lampiran - institutional...

55
LAMPIRAN

Upload: ngothien

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAMPIRAN

Lampiran 1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Tujuan Variabel Indikator Alat Ukur Sumber Data

1

Mengetahui

peranan guru

dalam upaya

pembentukan

moral anak

usia 4-6

tahun di TK

Kristen 03

Eben Haezer

Salatiga.

1.1. Motivasi dan

Karakteristik

sebagai

seorang Guru

PAUD

1.1.1. Menggambark

an motivasi

dan

karakteristik

sebagai

seorang guru

PAUD

Panduan

Wawancara

- Partisipan

inti,

- Partisipan

tambahan

1.2. Peran Guru

1.2.1. Model 1.2.1.1. Memberikan

gambaran

serta tindakan

yang

dilakukan

sebagai model

yang dapat

diteladani

- Panduan

Wawancara

- Panduan

observasi

- Partisipan

inti,

- Partisipan

tambahan

- Hasil

Observasi

- Bukti

dokumentasi

1.2.2. Motivator 1.2.2.1. Memberikan

gambaran

tindakan yang

dilakukan

sebagai

motivasi bagi

anak

- Panduan

Wawancara

- Panduan

observasi

- Partisipan

inti,

- Partisipan

tambahan

- Hasil

Observasi

- Bukti

dokumentasi

1.2.3. Pembimbi

ng

1.2.3.1. Memberikan

gambaran

tindakan yang

dilakukan

dalam

membimbing

moral anak

- Panduan

Wawancara

- Panduan

observasi

- Dokumenta

si

- Partisipan

inti,

- Partisipan

tambahan

- Hasil

Observasi

- Bukti

dokumentasi

1.3. Hambatan/

tantangan

mengembangka

n moral anak

1.3.1. Memberikan

penjelasan

mengenai

hambatan/tant

angan

mengembangk

an moral anak

Panduan

Wawancara

- Partisipan

inti,

- Partisipan

tambahan

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

Lampiran 3

Panduan Wawancara

Wawancara dengan Partisipan Inti

I. Identitas

Identitas Partisipan Inti

Nama :

Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan :

Daftar Pertanyaan

1. Motivasi dan Karakteristik

sebagai seorang Guru PAUD

1.1. Mengapa Ibu ingin

menjadi seorang guru PAUD?

1.2. Menurut Ibu, apa saja

karakteristik yang baik dari

seorang guru PAUD?

2. Peran Guru sebagai Model

2.1 Bagaimana pendapat Ibu

mengenai menjadi seorang

role model bagi anak usia

dini (AUD)?

2.2 Apa saja bentuk keteladanan

yang diberikan Ibu guru yang

dapat dicontohi oleh anak

dalam rangka penanaman

moral di sekolah?

Apakah tindakan Ibu

berhasil?

2.3 Bagaimana Ibu membangun

relasi yang baik dengan

sesama yang dapat diteladani

oleh anak? (Kepala Sekolah,

orang tua, staf administrasi,

dan siswa).

2.4 Bagaimana tindakan Ibu jika

anak tidak melakukan apa

yang Bapak/Ibu contohkan

bagi mereka?

3. Peran Guru sebagai Motivator

3.1. Jika anak melakukan hal

yang sesuai sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk

motivasi apa yang ibu

berikan?

3.2. Jika anak melakukan hal

yang tidak sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk

motivasi apa yang ibu

berikan?

3.3. Apa saja bentuk

tindakan/motivasi yang

efektif yang Ibu lakukan bagi

anak dalam membentuk

moral mereka? Bagaimana

dampak dari motivasi

tersebut?

4 Peran Guru sebagai Pembimbing

4.1 Apa tindakan yang ibu

lakukan dalam rangka

mengenalkan anak kepada

Tuhan? Apa tujuannya?

4.2 Bagaimana cara ibu

menuntun anak untuk

menghargai dirinya sendiri?

4.3 Apa alasannya?

4.4 Bagaimana cara ibu

menuntun anak untuk

bersikap kepada orang tua

(ayah, ibu, paman, bibi, atau

orang tua lainnya)?

4.5 Bagaimana cara ibu

menuntun anak untuk

bersikap kepada kakaknya

dan adiknya (jika ada)?

4.6 Bagaimana cara ibu

menuntun anak untuk

bersikap kepada sesama

teman sebaya?

4.7 Bagaimana cara ibu

menuntun anak bersikap

terhadap alam sekitar (hewan

dan tumbuhan)?

4.8 Bagaimana cara ibu

menuntun anak untuk

bersikap dalam masyarakat?

Apa tujuannya?

4.9 Bagaimana cara ibu

menuntun anak yang

melakukan hal-hal yang

negatif? (misalnya suka

terlambat, tidak sopan, tidak

mau mengerjakan tugas, suka

mengusik teman, suka

bertengkar, tidak jujur, keras

kepala dan tidak mau ditegur,

tidak disiplin, suka memukuli

teman, dll.

5. Hambatan/ tantangan dan solusi

mengembangkan moral anak

5.1 Hambatan apa sajakah yang

ditemui dalam proses

pembentukan moral anak

usia 4-6 tahun?

5.2 Solusi apa sajakah yang ibu

lakukan untuk mengatasi

hambatan-hambatan tersebut?

Wawancara dengan Partisipan Tambahan 1

II. Identitas

Identitas Partisipan tambahan (P0)

Nama :

Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan :

Daftar Pertanyaan

1. Motivasi, karakteristik sebagai

seorang Guru PAUD dan

program sekolah

2.1. Mengapa Ibu ingin

menjadi seorang guru PAUD?

2.2. Menurut Ibu, apa saja

karakteristik yang baik dari

seorang guru PAUD?

2.3. Kebijakan atau program

apa saja yang dibuat sekolah

dalam rangka penanaman

moral?

2. Peran Guru sebagai Model

2.5 Sebagai model, apa yang

dilakukan guru dalam

membentuk moral anak

dalam proses pembelajaran di

kelas?

Apakah tindakan guru sejauh

ini berhasil?

2.6 Bagaimana Ibu melihat guru

membangun relasi yang baik

dengan sesamanya di sekolah

yang dapat diteladani oleh

anak? (Kepala Sekolah, orang

tua, staf administrasi, dan

siswa).

2.7 Bagaimana tindakan guru jika

anak tidak melakukan apa

yang guru contohkan bagi

mereka?

3. Peran Guru sebagai Motivator

3.4. Jika anak melakukan hal

yang sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk

motivasi apa yang dilakukan

guru?

3.5. Jika anak melakuakan hal

yang tidak sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk

motivasi apa yang dilakukan

guru?

3.6. Untuk memotivasi anak,

tindakan apakah yang lebih

efektif yang dilakukan guru

dalam proses pembentukan

moral anak?

4 Peran Guru sebagai Pembimbing

4.10 Upaya- upaya apa yang

dilakukan guru dalam rangka

menuntun anak mengenal

serta mendekatkan diri

dengan Tuhan?

4.11 Sejauh ini, bagaimana

upaya guru dalam rangka

menuntun anak bersikap pada

dirinya sendiri berhubungan

dengan moralitasnya?

4.12 Bagaimana upaya guru

dalam rangka menuntun anak

bersikap dalam keluarga

(ayah, ibu, paman, bibi, atau

orang tua lainnya, kakaknya

atau adiknya)?

4.13 Bagaimana upaya guru

dalam rangka menuntun anak

bersikap di tengah-tengah

masyarakat?

4.14 Bagaimana upaya guru

menuntun anak untuk

bersikap kepada sesama

teman sebaya?

4.15 Bagaimana upaya guru

dalam rangka menuntun anak

bersikap pada lingkungan dan

alamnya?

4.16 Bagaimana guru

menyikapi siswa yang berlaku

negatif (misalnya kurang

sopan, suka melawan, tidak

jujur, terlambat, tidak

mengerjakan tugas,

bertengkar atau berkelahi,

dll)?

5 Hambatan/ tantangan dan solusi

mengembangkan moral anak

5.1 Hambatan apa sajakah yang

ditemui guru dalam proses

pembentukan moral anak

usia 4-6 tahun?

5.2 Solusi apa sajakah solusi dari

sekolah dan guru menyikapi

hambatan-hambatan tersebut?

6 Tangapan & keinginan bagi para

Guru

5.3 Bagaimana tanggapan ibu

mengenai upaya yang

dilakukan oleh para guru

dalam menumbuhkan moral

anak usia dini?

5.4 Apa yang ibu inginkan

terhadap para guru untuk

dilakukan dalam upaya

pembentukan moral AUD?

Lampiran 4

Panduan Observasi

Peran Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-5 tahun

di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

No Komponen Aspek yang diamati

Hasil

Observasi Ket

Ya Tidak

Peran Guru

I Peran Guru

sebagai

model bagi

anak untuk

diteladani.

1. Guru memberikan bentuk keteladanan

kepada anak seperti memberi salam.

2. Guru memberi contoh kepada anak

dengan cara tidak datang terlambat ke

sekolah.

3. Guru mengajar anak untuk

membuang sampah pada tempatnya.

4. Guru berdoa dengan sikap yang

benar.

5. Guru menggunakan kata „tolong‟

ketika meminta bantuan kepada orang

lain.

6. Guru mengucapkan terima kasih jika

mendapatkan sesuatu dari orang lain

atau ketika ditolong oleh orang lain.

7. Guru membangun relasi yang baik

dengan semua komponen yang ada di

sekolah.

8. Guru berlaku ramah terhadap sesama

di sekolah.

9. Guru ikut serta dalam kegiatan ibadah

bersama.

10. Guru menggingatkan anak untuk

meneladani sikap atau teladan yang

diberikan guru.

11. Guru menasehati anak yang tidak

melakukan sesuai dengan yang

dicontohkan.

2 Peran Guru

sebagai

1. Guru memberikan motivasi berupa

pujian bagi anak yang melakukan

motivator hal yang baik.

2. Guru memberikan jempol bagi anak

yang melakukan hal yang baik.

3. Guru memberikan toss (high five)

bagi anak yang melakukan hal yang

baik.

4. Guru memberikan reward berupa

bintang, stiker, permen bagi anak

yang melakukan hal yang baik.

5. Guru menceritakan kebaikan anak

teman-temannya.

6. Guru turut bermain selama beberapa

menit ketika anak tidak melakukan.

7. Guru memarahi dan menghukum

anak yang tidak melakukan sesuai

dengan pembentukan moral.

3 Peran Guru

sebagai

pembimbin

g

1. Guru membimbing anak untuk

mengenal Tuhan dengan kegiatan

berdoa, mendengar cerita Alkitab

dan lewat lagu-lagu rohani

2. Guru menuntun anak menghargai

dirinya sendiri dengan memberi

tugas individu.

3. Guru memasang hasil karya anak di

kelas.

4. Guru mengajar anak menghargai

orang tua dengan memberi salam

sebelum masuk ke kelas.

5. Guru menuntun anak untuk

menghargai dan menyayangi

kakak/adik atau keluarga dengan

lagu, puisi atau sajak

6. Guru memberikan pesan-pesan

moral sebelum anak pulang sekolah.

7. Guru membimbing anak untuk

saling menolong dalam kegiatan

kelompok.

8. Guru membimbing anak bekerja

sama dengan teman dalam kegiatan

kelompok.

9. Guru menuntun anak untuk memberi

pujian terhadap hasil usaha teman.

10. Guru menuntun anak bersikap

terhadap alam sekitar dengan

menyiram tanaman di sekolah.

11. Guru menegur dengan ramah anak

yang merusak tanaman yang ada

disekolah.

12. Guru menuntun anak untuk bersikap

baik dalam masyarakat dengan

kegiatan bermain drama.

13. Guru menggunakan video dalam

pembelajaran dengan tema tertentu

yang mengandung pesan moral pada

anak.

14. Guru memukul anak yang tidak

melakukan hal yang baik.

15. Guru memberi kesempatan pada

anak untuk menyelesaikan

masalahnya sendiri.

16. Guru menasehati anak yang tidak

melakukan hal yang baik.

Lampiran 5

Surat Pernyataan Persetujuan

Yang bertandan tangan di bawah ini

Nama (inisial) :

Pekerjaan :

Asal Sekolah :

Menyatakan persetujuan menjadi partisipan untuk melakukan wawancara dengan

mahasiswa

Nama : Stivanny Nenomataus

Program study : PG- PAUD/ FKIP

Universitas : UKSW

Dalam rangka memberikan data mengenai bagaimana peranan guru dalam upaya

pembentukan moral anak usia 4-6 tahun. Wawancara ini dilakukan untuk membantu

penyelesaian tugas akhir atau skripsi mahasiswa tersebut dengan judul “Peranan guru

dalam upaya pembentukan moral anak usia 4-6 tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer

Salatiga”.

Salatiga,… April 2016

Guru/Partisipan

Inisial:…

Lampiran 6

Dokumentasi RKM,RKH, PROMES dan Program Sekolah

Lampiran 7

Verbatim

Partisipan 1

a. Waktu wawancara

Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2016

Waktu : 10.00 WIB

b. Identitas Partisipan

Inisial Partisipan : Ibu Y

Pekerjaan : Guru TK

Pendidikan : S1

c. Keterangan

S : Peneliti

Y : Partisipan 1

Subjek Isi Wawancara Kode

S Selamat pagi ibu, P1.1

Y Selamat pagi miss (berjabatan tangan)

S Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih karena telah bersedia menjadi

partisipan dalam penelitian saya bu

Y Iya, sama-sama miss, kami senang kalau bisa membantu (tersenyum)

S Jadi, begini bu, sesuai dengan tujuan saya, sebenarnya saya ingin

mewawancarai ibu untuk mengetahui bagaimana selama ini peran ibu dalam

pembentukan moral anak

Y Ooh, tentang moral. Itu kan memang menjadi aspek perkembangan juga di TK

kan, dalam permendiknas itu, nilai agama dan moral

S Iya bu, jadi mungkin saya akan bertanya-tanya sedikit mengenai bagaimana

ibu mengembangkan moral pada anak bu

Y Oiya, boleh-boleh dengan senang hati miss (sambil tersenyum)

S Iya, jadi pertanyaan yang pertama bu, mengapa sih ibu ingin menjadi seorang

guru PAUD?

P1. 2

Y Jadi saya ingin menjadi seorang guru PAUD karena saya (memegang dada)

terbeban untuk mendidik anak-anak supaya mereka menjadi anak anak yang

baik secara khusus di TK Kristen 03 ini supaya mereka menjadi anak-anak

yang mengenal akan kasih Tuhan, mereka menjadi anak-anak yang taat kepada

Tuhan dan menjadi anak-anak yang patuh kepada Tuhan. Dan sebenarnya saya

sudah lama sih Miss, jadi guru PAUD ini, (tertawa kecil)

S Iya bu, jadi sudah lama ya bu jadi guru PAUDnya P1.3

Y Iya miss, ya begitulah tanggung jawab kita

S Nah ibu, kira-kira selama jadi guru PAUD menurut ibu apa saja yang menjadi

karakteristik guru PAUD itu?

Y Kalau menurut saya ya kalau guru itu pertama harus memahami anak bahwa

anak itu bukan orang besar tubuhnya kecil tapi mereka memang masih kecil

jadi kita harus memahami dunianya mereka dan harus memahami gejala-gejala

yang muncul ketika pembelajaran misalnya tiba-tiba menangis itu kita harus

memahami dengan bertanya, gitu. Tidak menggurui tapi lebih banyak

mendengarkan dan tidak lupa juga untuk meneladankan sesuatu yang baik

pada anak.

S Baik bu, nah kira-kira dari karakteristik bagaimana pendapat ibu mengenai

menjadi seorang role model bagi anak usia dini?

P1.4

Y Em… jadi menurut saya kita menjadi model untuk anak-anak itu, karena kan

anak-anak dalam setiap harinya kan dia itu meniru kita, jadi kita, kepada kita

itu kita memberikan model-model, kita menjadi contoh anak-anak yang baik

misalnya tentang dalam hal kita em… kepada teman kita itu saling mengasihi,

em… kita itu juga harus menerapkan itu kepada anak. Kalau anak itu sudah

melihat oo… kita sebagai guru itu kok sayang kepada anak dan mereka juga

melihat kita dan mereka juga meneladani anak akan kita untuk kita mengasihi

untuk menyayangi dengan temannya. Terus misalnya kita menolong anak

yang mengalami kesulitan misalnya di dalam kesulitan mengerjakan kalau dia

tidak bisa gurunya memberi contoh dan misalnya anak itu bisa melakukan itu.

S Nah mungkin tadi ibu sudah di jelaskan ya bu, tapi kira-kira apa saja bentuk

keteladanan yang diberikan Ibu guru yang dapat dicontohi oleh anak dalam

rangka penanaman moral di sekolah? Mungkin yang secara nyatanya bu

P1.5

Y Misalnya memberi salam, mengucapkan salam kepada temannya. Disaat

mereka datang mereka mengucapkan selamat pagi. Dan biasannya kalau pagi

itu ketika anak-anak datang saya pasti meberi salam dan tidak akan melepas

sebelum anak memandang saya dan membalas salam saya, begitu. Terus jika

di beri sesuatu mengucapkan terima kasih kalau kita sudah di tolong juga

mengucapkan terima kasih. Terus misalnya membuang sampah, membuang

sampah di tempatnya di tempatnya nah, itu juga kita terapkan mulai dari

sekarang. Ah… misalnya habis mereka makan, mereka harus membuang

sampah pada tempatnya. Itu

S Itu contoh-contoh yang selama ini ibu berikan sebagai model sehingga anak-

anak bisa meniru

Y Iya, iya miss

S Nah, kira-kira selama ini menurut ibu apakah tindakan-tindakan tersebut sudah

berhasil?

P1.6

Y Selama ini, selama pengalaman ini, saya melihat itu, anak-anak sebagian besar

sudah berhasil melakukan itu. Berhasil melakukan apa yang sudah kami

contohkan dan yang kami berikan, itu…

S Jadi berhasil begitu kah bu

Y Ya, bagi saya berhasil miss

S Nah kemudian bu, bagaimana Ibu membangun relasi yang baik dengan sesama

misalnya kepala sekolah, atau rekan guru, staf administrasi atau orang-orang

yang ada di sekolah yang dapat diteladani oleh anak?

P1.7

Y Membangunnnya dengan cara kita berkomunikasi dengan baik. Saling

menghargai satu dengan yang lain. Misalnya dalam perkataan kita. Dalam

perkataan kita kalau kita berkata dengan baik itu kan tentunya dapat

membangun hubungan dengan baik. Melalui tingkah laku kita. Kalau tingkah

laku kita itu baik, berarti kita membangun relasi yang baik dan orang tua itu

pasti akan menghargai kita, teman kita pasti akan menghargai kita. Jadi

melalui komunikasi, melalui tutur kata, melalui tingkah laku, melalui

perbuatan yang kita lakukan sehari-hari itu.

S Mungkin selain dengan patner di dalam kelas misalnya dengan kepala sekolah,

atau teman guru yang lain begitu bu?

Y Iya, saya melakukan hal yang sama apalagi di depan anak-anak ya itu harus

yang baik ya. Bertemu guru atau siapapun jangan lupa senyum, terus ada juga

misalnya sambil berjabatan tangan, begitu

S Nah bu, kalau misalnya ketika ibu sudah memberikan contoh-contoh yang

baik kepada anak dan anak tidak melakukannya. Kira-kira bagaimana tindakan

ibu bagi anak?

P1.8

Y Saya akan berulang kali menginggatkan kepada anak supaya dia diberi

sesuatu, atau menerima sesuatu mengucapkan terima kasih. Jadi diulangi-

ulangi, diingatkan- diingatkan terus. Kemudian ada nasehat juga

S Selain itu mungkin ada bu

Y Yaa, jadi lewat pembiasaan ya, lakukan terus menerus secara konsisten

sehingga anak-anak melihat dan berupaya untuk mengikuti contoh yang baik

tadi. Karena di TK itu pasti harus ada pembiasaan

S Iya bu, nah mungkin selain ibu memberikan contoh kepada anak, pastinya

harus juga ada dukungan atau motivasi yaa bu

P1.9

Y Jadi seperti menjadi motivator yaa begitu miss,

S Iya bu, nah kalau ada anak melakukan hal yang sesuai dengan pembentukan

moral begitu, kira-kira bentuk motivasi apa yang ibu berikan?

Y Yang pasti kita berikan senyuman, semangat kepada mereka kamu hebat,

kamu pintar begitu kemudian em… misalnya saya biasanya memberikan

hadiah, memberikan reward kepada mereka misalnya oh, tangannya mereka

diberi cap (menunjuk ke tangan) atau diberi stiker, atau diberi permen, bintang

nah itu membuat mereka itu senang melakukan nilai moral yang baik yaa

setiap harinya..

S Itu mungkin bagi yang melakukan, bagaimana dengan yang tidak melakukan

kira-kira bentuk motivasi apa yang ibu berikan pada mereka

P1.10

Y Em… kalau yang tidak melakukan motivasi yang saya lakukan yaitu

mendorong mereka untuk bisa melakukan itu dan saya mengingatkan kepada

anak itu nanti kalau kamu bisa melakukan ini kamu akan mendapat sesuatu

dari bu guru. Jadi mendorong terus untuk melakukan. Karena tidak boleh

(menggelengkan kepala) dengan kekerasan yaa miss. Fisik maupun dengan

kata-kata itu sangat tidak boleh menurut saya.

S Misalnya bu

Y Kaya pull up begitu. Mendorong untuk anak itu bisa melakukan dengan

nasehat. Kemudian saya juga gunakan misalnya actor spiderman atau apa

begitu yang disukai anak, saya katakana loh, spiderman tidak pernah loh

menyakiti temannya, contohnya begitu (senyum). Nah, jadi anak-anak yang

tidak melakukan itu jadi anak termotivasi. begitu

S Kira-kira sejauh ini yang paling efektif menurut ibu yang mana P1.11

Y Dengan pujian, jadi anak-anak merasa oh… kamu hebat. Anak akan merasa

senang dengan apa yang telah dia lakukan. Jadi yang lain bisa mengikuti

S Kalau berbicara tentang moral pasti tidak terlepas dari pengenalan akan Tuhan

ya bu

P1.12

Y Oiya pasti karena moral itu ya salah satunya adalah mengenal niali-nilai

agama itu, miss

S Nah, kira-kira apa sih tindakan ibu untuk mengenalkan anak pada Tuhan

Y Yang saya lakukan jadi setiap kita mau memulai kegiatan kita berdoa dulu.

Terus kita juga memberikan firman Tuhan atau cerita Firman Tuhan dari itu

kita akan membawa anak-anak itu ya dia bisa mengenal akan Tuhan,

mengenal kasih Tuhan dan dari itu mereka boleh belajar dari firman Tuhan

dari tiap pagi kita berikan itu dia bisa mengenal akan Tuhan.

S Kira-kira tujuannya apa sih bu

Y Tujuan yang lain yaitu anak-anak itu bisa melakukan kasih kepada temannya,

mereka menyayangi temanya, mereka juga bisa mengucap syukur dan mereka

juga bisa saling tolong menolong menghargai sesuai dengan ajaran dari

Firman Tuhan yang di dengar itu.

S Iya bu, selain itu bu, bagaimana ibu membimbing anak untuk menghargai diri

sendiri?

P1.13

Y Menghargai diri sendiri itu, ya termasuk nilai moral juga yaa, bertanggung

jawab, jujur itu salah satu dari menghargai diri menurut saya. Nah kalau itu

biasanya saya akan membawa dia untuk mengatakan bahwa kamu itu bisa,

kamu itu pandai, kamu itu anak Tuhan dan kamu pintar, kamu bisa jdi kamu

tidak usah takut dengan apa yang sudah kamu lakukan. Jadi bisa membuat dia

percaya diri kan kadang anak ada yang nganu sudah tidak PD dengan hasil

karyanya apalagi kalau temannya lebih bagus jadi saya akan mendorong

dengan kata-kata yang positif. Alasannya supaya anak itu tidak minder kepada

teman, guru dan lebih percaya pada dirinya. Terus dibimbing. Intinya

menghargai diri sendiri yaitu percaya pada kemampuan dirinya, atau percaya

diri.

S Selain menghargai diri sendiri bu, apa sih tindakan yang ibu lakukan untuk

membimbing anak menghargai orang tua, baik itu orang tua yang melahirkan

maupun yang lebih tua darinya, begitu bu

P1.14

Y Bimbingan yang saya lakukan yaitu dengan mengingatkan dia, em… agar

anak itu menghargai dan menghormati orang tua misalnya kalau orang tua

menyuruh untuk waktunya makan dia harus makan dia harus melakukan apa

yang di perintahkan orang tua dengan cara terus saya bimbing dan terus

mengingatkan di dalam kelas untuk anak tetap mau mendengarkan perkataan

orang tua karena orang tua itu juga wakil dari Tuhan jadi harus dihargai orang

tua itu.

S Jadi diingatkan begitu kah bu

Y Iya jadi misalnya ketika sebelum pulang sekolah itu saya selalu mengingatkan

untuk misalnya jangan lupa mencium tangan orang tua, bukan cuman ayah dan

ibu, tapi semua orang yang lebih tua darinya dan tidak lupa mengucapka

salam. Begitu. Biasanya juga ada tema tentang keluarga dari tema keluarga itu

kita bisa mengajarkan pada anak untuk dia mengahargai orang yang yang

tinggal di rumahnya atau keluargaya bahkan kepada mbanya atau orang yang

membantu ibunya (pembantunya).

S Nah bu, selain mmbimbing untuk orang tua tentu saja dalam kehidupan

keluarga tidak lepas dari saudara ya, ada kakak ada, bagaimana ibu

membimbing anak agar bersikap baik terhadap saudara-saudaranya?

P1.15

Y Sebenarnya hampir sama yaa miss, dengan kakak adiknya misalnya dia harus

mau berbagi. Itu dengan cara saya mengingatkan. Kemudian bagaimana dia

memanggil bukang langsung menyebut nama tapi dengan sebutan kakak atau

adik atau mas atau mba sehingga lebih sopan. Caranya dengan terus

mengingatkan.

S Selain itu bu, yang berhubungan anak dengan teman sebaya P1.16

Y Oiya iya (menggangukan kepala), wah kalau di sekolah itu bermain sama

teman pasti banyak percecokannya miss

S Nah itu bagaimana ibu membimbingnya?

Y Misalnya ada perkelahian nah kita akan mempertemukan anak yang berantem

ini. Nah kita akan mencari tahu mengapa sehingga mereka berkelahi. Kita

akan menyuruh anak untuk menjelaskan jadi mendengar dari dua pihak setelah

kita sudah tau kebenarannya maka berkata bagi anak yang salah harus

meminta maaf kepada temannya. Yaa jadi dengan memanggil mereka dan

menyelesaikannya harus sampai benar-benar tuntas baru mereka saling

berpelukan saling meminta maaf dan sebagainya.

S Bagaimana reaksi teman-teman sebaya yang lain bu?

Y Reaksi teman-temannya juga senang yaa, jadi mereka senang kalau ada yang

berkelahi kemudian saling memberi maaf. Bahkan ada yang bisa

menyelesaikan masalahnya sendiri jadi biasanya saya hanya mengamati

mereka untuk melihat apakah mereka benar-benar bisa menyelesaikan

masalahnya sendiri atau tidak jadi beri kesempatan dulu pada anak untuk

menyelesaikannya. Jadi tanggapan teman-temannya yaa baik, senang karena

temannya mau melakukan hal baik.

S Kemudian bagaimana cara ibu menuntun anak bersikap terhadap alam sekitar

(hewan dan tumbuhan)?

P1.17

Y Ini, anak kami ajari untuk menyiram tanaman pada waktu tema tanaman nah

itu ada kegiatan menyiram tanaman dan tidak merusak tanaman dengan tidak

memetik bunganya, tidak memetik daunnya, dan bahkan tidak mencabut

tanaman itu jadi kita adakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

bagaimana merawat tanaman. Kemudian mengarahkan mereka tidak hanya di

sekolah namun juga jika melihat tanaman di rumah. Dan pada saat tema

binatangpun kita mnegajarkan anak-anak untuk menyayangi binatang dengan

cara memberi makan binatang, misalnya binatang kesayangan ya dengan

memandikan. Jadi intinya tidak menggangu. Intinya ketika ada tema tentang

alam itu baik itu tumbuhan maupun hewan kami selalu menekankan anak

dengan cara membuat kegiatan-kegiatan dimana anak turun langsung dalam

merawat tumbuhan maupun hewan. Selain itu di sekolah kan biasannya ada

kegiatan field trip itu misalnya ke kebun anak merasa benar-benar bagaimana

menanam, merawat memberi pupuk nah disitu saya rasa bisa memupuk nilai-

nilai baik bagaimana mereka bersikap pada alam yaa.

S Nah mungkin dalam keseharian bagaimanan bu?

Y Dalam keseharian yang paling gampang ya menggingatkan untuk membuang

sampah pada tempatnya, jangan lupa mematikan kran air setelah mencuci

tangan. Karena di sini banyak anak-anak yang sengaja membiarkan kran air itu

terus terbuka jadi kan pemborosan air juga toh. Begitu miss

Selain itu juga miss (mengerutikan kening) disini kita ada kegiatan-kegiatan

dari sekolah seperti field trip begitu misalnya ke sawah melihat bagaimana

kerja petani, dan sebagainya

S Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap dalam masyarakat? P1.18

Y Saya mengarahkan anak, jadi kamu di lingkungan masyarakat anak harus

bersikap yang baik. Mengarahkan dia untuk bersikap yang baik, sopan

misalnya saat dia berkata-kata, dia harus berkata dengan sopan. Misalnya

kalau berjalan juga berjalan dengan baik kan biasanya ada anak yang kalau

berjalan sengaja menendang nah kita mengarahkan anak itu untuk berlaku

sopan dengan orang lain. Kalau ada orang yang lebi dewasa saya bimbing

untuk menegur denga ramah, kemudian biasanya kan anak-anak kalau ada

kegiatan keluar sekolah begitu, misalnya jalan-jalan itu biasannya pagar rumah

orang itu di gebrak-gebrak, nah disitu saya ingatkan jadi menegur langsung

pada anak.

S Baik bu, misalnya kalau ada anak-anak yang bersikap kurang baik misalnya

tidak sopan, tidak mau mengerjakan tugas, suka mengusik teman, suka

bertengkar itu bagaimana sikap ibu terhadap anak tersebut?

P1.19

Y Saya akan mendekati anak tersebut, kemudian bertanya mengapa dia

melakukan hal yang tidak baik misalnya berkelahi atau berkata kasar atau

marah kepda temanya atau orang lain jadi saya akan mendekati dan setelah itu

saya tanyakan penyebabnya. Dari itu, kemudian biasanya saya mengajak anak

itu untuk berdoa secara singkat, minta maaf kepada Tuhan karena dia sudah

melakukan hal yang salah kemudian meminta maaf kepada teman.

S Selama ini, tentu ada hambatan yang ditemukan bu dalam mengembangkan

moral anak ya

P1.20

Y Iya miss, itu pasti

S Nah kira-kira apa saja hambatannya bu

Y Hambatanya ya kadang dari anak itu sendiri kalau anak itu kan sikapnya keras

kalau dia sikapnya keras kan menjadi hambatan bagi kita untuk melakukan itu

tetapi karena dengan terus-terus dilakukan maka itu bisa berlajan dengan baik.

jadi hambatanya dari sikap anak itu sendiri, dari lingkungan anak baik itu

lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat dari anak itu sendiri.

Hambatan paling besar sebenarnya dari lingkungan itu tadi.

S Bagaimana ibu mengatasinya atau solusinya apa bu? P1.21

Y Saya akan mendekati orang tua dan saya akan selalu berkomunikasi dengan

orang tua itu tentang anak itu. Selalu pendekatan dengan orang tua,

komunikasi dengan orang tua dan juga kepada anak itu sendiri saya dekati-

dekati terus tiap hari-tiap hari samapi dia betul-betul bisa melakukan, bisa

menjadi anak yang baik

S Biasanya kapan ibu memberitahukan kepada orang tua?

Y Misalnya saat orang tua mengantar anak, ataupun menjemput itu bisa kita

mengadakan komunikasi selain itu, kitakan ada buku konsultasi antara orang

tua dan guru jadi misalnya guru ada sesuatu dengan anak itu biasanya kita

konsultasikan melalui buku konsultasi tersebut. Biasanya juga bisa lewat

telepon atau dengan berkunjung ke rumahnya.

S Baik bu, ini untuk pertanyaan penutup bagaimana saran ibu terhadap para guru

PAUD mengenai pembentukan moral AUD?

P1.22

Y Saran saya kepada guru PAUD adalah untuk mengajarkan dan menjadi contoh

dalam kita berbicara dalam kita bertingkah laku dalam keseharian kita melalui.

Jadi contoh dan teladan itu harus benar-benar kita lakukan. Kemudian

mengajarkan pada anak itu harus secara rutin bagaimana mengajarkan pada

anak. Jadi guru harus terus menerus melakukan atau kontinyu. Di jadikan

nilai-nilai moral itu sebagai pembiasaan setiap harinya. Terhadap diri kita juga

harus benar-benar menjadikan itu sebagai pembiasaan.

S Baik bu, daftar pertanyaannya sudah selesai, saya mengucakan terima kasih

karena sudah memberikan waktunya buat saya

P1.23

Y Oh, tidak masalah miss, saya senang bisa membantu semoga lancar yaa miss.

S Iya bu, sekali lagi terima kasih (berjabat tangan)

Partisipan 2

a. Waktu wawancara

Hari/Tanggal : Rabu, 13 April 2016

Waktu : 09.00 WIB

b. Identitas Partisipan

Inisial Partisipan : Ibu L

Pekerjaan : Guru TK

Pendidikan : S1

c. Keterangan

S : Peneliti

L : Partisipan 2

Subjek Isi Wawancara Kode

S Selamat pagi ibu, maaf sudah mengganggu waktunya. Ini tidak sibuk kan bu, P2.1

L Oh, tidak masalah, kemarin kepala sekolah sudah beri tahu kalau mau ada yang

wawancara, jadi sudah di atur jadwalnya, (tersenyum)

S Iya bu, jadi saya sedang melakukan penelitian tentang peran guru dalam

pembentukan moral anak, jadi mungkin saya akan mengajukan beberapa

pertannyaan, begitu bu

L Menyangkut peran guru dalam moral yaa, baik baik miss, silahkan (tertawa kecil

dan tersenyum). Nilai-nilai moral itu kan sebenarnya juga dalam RKH kami

sudah ada yaa, jadi setiap hari itu suah ditentukan karakter nilai moral apa yang

harus diajarkan pada anak, sebenarnya sih sudah ada.

S Iya bu, jadi mungkin saya akan Tanya-tanya sedikit bagaimana ibu

menerapkannya

L Baik miss, silahkan silahkan (tertawa kecil)

S Nah bu, kira-kira sudah berapa lama sih ibu jadi guru PAUD? P2.2

L Wah sudah lama yaa miss, di atas 10 tahun malahan.

S Nah apa sih yang menjadi motivasi ibu jadi guru PAUD, bu kalau begitu?

L Karena menjadi guru PAUD memang merupakan tugas mulia dari Tuhan yaa,

melayani begitu. Dan selain itu juga karena sebagai guru saya mengaplikasikan

sekolah pendidikan guru saya (SPG) saya yaitu guru PAUD khususnya SPG TK

waktu itu dan sekarang sudah tidak ada lagi. Itu untuk saya aplikasikan karena

semakin lama juga saya semakin mencintai anak-anak (tersenyum). Dan dunia

anak-anak itu sangat menyenangkan sekali. Memang (menganggukan kepala)

mula-mula memang saya buta terhadap anak-anak tetapi memang semakin lama

semakin mendalam pemahaman saya mengenai anak.

S Dari situ, menurut ibu apa saja karakteristik dari seorang guru PAUD itu? P2.3

L Ya tentunya memiliki kepribadian yang baik. Punya etitud yang baik itu utama.

Karena justru menjadi guru PAUD tidak hanya menghadapi anak-anak tetapi

justru kita menghadapi masa depan anak-anak itu. Jadi ketika saya dilapangan

semua gerak-gerik saya itu di lihat oleh anak dan apalagi kami disini itu

mengajarnya system patner yaa jadi kami juga harus benar-benar memahami

karakteristik patner kami masing-masing ya seperti itu. Sehingga tidak ada

kejanggalan dalam mendidik anak ya. Jadi dengan begitu kami bisa dikatakan

layak menjadi guru PAUD. Kemudian karakteristik yang berikut adalah harus

banyak-banyak sabar yaa miss. Karena menghadapi anak itu yang punya macam-

macam sifat itu ya otomatis kita harus benar-benar berlatih untuk sabar…

(tertawa kecil) begitu

S Bagaimana pendapat Ibu mengenai menjadi seorang role model bagi anak usia

dini (AUD)?

P2.4

L Yang pertama menjaga stabilitas kita sebagai guru, dalam banyak hal ya. Karena

mereka akan mengidolakan kita, dan tentu kita akan bertindak hati-hati dalam

berbagai macam aspek ya, supaya apa yang ditiru yang dicontoh benar-benar

bukan sesuatu yang tidak baik, tentu hal yang baik, yang pantas yang layak yang

itu mendukung teristimewah lebih menggali perkembangan anak didik kita

supaya ke depan anak didik kita bisa, katakanlah tidak melecehkan guru. Guru itu

yang istilah kalau bahawa Jawa itu diguguh dan ditiru, itu di not ya seperti yang

punya Ki Hadjar Dewantara itu. Jadi kita harus stabil di manapun kita berada,

bukan hanya di sekolah, kadang kita bertemu di jalan, kadang kita bertemu di

tempat lain. Jadi kalau segala tingkah laku kita, segala perbuatan kita tidak

pantas, anak-anak akan mengikuti, lah guruku saja seperti itu. Dan itu hanya

berakibat yang tidak baik bagi anak.

S Iya bu, seperti yang tadi ibu bilang bahwa guru itu ditiru, nah kira-kira sejauh ini

bentuk keteladanan yang diberikan Ibu yang dapat dicontohi oleh anak dalam

rangka penanaman moral di sekolah?

P2.5

L Seperti yang berlaku di sini, katakalah di TK Eben Haezer ini, datang awal, kita

ikut renungan, kita ikut berdoa bersama rekan guru yang lain itu otomatis secara

tidak langsung anak-anak itu melihat. Kemudian tidak datang terlambat sekolah,

mengajar sesuai koridor yang sudah ada. Lalu rasa sayang itu tetap harus lebih

nampak ya sehingga hubungan kita dengan anak-anak itu lebih dekat. Mereka

tidak akan mengidolakan dan mencontoh kita kalau hubungan kita jauh.

Meskipun anak-anak tidak baik katakanlah nakal, tapi kita tidak mengatakannya

nakal. Kita memanggilnya dengan halus, ramah, nah itukan apa namanya, anak-

anak menjadi lebih dekat nah, tapi jangan salah juga, ketika kita mengatakan

aduh, gantengnya, itu sebenarnya tidak tepat karena kita tidak hanya melihat dari

penampilan saja tapi katakanlah seperti ini aduh, gantengnya, sudah mau

mendengar, sudah mau bertanggunga jawab karena kalau hanya mengatakan

ganteng nanti dia kepedean tanpa tahu dia itu ganteng karena apa, misalnya. Dan

tentu saja masih banyak lagi yah...

S Kira-kira apakah tindakan ibu berhasil? P2.6

L Tidak berhasil (sedikit menundukan kepala lalu mengangkat lagi) Karena ada

kalanya kondisi kita sendiri (memegang dada) mengalami katakanlah tidak stabil

juga. Kadang kondisi pikiran kita suatu masalah itu membuat kita saat itu

mungkin tidak layak untuk dicontoh oleh anak-anak katakanlah seperti ini kita

sedang ada masalah di keluarga padahal kita sebagai guru itu sebenarnya harus

mampu menampakan wajah ceria, wajah semangat tetapi kita tidak bisa

memungkiri seperti itu kadang-kadang kita memang harus buat-buat tapi ada

kalanya setitik dua titik itu pasti muncul ya, jadi itu yang membuat sepenuhnya

tidak berhasil itu, karena anak-anak itu melihat kita ya, mereka sangat mengenal

kita jadi kalau setitik dua titik tadi kita melakukan dengan tidak sungguh hati

maka di situlah yang membuat sepenuhnya apa yang kita contohkan tidak atau

belum berhasil.

S Selain itu bu, bagaimana ibu membangun relasi yang baik dengan orang-orang

yang ada di sekolah misalnya kepala sekolah, staf administrasi yang ketika anak

lihat itu anak bisa menirunya bu?

P2.7

L Ya ketika kita bertemu ya kita memberi salam, hallo atau hai ya, How are you,

dan lain sebagainya tos begitu misalnya kepada yang lain juga seperti itu dan em,

ketika orang lain sedang membicarakan patner kerja kita saya sebagai pasangan

itu tidak akan menanggapi penuh, karena itu akan merusak hubungan kita dengan

pasangan kita. Karena ini pernah terjadi ya, kalau saya ikut-ikutan masuk untuk

bercerita nama patner kerja kita itu pasti bawaanya jadi tidak senang melihat

patner kita dan artinya hubungan kita dengan patner jadi tidak baik di depan

anak-anak dan tidak menutup kemungkinan anak-anak yang memiliki kejelian

dalam menilai guru-gurunya ini akan melihat bahkan meniru, jadi saya berusaha

di dalam kelas di depan anak-anak harus memiliki hubungan yang baik dengan

teman saya atau patner saya, seperti itu. Karena di sini kan satu kelas itu berdua

jadi sebisa mungkin menjaga hubungan yang baik

S Selain itu bu, misalnya ibu mendapati anak yang tidak melakukan sesuai dengan

yang dicontohkan, apa tindakan ibu?

P2.8

L Paling tidak kita memberi sentuhan (mengerakan tangan) kepada dia misalnya

memegang pundaknya supata yang pertama dia sadar kalau saya sayang kepada

dia, dan dia itu anak yang baik kemudian ya saya biasanya langsung menegur,

memberi peringatan dan bertanya kepada anak, biasanya langsung dengan kata-

kata ya sehingga anak-anak juga bisa langsung sadar bahwa perbuatannya tidak

sesuai atau tidak disenangi oleh guru oleh saya seperti itu.

S Nah ibu, selain memberikan contoh pada anak, pasti ada semangat atau motivasi

yang diberikan ya

P2.9

L Iya, harus ada karena dengan motivasi itu anak-anak akan lebih semangat karena

mereka merasa kalau ada dorongan ada semangat, ada pengguatan yang diberikan

oleh orang yaitu guru

S Jika begitu bu, bagaimana bentuk motivasi apa yang ibu berikan jika anak

melakukan hal yang sesuai sesuai dengan pembentukan moral

L Kalau kita di PAUD miss (menganggukan kepala) motivasi itu biasanya lebih ke

penguatan namanya yaa. Ya… jadi untuk bentuk motivasinya saya biasanya

memberikan reward ya, misalnya memberikan acungan jempol, ataupun tos, dan

lain sebagainya itu yang kami lakukan.. Dan tidak lupa saya memberikan pujian,

anak-anak hebat, kalian berhasil bekerja sama. Misalnya besok mau bekerja sama

lagi, saya bilang kaya gitu. Dan itu sebuah kegiatan yang sedang saya terapkan,

baru saja saya terapkan di kelas saya. Bahkan di dalam kelas itu saya buat

kegiatannya itu dalam bentuk estafet, misalnya memberi lembar tugas, saya

membagikannya dengan cara estafet lalu memberikan instruksi untuk anak-anak

menyebutkan nama teman yang akan menerima lembar tugas tersebut. Karena

kami itu duduknya leter U sehingga anak-anak belajar melayani orang lain

terlebih dahulu dalam konsep yang lebih nyata.

S Nah mungkin itu bagi yang melakukan, kalau bagi anak yang tidak melakukan

bagaimana bu?

P2.10

L Kalau yang model seperti saya tadi mereka tetap melakukan ya, senang seperti

itu, tapi memang pada awalnya masih banyak yang enggan atau tidak mau

melakukan estafet itu. Itu baru saja kemarin ada anak yang benar-benar tidak mau

memegang tas temannya apalagi sepatu temannya, tidak mau menolong dan

bergabung sama sekali. Tetapi saya beri kesempatan, jadi tidak memaksa, saya

biarkan dia melihat teman-temannya dan kemudian tadi barusan saja ternyata dia

mau melakukan, mau bergabung dengan teman-temannya. Jadi saya setelah

melihat itu saya memberikan nasihat, kemudian saya katakan kalau mau

menolong orang lain silahkan masuk ke barisan supaya kamu juga ditolong orang

lain karena manusia itu tidak bisa hidup sendiri, harus bisa saling menolong.

Saya beri nasihat dengan tidak memaksa ya, saya memastikan ke anak tersebut

bahwa dia pasti bisa berubah dan melakukan sesuai dengan yag sudah saya

contohkan. Begitu yang biasa saya berikan sih miss

S Dari semuanya itu kira-kira bentuk yang paling efektif itu apa bu dan dampaknya

bagaimana

P2.12

L Ya menurut saya yang paling efektif ya ketika kita memberikan reward berupa

pujian, dan mengajak teman-temannya juga memberikan pujian berupa tepukan

tangan, atau acungan jempol jadi mereka akan terus mengingat, bahkan sampai

ada yang memberitahukan ke orang tuanya sehingga dampaknya anak akan tetap

melakukan karakter-karakter moral yang baik sehingga dia bisa mendapat pujian

bahkan dari teman-temannya, begitu.

S Baik bu, selanjutnya kalau berbicara tentang moral tentu tidak terlepas dari

pengenalan akan Tuhan bagi anak

P2.13

L Iya, iya… (menganggukan kepala)

S Nah bu selama ini tindakan apa sih yang ibu berikan dalam rangka pengenalan

akan Tuhan?

L Ya kalau pagi itu otomatis segala hal ata kegiatan itu kami kaitan dengan

pengenalan akan Tuhan, jadi setiap hari itu kami kaitan kegiatan dengan

pembelajaran untuk mengenal Tuhan. Jadi ada doa bersama sebelum masuk ke

sentra, doa Bapa Kami di Kanopi. Kemudian ada pelajaran Rohani di hari Sabtu.

Biasanya di awal kegiatan itu kami mengaitkan sedikit tema dengan ajaran agama

terkhusunya ajaran Kristen. Jadi adanya cerita-cerita jadi kami kaitkan dengan

ajaran Tuhan misalnya cerita-cerita alkitab. Sehingga karaker-karakter atau

tokoh-tokoh Alkitab itu kan ada, jadi dapat kita berikan dan beritahukan pada

anak.

S Bagaimana dengan tindakan ibu untuk membimbing anak menghargai dirinya

sendiri?

P2.14

L Ya menghargai diri itu kan di dalamnya dia bisa untuk bertanggung jawab,

mandiri, berdisiplin, bersemangat. Jadi misalkan kegiatan menyusun balok dia

bertanggung jawab mengembalikan semua balok yang dipakai. Atau

menggunakan jumlah balok sesuai dengan yang telah ditentukan guru kan itu

karakter bertanggung jawab dan jujur ya, kemudian kita mengatakan kepada anak

itu bahwa kamu sebenarnya bisa loh, jadi dengan terus memberikan kata-kata

positif pada anak tersebut. Jadi misalnya kita ajak anak-anak lain untuk ikut

memberi suport atau dukungan pada anak tersebut. Karena biasanya yang lebih

mempan dan yang anak-anak lebih senang itu ketika dia juga mendapat pujian

dari teman sebayanya, atau teman sekelasnya. Coba mari kita acungkan jempol

karena sudah mau percaya diri misalnya. Atau saya selalu berikan nasehat-

nasehat agar anak bisa bertanggung jawab, mandiri dengan pemberian tugas

misalnya membuat bangunan. Jadi dia bertanggung jawab menyelesaikannnya

sendiri begitu.

S Selain itu bu, hubungan dengan orang tua atau orang yang lebih tua tentunya

menjadi hal yang penting, nah bagaiman ibu membimbing anak dalam bersikap

terhadap orang tua atau orang yang lebih tua sekalipun?

P2.15

L Ya menghargai ya tidak jemu-jemu menggingatkan ya, anak-anak di rumah itu

harus menghargai orang tua, yang mananya orang tua itu bukan hanya ayah dan

ibu tapi ada kakak, ada mbah yang membantu ibu, ada kakek, nenek, bibi, paman

itu adalah orang tua jadi apa yang dinasehatkan itu pasti untuk kebaikanmu.

Makanya kita harus mendengar. Kemudian kepada adik, jangan sewenang-

wenang karena kita itu meskipun kecil tapi dia itu adik kita yang harus kita

sayangi, kita jaga, dan mengaitkan lagi dengan manusia sebagai makhluk sosial

ya. Dan itu biasanya lebih kepada kegiatan-kegiatan saat tema keluarga. Jadi

misalnya sekarang itu kan ada tema alat komunikasi jadi kami membuat kegiatan

anak menulis surat kepada siapa saja anggota keluarganya sehingga jiwa

menyayangi itu kami harap bisa terbangun atau terbentuk dari kegiatan-kegiatan

seperti itu.

S Kalau dengan saudara-saudaranya bu, kakak atau adik? P2.16

L Saya pikir sama yaa, mungkin sudah di jawab di atas bahwa kami kaitkan dengan

tema misalnya atau bisa juga dengan metode bercerita atau misalnya memberikan

kesempatan pada anak untuk menceritakan keadaanya di rumah, jadi mereka bisa

menceritakan atau bercakap-cakap tentang kondisi mereka di rumah, itu sih miss

yang biasa saya lakukan, karena semua harus masuk pada kegiatan anak setiap

hari itu.

S Kemudian bagaimana ibu memberikan atau membimbing anak bersikap terhadap

teman sebayanya?

P2.17

L Saya di kelas itu atau sebelum masuk kelas, ada semacam kegiatan dengan model

estafet begitu. Jadi ketika ingin menaruh tas, saya suruh anak-anak dari kanopi

itu sebelum masuk kelas saya suruh berbaris, kemudian tasnya diangkat ke

depan, kemudian anak yang di belakang memberikan tasnya kepada anak yang di

depan, jadi yang memasukan tas itu hanya orang atau anak yang di depan

kemudian berputar lagi seperti estafet. Jadi seperti estafet tas ini mengandung

banyak nilai. Kerja sama, sabar, sayang kepada teman dengan cara membantu,

menghargai teman, tolong menolong, gotong royong karena zaman sekarang itu

nilai budaya gotong royong itu sudah berkurang. Peduli orang lain it sudah

kurang sekali. Kadang-kadang, kalau tasnya jelek atau misalnya kegiatan

menempatkan sepatu sehabis kegiatan menempatkan tas, itu sepatunya saya

suruh lepas, terus diberi kepada temannya. Kan kadang kalau sepatunya jelek ada

yang tidak mau mmegang dan ada anak yang ingin selalu sepatunya itu selalu di

atas terus, tidak pernah mau di taruh di rak bagian bawah. Kami suruh yang

paling pertama di taruh di rak paling bawah kemudian berikan temannya nanti

disebelahnya kemudian bersusun sampai atas. Jadi tidak seperti anak-anak itu

biasanya aku mau sepatuku dekat dia, aku mau yang di bagian sebelah sini

misalnya. Tapi mereka sesudah melakukan itu, mereka senang. Dan tidak lupa

saya memberikan pujian. Besok mau bekerja sama lagi, saya bilang kaya gitu.

Dan itu sebuah kegiatan yang sedang saya terapkan, baru saja saya terapkan di

kelas saya. Bahkan di dalam kelas itu saya buat kegiatannya itu dalam bentuk

estafet, misalnya memberi lembar tugas, saya membagikannya dengan cara

estafet lalu memberikan instruksi untuk anak-anak menyebutkan nama teman

yang akan menerima lembar tugas tersebut. Karena kami itu duduknya leter U

sehingga anak-anak belajar melayani orang lain terlebih dahulu dalam konsep

yang lebih nyata.

S Baik bu, selain itu tentu sikap anak terhadap alam dan lingkungan itu penting,

bagaimana ibu membimbing mereka?

P2.18

L Itu ya kembali lagi dengan cara menasehati ya agar tidak merusak, menggangu

kemudian mengajarkan mereka dengan kegiatan-kegiatan misalnya menyiram,

memberi pupuk, mencabut rumput yang liar, kemudian tidak mencoret-coret

tembok, membuang sampah pada tempat sampah misalnya jadi biasanya sih yang

saya gunakan adalah dengan terus menggingatkan anak-anak ya dan juga dengan

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tumbuhan maupun hewan seperti itu.

S Pertanyaan yang berikut bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap

dalam masyarakat?

P2.19

L Terus menggingatkan, kemudian bagaimana hidup dalam bermasyarakat itu tidak

boleh teriak-teriak sembarangan karena akan menggangu. Kalau di banyak orang

harus tetap berpegangan sama ibu atau orang dewasa yang membawa kita, jadi

tidak melepaskan tangan dan kemudian kita akan susah sendiri. Jadi mereka

belajar untuk bergotong royong dan mewas diri juga ya, miss

S Apa tujuannya bu

L Sebenarnya tujuannya itu ya praktis ya, intinya anak itu dapat berlaku dan

bersikap baik di depan masyarakat dan juga dapat mengaja dirinya juga, begitu

S Nah bu, di dalam kelas, atau keseharian anak itu ada tidak yang misalnya tidak

melakukan nilai-nilai moral?

P2.20

L Oh, sampai sekarang ini masih banyak, ada yang suka memukul temannya, ada

juga suka berkelahi, tidak mau mengerjakan tugas, suka ganggu teman, begitu

(mengerutkan kening)

S Sejauh ini tindakan apa yang ibu berikan kepada mereka

L Ya kadang-kadang kalau menemukan anak-anak seperti itu biasanya saya

berdiam dulu, kita memanggil sambil di elus-elus, kita peluk. Dan kemudian

berkata dengan sebisa mungkin kalimat-kalimat yang positif, misalnya kamu kan

anak yang pintar kamu itu baik, kamu itu anak baik. Kemudian saya menyuruh

untuk meminta maaf. Jadi saya tunggu sampai emosinya itu bisa redah dulu ya.

Dan biasanya saja buat perjanjian sama anak untuk besok tidak mengulanginya

lagi itu pasti. Yang jelas harus minta maaf ya karena kadang-kadang anak-anak

itu minta maafnya tidak tulus. Selain itu ya tidak lupa memberi nasehat-nasehat,

teguran-teguran kepada mereka dengan bahasa yang mudah mereka mengerti

juga Seperti itu.

S Dalam proses pembentukan ini, adakah hambatan-hambatannya bu P2.21

L Ada ya pasti miss, Hambatannya yang pertama karena kadang-kadang apa yang

kita lakukan atau terapkan itu tidak didukung oleh orang tua ya, kadang di

sekolah pembelajarannya begini tapi di rumah sudah lain lagi (mengerutkan

kening). Jadi solusinya yaitu pengulangan ya. Jadi hari ini diulangi besok

diulangi lagi sampai mereka benar-benar mantap seperti itu.

S Selain solusi pengulangan tadi bu, apa lagi solusinya bu P2.22

L Ya tentu saja sekolah harus katakanlah bertindak. Mula-mula kalau misalnya itu

parah ya terjadi secara terus menerus dan memiliki prosentasenya banyak atau

tinggi, itu kita memanggil orang tuanya, kemudian menceritakan keadaan yang

sebenarnya. Dan ini biasanya sering terjadi. Jadi orang tua dipanggil, seperti itu.

Kemudian kita meminta pada orang tua untuk bisa mengarahkan anak ketika di

rumah. Jadi kita ceritakan di sekolah kalau anak melakukan seperti ini, yang

kami lakukan adalah seperti ini., jadi harapan kami bisa dilanjutkan di rumah dan

apabila itu berkali-kali terjadi itu biasanya yang menggambil tindakan bukan lagi

guru tapi kepala sekolah, seperti itu.

S Baik bu, selanjutnya bagaimana saran ibu terhadap para guru PAUD mengenai

pembentukan moral AUD?

P2.23

L Saran saya ya untuk guru-guru PAUD untuk dapat menerapkan pembiasaan-

pembiasaan karakter-karakter baik seara berulang-ulang dengan terus menerus di

sekolah. Itu saja.

S Baik, terima kasih sekali bu, sudah mau memberikan banyak informasi bagi saya P2.4

L Iya sama-sama, semoga bermanfaat, ya miss. Tuhan berkati biar cepat selesainya

(tertawa sambil memberikan salam)

Partisipan 3

a. Waktu wawancara

Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2016

Waktu : 10.00 WIB

b. Identitas Partisipan

Inisial Partisipan : Ibu I

Pekerjaan : Guru TK

Pendidikan : S1

c. Keterangan

S : Peneliti

I : Partisipan 3

Subjek Isi Wawancara Kode

S Selamat pagi bu.. P3.1

I Selamat pagi, miss (berjabatan tangan)

S Maaf ya bu kalau sudah menggangu

I Oh, tidak lah miss,

S Saya mengucapkan terima kasih sebelumnya karena ibu sudah mau membantu

saya memberikan

I Iya, iya miss, bagaimana ini (tersenyum)

S Begini bu, mungkin kepala sekolah sudah memberitahukan sebelumnya, jadi saya

disini mau bertanya Tanya sedikit tentang peran guru dalam membentuk moral

anak

I Oh, itu tentang skripsinya ya miss, ya memang ya, moral itu sekarang wah, sudah

kalau dibilang sudah tidak sebaik jika kita bandingkan dengan yang dulu, bagus

miss, bagus (tersenyum)

S Jadi mungkin saya awali dengan pertanyaan mengapa sih ibu ingin menjadi guru

PAUD?

P3.2

I Yang pertama, em karena pengalaman ya. Dulu saya dari sejak mahasiswa saya

ikut kaya pelayanan siswa terutama anak-anak SMP, SMA. Nah trus kemudian

saya juga pernah juga mengajar di SMA itu saya mendapatkan bahwa banyak

anak-anak SMP dan SMA itu yang em, kurang memiliki em, katakanlah sikap,

perilaku latar belakang itu yang kurang baik dan ternyata mereka itu banyak

dipengaruhi oleh waktu atau masa kecil mereka. Jadi kalau masa kecil mereka

misalnya kurang terdidik dengan baik, nanti besarnya mereka jadinya gitu deh,

jadi orang yang memiliki sikap yang kurang baik, dan banyak hal-hal yang

misalnya kaya terjerumus dalam berbagai pergaulan yang ngak baik karena

dasarnya mereka dari kecil karena itu saya melihat pentingnya pendidikan dari

kecil, seperti itu.

S Untuk itu bu, apa karakterisitik yang baik dari seorang guru PAUD? P3.3

I Yang harus ada dalam karakteristik seorang guru PAUD ya yang pertama adalah

sikapnya, harus bisa menjadi teladan bagi anak-anak, sikap yang tidak boleh

sembarangan ya. Dalam bersikap dalam berkata karena anak-anak itu melihat dan

mencontoh, jadi itu yang paling penting. Mereka itu peniru ulung yaa.

S Karena anak itu peniru ulung ya bu, jadi menurut ibu pentingkan seorang guru itu

menjadi role model bagi anak didiknya terkhususnya anak PAUD?

P3.4

I Bagi saya itu penting sekali yaa. Menjadi model itukan contoh ya, teladan

sesuatu yang diikuti. Itu bukan sesuatu yang mudah karena setiap apa yang kita

lakukan itu dilihat oleh anak-anak jadi kita harus benar-benar menjaga, berhati-

hati dan kalau bisa bersikap yang baik supaya anak-anak itu bisa mengikuti sikap

kita yang baik.

S Nah, dengan begitu selama ini apa saja bentuk keteladanan yang diberikan Ibu

yang dapat dicontohi oleh anak dalam rangka penanaman moral di sekolah?

P3.5

I Praktinya ya. Ya kalau praktisnya dari kegiatan sehari-hari yang pertamanya pasti

masalah pembiasaan. Jadi kebiasaan-kebiasaan misalnya kebiasaan untuk tertib

ketika meletakan tas dengan sopan dan rapi, kemudian memberi salam. Ya paling

tidak ketika bertemu dengan anak atau orang lain itu menyapa itu dengan

senyum, ramah, itu salah satu contoh ya, masih banyak contoh yang lain yaa.

Terus dalam hal sikap berdoa. Sikap berdoa itu kita juga harus menanamkan

betul betul. Misalnya saja dalam berdoa itu, biarpun ada anak yang tidak

menutup mata, saya tetap akan menutup mata. Jadi mereka bisa melihat

bagaimana sikap doa yang benar dari saya begitu

S Menurut ibu, apakah sejauh ini apakah tindakan tersebut berhasil?

I Em, kalau dikatakan berhasil atau tidak susah ya menilainya yaa. Karena em, itu

ada kendalanya mungkin dari pembiasaan di keluarga atau dengan sifat dari

karakteristik anak itu sendiri, ya paling tidak kita berusaha sebaik mungkin

supaya anak-anak itu bisa meniru. Begitu.

S Nah selain itu bu, bagaimana Ibu membangun relasi yang baik dengan sesama

yang dapat diteladani oleh anak misalnya dengan kepala sekolah, orang tua, staf

administrasi dan orang-orang yang ada disekitar sekolah?

P3.6

I Ya contoh yang praktisnya ya kalau misalnya di kelas em, misalnya kalau di

kelas itu kan ada 2 guru ya partner guru saya datang selalu mengatakan permis

(tersenyum). Misalnya kalau minta tolong itu belajar meminta tolong dengan

sopan, berbicara dengan ada kata tolong, terus ucapkan terima kasih jadi kan

anak-anak melihat. Jadi bersikap dan berkata dengan baik di depan anak-anak itu

ya, sehingga mereka dapat mencontoh yaa

S Iya bu, sejauh ini apa tindakan ibu jika melihat kok ada anak yang tidak

melakukan apa yang sudah ibu contohkan kepada mereka?

P3.7

I Ya kadang-kadang memang harus diingatkan juga sih (mengerutkan kening),

misalnya saat anak-anak memberi salam ya diingatkan supaya memberi salam

dengan sopan atau diulang-ulang terus setiap hari karena itu adalah pembiasaan.

Jadi lebih ke mengingatkan dan pembiasaan setiap hari. Dan tidak jemu-jemu

memberi contoh. Kemudian ketika misalnya sudah terlalu berlebihan

tindakannya, saya biasannya memisahkan dulu dari teman, menyuruhnya untuk

duduk dulu supaya bisa tenang dan belajar memahami sebab akibat

perbuatannya. Dan juga tidak tertular ke anak yang lain yaa, miss

S Baik bu, tentunya dalam penanaman moral guru itu harus dapat memberikan P3.8

dorongan atau motivasi pada anak yaa

I Iya, itu pasti, anak membutuhkan semangat dari kitanya juga kan

S Nah sejauh ini, jika ada anak melakukan hal yang sesuai dengan pembentukan

moral, bentuk motivasi apa yang ibu berikan?

I Em, motivasi itu ya menurut saya em.. selain bisa memberikan semangat pada

anak, saya rasa anak juga bisa tau yaa, kalau gurunya dengan senang memberikan

sesuatu ya berarti dia bisa tau sendiri kalau itu baik perbuatannya, nah kalau yang

tidak gurunya pasti sedih mukanya misalnya, jadi mereka bisa tau ooh, yang ini

ternyata tidak baik. Misalnya tentang kejujuran jadi contohnya ada anak yang

melakukan kesalahan dan kemudian kita Tanya dan dia berani jujur ya kita

berikan apa namanya ya semacam pujian gitu, jadi misalnya terima kasih kamu

sudah jujur atau kalau berhubungan dengan teman-temannya sekelas bisa kita

ceritakan pada teman-teman sekelasnya jadi itu akan memotivasi dia bahwa oh,

ternyata perbuatan jujur itu baik gitu.

S Kalau bagi yang tidak melakukan bu? P3.9

I Ya kadang-kadang susah juga ya (mengerutkan kening), kan katakanlah misalnya

kejujuran begitu kita ngak bisa bicara kamu bohong kan, jadi itu kan seolah-olah

kita menuduh ya, atau menjudge begitu dan itu kan tidak baik. ya kadang kita

memberikan sedikit cerita atau nasehat misalnya cerita tentang seorang yang

jujur atau seorang yang baik misalnya dari cerita alkitab misalnya jadi dengan hal

tersebut berharap bisa memotivasi dia untuk lain kali misalnya bisa lebih jujur,

begitu.

S Sejauh ini menurut ibu mana yang lebih efektif P3.10

I Menurut saya yang paling efektif itu ya motivasi secara langsung ya yaitu dengan

pujian apalagi kalau dengan teman-temannya jadi dia akan berusaha melakukan

lagi hal-hal yang tidak mengecewakan teman atau guru misalnya.

S Kemudian bu, kita masuk dalam peran ibu sebagai pembimbing. Aapa tindakan

yang ibu lakukan dalam rangka mengenalkan anak kepada Tuhan?

P3.11

I Ya memang moral itu tidak lepas dari nialai Agama ya, khususnya pengenalan

akan Tuhan. Itu dalam membimbingnya, selalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-

hari misalnya yang tadi kejujuran, itu dalam setiap kegiatan em, saya usahakan

kalau ada. Jadi suatu kegiatan itu kita hubungkan dengan firman Tuhan. Begitu

misalnya bertanggung jawab, jujur nah itu kita kaitkan dengan cerita Firman

Tuhan, jadi misalnya Tuhan itu senang loh kalau ada anak-anak yang jujur

misalnya jadi semua kegiatan di kaitkan dengan perintah Tuhan, misal belajar

bersyukur kalau sudah selesai melaksanakan tugas. Tujuannya agar ya tadi bisa

mengenal Tuhan lewat cerita dan bagaimana bisa menerapkan dalam kehidupan

anak-anak apa yang di ingginkan Tuhan itu. Ada juga kegiatan rutin di sekolah

ada ibadah di kanopi, ada juga ibadah bersama setiap hari sabtu. Dan tentunya

kami gunakan lagu-lagu rohani yang lebih menarik bagi anak. Bagi saya itu

tindakan mengenalkan anak pada Tuhan.

S Nah selanjutnya bu, Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk menghargai

dirinya sendiri?

P3.12

I Em, kadang-kadang di sentra kami itu, kami melakukan misalnya kalau hasil

karyanya sudah jadi ada kegiatan show and talend begitu. Anak-anak

menunjukan hasilnya kepada teman-temannya. Ini gambar siapa misalnya, pasti

kita berkomentar apapun terhadap hasil anak itu pasti bagus, terima kasih sudah

berusaha dengan baik, kemudian minta anak-anak yang lain memberi aplouse

supaya mereka bisa percaya diri. Kemudian menghargai dengan memberi bintang

pada anak dilembar tugasnnya kalau dia berhasil mengerjakan sendiri tugas,

begitu

S Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap kepada orang tua (ayah, ibu,

paman, bibi, atau orang tua lainnya)?

P3.13

I Itu bisa melalui cerita, kita cerita di kelas kan pasti ada cerita, atau kadang-

kadang anak-anak sudah mau pulang mau dijemput atau pas datang kita ajak yuk

salam dulu sama papa, atau mama

S Jadi yang dilakukan itu adalah?

I Di masukan dalam kegiatan-kegiatan yaa, jadi misalnya ada pesan-pesan sebelum

anak-anak pulang. Dan kita kan sebenarnya tidak tahu ya sikap anak terhadap

orang-orang yang ada di rumah ya, mungkin kalau dengan warga di sekolah kita

bisa mengamati tapi kalau di rumah agak susah ya. Ya jadi paling hanya bisa

dengan bercerita itu tadi. Oiya kemudian biasanya dengan sajak atau puisi-puisi

pendek yang punya makna yaa tentang misalnya keluarga, nah itu biasannya

kami masuk lewat itu.

S Bagaimana dengan saudara misalnya adik atau kakak P3.14

I Demikian juga kepada adik atau kakanya ya, dengan bercerita, kemudian adakan

diskusi dengan anak supaya dia bisa bercerita juga apa saja yang dilakukan

dirumah ketika dengan saudaranya, begitu miss

S Tentunya di sekolah ada teman sebaya, nah pertanyaan saya bagaimana cara ibu

menuntun anak agar bersikap baik pada teman sebayanya

I Ya memang ini harus yaa, karena peran teman sebaya itu penting. Biasanya yang

paling sering saya lakukan adalah dengan cerita karena saya merasa dengan cerita

itu efektif ya, kemudian akhir dari cerita itu saya adakan seperti diskusi sehingga

mereka bisa mericall ulang dan menggingat sehingga bisa bersikap baik dengan

teman sebaya.

S Nah ibu selanjutnya bagaimana cara ibu menuntun anak bersikap terhadap alam

sekitar (hewan dan tumbuhan)?

P3.15

I Ya berkali-kali kita memang harus menggingatkan, kaya misalnya dan ketika ada

tema tanaman atau tentang hewan, itu kita bisa langsung membahasnya. Tapi

kalau misalnya dalam keseharian, diingatkan langsung ya, jadi nak, kalau

misalnya berjalan jangan menginjak-injak rumput, kemudian ingatkan untuk

mematikan keran ketika selesai mencuci tangan. Karena anak-anak itu paling

sering meninggalkan keran air itu tetap menyala, jadi kan air itu terbuang. Dan

itu selalu ya, setiap hari jadi diingatkan. Kaya membuang sampah meskipun itu

bukan dia yang membuang sampah tapi kita ingatkan kalau melihat sampah di

ambil dimasukan dalam tong sampah, begitu.

S Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap dalam masyarakat? P3.16

I Iya karena anaknya banyak ya, dan karena masing-masing anak ketika berkumpul

dalam rombongan itu kan agak sedikit sulit. Jadi biasanya kalau ada kegiatan-

kegiatan yang menyangkut dengan misalnya field trip atau kegiatan dengan orang

atau masyarakat banyak saya biasanya menggingatkan sebelumnya jadi

diingatkan sikapnya seperti apa, kalau bertemu orang sikapnya bagaimana. Selain

itu ada kegiatan-kegiatan kontekstual misalnya bermain drama kalau ke pasar

sikapnya bagaimana kalau lewat orang, bilang permisi jadi itu selalu diingatkan.

S Biasanya bu, kalau mendapati anak-anak yang berlaku misalnya masih negative

contonya tidak mau mengerjakan tugas atau memukul temannya, dan sebagainya

itu apa tindakan ibu

P3.17

I Ada anak-anak tertentu memang ya agak sulit ya, jadi kadang saya berikan

peringatan misalnya waktu bermain sudah diingatkan jangan berebut nanti di beri

kaya penalty begitu ya. Misalnya peringatan pertama. Peringatan kedua sampai

ketiga jadi misalnya kalau sudah sampai tiga kali peringatan biasanya saya suruh

berhenti bermain. Jadi seperti waktu bermainnya diambil beberapa menit, disuruh

duduk di kursi. Dan itu saya lakukan sebelumnya ya. Jadi ada persetujuan atau

kesepakatan di kelas dulu bersama dengan anak untuk tidak melakukan lagi.

Kemudian ada nasehat di situ kita berikan

S Sejauh ini bu, apa saja hambatan yang ibu temui dalam membimbing moral

anak?

P3.18

I Yang paling sering adalah em (mengerutkan kening), antara sekolah dengan

rumah atau keluarga itu tidak ada komunikasi. Kadang-kadang di sekolah sudah

diajarkan begini, sedangkan nanti dirumah seperti lain lagi, jadi beda lagi. ya itu

sih hambatan terbesar.

S Kira-kira solusi yang sudah ibu ambil apa bu? P3.19

I Ya kami berusaha dengan orang tua guru, mengetahui bagaimana keadaan anak

di rumah dan berusaha menyamakan persepsi. Sebisa mungkin itu. Jadi ada buku

konsultasi dengan orang tua. Ada hari Selasa juga orang tua bisa konsultasi

dengan kita. Itu sih solusi-solusinya selama ini

S Nah, yang terkahir bu apa saran ibu terhadap para guru PAUD mengenai

pembentukan moral AUD?

P3.20

I Ya saran untuk para guru yaitu yang pertama dimulai dari diri kita sendiri, jadi

kalau kita ingin anak kita baik ya berarti kita harus baik, jadi kehidupan teladan

kita harus benar-benar nyata. Itu saja, kalau kita ingin anak kita rapi ya

berusahalah supaya kita juga rapi, kalau kita rapi dalam segala hal. Jadi memberi

contoh dalam segala hal. Nah itu saja.

S Baik bu, beberapa pertanyaan sudah saya tanyakan, saya mohon maaf mungkin

ketika dalam sesi wawancara ada kata-kata yang salah

P3.21

I Oh, tidak masalah miss, engak ada kok, tenang saja (tertawa kecil)

S Saya juga minta terima kasih sekali bu buat bantuannya

I Iya sama-sama miss semoga bisa bermanfaat bagi kita semua (berjabat tangan)

Partisipan Tambahan

a. Waktu wawancara

Hari/Tanggal : Jumat, 29 April 2016

Waktu : 08.00 WIB

b. Identitas Partisipan

Inisial Partisipan : Ibu T

Pekerjaan : Guru (kepala Sekolah)

Pendidikan : S1

c. Keterangan

S : Peneliti

T : Partisipan (PT 01)

Subjek Isi Wawancara Kode

S Selamat pagi ibu, PT1.1

T Oh selamat pagi miss (tersenyum dan berjabat tangan), silahkan, silahkan

duduk.

S Terima kasih sekali loh bu, sudah mau berpartisipasi dalam penelitian saya

T Ah, tidak masalah miss, memang sudah beberapa mahasiswa PAUD yang dulu-

dulu itu mengambil penelitian di tempat kami, dan kami memang senang miss,

apapun yang dibutuhkan jika kami bisa membantu ya kenapa tidak, begitu.

S iya bu, jadi ini kan ibu bekerja sebagai guru, kira-kira selama ini apa yang

memotivasi ibu untuk menjadi guru, guru PAUD terkhususnya bu

PT1.2

T Jadi sudah seperti terbentuk sejak muda, saya sudah menjadi pendamping di

sekolah Minggu, jadi seperti panggilan jiwa ya dari Tuhan untuk saya, seperti

itu.

S Selama menjadi guru PAUD ini bu, menurut ibu apa yang menjadi karakteristik

dari seorang guru PAUD

PT1.3

T Karakteristiknya yaitu keteladanan yang baik, kemudian ramah, sopan, sabar

kemudian tanggung jawab, jujur dan berintegritas dan tidak lupa juga bahwa

guru PAUD itu harus bisa memahami anak (tersenyum). Saya rasa itu

karaktersitik-karakteristik dari seorang guru PAUD

S Untuk sekolah bu, selama ini apa sih yang menjadi kebijakan yang dibuat

sekolah dalam rangka penanaman moral?

PT1.4

T Kebijakannya itu adalah yang dilakukan setiap hari di kelas-kelas itu

mendengarkan cerita firman Tuhan dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter

Kristus. Kemudian di dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh itu terintergrasi

dalam karakter-karakter moral yang sudah direncanakan dan disepakati untuk

misalnya 1 bulan ini, karakter apa saja yang di tentukan misalnya karakter jujur,

karakter menghormati, karakter mau mendengarkan orang lain dan sebagainya.

Jadi seperti itu memang sudah terprogram. Jadi intinya karakter yang ingin kita

kembangkan itu adalah karakter Kristus dan karakter cinta bangsa.

S Kalau programnya bu, bagaimana?

T Programnya yaitu setiap hari itu ya mendengarkan cerita Firman Tuhan tadi,

setiap hari senin adakan upacara bendera kemudian em, setiap hari sabtu ada

kebaktian bersama, jadi sebenarnya tidak ada program khusus ya jadi semua itu

terintergrasi dari kegiatan-kegiatan rutin setiap hari yang ada muatan karakter

seperti kerja sama, jujur, ramah. Lalu setiap pagi ada guru yang bertugas

menyambut anak-anak yang baru datang dengan ramah kemudian setiap hari

sebelum melakukan dan sesudah melakukan kegiatan itu ada kegiatan berdoa,

kemudian cuci tangan. Jadi disitu bisa menumbuhkan budaya antri, kemudia

mengenal Tuhan, kebersihan diri, misalnya seperti itu.

S Dalam penanaman moral bu, sejauh yang ibu ketahui apa yang dilakukan guru

dalam membentuk moral anak?

PT1.5

T Ya, jadi memang di sekolah ini karakter-karakter moral itu terintegritas dalam

pembelajaran, yang dilakukan guru sebagai model yaitu memberikan contoh

supaya bisa berlaku baik misalnya jika diberi sesuatu kemudian meminta terima

kasih, berbicara juga lembut tidak dengan nada yang tinggi ya, ramah juga

terhadap orang tua murid maupun teman-teman gurunya kemudian yang saya

lihat sejauh ini ya seperti itu kalau keteladanan yang diberikan guru-guru

misalnya setiap pagi itu sebelum melaksanakan kegiatan kita ada doa dan

renungan pagi bersama, jadi kalau ada anak-anak yang sudah datang duluan

biasannya juga ikut bersama kita jadi mereka malah melihat langsung dan itu

teladan yang baik. kemudian guru kalau datang mereka melihat bagaimana

bersikap dan berbicara, itu saya piker itu sudah menjadi model bagi anak-anak.

S Sejauh ini bu, apakah tindakan-tindakan tersebut berhasil bu?

T Em, kalau dilihat dari anaknya saya pikir berhasil 70 persenlah ya, karena untuk

menumbuhkan karakter itu kan merupakan proses yang tidak sebentar jadi

berhasil antara nilai segitulah miss, ya 65-70 persen karena kita tidak

menyangkal masih ada anak yang melakukan hal-hal yang kurang baik, begitu

S Bagaimana Ibu melihat guru membangun relasi yang baik dengan sesamanya di

sekolah yang dapat diteladani oleh anak? (Kepala Sekolah, orang tua, staf

administrasi, dan siswa).

PT1.6

T Bagi saya, hubungan sesama rekan itu sangat penting sebab anak-anak melihat

langsung dan mau tidak mau karena karakter mereka adalah peniru ulung maka

otomatis mereka akan melihat baik ataupun buruk ya (mengerutkan kening) nah

untuk keteladanannnya mungkin seperti yang sudah saya sebutkan di atas, kami

di sini melatih diri untuk memberikan salam dengan ramah kepada orang

terlebih dahulu, kemudian kalau di dalam kelas mau minta tolong misalnya

kepada rekan guru ada ucapan kata tolong dan terima kasih, kemudian kalau

misalnya guru yang satu tidak masuk berarti guru yang lain menggantikan. Nah

di sini anak bisa melihat bahwa, oh berarti guru-guru saya di sini bisa bekerja

sama, mau saling menolong. Sebenarnya salah satu tujuannya itu kenapa kita

buat satu kelas itu ada dua orang guru yang mengampuh.

S Oh, berarti di dalam satu kelas itu ada dua guru yang mengampuh ya bu,

T Iya, jadi disinikan ada 5 sentra satu sentra itu di isi oleh lima orang guru yang

memang sudah bidang di dalamnya kemudian selain itu mereka juga menjadi

guru wali bagi anak baik itu TK A maupun TK B, begitu

S Nah ibu, sejauh ini bagaimana tindakan guru jika anak tidak melakukan apa

yang guru contohkan bagi mereka?

PT1.7

T Yang saya lihat yaa sejauh ini em… (melipat tangan) karena kebetulan saya

juga biasanya sering melihat-lihat bagaimana proses pembelajaran di dalam

kelas, kalau ada anak yang melakukan tidak sesuai dengan apa yang di

contohkan, biasanya sih yang paling awal adalah menegur, kemudian

menasehati, menggingatkan begitu. Selain itu, kalau misalnya sudah keterlaluan

begitu biasannya dipisahkan dulu dari teman-temannya ya, karena takutnya

menular ke teman yang lain, kan itu bukan contoh yang baik yaa. Begitu sih

miss, biasanya tindakannya langsung

S Nah ibu, ada tidak bentuk-bentuk tindakan yang diberikan guru pada anak jika

mereka melakukan hal yang dikehendaki

PT1.8

T Ya dengan pujian, kemudian reward, dan apa ya seperti biasanya memberikan

stiker, bintang atau lainnya begitu yang membuat anak-anak itu ingin lagi

melakukan hal yang baik. Tapi tentu saja dengan porsi yang pas ya, tidak

berlebihan karena itu nanti efeknya akan menjadi tidak baik lagi, begitu. Terus

biasannya guru juga bilang sih ke anak-anak yang lain perbuatan yang baik jadi

anak yang melakukan nilai moral yang baik tadi akan senang begitu.

S Kalau bagi yang tidak bu bagaimana? PT1.9

T Dengan nasehat-nasehat, dengan teguran semacam itu. Kemudian biasannya

juga guru memberikan pemahaman-pemahaman lewat cerita ya saya pikir itu sih

sejauh ini

S Kalau yang paling efektif bu sejauh ini yang ibu lihat PT1.10

T Yang paling efektif motivasi yang di berikan guru adalah em, pujian, reward, itu

saya kira paling efektif ya sejauh ini yang saya lihat

S Selanjutnya bu, apa upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengenalkan anak

pada Tuhan

PT1.11

T Bimbingan yang dilakukan guru itu setiap hari mendengar cerita firman Tuhan,

lalu untuk TK A dan TK B itu sekolah memberikan kesempatan untuk setiap

sabtu diadakan ibadah kemudian, mendorong untuk anak-anak datang ke

sekolah minggu di gereja masing-masing kemudian ada kegiatan-kegiatan

seperti pada saat memperingati hari paskah, natal begitu misalnya, kita adakan

lomba menghafal ayat, lomba menyanyi lagu-lagu rohani, oiya di kelas atau di

kanopi juga biasanya ada 3-4 lagu rohani yang di nyanyikan sebelum masuk

lagu dengan tema tertentu yaa. Kemudian setiap hari, selasa, jumat dan sabtu

kita stel lagu rohani di sekolah.

S Kalau tadi untuk Tuhan bu, selain untuk Tuhan untuk dirinya sendiri bagaimana

ibu melihat guru-guru membimbingnya untuk mengahrgai dirinya sendiri

PT1.12

T Nah untuk menumbuhkan itu yang pertama yang saya lihat adalah guru tidak

mencelah dan menggunakan kalimat-kalimat pujian (tersenyum). Kemudian ada

sesi di kegiatan sebelum penutup di mana anak mempresentasikan hasil karya

yang telah di buat. Biasanya di kelas-kelas guru melakukan itu. Maka otomatis

menumbuhkan kebanggaan dirinya dan dilatih untuk menghargai diri sendiri

S Selanjutnya bu, bagaimana upaya guru dalam rangka menuntun anak bersikap

dalam keluarga misalnya orang tua, paman, bibi, atau orang tua lainnya,

saudaranya?

PT1.13

T Ada buku konsultasi yang kita bagikan ke anak-anak di situ tentu guru mungkin

tidak bisa tahu bagaimana anak-anak itu di rumah ya nah dengan buku

konsultasi itu maka bisa kita ketahui bagaimana anak di rumah. Kemudian

diberi kesempatan khususnya yang berhubungan dengan tema-tema keluarga itu

anak diberi kesempatan untuk menceritakan, bagaimana di rumah, apa yang

dilakukakan. Nah disini juga ada hari selasa, itu kami membuka yang namanya

hari konsultasi, nah di situ untuk anak-anak tertentu dan orang tua yang

berminat untuk berkonsultasi dengan kami nah dari situ kami bisa mengetahui

dan bagaimana kita harus bertindak. Seperti itu

S Baik bu, kalau misalnya untuk kegiatan-kegiatan di dalam kelas bagaimana bu

T Nah, itu biasanya diintergrasikan dalam kegiatan-kegiatan ya misalnya ada

dengan tema-tema tertentu. Kemudian ya dengan bercerita, kemudian

menggunakan kegiatan-kegiatan misalnya contoh kemarin saya lihat di sentra

persiapan mereka menulis surat tapi lebih tepatnya seperti menggambar begitu

diri mereka yang kemudian di kirim lewat pos surat-surat mereka ke rumah

masing-masing. Kemudian ada juga puisi-puisi singkat itu

S Kemudian bagaimana upaya guru dalam rangka menuntun anak bersikap di

tengah-tengah masyarakat?

PT1.14

T Nah ini terfokus ke sentra bermain peran ya, karena guru di sentra bermain

peran itu sangat em, sangat andil dalam memberikan bimbingan untuk anak-

anak bagaimana bersikap dalam masyarakat. Jadi betul ketika kita ada program

mengenal lingkungan itu kita ada kegiatan anak-anak itu keluar bertemu dengan

masyarakat secara umum jadi dari sekolah juga program pembelajaran

kontekstual nah di situ kita bisa lihat bagaimana anak-anak bersikap, tentu yang

dilakukan guru yaitu bimbingan dengan nasehat, itu yang praktis yang secara

langsung seperti itu, nah nanti itu tindak lanjutnya terfokus pada sentra drama

atau bermain peran yak arena di situkan anak-anak berperan, kemudian di situ

anak-anak bisa menuangkan pengalamannya di masyarakat bagaimana nah

kemudian di situ ada penguatan yang dilakukan oleh guru ya. Kalau setiap

harinya ya yang paling dilakukan ya dengan nasehat itu dan memberikan

gambaran dengan cerita-cerita, dan sebagainya

S Baik bu, bagaimana dengan lingkungan bu, apa tindakan guru dalam

membimbing anak-anak untuk mengenal bahkan menjaga lingkungan

PT1.15

T Di kelas ada tempat-tempat sampah nah, itu anak-anak belajar untuk menjagai

lingkungan supaya tetap bersih. Kemudian em, kerja bakti, jadi setelah senam

hari jumat, anak-anak kita memberi kesempatan 15 menit untuk mengambil

sampah, rumput yang ada di sekitar sekolah dicabut, belajar menyapu, juga

belajar di sentra massy ketika tema tanaman, anak-anak bisa langsung praktek

menanam, menyiram dan merawat. Begitu, kemudian setelah anak-anak

kegiatan misalnya ketrampilan menggunting begitu ya itu kan anak-anak

biasanya hanya menggunting saja ya, nah itu biasanya guru mengarahkan ini

tempat untuk kertas yang sudah tergunting dan tidak terpakai kemudian buang

di tempart sampah.

S Selain itu bu, bagaimana guru-guru menyikapi siswa yang berlaku negatif

misalnya kurang sopan, suka melawan, tidak jujur, terlambat, tidak mengerjakan

tugas, bertengkar dan sebagainya

PT1.16

T Yang dilakukan guru adalah menasehati tentu, kemudian menanamkan moral

melalui cerita kemudian seperti interview ke anak ini, kenapa dia bersikap

seperti itu. Pernah ada kasus di sekolah kami ini dulu (menunjuk ke bekalang)

anak tentara, didikan di rumah keras kemudian disiplin yang diterapkan ke anak

ini dari ayahnya tidak sesuai porsi, jadi karena bapaknya ini tentara maka yang

dilakukan kedisiplinan yang dilakukan itu terlalu berlebihan jadi kalau di borgol

ya diborgol betul, jadi ayahnya ini Porpos ya jadi semacam polisi militer begitu

jadi ketika anak melakukan kesalahan masukan ke tempat gelap seperti itu. Nah,

kemudian di sekolah yang dilakukan itu kepada teman-teman yang lain yak eras,

ya pukul, tending, ya pokoknya kekerasan lah seperti itu. Ketika diberi nasehat

ko belum mempan, masih juga sakiti temannya, kemudian kita adakan

pendekatan, kita Tanya, adakan interview ke anaknya, jadi usut punya usut

ternyata ayahnya ini terlalu keras. Nah yang dilakukan adalah memanggil orang

tuanya, berikan pengertian, lakukan konsultasi ke orang tua dan anak dan

akhirnya kita temukan solusinya dan yang terjadi anak ini berubah.

S Nah itu bu, kira-kira hambatn-hambatan apa yang menurut ibu ditemui oleh

guru dalam mengembangkan moral anak

PT1.17

T Contohnya seperti salah satu tadi ya, dari orang tua itu, kemudian kita tidak

menutup kemungkinan juga ada anak yang memang karakteristiknya memang

sudah misalnya pendiam atau keras contohnya jadi dari anak itu juga ya miss

kalau menurut saya. Nah kalau begitu sudah tugas kita sebagai guru ya, kita

bimbing terus, jadi memang kalau guru PAUD itu benar-benar harus sabar,

kuncinya itu.

S Bagaimana tanggapan ibu mengenai upaya yang dilakukan oleh para guru dalam

menumbuhkan moral anak usia dini

PT1.18

T Yang saya lakukan ketika tindakan yang dilakukan guru itu benar, porsinya pas

ke anak-anak dan itu tidak menyimpang, tidak melakukan kekerasan baik itu

verbal dan fisik maka yang saya lakukan ya seperti kepada anak-anak, ya jadi

reward. Jadi tidak berupa hadiah tapi saya berikan semacam reward contoh, jadi

ini loh contoh yang baik dari ibu ini kepada anak, tapi ketika itu diluar dari yang

benar maka saya akan melakukan pembinaan seperti itu. Dan kita adakan

parenting selain untuk orang tua, juga untuk guru-guru na, artinya guru diberi

tambahan pengetahuan.

S Jadi semacam di beri motivasi juga yaa bu

T (tertawa) bukan saja anak yang butuh motivasi gurupun demikian yaa, kita

semualah jika melakukan sesuatu itu pasti butuh dorongan semangat, begitu

S Terakhir bu, apa yang ibu inginkan terhadap para guru untuk dilakukan dalam

upaya pembentukan moral AUD?

PT1.19

T Ya supaya guru bisa menjadi motivator, menjadi teladan yang baik, bisa

menuntun anak dengan benar, katakanlah rakor setiap bulan itu kami ada seperti

evaluasi lalu kami temukan bagaimana solusinya dan tambahan ilmu melalui

diklat dan mengikuti parenting-parenting yang diadakan disekolah kemudian

mengikuti diklat worshop dan seminar yang dilakukan diluar lembaga kami.

Jadi memang yayasan selalu mengadakan itu, nah kalau dinas yang mengadakan

maka kami mengutus dan kemudian utusan kami ini menshare kembali ilmu

yang dia dapat kepada kami semua.

Lampiran 8

Dokumentasi Hasil Observasi

Kegiatan Berdoa di Kanopi Memberi Salam di Pagi Hari

Kegiatan Mengamati Tanaman Mempresentasikan Hasil Karya

Mempresentasikan hasil karya yang Pemberian tugas Mandiri

dibangun dengan kerja sama

Berbaris dan meletakan tas masing-masing

Membuka Sepatu sendiri & Pembelajaran kerja sama dengan Later U

Kegiatan mendengarkan cerita

Lampiran 9

Surat Keterangan Selesai Penelitian