fluphobia.files.wordpress.com · web viewair sebagian besar terdapat di laut dan lapisan es, akan...
TRANSCRIPT
Lembar Pengesahan
Karya tulis ini telah dibaca dan disahkan pada oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Kata Pengantar
Dengan penuh rasa kerendahan hati, ucapan syukur dan terima kasih
penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang hanya oleh penyertaan-Nya
karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan
yang ada.
Lebih-lebih apabila diingat, karya tulis ini adalah suatu tugas akhir untuk
mata pelajaran biologi di kelas X SMAK BPK Penabur Gading Serpong.
Untuk itu, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada Ibu Kristina Tarigan, S.Pd, baik sebagai guru dalam mata
pelajaran biologi yang memberikan tugas ini maupun sebagai pembimbing dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Nicolaus Yudhi, S.Pd, sebagai guru yang menjelaskan aturan-aturan dalam
menulis karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari akan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada karya
tulis ini. Hal tersebut tidak lain karena penulis masih dalam tahap belajar, sehingga
pengetahuannya masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya dan kritik serta saran penulis harapkan agar di masa depan nanti
dapat terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.
Tangerang, April 2008
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air adalah sumber daya alam yang dibutuhkan semua makhluk hidup untuk
dapat hidup. Pada tanaman, air merupakan salah satu kebutuhan vital yang
tanpanya, tanaman tidak akan tumbuh. Pada manusia dan hewan yang 80% dari
tubuhnya tersusun atas H2O, air merupakan kebutuhan primer selain daripada O2
atau oksigen untuk respirasi.
Pencemaran pada air dalam skala kecil mungkin tidak akan memberikan efek
yang berarti kepada makhluk hidup maupun lingkungannya, tapi jumlah yang sedikit
itu dapat terakumulasi menjadi jumlah yang dapat membahayakan baik secara fisis
maupun secara kemis.
Di daerah BSD, Tangerang, tanda-tanda kerusakan yang diakibatkan oleh
pencemaran itu sudah mulai terasa, terutama pada sistem perairan dan gorong-
gorong di wilayah BSD. Maka dari itu, Penulis memilih topik Pengaruh Pencemaran
Air Terhadap Lingkungan di Wilayah BSD City.
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Kondisi BSD City
BSD City sebagai kota baru yang berkembang tentunya masih memiliki
berbagai masalah yang berhubungan baik dengan pembangunan maupun promosi
serta adanya acara-acara tertentu. Sayangnya beberapa dari event tersebut
kadangkala kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya.
1.2.2 Pasar Flohmak
Kesadaran masyarakat yang rendah mungkin merupakan salah satu
penyebab pencemaran yang terjadi di wilayah BSD. Sebagai contoh, pasar Flohmak
yang berlokasi di Granada Square, Sektor 12-3 BSD City. Di BSD, sistem gorong-
gorong yang mengalir ke sungai sudah diatur agar tidak terjadi banjir. Salah satu
bentuk pengaturan tersebut adalah terdapatnya lubang berjeruji di beberapa tempat
umum, agar bila terjadi hujan maka air tidak menggenang di lokasi tersebut. Tapi
agaknya, sarana perairan ini disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Sampah, seperti plastik pembungkus, kotak sterofoam, kaleng
minuman, dan lain-lain dibuang melalui lubang tersebut. Beberapa dari lubang
tersebut bahkan ada yang tersumbat, sehingga kapasitas pembuangan air
berkurang dan pada waktu hujan sangat lebat di bulan April ini, yang terjadi adalah
banjir di daerah ruko Granada Square.
1.2.3 Pembangunan di BSD
Sebagai kota yang berkembang, pembangunan di BSD termasuk cepat dan
kontinu. Untuk mereduksi biaya dalam pembangunan kota ini, maka didirikanlah
pabrik-pabrik yang memproduksi bahan bangunan. Salah satunya adalah pabrik
semen yang terdapat berseberangan dengan ruko Golden Vienna. Pabrik ini
sebenarnya dapat meningkatkan efisiensi dalam pembangunan rumah-rumah baru
dan bangunan-bangunan lainnya. Tapi, pabrik ini memiliki sisi buruk, bahan-bahan
kimia yang digunakan untuk membuat semen tidak diproses dengan semestinya.
Bahan-bahan ini dibuang ke jalan dan akhirnya mengalir ke saluran air. Dampak
yang terasa adalah jalan yang rusak parah akibat reaksi dengan bahan kimia.
Bayangkan apa yang terjadi bila bahan kimia tersebut mengalir ke sungai utama.
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang menyangkut pencemaran air sangat luas dan
meliputi berbagai macam objek, diantaranya pengaruh terhadap lingkungan,
pengaruh terhadap makhluk hidup, hubungan dengan sosialisasi di lingkungan, dan
lain-lain, maka penulis akan membatasi masalah tersebut dengan maksud agar jelas
dan sesuai tujuan penulisannya.
Dalam karya tulis ini, masalah pencemaran air dibatasi sesuai dengan judul
yang penulis pilih, yaitu : “Pengaruh Pencemaran Air Terhadap Ekosistem di
Wilayah BSD City”
Penulis mengambil objek ekosistem, karena didalamnya sudah terdapat dua
faktor, yaitu makhluk hidup dan lingkungannya, yang secara langsung terkena
dampak dari pencemaran air.
1.4 Perumusan Masalah
Karena peristiwa-peristiwa di atas, maka perlu diamati lebih cermat
bagaimana pengaruh pencemaran air terhadap ekosistem, sehinga dapat ditarik
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengaruh air tercemar pada makhluk hidup?
2. Bagaimana efek pencemaran terhadap lingkungan perumahan di BSD?
3. Bagaimana pengaruh pencemaran terhadap air PAM?
1.5 Tujuan
Setiap tindakan pasti memiliki tujuan yang posotif, serta berguna bagi diri
sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Demikian pula dengan karya tulis ini,
ditulis dan diadakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mendapatkan nilai dalam mata pelajaran biologi.
2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan manusia terhadap ekosistem yang
berkaitan dengan air.
3. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam hal membuat bumi bebas
dari pencemaran.
1.6 Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Air adalah zat kimia yang penting bagi setiap bentuk kehidupan. Molekul air
tersusun dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Dalam ikatan ion tersusun dari
H+ yang bersifat asam dan OH- yang bersifat basa, sehingga air dapat dibilang
merupakan zat paling netral yang ada, karena tidak dapat bereaksi dengan zat lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, air digunakan manusia untuk minum, mandi, dan
kebutuhan lainnya. Hewan membutuhkan air untuk minum. Sedangkan bagi tanama,
air merupakan kebutuhan vital, karena proses fotosintesis membutuhkan air dalam
prosesnya.
Air sebagian besar terdapat di laut dan lapisan es, akan tetapi, dapat pula
hadir dalam bentuk awan, hujan, sungai, danau, dan uap air. Air biasanya bergerak
mengikuti suatu siklus, ada siklus pendek, menengah, dan panjang. Siklus pendek
adalah sebagai berikut, air laut menguap menjadi uap air, kemudian air mengalami
kondensasi menjadi awan, setelah mengalami transportasi atau perpindahan
tempat, kemudian terjadlah presipitasi, disebut juga hujan, dan siklus ini terulang
lagi. Untuk siklus menengah hamper sama, hanya saja pada siklus ini ikut berperan
organism tumbuhan yang menghisap air dalam proses fotosintesis dan air
dikeluarkan kembali dalam proses respirasi melalui daun. Dalam diklus panjang,
selain laut dan tumbuhan, diikutkan juga gletser. Es (gletser) mengalami penguapan
atau evaporasi.
Sistem perairan, disini termasuk juga sistem pembuangan seperti selokan
dan gorong-gorong. Saluran itu pada akhirnya akan mengalir ke sungai, di daerah
BSD, aliran ini berujung pada sungai Cisadane.
2.2 Hipotesis
BSD City, selain karena letak geografisnya yang lebih tinggi dari permukaan
laut, pengaturan sistem sirkulasi air juga turut membantu membuat banjir tidak
terjadi di wilayah ini, setidaknya saat 5 tahun yang lalu, saat penulis baru pindah ke
lokasi tersebut. Tapi sekarang, setelah pembangunan berjalan dan pengembangan
serta pempromosian berlangsung, daerah ini menjadi cukup rawan banjir, meskipun
belum benar-benar naik hingga masuk ke dalam rumah, tapi air sudah menggenangi
teras dan trotoar sudah tenggelam saat terjadi hujan lebat di bulan April ini. Perilaku
masyarakat yang tidak mau repot, sehingga membuang sampahnya ke selokan
mungkin merupakan penyebab utamanya.
Air PAM, yang seharusnya memenuhi standar untuk bisa diminum ternyata
tidak memenuhi standar tersebut. Di beberapa perumahan, air PAM kadang berbau
dan berwarna, meskipun warna coklat tidak begitu kentara, tetapi bila disimpan
dalam suatu bak, akan terlihat bahwa air tersebut keruh. Sistem filtrasi dari PAM
yang terletak di Sektor I BSD City, seharusnya bisa menyaring air tersebut agar
layak dikonsumsi. Tetapi, mungkin karena buruknya pencemaran, proses filtrasi
yang berjalan secara otomatis itu tidak mampu menyaring partikel yang sudah
tersuspensi di dalam air tersebut.
Zat kimia yang terkandung di dalam air dapat membuat tanaman dan
makhluk hidup lainnya mengalami gangguan. Beberapa bahan organik pun bukan
tidak mungkin dapat menyebabkan tumbuhan mengalami hambatan pertumbuhan.
Bakteri biasanya menguntungkan, tapi ada beberapa bakteri yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk melukiskan kenyataan-
kenyataan yang ada, dan tidak hanya berhenti di situ, data yang diperoleh itu
kemudian dianalisa untuk memecahkan masalah yang timbul.
Sedangkan untuk meneliti pengaruh pencemaran air terhadap pertumbuhan
tanaman, penulis membuat sendiri dengan mencampur setengah botol air berukuran
½ liter dengan tetesan air dari tempat sampah. Tanaman yang digunakan adalah
bibit bunga mawar. Cara yang digunakan adalah sbb. :
1. Sediakan 2 mangkuk kecil
2. Isi mangkuk tersebut dengan tanah humus
3. Tanam bibit pada kedua mangkuk
4. Siram mangkuk A dengan air bersih
5. Siram mangkuk B dengan air campuran sampah
6. Perhatikan pertumbuhan kedua tanaman
3.2 Metode Pengumpulan Data
Di dalam pengumpulan data, penulis melakukan dengan 3 cara:
1. Pengamatan langsung
2. Pengujian sampel
3. Wawancara langsung
Pengamatan langsung dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi yang
menjadi sumber pencemaran dan mengambil gambar dari pencemaran tersebut
(Pasar Flohmak dan Pabrik Semen). Bulan April ini ternyata juga menguntungkan
penulis. Bukti pencemaran yang merugikan lingkungan didapat saat hujan sangat
deras yang terjadi setiap sore selama beberapa hari, yang membuat air
menggenang sampai menutupi pedestrian.
Pengamatan langsung lainnya dilakukan saat mengamati pertumbuhan
tanaman mawar. Sebagai variabel bebas adalah tanaman mawar dan media
tanamnya. Sebagai variabel kontrol adalah air yang digunakan untuk mengairi
tanaman, yaitu air bersih dan air campuran sampah. Sebagai variabel terikat atau
hasil yang diharapkan terjadi adalah tinggi dan ciri-ciri fisik pada kedua tanaman
tersebut.
Untuk wawancara langsung, penulis mendatangi penduduk di perumahan
wilayah BSD City dan menanyakan kondisi air PAM yang didistribusikan ke rumah-
rumah, baik warnanya, baunya, maupun rasanya. Penduduk yang penulis datangi
adalah tetangga penulis di Sektor 12-3 BSD City, Tangerang.
3.3 Metode Analisa
Di dalam penelitian ini, data yang diperoleh dikumpulkan dan kemudian
disusun secara teratur serta dianalisa secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisa data secara kualitatif adalah suatu pengamatan yang didasarkan
pada data atau hasil penelitian yang tidak dapat diungkapkan dalam bentuk angka,
dalam konteks ini, penulis mengamati dan menganalisa pencemaran yang terjadi di
lingkungan BSD City tanpa menggunakan ukuran-ukuran maupun angka-angka
yang bersifat mutlak.
Analisa data secara kuantitatif adalah suatu penganalisaan yang didasarkan
pada angka-angka yang diperoleh dari hasil penelitian, dalam hal ini, penulis
menganalisa pertumbuhan tanaman mawar dari hari ke hari diukur pertambahan
tingginya.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Air Tercemar pada Makhluk Hidup
Air yang tercemar dapat membawa unsur organik maupun non-organik yang dapat
membahayakan makhluk hidup. Penelitian yang dilakukan dengan mengamati tanaman
yang diberi air yang tercemar sampah adalah sebagai berikut :
Hari Ke A (mm) B (mm) Keterangan1 0 02 0 03 0 04 2 2 Kecambah dengan daun menyatu5 2 26 4 37 4 48 5 59 5 6
10 7 611 8 712 9 813 9 8 Kecambah dengan 2 daun, batang hijau14 10 915 11 1016 12 1117 12 1218 13 1319 13 1320 16 1421 18 1422 20 1523 22 16 Tanaman A muncul daun ke-3 dan 424 24 17
25 26 1926 28 2027 29 21 Tanaman B muncul daun ke-3 dan 428 30 22 Batang tanaman A menjadi coklat29 33 23 Tanaman A muncul daun ke-5 dan 630 36 2531 39 2632 41 2833 42 29 Batang tanaman B menjadi coklat34 43 3035 44 3136 45 32 Tanaman B muncul daun ke-5 dan 637 47 33 Muncul bercak kuning di daun B38 50 3439 51 3540 52 36 Daun ke 5 lebih kecil dari ke 6 (B)41 53 3842 55 4043 57 4144 57 4345 58 4446 60 46
Pada foto yang disertakan dapat dilihat bahwa tanaman A tumbuh dengan
normal sementara tanaman B lebih kerdil dengan adanya bercak-bercak kuning
pada daun.
Hal ini mungkin disebabkan karena air yang digunakan untuk menyiram
tanaman B sudah tercemar. Kita semua tahu bahwa dalam air yang kotor bisa
terdapat zat yang berbahaya maupun organisme mikroskopik yang bisa merugikan
manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Bila air ini diminum oleh makhluk hidup lainnya, termasuk manusia, maka
ada kemungkinan zat yang terkandung di dalamnya dapat membahayakan
kesehatan. Ambil contoh, sabun yang terkandung dalam sampah. Dalam
konsentrasi tertentu, sabun dapat memecah tegangan permukaan air, sehingga
serangga tidak dapat hidup. Deterjen dan disinfektan juga dapat membunuh
organisme air seperti ikan dan mikroorganisme yang berperan sebagai pengurai.
Bila organism yang telah terkontaminasi zat berbahaya atau mikroorganisme
merugikan itu dimangsa oleh predatornya atau manusia, maka racun yang ada akan
terakumulasi hingga terdapat kemungkinan akan mencapai level yang
membahayakan kehidupan manusia.
Sebagai ilustrasi, seekor ikan kecil yang hidup di air tercemar dimakan oleh
ikan besar. Anggap ikan besar bisa memangsa lima sampai tujuh ikan kecil, maka
kadar yang terakumulasi dalam ikan besar itu menjadi lima sampai tujuh kali
lipatnya. Kemudian manusia memasak dan memakan ikan itu, anggap saja tiga ikan
besar yang dimakan, maka kadar racun yang terakumulasi dalam tubuh manusia
adalah 3x7=21 kali lipat kadar racunnya.
Dapat dibayangkan betapa berbahayanya efek rantai makanan ini bila
digabungkan dengan sistem akumulasi tersebut. Sebagai contoh, zat warna dan
metana yang mungkin terkandung dalam alat-alat kosmetik, biasanya hanya
diperuntukkan bagi bagian luar tubuh. Bila zat seperti itu dibuang sembarangan,
maka, dalam kadar tertentu (sudah diakumulasi) dapat menjadi zat yang mematikan
bagi makhluk hidup.
4.2 Efek Pencemaran Terhadap Lingkungan BSD City
Seperti kita ketahui bersama, air dalam jumlah secukupnya memang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup, tetapi, bila kadar itu berlebihan, atau biasa disebut
banjir, maka air sudah kehilangan fungsinya sebagai elemen yang menguntungkan
manusia. Banjir disebabkan oleh tidak berfungsinya saluran pembuangan atau
gorong-gorong. Hal ini dapat terjadi karena kesadaran masyarakat yang kurang,
untuk membuang sampah di tempat yang seharusnya. Mereka lebih memilih
membuang sampah ke sungai atau ke gorong-gorong karena dianggap lebih efisien,
langsung hanyut bersama air. Tetapi sesungguhnya, perilaku itu menimbulkan suatu
masalah yang komplikatif.
Sampah yang terbawa arus air itu dapat mengakibatkan beberapa dampak.
Yang pertama, sampah yang terbawa akan tersangkut di suatu tempat dan
menyumbat saluran pembuangan itu, sehingga air tidak dapat mengalir ke luar. Bila
musim hujan tiba, maka yang terjadi adalah banjir, yang disebabkan oleh tidak
seimbangnya kondisi antara debit air yang dibuang dengan debit air yang datang.
Hal ini dapat menimbulkan masalah lain, seperti munculnya penyakit-penyakit
seperti diare, typhus, DBD dan rusaknya perumahan. Kemudian tidak menutup
kemungkinan juga terjadi deviasi ekosistem karena ada makhluk hidup yang tinggal
di dalam tanah atau yang tidak bisa berenang yang tenggelam di dalam banjir
kemudian mati. Kita tahu bila ada satu saja anggota ekosistem yang hilang, maka
kehidupan di ekosistem itu akan menjadi labil.
Efek yang kedua adalah pencemaran akibat sampah itu sendiri. Air yang
sudah dipenuhi sampah tentu saja sudah tidak layak untuk dipakai sebagai
kebutuhan rumah tangga, apalagi untuk dikonsumsi. Sayangnya, sebagian
masyarakat kecil masih menggunakan sungai sebagai sumber air yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Sebagai contoh, sungai
cisadane yang mengalir melalui Taman Kota 2, BSD City. Diseberang Taman Kota 2
terdapat sebuah perkampungan dimana orang-orang masih mengambil air dari
sungai untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Ada yang mandi, ada yang mencuci
baju, dan ada yang mengambil air itu untuk dikonsumsi. Sulit dibayangkan apa yang
akan terjadi apabila bakteri dan virus yang mungkin berada dalam sampah itu. Sebut
saja tetanus, kista bakteri ini dapat tinggal di besi yang berkarat, apabila seseorang
yang sedang mandi kemudian tidak sengaja menginjak besi itu, maka yang terjadi
adalah penyakit itu akan menjangkiti orang tersebut.
Efek yang terakhir adalah kondisi tidak nyaman yang dialami orang yang
tinggal di dekat sungai. Saat ini peristiwa ini memang belum terjadi, tetapi bukanlah
tidak mungkin, bila perilaku membuang sampah sembarangan tetap dijalankan. Bila
konsentrasi sampah sudah cukup tinggi, maka mulailah tinggal di situ organism-
organisme yang tidak menyenangkan, seperti nyamuk atau lalat. Tentu tidak
menyenangkan rasanya untuk tinggal di rumah yang dipenuhi lalat. Selain itu,
sampah yang membusuk akan membuat bau yang tidak sedap, membuat penduduk
yang tinggal di daerah tersebut menjadi tidak nyaman.
Untuk mencegah hal itu terjadi, maka perilaku ini harus sesegera mungkin
dihentikan. Bukan hanya tempat-tempat sampah yang harus diadakan, tetapi
penyuluhan tentang bahaya mencemari lingkungan juga harus digalakkan, agar
mereka dapat mengerti dan tidak melakukan kebiasaan yang tidak baik itu lagi.
Kemudian untuk perusahaan-perusahaan yang memproduksi zat sisa dalam proses
produksi barang mereka, seharusnya dipikirkan sistem untuk menyaring limbah yang
mereka hasilkan agar tidak berbahaya saat dibuang. Perlu dipikirkan juga adanya
tempat pembuangan khusus bahan-bahan toxic dan berbahaya lainnya seperti yang
dimiliki oleh rumah sakit, agar tidak perlu dibuang ke sungai dan menyebabkan
pencemaran.
4.3 Pengaruh Pencemaran Terhadap Air PAM
BSD City sebagai kota baru yang berkembang, sudah memiliki PAM yang
bertujuan untuk mendistribusikan air bersih untuk konsumsi sehari-hari penduduk.
Tetapi sayangnya, air yang berasal dari PAM kadangkala tidak memenuhi standar
air layak konsumsi. Dari penduduk di daerah ini, didapat bahwa air PAM di rumah
mereka dulu pernah berbau dan berwarna. Hal ini seharusnya tidak bisa terjadi,
karena di dalam PAM sudah dilakukan filtrasi baik secara fisis maupun secara
kemis. Rupanya penyaringan itu kurang cukup, ada mineral-mineral dan zat
pencemar yang bisa lolos melalui penyaringan itu karena ukurannya yang terlalu
renik serta tidak mampu untuk bereaksi dalam proses penyaringan kimianya. Untuk
mengatasi hal itu, PAM pernah melakukan proses penambahan klorin dan kaporit
yang berlebihan, maksudnya agar air tidak berbau. Tetapi hal yang terjadi justru air
yang didistribusikan ke rumah-rumah menjadi berbau kaporit yang menyengat dan
dapat membuat mata perih bila dipakai untuk mandi.
Proses penyaringan yang berlebihan ini seharusnya dapat dihindari bila air
yang disaring tidak begitu kotor karena sampah dan limbah industri, serta sisa dari
bahan-bahan yang digunakan dalam pembangunan. Dalam pembangunan,
seharusnya lebih berhati-hati lagi, agar bahan-bahan seperti semen, pengencer cat,
dan bahan lainnya tidak dibilas begitu saja dan ikut terbawa air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Air adalah anugrah yang Tuhan berikan kepada manusia untuk dimafaatkan
sebaik-baiknya. Berkah yang sudah diberikan secara cuma-cuma itu sudah
seharusnya kita rawat bersama-sama agar dapat menghasilkan sesuatu yang baik.
Bila yang terjadi adalah sebaliknya, berkat bisa berubah menjadi bencana, air yang
tidak dijaga dan dicemari akan merugikan manusia. Jadi manusia rugi karena
perbuatan yang dilakukannya sendiri.
Menjaga air adalah salah satu kewajiban yang harus dijalankan oleh manusia
jaman sekarang. Jangan sampai generasi yang berikutnya hanya dapat membaca
keindahan bumi dari buku-buku. Lingkungan ini harus dijaga agar kedepannya, bumi
dapat menjadi lebih baik lagi.