laksono-fraud-bpjs-jogja.pdf

Upload: pujiantoslamet

Post on 10-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fraud

TRANSCRIPT

  • Sistem Pencegahan dan Penindakan Fraud di

    kesehatan

    Laksono Trisnantoro, Hanevi Jasri, Puti Aulia Rahman

    Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK Universitas Gadjah Mada

  • Isi

    1. Pengantar: Mengapa ada potensi fraud?

    2. Kesempatan dan Potensi Fraud di Indonesia

    3. Sistem Pencegahan dan Penindakan Fraud;

    - Di Amerika Serikat

    - Di Indonesia

    4. Masa Depan Sistem Pencegahan dan Penindakan fraud kesehatan di Indonesia

    2

  • 1. Pengantar: Mengapa ada Potensi Fraud di Indonesia?

    Adanya perubahan sistem pembiayaan di Indonesia, menjadi pembayaran oleh jaminan.

    Adanya perubahan pada mekanisme pembayaran bagi RS menjadi claim INA-CBG

    Sifat dasar manusia yang ingin mendapat lebih

    Dalam sistem pembayaran yang menggunakan mekanisme klaim, selalu ada potensi fraud.

    3

  • Pembayaran

    Dari APBN atau APBD ke RS: Melalui subsidi gaji, investasi dan sebagainya

    Dari Masyarakat ke RS: Melalui mekanisme Fee-for-Service

    Dari BPJS ke RS: Melalui Klaim berdasarkan DRG/INA-CBG

    4

  • Hal yang tidak diinginkan dalam

    pembayaran Dari APBN atau APBD ke RS:

    Melalui subsidi gaji, investasi dan sebagainya

    Dari Masyarakat ke RS: Melalui mekanisme Fee-for-Service

    Dari BPJS ke RS: Melalui Klaim berdasarkan DRG/INA-CBG

    Korupsi, misal Mark-Up pembelian

    Dokter/RS melakukan supplier induced demand

    Fraud dalam sistem jaminan. Dapat dilakukan oleh RS sebagai Badan

    5

  • Hubungan Pembayaran dengan sumber dana

    APBN

    BPJS

    Pajak

    Pendapatan Negara bukan Pajak

    Non-PBI Mandiri

    Pelayanan Primer:

    Pelayanan Rujukan

    Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll

    Kemenkes

    Dana dari Masyarakat langsung

    Kementerian lain

    PBI

    Pemda

    Rp 18 T

    Potensi Fraud

    6

  • Hubungan Pembayaran dengan sumber dana

    APBN

    BPJS

    Pajak

    Pendapatan Negara bukan Pajak

    Non-PBI Mandiri

    Pelayanan Primer:

    Pelayanan Rujukan

    Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll

    Kemenkes

    Dana dari Masyarakat langsung

    Kementerian lain

    PBI

    Pemda

    Rp 18 T

    Peningkatan claim

    7

  • 2

    Memahami Potensi Fraud

    8

  • Fraud

    Fraud atau kecurangan pelayanan kesehatan merupakan bentuk kriminal kerah putih yang canggih dan berefek terhadap sistem pembayaran kesehatan publik maupun swasta

    Fraud pelayanan kesehatan merupakan salahsatu faktor dominan yang menyebabkan melambungnya biaya pelayanan kesehatan di Amerika Serikat.

    9

  • Definisi Fraud

    Fraud adalah kesengajaan melakukan kesalahan terhadap kebenaran untuk tujuan

    mendapatkan sesuatu yang bernilai atas

    kerugian orang lain

    Upaya penipuan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

    Definisi fraud bervariasi tergantung legal jurisdiction setiap negara

    (Blacks Law Dictionary) 10

  • Cara penagihan yang dapat disebut fraud (NHCAA 2012)

    11

    Fraud dalam Penagihan, terjadi di RS

    Catatan:

    Ada banyak fraud:

    Terjadi di RS

    Terjadi di Puskesmas

    Terjadi di Masyarakat

    Terjadi di pengelola Jaminan Kesehatan

  • Bagaimana Potensi Fraud di Indonesia?

    Apakah sudah ada bukti bahwa fraud terjadi?

    Saat ini sedang ada beberapa penelitian

    Laporan-laporan di masa Jamkesmas sudah ada

    Sebagian direksi dan spesialis menyatakan ada

    Sebagian masih menilai tidak ada

  • Hasil diskusi mendalam di beberapa kesempatan tentang keadaan yang ada dan diinginkan:

    Skenario A: Tidak ada fraud di RS saya, karena moral dan perilaku pemberi pelayanan dan BPJS bersifat baik;

    Skenario B: Ada fraud di RS saya (sengaja atau tidak faham), BPJS dan Kemenkes membiarkan, tidak ada pencegahan dan tidak ada penegakan hukum, RS membiarkan.

    Skenario C: Ada fraud di RS saya (sengaja atau tidak faham), BPJS dan Kemenkes berusaha mencegah, ada tindakan dari penegak hukum, dan RS berusaha melakukan pencegahan internal.

    15

  • Hasil diskusi mendalam di beberapa kesempatan tentang keadaan yang ada dan diinginkan:

    Skenario A: Tidak ada fraud di RS saya, karena moral dan perilaku pemberi pelayanan dan BPJS bersifat baik;

    Skenario B: Ada fraud di RS saya (sengaja atau tidak faham), BPJS dan Kemenkes membiarkan, tidak ada pencegahan dan tidak ada penegakan hukum, RS membiarkan.

    Skenario C: Ada fraud di RS saya (sengaja atau tidak faham). Harapan: BPJS dan Kemenkes berusaha mencegah, ada tindakan dari penegak hukum, dan RS berusaha melakukan pencegahan internal.

    16

  • Kerugian yang terjadi akibat fraud di jaminan kesehatan:

    BPJS membayarkan claim lebih besar dari biaya yang seharusnya

    Merupakan tindakan yang dapat menular

    Rumahsakit yang melakukan, tidak terdeteksi dan tidak ditindak, akan menjadi contoh bagi RS lain untuk melakukannya

    Tanpa pencegahan dan penindakan: Kerugian akan membesar, dan terus membesar

    17

  • Ada kemungkinan

    Pembiayaan yang tidak efisien dan meningkat tinggi

    Memperburuk ketimpangan antara propinsi baik seperti Jawa Tengah dengan Propinsi-propinsi yang buruk seperti NTT

    Berbahaya bagi Indonesia yang kekurangan dana kesehatan

    Januari Desember

    Rp?

    18

  • Memberikan tekanan pada sumber-sumber dana BPJS

    APBN

    BPJS

    Pajak

    Pendapatan Negara bukan Pajak

    Non-PBI Mandiri

    Pelayanan Primer:

    Pelayanan Rujukan

    Non-PBi PNS, Jamsostek dll dll

    Kemenkes

    Dana dari Masyarakat langsung

    Kementerian lain

    PBI

    Pemda

    Rp 18 T

    Claim yang tinggi

    19

  • 3

    Sistem Pencegahan dan Penindakan Fraud

    20

  • Membandingkan antara situasi di Amerika Serikat dengan di Indonesia

    Menggunakan anggaran pemerintah

    Sama-sama menggunakan model DRG untuk membayar RS

    Akan dilihat sistemnya

  • Kerugian akibat Fraud

    Estimasi di Amerika Serikat

    between 5 and 10

    percent of total health

    care expenditures

    22

    Menjadi perhatian besar bangsa dan negara

  • Pelaku dalam Sistem Pencegahan, Deteksi & Penindakan Fraud di Amerika Serikat

  • Gambaran Kegiatan FBI

    1. Terrorism 2. Counterintelligence 3. Cyber Crime 4. Public Corruption 5. Civil Rights 6. Organized Crime

    7. White-Collar Crime

    8. Violent and Major Theft

    7. White-Collar Crime - Antitrust - Bankruptcy Fraud - Corporate Fraud- Financial Institution Fraud & Failures - Health Care Fraud - Insurance Fraud - Mass Marketing Fraud - Money Laundering - Mortgage Fraud - Piracy/Intellectual Property Theft - Securities and Commodities Fraud - More White-Collar Frauds

    24

  • Bentuk penindakan fraud di sistem pencegahan dan penindakan:

    Penindakan yang bersifat administratif

    Penindakan yang menyangkut aspek perdata dan pidana

    Atau gabungan

  • Press-Release tanggal 26 Februari 2014

    Departments of Justice and Health and Human Services announce record-breaking recoveries resulting from joint efforts to combat health care fraud

    Attorney General Eric Holder and HHS Secretary Kathleen Sebelius today released the annual Health Care

    Fraud and Abuse Control (HCFAC) Program report.

    The governments health care fraud prevention and enforcement efforts recovered a record-breaking $4.3

    billion in taxpayer dollars in Fiscal Year (FY) 2013, up

    from $4.2 billion in FY 2012

    26

  • Press Release menunjukkan bahwa sistem jaminan kesehatan di AS:

    Ada Pencegahan dan Ada Penindakan RS yang melanggar harus membayar kembali dan berurusan dengan penegak hukum

    Penindakan berdasarkan banyak UU: the False Claims Act (FCA), the Anti-Kickback Statute, the Physician Self-Referral Law

    (Stark Law), the Social Security Act, and the U .S . Criminal Code (KUHP). serta didukung oleh The Affordable Care Act yang

    diinisiasi oleh Presiden Obama

    27

  • Catatan dalam Kegiatan Pencegahan tindakan yang buruk.

    Selalu ada komponen ancaman (deterring): dalam bentuk berbagai UU. Ada ancaman pidana dan ancaman administrasi/keuangan.

    Ada kegiatan mencegah (preventing),

    Ada kegiatan menemukan (detecting), melaporkan (reporting) dan memperbaiki (remedying) fraud

    28

  • Bagaimana keadaan di Indonesia?

  • Estimasi kerugian akibat Fraud di

    Indonesia Prediksi premi BPJS 2014 : sekitar 38,5 T

    Dana Klaim RS: Sekitar 25 T

    Potensi kerugian fraud dengan angka di

    Amerika Serikat

    Hitungan 5% = 1.25 T

    Hitungan 10% = 2.5 T

    30

  • Kegiatan yang dilakukan UGM dalam 2 tahun ini:

    Melakukan Studi dengan pendekatan Analisis Kesenjangan

    Membandingkan dengan US

    Mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi di Indonesia

    Keadaan yang diharapkan dinyatakan dengan perbandingan ke Amerika Serikat

    Analisis Gap

    Strategi ke depan

  • Fakta-fakta yang ada:

    Pengamatan Sudah terjadi Potensi Fraud

    Diskusi mendalam dengan 7 RS besar: ada berbagai hal yang di duga sudah ada.

  • Tindakan Definisi Operasional Persentasi Potensi terjadi di 7 RS

    Upcoding Memasukkan klaim penagihan atas dasar

    kode yang tidak akurat, yaitu diagnosa

    atau prosedur yang lebih kompleks atau

    lebih banyak menggunakan sumber

    dayanya, sehingga menghasilkan nilai

    klaim lebih tinggi dari yang seharusnya.

    100%

    Keystroke Mistake Kesalahan dalam mengetikkan kode

    diagnosa dan atau prosedur, yang dapat

    mengakibatkan klaim lebih besar atau

    lebih kecil

    100%

    Cancelled Services Penagihan terhadap obat, prosedur atau

    layanan yang sebelumnya sudah

    direncanakan namun kemudian

    dibatalkan

    86%

    No Medical Value Penagihan untuk layanan yang tidak

    meningkatkan derajat kesembuhan

    pasien atau malah memperparah kondisi

    pasien. Khususnya yang tidak disertai

    bukti efikasi secara ilmiah.

    86%

  • Standard of Care Penagihan layanan yang tidak sesuai

    standar kualitas dan keselamatan pasien

    yang berlaku

    86%

    Service Unbundling or

    fragmentation

    Menagihkan beberapa prosedur secara

    terpisah yang seharusnya dapat

    ditagihkan bersama dalam bentuk paket

    pelayanan, untuk mendapatkan nilai

    klaim lebih besar pada satu episode

    perawatan pasien

    71%

    Unnecessary Treatment

    Penagihan atas pemeriksaan atau terapi

    yang tidak terindikasi untuk pasien

    71%

    Phantom Billing Tagihan untuk layanan yang tidak

    pernah diberikan

    57%

    Inflated Bills Menaikkan tagihan global untuk

    prosedur dan perawatan yang digunakan

    pasien khususnya untuk alat implant dan

    obat-obatan

    57%

  • Self Referral Penyedia layanan kesehatan yang

    merujuk kepada dirinya sendiri atau

    rekan kerjanya untuk memberikan

    layanan, umumnya disertai insentif uang

    atau komisi

    57%

    Type of Room Charge Menagihkan biaya perawatan untuk

    ruangan yang kelas perawatanya lebih

    tinggi daripada yang sebenarnya

    digunakan pasien

    57%

    Repeat Billing Menagihkan lebih dari satu kali untuk

    prosedur, obat-obatan dan alkes yang

    sama padahal hanya diberikan satu kali

    43%

  • Time In OR Menagihkan prosedur menggunakan

    waktu rata-rata maksimal operasi, bukan

    durasi operasi yang sebenarnya.

    Khususnya jika durasi operasi tersebut

    lebih singkat daripada reratanya

    43%

    Cloning Menggunakan sistem rekam medis

    elektronik dan membuat model

    spesifikasi profil pasien yang terbentuk

    secara otomatis dengan mengkopi profil

    pasien lain dengan gejala serupa untuk

    menampilkan kesan bahwa semua

    pasien dilakukan pemeriksaan lengkap

    29%

    Length of Stay Menagihkan biaya perawatan pada saat

    pasien tidak berada di rumah sakit atau

    menaikkan jumlah hari rawat untuk

    meningkatkan nilai klaim

    29%

  • Dari hasil penelitian, terdapat juga bentuk-bentuk fraud lain yang tidak ada dalam daftar NHCAA namun terjadi

    di Indonesia:

    Waktu penggunaan ventilator

    Phantom visit

    Phantom procedure

    Lihat pada tabel berikut:

  • Tindakan Definisi Operasional Persentasi Potensi terjadi di 7

    RS

    Waktu Penggunaan

    Ventilator

    Menagihkan penggunakan ventilator

    >96 jam, padahal waktu

    penggunaannya lebih singkat.

    14%

    Phantom Visit Tagihan visit dokter yang tidak

    diberikan

    14%

    Phantom Procedurs Tagihan pekerjaan dokter yang tidak

    diberikan

    14%

  • Bagaimana situasi pencegahan dan penindakan di Indonesia?

    Dibandingkan dengan di Amerika Serikat;

    Gap apa yang terjadi?

  • Pelaku dalam Sistem Pencegahan, Deteksi & Penindakan Fraud di Amerika Serikat sebagai pembanding

  • Apa yang ada dalam Sistem di Indonesia? Penanganan fraud masih belum jelas dan eksplisit di

    Regulator dan BPJS

    PelayananKesehatan.RS,pelayanan

    primer,industrifarmasi

    BPJS:UnitPencegahan

    Fraud

    Regulator;Kemenkes/Dinas

    KesehatanPropinsidanKabupaten

    PenegakHukum.Kejaksaan,Polisi,

    KPK

  • Masih ada kekurangan:

    PelayananKesehatan.RS,pelayanan

    primer,industrifarmasi

    BPJS:UnitPencegahan

    Fraud

    Regulator;Kemenkes/Dinas

    KesehatanPropinsidanKabupaten

    PenegakHukum.Kejaksaan,Polisi,

    KPK

    Belum ada peraturan yang jelas untuk tindakan fraud: - Administratif - Keuangan

  • Peraturan yang ada: Langsung ke KUHP ( aturan untuk penipuan dan fraud secara umum)

    PelayananKesehatan.RS,pelayanan

    primer,industrifarmasi

    BPJS:UnitPencegahan

    Fraud

    Regulator;Kemenkes/Dinas

    KesehatanPropinsidanKabupaten

    PenegakHukum.Kejaksaan,Polisi,

    KPK

    Ada KUHP yang dipakai untuk Umum

  • Pasal 378 KUHP

    Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun" .

  • Barang siapa dengan jalan tipu muslihat menyesatkan penanggung asuransi mengenai keadaan-keadaan yang berhubungan dengan pertanggungan sehingga disetujui perjanjian, hal mana tentu tidak akan disetujuinya atau setidak-tidaknya tidak dengan syarat- syarat yang demikian, jika diketahuinya keadaan-keadaan sebenarnya diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.

    Pasal 381 KUHP

    45

  • Apakah dapat dijerat dengan UU Tipikor?

    Catatan:

    Dana PBI berasal dari APBN.

    Cukup besar, dan dapat disalahgunakan.

  • 4. Bagaimana ke depannya?

    Diperlukan Sistem yang mempunyai pencegahan dan penindakan fraud di Jaminan Kesehatan Nasional

  • Diharapkan ada: Sistem Pencegahan dan Penindakan dengan

    pembagian tugas yang jelas

    PelayananKesehatan.RS,pelayanan

    primer,industrifarmasi

    BPJS:UnitPencegahan

    Fraud

    Regulator;Kemenkes/Dinas

    KesehatanPropinsidanKabupaten

    PenegakHukum.Kejaksaan,Polisi,

    KPK

    - Kementerian Kesehatan sebagai:

    Regulator. Kemenkes, Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Kabupaten sebagai lembaga penindakan Adminstratif

    - Unit Pencegahan dan Anti Fraud di Rumah Sakit sebagai: Pencegahan dan Deteksi Internal

    - Unit Pencegahan dan Anti Fraud di BPJS dan di Asuransi Kesehatan Swasta sebagai: Pencegahan dan Deteksi Eksternal

    - KPK, Kejaksaan dan Bareskrim sebagai: Penegak Hukum (Penindakan Perdata dan Pidana)

  • Kegiatan Pencegahan perlu dalam konteks adanya Penindakan

    Ada komponen ancaman (deterring): dalam bentuk KUHPidana dan UU Tipikor. Mungkin diperlukan peraturan lain yang fokus pada fraud kesehatan.

    Ada kegiatan mencegah (preventing): Di RS, di BPJS, dan di Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan . Deterence: administratif dan keuangan

    Ada kegiatan menemukan (detecting), melaporkan (reporting) dan memperbaiki (remedying) fraud di RS

    49

  • Untuk BPJS:

    Diharapkan memperkuat Unit Pencegahan Fraud

    Melakukan berbagai kegiatan pencegahan dan deteksi

    Mengembangkan mekanisme penindakan (termasuk untuk BPJS sendiri) dalam pembayaran klaim

  • Untuk RS/Pemberi Pelayanan Kesehatan

    Menetapkan Pengorganisasian Unit Pencegahan dan Deteksi Fraud di Unit yang sudah ada atau membentuk yang baru.

  • RS perlu membuat usaha pencegahan, deteksi dan penindakan

    Melakukan Program Pencegahan Menyusun kebijakan direksi mengenai definisi dan jenis-jenis tindakan

    yang termasuk fraud dalam pelayaan kesehatan di rumah sakit Menyusun komitmen bersama untuk memerangi fraud dalam pelayanan

    kesehatan Menyusun program kepatuhan dalam proses klaim INA CBGs Melakukan program edukasi pencegahan, deteksi dan penindakan fraud Menerbitkan berbagai media sosialisasi pencegahan fraud bagi para staf

    RS Melakukan pendekatan-pendekatan rohani untuk untuk lebih

    meningkatkan moral klinisi Mengawasi dan memperketat hubungan antara klinisi dan detailer

  • Pedoman pencegahan, deteksi dan penindakan

    Program Deteksi Fraud Pemetaan data (data mapping) dari data klaim BPJS. Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dengan para kelompok dokter

    spesialis, perawat dan manajemen mengenai berbagai hal terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam era Jaminan Kesehatan Nasional.

    Audit Klinis secara periodik menggunakan sampel pasien rawat inap BPJS yang telah pulang.

    Menggali informasi sebanyak-banyaknya dari keluhan pasien atas layanan rumah sakit.

    Melakukan telaah lebih lanjut dari data yang sudah terkumpul.

  • Pedoman pencegahan, deteksi dan penindakan

    Penindakan Fraud di RS secara internal

    Staf klinis oleh Ka SMF

    Manajer oleh direksi

    Direksi RS oleh Dewan Pengawas

    Bentuk penindakan

    Sangsi Administrasi: Peringatan tertulis sebanyak 3 kali, Pemanggilan, Skorsing selama 3 6 bulan, Pencabutan izin kerja

    Sangsi Finansial: Meminta staf yang melakukan fraud untuk mengembalikan dana hasil tindakan fraud, Pemotongan insentif staf pelaku fraud sebesar dana hasil tindakan fraud yang diterima

    Rumahsakit mengembalikan dana ke BPJS

  • Bentuk organisasi (beberapa alternatif)

    Tim Pencegahan Fraud tidak bersifat Ad-Hoc, namun tetap. Selama ada mekanisme klaim harus ada Unit ini. Alternatif 1a: Unit Pencegahan Deteksi dan

    Pencegahan Fraud berdiri sendiri dan bekerja secara mandiri.

    Aternatif 1b: Unit Pencegahan Deteksi dan Pencegahan Fraud berdiri sendiri namun bekerja sama dengan Satuan Pengawas Intern (SPI) dan juga dengan Komite Medik serta Komite Keperawatan.

    Alternatif 2: Unit Pencegahan Deteksi dan Pencegahan Fraud teritegrasi kedalam Satuan Pengawas Intern (SPI).

  • Kementerian Kesehatan sebagai:

    Regulator.

    Kemenkes sebagai regulator menyusun berbagai Pedoman dan Peraturan untuk pencegahan dan penindakan fraud

    Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Kabupaten sebagai lembaga penindakan Adminstratif diberi wewenang dan kapasitas untuk melakukan tindakan

  • Penegak Hukum

    (Penindakan Perdata dan Pidana)

    Mengembangkan pemahaman bersama mengenai fraud di sektor kesehatan;

    Memperkuat fungsi pencegahan di KPK

    Menyiapkan fungsi penindakan yang adil dan tepat di Kejaksaan

    Bareskrim (sebagai penyidik)

    Kementerian Kehakiman (untuk perkara-perkara yang akan masuk pengadilan)

  • Plus

    Kebijakan yang mendukung berkembangnya unit-unit investigasi (yang independen) untuk membuktikan apakah memang terjadi fraud.

    DI Amerika Serikat, untuk kasus-kasus besar berada dalam wewenang FBI.

  • Penutup

    1. Fraud dalam layanan kesehatan bukan merupakan hal yang baru, namun Indonesia belum memiliki aturan yang komprehensif mengenai sistem pencegahan dan penindakan fraud di rumah sakit.

    2. Pedoman sedang disusun Kementerian Kesehatan untuk menyusun regulasi dan membangun sistem pencegahan dan penindakan fraud di rumah sakit.

    3. Diharapkan ada kebijakan komprehensif untuk pencegahan dan penindakan fraud di jaminan kesehatan

  • Terima kasih