lampiran-lampiran -...

23
61 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 TRANSKRIP WAWANCARA (Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word Of Mouth Di Kota Salatiga) Hari/Tanggal : Sabtu 15 Juli 2017 Waktu : 12.00 WIB Tempat : Tegal Rejo, Agromulyo, Salatiga Informan : Addy Marsanto Ketua Komunitas SSV Keterangan P : Pewawancara I : Informan P : Oke mas Adi disini aku punya sekitar 14 pertanyaan yang bakal aku tanyain terkait tentang dunia vaporizer, pertanyaan pertama itu gimanasih proses terbentuknya komunitas vaporizer di Salatiga? I : Awalnya itu kita vaporizer Salatiga yang namanya, kita beri nama Salatiga Super Vape kita berasal dari sebenernya temen nongkrong, sebenernya kayak temen ngevape temen nongkrong dari awalnya, jadi kita tu, sebenernya seperti saya, saya nongkrongnya di vape store A, B, C, dulu kan ada namanya gap gapan ya, jadi kita saling gak nyapa karena kamu nongkrongnya di vapestore A, aku di B, akhirnya saya sama mas Bendot punya inisiatif gimana kalo kita bentuk namanya komunitas vape Salatiga. Nah dari 2 orang saya dan mas Bendot akhirnya kita muter dari vapesotre A B C D E F itu dulu kita door to door ke mereka kita minta kritik dan saran bagaimana kalo kita bikin komunitas, akhirnya mereka support, support lah komunitas kita, ada 1 namanya mas Dedi itu dari Salatiga Vape dia bener bener support seratus persen, entah itu dari tenaga, dari e apa ya finansial dan semuanya dia support akhirnya terbentuklah SSV. Pertama kita kumpul itu kalo nggak salah

Upload: trinhanh

Post on 06-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

TRANSKRIP WAWANCARA

(Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word Of Mouth

Di Kota Salatiga)

Hari/Tanggal : Sabtu 15 Juli 2017

Waktu : 12.00 WIB

Tempat : Tegal Rejo, Agromulyo, Salatiga

Informan : Addy Marsanto Ketua Komunitas SSV

Keterangan

P : Pewawancara

I : Informan

P : Oke mas Adi disini aku punya sekitar 14 pertanyaan yang bakal aku tanyain

terkait tentang dunia vaporizer, pertanyaan pertama itu gimanasih proses

terbentuknya komunitas vaporizer di Salatiga?

I : Awalnya itu kita vaporizer Salatiga yang namanya, kita beri nama Salatiga Super

Vape kita berasal dari sebenernya temen nongkrong, sebenernya kayak temen

ngevape temen nongkrong dari awalnya, jadi kita tu, sebenernya seperti saya, saya

nongkrongnya di vape store A, B, C, dulu kan ada namanya gap gapan ya, jadi kita

saling gak nyapa karena kamu nongkrongnya di vapestore A, aku di B, akhirnya

saya sama mas Bendot punya inisiatif gimana kalo kita bentuk namanya komunitas

vape Salatiga. Nah dari 2 orang saya dan mas Bendot akhirnya kita muter dari

vapesotre A B C D E F itu dulu kita door to door ke mereka kita minta kritik dan

saran bagaimana kalo kita bikin komunitas, akhirnya mereka support, support lah

komunitas kita, ada 1 namanya mas Dedi itu dari Salatiga Vape dia bener bener

support seratus persen, entah itu dari tenaga, dari e apa ya finansial dan semuanya

dia support akhirnya terbentuklah SSV. Pertama kita kumpul itu kalo nggak salah

62

tanggal 14 Agustus 2016, kita pertama kali kumpul itu di Godhong Pring dan

kebetulan hari pertama event pertama kumpul atau kopdar lah, itu kita menemukan,

o inilah ternyata vapor tidak direspect tidak dikasih tempat sama masyarakat, disitu

kita baru merasakan karena kita kan selama ini nongkrongnya di vapestore jadikan

pasti diterimakan, nah setelah di Godhong Pring itu kita baru merasakan, oya bener

ternyata orang itu sama vapor itu nggak seneng, karena kenapa ya mungkin itu tadi

asapnya banyak dan sebagainya. Nah itu kopdar pertama kita atau event pertama

kita di Godhong Pring itu secara nggak langsung kita diusir, dengan alasan

mengganggu, satu, kedua bikin tamunya pada pergi karena asapnya banyak, itulah

kesan pertama. Nah setelah itu sekitar satu bulanan, karena kebetulan saya punya

temen kuliah Mas Pii yang punya Waroeng Lawas dulu, saya WA dia, akhirnya

saya tanya-tanya kamu punya tempat nggak boleh nggak tak pake buat kopdar dan

lain sebagainya, akhirnya saya ketemu Mas Pii, akhirnya dia menyetujui, aku

dikasih tempat, dipake free, timbal baliknya feedbacknya ke Waroeng Lawas cuma

kita pesen minum atau pesen makan, nah itulah awalnya terbentuk dari SSV Itu,

jadi dari awal yang pahit akhirnya kita berubah manis gitu.

P : Iya, tapi lebih ininya berarti dari komunitas dulu gitu ya.

I : Iya, dari gap-gapanlah, awalnya kan kita e saya terus terang nongkrongnya di

vapestore A mas Bendot itu nongkrongnya di vapestore B. Cuma kita temen akrab

cuma nongkrongnya beda, dulukan gakmau kumpul bareng gitukan akhirnya yok

bikin bareng yok, akhirnya ya itu efek bagusnya berdirinya SSV ini adalah saya yg

biasanya nongkrong di vapestore A sekarang mau nongkrong di B, karena sudah

kenal, dulu kan mau masuk malu wah nggak kenal ek nggak kenal ek. Nah efeknya

cuma itu doang sih mas, awalnya.

P : Terus untuk yang kedua ni mas, bagaimana sih sebenernya struktur organisasi

komunitas vapor di Salatiga semenjak tanggal 14 Agustus itukan ada kopdar, udah

ketemu, mungkin ada proses pemilihan ketua atau yang lain lain, tapi untuk struktur

organisasinya yang jelas itu seperti apa?

63

I : Nah kalau untuk SSV, itu kalau saya bilang belum terbentuk sampai saat ini itu

fifty fifty ya mas karena untuk saat ini itu cuma ada 3 pengurus yang aktif, dalam

artian saya, e mas Bendot itu sama mas Dedi. Dulu kita punya prinsip kalau kita

terlalu banyak pengurus dikomunitas seperti ini pasti komunitasnya nggak bisa

berjalan karena jadi saling tunggu mas, jadi saling tunggu dalam artian gini, yok

kita bikin event A, aku mau berjalan, kamu bisanya kapan, kamu bisanya kapan,

nggak bisa, nggak bisa kan akhirnya nggak bisa berjalan, nah dengan kita

mempersempit kepengurusan, dengan ketua pengurus dan bendahara, akhirnya kita

berjalan, dalam artian seperti ini, peng dimana peng, aku nunggu si A, oke nunggu

si A, aku B, aku C, akhirnya kita bisa berjalan, jadi gak saling tunggu. Nah ternyata

kepengurusan yang kita bikin persempit atau kita bikin minim itu akhirnya berjalan

dengan baik. Nah dibawah SSV ini, dengan struktur yang semakin berkembang

komunitas vapor itu akhirnya kita punya ada apa ya ada cabang gitulah kasarannya,

kita ada paguyuban bakul vapor terus 3 itu, dibawah SSV itu.

P : Tapi kalo mas Adi kan ketuanya, mas Bendot itu apa?

I : Kalau mas Bendot itu sekretaris, kalo mas Dedi itu merangkap, e apa ya seperti

pencari sponsor, nah sebagai humas, karena kan dia yang punya lebih banyak

channel dalam liquid dan lain sebagainya gitu.

P : Oh gitu, terus kalau dibawahnya itu ada paguyuban bakul. Terus kalau misalnya

dari awal sampai sekarang mungkin kalau yang tadi udah dapet yang pait-pait,

mungkin ada gak visi misi yang sebenernya jelas kita bikin vaporizer apa namanya

Salatiga Super Vaping?

I : O gini mas, sebenernya dari awal kita pengen nunjukan kalo vapor itu sehat,

lebih sehat dari rokok kenapa saya bilang seperti itu? Banyak orang berasumsi

bahwa vapor itu berbahaya, padahal tidak, karena mereka belum tau dan tidak tau

dan tidak mau tau, kenapa tidak mau tau, rokok itu yang bikin kita sakit adalah

tarnya, bukan nikotinnya, nah di liquid vapor ini itu tidak ada kandungan tarnya,

gitu, ada orang dulu kan pernah bilang, ada dokter yang bercerita kalau dia juga

pengguna vapor, setelah dua tahun dia menggunakan vapor, dia apa namanya, dia

64

cek paru-paru dia dia rontgen, kebetulan dia bersih, padahal sebelum dia berhenti

merokok itu paru-parunya rusak, jadi hitam-hitam, entah itu benar atau tidak karena

belum ada bukti, aku sendiri juga belum lihat, tapi aku merasakan adalah seperti

ini, satu setelah saya ngevape sekitar tiga tahun ini setelah bangun tidur saya

merasakan lebih enak, satu, kedua, dilingkungan khususnya dikeluarga mereka

menerima dengan baik, contoh anak-anak, mungkin sering ya lihat kalau kita

merokok bau dan sebagainya, e kalau vape ini kan enggak, diakan sekedar uap,

kalau kena muka ajakan dinginkan, baunya lebih enak, ketiga, kita jelas sulitnya

satu Cuma kita pas dilingkup umum, asap kan sebenernya Cuma asap kan, kalau

untuk saat ini tujuan saya vapeing adalah mengenalkan vapor itu adalah sehat

pengganti rokok, karena rata-rata perokok yang sudah menggunakan vapor itu lepas

dari rokok, hampir 75 persen itu lepas dari rokok dan tidak akan kembali merokok.

P : Jadi tujuannya, e bisa dibilang visi dan misinya itu untuk mensosialisasikan

kalau vapor lebih sehat?

I : Dan kita pengen intinya tu berusaha melegalkan, pokoknya itu, kita

kampanyekan biar vapor itu bisa dianggap legal.

P : Jadi, supaya bisa dilegalkan dibikin campaign kalau vapor lebih sehat?

I : Iya seperti itu, kalau kan seperti waktu kita kopdar, ketemuan saya selalu

mendatangkan narasumber, kemaren kebetulan kita ada terakhir itu mendatangkan

seorang dokter juga dia juga suka ngevape dia juga sering ngevape biar dia ngasih

tau ke kita intinya adalah emang kandungan vapor di liquid yang bener-bener liquid

aku bilang itu emang nggak ada tarnya, karena yang bikin sakit ketika ngerokok

adalah tar bukan nikotin. Saya selalu mendatangkan narasumber, edukasi edukasi.

P : Ke vapernya, supaya mungkin kalau dia lagi share ke temennya,

I : Nah minimal dia tau, dan kita edukasi o mungkin narasumbernya bener, ketika

dia di rumah atau di kampus atau ada orang tanya gini gini gini dia bisa menjelaskan

tapi jawabannya adalah sesuai kesehatan, nggak asal ngomong tidak ada

buktinyalah.

65

P : Wah keren keren, terus kalo misalnya sosialisasi yang dilakukan komunitas

terhadap masyarakat selama ini tu dari tahun 2016 sampai sekarang itu ada apa aja?

I : Oh jadi gini, yang jelas kita sosialisasinya adalah campaign, kedua dengan cara

kita bakti sosial ketiga kita bikin vapemeet, vapemeet itu untuk umum ya mas jadi

tidak hanya sekedar pengguna vapor, keempat kita bikin expo, karena expo itu

menarik orang, entah dia pemakai atau tidak dia penasaran pasti datang, entah

tujuan awalnya dia pengen liat-liat tapi dengan expo itu minimal dia jadi teredukasi

kan pasti kita bikin pamflet, pasti dia membacalah seperti itu.

P : Terus kalo event yang udah diselenggarakan?

I : Ini kalau kita sudah 3x bikin event, event kecil kecilannya itu ada, event besar

itu kita ada lomba. Pertama itu kita ada event pertama itu di cafe Lotus itu yg dateng

dari Jogjlo Semar itu dateng semua terus yang kedua itu di Waroeng Lawas itu kita

datangkan bintang tamu dari Solo namanya mas Andre sama mas Vincent. Terus

yang ketiga kita bikin event baru aja tanggal 1 kemaren, itu Joglo Semar di S3 vape,

itu joglo semar juga.

P : Terus kalo misalnya event yang udah diikutin sama SSV itu ada apa aja?

I : Banyak, satu itu ada Vape Island di Solo itu anniversary di Solo, terus invex di

Jogja, terus Java Vape Culture di Madiun terus kemaren Horok Vape di Boyolali

terus kemaren acara terakhir Semarang Vape Expo.

P : Lumayan banyak juga ya, terus abis itu menurut mas Adi sebagai ketua SSV

ngeliat masyarakat ke vapor sendiri e dari apa namanya minatnya ke vape itu

minatnya masyarakat Salatiga gimana?

I : Kalau minat masyarakat Salatiga saya kira cukup tinggi mas kenapa saya bilang

cukup tinggi, karena ternyata kebutuhan vapor itu meningkat seperti jenis liquid

sekarang tambah untuk vapestore juga bertambah, itukan karena minatnya terlalu

tinggi yakan kalau minat warga Salatiga kurang tentang vapor ini gak mungkin ada

berdirinya vapestore sampai sekarang yang terdaftar ada 20an lebih, yakan, itukan

mereka menuruti daya belinya, kalau nggak ada daya beli yang tinggi mereka ndak

66

mungkin menuruti bikin vapestore, nah seperti itu karena ada peluang bisnis itu jadi

mereka bikin vapestore. Banyak vapestore baru mereka itu berawal cuma bisnis aja,

jadi mereka bukan pengguna, jadi mereka cuma mementingkan bisnis aja, nah

kesalahannya adalah ketika mereka bikin vapestore mereka bukan pengguna adalah

mereka sulit mencari coustemer, karena mereka ndak punya komunitas, ndak punya

kenalan, sulitnya disitu akhirnya dengan cara ya itu tadi mempekerjakan teman-

teman yang menggunakan vape.

P : Tapi kalau untuk masyarakatnya?

I : Bagus, saya bilang amat sangat bagus, peluang bisnisnya pun oke.

P : Terus kalau misalnya dalam acara penyelenggaraan komunitas ada nggak peran

perusahaan atau vapestore dalam mendukung acara tersebut?

I : Selalu ada, pasti ada, entah itu dalam bentuk fresh money, atau potongan

pembelanjaan pasti ada.

P: Tapi kadang lebih banyak dimana mas?

I : e saya bilang beda beda mas, karena gini setiap vapestore itu beda beda mas.

Seperti gini saya kasih contoh vapestore A dia ngasih barang nanti saya datang ke

vapestore B dia ngasih fresh money, jadi saya nggak bisa bilang yang mana, tapi

biasanya setiap event yang dulu selalu saya bikin, kalo dijadiin nominal ya dari

barang sampai uang itu kalau saya jumlah itu minimal sekitar 5jutaan dari vapetore

itu, kontribusi mereka itu sekitar 5 juta.

P : Tapi kalo yang untuk ngasih ke komunitas itu misalnya dari liquid dari vapestore

ada juga?

I : Oh ada, itu ketika kita mengadakan event dalam perlombaan, tapi kalo kita cuma

mengadakan vapemeet itu mereka nggak ngasih.

P : Jadi dari vapestore ngasihnya tapi kalo dari produsernya belum?

67

I : Nggak nggak kalo dari distributornya nggak ngasih, karena itu ada prosesnya

mas kayak kalo kita ngajuin proposal sponsor harus ada proposal harus ada lika

likunya gimana gitu nggak.

P : Terus abis itu kalau misalnya bentuk campur tangan perusahaan kalau dalam

mendukung acara yang diselenggarakan itu berarti tadi yang tadi tapi itu semua ada.

Bagaimana proses pemasaran vapestore dalam acara yang diselenggarakan? Kalau

udah gabung nih mas jadi udah ngasih doorprize atau buka booth atau gimana?

I : Jadi tergantung mas acaranya, satu ketika skalanya vapemeet, kalau skalanya

vapemeet adalah kita setiap ada acara pasti ada MC, kita disitu juga

memperkenalkan ini hadiahnya dipersembahkan dari A, hadiah dipersembahkan

dari B, sounding MC boleh, kalo nggak nanti di selebaran kan kita suka kalo setiap

kita promo di FB atau apa nanti ditulis nanti doorprize dipersembahkan oleh ini,

jadi kayak sekedar iklan ya.

P : Oh. Di undangan atau di posternya.

I : Nah gitu.

P : Kalau pemasaran fisik itu di vapemeet itu tidak ada?

I : Tidak ada kalau pemasaran di vapemeet itu hampir tidak pernah saya bilang

disitu cuma ajang promosi aja jadi jual beli kembali ke vapestore masing masing

kecuali di expo, kalau expo kan bikin booth ya jadi mereka bisa jualan di tempat,

tapi biasanya ketika di expo itu mereka bikin diskon sekitar 10-25%.

P : Oh jualan di tempat plus diskon 10-25% gitu ya.

I : Ya, sekitar segitu, entah itu device entah itu liquid itu pasti ada.

P : Terus abis itu kalau misalnya kerja sama antara perusahaan atau vapestore diluar

event yang diselenggarakan ada gak mas?

I : Ada sih mas khususnya saya bilang untuk kepengurusan ya mas, seperti saya

saya merasakan enak, contohnya seperti ini ketika saya belum berdiri dengan

komunitas ini, saya datang agak malu-malu, sekarang datang dengan Pdnya, wah

68

pak peng opo? Beli liquid ah, ndak mau dibayar, nah itu kan dapet keuntungan

jugakan, feedbacknya kayak gitu jugakan, entah dimana buat saya sendiri saya

merasakan itu gitu lho, nah enaknya lagi itu kalau buat anggota SSV, satu mereka

mendapat jaringan lebih mudah mendapatkan dan harganyapun kalau buat anak-

anak SSV mungkin dikasih keringanan entah biasanya berapa kita potong 5000

10000 itu mesti mereka dapet potongan, tapi bukan saya yang menentukan

potongan tapi dari mereka sendiri, tapi paling misalnya dia beli ini ini ini harganya

165, wes bayarnya 150 wae, nah itu lho.

P : Jadi kayak harga temenlah ya.

I : Nah harga temen cuma nggak ditulis nggak tersurat, tapi kalo keuntungan buat

saya sendiri, wah keuntungan buat saya sendiri enak banget mas lho jujur ini, saya

sejak berdiri SSV ini hampir jarang saya beli liquid beli kawat jarang saya lha setiap

dateng mau dibayar ndak mau padahal saya sendiri kan nggak enak ya cuma ya

bagaimana, pernah istri saya yang taksuruh mah belikke liquid, karena nggak enak

kan nggak mau dibayar, kan ada rasa rikuh pekewuh, kalo dalam hati saya seneng

tapi kan ada rasa ndak enak.

P : Cuman kalo kerjasama yang kayak dari perusahaan yang ada keuntungan

dikedua pihak gitu misalnya untuk e publikasiin produk kita atau vapestore kita di

setiap event atau sosialisasi ada?

I : O gini, ada, adanya seperti ini ketika kita ngikuti lomba di luar kota biasanya kan

kita itu punya kaos di event itu, misalnya kaosnya dari A, jadi ada lambang

vapestorenya dia tapi tetep SSV, depannya SSV tapi belakangnya lambangnya dari

dia, jadikan kita juga ikut memperkenalkan vapestore dia keluar, gitu.

P : Berarti proses pemasaran dari liquid kek atau vapestrore ini mungkin

sponsorship aja. Terus abis itu, jadi pernah nggak atas nama A satu doang gitu kan

dia atas nama produk dia kopdar, ada nggak atas nama satu komunitas misalnya

komunitas apa ya mereknya, ditunggangi sama?

I : Belum ada, untuk saat ini belum ada .

69

P : Belum ada ya, berarti kalau misalnya pemasarannya dilakukan sponsorship,

endorsement gitu?

I : Iya gitu.

P : O oke oke. Kalo ini mas, kan tadi ada misalnya e campaign, bakti sosial, gitu ya

sebenernya pesennya itu apa sih yang paling menonjol?

I : Kalau aku bilang e kita itu pengen stop smoking start vaping. Itu aja karena

pengen dilegalkan kita kan punya e icon diluar stop smoking start vaping karena

kita merasa vaping lebih sehat buat kita, nah aku pengennya buat orang-orang itu

tau kalo vaping itu lebih sehat dari merokok.

P : Jadi sebenernya pesannya dari SSV itu lebih ke kesehatannya ya. Terus abis itu,

media yang selalu digunakan oleh komunitas, mungkin yang mendominasi?

I : Untuk saat ini Facebook.

P : Jadi media online.

I : Media online, karena lebih banyak pembacanya kan, publiknya lebih banyak.

P : O di Facebook lebih banyak ya, kalo media sosial lain ada nggak mas?

I : Em paling ya IG, ya untuk semua media sosial lah mas kita pake.

P : Jadi paling utama Facebook terus Instagram ya.

I : Iya, iya.

P : Kalau media yang offlinenya mas?

I : Paling kita flyer, spanduk kita jaranglah, flyer lebih ke flyer lebih mengena kalau

flyer karena pasti minimal orang bacalah, kalau spanduk kan orang angin lalu lewat.

P : Oke, dalam mensosialisasikan produk vaporizer di Salatiga pesen yang

mengarahkan masyarakat mengonsumsi brand vapor tertentu ada nggak?

I : Nggak ada mas, karena gini entah itu device entah itu liquid itu orang punya

lidah masing-masing punya selera masing-masing, nggak bisa di paksain, seperti

70

saya sendiri udah mengalami mungkin sama teman lain saya terlalu beda, saya

paling nggak suka liquid yang pasaran, saya paling nggak suka, ada orang bilang

masa beli liquid US ndak kuat mas? Bukan masalah ndak kuat, saya ndak suka

liquid liquid yang orang pake itu saya ndak suka, saya lebih suka jadi diri saya

sendiri, kalo orang, itu temen-temen SSV bilang sama saya adalah kalo saya paling

penggemar liquid sampah, lho serius mas, kenapa liquid sampah, liquid saya paling

aneh pasti lha saya ndak bisa bilang bikin orang seneng sama liquid saya atau sama

device saya itu ndak bisa, itu selera seperti mase pake HP, ada yang ngejar Cuma

ke aplikasinya atau ke kameranya dan sebagainya kan ndak bisa kita suruh

kameranya bagus Samsung, ndak bagusan OPPO, padahal gitu kan, kalau masalah

itu kita nggak bisa menjanjikan orang beli A B itu ndak bisa jadi itu lebih ke selera

masing-masing.

P : Tapi kalo diarahin itu juga nggak pernah.

I : Nggak nggak nggak bisa mas nggak pernah hampir tidak pernah karena tidak

bisa, seperti e mungkin masnya juga ngevape kan mungkin saya bilang gini divice

kan banyak macem ada elektrikal ada mika untuk pengguna baru kan pakai

elektrikal dengan watt rendah, kita cuma menyarankan, nggak bisa mengarahkan

untuk ke device tertentu, nah kita hanya menyarankan misalnya baru belajar ya beli

elektrikal yang wattnya rendah, paling kita menyarankan gitu, kalau kita

menyarankan mas beli ini aja kan kita bukan jualan mas nggak bisa

P : Berarti komunitas visi misinya bukan memasarkan tertentu ya.

I : Menyarankan saja, seperti sekarang saya lihat kan banyak anak kecil SMP SMA

mereka pakai mika memang gagah kelihatannya, bagaimana bikin e apa ya kalo

orang jawa bilang mereka pakai mika belum pengalaman nanti mbledos dan

sebagainya kan mereka ndak tau mereka cuma keliatannya oh keren ya cuma gitu

doang ya, makanya yang saya lihat anak-anak seperti itu cuma bisa menyarankan

saja ya bolehlah pake cuma hati-hati aja karena kita nggak tau mas kapan ini

meletus kapan ini, lho jujur rata-rata yang pake meletus itu bukan orang yang

ajaran, malah rata-rata orang yang sudah suwi yang sudah profesional kenapa saya

71

bilang gitu karena mereka teledor merasa mereka sudah bisa yakan, kadang kala

ada hal kecil yang kita luput dari pandangan kita kan banyak bahaya, batrei lecet,

lepas sedikit itu bikin bahaya kan tambah panas, dari lilitan juga bikin bahaya

makanya kan kita menyarankan ajalah mas nggak bisa kita nyuruh orang untuk A

B itu nngak bisa hanya kasih saran aja, o tolonglah pakai ini, jangan sekedar gaya

gayaanlah inikan buat, ya emang ini kan buat gaya hidup, cumakan kalau belum

mampu jangan bikin gaya hidup, liquid aja 100ribu, coba bayangin anak sekolah

100ribu mas, lho serius berat pasti, pasti endingnya gimana, uang sekolah dipake,

lho itu pasti kenyataan makanya. karena kalo anak kecil beli di vapestore A pasti

dia nggak ijin orang tua, saya yakin ketika orang tua tau anak ditanya pasti akan

kembali ke vapestore, nah kita kan menghindari hal itu. Nah tapikan ada vapestore

1 bener tidak mau masuk ke komunitas kita karena dia punya prinsip itu uang

uangku sendiri ok aku beli beli sendiri wong anak beli ok ndak boleh, pernah aku

tegur dia punya prinsip gini, mas ini seandainya kita ke pasar vapestore itukan pasar

mas mosok anak anak kecil gakentuk teko mas, coba masnya ke pasar sana ada anak

kecil ndak ada ibukibuk ndak, sulit to mas jawab sama orang pemikiran kolot gitu,

lha akhirnya mereka sendiri yang lepas, nanti kalau ada teguran dari polisi lah atau

apa entah kita nggak mau tanggungjawab.

P : Biar jadi urusannya dia lah.

I : Lha ya sulit to mas dia jawabnya gitu ok masa pasar didatengin anak kecil nggak

boleh, gimana repot to mas kalo dijawab gitu, dia bawa uang ok masa gak mau,

yaowes repot.

P : Iya.

I : Tapi nggak bisa seperti itu, gitu lho, karena satu kena kena semua imbasnya kan

orang banyak.

P : Kalau yang dilihat mas Adi selama ini e proses pemasaran yang seperti apasih

yang didominasi sebenernya?

I : Kalo saya di Salatiga lebih ke gethok tular mas jadi mulut ke mulut promosinya

lebih ke mulut ke mulut, jadi seperti ini misalnya ada teman bertanya mas aku mau

72

beli liquid ini mas, kebetulan saya pernah nongkrong di A, oh sana ada, lebih laris

gitu mas daripada iklan di media sosial, lebih laris.

P : Getok tular tapi yang secara langsung gitu ya.

I : Secara langsung lebih cepet gitu mas kalo yang saya lihat.

P : Kalo dari komunitas sendiri ada nggak getok tular yang dilakukan sama

masyarakat?

I : O enggak sih, kalo untuk saat ini nggak ada mas untuk vapestore nggak cuma

kita ya menyarankan ada orang beli, mas liquidku nggak enak ni mas, yang enak

yang apa mas, o ini mas, o belinya dimana mas, sana, nah paling gitu gitu doang,

cuma gitu tok.

P : Jadi yang itukan secara individu aja ya mas.

I : Kalo yang komunitas cuma gitu aja mas, kalo yang kita promosi paling pas event

gitu doang.

P : Oke mas Adi aku kira cukup untuk wawancara yang kali ini, makasih banyak

ya mas udah dibantu, ntar kalo misal ada apa-apa lagi aku kontak mas Adi.

I : Nanti kalo butuh narasumber tentang liquid aku ada temen nanti tanya-tanya aja

sama dia.

P : Oke mas siap, makasih ya mas Adi.

73

Lampiran 2

TRANSKRIP WAWANCARA

(Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word Of Mouth

Di Kota Salatiga)

Hari/Tanggal : Jumat/ 14 Juli 2017

Waktu : 19.00 WIB

Tempat : Warung Lawas, Jl Patimura No. 92

Informan : Titus Bara

Keterangan

P : Pewawancara

I : Informan

P : oke selamat malam mas Titus, disini aku ada beberapa pertanyaan, totalnya

ada 11 nanti aku akan tanya, dan mas Titus bisa langsung jawab aja. Pertanyaan

pertama, sejak kapan mas Titus menggunakan produk vaporizer itu sendiri?

I : saya menggunakan vaporizer ini dari 3 tahun yang lalu

P : terus habis itu, selama 3 tahun sampai sekarang itu punya brand yang tetap

dipakai terus gak entah untuk device atau liquid nya?

I : itu kalo kita pribadi, kalau pertama pakai pengennya upgrade terus, pasti

produknya beda-beda, device, batre, RDA, itu mereknya macem-macem, jadi kita

harus upgrade terus, apalagi liquidnya juga macem-macem, kita mau pengen rasa

apa-apa dan tergantung selera.

P : tapi untuk brand yang stay terus sama mas Titus tuh apa aja?

I : kalau sekarang ini, Asmodus Minikin sama RDA Skill

P : terus untuk liquidnya?

I : liquidnya yang fresh itu buat fruity nya naga ada mint nya, kalo creamy nya,

strawberry, vanilla, crepes.

74

P : terus motivasi utama mas Titus, buat apa sih sebenernya mengonsumsi

vaporizer?

I : kalau saya pribadi sih, awalnya saya dulu kan perokok, pengen berhenti

merokok terus ngevape, tapi ya itu, susah juga. Terus masuknya saya juga masuk

ke lifestyle atau gaya hidup.

P : gaya hidup yang seperti apa mas spesifiknya?

I : ya kalau saya bukan yang untuk gaya-gayaan, saya juga ngetrick, ada yang

dituju.

P : berarti unik juga ya karena ngetrick itu. Mas Titus ikut gabung gak sih sama

komunitas vaporizer salatiga?

I : gabung, itu namanya Salatiga Support Vaping “SSV” sama yang masuk trick

nya “PTS” Paguyuban Trickers Salatiga

P : oh gitu, dua-duanya gabung mas?

I : iya

P : terus alesannya gabung, untuk apa mas?

I : kalau yang SSV kalau diliat sendiri kan, dari semisal vaper, disini ada yang

ngevape, disana juga ada yang ngevape, kan gak kenal, kalau gabung acaranya

SSV kan kita jadi guyub, jadi satu, jadi kenal sama vaper-vaper di salatiga.

P : jadi ada komunikasi lah ya mas

I : iya, bisa sharing juga

P : lalu ada tambahan lagi nih mas, kira-kira sudah berapa kali ikut lomba atau

event? Sudah berapa prestasi yang mas Titus bikin di dunia vaporizer?

I : sejauh ini udah beberapa event, saya lupa. Di kalimantan 3 kali, waktu pertama

ikut yang trick. Puji Tuhan dapet juara 1, lalu event selanjutnya jadi juara favorit,

trick juga, yang kemarinnya gak dapet, trus yang kemarin disini juga dapet 1, trus

yang acara nasional “invex” Indonesia Vape Expo gak dapet, terus di eventnya

Solo kemarin belum dapet juga, sama di Semarang belum dapet.

P : berarti yang udah dapet di kalimantan sekali juara 1, juara favorit, terus sama

yang di Salatiga juara 1. Oke terus habis itu, dari vaporizer nya sendiri, mas Titus

tau dari mana tentang produknya vaporizer?

I : dulu pertama dari temen, disaranin ngevape aja daripada ngerokok, katanya

lebih murah. Trus coba coba, ya tergantung dari kita sendiri sih, pemakaian

liquidnya mau chain vape disedot terus kan cepet boros, kalo mau dijadikan

selingan juga bisa. Itu dari kita sendiri yang milih.

75

P : tapi yang jelas tau produk itu dari temen ya mas?

I : iya

P : terus habis itu, sepengamatannya mas Titus nih, selain dari temen, mungkin

ada media iklan apa aja yang pernah mas Titus lihat dalam proses pemasaran

vaporizer?

I : kalo iklan dari media sosial instagram, facebook, sama dari youtube

P : berarti media iklan yang berbayar dan kayak media massa seperti tv, radio,

koran itu belum ada?

I : belum ada

P : kalo lagi nongkrong, pernah ngajak temen, kerabat atau saudara untuk

berpaling ke vaporizer dari rokok konvensional?

I : itu udah banyak sih kalo temen, pasti diracunin buat mending ngevape aja

daripada ngerokok, kan ada juga baru-baru beritanya itu, rokok elektrik 97% lebih

baik daripada rokok konvensional

P : berarti alesannya karena dari sisi kesehatannya ya? Untuk beralih gitu ya?

I : iya

P : untuk proses pembelian produknya, lebih banyak didominasi lewat apa mas?

I : kalau saya seringnya beli langsung aja ke vape store, daripada online, kelamaan

nunggu, lebih baik mending langsung dapet barangnya

P : sekaligus bisa langsung lihat ya?

I : ya

P : mas Titus kan udah banyak prestasinya di dunia vape, di Kalimantan iya, di

Salatiga iya, nah pernah kerjasama dengan produk atau brand tertentu dalam

kegiatan pemasaran mereka?

I : nah, sampai sekarang itu, kalau di dunia vape itu endorse kan cuma sekali, kalo

saya itu sponsor, kita ada kerjasama sponsorin liquidnya itu, dikasih liquid

misalnya sebulan 4 atau 5, kita sebagai yang disponsori ngasih feedback buat

masarin dan bikin video sama liquidnya misalnya sebulan 2 kali atau 3 kali

P : jadi itu diposting secara online? Diposting dimana?

I : kalo aku di instagram

P : udah berapa produk?

76

I : yang di liquid itu? Kalo yang tetap, yang satu bikin liquid itu macem-macem

rasanya, kalo yang lainnya sih biasanya ngasih liquidnya random, kan ada yang

sponsorin dari vape store juga

P : kalau selain liquid misalnya device, pernah disponsorin?

I : kalau device belum, kalau kawat pernah.

P : berarti kalau kawatnya itu dari produsernya atau dari vape storenya mas?

I : kalau aku dapetnya dari vape store, dan dapet dari yang produser

P: berarti selain liquid juga ada vape store juga, jadi maksudnya ngiklan tapi lewat

instagram

I : iya

P : terus abis itu, tadi kan di instagram, pernah lihat dari luar mas Titus sendiri

misalnya diluar instagram, yang aktivitasnya sama, yang ngiklanin produk yang

berkaitan dengan vaporizer?

I : sejauh ini banyak sih, hampir semua media sosial iklannya banyak

P : biasanya itu didominasi sama orang yang suka ngetrick aja atau orang yang

followersnya banyak atau gimana?

I : kalau vaper sih kebanyakan misalnya ngetrick itu liquid, kan vaper ada yang

koil builder tuh bikin kawat, pasti yang sponsorinnya tukang kawatnya, terus ada

juga yang cloud chaser yang kebulnya banyak, panjang-panjangan itu juga hampir

sama kayak trick, tapi ya lebih mendominasi kalo vaper sih ke trick

P : jadi yang memang ngetricknya bagus, bisa ada potensi buat daya jualnya ntar

dia masukin kesitu. Oke mas terimakasih..

77

Lampiran 3

TRANSKRIP WAWANCARA

(Proses Pemasaran Produk Vaporizer Menggunakan Komunikasi Word Of Mouth

Di Kota Salatiga)

Hari/Tanggal : Jumat/ 28 Juli 2017

Waktu : 20.00 WIB

Tempat : Jl Patimura No. 62

Informan : Deddy

Keterangan

P : Pewawancara

I : Informan

P : Oke malam mas Deddy ada sekitar 12 pertanyaan yang aku akan tanyain k mas

Deddy seputar vapor di dalam kacamata bisnis dan usaha, jadi sebenernya pertama

kali buka usaha vaporizer ini alasan mas Deddy itu apa sih?

I : Dulu waktu pertama kali sekedar hobi, dulu kan cari vaporizer di Salatiga susah

belum ada toko, jadi dulu kalau mau order, ordernya by online. Selain lama juga

butuh banyak stok juga. Sebenernya pertama buat konsumsi pribadi, misalnya beli

liquid langsung 5 gitu ya buat konsumsi pribadi buat stok sendiri. Terus ada temen

juga yang barengan saya sama mas Adi, barengan. Akhirnya dari situ pengen nyoba

stok lebih banyak. Terus adalagi temen-yang minat nanya-nanya, itu apa sih itu kok

kaya rokok. Oh ini vaporizer.

P : Berarti alasannya sebenernya pertama dari hobi dan karena susah mendapatkan

barangnya ya mas. Terus abis itu baru mas Deddy akhirnya tertarik untuk buka

usahanya. Kalo proses perjalanan bisnisnya gimana mas, apa pernah pindah toko,

dsb?

I : Dulu aku berdua sama mas Adi. Mas Adi punya counter HP terus aku ada

barangnya dia juga sebenernya udah ada barangnya tapi gak komplit. Terus aku cari

78

barang yang lainnya terus aku titipin disana. Aku yang pegang pemasaran online

dia yang offline. Karena aku merasa kok aku Cuma kerjanya gini tok ya di rumah,

terus paling cuma bungkus terus kirim di JNE.

Terus aku mikir lagian kalau disana kan jauh. Terus aku mikir ada temen juga buka

cafe di Pancasila disitu aku coba tembusin tempat untuk apa ya, nyewa lapak, kecil-

kecilan buat aku sendiri istilahnya buat buka cabang. Biar aku yang jaga, jadi biar

seolah-olah sama-sama kerjanya, Mas Adi kerja di Tingkir, aku yang di Pancasila.

P : Oh gitu jadi sempet ada 2 vape store, tadinya di mas Adi kecil-kecilan aja,sama

mas Deddy di Pancasila nah berarti ini pindah dimana ni mas ?

I : Kalau ini di Sayangan jalan Patimura no. 62

P : Berarti riwayatnya ada dua toko dulu baru sekarang pindah kesini ya mas ?

P : Waktu itu pas masih dua toko namanya S3 Vape, karena emang yang bikin nama

aku. Terus mas Adi pengen buka sendiri, yaudah dia buka toko sendiri yang di

Tingkir itu, terus aku masih lanjut buka di Pancasila tapi sudah beda management.

Jadi udah sendiri-sendiri ownernya, pertamakali ownernya ada dua. Jadi mas Adi

ganti nama Vanila terus aku tetep S3. Karena temen-temen udah kenal aku di luar

Salatiga karena aku banyak ikut komunitas di Jogja, Semarang, area Joglosemar lah

P : Kalau sekarang ada cabangnya gak mas ?

I : kalau ini dari pancasila pindah kesini, belum sempet buka lagi. Tapi rencana

akan buka.

P : Oh gitu, Berarti kalau dari sudut pandang mas Deddy presiasi masyarakat

Salatiga untuk produk vaporizer gimana mas ?

I : Kalau dari awal sih banyak pro kontra, tapi setelah coba sendiri terus dari mulut

ke mulut juga dari temen, pakai, cobain, terus dia akhirnya beli terus dari temennya

lagi. Biasanya di komunitas seni, komunitas motor, komunitas pecinta bola, itu

cepat sekali. Jadi teman untuk tertarik antusias banyak sih. Nah sekarang gak kaya

79

dulu. Kalau dulu kita mau kenalin ke orang tu susah. Karena sudah semakin pesat

ya, dari karena sekarang di Facebook juga banyak, dari Instagram.

Bukan dari promosi toko ku sendiri tapi karena mereka tau dari artis di Instagram

ada fotonya make vapor. Mereka tertariknya dari situ. Terus akhirnya kesininya

banyak yang tertarik. Sekarang jadinya semakin banyak toko semakin banyak

pengguna

P : Oke erarti banyak konsumennya lah ya mas, sekarang kan sudah banyak toko,

mas Deddy istilahnya termasuk yang mempelopori buka Vape Store. sebelum mas

Adi buka vape store ada gak yang buka toko sebelum mas Deddy. Tapi secara fisik

ada counternya?

I : Belum ada, jadi emang pertama kali, sebenernya udah ada yang udah pakai jauh

lama, tapi dia cuma pengguna aja. Kalau untuk storenya sendiri ya yang pertama

kali aku sama mas Adi.

P : terus mas Deddy kan buka store, buka kantor buka toko ada onlinenya gak mas

? Proses penjualan untuk memasarkann produk vape store online itu ada apa aja

I : kalauu promosi online ya hampir tiap hari aku online untuk promosiin ini ada

barang baru ini ada liquid baru, terus kemarin barang-barang yang sudah habis aku

restok lagi. Terus oh ini ada baranag restock. Kalau offlinenya paling aku bikin-

bikin event, bikin turnamen-turnamen, datengin guest star

P : oh.. terus abis itu berarti ada online ada offline, dan offlinenya lebih banyak ke

event ya mas ?

I : kalau event gak banyak juga sih paling kalau event bikin paling nggak setahun 2

kali

P : Hmm.. Ok, kalau medianya yang lebih berpengaruh dalam proses penjualannya

baik offline atau online itu apa aja mas ?

I : Kalau medianya yang lebih berpengaruh dari online, karena dari awal aku

memang sudah pegang online, jadi online di Facebook dan Instagram

80

P : Oh facebook dan instagram, terus habis itu kalau ciri khas promosi yang beda

dari vape store lainnya?

I : Promosi hampir sama ya, yaa biasa aja sih gak ada ciri khas tertentu. Tapi paling

ciri khasnya aku selalu cantumin harga. Jadi kalau toko atau vape store lain dia

cuma kasih liat foto, kalau aku pasti tak kasih harga. Biar orang gak tanya-tanya

kadang kadang sudah dikasih hargapun orang masih nanya, karena orang sekarang

males baca. Dia cuma liat foto, dan biasanya aku kasih harga di fotonya itu, itu

masih tanya harga berapa? Naah gitu, aku kan.. ya..

P : Ha ha ha rada sebel ya mas

I : iya sebenernya kau kasih harga kan biar orang gak banyak tanya, karena dulu

sebelum tak kasih harga tiap hari pasti balesin orang, gak sempet, kalau orang harus

slow respond juga kan gak enak. Jadi tak kasih harga gitu. Ya jadi ciri khasnya aku

disitu sih. Dan deskripsinya pun jelas jadi mereka gak banyak tanya.

P : Kalau dalam proses pemasaran mas Deddy dan S3 pernah gak kerjasama sama

pihak tertentu di luar dari S3?

I : Pernah kaya kasih endorse ke tricker-tricker, terus endorse ikut sponsor event

misalkan kaya kemarin event tatto.

P : Berarti endorse tricker sama ikut sponsor dari event-event gitu ya mas,terus

habis itu berarti masuknya online sam aoffline juga ada ya mas. Kira –kira worth it

gak mas dari online dan offline

I : kalau untuk promosi lebih worth it ke online sih, cuma mengarahnya kan emang

ke toko fisik, jadi mereka biar datang kesini sambil tambah kenalan, tambah temen

sambil nongkrong, sepert itu.

P : kalau misalkan endorsement yang online itu kan diarahin untuk menggiring

opini orang tentang suatu produk menurut mas Deddy lebih efektif yang mana mas

yang diarahin kaya endorsement atau yang lagi nongkrong-nongkrong

P : Berarti yang emang alami gitu aja ?

81

I : Kalau aku pribadi gak ada kampanye-kampanye, mungkin dulu kaya temen-

temen di Jogja itu mereka kampanye misal kaya di Sunday Morning, ngenalin apa

sih itu vaporizer ke masyarakat

P: Kampanyenya di ruang terbuka ?

I : Iya.. kalu aku sendiri selama ini belum pernah di Salatga seperti itu. Tapi itu

terjadi sendiri banyak orang yang tadi.. tertarik, penasaran sebenernya.

P : Oh.. Oke.. Oke. Jadi berarti yang gak di desain sama perusahaan yang malah

lebih efektif.

I : Iya

P : Kalau S3 sama komunitas SSV komunitas vapor di Salatiga ada hubungan

enggak yang lebih khusus ke mempromosikan S3 ke masyarakat dan anak-anak

komunitas?

I : Ada... karena emang salah satu pendiri SSV itu aku sama beberapa temen

komunitas, waktu itu waktu masih di Pancasila, aku mikir kok komunitas Salatiga

vakum ya, kok kalah sama komunitas-komunitas kota yang lain. Vakumnya itu

karena temen-temen komunitas yang dulu yang Ssalatiga . Ya sebenernya aku bikin

komunitas Salatiga vaporizer, nah disitu anggotanya kan beberapa pecinta

vaporizer tapi mereka Mereka pada mendirikan toko sendiri-sendiri, jadi udah

jarang omunikasi. Paling komunikasi ya Cuma soal dagangan. Jadi karena vakum

aku sama temen-temen bikin lagi sama temen-temen vaporizer yang emang bikin

toko, tapi beberapa ada yang masuk. Karena untuk majuin komunitas vapor di

Salatiga

Tapi aku gak mau jadi pengurus, aku di belakang ajalah. karena nanti kalau aku

yang ngurus SSV nih nanti orang-orang ngira oh.. ini SSV nih komunitas ku, nanti

gakk enak sama yang lain nanti dikirainikut promosiin

P : Jadi sekedar founder aja lah ya, oke.. tapi kalau buat promosi yang kaya bikin

acara atas nama komunitas tapi untuk promosi toko ada nggak mas ?

82

I : Kalau itu.. Aku sendiri dari awal ngomongSSV kalau bikin acara jangan bawa

nama toko. Aku sendiri yang bilang gitu

P : Oh.. biar nggak kaya ditunggangi ya mas ?

I : He em... Oh ini toko ini yang bikin sendiri, aku kalau bikin event mending pake

namaku sendiri, terus minta persetujuan mereka.

P : Oh..Atau ngundang malah ya mas ? Jadi kalau gitu malah mas Deddy yang

ngarahin jangan ada promosi toko di acara komunitas

I : Hm eh.. Kalau SSV bikin acara ya semua toko yang dipromosiin bukancCuma 1

toko

P : Berarti emang yang terkait ya mas ?

I : Semua toko yang ngasih endorse, dan ngasih dukungan SSV. Karena ada kan

beberapa toko yang gak support mereka ya ngapain dipromosiin gitu tap kalau

kemarin-kemarin SSV bikin acara ya jangan cuma 1 toko aja yang dipromosiin jadi

sekalian semua toko vapor di Salatiga temen-temen komunitas bisa bebas milih

maubeli dimana itu terserah mereka

P : Mas Deddy selain buka toko riwayatnya di vaporizer apa lagi nih mas

I : Gak ada sih paling ya ikut-ikut komunitas di luar Salatiga biar aku tau disana

seperti apa komunitasnya kalau ada event-event aku datang dan bisa tau kaya apasih

jadi bisa aku bawa ke Salatiga

P : Kalau ada event di luar mas Deddy suka ikut jadi peserta atau yang lainnya gak

mas ?

I : Ya.. beberapa kali ikut jadi peserta, jadi juri, terus.. buka stand.

P : Oh.. jadi juri dan buka stand ya biasanya. terus waktu itu kalau jadi peserta itu

ikutnya yang kelas apa tuh mas ?

I : Peserta cloudcasing(?)... kan biasanya kalau komuniti biasanya ada cloudcasing

(?)... dan vapetrick

83

P : Berarti waktu itu jadi juri cloud...(?)

I : Iya...

P : Oh gitu.. Okedeh mas, segitu aja pertanyaan dari aku, nanti kalau ada

pertanyaan-pertanyaan lagi dari aku, aku kontak lagi mas Deddy, makasih banyak

ya mas.

I : Oke.. sama-sama.