lampiran 1: matriks pedoman wawancara (sambungan) · lampiran 1: matriks pedoman wawancara...

102
158 Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166) No. Aspek Pertanyaan 1 Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan strategis) Strategic analysis atau analisis strategis biasanya melibatkan penelitian secara mendetail ke dalam pasar, konsumen dan pelanggan, kompetisi, serta faktor-faktor lain pada lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi. Strategic planning atau perencanaan strategis melibatkan pilihan-pilihan mengenai hal apa yang ingin dicapai oleh organisasi serta strategi mana yang paling sesuai untuk mencapainya. Pada tahapan ini, penyusun strategi komunikasi menciptakan atau membentuk sebuah pernyataan misi yang nyata dan mengarah pada masa depan. Penyusun harus memiliki target yang jelas, dan perlu ditekankan mengenai bagaimana strategi tersebut dapat menyediakan jalan menuju masa depan, dan mengantisipasi sebab-akibat serta tegangan dan kontradiksi yang mungkin terjadi. 1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut? 2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi komunikasi oleh PR Telkom Regional V? 3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa? 4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu? 5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya? 6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah PR Telkom Regional V melakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan? 7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan? 8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

158

Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)

Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

No. Aspek Pertanyaan

1

Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan strategis)

Strategic analysis atau analisis strategis biasanya melibatkan penelitian secara mendetail ke dalam pasar, konsumen dan pelanggan, kompetisi, serta faktor-faktor lain pada lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi. Strategic planning atau perencanaan strategis melibatkan pilihan-pilihan mengenai hal apa yang ingin dicapai oleh organisasi serta strategi mana yang paling sesuai untuk mencapainya.

Pada tahapan ini, penyusun strategi komunikasi menciptakan atau membentuk sebuah pernyataan misi yang nyata dan mengarah pada masa depan. Penyusun harus memiliki target yang jelas, dan perlu ditekankan mengenai bagaimana strategi tersebut dapat menyediakan jalan menuju masa depan, dan mengantisipasi sebab-akibat serta tegangan dan kontradiksi yang mungkin terjadi.

1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?

2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi komunikasi oleh PR Telkom Regional V?

3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa?

4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu?

5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?

6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah PR Telkom Regional V melakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan?

7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan?

8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang

Page 2: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

159

Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)

dilakukan mengenai program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016” ini?

9. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah itu?

2

Strategic Design and Implementation Planning (Perencanaan desain dan implementasi strategis)

Ketika sebuah strategi telah dipilih dari antara beragam pilihan strategi yang tersedia, langkah berikutnya adalah untuk merincikan strategi tersebut, mendesain bagaimana strategi itu akan diimplementasikan dan merencanakan implementasinya. Penyusun strategi perlu mempertimbangkan apakah ada proses, praktik, kepercayaan, atau elemen-elemen lain dari perilaku organisasi yang sekiranya dapat menghambat implementasi strategi, dan harus memiliki rencana untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan unsur-unsur yang dapat menghambat pengimplementasian strategi yang telah disusun.

Pada akhir dari tahap ini, penyusun harus telah memiliki program yang jelas, yang mendukung strategi terpilih. Sementara detail dari strategi sedang dikembangkan, rencana untuk meluncurkan dan mengomunikasikan strategi juga harus dibentuk. Mulai dari siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang terlibat, saluran-saluran apa saja

1. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi, yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau tidak ada, mengapa demikian? Kemungkinan pertanyaan lanjutan: Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat. Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan

yang telah disusun tersebut? Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat

pengimplementasian strategi utama anda? 2. Apa pengertian anda sebagai PR Telkom Regional V mengenai

stakeholders? 3. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya

perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh PR Telkom Regional V?

4. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan? Mengapa menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya seperti itu?

5. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang anda sampaikan secara efektif?

Page 3: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

160

Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)

yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka, serta bagaimana mereka mungkin dapat menerima pesan yang kita berikan.

6. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?

3

Launching The Strategy (Meluncurkan strategi) Sebelum strategi terpilih itu diluncurkan,

penyusun harus memiliki perencanaan komunikasi yang jelas untuk 2-3 bulan berikutnya, meliputi apa yang akan dikomunikasikan, kapan, oleh siapa, dan pada kegiatan yang mana. Pada waktu yang sama, penyusun juga harus mengarahkan, mempersiapkan, dan melatih individu-individu yang akan menyampaikan pesan.

Pada organisasi besar, tahap ini biasanya memakan waktu sekitar 1 sampai 2 bulan. Selama waktu ini, pesan-pesan secara jelas dikomunikasikan kepada para staf dan pihak-pihak lain yang terlibat, termasuk komunikasi pada investor eksternal dan komunikasi berdasarkan hukum atau undang-undang. Penyusun akan mengatur atau menyetel ekspektasi dan tetap mengurus mereka selama strategi dilaksanakan. Penyusun juga harus meninjau perkembangan yang terjadi secara rutin pada tahap ini.

1. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional V?

2. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan pada kegiatan yang mana saja?

3. Mengapa PR Telkom Regional V memilih orang-orang tersebut untuk membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan tadi? Proses pemilihannya bagaimana?

4. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V) mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya? Bagaimana caranya?

5. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal? Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?

6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan PR Telkom Regional V untuk menyusun atau merencanakan tindakan-tindakan komunikasi yang akan dilakukan?

7. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal, dan pemerintah?

8. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?

Page 4: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

161

Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)

4

Follow-Up and Commitment (Tindakan lanjutan dan komitmen)

Sekitar 1-2 bulan masa setelah peluncuran awal, penyusun dapat mengharapkan untuk melihat adanya perubahan yang muncul. Penyusun dapat menetapkan jangka waktu tidak lebih dari 3 bulan, dimana ia akan memperkuat pesan, mengharapkan untuk melihat komitmen, dan melaksanakan proyek-proyek serta tindakan-tindakan lain yang merupakan bagian dari strategi.

Pada tahap ini, penyusun mungkin harus memperbaiki dan menguraikan cerita dari strategi selama dalam perjalanannya. Juga harus dipastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan pada tahap ini tersampaikan dengan efisien seperti pesan-pesan awal.

1. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk terjadi sebagai hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?

2. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan atau tidak? 3. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru

terjadi? Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian? 4. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk

menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?

5

Embedding The Strategy and Tracking The Results (Menanamkan strategi dan melacak hasilnya)

Perancangan dan pengimplementasian strategi adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Setelah periode awal selama 3-6 bulan, penyusun perlu melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi. Penyusun juga harus mulai melihat hasil nyata yang muncul melalui perubahan perilaku yang telah dianjurkan dan diupayakan sebelumnya.

Penyusun harus tetap mengomunikasikan

1. Setelah melihat perubahan-perubahan yang terjadi, apa yang dilakukan PR Telkom Regional V selanjutnya? Apakah PR Telkom Regional V tetap mengomunikasikan hasil nyata yang muncul sebagai dampak strategi yang telah dilakukan tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat?

2. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang dilakukan?

3. Bagaimana langkah-langkah evaluasi strategi tindakan komunikasi yang dilakukan PR Telkom Regional V?

4. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut? 5. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil

Page 5: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

162

Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)

strategi dan hasilnya kepada investor-investor eksternal, pemasok dan pelanggan, seperti halnya pada staf. Penyusun juga harus memperbaiki pesannya sembari ia belajar dari implementasi strategi dan memperbaiki strategi itu sendiri.

evaluasinya? 6. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil

evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan? 7. Bagaimana respon masyarakat secara keseluruhan terhadap pelaksanaan

program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?

Pertanyaan Tambahan:

1. Bagaimana peran PR Telkom Regional V dalam program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?

2. Apa saja kegiatan yang dilakukan PR Telkom Regional V dalam menjalankan peran tersebut?

3. Apa tujuan yang ingin dicapai PR Telkom Regional V dengan menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan tersebut?

4. Dalam tinjauan pustaka yang saya gunakan, dikatakan bahwa selain misi dan nilai-nilai perusahaan, harapan dari para stakeholder

perusahaan harus menjadi inspirasi bagi CSR dan membantu mengidentifikasi isu-isu sosial yang menjadi fondasi dari upaya-upaya

CSR organisasi. Dalam hal ini, komunikasi menjadi elemen yang sangat penting atau esensial untuk mengembangkan hubungan

dengan stakeholders. Pada program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini, Telkom bekerjasama dengan 5 BUMN lain untuk

pelaksanaannya. Bagaimana cara Telkom, utamanya PR Telkom Regional V, dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan

masing-masing perwakilan ke-5 BUMN ini? Lalu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam hubungan kerjasama antar

BUMN tersebut?

5. Setelah program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini selesai dilaksanakan, bagaimana proses pembuatan laporannya? Poin-poin apa

saja yang harus ada dalam laporan tersebut? Ditujukan kepada siapa sajakah laporan itu?

6. Apa output yang diharapkan dari pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini? Apakah output tersebut tercapai?

Page 6: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

163

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

MATRIKS WAWANCARA

Aspek Pertanyaan

Key Informan

Ivone Andayani (Manager Secretary & Public Relations

Telkom Regional V)

Dadi Ahdyan (Manager CDC Area 5)

Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan

strategis)

1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?

Telkom itu selain sebagai BUMN, Telkom juga sebagai perusahaan publik. Dia punya yang namanya etika bisnis salah satunya Good Corporate Governance (GCG) dan Good Corporate Citizenship (GCC). Nah kalau Good Corporate Citizenship salah satunya adalah perusahaan itu harus menjalankan program-program yang terkait dengan citizenship ke masyarakat. Itulah program CSR. Jadi itu yang melandasi awal, karena kalau aku bilang ya itu adalah latar belakangnya. Good Corporate Citizenship, dan Telkom menyelenggarakan program CSR itu sebagai bagian dari Good Corporate Citizenship Telkom. Tapi itu bukan inisiatif regional, tetep dari pusat. Regional hanya menjalankan yang ada di regional itu. Kayak misalnya program BUMN Hadir untuk Negeri itu yang elektrifikasi, itu kan ada di beberapa tempat. Nah kalau

Gini, kita kembali ke yang paling basic dulu aja kan. Jadi fungsinya perusahaan itu ada dua, satu, fungsinya mencari laba atau keuntungan ya, dengan semua perusahaan begitu, tapi di sisi lain kita punya tanggung jawab moral. Tanggung jawab moral itu dibentuk, dalam hal ini dalam organisasi itu CDC, dimana disini itu kita bertanggung jawab terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya perekonomian kerakyatan yah, yang kedua kehidupan sosial, yang ketiga lingkungan. CDC itu fungsinya ada disana. Ekonomi, sosial, lingkungan. Nah tujuan perusahaan itu ada dua ini, jadi selalu laba itu juga kan jadi salah satu memang, ini kan dibentuk bukan main-main, karena di perusahaan itu dibentuk satu level di bawah direksi. CDC itu SGM CDC, salah satunya itu. Jadi bagaimana perusahaan care terhadap masyarakat dalam bentuk ekonomi, sosial,

Page 7: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

164

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

wilayah itu ada di bawah Regional 5, kayak yang sekarang ini di BalNus ya, tahun lalu di Jatim.

lingkungan. Kalo tujuan dasarnya itu sebetulnya lebih ke mensinergikan tujuan yang tadi sosial, ekonomi, sama lingkungan, beda ketika kita dilaksanakan sendiri dan dilaksanakan bersama-sama. Nah ini hasilnya akan lebih ‘wow’. Artinya, lebih fokus. Betul bahwa tujuan ini kita laksanakan itu ada dampak, terhadap dampak perekonomian, sosial, dan lingkungan. Bisa dikerjakan sendiri? Bisa. Cuman yang namanya kalau kita bersinergi itu jauh lebih baik hasilnya. Holistik. Telkom misalnya dari sisi jaringannya, dari BUMN lain dari sisi yang lain, saling membangun secara utuh hasil dari sinergi itu diharapkan lebih cepat mempunyai nilai value di masyarakat. Dan itu dilakukan secara berkesinambungan. Terus.. Hasil pembangunan yang di daerah A, kemudian besok di daerah B. Atau di dalam satu masa, perusahaan A di lokasi X, perusahaan B di lokasi Y, perusahaan C di lokasi Z, gitu misalnya. Hasilnya lebih nyata.

2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi

Betul, salah satunya itu, betul. Untuk menjalankan peran Telkom untuk GCG dan GCC. Di bawahnya GCC kan sebuah

-

Page 8: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

165

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

komunikasi oleh PR Telkom Regional V?

perusahaan harus menjalankan praktik itu. Dan ini kalian harusnya menjadikan Telkom itu sebagai contoh buat yang lain-lain. Buat perusahaan lain yang mungkin belum menjalankan program itu gitu.

3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa?

Komunitasnya apa aja, ya banyak.. Pendidikan itu yang terbesar. Karena Telkom ingin untuk ikut mencerdaskan bangsa. Misalnya, dengan memberikan Broadband Learning Center, memberikan PaDi (Pustaka Digital) kemarin itu ikut kan.. Nah itu pendidikan yang terbesar komposisinya. Bawah-bawahnya banyak.. Ada pendidikan, ada bencana alam. Kalau komunitas-komunitas yang secara spesifik disasar oleh Telkom seperti komunitas blogger, misalnya, itu aku belum bisa menjawab. Karena komunitas-komunitas seperti itu hanya kita ajak untuk memperkuat campaign kita dalam event-event tertentu aja, karena mereka kan menulis.. Kalau komunitas pendidikan misalnya anak sekolah atau apa ya itu kan pasti. Komunitas-komunitas yang terkait itu.. Komunitas kesehatan misalnya, komunitas apa yang disasar, ya mungkin dokter, kayak gitu-gitu. Komunitas

Ya ada 2 sasaran, yang pertama program kemitraan, yang kedua bina lingkungan. Yang program kemitraan itu disasar ini terutama masyarakat yang sudah punya keinginan untuk mandiri dengan usahanya. Dibuktikan dengan bahwa dia telah mempunyai usaha minimal 1 tahun. Ini yang untuk program kemitraannya. Kemudian ini tentunya komunitasnya komunitas disini, UMKM. Yang bina lingkungan macem-macem, komunitas yang disasar. Komunitas dari sisi misalnya sisi sosial, kaum-kaum yang kurang beruntung dari sisi misal kehidupan di masyarakatnya coba kita masuk kesana, kita bantu. Entah itu berupa bantuan charity biasa, ataupun bantuan-bantuan lain misalnya kebutuhan-kebutuhan untuk komunitasnya. Misalnya ada komunitas anak-anak muda katakan, misalnya kita bangun coba disana, di lokasi tempat mereka berkumpul dibangun misalnya

Page 9: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

166

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

bencana alam ya tempat dimana bencana itu terjadi.. Masyarakat disitu, kepala desa disitu, kan gitu. Pokoknya komunitas-komunitas yang terkait dengan program yang sedang kita jalankan aja.

BLC, Broadband Learning Center, kita edukasi mereka, kita berikan fasilitas-fasilitas lain, kita berikan juga ilmu-ilmu yang lain. Komunitas-komunitas dimana komunitas itu memang perlu dibantu, yang bina lingkungan. Tempat ibadah misalnya, komunitas santri, komunitas gereja, komunitas ini yang memang memerlukan bantuan. Jadi ada dua nih. Kalau dari sisi organisasi nih temen-temen marketing pasti nyasarnya komunitas yang memerlukan itu. Kalau kita di CDC, itu iya, tapi juga bisa charity yang lain.. Artinya bagaimana mengedukasi masyarakat dengan internet, kita beri bantuan BLC.. Karena kan mau nggak mau, sekarang kan, internet ya. Kebetulan kita juga produk kita kan disana. Nah kita beri mereka, istilahnya wawasan dengan internet, biar mereka lebih pandai. Tapi tidak hanya itu, juga komunitas misalnya korban bencana, komunitas anak-anak terlantar, komunitas rumah ibadah, ada kesehatan, macem-macem. Cuman kalo misalnya yang pendidikan, itu ada juga, ya kita arahkan ke edukasi-edukasi yang sesuai dengan eranya, ya internet. Jadi ini lebih meluas, lebih tidak terpaku disana.

Page 10: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

167

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu?

Biasanya gini, kita punya kalau misalnya BLC ya, kita punya jangka waktu kita yang terjun langsung, jadi yang manggilin orang untuk datang ke BLC, kayak gitu. Tapi ada jangka waktu tertentu, itu akhirnya dikerjakan oleh orang lain. Orang lain itu pihak ketiga. Komunitas-komunitas. Jadi yang mengelola itu akhirnya yang lain.. Karena kan core business-nya Telkom tidak disitu. Ya kan.. Jadi kita mungkin akan menyelenggarakan itu di bawah kita dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun, tahun kedua itu akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.. Atau mungkin dihibahkan aja. Sudah kalau dihibahkan itu ya sudah yang mengelola adalah yang kena hibah. Udah dikasih aja gitu. Kan BLC soalnya disini ada dua, ada yang di kantor Telkom, ada yang sudah dihibahkan bener. Dihibahkan itu ya bener-bener jadi punya mereka. Jadi ini memang udah kita kasih kesana, yang mengelola ya biar mereka. mereka mau panggil komunitas untuk bantu mengelola juga nggak papa. Kalau hibah ya berarti sudah nggak di follow-up, putus disitu aja.

Sejauh ini ada macam-macam komunitas yang sudah pernah berhubungan dengan Telkom. Komunitas-komunitas yang pernah dibantu. UMKM itu pasti. Terus komunitas-komunitas keagamaan, komunitas misal orang-orang tidak mampu, anak-anak kurang beruntung ada komunitasnya, komunitas ini yang biasanya pelopornya ini yang menjadi penghubung antara kita dengan komunitas itu, yang jadi opinion leader-nya gitu.

Page 11: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

168

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?

Tergantung : siapa komunitasnya / stakeholder-nya seberapa besar level of power dan level

of interest-nya bisa melalui offline atau just online

Misalnya yang korban bencana, kita beri bantuan. Setelah nggak ada bencana, putus, selesai. Tapi kalo kita beri bantuan misalnya ke yayasan mata hati, katakan, kita beri bantuan ke sana, kita beri alat-alat untuk mereka berkarya, katakan, nanti kita lihat lagi, 6 bulan kemudian, atau mereka datang ke kita, menceritakan kondisi bantuan kita yang dulu, kemudian kalo maju tentunya kan dia perlu support yang laen, nah dia ngajukan lagi ke kita atau event-event yang dia lakukan, kita ikut diundang disana. Kita evaluasi, kalo memang bantuan kita disana itu efektif, ya terus kita support mereka sampai istilahnya berkembang. Jadi ada dua, satu yang memang putus, artinya setelah kita beri bantuan, putus komunikasinya, satu lagi biasanya komunitas yang punya organisasi ini terus, ada tindak lanjutnya.

6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah dilakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu

Betul. Untuk yang tahun 2016, kemarin kita belum sampai kesitu karena waktunya mepet. Tidak sampai kita bikin penelitian, kayak gitu-gitu, nggak. Kalau yang tahun 2016 ya kita kalau misalnya nih, kayak kemarin, program yang Bedah Rumah Veteran, kan kita pasti ada acara audiensi

Yang pertama itu kita buat dulu satgas, kemudian tadi itu, kita melakukan survey ke lokasi-lokasi calon objek bantuan, menentukan titik-titik objek bantuan. Setelah itu kita hitung RAB untuk rencana bantuan disana. Setelah kita hitung baru kita temui tokoh-tokoh masyarakat disana,

Page 12: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

169

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan?

dulu dengan Kodam kan. Dari situ kita akan dapat gambaran tentang siapa aja sih sebenernya yang butuh, datanya dikasih oleh mereka ke kita.. Dan kita akan koordinasi dengan PIC yang ditunjuk oleh Kodam. Itu misalnya untuk Bedah Rumah Veteran. Yang kedua misalnya untuk Pembinaan Mantan Narapidana, kan Stephanie juga ikut waktu itu, yang terakhir pas ngambil testimoni. Itu jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, kita sudah kesana, sudah minta data. Karena yang tahu persis tentang publiknya mereka yang harus kita kasih bantuan siapa itu adalah mereka. Otomatis kan mereka (Kementerian) harus ngasih ke kita.. Kemudian ada juga yang dari KONI itu kan, yang tahu mana aja yang bisa dibantu itu kan mereka.. Jadi nggak kita sendiri, tapi kita kerjasama dengan stakeholder yang menaungi mereka.. Jadi stakeholder yang menaungi komunitas yang kita sasar.. Karena kalau kita yang menentukan, meneliti gitu waktunya kita habis.. Apalagi kalau kita lihat resource kita sedikit, waktunya mepet, jadi kita harus saling bergandengan dengan stakeholder yang menaungi program ini.

atau kalo ada tokoh pemerintahan disana, kita temui, kita minta izin ke mereka. Kalo misalnya terus mereka mengizinkan, kita minta izin lokasi, kita minta izin masuk, dan selama ini nggak ada kendala. Setelah mereka izinkan, baru kita plan, dari mulai bagaimana pengadaan barangnya, siapa yang mengerjakan, kapan selesai, siapa yang mantau disana, itu dikerjakan sampai dengan barang itu jadi diserahkan ke objek bantuan..

Page 13: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

170

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan?

Mem-filter data yang ada dan menetukan skala prioritas secara bersama-sama dengan mitra yang diajak partner.

Jadi ya survey langsung, langsung datang ke lokasinya, melihat kondisinya, ketemu tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan disitu.

8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang dilakukan mengenai program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016” ini?

Yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi ini adalah, kita ingin publik tahu keberadaan BUMN untuk membantu publik di program-program CSR. Jadi publik akan tahu, oh keberadaan Telkom ini sebagai BUMN seperti ini.. Ternyata selain Telkom itu punya target sendiri untuk perusahaannya, untuk pemerintah, tapi Telkom juga ternyata juga menyisihkan sebagian dari profit usahanya, itu yang dikembalikan ke publik sendiri untuk membantu masyarakat. Klunya adalah itu, keberadaannya Telkom akan diketahui publik untuk program-program CSR.

-

9. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah itu?

“Komunikasi yang disampaikan hendaknya selalu melihat aspek 5 M : Message, Method, Media, Man, and Measurement. Jadi, apa Message nya, disampaikan oleh siapa (Man), dengan Metode apa, melalui Media apa, dan ada Measurement-nya”

-

Page 14: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

171

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

Message (Pesan yang ingin Disampaikan) Sudah ada guidance dari corporate dan dari CDC Telkom untuk masing-masing kegiatan yang kurang lebih berisikan latar belakang program dan tujuan pelaksanaan program. Selain itu dari Telkom juga berusaha mendekati masing-masing stakeholder untuk diajak kerjasama dengan menjelaskan pada mereka, benefit atau keuntungan seperti apa yang mereka masing-masing bisa dapatkan dengan turut terlibat dalam kegiatan tersebut, serta support atau bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh Telkom dari mereka untuk pelaksanaan masing-masing kegiatannya. Method (Metode Penyampaian) Metode komunikasi yang digunakan untuk masing-masing stakeholder terkait di setiap kuadran pemetaan (stakeholder mapping terlampir): - Kuadran 1 (level of power dan level of interest tinggi): Forum, dialog, Focus Group Discussion (FGD) - Kuadran 2 (level of power rendah dan level of interest tinggi): Iklan promosi, newsletter, gathering (hanya untuk

Page 15: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

172

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

pelanggan-pelanggan loyal) - Kuadran 3 (level of power tinggi, level of interest rendah): Visiting (Pihak Telkom yang mengunjungi mereka secara langsung) - Kuadran 4 (level of power dan level of interest rendah): Sponsorship, bantuan-bantuan/hibah sosial Media (Media/Saluran yang Digunakan) Media/saluran komunikasi yang digunakan untuk masing-masing stakeholder terkait di setiap kuadran pemetaan (stakeholder mapping terlampir): - Kuadran 1 (level of power dan level of interest tinggi): Face to face (tatap muka) - Kuadran 2 (level of power rendah dan level of interest tinggi): Media massa, media sosial, beberapa face to face (tatap muka) - Kuadran 3 (level of power tinggi, level of interest rendah): Face to face (tatap muka) - Kuadran 4 (level of power dan level of interest rendah): Media massa, media sosial Man (Orang yang Menyampaikan) Staf atau karyawan perusahaan Telkom setingkat SGM (Senior General Manager) keatas yang ditunjuk oleh corporate

Page 16: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

173

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

maupun EVP Telkom Regional V untuk menjadi PIC dari masing-masing kegiatan dalam program BUMN Hadir untuk Negeri 2016, karena bisa dikatakan mereka adalah orang-orang yang paling kredibel untuk menjadi Man yang mengomunikasikan Message mengenai kegiatan yang mereka handle sebagai PIC. Measurement (Cara Pengukuran) Campaign program PR tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka waktu pendek. Jadi untuk mengukur berhasil tidaknya program itu dilakukan dalam jangka waktu panjang. Pengukuran itu terbagi 3 bagian, ada output, outreach, dan outcome. Output-nya bisa dilihat dari seberapa banyak pemberitaan mengenai program tersebut yang muncul di media. Outreach-nya dilihat dari oplah jumlah pembaca atau viewers masing-masing media ada berapa (melihat jumlah orangnya, jumlah pembacanya, untuk mengukur seberapa luas jangkauannya). Outcome-nya adalah melihat keberhasilan program tersebut untuk merubah kebiasaan, habit, atau lifestyle masyarakat atau komunitas yang terkena dampak program. Dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri,

Page 17: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

174

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

outcome yang diharapkan adalah terjadinya perubahan image dan reputasi Telkom di mata masyarakat, mengenai bagaimana mereka memandang Telkom kemudian. Outcome ini yang baru bisa dilihat dalam jangka waktu panjang. Sementara ini untuk program BUMN Hadir untuk Negeri tahun 2016 belum dilakukan evaluasi atau pengukuran. Evaluasinya nanti juga bisa menyangkut mengenai apakah strategi yang dilakukan sudah tepat sasaran, efisien, dan tepat budget. Intinya ingin mencapai komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M (Message, Method, Media, Man, Measurement).

Strategic Design and Implementation

Planning (Perencanaan desain

dan implementasi strategis)

1. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi, yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau

Ada dong.. Melakukan komunikasi dengan voice (call) atau data (online) jika pada saat yang sudah disepakati ada kejadian mendesak sehingga plan awal tidak jadi dilakukan. Sebetulnya ada SOP paten yang sudah dibuat untuk menangani hal-hal yang kemungkinan terjadi diluar perkiraan. Tapi akhir-akhir ini memang tidak pernah dipakai karena sering terjadi pergantian jabatan, struktur organisasi, dll. Jadi

-

Page 18: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

175

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

tidak ada, mengapa demikian? Kemungkinan pertanyaan lanjutan: • Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat. • Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan yang telah disusun tersebut? • Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat pengimplementasian strategi utama anda?

prosedur yang dulu pernah dibuat itu jadi sedikit terabaikan, atau terkesampingkan. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, Telkom itu kan misalnya untuk program A, itu sudah mengalokasikan budget segini, ternyata kan pada saat pelaksanaannya, saat Telkom mau menjalankan program ini kan dia nggak bisa jalani sendiri. Karena apa, karena dia harus berkoordinasi misalnya di Bedah Rumah Veteran itu, itu dengan TNI Angkatan Darat. Karena kan yang tau rumahnya mana aja kan dia. Mungkin akhirnya, jumlah rumahnya jadi nambah. Atau kalo nggak gitu, tempatnya jadi beda. Atau kemarin dengan BUMN lainnya. Kita harusnya itu mungkin cuma 50, mereka 10. Ternyata mereka ada yang nggak bisa karena nggak punya duit. Kita jadi 50 berapa gitu. Terus kalau misalnya sudah kejadian kayak gitu, kayak dilimpahkan ke Telkom gitu, akhirnya kita harus ubah RAB lagi. Atau lokasinya beda. Begitu disurvey di tempat, kan itu mesti survey kan, mungkin pada saat itu, di awal itu sudah disurvey, tapi nggak disurvey sampai detail. Begitu disurvey sampai detail ternyata berubah. Ya kayak waktu di

Page 19: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

176

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

Bedah Rumah Veteran kemarin itu kan ada beberapa lokasi yang diganti. Aku sudah terlanjur survey sampai ke Balas Klumprik sana, ternyata yang disana, sudah dikasih datanya sama TNI AD itu ternyata disana rumahnya rumah-rumah yang bermasalah lah. Rumah yang akan kita bangun itu ternyata rumah ramai-ramai. Jadi bukan milik satu orang, rumah satu keluarga besar gitu. Jadi begitu kita kesana mau bedah itu, terus jadi ributnya di mereka sendiri. Harus pindah, itu yang pertama. Yang kedua begitu kita kesana, ternyata rumahnya sudah bagus. Padahal yang mau kita bedah kan rumah yang tidak layak huni. Jadi harus kita ubah lagi. Perubahan rencana karena itu. Tapi kalau ada perubahan rencana gitu, kita nggak perlu koordinasi sama 5 BUMN lain lagi, karena kemarin kita jadi pelaksana utama. Cuma perlu kerjasama dengan TNI untuk minta data lagi. 5 BUMN lain ikut urunan. Pasar murah juga, pertama lokasinya ini, ternyata setelah dipikir lagi kayaknya nggak bisa, jadi ganti lokasi karena rawan tawuran, tidak kondusif lingkungannya. Tapi kalau terjadi hal-hal kayak gitu, tidak susah mengatasi karena Telkom pelaksana

Page 20: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

177

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

utama, kalau ada apa-apa Telkom yang handle, Telkom yang ambil keputusan, gak repot minta persetujuan sana sini.

2. Apa pengertian anda mengenai stakeholders?

Stakeholder ya berarti adalah publik yang berhubungan atau bahkan juga tidak atau belum berhubungan dengan produk dan layanan Telkom.

-

3. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh Telkom Regional V?

BoD, Kementerian BUMN, BUMN lain, Government (Pemda), media setempat, masyarakat terkait, karyawan internal Telkom

4. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan? Mengapa menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya seperti itu?

Untuk BoD, BUMN, Government, dan media kebanyakan secara face-to-face. Ya kita akan menyampaikan itu dengan tatap muka, menghadap langsung untuk menyampaikan bahwa kita ada program kayak gini gini gini.. Kalau sama BUMN lain kita punya grup. Kita bisa berkomunikasi lewat grup, atau kalau misalnya kita belum kenal, misalnya tiba-tiba digandengkan dengan BUMN yang kita belum deket di satu wilayah, otomatis kan ya pasti ada koordinasi dulu kan.

-

Page 21: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

178

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

Saling berkirim surat, janjian untuk ngobrol atau rapat, setelah itu kan baru di-follow up di grup. “Nanti berikutnya kita di grup aja ya ngobrolnya..” naah bisa kayak gitu. Atau mungkin rapat melalui telco, teleconference, atau video conference. Gitu-gitu, kalau fasilitas infrastrukturnya memadai. Dengan instansi terkait misalnya gini, komunikasinya pasti diawali kalau kita sudah deket, ya tinggal kita grouping aja.. Kita group atau kalau apa, kita telco.. Tinggal ngomongin lewat itu. Atau kalau misalnya belum, ya otomatis kan harus saling kenal dulu. Surat, pertemuan.. Kayak yang sekarang ini, yang di Singaraja sama di NTT. Program elektrifikasi. Kan pasti yang namanya ngomongin soal elektrifikasi, pasti gandengannya sama PLN, nah kalau teman-teman Telkom disana dengan PLN-nya belum deket, kita akan mengirim surat ke PLN. Surat resmi untuk janjian ketemu untuk membahas bareng program ini.. Habis gitu nggak tau itu nanti dilaksanakan pertemuan selanjutnya seperti apa, atau mungkin by phone, telco, atau dilanjutkan di group, terserah kesepakatan dari meeting pertama. Semakin minim

Page 22: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

179

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

frekuensi untuk harus tatap muka, kebanyakan lewat HP, telepon, dan media-media lain, karena toh kan masing-masing pasti juga punya kesibukan sendiri kan, nggak bisa tatap muka terus menerus. Dengan masyarakat menggunakan media massa. Pesan-pesan yang ingin disampaikan ada banyak.. Value-value Telkom, kemudian apa saja bantuan atau dukungan yang kita butuhkan dari mereka, info-info terbaru tentang Telkom. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri sih pesan yang ingin disampaikan kurang lebih ya antara tentang latar belakang program, tujuan pelaksanaan programnya itu apa, lalu benefit-nya untuk mereka masing-masing kayak gimana, dan support seperti apa yang kita butuhkan dari mereka.

5. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang anda sampaikan secara efektif?

Pasti, karena sudah ada pemetaannya untuk menentukan metode penyampaian pesan yang sesuai.

-

6. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana

Karena PR pasti sudah call mereka duluan kalo mau kesana ngomong soal itu.

-

Page 23: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

180

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?

Launching The Strategy

(Meluncurkan strategi)

1. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional V?

Begitu kita bentuk satgas, begitu ditunjuk tim PIC-PIC nya. Masing-masing program kan ada penunjukan PIC-nya itu. Tergantung kapan informasi yang kita dapat dari Kementerian. Dari Kementerian turun ke corporate, dari corporate turun ke kita. Yang 2016 kemarin ini mepet waktunya, sebulan sebelumnya baru dikasih tahu. Bulan Juli itu. Yang tahun ini kan akhirnya berkaca dari tahun lalu, persiapannya lebih lama, Agustus kan masih lama, tapi ini dari bulan-bulan ini kita sudah mulai jalan.

-

2. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan pada kegiatan yang mana saja?

Ini kan sesuai dengan acaranya dan mapping stakeholder-nya. Masing-masing kegiatan sudah ada guidance-nya, intinya ya semua membicarakan tentang latar belakang program, tujuan pelaksanaan programnya itu apa, lalu benefit-nya untuk mereka masing-masing kayak gimana, dan support seperti apa yang kita butuhkan dari mereka untuk masing-masing kegiatan itu.

-

3. Mengapa PR Telkom Ya karena mereka yang jadi PIC-PIC -

Page 24: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

181

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

Regional V memilih orang-orang tersebut untuk membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan tadi? Proses pemilihannya bagaimana?

masing-masing programnya, sesuai level dan kedudukan di organisasinya, atau pembagian peta peran yang sudah disepakati dengan corporate. Jadi bisa dikatakan mereka paling kredibel untuk jadi Man yang mengomunikasikan Message mengenai program tersebut. Yang menunjuk mereka sebagai PIC bukan PR tapi langsung dari corporate.

4. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V) mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya? Bagaimana caranya?

Biasanya, kalau kita mau bertemu seseorang, itu karena kita sudah pede bertemu orang itu karena kita sudah pegang guidance-nya itu lho, guidance programnya. Yang bikin guidance program ini, itu dari CDC Telkom. Draft MoU-nya itu sudah dibikin dari kantor pusat, jadi kita ketemu itu tinggal bilang apa yang mau kita lakukan, lalu minta dia menandatangani draft MoU-nya itu. Jadi tinggal ngomong berdasarkan guidance-nya itu aja. Misalnya "Ini adalah program dari Kementerian, dan kami ditunjuk untuk ini, sebagai pelaksana di daerah ini, dan TOR-nya seperti ini." itu sudah ada semua. Jadi nggak perlu susah-susah dipersiapkan kayak gimana gitu, sudah ada guidance-nya atau kayak SOP-nya gitu. Ada TOR-

-

Page 25: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

182

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

nya.

5. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal? Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?

Untuk stakeholder yang termasuk di kuadran 1 dan 3, bahasanya pakai bahasa lisan formal, karena metodenya semua face-to-face. Kalau untuk yang di kuadran 2 dan 4 kebanyakan pakai bahasa tertulis karena pakai mass communication. Itu kan komunikasi yang nggak khusus, semua orang boleh tau. jadi pesannya bisa iklan, promo, dan lain-lain. Ini yang di kuadran 2 dan 4 bisa aja bahasanya nggak formal. Kalo kita ngomongnya sama anak sekolah, gimana coba? Sama masyarakat juga bahasanya juga nggak formal. Promo ini lho bisa lewat bahasanya juga nggak formal. Promo ini lho bisa lewat youtube, bisa lewat macem-macem kan sosial media. Intinya itu selain tergantung dengan tipe orangnya, juga tergantung dengan suasana, atau protokoler dan birokrasi yang berlaku.

-

6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan PR Telkom Regional V untuk menyusun atau merencanakan tindakan-tindakan komunikasi

Jadi gini, misal dulu aku nyusun ini seminggu ya, tapi seiring dengan berjalannya waktu, itu akhirnya bisa fleksibel dan berubah-ubah sesuai dengan realita yang dihadapi di lapangan. Misalnya, dulu aku berpikir kalau

-

Page 26: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

183

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

yang akan dilakukan? community itu masuk kuadran 3 aja, tapi kemudian ternyata community itu ada macem-macem, ada yang besar, dan yang lain. Fleksibel sesuai dengan realitanya ya.

7. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal, dan pemerintah?

Internal all karyawan: bisa offline (Sharing session) Internal setingkat manager lini ke atas bisa dengan Rapim Raiders 3 bulanan Investor : press release (dari korporat) Pemerintah : focus group discussion

-

8. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?

Saat ini belum optimal dilakukan. Karena kita kan gini, setiap minggu itu, mestinya kan kita itu udah ada telco (teleconference) kan, dengan temen-temen kita yang ada disana, yang lagi ngawal program disana. Tapi ya karena kayak gini ini lho, kesibukan disini yang ini banget, akhirnya itu terabaikan, terkesampingkan. Jadi kita mengutamakan mana yang lebih prioritas dulu.

-

Follow-Up and Commitment

(Tindakan lanjutan dan komitmen)

1. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk terjadi sebagai

Jadi gini, campaign program PR itu tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka waktu pendek. Makanya pengukuran program itu dilakukan dalam jangka panjang kan.

-

Page 27: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

184

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?

Berhasil tidaknya program di satu daerah itu lihat dari hasil jangka panjang, beda dengan orang marketing. Lihat berhasil dari mana, ya kamu berhasil jualan berapa banyak. Kalau PR nggak bisa. Jadi misalnya di satu daerah itu kita bikin program untuk digitalisasi daerah gitu, program PR itu ada output, ada outreach, ada outcome. Output-nya itu mungkin pada saat program itu dijalankan, media itu seberapa banyak memberitakan. Terus outreach-nya itu, untuk media yang meliput itu masing-masing oplah jumlah pembacanya berapa. Jadi outreach itu jumlah orangnya, jumlah pembacanya, jangkauannya. Terus kemudian yang ketiga adalah outcome-nya. Nah outcome-nya itu adalah apabila program itu berhasil merubah kebiasaan, habit, atau lifestyle orang disitu. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, kita sih berharapnya perubahan image mereka terhadap Telkom. Jadi image dan reputasinya. Bagaimana mereka memandang Telkom kemudian.

2. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan

Belum pernah diukur, belum sempat melakukan pengukuran dari program yang

-

Page 28: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

185

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

atau tidak? lalu. Nah itu lho, harus ada lembaga independen dari luar yang melakukan survey. Kalian kayak dari mahasiswa gitu, survey. Bisnis Telkom bukan untuk itu, bukan untuk melakukan survey sampai sedetail itu. Aku melakukan bisnis disini. Jadi mustinya ada pihak lain yang melakukan itu. Sama kalo ada lagi itu ya paling dilihat dari harga saham aja. Itu kalo dari harga saham itu kan berarti yang dituju adalah pemegang saham kan. Oh berarti responnya pemegang saham bagus.

3. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru terjadi? Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian?

Program PR outcome-nya memang jangka panjang. Jadi perubahan ini sebagai bagian dari outcome akan terlihat dalam jangka waktu panjang.

-

4. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?

Sesuai plan. Government terkait itu, sama orang-orang yang terkait itu, itu nantinya akan digandeng kerjasama, nggak tau itu jadi pelanggan atau apa. Jadi arahnya tetap ke bisnis Telkom. Trus kemudian untuk tau seberapa besar image dan reputasi Telkom itu, mustinya kita gandeng orang-orang yang bikin survey-survey itu, untuk evaluasi. Makanya kan kubilang, after

-

Page 29: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

186

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

event itu kita berharap apa sih, hubungan kita dengan yang tadi itu jangan putus. Tapi bagaimana kemudian mereka ini tau, kalo Telkom ini menyediakan gini gini gini ya, akhirnya mereka jadi pelanggan. Gitu lho, arahnya akhirnya itu ke situ.

Embedding The Strategy and Tracking

The Results (Menanamkan

strategi dan melacak hasilnya)

1. Setelah melihat perubahan-perubahan yang terjadi, apa yang dilakukan PR Telkom Regional V selanjutnya? Apakah PR Telkom Regional V tetap mengomunikasikan hasil nyata yang muncul sebagai dampak strategi yang telah dilakukan tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat?

Ya itu, kita berusaha menggandeng mereka lebih jauh, kalau bisa ya sampai jadi pelanggan Telkom juga.

-

2. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang dilakukan?

Untuk yang tahun 2016 belum dilakukan evaluasi. Evaluasi bisa menyangkut : apakah strategi tersebut tepat sasaran, efisien, dan tepat budget.

-

Page 30: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

187

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

3. Bagaimana langkah-langkah evaluasi strategi tindakan komunikasi yang dilakukan PR Telkom Regional V?

Belum dilakukan evaluasi. -

4. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut?

PR pasti selalu ada di dalamnya, dan lembaga luar yang kita gandeng untuk melakukan survey evaluasi.

-

5. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil evaluasinya?

Melakukan perbaikan dong. Yang pasti harus memetakan 5M-nya dulu kan, saat ini itu kita mau campaign tentang apa sih. Nah untuk medianya, harus tepat sasaran dan tepat budget kan, kalo kita misalnya milih media nih, kita cari yang budget-nya gak usah gede-gede. Jadi yang biar efektif di sisi itu. Itu lihat dari sisi pemilihan aja. Kalau dalam program BUMN Hadir untuk Negeri, ya kalo tepat sasaran ya sasarannya pasti di wilayah itu kan. Media-media yang ada di wilayah situ. Tepat budget, cari media komunikasi yang tidak terlalu mahal. Atau sebenarnya yang paling bagus, aku dulu pernah bikin program di Banyuwangi, ketika kita mendekati kepala daerahnya, kepala daerahnya itu bisa jadi endorser dari produk kita. Secara tidak langsung, dia itu mempromosikan

-

Page 31: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

188

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

produknya kita. Itu sebenarnya campaign yang efektif, ada orang lain sebagai endorser yang menginfokan produk kita keluar. Jadi gak usah kita keluar biaya iklan, itu salah satunya. Kita menggunakan pendekatan ke orang-orang di daerah terkait, utamanya ke orang-orang yang ada di kuadran 1 kayak public opinion leader, government, gitu-gitu deh. Jadi kita melakukan komunikasi dengan mereka supaya mereka secara tidak langsung mendukung program ini dengan cara membantu mempromosikan gitu. Ini misalnya ya, Surabaya, Bu Risma itu akan dengan senang hati bicara tentang Telkom, gak dibayar, karena dia merasa Telkom membantu banget programnya Surabaya. Secara nggak langsung itu jadi benefit juga buat kita.

6. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan?

Ingin mencapai komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan output serta outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M (Message, Media, Man, Method, Measurement).

-

7. Bagaimana respon masyarakat secara

Ini kita sampling, dengan apa cara sampling-nya, dengan minta testimoni.

Luar biasa. Karena itu kita bisa lihat setiap ada peresmian, itu kan masyarakat

Page 32: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

189

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

keseluruhan terhadap pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?

Yang kemarin Stephanie bantu videokan itu.. Ini jelas sudah valid, karena apa, ini sudah ada dokumentasinya dalam bentuk testimoni. Responnya terima kasih, baik, kayak gini gini gini.. Yang dapet hadiah seneng, yang dapet hadiah motor itu.. Terus yang aku ajak ke wawancara bapak-bapak itu.. Itu adalah respon yang sudah bener-bener terdokumentasi, udah nggak bisa dibantah.

langsung datang berbondong-bondong begitu. Kalau saya berpikir gini, MCK dan air bersih, orang kota mungkin berpikir MCK dan air bersih itu biasa, tapi ketika di daerah yang tidak pernah ada air, tidak pernah merasakan ada air tawar, disana ketika kita bangun air dari bawah naik ke atas buanyak, itu satu kampung itu datang kesana semua. Waduh luar biasa. Karena waktu saya belum banyak ke lokasi sih, saya anggap biasa aja MCK, air bersih, biasa kan? Ternyata ketika kita datang ke lapangan, tahu kalo orang yang tidak pernah merasakan air tawar, itu ada. Sampai minum pun itu rasanya juga asin-asin gimana gitu. Setelah kita bangun disana, aduh itu yang namanya air itu, waduh buat mereka itu luar biasa. Karena saya kan ke pulau-pulau kecil tuh, saya lihat, wih, saya disana seminggu udah nggak tahan. Makannya ikan lagi, ikan lagi. Mau minum air nggak ada, mandi nggak pernah ada air tawar. Dan itu ada, banyak lokasi begitu. Tapi ketika kita bangun MCK disana, lalu ada keluar air, meskipun kecil aja disana, air tawar gitu, mereka langsung “ih manis!” gitu. Nah itu, melihat antusiasme masyarakat terhadap

Page 33: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

190

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

bantuan kita. Yang sebelumnya juga nggak pernah ada di kita, orang-orang yang nggak pernah mandi air tawar itu banyak..

Tambahan

1. Bagaimana peran anda dalam program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?

Sebagai mediator bisa, karena PR itu Public Relations kan, jadi sebagai mediator itu menyambungkan beberapa atau jadi jembatan. Kayak misalnya nih, PR Telkom itu punya forum Humas BUMN, sedangkan yang ditunjuk untuk pelaksanaan program misalnya program elektrifikasi, ini kan unit di tempatku yang dia harus berhubungan dengan PLN daerah sana, gak kenal sama sekali, gak tau nih misalnya harus berhubungan dengan siapa dulu. Tapi kan kalau PR, karena dia Public Relations, dia pasti paling tidak itu punya relation dengan Humas-nya sana. Ya kan.. Akhirnya yang menyambungkan ini, oke, ini dengan ini, silahkan.. Itu pertama. Kedua, ya itu tadi, ekspose. Tapi ya ekspose itu ya kayak tadi itu, ekspose-nya musti kita pilih bener, jangan sampai itu akan jadi bumerang bagi Telkom juga ke depan.. Peliputan, dokumentasi, ekspose, kayak gitu-gitu.

CDC itu yang koordinator, untuk seluruh aktivitas. Dalam arti koordinator itu dalam hal scoop-nya dalam arti koordinator itu semua bantuan yang diberikan, dana berasal dari dana CDC. Sehingga dia berperan sebagai koordinator untuk seluruh aktivitas, masalah pendanaannya. Itu yang pertama. Yang kedua, mungkin juga masalah regulasi pelaksanaan kegiatan, di CDC tentang comply-nya. Kalo ada comply masalah surat-menyuratnya, kelengkapan administrasi, secara administratif itu di CDC. Lalu kontrol terhadap aktivitas. Dipantau, bahwa itu betul dilaksanakan oleh tim satgas yang ditunjuk, kita pantau kita laporkan, sampai pada saatnya secara sistem itu bisa dilaporkan 100% sukses dari sisi fisik maupun administrasi. Gitu..

2. Apa saja kegiatan yang anda lakukan dalam

Itu akan ada step by step dari kita, mulai dari pembentukan satgas, mungkin ya

Nah itu dari peran besar kita penyediaan dana, kemudian aktivitas yang diusulkan

Page 34: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

191

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

menjalankan peran tersebut?

menyiapkan satu grup diskusi sendiri, terus kemudian mengatur waktu untuk koordinasi misalnya telco. “oke, kita kalau gitu kenalan-kenalan sudah di awal, kita akan telco mungkin di tiap hari apa di jam berapa..” (mengatur waktu untuk berkoordinasi). Untuk peran ekspose ya kita kirim release ke media. Untuk peliputan, kita tinggal kirim staf aja untuk bertugas kesana meliput kegiatannya. Karena peliputan kan ada 2 macem, ada buat dokumentasi internal ada yang buat eksternal buat ekspose release tadi. Ada yang buat report ke Kementerian.

oleh rekan-rekan di satgas itu, hasil survey dan lain-lain itu kita evaluasi, kita buatkan semacam justifikasi kebutuhan anggarannya, per kegiatan. Nah itu yang menjadi kunci ketika temen-temen di lapangan melakukan aktivitas. Tidak boleh keluar daripada justifikasi yang sudah dibuat. Pelaksanaannya ya kita kontrol kesana, mungkin pelaksanaan baru 40%, tapi ada permintaan dari mereka bahwa untuk pengadaan barang atau apa gitu nggak ada uangnya, misalnya, ya kita berikan ke mereka. Sebetulnya kalau sudah ada justifikasi, itu tidak bisa diubah-ubah. Justifikasi itu kan sudah real hasil survey, hasil segala macem pantauan di lapangan, nggak bisa.. Segitu ya segitu, karena yang melaksanakan yang membuat. Kita kan nggak bikin angka sendiri, dari mereka kita potret, di lapangan ya harus segitu.. Kecuali ada perubahan akibat, misalnya perubahan ekonomi yang signifikan, tiba-tiba dollar misalnya naik. Nah itu misalnya kan.. Tapi selama nggak ada apa-apa ya tetep begitu.. Kita juga langsung datang ke lokasi pelaksanaannya untuk ngontrol dan mantau.

Page 35: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

192

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

3. Apa tujuan yang ingin anda capai dengan menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan tersebut?

Biar kegiatan itu, pertama manfaatnya terasa dan manfaat itu dirasakan oleh penerima, dan tentu ter-ekspose dan ter-report dengan baik.

Menyesuaikan antara program yang datang dari Kementerian, dengan kondisi di lapangan yang sebagai eksekutornya di lapangan ini sesuai dengan program dari Kementerian. Intinya kita kontrol apa, agar program yang ada dari Kementerian itu dengan kenyataan hasil itu harus sama. Kita potret tiap saat, tiap minggu, tiap hari itu kita pantau. Jangan sampai dari Kementerian itu X, di lapangan X-1. Nah itu nggak boleh. Nah kalau nggak kita kontrol, yang di lapangan nggak ngerti maksudnya yang dari Kementerian, yang Kementerian taunya misalnya beres di lapangan. Jadi ya dikontrol sampai biaya-biayanya itu. Harus klop sama persis. Nah peran kita CDC itu adalah jangan sampai ada gap antara plan sama realisasinya yang ada di lapangan, meminimalisasi itu.

4. Dalam tinjauan pustaka yang saya gunakan, dikatakan bahwa selain misi dan nilai-nilai perusahaan, harapan dari para stakeholder perusahaan harus menjadi inspirasi

Kalau misalnya koordinasi itu ya kita sudah ada di grup sendiri. Pertamanya tetap pakai surat resmi. Lalu lanjut pertemuan, dan akhirnya bikin grup. Kalau untuk pengambilan keputusan, sebenernya di dalam program BUMN Hadir untuk Negeri itu ada leader-nya, di tiap provinsi itu dia ada leader-nya. Jadi misalnya di

-

Page 36: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

193

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

bagi CSR dan membantu mengidentifikasi isu-isu sosial yang menjadi fondasi dari upaya-upaya CSR organisasi. Dalam hal ini, komunikasi menjadi elemen yang sangat penting atau esensial untuk mengembangkan hubungan dengan stakeholders. Pada program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini, Telkom bekerjasama dengan 5 BUMN lain untuk pelaksanaannya. Bagaimana cara Telkom dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan masing-masing perwakilan ke-5 BUMN ini? Lalu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam hubungan kerjasama antar BUMN tersebut?

Jawa Timur kemarin leader-nya Telkom. Keputusan tertinggi ya pasti ada di Telkom. Tapi pasti yang tertinggi lagi ya ada di Kementerian kan.. Kalau ada sesuatu yang harus diputuskan, keputusan tertingginya memang ada di Telkom, tapi Telkom juga mempertimbangkan masukan-masukan dari 5 BUMN lain itu. Ya pasti akan ada proses seperti itu. Kan daerahnya pasti sudah ter-state kan. Daerahnya adalah kota ini ini ini gitu kan, nah terus kalau misalnya sudah ditentukan, biasanya sudah ditentukan itu dari Kementerian. Yang akan dibantu adalah berupa kayak gini gini gini. Misalnya kayak air bersih, itu yang akan dibantu adalah kayak gini gini gini gini. Barangnya kayak gini misalnya, itu kalau misalnya dalam bentuk barang. Sudah di-state dari Kementerian. Kadang-kadang itu hanya untuk budget. Misalnya untuk program bantuan ini, di-state setiap penerima adalah 20 juta, misalnya. Nah bagaimana itu detailnya, diserahkan ke masing-masing. Ya sudah, kita buka di situ, di forum itu. Di forum itu ada perwakilan Telkom bersama perwakilan 5 BUMN lainnya. Kalau misalnya itu ada 12

Page 37: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

194

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

kegiatan ya ada 12 grup. Karena kan di sisi Telkom sendiri penanggung jawabnya beda. Jadi kan yang disitu misalnya, yang di grup ini adalah SM atau GM ini, dan siapa yang ditunjuk manajernya. Anggotanya dari PT BUMN lain ya siapa lagi, gitu kan. Nanti beda lagi di grup yang lainnya. Tapi biasanya PR masuk di semua grup. Tapi seneng dan leganya karena tahun 2016 yang lalu, itu kan kita dapet penyelenggara terbaik dalam lingkup nasional.

5. Setelah program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini selesai dilaksanakan, bagaimana proses pembuatan laporannya? Poin-poin apa saja yang harus ada dalam laporan tersebut? Ditujukan kepada siapa sajakah laporan itu?

Ya itu udah, dari dokumentasinya, di kompulir, dilaporkan ke Kementerian oleh teman-teman Corcomm pusat. Yang waktu itu mereka disini berkantor berapa lama itu lho, punya base camp sendiri di lantai 1, yang base camp-nya BUMN Hadir untuk Negeri di depannya Balairung lantai 1 itu.. Yang tiap hari temen-temen dari kantor pusat sampai 10 hari disitu. Ada buku laporannya masing-masing kegiatan, ditujukan ke stakeholder terkait. Kalo misalnya program Bedah Rumah ya dikasihin ke Kodam, ya yang terkait dengan program itu.

Jadi ya, temen-temen kita udah melaksanakan, mereka akan beri laporannya. Mereka bikin. Laporkan ke kita ke CDC. Nah ini nantinya antara tagihan dengan laporan harus match, bahwa di tagihan mengatakan sudah 100%, bener di lapangan juga dinyatakan sudah kondisi 100%. Laporan ini juga disertai foto, foto-foto di lapangan kayak apa. Nah ini laporan ini kita bendel jadi satu, yang kita laporkan ke Kementerian BUMN. Dari Telkom ke Kementerian, yang kita laporkan. Yang dilaporkan mencakup soal anggaran, plus dokumentasinya, hasilnya. Kalau sebetulnya kalau untuk laporan

Page 38: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

195

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

aktivitasnya, setiap saat ada di media. Itu mesti muncul di media. Itu sebagai evidence bahwa kita sudah melakukan itu memang. Nanti itu sebagai bahan evaluasi, tahun berikutnya harus lebih baik dari laporan itu.. Misalnya tahun kemarin kita bangun 50 MCK, mungkin sekarang 150, melihat antusiasme daripada masyarakat.. Bahan evaluasi lah itu istilahnya.

6. Apa output yang diharapkan dari pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini? Apakah output tersebut tercapai?

Ya itu loh, keberadaan Telkom itu orang ngerti, imbasnya nanti kan ujung-ujungnya ke peningkatan harga saham Telkom. Tercapai pasti. Karena kan salah satu dari, kalau kamu belajar ilmu PR itu kan ada 6 message penting yang harus dipegang untuk menaikkan value dan reputasi perusahaan. Ada dari good product and service, ada dari financial performance, ada dari strong vision and mission leadership¸ terus ada good CSR.. Itu adalah 6 rumus untuk meningkatkan value dan reputasi perusahaan. Itu yang tidak bisa dibantah gitu lho. Visi misi leader-nya bagus, tapi performansi keuangannya jelek, nggak bisa.. Nggak mendukung. Kita kan selalu kasih tuh, tiap 3 bulan ke publik, performansi keuangan Telkom,

Ada sebetulnya ada 3 ini, yang tadi. Ekonomi, meningkatkan memperbaiki taraf hidup masyarakat, dari program kemitraan, bantuan modal, pembinaan, dan lain-lain. Dari sisi sosial, ini juga memperbaiki struktur sosial yang ada di masyarakat, artinya kita punya kewajiban juga, membantu masyarakat-masyarakat yang memang memerlukan bantuan. Yang ketiga lingkungan, kita berkewajiban juga, dalam hal ini, menjaga atau turut serta memperbaiki kondisi lingkungan yang ada, misalnya pembuangan air, MCK, yang tadinya mereka bebas dimana aja setelah ada MCK harus disana, terus mungkin juga sarana ibadah, pendidikan. Rumusnya disana ada 3, kembali ke 3 faktor, ekonomi, sosial, lingkungan. Tapi untuk

Page 39: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

196

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

labanya berapa, dan lain-lain. Di website ada, ke media kita share. Terus kemudian good product and service, IndiHome naik terus pelanggannya, terus servisnya bagus. Termasuk itu tadi, good CSR. Kalau itu semua sudah tercapai, otomatis kan itu akan terbaca sendiri oleh investor. Saham Telkom naik, itu kan artinya sentimen positifnya investor itu lagi bagus, karena saham Telkom lagi naik terus.

yang tahun 2016 ini, ada aspek-aspek tertentu yang mungkin kurang tercapai. Sebetulnya dari hasil pantauan itu gini, setelah bantuan itu kita berikan, itu kan kita serahkan ke masyarakat, ke lurah, camat, atau kepala desa. Nah berikutnya itu, ada juga yang tidak diurus, yang tidak terawat. Contohnya gini, bantuan kita memberikan modal untuk mantan atlit, katakan. Setelah 6 bulan kita lihat lagi, ternyata modalnya yang dulu itu udah nggak ada. Artinya kalau dia dikasih warung, warungnya habis dipake sendiri nggak jualan lagi. Ada yang begitu.. Tapi kalo untuk komunitas, biasanya terjaga. Misalnya MCK, itu kan komunitas tuh, saling menjaga. Tapi kalo yang ke individu itu biasanya ini yang susah. Kalo komunitas lebih mudah. Misalnya kita berikan perangkat BLC di SMA pedalaman, itu dijaga betul. Mungkin karena banyak ya yang bertanggung jawab gitu ya, yang merasa ikut memiliki. Tapi kalo kita berikan bantuan ke perorangan, ini yang kadang-kadang kurang diharapkan. Dikasih mesin jahit, mesin jahitnya kesana udah nggak ada, dijual.. Ya gitu-gitu. Tapi minimal, dari 100% apa

Page 40: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

197

Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)

yang kita berikan, minimal 80 itu udah tercapai itu udah syukur. Nggak perfect 100 tapi ya ada angka-angka toleransinya. Kalau kemarin pelaksanaan berhasil banget, walaupun ada yang ini, cuman kan persentasenya kecil.

Page 41: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

198

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

TRANSKRIP WAWANCARA IVONE ANDAYANI SELASA, 4 APRIL 2017 – RUANG KANTOR IVONE ANDAYANI

Keterangan:

S : Stephanie

I : Ivone Andayani

S : Selamat pagi, Bu Ivone. Terima kasih sebelumnya untuk waktunya. Ini saya

tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang Bu Ivone tandai dulu ya, Bu. Jadi

sebenarnya apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR yang

dilakukan oleh Telkom Regional 5, Bu?

I : Untuk yang pertanyaan pertama ini kalian pasti agak sedikit rancu, program-

program CSR atau yang namanya corporate social responsibility itu adalah

program yang dikelola langsung oleh corporate, bukan di regional 5.

Regional 5 itu menjalankan community development center, dengan program

kemitraan. CSR itu ada di corporate, jadi kalau misalnya tujuannya apa,

kenapa ditentukan seperti itu, itu yang menentukan adalah corporate, dan kita

cuma melaksanakan. Biasanya, program-program CSR ini lingkupnya sudah

nasional, jadi misalnya kayak program yang ada di BUMN Hadir untuk

Negeri itu, itu lingkupnya nasional, ada di berbagai regional. Dan kalau untuk

regional 5 ya yang handle adalah regional 5, tapi inisiatif bukan dari regional

5. Regional 5 hanya pegang community development center dengan program

kemitraan, bantuan pinjaman bergulir. Nah itu, supaya lebih jelas dulu peta

perannya.

S : Kemarin saya sempat konfirmasi ke Pak Dadi, Kepala CDC-nya sini..

I : Nah makanya disini manajernya bukan manajer CSR, manajer CDC..

S : Nah itu katanya Pak Dadi, saya kapan hari konfirmasi, BUMN Hadir untuk

Negeri ini termasuk program apa sebenarnya kalau di Regional 5.

I : BUMN Hadir untuk Negeri itu program CSR, inisiatifnya dari mana, dari

kementerian. Kementerian larinya ke Telkom, Telkom mana, Telkom

Corporate. Jadi yang menentukan itu adalah Menteri BUMN. Nanti itu setiap

BUMN dapet. Kebetulan kayak tahun lalu, itu adalah Telkom. Jadi larinya

kemana, larinya ke corporate dulu. Corporate memerintahkan misalnya,

Page 42: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

199

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

lokasi-lokasi yang ditunjuk adalah kota-kota ini, kota-kota ini ada dimana,

ada di Regional 5, Regional 7, Regional 3, Regional 2. Nah itu kita

menjalankan yang di Regional 5. Karena ini CSR. Seperti tadi aku bilang,

CSR itu adalah corporate.

S : Tapi kapan hari Pak Dadi bilangnya program ini itu termasuk CSR PKBL-nya

Telkom Regional 5.

I : Karena tempatnya di Regional 5.

S : Nah maka itu saya di awal bilangnya program CSR, begitu Bu.

I : He eh, he eh. Nggak apa-apa. Kalau tempatnya di Regional 5, tapi inisiatifnya

bukan dari Regional 5.

S : Berarti kalau saya bertanya tujuan Telkom melaksanakan program-program

yang sejenis dengan program BUMN Hadir untuk Negeri?

I : Telkom itu selain sebagai BUMN, Telkom juga sebagai perusahaan publik.

Dia punya yang namanya etika bisnis salah satunya Good Corporate

Governance dan Good Corporate Citizenship. Nah kalau Good Corporate

Citizenship salah satunya adalah perusahaan itu harus menjalankan program-

program yang terkait dengan citizenship ke masyarakat. Itulah program CSR.

Jadi itu yang melandasi awal, karena kalau aku bilang ya itu adalah latar

belakangnya. Good Corporate Citizenship, dan Telkom menyelenggarakan

program CSR itu sebagai bagian dari Good Corporate Citizenship Telkom.

Tapi itu bukan inisiatif regional, tetep dari pusat. Regional hanya

menjalankan yang ada di regional itu. Kayak misalnya program BUMN Hadir

untuk Negeri itu yang elektrifikasi, itu kan ada di beberapa tempat. Nah kalau

wilayah itu ada di bawah Regional 5, kayak yang sekarang ini di BalNus ya,

tahun lalu di Jatim.

(Bu Ivone menerima telepon)

I : Oke itu ya..

S : Oke Bu, lalu apakah tujuan itu juga yang melandasi penyusunan strategi

komunikasi oleh Bu Ivone sebagai PR Telkom Regional 5?

I : Betul, salah satunya itu, betul.

S : Berarti untuk menjalankan peran Telkom untuk GCG dan GCC itu ya, Bu?

Page 43: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

200

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : He eh... Di bawahnya GCC kan sebuah perusahaan harus menjalankan praktik

itu. Dan ini kalian harusnya menjadikan Telkom itu sebagai contoh buat yang

lain-lain. Buat perusahaan lain yang mungkin belum menjalankan program itu

gitu.

S : Oke oke, Bu. Nanti setelah jadi skripsinya ya, Bu. Hahaha.. Lalu karakteristik

komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional 5 ini dalam

pelaksanaan CSR-nya ya?

I : Ini tadi kalau aku bilang CSR kan corporate ya, tapi gak papa lah aku coba

bantu ya. Komunitasnya apa aja, ya banyak.. Pendidikan itu yang terbesar.

S : Kenapa Bu kok pendidikan?

I : Keinginan Telkom untuk ikut mencerdaskan bangsa. Misalnya, dengan

memberikan Broadband Learning Center, memberikan PaDi (Pustaka

Digital) kemarin itu ikut kan.. Nah itu pendidikan yang terbesar

komposisinya. Bawah-bawahnya banyak..

S : Ada apa saja Bu?

I : Yaa.. Ada pendidikan, ada bencana alam. Pendidikan salah satu contohnya

hari ini temen-temen dari Sumenep itu lagi inikan BLC dengan Pemkab

Sumenep.

S : Membuat BLC?

I : He eh, membuat BLC. Itu bisa aja Telkom yang memberikan, tapi bisa aja

misalnya gini yang bagus itu, ada Pemerintah Daerah itu yang punya budget

khusus, kan Telkom kan ga mungkin kan kasih banyak ya, ada Pemerintah

Daerah yang dia mungkin merasa bahwa itu berguna bagi masyarakat di

tempat saya dan harus jumlahnya banyak, jadi kemudian Pemerintah Daerah

itu yang punya inisiatif untuk menambah sendiri, dengan budget mereka

sendiri. Seperti yang sekarang ini mungkin ada di Sumenep itu mereka juga

nambah sendiri, pemerintahnya. Karena kurang mungkin bagi mereka kan..

Sumenep itu loh, kepulauan.. Itu yang pendidikan. Kemudian ada juga

bencana alam. Bencana alam ini, hari ini temen-temen dari Witel Madiun

pergi ke Pulung, satu daerah di sana yang kena bencana tanah longsor.

S : Ohh, ya ya yang kemarin masuk berita itu ya..

I : He eh.. Nah itu, temen-temen lagi kesana. Nah itu salah satunya kan..

Page 44: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

201

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

S : Itu ngasih bantuan dalam bentuk apa, Bu, kalau bencana gitu?

I : Macem-macem.. Baju kadang, indomie..

S : Ohh, bikin kayak posko gitu ya, ngumpulin barang-barang..

I : He eh.. Pampers anak kecil.. Kayak gitu-gitu. Sembako..

S : Dalam bentuk barang berarti ya..

I : Iya.. Dalam bentuk barang. Kayak kemarin itu yang program apa itu kemarin

ya, Aceh atau apa itu juga..

S : Itu nggak termasuk program BUMN Hadir untuk Negeri juga?

I : Oh nggak, beda. Itu Telkom sendiri. Program BUMN Hadir untuk Negeri itu

satu tahun sekali, waktunya ya kayak gini ini, deket-deket 17an, atau

pokoknya ditentukan oleh Kementerian. Dan ini semuanya terlibat, semua

BUMN terlibat. Nah itu. Ada dalam bentuk kesehatan, pendirian rumah

ibadah, memberikan bantuan ke gereja, pas akhir Natal kemarin, kayak gitu-

gitu lah. Dalam bentuk keagamaan ada, pendidikan ada, bencana ada,

kesehatan ada.

S : Tapi itu berarti bentuknya hanya dalam bentuk charity gitu ya Bu ya, jadi

kayak bentuk amal, maksudnya kayak bencana alam kan kayak ya cuma

sumbangan dalam bentuk barang..

I : Hmm ya kalo itu, tapi kalo pendidikan kan nggak.. Itu kan dampaknya ada

kan.

S : Kalau komunitasnya sendiri, Bu. Jadi misalnya komunitas yang bergerak di

bidang apa, komunitas kan ada macem-macem, kayak komunitas skateboard,

apa komunitas blogger, atau komunitas apa kayak gitu-gitu, maksudnya yang

secara spesifik yang menurut Telkom ini potensial untuk disasar, untuk diajak

bekerjasama sama Telkom kayak gitu, itu komunitas-komunitas yang kayak

gimana gitu Bu?

I : Ehhmm.. Aku belum bisa menjawab itu. Karena kalau misalnya Stephanie

bilang blogger, blogger itu biasanya kita ajak karena apa, untuk memperkuat

campaign kita aja. Mereka menulis kan..

S : Ohh, hanya dalam event-event tertentu gitu ya Bu..

I : He eh.. Mereka memperkuat campaign kita aja.. Biasanya kayak gitu-gitu.

Karena mereka akan menulis.. Kalau komunitas pendidikan misalnya anak

Page 45: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

202

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

sekolah atau apa ya itu kan pasti. Komunitas-komunitas yang terkait itu..

Komunitas kesehatan misalnya, komunitas apa yang disasar, ya mungkin

dokter, kayak gitu-gitu. Komunitas bencana alam ya tempat dimana bencana

itu terjadi.. Masyarakat disitu, kepala desa disitu, kan gitu.

S : Oh iya.. Pokoknya yang terkait gitu ya Bu ya..

I : He eh.. Yang terkait dengan program itu.

S : Berarti nggak ada yang secara khusus gitu ya..

I : Karena kalau bencana itu tidak di-state khusus kan, dia tiba-tiba ada. Jadi

Telkom harus terjun kesitu. Beda kalo misalnya pendidikan, kayak misalnya

pemberian bantuan BLC atau PaDi, itu kan sudah di-state sebelumnya, sudah

direncanakan. Nah tapi kalau bencana, khusus bencana kan nggak bisa,

hahahaha.. Komunitasnya ya akhirnya ngikutin pada saat kegiatan disitu..

S : Ya tergantung kegiatannya ya Bu ya..

I : He eh.. Kalau kayak pendidikan ya pasti guru sama murid, kepala sekolah..

S : Berarti hubungannya ya cuma waktu kegiatan itu terjadi ya Bu ya?

Maksudnya kalau sudah selesai, kerjasamanya selesai, ya sudah selesai gitu

ya? Jadi misalnya kayak pendidikan, mau ngadain BLC di Sumenep, itu kan

misalnya ngajak kerjasama guru-guru sekolahnya, kayak gitu-gitu, setelah

event itu selesai, tidak ada tindakan lanjutannya?

I : Biasanya gini, kita punya kalau misalnya BLC ya, kita punya jangka waktu

kita yang terjun langsung, jadi yang manggilin orang untuk datang ke BLC,

kayak gitu. Tapi ada jangka waktu tertentu, itu akhirnya dikerjakan oleh

orang lain.

S : Orang lain itu siapa maksudnya?

I : Orang lain itu pihak ketiga. Komunitas-komunitas. Jadi yang mengelola itu

akhirnya yang lain.. Karena kan core business-nya Telkom tidak disitu. Ya

kan.. Jadi kita mungkin akan menyelenggarakan itu di bawah kita dalam

jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun, tahun kedua itu akan

dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.. Atau mungkin

dihibahkan aja. Sudah kalau dihibahkan itu ya sudah yang mengelola adalah

yang kena hibah. Udah dikasih aja gitu. Kan BLC soalnya disini ada dua, ada

yang di kantor Telkom, ada yang sudah dihibahkan bener.

Page 46: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

203

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

S : Dihibahkan itu ya bener-bener jadi punya mereka gitu ya..

I : He eh.. Jadi ini memang udah kita kasih kesana, yang mengelola ya biar

mereka. mereka mau panggil komunitas untuk bantu mengelola juga nggak

papa.

S : Kalau hibah ya berarti sudah nggak di follow-up ya, putus disitu ya berarti

ya?

I : He eh.. Gitu.

S : Oke oke oke. Lalu sebelum pelaksanaan program BUMN Hadir untuk Negeri

2016, apakah ada dilakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi

terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi,

atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat

mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat

nilai-nilai sosial atau sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah

nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan begitu Bu?

I : Untuk yang tahun 2016, kemarin kita belum sampai kesitu karena waktunya

mepet. Tidak sampai kita bikin penelitian, kayak gitu-gitu, nggak.

S : Kalau misalnya bukan penelitian, biasanya kan kalau mau ngadain program

pasti kan kayak mengidentifikasi dulu, oh masyarakatnya kayak gini,

budayanya kayak gini, jadi kayak langkah awalnya, maksudnya surveynya

dulu gitu lah istilahnya..

I : Oke, itu iya, itu sudah.

S : Itu gimana pelaksanaannya?

I : Kalau yang tahun 2016 ya kita kalau misalnya nih, kayak kemarin, program

yang Bedah Rumah Veteran, kan kita pasti ada acara audiensi dulu dengan

Kodam kan. Dari situ kita akan dapat gambaran tentang siapa aja sih

sebenernya yang butuh, datanya dikasih oleh mereka ke kita.. Dan kita akan

koordinasi dengan PIC yang ditunjuk oleh Kodam. Itu misalnya untuk Bedah

Rumah Veteran. Yang kedua misalnya untuk Pembinaan Mantan Narapidana,

kan Stephanie juga ikut waktu itu, yang terakhir pas ngambil testimoni. Itu

jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, kita sudah kesana, sudah minta data.

Karena yang tahu persis tentang publiknya mereka yang harus kita kasih

bantuan siapa itu adalah mereka. Otomatis kan mereka harus ngasih ke kita..

Page 47: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

204

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

S : Yang dari kementerian itu ya Bu?

I : He eh.. Kemudian ada juga yang dari KONI itu kan, yang tahu mana aja yang

bisa dibantu itu kan mereka.. Jadi nggak kita sendiri, tapi kita kerjasama

dengan stakeholder yang menaungi mereka.. Jadi stakeholder yang menaungi

komunitas yang kita sasar.. Karena kalau kita yang menentukan, meneliti gitu

waktunya kita habis.. Apalagi kalau kita lihat resource kita sedikit, waktunya

mepet, jadi kita harus saling bergandengan dengan stakeholder yang

menaungi program ini.

S : Oh oke..

I : Apalagi ini kan program Kementerian kan.. Bukan program kita sendiri..

S : Oke, jadi sebenarnya apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang

dilakukan mengenai program BUMN Hadir untuk Negeri ini ya Bu?

I : Yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi ini adalah, kita ingin publik tahu

keberadaan BUMN untuk membantu publik di program-program CSR. Jadi

publik akan tahu, oh keberadaan Telkom ini sebagai BUMN seperti ini..

Ternyata selain Telkom itu punya target sendiri untuk perusahaannya, untuk

pemerintah, tapi Telkom juga ternyata juga menyisihkan sebagian dari profit

usahanya, itu yang dikembalikan ke publik sendiri untuk membantu

masyarakat. Klunya adalah itu, keberadaannya Telkom akan diketahui publik

untuk program-program CSR.

S : Hmm.. Oke.. Kalau pengertian Bu Ivone sendiri, sebagai PR disini, mengenai

stakeholders itu seperti apa?

I : Stakeholder ya berarti adalah publik yang berhubungan atau bahkan juga

tidak atau belum berhubungan dengan Telkom.

S : Lalu menurut Ibu, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya

perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi yang Bu Ivone buat?

I : Stakeholder itu saking banyaknya, itu kita bagi. Kita bagi ke dalam 4

kuadran. Stakeholder yang punya level of power tinggi, jadi berdasarkan level

of power dan level of interest. Kita bagi ke situ stakeholder-nya Telkom itu.

Stakeholder yang punya level of power-nya tinggi dan level of interest-nya

tinggi, itu kita taruh di kuadran yang kita akan sasar khusus, yang kita akan

Page 48: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

205

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

dekati khusus. Tau ya, level of power itu dia bisa menggerakkan kebijakan,

dan lain-lain.

S : Hmm.. Pemerintah gitu ya..

I : He eh, misalnya itu.. Terus kemudian, BOD Telkom itu juga stakeholder

Telkom. Pemegang saham itu juga stakeholder Telkom. Dewan komisaris

juga stakeholder Telkom. Nah, media juga stakeholder Telkom. Sama yang

level of interest-nya tinggi. Level of interest-nya tinggi itu ya pasti yang

interest dengan produk kita kan. Kalao level power-nya tinggi tapi dia tidak

interest dengan produk kita, nggak butuh dengan produk kita ya kita tidak

masukkan itu sebagai stakeholder utama yang harus kita manage, yang harus

kita maintain.. Itu yang pertama. Kemudian ada stakeholder yang level of

power-nya tinggi, level of interest-nya nggak ada atau rendah. Ada

stakeholder yang level of power-nya rendah, tapi level of interest-nya tinggi.

Anak-anak sekolah misalnya. Level of power-nya nggak tinggi, tapi dia level

of interest-nya tinggi, karena dia pasti butuh internet. Jadi itu akan

menentukan apa, itu akan menentukan strategi kita dalam berkomunikasi

dengan mereka. Ada yang bener-bener misalnya level of power-nya tinggi,

level of interest-nya tinggi, kita akan berkomunikasi dengan mereka bisa

secara face to face, bisa secara kita bikin focus group discussion, jadi deket

gitu lho, close user group gitu. Tapi ada yang hanya butuh kita kasih

informasi aja ke mereka, nggak harus bikin FGD atau apa, sekedar informasi

aja ke mereka. Itu adalah yang level of power-nya rendah, level of interest-

nya rendah. Bahkan mungkin kita cuma kasih misalnya sponsorship biasa,

kayak gitu.

S : Mungkin nanti pemetaan stakeholder detailnya di-email aja ya Bu?

I : He eh, iya, makanya. Itu kan nanti juga akan menjawab yang nomor 4 itu.

S : Iya, yang saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan mereka masing-masing itu ya?

I : He eh. Sekarang apalagi kan, ada WA kayak gitu kan, orang-orang yang ini

banget itu bisa kita langsung grouping.

S : Kebanyakan lewat WA berarti Bu ya?

Page 49: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

206

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Ada juga lewat WA, kalau sudah deket banget kan otomatis kita harus lewat

WA, untuk mempercepat koordinasi kan.

S : Ooohh.. Terus pesan-pesan apa saja yang disampaikan?

I : Banyak.. Value-value Telkom, kemudian apa saja bantuan atau dukungan

yang kita butuhkan dari mereka, info-info terbaru tentang Telkom.

S : Menurut Bu Ivone sendiri apakah mereka dimungkinkan untuk menerima

pesan yang disampaikan itu tadi secara efektif?

I : Nah ini susah juga mau ngomongnya, mungkin atau nggaknya. Harusnya sih

iya, tapi itu kan akan melihat juga dari media komunikasi yang dipilih.

Karena kan kalau Telkom, kalau misalnya intinya PR untuk menyampaikan

pesan korporasi ke publik itu ada 5 kan, message-nya apa, disampaikan lewat

media apa, siapa yang harus menyampaikan atau siapa yang harus bicara,

terus kemudian metodenya apa, yang terakhir harus terukur, measured. Jadi

harus menyangkut ini dan ini harus, misalnya dengan karyawan, karyawan

kan salah satu stakeholder, salah satunya adalah dengan cara informasi di

grup, atau nota dinas, atau blast email, atau sharing session, itu metodenya

macem-macem. Message-nya apa, message-nya ya tergantung dari pada saat

itu yang akan disampaikan ke karyawan kira-kira apa. Kayak misalnya

kemarin kesehatan, banyak orang Telkom sakit, umur berapa banyak yang

sudah meninggal, artinya cara hidup sehatnya kurang. Nah ini temen-temen

dari Yakes Telkom itu ngumpulin pegawai untuk sharing kesehatan besok

hari Kamis. Ini adalah bagian dari stakeholder Telkom yang

menyampaikannya lewat sosialisasi atau seminar. Pesannya adalah tentang

kesehatan. Message-nya metodenya itu. Men-nya siapa, yang menyampaikan

adalah Yakes Telkom, karena dia in-charge di program kesehatan. Kemudian

measurement-nya apa, mungkin yang diundang adalah seluruh pegawai

Telkom, yang hadir harusnya 2/3. Misalnya kayak gitu. Kemudian medianya

apa, medianya ya itu, face to face. Itu salah satu contoh.

S : Nah itu kan kalau di Telkomnya sendiri ya Bu ya, kalau terkhusus di program

BUMN Hadir untuk Negerinya? Maksudnya untuk komunikasi, pertanyaan

nomor 3 sama 4 itu tadi kalau untuk di program BUMN Hadir untuk Negeri

itu gimana?

Page 50: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

207

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Siapa saja stakeholders yang terkait ya? Stakeholder yang terkait ya jelas ini

pertama adalah stakeholder dari pemerintah. Itu siapa, Kementerian BUMN.

Yang kedua, stakeholder dari sesama BUMN. Yang ketiga stakeholder dari

pemerintah daerah setempat dimana kita menyelenggarakan. Misalnya

kemarin program air bersih, nah itu kan pasti dari masyarakat sana kan,

tempatnya sana. Kemudian, kayak misalnya tadi, Bedah Rumah Veteran itu

stakeholder terkaitnya siapa, Kodam ya kan, kemudian masyarakat, ya seperti

itu. Masyarakat yang penerima bantuan, media, media yang menerima release

dari kita, atau yang kita undang untuk meng-ekspose kegiatan ini. Karyawan

juga ya kan, karena kan kalau di Telkom kita bikin satgas-satgas. Siapa saja,

ya itu.

S : Oke, lalu yang pertanyaan selanjutnya Bu, yang nomor 4? Saluran-saluran

atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-

masing? Jadi misalnya untuk pemerintah, gimana komunikasinya, pakai

saluran apa, terus pesannya apa..

I : Kalau dengan pemerintah, tadi kan kalau misaknya mapping-nya kita tadi itu,

yang kuadran itu, kan tatap muka salah satunya, ya kita akan menyampaikan

itu dengan tatap muka, menghadap langsung untuk menyampaikan bahwa

kita ada program kayak gini gini gini.. Yang melakukan siapa, biasanya

adalah witel atau datel setempat, yang punya wilayah. Yang berhubungan

dengan itu kan adalah mereka. Kemudian pesan apa yang disampaikan, ya itu

tadi..

S : Kalau misalnya itu tadi ke pemerintah, terus kalau sama BUMN lain?

I : Sama BUMN kita punya grup. Kita bisa berkomunikasi lewat grup, atau

kalau misalnya kita belum kenal, misalnya tiba-tiba digandengkan dengan

BUMN yang kita belum deket di satu wilayah, otomatis kan ya pasti ada

koordinasi dulu kan. Saling berkirim surat, janjian untuk ngobrol atau rapat,

setelah itu kan baru di-follow up di grup. “Nanti berikutnya kita di grup aja ya

ngobrolnya..” naah bisa kayak gitu. Atau mungkin rapat melalui telco,

teleconference, atau video conference. Gitu-gitu, kalau fasilitas

infrastrukturnya memadai.

S : Terus.. Pemda berarti sama kayak pemerintah ya Bu ya..

Page 51: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

208

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : He eh.. Kementerian yang pertama, karena kan programnya dari

Kementerian.

S : Kementerian, sesama BUMN, Pemda, terus...

I : Ini, instansi terkait. Instansi terkait misalnya gini, komunikasinya pasti

diawali kalau kita sudah deket, ya tinggal kita grouping aja.. Kita group atau

kalau apa, kita telco.. Tinggal ngomongin lewat itu. Atau kalau misalya

belum, ya otomatis kan harus saling kenal dulu. Surat, pertemuan.. Kayak

yang sekarang ini, yang di Singaraja sama di NTT. Program elektrifikasi. Kan

pasti yang namanya ngomongin soal elektrifikasi, pasti gandengannya sama

PLN, nah kalau teman-teman Telkom disana dengan PLN-nya belum deket,

kita akan mengirim surat ke PLN. Surat resmi untuk janjian ketemu untuk

membahas bareng program ini.. Habis gitu nggak tau itu nanti dilaksanakan

pertemuan selanjutnya seperti apa, atau mungkin by phone, telco, atau

dilanjutkan di group, terserah kesepakatan dari meeting pertama.

S : Oooh.. Semakin minim face to face-nya ya berarti Bu.. Kebanyakan lewat

media HP, telepon, dan lainnya segala macem itu ya Bu ya..

I : He eh.. Karena kan masing-masing juga punya kesibukan sendiri kan..

S : Jadi susah ketemu ya..

I : Iya. Apalagi kalau kamu bisa bayangin di daerah-daerah yang kepulauan..

S : Hmm.. Susah ketemu ya.. Oke oke.

I : Itu yang lainnya detail banget Stef, jadi yang lainnya kayaknya musti by

email ya. Ini kayak pertanyaan yang bagaimana cara PR mengkomunikasikan

pesan, ini ya tadi itu, kalau kamu sudah punya mapping-nya level of interest-

nya sama level of power-nya, nah itu sudah kejawab itu. Kayak misalnya ini,

investor eksternal, itu dia masuk ke level yang mana ya, ya itu lho dengan

cara itu.

S : Oh ya berarti nanti dari mapping-nya yang dari Bu Ivone itu nanti ya

pokoknya yang masuk kuadran ini, komunikasinya gimana. Kalau kuadran ini

komunikasinya gimana. Kayak gitu ya Bu ya?

I : He eh, he eh.

S : Oke nanti saya email aja ya itu Bu.

Page 52: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

209

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Oke. Aku sebenernya sih sekarang-sekarang ini itu nggak terlalu pingin

program-program CSR itu diangkat terus-menerus dari Telkom. Karena apa,

karena akhirnya itu yang dateng jadi banyak. Yang dateng minta program

CSR itu jadi banyak. Jadi gini, Telkom itu adalah salah satu perusahaan

publik dan juga perusahaan BUMN yang notabene diminta untuk untung dari

pemerintah. Ya nggak? Mencapai keuntungan bagus buat pemerintah. Tapi

dia juga hanya punya 2,5% aja, labanya, profitnya, yang dibagi untuk

program CSR, berupa CDC, dana program kemitraan. Tapi kalau yang

diangkat ini cuma yang 2,5% ini, diangkat dan kemudian orang-orang itu

taunya bahwa “aduh, Telkom itu baik ya, dia itu bagi-bagi kayak gini gini

gini..” Tau nggak, yang dateng ke aku itu 1 hari bisa 10 orang, nanyain

“gimana kami minta gini, gimana kami bisa minta begini” Padahal kita itu

cari revenue dari situ gitu lho. Jadi aku berpikir yang di-ekspose tidak terlalu

gebyar banget, dan mungkin disesuaikan mana saja yang kita kira-kira mau

ekspose. Supaya nggak kayak gitu.. Kayaknya Telkom jadi kayak yayasan

deh, semua orang minta, lha terus, hahahahaha.. Nanti mempermasalahkan.

Kayak tadi itu, “lho kok yang disana dikasih, kita nggak dikasih?” gitu..

Terus kemudian kalau misalnya medianya lebih ribet lagi, masuk-masuk ke

dalamnya. Ngungkit-ngungkit sampai ke dalamnya.. Kayak tadi itu yang

barusan dateng, ini dari Madura nih, haduh nanya nggak karu-karuan,

beberapa orang itu. Ada yang ngomongin ini aktivis dari ini, ini ngomongin

aktivis dari sini, minta data ininya, nanti tanyanya gitu lagi, “lho kenapa yang

ini, kenapa gitu?” Ya kan kalau misalnya kayak gitu, tanggung jawabnya

bukan cuman Telkom. Makanya gimana caranya, perusahaan-perusahaan itu

yang lain juga punya program CSR.. Jangan orang taunya itu cuma Telkom

mulu.. Hahahaha.. Jadi taunya “oohh yang ngasih-ngasih itu Telkom ya..”

Padahal kan ini masih banyak gitu. Hahahaha..

S : Hahahaha iya iya ya.. Mungkin kalau perusahaan lain nggak seterbuka

Telkom mungkin ya Bu ya..

I : Naaah.. Ya itu.. Mungkin.. Keterbukaan informasi ke publik itu akhirnya,

ketika dia dijalankan bener-bener, ada sisi baik dan sisi jeleknya.. Ketika kita

pingin bener-bener menjalankan itu, bener-bener terbuka nih ke publik ya,

Page 53: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

210

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

tapi yang lain-lain juga nggak, akhirnya larinya orang taunya ini aja.

Hahahaha.. Oh kamu kalau ngerti, disini itu ya, sampai diancem-ancem

segala..

S : Diancem? Diancem gimana maksudnya Bu?

I : Ya kita diminta untuk ngasih info, tentang kayak gini gini gini.. Program

bantuan kita ke penduduk Bangkalan, tentang CSR disana, terus kenapa

pemilihannya kayak gitu, gitu-gitu. “Nanti kalau misalnya kita nggak dikasih

data atau apa gitu, kami akan melakukan aksi.” Nah, kayak gitu-gitu coba.

Jadi akhirnya terus aku berpikir, oh ya sudah kalau gitu ke depan memang

harus dikasih komposisi, program-program apa yang kita bisa eskpose,

komposisinya berapa persen aja, dan wilayahnya dimana gitu.

S : Hahahaha ya ya ya ya..

I : Hahahaha.. Iya karena begitu di-ekspose kemana-mana, jadi nanti orang

taunya tuh “oh iya ya, mintanya ke Telkom aja.” Nanti kalau nggak dikasih

atau apa, terus jadi mengungkit-ungkit. “Kenapa kok ini, kenapa musti

kesana, kenapa bukan di tempat kami, kapan tempat kami..” Ah ya kayak

gitu-gitu lah. Hahahaha..

S : Hahahaha serba salah ya Bu ya..

I : Makanya enaknya juga ketika Kementerian yang bikin, artinya kayak

misalnya tadi kamu tanya, survey lokasi atau survey tempat yang digunakan

untuk program CSR BUMN Hadir untuk Negeri itu siapa yang melakukan,

aku yakin yang melakukan itu juga sudah dari Kementerian, ya kan. Karena

kita sudah dapat lokasinya. Kayak besok itu misalnya, di area BalNus tuh, itu

lokasinya mana aja, ya Tabanan sama Singaraja. Di area NTT mana aja, yang

ada ya berarti ada beberapa lokasi yang dapet. Kalau yang tahun 2016 itu

Stephanie sudah ngerti sendiri kan Stephanie bikin videonya kan. Untuk

program Bedah Rumah itu ada 60 rumah, kemudian program air bersih, itu

sudah ditentukan tempatnya ini ini ini ini, ya sudah kita menyelenggarakan

disitu. Yang survey ya karena itu program dari Kementerian, ya mereka.

S : Berarti tinggal jalan aja ya Bu?

Page 54: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

211

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Tinggal jalan. Yang jadi lead-nya adalah kantor pusat. Kita eksekusinya.

Mungkin kita memperkecil dalam bentuk pemilihan PIC-PIC nya untuk

masing-masing program. Bikin satgas misalnya, gitu-gitu.

S : Ohh.. Ya ya ya, oke Bu. Terus, bagaimana respon masyarakat secara

keseluruhan terhadap pelaksanaan program?

I : Ini kita sampling, dengan apa cara sampling-nya, dengan minta testimoni.

Yang kemarin Stephanie bantu videokan itu.. Ini jelas sudah valid, karena

apa, ini sudah ada dokumentasinya dalam bentuk testimoni. Responnya

terima kasih, baik, kayak gini gini gini.. Yang dapet hadiah seneng, yang

dapet hadiah motor itu.. Terus yang aku ajak ke wawancara bapak-bapak itu..

Itu adalah respon yang sudah bener-bener terdokumentasi, udah nggak bisa

dibantah.

S : Oke oke.. Lalu peran PR sendiri secara khusus dalam BUMN Hadir untuk

Negeri ini sebagai apa?

I : Hmm.. Sebagai mediator bisa, karena PR itu Public Relations kan, jadi

sebagai mediator itu menyambungkan beberapa atau jadi jembatan. Kayak

misalnya nih, PR Telkom itu punya forum Humas BUMN, sedangkan yang

ditunjuk untuk pelaksanaan program misalnya program elektrifikasi, ini kan

unit di tempatku yang dia harus berhubungan dengan PLN daerah sana, gak

kenal sama sekali, gak tau nih misalnya harus berhubungan dengan siapa

dulu. Tapi kan kalau PR, karena dia Public Relations, dia pasti paling tidak

itu punya relation dengan Humas-nya sana. Ya kan.. Akhirnya yang

menyambungkan ini, oke, ini dengan ini, silahkan.. Itu pertama. Kedua, ya itu

tadi, ekspose. Tapi ya ekspose itu ya kayak tadi itu, ekspose-nya musti kita

pilih bener, jangan sampai itu akan jadi bumerang bagi Telkom juga ke

depan.. Peliputan, dokumentasi, ekspose, kayak gitu-gitu.

S : Itu perannya ya Bu.. Terus dalam menjalankan peran itu, kegiatan-kegiatan

yang dilakukan? Maksudnya peran itu kan kayak mediator itu tadi kan

istilahnya peran besarnya, terus kegiatan-kegiatan spesifiknya untuk

menjalankan peran sebagai mediator itu gimana?

I : Oh itu akan ada step by step dari kita, mulai dari pembentukan satgas,

mungkin ya menyiapkan satu grup diskusi sendiri, terus kemudian mengatur

Page 55: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

212

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

waktu untuk koordinasi misalnya telco. “oke, kita kalau gitu kenalan-kenalan

sudah di awal, kita akan telco mungkin di tiap hari apa di jam berapa..”

S : Hmm.. Ngatur waktunya..

I : He eh.. Kayak gitu-gitu.

S : Kalau untuk ekspose kayak gimana Bu kegiatan yang dilakukan?

I : Ekspose ya kita kirim release.

S : Kirim release ke media gitu aja ya?

I : He eh.

S : Kalau untuk peliputan ya tinggal kirim staf gitu ya?

I : He eh, karena peliputan kan ada 2 macem, ada buat dokumentasi internal ada

yang buat eksternal buat ekspose release tadi.

S : Ohh, he eh he eh.

I : Ada yang buat report ke Kementerian. Jadi itu kegiatannya.

S : Oke. Terus kalau tujuannya menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan

tersebut?

I : Biar kegiatan itu, pertama manfaatnya terasa dan manfaat itu dirasakan oleh

penerima, dan tentu ter-ekspose dan ter-report dengan baik.

S : Nah terus ini Bu, jadi dalam pelaksanaan program itu kan harapan

stakeholders juga penting, nah salah satu stakeholder yang terkait sama

Telkom ini kan yang kerjasama sama 5 BUMN lain itu, sama Boma Bisma

Indra, PT Garam, dan lain-lain. Nah ini gimana caranya Telkom, dari Bu

Ivone sendiri sebagai PR-nya, itu menjalin komunikasi dengan masing-

masing perwakilan BUMN-BUMN itu yang kerjasama dengan Telkom? Kan

Telkom sebagai PIC-nya, terus membawahi 5 itu.

I : Kalau misalnya koordinasi itu ya kita sudah ada di grup sendiri..

S : Dari awal berarti sudah di grup gitu ya Bu? Nggak pakai surat-surat resmi

gitu?

I : Oh pertama iya..

S : Pertama surat ya..

I : He eh..

S : Pertama surat,pertemuan, terus lanjut grup. Terus kalau misalnya perlu ada

pengambilan keputusan gitu gimana prosesnya Bu? Kalau misalnya ada

Page 56: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

213

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

sesuatu yang harus diputuskan, apakah langsung Telkom yang ambil

keputusan atau gimana?

I : Sebenernya di dalam program BUMN Hadir untuk Negeri itu ada leader-nya,

di tiap provinsi itu dia ada leader-nya. Jadi misalnya di Jawa Timur kemarin

leader-nya Telkom. Keputusan tertinggi ya pasti ada di Telkom. Tapi pasti

yang tertinggi lagi ya ada di Kementerian kan..

S : Nah itu misalnya di Jawa Timur kan keputusan tertingginya ada di Telkom,

nah maksudnya itu Telkom mempertimbangkan ini nggak, maksudnya ada

proses penerimaan masukan-masukan dari kelima BUMN lain ini atau nggak?

Atau langsung ya sudah, terserah Telkom gitu?

I : Oh nggak, nggak.. Ya pasti akan ada proses seperti itu. Kan daerahnya pasti

sudah ter-state kan. Daerahnya adalah kota ini ini ini gitu kan, nah terus kalau

misalnya sudah ditentukan, biasanya sudah ditentukan itu dari Kementerian.

Yang akan dibantu adalah berupa kayak gini gini gini. Misalnya kayak air

bersih, itu yang akan dibantu adalah kayak gini gini gini gini. Barangnya

kayak gini misalnya, itu kalau misalnya dalam bentuk barang. Sudah di-state

dari Kementerian. Kadang-kadang itu hanya untuk budget. Misalnya untuk

program bantuan ini, di-state setiap penerima adalah 20 juta, misalnya. Nah

bagaimana itu detailnya, diserahkan ke masing-masing. Ya sudah, kita buka

di situ, di forum itu.

S : Langsung berarti ngadain forum gitu ya Bu? Ada 5 BUMN itu sama Telkom,

terus langsung diputuskan disitu gitu ya Bu?

I : He eh. Jadi dulu disini ya ada grupnya, kalau misalnya itu ada 12 kegiatan ya

ada grup untuk program Bedah Rumah, ada 12 grup. Karena kan di sisi

Telkom sendiri penanggung jawabnya beda..

S : Ohh, masing-masing PIC-nya beda ya..

I : He eh.. Jadi kan yang disitu misalnya, yang di grup ini adalah SM atau GM

ini, dan siapa yang ditunjuk manajernya. Anggotanya dari PT BUMN lain ya

siapa lagi, gitu kan. Nanti beda lagi di grup yang lainnya. Tapi biasanya PR

masuk di semuanya, hahahahaha..

S : Ohh, hahahaha, di 12 grup itu ada semua ya Bu ya.. Karena harus tau semua

ya Bu ya..

Page 57: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

214

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Iya.. Hahahaha.. Tapi senengnya karena, leganya karena tahun yang lalu, itu

kan kita dapet penyelenggara terbaik.

S : Oh iya.. Yang Bu Ivone kirim fotonya itu ya Bu.. Itu penyelenggara terbaik di

Jawa Timur ya?

I : Nasional..

S : Ohh penyelenggara terbaik nasional ya, keren.. Terus setelah program yang

2016 ini selesai, itu proses pembuatan laporannya gimana?

I : Ya itu udah, dari dokumentasinya, di kompulir, dilaporkan ke Kementerian

oleh teman-teman Corcomm pusat. Yang waktu itu mereka disini berkantor

berapa lama itu lho, punya base camp sendiri di lantai 1, yang base camp-nya

BUMN Hadir untuk Negeri di depannya Balairung lantai 1 itu.. Yang tiap

hari temen-temen dari kantor pusat sampai 10 hari disitu.

S : Ohh ya ya ya ya.. Itu terus apa aja yang ada di dalam laporannya itu Bu?

I : Itu kan ada bukunya.

S : Yang buku kecil-kecil itu? Ya itu laporannya?

I : He eh.

S : Oooh.. Itu buku laporannya disebarin kemana aja Bu?

I : Ke stakeholder terkait. Kalo misalnya program Bedah Rumah ya dikasihin ke

Kodam, ya yang terkait dengan program itu.

S : Ohh.. Semua yang terkait dengan program itu ya.. Oke oke. Terus output

yang diharapkan dari pelaksanaan program ini apa Bu?

I : Ya itu loh, keberadaan Telkom itu orang ngerti, imbasnya nanti kan ujung-

ujungnya ke peningkatan harga saham Telkom.

S : Itu tercapai nggak Bu?

I : Tercapai pasti. Karena kan salah satu dari, kalau kamu belajar ilmu PR itu

kan ada 6 message penting yang harus dipegang untuk menaikkan value dan

reputasi perusahaan. Ada dari good product and service, ada dari financial

performance, ada dari strong vision and mission leadership¸ terus ada good

CSR.. Itu adalah 6 rumus untuk meningkatkan value dan reputasi perusahaan.

Itu yang tidak bisa dibantah gitu lho. Visi misi leader-nya bagus, tapi

performansi keuangannya jelek, nggak bisa.. Nggak mendukung. Kita kan

Page 58: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

215

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

selalu kasih tuh, tiap 3 bulan ke publik, performansi keuangan Telkom,

labanya berapa, dan lain-lain.

S : Ohh, ada ya? Di website?

I : Di website ada, ke media kita share. Terus kemudian good product and

service, IndiHome naik terus pelanggannya, terus servisnya bagus. Termasuk

itu tadi, good CSR. Kalau itu semua sudah tercapai, otomatis kan itu akan

terbaca sendiri oleh investor. Saham Telkom naik, itu kan artinya sentimen

positifnya investor itu lagi bagus, karena saham Telkom lagi naik terus.

Makanya tadi aku bilang, nabung sekarang bisa aja nabung saham, nabung

sahamnya Telkom. Hahaha.. Nah itu Stef, kayaknya ini yang lain-lain

kayaknya musti detail ya, email aja. Nanti karena kamu akan dapet sedikit

pencerahan dan bisa menjawab sendiri pertanyaanmu ketika mapping-nya itu

sudah selesai kubikin.

S : Oke oke baiklah.

Page 59: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

216

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

JAWABAN PERTANYAAN WAWANCARA IVONE ANDAYANI JUMAT, 28 APRIL 2017 – VIA EMAIL

10. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta

komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?

Tergantung :

- siapa komunitasnya / stakeholdernya

- Seberapa besar level of power dan level of interestnya

- Bisa melalui offline atau just online

11. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”,

apakah PR Telkom Regional V melakukan penelitian atau identifikasi dan

komunikasi terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan

komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang

sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan,

atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut

masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan

dijalankan?

Betul

12. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak,

mengapa tidak dilakukan?

Memfilter data yang ada dan menetukan skala prioritas secara bersama-

sama dgn mitra yang diajak partner

13. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk

mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah

itu?

“Komunikasi yang disampaikan hendaknya selalu melihat aspek 5 M :

Message, Methode, Media, Man, and Measurement. Jadi....Apa Message

nya, disampaikan oleh siapa (Man), dengan Metode apa, melalui Media

apa, dan ada Measurement nya”

Page 60: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

217

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

14. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk

mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi,

yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau

tidak ada, mengapa demikian?

Ada dong..melakukan komunikasi dengan voice (call) atau data (online)

jika pada saat yang sudah disepakati ada kejadian mendesak sehingga

plan awal tdk jadi dilakukan.

Kemungkinan pertanyaan lanjutan:

a. Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat.

Lihat jawaban diatas

b. Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan

yang telah disusun tersebut?

Pada kondisi jika plan A tidak bisa dilakukan

c. Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat

pengimplementasian strategi utama anda?

Keadaan yang lebih prioritas dari plan A

15. Apa pengertian anda sebagai PR Telkom Regional V mengenai

stakeholders? Bagaimana pemetaan stakeholders Telkom Regional V

secara detail?

Stakeholder Regional 5 : siapa saja yang berhubungan dengan produk

dan layanan Telkom Regional 5. Lihat pada mappping stakeholder

(terlampir)

16. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya

perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh PR Telkom

Regional V dalam program “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”?

BoD, BUMN, Government, media, masyarakat terkait

17. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi

dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan

(terkait program “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”)? Mengapa

Page 61: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

218

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya

seperti itu?

Lihat dan pelajari pada mapping stakeholder

18. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang

anda sampaikan secara efektif?

Pasti

19. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana

seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?

Sudah ada komunikasis sebelumnya tentang agenda pertemuan untuk

mengkomunikasikan

20. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional

V?

Setelah atau mengacu pada CoE (Calender of Event)

21. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang

ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan

pada kegiatan yang mana saja?

Ini kan sesuai dengan acaranya dan mapping stakeholdernya, Gak bisa

disamakan

22. Mengapa PR Telkom Regional V memilih orang-orang tersebut untuk

membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan

tadi? Proses pemilihannya bagaimana?

Sesuai level atau kedudukan di organisasinya, atau pembagian peta peran

yang sudah disepakati

Page 62: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

219

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

23. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V)

mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya?

Bagaimana caranya?

Kadang iya kadang tidak

24. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-

masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal?

Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?

Duh ini sih bisa dicari di teori. Atau gampangnya begini, selain

tergantung dengan type orangnya, juga tergantung dengan suasana, atau

protokoler dan birokrasi yang berlaku

25. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan

yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal,

dan pemerintah?

Lihat pada mapping stakeholder.

Internal all karyawan: bisa offline (Sharing session)

Internal setingkat manager lini ke atas bisa dengan Rapim Raiders 3

bulanan

Investor : press release (dari korporat)

Pemerintah : focus group discussion

26. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang

terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?

Saat ini belum optimal dilakukan

27. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk

terjadi sebagai hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?

Bisa saja terjadi perubahan pada lifestyle nya

28. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan atau tidak?

Tergantung. Belum pernah dilakukan survey lagi

Page 63: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

220

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

29. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru terjadi?

Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian?

Program PR outcomenya memang jangka panjang. Jadi perubahan ini

sebagai bagian dari outcome akan terlihat dalam jangka waktu panjang.

30. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk

menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?

Sesuai plan

31. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan

komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang

dilakukan?

Untuk tahun 2017 belum dilakukan evaluasi. Evaluasi bisa menyangkut :

apakah strategi tersebut tepat sasaran, efisioen, dan tepat budget

32. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut?

Selalu ada PR didalamnya, dan unit terkait

33. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil

evaluasinya

Tahun 2017 belum dilakukan

34. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil

evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan?

Komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan output serta

outcome tercapai dengan tetap mengedepankan prinsip 5 M

Page 64: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

221

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

TRANSKRIP WAWANCARA IVONE ANDAYANI SELASA, 8 MEI 2017 – RUANG KANTOR IVONE ANDAYANI

Keterangan:

S : Stephanie

I : Ivone Andayani

S : Saya mau bertanya lebih jelas untuk yang jawaban Bu Ivone di pertanyaan

nomor 10, Bu. Itu kan Bu Ivone bilang kalau strategi cadangan yang

dilakukan seandainya ada keadaan yang mendesak, yang dapat menghambat

pelaksanaan strategi, itu dengan melakukan komunikasi via voice call atau

dengan data online ya, Bu. Berarti dari perusahaan atau dari bagian PR

sendiri itu belum ada semacam SOP paten yang sudah dibuat untuk

menangani hal-hal yang kemungkinan terjadi diluar perkiraan ya, Bu? Jadi

kalau seandainya terjadi krisis, itu kan ada beberapa perusahaan yang punya

SOP khusus, prosedur baku yang memang harus dilakukan untuk menangani

krisis itu seperti apa. Di Telkom belum ada ya? Sifatnya masih fleksibel?

I : Hmm.. Ada sih, sebetulnya. Tapi ya itu, akhir-akhir ini memang tidak pernah

dipakai karena sering terjadi pergantian jabatan, struktur organisasi, gitu gitu.

Jadi prosedur yang dulu pernah dibuat itu jadi sedikit terabaikan, atau

terkesampingkan gitu lah.

S : Terus Bu, terjadi hal-hal yang diluar perkiraan itu kalau misalnya di dalam

konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, itu ada nggak, maksudnya

kejadian yang diluar perkiraan gitu? Pernah kejadian nggak?

I : Kalo jumlahnya nambah. Misalnya sudah dialokasikan penerimanya,

penerima bantuan, jumlahnya sekian. Telkom itu kan misalnya untuk program

A, itu sudah mengalokasikan budget segini, ternyata kan pada saat

pelaksanaannya, saat Telkom mau menjalankan program ini kan dia nggak

bisa jalani sendiri. Karena apa, karena dia harus berkoordinasi misalnya di

Bedah Rumah Veteran itu, itu dengan TNI Angkatan Darat. Ya nggak?

S : Oooh.. Lembaga yang menaungi ya..

I : He eh. Karena kan yang tau rumahnya mana aja kan dia. Mungkin akhirnya,

jumlah rumahnya jadi nambah. Atau kalo nggak gitu, tempatnya jadi beda.

Page 65: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

222

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

Atau kemarin dengan BUMN lainnya. Kita harusnya itu mungkin cuma 50,

mereka 10. Ternyata mereka ada yang nggak bisa karena nggak punya duit.

Kita jadi 50 berapa, nah kayak gitu-gitu. Ya paling hal-hal kayak gitu-gitu

aja.

S : Terus kalau misalnya sudah kejadian kayak gitu, kayak dilimpahkan ke

Telkom gitu, habis gitu gimana?

I : Ya berarti kan ngubah RAB lagi.

S : Berarti berkaitan dengan CDC ya Bu.

I : He eh. Atau lokasinya beda. Begitu disurvey di tempat, kan itu mesti survey

kan, mungkin pada saat itu, di awal itu sudah disurvey, tapi nggak disurvey

sampai detail. Begitu disurvey sampai detail ternyata berubah. Ya kayak

waktu di Bedah Rumah Veteran kemarin itu kan ada beberapa lokasi yang

diganti. Aku sudah terlanjur survey sampai ke Balas Klumprik sana, ternyata

yang disana, sudah dikasih datanya sama TNI AD itu ternyata disana

rumahnya rumah-rumah yang bermasalah lah. Rumah yang akan kita bangun

itu ternyata rumah ramai-ramai. Jadi bukan milik satu orang, rumah satu

keluarga besar gitu. Jadi begitu kita kesana mau bedah itu, terus jadi ributnya

di mereka sendiri. Harus pindah, itu yang pertama. Yang kedua begitu kita

kesana, ternyata rumahnya sudah bagus. Padahal yang mau kita bedah kan

rumah yang tidak layak huni. Jadi harus kita ubah lagi. Perubahan rencana

karena itu.

S : Oooh.. Kayak gitu berarti koordinasi lagi sama BUMN lain, koordinasi sama

TNI lagi gitu, nggak?

I : Nggak nggak. Dengan BUMN lain nggak. Kan itu kemarin yang kita

pelaksana utama. Kerjasamanya ya minta data dari TNI lagi.

S : Berarti lebih banyak koordinasinya sama Kodam ya?

I : He eh..

S : Hmm.. Okee.. Lho berarti yang waktu Bedah Rumah Veteran kemarin itu, 5

BUMN lain itu ngapain Bu?

I : Urunan.. Misalnya kalo kita kan bangun 60, Telkom bangun 50 berapa gitu,

53 kalo nggak salah ya, yang 2 dibangun BUMN A. 1 rumah 40 berarti kalau

dia bangun 2 kan 80. Terus yang lain lagi urunan berapa.. Itu misalnya kayak

Page 66: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

223

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

gitu. Pasar murah kan juga kayak gitu kan. Pertama lokasinya ini, ternyata

setelah dipikir lagi kayaknya nggak bisa, jadi ganti lokasi. Bisa aja tuh, rawan

tawuran misalnya. Bisa aja kan?

S : Iya sih.. Tapi kemarin itu kejadian nggak Bu? Ganti lokasi?

I : Nggak tau tuh kemarin ganti apa nggak, tapi kayaknya sih ganti. Ya itu,

rawan tawuran. Kan bisa aja sih, saking nggak punyanya orangnya, rebutan.

Jadi mungkin bisa kayak gitu. Atau tidak kondusif lingkungannya.

S : Tapi berarti nggak seberapa, kalau misalnya terjadi hal-hal yang diluar

perkiraan gitu, nggak seberapa susah mengatasi karena Telkom pelaksana

utama, gitu ya Bu ya? Jadi kalo ada apa-apa ya wes Telkom yang handle, gitu

lah ya istilahnya ya Bu ya.

I : Hmm, iya, ya dilimpahkan ke Telkom, yang mengambil keputusan.

S : Jadi nggak seberapa repot minta persetujuan BUMN lain ya.

I : He eh. Iya iya iya.

S : Oke. Terus, Bu. Kan menurut Bu Ivone, stakeholder-stakeholder ini

dimungkinkan untuk menerima pesan secara efektif, ya?

I : He eh, karena itu kan tergantung dengan metodenya tadi kan.

S : Oh ya.. Karena sudah menentukan metode yang sesuai, gitu ya Bu?

I : Iya he eh.. Kan liat lagi dari mapping-nya itu. Jadi kalo misalnya penerima

tujuannya ini, berarti caranya kayak gini.. Waktu itu kan dirimu juga masih

disini kan.. Yang aku musti kesana sendiri, ngomong di awal.. Ke KONI

dulu, ngomong dulu kan.. Kami punya gini gini gini, kami butuh Bapak bantu

dari sisi data atlit yang perlu bantuan, karena kami kan nggak ngerti, gitu kan.

Trus dia ngasih kita beberapa data, kita yang milihin.. Timnya Pak Akbar

yang sebagai itu tuh survey langsung ke lapangan semua..

S : Ohh oke oke.. Terbukti efektif ya itu ya.. Terus ini maksudnya Bu Ivone yang

sudah ada komunikasi sebelumnya tentang agenda pertemuan untuk

mengkomunikasikan, itu maksudnya gimana Bu?

I : Iya, kan aku pasti sudah call duluan kalo aku mau kesana ngomong soal itu.

S : Ohh gitu.. Oke oke. Trus ini, mapping yang dari Bu Ivone ini berarti jadi

bentuk strategi komunikasi yang Bu Ivone terapkan ya Bu?

Page 67: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

224

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : He eh. Kan kalo di komunikasi, kalo kita bilang kan ada 5 M itu kan,

Message-nya apa, trus Metodenya apa tergantung dari stakeholder-nya, trus

Man-nya, siapa sih yang menyampaikan, ketika harus menghadap kesini itu

siapa yang harus maju, GM Witel misalnya, lalu Medianya apa.

S : Medianya ini berarti mostly face-to-face ya Bu ya. Kan metodenya ada forum,

dialog, visiting, itu kan face-to-face ya.

I : He eh.

S : Kecuali yang kuadran 2 itu ya, pakai media massa ya?

I : Iya kecuali yang itu. Nggak mungkin ketemu lah sama pelanggan segitu

banyak. Gathering itu hanya untuk beberapa pelanggan aja yang memang

bener-bener loyal.

S : Nah, waktu yang untuk program BUMN Hadir untuk Negeri ini, berapa lama

Bu Ivone menyusun strategi untuk melakukan tindakan komunikasi kayak

gini ini? Dan ini kapan dilakukan? Maksudnya berapa lama sebelumnya?

Misalnya H-1 bulan, atau berapa lama..

I : Begitu kita bentuk satgas, begitu ditunjuk tim PIC-PIC nya. Masing-masing

program kan ada penunjukan PIC-nya itu.

S : Itu kan salah satu unsur ya Bu ya, yang Man itu, siapa yang

mengkomunikasikan. Ini berarti Man-nya ini ya PIC yang ditunjuk di masing-

masing sub-program itu ya Bu ya? PIC-nya itu yang jadi orang yang

melakukan tindakan komunikasinya ya?

I : He eh.

S : Bentuk satgas itu berapa lama sebelum pelaksanaan program ya Bu?

I : Ah itu sehari aja sudah jadi itu. Tergantung kapan informasi yang kita dapat

dari Kementerian. Dari Kementerian turun ke corporate, dari corporate turun

ke kita.

S : Kalau yang 2016 kemarin ini?

I : Mepet waktunya. Sebulan sebelumnya baru dikasih tahu. Bulan Juli itu. Yang

tahun ini kan akhirnya berkaca dari tahun lalu, persiapannya lebih lama,

Agustus kan masih lama, tapi ini dari bulan-bulan ini kita sudah mulai jalan.

S : Ohh yaya, belajar dari pengalaman yang lalu ya.. Terus, Man-nya kan tadi

PIC-PIC nya ya Bu ya, terus sebagai PR, Bu Ivone mempersiapkan PIC-PIC

Page 68: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

225

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

itu untuk melakukan komunikasi nggak? Kan belum tentu semua PIC itu

mengerti strategi dari mapping stakeholder yang Bu Ivone buat itu, kalau

ketemu orang-orang ini cara ngomongnya gimana, nah itu sebelum mereka

bertemu pihak-pihak stakeholder itu, Bu Ivone mempersiapkan mereka

nggak? Misalnya kalau mau ketemu sama government, Bapak ngomongnya

kayak gini gini gini, gitu nggak? Ada persiapan sebelumnya gitu nggak Bu?

I : Hmm.. Biasanya, kalau kita mau bertemu seseorang, itu karena kita sudah

pede bertemu orang itu karena kita sudah pegang guidance-nya itu lho,

guidance programnya. Yang bikin guidance program ini, itu dari CDC

Telkom. Draft MoU-nya itu sudah dibikin dari kantor pusat, jadi kita ketemu

itu tinggal bilang apa yang mau kita lakukan, lalu minta dia menandatangani

draft MoU-nya itu.

S : Berarti yang 2016 itu berdasarkan guidance yang dibuat oleh CDC ya?

Berarti tinggal ngomong berdasarkan guidance itu gitu ya?

I : He eh. Iya. Ini adalah program dari Kementerian, dan kami ditunjuk untuk

ini, sebagai pelaksana di daerah ini, dan TOR-nya seperti ini. Sudah ada

semua.

S : Hmm, berarti nggak perlu susah-susah dipersiapkan kayak gimana gitu ya,

Bu. Sudah ada guidance-nya.

I : Nggak.. Sudah ada kayak SOP-nya. Ada TOR-nya.

S : Kalo di program BUMN Hadir untuk Negeri, ini saya mencoba

menyimpulkan jawaban Ibu ya. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi

dengan stakeholder-stakeholder ini itu kalo buat mereka yang ada di kuadran

1, metodenya kan metode face-to-face, berarti bahasanya kebanyakan bahasa

lisan dan formal ya?

I : He eh.

S : Trus yang di kuadran 3 juga sama ya?

I : He eh.

S : Trus yang di kuadran 2, kebanyakan pakai bahasa tertulis ya Bu ya? Karena

kan metodenya menggunakan media massa?

Page 69: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

226

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Iya, karena pakai mass communication. Ya kan? Ini kan komunikasi yang

nggak khusus. Jadi semua orang boleh tau. Jadi pesannya ya itu, bisa iklan,

promo, dan lain-lain.

S : Oke. Tapi semuanya pakai bahasa formal ya Bu?

I : Ini yang di kuadran 3 dan 4 bisa aja nggak formal. Kalo kita ngomongnya

sama anak sekolah, gimana coba? Sama masyarakat juga bahasanya juga

nggak formal. Promo ini lho bisa lewat bahasanya juga nggak formal. Promo

ini lho bisa lewat youtube, bisa lewat macem-macem kan sosial media.

S : Hmm, oke. Berapa lama Ibu butuh waktu buat nyusun strategi ini?

I : Waduhh... Lupa aku. Jadi gini, misal dulu aku nyusun ini seminggu ya, tapi

seiring dengan berjalannya waktu, itu akhirnya bisa fleksibel dan berubah-

ubah sesuai dengan realita yang dihadapi di lapangan. Misalnya, dulu aku

berpikir kalau community itu masuk kuadran 3, tapi kemudian ternyata

community itu ada macem-macem, ada yang besar, dan yang lain.

S : Ohhh, yayaya. Fleksibel sesuai dengan realitanya ya Bu. Terus ini Bu, ini Bu

Ivone menyatakan kalau belum optimal melakukan peninjauan secara rutin

terhadap perkembangan yang terjadi dari hasil komunikasinya ini. Itu kira-

kira kenapa Bu, kok belum secara optimal dilakukan?

I : Kita kan gini, setiap minggu itu, mestinya kan kita itu udah ada telco

(teleconference) kan, dengan temen-temen kita yang ada disana, yang lagi

ngawal program disana. Tapi ya karena kayak gini ini lho, kesibukan disini

yang ini banget, akhirnya itu terabaikan, terkesampingkan.

S : Ooh.. Jadi mengutamakan mana yang lebih prioritas dulu gitu ya, Bu. Terus

ini Bu, mau nanya. Perubahan yang diharapkan oleh PR untuk terjadi sebagai

hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan ini, itu Bu Ivone bilang ada

perubahan pada lifestyle. Maksudnya gimana itu Bu?

I : Jadi gini, campaign program PR itu tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka

waktu pendek. Makanya pengukuran program itu dilakukan dalam jangka

panjang kan. Berhasil tidaknya program di satu daerah itu lihat dari hasil

jangka panjang, beda dengan orang marketing. Lihat berhasil dari mana, ya

kamu berhasil jualan berapa banyak. Kalau PR nggak bisa. Jadi misalnya di

satu daerah itu kita bikin program untuk digitalisasi daerah gitu, program PR

Page 70: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

227

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

itu ada output, ada outreach, ada outcome. Output-nya itu mungkin pada saat

program itu dijalankan, media itu seberapa banyak memberitakan. Terus

outreach-nya itu, untuk media yang meliput itu masing-masing oplah jumlah

pembacanya berapa. Jadi outreach itu jumlah orangnya, jumlah pembacanya,

jangkauannya. Terus kemudian yang ketiga adalah outcome-nya. Nah

outcome-nya itu adalah apabila program itu berhasil merubah kebiasaan,

habit, atau lifestyle orang disitu. Misalnya ketika satu daerah mulai dimasuki

jaringan internet, lifestyle masyarakat disitu mulai berubah, misalnya mulai

berubah dari komunikasi telepon menjadi komunikasi data (online), lalu

mulai banyak yang menjual handphone, laptop, kayak gitu gitu.

S : Kalau dalam program BUMN Hadir untuk Negeri sendiri, lifestyle yang

dimaksud ini seperti apa Bu?

I : Ya misalnya kayak pembangunan MCK, dulu orang mandi di kali, terus

karena dibangunin MCK, mereka kan akhirnya punya tempat toh, jadi orang

nggak lagi pergi ke kali.

S : Terus kalo misalnya Bedah Rumah Veteran gitu, berarti lifestyle apanya yang

berubah Bu?

I : Yaa... Taruhlah begini, dulu rumahnya itu dari bambu, tidurnya tidak

beralaskan lantai. Kemudian begitu dibedah, akhirnya dia jadi lebih nyaman

dan layak, bisa tidur minimal di lantai.

S : Kalau pasar murah? Pasar murah itu kan jual sembako murah gitu ya.

Perubahan yang diharapkan apa?

I : Hmm.. Aduh nggak ngerti kalau pasar murah itu gimana, coba pikir deh.

S : Hahahaha.. Coba gini deh Bu, itu kan perubahan yang terjadi sebagai dampak

dari program sosialnya. Kalau perubahan yang terjadi sebagai dampak dari

tindakan komunikasinya itu gimana? Perubahannya seperti apa?

I : Kalo kita sih berharapnya perubahan image mereka terhadap Telkom.

S : Berarti image ya Bu, bukan lifestyle ya.

I : Bukan. Jadi image dan reputasinya. Bagaimana mereka memandang Telkom

kemudian.

S : Terus sejauh ini, sejauh yang Bu Ivone sudah amati, apakah perubahan itu

tercapai sesuai harapan nggak?

Page 71: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

228

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Belum pernah diukur, belum sempat melakukan pengukuran dari program

yang lalu. Nah itu lho, harus ada lembaga independen dari luar yang

melakukan survey. Kalian kayak dari mahasiswa gitu, survey. Bisnis Telkom

bukan untuk itu, bukan untuk melakukan survey sampai sedetail itu. Aku

melakukan bisnis disini. Jadi mustinya ada pihak lain yang melakukan itu.

S : Oh berarti kalau untuk melihat perubahan image dan reputasinya Telkom itu

bukannya harusnya dari Telkomnya ya Bu?

I : Orang luar dong, orang luar dong yang tau.

S : Ohh berarti tetap orang luar yang survey ya Bu.

I : Sama kalo ada lagi itu ya paling dilihat dari harga saham aja. Itu kalo dari

harga saham itu kan berarti yang dituju adalah pemegang saham kan. Oh

berarti responnya pemegang saham bagus. Bukan shareholder ya,

shareholder itu mitra Telkom yang berbisnis dengan kerjasama bersama

Telkom. Sedangkan investor kan yang bener-bener beli sahamnya Telkom.

Beda kan, shareholder sendiri, investor sendiri.

S : Oke. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR untuk menindaklanjuti

strategi komunikasi yang sudah dijalankan? Ini kan Bu Ivone jawabnya sesuai

plan. Ini plan-nya maksudnya seperti apa Bu?

I : Masak kita mau ngomongin ke kamu. Soalnya ya kalo bagi kita, government

terkait itu, sama orang-orang yang terkait itu, itu nantinya akan digandeng

kerjasama, nggak tau itu jadi pelanggan atau apa. Jadi arahnya tetap ke bisnis

Telkom. Trus kemudian untuk tau seberapa besar image dan reputasi Telkom

itu, mustinya kita gandeng orang-orang yang bikin survey-survey itu, untuk

evaluasi. Makanya kan kubilang, after event itu kita berharap apa sih,

hubungan kita dengan yang tadi itu jangan putus. Tapi bagaimana kemudian

mereka ini tau, kalo Telkom ini menyediakan gini gini gini ya, akhirnya

mereka jadi pelanggan. Gitu lho, arahnya akhirnya itu ke situ.

S : Kemudian terakhir nih Bu, sebagai PR, Bu Ivone kan ingin mencapai

komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan output serta

outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M. Nah,

tindakan nyata dari Bu Ivone sebagai PR untuk mencapai itu itu gimana Bu?

Page 72: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

229

Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)

I : Kalau aku pikir, itu 5M-nya kan pasti sudah dipetakan dulu kan, saat ini itu

kita mau campaign tentang apa sih. Nah untuk medianya, aku bilang kan

tepat sasaran dan tepat budget kan, kalo kita misalnya milih media nih, kita

cari yang budget-nya gak usah gede-gede. Jadi yang biar efektif di sisi itu. Itu

lihat dari sisi pemilihan aja. Tepat sasaran ya pasti kan, Stephanie tau sendiri,

kalo misalnya produk IndiHome, IndiHome itu produk premium kita, jadi

sasarannya, kita bukan lagi pakai mass communication. Itu mungkin di awal,

ketika brand IndiHome itu dimunculkan, mancing, membuat orang-orang

pingin tau kan, IndiHome itu apa sih. Tapi itu nanti ketika ngomongin sudah

sampe ke sisi harga atau apa, ya udah kita berarti yang sasarannya sesuai aja

dulu.

S : Kalau dalam program BUMN Hadir untuk Negeri, Bu?

I : Kalau dalam program itu, ya kalo tepat sasaran ya sasarannya pasti di wilayah

itu kan. Media-media yang ada di wilayah situ. Tepat budget, cari media

komunikasi yang tidak terlalu mahal. Atau sebenarnya yang paling bagus, aku

dulu pernah bikin program di Banyuwangi, ketika kita mendekati kepala

daerahnya, kepala daerahnya itu bisa jadi endorser dari produk kita. Secara

tidak langsung, dia itu mempromosikan produknya kita. Itu sebenarnya

campaign yang efektif, ada orang lain sebagai endorser yang menginfokan

produk kita keluar. Jadi gak usah kita keluar biaya iklan, itu salah satunya.

S : Berarti maksudnya melakukan pendekatan gitu ya Bu ya, ke orang-orang di

daerah terkait, supaya bisa membantu mempromosikan.

I : He eh.. Kalo itu tadi, itu kan berarti orang yang ada di kuadran 1 kan, public

opinion leader, government..

S : Jadi melakukan komunikasi dengan mereka supaya mereka secara tidak

langsung mendukung program ini dengan cara membantu mempromosikan

gitu ya Bu ya.

I : Iya.. Ini misalnya ya, Surabaya, Bu Risma itu akan dengan senang hati bicara

tentang Telkom, gak dibayar, karena dia merasa Telkom membantu banget

programnya Surabaya.

S : Ya ya ya.. Secara nggak langsung itu jadi benefit juga buat Telkom ya Bu ya..

Oke oke. Makasih Bu Ivone.

Page 73: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

230

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

TRANSKRIP WAWANCARA DADI AHDYAN ARDIWINATA SELASA, 4 APRIL 2017 – RUANG KANTOR DADI AHDYAN

Keterangan:

S : Stephanie

D : Dadi Ahdyan Ardiwinata

S : Selamat siang, Pak. Terima kasih banyak untuk waktunya. Saya mulai ya,

Pak. Jadi, Pak Dadi, sebenarnya Telkom ini melaksanakan program-program

CSR, atau community development, maksudnya program-program sosial gitu

itu tujuan dasarnya apa, Pak?

D : Gini, kita kembali ke yang paling basic dulu aja kan. Jadi fungsinya

perusahaan itu ada dua, satu, fungsinya mencari laba atau keuntungan ya,

dengan semua perusahaan begitu, tapi di sisi lain kita punya tanggung jawab

moral. Tanggung jawab moral itu dibentuk, dalam hal ini dalam organisasi itu

CDC, dimana disini itu kita bertanggung jawab terhadap pertumbuhan

ekonomi, artinya perekonomian kerakyatan yah, yang kedua kehidupan

sosial, yang ketiga lingkungan. CDC itu fungsinya ada disana. Ekonomi,

sosial, lingkungan. Nah tujuan perusahaan itu ada dua ini, jadi selalu laba itu

juga kan jadi salah satu memang, ini kan dibentuk bukan main-main, karena

di perusahaan itu dibentuk satu level di bawah direksi. CDC itu SGM CDC,

salah satunya itu. Jadi bagaimana perusahaan care terhadap masyarakat

dalam bentuk ekonomi, sosial, lingkungan.

S : Terus kalo program BUMN Hadir untuk Negeri sendiri, tujuan dasarnya apa?

D : Kalo tujuan dasarnya itu sebetulnya lebih ke mensinergikan tujuan yang tadi

sosial, ekonomi, sama lingkungan, beda ketika kita dilaksanakan sendiri dan

dilaksanakan bersama-sama. Nah ini hasilnya akan lebih ‘wow’. Artinya,

lebih fokus. Betul bahwa tujuan ini kita laksanakan itu ada dampak, terhadap

dampak perekonomian, sosial, dan lingkungan. Bisa dikerjakan sendiri? Bisa.

Cuman yang namanya kalau kita bersinergi itu jauh lebih baik hasilnya.

Holistik. Telkom misalnya dari sisi jaringannya, dari BUMN lain dari sisi

yang lain, saling membangun secara utuh hasil dari sinergi itu diharapkan

lebih cepat mempunyai nilai value di masyarakat. Dan itu dilakukan secara

Page 74: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

231

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

berkesinambungan. Terus.. Hasil pembangunan yang di daerah A, kemudian

besok di daerah B. Atau di dalam satu masa, perusahaan A di lokasi X,

perusahaan B di lokasi Y, perusahaan C di lokasi Z, gitu misalnya. Hasilnya

lebih nyata.

S : Lebih luas juga ya cakupannya..

D : Iya.. Kalau kita laksanakan sendiri sulit..

S : Iya susah.. Bener, bener. Terus untuk komunitas sendiri, itu karakteristik

komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional 5 ini? Untuk

maksudnya dalam pelaksanaan CSR-nya, itu memprioritaskan komunitas-

komunitas yang seperti apa, atau bergerak di bidang apa misalnya..

D : Ya ada 2 sasaran, yang pertama program kemitraan, yang kedua bina

lingkungan. Yang program kemitraan itu disasar ini terutama masyarakat

yang sudah punya keinginan untuk mandiri dengan usahanya. Dibuktikan

dengan bahwa dia telah mempunyai usaha minimal 1 tahun. Ini yang untuk

program kemitraannya. Kemudian ini tentunya komunitasnya komunitas

disini, UMKM. Yang bina lingkungan macem-macem, komunitas yang

disasar. Komunitas dari sisi misalnya sisi sosial, kaum-kaum yang kurang

beruntung dari sisi misal kehidupan di masyarakatnya coba kita masuk

kesana, kita bantu. Entah itu berupa bantuan charity biasa, ataupun bantuan-

bantuan lain misalnya kebutuhan-kebutuhan untuk komunitasnya. Misalnya

ada komunitas anak-anak muda katakan, misalnya kita bangun coba disana, di

lokasi tempat mereka berkumpul dibangun misalnya BLC, Broadband

Learning Center, kita edukasi mereka, kita berikan fasilitas-fasilitas lain, kita

berikan juga ilmu-ilmu yang lain. Komunitas-komunitas dimana komunitas

itu memang perlu dibantu, yang bina lingkungan. Tempat ibadah misalnya,

komunitas santri, komunitas gereja, komunitas ini yang memang memerlukan

bantuan.

S : Berarti nggak ada sasaran khusus gitu ya Pak ya? Maksudnya kayak

misalnya, oh ya karena Telkom bergeraknya di bidang telekomunikasi, terus

nyasarnya ya komunitas-komunitas yang berkaitan dengan bidang-bidang

telekomunikasi gitu, nggak ya? Pokoknya ya yang membutuhkan, komunitas

yang membutuhkan apa gitu ya?

Page 75: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

232

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

D : Ya, jadi ada dua nih. Kalau dari sisi organisasi nih temen-temen marketing

pasti nyasarnya komunitas yang memerlukan itu. Kalau kita di CDC, itu iya,

tapi juga bisa charity yang lain.. Artinya bagaimana mengedukasi masyarakat

dengan internet, kita beri bantuan BLC..

S : Oh ya ada core bisnisnya yang disisipkan gitu ya?

D : Iya.. Karena kan mau nggak mau, sekarang kan, internet ya. Kebetulan kita

juga produk kita kan disana. Nah kita beri mereka, istilahnya wawasan

dengan internet, biar mereka lebih pandai. Tapi tidak hanya itu, juga

komunitas misalnya korban bencana, komunitas anak-anak terlantar,

komunitas rumah ibadah, ada kesehatan, macem-macem. Cuman kalo

misalnya yang pendidikan, itu ada juga, ya kita arahkan ke edukasi-edukasi

yang sesuai dengan eranya, ya internet. Jadi ini lebih meluas, lebih tidak

terpaku disana.

S : Oke. Berarti sejauh ini yang kalo komunitas-komunitas yang sudah pernah

berhubungan dengan Telkom, ya macem-macem ya, Pak? Berarti yang

pernah dibantu ya? Berarti UMKM itu pasti ya?

D : Iya. Terus komunitas-komunitas keagamaan, komunitas misal orang-orang

tidak mampu, anak-anak kurang beruntung ada komunitasnya, komunitas ini

yang biasanya pelopornya ini yang menjadi penghubung antara kita dengan

komunitas itu.

S : Opinion Leader-nya gitu ya..

D : Iya.. Misalnya kaum disabilitas, itu kan ada.

S : Oh oke.. Hmm terus kalo misalnya sudah diberi bantuan gitu Pak, itu apakah

komunikasi yang dijalin itu berhenti setelah bantuan itu selesai, atau masih

ada kayak follow-up-nya atau tindak lanjutnya masih sering diajak ketemu

atau mungkin masih sering ditanyai “gimana kabarnya sekarang? Masih

butuh apa?” kayak gitu-gitu, itu gimana Pak?

D : Ada dua, satu yang memang putus, artinya setelah kita beri bantuan, putus,

satu lagi biasanya komunitas yang punya organisasi ini terus..

S : Maksudnya gimana Pak?

D : Misalnya yang korban bencana misalnya, kita beri bantuan. Setelah nggak

ada bencana, putus, selesai. Tapi kalo kita beri bantuan misalnya ke yayasan

Page 76: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

233

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

mata hati, katakan, kita beri bantuan ke sana, kita beri alat-alat untuk mereka

berkarya, katakan, nanti kita lihat lagi, 6 bulan kemudian, atau mereka datang

ke kita, menceritakan kondisi bantuan kita yang dulu, kemudian kalo maju

tentunya kan dia perlu support yang laen, nah dia ngajukan lagi ke kita atau

event-event yang dia lakukan, kita iku diundang disana. Kita evaluasi, kalo

memang bantuan kita disana itu efektif, ya terus kita support mereka sampai

istilahnya berkembang.

S : Oh oke.. Berarti ada ya, maksudnya tindak lanjutnya itu terus ya..

D : Ada, ada. Iya.

S : Hmm.. Kemudian sebelum pelaksanaan program yang BUMN Hadir untuk

Negeri ini itu pra-pelaksanaannya itu seperti apa Pak? Jadi misalnya biasanya

kan kalo perusahaan mau mengadakan satu program, itu kan ada kayak

survey dulu kah, atau misalnya tanya-tanya dulu, ini butuhnya apa sih, atau

harus kayak gimana kita bantunya, itu kayak gimana Pak, pra-

pelaksanaannya?

D : Yang pertama itu kita buat dulu satgas, kemudian tadi itu, kita melakukan

survey ke lokasi-lokasi calon objek bantuan, menentukan titik-titik objek

bantuan. Setelah itu kita hitung RAB untuk rencana bantuan disana. Setelah

kita hitung baru kita temui tokoh-tokoh masyarakat disana, atau kalo ada

tokoh pemerintahan disana, kita temui, kita minta izin ke mereka. Kalo

misalnya terus mereka mengizinkan, kita minta izin lokasi, kita minta izin

masuk, dan selama ini nggak ada kendala. Setelah mereka izinkan, baru kita

plan, dari mulai bagaimana pengadaan barangnya, siapa yang mengerjakan,

kapan selesai, siapa yang mantau disana, itu dikerjakan sampai dengan barang

itu jadi diserahkan ke objek bantuan..

S : Hmm oke.. Berarti survey langsung ya? Surveynya langsung dateng ke

lokasinya, terus melihat kondisinya?

D : Ya.. Ketemu tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan disitu.

S : Oke.. Nah kalau peran Pak Dadi sendiri, atau mungkin bisa mewakili peran

CDC dalam pelaksanaan program BUMN Hadir untuk Negeri itu perannya

apa aja?

Page 77: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

234

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

D : CDC itu yang koordinator, untuk seluruh aktivitas. Dalam arti koordinator itu

dalam hal scoop-nya dalam arti koordinator itu semua bantuan yang

diberikan, dana berasal dari dana CDC. Sehingga dia berperan sebagai

koordinator untuk seluruh aktivitas, masalah pendanaannya. Itu yang pertama.

Yang kedua, mungkin juga masalah regulasi pelaksanaan kegiatan, di CDC

tentang comply-nya. Kalo ada comply masalah surat-menyuratnya,

kelengkapan administrasi, secara administratif itu di CDC. Lalu kontrol

terhadap aktivitas. Dipantau, bahwa itu betul dilaksanakan oleh tim satgas

yang ditunjuk, kita pantau kita laporkan, sampai pada saatnya secara sistem

itu bisa dilaporkan 100% sukses dari sisi fisik maupun administrasi. Gitu..

S : Oke.. Terus untuk menjalankan masing-masing peran itu, misalnya mulai dari

tadi kan pertama jadi koordinator anggaran gitu ya istilahnya, itu kan

anggepannya peran besarnya gitu, terus di dalam satu peran besar itu,

aktivitas-aktivitas secara rinci yang dilakukan itu kayak gimana aja?

D : Nah itu dari peran besar kita penyediaan dana, kemudian aktivitas yang

diusulkan oleh rekan-rekan di satgas itu, hasil survey dan lain-lain itu kita

evaluasi, kita buatkan semacam justifikasi kebutuhan anggarannya, per

kegiatan. Nah itu yang menjadi kunci ketika temen-temen di lapangan

melakukan aktivitas. Tidak boleh keluar daripada justifikasi yang sudah

dibuat. Pelaksanaannya ya kita kontrol kesana, mungkin pelaksanaan baru

40%, tapi ada permintaan dari mereka bahwa untuk pengadaan barang atau

apa gitu nggak ada uangnya, misalnya, ya kita berikan ke mereka.

S : Oh berarti dari justifikasi itu masih bisa menyesuaikan gitu ya Pak ya?

D : Nggak bisa sebetulnya, nggak bisa. Jadi kalo yang besarnya boleh nih, yang

besar ini bisa fleksibel lah ya, tapi kalo udah ke bawah, itu justifikasi itu kan

sudah real hasil survey, hasil segala macem pantauan di lapangan, nggak

bisa.. Segitu ya segitu, karena yang melaksanakan yang membuat. Kita kan

nggak bikin angka sendiri, dari mereka kita potret, di lapangan ya harus

segitu.. Kecuali ada perubahan akibat, misalnya perubahan ekonomi yang

signifikan, tiba-tiba dollar misalnya naik. Nah itu misalnya kan.. Tapi selama

nggak ada apa-apa ya tetep begitu..

Page 78: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

235

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

S : Oke. Terus waktu tadi apa aja ya, koordinator anggaran, terus ngontrol ke

sana ya, berarti ya langsung datang kesana gitu ya Pak ya..

D : He eh.. Terus ada laporan-laporan..

S : Nah itu, itu gimana prosesnya Pak?

D : Jadi ya, temen-temen kita udah melaksanakan, mereka akan beri laporannya.

S : Mereka yang bikin ya?

D : Mereka bikin. Laporkan ke kita ke CDC. Nah ini nantinya antara tagihan

dengan laporan harus match, bahwa di tagihan mengatakan sudah 100%,

bener di lapangan juga dinyatakan sudah kondisi 100%. Laporan ini juga

disertai foto, foto-foto di lapangan kayak apa.

S : Dokumentasinya gitu ya Pak ya..

D : He eh.. Nah ini laporan ini kita bendel jadi satu, yang kita laporkan ke

Kementerian BUMN. Dari Telkom ke Kementerian, yang kita laporkan.

S : Oke oke oke. Tapi kalo untuk yang dipegang CDC berarti cuma di bagian

anggarannya berarti ya Pak ya..

D : Plus dokumentasinya, hasilnya.

S : Oh ya ya ya.. Nah dengan menjalankan yang tadi, peran-peran itu, beserta

dengan kegiatan-kegiatannya itu, tujuan yang ingin dicapai itu apa Pak pada

akhirnya? Tujuan akhirnya itu supaya apa?

D : Menyesuaikan antara program yang datang dari Kementerian, dengan kondisi

di lapangan yang sebagai eksekutornya di lapangan ini sesuai dengan

program dari Kementerian. Intinya kita kontrol apa, agar program yang ada

dari Kementerian itu dengan kenyataan hasil itu harus sama. Kita potret tiap

saat, tiap minggu, tiap hari itu kita pantau. Jangan sampai dari Kementerian

itu X, di lapangan X-1. Nah itu nggak boleh. Nah kalau nggak kita kontrol,

yang di lapangan nggak ngerti maksudnya yang dari Kementerian, yang

Kementerian taunya misalnya beres di lapangan. Jadi ya dikontrol sampai

biaya-biayanya itu. Harus klop sama persis. Nah peran kita CDC itu adalah

jangan sampai ada gap antara plan sama realisasinya yang ada di lapangan,

meminimalisasi itu.

S : Oke. Kalo respon masyarakat sendiri Pak, secara keseluruhan terhadap

pelaksanaan program ini, yang Bapak tahu, seperti apa?

Page 79: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

236

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

D : Luar biasa. Karena itu kita bisa lihat setiap ada peresmian, itu kan masyarakat

langsung datang berbondong-bondong begitu. Kalau saya berpikir gini, MCK

dan air bersih, orang kota mungkin berpikir MCK dan air bersih itu biasa, tapi

ketika di daerah yang tidak pernah ada air, tidak pernah merasakan ada air

tawar, disana ketika kita bangun air dari bawah naik ke atas buanyak, itu satu

kampung itu datang kesana semua. Waduh luar biasa. Karena waktu saya

belum banyak ke lokasi sih, saya anggap biasa aja MCK, air bersih, biasa

kan? Ternyata ketika kita datang ke lapangan, tahu kalo orang yang tidak

pernah merasakan air tawar, itu ada. Sampai minum pun itu rasanya juga

asin-asin gimana gitu. Setelah kita bangun disana, aduh itu yang namanya air

itu, waduh buat mereka itu luar biasa. Karena saya kan ke pulau-pulau kecil

tuh, saya lihat, wih, saya disana seminggu udah nggak tahan. Makannya ikan

lagi, ikan lagi. Mau minum air nggak ada, mandi nggak pernah ada air tawar.

Dan itu ada, banyak lokasi begitu. Tapi ketika kita bangun MCK disana, lalu

ada keluar air, meskipun kecil aja disana, air tawar gitu, mereka langsung “ih

manis!” gitu. Nah itu, melihat antusiasme masyarakat terhadap bantuan kita.

Yang sebelumnya juga nggak pernah ada di kita, orang-orang yang nggak

pernah mandi air tawar itu banyak..

S : Buat kita itu sudah biasa ya.. Hahahaha. Itu tadi kalo laporan yang tadi dari

berdasarkan hasil pelaksanaan program itu, setelah selesai dibuat, laporan itu

disebarkan ke siapa aja Pak? Apakah hanya untuk Kementerian aja?

D : Kalau sebetulnya kalau untuk aktivitasnya, setiap saat ada di media. Itu mesti

muncul di media. Itu sebagai evidence bahwa kita sudah melakukan itu

memang. Nanti itu sebagai bahan evaluasi, tahun berikutnya harus lebih baik

dari laporan itu.. Misalnya tahun kemarin kita bangun 50 MCK, mungkin

sekarang 150, melihat antusiasme daripada masyarakat.. Bahan evaluasi lah

itu istilahnya.

S : Oke. Terus output yang diharapkan dari pelaksanaan program ini, kayak

gimana Pak?

D : Ada sebetulnya ada 3 ini, yang tadi. Ekonomi, meningkatkan memperbaiki

taraf hidup masyarakat, dari program kemitraan, bantuan modal, pembinaan,

dan lain-lain. Dari sisi sosial, ini juga memperbaiki struktur sosial yang ada di

Page 80: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

237

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

masyarakat, artinya kita punya kewajiban juga, membantu masyarakat-

masyarakat yang memang memerlukan bantuan. Yang ketiga lingkungan, kita

berkewajiban juga, dalam hal ini, menjaga atau turut serta memperbaiki

kondisi lingkungan yang ada, misalnya pembuangan air, MCK, yang tadinya

mereka bebas dimana aja setelah ada MCK harus disana, terus mungkin juga

sarana ibadah, pendidikan. Rumusnya disana ada 3, kembali ke 3 faktor,

ekonomi, sosial, lingkungan.

S : Itu apakah program ini selesai, akhirnya kelihatan tercapai? Maksudnya

apakah output itu tercapai, pada akhirnya? Atau ada aspek-aspek tertentu

yang mungkin kurang tercapai?

D : Ada, sebetulnya dari hasil pantauan itu gini, setelah bantuan itu kita berikan,

itu kan kita serahkan ke masyarakat, ke lurah, camat, atau kepala desa. Nah

berikutnya itu, ada juga yang tidak diurus, yang tidak terawat. Contohnya

gini, bantuan kita memberikan modal untuk mantan atlit, katakan. Setelah 6

bulan kita lihat lagi, ternyata modalnya yang dulu itu udah nggak ada. Artinya

kalau dia dikasih warung, warungnya habis dipake sendiri nggak jualan lagi.

Ada yang begitu.. Tapi kalo untuk komunitas, biasanya terjaga..

S : Maksudnya yang untuk komunitas itu gimana Pak?

D : Misalnya MCK, itu kan komunitas tuh, saling menjaga. Tapi kalo yang ke

individu itu biasanya ini yang susah. Kalo komunitas lebih mudah. Misalnya

kita berikan perangkat BLC di SMA pedalaman, itu dijaga betul.

S : Karena banyak ya yang bertanggung jawab gitu ya, yang merasa memiliki..

D : Iya.. Tapi kalo kita berikan bantuan ke perorangan, ini yang kadang-kadang

kurang diharapkan. Dikasih mesin jahit, mesin jahitnya kesana udah nggak

ada, dijual.. Ya gitu-gitu. Tapi minimal, dari 100% apa yang kita berikan,

minimal 80 itu udah tercapai itu udah syukur. Nggak perfect 100 tapi ya ada

angka-angka toleransinya. Kalau kemarin pelaksanaan berhasil banget,

walaupun ada yang ini, cuman kan persentasenya kecil.

S : Hmm.. Ya ya ya. Ya pasti ada lah ya Pak ya, tiap program pasti ada yang

berhasil, ada yang kecil-kecil yang tidak.

D : Iya.. Kenapa nggak? Kenapa kok dikasih yang nggak berhasil itu? Kalo tau

nggak bakal berhasil ya nggak bakal dikasih kok. Hahahaha.. Karena hasil

Page 81: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

238

Lampiran 4: Transkrip Wawancara dengan Dadi Ahdyan (sambungan)

survey itu kan udah ideal, tapi ternyata di lapangannya ternyata tetep..

Ibaratnya kalo orang suka hidup di jalan kalo diambil, dimasukin ke panti

sosial, mereka lebih betahnya di jalan lagi ya kan.. Nah ada juga yang tetep

begitu, tapi kecil..

S : Oke, sudah Pak. Terima kasih banyak.. Nah ini Pak, buat skripsi saya ini kan

selain saya wawancara 3 orang tadi, saya juga perlu melakukan triangulasi,

jadi kayak kroscek, salah satunya yang harus saya triangulasi itu ke 3

perwakilan masyarakat yang terkena dampak dari program ini gitu.. Nah itu

kira-kira dari Pak Dadi ada saran nggak, untuk saya bisa menghubungi siapa,

gitu..

D : Ohh ya yang gampang aja, yang deket-deket sini.. Wonokromo gitu. Yang

Bedah Rumah. Tau kan Bedah Rumah?

S : Ohhh iya iya, tau, kemarin saya ikut kok.

D : Nahhh iya itu Bedah Rumah.. Terus yang dekat lagi itu di Pasar Wonokromo,

Penitipan Anak.

S : Oh iyaaa..

D : Itu.. Terus satu lagi, yang satu lagi ini aja, biar ada wakil daripada bantuan

Telkom berupa program kemitraannya. Saya kasih nomor telepon. Silahkan

nanti.. Tapi nggak usah ngomong dari saya. Bilang saja kamu dari surveyor.

Nanti kalo ngomong dari saya dibaik-baikin. Itu yang saya nggak mau. Nanti

kalo tau dari saya pasti ngomongnya baik. Saya pengen itu dapet feedback

dari pihak luar yang tidak ada hubungan dengan saya misalnya. Nanya apa

adanya. Jadi saya tau, harus diperbaiki sebelah mana.

S : Ooohh gitu.. Ya ya boleh Pak. Terima kasih, Pak Dadi.

Page 82: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

239

Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)

TRANSKRIP TRIANGULASI NOVI (ANAK PAK PONIMIN) SELASA, 16 MEI 2017 – RUMAH PAK PONIMIN

Keterangan:

S : Stephanie

N : Novi

S : Selamat pagi, Ibu. Oke mungkin boleh minta tolong memperkenalkan diri..

Namanya siapa, trus sebagai apa, trus usianya.

N : Ya.. Saya Novi, dari anak Bapak Ponimin, usia 47.

S : Oke.. Kemarin ini, Agustus kalau nggak salah ya..

N : Iya, Agustus.

S : Rumahnya Pak Ponimin menerima bantuan berupa bedah rumah ya.. Dari

BUMN Hadir untuk Negeri..

N : Iya..

S : Itu Ibu masih inget nggak, BUMN pemberinya siapa? Yang memberikan

bantuan.

N : Eh.. Anu.. Telkom apa ya? Aduh lupa.. Hahahahahahaha..

S : Hahahaha.. Nggak papa Bu, jawab sebisanya aja nggak papa.. Hahahahaha..

N : Hahahaha sek sek.. Ibu saya itu ingat, kalo saya tuh lupa.. Telkom nek gak

salah tuh ya..

S : Telkom ya?

N : Iya..

S : Oke.. Kemarin yang Ibu tahu, pelaksanaan program bedah rumahnya kemarin

gimana?

N : Maksud e?

S : Jadi kemarin rumahnya diapain aja sih?

N : Ini dibedah semua ini. Diperbaiki semua. Ini kan mau jatuh.. Trus kamar itu

juga.. Wes pokok e ancur ini mbak.. Trus akhir e diperbaiki semua, dari

depan sampai belakang..

S : Apanya yang dibenerin? Atapnya ya?

N : Ya.. Atapnya.. Trus temboknya ini.. Ini kan pecah gitu lho kan.. Karena tanah

e gerak itu lho pecah gini.. Trus belakang, belakang itu juga ajur, ini ajur

Page 83: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

240

Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)

semuanya.. Cuma depan e sana tok itu ndak.. Sampe tiang itu tok.. Tiang

kayu itu lho mbak..

S : Oooh.. Iya iya iya.. Berarti ini ya, bener-bener dirombak total ya?

N : Iya..

S : Itu kemarin sebelum pelaksanaan bedah rumahnya, dari Telkom ada...

N : Ada ini, angkatan darat itu lho, Kodam. Itu kesini, trus kasih tau kalo ini mau

dibedah rumah, gitu..

S : Ooh.. Kodamnya aja tapi ya? Cuma Kodamnya aja yang kesini? Atau sama

Telkom juga?

N : Sama.. Sama Telkom, iya..

S : Ooh.. Terus?

N : Terus.. Satu minggu, eh dua minggu kemudian mungkin, trus baru dibedah..

Diperbaiki ini.. Jangka e dua mingguan kayak e.

S : Oh dua minggu sebelum sudah dikasih tau ya..

N : Iya.. Trus perbaikan e ini juga dua minggu.. Pokoknya sebelum tanggal 17

Agustus itu sudah selesai..

S : Ohh iya iya.. Itu ibunya masih inget nggak, yang dari Kodamnya sama yang

dari Telkomnya yang berkunjung kesini untuk menyampaikan niatannya

mereka untuk membedah rumah ini siapa?

N : Nama e ta mbak?

S : Iya namanya, atau jabatannya, apa yang Ibu inget aja.

N : Kalo jabatannya nggak tau.. Nek nama e itu yang pernah kesini itu... (mencari

kontak di handphone-nya) Pak Dwi sama Pak Puji..

S : Pak Dwi itu yang dari Kodam?

N : Dua-duanya..

S : Pak Dwi sama Pak Puji itu dari Kodam?

N : Iya..

S : Yang dari Telkomnya?

N : Kalo Telkomnya lupa aku. Tapi ada kok, sek Ibu saya yang punya. Sek tak

telpon e Ibu saya ya..

S : Ohh iya iya nggak papa.. Silahkan Bu.

N : Saya ini lupaan mbak, hahahahaha..

Page 84: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

241

Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)

S : Hahahaha iya nggak papa Bu.. Ibu ini anak satu-satunya Pak Ponimin?

N : Nggak, anaknya empat mbak.. Saya nomor satu, trus nomor dua itu di Karang

Menjangan, trus nomor tiga ini di Kebraon, trus nomor empat di Kodam..

S : Ooohh.. Berarti tinggal sama yang paling kecil ya?

N : Iya.. Tadinya ya disini..

S : Iya, kenapa kok nggak disini aja Bu?

N : Anu.. Sepi katanya, sepi... Jadinya kadang kesana, kadang kesini.. Nama e

wes tuek mbak yo.. Hahahahaha..

S : Oooh.. Hahahaha butuh temen ya..

N : He eh.. Jadi seneng rame-rame.. Hahahaha..

S : Hahaha bener, bener..

N : Kemaren baru dari sini, satu minggu..

S : Pak Poniminnya?

N : Iya.. Trus minta pulang kesana.. Trus ke rumah e adik saya disitu, dua hari..

(Sambil menelepon Bu Ponimin) Kemaren mbaknya kesini jam berapa?

S : Ehmm.. Siang.

N : Dua orang mbak, nama e Pak Budi sama sapa satu e lali ibu e.. Hahahaha..

S : Oalah iya.. Hahahaha gak papa Bu.. Gini aja, habis ini bareng-bareng aja

kesana mungkin Bu?

N : Ohh ke rumah e? Ya.. Ya.. Yawes nggak papa..

S : Sekalian mungkin nanti saya bisa tanya lebih lengkap lagi ya..

N : Ohh ya ya.. Wong anu kok, dijemput, diajak nduk Hotel Papilio.. Diajak

penerimaan apa gitu lho..

S : Ooo.. Oke. Trus kalo menurut Ibu sendiri, secara pribadi, program ini

dampaknya gimana buat Ibu sekeluarga sama Pak Ponimin sekeluarga

mungkin?

N : Ya baik aja mbak. Soale kan memang e nggak bisa merenovasi rumah trus

dapat bantuan, jadi seneng ae..

S : Seneng yaa..

N : Iya seneng banget..

Page 85: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

242

Lampiran 5: Transkrip Triangulasi dengan Novi (sambungan)

S : Trus setelah sudah selesai gini bedah rumahnya, ada follow up lagi nggak dari

Telkom? Maksudnya ada kayak ditanyai “gimana, rumahnya?” ato kayak

gimana gitu..

N : Iya, ada.. Dua kali. Kemaren itu berapa orang ya, enam apa.. Itu kesini.

S : Diapain itu Bu? Mereka kesini ngapain maksudnya?

N : Ya wawancara.. Ya kayak mbak gini gitu, trus liat liat, oh memang bener ini

diperbaiki, gitu..

S : Itu darimana? Yang dateng itu?

N : Dari Telkomnya..

S : Ohh oke. Dua-duanya dari Telkom? Follow up nya kan dua kali, dua-duanya

dari Telkom?

N : Iya.

S : Oke.. Wawancaranya itu tentang apa maksudnya Bu?

N : Ya kayak gini, kayak mbak gini..

S : Oooh, tanya-tanya dampaknya gitu ya..

N : Iya.. Seneng apa nggak, ya pokok e tanya kayak mbak gini.. Hahahahaha..

S : Oooh ya ya.. Oke. Yang diinget cuma Telkom aja ya? Yang sering kesini

cuma Telkom ya?

N : Ya memang dari itu tok..

S : Oooh.. Iya soalnya kan dari Program BUMN Hadir untuk Negeri nya sendiri,

itu sebenernya kerjasama, antara Telkom dengan 5 BUMN lain.. Ada PT

Garam, PT Boma Bisma Indra..

N : Ndak, itu tok, Telkom tok.

S : Yang memang sering kesini Telkomnya aja ya..

N : He eh..

S : Oh yaya.. Oke kalo gitu..

N : Mungkin dibagi-bagi gitu..

S : Hmm.. Mungkin ya.. Oke, makasih ya Bu..

Page 86: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

243

Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)

TRANSKRIP TRIANGULASI BU PONIMIN SELASA, 16 MEI 2017 – RUMAH ANAK PAK PONIMIN

Keterangan:

S : Stephanie

B : Bu Ponimin

S : Oke.. Siang Ibu.. Saya wawancara sedikit mengenai bedah rumah yang Ibu

dan Bapak Ponimin terima dari BUMN Hadir untuk Negeri tahun 2016

kemarin ya Bu..

B : Iya..

S : Usianya berapa Ibu?

B : 65..

S : Istrinya Pak Ponimin ya?

B : Iya..

S : Ini Bu, saya mau review sedikit tentang program BUMN Hadir untuk Negeri

yang kemarin, yang Ibu sama Bapak dapat bantuan berupa bedah rumah itu

ya..

B : Iya iya..

S : Oke.. Mungkin bisa Ibunya cerita sedikit, mulai dari pertama kali, misalnya

waktu orangnya itu ngasih tau, sampai terakhir-terakhir ini kayak gimana

perjalanannya..

B : Iya.. Pertama, saya didatangi sama veteran, Kodam itu.. Trus mereka tanya,

Ibu rumahnya dimana, saya jawab di Kebraon.. Trus dicek disana, rumah kan

sudah rusak itu.. Mau saya perbaiki, umur mbahku ini kan sudah 75 nggak

boleh.. Saya mau pinjem bank, untuk perbaiki rumah saya itu.. Rusak semua

sudah, total.

S : Ini rumah yang di Balas Klumprik itu ya?

B : Iya itu rumah saya.. Saya mau pinjem bank, mbahku itu umur e sudah 75,

nggak boleh..

S : Oh iya mungkin karena sudah bukan umur produktif kerja ya..

B : Iya.. Tapi kan umur kan dari Tuhan.. Ya saya mundur aja, wong memang

nggak boleh ya mosok maksa.. Ya saya nggak bisa perbaiki mbak, mau

Page 87: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

244

Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)

perbaiki kan ya harus hutang bank itu.. Trus dicek sama veteran, sama

Kodam.. Terus dicek sama Kodam, dia bilang “Bu.. Saya ajukan ya.. Jadi ada

bedah rumah dari Telkom..” Alhamdulillah, Pak.. Saya terima kasih, berkat

banget. Saya berdoa.. Ya bisa anak saya itu, memperbaiki.. Anak saya empat,

banyak, nanti kalo saya nggak ada kan mesti geger mbak, kalau tidak saya

sendiri yang memperbaiki. Kalau saya sendiri yang memperbaiki kan bisa

dijual dibagi empat.. Kalau mereka yang memperbaiki nanti saling tengkar,

siapa dulu yang memperbaiki, saya ndak enak.. Saya nggak pernah kok minta

anak saya.. Ya Allah mbak, sampai saya menangis.. Terima kasih Pak, terima

kasih.. “Iya nanti kalau dicek, Ibu kesana ya..” Trus dicek mbak, ditanyai gini

gini gini.. Iya pak, terima kasih, nanti per tanggal 17 itu sudah selesai. Oya

pak terima kasih.. “Nanti kalau ada apa-apa Ibu bilang ya..” Trus dicek mbak,

disana itu..

S : Itu berapa lama sebelum? Mulai dari tanggal berapa?

B : Mulai kontrol itu Bulan Agustus itu mbak..

S : Bulan Agustus awal?

B : Iya.. Trus kontrol terus, sampai tanggal 10 Agustus, diperbaiki..

S : Tanggal 10 Agustus mulai perbaikan ya..

B : Iya.. Itu mulai, sampai tanggal 17.. Tapi 17 belum jadi mbak, tapi saya sudah

dikasih undangan, dari Telkom, disuruh tidur di hotel.. Saya kan nggak

pernah tidur di hotel mbak, hahaha.. Jadi ya itu mbak, dicek, sampai tanggal

17 itu..

S : Berarti perbaikannya cuma seminggu ya Bu?

B : Iya mbak, dilembur.. Hujan itu dilembur, makanya 1 minggu, ya 10 hari lah.

Dikasihkan saya kunci tanggal 18 itu. Tapi 17 itu saya sudah di hotel dulu..

Tanggal 10 sampai selesai tanggal 18 itu. Trus di hotel tanggal 17, saya

disana 1 hari itu.. Wong saya nggak pernah di hotel, sama mbahku itu, ya

bingung ya, caranya makan, saya telpon supirnya itu, Pak Budi sama Pak

Puji..

S : Itu dari Kodam?

Page 88: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

245

Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)

B : Dari Telkom.. Dari Kodam itu Pak Tarman.. Dari Telkom itu Pak Budi sama

Pak Puji, itu supir itu, yang njemput saya di hotel.. Saya nggak pernah

memang, dari kecil sampai tuek gini, pertama kali tidur di hotel.. Hahahaha..

S : Pengalaman seumur hidup ya Bu..

B : Iya.. Itu kenang-kenangan saya. Disana satu hari, trus itu masih nungguin

upacara, kan ada upacara itu di Telkom itu. Saya bilang nggak sudah Pak,

mbahku nggak kuat.. Wong sudah tua ya.. Saya pulang saja.. Ya saya pulang

itu mbak.. Ya itu kenang-kenangan saya. Trus dikasih kunci untuk mbuka

rumah itu, itu saya sampe nangis ya.. Itu di Kodam kan pesta itu, di Gedung

Kodam sini lho. Makan-makan gitu.

S : Itu pesta apa Bu? Perayaan sudah selesai bedah rumah itu?

B : He eh.. Ya Allah, adil ya. Wong saya nggak bisa mbuat kan, mbangun juga

nggak bisa.

S : Iya.. Ya Tuhan denger ya Bu ya..

B : Iya mbak.. Saya berdoa itu.. Sudah hutang di bank nggak boleh ya, wah saya

biarkan aja. Itu anak saya yang pertama itu yang nunggui.. “Bu, aku wedi

kalo nggak ditempati” Dia kalo tidur itu di depan, itu di sini, anak saya itu..

Trus Alhamdulillah, wes diperbaiki sampe sekarang.

S : Sudah bisa ditempati ya..

B : Iya.. Aduh terima kasih.. Kalo sekarang mbak, kalo bukan jasa-jasanya

Telkom sama Kodam itu, sudah nggak tau saya itu..

S : Memang yang ngurus ini itu...

B : Veteran.

S : Ohh, soalnya kan harusnya, program BUMN Hadir untuk Negeri itu kan

kerjasama antar beberapa BUMN..

B : Oh iya.. Tapi yang datang terus itu Telkom memang.. Tapi yang di gedung itu

ada datang semua BUMN, ada dari Semen juga ya?

S : Iya, betul, ada dari Petrokimia Gresik..

B : Iya itu ada datang semua BUMN itu.

S : Waktu yang perayaan di Kodam itu ya?

B : He eh.. Yang ngontrol semua dari sebelum jadi sampe jadi itu semua

Telkom.. Itulah sejarah saya mbak.. Dapet rumah bagus.. Hahahaha..

Page 89: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

246

Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)

S : Hahahaha.. Yang waktu di awal, waktu pertama kali dikasih tau kalo

rumahnya mau dibedah, itu kira-kira kapan itu Bu? Awal Agustus?

B : Nggak.. Sebelumnya. Sebelum Agustus.. Itu dikasih tau sama veteran.. Dari

Kodam, memberi tau, kalo rumah Ibu tercantum bedah rumah.. Nah itu saya

menangis itu. Alhamdulillah mbak..

S : Tapi itu belum ada Telkom ya.

B : Belum.. Belum ada Telkom. Tapi ini bukan jasa dari Kodam aja, Bu.. Pokok

gabungan dari semua BUMN itu, tapi nanti yang ngontrol Telkom.. Itu terus..

Sampe jadi itu..

S : Terus Telkomnya ada dateng nggak Bu, sebelumnya?

B : Oh dateng..

S : Itu kapan itu?

B : Itu sudah direhab, pertama kali direhab, waktu mulai bekerja itu, yang

pertama dulu itu panitia, panitia dari Kodam, itu yang datang dulu.. Gambar-

gambar gitu.. Trus sudah 3 hari, itu supir itu, Pak Budi itu datang.. Itu sama

waktu mau habis itu, mau tutupan jadi rumah, itu kepala, kepala stafnya. Itu

sapa itu ya, Pak Nasrun ya?

S : Pak Nasrun? Ohhh.. Yaa, ya...

B : Itu supir pak Budi, Pak Puji.. Itu saya tulis.

S : Pak Nasrun itu datang kapan Bu?

B : Itu sudah mau jadi.. Tanggal 16 itu kayaknya, saya lupa. Pokok sudah mau

jadi, trus dibilang “Besok, tanggal 17 Ibu mau saya ajak ke hotel, tidur satu

malam, disana makan-makan Bu..” Sebelum di hotel itu, kesini dulu mbak, di

gedung yang saya bilang makan-makan itu lho..

S : Di Kodam itu?

B : He eh.. Sebelum di hotel itu. Di Hotel Papilio.

S : Lumayan ya, 8 hari ya disitu Bu?

B : Satu hari kok.

S : Oh satu hari? Yang dari tanggal 10 itu, yang dari waktu mau dibedah

rumahnya itu?

B : Oh ndak.. Sudah waktu mau jadi itu kok, 1 kali tok..

S : Selama pembedahan itu berarti Ibunya tinggal dimana?

Page 90: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

247

Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)

B : Saya ta? Kontrak. Hahahaha..

S : Oooh ngontrak sementara?

B : Iya..

S : Ngontrak dimana Bu?

B : Ya disitu, daerah situ.. Wong deket rumah. Ngungsi..

S : Oalaaahh..

B : Hahahaha.. Itu tempat-tempatnya digeser-geser sama tukangnya sendiri.. Lha

mau tidur dimana, di tetangga nggak enak.. Wong kita sementara tok kok, 10

hari. Hahahahaha.. Itu saya dikasih tanda mata itu, saya taruh di tembok,

untuk kenang-kenangan..

S : Sertifikatnya ya?

B : He eh.. Kenang-kenangan kalo BUMN berjasa untuk rumah saya..

S : Memang sudah waktunya ya Bu..

B : Iya.. Memang sudah waktunya. Tetangga pikir itu saya yang benerin sendiri,

lha gimana wong hutang aja gak di acc, saya bilang gitu, hahahahaha.. Yah

itulah, kebesaran Allah ya.

S : Iya memang sudah jalanNya ya Bu.

B : Itu saya terima kasih semua, Pak Budi, Pak Puji, saya terima kasih.. “Iya Ibu,

ini semua jasa-jasa BUMN..”

S : Trus setelah tanggal 18 sudah jadi, trus habis itu ada kayak follow up gitu

nggak? Maksudnya ditanya-tanyai lagi gitu nggak?

B : Nggak.. Sudah berapa hari gitu lho, itu ada telpon, tapi saya nggak ada, anak

saya yang jawab. Katanya ada orang 3 datang, Pak Budi, trus sama

perempuan tinggi cantik itu lho, pokok perempuan 2.. Tapi anak saya yang

nerima, yang njaga sana.. Saya di Kodam sini, bantu-bantu adiknya.. Ya

kadang-kadang masih telpon kesitu..

S : Yang handle yang anaknya yang pertama itu ya Bu?

B : Iya.. Ya dari dulu yang nunggui itu.. Saya disini.. Bantu-bantu anak saya itu.

S : Ooh ya ya ya.. Trus ini Bu, menurut Ibu sendiri, dampak adanya program ini

untuk Bu Ponimin secara pribadi itu seperti apa?

B : Dampak itu apa?

S : Dampak itu manfaat gitu Bu..

Page 91: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

248

Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)

B : Ooh, manfaatnya banyak.. Rumah saya sudah bagus, sudah bisa ditempati

sama keluarga, kalo hujan ndak bocor.. Itu saya terima kasih. Dampaknya

dari situ itu.. Saya pikir saya nggak bisa mbangun, ada orang yang baik hati,

ya terima kasih sekali yah.

S : Keinget sampai sekarang ya Bu ya..

B : Inget sampe sekarang. Saya tuh kalo datang sana itu ya lihat sertifikat itu..

Saya nangis, ya Allah. Saya itu nggak mbayangkan kalo rumah saya itu mau

bagus mbak. Trus kalo gini kan, kalo hujan itu air masih turun ke lantai, saya

takut kalo cucu saya itu kepleset.. Trus anak saya saya bilang, nanti kalo

kamu dapet rejeki, kamu nambahin aja, jangan dirubah, sebab e ini jasa dari

Telkom.. Itu kan terus ditambah gini sama anak saya, yang diatas itu lho.

S : Oh ya ya ya..

B : Ya sudah gitu tok.. Saya pikir gitu.. Nutupi lantai yang sebagian itu, supaya

kalo hujan nggak lunyu.. Sampe sekarang masih teringat. Hahahahaha.. Saya

nggak mikir gini gini, tau tau Alhamdulillah.. Saya ya nggak ngimpi nggak

apa. Wong saya ya nggak mengajukan permohonan, tau tau saya didatangi.

Saya kaget. “Saya dari Kodam Bu, dari veteran.. Ibu rumahnya mau

dibedah..” Nah itu saya menangis, terharu. 2 bulan sebelumnya itu saya ke

bank itu, kesana kemari mbak, soalnya takut kalo tiba-tiba rumahnya ambruk,

takut anak saya pas tidur gitu. Trus dulu itu hujan angin mbak, saya disini

nggak papa, anak saya sama cucu saya gimana.. Tapi gak boleh hutang,

umurnya sudah nggak bisa.. Sampe saya itu pernah lho, marahi orang

banknya. Ya Allah Gusti, kok aku malah marah-marah sama pegawai e..

Pegawai kan taunya ya dari atasan ya. Saya cari bank itu nggak ada mbak,

yang mau menerima umur 75. Trus saya beli kayu, itu disanggah gini.. Mbak

belum tau ya, yang mau roboh itu, wah itu ngeri mbak.. Ya itu, Kodam sama

veteran kesitu itu ya liat dari situ. Kalo tidur ya tidur di depan.. Yaa itulah

kebesaran Allah mbak, saya terima kasih sekali.. Sampai sekarang saya

teringat terus. Kenang-kenangan dari Telkom.

S : Sekarang sudah aman ya..

B : Iya mbak.. Kalo hujan tu mbak, pagi-pagi itu bak-bak dimana-mana mbak..

Ini sudah nggak. Mbak kalo pertama kali liat itu ya, ngeri.. Juli pertengahan

Page 92: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

249

Lampiran 6: Transkrip Triangulasi dengan Bu Ponimin (sambungan)

itu saya lihat-lihat itu, trus dapet kabar itu. Pas saya kesini, anak saya dibel,

sama Pak Tarman itu.. Dia bilang sama anak saya suruh saya pulang, ada

orang mau bedah rumah.. Besoknya, saya pagi itu kesana. Ya terima kasih

mbak, terima kasih sekali..

S : Memang pas ya, pas banget waktunya.. Semua ada jalannya.. Oke Bu, sekian

dulu wawancaranya ya.. Terima kasih banyak sudah mau bercerita..

Page 93: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

257

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

TRANSKRIP TRIANGULASI PAK HANAFY SELASA, 23 MEI 2017 – RUANG RAPAT PT BOMA BISMA INDRA

Keterangan:

S : Stephanie

H : Hanafy

S : Oke.. Terima kasih banyak sebelumnya buat waktunya ya Pak, mau

diwawancara..

H : Iya sama-sama..

S : Ini saya tanya satu-persatu ya Pak..

H : Semester berapa sekarang?

S : Saya semester 8 Pak..

H : Oh 8.. Sebentar lagi ya..

S : Iya.. Tinggal ini aja..

H : Sudah habis?

S : Iya, sudah habis. Oke.. Mungkin bisa minta tolong diceritakan sedikit,

mengenai peran dari PT Boma Bisma Indra sendiri, dalam pelaksanaan

Program BUMN Hadir untuk Negeri tahun 2016 seperti apa Pak? Oh ya

sebelumnya, minta tolong disebutkan juga nama, usia, dan jabatannya Pak.

H : Usia juga?

S : Iya.. Hahaha..

H : Hahaha.. Iya. Makasih, mbak Stephanie, mau dalam rangka mewawancarai

untuk tugas skripsi ya, untuk BBI dijadikan salah satu narasumbernya ya..

S : Saya yang terima kasih Pak.. Hahahaha..

H : Iya. Kalau mengingat atau mengulangi acara yang pernah berlangsung, yaitu

acara utamanya BUMN Hadir untuk Negeri, itu memang kan ada sudah di-

cluster, sudah ditunjuk oleh Kementerian BUMN.. Jadi, untuk wilayah Jawa

Timur, itu memang Telkom yang ditunjuk sebagai Co-PICnya dari

pelaksanaan BUMN Hadir untuk Negeri ini. Kebetulan Bu Ivone itu selaku

Manajer Humas ya, Public Relations-nya sana, sehingga kerjasamanya atau

bentuk sinergi BUMN itu sama-sama dari fungsi yang sama. Jadi, kalau boleh

saya perkenalkan diri saya, nama saya Pak Hanafy, umur 46 tahun, jabatan

Page 94: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

258

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

saya, saya merangkap 4 jabatan. Jadi level saya manajer, kalau manajer disini

itu sudah level kedua, dari direksi, kemudian level satunya ada, kemudian

level 2 saya, sebagai manajer. Saya sebagai Manajer Humas, merangkap

Manajer Pengelolaan Aset, merangkap Manajer General Affairs atau Manajer

Umum, dan Manajer Kamtib.

S : Kamtib itu apa Pak?

H : Keamanan ketertiban.. Jadi untuk keamanan untuk satpam dan macem-

macem itu..

S : Ohh iya.. Wow banyak sekali ya Pak kerjaannya ya..

H : Banyak.. Cukup menarik, cukup menyenangkan..

S : Cukup menarik ya.. Hahaha.. Oke.

H : Itu, untuk sekelumit dari cerita yang menyenangkan juga, untuk kerjasama

dengan sama-sama BUMN, dari sinergi BUMN itu ada 6 ya waktu itu.. Ada

Telkom selaku PIC-nya, kemudian ada PT Boma Bisma Indra ini, kami, ada

PT SIER, ada PT Garam, Perum Jasa Tirta, dengan PT Petrokimia Gresik. Itu

ada 6 BUMN.. Nah, kebetulan peran dari saya, saya selaku PIC dari BBI,

kami memang bentuk kerjasamanya ini sangat baik sekali. Jadi sangat baik

artinya koordinasinya juga baik, untuk membahas satu pelaksanaan pekerjaan

itu juga diadakan suatu pertemuan yang resmi gitu.. Nah, dari situ BBI ada

partisipasi di beberapa event, beberapa program kerja itu.. Salah satu itu

Bedah Rumah Veteran, kemudian ada lagi itu BUMN Mengajar juga, itu juga

kita partisipasi. Kemudian Gerak Jalan 5K itu, yang waktu itu diadakan di

Jalan Pemuda. Iya, itu..

S : Itu bentuk partisipasinya seperti apa Pak?

H : Bentuk partisipasinya, karena ini kan sudah dikoordinir oleh Telkom, Telkom

juga sudah mendesain acara juga sudah cukup, artinya tinggal kita ini bisa

masuk disitu, kita bisa men-support apa, dengan rundown acara yang sudah

diagendakan itu.. BBI waktu itu, kita berpartisipasi Bedah Rumah Veteran,

itu langsung dengan Kodam V Brawijaya, itu yang selaku koordinator dari

para veteran itu, mana veteran yang perlu dibedah rumahnya, itu yang punya

akses itu Kodam V Brawijaya.

S : Oke.. Yang memberi data ya?

Page 95: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

259

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

H : Memberi data, berapa jumlah yang diperlukan, apakah itu bisa diakomodasi

semua, permintaan dari Kodam V Brawijaya itu. Tentunya kita juga

menyampaikan, kebutuhannya berapa yang diperlukan oleh Kodam, Kodam

memberikan masukan, akhirnya kita di-sharingkan permintaan itu kepada

masing-masing BUMN.. BUMN, BBI, kemampuannya atau dana CSR-nya

itu mampu untuk mem-back up berapa rumah.. Karena satu rumah itu dinilai

40 juta.. Jadi bedah rumah satu unit itu 40 juta. Jadi masing-masing BUMN

dikasih sharing-nya berapa..

S : BBI waktu itu dapet berapa rumah Pak?

H : Hmm, karena kita kondisional, kita bersamaan waktunya dengan agenda

kegiatan yang lain, sehingga kita membagi-bagi juga dana yang ada, karena

sangat-sangat terbatas juga, sehingga kita tetep berpartisipasi, namun cuma 1

unit.

S : Itu lokasinya dimana Pak, kalau boleh tahu?

H : Lokasi itu di Pasuruan. Kita dapat dialokasikan untuk veteran yang ada di

Pasuruan. Kemudian juga ada BUMN Mengajar. BUMN Mengajar itu kita

memang pada saat meeting itu dihasilkan, untuk BUMN Mengajar,

disarankan atau yang direkomendasikan kepada SMA yang terdekat dengan

kantor. Jadi, waktu itu kita kebetulan menunjuk Pasuruan saja, juga Kepala

Divisi Pasuruan yang sebagai narasumber atau sebagai pengajarnya, itu di

SMKN 1 Pasuruan. Iya, kita memang disitu ada bentuk CSR juga, mungkin

sumbangan apa yang perlu, bermanfaat bagi sekolah itu, kita waktu itu juga

memberikan cinderamata yang nantinya bisa diingat, itu kita LCD Projector..

Karena terkait dengan Telkom juga, nyambung dengan hadiah atau

cinderamata kami itu. Itu 1 unit. Kemudian Jalah Sehat itu kita memberikan

beberapa doorprize. Memang himbauannya doorprize untuk langsung

dibagikan ke seluruh peserta. Nah peserta itu kan dari karyawan, dari

keluarga karyawan, juga dari diperbolehkan itu umum.. Nah sehingga itu bisa

sebagai daya tariknya untuk diberikan disana. Kalau doorprize waktu itu

macem-macem, ya ada TV, ada sepeda.. Sama Siswa Mengenal Nusantara,

SMN itu, kita kebetulan untuk saat itu kita belum berpartisipasi..

S : Kenapa itu Pak? Kok tidak berpartisipasi kenapa?

Page 96: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

260

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

H : Ya ini, karena kan Siswa Mengenal Nusantara salah satunya juga mengenal

obyek-obyek perusahaan itu, juga obyek-obyek dari wisata, juga obyek-obyek

yang perlu diperkenalkan pada para siswa yang memang dari luar pulau, kan

pertukaran itu ya.. Nah itu kan ternyata jalurnya nggak jalur kesini, jalurnya

ke Malang, kemana, kemana.. Sehingga disamping kita memang kesiapan

untuk menyambut itu memang bersamaan waktunya sehingga kita juga saat

itu belum bisa, sehingga kita menyampaikan disitu bahwa BBI belum bisa

untuk sebagai tujuan.. Karena kalau tujuan nanti terlalu panjang. Kalau dari

Telkom, kesini kan terlalu jauh ya, waktunya yang habis nanti, disitu..

S : Ohh ya ya, bener bener.. Lihat aspek efisiensi juga ya Pak..

H : Betul. Aspek efisiensi juga dipertimbangkan.. Gitu mbak Stephanie, sepintas.

S : Oke. Kalau boleh tahu mungkin bicara tentang programnya ya Pak, ini waktu

sebelum pelaksanaan program itu apakah dilakukan semacam pra-

pelaksanaan, mungkin semacam survey, atau apa itu untuk mengidentifikasi

kondisi dari calon-calon penerima bantuan ini? Maksudnya apakah dari PT

Boma Bisma Indra ikut terlibat dalam pra-pelaksanaan program?

H : Kalau pra-pelaksanaan programnya, itu sudah given dari Telkom ya..

Misalkan contoh, untuk Bedah Rumah Veteran, itu cuman kita dikasih

semacam kebutuhan anggaran dari satu unit rumah itu berapa. Nah kalau

survey ke lokasinya, itu BBI memang tidak perlu ikut, cukup kita percaya

kepada Telkom untuk pra-nya itu kita ngikut aja.. Sehingga kita apapun yang

disampaikan oleh Telkom, ngikuti, follow aja..

S : Oke.. Terus kalau misalnya Pak, ini ada sedikit cerita dari Bu Ivone, sewaktu

pelaksanaan program itu ada beberapa hal yang berubah dari plan awal. Jadi

misalnya plan awalnya waktu awal koordinasi, plan A, misalnya, trus

ternyata waktu jalan ada sesuatu yang terjadi, trus harus berubah plan-nya.

Nah itu apakah dari PT Boma Bisma Indra dilibatkan untuk pengambilan

keputusan yang baru, maksudnya dilakukan koordinasi ulang, atau semua

Telkom yang handle?

H : Hmm, karena gini, pertimbangan dari BBI ini kan kondisinya kan dalam

posisi yang kita salah satunya kita sebagai anggota dari sinergi BUMN ini..

Yang satu. Yang kedua juga kita memperhatikan efisiensi juga, yang

Page 97: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

261

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

disampaikan tadi, bahwa kita seminimal mungkin perusahaan ini

mengeluarkan biaya. Baik biaya operasional, biaya survey tadi itu, atau biaya

pra yang tadi itu, sehingga kita, saya, cukup berkomunikasi dengan mbak

Ivone by phone aja, by WA, bila tadi ada perlu perubahan apa.. Itu memang

sering ada, cuman dilibatkannya melalui WA. Ngambil keputusan apa,

sehingga informasi itu tersampaikan, kalau ada perubahan..

S : Itu hanya berupa pemberian informasi atau minta persetujuan Pak?

H : Ada yang perubahan itu sudah bersifat final, ada yang menurut Telkom ini

perlu diputuskan sendiri oleh Telkom ada beberapa yang perlu minta

pertimbangan..

S : Contohnya yang minta pertimbangan itu dalam hal apa Pak?

H : Contohnya ya, misalkan bedah rumah tadi itu, itu tidak diplot langsung BBI

harus 2, 3, gitu nggak. Tapi itu merupakan satu bentuk kemauan dari internal

perusahaan, seperti itu. Jadi itu tidak diputuskan, sudah, BBI harus 2, harus 3,

gitu.

S : Ooh, tergantung semampunya gitu ya Pak ya..

H : Iya, semampunya berapa. Tidak pun juga ndak papa.. Nah itu yang menjadi

satu pertimbangan. Hal itu yang salah satu yang minta pertimbangan dari

masing-masing BUMN.

S : Berarti masing-masing BUMN punya kebebasan ya Pak ya, untuk seberapa

banyak mereka mau berkontribusi, seperti itu ya?

H : Punya kebebasan, betul.. Jadi memang di dalam hal ini, posisi Telkom

ditunjuk oleh Kementerian BUMN, itu memang harus sudah siap. Misalkan

dari seluruh BUMN ini, masing-masing anggota tidak berkontribusi, Telkom

itu sudah punya back up-nya.. Kalaupun berkontribusi, itu berarti menjadi

tambahan.

S : Keringanan gitu ya istilahnya untuk Telkom ya?

H : Ohh misalkan gini, Telkom mampunya mungkin meng-cover seluruh

kegiatan ini misalkan contoh, bedah rumah bisa 100. Nah kalaupun nanti dari

BUMN anggota ini ada supporting, Telkom tidak mengurangi, 100-nya tadi

itu, kuotanya tadi. Tapi akan menambahkan menjadi 150, gitu.. Jadi

Page 98: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

262

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

sebenernya dia sudah punya satu anggaran yang sudah pasti, sudah punya

sebenernya..

S : Oh gitu..

H : Jadi dia mengkoordinir mungkin ada tambahan, dari 5 BUMN lainnya tadi

itu..

S : Berarti istilahnya ya tidak tergantung gitu ya..

H : Tidak, tidak tergantung. Ya secara vulgar sih nggak ngomong gitu, tapi kita

sudah tau, bahwa Telkom ditunjuk itu sudah harus siap segalanya, begitu..

Jadi dana CSR-nya sudah harus maksimal, Telkom harus keluarkan semua.

Nanti di Jawa Tengah siapa, di Jawa Barat juga siapa, itu sudah siap semua.

Mungkin suatu saat BBI yang ditunjuk, BBI sudah siap. Cuma BUMN yang

lain cuman sebagai bentuk sinergi.. Sebagai tambahan kalau mau

berkontribusi ya silahkan, kalau nggak pun ndak papa..

S : Oooh.. Soalnya selama ini kan saya pahamnya bentuk kerjasama itu berarti

mungkin total ada 100 yang perlu dibantu, terus Telkom handle 50 mungkin,

terus 50 sisanya dibagi rata mungkin, 5 gitu..

H : Ya tapi memang mungkin secara tidak tersampaikan, memang sebenernya

mungkin yang pantasnya dibantu 100 gitu ya, nah 100 Telkom itu sudah dia

mungkin mampu 75, nah 75 ini supaya kuota menjadi 100, nanti Telkom juga

mungkin mencari kekurangannya itu, kalau yang 5 BUMN ini tidak

kontribusi. Tapi tidak mungkin, tidak mungkin tidak berkontribusi. Ya kalau

tidak berkontribusi pasti ada teguran dari Kementerian BUMN. Tapi itu

sama-sama BUMN pasti sudah mengetahui kalau dengan 75 ini, kuota 25 ini

pasti sudah terpenuhi dengan sinergi tadi itu, yang 5 BUMN. Ini nggak

mungkin nggak kontribusi.

S : Berarti tapi seandainya pun tidak ter-cover 100, ya sudah seadanya gitu ya?

H : Ya sudah seadanya..

S : Oh ya ya ya, paham paham. Kemudian Pak, ini setelah pelaksanaannya

selesai, proses pembuatan laporannya untuk sebagai bahan evaluasi, apakah

PT Boma Bisma Indra ini terlibat? Kalau terlibat, di bagian apa?

H : Oh.. Jadi gini, setiap event-event yang dilakukan, dikerjakan, itu sudah

kayaknya Telkom sudah siap, karena bidangnya ya.. Sudah siap untuk

Page 99: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

263

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

mendokumentasikan, apapun kegiatan-kegiatan dalam satu event itu.

Sehingga itu dari situ sudah ada dokumentasi untuk jadi satu bentuk laporan

nantinya.

S : Dari Telkom ya..

H : Dari Telkom. Kalau dari masing-masing BUMN, seperti saya BBI ini, cuman

untuk proses dokumentasi, itu kita memang juga punya. Kita sampaikan ke

pihak Telkom. Dikumpulkan ke Telkom. Masalah nanti mau dipakai atau

nggak, kita sampaikan. Memang gitu, mungkin Bu Ivone juga pernah

komunikasi mungkin juga ada dokumntasi yang di sana, yang di Pasuruan itu,

BUMN Mengajar, kita sampaikan..

S : Mungkin karena Telkom nggak ikut ke Pasuruan ya..

H : Ya, salah satunya mungkin kekurangan tenaganya, nah seperti itu baru minta,

beliaunya.. Ya tapi sebelumnya sudah koordinasi, apakah saya perlu

mendatangkan atau mendokumentasikan event itu, saya sampaikan dulu juga.

Tapi ada permintaan dari Telkom atau tidak, saya selaku Humasnya sini

sudah membuat satu tim untuk mendokumentasikan acara itu. Jadi masalah

nanti mau diminta Telkom atau tidak, itu tetep. Tapi sebelumnya kita

memang sudah koordinasi bahwa kita punya tenaga untuk

mendokumentasikan acara itu.. Kebetulan Bu Ivone itu akhirnya “ya udah,

Pak Hanafy yang handle aja..”

S : Hmm.. Dokumentasi yang dilakukan itu apakah hanya sebatas pengambilan

gambar seperti foto atau video, atau ada mungkin pembuatan ringkasan

laporan mungkin?

H : Ohh ringkasan laporan secara detail itu.. Ya kita ngasih, tapi secara detail itu

Telkom mbuat.. Setiap event mbuat, ada tenaga, cuman kurang mungkin

tenaga dokumentasinya saja. Tapi untuk yang men-develop menjadi suatu

report, menjadi suatu tulisan itu Telkom sendiri. Mungkin sebatas just by

phone, mbak Ivone minta informasi.. Jadi ada bentuk kerjasama tetep terjalin

itu.

S : Oke.. Itu copy dari laporannya dikirim juga ke sini nggak?

H : Iya, itu berupa buku. Jadi seluruh kegiatan BUMN Hadir untuk Negeri tahun

2016 itu setiap BUMN mendapatkan buku itu.. Buku beserta soft file-nya..

Page 100: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

264

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

Sudah ada ini bukunya, cuman kemarin nyarinya ini dimana, nggak nemu,

hahahaha..

S : Hahaha iya nggak papa Pak. Saya cuma konfirmasi aja kalau memang dapat

ya..

H : He eh, dapat.

S : Oke. Kemudian kalau menurut Pak Hanafy sendiri, dari pandangan PT Boma

Bisma Indra, sebenernya output yang diharapkan dari pelaksanaan Program

BUMN Hadir untuk Negeri ini apa? Dan apakah menurut Bapak, output itu

sudah tercapai?

H : Ya, sebenarnya ini kan berupa program CSR ya, jadi ini program bina

lingkungan, sehingga output yang diharapkan ya memperkenalkan BUMN ini

ada di tengah-tengah masyarakat. Bahwa BUMN itu keberadaannya adalah

untuk mendukung kesejahteraan, kemakmuran masyarakat juga.. Sehingga

tujuan akhirnya BUMN harus dikenal, dan memang produk yang dihasilkan

ini untuk masyarakat juga. Nah ini yang menjadi output-nya. Ya output yang

ini sudah cukup berhasil, BUMN sekarang lebih dikenal daripada masa dulu,

cuman produk-produk yang dihasilkan oleh BUMN ini, yang memang

sebagian besar sudah dikenal, cuman yang berteknologi tinggi seperti BBI ini,

ini kan memang produk yang dihasilkan ini bersifat khusus, untuk industri.

Jadi perlu dikenalkan juga. Jadi output-nya itu, BBI itu kayak apa, PT Garam

itu kayak apa.. Itu sudah mengenal, sudah mengenal.. Target kita menurut

saya juga sudah cukup tercapai.

S : Kalau dari skala 0 sampai 100%, kira-kira sudah berapa persen Pak, tercapai

output-nya?

H : Output dari kegiatan ini sudah 90%.

(Pak Hanafy menerima telepon)

S : Ya, satu pertanyaan lagi Pak. Ini lebih menyorot ke aspek komunikasinya ya..

Jadi mulai dari pra-pelaksanaan, sampai pasca-pelaksanaan, bentuk-bentuk

komunikasi yang pernah dilakukan Bu Ivone sebagai PR terhadap Bapak,

atau terhadap perusahaan PT Boma Bisma Indra ini seperti apa saja?

Misalnya, waktu pra-pelaksanaan, ada melakukan rapat, atau ada apa gitu..

Page 101: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

265

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

H : Ya. Setiap kali ada kegiatan, itu ada buanyak kegiatan ya, itu ada rapat pra-

pelaksanaannya.

S : Masing-masing ada rapatnya sendiri?

H : Iya, ada.

S : Bapak ikut ke-14-nya?

H : Artinya ada yang menjadi 14 itu, 4 event menjadi 1 rapat bisa.. Kayak contoh

ini ya, salah satunya ini, ini pembahasannya ada tentang BUMN Mengajar,

Bedah Rumah, lalu apa lagi..

S : Ohh jadi langsung beberapa kegiatan jadi satu ya..

H : Iya.. Ini ada bentuk undangan resmi, kemudian hasil rapatnya juga

disampaikan ke masing-masing BUMN..

S : Notulen hasil rapatnya ada ya..

H : Iya, ada..

S : Itu dikirimkan sebagai hardcopy atau lewat email?

H : Ke email. Untuk percepatan lewat email. Nah contoh ini ada absensinya, ada

hasil pembahasan rapatnya, siapa saja perwakilan ke-6 BUMN yang ada

disana itu tanda tangan.. Memang ini menjadi salah satu bentuk yang akan

disampaikan menjadi report akhir, salah satu materinya itu ini.. Ini contoh,

bahwa ada koordinasi seperti ini, ada undangan, ada rapat, ada notulen,

kemudian hasilnya disampaikan ke masing-masing BUMN.

S : Itu waktu pra-pelaksanaan ya.. Kemudian, setelahnya?

H : Setelah pelaksanaan itu ada pertemuan 1 kali, untuk setelah pelaksanaan,

seluruh pelaksana BUMN Hadir untuk Negeri ini, dalam hal membahas untuk

pembuatan report-nya.

S : Berarti cuman 2 kali pertemuan ya Pak ya?

H : Hmm.. Lebih. Karena kayak HUT RI untuk BUMN itu juga ada rapat sendiri,

ada di Telkom. Jadi pelaksanaan upacara bendera di Telkom waktu itu, itu

juga ada rapatnya sendiri.. Banyak sekali kalau rapat, untuk acara BUMN

Hadir untuk Negeri ini. Banyak sekali kalau pertemuan, cuman kadang-

kadang itu saya nggak hadir. Tapi nggak hadirnya mesti ada komunikasi,

gimana Bu, itu ada.. Jadi kalau rapat ya nggak 2 kali. Hampir satu event gitu

ya, itu bisa 3-4 kali, tapi itu menggabung dengan event yang lain.

Page 102: Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) · Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)

266

Lampiran 7: Transkrip Triangulasi dengan Hanafy (sambungan)

S : Sering tatap muka ya berarti..

H : Iya.. Sering baik formal di kantor, juga di kafe, rumah makan, gitu..

S : Terus ini katanya juga ada dibuatkan grup di WA ya?

H : Iya. Masing-masing kegiatan itu ada grupnya, ada semua, sehingga

komunikasinya itu bisa termonitor. Jadi setiap person untuk perwakilan

BUMN itu bisa ngerti, berita perkembangannya.. Itu, seperti itu, bagusnya itu

kemarin.

S : Berarti ini komunikasinya lancar sekali ya..

H : Lancar, lancar. Bagus.

S : Oke.. Sudah, sejauh ini cukup itu pertanyaan saya, Pak.

H : Oke.. Bisa nanti kalau kurang apa, informasi apa yang terkait dengan

khususnya BBI ya, silahkan..

S : Oh iya, terima kasih banyak Pak.. Untuk kesediaan waktunya..

H : Iya sama-sama.. Semoga data-data yang diperlukan bisa men-support

selesainya skripsinya ya..

S : Terima kasih Pak..