analisis penerapan sistem informasi direktorat …repository.ub.ac.id/8553/1/ivan mochammad...

93
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SIDJP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh ujian sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya IVAN MOCHAMMAD FADILLAH NIM. 135030401111010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM STUDI PERPAJAKAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SIDJP)

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KINERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh ujian sarjana

Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

IVAN MOCHAMMAD FADILLAH

NIM. 135030401111010

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:
Page 3: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Page 4: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

Tanda Pengesahan Skripsi

Page 5: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Page 6: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

RINGKASAN

Ivan Mochammad Fadillah, 2017, Analisis Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP) Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bekasi Barat), Latifah Hanum, SE, MSA, Ak, 164 Halaman

Tahun ke tahun Direktorat Jendral Pajak (DJP) terbilang sering melakukan reformasi

perpajakan. Reformasi Perpajkan yang dilakukan salah satunya adalah dengan perbaikan sistem

informasi dalam administrasi perpajakan dengan menggunakan sistem teknologi informasi. Sistem

teknologi informasi yang terdapat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). Sistem teknologi informasi mengalami perkembangan

dikarenakan adanya reformasi perpajakan melalui sistem admnistrasi perpajakan (SAP). Sistem

administrasi perpajakan dapat diterapkan melalui kemajuan teknologi terbaru sistem administrasi

perpajakan yaitu melalui pengembangan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

(SIDJP) untuk menggantikan aplikasi sebelumnya yang diharapkan mempermudah pekerjaan

pegawai pajak sehingga memberikan dampak positif terhadap kinerja pegawai pajak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat, serta

bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bekasi Barat dalam menerapkan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptf. Sumber data yang digunakan yaitu data primer berupa data

hasil wawancara dan data sekunder berupa data pegawai di Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan

usia dan pendidikan terakhir.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat

telah sesuai dengan teori EUCS dimana telah mencakup 5 komponen sehingga dapat

meningkatkan kinerja pegawai KPP Pratama Bekasi Barat. Namun, di lapangan masih terdapat

kendala dalam hal kecepatan akses yang tekadang offline dan mengalami penurunan dikarenakan

terhubung dengan satu server pusat yang sama sehingga perlu adanya upaya perbaikan terhadap

penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat

Kata Kunci : Analisis, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak, SIDJP, Kinerja, Penerapan

SIDJP.

Page 7: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

SUMMARY

Ivan Mochammad Fadillah, 2017, the analysis of the application of the tax Directorate

General Information System (SIDJP) in an effort to improve the performance of Employees (Study

on Tax Service Office Pratama Bekasi Barat), Latifah Hanum, SE, MSA, Ak, 164 Page

Year after year the Directorate General of taxes (DJP) is often doing tax reform. Perpajkan

reform is done with improvements in the administration of taxation information system using

information technology systems. Information technology system in the Directorate General of

taxes (DJP) is the tax Directorate General information systems (SIDJP). Information technology

system is experiencing the development of due tax reform through tax admnistrasi system (SAP).

Administrative system of taxation can be applied through the latest technological advances the

administration system of taxation that is through the development of the application of the tax

Directorate General information systems (SIDJP) to replace the previous application expected to

facilitate the work of the officials of the tax so that it gives a positive impact on performance of

tax officers.

This research aims to know the as well as the analyzing the application of the tax

Directorate General Information Systems (SIDJP) in Tax Services Office Pratama Bekasi Barat.

Mext Goals is to find out and analyze the performance of employees in the Tax Services Office

Pratama Bekasi Bara in applying the tax Directorate General information systems (SIDJP).

The type of research used in this study using this type of qualitative research with the

deskript approach i f. the source data used the primary data in the form of data that is the result of

the interviews of several employees in the Tax Services Office Pratama Bekasi Barat was directly

responsible for the implementation of the SIDJP along with the performance of the employees. In

addition, secondary data as supporting data in the form of employee data in Tax Services Office

Pratama Bekasi Barat based on age and education the last as well as other data that supports the .

Data analysis methods used by researchers is an interactive model of the Miles and Huberman.

The results of this research show that the application of SIDJP in the KPP Pratama Bekasi

West were in accordance with the theory of EUCS which include 5 components so that it can

improve the performance of the employees of the KPP Pratama Bekasi West. However, in the field

there are still constraints in terms of access speed that is sometimes offline and decline due to

connect with one of the same central server so the need for reparation against the application of

SIDJP in the Tax Services Office Pratama Bekasi Barat

Keywords : Analysis, The Tax Directorate General Information Systems, Performance, SIDJP,

Application Of SIDJP

Page 8: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayahnya, sehingga

peneliti dapat menyelsaikan skripsi yang berjudul, “Analisis Penerapan Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus ditempuh sebagai syarat menyelesaikan program

Sarjana (S1) dan untuk memperoleh gelar Sarjana Perpajakan (S.Pn) di Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya.

Peneliti sangat menyadari bahwa penyususnan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bantuan, dukungan maupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya;

2. Bapak Dr. Mochammad Al Musadieq, MBA. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya;

3. Bapak Dr. Kadarisman Hidayat, M.Si. selaku Ketua Program studi Perpajakan Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya;

4. Ibu Latifah Hanum, SE, MSA, Ak selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

memberikan waktu, arahan, bimbingan, ilmu, dan dukungan dalam terlaksananya skripsi

ini hingga selelsai;

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang telah mendidik dan

memberikan ilmu kepada seluruh mahasiswa Perpajakan termasuk Peneliti;

Page 9: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

6. Seluruh pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat khususnya bapak

Johan Elvian selaku Kepala Seksi Penagihan, Ibu Amelia Fazarianti selaku Kepala Seksi

Pelayanan, serta Bapak Tulus Suparto selaku Kepala Seksi PDI di KPP Pratama Bekasi

Barat yang membantu dan memberikan ilmu dan arahan dalam pengerjaan skripsi ini;

7. Orangtua maupun keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moral maupun

material, motivasi, serta doa dan perhatian yang tak pernah berhenti diberikan demi

kesuksesan peneliti;

8. Fahriza Maulida yang selalu memberi dukungan, arahan, semangat, motivasi, serta

kesabaran yang diberikan kepada peneliti;

9. Deny, Videa, Amel, Vega, Randeka, Reza, Fajrin, Olan, Boby, Julio, Henokh, Janis yang

telah setia untuk susah, sedih, senang, bahagia, menangis. Terimakasih atas kesabaran dan

kalian telah menjadi keluarga kedua selama di perantauan;

Demi kesmpurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Semoga karya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan memberikan sumbangsih kepada dunia

pendidikan dan bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, Oktober 2017

Peneliti

Page 10: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........ Error! Bookmark not defined.

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ..................... Error! Bookmark not defined.

Tanda Pengesahan Skripsi ..................................... Error! Bookmark not defined.

RINGKASAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

SUMMARY ........................................................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................ Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN .......................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ....................................... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.

D. Kontribusi Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.

E. Sistematika Penulisan ................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II .................................................................... Error! Bookmark not defined.

TINJAUAN PUSTAKA ........................................ Error! Bookmark not defined.

A. Tinjauan Teoritis ......................................... Error! Bookmark not defined.

1. Reformasi dan Modernisasi Administrasi PerpajakanError! Bookmark not defined.

2. Konsep Dasar Sistem .............................. Error! Bookmark not defined.

3. Konsep Dasar Informasi .......................... Error! Bookmark not defined.

4. Konsep Dasar Sistem Informasi .............. Error! Bookmark not defined.

5. Teknologi Informasi ................................ Error! Bookmark not defined.

6. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)Error! Bookmark not defined.

7. Kinerja ..................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Tinjauan Empiris ......................................... Error! Bookmark not defined.

C. Kerangka Pemikiran.................................... Error! Bookmark not defined.

Page 11: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

BAB III .................................................................. Error! Bookmark not defined.

METODE PENELITIAN....................................... Error! Bookmark not defined.

A. Jenis Penelitian............................................ Error! Bookmark not defined.

B. Fokus Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.

C. Lokasi dan Situs Penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.

D. Sumber Data................................................ Error! Bookmark not defined.

E. Teknik Pengumpulan Data .......................... Error! Bookmark not defined.

F. Instrumen Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.

G. Analisis Data ............................................... Error! Bookmark not defined.

BAB IV .................................................................. Error! Bookmark not defined.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........... Error! Bookmark not defined.

B. Penyajian Data ............................................ Error! Bookmark not defined.

BAB V ................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENUTUP.............................................................. Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.

B. Saran ........................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

Page 12: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia ..................................................... 4

Tabel 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................ 5

Tabel 3. Persamaan dan Perbedaan ....................................................................... 32

Tabel 4. Daftar Data Narasumber ......................................................................... 40

Tabel 5. Penempatan SIDJP dan Jumlah Komputer ............................................. 60

Tabel 6. Kualitas SIDJP dengan SIPMOD ........................................................... 64

Tabel 7. Komponen Kualitas Sistem Informasi .................................................... 68

Tabel 8. Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......................... 80

Tabel 9. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia .................................................... 81

Tabel 10. Komponen Kinerja Pegawai ................................................................. 85

Page 13: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1. Model-Model Kualitas Informasi........................................................ 17

Gambar 2. Technology Acceptance Model (TAM) ............................................... 29

Gambar 3. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 34

Gambar 4. Analisis Data Kualitatif ....................................................................... 46

Gambar 5. Struktur Organisasi KPP Pratama Bekasi Barat ................................. 52

Gambar 6. Proses Kerja SIDJP Bagian TPT ......................................................... 70

Gambar 7. Proses Kerja SIDJP Bagian Pemeriksaan ........................................... 71

Gambar 8. Proses Permohonan Wajib Pajak Bagian Waskon .............................. 72

Gambar 9. Proses Pengawasan Wajib Pajak Bagian Waskon ............................... 73

Gambar 10. Proses Input Data dan Mencetak Permohonan Wajib Pajak Bagian Waskon 75

Gambar 11. Pencetakan SKPKPP dan SPMKP Bagian Pelayanan ....................... 76

Gambar 12. Pencetakan Pemindahbukuan Bagian Pelayanan ............................... 76

Gambar 13. Proses Kerja SIDJP di Bagian Penagihan .......................................... 77

Gambar 14. Proses Penambahan atau Penghapusan Wajib Pajak AR yang Bersangkutan di

Bagian PDI ............................................................................................................. 78

Gambar 15. Proses Perekaman SPT Masa dan Tahunan di Bagian PDI ............... 79

Page 14: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Direktorat Jenderal Pajak (disingkat DJP) adalah salah satu direktorat jenderal

di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan

serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan. Tahun

ke tahun Direktorat Jendral Pajak (DJP) terbilang sering melakukan reformasi

perpajakan. Hal tersebut dilakukan agar setiap tahunnya terjadi peningkatan dalam

hal kinerja maupun penerimaan serta menghindari terjadinya Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KKN). Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan reformasi

perpajakan tidak hanya berfokus dalam hal mereformasi Undang-Undang

perpajakan, perbaikan struktur organisasi, penyederhanaan sistem operasi,

pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang upaya modernisasi administrasi

perpajakan tetapi juga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem informasi

dalam administrasi perpajakan dengan menggunakan sistem teknologi informasi.

Sistem teknologi informasi telah digunakan oleh semua jenis organisasi baik

organisasi pemerintah maupun organisasi swasta guna mengatur kegiatan

operasional dari organisasi tersebut. Organisasi pemerintah seperti Direktorat

Jendral Pajak (DJP) juga menggunakan sistem yang di dalamnya terdapat aplikasi

(software) yang menghubungkan semua sistem administrasi perpajakan dari kantor

pusat Direktorat Jendral Pajak (DJP), Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor

Pelayanan Pajak (KPP). Sistem teknologi informasi yang digunakan oleh Drektorat

Jenderal Pajak saat ini salah satunya yaitu Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Page 15: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

2

Pajak (SIDJP). Sistem teknologi tersebut dibuat pada awalnya dikarenakan adanya

reformasi atau modernisasi dari sistem administrasi perpajakan agar kegiatan

perpajakan dapat dilaksanakan dengan transparan serta dapat membuka transaksi-

transaksi dalam stem perpajakan dengan trasnparan pula.

Pemerintah Direktorat Jenderal Pajak setiap tahun berusaha memperbaiki

sistem administrasi perpajakan dengan cara diwujudkanya modernisasi perpajakan.

Sistem Administrasi Perpajakan diterapkan guna membentuk paratur (Pegawai)

yang bersih, professional dan bertanggung jawab, serta dapat menciptakan birokrasi

yang efektif dan efesien. Sistem administrasi perpajakan dapat diterapkan melalui

program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan serta dapat diwujudkan

dalam struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap

wajib pajak melalui pembentukan account representative dan complaint center

untuk menampung saran serta keluhan wajib pajak. Sistem administrasi perpajakan

juga dapat diterapkan melalui kemajuan teknologi terbaru sistem administrasi

perpajakan yaitu melalui pengembangan aplikasi Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak (SIDJP) untuk menggantikan aplikasi sebelumnya.

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) mengalami perkembangan

yang dahulu merupakan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) dan

Sistem Informasi Perpajakan (SIP). Seiring berjalannya modernisasi perpajakan,

sistem yang digunakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengalami perubahan

menjadi SIDJP. Pengembangan Sistem Informasi yang digunakan oleh Direktorat

Jendral Pajak (DJP) dimulai awal tahun 1990, yaitu dengan penerapan New

Page 16: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

3

Payment Control System (NPCS) yang berfungsi untuk mengawasi dan

mengevaluasi pembayaran pajak.

Pada tahun 1994 mulai diterbitkan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) untuk

menggantikan NPCS. Sistem tersebut berfungsi sebagai sarana untuk mengawasi

penyampaian surat pemberitahuan (SPT) dan mengevaluasi pembayaran pajak,

serta sistem tersebut juga dapat berperan sebagai sarana untuk mendukung

pengambilan keputusan. Pada tahun 2002 berganti menjadi Sistem Administrasi

Perpajakan Terpadu (SAPT) dan kemudian secara bertahap melalui kedua sistem

tersebut pada tahun 2004 berganti menjadi Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP).

Tujuan utama SIDJP ini adalah diharapkan dapat mengumpulkan informasi

berupa profil wajib pajak agar mendapatkan data wajib pajak yang akurat. Berbagai

pihak khususnya pegawai pajak dapat berpartisipasi dalam melakukan monitoring

terhadap data wajib pajak. Penerapan aplikasi SIDJP memiliki konsep dasar dengan

adanya suatu pengolahan berbagai data transaksi masukan Wajib Pajak berupa

pendaftaran, pelaporan serta pembayaran pajak yang sifatnya terintegrasi dengan

menggunakan sistem administrasi perpajakan dan database Kantor Pelayanan

Pajak yang terdapat di dalam aplikasi SIDJP (Rahadian, 2014).

Sejalan dengan perkembangan sistem informasi pemanfaatan aplikasi, Sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) tidak terlepas dari masalah. Beberapa

masalah dalam penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat antara lain sistem

informasi yang kurang terintegrasi, pengembangan Information System hanya fokus

untuk menggantikan SIP, terdapat masalah migrasi data dari SIP/SIPMod ke SIDJP,

Page 17: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

4

inefisiensi pemrosesan data dan data yang sama disimpan lebih dari 1x (data

redundancy), transfer pengetahuan (transfer of knowledge) dan sumber kode

(source code) SIDJP tidak dilakukan dengan baik oleh pengembang serta tidak ada

penegasan, SOP (Standartd Operating Procedure) atau peraturan yang kuat

mengenai SIDJP. Masalah tersebut salah satunya dapat mengakibatkan data fisik

dengan data yang berada dalam sistem menjadi tidak sama atau mengalami

perbedaan.

Menurut Davis (1986) yang dikutip dalam Rahadian (2014) bahwa dalam teori

TAM (Technology Acceptance Model) dijelaskan bahwa persepsi pengguna akan

menentukan sikapnya dalam kemanfaatan pengguna Teknologi Informasi. Pada

teori TAM (Technology Acceptance Model) digambarkan bahwa penerimaan

pengguna Teknologi Informasi dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan

kemudahan penggunaan (easy of use). Kemanfaatan dan kemudahan pengguna

mempunyai pengaruh ke minat perilaku yang menggunakan Teknologi Informasi.

Pemakai sistem informasi akan mempunyai minat untuk menggunakan sistem

informasi (minat perilaku) jika merasa sistem informasi bermanfaat dan mudah

digunakan.

Pemakai sistem informasi akan lebih banyak memanfaatkan sistem jika sistem

informasi tersebut mudah untuk digunakan. Apabila sistem informasi tidak mudah

digunakan oleh pemakai akan lebih sedikit dalam memanfaatkan sistem informasi

tersebut. Davis (1989) juga menyatakan bahwa penggunaan sistem akan

meningkatkan kinerja dan juga menemukan hubungan kuat antara penggunaan

komputer dengan tugas secara pasti.

Page 18: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

5

Menurut Alter dalam Kadir (2009:7) sistem informasi adalah kombinasi antara

prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan

untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut O’brian

dalam Yakub (2012:16) sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-

orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut pendapat beberapa ahli

di atas dapat disimpulkan pengertian sistem informasi adalah suatu komponen yang

terdiri dari manusia, teknologi informasi dan kinerja dalam suatu organisasi atau

instansi guna mengumpulkan dan menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan

sebuah organisasi atau instansi.

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) memudahkan pegawai

pajak untuk melaksanakan tugasnya serta meningkatkan kinerja pegawai. Menurut

pegawai KPP Pratama Bekasi Barat, apabila SIDJP memiliki kecocokan terhadap

tugas yang diberikan dan dapat dimanfaatkan secara tepat, maka SIDJP tersebut

dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja pegawai. Dampak kinerja

pegawai dalam penelitian ini berhubungan dengan pencapaian serangkaian tugas-

tugas pewagai pajak. Kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dari

peningkatan efesiensi, peningkatan efektifitas dan peningkatan kualitas, sehingga

dapat meningkatkan kinerja pegawai ke tingkat yang lebih tinggi agar aktifitas kerja

dapat dianalisis.

Yuli (2005:86) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah proses penilaian

prestasi kerja pegawai yang dilakukan oleh organisasi terhadap pegawainya secara

Page 19: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

6

sistematik dan formal berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Hal ini

seorang pemimpin harus melakukan pertimbangan mengenai hasil kerja para

pegawainya. Pertimbangan tersebut nantinya dipergunakan sebagai bahan untuk

menetapkan gaji, pensiun dan perencanaan pengembangan karir. Adapun dampak

utama dari penilaian kinerja tersebut adalah untuk memberikan motivasi terhadap

pegawai yang dinilai. Terdapat berbagai teori mengenai indikator kinerja pegawai,

salah satunya menurut Fadel (2009:195) mengemukakan beberapa indikator yang

digunakan untuk mengukur kinerja pegawai diantaranya pemahaman terhadap

tupoksi, inovasi, kecepatan kerja, keakuratan kerja dan kerja sama antar pegawai.

Sebagai upaya dalam meningkatkan kinerja pegawai tersebut, pemerintah

khususnya DJP yang membawahi KPP Pratama Bekasi Barat terus melakukan

pengembangan sistem informasi melalui SIDJP.

Saat ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat bekerja sama

dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal menanamkan investasi yang

cukup besar di bidang teknologi informasi khususnya Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak (SIDJP). Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat

melakukan investasi tersebut agar pegawai atau karyawan dapat menggunakan

teknologi tersebut sehingga lebih produktif dalam hal efisiensi, meningkatkan

kinerja dan juga menemukan suatu hubungan antara pegawai selaku pengguna

teknologi informasi dengan tugas yang diberikan. Pengguna teknologi informasi

dalam organisasi memberikan kontribusi terhadap kinerja individual anggota

organisasi. Pemahaman atas susunan organisasi sangat dibutuhkan dalam

membangun sebuah sistem informasi. Susunan organisasi yang tepat dapat

Page 20: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

7

diimplementasikan dengan cara penempatan pegawai sesuai dengan bidang dan

keahliannya, selain itu penetapan peran serta hubungan antar pegawai akan

membuat organisasi menjadi efektif.

Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan agar peneliti

mengetahui dan menganalisis penerapan aplikasi Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak (SIDJP) yang sedang berjalan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Bekasi Barat guna meningkatkan kinerja pegawai. Berdasarkan latar

belakang di atas maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian dengan judul

“Analisis Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)

Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)

di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dilakukan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak (SIDJP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi

Barat.

Page 21: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

8

D. Kontribusi Penelitian

Kontribusi penelitian yang dapat diberikan baik kontribusi secara teoritis

maupun secara praktis, sebagai berikut:

1. Kontribusi Teoritis

a. Dapat menambah bukti Empiris terkait penerapan Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sebagai upaya meningkatkan kinerja

pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat.

b. Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi untuk melakukan

penelitian dengan topik-topik yang berkaitan dengan teknologi sistem

informasi dan peningkatan kinerja pegawai di instansi atau perusahaan.

2. Kontribusi Praktis

Memberikan nilai tambah bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi

Barat dalam mengukur keberhasilan dari penerapan Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sehingga dapat meningkatkan kinerja

pegawai. Selain itu, dapat memberikan nilai tambah bagi pegawai di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat dalam upaya memperbaiki

kinerjanya dan meningkatkan produktivitasnya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan inimerupakan gambaran umum mengenai isi dari

penelitian secara keseluruhan. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terbagi menjadi beberapa sub-bab yang terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

Page 22: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

9

kontribusi penelitian, serta sistematika pembahasan dalam skripsi

ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini dan

menjadi dasar acuan teori yang digunakan dalam analisis pada

penelitian ini. Adapun teori-teori yang dimaksud akan berkaitan

dengan masalah penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian, yang terdiri dari

jenis penelitian, fokus peneltian, pemilihan lokasi dan situs

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrument

penelitian, analisis data yang digunakan oleh peneliti.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab hasil penelitian dan pembahasan berisi deskripsi objek

penelitian, analisis dan pembahasannya sehingga dapat diketahui

hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dalam penulisan skripsi yang

berisi kesimpulan yang menggambarkan hasil dari masalah yang

diteliti dan cara penyelesaiannya dan dikemukakan beberapa saran

sebagai salah satu solusi untuk pertimbangan bagi perusahaan

dalam pengambilan keputusan yang dibuat

Page 23: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

10

Page 24: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

Tinjauan teoritis dibutuhkan oleh penelitian untuk menegaskan landasan teori

yang dipilih dalam penelitian. Tinjauan teoritis di dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Reformasi dan Modernisasi Administrasi Perpajakan

Menurut Nasucha (2004) dalam Rahayu, Sri dan Ita (2009:123), reformasi

administrasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja

administrasi,baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih

efisien, ekonomis, dan cepat. Sasaran penerapan sistem admnistrasi pajak modern

menurut Pandiangan (2008:9) adalah maksimalisasi penerimaan pajak, kualitas

pelayanan yang mendukung kepatuhan wajib pajak, memberikan jaminan kepada

publik bahwa Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tingkat integritas dan keadilan

yang tinggi, menjaga rasa keadilan dan persamaan perlakuan dalam proses

pemungutan pajak, pegawai pajak dianggap sebagai karyawan yang bermotivasi

tinggi, kompeten, dan professional dalam melakukan pekerjaan, peningkatan

produktivitas yang berkesinambungan, wajib pajak mempunyai alat dan mekanisme

untuk mengakses informasi yang diperlukan, dan optimalisasi pencegahan

terjadinya penggelapan pajak. Nasucha (2004) dalam Rahayu (2009:124)

mengemukakan bahwa terdapat empat dimensi reformasi administrasi perpajakan

Page 25: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

yaitu struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa reformasi administrasi perpajakan adalah

suatu perubahan atau penyempurnaan dalam administrasi baik secara individu atau kelompok

sehingga hal tersebut dapat menjadikan penerimaan pajak dan kualitas pelayanan yang lebih

efektif.

Adapun tujuan modernisasi perpajakan adalah untuk menjawab latar belakang dilakukannya

modernisasi perpajakan menurut Rahayu, Sri dan Ita (2009:125), yaitu:

a. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak (tax compliance) yang tinggi.

b. Tercapainya tingkat kepercayaan (trust) terhadap administrasi perpajakan yang tinggi.

c. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi.

2. Konsep Dasar Sistem

a. Pengertian Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk

mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses

transformasi yang teratur (O’Brien, 2010). Sistem menurut Sutarman (2009:5) menyatakan bahwa

sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dalam suatu kesatuan untuk menjalankan

suatu proses pencapaian suatu tujuan utama. Sementara itu, menurut Fitrianasari (2004:2)

menyatakan bahwa sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari

subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk mendukung

sistem yang lebih besar.

Berdasarkan beberapa definisi sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

komponen-komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi membentuk kesatuan sehingga tujuan

dari sistem dapat tercapai.

Page 26: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

b. Karakteristik Sistem

Menurut Jogianto (2005:54) mengemukakan bahwa sistem mempunyai karakteristik atau

sifat-sifat tertentu, yaitu:

1) Komponen Sistem

Komponen suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berkaitan dan

bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa

subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari

sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu yang mempengaruhi proses sistem

secara keseluruhan.

2) Batasan Sistem (Boundary)

Batasan sistem (boundary) merupakan pembatas antara suatu sistem dengan sistem

lainnya atau dengan lingkungan luar. Batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup

dari sistem tersebut.

3) Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)

Lingkungan luar sistem (evinronment) dari suatu sistem adalah apapun diluat batas

sistem yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan bagi dana serta bersifat menguntungkan bagi sistem tersebut.

Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan harus dijaga serta

dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan

agar tidak mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4) Penghubung Sistem (Interfance)

Penghubung sistem (interfance) merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem lainnya. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya

Page 27: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnua. Subsistem dapat terhubung dan

berintegrasi dengan subsistem yang lainnya serta membentuk satu kesatuan.

3. Konsep Dasar Informasi

a. Pengertian Informasi

Informasi tidak lepas kaitannya dengan data, informasi merupakan data yang telah diolah

menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan.

Informasi merupakan data yang sudah diolah, dibentuk dan dimanipulasi sesuai dengan keperluan

tertentu atau hasil dari pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai yang lebih dibandingkan

data mentah (Sutabri 2005:9). Pengertian informasi menurut Faisal (2008:27) manyatakan bahwa

informasi merupakan data yang telah diolah dan siap digunakan oleh pengambilan keputusan,

informasi merupakan produk akhir dari suatu sistem. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli

dapat ditarik kesimpulan informasi adalah data hasil sebuah sistem yang telah diolah, dibentuk

atau dimanipulasi untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.

b. Kualitas Informasi

Kualitas informasi merujuk pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi.

Informasi yang disajikan dalam bentuk laporan dapat digunakan sebagai dasar pembuatan

keputusan. Oleh karena itu informasi tersebut dapat menyajikan informasi yang relavan, akurat

dan tepat waktu (DeLone dan McLean, 2003 dalam Fitrianasari). Berdasarkan pendapat tersebut,

kualitas informasi sebagai berikut :

1) Relavan

Page 28: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

Informasi yang relavan jika informasi dapat mengurangi ketidakpastian, memperbaiki

kemampuan pengambilan keputusan untuk membuat prediksi, menginformasikan,

atau memperbaiki ekspetasi sebelumnya.

2) Andal

Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat

mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.

3) Lengkap

Informasi yang lenkap jika tidak meninggalkan aspek-aspek penting dari kejadian yang

merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

4) Tepat Waktu

Informasi itu tepat jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan

pengambilan keputusan dan penerimaannya tidak terlambat.

5) Dapat dipahami

Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang jelas

6) Dapat diverifikasi

Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja

secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

4. Konsep Dasar Sistem Informasi

a. Pengertian Sistem Informasi

Pengertian dari sistem dan informasi yang telah diuraikan diatas, maka pengertian sistem

informasi adalah suatu media pengolahan data yang bekerja secara terstruktur mengordinasikan

berbagai sumber daya untuk menghasilkan informasi yang diperlukan oleh pemakainya terutama

Page 29: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

bagi manajemen dalam mengambil keputusan. Menurut O’Brien (2005) sistem informasi adalah

suatu kombinasi antara orang, hardware, software, computer network dan database yang

mengumpulkan, mengubah serta menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.

b. Komponen-komponen Sistem Informasi

Menurut McLeod (2007:10) menyatakan bahwa komponen-komponen sistem informasi

terdiri dari berbagai komponen diantaranya:

1) Hardware

Hardware merupakan peralatan fisik dari yang dapat digunakan untuk mengumpulkan,

memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam

bentuk informasi.

2) Software

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan

aplikasi tertentu pada komputer. Software dikelompokkan menjadi dua kelompok

berdasarkan fungsinya yaitu perangkat lunak sistem (system software) dan perangkat

lunak aplikasi (application software). Perangkat lunak sistem merupakan kumpulan dari

perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan sistem komputer yang meliputi

sistem operasi (operating system), interprenter dan compiller.

3) Brainware

Brainware merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi.

Pengumpulan dan pengolahan data dapat diolah pada komponen brainware.

Pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dikumpulkan dapat diperoleh dari

sistem informasi tersebut.

5. Teknologi Informasi

a. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi merupakan gabungan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan

komunikasi dan manajemen data (Faisal, 2008:48). Menurut McLeod (2007:71) mendefinisikan

Teknologi informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi

perubahan yang terjadi. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah perubahan informasi yang

sudah diproses dan dilakukan penyimpanan sebelumnya di dalam komputer. Dari beberapa

pendapat ahli mengenai Teknologi Informasi, maka dapat disimpulkan bahwa Teknologi

Informasi adalah suatu gabungan dari teknologi komputer dan komunikasi yang berbentuk sistem

Page 30: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk mengolah, memproses dan

mendapatkan data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas dan

relevan.

b. Fungsi Teknologi Informasi

Menurut Murhada (2011:2) terdapat empat fungsi dari teknologi informasi yaitu sebagai

berikut:

1) Capture

Proses penyusunan (record activity) yang terperinci.

2) Processing

Mengubah, menganalisis, menghitung, dan mengumpulkan semua data atau informasi.

3) Generation

Proses yang mengorganisis informasi ke dalam bentuk yang bermanfaat.

4) Storage dan Retrieval

Storage adalah proses penyimpanan data atau informasi, retrieval adalah proses

penempatan salinan data untuk pengolahan lebih lanjut.

6. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)

Pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) menurut peraturan

Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-160/PJ/2006 tanggal 6 November 2006 adalah sistem

informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja

di Kantor Pusat. Menurut SE-19/PJ/2007 tanggal 13 April 2007, aplikasi SIDJP adalah aplikasi

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak yang menggabungkan seluruh aplikasi perpajakan

yang ada di wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Terdapat empat komponen utama dalam

SIDJP yaitu core system, pembangkit kasus yang dapat dilakukan secara sistem, aplikasi

administrasi, dan manajemen kasus, workflow system, serta data wajib pajak. Tujuan utama

dibentuknya sistem informasi DJP ini terutama adalah diharapkan dapat menghasilkan profile

Page 31: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

wajib pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data wajib pajak yang akurat dengan

mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring terhadap data wajib pajak.

7. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan keberhasilan organisasi dalam

menjalankan misi yang dimilikinya yang dapat diukur dari tingkat produktivitas, kualitas layanan,

responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas (Tangkilisan, 2005:178). Kinerja adalah proses

penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan oleh organisasi terhadap pegawainya secara

sistematik dan formal berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya (Yuli, 2005:86). Menurut

Rivai (2004:300) menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang yang sepatutnya dikerjakan

secara kesediaan tingkat kemampuan tertentu. Kinerja merupakan hasil-hasil dari fungsi pekerjaan

seseorang atau sekelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu (Tika, 2010:121). Berdasarkan beberapa teori

di atas bahwa kinerja merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pada suatu

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Faktor-faktor Kinerja

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan

pekerjaannya. Menurut Kopelman (1988) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja yaitu:

1) Individual Characteristics (Karakteristik Individual)

2) Organizatioanl Characteristics (Karakteristik Organisasi)

3) Work Characteristics (Karakteristik Kerja)

Page 32: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

Menurut Kopelman (1988), Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, faktor lingkungan

juga sangat tergantung dari karakteristik individu seperti kemampuan, pengetahuan, keterampilan,

motivasi, norma dan nilai. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, juga dapat dilihat dari

karakteristik individu seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan suku

bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan

perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi sehingga hal tersebut akan

menimbulkan kepuasan bagi pelanggan atau pasien

c. End User Computer Satisfaction atau (EUCS)

Kepuasan pengguna akhir sistem informasi telah mempunyai sejarah yang panjang dalam

disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computer, sejumlah studi telah dilakukan

untuk melakukan capture keseluruhan. Evaluasi juga terdapat di mana pengguna akhir telah

menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi dan juga faktor-faktor yang membentuk

kepuasaan ini.

Doll dan Torkzadeh (1988) dalam Ahmar (2005) mendefinisikan End User Computer

Satisfaction (EUCS) adalah metode untuk melihat tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem

software aplikasi sistem informasi dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan dari

sebuah sistem informasi. Definisi End User Computer Satisfaction (EUCS) dari sebuah sistem

informasi adalah evaluasi secara keseluruhan dari para pengguna sistem informasi yang

berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan sistem tersebut. Model evaluasi End User

Computer Satisfaction (EUCS) ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir

terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi (Content), keakuratan (Accuracy), Format,

kemudahan pengguna (Easy of use), Waktu (Timeliness) dari sistem. Berikut adalah penjelasan

dari End User Computer Satisfaction (EUCS):

Page 33: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

1) Kelengkapan Isi (Content)

Kelengkapan Isi (Content) adalah kepuasan pengguna (user) ditinjau dari sisi isi dari

suatu sistem. Isi biasanya berupa fungsi dan modul yang digunakan oleh pengguna dan

juga informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Indikator

Kelengkapan Isi (Content) juga mengukur apakah sistem menghasilkan informasi yang

sesuai dengan kebutuhan pengguna. Semakin lengkap modul dan informative sistem

maka tingkat kepuasan dari sistem maka tingkat kepuasan dari pengguna akan semakin

tinggi.

2) Keakuratan (Accuracy)

Keakuratan adalah kepuasan pengguna (user) dari sisi keakuratan data ketika menerima

input kemudian mengolahnya menjadi sistem informasi. Akurat mengukur kepuasan

pengguna dari sisi keakuratan data ketika sistem menerima data masuk (input)

kemudian mengolah menjadi informasi. Keakuratan sistem diukur dengan melihat

seberapa sering sistem menghasilkan data keluar (output) yang salah ketika mengola

data masuk (input) dari pengguna, selain itu dapat dilihat seberapa sering error

(kesalahan) dalam proses pengolahan data.

3) Tampilan (Format)

Tampilan mengukur kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika dari antar muka

sistem, format dari laporan, atau informasi yang dihasilkan oleh sistem memudahkan

pengguna ketika menggunakan sistem. Sehingga secara tidak langsung dapat

berpengaruh terhadap tingkat efektifitas dari pengguna.

Page 34: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

4) Kemudahan Pengguna (Ease of use)

Kemudahan Pengguna adalah mengukur kepuasan pengguna dari sisi kemudahan

pengguna atau user friendly. Menggunakan sistem dengan cara proses memasukan

data, mengolah data dan mencari informasi yang dibutuhkan.

5) Ketepatan Waktu (Timeliness)

Ketepatan adalah mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu sistem dalam

menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkna pengguna. Sistem

yang tepat waktu dapat dikategorikan sebagai sistem real-time. Setiap permintaan yang

dikategorikan sebagai sistem real-time berarti yang dilakukannya tepat waktu.

d. Penilaian Kinerja

Menurut Nawawi, 2005:236 menjelaskan penilaian kinerja adalah usaha mengidentifikasi,

mengukur (menilai) dan mengelola (manajemen) pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pegawai.

Penilaian kinerja merupakan proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan

kerja individu pegawai (Henry, 2004:338). Berdasarkan beberapa pendapat mengenai penilaian

kinerja dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor umtuk

mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efesien. Penilaian kinerja secara individu

sangat bermanfaat untuk perkembangan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut

dapat mengetahui kondisi bagaimana peningkatan kinerja pegawai di dalam organisasi tersebut.

e. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) pertama kali dikenal oleh Davis (1989) dalam Sumistar

(2011) adalah suatu model untuk memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi

menerima dan menggunakan teknologi tersebut dalam pekerjaan individu pengguna. Technology

Acceptance Model (TAM) beragumen penerimaan seorang pekerja (individu) terhadap sistem

Page 35: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

teknologi informasi ditentukan oleh kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian

Technology Acceptance Model (TAM) berhubungan dengan variabel teknologi dan variabel

pemanfaatan. Apabila seseorang merasa bahwa penggunaan teknologi akan dapat meningkatkan

kinerja, maka orang itu akan terus menggunakan teknologi tersebut. Salah satu manfaat dari

pengguna Technology Acceptance Model (TAM) adalah bahwa model ini menyediakan suatu

kerangka kerja untuk menginvestasi dampak dari variabel eksternal pada niat individu dalam

penerimaan teknologi informasi dan Technology Acceptance Model (TAM) menjelaskan bahwa

penggunaan komputer ditemukan oleh tujuan perilaku.

Pemakai sistem informasi akan lebih banyak memanfaatkan sistem jika sistem informasi

tersebut mudah digunakan. Sebaliknya jika sistem informasi tidak mudah digunakan (rumit)

pemakai akan lebih sedikit dalam memanfaatkan sistem informasi tersebut. Davis (1989) dalam

Sumistar (2011) juga menyatakan bahwa penggunaan sistem aplikasi spesifik akan meningkatkan

kinerja dan juga menemukan hubungan yang kuat antara penngunaan komputer dengan tugas

secara efektif. Gambar Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Technology Acceptance Model (TAM)

Sumber: Davis, 1989 dalam Sumistar (2011)

Menurut Davis (1989) dalam teori Technology Acceptance Model (TAM) menjelaskan

bahwa faktor penerimaan penggunaan sistem informasi dipengaruhi oleh persepsi kemudahan

penggunaan (Perceived Ease of Use) dan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness). Kemudian,

pengguna teknologi (Behavioral Intention) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah

digunakan.

Eksternal

Variabel

Perceived Ease

of Use Perceived

Usefulness Actual

System Use Behavioral

Intention

Page 36: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

A. Tinjauan Empiris

Beberapa penelitian tentang Sistem Informasi sudah banyak dilakukan oleh penelitian

terdahulu. Berikut beberapa penelitian terdahulu terkait tentang Sistem Informasi, Rahadian

(2014) melakukan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis penggunaan aplikasi Sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) yang sedang berjalan di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Surabaya Gubeng dan untuk menganalisis kinerja pegawai di KPP Pratama Surabaya

Gubeng. Fokus penelitian ini adalah penggunaan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP) bagi pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng dan kinerja

pegawai dengan menggunakan SIDJP di KPP Pratama Surabaya Gubeng. Hasil penelitian

menjelaskan bahwa kualitas SIDJP yang didukung sarana dan prasarana yang lengkap telah

berjalan dengan baik, penggunaan aplikasi SIDJP mudah dipelajari dengan bantuan tutorial

berbentuk video dan fitur aplikasi SIDJP yang mencakup hampir semua pekerjaan pegawai

sehingga memudahkan dan lebih efektif dalam melakukan pekerjannya.

Fadila (2015) melakukan penelitian untuk mengetahui dan menilai penerapan sistem informasi

perpajakan serta mengetahui kendala maupun proses mekanisme perekaman SPT dalam penerapan

sistem informasi di KPP Pratama Bitung. KPP Pratama Bitung mengaplikasikan mekanisme

sistem SIPMOD dan SIDJP pada pertengahan tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan KPP Pratama Bitung dalam memproses dan merekam SPT meningkat secara

signifikan. KPP Pratama Bitung mampu merekam 800 - 900 SPT setiap harinya. Waktu yang

dibutuhkan dalam proses perekaman setiap wajib pajak hanya memerlukan waktu kurang dari 10

menit. Fasilitas drop box memiliki andil yang cukup besar sebagai media pelayanan dari wajib

pajak ke petugas TPT. Menjamurnya budaya ketidak jujuran dalam pelaporan pajak serta

kesalahan manusia dalam proses perekaman SPT di KPP Pratama Bitung masih sering ditemukan.

Page 37: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

Aries (2015) melakukan penelitian untuk mengetahui dampak dari penerapan dan penggunaan

sistem ERP terhadap kinerja pengguna. Menjelaskan mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi

suksesnya penerapan sistem ERP sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pengguna

sistem ERP setelah diterapkan sistem ERP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan

sistem ERP pada perusahaan dan dampak pada kinerja pengguna ERP dalam perusahaan serta

menghasilkan kesimpulan berupa evaluasi terhadap penerapan ERP dalam perusahaan. Model

yang dipakai untuk mengevaluasi dampak penerapan sistem ERP adalah Quantity of Work, Quality

of Work, Job Knowledge, Creativeness Coopration, Dependability, Intitative personal qualities.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif analitis

dan evaluatif, dengan menganalisis dampak dari penerapan sistem ERP terhadap komponen

kinerja pengguna. Hasil yang diperoleh adalah penerapan sistem ERP berdampak positif terhadap

komponen kinerja pengguna.

Maulianni (2016) melakukan penelitian untuk mengetahui kepuasaan penggunaan aplikasi

Sistem Informasi Direktorat Jederal Pajak (SIDJP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto

dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terdapat pada aplikasi Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) serta mengetahui cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto. Fokus penelitian ini adalah memahami

keakuratan SIDJP. Hasil penelitian adalah isi informasi yang dihasilkan oleh aplikasi SIDJP masih

kurang sempurna, keakuratan informasi yang dihasilkan pada aplikasi SIDJP masih belum

sempurna dan format tampilan yang terdapat pada aplikasi SIDJP belum lengkap. Kemudahan

penggunaan dalam pemanfaatan aplikasi SIDJP sangat mudah dipelajari dengan bantuan tutorial

berbentuk video serta ketepatan waktu yang dihasilkan oleh aplikasi SIDJP mempengaruhi

pegawai pajak agar lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan.

Page 38: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

Tabel 3. Persamaan dan Perbedaan

Nama

Peneliti

Persamaan Perbedaan

Penelitian

Terdahulu

Penelitian ini Penelitian

terdahulu

Penelitian ini

Rahadian

(2014)

1. Metode

Penelitian

kualitatif

dengan

pendekatan

deskriptif

2. Menganalisis

penggunaan

SIDJP

3. Menganalisis

kinerja

pegawai

1. Metode

Penelitian

kualitatif dengan

pendekatan

deskriptif

2. Menganalisis

kinerja pegawai

1. Lokasi

penelitian

dilakukan di

KPP Pratama

Surabaya

Gubeng

1. Lokasi penelitian

dilakukan di KPP

Pratama Bekasi

Barat

Fadila

(2015)

1. Metode

Penelitian

kualitatif

dengan

pendekatan

deskriptif

1. Metode

Penelitian

kualitatif

dengan

pendekatan

deskriptif

1. Lokasi

penelitian

dilakukan di

KPP Pratama

Bitung

2. Menganalisis

penerapan

sistem

informasi

perpajakan atas

perekaman

SPT

1. Lokasi

Penelitian

dilakukan di

KPP Bekasi

Barat

2. Menganalisis

penerapan

SIDJP

Aries

(2015)

1. Metode

Penelitian

kualitatif

dengan

pendekatan

deskriptif

1. Metode

Penelitian

kualitatif dengan

pendekatan

deskriptif

1. Menganalisis

kinerja pegawai

2. Menganalisis

sistem ERP

1. Menganalisis

kinerja pegawai

2. Menganalisis

penerapan SIDJP

Mauliann

i

(2016)

1. Metode

penelitian

kualitatif

dengan

pendekatan

deskriptif

1. Metode

penelitian

kualitatif dengan

pendekatan

deskriptif

1. Hanya

menganalisis

kepuasan

penggunaan

SIDJP

2. Lokasi

penerlitian di

KPP Pratama

Mojokerto

1. Menganalisiis

penerapan SIDJP

dan kinerja

pegawai

2. Lokasi penerlitian

di KPP Pratama

Bekasi Barat

Sumber: diolah oleh penulis, 2017

B. Kerangka Pemikiran

Menurut Abimanyu (2013:15) menyatakan bahwa reformasi perpajakan adalah perubahan

mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki tiga tujuan utama, yaitu tingkat kepatuhan

Page 39: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

sukarela yang tinggi, kepercayaan pada administrasi perpajakan yang tinggi dan produktivitas

aparat perpajakan yang tinggi. Menurut Nasucha (2005:14) menjelaskan mengenai reformasi

administrasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi baik secara

individu, kelompok maupun kelembangaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat. Tugas utama

dari reformasi administrasi perpajakan adalah untuk mencapai efektivitas yang tinggi, tingkat

kepatuhan yang tinggi dan efisiensi. Menurut Suparman (2007:1) menyatakan bahwa sistem

administrasi perpajakan modern adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi baik

secara individu, kelompok maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat.

Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) merupakan suatu sistem

informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja

di kantor pusat DJP. Pengembangan aplikasi SIDJP guna untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seorang pegawai selama periode waktu

tertentu pada bidang pekerjaan tertentu. Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa

kinerja pegawai adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas dalam melaksanakan

tugas yang diberikan. Berikut dapat dilihat kerangka pemikiran dalam penelitian ini:

Gambar 3. Kerangka Pemikira

DJP

Sistem Adminsitrasi Perpajakan

Reformasi Perpajakan

Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP)

Presepsi Pengguna Sistem (Pegawai)

Page 40: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengertian metode kualitatif menurut

Sugiyono (2015:15) adalah

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi

Pengertian deskriptif menurut Husman dan Purnomo (2009:129),

“menggambarkan atau melukiskan sesuatu hal yaitu berupa gambar-gambar atau

foto-foto yang didapat dari data lapangan atau peneliti menjelaskan hasil penelitian

dengan gambar-gambar dan kata-kata”. Jenis penelitian ini akan mampu

memberikan sebuah gambaran mengenai penerapan Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak (SIDJP) beserta kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Bekasi Barat secara sistematis, faktual dan akurat dengan cara

mengumpulkan, mengolah, serta menganalisa data yang berkaitan dengan masalah

yang dimaksud dan menganalisis penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP) beserta kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bekasi Barat. Penelitian jenis deskriptif ini tidak perlu untuk mencari atau

menerangkan korelasi dan pengaruh serta tidak perlu menguji sebuah hipotesis.

Page 41: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

29

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri tanpa membuat

suatu perbandingan.

A. Fokus Penelitian

Batasan masalah di dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus penelitian.

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif digunakan untuk mempertajam sebuah

penelitian (Sugiyono, 2015:286). Fokus penelitian adalah hal yang dapat dijadikan

sebuah pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam menentukan

data yang diperlukan untuk diteliti. Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi

permasalahan yang akan diteliti agar penelitin yang dilakukan lebih terarah, tidak

terlalu luas, serta relavan dengan objek penelitian sehingga dapat memperoleh hasil

yang sesuai dengan harapan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan

maka fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat.

a) Penerapan Sistem Informasi Diretorat Jenderal Pajak di KPP Pratama

Bekasi Barat.

b) Penempatan Sistem Informasi Drektorat Jenderal Pajak dan Jumlah

Komputer di KPP Pratama Bekasi Barat.

c) Kualitas Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Aplikasi

sebelumnya Sistem Informasi Perpajakan Modifikasi (SIPMOD)

d) Komponen Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak menurut Teori

End User Computer Satisfaction (EUCS)

Page 42: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

30

e) Proses Kerja Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak di

KPP Pratama Bekasi Barat

B. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu objek yang akan diteliti oleh peneliti.

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi

Barat yang beralamat di Jl.K.H Noer Alie, M Gold Tower LT.UG 9-10, Bekasi.

Alasan pemilihan tempat penelitian di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bekasi Barat dikarenakan KPP tersebut merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara sehingga Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP) cenderung masih memiliki banyak kelemahan. Situs penelitian

merupakan suatu tempat dimana peneliti mengambil dan mendapatkan informasi

atau sebuah data untuk penelitiannya. Situs penelitian ini yaitu pada seksi Pusat

Data Informasi (PDI), seksi penagihan, seksi pelayanan serta sub bagian umum

serta kepatuhan internal di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan data yang diperoleh peneliti dan dari sumber tersebut

dapat memberikan sebuah informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang

menjadi pusat perhatian peneliti. Menurut Arikunto (2010:189) menjelaskan bahwa

sumber data seperti benda, gerak, manusia, dan sebagainya dalam suatu penelitian

adalah subjek penelitian dimana data menempel. Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.

Page 43: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

31

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2015:208) menyatakan bahwa sumber data primer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Sedangkan menurut Purhantara (2010:79) menyatakan bahwa data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek peneliti, dalam hal

ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung menggunakan

instrumen yang langsung ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan

beberapa pegawai secara langsung yang bertanggung jawab terhadap

penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) beserta

kinerja pegawai, yaitu:

a. Kepala seksi Pusat Data Informasi (PDI) dan beberapa pegawai Pusat

Data Informasi (PDI) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi

Barat

b. Kepala Seksi Pelayanan dan beberapa pegawai seksi pelayanan di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat

c. Kepala seksi Sub Bagian Umum dan beberapa pegawai sub bagian

umum di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat

d. Pegawai Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bekasi Barat.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2015:308) menyatakan bahwa sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

Page 44: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

32

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen maupun

literatur. Sedangkan menurut Purhantara (2010:79) menjelaskan data

sekunder adalah data atau sebuah informasi yang diperoleh secara tidak

langsung dari objek penelitian yang bersifat publik. Berdasarkan hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa data sekunder dalam penelitian ini dapat

berupa struktur organisasi, literatur, peraturan perundang-undangan,

dokumen pribadi, catatan lapangan, laporan-laporan, buku-buku yang

terkait, arsip Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu cara atau langkah yang sangat

penting untuk dilakukan di dalam sebuah penelitian, dengan melakukan sebuah

langkah tersebut akan memperoleh data secara rinci dan dapat bersifat objektif atau

dapat dikatakan rinci. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan antara lain:

a. Wawancara (interview)

Menurut Narbuko (2010:83) menyatakan bahwa wawancara adalah proses

tanyajawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam dua orang atau

lebih dengan cara bertatap muka, serta mendengarkan secara langsung informasi-

informasi atau keterangan-keterangan yang ada. Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti serta apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik ini mendasarkan

pada laporan tentang diri sendiri (self-report) atau setidaknya pada pengetahuan dan

keyakinan pribadi (Sugiyono, 2015:137).

Page 45: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

33

Penelitian ini menggunakan metode wawanara terstruktur, Peneliti

melakukan wawancara dengan menyiapkan instrument penelitian berupa beberapa

pertanyaan tertulis secara alternative yang jawabannya telah dipersiapkan. Cara

yang digunakan peneliti untuk melakukan wawancara terstruktur yaitu setiap

narasumber diberikan pertanyaan yang sama, kemudian peneliti mencatat

jawabannya. Wawancara dilakukan secara langsung kepada pihak-pihak yang

berhubungan dengan penelitian. Wawancara peneliti dilakukan pada narasumber

yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat, khususnya

yang berada pada seksi Pusat Data Informasi (PDI), seksi penagihan, seksi

pelayanan serta sub bagian umum serta kepatuhan internal. Berikut ini merupakan

nama-nama informan atas penelitian ini:

Tabel 4. Daftar Data Informan

Informan Nama Bagian Lama Kerja

1 Bapak Tulus Suparto

Kepala Bagian PDI

(Pengelola Data dan

Informasi)

2 Tahun

2 Yogi Dhimas

Kurniawan Staff Pelaksana Bagian PDI

1 Tahun 9

Bulan

3 Ibu Amelia

Fazarianti Kepala Bagian Pelayanan

2 Tahun

4 Fatah Fauzi Staff Pelaksana Bagian

Pelayanan

1 Tahun 7

Bulan

5 Bapak Djoko

Widodo

Kepala Bagian Pengawasan

dan Konsultasi

2 Tahun

6 Bheny Hizbi Ash-

shidiqi

Staff Pelaksana Bagian

Pengawasan dan Konsultasi

1 Tahun

7 Bapak Johan Elvian Kepala Bagian Penagihan 2 Tahun

8 Amril Hakim Staff Pelaksana Bagian

Penagihan

1 Tahun

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016

Page 46: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

34

b. Dokumentasi

Dokumen adalah suatu catatan atau bahan yang menggambarkan suatu

peristiwa yang telah terjadi atau dapat dikatakan pengumpulan dari data sekunder

yang didapat dari arsip suatu instansi yang bersangkutan serta dilakukan analisis.

Menurut Sugiyono (2015:329) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Sedagkan menurut Fuad dan Nugroho (2014:61)

menyatakan bahwa dokumentasi adalah salah satu sumber data sekunder yang

diperlukan dalam sebuah penelitian seperti bahan tertulis, gambar, dan foto yang

digunakan karena permintaan seorang peneliti. Berdasarkan beberapa teori di atas

dapat disimpulkan bahwa dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari narasumber.

Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen dalam bentuk tulisan seperti data

yang diterbitkan oleh instansi yang menjadi objek penelitian sehingga memperoleh

hasil yang lebih akurat. Selain itu, peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen

dalam bentuk gambar, tabel, ataupun diagram yang sesuai dengan tujuan penelitian

dan fokus penelitian. Sumber data diperoleh dari Seksi seksi Pusat Data Informasi

(PDI), seksi penagihan, seksi pelayanan serta sub bagian umum serta kepatuhan

internal di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat.

c. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2016:145) menyatakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dilakukan dengan cara

Page 47: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

35

pengamatan secara langsung pada lingkungan atau pengamatan langsung pada

aktifitas yang sedang berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah peneliti

itu sendiri, artinya peneliti perlu sepenuhnya memahami dan adaptif terhadap

situasi sosial dalam kegiatan peneliti itu. Berhubungan instrument penelitian

kualitatif adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti terjun langsung ke lapangan

dengan membawa diri sendiri untuk menghimpun sebanyak mungkin data dengan

membawa alat bantu yang diperlukan oleh peneliti (Arikunto, 2010:270). Instrumen

penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini antara lain:

1. Pedoman Wawancara

Peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sebagai

kerangka pemikiran utama dalam wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang telah

disiapkan kemudian ditulis dalam pedoman wawancara. Pada saat melakukan

sebuah wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan sesuai dengan permasalahan

yang diteliti. Selain itu, peneliti mengajukan pertanyaan improvisasi sehingga

memperoleh data-data yang diperlukan.

2. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi merupakan suatu pedoman yang memuat secara garis

besar atau kategori yang dibutuhkan oleh peneliti. Pedoman dokumen digunakan

agar peneliti dengan mudah memperoleh data yang akan dianalisis, sistematis serta

sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

36

F. Analisis Data

Menurut Sugiyono (20015:335) menyatakan bahwa analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi serta menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

peneliti maupun peneliti lainnya. Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti

adalah model interaktif dari Miles dan Huberman. Hal itu dijelaskan oleh (Emzir,

2010). Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan

dalam analisis data:

1. Koleksi Data

Dalam penelitian ini studi pendahuluan dilakukan peneliti melalui

pengamatan atau observasi dan wawancara secara langsung dengan pihak yang

terkait yaitu pihak-pihak Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat

untuk mendapatkan informasi dan mencari referensi-referensi yang mendukung

penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dalam periode tertentu, hal ini

dilakukan dengan tujuan agar peneliti mempunyai dasar atau landasan fokus dan

rumusan masalah.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Seorang peneliti melakukan sebuah penelitian maka jangka waktu tidak dapat

ditentukan dengan membutuhkan waktu yang sebentar atau membutuhkan waktu

yang cukup lama. Semakin lama peneliti berada pada situs penelitian maka semakin

banyak data yang didapatkan oleh peneliti sehingga perlu dicatat secara teliti dan

Page 49: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

37

rinci. Reduksi data dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan merangkum, memilih

dan memfokuskan hal-hal yang pokok dan dianggap penting serta memilah sesuatu

data antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Hal tersebut akan

mempermudah peneliti untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap

data dan memperoleh data yang dibutuhkan selanjutnya. Data yang direduksi adalah

hasil wawancara dengan para informan terkait yaitu pegawai Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat yang bertugas pada seksi Pusat Data Informasi

(PDI), seksi penagihan, seksi pelayanan serta sub bagian umum serta kepatuhan

internal.

3. Data Display (Penyajian Data)

Data yang telah direduksi, maka tahapan berikutnya yaitu peneliti akan

melakukan penyajian data. Peneliti mengguakan tahapan ini untuk mempermudah

dalam memahami apa yang terjadi dan dapat merencanakan kerja yang selanjutnya.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat berupa grafik, matrik, uraian

singkat atau naratif, bagan, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data tersebut, maka

penyajian data dapat terorganisasikan dengan baik, tersusun secara teratur dan rapih

sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Menurut Miles dan Huberma (1984)

menyatakan bahwa the most frequent form of display data for qualitative research

data in the past has been narrative tex, artinya yaitu yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.

Page 50: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

38

4. Conculusion drawing/verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi)

Setelah tahap penyajian data, maka tahapan berikutnya yaitu penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Menurut Miles dan Huberman penarikan kesimpulan

dan verifikasi merupakan tahapan yang terakhir dalam model interaktif.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan dapat berubah

apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahapan

pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan telah didukung oleh bukti-bukti yang

kuat, valid, dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan dapat dipercaya atau kredible. Pada penelitian kualitatif, kesimpulan

dapat menjawab rumusan masalah ataupun sebaliknya. Rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif memiliki sifat sementara sehingga dapat berubah ataupun

berkembang setelah melakukan penelitian selanjutnya.

Adapun langkah-langkah anlisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

(SIDJP) yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bekasi Barat. Peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak-pihak

yang terkait dan melihat prosedur kerja pada seksi-seksi yang berkaitan,

sehingga akan terlihat penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP) yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bekasi Barat telah sesuai atau tidak dengan prosedur yang berlaku.

b. Menganalisis kinerja pegawai yang terkait di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bekasi Barat dalam penerapan Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). Peneliti akan melakukan wawancara

Page 51: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

39

dengan pihak-pihak yang terkait sehingga akan terlihat apakah kinerja

pegawai meningkat dengan diterapkannya Sistem Informasi Direktorat

Jenderal Pajak (SIDJP) yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Bekasi Barat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami

bahwa pengumpulan data dengan analisis tidak dapat dipisahkan. Berikut

gambar analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar. 4: Analisis Data Kualitatif Menurut Miles dan Huberman

Sumber: Sugiyono (2014:247) telah diolah kembali

H. Keabsahan Data

1. Uji Validasi Data

Setiap seorang peneliti harus memperhatikan aspek validitas dan reabilitas

dalam penelitian untuk mengetahui apakah data yang sudah dikumpulkan tersebut

tersebut sudah valid atau sebaliknya. Dalam penelitian kualitatif, validitas dan

reabilitas dinamakan kredibilitas. Menurut Sugiyono (2015:368), “uji kredibilitas

data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan

dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member

check”.

Page 52: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

40

2. Teknik Triangulasi

Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam penelitian ini untuk menguji

kredibilitas data atau menguji keabsahan data. Teknik triangulasi merupakan suatu

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain selain

dari data tersebut untuk keperluan pembanding ataupun pengecekan. Peneliti

menggunakan triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda seperti wawancara terstruktur dan dokumentasi untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama secara serempak. Menurut Denzin dalam

Moleong (2012:330), “Triangulasi dibedakan menjadi 4 macam yaitu triangulasi

sumber, triangulasi teknik pengumpulan data atau metode, triangulasi peneliti atau

penyidik, dan triangulasi teori”. Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik triangulasi sumber.

Triangulasi sumber merupakan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang berbanding terbalik dengan triangulasi teknik. Menurut Patton dalam Meleong

(2012:330), “triangulasi sumber berarti mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif”. Dalam triangulasi sumber, untuk mendapatkan data dari sumber yang

berbeda-beda dengan teknik yang sama. Hal tersebut dapat dicapai dengan beberapa

cara salah satunya yaitu membandingkan data dari hasil dari wawancara secara

langsung dengan suatu dokumen yang berkaitan. Adapun triangulasi sumber yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu membandingkan antara presepsi dari seksi PDI

(Pusat Data Informasi), seksi pelayanan, seksi Pengawasan dan Konsultasi

(Waskon) dan seksi penagihan mengenai penerapan aplikasi SIDJP dengan tingkat

Page 53: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

41

kinerja pegawai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat.

Selanjutnya, dilbandingkan dengan dokumen yang berkaitan untuk memeriksa

apakah data tersebut valid atau tidak.

Page 54: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

42

Page 55: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat

Kantor Pelayanan Pajak Bekasi didirikan pada tahun 1989 dan mulai efektif

sejak diresmikan pada tanggal 21 Desember 1989. Sejak diresmikan sampai dengan

tahun 1993, Kantor Pelayanan Pajak Bekasi terletak di Jalan Jenderal Sudirman

nomor 16. Pada tahun 1993 kantor tersebut pindah ke Jalan Sersan Aswan

Margahayu, Bekasi Timur. Pada bulan Mei tahun 2002, Kantor Pelayanan Pajak

Bekasi dibagi menjadi dua bagian yaitu KPP Bekasi dan KPP Cikarang. Kantor

Pelayanan Pajak Bekasi melalui Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

238/KMK.01/2006 tanngal 9 Mei 2006 dilakukan perubahan struktur organisasi

yang menggunakan sistem administrasi perpajakan modern. Pada bulan Agustus

2007 sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007

tanggal 9 Agustus 2007 berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi

Utara.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat merupakan hasil

pemecahan wilayah kerja Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Surat Keputusan

Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP-134/PJ 2015 Pasal 2, sehingga terbagi

menjadi 2 kantor pelayanan pajak yaitu Kantor Pelayanan Pajak Bekasi Utara dan

Kantor Pelayanan Pajak Bekasi Barat.

Page 56: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

2

2. Lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat terletak di Jalan KH.Noer Alie, M Gold Tower

Lantai UG, 9 dan 10 Bekasi. Lantai UG merupakan tempat pelayanan Wajib Pajak. Lantai 9

merupakan kantor yang terdiri dari Kepala Kantor, Sekretaris dan Bagian Umum, sedangkan lantai

10 terdapat Seksi Penagihan, Seksi Pemeriksaan, Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi

Pengawasan dan Konsultasi I sampai dengan Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV.

3. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat

Visi dan misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat antara lain:

a. Visi

Menjadi institusi penghimpun negara yang terbaik demi menjamin kedaulatan dan

kemandirian negara.

b. Misi

Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan:

1) Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang tinggi dan

penegakan hokum yang adil.

2) Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban

perpajakan.

3) Aparatur pajak yang berintegrasi, kompeten dan professional.

4) Kompensasi yang komperatif berbasis sistem manajemen kinerja.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat

Tugas pokok dan fungsi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat antara lain:

Page 57: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

3

a. Tugas

Melaksanakan penyuluhan, pelayanan serta pengawasan wajib pajak di semua bidang

perpajakan. Bidang-bidang perpajakan tersebut seperti bidang pajak penghasilan,

pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan

bangunan serta bea perolehan ha katas tanah dan bangunan dan pajak tidak langsung

lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan undang-undang yang berlaku.

b. Fungsi

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat dalam melaksanakan tugasnya

menyelenggarakan sebuah fungsi antara lain:

1) Penelitian, pengawasan dan penatausahaan surat pemberitahuan tahunan, surat

pemberitahuan masa serta berkas wajib pajak.

2) Penelitian, pengawasan dan penatausahaan pembayaran masa dan pajak

penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), pajak pertambahan nilai dan

barang mewah (PPnBM), pajak tidak langsung lainnya, pajak bumi dan bangunan

(PBB), dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).

3) Penyajian informasi dan perolehan data perpajakan.

4) Ekstensifikasi dan penggalian potensi wajib pajak.

5) Pendataan, pemutakhiran objek dan subjek PBB.

6) Penatausahaan penerimaan pajak, piutang pajak dan penagihan.

7) Penatausahaan penyelesaian keberatan, banding, restitusi PPh, PPnBM, PBB dan

BPHTB.

8) Penatausahaan penyelesaian pengurangan angsuran dan pengurangan PBB.

5. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat

Page 58: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

4

Struktur organisasi adalah suatu susunan yang menunjukan hubungan antara bagian pada

suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan

bersama. Struktur organisasi didalamnya terdapat fungsi-fungsi kerja dan tanggung jawab serta

wewenang setiap pembagian kerja, adapun struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bekasi Barat sebagai berikut:

Gambar 5. Struktur Organisasi KPP Pratama Bekasi Barat

Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal, 2017

Tugas masing-masing seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat sebagai berikut:

a. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal

Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keungan, tata usaha dan menguji

kepatuhan pihak internal.

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencairan dan pengolahan data, penyajian

informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis

komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing dan penyiapan laporan kinerja.

c. Seksi Pelayanan

Page 59: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

5

Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hokum perpajakan,

pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengelolaan Surat

Pemberitahuan, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak.

d. Seksi Penagihan

Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan angsuran

tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak.

e. Seksi Pemeriksaan

Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan,

pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah pemeriksaan

pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

f. Seksi Ekstensifikasi

Mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek, subjek

pajak dan penelitian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi serta melakukan

penyuluhan terhadap Wajib Pajak.

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV

Mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan pada

Wajib Pajak, bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak atas Penanggung Pajak dan

konsultasi teknis perpajakan, analisis kinerja Wajib Pajak serta melakukan rekonsiliasi

data Wajib Pajak.

6. Wilayah Kerja

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat memiliki cakupan wilayah kerja yang

menjadi wewenangnya. Cakupan wilayah kerja tersebut mencakup dua kecamatan dan delapan

kelurahan, yaitu sebagai berikut:

Page 60: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

6

a. Kecamatan Bekasi Barat

b. Kecamatan Medan Satria

c. Kelurahan Bintara

d. Kelurahan Bintara Jaya

e. Kelurahan Harapan Mulya

f. Kelurahan Jaka Sampurna

g. Kelurahan Kalibaru

h. Kelurahan Kota Baru

i. Kelurahan Kranji

j. Kelurahan Pejuang

7. Sejarah Sisitem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)

Pembangunan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) yang bertujuan untuk

menggantikan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) dimulai pada tahun 2004. Pada bulan Juni 2004,

SIDJP untuk pertama kali diterapkan di Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara. Pada

tanggal 1 Agustus 2004, SIDJP diresmikan oleh Menteri Keuangan dan secara serempak

diterapkan pada lima Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang meliputi:

a) Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) 1

b) Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) 4

c) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badora 2

d) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Tebet

Mulai November 2004, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menerapkan SIDJP ke Kantor

Pelayanan Pajak lainnya yaitu:

a) Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) 2

Page 61: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

7

b) Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) 3

c) Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) 5

d) Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) 6

e) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Masuk Bursa

f) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Gambir 2

Sisitem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) pada awal penerapan menggunakan

sistem desentralisasi database. Database tersebut diletakkan pada dua tempat yaitu Kantor Pusat

Direktorat Jenderal Pajak dan masing-masing Kantor Pelayanan Pajak. Proses sinkronisasi pada

server dilakukan untuk menyamakan kondisi database dikedua tempat itu baik dari pusat ke lokal

maupun sebaliknya.

Konsep database SIDJP berubah menjadi sentralisasi seiring dengan dibentuknya Kantor

Pelayanan Pajak Madya di beberapa kantor wilayah. Hal tersebut berlaku pada pertengahan tahun

2006. Pada konsep ini hanya terdapat satu database, yaitu database pusat yang diakses oleh semua

pengguna atau pegawai di Kantor Pelayanan Pajak pengguna SIDJP. Konsep database SIDJP

mengalami perubahan kembali ketika Kantor Pelayanan Pajak pengguna SIDJP semakin

berkembang dengan terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

Konsep database yang digunakan yaitu semi-sentralisasi dimana konsep tersebut berbeda

dengan konsep desentralisasi di awal masa penggunaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari

database yang terdapat di lokal hanya berupa data Wajib Pajak yang terdaftar di KPP. Database

tersebut disediakan untuk aplikasi Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) lokal dan perekaman Surat

Pemeberitahuan Lokal. Konsep database semi-sentralisasi tersebut digunakan higga kini diseluruh

KPP Pratama pengguna SIDJP yang berada di wilayah Pulau Jawa, kecuali sebagaian Jawa Timur

dan KPP Madya diluar Jawa.

Page 62: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

8

A. Penyajian Data

1. Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bekasi Barat

a) Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bekasi Barat

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat didirikan pada bulan Oktober tahun

2015. Sehingga penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat mengikuti tanggal didirikannya

KPP Pratama Bekasi Barat yaitu pada tahun 2015. SIDJP sudah diterapkan di KPP Pratama Bekasi

Barat dari awal didirikannya KPP tersebut lantaran semua KPP di Indonesia sudah menerapkann

dan menggunakan SIDJP. Hal tersebut ditegaskan oleh hasil wawancara dari informan 7 sebagai

berikut:

“SIDJP sudah diterapkan karena semua KPP sudah menggunakan SIDJP. SIDJP

diterapkan sejak berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat yaitu pada

Otober tahun 2015.”

Penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat memiliki beberapa tujuan ataupun

manfaat. Tujuan dari penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat salah satunya yaitu dapat

mempermudah proses pengerjaan dalam mengakses data-data wajib pajak, sebagai database, dapat

mengefesiensikan waktu maupun pekerjaan, serta meningkatkan kinerja pegawai. Hal tersebut

ditegaskan dari hasil wawancara informan 2 sebagai berikut:

“Tujuannya yaitu mempermudah proses bisnis atau pengerjaan di KPP, sebagai

database, mengefesiensikan waktu maupun pekerjaan, kemudian meningkatkan kinerja

pegawai”.

Tujuan penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat berbeda-beda tetapi memiliki

kesinambungan antara tujuan yang satu dengan yang lainnya. Tujuan yang lainnya dari penerapan

Page 63: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

9

SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat yaitu untuk meningkatkan penerimaan negara. Hal tersebut

ditegaskan dari hasil wawancara informan 4 sebagai berikut:

“Untuk meningkatkan penerimaan negara, dengan adanya aplikasi SIDJP semua

data perpajakan Wajib Pajak dapat dilihat sehingga dapat melakukan pengawasan dengan baik

didukung dengan data-data yang dapat diakses di aplikasi SIDJP”

Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di KPP Pratama Bekasi Barat

dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan jaringan LAN, WAN ataupun koneksi internet

lainnya. Kualitas jaringan LAN, WAN ataupun koneksi internet lainnya yang baik sangat

berpengaruh terhadap penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat. Kualitas jaringan LAN,

WAN, ataupun jaringan lainnya di KPP Pratama Bekasi Barat sudah baik dan mendukung dalam

penerapan SIDJP. Hal tersebut ditegaskan dari hasil wawancara informan 4 sebagai berikut:

“Dukungan jaringan sangat baik, karena kecepatan internet sudah cukup bagus

sehingga untuk mengakses data tidak perlu menunggu terlalu lama”

Kualitas jaringan LAN, WAN, ataupun jaringan lainnya di KPP Pratama Bekasi Barat

memang sudah terbilang berjalan dengan baik. Namun, kondisi di lapangan terkadang dapat

berubah sewaktu-waktu. Kualitas jaringan tersebut terkadang masih sering atau terkadang

mengalami kendala seperti offline, penurunan kecepatan, dan lainnya. Hal tersebut tentu saja dapat

berpengaruh terhadap penerapan SIDJP yang berjalan menjadi kurang optimal. Sebagaimana

ditegaskan oleh hasil wawancara dari informan 8 sebagai berikut:

“Bagus tetapi sesekali masih sering offline”

SIDJP sudah diterapkan di KPP Pratama Bekasi Barat, namun dalam penerapannya

tersebut masih terdapat beberapa kendala sehingga penerapan tersebut dapat berjalan tidak

optimal. Kendala dalam penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat yaitu tidak adanya SOP.

Tidak adanya SOP merupakan salah satu kendala terbesar ketika pegawai menjalankan sistem

Page 64: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

10

tersebut sehingga tidak adanya ketegasan. Hal tersebut didukung dari hasil wawancara informan 1

sebagai berikut:

“Penerapannya di sini tidak ada SOP, jadi terkadang masih kurang tegas. Namun

hal-hal yang berhubungan dengan Wajib Pajak diselesaikan dengan baik oleh sistem ini”

Kendala lainnya dalam penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat yaitu masih

terdapat beberapa fitur dalam SIDJP yang belum efektif sehingga hal tersebut dapat berpengaruh

terhadap penggunaannya. Fitur-fitur dalam SIDJP seharusnya perlu diperhatikan kembali

dikarenakan merupakan hal yang sangat penting agar pegawai dapat megunakan SIDJP dengan

baik sehingga tujuan dari penerapan SIDJP dapat tercapai. Hal tersebut didukung dari hasil

wawancara informan 2 sebagai berikut:

“Sudah dijalankan meskipun masih terdapat beberapa fitur yang belum efektif

penggunaannya”

Peneliti berpendapat bahwa penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak sudah

diterapkan dengan baik di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat sejak Oktober 2015.

Penerapan tersebut sudah dilakukan dengan baik terbukti dari ketersediaan jaringan LAN dan

WAN dengan koneksi internet yang cukup baik. Meskipun telah diterapkan dengan baik, peneliti

berpandapat bahwa Standard Operating Procedure (SOP) sangat dibutuhkan.

b) Penempatan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan Jumlah Komputer di

KPP Pratama Bekasi Barat

Aplikasi SIDJP sudah diterapkan di KPP Pratama Bekasi Barat pada berbagai seksi atau

bagian dengan jumlah yang berbeda-beda dengan sambungan server yang sama yaitu pada Kantor

Pusat. Pada seksi pelayanan sebanyak 15 komputer yang tersambung pada SIDJP, pada seksi PDI

dan penagihan masing-masing memiliki 6 komputer, pada Sub Bagian Umum dan TPT masing-

Page 65: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

11

masing memiliki 10 komputer dan pada seksi pemeriksaan terdapat 12 komputer yang

menyambung ke server aplikasi SIDJP yaitu Kantor Pusat. Adapun juga, pada seksi ekstensifikasi,

seksi waskon 1 sampai dengan 3 masing-masing seksi memiliki 8 komputer yang tersambung.

Pada seksi waskon 4 memiliki 7 komputer yang dapat tersambung untuk mengakses SIDJP.

Berikut terdapat tabel yang menunjukkan penempatan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat adalah

sebagai berikut:

Tabel 5. Penempatan SIDJP dan Jumlah Komputer

di KPP Pratama Bekasi Barat Sumber:

Seksi PDI,

2017

Hal ini

menunjukan

bahwa

seluruh seksi

di KPP

Pratama

Bekasi Barat sudah menggunakan komputer untuk mempermudah penerapan SIDJP. Selain itu,

selurug pegawai di KPP Pratama Bekasi Barat sudah memiliki fasiltas komputer masing-masing

yang tersambung dengab SIDJP. Hal tersebut berdampak posif terhadap penerapan SIDJP dan

kinerja pegawai di KPP Pratama Bekasi Barat.

c) Kualitas Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Sistem

Informasi Perpajakan Modifikasi (SIPMOD)

No Nama Bagian Jumlah

1 Seksi Pelayanan 15

2 Seksi PDI 6

3 Seksi Penagihan 6

4 Seksi Pemeriksaan 12

5 Seksi Ekstensifikasi 8

6 SubBagian Umum dan KI 10

7 Seksi Waskon 1 8

8 Seksi Waskon 2 8

9 Seksi Waskon 3 8

10 Seksi Waskon 4 7

12 TPT 10

Jumlah 98

Page 66: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

12

Aplikasi yang diterapkandi KPP Pratama Bekasi Barat sebelum Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) adalah Sistem Informasi Perpajakan Modifikasi (SIPMOD).

Terdapat perbedaan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Sistem Informasi

Perpajakan Modifikasi (SIPMOD) baik dari segi negatif maupun positif. Namun, Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) cenderung lebih baik dibandingkan dengan Sistem Informasi

Perpajakan Modifikasi (SIPMOD).

Kualitas SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat dalam proses penyelesaian suatu kasusnya

terbilang mudah dan lebih jelas. Namun, SIPMOD dalam proses menyelesaikan suatu kasusnya

terbilang sulit. Hal itu menyatakan bahwa SIDJP cenderung lebih baik dibandingkan dengan

SIPMOD. Sebagaimana ditegaskan informan 1 Bapak Tulus Suparto selaku kepala seksi PDI

sebagai berikut:

“Seiring berkembangnya teknologi, aplikasi SIDJP semakin baik kualitasnya

dibandingkan aplikasi sebelumnya. Jika aplikasi sebelumnya proses penyelesaian kasusnya

sulit, sedangkan aplikasi SIDJP penyelesaian kasus sudah mudah dan lebih jelas”

Proses penyelesaian kasus pada SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat terbilang mudah dan

lebih jelas lantaran kasus tersebut sudah ada di didalam sistem ketika pegawai log in. Namun,

dalam proses penyelesaian kasus pada SIPMOD lebih sulit lantaran kasus ada jika berkas masuk

terlebih dahulu. Hal tersebut ditegaskan dalam hasil wawancara informan 2 selaku staff seksi PDI

sebagai berikut:

“Lebih baik dari aplikasi sebelumnya. Aplikasi SIDJP kasus sudah ada di dalam sistem

apabila pegawai log in. sedangkan, aplikasi sebelumnya yaitu SIPMOD, kasusnya ada jika

berkas masuk terlebih dahulu”

Kualitas SIDJP dengan SIPMOD juga memiliki perbedaan dalam hal sanksi. Kualitas

SIDJP dalam hal tersebut lebih baik dibandingkan SIMPOD. Pada SIDJP, apabila wajib pajak

terdapat sanksi maka langsung update di profile wajib pajak. Sedangkan, pada SIPMOD terdapat

Page 67: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

13

sanksi tetapi harus di input terlebih dahulu. Hal ini ditegaskan oleh hasil wawancara dari informan

3 selaku kepala seksi pelayanan sebagai berikut:

“Lebih baik dan lebih mudah dari aplikasi sebelumnya dikarenakan apabila wajib

pajak terdapat sanksi maka langsung terupdate di profile wajibpajak. Sedangkan aplikasi

sebelumnya harus diinput terlebih dahulu”

SIDJP juga selalu melakukan perubahan dibandingkan SIPMOD. Pada fitur dan data yang

dapat diakses dalam SIDJP selalu berkembang dan kualitasnya meningkat dibandingkan SIPMOD.

Hal itu ditegaskan pada informan 4 selaku staff seksi pelayanan sebagai berikut:

“Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka saat pergantian aplikasi

sebelumnya ke aplikasi SIDJP selalu melakukan upgrade sehingga setiap tahun semakin

berkembang baik fitur maupun data yang bisa diakses”

Pada SIDJP dalam hal pengawasan terhadap wajib pajak jauh lebih mudah dibandingkan

SIPMOD. Berkas pada pengawasan wajib pajak hanya perlu di upload dan tidak perlu di cetak.

Sedangkan, pada SIPMOD dalam hal pengawasan wajib pajak harus dicetak terlebih dahulu dan

kurang efisien. Hal tersebut didukung dari hasil wawancara informan 5 selaku kepala seksi

Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) sebagai berikut:

“Pengawasan terhadap wajib pajak mudah dan aman. Selain itu, lebih efisien

dikaenakan apabila ada berkas cukup upload saja, tidak perlu dicetak”

Pengawasan terhadap wajib pajak pada SIDJP juga mengalami perbedaan dibandingkan

SIPMOD. Hal itu dilihat dari data-data wajib pajak yang dapat di back up pada SIDJP, sedangkan

pada SIPMOD data-data wajib pajak tidak dapat di back up dan mudah hilang. Sebagaimana

ditegaskan dalam hasil wawancara informan 6 selaku staff seksi Pengawasan dan Konsultasi

(Waskon) sebagai berikut:

“Lebih baik dari aplikasi sebelumnya karena lebih sederhana dan tidak rumit serta

data-data dapat di back-up pada aplikasi SIDJP”

Page 68: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

14

Kualitas SIDJP dengan SIPMOD juga mengalami perbedaan dalam hal data-data wajib

pajak. Pada SIDJP data-data wajib pajak tersimpan dengan baik, sedangkan pada SIPMOD data-

data wajib pajak mudah hlang. Penerapan SIDJP sudah jauh lebih baik dibandingkan SIPMOD.

Hal tersebut didukung dari hasil wawancara yang disampaikan oleh informan 7 selaku kepala

penagihan sebagai berikut:

“Penerapannya sudah jauh lebih baik dari sistem sebelumnya. Data-data seperti SPT

dan lainnya tersimpan baik di sistem berbeda dengan aplikasi sebelumnya, mudah hilang”.

Kualitas SIDJP dengan SIPMOD memang mengalami perbedaan yang sangat pesat. Secara

umum yang menunjukkan perbedaan tersebut yaitu SIDJP lebih modern, canggih dan lebih

lengkap dibandingkan SIPMOD. Hal itu terlihat bahwasanya sampai saat ini SIPMOD diganti

menjadi SIDJP. Sebagaimana disampaikan informan 8 selaku staff seksi penagihan sebagai

berikut:

“Lebih modern, canggih dan lengkap serta lebih simple daripada aplikasi sebelumnya”.

Berikut adalah tabel yang menunjukan hasil wawancara tentang perbedaan kualitas Sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Sistem Informasi Perpajakan Modifikasi

(SIPMOD):

Tabel 6. Kualitas Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan aplikasi Sistem

Informasi Perpajakan Modifikasi (SIPMOD)

Keterangan Aplikasi Sebelumnya

(SIPMOD) Aplikasi SIDJP

Seksi PDI Proses penyelesaian suatu

kasus sulit di monitor.

Misalkan kasus ada jika ada

berkas masuk

Proses penyelesaian suatu

kasus termonitor dengan

jelas dan mudah karena

sudah ada di dalam sistem

jika pegawai log in.

Seksi Pelayanan Jika ada sanksi atau produk

hokum harus direkam

terlebih dahulu

Jika ada sanksi langsung

terupdate. Tetapi fitur

SIDJP masih kurang, harus

di perbaharui kembali

Seksi Waskon Berkas-berkas pendukung

harus dicetak saat meminta

Pengawasan WP mudah,

aman, dan efisien. Apabila

ada berkas cukup di upload.

Page 69: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

15

persetujuan. Lebih rumit dan

data jarang di back up

Tidak perlu dicetak data-

data dapat di back up.

Seksi Penagihan

Data-data WP mudah hilang

Data-data WP tersimpan

baik di sistem serta lebih

modern, canggih, lengkap,

dan simple

Sumber: Wawancara Narasumber, 2017

d) Komponen Kualitas Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) menurut

Teori DeLone dan McLean

Kulitas sistem informasi dapat dikatakan baik apabila telah mencakup 5 komponen

menurut teori DeLone dan McLean. Komponen-komponen tersebut antara lain terdiri dari

fleksbilitas sistem, keandalan sistem, kecepatan akses, kemudahan pengguna dan keamanan

sistem. Kualitas SIDJP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat telah mencakup 5

komponen tersebut.

Komponen kualitas sistem yang pertama yaitu fleksibilitas sistem. Fleksibilitas sistem

merupakan kemampuan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Kuliatas SIDJP

pada KPP Pratama Bekasi Barat telah mencakup komponen tersebut. SIDJP di KPP tersebut telah

memberikan informasi yang beranfaat kepada pegawai. Hal itu ditegaskan oleh informan 1 selaku

kepala seksi PDI sebagai berikut:

“SIDJP memberikan informasi untuk pegawai yang sangat bermanfaat dan

relavan sehingga pegawai tidak mengalami kesalahan dalam pekerjaannya”.

Fleksibiltas sistem juga dapat dilihat apabila sistem tersebut adalah suatu sistem yang

paling utama untuk digunakan. SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat merupakan basis data utama

untuk memulai suatu pekerjaan sehingga dapat disimpulkan bahwasanya SIDJP juga mencakup

komponen fleksibilitas sistem. Hal itu ditegaskan oleh informan 2 selaku staff pelaksana PDI

sebagai berikut:

“Sangat bermanfaat karena merupakan basis data utama KPP pratama Bekasi Barat”.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

16

Komponen yang kedua yaitu keandalan sistem. Sistem dapat dikatakan andal apabila

sistem tersebut tidak mengalami suatu masalah dan dapat diandalkan. SIDJP di KPP Pratama

Bekasi Barat sudah mencakup komponen tersebut lantaran data yang diterima oleh pegawai

dengan data yang terdapat di SIDJP tidak mengalami perbedaan. Data yang sama diterima oleh

pegawai dan SIDJP merupakan salah satu contoh bahwasanya SIDJP merupakan sistem yang andal

lantaran tidak adanya kesalahan. Hal ini didukung hasil wawancara informan 5 selaku kepala seksi

waskon sebagai berikut:

“Data yang diterima oleh pegawai dengan yang ada di SIDJP sudah sama”.

Keandalan sistem dalam SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat dipengaruhi dengan

terhubungnya server dengan pusat yang sama. Apabila data di dalam server terpusat mengalami

kesalahan maka otomatis data yang diterima oleh pegawai di KPP Pratama Bekasi Barat juga

mengalami hal yang sama. Hal ini ditegaskan oleh informan 6 selaku staff pelaksana waskon

sebagai berikut:

”Semua data yang diterima pegawai sama, tidak ada perbedaan karena terpusat

semuanya”.

Komponen yang ketiga yaitu kecepatan akses. Apabila akses SIDJP memiliki kecepatan

optimal maka dapat dikatakan SIDJP yang diterapkan mempunyai kualitas sistem yang baik.

SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat sudah mencakup komponen tersebut, namun jika terjadi

kerusakan pada pusat maka akan mengalami keterlambatan. Hal ini didukung oleh informan 3

selaku kepala seksi pelayanan sebagai berikut:

“Jaringan yang tersambung ke SIDJP sudah baik, sehingga informasi yang

diterima pun tidak mengalami keterlambatan, namun kembali lagi kepada pusat”.

SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat dalam hal pembayaran ataupun pelaporan terkandang

masih menunggu sinkronisasi. Hal tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwasanya

Page 71: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

17

kecepatan akses terkadang masih mengalami kendala di KPP Pratama Bekasi Barat. Sebagaimana

ditegaskan oleh informan 4 selaku staff pelaksana seksi pelayanan sebagai berikut:

“Terkadang mengalami keterlambatan. Untuk pembayaran dan pelaporan saja

terkadang masih menunggu sinkronisasi”.

Komponen selanjutnya yaitu kemudahan pengguna. SIDJP dapat dikatakan berkualitas

apabila sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pegawai di KPP Pratama Bekasi

Barat. Pegawai di KPP Pratama Bekasi Barat mudah untuk mendapatkan informasi lantaran

informasi yang dibutuhkan sudah jelas dan lengkap pada SIDJP. Hal ini didukung oleh informan

7 selaku kepala seksi penagihan sebagai berikut:

“Informasi sudah lengkap dan jelas sehingga pegawai lebih mudah untuk mendapatkan

informasi melalui SIDJP”.

Data yang terdapat di SIDJP pada KPP Pratama Bekasi Barat sangat jelas sehingga

memudahkan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal tersebut secara tidak langsung

SIDJP dapat memenuhi kepuasan pegawai lantaran pegawai dengan mudah mendapatkan data

untuk keperluan pekerjaannya. Sebagaimana ditegaskan oleh informan 8 selaku staff pelaksana

penagihan sebagai berikut:

“Sangat jelas, karena semua data yang disajikan di SIDJP mudah untuk pegawai

dalam melaksanakan pekerjaannya”.

Komponen yang terakhir yaitu keamanan sistem. Keamanan sistem dapat dilihat melalui

data pengguna yang aman disimpan oleh SIDJP. Apabila data pengguna dapat disimpan oleh

SIDJP secara aman maka akan memperkecil kesempatan dalam menyalahgunakan data pengguna.

SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat memiliki keamanan lantaran para pegawai mempunyai kode

akses seperti password yang berbeda-beda. Hal ini ditegaskan oleh informan 5 selaku kepala seksi

waskon sebagai berikut:

“Terdapat password untuk log in jadi tidak mungkin sembarangan untuk dibuka”.

Page 72: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

18

Keamanan sistem pada SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat juga terhubung pada kantor

pusat. Kantor pusat memiliki peranan yang sangat kuat pada SIDJP di setiap pegawai lantaran

SIDJP terhubung pada server yang sama. Sebagaimana ditegaskan oleh informan 6 selaku staff

pelaksana seksi waskon sebagai berikut:

“Jaringan tersambungnya SIDJP hanya ke kantor pusat. Hal itu otomatis sudah pasti

aman karena dikendalikan oleh sistem terpusat”.

Bedasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan di atas. maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Tabel 7. Komponen Kualitas Sitem Informasi Sumber:

Wawancara

Narasumber,

2017

Komponen PDI Pelayanan Waskon Penagihan

Fleksibelitas

Sistem

Aplikasi SIDJP

memberikan

informasi

bermanfaatkepa

da pegawai dan

relevan karena

SIDJP

merupakan basis

data utama KPP

Memberikan

informasi

bermanfaat

karena SIDJP

sistem identik di

KPP

Bermanfaat

dan relevan.

Informasi di

SIDJP

dibutuhkan

oleh pegawai

Bermanfaat karena

seluruh infromasi

ada di SIDJP

Keandalan

Sistem

Data SIDJP

sama dengan

data yang

diterima

pegawai

sehingga tidak

mengalami

kesalahan data

yang dibutuhkan

Sejauh ini

informasi yang

diterima oleh

pegawai dari

SIDJP sudah

sama

Data yang

diterima oleh

pegawai sudah

sama karena

terpusat jadi

semuanya

sama

Data sudah

sepenuhnya sama

namun jika ada

perbedaan

kesalahan terdapat

pada pengguna

Kecepatan

Akses

Jika tidak ada

kerusakan

sistem,

informasi yang

diterima

pegawai lengkap

dan bisa

langsung

diterima

Jika terjadi

kerusakan pada

pusat, maka data

yang diterima

pun mengalami

keterlambatan

informasi.Untuk

pembayaran

atau pelaporan

dan masih

menunggu

sinkronisasi

Yidak

mengalami

keterlambatan,

jika

mengalami

keterlambatan

bsa diatasi

Balik lagi kepada

pegawai apakah

cepat menanggapi

atau tidak

Kemudahan

Pengguna

Informasinya

sudah lengkap

dan jelas

Sangat jelas,

karena aplikasi

mudah dipahami

Sudah sangat

jelas dan

lengkap jadi

Sudah jelas dan

informasinya

sudah lengkap

Page 73: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

19

Peneliti berpendapat bahwa SIDJP yang diterapkan di KPP Pratama Bekasi Barat sudah

mencakup kelima komponen tersebut. Komponen tersebut terdiri dari fleksibilitas sistem,

keandalan sistem, kecepatan akses, kemudahan pengguna dan keamanan sistem. Namun, dalam

hal kecepatan akses terkadang masih sering terjadi keterlambatan. Keterlambatan tersebut

disebabkan oleh kantor pusat lantaran SIDJP terhubung dengan satu server yang terpusat.

e) Proses Kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) pada Seluruh

Bagian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di KPP Pratama Bekasi Barat di

tempatkan hampir di seluruh bagian di KPP tersebut. Proses kerja aplikasi SIDJP memiliki

perbedaan dari satu seksi dengan seksi lainnya. Adapun proses kerja aplikasi SIDJP di KPP

Pratama Bekasi Barat adalah sebagai berikut:

1) Proses Kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak di Bagian Tempat

Pelayanan Terpadu (TPT)

sehingga

memudahkan

pegawai

mudah

digunakan

pegawai

sehingga pegawai

lebih mudah untuk

mendapatkan

informasi

Keamanan

Sitem

Sudah aman,

lantaran sistem

terpusat dan

memliki

password tiap

pegawai

Aplikasi SIDJP

punya kode

akses untuk

setiap pegawai

jadi udah pasti

aman

Sudah pasti

aman, karena

para pegawai

ada kode akses

dan sudah

terpusat pada

Kantor Pusat

Masing-masing

pegawa password-

nya berbeda,

jangankan orang

lain antar pegawai

aja mungkin tidak

tahu. Otomatis

aman

Page 74: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

20

Proses kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di bagian Tempat

Pelayanan Terpadu (TPT) hanya digunakan untuk update data wajib Pajak apabila terdapat

permohonan perubahan status dari wajib pajak meliputi perubahan jenis wajib pajak, Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP), nama wajib pajak dan tanggal aktif. Penerapan SIDJP untuk proses

permohonan waib pajak selain permohonan perubahan status wajib pajak dan proses pelaporan

SPT menggunakan aplikasi TPT lokal. Hal tersebut untuk menantisipasi apabila terjadi gangguan

jarigan internet pada SIDJP dikarenakan server terhubung pada kantor pusat. Berikut adalah proses

SIDJP di bagian TPT sebagai berikut:

Gambar 6. Proses Kerja SIDJP Bagian Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Sumber: Bagian Pelayanan, 2017

Berdasarkan gambar di atas proses kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak pada

Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) lokal hanya sementara karena proses permohonan Wajib Pajak

selain permohonan perubahan status Wajib Pajak dan pelaporan SPT. Setelah itu, akan

dipindahkan ke server aplikasi SIDJP di Kantor Pusat oleh operator console setiap satu menit.

Berkas permohonan Wajib Pajak selanjutnya diserahkan kepada AR (Account Representative)

yang berwenang atau pegawai di seksi pelayanan sesuai permohonan yang diajukan, sedangkan

berkas pelaporan SPT diberikan kepada seksi Pengelola Data dan Informasi (PDI) untuk diinput

dan data WajibPajak di update.

2) Proses Kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di Bagiam

Pemeriksaan

Page 75: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

21

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) diterapkan pada bagian pemeriksaan.

Proses kerja SIDJP di bagian pemeriksaan memiliki tujuan untuk melakukan pengawasan,

pemeriksaan, penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH), penerbitan nota perhitungan,

penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi perpajakan. Alur proses kerja

SIDJP di bagian pemeriksaan sebagai berikut:

Gambar 7. Proses Kerja SIDJP Bagian Pemeriksaan

Sumber: Bagian Pemeriksaan, 2017

Berdasarkan gambar di atas pemeriksa melakukan pemeriksaan dan hasi tersebut akan di

input dengan menu Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dalam bentuk nota

perhitungan, kemudian terbit menjadi kasus di menu manajemen kasus. Setelah itu, diberikan

kepada pegawai bagian pelayanan beserta laporan hasil pemeriksaan dan nota perhitungan ntuk

dilakukan koreksi dan dicetak. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan nota perhitungan

merupakan dokumen yang sangat penting di bagian pemeriksaan.

3) Proses Proses Kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di

Bagian Pengawasan dan Konsultasi

Proses kerja Sistem Iinformasi Direktorat Jenderal Pajak di Bagian Pengawasan dan

Konsultasi terdiri dari 2 proses yaitu proses permohonan wajib pajak dan proses pengawasan wajib

pajak. Proses permohonan wajib pajak dapat berupa penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP). Sedangkan, proses

pengawasan wajib pajak dapat berupa rekonsiliasi data wajib pajak yang dilakukan oleh AR

(Account Represintative). Tujuan dilakukan proses ini adalah untuk mengawasi hak dan kewajiban

Page 76: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

22

wajib pajak dalam hal perpajakan agar penerimaan pajak dapat lebih optimal. Berikut penjelasan

masing-masing proses kerja SIDJP pada bagian Pengawasan dan Konsultasi:

a. Proses Permohonan Wajib Pajak

Gambar 8. Proses Permohonan Wajib Pajak Bagian Waskon

Sumber: Bagian Waskon, 2017

Berdasarkan gambar di atas, AR (Account Representative) melakukan proses permohonan

wajib pajak apabila berkas-berkas yang diberikan dari erkas-berkas yang diberikan dari bagian

TPT, selanjutnya dilakukan pengecekkan kelengkapan berkas baik syarat formal maupun syarat

material permohonan yang diajukan wajib pajak. Berkas yang telah memenuhi syarat, maka AR

akan memproses permohonan tersebut dengan memasukkan permohonan ke menu aplikasi

administrasi SIDJP untuk dijadikan kasus. Sedangkan berkas-berkas permohonan yang belum

memenuhi persyaratan, maka AR akan menghubungi wajib pajak yang bersangkutan untuk

melengkapi berkas-berkas yang masih kurang. Setelah mucul di manajemen kasus, AR akan

melakukan verifikasi kasus tersebut kepada kepala seksi pengawasan dan konsultasi serta kepada

kepala kantor beserta berkas-berkas permohonan. Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala

seksi waskon dan kepala kantor, maka AR akan melanjutkan kasus kepada pegawai pelayanan

beserta berkas-berkas untuk dilakukan pengecekkan dan kasus telah selesai.

Page 77: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

23

b. Proses Pengawasan Wajib Pajak

Gambar 9. Proses Pengawasan Wajib Pajak Bagian Waskon

Sumber: Bagian Waskon, 2017

Berdasarkan gambar di atas, pegawai waskon melakukan log in di SIDJP untuk

memonitoring profil Wajib Pajak mendapatkan informasiya. Setelah itu, pegawai dapat

mengawasi informasi Wajib Pajak dari aplikasi SIDJP dan semua informasi Wajib Pajak semuanya

tersedia di aplikasi SIDJP. Pengawasan wajib pajak dilakukan agar wajib pajak dapat melunasi

kewajiban maupun hak perpajakannya. Proses pengawasan wajib pajak nantinya diharapkan

penerimaan pajak di KPP Pratama Bekasi Barat agar jauh lebih meningkat setiap tahunnya.

4) Proses Kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di Bagian

Pelayanan

Proses kerja SIDJP di bagian Pelayanan terdiri dari 3 proses yaitu proses input data dan

mencetak permohonan wajib pajak, proses pencetakan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan

Pembayaran Pajak (SKPKPP) dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP), serta

proses pencetakkan pemindahbukuan. Masing-masing proses kerja tersebut memiliki tujuan yang

berbeda-beda.

Tujuan input data dan mencetak permohonan wajib pajak agar data-data dari wajib pajak

dapat disimpan dengan baik di SIDJP. Selain itu, permohonan wajib pajak dicetak agar wajib pajak

mendapatkan bukti bahwasanya mereka telah dikukuhkan menjadikan wajib pajak dan sebaliknya.

Page 78: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

24

Tujuan dari pencetakan SKPKPP dan SPMKP yaitu agar wajib pajak mendapatkan bukti dari

dokumen tersebut bahwasanya wajib pajak tersebut telah mendapatkan persetujuan untuk

melakukan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan membayar kelebihan pajak.

Selanjutnya, tujuan dari pemindahbukuan yang dicetak merupakan penyesuaian atas pembayaran

dan penyetoran pajak yang dilakukan wajib pajak di KPP Pratama Bekasi Barat.

Berikut penjelasan masing-masing proses kerja SIDJP pada bagian Pelayanan:

a. Input Data dan Mencetak Permohonan Wajib Pajak

Gambar 10. Proses Input Data dan Mencetak Permohonan Wajib Pajak

Bagian Pelayanan

Sumber: Bagian Pelayanan, 2017

Berdasarkan gambar di atas, pegawai di bagian pelayanan menerima berkas permohonan

wajib pajak. Selanjutnya, permohonan tersebut di input melalui menu aplikasi administrasi SIDJP

untuk dijadikan kasus sehingga muncul di menu manajemen kasus pegawai pelayanan dan muncul

juga di manajemen kasus AR yang berwenang. Kasus yang telah muncul di manajemen kasus AR,

berkas dari bagian pelayanan akan diserahkan ke AR untuk diproses. Setelah itu, AR

menyelesaikan kasus dan konsep permohonan akan diberikan kepada pegawai pelayanan kembali

untuk di cek ulang kemudian di cetak dan kasus selesai.

Page 79: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

25

b. Pencetakan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

(SKPKPP) dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP)

Gambar 11. Pencetakan SKPKPP dan SPMKP Bagian Pelayanan

Sumber: bagian pelayanan, 2017

Berdasarkan di atas, pegawai pelayanan menerima konsep SKPKPP dan nota hitung

SKPKPP. Pegawai pelayanan lalu membuat SKPKPP dan membuat konsep SPMKP di aplikasi

serta dicetak SPMKP. Setelah itu, pegawai menerbitkan nomor SPMKP dan dicetak SPMKP

tersebut.

c. Pencetakan PBK (Pemindahbukuan)

Gambar 12. Pencetakan Pemindahbukuan Bagian Pelayanan

Sumber: bagian pelayanan, 2017

Berdasarkan gambar di atas, proses berawal dari diterimanya konsep pemidahbukuan yang

telah diperiksa oleh AR. Selanjutnya, konsep pemindahbukuan di cek ulang oleh pegawai bagian

Page 80: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

26

pelayanan dengan dibandingkan antara konsep pemindahbukuan (hardcopy) dan data

pemindahbukuan di manajemen kasus (softcopy). Setelah semuanya sama, maka akan langsung

dicetak dan kasus selesai.

5) Proses Kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di Bagian

Penagihan

Proses kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) apabila terdapat wajib

pajak yang tidak membayar tunggakan pajak sampai lewat jatuh tempo yang telah diatur. Pada

bagian penagihan dapat mengetahui wajib pajak yang mempunyai tunggakan hutang pajak dari

data di menu informasi dan monitoring di SIDJP. Berikut merupakan alur proses kerja SIDJP di

bagian penagihan adalah sebagai berikut:

Gambar 13. Proses Kerja SIDJP Bagian Penagihan

Sumber: bagian penagihan, 2017

Berdasarkan gambar diatas, Tunggakan pajak dari beberapan Wajib Pajak diketahui dari data

di menu informasi dan monitoring serta sub menu register ketetapan hasil penelitian AR dan hasil

pemeriksaan di bagian pemeriksa. Selanjutnya, dilakukan perhitungan nominal tunggakan dan

tanggal jatug tempo dari data tersebut kemudian dapatdilihat pada menu manajemen kasus. Setelah

Page 81: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

27

itu maka wajibpajak berhak menerima produk penagihan seperti surat tegur, surat paksa, dan

lainnya yang diverifikasi terlebih dahulu ke kepala seksi penagihan dan kepala kantor lalu dicetak.

6) Proses Kerja Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di Bagian

Pengelola Data Informasi (PDI)

Proses Kerja SIDJP di Bagian Pengelolaan Data Informasi (PDI) terdiri dari 2 proses

yaitu penambahan atau penghapusan wajib pajak AR yang bersangkutan dan perekaman SPT Masa

dan Tahunan. Tujuan dari proses penambahan atau penghapusan wajib pajak AR yang

bersangkutan yaitu agar wajib pajak dikukuhkan atau dihapuskan menjadi wajib pajak di KPP

Pratama bekasi barat. Selanjutnya, tujuan perekaman SPT Masa dan Tahunan yaitu agar data-data

wajib pajak tersimpan dengan baik pada SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat/ Berikut penjelasan

dari masing-masing proses kerja SIDJP di bagian PDI:

a. Penambahan atau penghapusan Wajib Pajak AR yang bersangkutan

Gambar 14. Proses Penambahan atau Penghapusan Wajib Pajak AR yang bersangkutan

Bagian PDI

Sumber: Bagian Pengelola Data Informasi (PDI)

Berdasarkan gambar di atas, pemberitahuan penambahan atau penghapusan Wajib Pajak

dari bagian TPT akan diterima oleh bagian PDI. Setalah data dierima di bagian PDI, maka pegawai

di bagian PDI melakukan update data. Selanjutnya, data yang telah di update di SIDJP maka akan

di konfirmasikan ke AR yang bersangkutan.

Page 82: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

28

b. Perekaman SPT Masa dan Tahunan

Gambar 15. Proses Perekaman SPT Masa dan Tahunan Bagian PDI

Sumber: Bagian Pusat Data Informasi (PDI)

Berdasarkan gambar di atas, pegawai di bagian PDI memeriksa SPT Masa dan Tahunan

baik induk maupun lampiran. Kemudian, pegawai PDI membuka menu aplikasi administrasi

SIDJP untuk melalukan perekaman SPT masa dan tahunan. Setelah pegawai PDI melakukan

perekaman SPT masa dan tahunan, maka diperiksa pada sub menu SPT data entry.

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di KPP

Pratama Bekasi Barat

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus menjalankan dan menyempurnakan Sistem

Administrasi Perpajakan (SAP). Salah satunya dengan penerapan Sistem Informasi Direkorat

Jenderal Pajak yang lebih baik, akuntabel transparan, serta memanfaatkan sistem informasi

teknologi yang handal. Sistem tersebut juga memiliki tujuan agar dapat memberikan kemudahan

kepada pegawai dan pegawasan yang intensif kepada wajib pajak yang melaksanakan kewajiban

perpajakannya tidak sesuai dengan aturan perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan

reformasi administrasi perpajakan yaitu dengan penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP).

Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) diluncurkan pada 6 November 2006

melalui peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-160/PJ/200 dan diterapkan oleh KPP di

Page 83: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

29

seluruh Indonesia termasuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat. SIDJP

diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat sesuai tanggal didirikannya

kantor tersebut yaitu pada bulan Oktober tahun 2015. Penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi

Barat sudah diterapkan dengan sangat baik serta komponen-komponen yang lengkap. Masing-

masing pegawai disediakan 1 komputer yang terhubung dengan satu server yang sama guna

menerapkan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat. Hal itu sesuai dengan McLeod (2007) mengenai

komponen-komponen sistem seperti hardware, software, dan brainware.

Hardware yang dimaksud dalam SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat yaitu dokumen-

dokumen perpajakan yang akan diinput. Selain itu, software yang dimaksud seperti komputer

masing-masing pegawai yang terhubung dengan server yang sama. Brainware di KPP Pratama

Bekasi Barat yaitu orang yang bertugas dalam menjalankan SIDJP tersebut seperti pegawai KPP

Pratama Bekasi Barat.

Penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat juga sudah sesuai prosedur kerja meskipun

tidak memiliki SOP. Meskipun tidak ada SOP juga sudah sesuai dengan visi dan misi di KPP

Pratama Bekasi Barat itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan penerapan SIDJP sudah berjalan sesuai

dengan tujuannya. Sehingga visi dan misi KPP Pratama Bekasi Barat dapat terlaksana. Meskipun

penerapannya telah berjalan dengan baik serta sesuai dengan visi dan misi KPP tersebut, namun

terkadang masih terdapat beberapa kendala seperti dalam hal ketersediaan jaringan internet yang

belum berjalan dengan optimal lantaran masih sering terjadi offline serta penurunan kecepatan dari

pusat. Hal ini kurang sesuai dengan teori kesuksesan sistem menurut DeLone dan McLean (2003)

yaitu mengenai kecepatan akses.

Penerapan SIDJP juga memiliki kualitas atau kelebihan yang berbeda daripada aplikasi

sebelumnya (SIPMOD) sehingga SIDJP masih sering digunakan hingga saat ini. Perbandingan

Page 84: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

30

kualitas Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Sistem Informasi Perpajakan

Modifikasi (SIPMOD) didapat informasi dari setiap pegawai sesuai seksi mengalami perbedaan.

Hal tersebut memberikan pengertian bahwasanya SIDJP jauh lebih baik dibandingkan SIPMOD

dikarenakan kelebihan SIDJP jauh lebih banyak daripada SIPMOD. Meskipun demikian, SIDJP

masih harus dikembangkan kembali sejalan dengan berkembangnya teknologi. Hal tersebut dapat

menjadikan SIDJP semakin berkembang dan memudahkan pegawai dalam melakukan

pekerjaannya.

Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bekasi Barat sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan serta visi dan

misi di KPP Pratama Bekasi Barat. SIDJP juga memiliki kelebihan dalam hal kualitas informasi

dibandingkan dengan SIPMOD sehingga SIDJP masih sering digunakan hingga saat ini. SIDJP di

KPP Pratama Bekasi Barat berdasarkan hasil wawancara dari beberapa pegawai sudah mencakup

5 komponen dalam teori EUCS untuk mengukur baik atau buruknya kualitas sistem informasi.

Teori EUCS mengatakan apabila 5 komponen yang terdiri dari kelengkapan isi, keakuratan

data, kemudahan pengguna, format, dan ketepatan waktu dapat direalisasikan dengan baik maka

kinerja pegawai dalam penerapan aplikasi SIDJP juga akan meningkat dan berjalan dengan baik.

Knerja pegawai dalam penerapan aplikasi SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat berdasarkan hasil

wawancara dari beberapa pegawai sudah mencakup 5 komponen tersebut. Hal tersebut dapat

dilihat dalam tabel 9 mengenai hasil wawancara dari beberapa pegawai yang telah direduksi,

kemudiam dapat ditarik kesimppulan sebagai berikut:

1) Kelengkapan Isi : sudah memenuhi kebutuhan pegawai dan mendukung pekerjaan

pegawai karena semua data yang dibutuhkan pegawai terdapat seluruhnya di SIDJP

Page 85: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

31

2) Keakuratan Data: sudah akurat sesuai data yang di input, namun hal itu dapat dilihat

kembali dari pengunanya apabila pengguna benar memasukkannya maka data

tersebut akurat dan sebaliknya. Data-data tersebut juga bisa diverifikasi ke lapangan

untuk mengecek keakuratnnya

3) Kemudahan Pengguna: Fitur yang digunakan pada SIDJP sudah memudahkan bagi

pengguna aplikasi tersebut dan memudahkan pengguna dalam melaukan

pekerjaannya. namun masih banyak fitur yang belum dimaksimalkan pegawai

4) Format: SIDJP sudah menghasilkan informasi sesuai dengan format dan tampilan

dengan jelas

5) Ketepatan waktu: Pengguna dapat memporelah data dari SIDJP tepat waktu namun

itu tergantung terhadap kecepatan intranet karena SIDJP terubung pada pusat jadi

apabila SIDJP dari pusat mengalami kendala maka hal tersebut mempengaruh

terhadap SIDJP di KPP tersebut

Berdasarkan hal tersebut maka dengan adanya penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi

Barat dapat memudahkan pegawai dalam melakukan pekerjaannya atau dengan kata lain pegawai

di KPP Pratama Bekasi Barat merasa puas dalam mnggunakan SIDJP. Seperti yang telah dibahas

di tinjauan pustaka pada bab sebelumnya komponen kepuasan pengguna yang meningkatkan

kinerja, menurut teori EUCS seperti kelengkapan isi, keakuratan data, kemudahan pengguna,

format, dan ketepatan waktu.

Meskipun telah mencakup kelima komponen tersebut, dalam masalah ketepatan waktu

dapat dilihat dari kondisi di lapangan karena jaringan SIDJP masih terhubung dengan Kantor

Pusat. SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat masih mengalami kendala dalam ketepatan waktu yaitu

keterlambatan informasi data pembayaran atau pelaporan yang terjadi dari pusat dan sering offline.

Page 86: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

32

Hal tersebut menjadikan data dari SIDJP yang nantinya tidak tepat waktu kembali lagi kepada

Kantor Pusat dikarenakan terhubung dengan satu server yang sama. Hal ini kurang sesuai dengan

teori EUCS yaitu mengenai ketepatan waktu. Hambatan tersebut tidak jarang mengakibatkan

penerapan dari kualitas tersebut tidak berjalan dengan maksimal.

Penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat juga mempunyai mekanisme kerja yang

berbeda-beda antar bagian. Mekanisme-mekanisme kerja yang dimiliki menjadikan SIDJP di KPP

Pratama Bekasi Barat termasuk sistem yang mempunyai manfaat ataupun fungsi yang baik sebagai

suatu teknologi informasi. Fungsi-fungsi tersebut menurut Murhada (2011) seperti capture,

processing, generation, storage dan retrieval.

Mekanisme kerja dari seluruh bagian memiliki manfaat sebagai proses penyusunan yang

terperinci (capture) dimana proses kerja di seluruh bagian di KPP Pratama Bekasi Barat dengan

data yang baik dan fitur yang jelas sehingga hasilnya terperinci. Selain itu, SIDJP juga memiliki

mekanisme kerja dengan mengumpulkan data seluruh wajib paja yang kemudian dianalisis dan

dihitung (processing). Data wajib pajak yang telah dianalisis tersebut dengan SIDJP kemudian

dapat diubah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat seperti dokumen-dokumen penting dalam hal

perpajakan (generation). Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis tersebut melalui SIDJP di

KPP Pratama Bekasi Barat juga bisa dilakukan proses penyimpanan data dan memiliki salinan

agar data tersebut tidak mudah hilang (storage dan retrieval).

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, maka penerapan SIDJP di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Barat sudah cukup baik dikarenakan kualitas sistem

informasi pada SIDJP lebih baik daripada aplikasi sebelumnya. Hal tersebut berdasarkan teori

EUCS yang mengatakan bahwasanya apabila sudah mencakup 5 komponen seperti kelengkapan

isi, keakuratan data, kemudahan pengguna, format, dan ketepatan waktu maka dapat dikatakan

Page 87: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

33

sukses sistem tersebut. Penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat sudah mencakup kelima

komponen tersebut, namun kondisinya di lapangan masih terdapat beberapa kendala dalam

kecepatan akses dan tidak adanya aturan hokum seperti SOP yang menguatkan serta jaringan yang

terkadang offline. Proses penyelsaian pekerjaan di SIDJP pada seksi penagihan dan TPT tidak

merasakan pekerjaannya lebih cepat dengan adanya SIDJP.

Upaya perbaikan untuk mengatasi kekurangan atau hambatan pada SIDJP di KPP Pratama

Bekasi Barat perlu dilakukukan. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa pegawai maka upaya-

upaya yang dilakukan antara lain seperti

a) Bekerja sama dengan pemerintah untuk dibuatkan SOP (Standard Operating

Procedure)agar memudahkan para pegawai di KPP Pratama Bekasi Barat dalam

menjalankan aplikasi SIDJP dengan efektif dan dapat meminimalisir kesalahan

dalam proses kerja SIDJP.

b) Melaksanakan In House Training maupun Transfer Knowladge serta Diadakan

pelatihan untuk menambah pengetahuan pegawai terhadap SIDJP agar kinerja

pegawai di KPP Pratama Bekasi Barat semakin leih baik. Selain itu, dengan kegiatan

tersebut dapat manjadikan kualitas SDM dari pegawai dalam penggunaan SIDJP

menjadi lebih meningkat.

c) Melaporkan ke kantor pusat jika mengalami keterlambatan sehingga data yang

diterima tepat waktunya.

d) Dilakukan perbaikan terhadap SIDJP karena setiap tahun teknologi semakin

berkembang. Selain itu, melakukan pengawasan rutin terhadap jaringan internet baik

di Kantor Pusat maupun di KPP Pratama Bekasi Barat. Hal tersebut dilakukan agar

dapat meminimalisir kekuran pada SIDJP setiap tahunnya.

Page 88: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

34

e) Lebih kepada penggunanya agar menggunakan aplikasi SIDJP dengan tertib agar

tidak terjadi kesalahan di dalam SIDJP

f) Lebih diutamakan untuk fitur-fitur ditambahkan seiring dengan perkembangan

teknologi dengan ditambahkan menu, fitur-fitur dan terus berkembang sesuai

kemajuan teknologi. Hal tersebut dilakukan agar paa pegawai dapat beradaptasi

dengan perkembangan teknologi atau SIDJP setiap tahunnya.

Lebih dikembangkan lagi dan menambah informasi terutama yang berhubungan dengan Wajib

Pajak agar memudahkan pegawai dalam melihat data wajib pajaknya ketika mendapatkan sebuah

kasus sehingga dengan begitu dapat meningkatkan pendapatan dalam sektor pajak.

Page 89: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan hasil penelitian serta

pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian yang

dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi SIDJP mulai diterapkan di KPP Pratama Bekasi Barat pada bulan

Oktober tahun 2015 dengan didukung sarana dan prasarana yang baik dan

lengkap. Aplikasi SIDJP menggunakan 98 komputer yang terhubung pada

1 server yang sama yaitu terleteak di Kantor Pusat Direktorat Jenderal

Pajak. Penerapan aplikasi SIDJP mengenai kualitas sistem informasi

aplikasi SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat sudah cukup baik

dikarenakan penerapan sistem tersebut telah sesuai dengan 5 komponen

yang dikemukakan oleh teori EUCS yaitu kelengkapan isi, keakuratan,

tampilan, kemudahan pengguna dan ketepatan waktu. Meskipun sudah

cukup baik, kondisi di lapangan masih terdapat beberapa hambatan

khususnya dalam masalah kecepatan akses yang mengakibatkan ketepatan

waktu menjadi tidak optimal seperti terkadang masih terdapat gangguan

pada server sehingga error, terkadang mengalami offline dan not

responding, tidak adanya SOP yang berlaku serta gangguan lainnya seperti

masih terdapat data yang tidak sesuai antara data yang terdapat di aplikasi

SIDJP dengan data manual. Mengenai ketepatan waktu kembali lagi

kepada Kantor Pusat DJP yang menangani server bukan pihak individual.

Page 90: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

A. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Dilakukan pelatihan bagi para pegawai seperti In House Training dan Transfer

Knowladge untuk menambah pengetahuan pegawai terhadap SIDJP agar kinerja

pegawai di KPP Pratama Bekasi Barat semakin leih baik. Selain itu, dengan kegiatan

tersebut dapat manjadikan kualitas SDM dari pegawai dalam penggunaan aplikasi

SIDJP menjadi lebih meningkat.

2. Memberlakukan penghargaan dan hukuman secara kreatif sehingga pegawai lebih

bersemangat serta termotivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Selain itu, dapat

melibatkan pegawai dalam pengambilan suatu keputusan penting dan memberikan

penghargaan pegawai teladan setiap bulannya.

Page 91: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

DAFTAR PUSTAKA

AA. Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Abimanyu, A. 2003. Reformasi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Ahmar dan Kurniawan. 2007. Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah

Pemenuhan Corporate Govermance pada Perusahaan Manufaktur yang Go

Public di Bursa Efek Jakarta. Vol 7 No.3 Agustus.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaizi Nasucha, 2004, Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT.Grasindo.

Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User

Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly.

Dhanta, R. 2009. Pengantar Ilmu Komputer. Surabaya: INDAH.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja

Grafindo.

Faisal. 2008. Sistem Informasi Manajemen Jaringan Malang: UIN-Malang Press.

Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasana Maulianni, 2016, Analisis Kepuasan Penggunaan Aplikasi Sistem

Direktorat Jenderal Pajak (Studi pada KPP Pratama Mojokerto).

Husman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.

Jogianto, HM. 2005. Sistem Informasi Strategis. Yogyakarta: Andi

Kadir, Abdul. 2009. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Mariana, 2013. Efektifitas SIDJP, Skripsi, vol.6 Desember 2013.Universitas

Brawijaya.

McLeod, Raymond dan Schell. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 9.

Jakarta: PT Index.

Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Source Book

or New Methods, Beverly Hills: Sage Publication

Page 92: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

2

Muhammad, Fadel. 2009. Reinventing Local Government: Pengalaman dari Daerah. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Murhada dan Yo Ceng Giap. 2011. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Nasucha, C. 2005. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Komperatif.

Yogyakarta: UGM Press.

O’Brien dan Marakas. 2010. Management Information System. McGraw Hill, New York.

Pandiangan, Liberty. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta: PT.Elex

Media Komputindo.

Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahayu, Sri dan Lingga Salsalina Ita. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Badan pada KPP

Pratama Bandung).

Rasul, J, Hamid, A. 2007, Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Jakarta: Yudhistira.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Saputra Rahadian, 2014, Analisis Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal

Pajak (SIDJP) dan Kinerja Pegawai (Studi pada KPP Pratama Surabaya Gubeng).

Simamora, Henry. 2004. Riset Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, Cetakan Ketiga. STIE YKPN,

Yogyakarta.

Sudiro, Achmad. 2011. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Malang: UB Press.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumistar, Aprilia. 2011. Pengaruh Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem

Informasi Terhadap Kinerja Individu (Studi pada PT. Samator Gas Industri). Universitas

Diponegoro Semarang.

Suparman. 2007. Catatan Praktek Perpajakan Kita. World Wide Web:

http://www.pajakonline.com

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen.2005. Yogyakarta: Andi.

Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Page 93: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT …repository.ub.ac.id/8553/1/Ivan Mochammad Fadillah.pdf · 2020. 4. 13. · penerapan SIDJP di KPP Pratama Bekasi Barat Kata Kunci:

3

Tika, Moh Pabundi. 2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu..

Yuli, Sri Budi Cantika. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UMM Press.

Peraturan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak No.PER-160/PJ/2006 tentang Tata Cara

Penerimaan dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No.SE-19/PJ/2007 tentang Persiapan Penerapan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wolayah DJP dan Pembentukan KPP

Pratama di Seluruh Indonesia.