lampiran a: formulir bimbingan

61
xxv LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxv

LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

Page 2: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxvi

Page 3: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxvii

LAMPIRAN B: WAWANCARA

Wawancara dengan Farani Hidayah Angkat

P: Penulis, N: Narasumber

P: Selamat siang bu Farani, perkenalkan saya Evelyn Aurellia dari Universitas

Multimedia Nusantara, jurusan Desain Komunikasi Visual semester 7. Tujuan saya

untuk mewawancara ibu guna melengkapi tugas akhir saya yang berjudul Buku

Page 4: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxviii

Informasi Mengenai Kedukaan Atas Kematian Hewan Peliharaan. Sebelumnya,

bolehkah ibu memperkenalkan diri terlebih dahulu?

N: Halo, saya Farani Hidayah Angkat, saya bekerja sebagai psikolog klinis di

Rumah Sakit Hermina Depok dan praktek pribadi selama sembilan tahun. Saya

dosen fakultas psikologi di UNTAR selama empat tahun, setelah itu saya fokus

menangani klinis sejak 2011.

P: Saya langsung masuk pertanyaaan ya bu, jadi aku mau ngomongin dulu

hubungan antara pemilik dengan hewan peliharaannya. Menurut ibu sendiri,

hubungannya seperti apa?

N: Hubungannya tergantung dan beda-beda, gak bisa disamakan juga.. kita perlu

tau kedekatan hubungan pemilik hewan peliharaan dengan peliharaannya, berapa

lama kepemilikannya, rutinitas dan kebiasaan yang sehari-hari dilakukan bersama

hewannya. Semakin panjang jangka kepemilikannya dan sering melakukan aktifitas

bersama, semakin dekat pula dan bondingnya. Tapi kalau baru pelihara 3 6 bulan,

yang ngasih makan asisten, terus cuman main dan diliatin 15 menitnya pasti bakalan

berbeda. Perlu dicaritahu informasinya, baru bisa menilai.

P: Jadi dilihat dari jangka waktu sama aktifitas yang ngurusinnya ya, bu?

N: Betul, tapi jika seseorang bisa ngurusin hewan peliharaannya sendiri dari

bersihkannya, kasih makan, vitamin, mengerti semua caranya pasti bondingnya

lebih kuat dibanding sekadar lebih punya.

P: Dari hubungan yang udah sampai bonding itu, apakah bisa dianggap sebagai adik

sendiri, atau keluarga sendiri?

Page 5: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxix

N: Tentu saja, peliharaan itu bisa diajak main, komunikasi. Kita ngomong sama

hewan peliharaan kita seakan-akan dia bisa denger dan ngerti. Ini kan bisa

menimbulkan makna. Tapi kan, tidak semua hewan bisa menimbulkan hubungan

seperti itu. Biasanya hewan yang bisa dimasukkan di rumah, seperti anjing, kucing

karena lebih banyak aktifitas dibandingkan hewan yang dipelihara di luar rumah.

Bisa juga sebagai anak bagi orang-orang yang belum punya keturunan atau tinggal

sendirian, bisa dianggap sebagai keluarga.

P: Apakah hubungan tersebut dapat menimbulkan attachment?

N: Ya, bisa menimbulkan attachment. Ketika melakukan aktifitas dan waktu

bersama, pasti hubungannya lebih kuat. Kalau ketergantungan kita gabisa

mnegartikan sebagai sebuah ketergantungan, musti diketahui dulu hubungannya

seperti apa.

P: Sekarang aku masuk ke topik griefing ya bu. Menurut ibu, arti griefing itu apa

sih?

N: Sebelum griefing, ada peristiwa yang namanya loss, kehilangan. Kehilangan

secara harafiah sudah tidak ada lagi. Ada juga seseorang yang kehilangan hewan

peliharaan tapi gak griefing, biasa-biasa aja. Kalau tidak ada kedekatan yang kuat

dengan peliharaannya, maka tidak timbul reaksi yang kuat.

P: Dampak apa sih bu, yang dirasakan oleh pemilik saat menghadapi kematian

hewan peliharaannya?

N: Dampak banyak ya, seperti perasaan tidak berdaya seperti kehilangan kekuatan,

kesedihan lalu juga bisa menimbulkan rasa kesepian, ada lagi bisa juga kehilangan

sesuatu status, tadinya sebagai pemilik anjing tersebut yang sudah beken di

Page 6: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxx

lingkungannya. Kehilangan juga peran yang dilakukan sebagai pemilik hewan

tersebut yang berkaitan dengan rutinitas, seperti kasih makan dan jalan-jalan, kalau

kuat bisa merasakan kehilangan sebagian dari diri kita. Ada juga yang cemas,

biasanya yang mengalami ini yang tinggalnya berdua sama hewan peliharaannya.

Ngerasanya kayak bagaimana menghadapi hari-hari sendirian? Biasanya denger

gonggongnya, manjanya. Bisa juga feeling guilty jika ada peristiwa selama proses

kepemilikan kurang maksimal, dan pada setiap orang berbeda-beda. Rasa kaget,

shock dan hampa juga bisa.

P: Apakah orang-orang di sekitarnya terkadang tidak bisa merasakan perasaan dari

pemilik hewan peliharaannya? Seperti panik, sedih..

N: Itu bisa terjadi, tapi untuk bisa menilainya harus diketahui kedeketannya seperti

apa. Jika hubungan pemilik sama hewannya sudah dekat, dampaknya akan lebih

terasa. Jadi banyak aktifitas yang dilakukan banyak berdua dan lebih intens,

terutama yang hanya hidup berdua dengan hewan peliharaan dan jangka waktu

memelihara yang sudah panjang, seperti kehilangan pasangan.

P: Menurut ibu, cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kedukaaan itu?

N: Ini kedukaan secara umum, untuk kedukaan dari anggota keluarga.. yang

pertama itu menerima bahwa hewan peliharaannya sudah tidak ada lagi. Diterima

dulu dan dirasakan sedihnya, marahnya, takuntnya.. lalu sadari dan akui. Kalau

perlu menangis, menangis. Kalau ada rasa-rasa yang gaenak di dada dan butuh

waktu sendiri, dsb, terima saja dan rasakan. Banyak orang yang cepet-cepet mau

menghindari, gamau pikirin atau cuekin aja. Tapi dengan merasakan itu bisa lama-

lama perasaan sakitnya pulih. Itu yang pertama, acceptance. Lalu yang kedua

Page 7: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxi

rasakan. Kemudian refleksikan, mengingat saja boleh, memikirkan tentang memori

bersama hewan peliharaan yang baik-baik. Aktifitas dan waktu kosong/rutinitas

diisi dengan kegiatan baru.. kalau bisa, berbicara dengan orang lain, atau orang yang

mengalami pengalaman yang sama. Lalu sharing, dan tetap terhubung dengan orang

lain seperti keluarga. Boleh merenung, tapi jangan sampai menarik diri terlalu lama.

Jaga kesehatan, biasanya suka susah makan atau sulit tidur. Kalau perlu makan

formalitas aja, tapi tetap harus makan. Exercise juga. Bisa juga kita menulis jurnal

tentang memori, bikin kolase, atau post foto di medsos, blog. Tuliskan dan

ungkapkan yang dirasakan, kalau bisa puisi atau lagu ya boleh.

P: Menurut ibu, media apa yang bisa membantu mereka dalam menghadapi

kedukaan?

N: Bisa berupa e-book, karena beda rasanya kita membaca artikel di web yang

panjang ke bawah. Sensasinya sama seperti membaca buku, bisa pasang foto dan

narasi. Bisa sebarin juga tulisan ke komunitas pecinta hewan atau komunitasnya.

Kalau bisa menulis buku dan konten yang menarik. Sebenarnya sesuatu yang

berbentuk buku itu lebih nyaman untuk dibaca di layar hp, iPad atau komputer. Itu

bagus untuk dilakukan.

P: Oke bu.. tadi ibu sempat memention jurnal, jika dibuat media jurnal, konten apa

yang bisa dimasukkan ke dalam media tersebut?

N: Selalu ingat bahwa proses kedukaan itu berbeda-beda, jadi tidak bisa dijadikan

tolak ukur atau tahapan. Tapi kan banyak memori dan kenangan indah yang bisa

dibagikan, nah itu dituangkan dalam bentuk buku, art, kolase, seni, lagu, itu bagus

sekali. Justru itu bisa membantu menghadapi kedukaannya.

Page 8: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxii

P: Okay bu, itu saya pertanyaan dari saya.. terima kasih bu.

N: Oke, Evelyn..

Wawancara dengan Nanda Rosalia

Transkrip Wawancara

P (Penulis), N (Narasumber)

P: Selamat siang mbak Nandai, perkenalkan saya Evelyn Aurellia dari Universitas

Multimedia Nusantara, jurusan Desain Komunikasi Visual semester 7. Tujuan saya

untuk mewawancara ibu guna melengkapi tugas akhir saya yang berjudul Buku

Page 9: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxiii

Informasi Mengenai Kedukaan Atas Kematian Hewan Peliharaan. Sebelumnya,

bolehkah ibu memperkenalkan diri terlebih dahulu?

N: Saya Nanda Rosalia, saat ini sebagai dosen di fakultas psikologi di Universitas

Atma Jaya, kekhususan saya dari psikologi profesi klinis dewasa.

P: Makasih ya mba, sekarang saya langsung masuk ke pertanyaannya ya. Pertama

tama kita mau ngomongin dulu tentang hubungan antara pemilik hewan

peliharaannya dengan hewan peliharaannya. Menurut mba sendiri, bagaimana sih

hubungan antara pemilik hewan peliharaan dengan hewan peliharaannya?

N: Ya, itukan seperti teman, jadi hewan peliharaan memang seringkali,

Entar dulu deh ya, kita mundur dulu ya. Berbicara tentang hubungan atau relasi,

kayaknya tidak bisa sama untuk setiap orang. Ada teman yang lebih dekat, ada

teman yang hanya sekedar saya kenal, ada yang teman yang mungkin lebih kental

hubungannya daripada saudara. Nah, sama nih seperti hewan peliharaan. Ada yang

memang ibaratnya hewan itu sama kita sama sama tinggal saja, ada yang merasa

bahwa hewan itu ya sebagain companion ship. Jadi misalnya tinggal satu rumah,

kita tinggal bersamaan. Ada yang sahabat, tapi ada juga yang melingkupi ooh untuk

semuanya, bahkan ada yang sampai jatuh cinta juga sama hewan kita juga kan. Jadi

ya itu kalau dilihat variasinya sampai segitunya.

Nah itu se-degree dari kedekatan hubungan tadi, dari setiap orang terhadap

orang, atau seperti orang terhadap hewan ya, tergantung dari attachment orang

tersebut dari si sosok hewan ini sendiri. Kalau dari penjelasanku ya, Mungkin orang

yang punya kedekatan lebih terhadap hewannya tidak bisa dilukiskan gitu. Jadi

Page 10: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxiv

misalnya ini sudah seperti adik sendiri, atau udah seperti kakak sendiri dan orang

jadi liatnya kayak ‘ih ini cuman hewan, ini pet, ini sesuatu yang kamu besarkan,

tapi kita tidak tahu interaksi sehari harinya, bahkan dengan diamnya hewan

tersebut.

Contohnya ya, Dengan diamnya kucingku, terus aku yang banyak ngomong,

curhat ya ”hari ini capek banget ya” padahal cuman ngelus. Itu dengan dia diam

ternyata psikologiku itu cuman minta buat ada orang yang dengerin, tanpa

memberikan feedback, tanpa menjawab saya “kenapa?” Dengan memberikan

stroke, saya memberikan stroke ke dia bahwa it means saya lagi butuh untuk

ditemani, dia ada, dia gak pergi. Itu sebabnya ya mungkin hubungannya ya bisa

disebut ya dua arah, Jadi meninggal itu bisa sampai rasanya emptiness, karena

ibaratnya kayak mereka tuh lebih tulus daripada orang orang di nyatanya, ini sedikit

overview sih. Jadi kalau dikatakan ya itu sangat terbentuk, karena orang kan

memiliki persona ketika bertemu dengan manusia yang lain, ia menjadi seorang

yang lain juga, secara tidak langsung karena kita makhluk sosial. Kan kita tidak

berbicara buruk dulu.

Contohnya nih, kamu ketemu aku, tapi menampilkan persona sebagai

mahasiswa. Sama seperti aku bertemu denganmu, ini aku sedang bertemu dengan

mahasiswaku. Kan kalau sama hewan, itu mungkin our pet seperti kita sedang

melepas topeng, kita jadi diri kita apa adanya, mungkin yang kita sebutnya dengan

underlying. Underlying persona, aslinya. Jadi, ya kalau capek sehari hari dari luar

ketika di dalem ya dia nih, dia yang nerima saya , dia yang tau saya capeknya kayak

Page 11: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxv

apa, dia yang dengerin, walaupun mungkin ya gak ada feedbacknya, tapi secara

simbolisnya kita artikan sebagai kayak “Waah, ini hewan sayang sama saya ya.”

P: Berarti dia merasa disayangi juga, kayak apa yang dia beri dia yang dapat juga?

Kayak kasih sayangnya dia?

N: Iya, betul. Jadi kan sekarang tuh suka ada pengkatogerian ya, kayak suka sama

kucing gitu, ini orang orang introvert biasanya suka sama kucing, orang orang yang

lebih extrovert lebih suka sama anjing. Ya itu sedikit bener sih, karena kucing itu

kan sifatnya semau maunya dia ya, introvert itu kan energinya sangat terbatas, jadi

introvert yang sebenarnya ya, jadi bukan saya suka atau ngga suka diluar. Jadi

energi kita sangat sangat terbatas, Jadi artinya apa? Artinya kita tau sendiri gitu,

menakar gitu kalau saya sudah ngga suka sama disini, orang ini bisa menarik diri.

Nah, ini yang berbeda ya sama extrovert. Extrovert itu punya kesempatan kayak

ketemu sama orang orang lain malah seneng, karena ya memang extrovert itu energi

dia dapatnya dari sana.

Jadi ketika kita bertemu, ibaratnya kayak orang introvert nih punya anjing,

apalagi anjing yang besar besar itu ya yang suka sangat sangat friendly di jalan gitu

ya yang harus diajak keluar, ya mungkin energinya gak akan clash. Tapi ya

mungkin dia kayak aduh ibaratnya kayak rame banget ya, jadi ibaratnya tuannya

gakpunya energinya buat jalan jalan keluar, tapi hewannya memang harus diajak

jalan keluar. Tapi at same point, itu healing satu sama lain. Si hewan ini mungkin

ngajak ownernya untuk out of the comfort zone, dan dengan introvertnya dia bisa

tetap membaur dengan orang lain, jadi hewan ini kayak helping these people gitu.

Page 12: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxvi

Jadi ini yang memberikan efek healing, dan memungkinkan “oh dia yang bantu

saya untuk keluar dari comfort zone.” Memungkinkan juga oh ini introvert suka

sama kucing, mungkin dia yang lebih bisa relate. Dan ini unique ya, everyone has

a uniqueness. Sama seperti orang extrovert tetapi mungkin dia suka sama kucing

dan mungkin dia dengan melihat kucing tuh menarik ya.

Gimana ya, hewan itu kan menarik satu sama lain ya, jadi mereka punya fur,

gitu kok bisa ya bulunya begini ya? Dari secara visual aja tuh sudah bisa

memberikan kita kepuasan. Terus, kita ada stroke, kita bisa memegang, memegang

bulu it means kamu butuh kasih sayang. Jadi, itu bisa memberikan bahwa saya kasih

ke kamu energy yang akan balik, ketika dia menujukkan fur, kayak ada bunyinya

kesenangan, itu menunjukkan kamu juga akan enjoy, dan itu juga akan memberikan

kepuasan.

Tapi, disamping dari itu, mereka menemukan kenyamanan, jadi seperti sense

of belongingness, atau sense of friendly, jadi ya kayak, ini sahabat saya, selalu ada

di samping saya. Jadi, ketika kehilangan, duka citanya itu bisa sama seperti kita

kehilangan orang terdekat kita atau family member yang meninggal, atau ibaratnya

seperti teman terdekat. Biasanya anjing kan lama ya umurnya, bisa sampai 14 tahun,

biasanya memang dari puppies apalagi. Puppies itu kan udah kayak bayi ya, siapa

sih yang gaksuka? kalau normal ya, biasanya suka ya sama puppies. Makanya dari

kecil kan kita sudah dibiasakan ya menyayangi hewan hewan, apapun itu, karena

kalau ada tendensi kita bisa menyakiti, dia tidak bisa membalas, itu ibaratnya. Jadi

ya itu seperti ibaratnya ada gangguan.

Page 13: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxvii

Jadi, orang itu kan memang mempunyai rasa untuk menyayangi sesuatu yang

lebih lemah daripada dirinya. Jadi hewan ini diasuh, dibesarkan, diberikan makan,

ya karena secara tidak langsung ini yang memberikan dia bahwa ada rasa tanggung

jawab, ada rasa ini punya dia, ada rasa saya sayang sama dia.

P: Berarti dari yang mba sebutin tadi itu salah satu dari contoh kayak kenapa

hubungannya itu bisa special ya kak?

N: Iya, betul.

P: Mba bisa menjelaskan lebih detail mengenai kenapa sih bisa adanya attachment

atau ketergantungannya gitu?

N: Kalau misalnya kita liat ya dengan person, attachment itu memang sudah muncul

dari kamu dari masa prenatal, dari masa kamu diperut ibumu. Lalu kemudian dia

lahir, attachment yang pertama kali muncul ya dari ibu. Nah, tapi gini, kondisi ini

adalah kondisi yang paling ideal. Dan kemudian nanti ada ayah, kemudian nanti

ada interaksi dengan keluarga. Tetapi kan kondisi ini tidak selalu ideal. Terlalu ideal

pun nanti juga akan menjadi dependensi. Kemudian yang tidak ideal juga akan

nantinya orang tersebut akan mencarinya dengan yang lain.

Umumnya kalau di keluarga, ya mungkin semakin kesini semakin terlihat. Saya

gabisa dibilang ‘dulu gaada yang kayak gini’ ya, dulu ada, tapi misalnya, orang

tuanya sama sama pekerja, dan kemudian dirumahnya ini misalnya ada anjing, nah

anjing ini untuk apa? Sebenarnya anjing ini untuk menjaga rumah. masalahnya,

anjing ini kan juga makhluk hidup ya, dia memerlukan seseorang yang bisa

menjaganya. Jadinya ya dibandingkan dengan orang tuanya, anak ini lebih banyak

dengan nannynya dan juga dengan hewan ini. Tapi kan tentu ya, namanya juga

Page 14: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxviii

anak, attachment dengan ibu itu sesuatu yang sangat special. Begitu juga dengan

ayah, jadi ibaratnya kalau kita kekurangan dari sana, nyarinya pun juga kemana

mana, itu biasanya juga ga jauh. Misalnya cari ke pacar, atau misalnya cari ke

perempuan yang punya trait, atau punya yang sama dengan ibunya, atau yang sama

dengan ayahnya, dan mendapatkannya dengan seperti itu.

Tapi kan hubungan itu gak semuanya bisa kita receive. Kamu juga harus bisa

giving, salah satunya ya mungkin terbentuk dari si hewan ini. Jadi kayak “oh kok

dia selalu ada ya, tapi ibuku nggak selalu ada.” Secara gak langsung, kalau dia gak

bilang itu ibunya, tetapi rasanya yang selalu menemani adalah ‘si dia’. Jadi dia itu

grow up secara bersama sama, sama seperti punya teman. Attachment nya juga

mungkin seperti punya sibling ya jatohnya, karena mungkin hewan ini juga diasuh

sama papa mamanya, dengan orang tuanya juga dekat. Jadi ini bisa disebut juga

sebagai complementary, jadi bersamaan munculnya.

Jadi yang seperti ini, misalnya kita terlalu banyak juga diberikan oleh kedekatan

dengan orang tua, pasti kita juga akan menjadi orang yang juga penyayang sekali

kepada si hewan, jadi kita akan memberi yang banyak juga. Karena sama, kayak

orang tua ku kasih kasih sayang yang banyak ke aku, aku juga kasihnya ‘segini’ ke

mereka. Jadi kalau aku misalnya kasih nya ‘segini’ ke hewan aku, hewan aku juga

akan kasihnya yang sama ke aku. Dan sama seperti ketika dia punya pacar, aku

kasih seribu, kamu kasih seribu. Jadi hubungan orang tuh pasti akan take and give,

gak mungkin nggak. Jadi kalau dikatakan ya attachment itu dibangunnya dari kecil.

Jadi ibaratnya ya dia representing dia nya juga sih, dengan hubungan orang orang

disekitarnya.

Page 15: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xxxix

P: Berarti kalau misalnya kita bisa simpulin, attachment itu juga dilihat dari kalau

misalnya ngomongin tentang individunya dengan peliharaannya, berarti dilihat juga

berapa lama dia peliharanya?

N: Iya, betul. Tapi bisa juga sih sebenarnya dia punya infatuation yang besar gitu

kepada hewan tersebut. Contoh ya, baru dia lihat sudah pengen adopsi, dan

misalnya satu minggu sudah meninggal. Jadi ya lagi suka sukanya, dan menghilang.

Jadi seperti hubungan berpacaran ya, jadi ya kayak suka sukanya, kemudian

ditinggal putus, atau bahkan meninggal, gitu. Jadi ya gak bisa dilihat lagi. Jadi ya

bisa jadi seperti itu. Yang berperan itu ya memang, ibaratnya gini. Secara korelasi,

semakin lama hewan ini tinggal sama kamu, kamu pasti punya tingkat kedekatan

yang lebih tinggi. Jadi kayak korelasinya pasti positif.

Tetapi, ahlinya juga, ibaratnya ini juga berarti dengan intensitasnya. Semakin

kamu suka atau attach sama hewan tersebut, itu kayaknya durasi sudah hilang juga.

Jadi kayak, misalnya nih ya dulu punya hewan seperti ini dan ini terlihat sama,

kucing yang warnanya sama, serupa. Ternyata, hewan ini mungkin mentrigger

suatu pengalaman dulu, dengan orang yang dia sayang.

P: Oke mbak, sekarang aku mulai masuk ke topik tentang grieving ya. Menurut

mbak sendiri, pengertian grieving itu apa ya?

N: Ya duka cita ya, jadi ya memang perasaan diri kita kehilangan dari orang atau

sosok diri buat kita. Itu dari duka cita itu sendiri.

P: Oke, untuk tentang kedukaan kematian hewan peliharaan, menurut mbak siapa

sih yang paling sering mengalaminya? Sampai intense gitu.

Page 16: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xl

Sebenarnya kalau yang untuk merasakan rasa duka cita itu semua usia. Tapi bentuk

duka citanya berbeda beda. Anak kecil kan tidak mengerti juga kan konsep

kehilangan, yang mereka tau ‘pergi kemana? Pergi ke surga, gitu kan.’‘Pergi

kemana? Pergi keatas, naik pelangi, ga bisa dijemput’ kayak gitu kan. ‘nanti kita

bakal ketemu, ayo kita berdoa semoga dia masih inget kita.’ Itu anak kecil tuh, kalau

sudah old age itu lebih gimana ya, kayak everyone, semua my friend itu udah

kesana. Ya ini it’s about the time i’m going up there. Itu kalau good, kalau kamu

sudah comply semua kehidupan keinginanmu. Tapi kalau kita yang dimasa 18-25

tahun itu kan usia apa? Kalau di psikologi kita sebut adolescents sama emerging

adulthood.

Jadi kalau emerging adult ibaratnya gini, adolescents nya itu di perolong,

diperlama, kenapa? Karena memang zaman sekarang biasanya cukup banyak

peristiwa peristiwa yang, kalau di luar negeri kan gini, 18 tahun kamu keluar dari

rumah kan, pasti kan lulus dari SMA kamu kuliah, biasanya apa? Di dormitory, gitu

kan, atau beda kota, lintas negara, atau lintas benua. Nah kalau di Indonesia kan

nggak, abis SMA ngapain? Kuliah. Abis kuliah ya ngapain? Ya kuliah lagi, nah itu

cukup banyak juga family yang seperti itu.

Ini latar belakang sedikit ya, teori emerging adulthood. Kalau sekarang itu

banyak juga yang school yang setelah S1 lanjut S2 sama S3, dan itu sudah jadi satu

paket. Jadi ibaratnya kamu sekolah sampe 9-10 tahun itu kamu sudah sampai PHD

gitu ibaratnya. Jadi 5, 2, 3 bisa sampai 10 tahun kamu udah dapat lah PHD dan itu

bisa terus, kayak naik kereta. Nah, kalau kayak gini berarti anak gapernah keluar

dari sangkar dong? Ibaratnya gitu. Jadi, secara kognitif dia sudah matang, secara

Page 17: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xli

fisik dia juga sudah matang, karena masa remajanya sudah selesai. Tapi adulthood

itu adalah masa dimana kamu ‘going to jungle.’, memulai semuanya sendiri. Karir,

asmara, dsb. Kalau nggak pernah keluar dari kehidupan nyata, semuanya masih

didalam lingkup pendidikan, berarti kan ceritanya akan sama ya, konteksnya,

issuenya dengan teman kuliah, dosen, pekerjaan urusan dosen, urusan kuliah, dsb.

Jadi ini yang masalah yang sebut dengan emerging adulthood. Jadi masalah orang

yang prolong masa remajanya, tapi juga belum bisa dikatakan sepenuhnya sebagai

adult.

Sebenarnya orang orang ini memang punya tugas perkembangan yang

ibaratnya cukup berat, ibaratnya semua masa dalam kehidupanmu nih, ini adalah

masa krusial juga. Kenapa? Ya kalau kamu tidak berhasil dalam memulai karir, ya

akan kehilangan momen itu. Jadi ya temen temen kamu udah pada duluan, kamu

belom. Itu akan menimbulkan banyak masalah psikologisnya sih, misalnya stress,

atau sampai depresi, atau gangguan gangguan klinis lainnya. Nah masalahnya

ketika pada saat seperti ini, cukup banyak masalah kesepian. Ya kenapa? Bayangin

aja tuntutannya, misalnya kamu lulus SMA, kemudian kamu harus masuk kuliah,

masuk kuliah itu kan ibaratnya masuk ‘jungle’ juga kan. Dulu kayaknya kamu pas

kelas 3 SMA rasanya yang kayak punya sekolah, kemudian ke kuliah, yang mana

ada dosen gitu, diatas dosen masih ada professor pula, dsb. Jadi, wah ternyata kasta

ini masih tinggi ya.

Jadi balik lagi kamu ke masa junior, dan kamu harus bisa adjust sama situasi

yang dependent, jadi dengan guru harus semuanya independent. Nah sekarang,

diusia 23 lah, 21-22 kamu lulus S1. Sekarang kamu harus masuk ke kuliah lagi, no

Page 18: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xlii

matter what kamu mau ngambil kuliah tapi temen temen kamu mau ngambil kerja,

pasti stress litanya. Yang lain udah pada dapet duit, kamu masih kuliah, walaupun

kamu sih ngomongnya kuliah S2, itu kan pembelaan untuk diri sendiri, tapi tetep

aja kan gapunya duit. Yang lain tuh udah punya duit, duit gak seberapa tapi udah

bisa bayar sendiri, beli apa apa sendiri. Kenapasih ada rasa rasa seperti itu? Ya

karena kamu punya tugas sendiri. Tugas perkembangannya yaitu making karir.

Kalau kamu tidak bisa menerima di diri, kalau S2 itu adalah karir kamu, ya pasti

kamu selamanya akan merasa stress, kayak “ah males ah gue ngajak dia kuliah

mulu.” Nah umumnya, dari tuntutan tadi, sosial yang juga berat, nanti ada juga

hubungan dengan pacar, ‘mau dibawa kemanaa, kita maunya nikah ah habis ini.’

Gataunya pacarnya masih belom ready, sedangkan temen temen mulai udah ada

yang nikah. Nah itu kan memberi beban juga

Ketika saat kayak gini, umumnya, ya pet itu sesuatu yang paling ngerti diri

kitasendiri, dalam kondisi tadi. Ya kalau dia growing up, selalu ibaratnya pacar saya

aja bisa marahin saya dengan situasi yang kayak begini, dia bilang saya gak bisa

ngertiin. Lalu siapa yang bisa ngertiin? Ya pet tadi. Dia ini dengan bahasa simbolik

biasanya mungkin manusia, jadi kalau dikatakan ya, sebenarnya kita itu lebih

banyak berbicara ke bahasa simbolik. Jadi misalnya nih, aku berbicara banyak sama

kamu dalam bahasa verbal ya, tapi mungkin kamu mau mendengarkan aku karena

bahasa non verbal aku. Mungkin kamu merasa mba Nanda orangnya welcome ya,

so kamu mendengarkan aku. Nah itu juga sebabnya kenapa penelitian juga banyak

bilang non verbal. Behavior itu yang paling berperan banget nih, sama

komunikasi antara dua pihak.

Page 19: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xliii

Jadi ya kenapa sama hewan kok malah lebih nyambung? Padahal dia jawab

juga enggak, ngerti bahasa Indonesia juga nggak.Jadi ya dia bahasanya simbolik.

Kalau kamu ngasih makan ke dia sudah pasti dia nganggap kamu tuannya. Tapi

kamu nganggapnya ini sayang sama saya, darimana? Non verbal kan. Jadi ya ketika

dia punya masalah, dia akan menyampaikan dan kemudian akan non verbal

behavior ini akan memberikan sinyal bahwa kamu didengarkan. Jadi bagaimana?

Companionship yang seperti ini saat kita down sama kehidupan, ya yang bisa

terima kita adalah hewan itu. Pulang semalam apapun, abis lembur, abis ngerjain

tugas, yang nungguin siapa? Ya anjing itu. Mungkin kamu lagi panasin susu di

microwave, kamu ngobrolnya sama siapa? Ya anjing itu. Jadi ketika dia hilang,

meninggal, ya itu akan membikin kamu kehilangan, pasti kayak udah gaada ‘my

own buddies’ udah gaada lagi yang bakal dengerin saya lagi berkeluh kesah, tanpa

memberikan saya rasa tidak nyaman tadi.

Apalagi dengan kebiasaan dia, dia pasti suka duduk di karpet itu ketika saya

lagi ngerjain tugas. Nah kebiasaan ini biasanya di masa masa yang kita sendiri juga

gak duga Oh ternyata masuk memori juga ya dan berkesan. Karena biasanya

memang adanya disaat saat yang aku bilang tadi, yang underlying personanya kita

udah copot itu. Jadi bener bener our deepest keinginan ya pasti duka citanya akan

sama ya levelnya ketika kamu kehilangan sahabat terdekat.

P: Sekarang aku mau nanya tentang dampaknya nih, dampaknya si individu saat

mengalami kematian atas hewan peliharaannya.

N: Dampaknya sebenarnya sama ya, seperti misalnya kamu melihat itu relate sama

kamu kehilangan orang yang kamu sayang. Ini konteksnya manusia. Kalau dia

Page 20: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xliv

butuh katarsis yang jelas. Katarsis itu kayak bercerita kepada orang lain tapi kalau

dia pun mungkin juga kalau lingkungannya kayak “ya ampun lu kehilangan hewan

aja sampe kayak begini, dia pun juga akan close cerita ini juga gitu ke orang lain.

Jadi kayak “lo kok gak denger gue sih? Ini bukan cuman hewan, ini sahabat gue.”

Jadi mungkin dari pintunya tadi sudah banyak yang ketutup ya mungkin ini akan

menjadi pintu untuk nanti masuk ke gangguan yang lain. Biasanya apa? Bisa jadi

PTSD, kalau misalnya hewannya meninggalnya sudden, ketabrak, atau biasanya

ada peristiwa perampokan dan hewannya meninggal, dsb. Bisa jadi depresi. Itu

yang paling common sih, depresi ya bisa jadi dia suicide.

Tapi ya perlu dilihat juga studi secara kultur juga ya, karena mungkin kalau dia

di Indonesia ini kan sebenarnya budayanya cukup close juga ya, karena kita kan

kultur timur, jadi kayak “aduh kamu jangan takut gak ada yang nanyain lah”

ibaratnya gak pengen ditanyain aja orang orang yang kumpul di depan aja bisa

gibahin kita. Ibaratnya gak ngomong sama satu orang ini ya bisa ngomong sama

yang lain, ya tapi balik lagi ya, ada juga faktor dari trait atau kepribadian itu yang

bisa jadi memperburuk. Kalau duka citanya ya tidak ada yang mendampingi. Kan

duka cita itu berturut turut ya, misalnya bisa jadi awalnya kamu marah, kayak

“Tuhan kenapasih dia juga diambil.” Gitu kan, kayak “ini cuman di hidup saya yang

bisa setia sama saya, yang lain gak ada yang setia.”. Baru kemudian saya bisa

accepting ya mungkin ini memang jalannya.

Tapi ya setelah itu, setelah dari duka kan pasti ada growth yang muncul ya,

misalnya kayak kita kan misalnya kalau orang Indonesia kan biasanya kayak “oh

kucing ini memberikan pelajaran dalam hidup saya.”

Page 21: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xlv

Ibaratnya tadi yang stage of grieving, itu bukan cycle, jadi orang tuh bisa maju

mundur gitu, Jadi biasanya kita kasih kita kasih waktu selama 6 bulan, gak sampai

satu tahun lah, kalau misalnya dia sampe bisa overcome. Overcome tuh bukan

kayak “kamu tuh harus bisa terima kematian ini sebagai sesuatu yang wajar.”Ini

kan susah ya, karena di Indonesia masih ada budaya seperti ini “udah jangan

diomongin lagi, dia udah tenang disana.” Padahal orang itu butuh untuk cerita itu,

justru itu tujannya, “kenapa sih kamu susah banget untuk nerima dia meninggal.”.

Apalagi kalau dia ada di samping hewan itu pada saat hewan itu meninggal,

contohnya di rumah sakit harus di euthanasia atau karena ada pilihannya. Nah

inipasti memberikan certain damage kalau tidak ada yang membantu untuk

bercerita. Makanya kenapa ya kayak bisa jadi depresi dan dsb. Bisa jadi orang ini

sudah cerita tapi malah jadi depresi terselubung. Memang harus didampingi,

apalagi kalau kita tahu kalau mereka sahabat. Jadi seenggaknya kayak “eh kamu

mau cerita gak sama aku.” Tapi kalau emang gak mau ya kita harus tunggu, tapi

bukan berarti jadi lupain ya.

Jadi ibaratnya the worst bisa jadi begitu, seperti PTSD, depresi, bahkan

sampe suicidal. Gangguan yang lain bisa jadi juga. Bahkan cukup banyak sih,

ibaratnya ini laincase ya, ini case yang pernah aku temuin ya, kasus skizofrenia ya,

punya paranoidnya itu. “itu anjing aku dibunuh gara gara…” itu mungkin ooh oke,

dalam cerita hidupnya mungkin dia pernah kehilangan sahabat terbaiknya

(anjingnya), tapi ceritanya jadi bizar, karena kan memang dia gangguan. Banyak

sih sebenernya kasusnya, tapi ya kalau misalnya dia punya support system yang

Page 22: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xlvi

bagus, ya mungkin itu akan membantu/berkurang. Tapi kalau nggak ya bakal jadi

the worst.

P: Tadi mbak udah bilang kayak udah banyak banget orang yang masih mengatakan

hal hal yang dapat menyakiti si individu ini kayak misalnya “udahlah cuman

anjing doang atau kucing doang.” Nah, menurut mba di Indonesia masih banyak

ya orang orang yang meremehkan tentang kematian hewan peliharaan?

N: Iya, masih banyak. Karena gini, pertama, jangankan hewan peliharaan, kematian

anggota keluarga saja, ini bukan merasa tabu tetapi bukan sesuatu yang

menyenangkan untuk dibahas. Ini baik secara custom atau kultur. Jadi, secara

umum, ini adalah topik yang sangat sangat sensitif. Kita gak tahu kan orang

lainberharapnya apa. Contohnya ya, aku lagi ngobrol kayak “aduh jadi keinget

papaku.” Misalnya kayak gitu ya, kan kamu juga gak tau kan mau terusin apa, gak

mungkin kan kamu bilang “Mba Nana lagi keingetan papanya ya?” karena kayak

“aduh gue harus jawab apa ya?”, Kalau ketika orang yang tiba tiba keingetan.

Padahal ya, itu bukan sesuatu hal yang dapat disautin seperti itu, diem diem

aja, karena biasanya orang orang itu cuman ada didalem pikirannya aja, pengen

inget aja gitu at same point. Tapi kalau kamu bisa membawanya bicara ya gakpapa.

Tapi mungkin gak semua orang punya kemampuan seperti itu, dan gak semua orang

bisa handling issue issue yang berbau mengingat seseorang yang almarhum.

Jadi ibaratnya, aku pengen nyampein aja, itu bukan sesuatu yang kita sukai

untuk berbicara tentang kematian. Pertama, melihat orang lain sedang dalam emosi

yang negatif, yaitu sedih, itu bukan sesuatu yang kita suka, karena kamu pun

ketularan dan kemudian kamu pun juga takut salah, apalagi ini hewan peliharaan,

Page 23: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xlvii

kita seringkali begini, ibaratnya anggota keluarga kita meninggal aja kita dibilang

“Jangan sedih sedih, harus kuat, nanti gimana orang lain.” bahkan untuk certain

budaya tertentu ya bahkan kayak “itu biasa kok, anak 13 tahu papanya meninggal,

dia anak pertama, mau laki laki atau perempuan, nanti adek kamu gimana?” nah

yang kayak seperti itu tuh salah besar. Terus kapan orang ini di izinin untuk bisa

relain kalau dia memang pengen nangis.

Nah, apalagi hewan, yang ibaratnya kayak seringkali tidak bisa orang lain itu

untuk berempati atau bisa mengenali secara ibaratnya tak kasat mata gitu, hubungan

kamu sama anjingmu itu apa. Kalau ini bukan orang terdekat kamu, ya mungkin

gak tahu. Kayak “yaampun masa anjing aja sampe bikin dia gak masuk kuliah

sampe seminggu.” Mungkin banyak sekali yang keluar dari mulut orang yang

ibaratnya aku sebutnya awam ya, karena ya memang gak semua orang bisa untuk

memahami psychological state orang lain. Kita clustering aja deh, misalnya prodi

Ilmu Poli Teknik denger kayak gitu juga kayak “yaelah, kayak gitu aja masa sampe

seminggu.” Karena ya mungkin dia meninggal ya udah diambil Tuhan, itu mungkin

udah pola pikir ya mungkin dibiasakan.

Manusia ada yang dikasih hidup ya pasti juga ada yang udahan dong, dan

udahannya juga caranya bisa macam macam. Itu bisa jadi believenya juga. Karena

mau dikasih cara apapun ya kita boleh bersedih tapi jangan terlalu lama. Jadi benar

benar mekanis. Proses didalamnya itu ya ibaratnya ya “kamu makanlah,orang orang

udah pada biasa.” Nah ini apakah itu salah? Ya tidak juga. Ya mungkin coping style

nya dia. Coping style itu adalah cara orang meregulasi, misalnya kamu sedih,

berapa lama kamu bisa bersedih.

Page 24: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xlviii

Contoh, kamu putus cinta, berapa lama? Oh biasanya aku cuman butuh 3 hari.

Oh aku susah move on, butuh 6 bulan. Nah itu sering kali, budaya itu seakan akan

bahwa semua orang itu bisa terima kehidupan dari orang lain. Kadang ya ada

pikiran kayak “ya gua gamasuk gua juga gak ngerugiin lo.” Nah ditambah lagi

budaya kita ngebalas itu bukan sesuatu yang mudah, jadi ya kalau dikatakan

mungkin kalau orang orang yang kehilangan pet tadi, ya mungkin banyak orang

yang tidak merasakan bisa lama lama negative, karena gaada ibaratnya hewan

peliharaan meninggal itu boleh absen kerja, kan gaada. Jadi ya must dealing, dan

itu harus dibawa dan tentunya berat.

Jadi ya kalau misalnya tadi kamu bilang ya jawabannya banyak, ya orang

beneran aja banyak kok yang di ‘stop’, emosi negatif nya gak boleh keluar. Padahal

alasannya selfish juga karena jangan sampai kedengaran orang lain ya, karena ya

mungkin saya juga gak suka, udah sedih, ditambahin orang lain. Apalagi hewan,

mungkin ya insignisificant lah dibandingkan person.

P: Oke, untuk mba sendiri, mbak pernah punya gak kayak pasien yang kayak datang

ke mbak gitu karena butuh bantuan professional?

N: Jadi sebenernya emosimu tuh disuruh layout aja, emosi kamu tuh apasih, terus

ibaratnya nanti kamu sama psikolog itu disuruh menyusun, marahnya sama siapa?

Oh kamu ternyata kalau marah nyautnya kesana dulu ya, karena kamu gatau siapa

yang harus disalahin. Jadi kayak daripada nyalahin anakmu mending ke dia aja kan.

Kadang ada orang yang “males ah dia cuman cerita tentang anjingnya yang

meninggal”, itu masih banyak loh orang seperti itu.

Page 25: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

xlix

P: Pertanyaan berikutnya, menurut mba cara cara untuk mengatasinya kedukaannya

yang dilakukan oleh orangnya itu?

N: Ya mungkin ya pertama, kalau tidak kuat ya silahkan datang ke professional,

tapi ya kalau dilakukan dengan sendiri ya biasanya kalau aku dapat kasus seperti

itu yamungkin aku akan menggunakan analogi ku dengan pasien aku aja ya, jadi

biasanya aku akan nyuruh dia kalau lagi begitu untuk mengingat hal hal yang

positif. Jadi, apasih yang kamu inget tentang almarhum itu? Yang sangat berkesan

untukmu. Jadi, emosinya duka itu dibarengi dengan emosi positif terhadap orang

tersebut. Ini bisa membantu sih biar bisa mendapatkan lebih banyak positif. Nah

setelah itu kan mungkin dia akan berpikir positif bahwa masa hidupnya dia, sangat

sangat berperan dalam hidupku. Kemudian mungkin ini juga bisa membuat dia

lebih ikhlas. Kalau yang negatif kan misalnya kayak “dulu kan dia sakit, coba aja

aku bawa ke rumah sakit.” Itu kan lebih kayak ke ‘andaikan andaikan’ sedangkan

itu bukan yang akan membawa dampak positif sih sebenarnya kalau kamu tidak

didampingi oleh psikolog atau orang orang yang memang ahli disitu.Tapi kalo gak

ada ya mungkin bisa journaling.

Journaling itu sesuatu yang positif, kalau andaikan kamu bisa ngomong sama

dia, mau ngomong apa ya pada saat itu? Jadi sifat dari journaling kamu itu hal hal

yang positif, yang kamu ingat dari hewan mu itu dituangkan dalam letter. Kalau

kamu mau ngomong saking kangennya sama dia ya pengen ngomong apa? Atau

bakal nanya apa? Dia bakal inget gak ya sama aku kalau misalnya udah lama gak

ketemu? Bakal marah gak ya? Jadi kayak kita healing dialog gitu. Nah terus

suratnya buat siapa kak? Ya kalau kamu mau bener nih, jadi tulis aja suratnya kayak

Page 26: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

l

‘Letter to heaven’, kasih ke namanya siapa, pura pura aja. Gaada kantor pos sih,

tapi ya ibaratnya kayak sending, tapi to nowhere. Tapi beneran kamu doingnya

melakukan sesuatu, yaitu send.

P: Menurut mbak, orang yang melaukan distraksi dengan berolahraga, atau dia

malah minum alcohol, dsb. Apakah akan membawa dampak buruk?

N: Kalau kita sebut itu adalah coping emosional, salah satu dari excape

avoidance.Jadi di psikologi itu kita belajar ada stress, ada coping, jadi stress itu

adalah kondisi dimana kondisi kamu dicubit gitu ya kan namanya stress, bukan

stress awam ya. Jadi yang dikenal awam tuh stress tuh kondisi lebih gimana gitu,

padahal sebenarnya kalau kamu keluar dari rumah, ketika sesuatu tidak terjadi

seperti yang kamu harapkan itu stress namanya. Nah, masalahny ada orang yang

punya habituation, yaitu orang yang tidak terbiasa dengan perasaan tidak nyaman

yang diakibatkan oleh stress.

Contoh, stress paling gampang deh, tinggal di Jakarta. Ini dulu stress sebelom

pandemic. Macet, udah otomatis orang akan melakukan emotion stress, coping

stress. Akhirnya ngapain? Di mobil mungkin kamu bawa cemilan cemilan, kamu

beli bubble tea, kamu dengerin lagu lagu yang kamu suka, untuk apa? Ya kamu siap

sedialah dua jam di mobil. Itu namanya emotion base stress. Nah jadi apa kaitannya

dengan escape avoidance mbak? Nah, itu sebenernya lari, itu hanya lari dari

perasaan yang kamu harusnya hadapin. Tadi kan sebenernya kesambet dimobil 2

jam sebenernya merugikan kamu, yang pertama, kamu jadi gak bisa ngapa

ngapaindengan kebosanan itu.

Page 27: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

li

Yang kedua, telat, mungkin. Mungkin kamu juga “aduh gua akan dealing, gua

akan disindir” itu juga bikin kamu gak nyaman. Tapi masalahnya, kamu membikin

kamu sendiri gak nyaman itu kayak “yaudah deh yang penting aku ada cemilan ini.”

Dan cemilan ini akan membuat kamu lebih merasa secure lah, yaudah nyaman dikit

lah gakpapa. Tapi in the end apa? Tetap kan kamu terjebak macet 2 jam? Terus

kemudian kamu turun, kamu tetapkan bertemu orang yang mungkin ngeomelin

karena kamu telat? Atau disindir mungkin kamu terlambat. Jadi pada intinya tuh

sebenarnya masalahnya tuh masih ada, tapi gak pernah di selesaiin. Nah cara cara

yang tadi, mungkin akan berguna, tapi hanya berguna pada saat waktu itu. Perasaan

kamu saat itu masih ada gak? Ya ada tapi ditutupi sementara aja gitu. Karena apa?

Ya karena memang emosi dia tidak bisa di healing ya membuat dia stuck, ga ngapa

ngapain, ya kan? Makanya kenapa ya yang paling sehat ya olahraga. Karena dengan

demikian dia ga kepikiran sama yang tadi, tapi sebenarnya ya dia tidak

menghilangkan masalah utamanya, tapi dia gak mau menceritakan apa yang dia

rasa. Jadi ini juga escape avoidance, tapi itu masih bisa kasih positif lah, karena

badannya masih nerima positif kan, jadi fisiknya sehat.

Tapi kalau misalnya minum minum? Pain kan, ibaratnya kayak kamu ganti rasa

pain dengan not getting bare, tapi saat sadar kamu merasakan pain itu lagi. Dan

sebenarnya dengan kamu melakukan ini, kamu cuman mendelay supaya kamu gak

ngerasain pain nya lagi. Dibolehin apa enggak? Kalau aku selalu begini, kamu kalau

gak siap ngerasain pain sekarang, kamu boleh. Tapi dan itu akan kembali lagi. Jadi

kamu harus mau gimana pun, mau lama atau cepat, kamu harus siap. Ya tapi

memang ada masalah yang harus kamu selesaiin saat ini, karena kalau engga kamu

Page 28: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lii

akan cuman ‘gali lobang nutup lobang’ dan itu bisa jadi nanti ngarah ke adiksi.

Karena kan semua orang gak suka sama rasa pain, gak semua orang suka sama tema

duka cita, karena memang ya sensitive banget.

P: Oke mbak, terimakasih. Sekarang aku akan membahas media juga nih,

sebenernya aku udah research juga, media media yang ada yang selama ini

mengatasi kedukaan atas kematian hewan itu hampir di Indonesia gak ada sama

sekali. Menurut mbak kalau aku buat journal itu, konten apa aja sih yang harus aku

masukin?

N: Itu seperti book of memories ya, karena lagi lagi mengingatnya kalau dia sudah

almarhum, karena seringkali , bahkan ada terapis itu gak mau sebut almarhum,

sebutnya nama, agar ya orang tersebut bisa move on. Ibaratnya kalau sudah lama

jangan sebut almarhum lagi lah, sebut ‘bapak’ atau apa, jadi biar orang ini gak lupa

orang ini udah gak ada. Jadi ya bahkan itu bisa dibalik juga, kalau dia baru

meninggal pun jangan sering sering disebut nama, karena kita ingetin lagi itu udah

almarhum. Jadi ada masanya sih.

Nah, kalau menurutku, kamu juga harus memperhatikan konteksnya. Kalau

kamu mau menjadikan in general juga gak masalah, tapi ya mungkin yang lebih

aman sih yang books of memories. Jadi mungkin akan membantu me- reminiscence

ya, jadi kayak ada masa kecil, bisa jadi hewan ini baru datang, jadi tujuannya tuh

untuk kita inget yang baik baik, secara kronologikal. Misalnya nih kamu bikin buku,

sediain templatenya, sebelahnya kamu kasih picture, ibaratnya kayak ini kamu bisa

di download loh, bisa di print. Kemudian untuk bisa di tempel.

Page 29: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

liii

Sebenarnya healing process juga ya, kayak mengingat kembali “oh ini waktu

kita pergi kesini” tapi yang di catat tuh memori memori yang didalam pikiranmu,

dan kamu memang ingin hewan ini diingat dengan yang begitu. Jadi misalnya kamu

ready juga untuk mengingat ‘ini siapa’ oh ini someone dearly for me, dan kamu

bersedia untuk share ke orang lain, yang orang lain tangkap ya seperti kamu mau

orang lain untuk mengingat tentang hewan ini. Dia adalah hewan hewan yang

sangat loyal, yang sangat penyayang, bisa tau darimana ya? Ya dari buku ini. Jadi

ya by kronologis, gitu, dan mungkin pas dia meninggal ya create suatu memori yang

positif, gitu. Jadi ya bukunya yang book of memories, dan yang pengen orang lain

ingat, atau ya hal pertama yang kamu pengen ingat tentang dia.

P: Mbak bisa jelasin lebih detail nggak kenapa journal itu bisa disebut salah satu

media yang bisa dipakai?

N: Yang tadi kubilang ya, human tuh complex, jadi muatannya sifatnya tuh gak

linear. Maksudnya gimana? Jadi misalnya tuh gini karna dia, hewannya meninggal,

gak pasti juga orang itu sedih. Berarti kan bisa beda ya, padahal yang ini rasa

sedihnya sampai bagaimana, yang situ rasanya bagaimana. jadi memang se-

complex itu. Dan ada termasuk juga, pikiran sama perkataan, itu yang bukan untuk

konsumsi teman, bukan sesuatu yang bisa kita sampaikan kepada orang lain. Karena

saya sebagai makhluk sosial, saya juga sebagai makhluk individual, dan saya juga

gak mau orang lain tuh tau. Itu kalau saya bilang ya masih wajar, bukan berarti kita

kepribadian ganda ya, tapi memang ourselves itu ya konsumsinya hanya bisa

dengan orang yang kita anggap benar benar aman.

Page 30: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

liv

Nah, masalahnya emosi itu jalannya tidak bisa diatur. Kalau misalnya kamu

diperlakukan gak enak oleh orang lain ya pasti kamu akan merasakan emosi

negative, yang nanti akan membedakan itu ya perilakunya. Contohnya kamu bisa

merasakan kesel banget sama aku, tapi perilaku kamu bisa ketawa ketawa, ya

karena mungkin kamu merasakan saya dosen. Gak mungkin dong saya

menunjukkan saya marah, tapi kan emosinya gak salah. Ya makanya saya selalu

bilang, emosi itu gak salah, yang salah itu perilakunya. Makanya kenapa penting

banget untuk merasakan emosinya, yang saya rasakan tuh apa. Jangan sampe jadi

benang kusut. Emosi mempengaruhi pikiran, lalu pikiran mempengaruhi perilaku,

terus kusut semua. Nah itu yang kadang membikin orang tuh punya masalah.

Nah, journal itu adalah sesuatu yang bisa mengurai benang itu. Karena itu

journal ya berarti kamu kayak seperti curhat kan, buat siapapun itu. Biasanya ya

buat diri sendiri. Misalnya kayak “eh tau gak sih tadi aku mau ngebunuh si X dia

kok ngeselin banget ya” nah itu kan gak bisa kamu sampein ke orang lain ya, jadi

ibaratnya kayak gaada boundaries yang bisa bikin kamu merasa di judge lah. Jadi

itu adalah the truth. Jadi sesuatu yang kamu gak bisa admit di luar, ya kamu admit

di sini secara emosi, sesuatu pikiran yang kamu gak bisa kamu sampein diluar,

kamu uraikan di sini. Sesuatu yang kamu gak bisa jelaskan diluar, tapi bisa jelasin

disini. Jadi ini sangat baik untuk bisa exercising, your true self itu tetap keluar,

walaupun gak sampe ke pintu pintu yang kamu yang gak kepengen kamu dengerin

untuk tau.

Jadi ya tadi, journaling itu sangat bagus, katarsis, balik lagi efeknya ya semua

dari dalam harus disampein, dengan menulis. Yang aku harapin sih menulis ya,

Page 31: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lv

bukan mengetik. Karena kalau menulis itu sama saja dengan exercising energi, jadi

bisa jadi nih pas kamu lagi marah, kan ada tekanannya tuh, tekanannya itu kadang

ada healingnya. Beda kan kalau ngetik ya rasanya sama aja. Mungkin ya bisa dibaca

sedang marah ya tapi efeknya gak sama pas kamu lagi menulis secara manual.

Apalagi kalau misalnya buku itu kamu jadikan scribbing, misalnya kamu mau

gambar atau apa. Biasanya juga ada orang yang keberatan untuk menulis, biasanya

mereka maunya untuk menggambar atau menulis puisi. Ya itu boleh, kan cara orang

beda beda ya. Sedangkan client aku tuh udah banyak banget yang bikin puisi. Jadi

aku baca kan, kayak “kenapa nih kok kamu marah?” ya itu dari puisinya. Karena

louder gitu bunyinya “kenapa kok ada scribbing yang gimana gitu bentuknya?” jadi

ya aku bebasin. Bahkan ada yang nulisnya di tepi tepi, jadi ya terserah. It’s your

book, your life.

Bahkan aku suka bilang, kalau kamu curhat suka panjang, malemnya mungkin

kamu akan pusing. Banyak yang akan keluar, karena ya akhirnya kamu keluarin,

gak disimpen dalam gudang yang kamu tekan. Dan itu bagus, ya karena mungkin

kamu akan lanjut ke langkah selanjutnya yaitu untuk cerita ke orang yang kamu

nyaman. Jadi setelah journaling harusnya cerita sih. Tapi ya kalau kamu siap, kalau

gak siap ya nanti dulu. Journaling aja udah cukup aman kok.

P: Oke mbak, pertanyaan ku itu aja untuk wawancara hari ini. Terima kasih atas

waktunya, mbak.

Page 32: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lvi

LAMPIRAN C: FOCUS GROUP DISCUSSION

Transcript FGD

Moderator: Hubungan seperti apa yang kalian miliki dengan peliharaan kalian?

Evan: Kalo ikan, gua punya bond yang kuat karena gua yang ngurusin, jadi ya gua

saying ikan gua sekadar kasih makan, gua rawat akuariumnya sampe bersih, gak

gua ajak maen. Beda sama nyokap gua yang sayang sama ikannya sampe dielus-

elus gitu karena dia ngurusin. Terus kalau anjing kelinci gitu gua lebih ada bondnya,

apalagi anjing ya, karena anjing itu bisa diajak main, diajak bercanda, bisa

diomelin, terus ya lucunya ya kalau anjing kan kalau udah ada karakteristiknya dan

campuran, nama anjing gua ini Bun-bun. Lucunya ya dulu dia pernah kencingin

barang gua apa gitu ya, udah gitu gua omelin ada 5 menit, gua bentak nangis loh.

Udah sesayang itu sih, udah anggep jadi kayak adek juga, kayak family gitu. Oh ya

Page 33: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lvii

ada satu lagi ada piaraan yang terakhir banget meninggal, salamander. Salamander

ya baru mati bulan lalu padahal disayang banget. Mati kenapa ya, itu lampunya

jatuh ke akuarium. Sampai 3 hari sedih tuh.

Moderator: Thankyou Evan, ada yang mau jawab lagi?

Ivan: Mau jawab duluan dari gua sih, gua sih gue setuju sama Evan gitu.. kayak

nggak semua peliharaan istilahnya bisa punya bond yang sama kayak misalnya

sama anjing sama kucing gitu, untukku sendiri untuk peliharaan dulu hamster, itu

pertamanya itu lebih ke penasaran sih.. gimana punya hamster gitu kan. Terus dari

situ ya punya hamster itu jadi lebih untuk hiburan gitu, melepas stres itu kan sambal

merawat, sambil gua bersihin kandangnya, juga bisa habis bekerja gua main sama

hamsternya gitu. Untuk anjing yang sekarang itu ya lebih punya bond lah, kayak

kata Evan tadi, kita bisa lihat gitu.. kalo di lagi bosen ya kita ajak main gitu gitu.

Moderator: Oke thankyou Ivan, untuk selanjutnya ada yang mau lagi?

Verren: Aku setuju sama Ivan dan Evan. Kalau ikan personally aku cuman

melakukan tanggung jawab aja, bersihin akuarium dan paling nyapa-nyapa aja,

sekadar nyamperin pas nyelupin jari.

Aku juga setuju kalo karakteristik tiap anjing atau kucing itu beda beda, meskipun

ada orang yang bilang semua anjing atau kucing itu sama. Dan personally aku ke

kucing aku, aku lebih kayak yang ke anak gitu- ngasih makan, minum, cekin dia

Page 34: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lviii

sakit apa nggak, bercandain, atau omelin kalo dia bandel.. jadi ya lebih ke keluarga

ya. Pengalaman aku pas punya anjing dikasih sama mami, aku kaget, aku nggak

nggak pernah research how to train a dog gitu. Habis itu jadinya kan aku nggak bisa

train, akunya pusing dan lagi nggak bisa banyak di rumah juga jadinya akhirnya

dia diadopt sama orang lain gitu. Tapi selama pengalaman melihara anjing, dia tuh

sangat clingy. Iya, anjing itu nggak bisa ditinggal sendiri. Kalau misalnya dari

pengalaman aku jadi kayak lumayan gampang deket sama ownernya. Lumayan

ngerasa kehilangan gitu sih pas dikasih ke orang lain, karena sama aku aku pun dia

bisa apa ya.. kayak dia ngerti lho aku lakuin apa, aku ngomong apa.. itu aja sih buat

aku.

Moderator: Oke thankyou Verren, selanjutnya mau ci Shirley dulu atau Fern?

Shirley: sebenernya aku kayak setuju juga sih sama bonding tiap peliharaan beda-

beda, kalua ikan menurutku sekedar cuma di akuarium itu doang, ikan aku juga

cuman celupin jari kayak Verren. Terus lebih kea arah kebersihan akuarium sih

soalnya itu tempat tinggalnya dia, biar nyaman. Terus kalau soal hamster, aku

punya hamster namanya Shushu, dia tuh hamster albino dan aku dapet ini itu karena

waktu itu ke petshop dan kebetulan hamster yang ada di situ tinggal dia doang, dan

ditawarin ownernya karena emang udah apa itu hanya dia udah lama banget di situ

tapi kayak gitu. Jadi aku bilang “oh ya udah”. Nah setelah punya, aku aku beli

hamster lagi namanya Panda karena warnanya. Kalau misalkan aku lagi main sama

si Panda, si Shushu kayak ga suka gitu. Pas Panda dimasukkin ke kandang Shushu,

Page 35: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lix

dia suka gigitin Shushu. Akhirnya aku omelin gitu, setelah itu entah kenapa si

Shushu stay di lantai dua kendang hamsterku, kayak ngerti gitu diomelin... dia

mungkin ngerti aku atau apa gitu. Udah. Emang istilahnya harus punya apa ya, heart

to heart connection sama mereka. Terus kalo anjing, sekarang aku punya anjing 2

anjing Tekkel, Cherry sama Latte. Anjing tekel naturenya suka cemburu dan jealous

banget. Sebenarnya aku takut gitu pas mau ambil Latte pas Agustus. Awalnya

Cherry benar-benar dempetin, kayak mau digigit gitu Lattenya. Untungnya sih

sekarang dua-duanya udah lumayan deket. Dan seperti yang Verren bilang, untuk

pelihara anjing itu gabisa ditinggal. Pas hari pertama Latte ini sampai di rumah, dia

tuh nangis-nangis gitu loh sampai subuh jam 3 pagi, sama kayak bayi. Makanya

menurut aku bonding aku paling kuat sama anjing. Dulu aku pelihara kelomang pas

SD cuman ngasih makan dan taruh di tangan jalan-jalan, eh pagi-pagi dia keluar

dari cangkang dan udah mati, aku shock deh.

Fern: Kalau aku sendiri, emang bonding bisanya sama hewan-hewan yang kayak

gitu. Karena setiap anjing beda beda sifatnya, ada yang cuek ada yang mau nempel.

Bagi aku sama keluargaku udah kayak keluarga banget. Bahkan aku sama

keluargaku suka ikut pergi ke Bali sama Yogya, ikut nginep di hotel. Udah kayak

anak angkat. Kalau misalnya hamster masih ada sekarang juga, ada berapa ya, lebih

dari 10. Hamster juga kerasa beda-beda karakteristiknya tiap hamster.. Kalau

pelihara anjing, kadang hewan kalau sakit ketauannya suka telat gitu, karena susah

dideteksi sendiri. Biasanya lemes aja.. dulu pernah sampe berdarah diarenya, lemes,

buru-buru bawa ke dokter. Aku bener-bener takut gabisa ketemu dia lagi soalnya

Page 36: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lx

dokternya bilang udah harus siap-siap kalo dia pergi, karena kayak keluarga dan

sayang. Jadi kalo mereka sakit kita beneran sedih. Kalau ikan mungkin lebih ke

aestetisnya ya.. dulu aku pernah pelihara kelomang pertama juga ga nyangka, dia

ternyata beda gitu sama kelomang yang lain, dia bisa dipanggil, gatakut dielus. Tapi

gak lama aku pindah ke Korea, dia meninggal gitu.. aku lebih ke “yah, sayang

banget” gitu. Satu hal yang aku perhatiin, aku pernah adopsi sama beli anjing. Aku

perhatiin kalo aku adopsi itu keliatan mereka bener-bener menyayangi keluarganya,

gatau karena masa lalunya kurang menyenangkan. Aku seneng banget dokternya

juga bilang “anjing ini jauh lebih bahagia dan udah move on sama pastnya.”

Moderator: thankyou semuanya untuk jawaban pertanyaan pertama.. kita lanjut ke

pertanyaan kedua, apakah ada peristiwa atau kejadian dimana kalian itu merasakan

bahwa kalian sangat menyayangi mereka? Ada yang mau menjawab duluan?

Evan: Tiap hari itu..

Moderator: Tapia da nggak kayak momen atau kejadian yang bikin “Gue sayang

banget sama hewan gue ini” apa gimana gitu..

Evan: Dua hari lalu gara-gara ini ini nih.. gue kan magang di Kuningan, nggak

pulang-pulang 5 hari, pengen ketemu mulu.. kayak ini sih, salamander ya, kayak

Ivan tadi ngomong beli hamster doang pengen tahu kan penasaran, sama begitu,

kebetulan lagi demen aquascape, eh malah lebih sayang sama dia daripada ikannya.

Bisa dikasih makan sambil gua samperin, suapin, gue pegang di tangan.. eh

Page 37: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxi

meninggal pada lagi sayang-sayangnya. Gue bisa sayangnya dia ini sama kayak

sayang sama anjing. Padahal mah beda sama anjing. Jadinya kayak temen sih, dia

gak kabur, nyamperin.

Moderator: Thankyou Evan.. ada yang mau duluan?

Verren: Kalau aku tuh beberapa hari yang lalu, kucingku ngumpet.. kan emang suka

ngumpet gitu di tempat yang sempit. Nah dia ini ke gudang gitu kan.. biasanya dia

gak pernah ngumpet di tempat yang gabisa diliat. But on that day, dia ngumpet

sampe ga keliatan… terus kita nyariin gitu gak ketemu-ketemu. Biasanya dia gak

pernah keluar dan takut, tapi hari itu pintu lagi dibuka jadi takut dia diculik orang

kan.. Pas ketemu tuh aku langsung nangis, di sana aku sadar sih aku sayang banget

sama kucing aku.

Evan: Kalo gua sih di rumah, paling deket tuh sebenarnya bapak sama adik gua,

lalu gua.. sebenernya kalo untuk momen kayak gitu belum ada, cuman dari hal dari

hal-hal kecil misalnya kalau misalnya gua ke rumah, kalo gua mulai bangun, dia

deketin gua gitu.. di rumah gua ini kan ada peraturan anjing gaboleh masuk rumah

lagi ya, jadi dia di garasi terus ada tempatnya sendiri. Jadi momen-momen kayak

kecil kayak gitu lah, kayak dia mulai deketin gua kalo gua di luar, terus ngajak

main, bawa gua bawa keliling komplek gitu.

Moderator: okay, thankyou Ivan.. selanjutnya siapa yang mau lanjutin?

Page 38: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxii

Fern: Aku dari kecil emang suka hewan, tapi anak kecil kan belum gitu ngerti sama

rasa sayangnya ya.. tapi pertama kali aku nangis ketika aku dapet anjing yang aku

dapetin penuh usaha. Kadang suka nangis berhari-hari kalo inget dia udah gaada,

pengennya mereka kembali tapi kan gabisa. Jadinya harus belajar juga kalo mereka

bakalan pergi dan gak akan kembali, cepat ataupun lambat gitu. Lebih bisa

menerima kalo umur mereka ga panjang dan gabisa selama itu sama aku. Sama

yang lain sih aku sayang semua.. waktu itu berat juga pas mau sekolah ke luar negri,

berat banget gak ketemu anjing dan keluargaku. Waktu itu aku pelukin satu-satu,

aku bilangin gaboleh nakal.. Lucunya pas papaku bilang aku mau pulang, mereka

excited gitu. Kalo aku pulang mereka excited banget dan gonggong gitu, nyambutin

aku. Aku bisa ngerasain kalo aku sayang mereka dan mereka juga sayang sama aku.

Shirley: Aku sendiri sih paling aku rasain sama Cherry, sekarang umurnya 12 tahun.

Dulu pernah dikawinin tapi istilahnya sebetulnya kaya masih terlalu muda berapa

bulan untuk dikawinin.. jadi ketika dia melahirkan istilahnya anaknya itu pas dilihat

sama dokter kok kayaknya ada banyak di perutnya, ternyata cuma ada dua, yang

satu cewek itu lahirannya di rumah tapi udah nggak terselamatkan karena katanya

ketubannya pecah duluan, setelah itu Cherry kayak kita lihat kok dia lemes gitu

kayak udah nggak sanggup untuk mendorong lagi.. akhirnya kita bawa ke klinik

bawa ke pet clinic sekitar jam 11 malem untuk di bedah caesar. Aku beneran

nemenin sampai subuh karena emang lama dari proses anestesi dan lain-lain itu..

aku ngelihatin gitu loh, maksudnya prosesnya aku ngelihatin nggak langsung, cuma

kayak gitu disitu tuh kayak ngerasa kayak takut kehilangan mungkin ya... karena

Page 39: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxiii

benar kan sebelum ke klinik itu beneran dia yang lemes banget itu, dan udah nih

ceritanya setelah melahirkan satu cowok, dia tuh mengalami kayak pendarahan

seminggu atau dua minggu setelah melahirkan gitu, awalnya kita kira mungkin

karena anjing perempuan kan emang bisa menstruasi juga, tapi yang kita bingung

kok sebelumnya tuh paling dua hari itu. Akhirnya kita bawa ke dokter hewan yang

dibilang ini ada pendarahan di rahimnya, jadi harus diangkat. Di situ dokter sampai

ngomong kayak ada kemungkinan nggak bisa nggak selamat.. waktu itu dia itu

kalau nggak salah baru 1 tahun berapa bulan gitu lah, jadi aku mikir kayak masa

sesingkat itu.. dokter bilang Cherry ini tuh anjing Tekkel yang kata dokter 1 banding

10 emang punya masalah kulit dan imun, Cherry ini kayak nggak boleh makan

daging ayam, sapi, makanya semua dog foodnya dia itu kalau nggak lamb ya pork

gitu. Waktu itu sempat juga pernah cerita kalau nggak salah enggak salah jadi waktu

itu satu rumah lagi keluar, terus Cherry itu kalau misalkan gak ada orang di luar dia

tuh di halaman belakang. Di sana kayak ada jendela jendela-jendela gitu buat

ngintip ke dalam. Nah dia suka berdiri-berdiri buat ngintip. Nah kukunya itu

nyangkut di dinding di dekat jendela itu yang pas dan patah, nah masalahnya

patahnya itu bukan patah cuma setengah tapi patahnya tuh sampai ke pangkal, udah

bukan patah kayaknya copot bahasanya.. pas aku pulang aku bingung, panik, di

halaman belakang banyak darah gitu.. udah panik kan nyari-nyari kemana sih si

Cherry gitu ternyata itu udah ngumpet kolong. Pas aku liat beneran kakinya

berdarah, kukunya masih nyangkut. Darahnya gak berenti-berenti. Akhirnya ke

dokter hewan malem-malem, untungnya ada satu staff yang ngerti gitu. Dikasih

obat bentuknya kristal, dan sebenernya dilarutin, tapi karena si Cherry udah parah

Page 40: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxiv

gitu, harus langsung ditempel dan bakalan sakit banget. Aku baru pertama kali

denger dia nangis bahkan dari kecil baru baru pertama kali, denger dia nangis gitu

yang benar-benar sampai istilahnya misalnya kayak aku pengen ikutan nangis gitu

loh.. aku bisa ngerasain kayak gimana cuma gara-gara obat itu doang.. dan disana

aku sadar gitu bondnya bisa sampe kayak gitu, istilahnya bisa dibilang kayak

kelalaian kita sebagai ownernya gitu kelamaan di luar dan kita nggak merhatiin..

terus si Cherry dari kecil kayak attached gitu sama aku. Jadi pas SMP dia harus

ditemenin dulu, kalau gak ya gak mau makan gitu harus nungguin aku pulang dulu

baru mau makan.

Moderator: thankyou ci Shirley.. yang ketiga, siapa yang paling sering mengurus

hewan-hewan peliharaan kalian? Ada yang mau menjawab duluan?

Verren: Aku boleh.. kalau aku sih di rumah aku dan mami aku yang urus.

Ivan: Kalau gua di rumah sih bapak sama adik gua.

Fern: Kalo aku beda-beda, biasanya papa sama mama aku soalnya aku kan kuliah

di luar negri. Jadi mau gamau gitu. Tapi papaku gak mau ngurusin hamster, jadi

biasanya mama, adek sama aku. Tapi biasanya ganti-gantian gitu sih gak masalah,

misalkan kalo papa aku ke luar kota yang urusin mama, kalo mama di rumah yang

urusin papa gitu. Kalo adek aku kan masih SD, dia gak bisa beresin kendang yang

bener-bener bersih gitu.

Moderator: Selanjutnya mau Evan atau ci Shirley duluan?

Page 41: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxv

Evan: Gua dah.. jadi tergantung hewannya apa sih, kalau misalkan hewan kayak

anjing gitu-gitu nyokap gua yang sering urusin.. karena gua kan kerja gitu. Kalo

ikan maintenancenya lebih mudah gitu, gak harus setiap hari, paling kasih makan

doang, perminggu cuman akuarium dan air gitu-gitu nyokap gua juga belajar.. kalo

ikan gua yang ngurus karena hobi juga. Kalo semua orang ada di rumah bareng-

bareng.

Shirley: Kalo ikan, adek aku kan masih SMP gitu, jadi kadang aku ngeliatin kalau

misalkan ada yang kurang bersih aku bantuin. Terus kalau misalkan untuk anjing,

sebelum Latte datang ke rumah sih waktu itu aku yang ngurusin, masalah kayak

kandang dan lain-lain. Mamaku juga lebih aktif untuk bantu ngurusin gitu, minimal

kasih makan. Tapi kalau misalkan untuk masalah kandang sih aku yang beresin dan

ajak main di rumah.

Moderator: Thankyou semua jawabannya.. kalian kan setuju setiap hewan punya

ikatan yang beda-beda dengan kalian, menurut kalian apa sih yang bikin bonding

kalian kuat sama hewan peliharaan kalian?

Shirley: mungkin kayak cara berinteraksi kali ya.. karena dari pertanyaan 1 dan 2

pada bilang kalo bondingnya itu tergantung jenisnya, karena setiap jenisnya punya

tingkat interaksi yang berbeda.. kayak ikan nggak bisa berinteraksi kayak anjing,

kenapa istilahnya aku punya ikatan yang lebih kuat sama anjing-anjing aku

ketimbang sama hewan peliharaan lain, mungkin karena

Page 42: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxvi

mereka bisa diajak interaksi. Mereka bisa diajak apa istilahnya- berbicara secara

emosional, juga anjing ngerti emosi manusia ketimbang hewan peliharaan lainnya

gitu. Jadi mungkin aku itu sih..

Cara interaksinya, terus cara kita ngurusinnya.. semakin semakin tinggi

maintenance hewan itu menurut aku tingkat apa ya- kalau misalkan ikan paling

paling akuarium dan lain-lain itu, gak seberapa ketimbang anjing yang kalau

misalkan dia sakit harus ke dokter hewan, terus kita juga harus beli makanannya

yang istilahnya harganya juga lebih tinggi. Kita sadar kita udah ngurus dia dan

keluar uangnya lebih banyak untuk dia gitu. Jadi kayak kalau misalkan sesuatu

terjadi sama dia, pasti kita lebih ke yang ini dibandingkan ke hewan lain.

Moderator: makasih ci Shirley, yang lain mau ada yang nambahin?

Evan: Mostly setuju sih sama apa yang dibilang. Semakin banyak effort yang

dibutuhkan buat ngurusin hewan itu, makin kuat bond yang ada. Semakin banyak

maintenance binatang itu kita jadi punya ngurusin gitu loh, udah gitu diimbangi

dengan timbulnya kita jadi sayang. Kalau kayak tadi mau nambahin aja sih, kalau

ikan sih kenapa bisa ga sedih kalo kenapa-kenapa. Kalau anjing tuh keliatan dari

raut wajahnya gitu, bisa berubah kerasa banget. Kalo ikan sedihnya ngga se

emosional itu, tapi lebih ke “sayang banget” udah rawat sehat, kayak nanem pohon

di dalemnya juga gitu.. Tergantung harganya juga, kayak temen gua punya ikan

predator harganya mahal banget, makannya juga ayam. Dia sayang banget tuh

sampe suka diajak ngobrol. Harganya jutaan tuh.. kalo gua sih enggak ya, ikannya

Page 43: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxvii

murah, tapi aquarium dan isinya yang mahal. Kalo dibilang kayaknya udah belasan

juta gitu keluarnya, jadi dibilang murah ya enggak.

Fern: Kalau buat aku, apa yang bisa bikin kita bonding sama hewan itu..mungkin

waktu yang kita spend dan aku yakin mereka bisa ngerasain sih mereka sayang

sama kita apa enggak, dari perilaku kita ke merekanya. Karena mereka bisa

ngerasain kita sayang sama mereka, mereka mau respon dan deket sama kita. Dari

selama pelihara hewan sih itu ketulusan dari kita sendiri yang akan bikin mereka

merasakan kita bener-bener sayang sama mereka apa enggak, dan itu yang bikin

bantu bond kita sama mereka.

Moderator: Okay thankyou Fern.. kalau dari Verren sama Ivan ada tambahan?

Verren: Aku gaada ya, setuju sama yang udah disebutin.

Ivan: Kalo buat gua sih, gua setuju juga sama yang disebutin.. kalau apa namanya

kebiasaan-kebiasaan gitu loh sama habit, misalnya sama anjing sama hamster kan

beda gitu kan. Kalau hamster misalnya diajak main, dikasih mainan gitu. Kalau

anjing kan lebih- iya bener, jadi kayak lebih sentimental, lebih emosional dibangun

ininya, karena kebiasaan yang beda-beda itu. Itu aja.

Yolanda: Oke.. selanjutnya, apakah topik mengenai hewan peliharaan sulit untuk

dibicarakan?

Page 44: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxviii

Fern: Menurutku, yang namanya duka atuh dari awalnya pasti akan pasti akan

susah.. tetapi seiring waktu pasti akan bisa lebih menerima keadaan dan bisa lebih

dengan lebih oke lah. Tapi semua orang tuh masa dukanya beda-beda, kayak temen

aku ada yang sampe berbulan-bulan tuh masih nangisin anjingnya, dan kalau

ditanyain tuh jawabnya “nanti ya, belum siap” gitu.. buat aku sih mungkin karena

udah lewat berapa tahun lalu, jadi udah nggak seberapa sedih dan enggak susah

lagi untuk cerita apa yang terjadi, udah moveon gitu..

Moderator: thankyou Fern.. kalau dari yang lain?

Ivan: Kalo menurut gua itu subjektif ya.. istilahnya deket banget sama hewan

peliharaannya, ada orang yang kayak lebih ke “ya udahlah”, tapi balik lagi emang

kalau misal ngomongin segala kedukaan sih tetep pasti ada ada yang di tahan tahan

dulu gitu, apalagi kalau yang masih baru-baru gitu kan..

Moderator: thankyou Ivan.. kalau dari Verren atau ci Shirley?

Verren: Kalau aku sih personally buat aku masih rada sulit ya, karena aku dulu

pelihara mamanya kucingku 7 tahun yang lalu, dia tuh meninggal.. aku masih inget

dingin badan dia, somehow aku masih gabisa ngebayangin itu sama kucingku yang

sekarang. Kucingku yang sekarang itu aku mau dia tua sama aku, gamau kasih ke

Page 45: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxix

orang lain.. kalau luka duka itu sendiri sih someday pasti ada, dan susah buat

diomongin sih.. itu aja.

Moderator: Selanjutnya, mungkin Evan?

Evan: Gua setuju sih sama Ivan tadi, subjektif gitu kalo hewan peliharaan

meninggal, tergantung orangnya juga, ga cuman binatangnya. Pernah kan ada orang

yang personalitynya kayak “yaudah.. meninggal, sayang banget” gitu. Temen gua

ada juga yang anjingnya sakit dikit dia udah kayak misalkan dia punya adik

meninggal gitu kalah heboh. Sampe kayak dulu anjingnya sakit tuh ada sebulan

storynya dipenuhin foto-foto anjing. Balik lagi ke orangnya seperti apa dan

bondnya seperti apa.

Yolanda: Thankyou Evan, kalau ci Shirley?

Shirley: Kalo aku tergantung konteksnya ya.. orang yang diajak ngomong gimana

gitu, kadang ada orang-orang yang- contohnya mamaku kalo lagi kesel kalo aku

ceroboh kalo lagi ngerawat, mamaku bakalan bilang “Udahlah Cherry idupnya

gausah lama-lama” gitu obviously bikin kesel gitu sih, istilahnya tanda kutip

disumpahin mati. Kalo konteksnya karena kesel terus disumpahin mati itu aku kesel

sih. Tapi kalo misalkan misalkan ngomong itu baik-baik, kayak teman aku waktu

kemarin itu sempet bawa topi kayak Cherry udah t12 tahun gitu, apa enggak coba

cari adopsi anjing lain gitu misalnya kayak “lu siap-siap aja gini gini gini”.. kalau

kayak gitu kan lebih approach ya. Oh iya kayak gue juga sadar udah 12 tahun..

mungkin memang harus prepare gitu kan saja meskipun. Kita nggak pernah tahu

Page 46: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxx

yang namanya kematian itu kayak gimana, sama sih kayak manusia, biarin

sekalipun kayak kita nggak mau dengar, pasti akan terjadi gitu dan menurutku kita

pun harus siap-siap aja sih dan menurutku tergantung tadi itu cara approach

orangnya kayak gimana ngomongnya. Kalau misalkan ngomong lembut ya

mungkin masih it's okay, tapi kalau misalkan ofensif ya otomatis kita juga gak

terima gitu.

Moderator: Okay, thankyou semua atas jawabannya dari pertanyaan 5. Nah kan bisa

disimpulin semuanya udah pernah ngalamin kematian hewan dari kecil ke gede.

Apa perasaan kalian dan dampaknya bagi kehidupan kalian?

Evan: Gua duluan ya, dulu gue punya anjing Tekkel, lebih tepatnya hilang bukan

meninggal. Nah itu tuh katanya pas kecil sih gua sedih, nangis. Terus dari TK itu

sampai SD kelas 4 kelas tiga itu yang ngerengek itu minta anjing anjing. Nah dapat

lagi tuh anjing persis, cewek, namanya Luna. Nah pas itu kelas 4 di kelas 6 SD itu

terpaksa dikasih saudara di Jakarta karena gue tuh keluarga maupun Yogyakarta

dan susah kan bawa anjing Tekel, apalagi anjing gua itu dia pengecut, dikit-dikit

takut, stress, jadi nggak kita bawa, makanya kita saudara. Nah beberap hari itu gua

badmood banget. Terus kalau misalkan binatang meninggal itu, dulu ini kelinci

sama hamster, hamster sih lebih ngena. Gua tuh gak beli, tapi nemu. Dulu di Jogja

pas jalan pagi, bokap gua liat kucing mau gigit hamster. Nah diselamatin sama kita

tuh. Nah kita mau pindah lagi ke Tangerang. Gua kantongin hamsternya dari Yogya

ke Tangerang diem-diem di pesawat. Gua dulu benci banget sama hamster, udah

Page 47: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxi

gua sayang-sayang, gua rawat gua pelihara, sempet badmood banget berhari-hari.

Kayak ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Ada kata temen-temen gua katanya

“gara-gara hamster ngebentak orang”. Nah terakhir tuh Salamander, kesel sama diri

sendiri gitu. Lampu-lampu bisa jatuh kan tandanya gua nggak nggak bener

masangnya gitu.. salah pasang malah bikin kesetrum, nggak tenang matinya gitu

kayak dihukum mati. Jadinya marah sama diri sendiri, kalo diinget-inget masih

kesel sama diri sendiri gitu sampe sekarang.

Yolanda: Oke thankyou Evan.. yang lain?

Shirley: Jadi dulu itu pas aku SD, aku punya anjing namanya Scooby. Scooby ini

karena dulu itu aku tinggal di rumah nenek aku, jadi waktu itu ada Om aku. Di situ

Om aku lebih ngerawatin karena aku masih SD. Jadi maksudnya sekedar kasih

makan aja. Dulu itu aku ingat banget setelah 2 tahun kalau nggak salah aku menikah

pindah ke Semarang, dan Scooby ini dibawa di depan muka aku waktu itu.. dulu

dibawa di mobil, aku lihat dia pergi itu beneran sampai nangis pas masih SD itu.

Sampe sekolah ga fokus. Kepikiran terus si Scooby ini gimana ya di Semarang.

Makan pun porsinya jadi dikit. Kalo ga salah sebulanan gitu, udah lupa. Terus kalo

ga salah dua tahun lalu om aku ngabarin, katanya apa Scooby udah gaada, karena

emang udah tua gitu, mau jalan matanya udah rabun, sempet jatuh dari tangga..

kata dokter hewan nya udah di suntik mati aja, karena beneran dia tuh untuk makan

pun untuk melihat mangkoknya udah nggak bisa gitu. Jalan pun udah nggak bisa,

jadi benar-benar hidup kita cuma di tempat yang sama gitu makan disuguhin dan

lain-lain gitu.. kita bukannya merasa keberatan gitu untuk ngesuguhin dia makan

Page 48: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxii

dan nemenin, cuman semenjak kejadian dia jatuh dari tangga dan apa namanya

matanya udah kayak gitu tuh, udah nggak kebayang lah kalau itu manusia beneran

gimana sakitnya dia. Akhirnya dilepasin aja gitu di relain aja.. aku sedih sih, aku

langsung kayak nyari album foto dulu gimana ya si Scooby gitu pas lihat tuh kayak

sedih aja gitu.. pas dulu dia aktif, aku ajak main dan lain-lain. Itu sedihnya yang

ngaruh sih.. ngaruh sih itu ada kali sebulan atau dua bulan gitu aku mikirin terus.

Jadi karena Scooby dan Cherry ini warna dan jenisnya jenis yang sama, kadang

tetep keinget Scooby juga. Kadang suka salah manggil juga manggilnya Scooby.

Itu sih yang paling aku rasain.

Fern: Jadi dulu SD aku punya golden, tapi dulu aku sama papaku ga sanggup

ngurusin, makan waktu dan tenaga jadinya dikasih ke orang lain. Waktu itu aku

ngerasa sedih banget karena salah satu temenku bakalan pergi, kalau si Goldie ini

gak ada.. tapi gapapa dia pergi ke rumah tante aku, jadi aku gapapa bisa liat dia gitu.

Tapi beberapa tahun dia dikasih ke orang lain, ga bilang ke aku. Tapi aku juga gak

marah, aku juga gapunya hak juga atas yang selama ini yang rawat tante aku, aku

nggak bisa marah. Dulu pas 2017 aku punya anak anjing Corgi, mukanya unik gitu.

Si beauty ini matanya beda dari yang lain gitu, matanya ada missmark. Dan aku

juga gak berani jual karena di Indonesia, anjing unik itu suka dijadiin tren dan

diperkembangbiakan. Tapi waktu itu aku waktu itu mau ke Korea, dan kata

mamaku gak akan bisa mau pelihara Corgi 5. Waktu itu aku sakit hati banget karena

mamaku juga ga diskusi banyak mau dikasih ke siapa. Aku sedih sih, tapi satu hal

yang aku inget tuh kalo inget, anjing itu lebih bahagia daripada sama aku dulu,

Page 49: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxiii

bahkan dia sampe ke Bali. Jadi yaudahlah lebih bahagia gitu. Apa sih yang lebih

penting dari kebahagiaan mereka? Perasaanku jadi gak gitu penting karena mereka

lebih baik dan disayang sama satu keluarga, kecuali kalau disiksa pasti aku akan

usaha buat ambil balik lagi. Jadi lebih ikhlas kalo liat mereka bahagia gitu.

Yolanda: Thankyou Fern, selanjutnya mau Ivan atau Verren dulu?

Ivan: Gua deh. Gua personally bukan orang yang mikirin kesedihannya gitu loh.

Gua kalo misalnya- dulu beberapa tahun yang lalu sempet melihara anjing terus

beberapa bulan meninggal. Lebih ke kecewa sama diri gua sendiri, karena kalo udah

mempunyai peliharaan kita tuh jatohnya kayak udah tanggung jawab kita gitu.

Jatohnya kayak nyesel kenapa gak bisa lebih baik ngerawatnya daripada ini.

Terutama yang waktu itu matinya, dulu tuh gua sama keluarga gua gak terlalu ngerti

buat ngerawat anjing, kayak ke dokter, vet atau imunisasinya gitu. Dulu tuh matinya

karena ada istilahnya patch gitu di ininya- jadi matinya tuh gara-gara itu. Dia sempat

sakit-sakit lemes gitu, terus maaf kayak kotorannya berdarah gitu. Terus sempet

mikir kayak “udahlah gua gausah punya peliharaan lah kalau gak bisa ngurus gitu.

Verren: Kalo aku sih agak beda ya, karena terakhir kali aku ngerasain kehilangan

hewan peliharaan aku sekitar 7 tahun yang lalu, mamanya kucing aku. Aku tuh

kayak deket sama kucing itu baru semingguan gitu, aku pas dia kemarin aku cuman

kayak agak, wah ternyata bukan gimana sih kayak kaget aja gitu, dan cuman aku

mungkin lebih banyak rasanya tuh dikasih orang gitu kali ya.. lebih ke situ sih..

Page 50: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxiv

Yang aku lumayan agak nyesel itu anjingku sih.. perasaan kesel kayak “I should’ve

done better” nyampe sekarang tuh masih kayak gitu. Kayak kalau inget nama dia

Aldric dan muka dia pas dia sedih itu aku jadi sedih juga. Terus kayak kucing-

kucing yang sebelumnya udah dikasih itu kayak ah, kenapa dikasih orang. Terus

ada kabar dari pemiliknya kayak dia ilang.. kan kalau misalnya gue yang melihara,

enggak bakal ilang gitu kan. Jadi kayak lebih bikin nyesel.. kayak gitu sih

perasaannya.

Yolanda: Thankyou Ferren.. untuk selanjutnya, ada gak sih dari kalian denger

perkataan dari orang lain yang pernah bikin kalian sakit hati soal kematian hewan

peliharaan kalian?

Ivan: Kalo gua sih gaada kayaknya, soalnya gue nggak terlalu apa.. kalau kata-kata

gak ada yang pernah ngatain gitu ke gua kenapa dia mati atau gimana.. palingan

kalo temen deket gua kayak “Oh ya sayang banget” paling kaya gitu itu pun. Juga

kayak gua ada kalau ada kata-kata gitu gak take it personal sih.

Fern: Buat aku gak pernah juga sih, aku considering orang lain, mereka gak bisa

relate sama aku dan hewan peliharaanku. Karena, mereka paling bisa bilang “jangan

sedih ya, sabar ya” tapi mereka gapernah bilang “ngapain sih cuman hewan aja kok

dipusingin”. Mungkin kalo di socmed sering ya. Jadi tiap orang kan beda-beda ya,

jadi ya yaudah jangan diambil hati gitu.

Page 51: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxv

Shirley: Kalo aku sih gapernah sampe offensive gitu, paling kayak “sabar ya..” ,

tapi pernahnya pas aku cerita tentang Scooby gitu, dia bilang “yaudah kan sekarang

ada Cherry” tapi kan beda, bukan gitu maksudnya... paling gitu sih. Cuman kan

karakteristik hewan kan beda-beda gitu.. yang aku alamin sama Scooby kan beda

sama Cherry. Gak aku apa-apain juga. Cuman kata-kata kayak “adopsi baru aja” itu

pernah sih..

Verren: Balik lagi kayak yang diomongin sama Fern, respon orang kan susah

dikontrol. Ada orang yang suka banget sama hewan, atau ada yang gasuka gitu sama

hewan. Kayaknya buat aku gaada sih, gaada yang sampe nyakitin.. tapi temenku

jujur gitu bilang “sorry yaa gabisa relate” gitu.

Moderator: Oke makasih Verren.. kalau dari Evan ada gak?

Evan: Ada dong.. jadi kalo yang anjing udah pada yang punya ya, paling kayak

“sabar ya”.. nah tapi yang Salamander sih karena orang lain liatnya itu menjijikan

gitu kayak cicak. Kan namanya Kepin ya. Terus dibilang “Yailah binatang bodoh

kayak Kepin gitu disedihin, masa sedih”. Gak marah sih cuman kayak pissed out

aja, tau sih orang-orang kalo seapapun yang orang ngomong, yang punya koneksi

sama binatangnya kan kita, jadi kita yang tau nilai kedekatan di mat akita itu

berartinya gimana. Jadi wajar sih mereka ngomong gitu sih.

Page 52: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxvi

Yolanda: Oke, thankyou. Nah kan kalian udah mengalami dukanya masing-masing,

cara apa saja yang kalian lakukan untuk mengatasi duka tersebut? Kayak apa yang

dilakuin keluar dari rasa sedihnya gitu.

Evan: Kalo gua sih dengan cara produktif, jadi gua ngedistract diri gua sendiri gitu.

Misalkan pas waktu itu itu kelinci meninggal, hamster meninggal, Salamander

meninggal, anjing ilang. Lucunya biasanya gua ga belajar, gua malah belajar. Ini

pas Salamander meninggal gua sibuk produksi. Itu doang sih. Dikit-dikit ngobrol

juga, kemaren mati, gitu udah.

Fern: Aku sih sama yang Evan udah bilang, aku sih suka ngasih diriku self-

affirmation, kayak gapapa, mereka udah di tempat yang lebih baik dan misalkan

kalo mereka sakit, aku mikirnya mereka udah ga sakit lagi, kalo mereka di sini sama

aku dan sakit, lebih baik mereka pergi gitu. Ga terus-terusan sedih atau gabisa

terima. Karena aku tipe aku yang sedih pasti gabisa ngapa-ngapain, bisa ngancurin

hidup aku. Selama kita udah bisa ngurus mereka dengan setulus hati kita dan

lakukan yang terbaik yang kita bisa, kalau harus pergi itu udah bukan urusannya

kita lagi, jadi harus ikhlas aja. Gitu sih kalo aku.

Moderator: Thankyou, Fern.

Verren: Aku sama kayak Fern kali ya lebih yang kayak ikhlas gitu, udah di tempat

yang lebih bahagia dan dia udah nggak perlu sakit-sakitan lagi kayak gitu.. Kalau

misalnya aku sih gitu ya.

Page 53: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxvii

Ivan: Kalo dari gua sama sih singkatnya sama kayak Fern dan Evan juga, kalau

misalnya udah mati tuh, kan udah di luar di luar tangan kita, kayak yang udah lewat

ya udah lewat. Palingan kalo udah kesel tuh berasanya kayak “Kenapa bisa kayak

gini” tapi kalau dipikir-pikir lagi, oh iya sih mungkin emang emang udah waktunya.

Gitu aja.

Shirley: Aku juga setuju sama Verren, kayak positive thinking aja gitu, tapi di satu

sisi aku setuju sama Evan, cari kesibukkan lah kayak produktif. Soalnya kalo

positive thinking pasti kepikiran sih. Yang aku lakuin itu ngejauhin social media

yang hewan gitu, ngeskip dulu beberapa hari sampe pulih. Aku sih soalnya kalo

banyak pikiran aku lebih ke arah sibuk, kalo ga tidur ya makan gitu.

Moderator: Thankyou semuanya untuk jawabannya. Semoga hewan kalian yang

lagi dipelihara juga sehat selalu sampe jangka waktu yang lama.

Page 54: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxviii

LAMPIRAN D: KUISIONER

Page 55: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxix

Page 56: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxx

Page 57: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxxi

Page 58: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxxii

Page 59: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxxiii

Page 60: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxxiv

Page 61: LAMPIRAN A: FORMULIR BIMBINGAN

lxxxv