la politica review

28
1 IDENTITAS BUKU Judul Buku : POLITIK (LA POLITICA) Penulis : Aristoteles Penyunting : Nino Cicero Penerjemah : Benjamin Jowett (Bahasa Inggris) dan Syamsur Irwan Khrie (Bahasa Indonesia) Pengantar : H.Inu Kencan Syafiie, M.Si Tebal buku : 387 Halaman Penerbit : Visimedia I. PENGENALAN Berikut ini adalah review buku La Politic (Politik) karya Aristoteles. La politica termasuk periode terkahir (330-322 SM) dari karya aristoteles yang mewakili tahun terkahirnya menetap di Athena. Aristoteles dengan karya- karya nya bisa dikatakan memilki andil yang besar dalam perkembangan ilmu politik hingga sampai saat ini. La Politica memiliki peran besar dalam perkembangan dasar- dasar politik hingga saat ini. La politica mengulas seluk beluk persoalan negara secara mendasar dan mendalam. Buku ini merupakan kumpulan kuliah-kuliahnya di Lycium, pusat studi yang didirikannya. La Politica bersi pertanyaan yang sederhana namun dengan jawaban yang secara rinci dan mendalam. Sehingga, dalam beberapa bagian, sedikit memunculkan perdebatan teori antar Aristoteles dengan filsuf lain, seperti Socrates dan Plato Dalam karya ini Aristoteles membahas konsep-konsep dasar dalam ilmu politik; asal mula negara, negara idela, warga negara ideal, pembagian kekuasaan politik, keadilan dan keadulatan, penguasa yang ideal, catatan penting konstitusi, sumber-sumber perubahan konstitusi dan analisa terhadap instabilitas negara,

Upload: aprilliya

Post on 03-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

JJIUGIUGIGIUGIUGUIGIUGFUFGUYFYUHHH

TRANSCRIPT

Page 1: La Politica REVIEW

1

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : POLITIK (LA POLITICA)

Penulis : Aristoteles

Penyunting : Nino Cicero

Penerjemah : Benjamin Jowett (Bahasa Inggris) dan Syamsur Irwan Khrie (Bahasa Indonesia)

Pengantar : H.Inu Kencan Syafiie, M.Si

Tebal buku : 387 Halaman

Penerbit : Visimedia

I. PENGENALANBerikut ini adalah review buku La Politic (Politik) karya Aristoteles. La politica

termasuk periode terkahir (330-322 SM) dari karya aristoteles yang mewakili tahun terkahirnya menetap di Athena. Aristoteles dengan karya-karya nya bisa dikatakan memilki andil yang besar dalam perkembangan ilmu politik hingga sampai saat ini.

La Politica memiliki peran besar dalam perkembangan dasar-dasar politik hingga saat ini. La politica mengulas seluk beluk persoalan negara secara mendasar dan mendalam. Buku ini merupakan kumpulan kuliah-kuliahnya di Lycium, pusat studi yang didirikannya. La Politica bersi pertanyaan yang sederhana namun dengan jawaban yang secara rinci dan mendalam. Sehingga, dalam beberapa bagian, sedikit memunculkan perdebatan teori antar Aristoteles dengan filsuf lain, seperti Socrates dan Plato Dalam karya ini Aristoteles membahas konsep-konsep dasar dalam ilmu politik; asal mula negara, negara idela, warga negara ideal, pembagian kekuasaan politik, keadilan dan keadulatan, penguasa yang ideal, catatan penting konstitusi, sumber-sumber perubahan konstitusi dan analisa terhadap instabilitas negara, revolusi kaum miskin, dan urain tentang cara memelihara stabilitas negara.

Dalam menyampaikan pemikirannya tentang negara, warga negara, konstitus, dan lain sebagainya, Aristoteles menyampaikannya secara teoritik, empiris, realis dan tidak hanya menelaah dari satu sudut pandang. Seperti dalam beberapa bab, dia menggunakan contoh atau peristiwa yang telah terjadi, kemudian dia memberikin kritik serta gagagasan.

Meskipun buku ini, begitu rinci dan mendalam serta kritik-kritik yang dilancarkan oleh Arirtoteles terhadap para filsuf lain namun, bila dibandingkan dengan buku karya Plato, Republic, La Politic masih ada sedikit kekurangan, dimana dalam Republic plato menmapilkn buku-bukunya dalam bentuk dialog dengan Socrates, yang akan membawa pembaca akan lebih mudah memahaminya dan tidak kaku. Sedangkan, Aristoles meskipun dalam buku ini banyak sekali menggunakan analogi dan contoh, namun tetap

Page 2: La Politica REVIEW

2

saja tulisanya dirasa kaku dan sedikit kering, serta tata bahasa yang digunakan sedikit membingungkan.

Namun, dari sedikit kekuranga tersebut aristoteles dinilai sangat bagus, realis, dan tidak utopis dalam menyampaikan gagasan-gagasannya tentang kenegaraan.

II. ARISTOTELESAristoteles (384-322 SM) adalah filsuf Yunani dan seorang pemikir politik

empiris-realis, berbeda dengan Palto yang dijuluki idealis-utopis. Lahir di Stagira (Macedonia), Ayah aritoteles adalah seorang dokter dan ilmuwan yang sangat dihormati. Ketika berumur 17 tahun, dia bergabung menjadi murid plato, belakangan dia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selam 20 tahun

Kematian Plato yang terjadi di 347 SM, menyebabkan Aristoteles pergi ke Assos, sebuah kota di Asia Kecil dalam mengajak teman, Hermias, yang menjabat sebagai penasihat Aristoteles juga menikahi keponakan dan mengadopsi putrinya, Pythias. Setelah ditangkap dan dieksekusi Hermias ditangan Persia di 345 SM, Aristoteles pindah ke Pella, ibukota Makedonia, di mana ia menjadi guru untuk putra bungsu Raja Alexander, yang akan dikenal sebagai Alexander Agung. Pada 335 SM, Alexander naik takhta menjdi penguas Macedonia, kembali ke Athena dan mendirikan sekolah sendiri: Lyceum. Sekolah yang didirikan berkembang, banyak terjadi diskusi atau perdebatan dikalang pengajar dan mahasiswa. Setelah kematian Alexander tahun 323 SM di Athena ia tumbuh perasaan anti-Macedonia kuat, kemudian Aristoteles pension dan mengurus perkebunan Halkida, kerabatnya di Pulau Eubeoa.

Seperti Plato, di tahun-tahun awal di Akademi, Aristoteles sering digunakan bentuk dialog penalaran tapi aristoles tidak pernah mersa puas dengan dialog-dialog yang dilakukannya Aristoteles juga menulis beberapa teknik catatan, seperti kamus istilah filsafat dan ringkasan doktrin Pythagoras; catatan ini bertahan hanya beberapa waktu yang singkat. Catatan dari zaman kuno mengacu pada 170 judul yang diperkirakan sebagai tulisan Aristoteles. Diantara semuanya ini, 47 judul berhasil dilestarikan. Buku-buku tersebut tidak sempurna; terutama berisi catatan kuliah. Di antara teks-teks yang perjanjian logika disebut Organon ("instrumen"), karena memberikan sarana yang adalah untuk mencapai pengetahuan yang positif. Di antara karya-karya yang berhubungan dengan ilmu fisika alam, yang mencakup informasi lengkap tentang astronomi, meteorologi, tumbuhan dan hewan. Tulisannya pada sifat, ruang lingkup dan sifat makhluk, Aristoteles disebut Filsafat Pertam, Metafisika disebut dalam edisi pertama dari karya-karyanya diterbitkan (60 SM) karena dalam edisi yang muncul setelah fisika. Anaknya Nic ómaco ia mendedikasikan karyanya pada etika, disebut Nicomachean Ethics. Karya penting lainnya adalah Retorika, Poetics (yang ada saat ini tidak lengkap) dan Politik (juga tidak lengkap).

Pada masanya filasafat masih merupakan aktivitas lain. Arti penting Aristoteles dalam kebudaayaan Eropa juga dikarenakan dia telah menciptakan terminology yang

Page 3: La Politica REVIEW

3

masih digunakan oleh para ilmuwan masa kini. Dia adalah organisator ulung yang mendirikan dan mengklasifikasi berbagai ilmu.

III. TINJAUAN/ULASAN BUKU 1 (1-43) Asal mula Negara

Setiap negara merupakan kumpulan dari suatu masyarkat, yang mana negara diibaratkan sebagai rumah tangga, dimana tujuannya adalah untuk mencapai suatu kebaikan bersama. Untuk dapat mencapai tujuannya, negara dibentuk dari berbagai elemen.

Negara merupakan sesuatu yang terbentuk secara alamiah dan merupakan kreasi alam. Dapat dikatakan demikian karena negara hadir akibat dari koloni-koloni manusia yang dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Sehingga, dari itu manusia secara alami disebut sebagai hewan politik. Manusia hanyalah hewan yang diberikan berkah agar dapat berbicara, dan faktanya suara manusia yang menunjukan indicator senang dan sedih, dan sebagainnya, karena dengan berbicara manusia dapat menjelaskan sesuatu yang akan berujung adil dan tidak adil. Jika disempurkan, manusia adalah hewan yang terbaik, tetapi ketika dipisahkan dari hukum dan keadilan (perilaku baik), dia akan lebih buruk dan nista dari apapun, karena dia dipenuhi dengan birahi kekuasaan dan kerakusan.

Seperti yang telah disebutkan, negara terbentuk dari kumpulan-kumpulan rumah tangga. Dalam sebuah negara, ada yang dinamakan manajemen rumah tangga. Manajemen rumah tangga ini guna untuk mengatur anggota daripada rumah tangga tersebut, jadi ada yang memerintah dan pengikut. dalam sebuah manajemen itu, ada seni untuk mendapatkan kekayaan (harta benda), hal tersebut penting guna menjaga kelangsungan hidup suatu rumah tangga. Kemudian, muncul kepemilikan harta benda, kepemilikan tersebut tidak terbatas pada barang saja, budak juga dianggap sebagai harta kepemilikan. Menurut Aristoteles, perbudakan diperbolehkan dan termasuk hukum alam. Golongan budak diperlukan untuk pekerjaan fisik yang kasr, sehingga para warga negara hanya perlu memikirkan kepentingan negara, tidak lagi pekerjan kasar. Namun, sebagian tidak menyetujui adanya perbudakan, karena perbudakan adalah suatu ketikadilan, dan melahirkan sebuah paksaan. Seseorang yang pada dasarnya bukan budak dan tidak pantas menjadi budak, dipaksa menjadi budak sebab kelompoknya kalah dalam perang.

Kemudian, berbicara mengenai harta benda, seni mendapat kekayaan, dan manajemen adalah sesuatu yang penting dalam mempertahankan kelangsungan negara, kelompok, atau negara. Dari kekayaan itu, diharapkan guna mencapai taraf hidup yang baik. Manajemen rumah tangga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu majikan dengan budak, aturan seorang ayah, dan aturan seorang suami. Ada perbedaan antara yang memerintah dan yang diperintah, tergantung jenis dan subjeknya. Keunggulan yang membedakan antara majikan dan budak adalah pada masalah nilai kehormata atau bisa dikatakan masalah derajat, karena jika penguasa tidak mampu menunjukan kemampuan mengendalikan situasi dan bersikap adil, bagaimana yang diperintah bisa mematuhi

Page 4: La Politica REVIEW

4

perintahnya dengan baik. Oleh karena itu, penguasa harus memiliki nilai-nilai kebaikan dan moral yang terkandung dalam karakter jiwa yang baik.

BUKU II (45-103) Republik dan Jenis KonstitusiUntuk mengetahui bentuk masyarkat politik yang baik itu seperti apa, kita harus

memilki tiga alternative yang harus dimilki oleh setiap warga negara harus memilki segalanya, memilki sesuatu yang tidak ada padannany, atau segala sesuatu, baik yang sama atau tidak. Namun, ketiga hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak mungkin atau utopis. Seperti kata Socrates dalam Republic semuanya itu tidak mungkin karena warga kota masih mempunyai anak, istri, dan harta benda.

Socrates mengatakan bahwa semakin besar kesatuan sebuah negara, semakin baik. Pada hakikatnya negara merupakan sebuah tempat yang terdiri dari keberagaman, bukan suatu kesatuan yang semuanya adalah sama. Kesatuan memang seharusnya ada, baik oleh keluarga maupun oleh negara, tetapi hanya terbatas pada beberapa sisi karena ada poin ketika negara bisa mencapai suatu derajat kesatuan tertentu sehingga tidak menjadi lagi sebuah negara.

Selain permasalahan akan kesatuan negara oleh Socrates, dalam suatu masyarakat seringkali permasalahan muncul yang berkaitan dengan harta benda yang sampai dapat menimulkan revolusi, seperti haruskah warga negara memilki harta benda secara bersama atau tidak. Pada hakikatnya harta benda terdiri dari harta pribadi dan harta milik bersama, yang kesemuannya dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh warga negara. Dalam penerapnnya, warga masyarakat menggunakan harta milik bersama seolah-olah itu harta milikinya, sehingga rasa memiliki itu muncul pada setiap warga. Seperti contoh pada banga Lacedomonia yang menggunkan harta milik bersama laykanya harta milik pribadi. Agar harta benda itu dapat dimanfaatkan secara baik, maka tugas legislator dalam suatu pemerintahan adalah mencipatkan jiwa yang penuh kebaikan dan rela menolong (moralitas yang baik). Selain itu, tugas legislator yang lain adalah mensejahterkan seluruh masyarkat. Namun, hal ini juga dinilai sangat tidak mungkin, karena pada dasarny dalam suatu negara pasti ada yang sejahtera atau tidak sejahtera. Sehingga, kesejateraan bagi semua pihak sulit untuk tercapai. Seorang legislator selain harus memperhatikan masyarakat dan negara juga harus memperhatikan negara tetangganya, karena negara tetangga dianggap sebagai ancaman untuk mengganggu kedaulatan suatu negara. Dapat dikatakan seperti itu karena ada hubungannya dengan harta kekayan, harta kekayaan yang dimilki oleh suatu negara jangan hanya mencukupi kebutuhan internal pemerintahan tapi harus juga cukup untuk bisa antisipasi terhadap serangan negara lain. Untuk itu perlu upaya untuk membentuk sebiuah hukum untuk mengatur harta kekayaan atau harta benda, sehingga pemicu konflik dalam memperebutkah harta tersebut dapat dihindari.

Mengubah suatu aturan hukum dalam sebuah negara atau melakukan suatu perubahan yang pada dasarnya mengarah pada sesuatu yang baik memang sangat sulit.

Page 5: La Politica REVIEW

5

Kebiasan mengubah aturan hukum walaupun sdikit merupakan sesuatu yang berbahaya dan harus dihindari kesalahan perumusan oleh penguasa. Hukum berbeda dengan politik. Keduanya seringkali dianalogikan sebgai seni, padahala hukum bukan seni yang biasa melekat pada politik. Jika politik adalah seni, perubahan yang senantiasa diperlukan seperti halnya pada seni. Namun, pada hukum analogi seni kurang tepat, karena hukum tidak selalu harus diubah.

Pada buku ini, dibicarakan hanya pada pola pemerintahan yang ada di Lacedomonia/Sparta, kreta, dan Carthagania. Pertama pembahasan mengenai, pola konstitusi Sparta yang ada di Lacedomonia. Pemertintahan Lacedomonia sangat menjunjung kaum perempuan, dimana dalam system pemerintahan bahkan perang sekalipun perempuan sangat berpengaruh, perempuan di Lacedomina sangant menjunjung tinggi penumpukan kekayaan, dimana keinginan menumpuk kekayaan tersebut berlawanan dengan konstitusi Sparta dan menyebbakan ketidakmeraataan serta ketidakadilan pemilikan harta (kesenjangan distribusi pendapatan). Berbagai ketimpangan itu tidak hanya disebabkan hasrat wanita untuk menumpuk kekayaan tapi juga akibat cacat dalam kontitusi Sparta, yaitu para legislator (Ephor) tidak membatasi penjualan/ pembelian harta milik. Sehingga, Lacedomonia yang didominasi kaum perempuan dan anak-anak pun berhasil menguasi hampir seluruh tanah, kemudian dalam masyarkat Lacedominia, posisi penting diberikan pada semua orang termasuk orang miskin. Hal tersebut menyebabkan terkadinya suap menyuap dikalangan para legislator. Cacat yang selanjutnya adalah pengaturan dana publik oleh para legislator. Sebagai contoh kesalahan dalam program makan bersama yang harusnya dibiayai oleh dana publik, malah setiap kepala harus bayar sendiri.

Pembahasan kedua mengenai pola konstitusi Kreta, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konstitusi Sparta. Namun, ada beberapa poin yang membedakannya, yang pertama dalam hal dana publik yang dapat dikelola baik oleh para legislator (Cosmi) sehinggan jamuan makan bersama untuk musyawarah dapat berjalan dengan baik, semua warga ikut karena tidak terbebani dengan masalah biaya. Di kreta, para cosmic dipilih oleh kelompok-kelompok bangswan, sehingga pemerintahan dikreta cenderung bersifat olgharki ketimbang demokratis. Jika pemilihan cosmi seperti itu, maka akan menyebabkan penyelewangan jabatan kan terjadi dikalangan legislator. Pembahasana ketiga mengenai konstitusi Carthagania, yang mana memilki bentuk pemrintahan yang baik sekali. Dalam pemerintahan Carthagania, seorang jaksa dipilih bersarkan keturunan, tidak seperti yang ada di Lacedomonia, posisi hakim untuk semua status. Konstitusi Carthagania menganggap bahwa jaksa tidak boleh dari kalangan miskin, namun harus pandai dan kaya (Aristokrasi dan Oligharki). Namun, kelemahan dari konstitusi Carthagania adalah orang yang sama boleh memiliki jabatan, padahal itu menyebabkan suatu yang kurang berhasil.

Page 6: La Politica REVIEW

6

Tidak tepat mengatakan bahwa, bentuk kosntitusi satu menyerupai negara yang ideal. Sebagain orang mengatakan bahwa untuk menuju negara ideal perlu mengkombinasikan berbagai konstitusi tersebut, karena konstitusi yang baik terdiri dari berbagai elemen. Oleh karena itu, negara harus mampu menerapkan prinsip konstitusional dan demokratis dengan bijak agar tercapai tujuan pada masyarakat politik yang baik.

BUKU III (107-166) Negara dan Warga NegaraDalam buku ketiga ini, bab yang pertama membahas tentang warga negara.

Warga negara adalah seorang yang mempunyai hak dan kekusaan untuk mengambil keputusan yang sah secara hukum. Dimana seorang yang dianggap sebgai warga negara adalah yang memegang jabatan yudisial atau legislative (memegang beberapa jabatan). Dalam konteks ini, yang disebut sebagai warga negara adalah orang yang memiliki status kehormatan yang tinggi. Seperti, di Athena.

Warga negara dan negara saling berkaitan, karena dalam pengertiannnya, negara adalah sebuah kemitraan dan hubungan warga negaramya ada dalam konstitusi. Jika sebuah negara berubah atau bertransisi dari tirani ke demokrasi maka seluruh elemennya yang didalamnya juga akan berubah. Untuk menjadi negara yang “sempurna”, maka perilaku orang (bukan warga negara) atau warga negara harus memiliki nilai-nilai kebaikan/moralitas yang baik. Jika masyarakatnya memilki nilai moralitas yang baik, juga akan berpengaruh pada penguasa nya. Karena, suatu saat pun, warga negara itu juga akan menjadi penguasa juga. Namun, tetap saja penguasa dalam suatu negara harus memilki sifat yang jauh lebih baik dan bijaksana daripada warga negaranya. Perilaku baik penguasa berbeda dengan warga negaranya.

Warga negara disetiap negara memilki hak dan kedudukan yang berbeda, tegantung bentuk pemerintahnnya. Semisal, di negara aristokrasi, yang memilki hak adalah orang yang terbaik, kemudian di negara oligharki yang memiliki hak adalah orang yang kaya. Bentuk pemerintahan pada dasanya hanya dibagi menjadi dua bagian yakni bentuk pemerintahan yang peduli dengan rakyatnya dan bentuk pemerintahan yang hanya mementingkan kelas elit. Dari bentuk tersebut, terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu :(1) monarki, dimana monarki dianggap pemerintahn yang baik, karena hanya dipimpin satu orang yang dianggap paling bijak (2) aristokrasi, dimana pemerintahan dipimpin lebih dari satu orang yang merupakan pilihan terbaik (3) demokrasi, dimana setiap orang berhak memerintah, tergantung pada usaha yang mereka lakukan. Sebenarnya, dalam penentuan criteria jenis pemerintahan dan yang berkuasa adalah terletak pada kekayaan dan kebebasan, dimana jika banyak orang yang memerintah disebut sebagai demokrasi, kemudian jika banyak orang kaya yang memerintah disebut sebagai oligharki/aritokrasi. Akan tetapi, setiap jenis pemerintahan tersebut tidak ada yang sempurna, semua memilki kelebihan dan kelemahan masing-masing

Page 7: La Politica REVIEW

7

Pada paragraph yang diatas, disebutkan bahwa bentuk pemerintahan yang baik adalah monarkhi/kerajaan. Kerajaan dibagi lgi menjadi empat bentuk yaitu (1) monarkhi yang dipimpin oleh seorang raja yang terbaik sekaligus berperan sebgai seorang hakim, yang pemilihannya berdasarkan keturunan serta mengendalikan kehidupan beragama. (2) monarkhi yang dipimpin seorang yang despostis, dimana ia tidak berperan sebagai seorang hakim. Keputusannnya diserahkan pada pendampingnya. (3) monarkhi barbar, bukan berdasrkan keturunan dan bersifat dikator, misalnya pada bangsa Mytelenia. (4) monarkhi yang dipimpin berdasrkan keturunan dan dipimpin raja terbaik sekaligus abosult. Tapi, dia tidak ikut campur dalam urusan kehakiman, namun memperhatikan urusan keagamaan.

Kerajaan menurut hukum : (1) Lacedaemoni dianggap sebahi kerajaan terbaik untuk pola pemerintahn yang seberanya, tetapi kkuasaan raja tidak absolute, kecuali ketika raja sedang dalam kegiatan ekspedisi, maka mereka mengambil alih pemerintahan secara sementara. Masalah-masalah keagamaan juga diperhatiakn oleh mereka. Jabtan raja sesungguhnya tertinggi, tidak dipertanngung jawabkan dan kekal. Raja tidak memilki kekuasaan atas hidup dn mati, kecuali pada kasus tertentu, misalnya pada masa lampau dia melakukannya ketika berkampanye dengan menggunakan haknya. Kebiasaan ini digambarkan Hommer .

Agamemnon menahan diri ketika diserang dalam amajelsi, dia memiliki kekusaan, bahkan untuk menetukan hidup dan matai. Dia, mengatkan “jika aku berperang tidak seorang pun dapat menolong dia dari seokor anjing dan burung pemakan bangaki, karena kematiannya da ditanganku”. Ini merupakan kekuasan jendral seumur hidup dan untuk kerajaan yang seperti itu pemelihannay berdasrkan keturunan, sedangkan yang lain berdasrkan pemilihan. (2) ada dua jenis monarki lain yang begitu terkenal kalangan barbar yang hampir menyerupai tirani, tetapi sah dan berdasrkan keturunanan. Bagi kaum barbar, denagn karakter lebih menghamba daripada Helena dan asidik daripada kaum erepo, tidak memberontak melawan pemeritahan yangcespostis. Kerajaan seperti itu memiliki sifta tiarni karena masyarakatnya secara alamai adalah budak. Aturan raja sesuai dengan hukum subjek relawan, sedangkan tiran tidak. Yang satu dijaga oleh warga, sedangkan yang lain bukan oleh warga. Jenis monarkhi yang (3) muncul pada zaman Hellas kuno, yang disebut dengan aesymnetia atau dikatator. Yang ini didefinisikan secara umum sebagai tirani yang terpilih sah seperti monarki barbar m tetapi berbeda dan bukan berdarkan keturunan. Kadang-kadang jabatan dipeagng seumur hidup dan kadang-kadang pula dalam hitungan tahun, atau hanya samapi pada masa tugas.

Bentuk bentuk pemerintahan seperti itu selalu memilki karakter tirani karena mereka memiliki kekuasaan despostis, tetapi sesungguhnya mereka bersifat elektif, serta diterima ileh masyarkat.

Page 8: La Politica REVIEW

8

Dari bentuk bentuk kerajaan tersebut kita perlu mempertimbangkan dua hal, Lacedaemonia dan kerajaan absolute, karena pada kebanyak yang lain dia berada di wilyah ditenagh-tenga mereka, bentuk dari kerajaan lain, adalah jenis konstitusi. Inilah sat ini harus kita pertimbangkan dan secara ringkas diharpakn menyelesaikan berbagai ksus permasalahan yang terlibat didalamnya. Kita akan mulai dengan manfaat diperinath orang baik dan hukum yang baik.

Pemerintah bertindak sesuai denagn pola konstitusi dan hukum yang ada. Nmun, tentunya penguasa tidak menolak prinsip umum yang ada dalam ketentuan hukum dan penguas yng mebjadi lebih baik ketika dia bebas dati rasa benci dan amarah daripada sifat asli bawaanya. Karena, fakta membuktikan bahwa hukum tidak berpasangan, rasa welas asih harsu tumbuh disetiap orang. Sehingga seorang pemimpin yang baik harus meiliki jiwa yang welas asih. Kwmudia untuk orang yang terbaikdn aturan hukum harus disampaikan pad masyarkat.

Apapun bentuk pemerintahnya, hal yang terpenting adalah pemerintahan tersebut harus dipimpin seorang yang baik dan berkualifikasi tinggi daripada yang lainnya. Sebab, penguasa dan warga negara adalah satu kesatuan, dimana ada yang memerintah, sedangkan yang lain adalah yang diperintah dengan cara yang terbaik sehingga tujuan dari sebuah negara dapat tercapai. Namun, tetap saja menurut Aristoteles bentuk pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang dipimpin seorang raja, dan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berkualitas diperlukan pendidikan yang baik, sehingga serang negarwan/raja dapat mengemban tugasnya.

BUKU IV (169-223) Tugas LegislatorSeorang legislator dan negarawan harus mengetahui pemerintahan dan bentuk

pemerintahan yang sesuai dengan bangsa atau warga negaranya. Pemerintahan yang sesuai antara satu objek/elemen yang satu dengan elemen yang lain diibartkan seperti seni olahraga yang tidak hanya mempertimbangkan bentuk tubuh dan metode dari subjek tapi juga jenis-jenis yang saling melengkapinya.

Dari analogi tersebut, maka sangat penting seorang negarawan mengethaui apa bentuk pemerintahan yang terbaik dan yang sesuai dengan kondisi warga masyarakat yang diperintah. Sehingga, untuk memenuhi tugas tersebut maka sangat perlu seorang negarawan memahami betul konstitusi dan cara memperbaiki konstitusi yang cacat. Sebelum dapat memperbaiki konstitusi yang “cacat”, kiranya seorang negarawan perlu mengerti pemahaman politik yang mencangkup hukum dan konstitusi. Hukum adalah sesuatu yang mengatur dan bersifat member hukuman pada si pelanggar, kemudian konstitusi adalah pengelolaan negara, jabatan, dan bentuk pemerintahan serta tujuan dari suatu masyarakat.

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan, bahwa ada berbagai macam bentuk pemerintahan yang sebenarnya, yaitu raja, aristokrat, dan pemerintah. Kemudian, bentuk

Page 9: La Politica REVIEW

9

yang tidak sempurna yaitu tirani, oligharki, dan demokrasi. Dimana yang kesemuannya, memilki kelebihan dan kekurangan dan tidak ada yang dikatakan lebih buruk atau lebih baik, seperti yang dikatakan Aristoteles. Bentuk pemerintahan yang berbeda-beda itu disebabkan oleh elemen yang dimiliki oleh setiap negara berbeda, seperti kekayaan, pendidikan, kebebasan dan lain-lain. meskipun telah dijelaskan ada banyak sekali pemerintahan namun sebenarnya menurut Aristoteles hanya ada dua bentuk pemerintahan, yakni demokrasi dan oligharki. Aristokrasi, polity hanyalah sebuah varian.

Demokrasi dan oligharki tidak cukup hanya dengan indicator kebebasan dan kekayaan saja, karena kedua bentuk pemerintahan tersebut juga dipengaruhi oleh elemen-elemen yang terkandung daripadanya, kita harus mengetahui organ atau elemen yang terpenting dahulu pada suatu negara. Elemen dari suatu negara terdiri dari (1) petani, kelas produsen (2) mekanik (3) pedagang (4) buruh (5) prajurit. Namun menurut Socrates, hanya ada empat elemen yang dibutuhkan masyarkat yaitu penenun, petani, pembuat sepatu, dan tukang bangunan, sedangkan kelas prajurit tidak dimasukan. Pendapat Socrates ini seakan-akan negara hanya dibentuk untuk memenuhi kebutuhan hidup daripada demi kebaikan semata. Sehingga, disini muncul kontradiksi antara pendapat Socrates dan Aristoteles. Menurut Socartes, urusan memenuhi kebutuhan hidup suatu warga negara lebih penting, jika urusan yang paling pokok terpenuhi maka tujuan dari negara akan tercapai. Kemudian, menurut Aristoteles kelas prajurit penting, karena kelas ini yang berurusan dengan administrasi pengadilan dan pertimbangan dalam urusan politik. Ini semua lebih penting bagi negara daripada bagian-bagian yang mengatur kebutuhan hidup.

Elemen yang tertingi atau yang terendah adalah sama kedudukannya. Namun, setiap orang dalam waktu yang bersamaan tidak boleh memegang jabatan yang sama, karena orang tidak bisa menjadi miskin atau kaya dalam waktu bersamaan. Sehingga, kurang tepat dikatakan bahwa dalam negara ada dua bentuk pemrintahan yakni oligharki dan demokrasi. Seperti yang telah dijelaskan bahwa ada banyak sekali varian pembentuk pemerintahan. Seperti pada demokrasi, ada banyak sekali macamnya yaitu demokrasi (1) mayoritas yang berhak dipemerinthan (2) kualifikasi berdasar kekayaan (3) warga negara yang tidak diakui, tapi secara hukum sah (4) warga negara yang diterima dan sah seacra hukum. Kemudian, pada oligharki, macamnya seperti (1) berdasarkan kualifikasi kekayaan & peluang (2) kualitias individu (3) menyerupai tirani (diantara oligharki dan monarkhi). Jadi, terdapat banyak sekali jenis demokrasi dan oligahrki yang berkembang, sehingga kita tidak terpaku hanya pada kekayaan atau kebebasan. Peleburan dari oligahrki dan demokrasi disebut dengan polity atau monarkhi konstitusioanal. Polity merupakan upaya penggubungan antara kekayaan sikaya dengan kebebasan si miskin. Lalu, dari polity lanjut pada Tirani, tirani adalah suatu pemerintahan yang sangat despostis dan dictator, sehingga sebebasnya manusia mungkin tidak akan tahan terhadap

Page 10: La Politica REVIEW

10

pemerintahan ini, karena sang penguasa tidak bertanggung jawab serta mengabaikan kepentingan rakyatnya.

Ada tiga kelas yang ada dimasyarakat, yakni kelas pertama sangat kaya, kedua sangat miskin, ketiga kelas menengah. Namun, untuk menciptakan masyarkat politik yang baik, diambil dari kelas menengah, karena jika dua kelas yang lain itu yang memimpin akan menimbulkan demokrasi yang ekstrem atau oligharki yang murni. Jadi, kesimpulan dari bab ini yakni semua negara pasti memiliki konstitusi yang berbeda tergantung pada elemen pembentuknya, sehingga tidak dapat dikatakan salah satu pemerintahan lebih baik dari yang lain. untuk menciptakan pemerintahan yang baik, harus ada hukum yang baik dan ditaati oleh semua masyarkat.

BUKU V (227-285) Teori tentang RevolusiPada bab ini, sudah membahas tentang masalah revolusi. Dimana revolusi adalah

perubahan besar-besaran yang dilakukan secara cepat oleh pihak-pihak yang berkeinginan (pemberontakan). Penyebab utama dari revolusi adalah keinginan untuk setara dan keadilan bagi semua pihak. Pada hakikatnya setiap bangsa disuatu negara memilki kadar keseteraan yang berbeda, missal pada bentuk pemerintahan demokrasi dan olgharki bentuk keseteraan dan keadilan yang diinginkan pun berbeda. Dalam demokrasi keseteraan yang diinginkan adalah kebebasan, sedangkan pada oligharki bentuk kesetaraanya dalam hal harta kekayaan. Namun, dalam hal ini Aristoteles berpendapata bahwa demokrasi lebih aman dari revolusi daripada oligahrki.

Selain, keinginan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan, motif untuk melakukan revolusi juga akibat dari sifat superiotas yang dimilki oleh individu. Karena, mereka merasa juga berhak dan mampu untuk memegang suatu pemerintahan. Untuk dapat melakukan revolusi, perlu dua cara secraa umum yakni penipuan dan penghasutan. Seperti yang terjadi dalam kasus Four Hundred, dimana rakyat dikelabuhi untuk melawan kaum Lacedaemonia.

Setiap sebab revolusi dalam suatu bentuk pemerintahan demokrasi, aritokrasi, dan oligharki memilki beberapa perbedaan. Dalam demokrasi sebab utama dalam revolusi adalah ketidaktaan para pemimpin politik, seperti kerakusan mereka akan harta kekayaan bangsawan dan upaya penghasutan pada rakyat, ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan agar mereka (pemimpin politik) mencapai apa yang diinginkannya. Kemudian, dalam oligharki, sifat despostisme pemimpinlah yang utama menyebabkan revolusi. Oligahaki akan cenderung bersifat tiran, dimana Seorang yang tiran sangat pandai dalam upaya mempertahankan kekuasaanya, seoran tiran bisa dibilang orang yang sangat munafik, cerdik, dan kental sekali dengan pencitraan. Dia seolah-olah ‘malaikat’ ditengah masyarakat. padahal dia adalah sebab utama kesengsaraan dalam masyarakat. seorang tiran dalam mempertahankan kekuasaanya tidak lain bertujuan untuk ; (1) mempermalukan rakyatnya. Dia tahu bahwa orang baik cenderung tidak akan melakukan konspirasi melawan lawannya (2) menciptakan rasa saling tidak percaya diantara sesame.

Page 11: La Politica REVIEW

11

Seorang tiran tidak akan tumbang sebelum manusia saling mempercayai satu sama lainnya. Inilah alasan mengapa tiran selalu berperang melawan merea yang baik karena kekuasaan mereka selalu terancam, bukan hanya karena mereka akan diperintah secara despostis, tetapi juga mereka loyal terhadap yang lain dan saling melaporkan (3) sang tiran berkeingan agar rakyat tidak mampu bertindak, karena tidak seorang pun kan mencoba sesuatu yang tidak mungkin sehingga mereka tidak mencoba akan menggulingkan tirani jika mereka tidak memiliki kekuatan. Metodenya berupa , sang tiran menebarkan rasa benci, meniadakan kekuatan rakyat, dan merendahklan rakyat. Itulah metode yang digunaka tiran untuk mempertahankan kekuasaan. Sebuah oligharki yang kuat kesatuannya, tidaklah mudah dihancurkan dari dalam. Contohnya dapat kita lihat di Pharsalus, karena meskipun jumlah mereka sedikit, mereka memerintah kota besar. Ini terjadi karana saling pengertian diantara mereka.

Dalam aristokrasi, revolusi sangat rentan terjadi, revolusi ini tercipta jika ada perasaan iri terhadap sebagian orang yang menerima penghargaan, atau bisa dibilang perasaan superior, selain itu penyalahgunaan aturan hukum dan konstitutusi juga turut memicu, seperti keinginan untuk menumpuk harta kekayaan oleh pemimpin politik dan ‘gila’ jabatan (ini sudah menyalahi aturan hukun). Telah dipaparkan bahwa setiap negara, revolusi seringkali terjadi karena hal sepele, terutama didalam aristokrasi, revolusi terjadi secara perlaha dan sering tidak terdeteksi. Warga masyarakat mulai tidak mematuhi aturan konstitusi dan perlahan mengubah aturan tersebut. Seperti contoh, di Thurit ada aturan hukum yang menyatakan bahwa jendral dipilih kembali dalam kurun waktu lima tahun. Namun, masyarakat dengan sesukannya menghapus aturan tersebut dan membiarkan jendral tersebut berkuasa hingga seumur hidup.

Perubahan-perubahan lain segera menyusul meskipun tidak semuannya berhasil dan kekuasaan negara beralih ke tangan kaum revolusionis yang menetapkan sebuah dinasti oligharkis. Semua konstitusi tumbang, baik dari dalam maupun dari luar. Intinya, jika tidak terjadi kesatuan yang kokoh akan mudah hancur suatu pemerintahan. Untuk menghindari revolusi, dan mempertahankan konstitusi dilakukan beberapa hal seperti pengawasan ketat terhadap harta kekayaan para pejabat, membatasi masa pemerintahan penguasa, memberikan penghargan pada pejabat atu masyarkat yang taat konstitusi (tidak suap menyuap), membuka jabatan publik untuk semua pihak kaya atau miskin, serta membuat aturan mengenai kepemilikan tanah. Selain itu, menanggulangi kesempatan dalam urusan manajemen dan jabatan negara kepada elemen-elemen yang berposisi atau kepad orang kaya dan miskin. Cara lainnya, adalah dengan mengkombinasikan anatara yang kaya dan yang miskin dalam satu badan pemerintahan atau meningkatkan kelas menengah. Karena, pangkal dari revolusi atau bapak revolusi adalah orang miskin.

Kemudian, dalam monarkhi yang dapat memicu untuk berevolusi adalah kekuasaan raja serta pada saat pemilihan raja. Dimana, jika kekuasaan oleh raja yang digunakan semena-mena kemudian mengubaha bentuk pemerinthan yang smeul

Page 12: La Politica REVIEW

12

monarkhi menjadi tirani. Bahwa setiap orang pasti akan beranggapan bahwa tirani mengandung segala kejahatan, baik dalam demokrasi maupun oligharki. Karena dalam sebuah pemerintha yang cenderung oligharki cenderung pada pemusatan kekayaan (karena hanya melalui kekayaan seorang tiran dapat mempertahnakan pengawalan dan kemewahan). Keduanya tidak memercayai rakyat sehingga selalu berusaha melucuti sebjat yang dimiliki rakyat. Dari hal tersebut, kebencian rakyat pun ada, sehingga pasti selalu ada kelompok yang berusaha untuk menggulingkan kekuasaan tirani. Ada dua motif yang menurut Aristoteles, mendorong seseorang untuk menyerang tiran yaitu kebencian yang diikuti rasa sakit dan kebencian yang tiadk dikiuti rasa sakit. Biasayanya kehancuran kerajaan yang berasal dari dalam atau ketika rakyat tidak lagi menghendaki sang raja.

Dalam upaya ‘membentuk’ pejabat negara yang baik, hendaknya memilki tiga kualifikasi yaitu loyalitas pada negara, kapasitas administartif yang besar serta nilai kehormatan dan keadilan. Tiga kualifikasi itu dibutuhkan untuk tegaknya kosntitusi dan hukum. Untuk itu, penting untuk mendidik anak-anak tentang konstitus & hukum, serta pembentukn karakter sejak dini pada anak.

BUKU VI (289-311) Keadilan dan Kebebasan Dalam bentuk pemerintahan yang demokrasi, prinsip yang paling dijujung adalah

prinsip keadilan dan kebebasan, karena pada dasarnya demokrasi muncul akibat perasaan bebas yang dimilki oleh setiap orang/kodrat.

Keadilan yang ada dalam konteks pemerintahan demokrasi dan oligharki berbeda. Dimana demokrasi beranggapan bahwa jika mayoritas setuju adalah sebuah bentuk keadilan, namun pada oligharki jika orang yang kaya walaupun minoritas setuju itu bentuk keadilan. Namun, jika prinsip yang demikian dipegang secara murni oleh demokrasi dan oligharki, kan terjadi penyimpangan. Misal jika demokrasi hanya condong ke mayoritas akan menyebabkan pelanggaran ke minoritas, kemudian jika oligharki hanya condong pada kekayaan tanpa peduli mayoritas, akan menyebabkan tirani. Berbicara mengenai demokrasi, telah disebutkan sebelumnya tentang empat macam demokrasi. Urutan yang pertama dari keempat macam itulah yang paling baik demokrasinya, yaitu semua orang berhak pada pemerintahan. Kemudian, elemen dari demokrasi yang paling baik adalah petani, masyarkat postural dan peternak. Untuk menciptakan masyarakat yang demikian, para penguasa dulu menerapkan aturan hukum berupa pembatasan penjualan tanah.

Pembentukan sebuah negara bukanlah urusan legislator, terlebih lagi negara demokrasi, dimana tugas penting legislator adalah bukan pembentukan tapi bagaimna mempertahankan negara tersebut beserta konstitusinya. Untuk menjalankan tugasnya tersebut legislator harus sepenuhnya mengerti ukuran-ukuran demokrasi yang sesuai dengan negranya, agar suatu negara tidak terlalu condong pada demokrasi ataupun

Page 13: La Politica REVIEW

13

oligharki. Untuk menindak pemimpin politik yang nakal, diperlukan sebuah tindakan dan mencegah konfiskasi harta kekayaan oleh pejabat tertentu.untuk hal tersebut, mungkin sangat sulit dilakukan karena dalam suatu bentuk demokrasi, jumlah warga negaranya sangat banyak dan akan sulit sekali mengumpulkan mereka. Di negara demokrasi, seperti Carthagiania memperoleh semangat dukungan dari rakyatnya karena pemerintah carthagania atu Tarentum memanfaatkan harta kekayaan atau membagi harta kekayaan negara sesuai porsi dengan rakyat misin.

Setelah demokrasi, dibahas tentang bentuk oligahrki pertama dan terbaik adalah serupa dengan pemerintahn konstitusional. Dalam bentuk ini, terdapat standar kualifikasi, yakni kualifikasi tinggi dan kualifikasi rendah. Dalam pemerintahan oligharki, seorang yang dianggap menjadi warga negara dalah orang yang memenihi atau mencapai kualifikasi yang dipersyaratkan. Tidak semua warga negara dalam oligharki diakui, yang diakui hanya yang diperlukan dalam pemerintahan saja. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu bentuk pemerintahan oligharki adalah negara yang berpaku pada banyaknya warga negara, sedangkan dalam oligharki agar dapat berthan harus menjaga prinsip dan konstitusi negara mereka, karena jika salah satu konstitusi itu buruk maka akan menyebabkan kehancuran bagi mereka sendiri.

Guna menciptakan tatanan negara yang kuat, baik, dan harmonis, maka sangat perlu membentuk dan membuat struktur pemerintahn yang diisi oleh orang-orang terpilih berdasrkan harta kekayaan ataupun berdasrkan kecakaoan yang dimilikinya. Jabatan-jabatan yang penting itu adalah jabatan dalam bidang pertahanan, seperti tentara (kaveleri, bersenjata, dan lain sebagainya), jabatan yang berkaitan dengan administrasi dan keuangan (scruiteners), jabatan hakim, probuli/councilors, serta jabatan yang berkaitan dengan urusan agama (archons). Semua jabatan ini penting dan harus diisi orang-orang yang lebih mengutamkan publik serta memiliki rasa integritas tinggi

BUKU VII (315-363) Teori Negara SempurnaKehidupan yang tebaik bagi seorang individu dan negara adalah kehidupan yang

berlandaskan moralitas. Jika warga negara beserta aparatnya memiliki nilai moral yang baik maka akan tercipta dan teraih tujuan yang diciti-citakan.

Setiap bangsa dan negara pastilah mengingkan kehidupan yang bahagia, tentram, dan sejahtera. mereka terkadang beranggapan bahwa ukuran kebahagian dan kesejahteraan negara berasala dari seberapa banyak harta kekayaannya. Namun, tidak sesempit itu kita berpikir tentan tolak ukur kesejahteraan atau kebahagian negara. Untuk menciptakan situasi sedemikian rupa, perlu upaya pembentukan aturan hukum yang mengatur kehidupan bermasyarakat, semisal dinegara Macedonia dan Carthage ada aturan hukum yang berguna untuk merangsang akan nilai-nilai perang. Hukum perang tersebut, dimaksudkan agar tercipta kehidupan militer yang kuat.

Page 14: La Politica REVIEW

14

Mengemai ukuran atau luas wilayah suatu negara hendakny tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terllau kecil. Sebab jika terllau keci, akn mudah dikuasi oleh nehara lain. kemudia, jika terllau besar akan sulit menjaga negarannya. Negara, yang ideal menurut Aristoteles adalah seperti polis atau city state. Pendapat aritotels ini yang menyebabkan pertentangan dengan Alexender agung tentan imperium. Setidaknya negara memilki fungsi yakni pertama, harus dapat memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kedua, ada seni dimana hidup memerlukan banyak instrument. Ketiga, harus ada senjata karena naggota masyarakat memerlukan guna menegakkan aturan hukum pada pelanggarnya. Keempat, harus memilki pemasukan kas negara. Kelima, harus memerhatikan agama. Keenam, harus ada hakim yang memutuskan apa yang perlu dan norma-norma ketaatan aturan hukum. Seperti contoh, Kota Heraclea, yang meskipun memilki wilayah yang kecil tapi dapat mengelola armada laut yang besar.

Menurut Aritoteles, kota yang baik adalah kota yang terletak diantara gunung dan lautan, karena dengan berada diantara wilayah tersebut maka kegiatan perdagangan dan ekonomi dapat berjalan lancar seperti kota dapat dijadikan alat untuk menampung kayu dan produk-produk lainya yang akan mudah ditrasportasikan. Setiap prajurit setidaknya harus menguasai peperangan atau aktivas yang berkaitan di daerah darat atau didaerah laut. Dengan menguasai keduanya, maka kerja dan tugas prajurit negara akn maksimal. Selain untuk pertahanan, laut juga sebagai tempat pememnuhan kebutuha, karena dengan laut upaya mentrasportasikan barang-barang kebutuhan akan terpenuhi. Besaran atau kekuatan ideal laut tergantung pada karakter negara yang bersangkutan.

Bentuk manusia terdiri dari jiwa, yang mempunyai bagian yang mnyerupai tanaman, bagian binatang, dan bagian rasional. Untuk menjalankan kehidupan yang bahagia, maka manusia harus menafaatkan seluruh kemampuan dan kecakapannya. Aritoteles berpendapat bahwa kebahagian ada tiga, yakni hidup baik, warga negara yang bertanggung jawab, dan menjadi seorang ahli fikir dan filosif.

Untuk menyelenggrakan negara terbaik, aturan pernikahan pun diatur sedemikian rupa. Aturan yang diberlakukan itu semata agar para legislator atau para warganya memilki keturunan yang bagus dan kuat. Semisal, laki-laki diharuskan menikah di usia 17-30 tahun, kemudian perempuan 18 tahun. Perkwinan muda tidak diperbolehkan. Namun, ada yang aneh dalam pendapat aritoteles tentang kawin muda yang disamakan dengan hewan, diman menurut dia kawin muda akan menghasilakn bayi yang lemah. Tapi kalo misal dalam konteks Indonesia, jaman dulu para warga melakukan kawin muda, tapi menghasilkan anak yang cukup sehat. Sehingga, tidak relevan sekali mengakitkan kawin muda dengan anak yang lemah. Setiap pemerintahan pasti mengalami regenerasi yang biasanya mengharuskan anak-anak dari para legislator itu sebagai pewaris dari jabatan ayahnya. Selain tentang pernikahan, sejak dini anak legislator harus dididik dengan baik, tidak boleh ada kekerasan yang dipertontonkan,

Page 15: La Politica REVIEW

15

terlalu mewah, berlebihan, atau diperlihatkan kebencian. Sehingga, dapat tercipta karakter yang memenuhi calan pemimpin yang baik.

BUKU VIII (367-387) Pendidikan di negara idealPendidikan sangat penting bagi warga negara, khususnya anak-anak, karena jika

suatu pendidikan tidak diperhatikan akan berdampak pada kesalahan dalam merumuskan konstitus. Selain itu, pendidikan dinilai penting karena akan menjadi salah satu media dalam pembentukan karakter bangsa. Pendidikan bukalah tangung jawab individu saja, namun pendidikan merupakan tanggung jawab negara juga.Sehingga, perlu adanya aturan hukum yang mengatur pendididkan.

Anak-anak dalam pendidikannya harus diajarakan sesuatu yang bermanfaat tanpa dilebihkan. Setiap pekerjaanm baik dalam bidang seni maupun ilmu pengetahuan, yang menjadikan tubuh, jiwa, atau pikiran orang biasa tidak mampu melaksanakan nilai-nilai perilaku adalah vulgar, sehingga seni semacam itu akan merusaj tubuh dan akan emndegradasi pikiran. Orang tua harus memperhatikan anaknya dengan cara yang tidak berlebihan, karena jika hal tersebut terjadi akan menyebabkan efek buruk pada anak. Menurut Aristoles, pendidikan yang harus diajarkan pada anak yaitu membaca & menulis, latihan olahraga, musik, dan melukis.

Membaca dan menulis sangat perlu, karena dengan kedua hal tersebut, akan didapatkn pengetahuan yang baru lagi. Kemudian, olahraga pun harus harus diterapkan karena dengan berolahraga anak akan terbiasa dengan kebiasaan atletik yang berguna untuk pembentukan mental serta tubuh sang anak.

Melukis juga dimasukan dalam pendidikan, agar sang anak dapat memahami keindahan wujud manusia dan alam. Lalu yang terkahir adalah music, dimana mulanya orang meragukan tentang penddikan music, penting atau tidakkah music. Namun, lambat laun orang menggap music sebagai media kesenangan dan refleksi serta kepenatan yang dialami oleh setiap individu. Dari irama serta melodi nya, music dinilai mampu mempengaruhi jiwa dan perasaan manusia yang mendengarkannya. Music dapat mengubah hati seseorang menjadi senang atau sedih. Sehingga, jenis-jenis music dapat diklasifikan pengajarannya untuk anak-anak; (1) model Lydian, music yang lembut cocok untuk anak-anak (2) model Dorian, untuk generasi muda karena model ini ironis, melankolis, dan terkesan jantan (3) model Phrygian. Sehingga, dalm hal ini music perlu diajarkan pada anak, dan tidak hanya didengarkan saja.

Semua pendidikan dan seni yang diajarkan Aristotels berguna juga untuk mengahbiskan waktu luang, bersenag-senang, dan mencari kebahagian, karena pada dasarnya hidup tidak hanya untuk bekerja, tapi juga untuk mencari kesenangan dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan.

IV. TOKOH

Page 16: La Politica REVIEW

16

Dalam buku ini, terdapat beberapa tokoh yang berperan atau berkontribusi dalam hal pemikiran dan sebagai bahan kritik yang dijadikan Aristoteles atau dijadikan sebuah contoh untuk merumusakan suatu gagasan yang ditulis oleh Aristoteles dalam buku La Politica (Politik).a. Plato

Plato merupakan guru Aristoles di Akademi selama hampir dua puluh tahun. Peran atau kontribusi plato terletak pada berbagai kritik Aristoteles terhadap berbagai gagasan plato. Dari negara hingga konstitusi ala plato, dikritik habis-habisan oleh Aristoteles. Misalnya, tentang hak milik plato yang mana tidak diperbolehkn bagi masyarkat, namun menurut Aristoteles hak milik diperbolehkan. Sehingga, dalam review plato dimasukan sebagai tokoh yang berkontribusi juga.

b. SocratesSocrates merupakan guru dari Aristoteles, namun dalam buku Politic berbagai

pendapat Socrates dimasukan tapi ada juga yang menjadi bahan kritikan Aristoteles. Misal, elemen-elemen penting yang harus dibutuhkan oleh negara, dimana menurut socartes hanya ada elemen yakni penenun, petani, pembuat sepatu, dan tukang bangunan. Yang semuanya hanya berpaku pada pemenuhan kebutuhan hidup. Sedangakan, menurut Socrates harusnya elemen prajurit, karena menurutnya negara tidak hanya bersifat melayani kebutuhan hidup namun juga sebagai yang memutuskan dan mengurusi administrasi. Meskipun, aritoteles tidak secara langsung berguru pada Socrates, namun melalui gurunya ia dapat menjabarkan dan memahami teori/gagasan dari Socrates, karena plato-lah yang menulis gagasan socartes dalam bukunya Republica.

c. HippodamusHippodamus, anak Euryphon, asli miletus, juga termasuk orang yang menemukan

seni merencanakan kota dan seorang yang eksentrik. Hippodumus dimasukan dalam karakter, karena hippodomus dijadikan sebagai contoh Aristoteles tentang aturan hukum yang diterapkan bagi suatu negara (konstitusi Hippodamus), hingga aturan hukum yang dianggap seni. Namun, oleh Aristoteles menentangnya.

d. PhaleasPhaleas, dari Chalcedon dapat dikatakn berkontribusi pada Aristoteles. Dalam

buku 2 bab VII, Pemikiran phaleas tentang aturan harta kekayaan di masyarkat, dimana suatu negara sangat perlu memilki harta benda yang seimbang, karena kebanyakan permasalahan timbul akibat dari harta benda. Sehingga, dari pemikirannya itu dapat menyebabkan timbul gagasan tentang kekayaan negara oleh Aristoteles.

e. PheldonPheldon, dari suku Corinthia, yang merupakan legislator yang sangat kritis.

Kontribusi dalam pemikiran Aristoteles penting dalam hal warga negara dan hukum. Dimana phaldeon dalam buku 2 bab 6 Politic mengatkan bahwa keluarga dan warga negara harus tetap sama meskipun sesungguhnya pengelompokn berbeda dalam

Page 17: La Politica REVIEW

17

ukuran. Hal ini, menyebabkan Aristoteles berpikir lebih mendalam tentang hukum dan prinsip-prinsip yang mengaturnya. Sehingga, menurut reviewer Pheldon juga termasuk tokoh yang berkontribus dalam hal pemikiran dan sebagi contoh.

V. KESIMPULAN

Aristoteles merupakan filsuf yang paling berpengaruh pada peradaban yunani yang menghasilkan salah satu karya yang berjudul La Politica (Politik). Buku ini berisi ulasan yang lebih mendalam tentang masalah ketatanegaaraan.

Pada bab awal, aristoteles membahas tentang pengertian negara, dimana negara merupakan kumpulan dari masyarkat satu dengan yang lain. tujuan dibentuknya negara adalah untuk mensejahterahkan msyrakat. Sehingga, secara tidak langsung manusi disebut sebgai “hewan politik”.

Negara terbentuk dari beberapa elemen yaitu petani, mekanik, tukang bangunan, buruh, dan prajurit. Elemen prajurit dimasukan karena, negara tidak hanya berfungsi untuk melakukan pemenuhan kebutuhan hidup saja, namun juga untuk mengurus administrasi, pemegangng keputusan, serta pertahanan.

Bentuk pemerintahan menurut Aristoteles yaitu Monarkhi, Aristokrasi atau Oligharki dan Demokrasi. Namun, dari sekian bentuk pemerintahan tersebut, Monarkhi lah yang paling terbaik menurut Aristoteles (monarkhi yang dipimpin raja arif, bijak, dan filsuf), karena pemerintahnnya hanya pada satu orang saja, yakni raja. Kemudian, bentuk yang paling cenderung buruk adalah demokrasi, karena makin banyak orang yang bebas bicara dan “diperintah” banyak orang, namun Aristoteles juga menggapa bahwa demokrasi sedikit aman dari bahaya revolusi daripada monarkhi dan oligharki.

Negara ideal menurut Aristoteles adalah negara yang tidak luas dan tidak kecil. Aristoteles menyebutnya dengan Polis atau City State. Kemudian, aristoteles juga membahas tentang beberapa macam konstitusi beserta kelebihan serta kekurangan, seperti konstitusi Lacedaemoni, Kreta, dan Sparta.

Untuk membentuk seorang legislator yang berkualifikasi, perlu dilakukan pendidikan sejak dini mulai dari pendidikan membaca & menulis, olahraga, melukis, hingga music. Kesemuannya itu harus diberikan agar tercipta anak-anak yang berkarakter serta berkualitas.

Meskipun buku ini sangat mendalam tapi saya kurang sependapat dengan pendapat aristoteles tentang wanita, dimana menutnya laki-laki lebih tinggi daripada pria, dan prialah yang menentukan karakter si anak. Padahal wanita bisa lebih daripada pria, jika wanita itu pada zaman tersebut dididik dilatih dengan baik, tanpa mendiskriminasikannya. Selain itu, saya kurang sependapat dengan alasan aristoteles tidak memperbolehkan kawin muda (dalam aturannya saya sependapat), dimana dia mengatakan bahwa kawin muda akan menghasilkan anak yang lemah. Padahal anak yang lemah dan kuat menurut saya bukan dari biologisnya namun bagaimana cara lingkungan serta orang tua mendidiknya. Seperti contoh, zaman penjajahan Belanda dan pasca

Page 18: La Politica REVIEW

18

merdea di Indonesia banyak sekali pemuda/i yang menikah dalam usia muda, namun anak-anak yang mereka lahirkan memilki fisik yang kuat, dan juga kecerdasan.

Meskipun terdapat kekurangan, namun La Politca sangat perlu dan masih relevan dalam konteks kenegaraan hari ini.