l3b proposal sanitasi

Upload: hastoutomo

Post on 03-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppsp

TRANSCRIPT

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sanitasi sesungguhnya merupakan salah satu pelayanan dasar yang sangat penting dan sangat di butuhkan oleh masyarakat karena kondisi kesehatan masyarakat. Namun demikian tidak semuanya menyadari akan hal tersebut, sehingga seringkali sanitasi kurang mendapat perhatian.Lebih kurang 2,4 miliar orangsepertiga penduduk duniaakan tetap tanpa akses ke sanitasi yang baik pada 2015. Demikian disampaikan bersama oleh WHO/UNICEF dalam laporan terbaru mereka pada 13 Mei 2013.Sementara itu pada tahun lalu UNICEF dan WHO mengumumkan bahwa target air minum MDG telah melampaui 2010. Maka ada tantangan untuk meningkatkan sanitasi dan menjangkau mereka yang membutuhkan sehingga diperlukan tindakan konsolidasi untuk mempercepat kemajuan.

Melalui laporan ini Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson menyerukan kepada masyarakat dunia untuk melakukan berbagai usaha dalam rangka mengakhiri buang air besar sembarangan (BABs) pada tahun 2025. Ia mengajak warga dunia untuk bisa mencapai target sanitasi dalam waktu yang tinggal tiga tahun lagi sampai 2015.Melihat kondisi dan permasalahan sanitasi yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kapasitas dan kualitas sanitasi di daerah. Salah satunya adalah dengan adanya program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). PPSP merupakan program pembangunan sanitasi terintegrasi dari pusat hingga daerah, yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan pelaksanaannya di lakukan secara bertahap mulai tahun 2010 hingga tahun 2014. Targetnya, Stop BABS (buang air besar sembarangan), pengurangan timbunan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang berwawasan lingkungan, serta pengurangan genangan di sejumlah kota. Untuk mencapai target pembangunan sanitasi sesuai dengan tujuan PPSP dan MDGS tahun 2015, maka diperlukan adanya sinergi perencanaan yang baik antara SKPD dan berbagai pihak termasuk meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan media.Kabupaten Pati telah mengikuti program PPSP mulai tahun 2012. Dalam PPSP kabupaten Pati akan menyusun 3 dokumen yaitu: Buku Putih sanitasi (BPS) , Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ditahun 2012 dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ditahun 2013.Salah satu kegiatan dalam penyusunan BPS di tahun 2012 adalah studi penilaian lingkungan (Environmental Health Risk Assessment /EHRA).

Berdasarkan studi penilaian lingkungan (Environmental Health Risk Assessment /EHRA) yang dilaksanakan oleh kelompok kerja (Pokja) sanitasi Kabupaten Pati, sistem sanitasi di Kabupaten Pati dalam pengelolaan air limbah masih banyak yang tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu, karena langsung di buang ke badan air/sungaisebanyak 15,87%, di saluran terbuka 37,39%. Sedangkan untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dari Hasil study EHRA di Kabupaten Pati dengan responden 16.240 orang yang tersebar di 406 desa dengan pertanyaan waktu kritis Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menunjukan bahwa baru 18,86 % responden sudah CTPS sebelum makan, 60,31 % responden sudah CTPS sebelum menyiapkan makanan, masih ada responden sebanyak 13,92 % belum CTPS setelah BAB . Kondisi jamban sehat di Kabupaten Pati, dari 157.186 keluarga yang diperiksa, yang memiliki jamban sebanyak 105.926 keluarga dan yang termasuk kategori jamban sehat sebesar 72.594 keluarga. Dari 344.334 rumah / bangunan yang ada di Kabupaten Pati, 157,186 rumah / bangunan telah dilakukan pemeriksaan kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga terutama tempat sampah keluarga, dan dari rumah / bangunan yang telah diperiksa tersebut, 108,839 rumah / bangunan atau 69.2 % telah memiliki sarana tempat sampah dan 73,726 rumah/ bangunan atau 67.7 %. mempunyai tempat sampah yang sehat. Berdasarkan study EHRA, dari masyarakat yang mengalami kejadian banjir menyatakan bahwa kejadian banjir yang rutin sebesar 1.884 responden atau 11,6% sedangkan yang tidak rutin sebesar 2.090 atau 12,9%.

1. Membuat dokumen SSK dan MPS untuk mendapatkan pendanaan yang tepat sasaran, di mana sumber dana direncanakan tidak hanya berasal dari Kabupaten namun juga berasal dari APBD Propinsi serta APBN. Meningkatkan retribusi persampahan sebagai upaya disinsentif , sehingga diharapkan sumber sampah dapat mengurangi produksi sampahnya. Karena salah-satu dalam penentuan besarnya tarip retribusi adalah : besarnya volume sampah yang dihasilkan

2. Melalui program Sanimas tiap tahun Pemerintah bekerjasama dengan masyarakat membangun IPAL komunal untuk kawasan padat penduduk3. Melalui Program Pamsimas Pemerintah bekerjasama dengan masyarakat membangun sarana sanitasi sekolah.4. Meningkatkan retribusi pelayanan kebersihan/ persampahan guna meningkatkan PAD.5. Mengadakan sosialisasi dibidang persampahan , dimana sebagian materinya adalah kondisi TPA yang sudah penuh dan besarnya biaya operasional pengelolaan sampah termasuk permasalahan transportasi pengangkutan sampah ke TPA ( mahal dan macet ) serta bahaya / resiko pencemaran. Yang audiennya disampaikan kepada masyarakat luas dan kepada siswa seKabupaten Pati

6. Membuat perda persampahan, guna mendukung operasional pengelolaan sampah sehingga dari sisi hukum mempunyai dasar / payung hukum , dimana perda tersebut memuat aturan pengelolaan sampah dengan 3 R.

7. Dari APBN juga sudah menganggarkan untuk kegiatan 3R ditiap tahunnya akan dibangun TPST 3R

Berkaca pada upaya upaya yang telah ditempuh selama ini bahwa kondisi / kemampuan dan kesiapan warga adalah kunci keberhasilan dalam pembangunan sanitasi.Dari upaya yang dilakukan pemerintah selama ini masih belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan sarana prasarana sanitasi masyarakat. Kebutuhan sarana prasarana sanitasi di kabupaten Pati masih belum tercukupi sepenuhnya berkaitan dengan terbatasnya anggaran untuk sektor sanitasi.Salah satu kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam sektor sanitasi, yaitu kurangnya sarana prasarana sanitasi masyarakat sehingga pada proposal ini diusulkan kegiatan pengadaan sarana prasarana sanitasi yang di butuhkan untuk 5 tahun kedepan (tahun 2014-2018) diantaranya adalah:Rincian Kegiatansatuan20142015201620172018

1. Pembangunan IPAL /septic komunal di kawasan padat pendudukUnit55555

2. WC umumUnit1010101010

3. IPAL Biogas komunal untuk peternakUnit1010101010

4. Truk sedot tinjaUnit1

5. TPST 3RUnit33333

6. Sarana sanitasi sekolahUnit5050505050

7. Gerobak SampahUnit44444

8. Kontainer untuk persampahanUnit11111

9. Arm roll truk untuk persampahanUnit2

10. Tempat sampah pilahan untuk tempat umum/jalan Unit1515151515

11. Motor roda tiga pengangkut sampah Unit33333

12. Tong sampah pilahan untuk rumah tangga Unit250250250250250

13. Pembangunan drainase di daerah beresikometer10001000100010001000

14. Kampanye PHBS (CTPS, Stop BABS) di sekolahLokasi210210210210210

Kecamatan Pati berpenduduk kurang lebih 23.330 KK dengan jumlah KK miskin 5.726 KK (24.6 %) dan Kecamatan Margorejo berpenduduk sekitar 12.575 KK dengan jumlah KK miskin 3.181 KK . Dari hasil studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Pati ada 22 Kel/Desa di Kecamatan Pati ,Kecamatan Margorejo dan Kecamatan Juana yang mempunyai resiko sanitasi tinggi.

Tujuan umum : Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi.

Sementara itu, tujuan spesifiknya adalah :1. Peningkatan jumlah instalasi pengolah air limbah yang ramah lingkungan dan berbasis masyarakat

2. meningkatnya layanan IPLT sebesar 20% dari yang telah ada 27 % di tahun 2018

3. Terbangunnya IPAL Biogas untuk industri tapioca,tahu, tempe, ternak sapi

4. Peningkatan cakupan pelayan an dan kualitas sistem pengelolaan persampahan5. Pengurangan sampah dimulai dari sumbernya

6. Masyarakat mampu mengolah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis7. Pencapaian pengurangan kuantitas sampah

8. Mengurangi luas genangan9. Meningkatnya perilaku cuci tangan pakai sabun menjadi 100% di sekolah dan ponpes pada akhir tahun 2017

Keluaran yang diharapkan dari kerjasama dengan Swasta/ CSR ini diantaranya adalah:Rincian Kegiatansatuan20142015201620172018

1. Pembangunan IPAL / septic komunal di kawasan padat pendudukUnit55555

2. WC umumUnit1010101010

3. IPAL Biogas komunal untuk peternakUnit1010101010

4. Truk sedot tinjaUnit1

5. TPST 3RUnit33333

6. Sarana sanitasi sekolahUnit5050505050

7. Gerobak SampahUnit44444

8. Kontainer untuk persampahanUnit11111

9. Arm roll truk untuk persampahanUnit2

10. Tempat sampah pilahan untuk tempat umum/jalan Unit1515151515

11. Motor roda tiga pengangkut sampah Unit33333

12. Tong sampah pilahan untuk rumah tangga Unit250250250250250

13. Pembangunan drainase di daerah beresikometer10001000100010001000

14. Kampanye PHBS (CTPS, Stop BABS) di sekolahLokasi210210210210210

Penerima proyek ini adalah warga Pati dan pemerintah Kabupaten Pati. Warga Pati khususnya warga di Kecamatan Pati, Kecamatan Juana dan Kecamatan Margorejo.

Manfaat kegiatan ini diantaranya bagi masyarakat:

1. Akan terbantu dalam menyediakan fasilitas sanitasi,

2. Kesehatan masyarakat akan meningkat,

3. Tidak adanya lagi BABs,

4. Tidak adanya lagi masyarakat yang buang sampah sembarangan. Bagi pemerintah Kabupaten, manfaat proyek ini banyak diantaranya :

1. Memperlancar tugas dinas-dinas terkait yang berkaitan dengan sanitasi, 2. Mengurangi beban TPA,

3. Meringankan tugas penarik gerobak sampah

4. Meringankan biaya angkut sampah dari TPS ke TPA

5. Menjadi ajang promosi sanitasi bagi warga Pati, dan

6. Memancing pihak lain yang akan berpartisipasi dalam proyek serupa.

Bagi perusahaan pemberi dana CSR :

1. Disetiap sarana sanitasi yang diterima oleh warga, akan diberi tempat untuk mencantumkan logo perusahaannya, tanpa ada biaya apapun yang dikenakan oleh Pemerintah Kabupaten.

2. Disetiap adanya acara sosialisasi, pendampingan, dan pertemuan pertemuan yang berkaitan dengan program pengadaan sarana sanitasi tersebut diatas, nama perusahaan pemberi dana CSR akan selalu disebutkan.

Proyek ini apabila dikelola dengan baik akan dapat berlanjut pada proyek pemeliharaan dan perluasan (penambahan titik titik baru). Oleh karena itu peranan kegiatan penyuluhan Sangat besar bagi keberlangsungan proyek.

Penanggung jawab proyek ini adalah Dinas Pekerjaan Umum , Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Namun pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain yang disetujui baik oleh pemberi hibah maupun pihak Dinas Pekerjaan Umum , Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati.

Demikian proposal rencana pengadaan sarana prasarana sanitasi di Kabupaten Pati yang kami ajukan, besar harapan kami agar permohonan ini dapat didukung realisasinya. Atas perhatiannya dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

Latar Belakang

Upaya yang telah dilakukan

Usulan kegiatan

LOKASI KEGIATAN

TUJUAN PROYEK

KELUARAN PROYEK

Penerima proyek dan manfaat yang diberikan oleh Proyek

PENGELOLAAN PROYEK

PENUTUP