lak tasi

10
LAKTASI Air susu ibu telah diciptakan spesifik untuk kebutuhan bayi. Keuntungan kandungan nutrisinya sangat penting untuk kebutuhan pertumbuhan otak bayi. Pada tahun pertama kehidupan otak bayi bertambah dua kali lipat dalam ukuran. Proses mielinisasi sel-sel saraf sama pentingnya dan berlangsung secara intensif pada tahun pertama kehidupan. Taurine, kolesterol, asam lemak omega sangat penting untuk pertumbuhan otak dan dengan cara yang unik tersedia dalam air susu ibu. Anatomi dan Fisiologi Laktasi Anatomi Payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.

Upload: muhammad-muamin

Post on 27-Sep-2015

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

muamin

TRANSCRIPT

LAKTASI

Air susu ibu telah diciptakan spesifik untuk kebutuhan bayi. Keuntungan kandungan nutrisinya sangat penting untuk kebutuhan pertumbuhan otak bayi. Pada tahun pertama kehidupan otak bayi bertambah dua kali lipat dalam ukuran. Proses mielinisasi sel-sel saraf sama pentingnya dan berlangsung secara intensif pada tahun pertama kehidupan. Taurine, kolesterol, asam lemak omega sangat penting untuk pertumbuhan otak dan dengan cara yang unik tersedia dalam air susu ibu.

Anatomi dan Fisiologi LaktasiAnatomi PayudaraPayudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.

Ada tiga bagian payudara, yaitu:1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah3. Papilla, atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudaraDalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus pada setiap payudara.Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), kemungkinan beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (dukutus lakti ferus).Dibawah areola saluran yang besar melebar, disebut Sinus Laktiferus. Akhrnya semua memusat ke dalam puting yang bermuara ke luar. Di dalam dnding alveolus maupun saluran-saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau dot ke dalam bayi. Kadang dapat terjadi bayi tidak bisa menyusu dengan baik.Pada papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangat penting untuk refleks menyusui. Bila puting dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian merangsang produksi dan pengeluaran ASI.Tunas/cikal payudara telah ada sejak lahir pada kedua jenis kelamin, namun menetap hingga awal pubertas, saat pertumbuhan dirangsang oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron pada wanita. Sistem duktus berploriferasi dan payudara menjadi matang. Kematangan ini berlangsung terus dengan adanya stimulasi dari awal siklus menstruasi hingga usia 25 tahun. Ketika pertumbuhan telah stabil, proliferasi lebih lanjut tidak terjadi hingga adanya kehamilan.

Fisiologi LaktasiLaktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18 - 19 mnggu, dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya.Perubahan pada hormon yang bersirkulasi menghasilkan perubahan yang lebih dalam pada pertumbuhan duktus-lobus-lobulus selama kehamilan. Placental lactogen, prolaktin, dan chorionic gonadotropin berkontribusi terhadap kecepatan pertumbuhannya.Dari sejak bulan ketiga kehamilan, bahan-bahan yang disekresi seperti colostrum muncul pada alveolus. Pada trimester kedua, laktogen plasenta mulai merangsang produksi kolostrum. Karenanya, wanita muda dibawah 16 tahun yang hamil dapat menghasilkan kolostrum meskipun bayinya tak dapat hidup. Hingga saat melahirkan, produksi susu ditekan oleh prolactin inhibiting hormone yang dihasilkan oleh plasenta. Hormon progesteron yang diproduksi dari plasenta dikenal penting dalam menghambat produksi susu saat kehamilan. Pada saat melahirkan, penarikan kembali hormon sex plasental dan luteal dan daya hisap bayi menyebabkan hilangnya hormon penghambat dan merangsang pelepasan prolactin releasing factor. Awal pelepasan air susu saat melahirkan dan produksi yang berlangsung terus menerus terjadi karena payudara telah berkembang secara ekstensif saat kehamilan. Sistem duktus telah terbendung untuk membentuk jejaring yang kuat pada duktus kolektikus. Alveolus kaya akan lapisan sel epitel, beragam dalam bentuk dari gepeng hingga silindris , kesemuanya mampu menghasilkan air susu. Beberapa sel nya menjulang/menonjol, sementara yang lainnya pendek dan halus. Lumen alveolus penuh oleh bahan granul halus dan droplet lemak. Diferensiasi sel epitel mammae dan sel alveolar presekretori dengan sel sekretori pelepasan susu alveolar menyempurnakan persiapan produksi susu. Biosintesis susu menyangkut sisi sel yang ini, sementara proses metabolik berlangsung. Pada ujung terminal duktus terdapat sel stem dan sel alveolar sekretori yang berdiferensiasi tinggi. Sel stem distimulasi oleh hormon pertumbuhan dan insulin, yang bergabung dengan prolaktin untuk merangsang aktivitas sekretori sel. Payudara bereaksi terhadap interaksi hormon pituitari, thyroid, pankreatik, adrenal, dan ovarium. Proses sintesis air susu menyangkut sekresi de novo poruduction dari lemak dan protein dari sintesis laktosa menjadi glukosa. Ion ion berdifusi melewati membran, dan pada beberapa kasus, ditransport aktif. Susu alveolar pertama kemudian dilarutkan dalam lumen untuk menjadi isotonis dengan plasma dan air yang berdifusi dari cairan ekstraseluler. Jalur sintesis air susu dan sekresi ke alveolus mammae menyangkut : (1) exositosis protein dan laktosa, (2) pembentukan globulus lemak susu, (3) sekresi air dan ion, (4) pinositosis dan eksositosis dari imunoglobulin, (5) jalur paraseluler.Karena menyusui itu diantisipasi, tubuh mempersiapkan payudara selama kehamilan dan juga mengembangkan cadangan kebutuhan gizi maternal yang akan sangat dibutuhkan selama menyusui, untuk memenuhi kebutuhan sesuai kenaikan berat badan 6 8 pound dari berat badan bayi selain uterus dan isinya. Ketika menyusui dimulai, ada redistribusi suplai darah dari uterus ke payudara, dimana terjadi peningkatan kebutuhan gizi dan metabolik untuk mengakomodasi kebutuhan produsi air susu. Aliran darah kelenjar mammae, kardiak output, dan sekresi susu, tergantung pada ranpppgsang hisap. Rangsang hisap menginduksi pelepasan hormon pituitari anterior, yaitu prolaktin dan oksitosin, yang akan bertindak secara langsung pada jaringan payudara dan uterus. Sebagai persiapan, area nipel dan areola juga dipersiapkan untuk laktasi. Terjadi peningkatan vaskularisasi. Kelenjar montgomery, sebagai kelenjar sebacea, membesar dan mulai mensekresikan substansi yang dapat melubrikasi dan melindungi areola dan nipel selama kehamilan dan laktasi. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat, tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Denagan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hiposfisis, sehingga sekresi ASI makin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi; refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.1. Refleks prolactinSeperti telah dijelaskan di muka, dalam kelenjar puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang, timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluatkan hormone prolaktin. Hormon inilah yang berperan dalam produksi ASI tingkat alveoli. Dengan demikian mudah dipahami bahwa semakin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi ASI.2. Refleks aliran (let down reflex)Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormone oksitosin. Hormon ini berfugsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil, dan menyusui akan makin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyusuan, tetapi juga berakibat mudah terkena infeksi.Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.Tiga refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi, adalah refleks menangkap (rooting reflex), refleks menghisap dan refleks menelan.1. Refleks menangkap (rooting reflex)Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh kea rah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap puting susu.

2. Refleks menghisapRefleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, biasanya oleh puting. Supaya puting mencapai bagian belakang palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan antar gusi, lidah dan platum, sehingga ASI terperas keluar.

3. Refleks menelanBila mulut bayi terisi ASI, ia akan menelannya.Penarikan kembali hormon luteal dan placental dan rangsangan oleh prolaktin-releasing factor menghasilkan peningkatan sintesis prolaktin oleh adenihipofisis, yang merangsang sintesis susu pada kelenjar alveoli mammae. Pelepasan air susu dari duktular kolektivus alveoli tergantung pada refleks penolakan, yang diawali oleh rangsang hisap. Rangsang hisap bayi, menstimulasi mekanoreseptor di nipel dan areola yang mengirim sinyal sepanjang jalur saraf ke hipothalamus, yang kemudian menstimulasi pituitari posterior untuk melepaskan oksitosin. Oxitosin yang dibawa melalui aliran darah ke payudara dan uterus, merangsang sel mioepitelial yang membungkus alveoli dan duktulus kolektivus di payudara untuk mengeluarkan air susu melalui duktulus. Oksitosin juga merangsang sel mioepitelial uterus untuk berkontraksi memperbesar involusi uterin postpartum, sehingga uterus pada wanita menyusui cepat kembali ke keadaan normal secara fisiologis. Pelepasan oksitosin juga dapat dirangsang bila melihat atau mendengar bayi. Sementara prolaktin dilepaskan hanya bila payudara distimulasi oleh pompa atau hisap.Prolaktin yang juga dilepaskan oleh hipotalamus saat rangsang hisap, merangsang produksi air susu. Kadar prolaktin saat awal menyusui meningkat 10 sampai 20 kali lipat lebih besar dari normal. Peran prolaktin terhadap jumlah kadar air susu belum jelas. Namun, jelas bahwa peningkatan prolaktin hingga dua kali lipat dari kadar biasanya penting untuk mensukseskan produksi suplai air susu. Mekanisme menyusu pada payudara berbeda dengan mekanisme minum dari botol, Karena dot karetnya panjang dan tidak perlu diregangkan, maka bayi tidak perlu menghisap kuat. Bila bayi telah biasa minum dari botol/dot akan timbul kesulitan bila bayi menyusu pada ibu, karena ia akan menghisap payudara seperti halnya ia akan menghisap dot. Terjadilah bingung puting. Pada keadaan ini ibu dan bayi perlu bantuan untuk belajar menyusui dengan baik dan benar. Menyusui bayi yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan bayi ( on demand), karena secara alamiah bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri. Semakin sering bayi menyusu, payudara akan memproduksi ASI lebih banyak. Demikian halnya bayi yang lapar atau bayi kembar, dengan daya hisapnya maka payudara akan memproduksi ASI lebih banyak; karena semakin kuat daya isapnya, semakin banyak ASI yang diproduksi.Produksi ASI selalu berkesinambungan; setelah payudara disusukan, maka akan terasa kosong dan payudara melunak. Pada keadaan ini ibu tetap tidak akan kekurangan ASI, karena ASI akan terus diproduksi asal bayi tetap menghisap, ibu cukup makan dan minum serta adanya keyakinan mampu memberi ASI pada anaknya. Menurut literature, produksi ASI berkisar antara 600cc 1 liter sehari. Dengan demikian ibu dapat menyusui bayi secara eksklusif sampai 6 bulan, dan tetap memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun bersama makanan lain.Bila kemudian bayi disapih, refleks prolaktin akan terhenti. Sekresi ASI juga berhenti. Alveoli mengalami apoptosis (kehancuran), kemudian bersama siklus menstruasi dimana hormone estrogen dan progesterone berperan, alveoli akan terbentuk kembali. Siklus berulang ketika ibu hamil (alveoli matur, siap produksi) kemudian laktasi (alveoli memproduksi ASI) kemudian penyapihan (alveoli gugur) disebut siklus laktasi dan akan selalu berulang selama wanita belum menopause.