lampiran a: lembar bimbingan

21
xxxi LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxi

LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

Page 2: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxii

Page 3: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxiii

Page 4: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxiv

LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA

Keterangan :

P : Penulis

N : Narasumber

1. Wawancara dengan Vinsensius Christovani, M.Psi

P : Halo, kenalin dulu ya aku Marcia, mahasiswa UMN dan aku mau wawancara untuk

perancangan tugas akhir aku. Topiknya yaitu body shaming. Boleh perkenalkan diri

dulu nama dan latar belakang pendidikannya?

N : Saya Vinsen, saya psikolog, S1 dan S2 Maranatha, S2 saya ngambil gelar profesi

psikolog. Kerjanya sekarang kebanyakan di guru BK di SMA Santo Aloysius di

Bandung dan menjadi wakil koordinator juga. Pekerjaan lain juga pernah menjadi

asisten dosen, freelancer untuk biro psikologi. Bikin laporan psikologi dan ngetes juga.

Pernah juga assessment di beberapa perusahaan.

P : Bidang spesifik yang ditangani berarti di bidang psikolog anak dan remaja ya?

N : Iya, betul, pada saat ambil gelar profesi S2, saya ambil di psikolog klinis anak dan

remaja. Kalau angkatan sekarang sudah tidak ada spesialis, jadi disatuin psikolog klinis

aja. Jadi saya cukup lama gitu ya belajarnya.

P : Oke, kalau pada saat bekerja apakah pernah menangani kasus body shaming?

N : Kasus body shaming sih kalo pada saat saya bekerja di BK banyak yah. Kalau pada saat

saya buka praktek, ada sekitar 2 sampai 3 kasus.

P : Mungkin boleh diceritakan, bentuk body shamingnya seperti apa, bagaimana terjadi dan

apakah membuat korban merasa depresi?

N : Lebih banyak ke sindiran yah, misalnya “Badan kamu kurus yah”, padahal orang yang

disindir juga tahu bahwa badannya gendut. Jadi bukan secara frontal tapi lebih ke

sindiran. Kalau dampaknya tidak sampai depresi, hanya membuat orang semakin tidak

Page 5: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxv

nyaman dengan dirinya sendiri. Yang tadinya emang sudah tidak nyaman karena pengen

kurus juga, tetapi dengan adanya sindiran tersebut bukan memperbaiki yah, misalkan

membuat orang ini semangat menurunkan berat badan. Malah jadi makin ”Ah, udahlah

saya mau gimana lagi”. Hanya membuat putus asa dan buat dia tidak nyaman di

kehidupannya.

P : Kalau kasus yang lain pada saat jadi guru BK, bagaimana?

N : Biasanya komen melalui media sosial di Instagram kayak “Kulitnya mulus”padahal

lagi jerawatan. Selain itu, “Edan, cantik banget.” .Tapi dia merasa kesindir.

P : Biasanya, komentar tersebut didapat dari siapa ya?

N : Kebanyakan dari temen ya.

P : Kalau yang secara langsung gitu ada gak ya?

N : Kalau secara langsung biasanya bercandaan secara frontal kayak “Lu makin gemuk

yah” ada seperti itu.

P : Oh, gitu. Aku mau tau nih, mengapa orang melontarkan komentar tersebut?

N: Kalau pelakunya sih biasanya ga sengaja kebanyakan karena keceplosan. Misalnya

kulitnya hitam nih, jadi “Wah, ga kelihatan”. Jadi bagi penderita langsung merasa

dihina.

P : Apakash kalau tidak sengaja itu bisa disebut body shaming?

N : Sebenarnya, perlakuan tersebut bisa disebut body shaming jika kata-katanya dirasa atau

diterima oleh penderita. Tapi ada kata-kata khusus seperti “item, gak kelihatan, atau

kayak monyet”, muka disamakan dengan binatang tertentu, itu sudah jelas body

shaming tanpa harus orangnya merasa.

P : Kalau batasan body shaming itu apa aja ya?

N : Pertama, tadi ya kalau penderita merasa bahwa hal itu body shaming. Kedua, kata-

katanya. Kalau kata-katanya menunjukkan ejekan dan bukan fakta. Contohnya saat kita

Page 6: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxvi

ngomong “kamu gendut”. Gendut itu kan abstrak dan tidak jelas ukurannya. Jadi, itu

sudah termasuk body shaming. Tapi kalau kita bilang “Berat badan kamu 120 kg”, itu

disebut fakta. Jadi kalau kata-kata yang tidak ada ukurannya seperti cantik, gemuk,

jelek, itu body shaming. Kata-kata yang menunjukkan proporsi tidak termasuk body

shaming.

P : Oke. Aku mau tahu nih kalau julukan misalnya ada banyak nama Maria. Lalu, kita

panggil Maria yang kurus, Maria yang gemuk. Apakah hal tersebut termasuk body

shaming?

N : Nah, itu kalau misalnya si A bicara ke si B bahwa Maria yang gemuk, tapi tidak

ditujukan langsung ke Maria, maka itu tidak termasuk body shaming. Hanya sebagai

tanda pengenal. Jadi, body shaming harus secara langsung ke orangnya.

P : Oke. Aku mau tanya nih kalau cara mencegah perilaku body shaming bagaimana ya?

N : Cara mencegahnya yaitu lebih empati ke orang lain. Lebih menghargai orang lain.

P : Oke. Hal-hal apa saja yang harus disampaikan untuk mencegah perilaku body shaming?

N : Intinya sih, kita harus lebih peka terhadap perasaan orang lain. Jadi, kadang-kadang

suatu kata yang biasa kita ucapkan, belum tentu biasa buat orang lain. Tindakan yang

buat kita biasa belum tentu buat orang lain itu biasa.

P : Oke, aku mau tanya lagi kalau komentar seperti “Jangan pakai celana pendek deh, paha

udah kemana-mana atau yakin makan banyak gitu, badan lu udah gemuk tuh”. Apakah

termasuk body shaming?

N : Gini, kalau ditujukan secara langsung dan berkomentar secara fisik itu termasuk body

shaming. Tapi kalau hanya komentar cara makan itu tidak termasuk body shaming.

P : Oke. Aku mau tanya biasanya body shaming terjadi pada usia berapa ya?

N : Kalau secara umum untuk penderitanya, efeknya lebih ke remaja. Karena remaja pada

masa puber, kepribadiannya belum benar-benar terbentuk. Selain itu, masa puber itu

Page 7: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxvii

masa dia memperhatikan penampilan, karena ingin lebih dikenal teman-temannya. Ingin

popular, ingin punya banyak teman. Teman dirasa menjadi fokus utama dibanding

keluarga atau yang lain. Jadi, omongan dari teman-teman lebih didengarkan

dibandingkan omongan orang lain.

P : Oke. Aku mau buat kampanye nih untuk remaja di usia 17-25 tahun karena pakai range

umur bps, itu termasuk remaja akhir. Gimana keadaan psikologis mereka dan

bagaimana aku harus menyampaikan pesan untuk mencegah perilaku body shaming?

N : Nah, biasanya remaja itu mulai umur 12 sampai 20-an. Sebenarnya tergantung buku,

tetapi 21-25 itu sudah termasuk dewasa awal ya. Kalau usia 17-25 itu, kebiasaanya

sudah pakem ya. Jadi cara menyampaikannya mungkin lebih mengharukan. Jadi lebih

sedih-sedih seperti drama. Kalau remaja kan lebih ke mereka tanpa sadar dibawa kesana

dan lebih menyenangkan.

P : Oke. Aku mau tanya, apakah mungkin pernah lihat kampanye body shaming dan ada

saran media untuk kampanye ini?

N : Media sosial sih, apalagi kalau bisa muncul di iklan selang beberapa jam. Karena

kadang iklan yang kita tidak mau lihat dan terus berulang, lama-lama kita jadi tau juga.

Yang saya lihat sih pernahya di baju “Body Shaming is Not Cool”. Itu lumayan, tapi

untuk mengubah pola pikir seseorang kita perlu yang repetitif. Kalau hanya sekali dua

kali itu percuma.

P : Oke deh. Segitu aja pertanyaannya. Terima kasih atas waktunya.

S : Iya, sama-sama. Goodluck, Marcia.

Page 8: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxviii

2. Wawancara dengan Trianindari, M.Psi

P : Halo, kenalin dulu aku Marcia, mahasiswa UMN, yang lagi bikin perancangan Tugas

Akhir dengan topik pencegahan body shaming. Mungkin boleh jelasin dulu, latar

belakang pendidikan, spesialis di bidang apa dan pengalaman kerjanya?

N : Oke, saya psikolog klinis anak. Jadi ruang lingkupnya anak remaja, pengasuhan.

Lulusan Magister Psikologis di UNPAD jurusan psikologis anak. Sekarang prakteknya

di Konsultan Magnaka di Bandung.

P : Aku mau tanya, pernah menangani kasus body shaming?

N : Kalau saya nanganin biasa remaja yah lebih ke pembulian ya. Pembulian kan macam-

macam ya, ada yang fisik, ada yang mungkin mereka gak suka aja atau gimana.

P : Biasanya bentuk body shamingnya seperti apa ya?

N : Biasanya julukan-julukan gitu.

P : Apa sih yang menyebabkan seseorang melakukan body shaming?

N : Biasanya sih kenapa orang melakukan bully, ada faktor dominasi, merasa lebih hebat,

lebih baik, pengen punya otoritas terhadap orang lain, makanya mereka membully, atau

cari perhatian.

P : Apakah standar ideal di media itu juga mempengaruhi seseorang melakukan body

shaming?

N : Bisa. Dengan adanya filter, semua orang berlomba-lomba untuk terlihat cantik.

Perasaan “saya harus lebih keren, saya harus lebih cantik”jadi makin jadi ya.

P : Batas-batasan atau jenis seseorang bisa melakukan body shaming itu gimana yah?

N : Sebenarnya itu tergantung niat dia, apakah dia mau bercanda atau menjelekkan orang

lain. Kedua, tujuan awalnya bercanda tapi korban merasa itu body shaming. Sebenernya

Page 9: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xxxix

standar ideal orang kan berbeda-beda. Bisa aja yang cantik itu juga dapat body shaming.

Mungkin itu perlu dicari lagi ya.

P : Body shaming itu biasa terjadi pada umur berapa ya?

N : Sebenernya dari kecil ya, karena mereka udah mengerti konsep body image.

P : Kalau aku kampanye usia untuk remaja usia 17-25 tahun. Keadaan psikologi remaja 17-

25 tahun itu gimana ya? Apakah bisa menyebabkan mereka melakukan body shaming?

N : Sebenernya itu terlalu luas ya, seharusnya sampai 20 atau 21 tahun ya remaja. Kalau di

umur segitu mereka mulai mencari identitas diri dan mereka perlu menunjukkan siapa

mereka diantara teman-temannya. Jadi kalau berkaitan dengan kondisi tubuh, itu yang

menjadi penting, mereka menunjukkan bahwa mereka bisa gak diterima di lingkungan

sosial. Tapi akhirnya balik lagi, dimana lingkungan mereka berada. Jadi, misalnya

mereka mengikuti lingkungan sosial mereka. Contohnya, anak punk yang pakai anting

dan rambutnya kalo semakin berantakan semakin keren. Kalau ketemu anak mall yang

dandan, akhirnya jadi mengejek gitu yah, Jadi standar penilaian remaja itu balik lagi ke

kelompok, hobi, atau aktivitas dalam sebuah kelompok. Misalnya, anak yang berkiblat

ke anime atau k-pop, pasti mereka suka yang putih-putih, glowing, dan bergaya k-pop.

Trus ada anak skate, kalau skate kan senangnya outdoor, jadi bajunya makin bau makin

senang atau anak futsal, anak motor.

P : Berarti, balik lagi kita harus menghargai semua penampilan gitu ya?

N : Sebenernya, lebih ke percaya diri, belajar menentukan identitas diri mereka. Saya tuh

anak skate loh, jadi bau itu gapapa. Saya anak mall, jadi saya harus dandan, cantik,

bersih. Anak umur segitu memang seperti itu sangat memperhatikan penampilan.

P : Bagaimana cara mencegah perilaku body shaming bagi remaja?

N : Balik lagi sih, orang yang bully kan pengen mendominasi. Dibalik mereka mendominasi

itu, mereka juga tidak percaya diri dengan diri mereka sendiri. Makanya cara mereka

Page 10: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xl

mendominasi itu adalah dengan melakukan bully atau body shaming. Gimana caranya

mencegah itu, sebenernya dengan meningkatkan kepercayaan diri baik di pelaku

maupun yang korban. Mereka jadinya merasa cantik dan gak peduli dengan orang yang

lebih cantik dari saya. Karena saya yakin dengan diri saya sendiri. Jadi ga perlu compare

atau membuat standar di lingkungan. Jadi standarnya itu standar mereka sendiri. Grace

itu komunikasi visual kan, mungkin campaingnya ke audio visual, bagaimana percaya

diri, bagaimana bisa menilai diri kita secara positif, mau pendek, mau cantik, putih,

lebih kesitu sih. Jadi untuk ningkatin confidentnya itu. Mau seperti apapun fisik kita,

kita harus saying dan percaya diri dengan diri kita.

P : Kalau gitu, ada saran gak ya media yang cocok untuk kampanye itu apa?

N : Audio visual ya, karena anak sekarang yang dilihat dan didengar, kalo bisa video ya

dan tidak boleh panjang. Karena anak sekarang terbiasa dengan video Youtube ya.

Video itu cenderung singkat dan harus ada daya tarik di awal. Daya penarik di awal itu

penting supaya mereka bisa bertahan karena video Youtube kalo bosen bisa ganti.

P : Mba sendiri pernah melihat kampanye tentang body shaming ga ya?

N : Paling iklan-iklan di TV ya kayak iklan kecantikan gitu kan berusaha untuk

menampilkan model yang beragam ya. Kemarin saya lihat iklan head shoulder, rambut

saya megar, keriting. Jadi mereka gak nampilin yang panjang, item, bagus. Mereka

ngeluarin berapa jenis shampoo buat berbagai jenis rambut. Jadi, itu kan ga nampilin

yang panjang, lurus, tebel.

P : Oke, oke berarti nanti aku sampein kayak kepercayaan diri gitu ya?

N : Iya, terutama kepercayaan diri yang menyangkut fisik. Saya percaya diri dengan warna

kulit saya, bentuk hidung saya, badan saya. Kalau dari sisi psikologis, sih sebenernya

basicnya di kepercayaan diri. Bagaimana memandang positif diri sendiri. Bisa efeknya

ke body shaming, insecure , ngatasin kecenderugan demotivasi.

Page 11: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xli

P : Oke deh, segitu aja pertanyannya. Terima kasih Mba atas waktunya.

N : Iya, sama-sama.

Page 12: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xlii

LAMPIRAN C: TRANSKRIP FOCUS GROUP DISCUSSION

Keterangan :

P : Penulis

N : Narasumber

P : Halo, aku mau tanya dulu media apa yang kalian gunakan sehari-hari. Antara lebih ke

hape, TV, media cetak, atau di jalan gitu?P

N : Lebih ke hape, laptop, dan gadget. TV masih lihat tapi gak sefrequent handphone.

P : Kalau apps yang sering dipakai di gadget itu biasanya apa aja?

M : Twitter, LINE, Instagram, Youtube, Kakao, Rata-rata sosial media.

P : Kalau iklan di jalan (billboard atau di busway) itu lihat gak ya?

N : Lumayan sering liatin.

P : Apakah pernah mendengar komentar seperti “Oh, lu gendutan ya”atau “Oh, lu kurusan

ya?”dari orang yang dituju langsung ke kalian. Biasanya denger dari siapa komentar

tersebut?

N : Pernah denger. Sering. Biasanya dari orang tua, tante-tante.

P : Kalau dari teman pernah? Terus perasaanya gimana?

N : Pernah sih tapi sama orang lain yang gak dekat.

N : Pernah, sama temen-temen dan keluarga. Misalnya, muka gue jerawatan kan terus

kadang pas breakout lagi banyak-banyaknya. Terus dibilang kayak gue ga ngurus diri.

Tapi gak pernah gue masukin hati sih. Gue sih ga masukin hati karena gue udah usaha

maksimal untuk ngurusin diri sendiri jadi kenapa gue harus sakit hati karena perkataan

orang.

N: Pengalamanku lebih banyak sama keluarga. Kadang ga all at times negative, kadang

bisa dibilang kurus atau kamu gemuk banget sih. Istilahnya badan sudah jadi topik

Page 13: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xliii

biasa untuk ngatain kurus dan gendut. Kalo di lingkungan temen-temen, udah ngerti

banget tentang body shaming, jadi gak komentar kayak gitu.

N : Kalau ukuran badan gue ga tersinggung. Tapi pernah dikomentarin buluan. Itu gue

tersinggung.

N : Pengalaman sih ada, tapi bukan tersinggung. Jadi motivasi. Dulu sempet turun 7 kg

karena omongan seperti itu.

N : Kalau gue sih biasa aja karena siapa lu siapa gue

N : Dulu dari temen ada, tapi itu konteksnya bercanda. Jadi biasa aja.

N : Kalau dikomenin fisik sih pernah dulu, tapi gak merasa itu body shaming sih. Mungkin

karena dulu body shaming gak hype diantara anak-anak SMP dan SMA. Jadi gak

dimasukin ke hati. Paling dikomentarin kurus, dari dulu kan gak pernah berubah dan

gak pengen berubah juga. Seneng-seneng aja.

N : Kalo aku pribadi sering dikatain orang tua karena pas pandemic makan, tidur terus.

Padahal secara pribadi aku merasa gak ada perubahan sih. Masa dikatain.

P : Sejauh mana sih kalian mengetahui tentang body shaming? Apakah tau batasannya?

N : Menurut gue in general, tentang fat atau skinny, kalau ekstrimnya hidungnya pesek,

atau kayak gajah, seharusnya itu masuk konteks body shaming sih.

N : Kalau gue sih tahunya yang suka dibahas di internet aja sih, misalnya kalo ngatain

gendut, item, gitu-gitu. Sering baca di Instagram atau Twitter.

P : Menurut kalian, apa penyebab orang bisa komentar seperti itu?

N : Kayaknya, mereka ngatain kayak gitu karena insensitif, kebalikan dari sensitif gitu.

Karena menurut mereka kenyataanya kayak gitu. Lu harusnya gak usah tersinggung.

Kalau menurut aku, itu jadi kayak basa-basi. Kayak habit gitu, kebiasaan. Baru ketemu

orang, yang dikomenin langsung fisik. Padahal mungkin orangnya lagi insecure dengan

badan dia sendiri.

Page 14: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xliv

P : Apakah tau kalau body shaming bisa menyebabkan minder, depresi, bulimia, anorexia?

N : Tidak tahu

N : Tahu, karena dari artis-artis k-pop yang banyak anorexia karena komentar netizen.

P : Bagaimana pendapat kalian tentang korban yang depresi karena body shaming?

N : Itu termasuk kebudayaan kita. Karena mereka merasa diri mereka udah sempurna.

Ketika mereka udah liat seseorang yang kayak gimana, langsung mereka body shaming.

Makin lama budaya itu makin buruk bagi semua orang. Dari dahulu udah ada

sebenernya, tapi dahulu belum ada media sosial. Sekarang makin pake sosmed, satu

orang ini semua langsung ikut-ikutan.

N : Menurut gue bukan salah korban, karena korban gak mau badannya seperti itu juga.

Karena orang selalu skeptis kalau gendut itu jelek. Jadi, orang kalau dikatain gendut ya

pasti tersinggung. Orang-orang ngejudge, jadi kesannya negatif, bikin insecure dan

segala macam.

N : Aku ada banyak perspektif sih, mungkin korban gampang terpengaruh orang lain. Tapi

ada juga orang yang cuek aja. Jadi balik lagi ke personality orang.

N : Sebenernya, bener sih tentang orang beda-beda. Ada orang yang ga masukin ke hati.

Ada juga orang yang komenin fisik jadi motivasi. Tapi ya lebih baik apalagi kalo gak

deket, Jangan ngomongin ke arah fisik. Jangan suka nyinggung fisik orang.

P : Harapan kalian terhadap komentar-komentar tersebut itu gimana, sih?

N : Kalau mau komen mungkin bisa lebih halus sedikit bahasanya. Karena mungkin mereka

mau kasih kita saran tapi kitanya yang tersinggung.

N : Tergantung sih, karena beberapa orang ada yang bisa jadiin itu motivasi. Itu bagus.

Tapi kan ada orang-orang yang gak mikir kesana dan itu bukan salah mereka juga. Ya,

paling dihindari kalau orangnya insecure dan kalau bisa dibilang dengan bahasa lebih

halus dan meyakinkan seseorang untuk mengubah diri baru boleh.

Page 15: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xlv

N : Kalau menurut gue sih, komenan gitu lebih ke advice misalnya bisa nyebabin penyakit,

obesitas, gitu. Emang orang Indonesia emang kebiasaan gitu kan kayak kepo tiba-tiba

suka ngomentarin. Kayak gitu mungkin jangan, lebih ke advice gitu.

N : Paling lebih pikir panjang dulu ya karena orang kan beda-beda.

N : Kalo menurut gue, kayak siapa lu? Kan ini tubuh gue, jadi lebih ke jaga tubuh sendiri

aja sih. Gak usah peduliin karena mereka siapanya lu. Kecuali komentar dari orang tua

ya, kesannya beda ya karena mereka kan mau yang terbaik buat kita.

N : Kalo menurut aku sih, kan kita udah tau kan body shaming itu nyakitin orang. Jadi,

untuk generasi kita, udah gausahlah ngomong-ngomongin soal fisik apalagi kalo gak

deket-deket banget. Kalau orang tua kan susah ya, karena mereka beda generasi dengan

kita. Jaman dulu kan gak ada istilah body shaming. Jadi, yaudah maklumin aja deh.

N : Aku tuh harapannya orang mikir dahulu sebelum komen, karena bisa efek ke body

image orang. Karena gak semua orang terlahir kecil, kurus. It’s harder for some people.

Jadi lebih mikir dulu dan lebih paham. What can it do to people.

Kalau menurut aku, ada beberapa orang yang kalo mereka jatuhin orang mereka merasa

diri mereka lebih tinggi gitu. Jadi untuk korban, semoga tidak dimasukin ke hati.

P : Apakah menurut kalian body shaming itu terjadi karena lihat artis korea cantik-cantik

jadi yang tidak sesuai itu dibilang jelek?

N : Bisa jadi. Menurut gue sih, intinya di mindset dan cara pandang orang. Karena banyak

tuh kasus artis korea meninggal karena cyberbullying, dan body shaming bisa masuk

konteks tersebut. Sebenernya, problem utama itu ada di mindset. Karena kalau mereka

mindsetnya atau cara pandangnya negatif, mereka akan melakukan body shaming.

Page 16: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xlvi

LAMPIRAN D: TABEL KONTEN STRATEGI AISAS

Page 17: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xlvii

Page 18: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xlviii

LAMPIRAN E: MINDMAP BIG IDEA

Page 19: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

xlix

Page 20: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

l

Page 21: LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

li

LAMPIRAN F: WIREFLOW WEBSITE