1: µ1 ≠ µ2
Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata populasi
pengunaan sebelum dan sesudah intranet adalah berbeda secara
nyata).
3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menganalisa perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan Intranet
A. Ruang Lingkup Penelitian
B. Metode Penentuan Sampel Convenience Sampling
C. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan
2. Studi Pustaka
1. Deskriptif Kuantitatif 2. Uji Statistik
- Uji Beda t-test
D. Metode Analisis Data
E. Operasional Variabel Penelitian 1. Intranet: variabel tersebut diukur dengan melihat seberapa besar perolehan SSP yang disetorkan oleh wajib pajak di tiap tahunnya pada KPP Serpong.
2. Penerimaan Pajak: berasal dari penerimaan non migas untuk semua jenis pajak di KPP Serpong.
4
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Pada tabel 4.5 menunjukkan normalitas dari uji NPar Tests yaitu sebelum penggunaan SSP normalitasnya 0,778 sedangkan setelah menggunakan sistem intranet normalitasnya 0,232 sehingga H1: µ1≠ µ2 yang berarti kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata populasi pengunaan sebelum dan sesudah intranet adalah berbeda secara nyata).
Tabel 4.5
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SSP1 SSP2 N 24 24
Mean 159.00 2617.67 Normal Parametersa
Std. Deviation 23.348 558.044 Absolute .134 .212 Positive .117 .197
Most Extreme Differences
Negative -.134 -.212 Kolmogorov-Smirnov Z .659 1.037 Asymp. Sig. (2-tailed) .778 .232 a. Test distribution is Normal.
5
2. Dari hasil uji t-test menunjukkan standar deviasi SSP 1 sebesar 23.348 sedangkan setelah diberlakukannya sistem Intranet menjadi 558.044.
Tabel 4.6 t-Test
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
SSP1 159.00 24 23.348 4.766 Pair
1 SSP2
2617.67 24 558.044 113.910
3. Pada Tabel 4.7 menunjukkan hasil korelasi antara dua variabel, yang
menghasilkan angka 0,917 dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05
(lihat nilai signifikansi output yang 0,000). Hal ini menyatakan bahwa
korelasi antara rata-rata penyetoran SSP 1 dengan rata-rata
penyetoran SSP 2 adalah kuat dan signifikan.
6
Tabel 4.7
Paired Samples Correlations
N Correlati
on Sig. Pair 1 SSP1 &
SSP2 24 .917 .000
4. Pada tabel 4.8 dapat melihat perbandingan t hitung dan t tabel. Data
hitung menunjukkan Lower= -2685.301 dan Upper= -2232.032
sedangkan data tabel menunjukkan 2.0129 untuk nilai Lower dan
Upper. Sehingga dapat disimpulkan t hitung < t tabel maka Ho
diterima.
Tabel 4.8
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval
of the Difference Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean Lower Upper t df
Sig. (2-tailed)
Pair 1
SSP1 – SSP2 -
2.459E3 536.71
4 109.556 -2685.301 -2232.032 -
22.442
23 .000
7