laju-reaksi

21
PETA KONSEP Berkaitan dengan ditentukan melalui Dipengaruhi oleh dari menentukan membentuk mengadakan LAJU REAKSI Percobaan Waktu perubahan Hasil reaksi Pereaksi Luas permukaan Suhu Konsentrasi pereaksi Katalis Senyawa antara Orde reaksi Adsorpsi

Upload: eddy-pengen-jadi-hokage

Post on 25-Nov-2015

169 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • PETA KONSEP

    Berkaitan dengan ditentukan melalui

    Dipengaruhi oleh

    dari

    menentukan membentuk mengadakan

    LAJU REAKSI

    Percobaan Waktu

    perubahan

    Hasil reaksi Pereaksi

    Luas

    permukaan

    Suhu Konsentrasi

    pereaksi

    Katalis

    Senyawa

    antara

    Orde reaksi Adsorpsi

  • TUJUAN PEMBELAJARAN

    1. Siswa dapat menghitung konsentrasi larutan

    2. Siswa menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu

    terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

    3. Siswa membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan

    katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator

    4. Siswa dapat menjelaskan pengertian, peranan katalisator dan energi pengaktifan

    dengan menggunakan diagram

    5. Siswa dapat menentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi dan waktu reaksi

    6. Siswa dapat menjelaskan peranan katalis dalam industri

    A. KEMOLARAN

    LAJU REAKSI

    Reaksi oksidasi korek api dan kembang api berlangsung dengan laju reaksi yang cepat

    Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter

    larutan

    M = V

    n M =

    Mr

    gramx

    mL

    1000

  • Keterangan :

    M = molaritas (M)

    n = mol

    V = volume (L)

    Contoh Soal :

    Berapa kemolaran yang dibutuh untuk membuat 50 mL H2SO4 2 mol?

    Diketahui : V = 50 mL = 0,05 L

    n = 2 mol

    Ditanya : M = . . . ?

    Jawaban :

    M = 0,05/2

    = 0,025 M

    1. Pengenceran Larutan

    Yaitu memperkecil konsentrasi dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu

    pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah

    zat tidak berubah.

    Contoh Soal :

    Tersedia 100 mL larutan NaOH 1 M. Berapakah konsentrasi akhir larutan tersebut jika

    diencerkan hingga 250 mL?

    Penyelesaian :

    Diketahui :V1 = 100 mL = 0,1 L

    M1 = 1 M

    V2 = 250 mL = 0,25 L

    Ditanya : M2 = . . . .?

    Jawab :

    V1M1 = V2M2

    0,1 x M = 0,25 L x M2

    V1 x M1 = V2 x M2

  • 0,1 = 0,25M2

    M2 = 0,4 M

    Jadi, konsentrasi akhir larutan tersebut adalah 0,4 M.

    2. Mengencerkan Larutan dengan Kemolaran Berbeda

    Rumus:

    Keterangan :

    Mc = Molaritas larutan setelah dicampurkan

    V1 = Volume larutan pertama yang dicampurkan (L atau mL)

    M1 = Molaritas larutan pertama

    V2 = Volume larutan kedua yang dicampurkan (L atau mL)

    M1 = Molaritas larutan kedua

    Contoh Soal :

    100 mL larutan HCl 0,1 M dicampurkan dengan 150 mL larutan HCl 0,2 M. Tentukan

    konsentrasi larutan setelah dicampur !

    Penyelesaian :

    Diketahui : V1 = 100 mL

    M1 = 0,1 M

    V2 = 150 mL

    M2 = 0,2 M

    Ditanya : Mc = .... ?

    Jawab :

    Mc = 21

    2211..

    VV

    MVMV

    = mLmL

    MxmLMxmL

    150100

    2,01501,0100

    = 0,16 M

    Mc = 21

    2211..

    VV

    MVMV

  • 3. Pengenceran Larutan Pekat

    Diantara zat yang tersedia dalam larutan pekat adalah berbagai jenis asam dan

    amonia. Kemolaran larutan pekat dapat ditentukan jika kadar dan massa jenisnya diketahui.

    Rumus :

    B. KONSEP LAJU REAKSI 1. Pengertian Laju Reaksi

    Pengertian laju dalam reaksi sebenarnya sama dengan laju pada kendaraan yang

    bergerak. Misalnya, seseorang mengendarai sepeda motor sejauh 100 km ditempuh dalam

    waktu 2 jam. Orang tersebut mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 50 km/jam.

    Kecepatan tersebut dapat diartikan bahwa setiap orang tersebut mengendarai

  • kendaraannya selama 1 jam, maka jarak yang ditempuh berkurang sejauh 50 km. cara

    menghitung kecepatan demikian menghasilakan kecepatan rata-rata, karena selama

    mengendarai kendaraan mulai dari berangkat sampai tujuan tidak selalu dengan laju 50

    km/jam, tetapi ada kalanya berhenti, dipercepat atau diperlambat.

    Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjdai hasil reaksi

    (produk), yang dinyatakan dengan persamaan reaksi :

    Pereaksi (reaktan) hasil reaksi (produk)

    Laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi untuk setiap satuan waktu atau

    bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satuan waktu (detik).

    Reaksi : mR nP

    Keterangan :

    V = Laju reaksi

    R = Konsentrasi reaktan

    P = Konsentrasi produk

    t = Selisih waktu

    Untuk reaksi dengan perbandingan koefisien reaksi tidak sama, laju reaksi zat-zat yang

    terlibat dalam suatu reaksi saling terkait menurut persamaan reaksi setaranya.

    Reaksi :

    aA + bB pP + qQ

    Hubungan reaksi zat A, B, P, dan Q dinyatakan sebagai berikut :

    atau

    t

    Q

    qt

    P

    pt

    B

    bt

    A

    a

    1111

    QPBAv

    qv

    pv

    bv

    a

    1111

    V = t

    R V =

    t

    P

  • Grafik Laju Reaksi

    P

    R

    waktu

    ko

    nse

    ntr

    asi

    Gambar 1 grafik laju reaksi

    Contoh Soal :

    Persamaan reaksi setara dari pembentukan amonia sebagai berikut ini :

    N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

    Jika diketahui pada suatu t, laju penambahan NH3 adalah 0,005 mol L-1 det-1, maka

    tentukan:

    Perbandingan laju reaksi ketiga zat

    Laju pengurangan pereaksi N2

    Laju pengurangan pereaksi H2

    Penyelesaian :

    Diketahui : 3NH

    v = 0,05 mol L-1 det-1

    Ditanya : a. Perbandingan laju reaksi ketiga zat

    b. Laju pengurangan pereaksi N2

    c. Laju pengurangan pereaksi H2

    Jawab :

    Laju perubahan konsentrasi zat-zat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

    322

    2

    1

    3

    1

    2

    1

    3

    1322

    NHHNvvvatau

    t

    NH

    t

    H

    t

    N

    Laju pengurangan pereaksi N2 (2N

    v ) adalah :

    2Nv =

    3

    2

    1NH

    v

  • = 2

    1 x 0,005 mol L-1 det-1

    = 0,025 mol L-1 det-1

    Laju pengurangan pereaksi H2 (2H

    v ) adalah :

    32

    2

    1

    3

    1NHHvv

    2Hv =

    2

    3 x 0,005 mol L-1 det-1

    = 0,075 mol L-1 det-1

    C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

    BERDASARKAN TEORI TUMBUKAN

    Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan faktor-faktor yang dapat

    mempercepat laju reaksi.

    1. Luas Permukaan

    Suatu zat padat yang berbentuk serbuk mempunyai permukaan yang lebih luas, yang

    lebih luas jika dibandingkan dengan zat tersebut dalam bentuk kepingan yang besar.

    Dalam suatu reaksi, bentuk serbuk memiliki bidang sentuhan yang lebih luas

    bertabrakan dengan suatu zat lain. Akibatnya, reaksi zat dalam bentuk serbuk akan

    lebih cepat dari reaksi zat dalam bentuk kepingan, sebab molekul-molekul dibagian

    dalam kepingan harus menunggu sebelum bagian luar habis bereaksi, sedangkan

    molekul-molekul dari serbuk banyak yang bertabrakan dalam waktu yang bersamaan.

  • Gambar 2 pengaruh kepingan zat terhadap laju reaksi

    Gambar di atas menunjukkan bahwa kepingan yang lebih halus menghasilkan kurva

    dengan gradient (kemiringan) pada awal reaksi yang lebih besar. Reaksi dengan kepingan

    yang lebih halus berakhir setelah 120 detik, sementara kepingan yang lebih besar

    memerlukan waktu sekitar 300 detik. Oleh karena itu, semakin luas bidang sentuh, semakin

    cepat reaksi berlangsung. Semakin halus ukuran kepingan zat, semakin luas permukaannya.

    Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin luas permukaan zat

    padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi.

    2. Konsentrasi Pereaksi

    Suatu larutan yang pekat (konsentrasi besar) sudah tentu mengandung molekul-

    molekul yang lebih rapat (letaknya lebih berdekatan), jika dibandingkan dengan larutan

    encer (konsentrasi kecil). Molekul-molekul yang letaknya berdekatan memiliki kemungkinan

    yang lebih besar (lebih mudah dan lebih sering) untuk saling bertabrakan daripada molekul

    yang letaknya berjauhan. Itu sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan yang kita

    reaksikan, makin besar pula kecepatan reaksinya.

    3. Suhu

    Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah bila suhu rendah berubah. Kenaikan

    sekitar 100C akan menyebabkan harga tetapan laju reaksi menjadi dua atau tiga kali. Dengan

    naiknya harga tetapan laju reaksi (k), maka reaksi akan menjadi lebih cepat. Jadi, kenaikan

  • suhu akan mengakibatkan laju reaksi akan berlangsung semakin cepat. Hal tersebut dapat

    dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan, yaitu bila terjadi kenaikan suhu maka

    molekul-molekul yang bereaksi akan bergerak lebih cepat, sehingga energi kinetik tinggi.

    Oleh karena energi kinetiknya lebih tinggi, maka energi yang dihasilkan pada tumbukan

    antarmolekul akan menghasilkan energi yang besar dan cukup untuk melangsungkan reaksi.

    Dengan demikian, semakin tinggi suhu berarti kemungkinan akan terjadi tumbukan yang

    menghasilkan energi juga semakin banyak, dan berakibat reaksi berlangsung lebih cepat.

    Bila pada setiap kenaikan T0C suatu reaksi berlangsung n kali lebih cepat, maka laju reaksi

    pada T2(v2) bila dibandingkan laju reaksi pada T1(v1) dapat dirumuskan :

    Gambar 3 kenaikan suhu (T) meningkatkan populasi molekul yang berenergi kinetik tinggi

    Contoh Soal :

    1. Suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat setiap kali suhu dinaikkan 100C. Jika laju

    suatu reaksi pada suhu 250C adalah Ms-1, berapakah laju reaksi pada 550C?

  • 4. Katalis

    Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan

    menambahkan suatu zat ke dalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai ternyata

    tidak berubah. Misalnya, pada peruraian kalium klorat untuk menghasilkan oksigen.

    2KClO3(s) 2KCl(s) + 3O2(g)

    Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan penambahan

    kristal MnO2 ke dalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung lebih cepat pada suhu

    lebih rendah. Setelah semua KClO3 terurai ternyata MnO2 masih tetap ada (tidak berubah).

    Dalam reaksi tersebut MnO2 disebut sebagai katalisator. Katalisator adalah suatu zat yang

    dapat mempercepat laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu

    katalisator mungkin terlibat dalam proses reaksi atau mengalami prubahan selama reaksi

    berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh kembali

    dalam jumlah yang sama.

  • Berdasarkan sifat yang digunakan sebagai katalisator, maka katalis dapat dibagi

    menjadi 6, yaitu sebagai barikut:

    a. Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur dengan zat dalam reaksi.

    b. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak bercampur dengan zat-zat dalam

    reaksi.

    c. Katalis negatif adalah zat yang bekerjanya memperlambat atau menghentikan

    reaksi. Katalis ini disebut inhibitor.

    d. Autokatalisator adalah katalis yang dihasilkan oleh suatu pereaksi atau hasil

    reaksi.

    e. Racun katalis adalah zat dalam jumlah sangat sedikit dapat memperlambat kerja

    katalis.

    f. Biokatalis adalah katalis yang terdapat pada reaksi enzim yang terjadi dalam

    organisme.

    Katalisator juga mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur

    reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah daripada jalur

    reaksi yang biasanya ditempuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa katalisator berperan dalam

    menurunkan energi aktivasi.

  • Gambar 4 katalis dapat mempercepat reaksi karena menurunkan energi pengaktifan

    Pada gambar ditunjukkan apabila reaksi berlangsung tanpa katalisator reaksi antara

    A dan B akan menempuh jalur dengan membentuk kompleks teraktivasi AB* yang

    memerlukan energi aktivasi sebesar Ea2 dan Ea3 yang relative rendah daripada Ea1.

    Diduga ada 2 cara yang dilakukan katalisator dalam mempercepat reaksi, yaitu

    dengan membentuk senyawa antara dan dengan cara adsorpsi.

    a. Pembentukan Senyawa Antara

    Umumnya reaksi berjalan lambat bila energy aktivasi suatu reaksi terlalu tinggi.

    Agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat, maka dapat dilakukan dengan cara menurunkan

    energy aktivasi. Untuk menurunkan energi aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa

    antara (keadaan transisi) lain yang berenergi lebih rendah. Fungsi katalis dalam hal ini

    dapat mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara (kedua transisi) yang

    energinya relative lebih rendah. Katalisator homogen yaitu katalisator yang mempunyai fase

    yang sama dengan zat pereaksi yang dikatalisis bekerja dengan cara :

    Misal reaksi A + B C berlangsung melalui dua tahap :

    TahapI : A + B AB* (AB* senyawa antara)

    TahapII : AB* C

    Apabila dalam reaksi tersebut ditambahkan katalisator (Z) maka, tahapan reaksi

    berlangsung sebagai berikut :

    TahapI : A + Z AZ* (AZ* senyawa antara yang dibuat katalisator)

    TahapII : AZ* + B C + Z

  • Gambar 5 grafik tingkat energi reaksi dengan katalis dan tanpa katalis

    Pada kedua tahap tersebut terlihat bahwa pada akhir reaksi Z diperoleh kembali dan

    mengkatalisator molekul-molekul A dan B yang lain. Penggambaran energy menunjukkan

    bahwa dengan adanya jalan reaksi yang berbeda akan memerlukan energy pangaktifan yang

    rendah (gambar 4). Contoh katalis homogen adalah larutan Fe+3 untuk mengkatalisis

    peruraian H2O2 menjadi H2O dan gas oksigen.

    b. Adsorpsi

    Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalisator

    heterogen, yaitu katalisator yang fasenya tidak sama denga fase zat yang dikatalisis. Pada

    proses adsorpsi, molekul-molekul pereaksi akan teradsopsi pada permukaan katalisator an

    ini akan mempercepat reaksi. Kemungkinan yang lain, karena pereaksi-pereaksi teradsopsi di

    permukaan katalisator dan ini akan mempercepat reaksi. Kemungkinan yang lain, karena

    pereaksi-pereaksi teradsorbsi dipermukaan katalisator akan dapat menimbulkan gaya tarik

    antarmolekul yang bereaksi, dan ini menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi

    reaktif.

    Agar katalisator tersebut berlangsung efektif, katalisator tidak boleh

    mengadsorpsi zat hasil reaksi, dan dengan demikian permukaan logam akan segera ditempati

    oleh permukaan yang baru. Bila zat pereaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh

    katalisator menyebabkan permukaan katalis menjadi tidak aktif. Dalam keadaan demikian

    itu, katalisator dikatakan dapat telah teracuni, dan ini akan menghambat reaksi.

  • D. PERSAMAAN LAJU REAKSI 1. Bentuk persamaan laju reaksi

    Untuk reaksi :

    mA + nB pC + qD

    persamaan laju reaksi dinyatakan sebagai berikut :

    dengan, v = laju reaksi

    k = tetapan jenis reaksi

    x = orde (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi A

    y = orde (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi B

    [A] = konsentrasi awal A

    [B] = konsentrasi awal B

    Tetapan kenis reaksi (k) adalah suatu tetapan yang harganya bergantung pada jenis

    pereaksi, suhu, dan katalis. Setiap reaksi mempunyai harga k tertentu pada suhu tertentu.

    Harga k akan berubah jika suhu berubah. Reaksi yang berlangsung cepat mempunyai harga k

    yang besar, sedangkan reaksi yang berlangsung lambat mempunyai harga k yang kecil.

    Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya mempercepat harga k.

    Pangkat konsentrasi pereaksi pesamaan laju disebut orde atau tingkat reaksi.orde

    reaksi ditentukan melalui percobaan, tidak ada kaitannya dengan koefisien reaksi. Reaksi

    mA + nB pC + qD berorde x terhadap A dan berorde y terhadap B. orde reaksi

    keseluruhan adalah x + y.

    2. Makna orde reaksi

    Orde reaksi menyatakan pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

    v = k[A]x[B]y

  • a. Orde nol

    Gambar 6 grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

    Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya aoabila perubahan

    konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat

    dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi.

    b. Orde satu

    Gambar 7 grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

    Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju

    reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu

    dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.

    c. Orde dua

  • Gambar 8 grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

    Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi

    merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat-

    tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.

    3. Menentukan persamaan laju

    Persamaan laju tidak dapat diturunkan dari stoikiometri reaksi tetapi ditentukan

    melalui percobaan. Salah satu cara menentukan persamaan laju adalah metode laju awal.

    Menurut cara ini, laju diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda.

    Menurut cara ini, laju diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda.

    Untuk memahami metode ini, perhatikan reaksi antara ion ammonium (NH4+) dengan ion

    nitrit (N ) yang datanya diberikan pada tabel 1.

    Tabel 1 Data laju reaksi ion ammonium dengan ion nitrit pada suhu 250C

    NH4+(aq) + NO2

    -(aq) N2(g) + 2H2O(l)

    Nomor

    percobaan

    Konsentrasi awal

    Ion NO2- (M)

    Konsentrasi awal

    Ion NH4- (M)

    Laju awal

    (M s-1)

    1 0,0100 0,200 5,4 x 10-7

    2 0,0200 0,200 10,8 x 10-7

    3 0,0400 0,200 21,5 x 10-7

    4 0,200 0,0202 10,8 x 10-7

    5 0,200 0,0404 21,6 x 10-7

    6 0,200 0,0606 32,4 x 10-7

    Percobaan 1, 2, dan 3 dimaksudkan untuk menentukan orde reaksi terhadap ion NO2-.

    Pada ketiga percobaan itu konsentrasi ion NO2- diubah-ubah, sementara konsentrasi ion

    NH4- dibuat tetap. Dengan demikian, perubahan laju reaksi semata-mata disebabkan oleh

    perubahan konsentrasi ion NO2-. Percobaan 4, 5, dan 6 dimaksudkan untuk menentukan orde

    reaksi terhadap ion NH4+. Pada ketiga percobaan itu konsentrasi ion NO2

    - yang dibuat tetap

    sedangkan konsentrasi NH4+ diubah-ubah. Perubahan laju reaksi semata-mata disebutkan

    perubahan konsentrasi ion NH4+.

    Bagaimana cara menentukan persamaan laju reaksi dari data percobaan itu?

  • Dari persamaan reaksi:

    NH4-(aq) + NO2

    -(aq) N2(aq) + 2H2O(l)

    Dapat ditulis persamaan laju sebagai:

    v = k [NH4-]x [NO2

    -]y

    Orde reaksi terhadap NH4-, yaitu x, dapat ditentukan dengan membandingkan dua

    percobaan dengan konsentrasi ion NO2- sama, misalnya percobaan 5 dengan percobaan 4,

    atau percobaan 6 dengan percobaan 4.

    =

    =

    2 = 2x

    = 1

    Orde reaksi terhadap NO2-, yaitu y, dapat ditentukan dengan membandingkan dua

    percobaan dengan konsentrasi ion NH4+ sama, misalnya percobaan 2 dengan percobaan 1,

    atau percobaan 3 dengan 1.

    =

    2y = 2

    Y = 1

    Jadi, persamaan laju reaksi adalah:

    v = k [NH4+] [NO2

    -1]

    (orde 1 tidak perlu ditulis)

    Selanjutkan, harga tetapan jenis reaksi (k) dapat ditentukan dengan memasukkan salah satu

    data percobaan dari tabel 1 ke dalam persamaan laju reaksi. Misalnya, data percobaan 1

    yang dipilih, maka harga k dihitung sebagai berikut.

    5,4 x 10-7 M s-1 = k x 0,200 M x 0,0100 M

  • k =

    k = 2,7 x 10-4 M-1 s-1

    (Data percobaan manapun yang disubsitusikan seyogianya akan menghasilkan harga k yang

    sama).

    Jadi, persamaan laju reaksi secara lengkap dapat dituliskan sebagai berikut.

    v = 2,7 x 10-4 [NH4+] [NO2

    -]

    dengan mengetahui persamaan laju, maka laju reaksi adalah:

    v = 2,7 x 10-4 x 0,3 x 0,5 M s-1

    = 4,05 x 10-5 M s-1

    Jadi laju reaksi percobaan itu adalah 4,05 x 10-5.

    Contoh Soal:

    Reaksi antara NO2 dan HCl dalam fase gas sesuai dengan reaksi berikut.

    NO2 + 2HCl(g) NO(g) + Cl2(g) + H2O(g)

    No. [NO2]

    (M)

    [HCl]

    (M)

    Laju awal

    (MS-1)

    1. 0,53 0,53 0,062

    2. 1,06 0,53 0,124

    3. 0,53 1,06 0,124

    4. 1,06 1,06 0,248

    a. Tentukan orde reaksi terhadap NO2 dan HCl serta orde reaksi total!

    b. Bagaimana persamaan laju reaksinya? Hitung harga tetapan lajunya!

    Penyelesaian:

    A. Untuk menentukan orde reaksi terhadap NO2, dipilih eksperimen dengan konsentrasi

    HCl tetap, yaitu eksperimen 1 dan 2 atau 3 dan 4.

  • =

    =

    2 = 2x

    = 1

    Jadi konsentrasi NO2 adalah 1

    Untuk menentukan orde reaksi terhadap HCl dipilih eksperimen dengan konsentrasi

    NO2 tetap, yaitu eksperimen 1 dan 3 atau 2 dan 4.

    =

    =

    2 = 2y

    = 1

    Jadi konsentrasi HCl adalah 1

    Orde reaksi total = 1 + 1 = 2

    B. Persamaan laju reaksinya, r = K[NO2][HCl]

    v = k[NO2][HCl]

    untuk menentukan harga k diambil salah 1 data percobaan misalnya percobaan 1.

    0,062 = k (0,53)(0,53)

    0,062 = k(0,2809)

    k = 0,22

    jadi harga tetapan laju (k) dari reaksi itu adalah 0,22

    E. PENGGUNAAN KATALIS DALAM INDUSTRI

    Katalis sangat penting dalam beberapa industri. Berikut ini beberapa penggunaan

    katalis dalam industri.

    a. Katalis Fe2O3 digunakan dalam pabrik ammonia. Katalis tersebut menyebabkan

    terjadinya reaksi antara nitrogen dan hidrogen.

  • N2(g) + H2(g) 2NH3(g)

    b. Dalam pembuatan asam nitrat (HNO3), ammonia bereaksi dengan oksigen

    membentuk nitrogen monooksida (NO) dan uap air (H2O) dengan bantuan katalis

    platina (Pt). gas NO dalam keadaan kontak dengan udara dilarutkan ke dalam airke

    dalam air membentuk asam nitrat.

    4NH3(g) + 5O2(g) 4NO(g) + 6H2O(l)

    2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

    4NO2(g) + O2(g) + H2O(l) 4HNO3(l)

    c. Dalam pabrik asam sulfat (H2SO4), gas SO2 dibuat dengan membakar bijih

    belerang(FeS). Pada proses kontak, gas SO2 dan udara dipanaskan kemudian

    dilewatkan pada katalis vanadium (V)oksida (V2O5). Asam sulfat dibuat dengan cara

    melarutkan gas SO3 dalam H2SO4 dan kemudian diencerkan dengan air.

    2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

    SO3(s) + H2SO4(l) H2S2O7(l)

    H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(aq)

    Pembuatan H2SO4 pada proses kamar timbale, digunakan katalis NO dan NO2. NO

    dan NO2 diperoleh dengan oksidasi NH3.

    4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O

    2NO + O2 2NO2

    2SO2 + NO + NO2 + H2O + O2 2HSO4.NO

    asam nitrosulfonat

    2HSO4.NO + H2O 2H2SO4 + NO + NO2