laboratorium reproduksi veteriner

16

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laboratorium Reproduksi Veteriner
Page 2: Laboratorium Reproduksi Veteriner

Disampaikan pada Pelatihan Penanganan Gangguan Reproduksi Dan Pemeriksaan kebuntingan pada Sapi 27 Pebruari-2 Maret 2017

Laboratorium Reproduksi VeterinerFKH -UNUD

Page 3: Laboratorium Reproduksi Veteriner

REPRODUKSI Merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap ekonomi dan keuntungan program breedingsapi potong

Pejantan : kemampuan mengawini, anak yang lahir Betina: kapasitas kebuntingan, kelahiran, membesarkan

dan menyapih anak

Pejantan : kemampuan mengawini, anak yang lahir Betina: kapasitas kebuntingan, kelahiran, membesarkan

dan menyapih anak

Dasar perbaikan transfer material genetik

Dipengaruhi oleh berbagai faktor: nutrisi, penyapihananak, dsb

Page 4: Laboratorium Reproduksi Veteriner

PENGUKURAN PENAMPILANREPRODUKSI

PEJANTAN Penampilan fisik dan struktur tubuh Ukuran scrotum dan kapasitas produksi sperma Kualitas semen termasuk morfologi Kemampuan melayani betina

BETINA Berat dan umur pertama kali estrus Calving interval Status laktasi saat dilakukan pemeriksaan kebuntingan

berikut

KELOMPOK BREEDING Angka Kebuntingan Derajat penyapihan pedet

Page 5: Laboratorium Reproduksi Veteriner

Tabel Perhitungan Pengukuran Reproduksi

Penampilan yang Diukur PerhitunganDerajat kebuntingan Betina bunting

Betina yang dikawinkan

% kelahiran Pedet lahir dalam periode 12 bulanBetina dalam kelompok periode/bln

% penyapihan Pedet yang disapihBetina dalam kelompok periode 12 bln

x 100

x 100

x 100% penyapihan Pedet yang disapihBetina dalam kelompok periode 12 bln

Berat sapih pedetInduk dalam kelompok

Total berat seluruh pedet saat disapihJumlah betina dalam kelompok periode 12 bl

x 100

Keterbatasan pengukuran di atas :1. Kesuburan tidak dapat diakses langsung dari pejantan2. Status kebuntingan dipengaruhi keterampilan pemeriksa kebuntingan3. Derajat penyapihan tidak memberikan indikasi kapan dan dimana hilangnya

reproduksi

Page 6: Laboratorium Reproduksi Veteriner

REPRODUKSI SAPI BETINA Dipengaruhi oleh genetik, nutrisi dan faktor-faktor

manajemen (seleksi, persilangan,teknologi reproduksi) Kejadian reproduksi sapi betina, antara lain :

1. Ekspresi estrus dalam kehadiran pejantan2. Ovulasi dan fertilisasi dari sel telur3. Implantasi, pertumbuhan, kehidupan embrio dan

fetus4. Pemeliharaan kebuntingan5. Kelahiran dan kehidupan anak yang dilahirkan6. Laktasi untuk kehidupan anak yang baik hingga

penyapihan7. Kembalinya aktivitas reproduksi setelah melahirkan

untuk kebuntingan berikutnya

1. Ekspresi estrus dalam kehadiran pejantan2. Ovulasi dan fertilisasi dari sel telur3. Implantasi, pertumbuhan, kehidupan embrio dan

fetus4. Pemeliharaan kebuntingan5. Kelahiran dan kehidupan anak yang dilahirkan6. Laktasi untuk kehidupan anak yang baik hingga

penyapihan7. Kembalinya aktivitas reproduksi setelah melahirkan

untuk kebuntingan berikutnya

Page 7: Laboratorium Reproduksi Veteriner

DIAGNOSA KEBUNTINGANSangat diperlukan untuk Manajemen Reproduksi,berhubungan dengan Produksi dan Ekonomi

Pemilihan Metoda : Tahap kebuntingan, biaya, ketepatan,kecepatan

Penetapan Praktis1. Seleksi ternak tidak bunting (umur, afkir)2. Pengelompokkan berdasar umur bunting (jual)3. Perencanaan dan aksi musim dan pakan4. Menghindari IB kembali pada hewan bunting muda

yang estrus5. Penelitian, pengkajian aspek reproduksi

Penetapan Praktis1. Seleksi ternak tidak bunting (umur, afkir)2. Pengelompokkan berdasar umur bunting (jual)3. Perencanaan dan aksi musim dan pakan4. Menghindari IB kembali pada hewan bunting muda

yang estrus5. Penelitian, pengkajian aspek reproduksi

CaraCara--caracara::• Palpasi per rektal• Ultrasonografi• Pemeriksaan hormon kebuntingan

Page 8: Laboratorium Reproduksi Veteriner

NilaiNilai KondisiKondisi TubuhTubuh//Body condition scoringBody condition scoring

Pendekatan praktis untuk kebutuhan nutrisi reproduksi Skala nilai BCS (1 – 5) Nilai BCS dengan derajat kebuntingan

Berat Hidup BCS/Crossbred Perkiraan derajatkebuntingan (%)

300 kg Buruk 0 – 40300 kg Buruk 0 – 40

330 kg Belakang (disimpan) 20 – 50

360 kg Disimpan 40 – 80

390 kg Depan (disimpan) 60 – 90

420 kg Sempurna 80 - 95

Page 9: Laboratorium Reproduksi Veteriner

Skema : Faktor-faktor yang Menentukan Dalam ManajemenReproduksi (Tujuan Satu Anak Satu Induk Setiap 12 bulan)

Sapi betina harus kembalibunting diantara 85 hari

setelah melahirkan

Perencanaan positif darinutrisi +/- breeder

suplementasi

Kontrol Perkawinan• Pemasaran baik• Manajemen baik• Seleksi baik• Biaya supplementasi rendah

Target PentingKondisi tubuh sapi betina

saat melahirkan > 3Pakan Penyapihan

• Feed lot yang baik• Biaya rendah untuk

suplementasi

Penyapihan• Penurunan kebutuhan

energi sapi betina

Supplementasi• Mengurangi

pengeluaran energi

Penyerentakkan induk• Kebutuhan pastura

alami

Page 10: Laboratorium Reproduksi Veteriner

PEMERIKSAAN KEBUNTINGANPenerapan praktis dari pemeriksaan kebuntingan antara lain : a) seleksi ternak yang tidak bunting(berdasarkan umur dan program untuk afkir); b) Mengelompokkan ternak berdasarkan umurkebuntingan; dan c) menghindari pelayanan inseminasi buatan pada sapi bunting muda umurdibawah 2 bulan, dan lain sebagainya.

Pemeriksaan kebuntingan dilakukan melalui palpasi per rektal untuk mengetahui perubahan yangterjadi di uterus atau menggunakan alat ultrasonografi serta pemeriksaan hormonal. Pemeriksaankebuntingan melalui metoda palpasi per rektal dilakukan 2 bulan setelah pelayanan inseminasibuatan, dan dilakukan oleh Petugas Pemeriksaan Kebuntingan, atau petugas yang diberikewenangan untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Untuk menghindari kesalahan diagnosa maka pemeriksaan kebuntingan dilakukan pada kandangjepit atau suatu tempat yang menjamin pemeriksa dan yang diperiksanya dalam keadaan aman.

Sapi-sapi yang sudah dinyatakan bunting dilakukan pencatatan dan pemerliharaan kesehatan untukmenjamin amannya kebuntingan hingga saat melahirkan. Ternak yang pada saat diperiksakebuntingan ternyata tidak bunting dimasukan ke dalam kelompok ternak yang memerlukanpenanganan gangguan reproduksi.

Penerapan praktis dari pemeriksaan kebuntingan antara lain : a) seleksi ternak yang tidak bunting(berdasarkan umur dan program untuk afkir); b) Mengelompokkan ternak berdasarkan umurkebuntingan; dan c) menghindari pelayanan inseminasi buatan pada sapi bunting muda umurdibawah 2 bulan, dan lain sebagainya.

Pemeriksaan kebuntingan dilakukan melalui palpasi per rektal untuk mengetahui perubahan yangterjadi di uterus atau menggunakan alat ultrasonografi serta pemeriksaan hormonal. Pemeriksaankebuntingan melalui metoda palpasi per rektal dilakukan 2 bulan setelah pelayanan inseminasibuatan, dan dilakukan oleh Petugas Pemeriksaan Kebuntingan, atau petugas yang diberikewenangan untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Untuk menghindari kesalahan diagnosa maka pemeriksaan kebuntingan dilakukan pada kandangjepit atau suatu tempat yang menjamin pemeriksa dan yang diperiksanya dalam keadaan aman.

Sapi-sapi yang sudah dinyatakan bunting dilakukan pencatatan dan pemerliharaan kesehatan untukmenjamin amannya kebuntingan hingga saat melahirkan. Ternak yang pada saat diperiksakebuntingan ternyata tidak bunting dimasukan ke dalam kelompok ternak yang memerlukanpenanganan gangguan reproduksi.

Page 11: Laboratorium Reproduksi Veteriner

Diagnosa kebuntinganPalpasi rektal

Palpasi rektal adalah satu-satunya cara yangpaling sesuai dan paling praktis untukdiagnosa kebuntingan pada sapi. Melaluipalpasi rektal atau dengan memasukan tanganmelalui rektum perubahan - perubahan yangterjadi selama periode kebuntingan pada sapidapat diketahui

Palpasi rektal adalah satu-satunya cara yangpaling sesuai dan paling praktis untukdiagnosa kebuntingan pada sapi. Melaluipalpasi rektal atau dengan memasukan tanganmelalui rektum perubahan - perubahan yangterjadi selama periode kebuntingan pada sapidapat diketahui

Page 12: Laboratorium Reproduksi Veteriner

Diagnosa kebuntingan melalui palpasi rektal didasarkan atas:

1. Asimetri dari kornua uteri (salah satu kornua uteri membesar

Page 13: Laboratorium Reproduksi Veteriner

2. Adanya plasentoma

Page 14: Laboratorium Reproduksi Veteriner

3. Fetal membran slip (penggelinciran selaput fetus

4. Adanya fremitus (desiran) pada arteri uterina media5. Adanya pergerakan fetus.

Page 15: Laboratorium Reproduksi Veteriner

Diagnosa Kebuntingan Dengan Mengukur Kadar Hormon progesteron

1. Cara lain untuk diagnosa kebuntingan adalah dengan mengukur kadarhormon progesterom dalam susu atau plasma. Hormon progesterondisekresikan oleh korpus luetum fungsional, kadarnya akan tetap tinggiantara 18 sampai 24 hari setelah sapi dikawinkan atau di inseminasibuatan (IB). Pengukuran kadar hormon progesteron dalam susu atauplasma dapat dilakukan 24 hari setelah kawin atau IB.

2. Diagnosa kebuntingan dengan uji hormon progesteron biasanya hanyadigunakan untuk mengatehaui keberhasilan IB atau mengetahui databreeding dan uji ini tidak digunakan pada peternakan kecil karena biaya ujisangat mahal. Pada uji hormon

1. Cara lain untuk diagnosa kebuntingan adalah dengan mengukur kadarhormon progesterom dalam susu atau plasma. Hormon progesterondisekresikan oleh korpus luetum fungsional, kadarnya akan tetap tinggiantara 18 sampai 24 hari setelah sapi dikawinkan atau di inseminasibuatan (IB). Pengukuran kadar hormon progesteron dalam susu atauplasma dapat dilakukan 24 hari setelah kawin atau IB.

2. Diagnosa kebuntingan dengan uji hormon progesteron biasanya hanyadigunakan untuk mengatehaui keberhasilan IB atau mengetahui databreeding dan uji ini tidak digunakan pada peternakan kecil karena biaya ujisangat mahal. Pada uji hormon

Page 16: Laboratorium Reproduksi Veteriner