lampiran analisis konteks 1

14
Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0 HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 1 dari 127 LAMPIRAN HASIL ANALISIS KONTEKS 1. ANALISIS STANDAR ISI Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 SUMEDANG NISN : 30.1.02.10.17.001 Alamat : Jalan Prabu Geusan Ulun No. 39 Sumedang Tlp. (0261) 201850 Tahun : 2010 / 2011 Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana tindak Lanjut 1. Kerangka Dasar Kurikulum Prinsip Pengembangan Kurikulum KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan KTSP yang disusun BSNP Dalam pengembangan KTSP belum memperhatikan prinsip- prinsip pengembangan kurikulum terutama prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebututhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Dilakukan reviu dokumen KTSP sehingga memenuhi setiap prinsip pengembangan kurikulum khususnya prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2. Struktur Kurikulum Penetapan Muatan Lokal pada struktur kurikulum. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang ditentukan oleh satuan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk unggulan daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain. Muatan lokal yang dilaksanakan adalah muatan lokal yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah Propinsi jawa Barat (Bahasa Sunda) dan PLH ( Pendidikan Lingkungan Hidup ) Dilakukan analisis keunggulan lokal sehingga memiliki program PBKL yang terintegrasi pada matapelajaran, program PBKL melalui Mulok atau mata pelajaran keterampilan 3. Beban Belajar Beban belajar untuk kegiatan Tatap Muka Jumlah jam pelajaran tatap muka per minggu 38 – 39 jp/minggu dan Peningkatan kemampuan Bahasa Inggris dan MIPA Dilakukan IHT dengan fokus analisis/pemetaan SK/KD untuk

Upload: nasrul-mangngassai

Post on 04-Jul-2015

1.388 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 1 dari 127

LAMPIRAN HASIL ANALISIS KONTEKS

1. ANALISIS STANDAR ISI

Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 SUMEDANG NISN : 30.1.02.10.17.001 Alamat : Jalan Prabu Geusan Ulun No. 39 Sumedang Tlp. (0261) 201850 Tahun : 2010 / 2011

Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana tindak Lanjut

1. Kerangka Dasar Kurikulum

Prinsip Pengembangan Kurikulum

KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan KTSP yang disusun BSNP

Dalam pengembangan KTSP belum memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum terutama prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebututhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Dilakukan reviu dokumen KTSP sehingga memenuhi setiap prinsip pengembangan kurikulum khususnya prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2. Struktur Kurikulum

Penetapan Muatan Lokal pada struktur kurikulum.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang ditentukan oleh satuan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk unggulan daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain.

Muatan lokal yang dilaksanakan adalah muatan lokal yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah Propinsi jawa Barat (Bahasa Sunda) dan PLH ( Pendidikan Lingkungan Hidup )

Dilakukan analisis keunggulan lokal sehingga memiliki program PBKL yang terintegrasi pada matapelajaran, program PBKL melalui Mulok atau mata pelajaran keterampilan

3. Beban Belajar Beban belajar untuk kegiatan Tatap Muka

Jumlah jam pelajaran tatap muka per minggu 38 – 39 jp/minggu dan

Peningkatan kemampuan Bahasa Inggris dan MIPA

Dilakukan IHT dengan fokus analisis/pemetaan SK/KD untuk

Page 2: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 2 dari 128

Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana tindak Lanjut

perminggu pemanfaatan tambahan 4 jp/minggu

sesuai target RSBI Beban pelajaran Kelas X adalah 44 jam pelajaran (adanya penambahan jam sebanyak 4 jam untuk mapel Bahasa Inggis, Kimia, Fisika, Biologi, Sejarah, Geografi masing-masing 1 jam dan Bahasa Sunda 1 jam)

menentukan tambahan jam pelajaran

4. Kalender Pendidikan Perhitungan minggu efektif

Kalender pendidikan tingkat satuan pendidikan disusun sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik sekolah serta mengacu pada SI

kalender pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten disesuaikan dengan kondisi riil yang ada diantaranya adanya Program Akselerasi ( CIBI ) yg memerlukan Kalender Pendidikan tersendiri

Membuat kalender pendidikan yang bersumber pada kalender pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dengan memasukan kegiatan khusus yang diprogramkan sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT A. Kerangka Dasar Kurikulum 1. Kelompok Mata Pelajaran a. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Sebagian kecil siswa masih tampak belum adanya kesadaran untuk melaksanakan rukun iman sebagai perwujudan pendidikan agama Islam

Perlu penambahan kegiatan-kegiatan secara maksimal tentang penanaman imtaq, misalnya

Page 3: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 3 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama

diadakannya sholat Dhuhur berjama’ah antara pendidik dan siswa.

b. Kewarganegaraan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Belum adanya komitmen bersama tentang penegakan aturan-aturan sosial

Sosialisasi penegakan aturan-aturan sosial

c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Belum sepenuhnya melakukan pembudayaan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri

Perlu diperbanyak kegiatan kurikulum yang mengedepankan budaya berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri

d. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan

Belum sepenuhnya untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.

Perlu diperbanyak kegiatan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan

Page 4: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 4 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.

e. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

Belum sepenuhnya mengedepankan kepentingan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

mengedepankan kepentingan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

o Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Belum sepenuhnya mengedepankan kepentingan peserta didik

Melakukan analisis kepentingan peserta didik melalui angket, wawancara, penelaahan dari BP. Tes IQ untuk mengetahui potensi peserta didik dilaksanakan di awal tahun pelajaran

Page 5: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 5 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT o Beragam dan terpadu Belum memperhatikan

karakteristik peserta didik, status sosial, ekonomi dan gender

Penggalian data karakteristik peserta didik, status sosial ekonomi dan gender dari BP, Komite Sekolah dan Tata laksana

o Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Sebagian besar sudah tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Menyediakan sarana, prasarana, dan konsultasi untuk mata pelajaran yang belum tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

o Relevan dengan kebutuhan kehidupan Belum melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengembangan kurikulum

Dalam pengembangan kurikululm melibatkan stakeholders

o Menyeluruh dan berkesinam-bungan Sudah berkesinambungan o Menyeluruh dan berkesinam-bungan

o Belajar sepanjang hayat Sudah diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat

o Belajar sepanjang hayat

o Seimbang kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Sudah seimbang o Seimbang kepentingan nasional dan

Page 6: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 6 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT kepentingan daerah

Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

Peserta didik sebagian besar sudah memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan

Program kegiatan kurikulum yang menggambarkan ekspresi diri peserta didik secara bebas, dinamis dan menyenangkan ditambah frekwensinya

2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan

Kurikulum belum maksimal menegakkan pilar (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

Dibuat program kurikulum yang menekankan pada pilar tersebut

Page 7: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 7 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

Adanya Kelas CIBI / Akselerasi peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi

Pelayanan pengayaan diintensifkan pada setiap mata pelajaran Pelaksanaan percepatan baru dapat terlaksana jika kondisi sudah sesuai dengan syarat dilaksanakannya program percepatan

4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah

Sudah sesuai dengan kondisi ideal

Page 8: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 8 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

Pelaksanaan kurikulum dengan menggunakan pendekatan multimedia dan teknologi sudah sebagian besar dilaksanakan dengan optimal, namun melalui pendekatan multi strategi, belum dilaksanakan sepenuhnya, terutama dalam kegiatan belajar mengajar berbasis ICT serta keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dengan hal tersebut.

Perlu diadakannya Pelatihan tentang aplikasi soft skill untuk mendukung PBM berbasis ICT, serta Pengadaan ruang multi media.

6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

Pelaksanaan kurikulum belum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah

Sosialisasi strategi serta motivasi pendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah pada proses pelaksanaan kurikulum terhadap guru mata pelajaran.

Page 9: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 9 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT B Struktur Kurikulum Kurikulum SMA/MA Kelas

X 1) Kurikulum SMA/MA Kelas X

terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri

2) Jam pembelajaran untuk setiap

mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

Struktur kurikulum kelas X terdiri dari 16 Mata Pelajaran, 2 mulok yakni Bahasa Sunda, PLH, Jam pembelajaran untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris , MIPA , Geografi dan Sejarah masing-masing ditambah 1 jam pelajaran sehingga Satuan pendidikan telah menambah empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38 minggu ( Sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal)

Sosialisasi struktur kurikulum kepada semua unsur yang terkait. Sosialisasi struktur kurikulum kepada semua unsur yang terkait.

Page 10: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 10 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT 4) Minggu efektif dalam satu tahun

pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII

1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

Kurikulum SMA Kelas XI dan XII Program IPA, IPS terdiri dari 13 Mata pelajaran, 1 mulok yakni Bahasa Sunda,

2) Jam pembelajaran setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

Jam pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Inggris , MIPA , Geografi dan Sejarah masing-masing ditambah 1 jam pelajaran sehingga Satuan pendidikan telah menambah empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal

3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran 45 menit.

Sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal

4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu

Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38 minggu (Sudah dilaksanakan sesuai

Page 11: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 11 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT dengan kondisi ideal)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat dan/atau semester. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk tiap mata pelajaran pada setiap tingkat sudah sesuai berdasarkan lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

C Beban Belajar 1 Tatap Muka Beban belajar kegiatan tatap muka

per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.

Beban belajar kegiatan tatap muka per tingkat per minggu sebanyak 44 jam pelajaran

2 Penugasan terstruktur Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu

Sebagian kecil pendidik memberikan penugasan terstruktur

Pendidik diwajibkan melaksanakan analisis SK dan KD untuk pembuatan silabus dan RPP

Page 12: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 12 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

3 Kegiatan mandiri tidak terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik

Sebagian kecil pendidik memberikan penugasan kegiatan mandiri tidak terstruktur

Pendidik diwajibkan melaksanakan analisis SK dan KD untuk pembuatan silabus dan RPP

4 Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Pendidik memberikan batas waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur melebihi batas maksimal

5 Sistem Paket Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah SMA/MA/SMALB, Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Program RSBI dan Program Kelas CIBI/Aklselerasi

Program RSBI dan Program Kelas CIBI/Aklselerasi akan lebih ditingkatkan

D Kalender Pendidikan Minggu efektif belajar Minimum Minggu efektif 38 minggu

Page 13: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 13 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT 34 minggu dan maksimum 38 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

Jeda tengah semester dilaksanakan pada minggu ke-12 di tiap semester

Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu

Dilaksanakan selama 2 minggu

Libur akhir tahun pelajaran Maksimum 3 minggu Antara semester I dan II

Dilaksanakan pada minggu terakhir bulan juni dan 2 minggu pertama pada bulan juli

Hari libur keagamaan2 – 4 minggu Disesuaikan dengan SK 3 Menteri

Hari libur umum/nasional Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan kalender nasional

Hari libur khusus Maksimum 1 minggu

Tidak ada

Kegiatan khusus sekolah/madrasah Maksimum 3 minggu

Tidak ada

Penetapan Kalender Pendidikan

Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan

Penetapan kalender pendidikan dibuat oleh sekolah dengan mengacu pada ketentuan Pemerintah/Pemerintah Daerah

Page 14: LAMPIRAN ANALISIS KONTEKS 1

Formulir No. Dok. : FRM-KR-004 Revisi : 0

HASIL ANALISIS KONTEKS Tanggal :13 Juli 2009 Halaman : 14 dari 128

No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK

LANJUT berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.