analisis konteks penyusunan ktsp

91
0 DRAF 1

Upload: alex-bahy

Post on 30-Jul-2015

2.396 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

0

DRAF 1

Page 2: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

1

Daftar Isi 1 BAB I PENDAHULUAN 2 A. Latar Belakang 2 B. Pengertian & Tujuan Analisis Konteks 3 C. Lingkup Analisis Konteks 5 D. Prinsip-Prinsip Analisis Konteks 7 E. Kegunaan Analisis Konteks 9 BAB II TAHAPAN ANALISIS KONTEKS 11 A. Tahap Persiapan 11 B. Tahap Diskusi 12 C. Tahap Konfirmasi 13 D. Tahap Penyimpulan 14 BAB III DESKRIPSI HASIL ANALISIS KONTEKS 17 A. Menentukan Keadaan Lembaga 17 B. Menggambarkan Visi dan Misi Sekolah 18 C. Merumuskan Tujuan Sekolah 20 D. Membangun Kompetensi Lulusan 20 E. Membuat Rencana Strategis Operasional

Sekolah 21

F. Menggambarkan Hasil Analisis Kontek dalam Dokumen KTSP

22

BAB IV INSTURMEN ANALISIS 24 A. Alat Pengumpul Data 24 B. Analisis Data 25 C. Pemanfaatnan Hasil Instrumen 30 Lampiran 1 : Hasil Analisis Konteks Dokumen I

KTSP 31

Lampiran 2 : Analisis Konteks Pelaksanaan Dokumen II KTSP

32

Lampiran 3 : Analisis Konteks dalam Penerapan Pendidikan Karakter

39

Lampiran 4: Contoh Hasil Analisis Konteks Kondisi Awal Satuan Pendidikan

66

Lampiran 5: Contoh Hasil Analisis Konteks Pemilihan Nilai Pendidikan Karakter

Page 3: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu bagian utama dalam sistem pendidikan

persekolahan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 7 ayat 1 disampaikan

bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Setiap lembaga pendidikan

persekolahan (khususnya lembaga pendidikan pada jalur formal : TK/RA,

SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA) diberikan kewenangan untuk

menyusun, mengelola dan mengembangkan sendiri kurikulum pada tingkat

satuan pendidikan (KTSP) masing-masing. Kurikulum tingkat satuan

pendidikan merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (PP nomor 19 tahun

2005 pasal 1). Dalam penjelasan tersebut, SMP dan MTs merupakan salah

satu satuan pendidikan yang juga mempunyai kewenangan untuk

menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum operasional pada

wilayah satuan pendidikannya.

Proses pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan yang

dimaksud tetap mengacu pada standar nasional pendidikan (SNP) yang

disusun oleh pemerintah sebagai bentuk standar minimal. Standar nasional

yang dimaksud mencakup !) Standar Kompetensi Lulusan, 2) Standar Isi, 3)

Standar Proses, 4) Standar Pengelolaan, 5) Standar Sarana Prasarana, 6)

Standar Biaya, 7) Standar Pendidik dan 8) Standar Penilaian.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan ditegaskan bahwa standar nasional pendidikan

merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses penyusunan

Page 4: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

3

kurikulum pada tingkat satuan pendidikan disesuaikan dengan kondisi

lembaga, visi, misi dan tujuan pendidikan pada satuan pendidikan masing-

masing.

Untuk mengembangkan kurikulum operasional, setiap satuan pendidikan

harus dapat melakukan suatu proses yang disebut dengan evaluasi diri.

Melalui proses ini suatu lembaga dapat memperoleh pemahaman tentang

keadaan lembaga masing-masing dalam menyelenggarakan kegiatan

pendidikan untuk suatu jenjang dan satuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan hasil evaluasi diri inilah, suatu lembaga satuan pendidikan

dapat menyusun visi, misi, tujuan pendidikan pada tingkat lembaga dan

standar lulusan yang diinginkan (minimal sama dengan standar lulusan

dalam SNP sebagai standar minimal). Salah satu pendekatan dalam

melakukan evaluasi diri adalah analisis konteks (Context Analysis). Analisis

ini dimaksudkan untuk menelaah dan menggambarkan setiap konteks yang

berada dan menjadi bagian dari suatu lembaga dalam menyelenggarakan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Analisis konteks dilaksanakan

melalui pendekatan analisis SWOT (Strengt/Kekuatan,

Weakness/Kelemahan, Opportunity/Peluang dan Treat/Ancaman) dalam

singkatan bahasa Indonesia yang lebih mudah diingat disebut analisis

KeKePAn (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman). Hasil analisis ini

akan menentukan posisi dan keadaan suatu lembaga dalam

menyelenggarakan pendidikan sekaligus menjadi dasar dalam menentukan

visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang akan disusun dan

dilaksanakan, termasuk kurikulum yang dikembangkan dengan keunggulan

kompetitif dan komparatifnya.

B. Pengertian & Tujuan Analisis Konteks

Analisis konteks pada dasarnya merupakan suatu proses atau cara

menelaah berbagai konteks yang ada pada suatu lembaga dalam rangka

memperoleh pemahaman kondisi dan profil lembaga secara objektif.

Page 5: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

4

Konteks yang dimaksud dapat mencakup segala sesuatu yang berkaitan

dengan manusia, benda, peristiwa, keadaan dan hal-hal yang berkaitan.

Dalam lembaga pendidikan, konteks dapat berwujud pendidik, tenaga

kependidikan, anak didik, kurikulum, sarana prasarana, proses

pembelajaran dan hasil kegiatan pembelajaran. Analisis konteks dilakukan

melalui proses penguraian atau penelaahan suatu konteks (misalnya

pendidik) memiliki aspek konteks dari sisi jumlah, kualifikasi, motivasi kerja,

kinerja, produktivitas dan kreativitas, pengalaman kerja, kualifikasi

pendidikan. Proses penguraian pada konteks tersebut dilakukan melalui

suatu pendekatan SWOT analisis atau analisis KeKePAn yang telah

diperkenalkan di atas. Uraian tentang bagaimana proses penggunaan

analisis konteks tersebut dijelaskan pada bab selanjutnya.

Secara umum, analisis konteks dimaksudkan agar suatu lembaga

(khususnya lembaga pendidikan) memperoleh gambaran secara objektif

tentang status kondisi atau keadaannya dalam menyelenggarakan kegiatan

pendidikan. Gambaran objektif biasanya disampaikan dalam bentuk profil

lembaga. Status lembaga dapat diungkapkan dalam bentuk naratif,

kuantitatif atau gabungan keduanya. Suatu lembaga dapat dijelaskan dalam

bentuk naratif misalnya ”dari aspek pendidik, lembaga memiliki jumlah guru

yang memadai, motivasi dan komitmen kerja yang tinggi namun masih

belum memadai dari segi kualifikasi pendidikan minimal serta belum

menunjukkan kinerja yang maksimal”. Gambaran secara kuantitatif

biasanya dilakukan melalui proses kuantifikasi dari indikator kualitatif

dengan menggunakan angka, misalnya pada konteks kualifikasi pendidikan

guru : skor -5 = semua guru tidak memiliki kualifikasi pendidikan minimal, 0

= beberapa guru sedang melakukan kualifikasi pendidikan minimal dan +5

= lima puluh persen lebih sedang/telah mengikuti kualifikasi pendidikan

minimal.

Melalui gambaran tentang status tersebut, setiap lembaga dapat

memahami secara benar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

untuk bisa mempertahankan diri serta melakukan berbagai kegiatan

Page 6: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

5

ekspansi. Gambaran status lembaga juga dapat dijadikan dasar untuk

membuat rencana program pembenahan kedalam, terutama jika konisi

lembaga berada dalam keadaan yang lemah dari berbagai aspek termasuk

jumlah animo dan pemasukan finansial yang semakin menurun.

C. Lingkup Analisis Konteks

Secara umum, analisis konteks pada suatu lembaga atau organisasi

pendidikan mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pendidikan.

Pada suatu sistem pendidikan yang sederhana dapat dikelompokan dalam

3 komponen utama, yakni input (masukan), proses dan produk (hasil).

Dalam sitem pendidikan yang lebih lengkap dapat dijabarkan dalam 5

komponen yaitu input (masukan), proses, product (hasil), output (keluaran)

dan outcome (lulusan). Adapun bidang yang dapat dianalisis dari

komponen-komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Komponen Input (Masukan)

Komponen input (masukan) dalam dalam lembaga pendidikan dapat

mencakup pendidik, anak didik, kurikulum, sarana prasarana dan

lingkungan pendukung. Dari aspek pendidik dapat dilakukan analisis

tentang berbagai konteks yang melekat secara langsung maupun tidak

langsung pada tugas profesionalnya, misalnya jumlah pendidik,

kualifikasi pendidikan, pengalaman (lamanya) bekerja, motivasi &

komitmen kerja, kinerja pendidik, kreativitas dan produktivitas kerja.

Berbagai konteks tersebut dapat dianalisis satu persatu secara objek

pada lembaga pendidikan yang menjadi objek analisis konteks. Pada

aspek anak didik dapat dianalisis kemampuan awal (entering

behavior) setiap anak, kondisi ekonomi keluarga, prestasi yang pernah

diperoleh dari lembaga sebelumnya, jumlah peserta didik yang

berminat pada lembaga kita. Dari aspek kurikum dapat memberikan

bahan analisis tentang jumlah rujukan kurikulum (standar kompetensi

lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian) standar-

Page 7: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

6

standar tersebut merupakan rujukan utama untuk pengembangan

KTSP satuan pendidikan, proses menggunakan kurikulum (apakah

adaptasi, adopsi atau mengembangkan sendiri), keunggulan kompetitif

dan komparatif kurikulum yang dikembangkan (dari segi isi program,

proses pembelajaran atau standar lulusan yang dikembangkan dari

SKL minimal). Adapun dari aspek sarana prasarana dapat dianalisis

sarana prasarana utama pendukung pendidikan (misalnya jumlah dan

luas rungan kelas, jumlah dan kelengkapan laboratorium, sarana

prasarana olah raga, karya ilmiah siswa, PMR dan sebagainya). Aspek

lingkungan pendukung yang dimaksud adalah segala kondisi

lingkungan sekitar yang dapat menjadi faktor kekuatan atau kelemahan

dan peluang atau ancaman. Lingkungan sekitar yang dimaksud

mencakup kondisi sekolah (SMP Teratai) berada pada jalan raya kota

yang berdekatan langsung dengan Mall dan Pasar Tradisional. Kondisi

ini dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi pengembangan

lembaga secara keseluruhan.

1. Komponen Proses

Komponen proses dapat mencakup berbagai aspek analisis seperti

jumlah frekuensi kehadiran pendidik dan anak didik dalam kegiatan

pembelajaran, inovasi model pembelajaran yang dikembangkan, media

dan bahan ajar yang dipergunakan. Analisis konteks proses

pembelajaran memberikan gambaran tentang bagaimana suatu

lembaga pendidikan (misalnya SMP) mencapai standar kompetensi

lulusannya dengan berbagai keunggulan kompetitif dan komparatif

yang ditawarkan, termasuk yang tertuang dalam visi dan misi lembaga

yang bersangkutan.

2. Komponen Product (Hasil)

Konteks product (hasil) merupakan komponen analisis konteks yang

mencerminkan keberhasilan kegiatan pendidikan (pembelajaran) yang

dilakukan pada suatu lembaga. Hasil pembelajaran dapat ditunjukkan

Page 8: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

7

oleh prosentase siswa yang berada dibawah atau diatas skor KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) pada suatu mata pelajaran, jumlah siswa

yang memperoleh layanan akselerasi berdasarkan hasil belajarnya,

jumlah dan mutu karya tulis, portofolio dan karya seni lainnya.

3. Komponen Output (Keluaran)

Komponen Output (keluaran) merupakan hasil pembelajaran tidak

langsung dan menjadi dampak dari berbagai program kurikulum,

ekstrakurikuler dan/atau kookurikuler yang dilaksanakan pada suatu

lembaga pendidikan. Analisis konteks pada komponen ini dapat

berwujud jumlah dan jenis sertifikat yang diperoleh siswa pada berbagai

kegiatan dan levelnya, piala atau piagam penghargaan dan jumlah

siswa yang mengikuti program-program unggulan pada suatu kegiatan

(misalnya lomba karya tulis ilmiah, pertukaran pelajar dan sebagainya).

4. Komponen Outcome (Lulusan)

Komponen ini merupakan bagian analisis konteks pada suatu lembaga

pendidikan yang memberikan gambaran tentang performasi siswa

setelah lulusan dari suatu lembaga pendidikan (misalnya siswa lulus

dari SMP kemudian masuk pada pendidikan SMA/SMK/MA atau

bekerja pada suatu lapangan pekerjaan). Gambaran pada komponen

analisis konteks ini dapat ditunjukkan dengan prosentase jumlah

kelulusan siswa pada tingkat Ujian Sekolah atau Ujian Nasional,

Jumlah siswa yang diterima pada lembaga pendidikan lanjutan yang

bermutu (unggulan), jumlah dan prestasi siswa pada berbagai sekolah

lanjutan.

D. Prinsip-Prinsip Analisis Konteks

Analisis konteks sebagaimana telah disampaikan pada bagian terdahulu

merupakan gambaran dari penilaian diri dari suatu lembaga penyelenggara

pendidikan tentang keberadaan lembaganya. Ini menunjukkan bahwa

Page 9: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

8

analisis konteks menjadi bagian terpenting dari evaluasi diri dari suatu

lembaga pendidikan. Karena bersifat evaluasi diri maka beberapa prinsip

yang harus diperhatikan adalah :

1. Transparansi (Keterbukaan)

Analisis konteks harus dilakukan secara terbuka terhadap berbagai

kondisi atau fakta yang ada dan terjadi pada lembaga pendidikan yang

sedang diselenggarakan, baik kondisi tersebut buruk ataupun tidak

menyenangkan. Prinsip ini penting dan harus diperhatikan agar hasil

analisis konteks menjadi jelas dan terbuka untuk dibuktikan atau

dicross cek oleh pihak lain.

2. Objektivitas

Prinsip ini mengandung makna bahwa analisis konteks harus dilakukan

secara apa adanya (objektif). Prinsip ini sejalan dengan prinsip pertama

agar analisis konteks dapat mengungkapkan dan menemukan berbagai

kondisi atau peristiwa yang dipotret secara apa adanya dari lembaga

penyelenggara pendidikan. Jika analisis konteks dilakukan dengan

menutupi kondisi yang sesungguhnya maka akan menjadi bumerang

atau bom waktu yang dapat menumbangkan suatu lembaga

pendidikan, terutama kepercayaan para pemangku kepentingan

(stakeholder). Gambaran kondisi objektif suatu lembaga pendidikan

sebagai hasil analisis konteks (= evaluasi diri) akan menjadi titik tolak

penyunan kurikulum, program sekolah dan berbagai bentuk kegiatan

lainnya yang akan dilaksanakan dan dikembangkan.

3. Meaningfull (Penuh Makna)

Analisis konteks harus ditujukan pada aspek atau komponen analisis

tertentu yang memiliki makna, baik langsung maupun tidak langsung

terhadap penggambaran kondisi suatu lembaga penyelenggara

pendidikan. Kebermaknaan suatu aspek analisis konteks dapat ditinjau

dari berbagai segi seperti apakah aspek tersebut dapat memberi

Page 10: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

9

dukungan penguatan dan pengembangan kelembagaan, apakah aspek

tersebut dapat meningkatkan kesadaran pemahaman terhadap kondisi

lembaga dan kemungkinan lembaga dapat meningkatkan berbagai

program berkualitas, pengadaan sarana prasarana atau bentuk

kemitraan dengan lembaga lain. Semakin bermakna aspek analisis

konteks yang dituju semakin jelas arah dan makna pengembangan

program yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.

4. Kejujuran

Kejujuran merupakan bagian dari prinsip melakukan analisis konteks

yang tidak dapat dipisahkan dengan prinsip keterbukaan dan objektif.

Kejujuran harus dilakukan oleh seluruh sumber daya manusia yang

terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu lembaga. Kejujuran

harus ditunjukkan, baik oleh kepala dan wakil kepala sekolah, kepala

bidang sampai dengan cleaning service. Pelaksanaan prinsip ini akan

memudahkan suatu lembaga pendidikan menemukan dengan tepat,

jelas dan objektif tentang berbagai hal yang dianalisis.

5. Komprehensif

Analisis konteks yang baik dan tepat dilakukan dengan memperhatikan

prinsip komprehensif (menyeluruh). Hal ini berarti bahwa analisis

konteks harus dilakukan pada keseluruhan komponen analisis,

terutama komponen yang menggambarkan sistem pendidikan pada

suatu lembaga dengan indikator dan standar mutu yang jelas dan

terukur.

E. Kegunaan Analisis Konteks

Analisis konteks secara umum berguna dalam membantu suatu lembaga

pendidikan memperoleh gambaran yang faktual, objektif dan bermakna

tentang berbagai komponen penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan

gambaran tersebut maka analisis konteks dapat berguna untuk :

Page 11: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

10

1. Memetakan kapasitas satuan pendidikan terhadap keterlaksanaan

standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar

penilaian)

2. Menelaah berbagai kondisi yang menjadi penghambat dan pendukung

dalam pengembangan berbagai program pendidikan yang dijalankan.

3. Memberikan ragam kondisi faktual yang dapat dijadikan sebagai acuan

untuk menyadarkan seluruh sumber daya manusia yang bertanggung

jawab terhadap keberlangsungan lembaga pendidikan, terutama

memahami berbagai kondisi yang harus diperbaiki, ditata ulang atau

mungkin harus ditiadakan.

4. Menggambarkan kondisi objektif yang dijadikan dasar bagi lembaga

dalam mengembangkan berbagai program perbaikan, pemeliharan dan

unggulan dalam rangka mendorong lembaga secara bertahap

mencapai visi dan misi yang ditetapkan.

Page 12: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

11

BAB II

TAHAPAN ANALISIS KONTEKS

A. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan merupakan awal dalam melakukan analisis konteks.

Sebagai tahap persiapan yang paling awal dibangun adalah tim work

utama yang secara langsung dipimpin oleh kepala sekolah atau pimpinan

lainnya yang sangat dipercaya untuk mengelola analisis konteks. Tim work

yang dipilih atau ditunjuk harus telah memperoleh pemahaman yang jelas

dan benar tentang analisis konteks, evaluasi diri dan SWOT analisys atau

analisis KeKePAn. Pemahaman yang dimaksud mencakup konsepnya,

mekanisme dan prosedurnya, hasil atau target yang dicapai serta prinsip-

prinsip dalam menjalankannya.

Langkah kedua dalam tahap persiapan adalah pembagian tugas (jobs

sharing) diantara anggota tim work. Pembagian tugas sebaiknya dilakukan

dengan mengacu pada komponen dalam system pendidikan atau tugas

kepemimpinan di sekolah yang sudah dijalankan (misalnya wakil kepala

sekolah bidang kurikulum, bidang kesiswaan dan bidang administrasi &

kepegawaian). Jika pembagian tugas mengacu pada cara yang kedua

sebaiknya tetap memperhatikan komponen dalam system pendidikan

sehingga prinsip komprehensif dan kebermaknaan dapat dilacak secara

lebih menyeluruh namun detail (rinci). Langkah ketiga adalah membangun

tim work pendamping yang secara langsung berurusan dan bertanggung

jawab dengan data atau fakta di lapangan. Tim work ini bertanggung jawab

secara langsung pada tim work utama atau jika lebih baik maka digabung

dan berada di bagian tim work utama.

Langkah keempat adalah penyiapan dokumen factual. Setelah tim work

terbentuk dengan kerangka tugas yang jelas dan target waktu yang pasti

maka selanjutnya anggota tim di masing-masing unit tugas bekerja

Page 13: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

12

mempersiapkan seluruh dokumen yang dibutuhkan sebagai bahan untuk

melakukan analisis konteks.

B. Tahap Diskusi

Pada tahap ini setiap unit tim atau komisi (misalnya bidang analisis

dokumen input dari aspek pendidik) telah mengumpulkan, mendata dan

membuat filing dokumen. Pada unit tim atau komisi dilakukan diskusi

tentang keberadaan dokumen serta membuat bagan kesimpulan tentang

dokumen yang ada. Analisis dokumen dapat disimpulkan dengan contoh

berikut :

Bagan Kesimpulan Analisis Dokumen

Bidang : Pendidik

Bidang Analisis

Aspek Analisis Deskripsi Temuan

Pendidik 1. Jumlah & Kualifikasi D3 = 23, S1 = 13 S2=2 Total = 38

2. Komitmen & loyalitas

Sangat tinggi & tinggi = 63 %, Cukup = 21 % dan Rendah = 16 %.

3. Kinerja Profesi Sangat tinggi & tinggi = 23 %, Cukup = 45 % dan Rendah = 32 %.

4. Pengalaman Kerja > 30 tahun = 7 org, 20-29 th = 13 10-19 th = 11 org dan < 10 th = 7 org

Temuan deskriptif dalam bagan tersebut dapat diungkapkan dengan uraian

kuantitatif (angka) atau kualitatif. Pada uraian kuantitatif harus diperhatikan

proses kuantifikasi dengan indikator yang jelas dan disepakati, misalnya

pada ukuran kinerja profesi harus digambarkan dengan indikator yang jelas

dan terukur pada kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah.

Data faktual dari bagan tersebut menjadi bahan diskusi pada komisi atau

tim kecil untuk selanjutnya dilakukan analisis SWOT atau KeKePan dari

seluruh dokumen yang ada dengan ilustrasi contoh bagan sebagai berikut :

Page 14: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

13

Contoh Bagan Analisis SWOT

Bidang : Pendidik

Bidang & Aspek Kekuatan (Strenght)

Kelemahan (Weakness)

Peluang (Opportunity)

Ancaman (Treat)

1. Pendidik

1.1 Jumlah & Kualifikas

1.2 Komitmen & Loyalitas

1.3 Pengalaman Kerja

Bagan tersebut memberikan gambaran bahwa diskusi pada komisi bidang

tertentu akan mengerucut pada suatu analisis tentang kondisi atau fakta

pada bidang tersebut. Pada masing-masing bidang dan aspek analisis akan

terlihat dengan jelas kemana arah deskripsi kesimpulan hasil analisis

konteks. Hasil diskusi pada tahapan ini sebaiknya ditulis sebagai bentuk

kesimpulan sementara dan menjadi bahan pada tahap konfirmasi.

C. Tahap Konfirmasi

Pada tahap ini, anggota komisi atau tim kecil berusaha menelaah kembali

setiap temuan dan kesimpulan sementara yang diperoleh dengan data,

dokumen atau hasil telaah dari suatu instrumen. Tahap konfirmasi ini berarti

mengecek ulang dengan data atau dokumen yang meyakinkan dan dapat

dipertanggung jawabkan untuk setiap temuan dan kesimpulan hasil analisis

konteks pada diskusi di tahap kedua. Pada tahap ini pula akan ditemukan

berbagai temuan dan kesimpulan yang ternyata belum didukung oleh data

yang akurat atau basis datanya sulit dilacak. Dalam kondisi ini, tim kecil

harus melakukan konfirmasi pada pihak-pihak yang berkompeten dan

bertanggung jawab dengan data atau dokumen yang dimaksud. Tahapan

konfirmasikan akan memastikan bahwa setiap deskripsi temuan dan

Page 15: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

14

kesimpulannya telah didukung oleh data atau dokumen yang akurat, valid

dan dapat dipertanggung jawabkan. Seluruh hasil konfirmasi ini akan

sangat menentukan pada penentuan arah, kedudukan dan keadaan

lembaga pendidikan pada tahapan berikutnya.

D. Tahap Penyimpulan

Tahapan penyimpulan akhir dimulai dengan langkah mengundang setiap

komisi dan tim kecil untuk menyampaikan hasil kerja sesuai dengan lingkup

tugas yang diberikan. Setiap tim kecil atau komisi diberikan kesempatan

waktu yang cukup untuk menyajikan atau mempresentasikan berbagai hasil

temuan dan kesimpulan sementaranya pada sidang paripurna sekaligus

untuk memperoleh tanggapan, masukan dan kritik dari komisi atau tim kecil

lainnya. Proses ini sangat baik untuk dijalankan agar proses penyimpulan

akhir lebih komprehensif, akurat dan akuntabel (dapat dipertanggung

jawabkan). Tahap penyimpulan akhir dilakukan oleh tim work inti dengan

menggunakan segala temuan dan kesimpulan sementara beserta seluruh

dokumennya yang telah disampaikan oleh tim kecil (komisi). Seluruh berkas

yang disampaikan tim kecil pada tim work inti harus telah direvisi sesuai

dengan masukan dan saran pada sidang paripurna. Tim work inti

selanjutnya akan mengoreksi dan melakukan cross ceck akhir dari setiap

temuan dan kesimpulan agar menjadi kesimpulan akhir yang lebih

komprehensif, akurat dan akuntabel, terutama dalam menentukan arah,

kondisi serta kedudukan lembaga pendidikan SMP yang menjadi objek

analisis konteks.

Dengan pendekatan kuantitatif, arah masing-masing bidang atau aspek

analisis akan bermuara pada kesimpulan akhir berada pada status daerah

negatif atau daerah positif. Dengan kata lain, masing-masing bidang atau

aspek analisis akan menggambarkan pada kondisi cenderung lebih

mengarah pada daerah positif yang ditunjukkan oleh banyaknya (tingginya)

Kekuatan dan Peluang daripada Kelemahan dan Ancaman. Jika suatu

Page 16: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

15

lembaga pendidikan SMP X berada pada daerah seperti ini maka sangat

dimungkinkan untuk mengembangkan secara lebih jauh lagi program-

program unggulan yang bersifat kompetitif dan komparatif, bahkan mungkin

saja dapat mengembangkan program yang sifatnya ekpansif. Namun

sebaliknya, jika masing-masing bidang atau aspek analisis

menggambarkan pada kondisi yang cenderung lebih mengarah pada

daerah negatif yang ditunjukkan oleh banyaknya (tingginya) Kelemahan

dan Ancaman daripada Kekuatan dan Peluang maka lembaga yang

bersangkutan berada dalam posisi yang mungkin lebih banyak program

rehabilitasi, mencari program bantuan atau mungkin merjer (bergabung)

sementara dan minta pembinaan pada lembaga pendidikan SMP yang

sudah kuat serta berkualitas. Selain arah pada kedua daerah utama,

kesimpulan akhir tim work mungkin saja akan bermuara pada dua

kemungkinan lainnya. Keempat kemungkinan kesimpulan akhir tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut :

Alternatif Kesimpulan

Kekuatan Kelemahan

Peluang Ancaman Kesimpulan Status

Kemungkinan 1 Tinggi (Banyak)

Rendah (Sedikit)

Tinggi (Banyak)

Rendah (Sedikit)

Ekspansi

Kemungkinan 2 Rendah (Sedikit)

Tinggi (Banyak)

Rendah (Sedikit)

Tinggi (Banyak)

Rehabilitasi

Kemungkinan 3 Tinggi (Banyak)

Rendah (Sedikit)

Rendah (Sedikit)

Tinggi (Banyak)

Kordinasi

Kemungkinan 4 Rendah (Sedikit)

Tinggi (Banyak)

Tinggi (Banyak)

Rendah (Sedikit)

Rivitalisasi

Gambaran tentang keadaan atau status lembaga pada kemungkinan satu

dan dua telah diungkapkan pada penjelasan di atas. Pada kemungkinan

ketiga, lembaga perlu melakukan kordinasi pada berbagai pihak untuk

membangun berbagai jaringan kemitraan dalam rangka menciptakan

berbagai peluang. Peluang dapat dapat diciptakan dengan membuat

terobosan program atau menjaring sumber informasi (misalnya melalui

internet) untuk memperkuat keberadaan lembaga secara keseluruhan.

Kordinasi juga diperlukan dalam rangka mengatasi berbagai ancaman yang

disertai dengan program yang jelas dan terukur, terutama ancaman yang

Page 17: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

16

muncul dari kompetitor lain sebagai penyelenggara lembaga pendidikan

SMP.

Dalam kemungkinan keempat, lembaga harus melakukan berbagai

program revitalisasi dan/atau pemberdayaan yang dapat mengatasi

berbagai kelemahan yang dihadapi. Program yang dimaksud ditujukan

pada berbagai bidang yang menunjukkan kelemahan lembaga sehingga

dimungkinkan akan meruntuhkan eksistensi (keberadaan) dan kredibilitas

lembaga dalam menyelenggarakan pendidikan. Lembaga dapat

mengoptimalkan berbagai peluang yang teridentifikasi sehingga dapat

dimanfaatkan menjadi faktor penguat lembaga.

Page 18: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

17

BAB III

DESKRIPSI HASIL ANALISIS KONTEKS

A. Menentukan Keadaan Lembaga

Sebagaimana telah disampaikan pada bagian terdahulu, hasil analisis

konteks sebaiknya dijadikan dasar untuk menggambarkan profil lembaga

pendidikan. Profil lembaga dapat diungkapkan secara deskriptif terhadap

berbagai bidang dan aspek yang dianalisis. Profil ini sekaligus merupakan

rekapitulasi dari kesimpulan akhir kondisi lembaga setelah dilakukan

analisis konteks dan disusun oleh tim work utama. Profil lembaga juga

harus dengan tegas mengambarkan keadaan dan arah lembaga dalam

menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Keseluruhan bahan deskriptif yang

ada dalam profil sebaiknya ditempatkan pada Bab 2 dokumen I kurikulum

dari lembaga pendidikan dengan beberapa perubahan yang tidak

mengurangi standar minimal Bab 2 dari panduan BSNP (Badan Standar

Nasional Pendidikan). Profil ini sekaligus menjadi titik tolak dalam

menyusun Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Kompetensi Lulusan dan berbagai

rencana strategis sekolah beserta rencana operasional tahunan sekolah.

Gambaran penempatan profil lembaga dapat diungkapkan dalam ilustrasi

berikut :

Dokumen BSNP Alternatif Pengembangan Keterangan

BAB II

TUJUAN

BAB II

TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan A. Visi Sekolah

B. Visi Sekolah B. Misi Sekolah

C. Misi Sekolah C. Tujuan Sekolah

D. Tujuan Sekolah D. Kompetensi Lulusan

E. Profile Sekolah Bagian ini dapat disusun

dalam BAB III Kondisi

Lembaga.

Page 19: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

18

Ide alternatif pengembangan isi Bab II muncul pada sub judul E menjadi

Profil Lembaga (Profil Sekolah) yang bisa mewakili keseluruhan uraian

naratif pada sub judul A sampai E. Sub judul E sebaiknya menjadi Bab

tersendiri yang menggambarkan keadaan lembaga sebagai hasil analisis

konteks. Bagian ini dapat menjelaskan bidang dan aspek analisis konteks

yang telah dilakukan dengan pendekatan SWOT mencakup bidang

pendidik, anak didik, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan sekitar.

B. Menggambarkan Visi dan Misi Sekolah

Visi suatu lembaga merupakan gambaran harapan, cita-cita atau keinginan

dari lembaga yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Visi juga ada

yang menyebutnya sebagai mimpi yang dibangun dari suatu kenyataan

atau fakta dan mimpi yang dapat diwujudkan. Visi yang realistik dibangun

dari fundasi fakta atau keadaan suatu lembaga setelah melalui proses

analisis konteks melalui pendekatan SWOT. Agar visi tidak sekedar mimpi-

mimpi yang membuai maka harus disusun dan dikembangkan dari evaluasi

diri yang telah dilakukan dan dengan jelas telah memahami dimana status

lembaga pendidikan yang sedang dijalankan. Visi yang baik disusun

dengan memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Visioner (menjangkau jauh kedepan)

2. Idealis dan prospektif

3. Feasibel (Layak)

4. Measureble (terukur)

5. Menunjukkan peran kedalam dan keluar

6. Mengandung nilai-nilai yang diinginkan dan diyakini.

Selain visi harus dibangun dari kondisi faktual lembaga, rumusan visi

haruslah bersifat visioner (menjangkau jauh ke depan). Visi yang baik harus

Page 20: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

19

menunjukkan harapan atau cita-cita ke masa depan dari keadaan lembaga

yang secara faktual sudah dipahami keadaan dan statusnya. Visi juga

harus menunjukkan idealisme penyelenggara terhadap kondisi lembaga

pendidikan yang diinginkan pada suatu kurun waktu tertentu. Gambaran

ideal seperti apa sebuah lembaga pendidikan hanya akan dipahami oleh

mereka yang bergelut secara profesional serta mendalami konsep dan

ragam penyelenggaraan model pendidikan, termasuk didalamnya adalah

kurikulum dan model pembelajaran inovatif yang secara ideal akan

dikembangkan.. Gambaran visi juga harus bersifat prosktif atau memiliki

prospek ke arah kondisi yang maju dan diunggulkan serta diperhitungkan

oleh para pemangku kepentingan atau stakeholder.

Pada bagian lain, rumusan visi harus layak (feasibel) untuk dilaksanakan

oleh seluruh orang yang berkepentingan dan bertanggung jawab secara

langsung pada eksistensi dan pengembangan lembaga pendidikan yang

sedang dijalankan. Oleh karena itu, ciri selanjutnya visi harus dapat diukur

dalam kurun waktu yang jelas dengan menyertakan indikator yang tepat

(valid). Hal ini memberikan makna bahwa dalam suatu rumusan visi yang

baik seharusnya mencantumkan tahun pencapaian. Berapa lama tahun

pencapaian suatu visi sangat tergantung pada keadaan dan status suatu

lembaga pendidikan setelah dilakukan analisis konteks.

Visi yang baik juga harus menunjukkan peran lembaga pendidikan yang

bersnagkutan, baik peran ke dalam maupun peran keluar. Peran ke dalam

terkait dengan perbaikan dan pengembangan lembaga internal dan peran

keluar ditujukan pada kontribusi lembaga pada dinas pendidikan daerah

setempat dan rencana strategik dari departemen pendidikan nasional atau

departemen agama atau departemen terkait dan pemerintah secara

nasional. Oleh karena itu juga visi harus memuat nilai-nilai yang dipahami,

diinginkan dan diyakini oleh penyelenggara lembaga sebagai acuan dalam

menjalankan kegiatan pendidikan.

Adapun rumusan misi sekolah menggambarkan penjabaran operasional

dari visi yang telah disusun dan ditetapkan. Oleh karena itu, isi misi harus

Page 21: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

20

sejalan dengan visi yang telah dirumuskan. Misi sekolah juga harus secara

jelas menjabarkan bidang-bidang yang menjadi kegiatan sekolah dalam

mencapai visi yang diiiginkan. Jabaran masing-masing bidang tersebut

secara jelas dapat diwujudkan menjadi kegiatan nyata dari sekolah yang

bersangkutan

C. Merumuskan Tujuan Sekolah

Visi dan misi yang jelas memperlihatkan kejelasan esensi tujuan dari

sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu, tujuan sekolah dapat

diidentifikasi dari visi dan misi sekolah dengan mempertimbangkan tujuan

pendidikan (dari pemerintah) untuk tingkat dan satuan pendidikan tertentu.

Tujuan sekolah dapat ditetapkan dan dijabarkan dari berbagai jabaran

bidang yang disampaikan pada misi lembaga.

D. Mengembangkan Kompetensi Lulusan

Kompetensi lulusan pada setiap satuan dan tingkat lembaga pendidikan

telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tersebut merupakan standar

kompetensi lulusan minimal yang harus dicapai oleh suatu satuan dan

tingkat lembaga pendidikan. Karena SKL tersebut bersifat minimal maka

menjadi tidak boleh dikurangi jumlahnya maupun tingkatannya namun

sangat memungkinkan suatu lembaga pendidikan menambah standar

kompetensi lulusan, mengembangkan (kedalaman dan keluasan) isi SKL

dan meningkatkan derajat kompetensi dari suatu SKL. Upaya

mengembangkan standar kompetensi lulusan pada suatu satuan dan

tingkat pendidikan sudah tentu harus tetap berpatokan pada kondisi objektif

dan faktual dari lembaga pendidikan yang bersangkutan serta visi, misi dan

tujuan lembaga. Gambaran SKL suatu lembaga sekolah (SMP) akan

sangat memperlihatkan apakah lembaga yang bersangkutan hanya

Page 22: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

21

mengejar target SKL minimal saja atau memiliki kemampuan dalam

menambah dan mengembangkan SKL tersebut menjadi suatu keunggulan

kompetitif dan komparatif dari lulusan lembaga sekolah yang bersangkutan.

SKL yang telah dikembangkan dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan

sekolah akan menjadi dasar bagi penyusunan rencana strategis dan

rencana operasional sekolah untuk mencapai kompetensi lulusan yang

diinginkan.

E. Membuat Rencana Strategis dan Rencana Operasional Sekolah

Penjelasan bagian tahapan analisis konteks yang pertama sampai ketiga

telah memberikan gambaran pada kita bahwa keadaan dan status faktual

(nyata) suatu lembaga akan menjadi dasar dalam menyusun visi, misi dan

tujuan sekolah. Berdasarkan titik tolak dari kondisi faktual suatu lembaga

pendidikan akan terdapat jarak dengan visi yang akan dicapai. Jarak yang

baik terlihat secara jelas dalam bentuk ukuran tahun pencapaian. Jarak

antara kondisi faktual lembaga terhadap visinya mengambarkan adanya

suatu rentang yang dibutuhkan untuk mencapainya. Rentang jarak tersebut

dapat disusun dan dikembangkan menjadi suatu rencana strategis (renstra)

dari lembaga yang bersangkutan yang diiringi dengan rencana operasional

lembaga untuk seiap tahun ajaran. Rentang jarak tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut :

Jaraknya : misal 10 Tahun

Berdasarkan jarak tersebut, lembaga pendidikan dapat menyusun rencana

strategis selama 10 tahun dengan kategori renstra jangka menengah.

Kondisi & Profil

Lembaga (2009)

(Hasil analisis

Konteks)

Visi & Misi

Lembaga

(Tahun 2019)

Page 23: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

22

Berdasarkan rencana strategis yang akan disusun dan disertai indikator

keberhasilannya yang jelas maka suatu lembaga dapat menjabarkan

menjadi rencana operasional tahunan sekolah dengan gambaran sebagai

berikut :

Bagan Rencana operasional Tahun Sekolah

Bidang Kegiatan Renop-1

(09-10)

Renop-2

(10-11)

Renop-3

(11-12)

Renop 4

(12-13)

Renop-5

(13-14)

1. Pendidik

2. Kurikulum

3. Anak Didik

4. Sarana

Prasarana

5. Kerja sama

Berdasarkan rencana operasional inilah setiap sekolah (SMP) akan

mempunyai program yang jelas, akurat dan terukur. Kalaupun suatu saat

ada pergantian pimpinan sekolah maka sudah jelas hal-hal dan bidang

mana saja yang akan dikerjakan pada setiap tahun ajaran.

F. Menggambarkan Hasil Analisis Konteks dalam Dokumen KTSP

Dalam panduan penyusunan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

yang disusun oleh BSNP terdiri dari dua dokumen utama, yakni dokumen 1

dan dokumen 2. Dokumen 1 merupakan kurikulum operasional pada tingkat

satuan pendidikan (KTSP) di lembaga masing-masing yang disusun dan

dikembangkan sesuai dengan analisis konteks yang telah dilakukan.

Dokumen 1 memuat sekurang-kurang 4 Bab sebagai berikut :

Page 24: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

23

Dari gambaran tersebut, hasil analisis konteks yang telah dilakukan pada

kegiatan di atas maka dapat dipergunakan dalam menyusun kurikulum

operasional pada suatu lembaga pendidikan, terutama pada BAB I., BAB II

dan BAB III, terutama pada poin A dan I (Keunggulan Lokal dan Global)

yang menjadi program unggulan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (dasar pemikiran penyusunan KTSP) B. Tujuan Pengembangan KTSP C. Prinsip Pengembangan KTSP BAB II TUJUAN

A. Tujuan pendidikan (Disesuaikan dengan jenjang satuan pendidikan) B. Visi Sekolah C. Misi Sekolah D. Tujuan Sekolah BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Mata pelajaran B. Muatan lokal C. Kegiatan Pengembangan diri D. Pengaturan beban belajar E. Ketuntasan Belajar F. Kenaikan Kelas, dan kelulusan G. Penjurusan H. Pendidikan kecakapan Hidup I. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global Cat : Untuk PLB/PK ditambah dengan Program Khusus

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN

Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah, yang disusun

berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat,

disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik

dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana

tercantum dalam Standar Isi. kompetitif dan komparatif dari lembaga pendidikan.

Page 25: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

24

BAB IV

INSTRUMEN ANALISIS

A. Alat Pengumpul Data

1. Dokumen

Dokumen yang dimaksud dalam pengembangan model ini adalah

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai acuan

utama dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan terhadap

impelementasi pelaksanaan pengembangan kurikulum di SMP.

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data secara empirik

mengenai masalah-masalah yang terjadi di lapangan dalam

pelaksanaan pengembangan KTSP di SMP. Atas dasar masalah

tersebut kemudian dicarikan solusinya dan ditemukan model

pengembangan KTSP yang sesuai dan diinginkan. Model tersebut

kemudian dilakukan uji coba dan diharapkan dapat ditemukan disain

model analisis konteks KTSP SMP.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan masukan dari guru, wakasek

kurikulum, kepala sekolah dan atau para stakeholders pendidikan

tentang masalah-masalah apa saja yang mereka rasakan dalam

pelaksanaan pengembangan KTSP. Selain data yang bersifat masalah,

juga data masukan mengenai model yang seperti apa yang diharapkan

oleh guru dalam mengembangkan KTSP di tingkat satuan pendidikan.

Wawancara dilakukan secara terbuka baik bersifat individual maupun

kelompok dalam suatu forum diskusi.

Page 26: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

25

4. Angket

Angket yang dikembangkan dengan pertanyaan yang bersifat tertutup

dan terbuka. Tertutup artinya jawaban sudah disiapkan, responden

hanya tinggal memilih option jawaban yang sudah disediakan.

Sedangkan pertanyaan terbuka yaitu responden diberikan untuk

memberikan jawaban secara deskriptif terhadap pertanyaan yang

diajukan. Angket digunakan untuk menjaring data terhadap yang

berkaitan dengan data empiris tentang analisis konteks KTSP SMP.

B. Analisis Data

Analisis data yang akan dilakukan melalui analisis SWOT (strenghts,

weaknesses, opportunities, and threats) terhadap indikator analisis konteks

KTSP sebagaimana ditetapkan BSNP, yaitu sebagai berikut.

1. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Untuk pengembangan sekolah di masa depan, sekolah telah

menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Persoalannya apakah visi,

misi, dan tujuan sekolah telah saling berkaitan. Apakah tujuan yang

telah ditetapkan memiliki kesesuaian dengan kekhasan, kondisi,

potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Pertanyaan-

pertanyaan dapat diajukan untuk melihat apa urgensi visi, misi, dan

tujuan sekolah dalam kaitannya dengan analisis konteks KTSP

2. Identifikasi SI dan SKL

Sebagai acuan dalam pengembangan KTSP, para pendidik di satuan

pendidikan (dalam hal ini SMP) perlu melakukan identifikasi SI dan

SKL. Dalam SI terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,

Struktur Kurikulum, Kalender, Tujuan Mata Pelajaran, dan Kelompok

Mata Pelajaran. Dalam SKL terdapat berbagai kompetensi untuk mata

pelajaran dan kelompok mata pelajaran. Untuk identifkasi SI dan SKL,

Page 27: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

26

kegiatan yang dapat dilakukan antara lain dengan tahap-tahap sebagai

berikut. membaca secara saksama, memahami, mengkaji, dan

membedah SI dan SKL tersebut. Adakah kekuatan, kelemahan,

kesempatan, dan ancaman dalam mengembangkan KTSP ke depan.

Hal itu perlu dilakukan supaya penerapan SI dan SKL di sekolah sesuai

dengan prinsip pengembangan KTSP.

3. Kondisi Sekolah

Menganalisis kondisi yang ada di sekolah atau satuan pendidikan yang

meliputi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana

prasarana, biaya, dan program-program, tampaknya dapat ditelaah

sebagai bagian dari analisis konteks KTSP.

a. Peserta Didik

Analisis terhadap peserta didik, salah satunya dapat dilihat dari

input awal dan proses pembelajaran. Analisis ini meliputi rata-rata

kemampuan akademik, minat, dan bakat peserta didik. Untuk

melihat potensi peserta didik, sekolah dapat melakukan psikotes

(dibantu dengan tim psikolog) atau seleksi masuk untuk melihat

kemampuan awal peserta didik yang hasilnya menjadi landasan

bagi pengembang kurikulum.

b. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Analisis terhadap pendidik dan tenaga kependidikan dapat

dilakukan dengan melihat: jumlah pendidik, latar belakang

pendidikannya, sertifikat keahlian (profesi), rata-rata beban

mengajar, tugas tambahan (selain mengajar), rasio pendidik dan

peserta didik, minat pendidik dalam pengembangan profesi,

kehadiran, keaktifan dalam kegiatan kurikuler dan non kurikuler.

Untuk menganalisis tenaga kependidikan dapat dilihat dari jumlah

Page 28: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

27

tenaga kependidikan, latarbelakang pendidikan, keahlian, tugas

yang diemban, kedisiplinan, kreativitas, dll.

c. Sarana dan Prasarana

Salah satu penunjang keberhasilan ketercapaian tujuan pendidikan

adalah kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.

Untuk itu perlu dianalisis sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

sekolah, antara lain berapa banyak dan bagaimana

kondisi/keadaan perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,

buku dan sumber belajar lainnya, dan perlengkapan lain yang

dimiliki oleh sekolah? Analisis juga jumlah dan kondisi prasarana

seperti ruang kelas, kepala sekolah, guru, tata usaha,

perpustakaan, laboratorium, kantin, tempat olah raga, tempat

ibadah, wc, tempat sampah, tanam sekolah, dan tempat lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.

d. Biaya

Pembiayaan pendidikan dapat menyesuaikan dengan pasal 62

tentang standar pembiayaan dalam SNP. Untuk itu pembiayaan

pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi operasinal,

dan biaya personal dapat dianalisis lebih jauh.

e. Program-program

Satuan pendidikan sesuai dengan pengembangan KTSP memiliki

program-program pendidikan. Permasalahan yang muncul apakah

program-program tersebut telah sesuai sebagaimana diamanatkan

dalam prinsip pengembangan dan pelaksanaan KTSP. Untuk itu

perlu analisis program. Apakah program seperti pemilihan mata

pelajaran muatan nasional dan muatan lokal, pemilihan kegiatan

pengembangan diri, penentuan pendidikan kecakapan hidup,

penentuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global,

program remedial, dan program pengayaan perlu dilakukan.

Page 29: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

28

Apakah program itu ada, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana

hasilnya? Apakah dan mengapa permasalahan tersebut begitu

urgent untuk dianalisis.

4. Kondisi Masyarakat dan Lingkungan Sekolah

Kondisi masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi komite

sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia

industry, sumber daya alam, dan social budaya menjadi begitu penting

sebagai bagian dari analisis konteks KTSP? Apakah keberadaan

mereka merupakan kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman

terhadap pengembangan kurikulum di sekolah?

a. Komite Sekolah

Komite sekolah merupakan pihak yang dapat dilibatkan dalam

penyusunan KTSP. Pada tahap ini, komite sekolah harus

memberikan pertimbangan terhadap penyusunan KTSP.

Berdasarkan hal-hal itulah, analisis terhadap peluang dan

tantangan dari pihak komite sekolah perlu dilakukan untuk

mengembangkan KTSP.

b. Dewan Pendidikan

Dewan Pendidikaan beranggotakan masyarakat yang peduli

terhadap pendidikan. Dalam penyusunan KTSP, dewan pendidikan

berperan sebagai lembaga yang dapat ikut memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan KTSP. Berdasarkan hal itulah, analisis

terhadap kepedulian dewan pendidikan perlu dilakukan untuk

semakin memantapkan pengembangan KTSP.

c. Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan kabupaten/kota bertugas melakukan koordinasi

dan supervisi terhadap pengembangan KTSP SMP.

Page 30: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

29

Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman

pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP,

serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah. Dalam hal ini,

dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan

Silabus dan RPP dengan membentuk sebuah tim yang terdiri atas

para pendidik berpengalaman dibidangnya. Analisis terhadap

peluang dan tantangan yang ada di dinas pendidikan perlu

dilakukan guna pengembangan KTSP.

d. Asosiasi Profesi

Ada beberapa asosiasi profesi secara umum yang ikut mendukung

profesionalisme pendidik. Akan tetapi, secara lebih khusus,

asosiasi profesi untuk para pendidik/guru mata pelajaran di SMP

terwujud dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang

meliputi MGMP sekolah, kabupaten/kota, dan provinsi. MGMP

dapat berperan pula sebagai tim yang menyusun silabus mata

pelajaran tertentu. Keberadaan tim ini akan sangat membantu

pengembangan KTSP. Peluang dan tantangan atas keberadaan

MGMP perlu dianalisis untuk pengembangan KTSP.

e. Dunia Industri dan Dunia Kerja

Salah satu prinsip pengembangan KTSP adalah relevan dengan

kebutuhan kehidupan. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan

(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan

kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Dalam KTSP,

rencana kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh

kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan

mempunyai kecakapan hidup. Dalam hal ini, dunia indsutri di

sekitar sekolah dapat diberdayakan untuk menunjang program

Page 31: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

30

pendidikan sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hal-hal itulah,

analisis terhadap peluang dan tantangan dunia industri dan dunia

kerja di lingkungan sekolah apakah dapat diperlukan untuk analisis

konteks KTSP?

f. Sumber Daya Alam dan Sosial Budaya

KTSP disusun dengan memperhatikan berbagai hal, di antaranya

adalah keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan;

kondisi sosial budaya masyarakat setempat; kesetaraan gender.

Pada dasarnya, setiap daerah memiliki potensi, kebutuhan,

tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing

daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah

dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, KTSP harus

memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang

relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. Berdasarkan

hal itulah, analisis terhadap peluang dan tantangan sumber daya

alam dan sosial budaya lingkungan sekolah perlu dilakukan untuk

mengembangkan KTSP.

C. Pemanfaatan Hasil Instrumen

Berdasarkan hasil analisis konteks KTSP yang telah diperoleh , satuan

pendidikan dapat mengembangkan program yang terkait dalam

pengembangan KTSP dan dapat memanfaatkannya sesuai hasil analisis

swot, contoh:

“Bila kesimpulan dunia industri menjadi peluang, satuan pendidikan dapat

memutuskan bahwa dunia industri menjadi alternatif acuan kompetensi

untuk dikembangkan dalam mata pelajaran muatan lokal atau sebagai

sumber belajar dalam pendidikan berbasis keunggulan lokal”.

Page 32: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

31

Lampiran 1:

Hasil Analisis Konteks dalam Dokumen I KTSP

Dalam panduan penyusunan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

yang disusun oleh BSNP terdiri dari dua dokumen utama, yakni dokumen 1

dan dokumen 2. Dokumen 1 merupakan kurikulum operasional pada tingkat

satuan pendidikan (KTSP) di lembaga masing-masing yang disusun dan

dikembangkan sesuai dengan analisis konteks yang telah dilakukan.

Dokumen 1 memuat sekurang-kurang 4 Bab sebagai berikut :

Dari gambaran tersebut, hasil analisis konteks yang telah dilakukan pada

kegiatan di atas maka dapat dipergunakan dalam menyusun kurikulum

operasional pada suatu lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (dasar pemikiran penyusunan KTSP) B. Tujuan Pengembangan KTSP C. Prinsip Pengembangan KTSP

BAB II TUJUAN

A. Tujuan pendidikan (Disesuaikan dengan jenjang satuan pendidikan) B. Visi Sekolah C. Misi Sekolah D. Tujuan Sekolah

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Mata pelajaran B. Muatan lokal C. Kegiatan Pengembangan diri D. Pengaturan beban belajar E. Ketuntasan Belajar F. Kenaikan Kelas, dan kelulusan G. Penjurusan H. Pendidikan kecakapan Hidup I. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Cat : Untuk PLB/PK ditambah dengan Program Khusus

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN

Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah, yang disusun

berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat,

disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik

dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana

tercantum dalam Standar Isi. kompetitif dan komparatif dari lembaga pendidikan.

Page 33: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

32

Lampiran 2:

Analisis Konteks Pelaksanaan KTSP Dokumen II

No Aspek Komponen

Pengamatan

Tanggapan Alasan &

Kendala A Silabus

1. Materi

Bahan ajar di sekolah

mencakup semua

materi pokok

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........

........................

..

Bahan ajar

tersampaikan kepada

peserta didik

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........

........................

..

2. Kegiatan

Pembelajaran

Kesesuaian kegiatan

pembelajaran

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........

........................

..

3. Indikator

Pencapaian

Ketercapaian indikator ( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........

........................

..

4. Penilaian Kesesuaian teknik, ( )100% ........................

Page 34: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

33

No Aspek Komponen

Pengamatan

Tanggapan Alasan &

Kendala A Silabus

bentuk, dan instrumen

penilaian

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........

........................

..

B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Tujuan

Pembelajaran

Kesesuaian dengan

indikator pencapaian

pada silabus

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50

........................

........................

........................

........................

........

........................

..

2. Materi

Pembelajaran

Kesesuaian dengan

materi pokok pada

silabus

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

3. Model/Metode

Pembelajaran

Kesesuaian

model/metode

pembelajaran dengan

materi pokok

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

4. Langkah-

Langkah

Pembelajaran

Kesesuaian tahapan

langkah-langkah

kegiatan pembelajaran

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

Page 35: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

34

No Aspek Komponen

Pengamatan

Tanggapan Alasan &

Kendala A Silabus

( ) kurang dari 50% ............

5. Alat dan

Sumber Bahan

Kesesuaian

penggunaan alat dan

sumber bahan

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

6. Penilaian Kesesuaian instrumen

penilaian (soal atau

tugas yang digunakan)

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........

C Pelaksanaan di Dalam Kelas

Tujuan

Pembelajaran

Tersampaikan sesuai

program

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

Materi

Pembelajaran

Tersampaikanya

materi pokok pada

RPP

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

Model/Metode

Pembelajaran

Penerapan

model/metode

pembelajaran

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

Page 36: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

35

No Aspek Komponen

Pengamatan

Tanggapan Alasan &

Kendala A Silabus

( ) kurang dari 50% ............

Langkah-

Langkah

Pembelajaran

Terlaksananya

langkah-langkah

pembelajaran

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

Alat dan

Sumber Bahan

Digunakannya alat dan

sumber bahan

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

Penilaian Digunakannya

instrumen penilaian

pada RPP

( )100%

( ) 75%

( ) 50%

( ) kurang dari 50%

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

C Lain – Lain

1. Program

Tahunan

(Prota)

Mata Pelajaran telah

dikembangkan dengan

lengkap dan memadai

( ) Sudah dan

lengkap

( ) Sudah tdk

lengkap

( ) Belum

dikembang-

kan dan tdk

lengkap

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

2. Pemetaan

Kompetensi

Telah dikembangkan

dengan lengkap dan

( ) Sudah dan ........................

........................

Page 37: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

36

No Aspek Komponen

Pengamatan

Tanggapan Alasan &

Kendala A Silabus

Dasar Per-

Semester

memadai lengkap

( ) Sudah tdk

lengkap

( ) Belum

dikembang-

kan dan tdk

lengkap

........................

........................

........................

........................

............

3. Program

Kegiatan

Remidial

Telah dikembangkan

dengan lengkap

(….) Sudah Lengkap

(….) Belum Lengkap

(….) Belum dikem-

bangkan

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

4. Program

Kegiatan

Pengayaan

Telah dikembangkan

dengan lengkap

(….) Sudah Lengkap

(….) Belum Lengkap

(….) Belum dikem-

bangkan

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

5. Media

Pelajaran dan

Sumber Belajar

Ketersediaan dan

pemanfaatan media

pelajaran dan sumber

belajar

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang

memadai

(….) Tidak Tersedia

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

6. Buku Paket

Mata Pelajaran

Ketersediaan dan

pemanfaatan buku

paket mata pelajaran

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang

memadai

........................

........................

........................

........................

........................

........................

Page 38: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

37

No Aspek Komponen

Pengamatan

Tanggapan Alasan &

Kendala A Silabus

(….) Tidak Tersedia ............

7. Buku Referensi Ketersediaan dan

pemanfaatan buku

referensi

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang

memadai

(….) Tidak Tersedia

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

8. Ruang

Perpustakaan,

Laboratorium,

dan Ruang

Pendukung

Lainnya

Ketersediaan dan

pemanfaatan Ruang

Perpustakaan,

Laboratorium, dan

Ruang Pendukung

Lainnya

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang

memadai

(….) Tidak Tersedia

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

9. Ketersediaan

Peralatan dan

Bahan Praktik

Ketersediaan dan

pemanfaatan

Peralatan dan Bahan

Praktik

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang

memadai

(….) Tidak Tersedia

........................

........................

........................

........................

........................

........................

............

10. Alokasi waktu

setiap jam

pelajaran

Satu jam pelajaran 40

menit

( ) ya

( ) tidak

........................

........

11. Pelaksanaan

Penilaian

Sesuai dengan

Permendiknas No. 20

Tahun 2007

( ) ya

( ) tidak

......................

Page 39: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Lampiran 3:

Analisis Konteks dalam Penerapan Pendidikan Karakter

PPeennddaahhuulluuaann

MMeellaakkuukkaann aannaalliissiiss kkoonntteekkss dimaksudkan untuk membantu pendidik maupun

tenaga kependidikan mengenal dan memahami nilai-nilai yang sudah ada di

satuan pendidikan masing-masing dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan lebih

lanjut.

Beberapa kenyataan menunjukkan analisis konteks tidak banyak

dikembangkan oleh sekolah sehingga penyusunan rencana jangka menengah

yaitu Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan rencana kerja tahunan yaitu Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) kurang berdasarkan kondisi ril yang

ada. Selain itu dokumen RKS dan RKAS juga dikembangkan hanya oleh

beberapa pimpinan di sekolah, sehingga tidak seluruh pendidik maupun tenaga

kependidikan di satuan pendidikan dilibatkan secara langsung sehingga

sebagian kurang memahami kebijakan atau merasa kurang memiliki sekolah

tersebut. Hal ini akan sangat mempengaruhi etos kerja seluruh komponen yang

ada.

Hasil analisis konteks ini menggambarkan kondisi ril yang ada disekolah dan

nilai-nilai yang ingin di capai dalam kurun waktu tertentu sehingga arah dan

tujuan penerapan nilai-nilai di satuan pendidikan menjadi jelas.

TTuujjuuaann

Setelah mengikuti unit ini, peserta pelatihan mampu:

Menganalisis nilai-nilai yang ada di satuan pendidikan;

Menganalisis pemecahan tantangan yang akan muncul;

Page 40: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Perumusan program

PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii

Bagaimana menganalisis nilai-nilai yang ada dalam satuan pendidikan?

Bagaimana menetapkan nilai-nilai yang diprioritaskan?

Bagaimana menganalisis nilai-nilai eksternal dalam satuan pendidikan?

PPeettuunnjjuukk UUmmuumm

Sesi ini dilaksanakan dalam pleno, namun peserta duduk berdasarkan

kelompok-kelompk satuan pendidikan.

SSuummbbeerr ddaann BBaahhaann

Kertas flip chart, spidol, selotip

gabungan nilai dan diskripsi nilai yang sudah digunting

Handout Peserta: nilai, diskripsi nilai, indicator kelas, dan indicator sekolah

WWaakkttuu

Waktu 120 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan

penyampaian unit ini.

Page 41: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

ICT

Berikut ini adalah peralatan yang harus disediakan:

Projektor LCD

Komputer desktop atau laptop.

Layar proyektor LCD

Namun apabila peralatan tersebut tidak dapat ditemukan di tempat pelatihan,

fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart.

RRiinnggkkaassaann SSeessii

PPeerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann

Introduction

5 menit

Fasilitator

menyampaikan

isu-isu kegiatan

analisis konteks

selama ini

Menyampaikan

tujuan sesi yang

ingin dicapai.

Connection

45 menit

Ungkap

Pengalaman/

Pengetahuan

peserta tentang

bagaimana

melaksanakan

analisis konteks:

Kenapa perlu

analisis

konteks?

Reflection

10 menit

Peserta

merenungkan

apakah tujuan

sesi tercapai

atau belum;

Peserta

menuliskan

hal-hal yang

masih

membingung-

kan

Extension

Fasilitator

meminta

peserta untuk

berlatih terus

melakukan

analisis

konteks

Application

60 menit

Menganalisis nilai-nilai

yang ada dilingkungan

sekolah dan di

masyarakat

Membuat pemetaan

berdasarkan nilai yang

dilaksanakan kedalam 18

nilai pendikar

Menetapkan nilai yang

ingin dikembangkan

selama 4 tahun

Menetapkan skala

prioritas nilai yang akan

dikembangkan setiap

tahun

Menganalisis kekuatan

dan kelemahan daya

dukung sekolah

Menganalisis peluang

dan tantangan eksternal

satuan pendidikan

Page 42: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Introduction (5 menit)

(1) Fasilitator menyampaikan isu-isu kegiatan analisis konteks selama ini

yaitu:

Analisis konteks jarang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum;

Analisis konteks hanya dikembangkan oleh beberapa pimpinan sekolah;

(2) Fasilitator membuat kontrak belajar yang berlaku selama pembelajaran

(3) Fasilitator menyampaikan tujuan sesi:

Setelah mengikuti sesi unit ini, peserta pelatihan mampu:

Menganalisis nilai-nilai yang ada dilingkungan sekolah dan di

masyarakat

Membuat pemetaan berdasarkan nilai yang dilaksanakan kedalam 18

nilai pendikar

Menetapkan nilai yang ingin dikembangkan selama 4 tahun

Menetapkan skala prioritas nilai yang akan dikembangkan setiap tahun

Menganalisis peluang dan tantangan eksternal satuan pendidikan dalam

menerapkan nilai-nilai;

Connection (45 menit)

Ungkap Pengalaman/Pengetahuan (5’)

Page 43: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

(1) Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta satu-persatu:

Kenapa perlu analsis konteks?

Apa saja yang dilakukan sebelum membuat dokumen 1?

(Pertanyaan pada Power Point dimunculkan satu per satu. Apa pun isinya,

jawaban peserta ditulis di papan tulis atau kertas lebar oleh fasilitator).

Melakukan Tanya jawab (35’)

(2) Fasilitator melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang;

Apa saja keuntungan bila penyusunan dokumen 1 didahului oleh analisis

kontek terlebih dahulu?

Apa saja kelemahan bila tidak melakukan kegiatan analisis konteks

terlebih dahulu?

Langkah apa saja yang dilakukan selama ini, dalam mengintegrasikan

materi baru seperti KLH, life skill kedalam kurikulum?

(3) Fasilitator menayangkan contoh-contoh hasil analisis konteks dari

beberapa sekolah

Application (60 menit)

a. Setiap kelompok satuan pendidikan (dari satuan pendidikan yang sama)

membentuk ketua kelompok, yang bertugas untuk membagi tugas untuk

setiap anggota kelompok dan memimpin kegiatan diskusi kelompok

b. Setiap kelompok mendapat tugas yang sama , yakni :

1. Mengidentifikasi nilai-nilai yang ada di sekolah dan masyarakat

sekitar

2. Menganalisis pemecahan tantangan

Page 44: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

3. Merumuskan nilai yang akan dikembangkan setiap tahun

4. Merumuskan rencana anggaran sekolah

c. Setiap kelompok memaparkan hasil kelompoknya masing-masing

Reflection ( 10 menit)

(1) Fasilitator meminta peserta untuk memeriksa apakah tujuan dari sesi ini

telah tercapai.

(2) Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan hal-hal yang masih

membingungkan.

EExxtteennssiioonn ((55 mmeenniitt))

Peserta diminta untuk berlatih terus menganalisis nilai-nilai lain dalam

internal maupun eksternal satuan pendidkan.

Penguatan(5’)

(6) Fasilitator membagikan handout tentang analisis konteks dan memberi

mereka waktu untuk membacanya dengan seksama;

PPeessaann UUttaammaa

Hasil analisis konteks merupakan dasar sebagai kompas yang

mengarahkan semua pengembangan satuan pendidikan, sehingga perlu

dipahami bersama dan tidak sekedar untuk memenuhi kelengkapan

semata.

Page 45: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

HHaannddoouutt PPeesseerrttaa

Analisis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Eksternal (Peluang dan

Tantangan) dalam Pendidikan Karakter

Pendahuluan

Untuk mengembangkan kurikulum yang bersifat operasional, setiap satuan

pendidikan harus dapat melakukan suatu proses yang disebut dengan evaluasi

diri. Melalui proses ini suatu lembaga dapat memperoleh pemahaman tentang

keadaan lembaga masing-masing dalam menyelenggarakan kegiatan

pendidikan untuk suatu jenjang pendidikan tertentu. Berdasarkan hasil evaluasi

diri inilah, suatu satuan pendidikan dapat merumuskan rasional tentang arti

penting penerapan pendidikan karakter di satuan pendidikan, menyusun visi,

misi, tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan serta program jangka

panjang dan program jangka pendek.

Salah satu pendekatan dalam melakukan evaluasi diri adalah melalui analisis

konteks (Context Analysis). Analisis ini dimaksudkan untuk menelaah dan

menggambarkan setiap konteks yang berada dan menjadi bagian dari suatu

lembaga dalam menyelenggarakan pendidikan pada satuan pendidikan

tertentu. Konteks yang dianalisis adalah konteks nilai-nilai pendidikan karakter

dalam hubungan dengan konteks internal dan eksternal. Konteks internal ini

berkaitan dengan nilai-nilai yang dilaksnakan di sekolah dan daya dukung yang

berkaitan langsung dengan pembentukan nilai yaitu; peserta didik, pendidik dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana. Sedangkan konteks eksternal

yang diananalisis adalah konteks : orang tua peserta didik dan dinas

pendidikan). Hasil dari analisis konteks ini merupakan nilai-nilai yang

diprioritaskan oleh satuan pendidikan.

Untuk mencapai hasil tersebut perlu dilakukan hal-hal tersebut.

Page 46: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

memperbaiki proses pembelajaran yang mengandung nilai-nilai

pendidikan karakter serta dengan menggunakan metoda belajar aktif,

termasuk meningkatkan manajemen di ruang kelas.

menyediakan, mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana

dan prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik.

bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan

hal-hal tersebut di atas.

Pedoman ini merupakan pengembangan dari dokumen yang sudah ada dan

tidak harus diikuti langkah per langkah, dapat dipakai sebagai acuan agar

proses pengembangan dokumen 1 menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat

dipertanggung-jawabkan. Dokumen ini dapat digunakan sebagai:

1. Pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengintegrasikan nilai-nilai dalam

program Sekolah

2. Dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan nilai-nilai di

sekolah; serta

3. Bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya

pendidikan yang diperlukan untuk pengembangan nilai-nilai karakter.

Sehingga sekolah dapat mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang harus

dilakukan agar tujuan, kewajiban, dan sasaran pembentukan nilai-nilai dapat

dicapai dan juga menjamin bahwa semua program dan kegiatan yang dilakukan

untuk mengembangkan nilai-nilai di sekolah sudah memperhitungkan harapan-

harapan pemangku kepentingan dan kondisi nyata sekolah.

Alur analisis kontek

A. Persiapan:

1. Pembentukan

Kelompok Kerja

2. Pembekalan/ Orientasi

Kelompok Kerja

B. Análisis nilai yang

dilaksanakan di sekolah

1. Mengidentifikasi nilai-nilai

pendikar yang ada

dilingkungan sekolah dan

di masyarakat

2. Mengidentifikasi

pembelajaran yang

dilaksanakan

3. Membuat pemetaan

berdasarkan nilai yang

dilaksanakan kedalam 18

nilai pendikar

D. Penetapan nilai

1. Menetapkan nilai

yang ingin

dikembangkan

selama 4 tahun

2. Menetapkan skala

prioritas nilai yang

akan

dikembangkan

setiap tahun

C. Análisis daya dukung

sekolah

1. Menganalisis kekuatan

dan kelemahan daya

dukung sekolah yang

berkaitan dengan

penerapan niai

karakter

2. Menganalisis peluang

dan tantangan

eksternal satuan

pendidikan

Page 47: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

A. Persiapan

1. Dewan Pendidik (kepala sekolah dan guru) bersama komite sekolah

membentuk kelompok kerja analsis konteks melalui proses demokratis

dengan mengedepankan musyawarah mufakat.

2. Pembekalan/orientasi mengenai konsep dan pengalaman best practice

yang sudah dilakukan oleh beberapa sekolah tentang Pendidikan

Karakter Bangsa, Kewirausahaan, dan Ekonomi Kreatif serta

Pembelajaran Siswa Aktif. Kegiatan ini untuk membantu kelompok

kerja dalam mengenal informasi pokok yang diperlukan. Materi yang

dibahas adalah: Peraturan dan perundang-undangan yang menunjang;

pendekatan, strategi dan metode pembelajaran inovatif seperti

pembelajaran aktif, pembelajaran aktif kreatif efektif dan

menyenangkan (PAKEM); peranserta masyarakat dalam pendidikan

nilai; dan peran dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan

dalam proses pembangunan nilai karakter. Kegiatan dapat berupa

kunjungan ke sekolah pelatihan, atau pemberian informasi.

B. Analisis nilai-nilai yang dilaksanakan di sekolah

1. Mengidentifikasi nilai-nilai pendikar yang ada di lingkungan sekolah dan

di masyarakat

Kegiatan ini ingin memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap

tentang situasi nyata nilai-nilai yang dilaksanakan saat ini, untuk

membantu para pemangku kepentingan dan sekolah dalam

menetapkan nilai yang akan diprioritaskan untuk dikembangkan. Nilai-

nilai yang diidentifikasi adalah nilai yang masih tetap, yang mengalami

peningkatan atau mungkin ada nilai yang mulai hilang, selain itu perlu

juga diperoleh informasi tentang kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di sekolah.

Contoh penerapan nilai yang sudah dilaksanakan di beberapa sekolah

Page 48: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

a. Berdoa sebelum belajar dalam bentuk ucapan maupun waktu

hening

b. Sholat dhuha

c. Kantin kejujuran

2. Mengidentifikasi pembelajaran yang dilaksanakan

Data yang ingin diperoleh dalam langkah ini adalah apakah sekolah

telah membuat perencanaan dan melaksanakan pembelajaran dengan

baik? bagaimana prestasi akademik peserta didik? dan apakah sekolah

melaksanakan program untuk para peserta didik yang berbakat atau

sangat cerdas?

3. Membuat pemetaan berdasarkan nilai yang dilaksanakan kedalam 18

nilai pendikar

C. Analisis daya dukung sekolah

1. Menganalisis kekuatan dan kelemahan daya dukung sekolah yang

berkaitan dengan penerapan niai karakter

Komponen: Sarana dan Prasarana

Pertanyaan yang perlu dijawab adalah:

1) Bagaimana keadaan Sarana dan Prasarana penunjang pendidikan

karakter di sekolah?

2) Bagaimana kondisi peralatan pembelajaran yang dimiliki sekolah?

Komponen: Keuangan dan Pembiayaan

Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Bagaimana kondisi pendanaan

sekolah dalam hal jumlah dan sumbernya?

Page 49: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Komponen: Budaya dan Lingkungan Sekolah

Pertanyaan yang perlu dijawab adalah:aakah sekolah telah

memberikan layanan secara mencukupi atau baik kepada peserta didik

dalam hal kebersihan, kenyamanan, keamanan, dan ketertiban sebagai

penerima jasa (service user)?

Komponen: Peranserta Masyarakat dan Kemitraan

Pertanyaan yang perlu dijawab adalah:

1) Bagaimanakah kondisi keorganisasian komite sekolah?

2) Bagaimana peran dan fungsi komite sekolah?

3) Bagaimana dukungan masyarakat luas terhadap sekolah?

4) Bagaimana kondisi kemitraan sekolah dengan pihak luar?

2. Menganalisis peluang dan tantangan eksternal satuan pendidikan

dalam rangka memilih dan menetapkan nilai-nilai pendidikan karakter

yang diprioritaskan diterapkan di satuan pendidikan

D. Penetapan nilai

1. Menetapkan nilai yang ingin dikembangkan selama 4 tahun

Merumuskan Tantangan Sekolah

Gap/jarak antara kondisi ril di sekolah dengan Harapan Pemangku

Kepentingan merupakan tantangan sekolah.

Rumusan Tantangan:

Page 50: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

a. Nilai karakter. Dirumuskan nilai yang mana? apakah nilai karakter,

nilai kewirausahaan atau nilai ekonomi kreatif;

b. Guru. Dirumuskan guru di kelas mana saja; apakah semua mata

pelajaran atau satu mata pelajaran saja;

c. Buku/bahan ajar atau literatur pendidikan karakter. Dirumuskan

buku/bahan ajar atau literatur mana saja yang diperlukan.

2. Menentukan Skala Prioritas Tantangan

Sekolah membuat skala prioritas, tantangan yang diutamakan adalah

yang memiliki pengaruh besar pada pendidikan nilai secara

keseluruhan dan masih dapat ditangani sampai akhir periode RKS (4

tahun). Jumlah tantangan tergantung kepada kebijakan sekolah,

beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan skala

prioritas anatar lain ialah:

a. Sumberdaya manusia yang tersedia untuk menangani tantangan

tersebut, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang;

b. Jumlah biaya yang diperkirakan dan perkiraan jumlah dana yang

akan diperoleh; serta

c. Kesiapan Sekolah dalam menghadapi tantangan tersebut.

Contoh. Skala prioritas Tantangan

Komponen Kesimpulam identifikasi

nilai

Harapan Pemangku

Kepentingan

Tantangan

Tantangan Utama

(Prioritas)

II. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran

Metoda

pembelajaran

25 % guru

masih lebih

banyak

menggunakan

75 % guru

sudah

menggunakan

metoda

Meningkatkan

pemahaman

guru tentang

metoda mengajar

1

Page 51: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

metoda

ceramah

belajar yang

berfariasi

50 % (dari 25 %

menjadi 50 %).

Nilai-nilai

pendidikan

karakter

Suasana

halaman

sekolah kotor

dan 40 %

ruang kelas

agak kotor

sedangkan

ruang guru

cukup bersih

Halaman

sekolah,

ruang guru,

dan 80 %

ruang kelas

bersih

Mempertahankan

Ruang guru

bersih dan

meningkatkan

halaman sekolah

jadi bersih dan

40 % kelas

bersih

2

Nilai

Kewirausahaan

? ? ? ?

Dalam menetapkan tantangan yang diprioritaskan, sebaiknya

mempertimbangkan.

a. Tingkat kesiapan Sekolah dan faktor-faktor pendukung lainnya.

b. Measureable. Dapat diukur baik secara kualitatif ataupun kuantitatif.

c. Dirumuskan secara spesifik.

B. Analisis Pemecahan Tantangan

1. Menentukan Penyebab Utama Tantangan

a. Penyebab yang paling berpengaruh besar terhadap adanya

tantangan tersebut. (semakin langsung keterkaitannya semakin

tinggi prioritasnya).

Page 52: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

b. Sumberdaya yang perlu disediakan (semakin sedikit sumberdaya

yang diperlukan tetapi besar pengaruhnya pada penanganan

tantangan, maka semakin tinggi urutan prioritasnya).

Penentuan penyebab utama tantangan tersebut dilakukan oleh

kelompok kerja melalui diskusi.

Contoh Penyebab Tantangan Utama dan Penyebab Utama

No. Tantangan Utama Penyebab Utama Tantangan

Penyebab Utama

Ya Bukan

1 Meningkatkan pemahaman

guru tentang metoda

mengajar 50 % (dari 25 %

menjadi 75 %).

1. Peluang untuk

mengirim guru untuk

latihan metoda

mengajar masih

kurang;

2. Buku tentang

metoda belajar

kurang.

3. Media dan sumber

belajar kurang

memadai

2 Mempertahankan

Ruang guru bersih dan

meningkatkan halaman

sekolah jadi bersih dan 40 %

kelas bersih

1. Tempat

pembuangan

sampah masih

kurang memadai;

2. Kebiasaan

membuang sampah

sembarangan

Page 53: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

No. Tantangan Utama Penyebab Utama Tantangan

Penyebab Utama

2. Menetapkan Alternatif Pemecahan Tantangan

Alternatif pemecahan boleh dirumuskan sebanyak mungkin, namun

karena keterbatasan sarana, sumberdaya & dana Sekolah, maka

alternative pemecahan bisa dibatasi mungkin hanya 2 - 3 alternatif

pemecahan yang menjadi prioritas utama dalam mengatasi penyebab

utama dalam mencapai sasaran.

Beberapa criteria dalam mencari pemecahan tantangan.

a. Harus dirumuskan dalam kaitannya dengan penyebab utama

tantangan;

b. Harus dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi tantangan

utama;

c. Alternatif pemecahan tersebut harus memiliki kesesuaian dengan

kesiapan Sekolah.

Page 54: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Contoh Analisis Pemecahan Tantangan

Tantangan Utama

Penyebab Utama

Alternatif Pemecahan

Alternatif Pemecahan

Terpilih

Meningkatkan

pemahaman guru

tentang metoda

mengajar 50 %

(dari 25 % menjadi

75 %).

1. Peluang

untuk

mengirim

guru untuk

latihan

metoda

mengajar

masih

kurang;

2. Buku tentang

metoda

belajar

kurang.

3. Media belajar

kurang

memadai

1.1. Memotivasi

semua guru untuk

belajar mandiri

1.2. Memotivasi

semua guru untuk

mengikuti kegiatan

sanggar/MGMP dll

1.3. Membeli buku

tentang metoda

mengajar seperti

strategi

pembelajaran

belajar

aktif/PAKEM/CTL

1.4 Membeli peralatan

media

pembelajaran

1.5 Memanfaatkan

berbagai

sumber/media

belajar

(lingkungan, buku,

nara sumber, dll.).

Mempertahankan

Ruang guru bersih

1. Tempat

pembuangan

sampah

2.1. Membeli tempat

pembuangan

sampah sesuai

Page 55: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Tantangan Utama

Penyebab Utama

Alternatif Pemecahan

Alternatif Pemecahan

Terpilih

dan meningkatkan

halaman sekolah jadi

bersih dan 40 %

kelas bersih

masih kurang

memadai;

2. Kebiasaan

membuang

sampah

sembaranga

n

dengan jumlah

kelas.

2.2. Menjalin

kerjasama dengan

dinas lain untuk

pengadaan tempat

sampah.

2.3 Menyediakan

tempat sampah

sederhana dan

murah buatan guru

maupun peserta

didik atau orang

tua peserta didik

3. Menetapkan skala prioritas nilai yang akan dikembangkan setiap

tahun

Merumuskan Program, Kegiatan dan Menetapkan Penanggung-jawab

Program;

Program merupakan penyebab utama yang bisa dilaksanakan oleh

pihak Sekolah maupun komite Sekolah atau warga masyarakat yang

lebih luas dengan penanggung-jawab yang jelas.

Kegiatan berupa tindakan-tindakan yang akan dilakukan, dirumuskan

dari setiap program dengan mengacu pada indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan. Kegiatan bisa diambil dari alternatif pemecahan

terpilih yang telah ditetapkan sebelumnya. Perumusan kegiatan

dilakukan dengan cara membuat daftar kegiatan yang terkait dengan

Page 56: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

program tersebut untuk mencapai indicator keberhasilan, dengan

memperhitungkan biaya atau anggaran yang tersedia.

Contoh perumusan program dan penanggung-jawab program

Sasaran (Tantangan Utama)

Program (Penyebab

Utama)

Kegiatan (Alternatif Pemecahan

Terpilih)

Penanggung jawab

Meningkatkan

pemahaman guru

tentang metoda

mengajar 50 % (dari

25 % menjadi 50 %).

1. Peluang

untuk

mengirim

guru untuk

latihan

metoda

mengajar

masih

kurang;

2. Buku tentang

metoda

belajar

kurang.

3. Media belajar

kurang

memadai

1.1. Memotivasi

semua guru untuk

belajar mandiri

1.2. Memotivasi

semua guru untuk

mengikuti

kegiatan

sanggar/MGMP

dll

1.4 Membeli

peralatan media

pembelajaran

1.5 Memanfaatkan

berbagai

sumber/media

belajar

(lingkungan,

buku, nara

sumber, dll.).

Kepala

sekolah

Mempertahankan

Ruang guru bersih

dan meningkatkan

halaman sekolah jadi

4. Tempat

pembuangan

sampah

masih kurang

2.1. membeli tempat

pembuangan

sampah sesuai

dengan jumlah

Waka Sarana

Page 57: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Sasaran (Tantangan Utama)

Program (Penyebab

Utama)

Kegiatan (Alternatif Pemecahan

Terpilih)

Penanggung jawab

bersih dan 40 %

kelas bersih

memadai;

5. Kebiasaan

membuang

sampah

sembarangan

kelas.

2.3 Menyediakan

tempat sampah

sederhana dan

murah buatan

guru maupun

peserta didik atau

orang tua peserta

didik

4. Merumuskan Indikator Keberhasilan Program

Indikator keberhasilan dapat berbentuk proses atau hasil akhir.

Indikator keberhasilan (kuantitatif atau kualitatif), dirumuskan secara

spesifik, dan harus dapat diukur, dapat dilaksanakan, dan dalam bentuk

kalimat pernyataan. Seperti program “pembelian tempat sampah”

maka indikatornya dalam bentuk jumlah tempat sampah yang sudah

dibeli.

Page 58: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Contoh Indikator Keberhasilan Program

Sasaran Program Indikator

Mempertahankan

Ruang guru bersih dan

meningkatkan halaman

sekolah jadi bersih dan

40 % kelas bersih

1. Tempat pembuangan

sampah masih kurang

memadai;

2. Kebiasaan

membuang sampah

sembarangan

Tempat sampah

tersedia sesuai dengan

jumlah kelas.

Dst Dst Dst

5. Menentukan Jadwal Kegiatan

Tujuan penyusunan jadwal program dan kegiatan ini adalah untuk

“memenuhi kriteria SMART (specific - spesifik, measurable . dapat

diukur, achievable . dapat dicapai, relevant - relevan, and time bound .

dicapai dalam batas waktu yang ditentukan) dengan mengutamakan

kriteria “achievable”.sehingga dapat dikontrol dengan lebih efektif.

Berikut adalah contoh jadwal kegiatan Sekolah.

No

Sasaran Program dan

Kegiatan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

GJL

GNP

GJL

GNP

GJL

GNP

GJL

GNP

Meningkatkan pemahaman guru tentang metoda mengajar 50 % (dari 25 % menjadi 50 %).

Kategori: Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran Program: Peluang untuk mengirim guru untuk latihan metoda

Page 59: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

No

Sasaran Program dan

Kegiatan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

GJL

GNP

GJL

GNP

GJL

GNP

GJL

GNP

mengajar masih kurang

Kegiatan: 1.1.

Memotivasi semua guru untuk belajar mandiri

1.2. Memotivasi semua guru untuk mengikuti kegiatan sanggar/MGMP dll

1.4 Membeli peralatan media pembelajaran

1.5 Memanfaatkan berbagai sumber/media belajar (lingkungan, buku, nara sumber, dll.).

Dst

Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst

Keterangan: GJL: Ganjil GNP: Genap

Page 60: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

6. Perumusan Rencana Anggaran Sekolah

Sekolah harus menyisipkan ke dalam rencana biaya yang sudah

disusun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa biaya

yang akan diperlukan untuk melaksanakan program/kegiatan

pembentukan nilai-nilai tersebut dan dari sumber mana dana tersebut

diperoleh?

a. Menghitung Rencana Biaya

Rencana Biaya adalah Rencana Kebutuhan Dana yang diperlukan

untuk melaksanakan program dan kegiatan yang telah dirumuskan

serta biaya operasinya. Kebutuhan dana ini dihitung tahunan untuk

empat tahun ke depan sehingga akan tergambar total rencana

biaya yang dibutuhkan selama empat tahun mendatang.

b. Membuat Rencana Pendanaan

Rencana Pendanaan adalah rencana sumber pendapatan yang

sesuai dengan kebutuhan dan urutan tingkat kepastian perolehan

dana. Berikut adalah contoh tingkat kepastian perolehan dana

Sekolah:

1) BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Dana BOS sudah pasti

jumlahnya, yaitu Rp 400.000,- (tingkat Kota) dan Rp 397.000,-

(tingkat Kabupaten) per peserta didik/tahun..

2) Sumbangan masyarakat melalui Komite Sekolah belum dapat

dipastikan.

3) APBD Kabupaten/Kota, dana dari APBD berbeda-beda untuk

setiap kabupaten/kota.

4) Donatur (perusahaan/industri, alumni dsb.) juga belum dapat

dipastikan.

Page 61: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Tidak ada aturan mengenai berapa dan bagaimana mendapatkan

alokasi dana dari donatur.Semuanya tergantung pada prakarsa

Sekolah dan komite sekolah/ madrasah.

Banyak Sekolah yang mendirikan asosiasi alumni sebagai salah

satu upaya penggalangan dana. Dengan cara ini, tentu saja aliran

dana ke Sekolah akan lebih besar kemungkinannya daripada

Sekolah yang tidak mempunyai asosiasi alumni.

c. Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan

1) mempelajari terlebih dahulu aturan penggunaan sumber

pendanaan, karena masingmasing pemberi dana mempunyai

aturan mainnya sendiri. Aturan tertulis yang sudah tersedia

adalah BOS. Aturan tertuju pada pengeluaran-pengeluaran apa

yang tidak boleh dan boleh dibiayai dengan dana BOS. Aturan

dari sumber dana lain diatur dan dipertanggung-jawabkan

sesuai dengan aturan pemberi dana.

2) menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan.

C. Menyisipkan nilai-nilai pendidikan karakter kedalam Rencana Kerja

Tahunan (RKT)

1. Menetapkan Kegiatan Strategis

Rencana Kerja Tahunan (RKT) disusun setiap tahun oleh Sekolah

berdasarkan RKJM sehingga dokumen RKT memuat bukan hanya

kegiatan strategis tetapi juga kegiatan operasi Sekolah.

Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan

sasaran yang telah ditetapkan dalam RKJM. Misalnya sasaran dalam

RKJM „Meningkatkan pemahaman guru tentang metoda mengajar 50

% (dari 25 % menjadi 75 %). pada tahun 2015-2016‟. Sasaran dalam

Page 62: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

program/kegiatan tahunan bisa „rata-rata guru yang mengubah metoda

mengajarnya naik sebesar 15% pada tahun 2011-2012‟;

2. Menetapkan Jadwal Rencana Kerja Tahunan Sekolah

Sekolah perlu menyusun jadwal untuk mengetahui beban kegiatan

sekolah, sumberdaya yang ada, serta kegiatan monitoring pelaksanaan

kegiatan dalam jangka satu tahun. Dalam RKT, jadwal disusun

berdasarkan kalender akademik yang berlaku, yakni dimulai bulan ke 7

(Juli).

D. Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah adalah rencana biaya dan

pendanaan kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran baik bersifat

strategis maupun operasi. RKAS merupakan dokumen anggaran Sekolah

resmi yang disetujui oleh kepala Sekolah serta disahkan oleh Dinas

Pendidikan untuk sekolah negeri dan penyelenggara pendidikan (yayasan)

untuk sekolah swasta. RKAS dibuat untuk satu tahun ajaran yang terdiri

dari pendapatan dan belanja (pengeluaran). RKAS mencakup semua biaya

pendanaan dan anggaran tahunan, khususnya untuk satu tahun anggaran

yang akan datang. Pendanaan yang dicantumkan di RKAS hanya

mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima dan dikelola

oleh Sekolah.

1. Pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah:

a. Mengklasifikasi biaya yang akan didanai dalam bentuk uang pada

rencana kegiatan dan anggaran tahunan sesuai dengan petunjuk

klasifikasi dan jenis biaya;

b. Membuat rekapitulasi semua jenis biaya yang akan dicantumkan

pada RKAS dan memasukkan ke masing-masing pos belanja;

c. Melengkapi kolom pendanaan pada RKAS dengan informasi

perkiraan dana dalam bentuk uang yang akan diterima;

Page 63: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

d. Menghitung jumlah surplus atau defisit.

2. Menghitung Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan

Menghitung biaya pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk mengetahui

dengan pasti berapa besar biaya kegiatan operasi yang diperlukan, dari

mana sumbernya dan kecukupannya untuk melaksanakan kegiatan.

langkah berikutnya adalah membuat Rencana Pendanaan. Rencana

Pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber dan jumlah dana yang

diperkirakan didapatkan oleh Sekolah. Beberapa sumber dana yang

dapat diharapkan oleh sekolah, antara lain: BOS, Sumbangan

Masyarakat melalui Komite Sekolah atau Paguyuban Kelas, APBD

Kabupaten/Kota, Donatur, dan sebagainya. Di bawah ini adalah contoh

tabel Rencana Biaya dan Sumber pendanaan

3. Program dan Kegiatan Operasi Sekolah.

Contoh Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan

Operasi

Uraian Program

dan Kegiatan Operasi

Rencana Biaya

Tahun Pelajaran 2011/2012

Sumber Dana

BOS Komite Sekolah

APBD Kab/ Kota

APBD Prov

APBN

1. Kurikulum dan Kegiatan

Pembelajaran

1.1

Peningkata

n rata-rata

nilai UN

Page 64: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Uraian Program

dan Kegiatan Operasi

Rencana Biaya

Tahun Pelajaran 2011/2012

Sumber Dana

BOS Komite Sekolah

APBD Kab/ Kota

APBD Prov

APBN

mapel

matematik

a

1.2 dst

2. Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

2.1

2.2 dst

3. Sarana dan prasarana

3.1 …

3.2 dst

4. Keuangan dan Pembiayaan

4.1

4.2 dst

5. Budaya dan Lingkungan

Sekolah

5.1 ….

5.2 …

Page 65: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Uraian Program

dan Kegiatan Operasi

Rencana Biaya

Tahun Pelajaran 2011/2012

Sumber Dana

BOS Komite Sekolah

APBD Kab/ Kota

APBD Prov

APBN

6. Peranserta Masyarakat

6.1 ….

6.2 dst

Total Biaya Program Strategis

Biaya Operasi

Total Biaya Program dan Biaya

Operasi

E. Penyetujuan, Pengesahan dan Sosialisasi

Pengesahan dan Sosialisasi RKS/RKAS

1. Penyetujuan

RKS/RKAS dikaji bersama oleh kepala Sekolah, dewan pendidik, dan

komite Sekolah untuk mengetahui apakah RKS/RKAS telah

mencantumkan secara spesifik dukungan yang diharapkan dari

pemerintah kabupaten/kota, baik itu berupa dukungan kebijakan,

finansial, infra struktur fisik, peralatan dan perlengkapan, serta bentuk

dukungan lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah.

Jika perbaikan sudah dilakukan, maka RKS/RKAS dapat disetujui oleh

Dewan Pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite

Sekolah.

Page 66: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

2. Pengesahan

Pengesahan berlakunya RKS/RKAS bagi sekolah negeri oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota. Bagi Sekolah swasta, RKS/RKAS

disahkan berlakunya oleh penyelenggara Sekolah.

3. Sosialisasi

Setelah RKS/RKAS mendapatkan pengesahan oleh Dinas

Kabupaten/Kota (Sekolah negeri) atau oleh penyelenggara Sekolah

(swasta) maka, sesuai dengan Permendiknas No 19/2007 tentang

Standar Pengelolaan Pendidikan, RKS/RKAS harus dituangkan dalam

dokumen yang mudah dibaca serta disosialisasikan kepada pihak-pihak

terkait tersebut, khususnya kepada orang tua peserta didik.

Untuk mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan pendidikan

tingkat kabupaten (misalnya: DPRD, Bappeda, Dinas Pendidikan,

Kantor Depag, Dewan

Pendidikan), maka RKS/RKAS perlu disosialisasikan (melalui

lokakarya) kepada pihakpihak tersebut di atas di kabupaten/kota.

Dengan menginformasikan kepada mereka diharapkan dapat

memberikan dukungan terhadap RKS/RKAS tersebut, misalnya melalui

penganggaran dari APBD. Dengan itu pula diharapkan pejabat tingkat

kabupaten/kota akan mendapatkan gambaran yang harus diakomodasi

ketika menyusun Rencana Kerja Pendidikan Kabupaten/Kota (RKPK),

sebab RKPK sebaiknya responsive terhadap kebutuhan Sekolah.

Page 67: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Lampiran 4:

Contoh Hasil Analisis Konteks Kondisi Awal Satuan Pendidikan

ANALISIS KONDISI DAN ASUMSI-ASUMSI

A. KEKUATAN

1. Sekolah Dasar Negeri 004 Balikpapan Utara memiliki:

a. Guru Umum : 34 Orang

b. Guru Agama Islam : 4 Orang

c. Guru Agama Kristen : 1 orang

d. Guru Agama Budha : 1 orang

e. Guru Olahraga : 4 orang

f. Guru Bahasa Inggris : 2 orang

g. Guru Komputer : 2 orang

h. Pustakawan : 1 orang

i. Tata Usaha : 2 orang

j. Penjaga sekolah : 2 orang

k. satpam : 2 orang

l. Penjaga malam : 2 orang

m. Perawat Taman : 1 orang

n. Clening service : 1 orang

Jumlah : 60 orang

Page 68: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

2.Tenaga pengajar hampir 70 % berkualifikasi S1, selebihnya dalam

penyelasian diploma PGSD

3. Jumlah Siswa yang terdapat tahun 2009 berjumlah 1.289 orang

Dengan Riancian sebagai berikut :

a. kelas I : 5 rombongan belajar = 197 orang

b. kelas II : 7 rombongan belajar = 262 orang

c. Kelas III : 6 rombongan belajar = 236 orang

d. Kelas IV : 6 rombongan belajar = 204 orang

e. Kelas V : 5 rombongan belajar = 197 orang

f. Kelas VI : 6 rombongan belajar = 216 orang

Jumlah : 35 rombongan kelas : 1.312 orang

4. SD Negeri 004 Balikpapan Utara memiliki :

a. Ruang belajar : 22 ruang

b. Ruang Ekskul Komputer : ( ruang kelas )

c. Ruang IPA : 0

d. Ruang Kesenian : 0 ( ruang kelas )

e. Ruang UKS : 1 ruang

f. Ruang Koperasi : 1 ruang

g. Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang

Page 69: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

h. Ruang Perpustakaan : 1 ruang

i. Ruang PKG : 1 unit

j. Kamar WC yang cukup : 20 ruang

h. Ruang Guru : 0 ruang

5. Akan meningkat ICT disekolah dengan sasaran Guru, Siswa, dan tenaga

kependidikan lainnya.

6. SD Negeri 004 Balikpapan Utara memiliki potensi yang kuat dalam bidang

keilmuan, kependidikan, kesenian, dan olahraga yang ditandai oleh

tingginya tingkat partisipasi dan prestasi siswa baik tingkat sekolah maupun

tingkat kecamatan dan tingkat kota.

7. Terdapat potensi kapasitas membangun yang besar di kalangan staf

pengajar untuk menghasilkan para siswa yang berwawasan IPTEK,

termasuk kemampuan dalam penyelenggaraan administrasi secara utuh,

apalagi kalau potensi itu dapat dihimpun menjadi kekuatan kolektif melalui

manajemen yang baik.

8. SD Negeri 004 Balikpapan Utara memiliki kredibilitas yang sangat memadai

sebagai penyelenggara pendidikan tingkat dasar Kecamatan Balikpapan

Utara di bidang pendidikan. Hal ini didasarkan pada pengakuan secara

individu maupun kelompok masyarakat, yang dibuktikan oleh aktifnya para

orang tua siswa memberikan saran dan informasi sejak awal

pertumbuhannya, sehingga terbangun reputasi yang baik.

B. KELEMAHAN

1. Sistem manajemen SD Negeri 004 Balikpapan Utara dan perkantoran

belum optimal, sehingga sejumlah unit manajemen tidak berjalan efisien.

2. Kurangnya anggaran pendidikan untuk pembenahan sarana dan

prasarana, sehingga lambatnya perkembangan, dan masih besar

Page 70: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

anggaran yang terserap untuk guru dan tenaga lain untuk pembayaran

honor.

3. Kurangnya dukungan dan etos kerja para guru dalam pelaksanaan

manajemen sekolah yang baik, sehingga lambatnya pertumbuhan

perkembangan administrasi dan kemajuan para siswa

4. Lemahnya dukungan orang tua siswa dalam hal anggaran sekolah,

dengan diluncurkannya sekolah gratis.

5. Belum lengkapnya daya dukung sebagai tolak ukur, sekolah yang

berstandar sesuai dengan harapan pemerintah.

6. Kurangnya tenaga pendidik dan kependidikan memahami implementasi

dari visi dan misi sekolah.

7. Masih terbatasnya ruang – ruang untuk peningkatan kegiatan ekskul dan

pengembangan diri

8. Kultur kerja yang sesuai dengan tuntutan sebuah Sekolah Dasar yang

maju, dan nilai inti yang terkait dengan etos kerja yang tinggi untuk

menghasilkan inovasi dalam konteks peningkatan SDM terutama di

bidang pengajaran belum terbangun.

C. PELUANG

1. Perubahan di SD Negeri 004 Balikpapan Utara menjadi SD Negeri 004

Balikpapan Utara Berstandar Nasioanal ( SD-SN ) pada intinya

perubahan dari keterbatasan ke keleluasaan (otonomi) dalam

mengelola sekolah. Otonomi ini memberikan keleluasaan untuk

melakukan berbagai terobosan kebijakan sehingga lebih menghadapi

tantangan di era globalisasi dan kebutuhan masyarakat ( megacu pada

MBS )

Page 71: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

2. SD Negeri 004 Balikpapan Utara berusaha untuk bekerjasama antara

sekolah, Komite Sekolah, Masyarakat, Instansi Pemerintah, dan

Pemerhati Pendidikan demi mewujudkan Visi Misi sekolah yang sudah

dicanangkan dalam jangka waktu 5 tahun kedepan.

3. Undang-undang tentang Guru dan Dosen serta PP No. 19/2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan memberi peluang kepada SD Negeri 004

Balikpapan Utara untuk memaksimalkan perannya sebagai contoh

sekolah yang terbaik baik melalui program akademik maupun Non

Akademik. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan minat masyarakat

untuk menjadi Sekolah Pilihan pendidikan dimasa akan datang, tetapi

juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan untuk sertifikasi guru

atau dosen. Dengan demikian citra dan kredibilitas UPI akan meningkat

4. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yakni pelimpahan sebagian besar

kewenangan Dinas Pendidikan kepada sekolah untuk mengelola

merupakan peluang bagi sekolah untuk menjadi motivasi kerja warga

sekolah meningkatkan pendidikan dan ipteks.

D. ANCAMAN

1. Masih kurangnya daya dukung anggaran pendidikan dari pemerintah

mengharuskan sekolah menggunakannya secara efisien.

2. Perolehan dana dari masyarakat tidak dibenarkan, maka adalah salah satu

penghambat lancarnya suatu program untuk dijalankan.

3. Peta kebutuhan daerah yang dapat dijadikan dasar bagi SD Negeri 004

Balikpapan Utara dalam menyusun program pengabdian pada masyarakat

belum teridentifikasi dengan baik.

4. Transisi demokrasi dan perubahan sistem politik nasional tidak diimbangi

dengan kesiapan tenaga kependidikan, sehingga mengurangi nilai edukatif

program yang telah dirancang dan rencanakan oleh sekolah.

Page 72: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

5. Masih kurangnya Guru PNS, dan tidak seimbangnya penyebaran tugas dan

perannya menyebabkan rendahnya daya dukung SDM terhadap peningkatan

mutu kinerja para guru.

6. Menguatnya otonomi dan desentralisasi pemerintahan menuntut sekolah

sebagai wadah pendidikan untuk melakukan penataan perbaikan SDM,

penataan administrasi, sistem manajemen, dan budaya kerja, yang

menjamin sekolah yang kuat, efisien, transparan, demokratis, akuntabel,

serta memiliki daya respon terhadap berbagai perubahan kebijakan

pemerintah dan tuntutan masyarakat.

7. Persaingan global, perkembangan ipteks dan tuntutan produktivitas Sekolah

menuntut ketersediaan fasilitas pendidikan berstandar nasional, kesiapan

SDM, dan sistem manajemen yang handal.

8. Rendahnya tingkat kesejahteraan yang disebabkan oleh sistem penggajian

PNS dan kondisi ekonomi negara mengharuskan sekolah melakukan

perbaikan kebijakan peningkatan kesejahteraan dalam rangka meningkatkan

mutu kinerja para pendidik dan tenaga kependidikan.

9. Perkembangan budaya, peradaban dunia, dan menurunnya moralitas

bangsa mengharuskan SD Negeri 004 Balikpapan Utara memperkuat

komitmen untuk memperkokoh kehidupan

10. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan khususnya

ditingkat sekolah dasar mengharuskan sekolah melakukan perbaikan sistem

komunikasi dan informasi.

11. Munculnya persaingan sekolah-sekolah yang berstandar nasional bahkan

internasional yang dikelola dan didukung oleh manajemen yang kuat dari

pihak sekolah yang profesional dengan program-program kompetitif dalam

merespons tuntutan masyarakat secara langsung dapat memperlemah daya

saing terhadap penerimaan siswa barudan program kependidikan maupun

dalam pengembangan program non-kependidikan.

Page 73: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

E. ASUMSI-ASUMSI

1. Pertumbuhan penduduk usia pendidikan dasar dalam periode lima tahun ke

depan mengalami lonjakan yang tajam. Sementara itu, daya tampung

pendidikan dasar relatif konstan dalam jumlah yang terbatas.

2. Tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan semakin tinggi sejalan

dengan perkembangan ipteks dan tuntutan masyarakat.

3. Modernisasi sekolah dan fasilitas pendidikan menjadi pendorong

peningkatan citra SD Negeri 004 Balikpapan Utara secara internal dan

eksternal

4. Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang semakin tersebar ke

sekolah dari provinsi Kalimantan Timur memungkinkan peningkatan akses

pendidikan secara luas yang akan mendorong SD Negeri 004 Balikpapan

Utara untuk melakukan ITC disekolah

6. Kompleksitas problematika pendidikan akan meningkat sehingga menuntut

kajian yang mendalam dan komprehensif.

7. Peran Sekolah dalam pemberdayaan masyarakat semakin diperlukan.

8. Optimalisasi potensi siswa memerlukan pembinaan yang terarah dan

berkelanjutan.

9. Modernisasi sekolah merupakan prasyarat untuk meningkatkan mutu proses

dan hasil pendidikan.

10. Peningkatan layanan, kinerja, dan produk sekolah memerlukan sumber

daya manusia yang handal sesuai dengan tuntutan profesi

11. Jejaring dan kemitraan dengan lembaga pendidikan, kelurahan,Kecamatan

dan lembaga swasta lain diperlukan untuk meningkatkan kualitas,

akuntabilitas, dan pembangunan citra sekolah.

Page 74: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Lampiran 5:

Contoh Hasil Analisis Konteks Pemilihan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Yang Dipriotitaskan Dikembangkan Pada Tahun 2011

Analisis Konteks Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

di Satuan Pendidikan, SMA Negeri 1 Martapura

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

1. Siswa:

Membaca doa sebelum dan sesudah belajar

Tadarus Al Quran setiap pagi

Sholat Juhur berjemaah

Secara terjadwal

Peringatan hari besar agama

Pesantren kilat

Majlis Taqlim

2. Pendidik :

Secara bergiliran sholat Zhuhur berjamaah bersama siswa

3. Tenaga Kependidikan :

Mengadministrasikan dan mendokumentasikan kegiatan keagamaan

Komite :

Mendukung dan menyiapkan dana kegiatan keagamaan

Turut serta/hadir dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

1. Siswa:

Larangan mencontek saat ulangan, dan ujian

Memanfaatkan/berbelanja di kantin kejujuran

Menyerahkan barang temuan/hilang kepada guru/pengawas

2. Pendidik :

Menyediakan tempat temuan barang hilang

Komite :

Trasparansi laporan keuangan sekolah

Page 75: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

yang ditempatkan/ dititipkan kepada guru piket

Mengumumkan temuan barang hilang

Memberikan penilaian secara objektif

3. Tenaga Kependidikan :

Menyediakan kotak saran dan pengaduan

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

1. Siswa:

Bersikap adil dalam pergaulan, tidak diskriminatif

2. Pendidik :

Memberikan layanan pembelajaran secara adil, tidak diskriminatif

Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.

3. Tenaga Kependidikan:

Memberikan layanan administrasi yang sama kepada semua warga sekolah, dalam hal ini para siswa dan guru.

Komite :

Memberikan keringanan kepada siswa dari keluarga yang tidak mampu dalam pembayaran iuran/sumbangan komite.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

1. Siswa:

Membantu guru dalam mengadministrasikan kehadiran siswa (mengisi buku kehadiran di kelas)

Pukul 07.15 semua peserta didik harus sudah berada di sekolah

Komite : Mendukung kegiatan kedisiplinan, dalam hal ini ikut mengontrol dan mengingatkan anak mereka.

Page 76: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

dengan toleransi 15 menit (Berbaris di depan kelas masing-masing dipandu/diawasi oleh pendidik jam pertama, sebelum pembelajaran jam pertama dimulai terlebih dahulu berdoa dilanjutkan tadarus Al Quran). Siswa pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (sebelumnya berdoa). Bagi siswa yang melanggar diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.

Bila berhalangan hadir harus ada surat pemberitahuan ke sekolah baik untuk pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.

Berpakaian seragam sekolah dengan rapi dan berkuku pendek, bersih, rambut dipotong rapi bagi siswa pria.

Meminjam dan mengembalikan buku perpustakaan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pihak perpustakaan/sekolah.

2. Pendidik :

Membuat catatan kehadiran pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.

Page 77: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

Pukul 07.15 semua pendidik harus sudah berada di sekolah ( pendidik yang mengajar jam ke-3 dan ke-4 diberi toleransi untuk hadir pukul 08.00). Bagi guru yang tidak hadir tepat waktu diberikan teguran. Dan pulang sesuai jadwal yang ditentukan (Senin – Kamis dan sabtu pukul 14.15, Jumat pukul 11.00 ). Apabila tidak mengajar jam ke-7 dan 8 diperkenankan untuk pulang setelah istirahat ke-2.

Tenaga kependidikan pukul 07.30 harus sudah berada di sekolah dan pulang pukul 14.15.

Kerapian dan kebersihan pakaian peserta didik, dicek setiap hari oleh seluruh pendidik, diawali oleh para wakabid dan pendidik yang mengajar jam pertama. Peserta didik yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi. (rapi yaitu baju dimasukkan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang ditentukan)

Guru mengecek kerapian rambut/kuku, panjang ukuran rambut

Page 78: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

tidak boleh melampaui telinga dan krah baju. Apabila ditemukan peserta didik yang rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk memotong rambut/kuku dan diberi tenggang waktu tiga hari, apabila belum memotong rambut/kuku maka rambut/kuku yang bersangkutan akan dipotong oleh wakabid/pendidik/petugas yang ditunjuk oleh sekolah

Pendidik harus berpakaian rapi.

Memiliki catatan kehadiran siswa, mengisi buku absensi/jurnal pembelajaran

3. Tenaga Kependidikan :

Tenaga kependidikan harus berpakaian rapi.

Memiliki catatan kehadiran

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

1. Siswa:

Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.

Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.

Memiliki pajangan tentang slogan

Komite : Mendukung dan mengawasi kegiatan sekolah.

Page 79: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

sebaik-baiknya. atau motto tentang kerja keras

2. Pendidik :

Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.

Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.

Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.

Memiliki semangat mendidik

3. Tenaga Kependidikan :

Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.

Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan bekerja.

Mencipatakan suasana bekerja yang memacu daya tahan kerja.

Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru

1. Siswa:

Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.

Komite : Memberikan pemikiran dan dukungan tentang kreatifitas siswa,pendidik

Page 80: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

darisesuatu yang telah dimiliki.

Belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.

Munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.

2. Pendidik :

Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.

Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.

3. Tenaga Kependidikan :

Bekerja dan pengadministrasian dilakukan

Daya pikir dan kreatif maupun modifikasi.

dan tenaga kependidikan.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

1. Siswa: Mengikuti kegiatan proses belajar di sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.

2. Pendidik :

Menciptakan situasi sekolah yangmembangun kemandirian peserta didik.

3. Tenaga Kependidikan :

Membuat administrasi sekolah yang membangun kemandirian tenaga kependidikan.

Komite : Memberikan dukungan dan pengawasan tentang membangun kemandirian warga sekolah.

Page 81: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

1. Siswa:

Menghargai pemikiran dan pendapat orang lain

Tidak ingin menguasai dan menjatuhkan orang lain

Saling bersilaturahim dan saling tegur sapa

Menegur dengan bahasa halus dan tidak menyinggung perasaan orang lain

Menempatkan diri sesuai dengan peran dan tidak mengganggu pekerjaan orang lain

Saling membantu dan saling toleransi antar warga sekolah

2. Pendidik :

Menjadi figur yang bisa dicontoh

Sedikit Bicara dan banyak kerja

Menghargai pendapat orang lain dan menerima perbedaaan karakter setiap individu

Menciptakan kreasi siswa yang tinggi dengan cara memberikan kebebasan yang bertanggung jawab

Pengendaliaan diri dan berusaha berjiwa dewasa

Tidak ada keinginan untuk mengatur dan menguasai orang lain

Berpikiran positif dalam setiap keadaan

3. Tenaga Kependidikan : Sama dengan tenaga pendidik

Komite :

Page 82: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

1. Siswa:

Berusaha untuk selalu mengeksplorasi pelajaran, tidak sebatas yang diterima di kelas, misalnya melalui internet dan perpustakaan

Mengikuti KIR, pertemuan-pertemuan ilmiah (seminar, lokakarya dsb.)

Mengikuti studi tour/wisata

2. Pendidik :

Memberikan ruang kepada siswa untuk merangsang rasa ingin tahu siswa pada PBM

Menyediakan media komunikasi atauinformasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.

Menerapkan pendekatan, metode, model, teknik pembelajaran yang terpusat pada siswa.

3. Tenaga Kependidikan :

Turut memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, terutama dalam hal administrasi

Komite : Memfasilitasi dana kegiatan dan memberikan dukungan moral

10. Semangat Cara berpikir, 1. Siswa: Komite :

Page 83: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

Kebangsaan

bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Melakukan upacara rutin sekolah.

Melakukan upacara hari-hari besar nasional.

Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.

Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.

Mengikuti lomba pada hari besar nasional.

Cinta produksi dalam negeri.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Toleransi dan menghargai perbedaan.

Jiarah ke makam pahlawan.

2. Pendidik :

Memberikan semangat dan pemahaman untuk rela berkorban demi bangsa dan negara.

Memberikan ketaladanan agar lebih mementingkan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan

3. Tenaga Kependidikan :

Turut serta aktif dalam mengikuti upacara hari besar nasional

Mengelola administrasi sekolah untuk menuju pemerintahan yang

Memberikan dukungan baik finansial maupun moril dalam kegiatan terkait.

Berusaha dengan sekuat tenaga dan ikhlas untuk kepentingan sekolah dan mencerdaskan anak bangsa

Page 84: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

profesional (good governance)

11. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap,dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

1. Siswa:

Menggunakan produk buatan dalam Negeri yang berkualitas.

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.

2. Pendidik : Berbahasa Indonesia

yang baik dan benar Mencintai lambang-

lambang kenegaraan (bendera, Garuda Pancasila)

Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab

3. Tenaga Kependidikan :

Memberikan pelayanan yang prima kepada warga sekolah dan masyarakat

Komite : Mendukung secara nyata untuk pengembangan sekolah

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan

1. Siswa:

Belajar keras untuk mencapai prestasi terbaik

Menghargai hasil karya orang lain

Menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

2. Pendidik :

Memberikan penghargaan atas hasil

Komite : Turut mendukung pencapaian prestasi warga sekolah

Page 85: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

orang lain. prestasi kepada warga sekolah.

3. Tenaga Kependidikan :

Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.

13. Bersahabat/

Komuniktif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

1. Siswa:

Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.

Membiasakan diri mengungkapkan pikiran/perasaan secara terbuka, santun kepada pihak yang berkepentingan

Membangun prilaku akrab sesuai dengan norma yang berlaku

Saling menghargai dan menjaga kehormatan sesama.

Bergaul dengan cinta kasih dan rela berkorban.

2. Pendidik :

Menciptakan suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.

3. Tenaga Kependidikan :

Memberikan layanan administratif yang ramah

Komite : Menjalin kerjasama dengan komunikasi yang terbuka/transparan dengan warga sekolah

14. Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman

1. Siswa:

Membangun kebersamaan dan persahabatan.

Membiasakan perilaku 3 S (senyum, sapa dan salam) yang penuh kasih

Komite : Mendukung semangat kekeluargaan dan kebersamaan.

Page 86: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

ataskehadiran dirinya.

sayang. 2. Pendidik :

Menciptakan suasana kondusif, ramah dan bersahabat (encourage).

Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.

Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.

Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender.

3. Tenaga Kependidikan :

Mendukung terciptanya suasana yang kondusif.

15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

1. Siswa:

Mengikuti program wajib baca.

Memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana belajar secara optimal.

Memanfaatkan fasilitas internet untuk menggali bahan belajar.

2. Pendidik :

Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.

Komite : Memberikan bantuan upaya penambahan koleksi buku/bahan bacaan

Page 87: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

Membuat program wajib baca

Melaksanakan KBM yang merangsan siswa untuk gemar membaca

3. Tenaga Kependidikan : Memberikan pelayanan yang baik

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

1. Siswa:

Melaksanakan piket kelas secara kelompok membersihkan kelasnya, sebelum dan setelah pulang sekolah sesuai daftar piket.

Secara individu menata bangku dan kursi setiap saat supaya terlihat rapi.

Menata bangku dan kursi secara individu setelah pulang sekolah.

Menutup jendela dan pintu di kelasnya masing-masing

Menghias kelasnya masing-masing agar terlihat indah dan nyaman

Memilihara dan memanfaatkan secara optimal fasilitas kebersihan

Melakukan pengamatan kebersihan lingkungan oleh penanggung jawab lingkungan (kriterianya ditetapkan sekolah), dilakukan setiap minggu dan diumumkan pada saat upacara hari Senin. Kelas bersih akan diberikan penghargaan

Komite : Memfasilitasi terciptanya lingkungan yan bersih dan sehat

Page 88: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

berupa bendera hijau, dan kelas kotor diberikan sanksi bendera merah. Kelas yang lain dianggap agak besih.

Tidak mencoret tembok atau bangku/kursi/fasilitas sekolah. Bagi yang mencoret diberi sanksi membersihkan atau mengecat ulang.

2. Pendidik :

Memberikan reward dan sanksi

Memberikan keteladanan perilaku bersih dan memelihara lingkungan

3. Tenaga Kependidikan :

Mendukung upaya pemeliharaan lingkungan yang bersih dan sehat

17. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

1. Siswa:

Melakukan aksi kebersihan di lingkungan sekolah

Mengumpulkan dana dari gerakan Rp.1000,00 per siswa setiap hari Jumat

Mengunjungi panti jompo 1 kali dalam setahun

Mengunjungi panti asuhan 1 kali dalam setahun

Mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai di sekolah (khususnya pakaian seragam sekolah)

Komite : Mendukung kegiatan peduli sosial

Page 89: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

Siswa kelas XII yang lulus, tidak melakukan aksi coret-coret/grafiti, melakukan kompoi berkendaraan

Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, misalnya kematian, gempa bumi, kebakaran, banjir dan lain-lain (sifatnya temporer).

Mengunjungi teman yang sakit, orang tua siswa meninggal dll.

Bersikap ramah dan sopan kepada sesama warga dan tamu sekolah

Mengikuti arisan bulanan guru dan karyawan sekolah

2. Pendidik :

Turut dalam melakukan aksi kebersihan di lingkungan sekolah

Turut mengingatkan siswa kelas XII yang lulus, tidak melakukan aksi coret-coret/grafiti, melakukan kompoi berkendaraan

Turut memberikan sumbangan pada momen tertentu, misalnya kematian, gempa bumi, kebakaran, banjir dan lain-lain (sifatnya temporer).

Mengunjungi teman yang sakit, orang tua siswa meninggal dll.

Bersikap ramah dan

Page 90: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

NILAI DESKRIPSI INTERNAL EKSTERNAL

sopan kepada sesama warga dan tamu sekolah

Mengikuti arisan bulanan guru dan karyawan sekolah

3. Tenaga Kependidikan :

Mendukung kegiatan peduli sosial

18. Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

1. Siswa:

Menjaga stabilitas keamanan sekolah agar selalu dalam keadaan kondusif

Memahami dan memiliki kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga sekolah

Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan sekolah

Menjaga dan mempertahankan serta meningkatkan nama baik sekolah

2. Pendidik :

Aktif mengikuti kegiatan program sekolah

Melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Perkataan sesuai dengan perbuatan

Membuat laporan kegiatan yang menjadi tugasnya

3. Tenaga Kependidikan :

Melaksanakan tugas administrasi dengan optimal

Komite :

Menghadiri rapat-rapat komite

Turut serta dalam mendukung program sekolah

Page 91: Analisis Konteks Penyusunan Ktsp

Prioritas Nilai Pendidikan Karakter yang akan diterapkan di satuan pendidikan, SMA Negeri 1 Martapura: 1. Religius 2. Kedisiplinan 3. Demokratis 4. Kejujuran 5. Tangung Jawab 6. Peduli Lingkungan 7. Peduli Sosial