lamp iran
TRANSCRIPT
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 1/29
LAMPIRAN
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 2/29
A. Lampiran : Data Pengkajian Tekanan Darah
Pemeriksaan Tekanan Darah
No. Nama Tekanan darah sebelum Tekanan darah sesudah
1 Bu Tun 160/100 150/80 2 Bu Saiful 160/100 150/90
3 Bu Sagimo 170/100 180/100
4 Bu Safinah 160/120 170/110
5 Pak Madlani 160/110 150/110
6 Bu Sawiyah 220/120 210/110
7 Bu Sumadiyah 160/100 140/100
8 Bu Halimah 130/70 120/70
9 Bu Endan 150/100 170/70
10 Bu Neman 140/90 130/80
11 Bu Ripto 110/90 110/80
12 Bu Sih Sulastri 120/90 110/70
Tekanan Darah(mmHg)Pemeriksaan sebelum Pemeriksaan sesudah
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Normal <120/<80 2 16,7 % 3 25 %
Prehipertensi 120-139/80-90 1 8,33 % 1 8,33 %
Hipertensi derajat I : 140-159/90-99 1 8,33 % 4 33,33 %
Hipertensi derajat II : 160/ 100 8 66,67 % 4 33,33 %
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
pengukuran 1 pengukuran 2
normal
prehipertensi
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 3/29
B. Lampiran : Surat Izin praktik Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga
dan Daftar Hadir Kegiatan Penyuluhan
1. Surat Rekomendasi PSIK Universitas Jember ke Bakesbangpol dan
Linmas Kabupaten Jember
2. Surat Permohonan Izin Pembelajaran Lapangan Keperawatan
Keluarga PSIK Universitas Jember ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember
3. Surat Izin Pembelajaran Lapangan PSIK Universitas Jember ke
Kecamatan Patrang
4. Daftar Hadir Kegiatan Penyuluhan
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 4/29
C. Lampiran : Laporan Pendahuluan
UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Praktek Belajar Lapangan Keperawataan Gerontik
Oleh
Kelompok 11
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 5/29
PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI
A. Pendahuluan
Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi masyarakat
dan meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara dengan meningkatnya
pada kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup sehingga
menyebabkan jumlah penduduk usia lanjut dari tahun ke tahun semakin
meningkat (Nugroho, 2000).
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah
mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat
dihalangi (Stanley, 2006). Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena
proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik ,
timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif .
Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada masa usia lanjut
adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan terjadinya
peningkatan secara abnormal dan terus menerus tekanan darah yang disebabkan
satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Levine & Fodor , 2003).
Berdasarkan data Depkes (2008), prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
31.7%. Cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan hanya mencapai
24.0%, atau dengan kata lain sebanyak 76.0% kejadian hipertensi dalam
masyarakat belum terdiagnosis. Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi
dan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun
2006, diketahui bahwa hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit terbanyak
yang diderita lansia setelah penyakit sendi (Depkes, 2008).
Hipertensi pada lansia sebenarnya dapat dicegah dan dikontrol dengan
membudayakan perilaku hidup sehat yang intinya mengkonsumsi makanan
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 6/29
dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat ,
rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari 6 gr natrium perhari), berolahraga
secara teratur , istirahat yang cukup, berpikir positif , tidak merokok , dan tidak
mengonsumsi alkohol karena rokok dan alkohol dapat meningkatkan resiko
hipertensi, namun kurangnya pengetahuan masyarakat yang memadai tentang
hipertensi dan pencegahannya cenderung meningkatkan angka kejadian hipertensi
(Wahid, 2008).
Sumadi (2009) dalam penelitiannya mengenai pengaruh pengetahuan dan
upaya mengendalikan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas
Semin I Yogyakarta menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan upaya mengendalikan hipertensi. Lansia yang kurang pengetahuannya
mengenai hipertensi dan upaya yang kurang tepat mempunyai risiko lebih tinggi
terjadinya penyakit kardiovaskular .
Berdasarkan data hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap 12 lansia
di RW 17 kecamatan Patrang, terdapat 8 orang lansia yang mengalami hipertensi
derajat II dan 1 orang lansia mengalami hipertensi derajat I, sehingga kelompok
memutuskan memberikan intervensi terkait masalah yang dialami lansia yaitu
hipertensi.
Pencegahan yang dapat dilakukan pada penatalaksanaan hipertensi adalah
melalui penggunaan latihan relaksasi otot progresif . Prawitasari (1988) ,
melaporkan bahwa relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik . Utami
(1991) mengukur efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk
mengurangi kecemasan berbicara di muka umum´, selanjutnya relaksasi juga
efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan
(Karyono, 1994), dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang (Dewi,
1998).
Dalam relaksasi otot ( progresive muscle relaxation) sendiri, individu akan
diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan
sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat
merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam
keadaan tegang dan rileks.
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 7/29
Sesuatu yang diharapkan disini adalah individu secara sadar untuk belajar
merilekskan otot-ototnya sesuai dengan keinginannya melalui suatu cara yang
sistematis. Subjek juga belajar menyadari otot-ototnya dan berusaha untuk sedapat
mungkin mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot tersebut .
Selain melalui latihan relaksasi otot progresif , penatalaksaan hipertensi
dapat dilakukan melalui penggunaan tanaman obat rosela, dimana rosela tersebut
dibuat dalam bentuk teh rosela. Dalam pengobatan Ayuweda, rosella banyak
digunakan untuk pengobatan hipertensi dan penyakit hati. Rosella mengandung
banyak elemen penting baik untuk kesehatan. Kandungan dari ekstrak Rosella
adalah: Kalori, Lemak , Lemak jenuh, Kolesterol, Sodium, Karbohidrat, Serat,
Gula, Protein, Vitamin A, Vitamin C, Kalsium. Sejak awal 1970-an rosella
banyak digunakan untuk pewarna alami makanan, farmasetik , dan kosmetik .
Menurut DEP.KES.RI. No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gr rosella mengandung
260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2. kandungan lainya adalah kalsium
486 mg, omega 3, Magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti
lysine dan agrinine. Hasil Penelitian menyebutkan bahwa Terdapat penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 11,2% dan tekanan darah diastolik sebesar 10,7%
setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang,
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Haji Faraji, 1999).
Dihubungkan dengan hal tersebut, pendidikan kesehatan ini sangat penting
dalam upaya mengontrol hipertensi. Oleh karena itu, pada kegiatan kali ini akan
membahas bagaimana hipertensi terjadi serta pencegahan terhadap hipertensi pada
sekelompok lansia di RW 17 wilayah kecamatan Patrang yang mengalami
hipertensi akan dilakukan pendidikan kesehatan sekaligus demonstrasi terapi
relaksasi otot progresif serta pembuatan teh rosela.
B. Pengkajian
Dari pengakajian yang dilakukan terhadap 12 lansia di RW 17 terdapat 8
orang yang mengalami hipertensi derajad II dan 1 lansia yang mengalami
hipertensi derajad I. sehingga kelompok memutuskan memberikan intervensi
terkait masalah yang dialami lansia yaitu hipertensi. dan dari data pengakajian
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 8/29
didapatkan data persepsi tentang kesehatan sebanyak 73,7% rata-rata lansia
menyatakan kurang mengetahui mengenai penyakit yang diderita dan
pencegahannya. oleh karena itu intervensi yang diberikan adalah pemberian
pendidikan kesehatan pada lansia di RW 17 kecamatan Patrang.
C. Diagnosa Keperawatan
Manajemen regimen terapeutik pada lingkungan keluarga kelompok lansia di RW
17 kecamatan Patrang berhubungan dengan kurangnya informasi, motivasi dan
edukasi tentang masalah hipertensi ditandai dengan dari 12 lansia di RW 17,
terdapat 8 orang lansia yang mengalami hipertensi derajat II dan 1 orang lansia
mengalami hipertensi derajat I serta lansia menyatakan ketidaktahuan dalam
menurunkan tekanan darahnya.
D. Intervensi
Perawat memfasilitasi sekelompok lansia untuk memiliki pemahaman tentang
hipertensi yang penting bagi lansia baik pengertian, tanda dan gejala,
penyebabnya dan bahaya komplikasi yang ditimbulkan, serta pencegahan
hipertensi melalui latihan relaksasi otot progresif serta penggunaan tanaman
herbal rosela dengan demonstrasi pembuatan teh rosela.
E. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada sekelompok lansia ini diharapkan lansia
dengan hipertensi dapat siap dalam meningkatkan manajemen regimen terapeutik
sekelompok lansia di RW 17 kecamatan Patrang dengan hipertensi.
F. Tujuan Kegiatan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga selama 1 X 60 menit
diharapkan:
1. Lansia dapat memahami pengertian hipertensi 2. Lansia dapat memahami penyebab hipertensi
3. Lansia dapat memahami tanda dan gejala hipertensi
4. Lansia dapat mengetahui faktor resiko dan pencegahan hipertensi
5. Lansia dapat mengetahui penatalaksanaan hipertensi
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 9/29
6. Lansia dapat mempraktikkan latihan relaksasi otot progresif serta
mendemonstrasikan pembuatan teh rosela dalam menurukan hipertensi.
G. Implementasi/Prosedur Pelaksanaan
1. Topik kegiatan: hipertensi
2. Sasaran dan target: Sekelompok lansia dengan hipertensi di RW 17
kecamatan Patrang
3. Metode: ceramah, diskusi, serta demonstrasi
4. Media: lembar balik dan leaflet
5. Waktu dan tempat: Minggu, 4 Desember 2011 jam 09.00 WIB di rumah
Ibu Maria kader posyandu lansia
6. Persiapan
a. Persiapan Alat
1) Flipchart (lembar balik )
2) Leaflet
b. Klien
1) Klien telah menyatakan bersedia mengikuti proses diskusi
2) Teridentifikasi bahwa klien berada pada kondisi yang
membutuhkan bantuan edukator untuk memfasilitasi
menyelesaikan masalah klien
c. Lingkungan
1) Diharapkan proses pendidikan kesehatan dapat dilakukan di
ruangan yang kondusif , tenang, dan privacy klien terjaga
7. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Tahap
kegiatanKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Media dan
Alat
PenyuluhanPendahuluan 1. Memberi salam,
memperkenalkan diri, danmembuka pengajaran
2. Menjelaskan materi secara
umum
3. Menjelaskan tentang TIU danTIK .
Memperhatikan dan
menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Leaflet
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 10/29
Penyajian 1. Menjelaskan pengertianHipertensi.
1) Menanyakan pada peserta
tentang materi yang barudisampaikan.
2) Mendiskusikan bersama
jawaban yang diberikan. 2. Menjelaskan penyebab
Hipertensi.
1) Menanyakan pada peserta
tentang materi yang barudisampaikan.
2) Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan.
3. Menjelaskan tanda dan gejala
hipertensi.
1) Menanyakan pada pesertatentang materi yang barudisampaikan.
2) Mendiskusikan bersama
jawaban yang diberikan. 4. Menjelaskan faktor resiko
hipertensi.
1) Menanyakan pada pesertatentang materi yang barudisampaikan.
2) Mendiskusikan bersama
jawaban yang diberikan. 5. Menjelaskan cara pencegahan
hipertensi. 1) Menanyakan pada peserta
tentang materi yang baru
disampaikan.
2) Mendiskusikan bersama
jawaban yang diberikan.
Memperhatikan
Memberikan
pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberikan
pertanyaan
Memperhatikan \
Memperhatikan
Memberikan pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberikan pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberikan pertanyaan
Memperhatikan
Leaflet
Penutup 1. Menutup pertemuan dengan
mengundang pertanyaan ataukomentar pada peserta
2. Menampung jawaban dan
memberi komentar tentang
pendapat dari peserta
3. Menyimpulkan materi yangtelah dibahas bersama dengan peserta
4. Menutup pertemuan danmemberi salam.
Memperhatikan
Memperhatikan dan
mencatat
Memperhatikan danmencatat komentar pengajar
Memperhatikan danmembalas salam.
Leaflet
H. Evaluasi
8. Struktur
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 11/29
1) Educator mampu menyiapkan diri untuk bersikap empati, netral,
menghargai klien, serta caring terhadap klien.
2) Educator telah melakukan pengkajian yang akurat dari berbagai
sumber (klien, keluarga klien) sebagai data dasar sebelum memulai
proses pendkes
3) Educator telah melakukan konsultasi dengan tutor keperawatan
keluarga 1 hari sebelum kegiatan dilakukan.
9. Proses
1) Klien mengikuti proses pendidikan kesehatan sejak awal hingga selesai
2) Klien antusias mengajukan pertanyaan kepada educator terkait
pendidikan kesehatan tentang hipertensi
10. Hasil
1) Proses pendidikan kesehatan berjalan lancar , 90% dari tujuan kegiatan
pendidikan kesehatan dapat dicapai
2) Klien mampu mengidentifikasi diri, membuat pilihan
kegiatan/tindakan yang akan mendukung klien untuk meningkatkan
status kesehatan khususnya hipertensi
3) Pertanyaan untuk mengukur pemahaman keluarga tentang hipertensi:
1. Apakah anda mengetahui apa itu hipertensi?
2. Apa saja faktor penyebab hipertensi?
3. Berapa tekanan darah normal?
4. Berapa tekanan darah tinggi?
5. Bagaimana cara mencegah hipertensi?
Lampiran:
a. Materi
b. Leaflet
c. Daftar Hadir Penyuluh,
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 12/29
D. Lampiran : Materi Hipertensi
HIPERTENSI
Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup secara cepat
berpengaruh terhadap pola makan. saat ini masyarakat lebih memilih makan siap
saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak , tinggi gula dan mengandung
banyak garam. Pola makan yang kurang kurang sehat akan memicu penyakit
seperti hipertensi , jantung, diabetes melitus, dan obesitas. Perlu diketahui bahwa
saat ini Hipertensi menjadi The Silent Disease masyarakat modern.
PENGERTIAN
H ipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas
normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian(mortalitas).
H ipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
(Smith Tom,995) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan
tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dibagi menjadi tiga kategori, diantaranya adalah:
y Hipertensi ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 ± 104 mmHg.
y Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg.
y Hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap
lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995)
Tekanan Darah Sistolik (angka pertama)
Diastolik (angkakedua)
Darah rendah atau hipotensi Di bawah 90 Di bawah 60
Normal 90 ± 120 60 - 80
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 13/29
Tekanan Darah Sistolik (angka pertama)
Diastolik (angkakedua)
Pre-hipertensi 120 ± 140 80 - 90
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1) 140 ± 160 90 - 100
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2
/ berbahaya) Di atas 160 Di atas 100
PENYEBAB
Penyebab hipertensi sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 golongan besar
a. Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
yang menempati bagian terbesar kasus yang ada (95%). sedangkan faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik , lingkungan, gangguan pengeluaran/eksresi
garam natrium, dll serta faktor -faktor yang meningkatkan resiko seperti
kegemukan (obesitas), alkohol, merokok dan lain-lain.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal/ginjal. penyebab spesifiknya
diketahui seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi pembuluh darah ginjal,
pengaruh hormon(aldosteron, estrogen).
Selain penyebab hipertensi di atas, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan
seseorang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) . Ada faktor penyebabtekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan dan ada juga yang dapat
dikendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor
tersebut antara lain:
Faktor yang tidak bisa dikendalikan
y Keturunan : Faktor -faktor yang dapat meningkatkan resiko timbulnya
hipertensi faktor keturunan pada 70-80% kasus hipertensi essensial, Jika
seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi,
maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar .
y Usia : Bersamaan dengan bertambahnya usia, tekanan darahpun akan
meningkat.Pengendalian tekanan darah pada saat usia bertambah sangat
diperlukan agar tidak melewati batas normal.
Faktor yang bisa dikendalikan
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 14/29
y Garam : Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa
orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang
dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
y Kolesterol : Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat.
y Obesitas / Kegemukan : Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah
tinggi.
y Stres : Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan
darah tinggi.
y Rokok : Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi.
Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan
stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki
tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan
memicu penyakit- penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
y Kafein : Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
y Alkohol : Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan
darah tinggi.
y Kurang Olahraga ³ Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan
darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda
menderita tekanan darah tinggi.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor , pada medulla diotak . Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen .
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 15/29
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler . Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada
sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer .
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 16/29
1. Tidak Ada Gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur .
2. Gejala Yang Lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
PENGOBATAN
Dengan adanya faktor -faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya hipertensi
dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi yang
fatal. Usaha-usaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.:
1. Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram garam
dapur . Batasi pula makanan yang mengandung garam natrium seperti corned
beef , ikan kalengan, lauk atau sayuran instan, saus botolan, mi instan, dan kue
kering. Pembatasan konsumsi garam mengakibatkan pengurangan natrium
yang menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini akan menurunkan
natrium intrasel yang akan mengurangi efek hipertensi.
2. Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat
badan lebih 10% dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan
hipertensi terdapat kecenderungan menjadi gemuk dan sebaliknya pada
penderita muda dengan obesitas akan cenderung hipertensi. Pada orang
gemuk akan terjadi peningkatan tonus simpatis yang diduga dapat
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
3. Membatasi konsumsi lemak . Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak
terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan
kolesterol. Hal ini akan menyumbat pembuluh darah dan mengganggu
peredaran darah sehingga memperberat kerja jantung dan memperparah
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 17/29
hipertensi. Kadar kolesterol normal dalam darah yaitu 200-250 mg per 100cc
serum darah.
4. Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol
pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang,
naik sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan
seperti tinju, gulat atau angkat besi karena latihan yang berat dapat
menimbulkan hipertensi.
5. Makan buah- buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak
mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah.
6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol
dapat meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol berarti
menghindari kemungkinan hipertensi.
7. Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau
ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang
damai dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga
mengurangi respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas
simpatetik sehingga tekanan darah dapat diturunkan.
8. Merangkai hidup yang positif . Hal ini dimaksudkan agar seseorang
mengurangi tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan
memecahkan masalah yang mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan
orang dapat membuat hati menjadi lega dan dari sini dapat timbul ide untuk
menyelesaikan masalah.
9. Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan
sehari-hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan.
10. Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat
mengurangi beban. Dengan memberi kesempatan pada orang lain untuk
membantu menyelesaikan tugas kita, beban kita dapat berkurang dan kita juga
banyak teman, yang tentunya akan menimbulkan rasa bahagia.
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 18/29
E. Lampiran : SOP Teknik Relaksasi Otot Progresif
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
JUDUL SOP:
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF
1. PENGERTIAN Teknik relaksasi otot progresif adalah terapi relaksasi yang
diberikan kepada klien dengan menegangkan otot-otot tertentudan kemudian relaksasi.
Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi
yang mengkombinasikan latihan nafas dalam dan serangkaianseri kontraksi dan relaksasi otot tertentu.
2. TUJUAN 1. Mengurangi tingkat kecemasan dan ketegangan akibatadanya stressor seperti gangguan seksual (ejakulasi dini,
dll), sakit kepala, gangguan tidur (insomnia, hipersomnia,dll), merokok , konsumsi alcohol, pemakaian
obat-obatan, makan yang berlebihan. 2. Meningkatkan kinerja, peran sosial, dan keterampilan fisik
maupun mental.
3. Meningkatkan kesadaran diri tentang keadaan fisiologis
seseorang, sehingga relaksasi mampu menimbulkan
rangsangan fisiologis
3. INDIKASI - Lanjut usia
- Penderita hipertensi
- Pasien yang mengalami kecemasan
4. KONTRA
INDIKASI
-
5. PERSIAPAN
KLIEN
1. Jelaskan prosedur tindakan secara umum
2. Yakinkan bahwa klien mempunyai niat dan motivasi yangserius untuk mengikuti latihan dengan benar dan tekun.
3. Lakukan pengukuran tekanan darah, nadi, RR sebelum dan
sesudah latihan.
4. Anjurkan klien untuk rileks selama latihan. 5. Posisikan klien pada posisi semifowler
6. PERSIAPAN
ALAT
1. Ruangan yang bebas bergerak , tidak menimbulkan bahaya
atau cedera, dan suasana ruangan harus nyaman, tenang, pencahayaan remang.
7. CARA KERJA 1. Klien diminta mengepalkan tangan semakin kuat (gambar 1), sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada
saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakanrileks selama 10 detik . Gerakan pada tangan kiri ini
dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yangdialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangankanan.
2. Gerakan kedua dengan cara menekuk kedua lengan ke
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 19/29
belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-
jari menghadap ke langit-langit. Kemudian relaksasikan
kembali tangan. (gambar 2) 3. Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot Biceps.
Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan
sehingga menjadi kepalan kemudian membawa keduakepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjaditegang. Relaksasikan kembali. (gambar 3)
4. Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu.
Relaksasi untuk mengendurkan bagian otot-otot bahudapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu
setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hinggamenyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan iniadalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung
atas, dan leher . Kemudian relaksasikan kembali. (gambar
4) 5. Gerakan kelima sampai ke delapan adalah gerakan-gerakan
yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang,
dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengancara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa
dan kulitnya keriput. Gerakan yang ditujukan untuk
mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutupkeras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan
mata. Kemudian relaksasikan kembali. (gambar 5).
6. Gerakan ketujuh bertujuan untuk mengendurkanketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dengan cara
mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigisehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Kemudianrelaksasikan kembali.
7. Gerakan kedelapan ini dilakukan untuk mengendurkan
otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-
kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Kemudian relaksasikan kembali.
8. Gerakan kesembilan (gambar 9) dan gerakan kesepuluh(gambar 10) ditujukan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang. Gerakan diawali dengan
otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian
depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala
pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas. Sedangkan gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan
ini dilakukan dengan cara membawa kepala ke muka,
kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu kedadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka. Kemudian relaksasikan kembali.
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 20/29
9. Gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara
mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian
punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehinggatampak seperti pada gambar 11. Kondisi tegang
dipertahankan selama 10 detik , kemudian rileks. Pada saat
rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambilmembiarkan otot-otot menjadi lemas.
10. Gerakan berikutnya adalah gerakan keduabelas, dilakukan
untuk melemaskan otot-otot dada. Pada gerakan ini, klien
diminta untuk menarik nafas panjang untuk mengisi paru- paru dengan udara sebanyak - banyaknya. Posisi ini ditahan
selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada kemudian turun ke perut. Pada saatketegangan dilepas, klien dapat bernafas normal dengan
lega. Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini
diulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaanantara kondisi tegang dan rileks.
11. Setelah latihan otot-otot dada, gerakan ketigabelas bertujuan untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini
dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang
dank eras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian
diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini. 12. Gerakan 14 adalah gerakan-gerakan untuk otot-otot kaki.
Gerakan ini dilakukan secara berurutan. Gerakan keempat
belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan
dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki (lihatgambar 14) sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini
dilanjutkan dengan mengunci lutut (lihat gambar 14), sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis. Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan
posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu
melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing
dua kali.
8. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Setiap gerakan dilakukan dalam waktu 10 detik 2. Masing-masing langkah dilakukan sebanyak 2 kali
9. EVALUASI
1. Lakukan pengukuran darah, nadi, RR , sebelum dan sesudah melakukan latihan
ini.
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 21/29
Gambar Teknik Relaksasi Otot Progresif
1. Posisi klien semifowler
2. Gerakan 1
3. Gerakan 3
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 22/29
4. Gerakan 4
5. Gerakan 5-8
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 23/29
6. Gerakan 9-12
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 24/29
7. Gerakan 13-14
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 25/29
F. Lampiran SOP Seduhan Teh Rosela
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
JUDUL SOP:
SEDUHAN TEH ROSELLA
PROSEDUR TETAP
DOKUMEN:NO REVISI:
:
TANGGAL
TER BIT:
DITETAPKAN OLEH:
1. PENGERTIAN Penyajian atau prosedur pembuatan teh
dengan bahan bunga rosella yang bermanfaatuntuk menurunkan tekanan darah tinggi.
2. TUJUAN 1. Lansia mengetahui manfaat seduhan teh
rosela
2. Lansia mengetahui cara pembuatanseduhan teh rosela
3. Lansia mampu menerapkan cara pembuatan seduhan teh rosela.
3. INDIKASI Semua lansia, dewasa.
4. KONTRAINDIKASI Klien dengan gastritis
Tekanan darah rendahWanita yang sedang hamil
5. PERSIAPAN KLIEN 1. Pastikan klien mau melakukan seduhan
teh rosella.
2. Pastikan klien mampu untuk melakukan
cara pembuatan teh rosella
6. PERSIAPAN
ALAT/BAHAN
2. 3-5 kelopak bunga rosella
3. 200 ml air panas
4. Gula,madu,Tropicana slim5. Gelas dan sendok
6. Es batu bila perlu
7. CARA KERJA
1. Ambil 3 - 5 kelopak bunga Rosella lalumasukkan ke dalam 1 gelas (200 ml) air mendidih.
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 26/29
2. Aduk dan diamkan sekitar 15 sampai 30 menit, hingga airnya berwarna merah.
3. Untuk mendapatkan rasa yang lebih enak
bisa ditambah gula pasir atau TropicanaSlim atau madu
4. Untuk rasa yang lebih nikmat dan segar , tambah kan es batu secukupnya
8. EVALUASI
2. Lansia dapat mengetahui tekanan darahnya sebelum dan setelah dilakukan pembuatan teh rosella dihitung setelah 1-2 minggu.
3. Lansia dapat mengetahui pencegahan, manfaat dan cara pembuatan tehrosella.
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 27/29
G. Lampiran : Media Leaflet
1. Leaflet Hipertensi
2. Leaflet Teknik Relaksasi Otot Progresif
3. Leaflet Seduhan Teh Rosela
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 28/29
H. Lampiran : Foto Kegiatan PBL
Gambar 1. Penjelasan tentang hipertensi oleh Resti Utami dan Ayu Septi
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.
Gambar 2. Demonstrasi Senam Otot Progresif oleh Ayu Kurnia dan Josi
Novarianto, Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.
5/13/2018 Lamp Iran - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lamp-iran-55a74d3019dad 29/29
Gambar 3. Penjelasan manfaat dan pembuatan seduhan teh rosela oleh
Rizka Annisa dan Fitrio Devyantoni, Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan.
Gambar 3. Pembagian teh rosela kepada para lansia oleh Rizka Annisa dan
Fitrio Devyantoni, Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.