lampiran 21 - bangprast.files.wordpress.com · web viewair laut yang berasal dari danau dan kolam...
TRANSCRIPT
Lampiran 21.Paket-Penyuluhan
Paket Program Penyuluhan dalam rangka Penelitian mengenai Pengaruh Strategi Penyuluhan dan Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan Masyarakat Sepanjang
DAS Cipinang dan Mampang tentang Ekosistem Air Tawar
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JAKARTAPROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKANDAN LINGKUNGAN HIDUP
1996
PAKET 1EKOSISTEM AIR TAWAR SUNGAI
DANSALING KETERGANTUNGAN
TOPIK 1
EKOSISTEM AIR TAWAR SUNGAI
SUB TOPIK
KONSEP EKOSISTEM DAN SALING KETERGANTUNGAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah mengikuti program ini para peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep ekosistem air tawar/sungai
2. Memberikan contoh rantai makanan pada ekosistem sungai
3. Menyebutkan komponen produsen, konsumen dan pengurai pada ekosistem sungai
4. Menjelaskan upaya-upaya melestarikan ekosistem sungai.
LAMA PENYAJIAN : 45 menit
METODE PENYAJIAN : CERAMAH
TARGET/SASARAN : IBU RUMAH TANGGA DAN REMAJA DI DKI JAKARTA
MATERI : Air tawar merupakan salah satu sumber air bersih yang diperlukan oleh manusia
untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, masak, mandi dan mencuci. Oleh
karena itu manusia dalam kehidupan sehari-hari sangat memerlukan air karena hampir
80% tubuhnya terdiri atas air. Darah, cairan sel yang menyusun tubuh manusia hampir
seluruhnya terdiri dari air. Hal ini terbukti bahwa manusia lebih mampu menahan rasa
lapar dibandingkan dengan rasa haus.
Di planet Bumi, sumber air tawar adalah danau, kolam alam dan sungai. Air tawar
sungai merupakan tipe air yang bergerak sedangkan air danau merupakan tipe air yang
tidak bergerak. Air laut sebenarnya juga bersumber dari sungai, danau dan kolam. Air
laut yang berasal dari danau dan kolam tidak seperti sungai yang mengalir langsung ke
laut tetapi berupa uap yang akhirnya menjadi hujan.
Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui melalui siklus air,
namun demikian persediaan air bersih tetap merupakan masalah bagi penduduk bumi.
Berkat kemajuan teknologi, air sungai dapat diolah menjadi air bersih, yaitu melalui
proses penjernihan air. Beberapa sungai di Jakarta yang airnya dijadikan sebagai sumber
air bersih untuk Perusahaan Air Minum (PAM) adalah Sungai Ciliwung, Sungai Cipinang
dan Sungai Banjir Kanal.
Jadi, apabila sungai kotor, maka penduduk yang bermukim di sepanjang sungai
tersebut akan memperoleh sumber air yang tidak bersih. Demikian pula mereka yang
memperoleh air dari Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya maupun yang mengambil air
dari sumur sendiri akan terpengaruh juga oleh sifat kotor sungai di sekitarnya.
Dalam rangka memperpanjang usia pakai sungai di Jakarta sebagai sumber air
bersih, maka kesadaran dan pengetahuan ekosistem bagi penduduk yang tinggal di
sepanjang daerah aliran sungai perlu ditingkatkan.
Sungai yang masih bersih tercermin dari kejernihan airnya. Semakin keruh
permukaan air sungai, semakin kotor dan semakin tidak sehat kondisi airnya. Air sungai
yang jernih sering dihuni oleh makhluk hidup atau organisme tumbuhan air tawar seperti
berbagai jenis ganggang, rumput air dan lumut, juga beberapa jenis ikan berenang kian
kemari.
Terdapat kebiasaan dari sebagian anggota masyarakat yang menghabiskan waktu
senggangnya untuk menangkap ikan dengan jala, potas (racun ikan) dan aliran listrik.
Kegiatan ini harus dihindari, sebab dengan cara ini banyak ikan-ikan kecil dan makhluk
air lainnya yang akan mati. Ikan-ikan kecil dan hewan air tersebut sangat berperan dalam
menjaga kelestarian ekosistem sungai. Apabila ikan-ikan kecil tersebut berkurang
jumlahnya, maka ekosistem sungai akan kehilangan salah satu komponennya yaitu
konsumen atau pemakai. Dalam hal ini tumbuhan hijau berperan sebagai produsennya,
sebab hanya tumbuhan hijau saja yang mampu mengolah makanannya sendiri dengan
bantuan cahaya matahari yang menembus permukaan sungai. Karena mampu
memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis, maka kelompok tumbuhan
hijau pada ekosistem dikelompokkan sebagai autotrof. Kelompok tumbuhan ini disebut
sebagai produsen. Lalu siapa pemakai atau konsumennya?
Seperti dijelaskan di atas, ikan-ikan kecil atau jenis hewan tawar air lainnya
berfungsi sebagai pemakai atau konsumen, karena kelompok ini tidak mampu
memproduksi makanannya. Hewan ini memperoleh makanan dari jenis tumbuhan atau
hewan lain sehingga dikelompokkan sebagai heteotrof, (hetero: beda; trofe: makanan,
jadi heterotrof: makanan diperoleh dari makhluk hidup lain).
Konsumen terbagi menjadi konsumen I yaitu jenis-jenis hewan yang memakan
tumbuhan. Kelompok ini disebut herbivora. Kelompok herbivora atau konsumen I ini
juga dimakan oleh hewan lainnya dan pemakannya disebut karnivora, karena pemakan
daging. Karnivora ini termasuk konsumen II. Konsumen III biasanya terdiri dari jenis-
jenis hewan pemakan segala, artinya selain pemakan tumbuhan juga pemakan daging
hewan. Konsumen III ini disebut omnivore, artinya hewan pemakan segala.
Konsumen III ini jarang ditemukan pada ekosistem sungai. Kelompok hewan ini
ditemukan pada ekosistem daratan dan juga sedikit pada ekosistem laut. Manusia adalah
contoh kelompok konsumen III atau omnivore, karena manusia makan sayur, buah dan
daging.
Komponen ekosistem lain yang juga terdapat pada ekosistem sungai adalah
kelompok pengurai atau decomposer. Kelompok ini sangat penting berperan
menguraikan bangkai-bangkai tumbuhan atau hewan yang telah mati di sungai.
Kelompok ini terdiri atas bakteri atau jamur yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa
dan hanya tampak bila dilihat dengan menggunakan kaca pembesar (mikroskop). Apabila
kelompok pengurai ini tidak ada di alam, maka akan dibayangkan ekosistem kita akan
dihuni oleh tumpukan bangkai-bangkai atau sampah organik.
Hasil penguraiannya berupa zat-zat hara atau makanan bagi tumbuhan untuk
dimasak melalui proses fotosintesis. Hasil masakannya ini merupakan energi yang
digunakan sendiri untuk berkembang biak dan bernafas serta disediakan juga untuk para
konsumen kelompok herbivora. Demikian seterusnya sehingga terjadi hubungan yang
erat antara produsen, konsumen dan pengurai dalam bentuk siklus zat hara/makanan.
Energinya sendiri mengalir dari produsen ke konsumen (perhatikan gambar 1 dan 2).
Oleh karena itu tampak adanya pertukaran energi yang mengalir dari satu sumber
ke sumber lainnya. Pertukaran dan aliran ini mengikuti hukum Termodinamika I yang
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi hanya
berubah bentuk dari bentuk energi kimia (makanan dalam bentuk karbohidrat) menjadi
energi kinetic (gerak, berjalan, melompat, makan dsb).
Gambar 2. Contoh rantai makanan pada ekosistem sungai
Tanaman AirMis:Enceng gondok
Dimakan Ikan Pemakan tanaman
(Herbivora)
Dimakan ikan besar Pemakan ikan kecil
(Karnivora)
Dimakan manusia(Mancing)
Hubungan antara produsen seperti tumbuhan air dengan konsumen seperti ikan-
ikan pemakan tumbuhan air (konsumen I) dan dengan konsumen II akan membentuk
suatu rantai makanan. Pada contoh rantai makan memakan ini akan jelas tampak adanya
energi yang mengalir dari produsen kepada konsumen lalu energi tidak kembali lagi ke
konsumen, akan tetapi energi hilang. Semakin panjang rantai makanan, semakin efisien
penggunaan energi. Namun zat hara atau makanan tidak saja mengalir tetapi merupakan
siklus dari produsen sebagai autotrof kepada konsumen I dan II serta dengan bantuan
para pengurai terhadap bangkai-bangkai produsen atau konsumen, zat hara hasil
penguraian akan diserap kembali oleh produsen untuk memproduksi kembali
makanannya.
Jadi, pada semua tipe ekosistem, energi mengalir sedangkan zat hara berputar
merupakan satu siklus. Apabila ada kegiatan yang bertujuan memutuskan rantai makanan
yang sudah terbentuk, maka ekosistem akan mengalami ketidakstabilan yang mengarah
pada kerusakan ekosistem. Kalau hal ini terjadi pada ekosistem sungai, maka sungai akan
mengalami pendangkalan. Akibatnya persediaan air bersih akan terganggu, sebab sungai,
misalnya sungai Cipinang, mampu menyediakan air bersih bagi sebagian penduduk
Jakarta.
Ketidakstabilan ekosistem juga disebabkan oleh ketidakseimbangan banyaknya
energi yang tersedia pada setiap komponen ekosistem seperti produsen dan konsumen.
Misalnya produsen hanya mampu menyediakaan energi sebesar 1000 kalori, sedangkan
konsumen memerlukan energi jauh lebih besar yaitu 10.000 kalori. Akibatnya permintaan
lebih besar daripada persediaan sehingga ekosistem menjadi tidak stabil yang akan
mengarah kepada kerusakan ekosistem sungai.
Bandingkan bentuk kedua piramida ekologi berikut (lihat gambar 3a dan 3b).
Gambar 3a mengikuti Hukum Termodinamika II yaitu jumlah energi pada konsumen
lebih sedikit daripada yang tersedia pada produsen, sehingga ekosistem menjadi stabil.
PAda gambar 3b piramida ekologinya terbalik yang menyebabkan kompetisi energi di
antara para konsumen karena persediaan energi pada produsen tidak mencukupi
permintaan konsumen. Akibatnya, ekosistem menjadi tidak stabil.
Oleh karena itu, beberapa upaya yang dapat dilakukan manusia adalah (1) turut
aktif berpartisipasi melestarikan organisme hidup dengan tidak meracuni sungai melalui
berbagai perilaku negatif seperti membuang sampah ke sungai; (2) membatasi kegiatan
menangkap ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya; (3) menaati larangan-larangan yang
tertuang pada berbagai Peraturan Daerah (Perda DKI Jakarta); dan (4) berusaha menjadi
warga Jakarta yang sayang sungai, terutama warga sepanjang daerah aliran sungai.
Gambar 3a. Piramida ekologi sesuai dengan Hukum Termodinamika II
Gambar 3b. Piramida ekologi terbalik mengarah kepada kerusakan ekosistem sungai
LATIHAN EVALUASI FORMATIF
Tulis B bila pernyataan berikut benar dan tulis S bila pernyataan salah.
1. ( ) Tumbuhan hijau di sungai berfungsi sebagai produser makanan
2. ( ) Hewan-hewan air sungai seperti ikan hidupnya tergantung pada tumbuhan air.
3. ( ) Sungai yang dikotori oleh sampah tidak akan mengganggu rantai makanan
4. ( ) Berikut ini adalah contoh rantai makanan pada ekosistem sungai:
Rumput air dimakan oleh ikan herbivora, lalu ikan ini dimakan lagi oleh ikan
yang lebih besar.
5. ( ) Komponen pengurai sangat penting dalam membantu siklus zat hara dan
aliran energi.
KUNCI JAWABAN : 1. B, 2. B, 3. B, 5. B.
Paket Program Penyuluhan dalam rangka Penelitian mengenai Pengaruh Strategi
Penyuluhan dan Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan Masyarakat Sepanjang DAS
Cipianng dan Mampang tentang Ekosistem Air tawar
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
1996
PAKET 2SUMBER DAYA AIR
DANSIKLUS AIR (HIDROLOGI)
TOPIK 2
SUMBER DAYA AIR
DAN
SIKLUS AIR (HIDROLOGI)
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah mengikuti program ini, para peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan sumber daya air bersih yang sangat terbatas.
2. Menerangkan bahwa air sangat penting bagi manusia.
3. Menjelaskan bahwa sumber daya air dapat diperbaharui melalui siklus air.
4. Memahami bahwa air sungai.
LAMA PENYAJIAN : 45 MENIT
CARA PENYAJIAN : CERAMAH
TARGET/SASARAN : IBU RUMAH TANGGA DAN REMAJA DKI
JAKARTA
MATERI
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Artinya, air
tidak akan pernah habis persediannya di bumi. Minyak bumi berbeda dengan air yang
juga merupakan sumber daya alam tetapi tidak dapat diperbaharui, karena tersedianya
minyak bumi di alam melalui proses yang memakan waktu berjuta-juta tahun. Selain itu,
minyak bumi tidak memiliki siklus seperti halnya air.
Air dapat dibedakan menjadi air tawar dan asin. Air dapat berbentuk cairan, beku
(seperti es) dan uap. Menurut perhitungan, banyaknya (volume) air di bumi sekitar satu
milyar tiga ratus enam puluh juta kilometer kubik (1. 360. 000. 000 km3). Air asin sekitar
37. 000. 000 km3 (sekitar 2, 75%). Air yang sering dimanfaatkan oleh manusia adalah air
tanah dengan volume sekitar 0, 66% dari jumlah keseluruhan air di bumi. Sisanya berupa
uap air, embun yang menguap di permukaan Bumi. Jumlah tersebut akan tetap apabila
siklus air berlangsung secara stabil. Artinya, air tidak akan pernah habis karena adanya
lingkarang datangnya air sebagai masukan dengan tersimpannya dalam tanah dan dengan
perginya atau keluarnya air sebagai hasil penguapan. Jadi tersedianya air di bumi menjadi
utuh manakala lingkaran tersebut tidak pernah terputus di alam. Selanjutnya perhatikan
gambar 1.
Gambar 1. Siklus Air (Hidrologi)
Pada gambar tersebut tampak bahwa terjadi penguapan air sebelum air jatuh sebagai
hujan ke bumi. Pada tahap ini tanaman berperan menyerap air sebagian air tersebut
sebelum jatuh dan merembes ke dalam tanah untuk disimpan sebagai air tanah. Tidak
semua air tersimpan dalam tanah, sebagian air menempati lekukan-lekukan atau pori-pori
tanah dan mengalir ke bagian yang lebih rendah sebagai air permukaan lalu masuk
menuju sungai-sungai, danau atau sampai ke laut.
Dari sungai, danau, kolam besar dan lautan inilah penguapan air secara besar-
besaran akan terjadi. Penguapan air ini terjadi karena adanya cahaya matahari sehingga
terjadi proses pemanasan bumi yang menyebabkan air permukaan menguap menguap ke
udara. Hasil penguapan air ini akan mengalami proses pendiginan di udara dan
menghasilkan awan yang merupakan calon terjadinya hujan. Air hujan akan kembali
jatuh ke bumi, sehingga siklus atau lingkaran air akan terulang kembali bila terjadi lagi
penguapan. Demikian seterusnya sepanjang tahun atau sepanjang abad dan tidak akan
pernah berhenti, kecuali matahari tidak lagi bersinar, tetapi kapan?
Oleh karena itu, manusia di bumi harus bersyukur karena persediaan air tidak
akan pernah habis. Namun siklus air ini sangat dipengaruhi oleh iklim, suhu, tekanan
udara, angina, letak geograis tanah, banyak sedikitnya tanaman (keanekaragaman
tanaman di bumi) dan kekuatan pancaran matahari.
Stabilnya siklus air karena siklus air merupakan siklus dengan sistem tertutup.
Artinya, terdapat keseimbangan antara masukan dan keluaran yang disebut sebagai
keseimbangan air atau neraca air. Para ahli membuat suatu rumus tentang keseimbangan
air ini yaitu:
Rumus ini mempunyai arti bahwa air yang jatuh ke bumi sebagai masukan bila dikurangi
dengan air yang tersimpan maka akan sama dengan air yang mengalir di permukaan. Jadi
agar air yang mengalir di permukaan berkutang, maka air perlu tersimpan dalam jumlah
besar. Salah satu contoh sederhana untuk meninggikan penyimpanan air ini adalah
dengan membiarkan sebagian besar tanah pekarangan di setiap rumah penduduk tidak
disemen atau dibeton. Pepohonan juga harus ditanam di pekarangan tersebut, sehingga air
yang jatuh tidak terbuang percuma.
Masalah yang dihadapi penduduk perkotaan seperti kota Jakarta adalah tidak
tersedianya cukup lahan pekarangan untuk menyerap dan menyimpan air hujan. Jadi,
sungai yang mengalir seperti Sungai Cipinang dan Sungai Mampang sudah sepatutnya
kita hargai sebagai salah satu sumber baku air bersih di perkotaan. Kalau tidak, maka
sebagian penduduk Jakarta akan mengalami kesulitan air seperti yang terjadi di beberapa
wilayah Jakarta Utara, khususnya di daerah Sunter. Di daerah ini, air bersih dijual
keliling seperti layaknya jualan air.
Secara kuantitas, penduduk Indonesia yang telah memperoleh air bersih baru
47%. Kebutuhan air di Indonesia per hari per orang (per kapita) adalah untuk pengairan
1, 8 meter kubik (91, 4%) untuk industri 0, 01 meter kubik (0, 5%) dan untuk rumah
tangga 0, 16% meter kubik (8, 1%).
Walaupun jumlah total air tawar bumi cukup besar volumenya dan kemungkinan
persediaannya tidak akan pernah habis karena adanya siklus air (hidrologi), tetapi
AIR YANG DITERIMA – AIR TERSIMPAN = ALIRAN PERMUKAAN
manusia tetap menghadapi persoalan serius dalam memperoleh air bersih untuk berbagai
keperluan seperti: minum, memasak, mandi, mencuci, industri kecil dan sebagainya.
Salah satu sumber baku untuk air bersih adalah sungai.
Air sungai yang kotor dan tidak layak diminum dapat dijernihkan melalui pusat
penjernihan air. Di Jakarta, pusat penjernihan air yang menggunakan sungai sebagai
sumber bahan mentah berlokasi di Pejompongan, Jakarta Pusat. Air bersih ini kemudian
disalurkan ke seluruh warga Jakarta melalui Perusahaan Air Minum (PAM Jaya). Namun
penyaluran air minum ini masih memiliki jangkauan yang sangat terbatas, sebab tidak
semua penduduk Jakarta memperoleh kesempatan yang sama menggunakan air bersih
dari PAM.
Jadi dengan standar pelayanan 150 liter per orang per hari, pada saat penduduk
Jakarta mencapai 7 orang, Jakarta memerlukan air bersih sebanyak 1, 05 juta meter kubik
per hari. Dari jumlah ini, instalasi penjernihan air yang ada baru mampu melayani sekita
33% dari seluruh penduduk Jakarta, sehingga sisanya terpaksa memperoleh air dari
sumur (air tanah). Sebagian lagi terpaksa harus menggunakan air sumur melalui pompa
dengan memanfaatkan air tanah yang kejernihannya belum terjamin. Oleh karena itu
perlu diperhatikan kualitas air. Kualitas air harus dinilai berdasarkan peruntukannya, jadi
air tersebut untuk apa. Artinya air untuk diminum tentu berbeda persyaratannya
dibandingkan dengan air baku untuk minum, untuk perikanan, peternakan, pertanian dan
industri.
Masalah air menjadi gawat bila peruntukannya kacau seperti air yang
diperuntukkan irigasi yang sudah tercemar pestisida digunakan untuk air minum, masak,
mandi dan cuci. Contoh lain, air yang digunakan sebagai tempat pembuangan limbah
industri digunakan untuk bahan baku air minum. Kebutuhan akan air baku untuk instalasi
penjernihan air Pejompongan diambil dari Sungai Ciliwung (terbesar) dengan aliran
Sungai Krukut, Mampang, Cideng dan Sungai Kali Baru Barat. Mulai tahun 1991 air
baku instalasi penjernihan air Pejompongan diambil dari Sungai Citarum dan sejak 1992
Kali Malang juga dimanfaatkan sebagai pemasok air baku. Sementara itu, penjernihan air
PAM di Jatinegara Kaum memanfaatkan air Sungai Cipinang sebagai sumbernya.
PAda abad ke 17, air sungai di Jakarta masih jernih, tetapi pada saat ini sudah
kotor. Penggunaannya menjadi beraneka ragam seperti pengairan, industri,
pengangkutan, penggelontoran, mencuci, memasak, mandi, membuang kotoran/sampah,
membuang limbah, memelihara ikan, tempat mengalirnya limbah rumah tangga, kegiatan
industri kecil seperti pembuatan tahu atau tempe.
Sejak tahun 1989, beberapa sungai di Jakarta terkena Program Kali BErsih
(Prokasih) yaitu Sungai Ciliwung, Sungai Cipinang dan Sungai Mookevart. Program kali
bersih bertujuan untuk menurunkan beban pencemaran dan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk melestarikan sungai. Dari hasil evaluasi pada tahun 1990, ternyata
program kali bersih sudah mampu menurunkan beban pencemaran kebutuhan oksigen
biologis (baca paket pencemaran), namun di beberapa tempat beban zat padat terlarut
masih tinggi (M. Soerjani, 1993, p. 6).
Akan tetapi program penyuluhan dalam rangka meningkatkan kesadaran
masyarakat belum tampak hasilnya sehingga kehadiran paket-paket ini diharapkan
mampu menggugah peran serta penduduk Jakarta, terutama mereka yang bermukim
sepanjang daerah aliran sungai (bantaran sungai).
EVALUASI FORMATIF
Tulis B bila pertanyaan berikut Benar dan tulis S bila pertanyaan Salah.
1. ( ) Air termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui
2. ( ) Adanya siklus air menyebabkan sumber daya air menjadi tak terbatas.
3. ( ) Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang berfungsi sebagai sumber
air baku bagi penjernihan air bersih di Jakarta.
4. ( ) Sebaiknya pekarangan disemen agar siklus air berjalan lancar dan rapi.
5. ( ) Manusia sangat merasakan kekurangan air bersih, khususnya di Jakarta.
Kunci Jawaban : 1. B, 2. B, 3. B, 4. S, 5. B.
Paket Program Penyuluhan dalam rangka Penelitian mengenai Pengaruh Strategi
Penyuluhan dan Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan MAsyarakat SEpanjang DAS
Cipinang dan Mampang tentang Ekosistem Air Tawar
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
1996
PAKET 3PENCEMARAN AIR SUNGAI
DANPENYAKIT YANG DITIMBULKAN PADA MANUSIA
TOPIK 3
PENCEMARAN AIR
DAN
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN PADA MANUSIA
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah mengikuti program ini peserta mampu:
1. Mengetahui arti pencemaran air
2. Menyebutkan penyebab terjadinya pencemaran
3. Menyebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh air yang tercemar
4. Menjelaskan proses pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga
5. Menyebutkan beberapa upaya pencegahan pencemaran air sungai
LAMA PENYAJIAN : 45 MENIT
METODE PENYAJIAN : CERAMAH
TARGET/SASARN : IBU-IBU RUMAH TANGGA DAN REMAJA
DI JAKARTA
MATERI :
Pencemaran air tawar atau sungai merupakan bagian dari pencemaran ekosistem
lainnya seperti pencemaran udara, tanah, laut dan sebagainya. Pencemaran air tawar
adalah setiap perubahan fisik atau kimiawi yang terjadi di air dan menyebabkan pengaruh
negatif serta membahayakan kehidupan organisme termasuk manusia.
Sekalipun sekitar 70% bumi kita terdiri atas air, suatu saat dan juga saat ini di
beberapa negara atau daerah di Indonesia sudah dirasakan adanya kekurangan air bersih
yang disebabkan oleh tercemarnya air sungai. Padahal air sungai merupakan salah satu
sumber air bersih untuk layak diminum.
Air sungai sangat mudah tercemar karena bentuknya yang terbuka. Bentuk
terbuka ini menyebabkan mudahnya bahan-bahan pencemar memasuki perairan. Kalau
bahan pencemar yang disebut polutan ini berjumlah banyak, maka sumber air bersih tidak
tersedia lagi bagi manusia. Rantai makanan pada ekosistem sungai terputus dan
ekosistem menjadi tidak lengkap. Ekosistem tidak lengkap karena tidak ada produsen,
sedikit konsumen dan hanya pengurai yang tidak memerlukan oksigen saja (anaerob)
yang mampu hidup pada ekosistem tanpa oksigen (baca lagi paket 1).
Ada empat (4) penyebab timbulnya pencemaran air tawar:
(1) Bencana alam seperti erosi, letusan gunung berapi, banjir dan bukan karena factor
manusia secara langsung.
(2) Kecelakaan seperti tabrakan kapal tangki minyak menyebabkan tercemarnya air laut
dan juga sungai.
(3) Karena terkumpulnya bahan-bahan pencemar seperti racun yang dihasilkan oleh
sejenis bakteri dan jamur.
(4) Karena kegiatan industri hulu yang merupakan keharusan bagi setiap negara untuk
membangun. Misalnya kebutuhan masyarakat terhadap kantong plastic yang sulit
terurai.
Bahan-bahan pencemar atau polutan adalah sebagai berikut:
1. Tumpahan minyak bumi, termasuk oli bekas, minyak tanah dan bensin. Karena
kemampuan jasad renik (bakteri pengurai) beradaptasi sangat rendah, maka
pencemaran oleh minyak ini cukup memastikan organisme. Akibatnya siklus
nutrient atau zat hara terganggu. Hal ini menimbulkan pengaruh buruk terhadap
ekosistem sungai.
2. Pencemaran oleh logam berat seperti zat besi, merkuri dan tembaga yang mungkin
dihasilkan dari kegiatan industri di hulu sungai. Apabila logam tersebut berada
dalam tubuh makhluk hidup dengan jumlah berlebihan, maka logam tersebut akan
bersifat racun. Jika organisme yang mengandung logam ini dimakan oleh organisme
predator atau konsumen (lihat lagi paket 1) maka logam tersebut akan menumpuk
pada tubuh predator, demikian seterusnya sampai kepada manusia sebagai
konsumen terakhir.
3. Pencemaran sampah. Sampah merupakan bahan kimia organik yang telah lama
terurai dan akan memperkaya ekosistem sungai dengan zat hara. Akibatnya semakin
banyak organisme hidup disana dan mereka akan bersaing, terutama terhadap akan
semakin meningkat dan akan diakhiri dengan semakin banyaknya organisme yang
mati (disebut detritus). Bangkai-bangkai organisme mati inilah yang menyebabkan
aktifnya bakteri-bakteri pembusuk sehingga lama kelamaan sungai akan menjadi
dangkal dan juga berbau busuk.
Di samping sampah organik yang telah terurai atau sering disebut sampah
anorganik, pada ekosistem sungai dijumpai beraneka sampah organik yang sangat
sulit terurai dan akan menempati ekosistem sungai sampai bertahun-tahun
terombang-ambing kian kemari. Contohnya adalah sampah plastic, kaleng dan juga
karet busa. Sampah-sampah ini juga merusak keindahan sungai serta merupakan
tempat bersarangnya berbagai jenis sumber penyakit seperti bakteri dan nyamuk-
nyamuk yang membahayakan kehidupan manusia.
4. Pencemaran pestisida pada umumnya berasal dari hasil penyemprotan hama di
sawah-sawah ataupun di ladang. Misalnya DDT, zat ini terbawa arus yang mengalir
ke sungai. Pada jangka pendek, DDT tidak akan memberikan pengaruh terhadap
manusia. Namun DDT akan terus mengalir dari satu organism eke organisme
lainnya dalam rantai makan-memakan. Karena sifatnya menumpuk, maka DDT
akan lebih banyak lagi menumpuk pada tubuh manusia bila manusia adalah
konsumen terkahir dari sebuah rantai makanan (perhatikan gambar 1). DDT dapat
merusak jaringan tubuh dan menghambat proses pengapuran cangkang telur pada
burung serta dapat menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot.
PESTISIDA
TERMAKAN IKAN (DDT IKUT)
TANAMAN AIR MIS: HYDRILLA
DIMAKAN BURUNG (DDT PINDAH)
DIMAKAN MANUSIA (DDT MENGUMPUL)
5. Pencemaran limbah rumah tangga. Pencemaran inilah yang paling banyak
menentukan kualitas air sungai, karena kegiatan sehari-hari yang terjadi di setiap
rumah tangga. Salah satu bahan pencemar adalah detergen atau buangan sabun cuci
bubuk yang mengalir ke sungai melalui got-got rumah tangga. Detergen ini
mengandung zat-zat kimia yang mampu membunuh organisme kecil seperti bakteri,
tumbuhan air yang mengapung (fitoplankton), serta hewan-hewan kecil lainnya.
Berbeda dengan sabun batangan, detergen tidak dapat terurai menjadi unsure-unsur
semula. Akibatnya, ekosistem sungai menjadi terganggu karena putusnya rantai
makanan. Ekosistem akan kehilangan produsen, konsumen dan pengurai. Demikian
pula permukaan sungai menjadi penuh ditutup oleh buih detergen, sehingga cahaya
matahari yang membantu proses fotosintesis tidak dapat diserap secara optimal oleh
produsen (tumbuhan air). Sebaliknya, detergen juga mengandung unsure-unsur
kimiawi seperti Nitrogen (N), Posfor (P), atau Sulfur (S). Unsur-unsur ini memiliki
sifat merangsang pertumbuhan tanaman air tawar seperti ganggang hijau, lumut
maupun hydrilla. Tanaman air tawar ini berfungsi sebagai produsen dan akan
mengundang kehadiran berbagai tipe konsumen ke dalam ekosistem tersebut.
Dalam waktu singkat, ekosistem sungai tersebut sudah penuh dihuni oleh
berbagai jenis organisme. Akibatnya kebutuhan oksigen biologis (KOB) meningkat lalu
muncul persaingan yang akan diakhiri dengan detritus. Dikhawatirkan sungai lambat laun
akan mengalami pendangkalan dan proses pencemaran ekosistem sungai seperti ini
disebut eutrofikasi.
Page 179 is missing!!
mempengaruhi pemandangan dan keindahan saja, apabila sungai tersebut dijadikan salah
satu objek wisata, misalnya.
Beberapa bahan kimia beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
lingkungan manusia adalah: (1) bensin, dapat membunuh ikan-ikan atau hewan-hewan
kecil, (2) sianida, dapat membunuh ikan dan menghambat pertumbuhan ikan; (3) DDT,
dapat mengganggu perkembangan burung dan ikan, mengumpul pada tubuh organisme
dan mengganggu keseimbangan rantai makanan; (4) air raksa (merkuri), dapat
menghambat perkembangbiakan ikan, serta menghambat pertumbuhannya. Merkuri ini
akan terkumpul dalam jumlah banyak pada tubuh manusia, bila orang ini selalu memakan
ikan yang tubuhnya mengandung merkuri melalui rantai makan. Merkuri dapat
mengganggu perkembangan otak manusia dan menjadikan manusia tumbuh abnormal.
Dalam hal ini, setiap insane manusia yang bercita cita hidup sehat serta tinggal
pada lingkungan yang bersih dan indah, tidak menginginkan air sungai dekat rumahnya
tercemar. Beberapa upaya yang perlu diperhatikan oleh masyarakat sekitar atau
sepanjang daerah aliran sungai adalah:
1. Patuhilah segala peraturan daerah yang berkaitan dengan sanksi bila pelanggaran
dilakukan terhadap kelestarian sungai (baca paket IV).
2. BAntulah Pemerintah Daerah ikut serta melestarikan air sungai, dalam hal ini
sungai Cipnang dan Mampang.
3. Berilah pengertian kepada masyarakat atau orang yang kebetulan sedang merusak
atau mencemari sungai.
4. Buatlah saluran atau kubangan khusus untuk menampung detergen atau limbah
rumah tangga sebelum limbah tersebut mengalir ke sungai.
5. jauhkan sampah-sampah dari bantaran kali.
Demikian beberapa upaya yang mungkin dapat dilakukan dalam rangka
menyelamatkan sumber daya air sungai dari kehancuran agar generasi penerus
(anak, cucu dan cicit) kita masih sempat menikmati air bersih tanpa kesulitan
memperolehnya.
EVALUASI FORMATIF:
Tulis B bila pernyataan berikut Benar dan tulis S bila pernyataan Salah.
1. ( ) Apabila permukaan air berbuih dan kotor kecoklat-coklatan sehingga
permukaan air tidak jernih, maka hal ini menunjukkan bahwa air sungai sudah
tercemar.
2. ( ) Limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah ternak dapat menjadi
penyebab air sungai menjadi jernih.
3. ( ) Apabila kulit menjadi gatal, maka kemungkinan penyebabnya adalah mandi di
sungai yang tercemar.
4. ( ) Detergen sebagai salah satu bentuk limbah rumah tangga dapat merangsang
pertumbuhan tanaman air, sehingga suatu ketika kebutuhan oksigen biologis
sungai menjadi tinggi.
5. ( ) Tingginya kebutuhan oksigen biologis sungai mencirikan sungai tercemar.
Kunci jawaban : 1. B, 2. S, 3. B, 4. B, 5. B
Paket Program Penyuluhan dalam rangka Penelitian mengenai Pengaruh Strategi
Penyuluhan dan Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan Masyarakat Sepanjang
DAS Cipinang dan Mampang tentang Ekosistem Air Tawar
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
1996
PAKET 4PENGELOLAAN AIR BERSIH :
TINJAUAN SEGI HUKUM DAN EKOLOGI
TOPIK 4
PENGELOLAAN AIR BERSIH
SUB TOPIK
TINJAUAN SEGI HUKUM DAN EKOLOGI
TINJAUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah mengikuti program ini peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep air bersih
2. Menjelaskan beberapa contoh penyebab pencemaran air
3. Menjelaskan pengelolaan mutu air bersih
4. Menjelaskan beberapa upaya menjaga kebersihan air
5. Menjelaskan sanksi bagi para pencemar air
LAMA PENYAJIAN : 45 MENIT
METODE PENYAJIAN : CERAMAH
TARGET/SASARAN : IBU-IBU RUMAH TANGGA DAN REMAJA DI
JAKARTA
MATERI
Tersedianya air bersih merupakan factor penting bagi kehidupan manusia. Air
bersih digunakan untuk minum, mandi, masak dan mencuci. Selain itu air juga digunakan
manusia untuk keperluan pertanian dan proses industri. Dengan demikian air
dimanfaatkan untuk keperluan yang menunjang kesejahteraan hidup manusia.
Air yang diperlukan manusia untuk keperluan rumah tangga, terutama untuk
minum adalah air bersih. Air bersih menurut Departemen Kesehatan adalah air yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak terasa. Apabila air yang dimanfaatkan penduduk tidak
mengandung salah satu atau ketiga unsur tersebut, berarti air tersebut bukan air bersih.
Air merupakan salah satu sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang
banyak serhingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Manusia memperoleh air dari berbagai sumber seperti air tanah, sungai, danau dan kolam
alam. Dari berbagai sumber tersebut, sumber air tanah merupakan sumber utama manusia
memperoleh air bersih hingga saat ini. Berkat kemajuan teknologi, air sungai telah dapat
diolah menjadi air bersih melalui proses penjernihan air. Namun harga air yang
dihasilkan menjadi sangat mahal.
Dewasa ini kondisi air tanah di wilayah DKI Jakarta sudah sangat
mengkhawatirkan. Kebutuhan air bersih sulit diperoleh, karena jumlah air bersih terus
berkurang dan sebagian sumber air yang ada telah tercemar limbah. Akibatnya air
menjadi barang ekonomi yang sangat mahal.
Terganggunya sumber air tanah meningkat karena penyedotan secara besar-
besaran melalui pompa, baik oleh perusahaan-perusahaan dan industri maupun oleh
perumahan penduduk. Penyusupan air laut ke dalam tanah Jakarta juga sebagai akibat
jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah sehingga memerlukan air dalam jumlah
banyak. Selain itu tanah tercemar oleh limbah industri, buangan air limbah rumah tangga,
buangan limbah lainnya misalnya sampah. Keadaan ini mengakibatkan berkurangnya
persediaan air tanah dan penurunan permukaan air bertambah luas. Penurunan air tanah
ini dimulai dari Jakarta Utara-Jakarta Barat sekarang meluas kea rah Selatan. Selain itu
berkurangnya air bersih juga disebabkan telah tercemarnya sumber air seperti danau dan
sungai.
Kebutuhan air bersih seperti kota Jakarta sebagian besar bergantung pada air
sungai. Sedangkan sekitar 48 persen air digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
penduduk kota. Oleh sebab itu pencemaran sungai dapat berakibat buruk pada mutu air
bersih yang dihasilkan instansi pengelolaan air.
Pencemaran sungai disebabkan oleh penduduk yang tinggal di bantaran sungai
membuang sampah/kotoran ke sungai. Penduduk yang tinggal di sekitar sungai tidak
mengetahui fungsi dan manfaat sungai bagi kehidupan mereka sehari-hari. Sungai bagi
mereka dimanfaatkan sebagai tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) yang sebenarnya
kegiatan-kegiatan tersebut dapat berlangsung di rumah.
Tercemarnya sungai menyebabkan manusia semakin sulit memperoleh air bersih
untuk menunjang kehidpan sehari-hari. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih
maka keselamatan hidup manusia karena kurang tersedianya air bersih adalah penyakit
diare (mencret-mencret) dan kolera. Oleh karena itu perlu diupayakan pencegahan
terhadap pencemaran sumber-sumber air yang terdapat di dalam kota.
Salah satu bentuk upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya pencemaran
terhadap sumber-sumber air adalah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang ini
mengatur tentang bagaimana sikap dan perilaku manusia dalam pengelolaan lingkungan
hidup yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan
lingkungan hidup. Hal ini berarti dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada
seperti air, kita diwajibkan untuk memelihara dan mengendalikan sumber daya tersebut
agar sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan baik oleh generasi sekarang maupun
generasi mendatang. Selain pemeliharaan dan pengendalian, kita diwajibkan juga untuk
memulihkan dan menata kembali sumber daya alam yang rusak. Oleh karena itu setiap
orang dituntut melakukan pengawasan dan pengembangan lingkungan hidup.
Apabila kita telah melakukan pengelolaan sumber daya alam seperti tercantum
dalam Undang-Undang tersebut, maka diharapkan akan terbentuk manusia yang memiliki
jiwa pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan (UU-
RI Nomor 4 tahun 1982) adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengolah
sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup. Hal ini sesuai dengan asas pengelolaan lingkungan hidup
yaitu pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang
pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup (a) tercapainya keselarasan hubungan antar
manusia dengan lingkungan hidup, (b) terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara
bijaksana, (c) terwujudnya manusia manusia sebagai sebagai pembina lingkungan hidup,
(d) terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang.
Berikut ini adalah dilihat bagan proses pengelolaan sumber air bersih sebagai berikut:
Penggunaan air yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan perlu
dipertanggungjawabkan sesuai dengan hukum yang berlaku. Kedudukan hukum dalam
pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan diharapkan berfungsi: pertama: sebagai alat
untuk mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan; kedua: sebagai
sarana pemulihan hak-hak yang melanggar, misalnya system ganti rugi dan
pemulihan/perbaikan lingkungan akibat pencemaran dan perusakan lingkungan; ketiga:
sebagai alat penangkal bagi para pelaku potensial pencemaran dan perusakan lingkunga.
Contohnya: menjatuhkan sanksi administratif berupa penutupan sementara tempat usaha.
Pengelolaan air menyangkut mutu dan jumlah air. Mutu air berhubungan dengan
layak tidaknya air tersebut dimanfaatkan oleh manusia (persyaratan air bersih). Jumlah
air berhubungan dengan banyaknya air yang tersedia, pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dan pembinaan kelestarian air secara berlanjut.
Pengelolaan mutu air dan pencegahan, pengelolaan, pembinaan bagi pencemar
air. Masalah yang berkaitan dengan mutu air adalah limbah yang berasal dari rumah
tangga dan industri. Pencemaran menyebabkan terganggunya ekosistem air yang dapat
dilihat dari warna, bau, rasa dan kandungan mineral dalam air. Di Jakarta sungai yang
telah tercemar adalah Ciliwung, Cipinang dan sungai Mookevart (Kali Angke).
Upaya untuk pencegahan dan pengendalian pencemaran air bersih adalah melalui
berbagai Peraturan Daerah dan Keputusan Gubernur. Kewajiban pemeliharaan
lingkungan diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 tahun 1988 tentang
kebersihan lingkungan dalam wilayah DKI Jakarta. Isi Perda tersebut antara lain: setiap
penduduk atau pemilik dan penanggungjawab bangunan wajib memelihara kebersihan
lingkungan serta dilarang mengotori dan merusak jalan, taman, jalur hijau dan tempat-
tempat umum. Selain itu Perda tersebut berisi pula larangan membuang dan menumpuk
sampah di jalur hijau, taman, sungai dan saluran air. Oleh karena itu setiap
pemilik/penghuni rumah tinggal diwajibkan menyediakan tempat penampungan sampah
dan air buangan. Sanksi bagi yang melanggar diancam pidana kurungan selama-lamanya
tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,00.
Peraturan lain yang mengatur kewajiban setiap
pemilik/penghuni/penanggungjawab bangunan harus membuang limbah (semua buangan
yang berbentuk cair yang merupakan buangan industri dan air buangan rumah tangga) ke
tempat pembuangan air sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sanksi bagi yang
melanggar adalah dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Perda Nomor 5, tahun 1988). Pengelolaan yang
berhubungan dengan jumlah air di Jakarta berkaitan dengan dua (2) hal, pertama:
resapan air sangat rendah, karena sebagian besar permukaan tanah ditutupi oleh
bangunan, jalan, semen dan sebagainya. Akibatnya daya resap air hujan ke dalam tanah
rendah, sedangkan banjir/genangan air tinggi di Jakarta. Kedua: penggunaan air tanah
yang semakin bertambah dan aktifitas penduduk pun meningkat.
Kedua masalah di atas menyebabkan rendahnya persediaan air tanah di Jakarta.
Akibat labih lanjut adalah penyusupan air laut ke daratan, penurunan permukaan tanah
dan penurunan ketinggian permukaan air tanah di Jakarta. Dikhawatirkan suatu saat kota
Jakarta dan sekitarnya akan tenggelam.
Upaya yang perlu diambil adalah pembinaan kesadaran dan diberlakukannya
Undang-Undang dan peraturan yang telah berlaku secara tegas. Berbagai Undang-
Undang dan peraturan yang berbunyi: setiap orang mempunyai kewajiban untuk
memelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan
pencemaran. Selain itu setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup (UU RI Nomor 4 tahun 1982). Oleh karena
itu barangsiapa merusak atau mencemarkan lingkungan hidup memikul tanggung jawab
dan kewajiban membayar ganti rugi kepada penderita yang telah dilanggar haknya dan
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu barangsiapa merusak dan atau
mencemarkan lingkungan hidup memikul tanggung jawab membayar biaya pemulihan
lingkungan hidup kepada negara. Saknsinya adalah barangsiapa dengan sengaja
melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemarnya
lingkungan hidup yang diatur dalam undang-undang diancam pidana penjara selama-
lamanya sepuluh tahun dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 100.000.000,00. Bagi
mereka yang lalai sehingga mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemarnya
lingkungan hidup diancam pidana penjara selama-lamanya satu tahun dan/atau denda
sebanyak-banyaknya Rp 1.000.000,00 (UU RI Nomor 4 Tahun 1982).
EVALUASI FORMATIF
Tulis B bila pernyataan benar dan tulis S bila pernyataan salah.
1. ( ) Penduduk Jakarta tidak dilarang membuang sampah ke sungai
2. ( ) Setiap Peraturan Daerah (Perda) tentang sungai harus ditaati oleh warga
Jakarta
3. ( ) Bagi warga yang melanggar Perda akan dikenakan sanksi berat
4. ( ) Penduduk harus menaati Perda agar sungai dapat dilestarikan
5. ( ) Memanfaatkan air sungai sesuai dengan fungsinya akan membantu
melestarikan air sungai
Kunci 1. S, 2. B, 3. B, 4. B, 5. B