lamp iran

30
  LAMPIRAN 

Upload: satria-gunawan-zain

Post on 14-Jul-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 1/29

 

LAMPIRAN 

Page 2: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 2/29

A. Lampiran : Data Pengkajian Tekanan Darah

Pemeriksaan Tekanan Darah

No. Nama Tekanan darah sebelum Tekanan darah sesudah

1 Bu Tun 160/100  150/80 2 Bu Saiful 160/100  150/90 

3 Bu Sagimo 170/100  180/100 

4 Bu Safinah 160/120  170/110 

5 Pak Madlani 160/110  150/110 

6 Bu Sawiyah 220/120 210/110 

7 Bu Sumadiyah 160/100  140/100 

8 Bu Halimah 130/70  120/70 

9 Bu Endan 150/100  170/70 

10 Bu Neman 140/90  130/80 

11 Bu Ripto 110/90  110/80 

12 Bu Sih Sulastri 120/90  110/70 

Tekanan Darah(mmHg)Pemeriksaan sebelum Pemeriksaan sesudah

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

 Normal <120/<80 2 16,7 % 3 25 %

Prehipertensi 120-139/80-90  1  8,33 % 1  8,33 %

Hipertensi derajat I : 140-159/90-99  1  8,33 % 4 33,33 %

Hipertensi derajat II : 160/ 100  8  66,67 % 4 33,33 %

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

pengukuran 1 pengukuran 2

normal

prehipertensi

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

Page 3: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 3/29

B. Lampiran : Surat Izin praktik Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

dan Daftar Hadir Kegiatan Penyuluhan

1.  Surat Rekomendasi PSIK Universitas Jember ke Bakesbangpol dan

Linmas Kabupaten Jember

2.  Surat Permohonan Izin Pembelajaran Lapangan Keperawatan

Keluarga PSIK Universitas Jember ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Jember

3.  Surat Izin Pembelajaran Lapangan PSIK Universitas Jember ke

Kecamatan Patrang

4.  Daftar Hadir Kegiatan Penyuluhan

Page 4: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 4/29

C. Lampiran : Laporan Pendahuluan

UNIVERSITAS JEMBER 

LAPORAN PENDAHULUAN PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Praktek Belajar Lapangan Keperawataan Gerontik 

Oleh

Kelompok 11

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER 

2011 

Page 5: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 5/29

 

PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI

A. Pendahuluan

Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi masyarakat

dan meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara dengan meningkatnya

  pada kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup sehingga

menyebabkan jumlah penduduk usia lanjut dari tahun ke tahun semakin

meningkat (Nugroho, 2000). 

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap

  perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah

mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat

dihalangi (Stanley, 2006). Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena

 proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik , 

timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif . 

Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada masa usia lanjut

adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan terjadinya

 peningkatan secara abnormal dan terus menerus tekanan darah yang disebabkan

satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal (Levine & Fodor , 2003). 

Berdasarkan data Depkes (2008), prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 

31.7%. Cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan hanya mencapai

24.0%, atau dengan kata lain sebanyak  76.0% kejadian hipertensi dalam

masyarakat belum terdiagnosis. Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi

dan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun

2006, diketahui bahwa hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit terbanyak 

yang diderita lansia setelah penyakit sendi (Depkes, 2008). 

Hipertensi pada lansia sebenarnya dapat dicegah dan dikontrol dengan

membudayakan perilaku hidup sehat yang intinya mengkonsumsi makanan

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) KEPERAWATAN KELUARGA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER 

Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450 

Page 6: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 6/29

dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat , 

rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari 6 gr natrium perhari), berolahraga

secara teratur , istirahat yang cukup, berpikir positif , tidak merokok , dan tidak 

mengonsumsi alkohol karena rokok dan alkohol dapat meningkatkan resiko

hipertensi, namun kurangnya pengetahuan masyarakat yang memadai tentang

hipertensi dan pencegahannya cenderung meningkatkan angka kejadian hipertensi

(Wahid, 2008). 

Sumadi (2009) dalam penelitiannya mengenai pengaruh pengetahuan dan

upaya mengendalikan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas

Semin I Yogyakarta menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan upaya mengendalikan hipertensi. Lansia yang kurang pengetahuannya

mengenai hipertensi dan upaya yang kurang tepat mempunyai risiko lebih tinggi

terjadinya penyakit kardiovaskular . 

Berdasarkan data hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap 12 lansia

di RW 17 kecamatan Patrang, terdapat 8 orang lansia yang mengalami hipertensi

derajat II dan 1 orang lansia mengalami hipertensi derajat I, sehingga kelompok 

memutuskan memberikan intervensi terkait masalah yang dialami lansia yaitu

hipertensi. 

Pencegahan yang dapat dilakukan pada penatalaksanaan hipertensi adalah

melalui penggunaan latihan relaksasi otot progresif . Prawitasari (1988)  , 

melaporkan bahwa relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik . Utami

(1991) mengukur efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk 

mengurangi kecemasan berbicara di muka umum´, selanjutnya relaksasi juga

efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan

(Karyono,  1994), dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang (Dewi, 

1998). 

Dalam relaksasi otot ( progresive muscle relaxation) sendiri, individu akan

diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan

sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat

merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam

keadaan tegang dan rileks. 

Page 7: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 7/29

Sesuatu yang diharapkan disini adalah individu secara sadar untuk belajar 

merilekskan otot-ototnya sesuai dengan keinginannya melalui suatu cara yang

sistematis. Subjek juga belajar menyadari otot-ototnya dan berusaha untuk sedapat

mungkin mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot tersebut . 

Selain melalui latihan relaksasi otot progresif , penatalaksaan hipertensi

dapat dilakukan melalui penggunaan tanaman obat rosela, dimana rosela tersebut

dibuat dalam bentuk teh rosela. Dalam pengobatan Ayuweda, rosella banyak 

digunakan untuk pengobatan hipertensi dan penyakit hati. Rosella mengandung

  banyak elemen penting baik untuk kesehatan. Kandungan dari ekstrak Rosella

adalah: Kalori, Lemak , Lemak jenuh, Kolesterol, Sodium, Karbohidrat, Serat, 

Gula, Protein, Vitamin A, Vitamin C, Kalsium. Sejak awal 1970-an rosella

  banyak digunakan untuk pewarna alami makanan, farmasetik , dan kosmetik . 

Menurut DEP.KES.RI. No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gr rosella mengandung

260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2. kandungan lainya adalah kalsium

486 mg, omega 3, Magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti

lysine dan agrinine. Hasil Penelitian menyebutkan bahwa Terdapat penurunan

tekanan darah sistolik sebesar  11,2% dan tekanan darah diastolik sebesar 10,7%

setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang, 

dibandingkan dengan kelompok kontrol (Haji Faraji, 1999). 

Dihubungkan dengan hal tersebut, pendidikan kesehatan ini sangat penting

dalam upaya mengontrol hipertensi. Oleh karena itu, pada kegiatan kali ini akan

membahas bagaimana hipertensi terjadi serta pencegahan terhadap hipertensi pada

sekelompok lansia di RW 17 wilayah kecamatan Patrang yang mengalami

hipertensi akan dilakukan pendidikan kesehatan sekaligus demonstrasi terapi

relaksasi otot progresif serta pembuatan teh rosela. 

B. Pengkajian

Dari pengakajian yang dilakukan terhadap 12 lansia di RW 17 terdapat 8 

orang yang mengalami hipertensi derajad II dan 1 lansia yang mengalami

hipertensi derajad I. sehingga kelompok memutuskan memberikan intervensi

terkait masalah yang dialami lansia yaitu hipertensi. dan dari data pengakajian

Page 8: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 8/29

didapatkan data persepsi tentang kesehatan sebanyak  73,7% rata-rata lansia

menyatakan kurang mengetahui mengenai penyakit yang diderita dan

 pencegahannya. oleh karena itu intervensi yang diberikan adalah pemberian

 pendidikan kesehatan pada lansia di RW 17 kecamatan Patrang. 

C. Diagnosa Keperawatan

Manajemen regimen terapeutik pada lingkungan keluarga kelompok lansia di RW

17 kecamatan Patrang berhubungan dengan kurangnya informasi, motivasi dan

edukasi tentang masalah hipertensi ditandai dengan dari 12 lansia di RW 17, 

terdapat 8 orang lansia yang mengalami hipertensi derajat II dan 1 orang lansia

mengalami hipertensi derajat I serta lansia menyatakan ketidaktahuan dalam

menurunkan tekanan darahnya. 

D. Intervensi

Perawat memfasilitasi sekelompok lansia untuk memiliki pemahaman tentang

hipertensi yang penting bagi lansia baik pengertian, tanda dan gejala, 

  penyebabnya dan bahaya komplikasi yang ditimbulkan, serta pencegahan

hipertensi melalui latihan relaksasi otot progresif serta penggunaan tanaman

herbal rosela dengan demonstrasi pembuatan teh rosela. 

E. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan pada sekelompok lansia ini diharapkan lansia

dengan hipertensi dapat siap dalam meningkatkan manajemen regimen terapeutik 

sekelompok lansia di RW 17 kecamatan Patrang dengan hipertensi. 

F. Tujuan Kegiatan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga selama 1 X 60 menit

diharapkan: 

1.  Lansia dapat memahami pengertian hipertensi 2.  Lansia dapat memahami penyebab hipertensi 

3.  Lansia dapat memahami tanda dan gejala hipertensi 

4.  Lansia dapat mengetahui faktor resiko dan pencegahan hipertensi 

5.  Lansia dapat mengetahui penatalaksanaan hipertensi 

Page 9: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 9/29

6.  Lansia dapat mempraktikkan latihan relaksasi otot progresif serta

mendemonstrasikan pembuatan teh rosela dalam menurukan hipertensi. 

G. Implementasi/Prosedur Pelaksanaan

1.  Topik kegiatan: hipertensi

2.  Sasaran dan target: Sekelompok lansia dengan hipertensi di RW 17 

kecamatan Patrang

3.  Metode: ceramah, diskusi, serta demonstrasi

4.  Media: lembar balik dan leaflet

5.  Waktu dan tempat: Minggu, 4 Desember 2011 jam 09.00 WIB di rumah

Ibu Maria kader posyandu lansia

6.  Persiapan

a.  Persiapan Alat

1)  Flipchart (lembar balik ) 

2)  Leaflet

 b.  Klien

1)  Klien telah menyatakan bersedia mengikuti proses diskusi

2)  Teridentifikasi bahwa klien berada pada kondisi yang

membutuhkan bantuan edukator untuk memfasilitasi

menyelesaikan masalah klien

c.  Lingkungan

1)  Diharapkan proses pendidikan kesehatan dapat dilakukan di

ruangan yang kondusif , tenang, dan privacy klien terjaga

7.  Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Tahap

kegiatanKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Media dan

Alat

PenyuluhanPendahuluan 1.  Memberi salam, 

memperkenalkan diri, danmembuka pengajaran

2.  Menjelaskan materi secara

umum

3.  Menjelaskan tentang TIU danTIK . 

Memperhatikan dan

menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

Leaflet

Page 10: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 10/29

Penyajian 1.  Menjelaskan pengertianHipertensi. 

1)  Menanyakan pada peserta

tentang materi yang barudisampaikan. 

2)  Mendiskusikan bersama

 jawaban yang diberikan. 2.  Menjelaskan penyebab

Hipertensi. 

1)  Menanyakan pada peserta

tentang materi yang barudisampaikan. 

2)  Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan. 

3.  Menjelaskan tanda dan gejala

hipertensi. 

1)  Menanyakan pada pesertatentang materi yang barudisampaikan. 

2)  Mendiskusikan bersama

 jawaban yang diberikan. 4.  Menjelaskan faktor resiko

hipertensi. 

1)  Menanyakan pada pesertatentang materi yang barudisampaikan. 

2)  Mendiskusikan bersama

 jawaban yang diberikan. 5.  Menjelaskan cara pencegahan

hipertensi. 1)  Menanyakan pada peserta

tentang materi yang baru

disampaikan. 

2)  Mendiskusikan bersama

 jawaban yang diberikan. 

Memperhatikan

Memberikan

 pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan

 pertanyaan

Memperhatikan \

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan

Leaflet

Penutup 1.  Menutup pertemuan dengan

mengundang pertanyaan ataukomentar pada peserta

2.  Menampung jawaban dan

memberi komentar tentang

 pendapat dari peserta

3.  Menyimpulkan materi yangtelah dibahas bersama dengan peserta

4.  Menutup pertemuan danmemberi salam. 

Memperhatikan

Memperhatikan dan

mencatat

Memperhatikan danmencatat komentar  pengajar 

Memperhatikan danmembalas salam. 

Leaflet

H. Evaluasi

8.  Struktur 

Page 11: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 11/29

1)  Educator mampu menyiapkan diri untuk bersikap empati, netral, 

menghargai klien, serta caring terhadap klien. 

2)  Educator telah melakukan pengkajian yang akurat dari berbagai

sumber (klien, keluarga klien) sebagai data dasar sebelum memulai

 proses pendkes

3)  Educator telah melakukan konsultasi dengan tutor keperawatan

keluarga 1 hari sebelum kegiatan dilakukan. 

9.  Proses

1)  Klien mengikuti proses pendidikan kesehatan sejak awal hingga selesai

2)  Klien antusias mengajukan pertanyaan kepada educator terkait

 pendidikan kesehatan tentang hipertensi

10. Hasil

1)  Proses pendidikan kesehatan berjalan lancar , 90% dari tujuan kegiatan

 pendidikan kesehatan dapat dicapai

2)  Klien mampu mengidentifikasi diri, membuat pilihan

kegiatan/tindakan yang akan mendukung klien untuk meningkatkan

status kesehatan khususnya hipertensi

3)  Pertanyaan untuk mengukur pemahaman keluarga tentang hipertensi:

1. Apakah anda mengetahui apa itu hipertensi?

2. Apa saja faktor penyebab hipertensi?

3. Berapa tekanan darah normal?

4. Berapa tekanan darah tinggi?

5. Bagaimana cara mencegah hipertensi?

Lampiran:

a.  Materi

 b.  Leaflet

c.  Daftar Hadir  Penyuluh, 

Page 12: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 12/29

D. Lampiran : Materi Hipertensi

HIPERTENSI

Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup secara cepat

 berpengaruh terhadap pola makan. saat ini masyarakat lebih memilih makan siap

saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak , tinggi gula dan mengandung

  banyak garam. Pola makan yang kurang kurang sehat akan memicu penyakit

seperti hipertensi , jantung, diabetes melitus, dan obesitas. Perlu diketahui bahwa

saat ini Hipertensi menjadi The Silent Disease masyarakat modern. 

PENGERTIAN

 H ipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah

suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas

normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka

kematian(mortalitas). 

 H ipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. 

(Smith Tom,995) Menurut WHO, penyakit  hipertensi merupakan peningkatan

tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan

diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). 

Hipertensi dibagi menjadi tiga kategori, diantaranya adalah:

y  Hipertensi ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 ± 104 mmHg. 

y  Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg. 

y  Hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. 

Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap

lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995) 

Tekanan Darah Sistolik (angka pertama) 

Diastolik (angkakedua) 

Darah rendah atau hipotensi Di bawah 90 Di bawah 60 

Normal  90 ± 120  60 - 80 

Page 13: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 13/29

Tekanan Darah Sistolik (angka pertama) 

Diastolik (angkakedua) 

Pre-hipertensi  120 ± 140  80 - 90 

Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1)  140 ± 160  90 - 100 

Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2

/ berbahaya) Di atas 160 Di atas 100 

PENYEBAB 

Penyebab hipertensi sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 golongan besar 

a.  Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, 

yang menempati bagian terbesar kasus yang ada (95%). sedangkan faktor yang

mempengaruhinya seperti genetik , lingkungan, gangguan pengeluaran/eksresi

garam natrium, dll serta faktor -faktor yang meningkatkan resiko seperti

kegemukan (obesitas), alkohol, merokok dan lain-lain. 

 b.  Hipertensi sekunder atau hipertensi renal/ginjal. penyebab spesifiknya

diketahui seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi pembuluh darah ginjal, 

 pengaruh hormon(aldosteron, estrogen). 

Selain penyebab hipertensi di atas, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan

seseorang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi)  . Ada faktor penyebabtekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan dan ada juga yang dapat

dikendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor 

tersebut antara lain:

Faktor yang tidak bisa dikendalikan

y  Keturunan : Faktor -faktor yang dapat meningkatkan resiko timbulnya

hipertensi faktor keturunan pada 70-80% kasus hipertensi essensial, Jika

seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, 

maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar . 

y  Usia : Bersamaan dengan bertambahnya usia, tekanan darahpun akan

meningkat.Pengendalian tekanan darah pada saat usia bertambah sangat

diperlukan agar tidak melewati batas normal. 

Faktor yang bisa dikendalikan

Page 14: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 14/29

y  Garam : Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa

orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang

dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam. 

y  Kolesterol : Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat

menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat

membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan

meningkat. 

y  Obesitas / Kegemukan : Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen

 berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah

tinggi. 

y  Stres : Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan

darah tinggi. 

y  Rokok : Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. 

Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan

stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki

tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan

memicu penyakit- penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah. 

y  Kafein : Kafein yang terdapat pada kopi,  teh maupun minuman cola bisa

menyebabkan peningkatan tekanan darah. 

y  Alkohol : Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan

darah tinggi. 

y  Kurang Olahraga ³ Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan

darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan

darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda

menderita tekanan darah tinggi. 

PATOFISIOLOGI 

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor , pada medulla diotak . Dari pusat vasomotor ini

 bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar 

dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen . 

Page 15: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 15/29

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke

  bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

  preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan

ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, 

meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat

  bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai

respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid

lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. 

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan

 pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan

retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume

intra vaskuler . Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. 

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada

sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang

terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, 

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

  pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung

(volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan

tahanan perifer . 

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

Page 16: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 16/29

1.  Tidak Ada Gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal

ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri

tidak terukur . 

2.  Gejala Yang Lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim

yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. 

PENGOBATAN

Dengan adanya faktor -faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya hipertensi

dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi yang

fatal. Usaha-usaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.:

1.  Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram garam

dapur . Batasi pula makanan yang mengandung garam natrium seperti corned

 beef , ikan kalengan, lauk atau sayuran instan, saus botolan, mi instan, dan kue

kering. Pembatasan konsumsi garam mengakibatkan pengurangan natrium

yang menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini akan menurunkan

natrium intrasel yang akan mengurangi efek hipertensi. 

2.  Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat

  badan lebih 10% dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan

hipertensi terdapat kecenderungan menjadi gemuk dan sebaliknya pada

  penderita muda dengan obesitas akan cenderung hipertensi. Pada orang

gemuk akan terjadi peningkatan tonus simpatis yang diduga dapat

mengakibatkan tekanan darah meningkat. 

3.  Membatasi konsumsi lemak . Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak 

terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan

kolesterol. Hal ini akan menyumbat pembuluh darah dan mengganggu

  peredaran darah sehingga memperberat kerja jantung dan memperparah

Page 17: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 17/29

hipertensi. Kadar kolesterol normal dalam darah yaitu 200-250 mg per 100cc

serum darah. 

4.  Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol

 pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang, 

naik sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan

seperti tinju, gulat atau angkat besi karena latihan yang berat dapat

menimbulkan hipertensi. 

5.  Makan buah-  buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak 

mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan

tekanan darah. 

6.  Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol

dapat meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol berarti

menghindari kemungkinan hipertensi. 

7.  Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau

ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang

damai dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga

mengurangi respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas

simpatetik sehingga tekanan darah dapat diturunkan. 

8.  Merangkai hidup yang positif . Hal ini dimaksudkan agar seseorang

mengurangi tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan

memecahkan masalah yang mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan

orang dapat membuat hati menjadi lega dan dari sini dapat timbul ide untuk 

menyelesaikan masalah. 

9.  Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan

sehari-hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan. 

10.  Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat

mengurangi beban. Dengan memberi kesempatan pada orang lain untuk 

membantu menyelesaikan tugas kita, beban kita dapat berkurang dan kita juga

 banyak teman, yang tentunya akan menimbulkan rasa bahagia. 

Page 18: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 18/29

E. Lampiran : SOP Teknik Relaksasi Otot Progresif  

PSIK 

UNIVERSITAS

JEMBER 

JUDUL SOP:

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1.  PENGERTIAN Teknik relaksasi otot progresif adalah terapi relaksasi yang

diberikan kepada klien dengan menegangkan otot-otot tertentudan kemudian relaksasi. 

Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi

yang mengkombinasikan latihan nafas dalam dan serangkaianseri kontraksi dan relaksasi otot tertentu. 

2.  TUJUAN 1.  Mengurangi tingkat kecemasan dan ketegangan akibatadanya stressor seperti gangguan seksual (ejakulasi dini, 

dll), sakit kepala, gangguan tidur (insomnia, hipersomnia,dll), merokok , konsumsi alcohol, pemakaian

obat-obatan, makan yang berlebihan. 2.  Meningkatkan kinerja, peran sosial, dan keterampilan fisik 

maupun mental. 

3.  Meningkatkan kesadaran diri tentang keadaan fisiologis

seseorang, sehingga relaksasi mampu menimbulkan

rangsangan fisiologis

3.  INDIKASI -  Lanjut usia

-  Penderita hipertensi

-  Pasien yang mengalami kecemasan

4.  KONTRA

INDIKASI

-

5.  PERSIAPAN

KLIEN

1.  Jelaskan prosedur tindakan secara umum

2.  Yakinkan bahwa klien mempunyai niat dan motivasi yangserius untuk mengikuti latihan dengan benar dan tekun. 

3.  Lakukan pengukuran tekanan darah, nadi, RR sebelum dan

sesudah latihan. 

4.  Anjurkan klien untuk rileks selama latihan. 5.  Posisikan klien pada posisi semifowler 

6.  PERSIAPAN

ALAT

1.  Ruangan yang bebas bergerak , tidak menimbulkan bahaya

atau cedera, dan suasana ruangan harus nyaman, tenang,  pencahayaan remang. 

7.  CARA KERJA 1.  Klien diminta mengepalkan tangan semakin kuat (gambar 1), sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada

saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakanrileks selama 10 detik . Gerakan pada tangan kiri ini

dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan

 perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yangdialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangankanan. 

2.  Gerakan kedua dengan cara menekuk kedua lengan ke

Page 19: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 19/29

  belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-

  jari menghadap ke langit-langit. Kemudian relaksasikan

kembali tangan. (gambar 2) 3.  Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot Biceps. 

Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan

sehingga menjadi kepalan kemudian membawa keduakepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjaditegang. Relaksasikan kembali. (gambar 3) 

4.  Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. 

Relaksasi untuk mengendurkan bagian otot-otot bahudapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu

setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hinggamenyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan iniadalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung

atas, dan leher . Kemudian relaksasikan kembali. (gambar 

4) 5.  Gerakan kelima sampai ke delapan adalah gerakan-gerakan

yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang, 

dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengancara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa

dan kulitnya keriput. Gerakan yang ditujukan untuk 

mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutupkeras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan

mata. Kemudian relaksasikan kembali. (gambar 5). 

6.  Gerakan ketujuh bertujuan untuk mengendurkanketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dengan cara

mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigisehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Kemudianrelaksasikan kembali. 

7.  Gerakan kedelapan ini dilakukan untuk mengendurkan

otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-

kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Kemudian relaksasikan kembali. 

8.  Gerakan kesembilan (gambar  9) dan gerakan kesepuluh(gambar  10) ditujukan untuk merilekskan otot-otot leher   bagian depan maupun belakang. Gerakan diawali dengan

otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian

depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala

 pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga

klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas. Sedangkan gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan

ini dilakukan dengan cara membawa kepala ke muka, 

kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu kedadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah

leher bagian muka. Kemudian relaksasikan kembali. 

Page 20: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 20/29

9.  Gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara

mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian

  punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehinggatampak seperti pada gambar  11. Kondisi tegang

dipertahankan selama 10 detik , kemudian rileks. Pada saat

rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambilmembiarkan otot-otot menjadi lemas. 

10. Gerakan berikutnya adalah gerakan keduabelas, dilakukan

untuk melemaskan otot-otot dada. Pada gerakan ini, klien

diminta untuk menarik nafas panjang untuk mengisi paru- paru dengan udara sebanyak - banyaknya. Posisi ini ditahan

selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di  bagian dada kemudian turun ke perut. Pada saatketegangan dilepas, klien dapat bernafas normal dengan

lega. Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini

diulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaanantara kondisi tegang dan rileks. 

11. Setelah latihan otot-otot dada, gerakan ketigabelas  bertujuan untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini

dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang

dank eras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian

diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini. 12. Gerakan 14 adalah gerakan-gerakan untuk otot-otot kaki. 

Gerakan ini dilakukan secara berurutan. Gerakan keempat

  belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan

dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki (lihatgambar 14) sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini

dilanjutkan dengan mengunci lutut (lihat gambar  14), sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis. Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan

  posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu

melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing

dua kali. 

8.  HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1.  Setiap gerakan dilakukan dalam waktu 10 detik  2.  Masing-masing langkah dilakukan sebanyak 2 kali 

9.  EVALUASI

1.  Lakukan pengukuran darah, nadi, RR , sebelum dan sesudah melakukan latihan

ini. 

Page 21: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 21/29

Gambar Teknik Relaksasi Otot Progresif 

1.  Posisi klien semifowler 

2.  Gerakan 1 

3.  Gerakan 3

Page 22: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 22/29

 

4.  Gerakan 4

5.  Gerakan 5-8 

Page 23: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 23/29

 

6.  Gerakan 9-12

Page 24: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 24/29

7.  Gerakan 13-14

Page 25: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 25/29

F. Lampiran SOP Seduhan Teh Rosela 

PSIK 

UNIVERSITAS

JEMBER 

JUDUL SOP:

SEDUHAN TEH ROSELLA

PROSEDUR TETAP

DOKUMEN:NO REVISI:

:

TANGGAL

TER BIT:

DITETAPKAN OLEH:

1.  PENGERTIAN Penyajian atau prosedur pembuatan teh

dengan bahan bunga rosella yang bermanfaatuntuk menurunkan tekanan darah tinggi. 

2.  TUJUAN 1.  Lansia mengetahui manfaat seduhan teh

rosela

2.  Lansia mengetahui cara pembuatanseduhan teh rosela

3.  Lansia mampu menerapkan cara pembuatan seduhan teh rosela. 

3.  INDIKASI Semua lansia, dewasa. 

4.  KONTRAINDIKASI Klien dengan gastritis

Tekanan darah rendahWanita yang sedang hamil

5.  PERSIAPAN KLIEN 1.  Pastikan klien mau melakukan seduhan

teh rosella. 

2.  Pastikan klien mampu untuk melakukan

cara pembuatan teh rosella

6.  PERSIAPAN

ALAT/BAHAN

2.  3-5 kelopak bunga rosella

3.  200 ml air panas

4.  Gula,madu,Tropicana slim5.  Gelas dan sendok 

6.  Es batu bila perlu

7.  CARA KERJA

 

1.  Ambil 3 - 5 kelopak bunga Rosella lalumasukkan ke dalam 1 gelas (200 ml) air mendidih. 

Page 26: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 26/29

 

2.  Aduk dan diamkan sekitar 15 sampai 30 menit, hingga airnya berwarna merah. 

3.  Untuk mendapatkan rasa yang lebih enak 

 bisa ditambah gula pasir atau TropicanaSlim atau madu

4.  Untuk rasa yang lebih nikmat dan segar , tambah kan es batu secukupnya

8.  EVALUASI

2.  Lansia dapat mengetahui tekanan darahnya sebelum dan setelah dilakukan pembuatan teh rosella dihitung setelah 1-2 minggu. 

3.  Lansia dapat mengetahui pencegahan, manfaat dan cara pembuatan tehrosella. 

Page 27: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 27/29

G. Lampiran : Media Leaflet

1.  Leaflet Hipertensi

2.  Leaflet Teknik Relaksasi Otot Progresif  

3.  Leaflet Seduhan Teh Rosela 

Page 28: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 28/29

H. Lampiran : Foto Kegiatan PBL

Gambar 1. Penjelasan tentang hipertensi oleh Resti Utami dan Ayu Septi

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.

Gambar 2. Demonstrasi Senam Otot Progresif oleh Ayu Kurnia dan Josi

Novarianto, Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.

Page 29: Lamp Iran

5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 29/29

 Gambar 3. Penjelasan manfaat dan pembuatan seduhan teh rosela oleh

Rizka Annisa dan Fitrio Devyantoni, Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan.

Gambar 3. Pembagian teh rosela kepada para lansia oleh Rizka Annisa dan

Fitrio Devyantoni, Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.