lampiran a: hasil kuisioner

64
xviii LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xviii

LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

Page 2: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xix

Page 3: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xx

Page 4: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxi

Page 5: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxii

Page 6: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxiii

Page 7: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxiv

Page 8: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxv

LAMPIRAN B: TRANSKIP WAWANCARA SEJARAWAN Wawancara Ahli

Wawancara dilakukan dengan Agus Setiyanto, seorang sejarawan asal Bengkulu.

Wawancara ini dilakukan via aplikasi zoom pada Kamis, 18 Februari 2021 pada

pukul 09.35-10.03 WIB.

P: Penulis / N: Narasumber

P: Halo, Selamat pagi pak.

N: Ya.

P: Ya, perkenalkan kembali. Nama saya Agnessa Nathania Dessandra dari

Universitas Multimedia Nusantara. Saya sedang mengerjakan tugas akhir

tentang perancangan media informasi mengenai kisah Pahlawan Nasional

Fatmawati. Untuk hal itu, saya membutuhkan wawancara dengan

sejarawan untuk kebutuhan pendalaman mengenai kisah Pahlawan

Nasional Fatmawati itu sendiri dan juga tentang fenomena yang terjadi

dari sudut pandang Bapak sebagai sejarawan. Ya, sebelumnya saya minta

ijin untuk mendokumentasi kegiatan wawancara ini ya pak.

N: Ya.

P: Sebelumnya saya screenshot dulu ya pak sebagai bukti laporan.

N: Ya. Oke.

P: Ya. Pertama-tama, boleh perkenalkan nama, diri Bapak secara singkat

terlebih dahulu? Seperti sudah lama berkecimpung di dunia atau di bidang

sejarah ini?

Page 9: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxvi

N: Ya, saya lahir di Kudus 21 April 1958. Pendidikan S1 dari Undip

Diponegoro Semarang. Nah masuk tahun 79, lulus tahun 84 jurusan

sejarah, S2nya di UGM juga program studi sejarah lulus tahun 95 masuk

92 kemudian S3nya di UIN Sunan Kalijaga mengambil studi Islam juga

tentang sejarah Bengkulu.

P: Ya.

N: Nah sekarang posisinya sebagai dosen di Universitas Bengkulu sejak 1987

sampai sekarang.

P: Kalau dalam bidang sejarah, sebagai sejarawan sudah berapa lama ya pak

kira-kira?

N: Ya sejak kuliah di Undip sudah sebagai mahasiswa sejarah sampai hingga

saat ini.

P: Oh ya. Baik, saya mulai pertanyaannya ya pak.

N: Oke.

P: Ya. Jadi sebelumnya juga saya sudah mencari-cari tentang data-data

dan menemukan beberapa fakta bahwa seperti dari webinar Kepahlawanan

generasi muda itu mulai tidak mengenali mengenai sejarah-sejarah para

pahlawan dan juga jasa-jasanya. Menurut Bapak, dari sudut pandang

sejarawan itu sendiri apa akibatnya apabila generasi muda sekarang sudah

tidak mengenal mengenai sejarah para pahlawan.Apa urgensinya dan

relevansinya dengan kehidupan saat ini?

N: Kalau kita bicara tentang generasi muda. Generasi muda inikan penerus

dari generasi tua ya.

Page 10: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxvii

P: Ya.

N: Ketika generasi sebelumnya tidak mewariskan sejarah bangsanya

termasuk juga sejarah pahlawan di tanah air kita maka sidak tentu

generasi yang kini tidak memiliki warisan tentang sejarahnya jadi

warisan sejarah itu memang harus diturunkan antara turun temurun

dari generasi ke generasi.Melalui apa? Ya melalui pendidikan formal,

pendidikan informal. Nah melalui pendidikan formal misalnya pada jaman

saya memang ada pelajaran sejarah hingga kami mengenal betul tokoh-

tokoh nama-nama Pahlawan Nasional.Oleh karena ini dipengaruhi oleh

kurikulum-kurikulum di dalam sekolah. Ketika kurikulum di dalam

sekolah tidak ada pembelajaran sejarah maka kita tahu bahwa kurikulum-

kurikulum yang kemarinkan sudah mengalami dinamika.

P: Ya

N: Sehingga pelajaran sejarah diganti dan disatukan dengan IPS dan

seterusnya sehingga sejarah secara khusus tidak ada sehingga guru-

gurunya pun tidak punya kesempatan untuk mengajarkan warisan-

warisan leluhur termasuk pahlawan dan nilai-nilai kepahlawanannya tidak

diajarkan. Memang di kurikulumnya tidak ada. Nah sekarang ini,

pelajaran sejarah semakin pupus karena memang tidak ada kurikulum

secara khusus. Sehingga akibatnya ya generasi kini tidak banyak yang

mengenal tentang sejarah. Banyak yang tidak mengenal tentang pahlawan-

pahlawan bahkan Pahlawan Nasional dan Pahlawan Daerahnya tidak kenal

tetapi tidak semua generasi muda, generasi milenial ini juga secara

Page 11: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxviii

mandiri ada yang juga malah ingin melihat apa saja sih warisan-warisan

budaya, produk-produk budaya masa lampau sehingga generasi yang

memang tidak semuanya mungkin segelintiran dua lintir generasi muda

yang memang peduli terhadap sejarah dan tertarik kepada sejarah. Oleh

karena itu, maka dia akan membuka kan sudah ada aplikasi di internet

google. Banyak sekali aplikasi-aplikasi internet yang digunakan untuk

memahami dan mempelajari, membrowsing apa saja yang ingin dia

ketahui termasuk para Pahlawan Daerahnya, para Pahlawan

Nasionalnya. Begitu.

P: Ya. Saya juga menemukan fakta bahwa dari Kongres Pancasila VI oleh

Pusat Studi Pancasila UGM dan juga Pattimura Ambon pada tahun 2014

mengatakan bahwa terjadi adanya bias gender dalam penulisan sejarah.

Jadi peran-peran perempuan itu sendiri jarang dibahas dalam sejarah-

sejarah lalu juga jurnal, data dari jurnal Wulandari tahun 2020 juga

mengatakan demikian. Bahwa peran perempuan itu jarang dibahas di

sejarah nasional dan juga sejarah dalam pendidikan formal

terutamanya.Menurut Bapak apakah itu relevan?

N: Ya, masalah gender dan peran sejarahnya ya.Saya kira ini memang sejarah

dikemas sedemikian rupa dan dalam konteks tradisinya. Oleh karena ini,

dulu tradisi kaum perempuan tidak banyak.

P: Ya.

N: Diberi kesempatan untuk bergerak, tidak banyak diberi kesempatan

untuk berperan di kehidupan sosial, kehidupan masyarakat, kehidupan

Page 12: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxix

berbangsa dan bernegara sehingga gender, peran perempuan ini pada

jamannya. Pada jaman kemarin-kemarin itu masih tersisih ya. Jadi masih

nanggung, sehingga karena tidak mendapat kesempatan, tidak

mendapat peran. Jadi gini, kenapa gender malah membias dalam

perkembangan sejarah. Ya itu tadi dipengaruhi oleh sejarah perkembangan

masyarakat kini. Nah pada jamannyakan memang perempuan tidak banyak

diberi kesempatan untuk berperan.

P: Ya.

N: Ya, dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat dan dalam

kehidupan sejarahnya sehingga tidak banyak diketahui peran

perempuan yang luar biasa. Hanya beberapa tokoh ya.

P: Ya.

N: Mengambil peran seperti Raden Kartini bahkan sebelumnya ada Cut Nyak

Dien dan dalam sejarah itu kan ada Ratu Lingga, Ratu Shima. Itu contoh-

contoh ya bahwa sebenarnya dalam sejarah, peran perempuan itu ada

kesempatan cuma banyak yang belum ditulis dalam sejarah.

P: Ya.

N: Peristiwanya ada tapi mungkin penulisan sejarahnya yang minim.

P: Ya

N: Tapi juga memang ada pembatasan-pembatasan peran dari jaman-jaman

kemarin tapi sekarang inikan sudah tidak ada lagi bahkan mungkin di

jaman kemerdekaan sudah diberikan kesempatan yang sama baik dia

Page 13: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxx

mengisi dalam perjuangan, dalam kepanduan, dalam berbagai macam

peristiwa-peristiwa sejarah di daerah maupun tingkat nasional.

P: Ya. Nah, pak saya juga mendapat data dari jurnal Wulandari tahun 2020

ada pembahasan mengenai peran perempuan itu akan membuat sejarah

lebih analitis, kritis dan juga membantu penanaman bela negara terutama

untuk kaum perempuan Indonesia. Bagaimana pandangan Bapak sebagai

sejarawan mengenai hal ini pak?

N: Sebenarnya juga dalam konteks dinamika jaman, perempuankan sudah

mendapatkan kesempatan dan peran yang sama, tidak ada pembedaan,

tidak ada diskriminasi dalam berkiprah.

P: Ya.

N: Semuanya diberi kesempatan sama. Walaupun sejatinya masih

didominasi oleh kaum Adam. Kaum lelaki tetapi tidak ada undang-

undang, tidak ada peraturan, tidak ada tradisi, tidak memberi kesempatan

pada kaum perempuan. Kemungkinan ada peran di sekitar namun kecil

yang memang tidak patut, tidak patut dilakukan oleh kaum perempuan.

Mungkin tradisi seperti manjat genteng. Manjat-manjat itukan.

P: Ya.

N: Tradisi-tradisi kecil tapi sekarangkan ada panjat-panjatan Tidak, tidak

tradisi. Panjat tebing dan sebagaimananya gitu itukan kaum perempuan.

Olahraga-olahraga atau ada event-event baik daerah maupun nasional dan

yang tidak ada pembatasan sehingga masalah peran perempuan baik pada

jaman kalau ditarik ke belakang, mungkin pada masa penjajahan

Page 14: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxi

sebenarnya ada juga. Karena ada juga di dalam gerakan sosial. Peran-

peran perempuan justru menonjol ya misalnya.

P: Ya.

N: Misalnya Cut Nyak Dien tadi, kemudian ada Dewi Sartika dan selain itu

berjuang secara fisik itu. Artinya apa? Mungkin ada juga gerakan-gerakan

yang dipimpin oleh kaum perempuan yang tidak sempat ditulis dalam

sejarah.

P: Ya. Oleh karena itu berarti penting untuk dibahas ya pak?

N: Iya.

P: Ya. Saya juga menemukan data dari jurnal Ulandari 2017 bahwa

sebagian masyarakat inikan mengenal tentang sosok Fatmawati sebagai

penjahit bendera Pusaka Merah Putih namun memang sebenarnya ada

beberapa jasa yang mungkin tidak tersampaikan dalam sejarah tersebut.

Bapak sendiri setelah saya cari pernah menerbitkan artikel mengenai

“Nilai-Nilai Perjuangan Fatmawati pada tahun 1997.” Bolehkah

dijelaskan pak sebenarnya sosok Fatmawati sebagai Pahlawan Nasional ini

bagaimana dan apa saja nilai-nilai perjuangan yang jarang disebutkan di

dalam sejarah?

N: Ya. Fatmawati sejak kecil itukan sudah dilatih dalam tradisi yang cukup.

Cukup menonjol terutama dalam etos kerja pada jaman kecilnya

Fatmawati di lingkaran masyarakat ada etos kerja, semangat kerja yang

luar biasa, kreativitas, pada jamannya Fatmawati kecil memang sudah

ditantang melalui pengajaran-pengajaran di kampungnya sehingga dia

Page 15: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxii

mendapat pelajaran yang cukup bagus untuk bisa berpikir secara kritis.

Oleh karena itu, ketika berjumpa dengan Bung Karno itukan Bung Karno

kaget juga dari anak yang baru usia segini kok sudah kritis dan bisa

berdiskusi. Bisa diajak ngomong dengan Bung Karno dengan enaknya.

Bung Karno merasa Fatmawati ini teman diskusi yang tidak hanya dialogis

tapi monologis jadi ada diskusi kemudian ada pertanyaan ada jawaban dan

saling menanyakan dan juga saling memberikan jawaban dan disitulah

kalau kita perhatikan buku-buku yang terkait pertemuan dengan Bung

Karno dengan Fatmawati dalam catatan Fatmawati sedikit-sedikit dia

tulis kemudian ada juga pengakuan dari Bung Karno akhirnya yang mana

Fatmawati sudah kritis sejak masa kecilnya sehingga dia peka terhadap

lingkungan sosialnya. Ia juga kreatif sudah mulai mandiri ya.

P: Ya.

N: Belajar berjualan dan kemudian mengaji dan seterusnya sehingga tempaan

masa kecil Fatmawati itu sudah matang sehingga ada jiwa-jiwa

kepahlawanan itu sudah ada, jiwa-jiwa patritotisme sudah ada, jiwa-jiwa

kemandirian sudah ada maka ketika dia sudah bersama Bung Karno itukan

dia memang dikesankan hanya sekedar menjahit bendera Merah Putih

namun sesungguhnya, dia punya pemikiran yang besar terhadap

perkembangan masa depan bangsanya.

P: Ya.

N: Sehingga ketika dia menyimpan kain merah dan putih itu sudah lama.

Kira-kira paling tidak satu setengah tahun lebih ia sudah menyimpannya.

Page 16: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxiii

Artinya itu memang sudah mau disiapkan sebagai bendera kebangsaan

Republik Indonesia nanti dan ternyata memangkan bendera itu sudah

disiapkan. Kain itu karena sudah ada kainnya. Jadi artinya apa? Pemikiran

Fatmawati itu tidak sekedar menjahitnya tetapi sudah punya pemikiran dan

gagasan mengenai nasionalisme. Begitu.

P: Kalau saya baca juga di buku-bukunya, ia juga membantu dalam dapur-

dapur umum kemudian juga membantu perbekalan seperti memberi makan

dari istri tentara-tentara militer yang pergi bergerilyawan itu ya pak?

N: Ya jadi ketika Jakarta harus pindah ke Yogyakarta. Itu luar biasa.

Fatmawati ikut berjuang juga membantu para pejuang RI yang saat itu

memang membutuhkan banyak pertolongan, membutuhkan banyak

bantuan. Fatmawati itu sebagai istri Presiden tidak mau dia duduk manis

ya. Karena dia memiliki jiwa-jiwa juang yang tinggi, memiliki

semangat nasionalisme yang tinggi sehingga bangunan karakter yang ada

dalam Fatmawati itu terus bergerak. Karena memang dia punya jiwa-jiwa

nasionalisme. Jiwa-jiwa patritotisme mempunyai semangat untuk

membantu saling tolong menolong. Jadi ini didapatkan berdasarkan

tempaan masa kecil Fatmawati.

P: Ya. Menurut Bapak sebagai sejarawan apakah penting ada media

informasi yang membahas mengenai Kisah Pahlawan Nasional Fatmawati

untuk generasi muda? Kira-kira sejauh apa baiknya pembahasannya

ataukah ada hal-hal yang perlu dihindari supaya tidak terjadi kontroversi?

Page 17: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxiv

N: Ya sesungguhnya Fatmawati ini sudah mengglobal, saya kira sudah

banyak dibahas tentang nilai-nilai perjuangan Fatmawati selama ini.

Mungkin selama ini dari sisi-sisi lain, yang diekstrakulasikan, yang perlu

dipisahkan, yang perlu dianalisis seberapa jauh sih seorang Fatmawati

yang juga First Ladynya Indonesia yang memiliki peran yang luar biasa

ya tidak sekedar menjahit bendera, tidak sekedar yang membantu-bantu

pejuang tapi dia itu punya prinsip yang luar biasa. Maka ketika Bung

Karno mau menikah lagi itukan dia lebih punya prinsip. Dia anti

poligami. Walaupun memang Islam mengajarkan tetapi prinsip yang

luar biasa, dia merasakan bahwa wanita punya harga diri, wanita punya

kekuatan dan punya potensi, wanita itu punya prinsip. Sehingga ketika

Bung Karno minta ijin dan akan menikah lagi maka Fatmawati menolak

tapi dia harus mengambil resiko memisahkan diri. Dia harus bercerai

dengan Bung Karno apabila memang dan di kala itu memang prinsip dari

awal yang sudah dilakukan oleh Fatmawati dan ketika waktu Bung Karno

mau melamar Fatmawatipun dia juga tidak mau dimadu, tidak mau ada

orang lain. Artinya dia tidak suka poligami ya. Supaya tanggung jawabnya

tunggal. Oleh karena itu maka ketika Bung Karno sudah melepas Inggit

baru Fatmawati menerima.

P: Kalau misalnya dari sisi pembahasan konten itu lebih baik dibahas dari

awal lahir hingga wafat atau seperti peran-perannya saja pak? Misalnya

peristiwa-peristiwa penting di Yogyakarta. Pemindahan Jakarta ke

Yogyakarta itukan juga cukup signifikan pak.

Page 18: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxv

N: Ya sebenarnya banyak sekali ya. Tidak hanya itu saja, dari profile

itu dijadikan wakil ya bagaimana seorang presiden yang begitu sangat

kalau profile mungkin secara sederhana. Kesederhanaannya itu justru bisa

membangkitkan semangat bagi generasi milenial terutama kalau kaum

perempuan yang sekarang ini. Perempuan yang sekarang ini ya itukan

banyak dinilai ya tanda petik ya. Karena ini ya ada pengaruh globalisasi

yang luar biasa. Jadi sehingga kesan konsumerisme, kesan gemebyar,

kesan gemerlap, kesan berhura-hura. Ini kalau disandingkan dengan apa

yang dimiliki Fatmawati ini harus bisa menjadi bahan diskusi atau

pembahasan menarik karena Fatmawati memiliki kualitas karakter yang

kuat ya.

P: Ya.

N: Walaupun dia punya kesempatan, dia punya potensi, dia istri Presiden, dia

bisa ingin menuruti keinginan apa saja tapi ketika mau serah terima, dia

justru pinjam perhiasan itu sebetulnya terpaksa karena dia orang

sederhana. Dia terpaksa keadaan.Wah ini masa seorang istri presiden tidak

bawa gelang, gak bawa perhiasan. Jadi sebenarnya Fatmawati itu tidak

mau begitu tetapi mungkin karena dia itu istri Presiden. Dia menghargai

presiden sehingga dia yang tidak punya, dia biasa dengan gemerlapan-

lapan itu punya maka dia pinjam. Ceritanyakan dia pinjam.

P: Ya.

N: Dipinjamin ke dia saja hanya untuk menghargai karena dia mau ke India,

dia mau ke luar negeri. Nah itu ceritanya memang sudah membuktikan

Page 19: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxvi

bahwa Fatmawati dengan kesederhanaanya itu patut dibuat model atau

contoh untuk generasi muda.

P: Ya. Kalau untuk media informasi sebenarnya saya sudah mencari-cari jadi

ada 3 buah buku, ada buku autobiografi tentang Catatan Kecil Bersama

Bung Karno, ada juga Fatmawati Sukarno The First Lady yang Bapak juga

menjadi narasumbernya, yang karya oleh Bapak Arifin dan juga ada satu

lagi tentang Suka Duka Fatmawati. Selain itu adakah media informasi

lainnya kalau Bapak tahu sebagai sejarawan?

N: Banyak sebetulnya. Karena kemarin juga sudah barusan menulis tentang

Bung Karno ya. Otomatis menyenggol-nyenggol Fatmawati juga. Kan

misalnya dari Remadanka itukan ada Pintu Gerbang. Menghantar ke pintu

Gerbang itu banyak catatan walaupun memang riwayat kisahnya Inggit

tetapikan juga menyinggung-menyinggung tentang Fatmawati kemudian

biografi atau tulisannya seorang Cina yang muslim itu juga banyak

menyinggung tentang Bung Karno dan Fatmawati itu juga. Bahkan kita

tahu persis percintaan Bung Karno dengan Fatmawati kemudian

berpisahnya kemudian ketemu kembali bahwa. Ya memang pisah, ya

padam pada jaman ketika Jepang masuk itu. Catatan dari seorang Cina

yang sudah Islam.Itukan juga banyak cerita. Saya nanti cari bukunya.

P: Ya.

N: Ada yang mengisahkan tentang itu.

P: Oke.

Page 20: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxvii

N: Artinya referensi tentang Fatmawati itu bisa digali dari buku-buku yang

lain. Terutama buku-buku Bung Karno itu pasti.

P: Ada terselip perannya ya?

N: Ada, sedikit menyenggol tentang Fatmawati.

P: Ya. Terakhir saya ingin menanyakan apakah Bapak bersedia untuk

dihubungi ke depannya untuk perancangan konten sehingga perancangan

konten yang saya buat ini valid pak?

N: Oke. Insyaallah.

P: Ya. Makasih banyak ya pak. Ya, terima kasih. Sekian wawancara pada

hari ini. Terima kasih sudah meluangkan waktunya ya pak.

N: Oke, selamat sukses ya.

P: Ya.

N: Untuk Agnessa Nathania.

P: Ya, terima kasih banyak ya pak.

N: Oke.

Page 21: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxviii

LAMPIRAN C: TRANSKIP WAWANCARA EDITOR Wawancara Ahli

Wawancara dilakukan dengan Joko Wibowo, seorang editor Elex Media

Komputindo. Wawancara ini dilakukan via aplikasi zoom pada Rabu, 24 Maret

2021 pada pukul 17.33- 18.00 WIB.

P: Penulis / N: Narasumber

P: Selamat sore Bapak.

N: Selamat sore Mbak.

P: Ya, perkenalkan kembali. Nama saya Agnessa Nathania Dessandra dari

Universitas Multimedia Nusantara jurusan Desain Komunikasi Visual.

Saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir tentang perancangan media

informasi mengenai kisah Pahlawan Nasional Fatmawati yang akan berupa

novel grafis. Untuk hal tersebut, saya membutuhkan beberapa data dan

riset kepada Bapak sebagai editor.

N: Oke.

P: Ya, sebelumnya saya ingin minta ijin untuk merekam kegiatan wawancara

ini ya pak.

N: Boleh, silahkan.

P: Ya. Saya screenshot dulu ya pak sebagai bukti dokumentasi.

N: Ya.

P: Ya. Terima kasih pak. Pertama-tama boleh perkenalkan diri Bapak dulu

secara singkat?

Page 22: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xxxix

N: Saya Joko Wibowo. Saya editor kebukuan di Elex Media Komputindo.

Ya, itu saja cukup.

P: Oke, baik. Saya akan langsung mulai pertanyaannya ya pak.

N: Ya.

P: Bagaimana spesifikasi buku novel grafis yang baik, yang saat ini beredar

di pasaran pak?

N: Kalau sekarang itu, untuk novel grafis ya.

P: Ya.

N: Novel grafis yang kebanyakan beredar itu ukurannya rata-rata 14x21 cm,

seukuran buku tulis ya.

P: Ya. Kalau untuk teknik binding dan jenis kertas material itu bagaimana

pak?

N: Jilid slam dan western binding. Sama seperti kebanyakan buku-buku

lainnya yang kita terbitkan ya.

P: Ya.

N: Terus kalau jenis kertas itu karena umumnya novel grafis berwarna itu kita

pakai HVS 80 yang putih itu ya. HVS 80 gram.

P: Kalau dari segi harga bagaimana pak? Rata-rata harganya berapa?

N: Rata-rata harganya sekitar 60 sampai 70 ribu dan itu kurang lebih sekitar

160 halaman. 128-160 halaman.

P: Oke. Kira-kira bagaimana tren novel grafis saat ini pak dan berapa rentang

usia audiens yang membeli novel grafis tersebut?

Page 23: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xl

N: Nah, sekarang saya mau tanya dulu sebenarnya yang dimaksud novel

grafis menurut sama mbak Agnessa itu yang seperti apa ya?

P: Novel grafis yang biasanya dikemas dalam bentuk komik gitu pak,

sequential imagery.

N: Komik ya berarti?

P: Ya.

N: Bentuknya komik tapi hanya panelnya lebih teratur gitukan ya?

P: Ya, betul.

N: Betul. Kalau kita itu, komik yang dianggap sebagai novel grafis di Elex itu

kebanyakan adalah komik lokal.

P: Ya.

N: Lokal kaya model si Juki. Nah saya tidak tahu apakah Juki masuk kategori

itu ya?

P: Juki.

N: Nah termasuk nggak tuh? Tadikan model panel lebih teratur, berwarna,

ketebalan seperti yang saya bilang tadi 128 sampai 160 halaman,

ukurannya juga tadi 14x21. Nah terus ada lagi kita, tadi gini soal tadi

audiens. Nah soal audiens tuh kalau untuk novel grafis karena kebanyakan

di kita, novel grafis yang terbit itu adalah sifatnya netral yang tema-

temanya ya.

P: Ya.

Page 24: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xli

N: Temanya.. intinya novel itu sifatnya netral. Maka bisa dikonsumsi, bisa

dibaca. Oleh rentang usia SD ya, dari yang sudah mulai lancar membaca

dari usia sembilanlah ya.

P: Oke.

N: 9 sampai sekitar 15 sampai 17 tahun.

P: Baik. Untuk saat ini apakah ada contoh novel grafis yang baik atau best

selling novel grafis yang bisa saya jadikan pedoman, mungkin terutama

yang membahas biografi tentang tokoh terkenal apalagi Pahlawan

Nasional.

N: Kalau untuk novel grafis. Nah kalau di kita, kebanyakan sejauh ini sih

terjemahan ya kalau ngomong soal tokoh terkenal ya. Itu seperti tokoh-

tokoh ternama. Tokoh ternama dan penemu itu yang terkenal kaya

misalnya Albert Einstein terus Newton lalu Tesla yang model seperti

itulah. Kalau yang Pahlawan Nasional sejauh ini, di Elex ya secara khusus

belum pernah sih.

P: Belum pernah.

N: Kalau mau mencari acuan modelnya tadi yang misalnya best-selling boleh

dicek tokoh-tokoh penemu yang tadi, yang diterbitkan oleh Elex.

P: Ya. Kalau dalam perancangan novel grafis ini, saya bermaksud

menargetkan kepada audiens generasi muda untuk target primer usia 15-21

tahun dan untuk target sekunder 22-24 tahun. Nah terkait dengan hal

tersebut, pemilihan warna dan gaya visual yang seperti apakah yang

diminati oleh target primer dan masih dianggap menarik oleh target

Page 25: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xlii

sekunder tersebut? Apakah hitam putih atau berwarna atau dalam gaya

kartun atau semi realis pak?

N: Kalau soal warna ya, soal warna itu orang pada umumnya terlepas dari

rentang usianya itu lebih suka yang berwarna sih.

P: Ya.

N: Lebih suka berwarna, sifatnya ekspresif gitu ya gaya ilustrasinya. Jadinya

nggak datar. Adegan-adegannya gitu ya lebih ekspresiflah.

P: Ya.

N: Di dalam novel grafis ini, baik misalnya dia sedang berdialog atau sedang

mengerjakan sesuatu. Nah itu yang sifatnya lebih ekspresif itu yang lebih

menarik.

P: Oh, baik.

N: Begitu. Nah kalau soal kartun. Kartun dan realis itu tergantung tadi ya

yang mau disampaikan apa? Kalau kartun lebih yang sifatnya mungkin

konten-konten atau tema yang tidak terlalu serius.

P: Oke, baik.

N: Tidak terlalu serius, tidak perlu pertanggungjawaban. Ya bisa sih kalau

kaya kartun biologi itukan ada juga pertanggungjawaban ilmiahnya tapi

tujuannya supaya yang tadinya kontennya berat bisa menjadi kesannya

lebih ringan. Orang lebih enak membacanya, lebih gampang

memahaminya. Gitu ya.

P: Ya.

Page 26: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xliii

N: Tujuan menggunakan kartun. Kalau bicara soal tokoh itu sih dari sudut

pandang saya lebih yang sifatnya semi realis.

P: Ya.

N: Kalau kartun bisa juga. Bisa juga kalau yang tokohnya mungkin kesannya

serius ya. Tokoh-tokoh yang serius kaya tokoh-tokoh pengetahuan yang

berat dan ada teori-teori yang harus disampaikan itukan. Dasar ilmiah

yang harus disampaikan. Mereka supaya lebih ringan kemudian dibuat

kartunnya. Nah itu lebih cocok menurut saya.

P: Ya.

N: Tapi kalau yang tadi tokoh perjuangan ya satu poinnya soal penghargaan

karena dia seorang pejuang ya. Ya menurut saya lebih cocok yang semi

realis gitu.

P: Ya. Kalau dari warna sendiri biasanya warnanya, kan kalau untuk harga

printing sendirikan ada beberapa warna yang harus digunakan. Itukan

semakin banyak warna yang digunakan akan semakin mahal. Kalau untuk

pertimbangan misalkan seperti perancangan novel grafis pertama itu lebih

baik apakah hitam putih atau berwarna tapi warna-warna yang tertentu saja

pak?

N: Kalau soal warna hitam putih atau tidak atau berwarna ya, lebih ke ini juga

sebenarnya terkait dengan harga jual juga tadi. Harga jual dan tema lalu

segmen gitukan. Kadang gini juga hitam putih itu juga belum bisa jadi

acuan bahwa kemudian barangnya laku, bukunya laku dengan harga

murah juga.

Page 27: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xliv

P: Ya.

N: Tapi juga dengan berwarna belum juga kemudian serta merta nggak laku

juga jadi orang malas beli juga gitu. Maka tadi penting kita pilih dulu

sebenarnya temanya. Tema yang kuat apa, misalnya tadi soal tokoh ya.

Saya ambil contoh yang dari luar nemu misalnya antara Albert Einstein

dengan Newton kuat mana gitu mana yang menjadi prioritas dulu untuk

diterbitkan? Darisitu baru kemarin kita tentukan tuh. Oh kayanya Albert

Einstein kemarin lebih bagus deh gitukan. Nah kalau sudah melihat lebih

bagus gini. Lebih kuat kontennya sebenarnya mau dibuat hitam putih atau

mau dibuat warna itu tidak lagi menjadi persoalan besar gitukan.

P: Ya.

N: Tetapi kalau kemudian di pasar ada produk yang sama dari penerbit yang

berbeda. Kalau dia ternyata menerbitkan dengan harga ya, harga tertentu.

Format ini tadi format hitam putih atau berwarna menjadi pertimbangan

gitu loh. Gimana caranya misalnya kompetitor kita dengan topik yang

sama menerbitkan berwarna harganya 50 ribu. Nah ini nih sudah menjadi

bahan pertimbangan kita. Sama-sama kuat topiknya, sama-sama kuat

tokohnya tapi bagaimana caranya, strategi harganya kita bisa bikin novel

grafis yang berwarna dan lebih murah gitu atau misalnya ternyata hitam

putih dan tetap menarik. Yakan tidak kalah dengan yang berwarna dan

lebih murah ya ayo kita main disitu. Jadi pertimbangan awalnya sih bukan

soal warna dan tidak berwarna tapi konten mau apa nih, segmen

Page 28: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xlv

pembacanya lebih suka yang mana gitu baru kita rumuskan ambil topik

apa kemudian pada tahap berikutnya adalah formatnya yakan.

P: Ya.

N: Berwarna atau hitam putih. Lalu bandingkan juga dengan kompetitor.

Kompetitor bermain seperti apa strateginya gimana, strategi harganya. Nah

disitu kita tetapkan gitu.

P: Ya. Kalau untuk novel grafis saat ini rata-rata sudah mainnya berwarna ya

pak?

N: Berwarna karena di luar tadi kompetitor itu juga banyakan bermain dengan

warna gitu, Mbak.

P: Ya. Baik, apabila memperhatikan tingkat attention span dari pembaca

sendiri berapakah jumlah ideal dari novel grafis itu pak?

N: Jumlah apanya nih?

P: Dari tingkat attention spannya, bisa dalam serial atau satu buku gitu pak?

N: Gini kalau itu sih lebih ke ini juga, kebiasaan pembelian dari pembaca ya.

Yang saya pelajari orang Indonesia itu, konsumen Indonesia lebih senang

beli kalau dalam satu buku isinya banyak.

P: Oke, baik.

N: Gitu, atau tadi kira-kira misalnya ya hanya satu topik. Dari satu topik ini

gue bisa dapat berapa banyak kontennya terus apakah topik ini kemudian

bisa membuat saya itu secara gengsi juga bisa sama dengan yang lain gitu

loh. Makanya kalau bukunya lagi menjadi bahan pembicaraan, “oh kalau

gue beli gue juga bisa kaya mereka” gitukan. Ikut trenlah istilahnya.

Page 29: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xlvi

Istilahnya bisa ikut tren juga, nah itu juga jadi bahan pertimbangan tuh

biasanya.

P: Ya.

N: Kaya gitu Mbak.

P: Kalau dari segi efektivitas bagaimana pak?

N: Nah itu tadi. Itukan sudah kita lihat ya kalau sudah kuat disitu misalnya

tadi ya ternyata mereka lebih senang yang model untuk topik ini ya. Lebih

senang yang model satu buku dengan banyak judul ya berarti kita buatnya

tadi satu tapi dengan banyak topik atau yang terkait dengan tren tadi kita

bisa buat panjang tuh.

P: Serialisasi gitu ya pak.

N: Tapi juga gini pengalaman biasanya serial itu kuat hanya 1 sampai 5

volume kalau yang terkait model-model novel grafis gini. Karena tadikan

terkait dengan budget, anggaran belanjanya jugakan sama topiknya juga

gitu. Kalau tokohnya sama, temanya kurang lebih mirip-mirip. Ya orang

ya sudah merasa cukup saja gitu. Ini dari hasil sales, penelitian

berdasarkan data hasil penjualan yang kita punya ya terus ya sudah kenapa

harus kita panjang-panjangin gitu. Lain kalau temanya pengetahuan ya.

P: Ya.

N: Komik pengetahuan kalau contoh misalnya why gitukan itu bisa orang

volumenya panjang tahan tuh. Karena apa? Ada kebutuhan tadi, kebutuhan

dasarnya anak bisa belajar lebih banyak gitu.

P: Ya.

Page 30: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xlvii

N: Bisa mengayakan pengetahuan yang kita punya. Nah itu kebutuhan dasar

itu terjawab sehingga mau sepanjang apa orang pasti beli.

P: Baik. Kalau untuk segi promosi sendiri biasanya buku-buku ini

dipromosikan melalui media sosialkah atau bagaimana pak?

N: Ya betul. Sekarangkan jamannya digital ya. Jamannya digital maka sebisa

mungkin kita main di kanal-kanal digital yang cocok ya. Kata kuncinya

adalah cocok begitu. Jadi misalnya kita mau main di range usia 15

sampai 24 tahun. Kira-kira sosmed mana yang paling pas gitukan. Oh,

main di tiktok ya itu tadi berarti kita harus bikin konten yang cocok dari

buku yang kita buat di tiktok. Misalnya kita cek, oh instagram nih lebih ini

engagementnya lebih bagus kalau untuk buku kaya gitu dengan range usia

15 sampai 24. Nah kita main disitu. Jadi fokusnya adalah lihat audiensnya

dulu ketika kita melempar materi promosinya. Cocok apa enggak?

Kuncinya disitu sih.

P: Baik, ya. Kalau untuk novel grafis sendiri biasanya gaya bahasa apa yang

biasa digunakan terutama untuk biografi tokoh-tokoh terkenal tersebut?

N: Kalau gaya bahasa sih tetap yang baku ya gaya bahasa baku tapi sebisa

mungkin adaptasi, sebisa mungkin mengadopsi atau menggunakan bahasa

sehari-hari yang lebih luwes gitu loh. Karena kitakan gini namanya

penerbit itukan tetap harus memperhatikan segi tata bahasa juga ya.

P: Ya.

Page 31: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xlviii

N: Jadi tetap segi bahasa diperhatikan tapi juga mengadopsi tadi yang bahasa

keseharian supaya bisa lebih luwes, lebih bisa mendekatkan ke

pembacanya.

P: Ya.

N: Kurang lebih seperti itu sih.

P: Kalau misalnyakan, misalnya perancangan tentang Fatmawati inikan

menggunakan bahasa baku jaman dulu. Apakah lebih baik ditranslasikan

menjadi bahasa keseharian atau tetap mengadopsi dari bahasa baku jaman

dulu itu pak?

N: Ya..

P: Semisal di panel komik kan ada kaya balon omongan seperti itu pak.

N: Ya harus keseharian sih.

P: Harus tetap keseharian ya.

N: Tata bahasanya mesti benar juga gitu. Tidak serta merta. Kan gini, tidak

serta merta kemudian menggunakan bahasa-bahasa yang tidak sopan gitu

ya.

P: Ya.

N: Nah itu harus dihindarin menurut saya. Keseharian tetap dalam konteks

yang sopan dan juga dengan tata bahasa. Keseharian itu maksudnya juga

sesuai dengan segmen tadi ya, Mbak.

P: Ya.

N: Segmen yang disasar gitu.

Page 32: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

xlix

P: Terakhir apakah buku novel grafis dalam bentuk cetak ini masih diminati

oleh audiens dan apakah seiring perkembangan jaman sudah mulai seperti

dipublish buku cetak dan juga ada buku digitalnya seperti e-kindle atau

sebagainya pak?

N: Ya, terkait dengan cetak. Buku cetak tadi kembali lagi kita mesti lihat

kontennya dulu. Yakan?

P: Ya.

N: Yang menarik apa dulu pertama, yang layak, yang bisa diterima pasar

seperti apa gitukan?

P: Ya.

N: Kalau misalnya ngomong Pahlawan Nasional kira-kira siapa gitu, kira-kira

Pahlawan Nasional yang sering dipelajari di sekolah itu apa? Nah itu

memotretnya, cara-cara yang sederhana memotretnya tuh kaya gitu-gitu.

Itu yang kita buat gitu sehingga pertanyaan masih digemari atau tidak bisa

terjawab disitu.

P: Ya.

N: Karena berangkat dari kebutuhan yang digemari ini dari kebutuhan

pembacanya. Nah kalau e-book itu sebenarnya gini kalau e-book, jualan e-

book itu tidak jauh berbeda dengan cetak dari kita ini ya, dari pengalaman

kita di penerbitan. Biasanya kalau cetaknya bagus, e-booknya itu juga

bagus gitu loh. Tadi kalau misalnya kita terbitkan dan ternyata sesuai

dengan kebutuhan pembaca, e-booknya pun sama. Apalagi temanya soal

pendidikan nih kaya gini nih.

Page 33: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

l

P: Ya.

N: Pahlawan Nasional. Karena apa? Sekarang banyak perpus tumbuh tuh

yakan baik di lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan atau sifatnya

untuk CSR gitu.

P: Ya.

N: Jadi menurut saya, peluangnya tadi kalau memang sesuai dengan

kebutuhan, pendidikan, pahlawan apa yang sering dipelajari baik cetak

maupun e-booknya pasti akan banyak pembelinya.

P: Ya. Kalau berdasarkan sales atau penjualan, saat ini kira-kira berarti buku

cetak masih diminati atau tidak pak?

N: Masih.

P: Masih?

N: Justru e-book sekalipun pertumbuhannya ya kaya sekarang dalam kondisi

pandemik sekarang itu pertumbuhannya cukup signifikan ya tapi belum

bisa menggantikan jualan yang cetak.

P: Baik. Kalau untuk percetakan sendiri biasanya berapa eksemplar ya pak

kalau misalnya sekali rilis?

N: Eksemplar ini juga tergantung tadi nih kebutuhan pasar juga gitu. Kalau

tadi demandnya tinggi kita bisa cetak lebih dari 2000 eksemplar gitu.

P: Ya.

N: Tapi kalau biasa-biasa saja, ya kita gunakan standar yang kita anggap

efisien 2000 eksemplar biasanya. Kalau untuk berwarna sih rata-rata 2000

untuk efisiensi biaya cetak.

Page 34: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

li

P: Ya. Kemudian, ini masih berhubungan dengan gaya bahasa sih pak. Kan

biasanya dalam buku ada narasi yang pakai sudut pandang orang pertama

ada sudut pandang orang ketiga misalnya kaya menggunakan. Misalnya

nama Fatmawati ada yang menyebutkan seperti dari balonnya langsung

pakai aku atau saya.

N: Ya.

P: Kalau untuk hal tersebut, kira-kira yang lebih menjual itu yang

menggunakan sudut pandang orang keberapa ya pak?

N: Karena ini novel grafis ya.

P: Ya.

N: Visual kemudian yang digambarkan adalah tokohnya langsung ya berarti

lebih menggunakan sudut pandang orang pertama.

P: Jadi lebih dekat juga dengan audiens ya pak?

N: Ya. Kan juga biografi kan.

P: Ya.

N: Namanya biografi itukan dari sudut pandang orang pertama.

P: Ya.

N: Biasanya.

P: Ya. Kalau mengenai novel grafis Pahlawan Nasional, apakah Bapak

mempunyai rekomendasi mungkin contoh-contoh yang baik?

N: Contoh yang sudah jadi ya.

P: Ya.

N: Itu saya kalau rekomendasi, saya sejauh ini belum punya.

Page 35: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lii

P: Ya.

N: Karena saya jarang menemui ada produk novel grafis Pahlawan Nasional.

Belum menemui yang dijual di toko.

P: Ya.

N: Gitu, kebanyakan tadi lebih ke yang sifatnya humor yang contohnya kaya

Juki atau tokoh-tokoh penemuan gitu dari luar atau terjemahan.

P: Oke. Baik, saya pikir sudah cukup pak wawancara pada hari ini. Terima

kasih sudah meluangkan waktunya ya pak.

N: Ya, sama-sama Mbak.

P: Ya, selamat sore Bapak.

N: Ya, selamat sore. Semoga sukses ya Tugas Akhirnya.

P: Terima kasih pak. Semoga sehat selalu ya pak.

N: Ya sama-sama Mbak.

Page 36: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

liii

LAMPIRAN D: WAWANCARA KONTEN DENGAN

SEJARAWAN Wawancara Ahli

Wawancara dilakukan dengan Agus Setiyanto, sejarawan Bengkulu. Wawancara

ini dilakukan via aplikasi zoom pada Kamis, 1 April 2021 pada pukul 15.05- 15.50

WIB.

P: Penulis / N: Narasumber

P: Selamat sore pak.

N: Gimana Agnes?

P: Jadi maksud tujuan wawancara saya untuk hari ini adalah untuk

memperdalam konten dan sebagai bahan diskusi untuk pembuatan kateren

nanti pak. Sebelumnya saya ingin minta ijin merekam kegiatan wawancara

ini ya pak. Saya screenshot dulu ya pak sebagai bukti dokumentasi.

N: Ya.

P: Pada wawancara 18 Februari 2021 kemarin, Bapak pernah mengatakan

bahwa Fatmawati itu suka berdialog secara monologis dan dialogis kepada

Sukarno dan apakah itu ada naskah atau transkipnya pak? Tentang buah-

buah pemikiran dan idenya itu pak?

N: Ya, itu sebenarnya sudah ada pengakuan baik dari Fatmawati itu sendiri

dalam bukunya yang Catatan Kecil ya dan juga pengakuan dari Bung

Karno yang sudah dibukukan dalam Bung Karno Penyambung Lidah

Rakyat yang telah diwawancarai oleh Cindy Adams.

P: Oke.

Page 37: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

liv

N: Apa yang disampaikan oleh Fatmawati dan Bung Karno itu memang

ketemu bahwa memang ketika waktu luang dan waktu luang itukan ketika

Inggit akan menjual jeep ke Yogya ya. Karena jeep mau dijual ke taman

siswa. Nah waktu luang digunakan oleh Bung Karno ketemu dengan

Fatmawati bicara berdua diskusi berdua ngobrol di samping jalan di Pantai

Panjang dan obrolan itu ya luar biasa. Fatmawati yang pada saat itu juga

belum begitu. Tanda petik ya baru proses, proses pematangan jiwa sudah

mau beranjak ke dewasa mampu mengimbangi dialogis dengan Bung

Karno. Ya begitu.

P: Kalau misalnya seperti Kartinikan ada buku-buku tentang buah

pemikirannya. Apakah ada seperti sumber data-data transkipnya begitu

pak? Buah-buah pemikiran dari Fatmawati.

N: Tidak ada, itu disampaikan oleh dua-duanyakan.

P: Secara lisan saja ya pak berarti?

N: Fatmawati itu ketika menulis buku tentang Catatan Kecil Bersama Bung

Karno itukan ada bukunya diakan ada cerita juga.

P: Oke.

N: Cerita dalam buku itu yang sudah dibukukan.

P: Oke.

N: Kemudian ketika Bung Karno diwawancarai oleh Cindy Adams juga

bercerita dibukukan dalam buku yang diberi judul Bung Karno

Penyambung Lidah Rakyat.

Page 38: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lv

P: Kemudian saat Agresi Militer II, Fatmawati sempat menjadi tawanan

Belanda dan saat itukan Sukarno diasingkan dan Fatmawati tinggal

bersama keluarganya dan berdasarkan buku autobiografinya dikatakan

bahwa Fatmawati juga membantu peluru-peluru pelor dari intimidasi

tentara Belanda berserakan di halaman rumahnya dan diberikan kepada

kurir kemerdekaan atau gerilyawan. Untuk itu, gerilyawan saat itu

potretnya bagaimana ya pak?

N: Ya, sebenarnya kita tidak tahu persis tapikan itukan cerita Fatmawati yang

sudah ditulis dalam bukunya itu. Nah sebenarnya juga pada saat revolusi

itu ketika Fatmawati menemani Bung Karno ya sampai di Yogya tapi

kemudian Belandakan masuk dan membombardir dimana Presiden Bung

Karno berada. Nah tetapi saat itu juga terjadi perlawanan dengan

bergerilya memang Fatmawati melakukan berbagai macam perjuangan ya

di antaranya itu tadi. Selain mengirimkan bahan-bahan kebutuhan yang

dibutuhkan oleh para pejuang, para gerilyawan juga dia menurut

pengakuannya sendiri memberikan beberapa pelor ya kepada pejuang itu.

Itu bagian dari salah satu perjuangan. Sebenarnya apa saja yang bisa

diberikan oleh Fatmawati diberikan kepada para gerilyawan itu. Mungkin

ya ingat yang saya ingat saja ya, tapi jiwa, pikiran, tenaga dan juga

material itukan ketika memang dibutuhkan ya diberikan.

P: Ya.

N: Karena ketika itu juga Sultan Yogya itu juga mensupport perjuangan

habis-habisan. Jadi sebenarnya pada waktu itu tidak hanya Fatmawati

Page 39: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lvi

siapapun ketika para gerilyawan membutuhkan bantuan baik bantuan

kemanusiaan, bantuan yang berkaitan dengan apa saja. Saat itu juga

bantuan tentang akomodasi, bantuan tentang makanan dan minuman itu.

Itu semua masyarakat rakyat Indonesia tuh tidak usah diberi aba-aba sudah

otomatis mengalir. Apalagi Fatmawati yang mendampingi Bung Karno

terus dan dia juga langsung jiwa-jiwa nasionalisme, semangat patritotisme.

Jiwa-jiwanya itu luar biasa. Karena ketika waktu di Jakarta saja,

Fatmawati sering diajak dialog, diajak diskusi dengan Bung Karno. Ketika

Bung Karno sedang apa saja.

P: Oke.

N: Artinya juga sampai ketika Bung Karno mau berpidato mau apa saja. Itu

selalu dibicarakan dengan Fatmawati. Jadi jiwa Fatmawati otomatis

tergebleng disitu.

P: Oke.

N: Saya kira apa yang diberikan oleh Fatmawati itu adalah bagian dari rasa

kesadaran perjuangan dia.

P: Oke. Nah waktu itu, saya juga mencari sumber-sumber data bahwa

dikatakan Fatmawati ikut menyumbangkan ide mengenai gagasan

pesatuan dengan persamaan hak dimana ada persamaan nasib dan cita-cita.

Apakah itu benar pak?

N: Ya, sebenarnya ide-ide Fatmawati yang luar biasa itu sudah tercermin,

sudah tertanam ketika di Bengkulu. Di masa remajanya Fatmawatikan

punya nilai-nilai juang yang tinggi ya. Dia sudah tergembleng di situasi

Page 40: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lvii

kondisi kampong halamannya. Ketika ketemu di Bung Karno, semakin

matang dan ada proses pendewasaan, proses pengenalan cinta Tanah Air,

rasa membela Tanah Air itu sudah ditanamkan apalagi ketika ketemu

dengan Bung Karno itu ya saling sharing ya.

P: Ya.

N: Sehingga apa yang dilakukan oleh Fatmawati ketika dia punya ide-ide,

rasa nasionalisme, rasa senasib dan sepenanggungan mengalir begitu saja

gitu.

P: Oke.

N: Karena memang Fatmawati memang memiliki darah biologis yang orang-

orang yang memang pekerja keras, kemudian ulet, tangguh dan punya nilai

juang tinggi.

P: Kalau misalnya tentang kurir kemerdekaan tadi pak. Saya membaca dari

buku-buku juga ternyata kurir kemerdekaan itu ada kaya ibu-ibu pedagang

pasar yang menyamar jadi mereka seperti memberikan surat-surat itu dari

bakul-bakul di pasar itu secara tersembunyi.

N: Ya, ketika saluran informasi ketika sebagian kita masih dalam perjuangan.

Perjuangan itukan ada gerilya dan perang-perangan. Nah gerilya yang

samar-samar itu juga semua dilakukan karena pada saat itu memang ada

wilayah-wilayah tertentu yang sangat ketat, patrol-patroli colonial

sehingga para pejuang yang memang gigih itu dia punya berbagai macam

cara. Salah satunya adalah pakai penyamaran. Ada pejuang yang jadi

petani, jadi gelandangan, jadi orang-orang biasa tapi kemudian juga karena

Page 41: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lviii

kehati-hatian. Bahkan waktu jaman dulu yang lama itu, orang-orang

tertentu yang memang dicurigai. Jadi pengamanan wilayah-wilayah yang

ketat ya termasuk mungkin sebelum masuk pasar, sebelum masuk

wilayah-wilayah yang sangat strategis itu memang ada penjagaan, ada

pengawasan. Nah disitulah para pejuang mengatur siasat-siasatnya

bagaimana dia bisa menyalurkan informasi termasuk kalau ada info-info

penting tidak diposkan tapi melalui kurir-kurir yang dipercaya agar surat

ini, informasi ini sampai kepada para pejuang. Disitulah salah satu strategi

perjuangan yang dilakukan secara tersembunyi.

P: Ya. Saya juga pernah membaca juga kalau setelah kemerdekaan itu selama

satu bulan Fatmawati dan Sukarno itu tinggalnya berpindah-pindah untuk

mengecoh tentara Belanda dan juga waktu itu Sukarno pernah menyamar

menjadi tukang sayur dan Fatmawati menjadi tukang pecel gitu. Boleh

dijelaskan pak itu bagaimana?

N: Ya itu, gambaran dari sebenarnya memang itu bukan dilakukan oleh

Fatmawati dan Sukarno saja tapi memang bisa dilakukan oleh siapa saja

tapi benar memang Fatmawati tapi memang tadi karena situasi dan kondisi

yang memang harus dilakukan supaya perjuangannya tidak sampai

ketahuan. Karena memang yang diincar sebenarnya bukan Sukarnonya

tetapi memang sekutunya itu mau mematahkan perjuangan.

P: Oke.

N: Tapi kan Sukarno itukan sendiri tidak mungkin dia harus nongol. Kapan

dia harus nongol kapan dia harus bersembunyi. Nah ketika masa-masa

Page 42: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lix

perjuangan yang tidak jelas. Artinya karena kalau pemimpin kolonial itu

sudah kenal Bung Karno mungkin Sukarno tidak diapa-apain gitu ya.

Karena itu tahu Sukarno amat sudah sangat terkenal tapi ditakutkan,

inikan ada para prajurit kolonialis yang tidak mengenal. Pokoknya begitu

mengenal asal mencurigakan langsung ditangkap dan mungkin malah

diinterogasi dan malah ditembak. Nah dikhawatirkan karena kondisi saat

itu memang mengharuskan ada perjuangan secara tantangan, ada

perjuangan gerilyawan da nada memang perjuangan dilakukan dengan

cara-cara supaya tidak ketahuan oleh musuhnya.

P: Ya. Mengenai dapur umum sendiri, boleh dijelaskan pak dapur umum itu

seperti apa dan bagaimanakah peran Fatmawati dalam dapur umum itu dan

apakah ada potret-potret yang mungkin bisa saya lihat sebagai referensi

visualnya pak?

N: Ya, itu hanya ada catatan, tulisan ya.

P: Ya.

N: Memori baik Sukarno maupun Fatmawati karena sudah ada di dalam

buku-buku itu saya kira memang tidak sempat ya. Tidak sempat difoto-

foto karena itu peristiwa berlalu, berjalan secara otomatis ya. Jadi

kalaupun ada foto-foto kan kondisinya tidak memungkinkan.

P: Ya.

N: Yakan. Kecuali kalau ada wartawan-wartawan perang, ada wartawan-

wartawan itu mungkin ada bagian dari foto-foto tapi jikala situasinya tidak

mengizinkan untuk menyempatkan dokumen, arsip maupun gambar-

Page 43: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lx

gambar sehingga peristiwa itu lenyap ya ditinggal jaman kecuali ada

kesaksiaan. Nah keadaan ketika Fatmawati dan Sukarno itu bercerita

bahwa ketika itu juga semua dapur umum dibuka. Jadi ada PKL, PKR itu

bergabung.

P: Ya.

N: Sehingga kemudian para pembantu, para perempuan yang diperbantukan

dalam kesatuan pembantu perang. Kan dulukan ada kesatuan pembantu

perang itukan sifatnya memang selain membantu kalau ada luka-luka

kemudian kalau ada yang kekurangan akomodasi, kekurangan makanan

minuman itu sudah ada bagian dari ngasih bantu. Makanya di rumah-

rumah, di masyarakat itu dibuka pelayanan semacam dapur umum ya.

Tujuannya adalah melayani para pejuang yang memang sedang dalam

kondisi yang dauber-uber oleh colonial sehingga dia memang harus lari ke

dalam desa, ke dalam wilayah yang banyak masyarakatnya, sehingga dia

artinya tidak diketahui bahwa para pejuang itu sudah bersembunyi berada

di tengah masyarakat.

P: Oke, dikatakan juga dalam buku Penyambung Lidah Rakyat, Fatmawati

memberikan ransum kepada barisan berani mati atau gerilyawan menjaga

Pegangsaan Timur saat upacara kemerdekaan untuk itu apakah hal itu

benar pak?

N: Ya. Apapun yang menjadi kesaksiaan Fatmawati maupun Bung Karno.

Karena itukan dia mengalami sendiri peristiwanya ya.

P: Ya.

Page 44: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxi

N: Jadi dalam logika sejarah itu ada semacam interpretasi sejarah. Nah

kemudian ada analisis sejarah. Nah ketika yang berbicara adalah para

pelaku sejarah biasanya logika sejarahnya itu bisa menerima karena dia

kesaksian langsung ya.

P: Ya.

N: Oleh yang memang mengalami peristiwa jamannya sehingga tidak ada

tanda petik keraguan kecuali ada tafsir lain. Pendapat kemungkinan

terjadinya peristiwa begini, begini atau begini. Nah itu baru bisa diragukan

tapi kalau yang bicara adalah saksi mata itu sendiri seperti Fatmawati

terhadap pelaku sejarah, Bung Karno juga pelaku sejarah maka apa yang

disampaikan Fatmawati dan Bung Karno itu ya banyak benarnya gitu.

Kecuali misalnya durasi waktunya terlalu panjang lama, lalu pelakunya

sudah pikun sudah tua itu perlu dianalisis kembali. Perlu dikritisi kembali

tapi inikan ketika itu Fatmawati masih punya ingatan segar ketika

bercerita, menulis buku biografinya. Demikian juga Bung Karno ketika

walaupun kondisinya sudah tidak punya power lagi, sudah tidak berkuasa

lagi tetapi ketika diwawancarai dia media berita banyak ya bahkan ini

yang mewawancarai inikan seorang wartawan senior yang sudah

berpengalaman seperti itu seperti Cindy Adams.

P: Ya. Pada tahun 1945-1950 juga dikatakan dalam

direktoratk2krs.kemsos.go.id bahwa Fatmawati pernah membantu

memperebutkan arsip-arsip nasional melalui cara apa dan bagaimana

perebutan tentang arsip tersebut dan arsip tentang apakah itu pak?

Page 45: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxii

N: Nah kalau itu saya belum tahu persis.

P: Baik.

N: Jaman itukan bisa jadi kemungkinan salah tafsir.

P: Ya.

N: Karena kalau memperebutkan arsip. Karena arsip inikan ada 2 macam ya.

Arsip yang dikuasai oleh kolonial Belanda berarti arsip itu berada di luar,

berada di Nederland.

P: Ya.

N: Atau mungkin di Inggris. Tapi ketika arsip itu masih adalam proses

sebenarnya yang paling banyak punya arsip inikan colonial.

P: Ya.

N: Arsip kolonial inikan yang melahirkan, yang membawakan memang

kolonial. Pada saat itukan kita sendirikan tidak memikirkan kearsipan

sehingga bisa jadi ketika jamannya sudah merdeka bahwa cara dalam

kolonial itukan secara sepihak memang yang menguasai kolonial tapi

kemudian secara paska kemerdekaan jauh itukan ada kolaborasi ada kerja

sama antara arsip-arsip di Nederland dan yang di Indonesia.

P: Ya.

N: Nah kalau belum ada itu kemungkinan yang dimaksud itu salah tafsir ya.

P: Ya.

N: Bahwa ada kemungkinan kita-kita mungkin dalam hal itu, Fatmawati

punya kesadaran tinggi. Wah ini bangsa Indonesia ini sejarahnya akan

tertutup apabila tidak ada dokumen-dokumen penguatnya. Apabila tidak

Page 46: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxiii

ada arsipnya. Bisa jadi Fatmawati itu ada kesadaran yang luar biasa di

dalam literasi bahwa dia ingin bangsa Indonesia punya identitas, punya

catatan, punya sejarah. Salah satunya adalah dokumen.

P: Ya.

N: Nah ketika terjadi itu maka ada pemikiran timbul ini, arsip-arsip yang ada

di kolonial ini perlu dikembalikan gitu ya. Indonesia telah merdeka maka

arsip-arsip tentang Indonesia harus dibawa kembali. Itu kemungkinan.

P: Ya.

N: Fatmawati sudah mau melakukan seperti itu.

P: Ya. Kalau tidak salah di buku autobiografinya pernah dikatakan bahwa

waktu itu Belanda ingin membakar buku-buku buah pemikiran Sukarno

dan waktu itu diamankan oleh Fatmawati kurang lebih 8 buku. Kalau itu

apakah bisa dibilang memperebutkan arsip?

N: Nggak. Kalau itu nggak, jadi begini itu kejadian di Bengkulu ya.

P: Ya.

N: Jadi memang begini, Belanda waktu itukan di Bengkulu. Wah ini Jepang

kan waktu itu mau masuk Bengkulu itu ya.

P: Ya.

N: Maka Belanda tuh sebenarnya politiknya adalah politik bumi hangus. Nah

ketika dia terdesak, terpepet. Apa saja yang ada di wilayah yang dikuasai

termasuk asset-aset itu pemerintah terpikir ingin membumihanguskan

bahkan itu kemarin yang diledakan itu adalah kantong-kantong minyak

Page 47: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxiv

kan kalau misalnya ingin isi minyak tuh semacam POM. Pangkalan

minyak itu.

P: Ya.

N: Diledakan, nah buku-buku Bung Karno yang digambarkan memang ada

sebagian yang digambarkan ada 11 peti ya tinggal beberapa peti yang

selamat karena semua terbakar ya.

P: Ya.

N: Terbakar atau sengaja dibakar itu tapi yang selamat itu, yang tidak

terbakar itu diselamatkan oleh disimpan oleh Fatmawati dan buku-buku

koleksi Bung Karno yang tersisa itu ada di rumah pengasingan Bung

Karno. Ada satu almari yang masih lumayan juga walaupun ada sekian

peti yang terbakar. Nah itu sebenarnya pada saat itu Bung Karno

rombongannya sudah dilarikan ke Padang gitu ya.

P: Ya.

N: Sehingga yang selamat kemudian buku itu disimpan di salah satu rumah

penduduk di Kebun Rose kalau tidak salah itu ya.

P: Dimana pak?

N: Di wilayah Kebun Rose itukan ada sekolahan ya sempat diselamatkan di

daerah Kebun Rose itu tapi kemudian buku itukan kabarnya mau dikirim

lagi ke Jakarta.

P: Oke.

N: Atas permintaan Sukarno, ceritanya kan begitu ya tapi sebagian memang

kayanya nggak jadi karena akhirnya buku itu kemudian ketika sudah ada

Page 48: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxv

rumah peninggalan Bung Karno ya sudah buku itu disimpan di dalam

semacam museum ya. Rumah pengasingan Bung Karno diangkut gitu.

P: Oke. Bukunya kira-kira ada judulnya atau cuman kaya catatan-catatan gitu

pak?

N: Wah bukunya banyak sekali.

P: Bukunya banyak?

N: Buku-buku itu sebetulnya buku-buku koleksi Bung Karno selama di

pengasingan di Bengkulu ya. Selama pengasingan di Bengkulu Bung

Karnokan mengkoleksi buku-buku dengan gaji bulanan dia. Walaupun dia

kementrian tapikan dia mendapat gaji kaya PNS gitu.

P: Ya.

N: Gaji bulanan. Salah satu yang disukai Bung Karnokan itukan dia suka,

karena dia kutu bukukan dia suka membaca buku, suka pesan buku dari

luar Bengkulu kemudian dikirim dan dia memang gajinya sebagian

dihabiskan untuk beli buku gitu.

P: Ya, kalau saya boleh tahu bukunya judulnya apa saja ya pak?

N: Bukunya banyak sekali, saya sekali saya tidak ada kesempatan.

P: Oh baik. Nanti coba saya cari ya

N: Karena bukunya sebagian besar inikan sudah ngelotok, kulitnya sudah

mengelupas tapi rata-rata ejaan bahasa Belanda, bahasa Prancis, Jerman

kemudian ada aliran politik, filsafat, macam-macam, musik. Segala

macam buku itu, kemudian belum termasuk yang berbagai macam aliran-

aliran, ada kedokteran, macam-macamlah. Jadi bukunya tidak terfokus ya.

Page 49: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxvi

P: Ya.

N: Karena kitakan jaman dulu bukunya banyak, buku-buku politik Bung

Karno kemudian kemungkinan ada yang sudah dipinjam siapa, sudah

menyebar dimana yang kemudian tidak kembali lagi.

P: Oh, baik. Saya juga membaca dalam buku Catatan Kecil Fatmawati

bersama Bung Karno bahwa waktu itu saat itu sebutan Istana Negarakan

Istana Merdeka ada ruangan yang dipakai untuk mendidik perempuan-

perempuan Indonesia dalam bidang politik. Boleh dijelaskan pak apakah

peran Fatmawati saat itu? Apakah hanya menemani atau ikut mengajari

begitu pak?

N: Ya, sebenarnya kalau boleh dibilang Fatmawati inikan waktu masih

remaja kecilnya itu kan memang gaul ya.

P: Ya.

N: Dia ingin membangun kembali suasana di kampong halamannya dulu

jadi dia ini juga, dia tidak ingin diam walaupun dia di istana tetapi dia

tidak ingin diam apa yang mau dilakukan oleh seorang first ladynya

Indonesia gitu kecuali dia punya berbagai macam gagasan dan pemikiran.

Ketika dia ingin mengumpulkan ibu-ibu, kaum perempuan itu bisa terjadi

dan ternyata memang Fatmawati karena punya talenta sebagai pengajar,

sebagai guru, sebagai orang yang tanda petik bisa memberikan mentor apa

saja maka niat itu salah satunya diwujudkan dalam bentuk mengumpulkan

para perempuan, dididik, diajari dalam berbagai macam keterampilan dan

wawasan dan pengetahuan begitu.

Page 50: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxvii

P: Ya. Berarti beliau ikut untuk mengajari itu ya pak saat di Istana Merdeka?

N: Ya, dia memang yang tanda petik memang salah satu mentornya.

P: Oh baik. Berarti mereka kayak, perempuan-perempuan Indonesia ini selain

diajarkan politik oleh Sukarno juga diajari keterampilan seperti menjahit,

seperti itu ya pak, seperti pendidikan buta huruf?

N: Ya. Artinya gini kalau dalam politik inikan urusannya Bung Karnolah ya.

P: Ya.

N: Nah Fatmawati melengkapi, melengkapi bahwa seorang perempuan itu

punya berbagai macam talenta ya.

P: Ya.

N: Sebenarnya talenta-talenta yang diberikan oleh Fatmawati ini yang

memang luput dari perhatian Bung Karno. Bung Karnokan memang

urusannya bagaimana perempuan bisa melek politik dan seterusya tapi

Fatmawati kemudian memberi mentor. Dia sebagai mentor ya.

P: Ya.

N: Memberi keterampilan lain supaya talenta kewanitaan, perempuan ini juga

terbangun. Dia selain sebagai pejuang perempuan, dia juga ibu rumah

tangga.

P: Ya.

N: Dan juga bisa memberikannya kan dia sebenarnya prinsip-prinsip

kemandirian perempuan yang sudah dimiliki oleh Fatmawati juga

diajarkan disana.

Page 51: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxviii

P: Oke. Dalam direktoratk2krs.kemsos.go.id, Fatmawati juga diceritakan

bahwa Fatmawati berhasil memasukkan beberapa anggota wanita ke

dalam KNIP dan seperti Nyonya Wajikah Sukijo, Nyonya Pujo Utomo

dan Nyonya Mahmudah Masiud berdasarkan Penpres No.17 tahun

1949. Kira-kira kenapa dan apakah Fatmawati itu ikut rapat dan

mengajukan hal tersebut atau dan bagaimana dan apa pengaruhnya

masuknya anggota-anggota wanita tersebut dalam KNIP ini pak?

N: Ya, sebenarnya Fatmawatikan ada di belakang Bung Karno ya.

P: Ya.

N: Karena Bung Karno ini urusannya banyak juga dan ketika terjadi dialogis

dengan Bung Karno, ide-ide Fatmawati sudah disampaikan. Kenapa tidak

sebaiknya ini juga melibatkan kaum perempuan dan seperti itu ya ide-ide

berdua sebenarnya sih ya.

P: Ya.

N: Ketika ide berdua nyambung akhirnya ya eksekusinya ada di Bung Karno.

Tetep.

P: Ya. Karena memang sebenarnya dari buku-buku yang saya baca juga dan

jurnal juga. Jurnal Ulandari itu mengatakan bahwa sebenarnya memang

Fatmawati inikan ide-idenya banyak tapi sayangnya memang wujudnya

itu. Wujud fisiknya tidak ada hanya tersampaikan dari Sukarno. Jadi

mungkin karena itu tidak ada transkip-transkip kaya gitu ya pak?

N: Ya. Karena Fatmawati juga menghargai, dia mungkin juga sudah cukup

sebagai first ladynya Indonesia. Tentunya diakan punya peranan

Page 52: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxix

bagaimana mengangkat kaum perempuan ini benar-benar tidak sekedar

sebagai pejuang perempuan tetapi juga perempuan punya talenta, punya

berbagai macam kebisaan, punya berbagai macam potensi yang perlu

dikembangkan itu sudah dipikirkan oleh Fatmawati pada jamannya.

P: Ya. KNIP sendirikan berhubungan dengan membantu Presiden itu dan

untuk bidang kewanitaan ini kira-kira berhubungan dengan apa ya pak?

Berhubungan dengan hal apa?

N: Ya, bidang kewanitaan inikan banyak ya. Karenakan kesadaran emansipasi

wanita pada saat itu sudah muncul ya.

P: Oke.

N: Tinggal mempertajam dan memperdalam dan istilah peran Fatmawati

untuk mempertajam, memperdalam emansipasi wanita dalam berbagai

macam bidang kehidupan.

P: Baik, sebagai Ibu Negara Pertama Indonesia, selama dia menjabat sebelum

keluar dari istana itu apa sajakah peran utama terbesar dari Fatmawati

selama pra-kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan sebelum

meninggalkan istana pak? Mungkin secara garis besar.

N: Ya, bahwa Fatmawati setelah berada di Jakarta bergabung dengan Bung

Karno dan menjadi istri Bung Karno, menjadi first ladynya Indonesia, dia

selalu mendampingi ya.

P: Ya.

N: Dengan Bung Karno dan memang itu Bung Karno membutuhkan seorang

pendamping yang ulet, yang gigih, yang luwes dan bisa memberikan

Page 53: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxx

motivasi, mendorong kemudian memberi semangat sehingga ide-ide yang

bahkan apa yang dilakukan oleh Bung Karno sebetulnya sudah tergodok.

P: Ya.

N: Sudah teranalisis ya. Sudah tergodok banget bersama Fatmawati.

P: Ya.

N: Jadi ketika sampai ke, pindah kota ke Yogyakarta kemudian terjadi

gerilyawannya kemudian stop, Indonesia merdeka dan Bung Karno juga

diundang kemana-mana sampai ke luar negeri, ke India. Itu juga

Fatmawati selalu mendampingi.

P: Ya.

N: Makanya tidak heran ketika Fatmawati diajak ke luar negeri. Kalau tidak

salah satunya ke India. Fatmawati juga tidak banyak simpanan perhiasan

maka ada cerita yang lucu apa Nyonya Presiden atau first ladynya

Indonesia bahwa untuk menghargai status sebagai Nyonya Presiden atau

Istri Presiden maka dia terpaksa harus memakai perhiasan dengan cara

meminjam padahal sesungguhnya memang dia tidak. Memang orangnya

tidak, faktanya dan jiwanya memang jiwa-jiwa pejuang yang sejati itukan

hidupnya sederhana gitu.

P: Ya.

N: Tidak menyimpan atau menumpuk harta gitu. Itu salah satunya.

P: Meminjamnya itu dari siapa pak?

N: Ya, kabarnya itukan cerita dia ya.

P: Ya.

Page 54: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxi

N: Dia mengakui bahwa dia meminjam dengan Duta Besarnya mungkin

ketika ke India ya kan ketemu dengan Istri Duta Besar India atau mungkin

Menteri itu kemudian itukan barangkali juga dipaksakan ya.

P: Ya.

N: Karena dia adalah seorang wanita yang sederhana, itu memang ternyata

sederhana dalam hidup, sederhana dalam fisik tapi kemudian tidak

sederhana dalam jiwa dan pikirannya.

P: Ya.

N: Karena perhiasan dan segala macam itukan hanya kulitnya ya.

P: Ya.

N: Nah sebenarnya Fatmawati ingin menunjukkan bahwa seorang itu tidak

harus gemerlap.

P: Baik.

N: Itu luar biasa.

P: Kalau selain itu adakah hal lain pak yang signifikan yang mungkin bisa

saya angkat?

N: Ya, salah satunya kenapa Fatmawati keluar dari istana itu tadi. Karena

memang intinya dia tuh teguh pendirian mempertahankan prinsip.

P: Ya.

N: Bahwa Fatmawati itu punya prinsip yang kuat. Anti poligami gitu.

P: Baik. Kalau selain itu ada lagi pak?

N: Ya, dia tetap mempertahankan tersebut, teguh dalam pendirian. Dia secara

material tidak, sama sekali tidak memikirkan bahwa ketika dia punya

Page 55: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxii

kesempatan, punya kekuasaan yang luar biasa sebagai istri Presiden, ada

kecenderungan orang inikan mencari keuntungan-keuntungan material.

P: Ya.

N: Dan menumpuk-numpuk harta, warisan dan sebagainya tapi ini bagi

Fatmawati itu tidak ada gunanya, tidak penting dan yang penting adalah

harga diri dan dia punya prinsip teguh dan juga tetap giat dalam

menjalankan syariat.

P: Baik. Kalau tidak salah ketika menjadi Ibu Negara kan juga menemani

Sukarno untuk melakukan pidato-pidato waktu itu kalau tidak salah di

Cirebon ya pak, dia pernah memberikan pidato dalam lantunan kurang

lebih memberikan semangat-semangat gitu tapi dengan syariat Islam?

Dengan berdoa dan lantunan-lantunan pak.

N: Ya, ya. Fatmawatikan waktu masih remaja itukan dia banyak tanda petik

ya artis dari Bujon (?). Dia punya talenta bernyanyi, suaranya bagus,

narinya juga bagus. Kemudian dia juga bisa memainkan teatrikalnya,

dramanya. Bahkan ketika dia sekolah di sekolah Katholik ya.

P: Ya.

N: Kan setiap tahunnya itukan ada peringatan, peringatan natal gitu ya. Dia

mencoba menjadi peran Maria.

P: Ya.

N: Kemudian ada lagu-lagunya dan dia memerankan seorang tokoh Maria

yang cantik dan seterusnya dan mendapat pujian pada saat itu. Itu

menunjukkan bahwa dia juga pintar menyanyi dan seterusnya.

Page 56: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxiii

P: Ya.

N: Ini menunjukkan bahwa Fatmawati selain itu juga punya talenta di bidang

seni, seni pertunjukan.

P: Ya. Fatmawati sendirikan waktu itu di Yogyakarta pernah ketika dia ingin

melakukan dapur umum itu ketika dia minta bahan-bahannya tidak

diberikan oleh orang-orang di sekitarnya akhirnya dia pergi sendiri ke

pasar. Itu apakah benar pak?

N: Ya. Mungkin gini ya. Barangkali apa yang cari Fatmawati itu tidak ada di

kampung situ.

P: Ya.

N: Dan dia butuh bumbu misalnya kan tidak ada. Tidak setiap penduduk

itukan punya, menyimpan berbagai bahan keperluan dapur itu ya.

P: Ya.

N: Ketika itukan memang ditanya. Memang tidak ada, bukan tidak mau gitu.

Karena sudah begitu luar biasa, Fatmawati sudah dikenal di kalangan

penduduk saat itu ya. Artinya apa alternatifnya. Nah ini, ini Fatmawati

langsung kemudian punya kecerdasan, keterampilan. Nggak ada karena ini

butuh dia langsung aja ke pasar. Fatmawati tidak usah harus menunggu-

nunggu, tidak. Tanda petik kemandiriannya itu, tidak bergantung kepada

siapapun. Ketika dia membutuhkan dan tidak ada, dia tahu langsung oh

berarti ini di pasar, dia cari sendiri. Itu sebenarnya menunjukkan bahwa

Fatmawati itu punya kemandirian yang kuat dan tidak bergantung pada

siapapun.

Page 57: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxiv

P: Ya.

N: Ketika dia punya niatan, mau membantu dan seterusnya.

P: Baik. Waktu saat menikah, menyetujui untuk menikah dengan Sukarno

yang saya baca di bukunya Mengabdi Agama, Nusa dan Bangsa oleh

Abdul Karim dikatakan bahwa Fatmawati ini nikahnya diwakili ya pak

oleh Sudjono? Karena waktu itu Ir. Sukarno tidak sedang berada di

wilayah itu sih pak. Apakah itu benar?

N: Ya, benar, benar. Bahwa ketika itukan Bung Karno masih di Jakarta

sedang sibuk-sibuknya berjuang gitu ya.

P: Ya.

N: Sehingga ada salah satu keponakannya Kopral Sudjono namanya dijadikan

sebagai wakil jadi nikahnya dengan cara wali, wakil gitu.

P: Ya.

N: Nah itu memang di dalam ajaran Islam itu diperbolehkan. Karena kondisi

Sukarno yang tidak memungkinkan jadi akhirnya ya terjadilah pernikahan

secara wali, secara perwakilan gitu.

P: Kopral Sudjono ini pria ya pak?

N: Ya, itu salah satu kebetulan juga masih dianggap ponakan ya.

P: Masih dianggap ponakan. Boleh dijelaskan tidak pak, maksudnya

pernikahan dengan wali ini tuh seperti apa ya pak? Soalnya saya masih

belum ada gambarannya gitu. Apakah sama-sama berdiri di depan

penghulu terus ijab kabul atau secara gimana pak?

Page 58: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxv

N: Ya, sebenarnya ini walikan wakil istilahnya. Jadi tetap ada acara ijab kabul

tapi karena Bung Karno tidak hadir maka sebagai gantinya yang mewakili

itu adalah Sudjono tadi gitu.

P: Berarti yang ijab kabul ke penghulunya tetap Sudjono?

N: Ya tapi namanya yang ini Sukarno.

P: Oh baik. Waktu itu juga di bukunya ada dibilang kalau misalnya

Fatmawati itu karena pernikahannya wakil boleh terpisah gitu kaya

misalnya Fatmawati di ruangan lain tapi kaya Sudjono sendiri yang di

penghulu. Apakah mereka akhirnya duduk bareng-bareng atau terpisah?

N: Ya ketika terjadi ijab kabulkan harus hadir.

P: Oh harus hadir.

N: Harus hadir.

P: Ya.

N: Dan prosesnya itu sah atau tidak.

P: Baik. Berdasarkan hasil diskusi hari ini saya rencananya ingin membuat

kateren gitu pak. Kateren buat novel grafisnya. Nanti akan coba saya bagi-

bagi per halaman tentang konten-konten isinya. Sebenarnya dari artikel

Fatmawati yang Bapak kasih ke saya kemarin yang di word itu sudah

secara garis besar kehidupan Fatmawati sih Pak sama nilai-nilai

perjuangannya tapi mungkin saya bakal lebih fokusin ke peran-perannya

di pra-kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan saat dia jadi Ibu Negara

sih pak.

N: Ya, ya.

Page 59: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxvi

P: Atau kira-kira ada yang, di Bengkulu kira-kira ada yang signifikan selain

bertemu dengan Bung Karno pak? Barangkali mungkin, sebenarnya

rencananya kalau bisa saya ingin mengcover kaya cerita-cerita yang tidak

ada dalam buku-buku yang selama ini beredar.

N: Oh ya. Ya sebenarnya masa remaja Fatmawati itukan juga bagus juga

gitukan bisa diekspos gitu ya.

P: Ya.

N: Bisa dieksplor juga.

P: Soalnya memang selama ini di pembelajaran sejarah, rata-rata fokusnya

menjahit bendera Merah Putih sih pak.

N: Ya, ya. Ini makanya yang perlu saya tegaskan.

P: Ya.

N: Fatmawati tuh sebenarnya tidak cuma menyimpan kain Merah Putih gitu

loh.

P: Ya.

N: Artinya tidak sekedar, tidak sekedar berperan sebagai penjahit. Kalau

sebagai penjahit siapapun kan bisa.

P: Ya.

N: Bukan itu masalahnya tapi bagaimana seorang Fatmawati itu sudah

menyimpan kain Merah Putih itu hampir satu setengah tahun gitu loh. Itu

apa bahwa Fatmawati punya perspektif ke depan bahwa Indonesia akan

merdeka. Ketika maka kain yang Merah Putih yang dititipkan oleh Bung

Karno itu disimpan terus.

Page 60: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxvii

P: Ya.

N: Sampai pada suatu masanya dan memang sudah punya gagasan, pemikiran

bahwa Indonesia akan merdeka bukan oh ini mau merdeka kita langsung

dijahit. Enggak. Itu persiapannya sudah jauh-jauh tahun ya.

P: Ya.

N: Merekakan ketika ketemu di Jakarta itukan sudah menskenario bahwa

Indonesia akan merdeka maka persiapan segala sesuatu sudah disiapkan.

Nah Fatmawati itu kemudian secara otomatis sudah menyimpannya, sudah

masuk dalam scenario bahwa Indonesia akan merdeka pada tahun sekian

bulan sekian gitu loh. Jadi tidak sekedar menjahit bendera tetapi sudah

merencanakan Indonesia bakal merdeka dan perlu persiapan bendera

Pusaka gitu.

P: Ya. Kurang lebih berarti pembahasan kalau bisa juga mengangkat sisi

remaja Fatmawati bagaimana perkembangan dan pertumbuhannya

kemudian juga mungkin yang Bengkulu tadi bisa saya masukkan untuk

yang dari Bengkulu tadi apakah ada nama-nama tokohnya Pak sebagai

gambaran referensi.

N: Selain dari Bapaknya.

P: Ya.

P: Kurang lebih seperti itu sih pak. Oh ya, kalau misalnya kan dari politik-

politik itu dikeluarkan buku Sarinah. Apakah ada mungkin kaya ide-ide

Fatmawati dalam buku Sarinah ini pak atau murni dari Sukarno saja tapi

diberikan kepada Fatmawati?

Page 61: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxviii

N: Bisa jadi. Karena gini, itukan ditulis oleh Bung Karno ya.

P: Ya.

N: Sedangkan Bung Karno inikan banyak mengenal kaum perempuan.

P: Baik.

N: Maka bisa jadi, nurani Bung Karno ini menyatakan bahwa apa Sarinah itu

ada berbagai macam perspektif Bung Karno tentang peempuan. Dia

langsung diberikan nama Sarinah itukan jelas nama perempuan.

P: Ya.

N: Tapi apakah itu ada dalam jiwa Inggit, jiwa Fatmawati, atau jiwa-jiwa

perempuan lain yang ada di hati Sukarno gitu. Tapi semuanya serba

mungkin.

P: Ya.

N: Karena apa yang dibuat oleh Bung Karno mengenai Sarinah inikan Bung

Karno dipengaruhi oleh pola pikir banyak tentang perempuan. Nah

perempuan Bung Karno itukan banyak.

P: Ya.

N: Jadi mungkin yang di Jepang, yang di Indonesia bagian timur, macam-

macam.

P: Baik. Jadi nanti coba ya pak dari hasil diskusi dan wawancara kita hari ini

saya bikin rundown atau secara garis besarnya. Saya bagi per halaman

supaya ada gambaran gitu. Saya ingin minta tolong Bapak untuk

validasi supaya apakah kontennya tepat atau mungkin ada tambah-

Page 62: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxix

tambahan. Mungkin nanti akan saya kirimkan lewat pdf , lewat WA atau

tidak words. Supaya Bapak juga bisa edit.

N: Ya. Silahkan

P: Terima kasih sudah meluangkan waktunya ya pak. Ya.

N: Ya.

P: Terima kasih banyak. Selamat sore.

N: Ya. Sama-sama. Selamat sore.

Page 63: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxx

LAMPIRAN E: FORM BIMBINGAN

Page 64: LAMPIRAN A: HASIL KUISIONER

lxxxi