laju reaksi

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju (kecepatan) yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung secara seketika, seperti bom atau petasan yang meledak ada pola pereksi yang berlangsung sangat lambat, seperti perkaratan besi atau fosilasi sisa organisme. Selain itu laju reksi kimia ternyata dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu, konsentrasi, luas permukaan, katalisator, tekanan dan volume. Laju menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan tersebut dapat berupa detik, menit, jam, hari bulan ataupun tahun. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau terbentuknya produk. Setiap reaksi disertai perubahan fisis yang diamati, seperti pembentukan endapan, gas atau penguapan serta perubahan warna. Kelajuan reaksi dapat dipelajari dengan mengukur salah satu dari perubahan tersebut bagi reaksi yang menghasilkan gas, seperti 79

Upload: roy-aditya

Post on 20-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kimia dasar

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju (kecepatan) yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung secara seketika, seperti bom atau petasan yang meledak ada pola pereksi yang berlangsung sangat lambat, seperti perkaratan besi atau fosilasi sisa organisme. Selain itu laju reksi kimia ternyata dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu, konsentrasi, luas permukaan, katalisator, tekanan dan volume. Laju menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan tersebut dapat berupa detik, menit, jam, hari bulan ataupun tahun.Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau terbentuknya produk.Setiap reaksi disertai perubahan fisis yang diamati, seperti pembentukan endapan, gas atau penguapan serta perubahan warna. Kelajuan reaksi dapat dipelajari dengan mengukur salah satu dari perubahan tersebut bagi reaksi yang menghasilkan gas, seperti reaksi magnesium dengan asam klorida, maka kelajuan reksinya dapat dipelajari dengan mengukur volume gas yang dihasilkan. Bagi reaksi yang disertai perubahan warna, maka kelajuan reaksinya dapat ditentukan dengan mengukur intensitas warnanya. Bagi pereaksi yang menghasilkan endapan, maka kelajuan reasinya dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk sejumlah endapan.Sebelum kita menghitung dan menganalisis laju reaksi kita harus memahami tentang kemolaran, terutama tentang penyediaan larutan dengan kemolaran tertentu serta kita perlu menganalisis baik langsung maupun tidak langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi sisa yang tertinggal dalam waktu tertentu. Hal ini penting karena reaksi kimia pada umumnya berlangsung dalam bentuk larutan, baik larutan homogen maupun larutan heterogen. Sedangkan zat kimia yang terbentuk dan tersedia dalam laboratorium pada umumnya berupa zat murni atau larutan pekat.Yang melatarbelakangi untuk melakukan percobaan ini adalah agar kita mengetahui bagaimana reaksi kimia yang ada di bumi ini berlangsung dan mengenai laju reaksi dari reaksi tersebut.

1.2 Tujuan Untuk menentukan laju reaksi atau kecepatan suatu reaksi Untuk menentukan persamaan laju reaksi dalam suatu reaksi Untuk menentukan orde reaksi Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi dalam suatu reaksi

BAB 2TIJAUAN PUSTAKA

Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari laju reaksi kimia secara kuantitatif dan juga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut. Laju reksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium atau pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik , menit, jam, hari atau bahkan tahun. Tergantung apakah reaksi itu cepat ataukah lambat. Laju reaksi juga dapat didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Satuan yang umum adalah mol dm-3. Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, dan dapat dinyatakan Laju f (c1,c2,ci)Laju = k . f (c1,c2,ci)dimana k adalah konstanta laju reaksi disebut juga konstanta laju sfesifik atau konstanta kecapatan, c1,c2 adalah konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk.Dalam mempelajari laju reaksi kimia ada beberapa hal yang harus diperhatikan , yaitu :a. Apakah reaksi berlangsung cepat atau lambat?b. Bagaimana kebergantungan laju reaksi pada konsentrasi reaktan?c. Bagaimana kebergantungan laju rekasi pada suhu?d. Apakah reaksi berlangsung pada satu tahap atau dalam beberapa tahap?e. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi laju reaksi pada tiap-tiap tahap?f. Apa yang terjadi dengan energi yang dilepaskan ketika reaksi berlangsung?Orde dan molekularitas adalah dua pengertian yang berbeda yang harus dibedakan. Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan

Keterangan : k1 = konstanta laju reaksiBentuk persamaan laju reaksi yang lebih umum adalah :Laju = k [A]x [B]y [C]z , dstBila persamaan laju reaksi seperti diatas, maka dikatakan bahwa : orde reaksi terhadap A adalah x orde reaksi terhadap B adalah y orde reaksi terhadap C adalah zdan orde reaksi keseluruhan merupakan jumlah semua pangkat yang terdapat dalam persamaan laju reaksi. Jadi, untuk persamaan tesebut, orde reaksi totalnya adalah x + y + z dan seterusnya. Orde suatu reaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori, walaupun stoikiometri reaksinya telah diketahui. Orde suatu reaksi dapat berupa bilangan bulat maupun pecahan.Molekularitas suatu reaksi adalah jumlah molekul yang terlibat dalam tiap tahapan reaksi. Kebanyakan reaksi bersifat biomolekular. Ada beberapa reaksi yang bersifat unimolekular, tetapi reaksi termokular sangat jarang ditemui. Bila suatu reaksi terdiri dari beberapa tahap, gagasan, ini tidak dapat diterapkan pada reaksi secara keseluruhan. Jadi dapat diketahui bahwa molekularitas yang pertama-tama harus ditentukan adalah apakah reaksi berlangsung dalam satu tahap atau dalam beberapa tahap. Reaksi-reaksi orde nolReaksi-reaksi orde nol adalah reaksi-reaksi yang lajunya dapat ditulis sebagai

dimana k adalah konstanta laju orde nol. Persamaan differensial di atas dapat dinyatakan dengan kondisi-kondisi awal, t = 0, [A] = [A]0[A] = [A]0 ktatau

yang mana menyatakan bahwa laju reaksi orde nol tidak tergantung pada konsentrasi reaktan.

Reaksi-reaksi orde 1Reaksi-reaksi orde 1 adalah reaksi-reaksi yang lajunya berbanding langsung dengan konsentrasi reaktan yaitu

atau In [C] = In [C] n kt[C] adalah konsentrasi reaktan pada t = 0. Untuk reaksi-reaksi orde 1 plot In [C] atau log [C] terhadap t merupakan suatu garis lurus

Reaksi-reaksi orde 2Reaksi-reaksi orde 2, laju berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi dari suatu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu atau dua dari reaktan-reaktan tersebut, yaitu2 A produk

Yang pada integrasi memberikan Reaksi-reaksi orde 3Laju reaksi berbanding langsung dengan pangkat tiga konsentrasi dari suatu raktan yakni2 R P

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi TemperaturLaju reaksi bertambah dengan naiknya temperature. Biasanya kenaikan 10C akan melipatkan dua atau 3 kali laju reaksi antara molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tapi ini belum menjelaskan seluruhnya, kecuali energi pengaktifan pereaksi nol. Dengan naiknya temperatur, bukan hanya molekul-molekul lebih sering bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih keras, karena mereka lebih cepat bergerak pada temperatur yang ditinggikan, persentase tabrakan yang mengakibatkan reaksi kimia akan lebih besar, karena waktu banyak molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi yang cukup untuk bereaksi. Sifat dasar pereaksiZat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka mengalami perubahan kimia. Misalnya, molekul Hidrogen dan Fluor bereaksi secara meledak bahkan pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen fluorida. H2 + F2 2 HF (cepat pada temperatur kamar).Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat, sehingga tak nampak suatu perubahan kimia.2 H2 + O2 2 H2O (sangat lambat dalam temperatur kamar)Nikel dan besi berkarat dalam atmosfer dengan laju yang berlainan bahkan bila temperatur dan konsentrasi sama untuk keduanya.Dalam waktu yang relatif singkat, besi oksida (karat) akan nampak pada besi tapi permukaan nikel tampaknya tak berubah. Natrium bereaksi sangat cepat dengan air pada temperatur kamar, tetap, bereaksi lambat dengan alkohol. KatalisatorKatalisator adalah suatu perantara yang mempercepat reaksi kimia dengan cara menimbulkan lintasan baru dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis tidak dihasilkan atau dipakai dalam reaksi kimia. Oleh karena mengambil bagian pada reaksi, katalis dapat muncul pada dalil laju reaksi. Meskipun demikian, katalis tidak muncul dalam persamaan stoikiometri suatu reaksi.Suhu bukanlah katalis karena suhu dapat dihasilkan (pada reaksi endoterm) pada reaksi kimia. Katalis yang umum dalam kimia termasuk logam, asam, dan basa. Katalis protein biasa dipakai dalam system biologi dan dinamakan enzim.Katalisator mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi reaksi sehingga laju reaksi pembentukan produk menjadi lebih cepat tercapai.Suatu mekanisme terdiri atas satu reaksi-reaksi elementer. Jika salah satu tahap pada mekanisme reaksi lebih lambat dari tahap-tahap lainnya, maka tahap tersebut secara efektif mengendalikan laju reaksi keseluruhan tahap yang menentukan laju reaksi.Beberapa teori berhubungan dengan bagaimana reaksi-reaksi berlangsung. Teori tumbukan menyatakan bahwa jika partikel A bertumbukan dengan partikel B, harus tersedia energi kinetik yang cukup agar penyusunan ulang ikatan-ikatan dapat terjadi sehingga menghasilkan produk. Tumbukan yang berhasil hanya dapat terjadi jika pertikel-partikel berada pada orientasi yang tepat dan jika partikel-partikel tersebut mempunyai energi kinetik yang cukup untuk memecahkan ikatan-ikatan yang menjaga keutuhan pereaksi-pereaksinya A dan B. Teori keadaan transisi menggunakan baik konsep gelombang maupun teori tumbukan untuk menerangkan laju reaksi. Tumbukan antara dua partikel A dan B dianggap terjadi dalam beberapa tahap. Pertama, ikatan di A dan B melemah saat partikel-partikel tersebut saling berdekatan. Kemudian, terbentuk suatu senyawa kompleks teraktivasi atau keadaan transisi (suatu senyawa intermediet yang hanya berada dalam waktu yang sangat singkat). Akhirnya, terjadilah pemecahan senyawa kompleks teraktivasi atau keadaan transisi dan dihasilkan produk.Menurut teori ini, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang cepat. Jadi katalisator bertujuan untuk menurunkan energi aktivasi pada suatu reaksi. KonsentrasiPengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat diterangkan melalui pendekatan teori tumbukan. Makin besar konsentrasi zat yang terlibat sistem suatu reaksi berarti makin banyak partikel atau molekul yang bertumbukan. Akibatnya, jumlah tumbukan persatuan waktu, juga mengalami kenaikan dan reaksi bertambah cepat. Intinya, jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula. Luas permukaanReaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi yang homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya, hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama lainnya.Dalam situasi heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase. Pada reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dulu bertumbukan, makin halus suatu zat maka makin luas permukaannya sehingga makin besar kemungkinan bereaksi dan makin cepat reaksi itu berlangsung.Hal yang lebih penting yang perlu diperhatikan pada reaksi yang terjadi di dalam larutan adalah efek garam. Kelewatan ionik suatu larutan (yang merupakan ukuran kekuatan atmosfer ionik dalam larutan) akan sangat mempengaruhi laju reaksi ionik. Laju reaksi untuk reaksi yang terjadi antara ion-ion yang muatannya sama (kedua-duanya positif atau negatif) akan meningkat dengan meningkatnya kekuatan ionik larutan. Sebaliknya laju reaksi untuk reaksi antara ion-ion yang muatannya berlawanan akan menurun dengan meningkatnya kekuatan ionik larutan.Dalam bidang fotografi digunakan garam perak yang berdasarkan prinsip laju reaksi, yang tidak disebutkan ialah kepekaan terhadap sinar. Reaksi antara klor dan hidrogen sangat lambat dalam sinar biasa tetapi akan meledak dalam sinar ultraviolet. Pengaruh sinar matahari dapat menyebabkan molekul klor terurai menjadi atom yang sangat reaktif dan disebut radikal. Radikal ini mengandung elektron tak berpasangan.

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat : Gelas kimia Gelas ukur Stopwatch Hot plate Termometer Kertas putih Spidol hitam Pipet volume 5 ml Pipet tetes

3.1.2 Bahan : Larutan Na2S2O3 0,1M Larutan HCl 1M Larutan HCl 2M Larutan Na2S2O3 0,2M Aquades

3.2 Prosedur Percobaan3.2.1Pengaruh Konsentrasi Disiapkan 3 gelas kimia dan isi masing-masing 5 ml larutan Na2S2O3 0,1M Diambil satu gelas kimia dan diletakkan diatas kertas putih yang telah diberi tanda silang Dimasukkan 5 ml larutan HCl 1M ke dalam gelas kimia tersebut dan catat waktu yang diperlukan sejak penambahan HCl hingga tanda silang tidak terlihat lagi dari atas Ulangi langkah yang sama untuk konsentrasi larutan HCl 2M sebanyak 2 kali

3.2.2 Pengaruh Suhu Disiapkan 3 gelas kimia dan isi dengan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1M Dipanaskan larutan pada suhu 40C dan diletakkan di atas kertas putih yang telah diberi tanda silang. Dimasukkan 5 ml larutan HCl 1M ke dalam gelas kimia tersebut dan dicatat waktu yang diperlukan sampai tanda silang menghilang Diulangi langkah yang sama pada konsentrasi HCl 2M dan konsentrasi Na2S2O3 0,2M Dibandingkan dengan data yang tidak mengalami pemanasan

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PengamatanTabel Hasil Pengamatan4.1.1 Pengaruh KonsentrasiNo[Na2S2O3][HCl]t (sekon)

10,1 M1 M158

20,1 M2 M131

30,2 M2 M55

4.1.2 Pengaruh Suhu (40)No[Na2S2O3] [HCl]t (sekon)

10,1 M1 M56

20,1 M2 M34

30,2 M2 M 19

4.2 Reaksi-reaksiNa2S2O3 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq)+ H2SO3 (aq) + S (g)

4.3 Perhitungan4.3.1 Mencari nilai kecepatan reaksi atau laju reaksi4.3.1.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3 (aq) 0,1M dengan HCl 1M

Na2S2O3 (aq) 0,1M dengan HCl 2M

Na2S2O3 (aq) 0,1M dengan HCl 2M

4.3.1.2 Pengaruh Suhu Na2S2O3 (aq) 0,1M dengan HCl 1M (40C)

Na2S2O3 (aq) 0,1M dengan HCl 2M

Na2S2O3 (aq) 0,1M dengan HCl 2M

4.3.2 Mencari nilai Orde reaksi4.3.2.1 Pengaruh Konsentrasi

Orde reaksi total = 1,247 + 0,27= 1,517

V1 = k [0,1]1,247 [1]0,27

Jadi, nilai k adalah 0,0063Persamaannya, V = 0,0063 [N2S2O3]1,247 [HCl]0,27

4.3.2.2 Pengaruh Suhu

Orde reaksi total = 0,842 + 0,722= 1,564

V1 = k [0,1]0,84 [1]0,72

Jadi, nilai k adalah 0,043Persamaannya, V = 0,043 [N2S2O3]0,84 [HCl]0,72

4.4 PembahasanCepat lambatnya suatu reaksi berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas satuan konsentrasinya dapat diganti dengan satuan tekanan seperti atmosfer (atm), millimeter merkurium (mmHg) atau pascal (Pa). satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun bergantung pada reaksi itu berjalan cepat atau lambat. Orde reaksi ialah jumlah pangkat bilangan laju reaksi dalam bentuk diferensial.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain ialah temperatur. Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu akan menyebabkan makin cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan kinetik.Sifat dasar pereaksi, dalam hal ini zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka mengalami perubahan kimia. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Katalis adalah zat kimia yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara permanen.Konsentrasi, jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksinya.Luas permukaan, reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat, makin luas permukaannya sehingga makin besar kemungkinan bereaksi dan semakin cepat reaksi itu berlangsung.Setelah dibandingkan hasilnya antara pengaruh konsentrasi dan pengaruh suhu ternyata pada pengaruh suhu waktu laju reaksi lebih cepat dari waktu pada pengaruh konsentrasi. Pada pengaruh suhu, pemanasan pada 40C dikarenakan pada suhu 40C merupakan suhu standar atau suhu dimana titik laju reaksi tersebut dapat bereaksi secara normal. Agar tidak terjadi reaksi yang terlalu lama ataupun terlalu cepat. Jika suhu dibawah 40C kemungkinan laju reaksi akan lama sedangkan jika suhu diatas 40C dikhawatirkan suhu yang terlalu panas akan mengakibatkan menguapnya terlebih dahulu natrium tiosulfat. Jika hal ini terjadi maka dalam praktikum tidak dapat ditentukan lagi laju reaksinya.Faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi ialah tidak tepatnya volume yang diambil, yaitu pada saat pemipetan dimana volume yang dipipet tidak sesuai dengan yang diperlukan, ketepatan dalam menghitung waktu laju reaksi, ketika tanda silang sudah tertutupi, stopwatch lambat dihentikan. Dan ketika tanda silang pada kertas putih belum tertutupi secara sempurna, stopwatch sudah dihentikan.Orde reaksi 1 adalah jumlah pangkat bilangan laju reaksi yang berbanding lurus antara konsentrasi dan satuan waktunya. Orde reaksi 2 adalah jumlah pangkat bilangan laju reaksi yang berpangkat dua antara konsentrasi dan satuan waktu. Orde reaksi nol ialah jumlah pangkat bilangan laju reaksi yang tidak mempengaruhi laju reaksi, dalam hal ini orde reaksinya sama dengan nol. Orde reaksi negatif ialah jumlah pangkat bilangan laju reaksi yang berbanding terbalik antara konsentrasi dan satuan waktu.Macam-macam katalis : katalis positifIalah katalis yang mempercepat reaksi, contoh katalis positif ialah MnO katalis negatifIalah katalis yang memperlambat reaksi, contoh katalis negatif ialah arang katalis homogenIalah katalis yang membentuk satu fase dengan peraksi, contoh katalis homogen ialah FeCl2 katalis heterogenIalah katalis yang membentuk dua fase dengan peraksi, contoh katalis heterogen ialah platina

Gbr. Tenaga AktivasiMenurut teori tumbukan, molekul-molekul pereaksi selalu mengadakan tumbukan. Akibat tumbukan ini, molekul-molekul mempunyai tenaga kinetik yang tinggi. Molekul-molekul hanya dapat bereaksi bila mempunyai tenaga lebih tinggi dari tenaga rata-rata molekul dari sistem. Makin tinggi temperatur, makin banyak molekul yang memiliki tenaga lebih besar atau sama dengan tenaga aktivasi, hingga makin cepat reaksinya.BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanSetelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa : Laju reaksi pada pengaruh suhu lebih cepat dibandingkan laju reaksi pada pengaruh konsentrasi. Persamaan laju reaksi pada pengaruh suhu lebih besar dibandingkan persamaan laju reaksi pada pengaruh konsentrasi. Orde reaksi pada pengaruh suhu lebih besar dibandingkan orde reaksi pada pengaruh konsentrasi. Pengaruh suhu dan pengaruh konsentrasi, ialah dimana pengaruh suhu dapat menaikkan laju reaksi sebanyak dua kali atau tiga kali sehingga laju reaksi itu cepat berlangsung dibandingkan dengan pengaruh konsentrasi dapat menaikkan laju reaksi tetapi hanya sedikit saja seiring meningkatnya konsentrasinya.Jadi dapat disimpulkan bahwa laju reaksi pada pengaruh suhu lebih cepat bereaksi dibandingkan pada pengaruh konsentrasi.

5.2 SaranSebaiknya dilakukan praktikum laju reaksi pada pengaruh luas permukaan, pengaruh katalisator dan pengaruh sifat dasar pereaksi agar hasilnya dapat dibandingkan pada praktikum pengaruh suhu dan pengaruh konsentrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Charles, W. 1992. Kimia Untuk Universitas. Gramedia : JakartaKeenan, dkk. 1989. Kimia Untuk Universitas. Erlangga : JakartaKithi, Surra. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Gramedia : Jakarta

98