lampiran i pedoman penyusunan dan pengelolaan ktsp

Upload: 4082

Post on 14-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    1/11

    LAMPIRAN I

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 81A TAHUN 2013

    TENTANG

    IMPLEMENTASI KURIKULUM

    PEDOMANPENYUSUNANDANPENGELOLAANKURIKULUMTINGKATSATUANPENDIDIKAN

    I. PENDAHULUANIndonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dankecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkanpada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa.Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia adalahantara lain dari segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan saranadan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagaikeragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebutselanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantanganpengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkanmutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah.

    Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerahmemerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitupula halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu

    dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untukmerespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

    Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

    1. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjangdan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuaidengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

    2. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuaidengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan RepublikIndonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b)peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, danminat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;

    (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-

    nilai kebangsaan.

    3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar danmenengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiapkelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantordepartemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar danprovinsi untuk pendidikan menengah.

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    2/11

    2

    Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa:

    1. Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agarmemungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuanpendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerahserta peserta didik; dan

    2. Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuanpendidikan.

    Kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuanpendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP).

    II. TUJUAN PEDOMANPedoman penyusunan dan pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan bertujuan untuk.

    1. Menjadi acuan operasional bagi kepala sekolah dan guru dalammenyusun dan mengelola KTSP secara optimal di satuan pendidikan.

    2. Menjadi acuan operasional bagi dinas pendidikan atau kantorkementerian agama provinsi dan kabupaten/kota dalam melakukankoordinasi dan supervisi penyusunan dan pengelolaan kurikulum disetiap satuan pendidikan.

    III. PENGGUNAPEDOMANPedoman ini digunakan dalam rangka penyusunan dan pengelolaan KTSPoleh:

    1. kepala sekolah;2. guru; dan3. dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan

    kabupaten/kota.

    IV. DEFINISIOPERASIONALBeberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Visi sekolah merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dariwarga sekolah/madrasah, yang dirumuskan berdasarkan masukan

    dari seluruh warga sekolah/madrasah.

    2. Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakansebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktutertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program pokoksekolah/madrasah, baik jangka pendek dan menengah maupun jangkapanjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuanpendidikan.

    3.Tujuan pendidikan sekolah merupakan gambaran tingkat kualitas yangakan dicapai oleh setiap sekolah dengan mengacu pada karakteristikdan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

    4. Pengembangan diri merupakan kegiatan yang memberikan kesempatankepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan dirimelalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    3/11

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    4/11

    4

    C. Pengaturan Beban Belajar1. Beban belajar dalam KTSP diatur dalam bentuk sistem paket atau

    sistem kredit semester.

    a. Sistem PaketBeban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalamstruktur kurikulum setiap satuan pendidikan merupakanpengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yangterdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahunajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri ataspembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan

    mandiri.

    b. Sistem Kredit SemesterSistem Kredit Semester (SKS) diberlakukan hanya untukSMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Beban belajar setiap mata

    pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester(sks). Beban belajar 1 (satu) sks terdiri atas 1 (satu) jampembelajaran tatap muka, 1 (satu) jam penugasan terstruktur,dan 1 (satu) jam kegiatan mandiri.

    2. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatanmandiri.

    a. Sistem PaketBeban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiripada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket yaitu0%-40% untuk SD/MI, 0%-50% untuk SMP/MTs, dan 0%-60%untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap mukamata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktutersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan pesertadidik dalam mencapai kompetensi.

    b. Sistem KreditBeban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dankegiatan mandiri pada satuan pendidikan yang menggunakan

    Sistem Kredit Semester (SKS) mengikuti aturan sebagai berikut:

    1)Satu sks pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka,20 menit penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri.

    2)Satu sks pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menittatap muka dan 25 menit penugasan terstruktur dankegiatan mandiri.

    3. Beban Belajar Kegiatan Praktik Kerja SMKBeban belajar kegiatan praktik kerja di SMK diatur: (i) 2 (dua) jam

    praktik di sekolah setara dengan 1 (satu) jam tatap muka, dan (ii)4 (empat) jam praktik di dunia usaha dan industri setara dengan 2

    (dua) jam tatap muka.

    4.

    Beban Belajar TambahanSatuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggusesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Konsekuensipenambahan beban belajar pada satuan pendidikan menjaditanggung jawab satuan pendidikan yang bersangkutan.

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    5/11

    5

    D. Kalender PendidikanKurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjangdiselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalenderpendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaranpeserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan

    tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif,dan hari libur.

    1. Permulaan Waktu PelajaranPermulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulaipada setiap awal tahun pelajaran.

    2. Pengaturan Waktu Belajar Efektifa.Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan

    pembelajaran di luar waktu libur untuk setiap tahun pelajaranpada setiap satuan pendidikan.

    b.Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaransetiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untukseluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal (kurikulumtingkat daerah), ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yangdianggap penting oleh satuan pendidikan.

    3. Pengaturan Waktu LiburPenetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuanyang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah.Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar

    semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari

    libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari liburkhusus.

    Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatanlainnya tertera pada Tabel berikut ini.

    Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

    NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

    1. Minggu efektifbelajar

    Minimum 34 minggudan maksimum 38minggu

    Digunakan untuk kegiatanpembelajaran efektif padasetiap satuan pendidikan

    2. Jeda tengahsemester

    Maksimum 2minggu

    Satu minggu setiap semester

    3. Jeda antarsemester

    Maksimum 2minggu

    Antara semester I dan II

    4. Libur akhirtahun pelajaran

    Maksimum 3minggu

    Digunakan untuk penyiapankegiatan dan administrasiakhir dan awal tahunpelajaran

    5. Hari liburkeagamaan

    2 4 minggu Daerah khusus yangmemerlukan libur keagamaan

    lebih panjang dapatmengaturnya sendiri tanpamengurangi jumlah mingguefektif belajar dan waktupembelajaran efektif

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    6/11

    6

    NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

    6. Hari liburumum/nasional

    Maksimum 2minggu

    Disesuaikan denganPeraturan Pemerintah

    7. Hari liburkhusus

    Maksimum 1minggu

    Untuk satuan pendidikansesuai dengan ciri

    kekhususan masing-masing

    8. Kegiatan khusussekolah/madrasah

    Maksimum 3minggu

    Digunakan untuk kegiatanyang diprogramkan secarakhusus olehsekolah/madrasah tanpamengurangi jumlah mingguefektif belajar dan waktupembelajaran efektif

    VI. MEKANISMEPENYUSUNANDANPENGELOLAANA. Tahapan Penyusunan

    Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaansekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/ataulokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasahyang diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru.

    Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: (i)perumusan visi dan misi berdasarkan analisis konteks dengan tetapmempertimbangkan keunggulan dan kebutuhan nasional dan daerah;

    penyiapan dan penyusunan draf; riviu, revisi, dan finalisasi;pemantapan dan penilaian; serta pengesahan. Langkah yang lebihrinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh timpengembang kurikulum sekolah.

    B. Prinsip-prinsip PenyusunanDalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagaiberikut:

    1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak MuliaIman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukankepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semuamata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, danakhlak mulia.

    2. Kebutuhan Kompetensi Masa DepanKemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lainkemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif denganmempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam

    keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki

    minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja,kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap

    lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan inisehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini

    dalam proses pembelajaran.

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    7/11

    7

    3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai denganTingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

    Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkanmartabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri

    (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan

    dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional,sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

    4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan LingkunganDaerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dankarakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukanpendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah danpengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu

    memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yangrelevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

    5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan NasionalDalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salahsatu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yangdapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetapmengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlumemperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dannasional.

    6. Tuntutan Dunia KerjaKegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuhkembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan

    mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlumemuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didikmemasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagisatuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidakmelanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

    7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan SeniPendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawamasyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangatberperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harusterus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian

    perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstualdengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harusdikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalandengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

    8. AgamaKurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman,taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dankerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulumsemua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa,dan akhlak mulia.

    9.

    Dinamika Perkembangan GlobalKurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupunbangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar

    bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukanindividu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyaikemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa

    lain.

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    8/11

    8

    10.Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai KebangsaanKurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasankebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagiupaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalamkerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena

    itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikapkebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuatkeutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

    11.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat SetempatKurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristiksosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestariankeragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budayasetempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajaribudaya dari daerah dan bangsa lain.

    12.Kesetaraan JenderKurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilakuyang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

    13.Karakteristik Satuan PendidikanKurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khassatuan pendidikan.

    C. Mekanisme PengelolaanKTSP dikelola berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.

    1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dankepentingan peserta didik dan lingkungannyaKurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa pesertadidik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan

    kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuantersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan

    dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentralberarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta

    didik.

    2. Beragam dan terpaduKurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhannasional sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristikpeserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, sertamenghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,

    suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib dan

    muatan lokal.

    3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi danseni

    Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmupengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikanpengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti danmemanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danseni.

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    9/11

    9

    4. Relevan dengan kebutuhan kehidupanPengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan denganmelibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjaminrelevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia

    kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlumemperhatikan keseimbangan antara hard skills dan soft skillspada setiap kelas antarmata pelajaran, dan memperhatikankesinambungan hard skillsdan soft skillsantarkelas.

    5. Menyeluruh dan berkesinambunganSubstansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi(sikap, pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuandan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secaraberkesinambungan antar jenjang pendidikan.

    6.

    Belajar sepanjang hayatKurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan,dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajarsepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antaraunsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal denganmemperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selaluberkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

    7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerahKurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingannasional dan daerah untuk membangun kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasionaldan daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan denganprinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.

    VII. PIHAKYANGTERLIBATKTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompokatau satuan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah di bawahkoordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor kementerianagama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan dinas pendidikan

    atau kantor wilayah kementerian agama provinsi untuk pendidikanmenengah.

    a. Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas: guru,konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.Dalam kegiatan penyusunan KTSP, tim penyusun melibatkan komite

    sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. Koordinasi dansupervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidangpendidikan tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan dinasyang bertanggung jawab di bidang pendidikan di tingkat provinsiuntuk SMA dan SMK.

    b. Tim penyusun KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas: guru,konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota.Dalam kegiatan penyusunan KTSP, tim penyusun melibatkan komitemadrasah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. Koordinasi dansupervisi dilakukan oleh kementerian yang menangani urusanpemerintahan di bidang agama.

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    10/11

    10

    c. Tim penyusun KTSP pada pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, danSMALB) terdiri atas: guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua

    merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan KTSP, tim penyusunmelibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait.Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang

    bertanggung jawab di bidang pendidikan.

    VIII.PENUTUPDemikian Pedoman ini disusun sebagai acuan operasional dalampenyusunan dan pengelolaan KTSP oleh satuan pendidikan. Dengan

    adanya KTSP tersebut, satuan pendidikan dapat mengatur implementasiKurikulum 2013 ke dalam tataran teknis secara fleksibel, terutama padaaspek pembelajaran.

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA,

    MOHAMMAD NUH

  • 7/29/2019 Lampiran I Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan KTSP

    11/11

    11

    Telah diperiksa dan disetujui oleh:

    Karo HukorKepala

    BalitbangPlt. Dirjen

    DikdasDirjen

    DikmenSesjen