l a m p i r a n - kementerian ppn/bappenas :: … · web view... dan nilai investasi terhadap...

112
L A M P I R A N PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1991 PELAKSANAAN REPELITA V TAHUN KEDUA ( 1 APRIL 1990/91 S/D 31 MARET 1991/92 )

Upload: ngoduong

Post on 11-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

L A M P I R A N

PIDATO KENEGARAANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANGDEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1991

PELAKSANAAN REPELITA V

TAHUN KEDUA

( 1 APRIL 1990/91 S/D 31 MARET

1991/92 )

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar
Page 3: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

DAFTAR ISI :

Bab I. U m u m ..........................................................

Halaman

Bab II. Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup .............................................................

II/3 - 32Bab III. Pengembangan Dunia Usaha ........................ III/3 - 32Bab IV. Keuangan Negara, Porkembangan Moneter

dan LembagaLembaga Keuangan .....................................

IV/3 - 46Bab V. Neraca Pembayatan dan Perdagangan Luar

Negeri ...........................................................V/3 - 30

Bab VI. Pertanian dan Pengairan .............................. VI/3 - 54Bab VII. Pangan dan Perbaikan Gizi .......................... VII/3 - 30Bab V1II. Industri.......................................................... VIII/3 -

33Bab IX. Pertambangan dan Energi ........................... IX/3 - 45Bab X. Perhubungan dan Pariwisata ....................... X/3 - 42Bab XI. Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri . . XI/3 - 47Bab XH. Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan

Transmigrasi .................................................XII/3 - 49

Bab XIII. Pennnahan Rakyat dan Pemukiman ............. XIII/3 - 16Bab XN. Pembangunan Daerah, Desa dan Kota ......... XIV/3 - 37Bab XV. A g a m a ....................................................... XV/3 - 23

Bab XVI. Pendidikan, Generasi Muda, Kebudayaan Nasional danKepercayaan Terhadap Tuban Yang Maha Esa

XVI/3 - 29Bab

XVII.Bab XVIII.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Penelitian dan Statistik ........ XVII/3 - 35Kesehatan, Kesejahternan Sosial, dan Peranan Wanita......... XVIII/3 - 58Bab XIX. Kependudukan dan Keluarga Berencana ... ... XIX/3 -

29Bab XX. H u k u m......................................................... XX/3 - 27Bab XXI. Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial ...... XXI/3 -

14Bab XXII. Aparatur Pemerintah .................................. XXII/3 - 44

Page 4: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar
Page 5: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

U M U M

Page 6: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar
Page 7: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

BAB IU M U M

Tahun 1990/91, yang merupakan tahun kedua pelaksanaan Repelita V, mencatat sejumlah perkembangan yang menonjol di arena internasional serta berbagai hasil pembangunan penting di dalam negeri.

Dalam tahun 1990 kegiatan ekonomi dunia menunjukkan ge- jala-gejala perlambatan yang makin nyata setelah mengalami masa tanpa resesi yang panjang selama sekitar 7 tahun. Per-tumbuhan ekonomi negara-negara industri sebagai kelompok me- rosot menjadi 2,5% dalam tahun tersebut dari 3,3% dalam tahun 1989 dan 4,5% dalam tahun 1988. Dalam tahun 1990 hampir semua negara industri mengalami kelambanan pertumbuhan ekonomi ke- cuali Jepang dan Jerman (Barat) yang masih dapat mempertahan- kan laju pertumbuhan yang memadai selama tahun tersebut.

Negara-negara berkembang sebagai kelompok juga mengalami kemerosotan pertumbuhan. Apabila dalam tahun 1988 kelompok negara-negara berkembang tumbuh dengan 4,5% dan dalam tahun 1989 dengan 3,1%, maka dalam tahun 1990 kelompok ini tumbuh hanya dengan 0,6%. Di antara negara-negara dalam kelompok ini negara-negara berkembang di Asia ternyata masih dapat tumbuh dengan memadai dalam tahun 1990. Negara-negara di Asia Timur, Asia Tenggara dan Pasifik sebagai kelompok tumbuh dengan 5,3% dalam tahun 1990. Sementara itu negara-negara berkembang di Afrika, Amerika Latin, dan di Eropa (khususnya bekas negara-

I/3

Page 8: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

negara blok Timur) mengalami kemandegan pertumbuhan dan bebe- rapa di antaranya bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Kelompok negara-negara ASEAN masih menduduki peringkat atas dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya dalam tahun 1990. Thailand dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi (10,0%), diikuti oleh Malaysia (9,4%), Singapura (8,3%), In- donesia (7,4%), Filipina (2,5%) dan Brunei Darussalam (3%).

Suatu peristiwa penting yang perlu dicatat selama tahun 1990/91 adalah timbulnya krisis di Timur Tengah, yang bermula dengan didudukinya Kuwait oleh Irak pada bulan Agustus, kemu- dian diikuti oleh bulan-bulan yang penuh ketegangan dan men- capai puncaknya dengan pecahnya perang di kawasan ini pada bulan Januari 1991. Selama krisis Teluk berlangsung perda- gangan dunia terhambat, arus pariwisata dan arus pekerja antar negara, terutama yang bekerja di kawasan Teluk, menciut dan pesimisme mengenai prospek ekonomi dunia berkembang. Pe- simisme ini timbul terutama karena krisis tersebut menimbul- kan ketidakpastian mengenai suplai komoditi strategis dunia, yaitu m,inyak bumi. Sebagai cerminan dari ini, harga minyak bumi terus meningkat pada bulan-bulan menjelang pecah perang Teluk, tanpa, dapat diperkirakan sampai berapa tingginya nan- ti. Dalam perkembangannya ternyata perang tersebut tidak ber-langsung lama. Meskipun demikian peristiwa itu telah menim- bulkan banyak kerusakan dan kesengsaraan bagi rakyat di ka- wasan tersebut. Harga minyak segera turun tajam sampai di ba- wah harga patokan OPEC. Perkembangan ini serta perkembangan-perkembangan lain selama bulan-bulan pertama tahun 1991 mere- dakan kekhawatiran bahwa perekonomian dunia akan meluncur ke jurang resesi yang parah. Dalam triwulan pertama tahun 1991, misalnya, Jepang mencatat pertumbuhan yang cukup ting- gi. Sementara itu, Amerika Serikat juga menunjukkan gejala- gejala awal pulihnya kegiatan ekonomi, meskipun pengangguran masih belum menurun. Di Eropa, Jerman (bagian Barat) tetap menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, sedangkan Inggris, Perancis dan beberapa negara lainnya masih belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan kembali yang meyakinkan. Krisis Teluk telah sempat memberikan pengaruh negatifnya terhadap perkem- bangan ekonomi dunia selama tahun 1990/91.

Sementara itu, negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet masih terus menghadapi berbagai masalah dalam peralihan mere- ka menuju ke sistem ekonomi dan sistem politik yang lebih

1/4

Page 9: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

terbuka. Proses peralihan ini belum rampung dan nampaknya ma- sih akan membutuhkan waktu yang tidak pendek. Sementara pro- -ses tersebut berlangsung, kegiatan ekonomi di negara-negara ini akan berjalan lambat. Inflasi dan pengangguran yang ting- -gi masih akan mewarnai perkembangan di negara-negara ini. Ke- butuhan mereka akan dana untuk pembangunan ekonomi akan terus meningkat dan ini akan ikut mempengaruhi perkembangan pasar uang internasional dan juga aliran bantuan luar negeri yang tersedia bagi negara-negara berkembang. Penyatuan kembali Jerman pada bulan Oktober 1990 dan, lebih luas lagi, penyatu- an pasar Eropa yang prosesnya sedang berjalan, merupakan pe- ristiwa-peristiwa yang dampaknya akan makin terasa di waktu- waktu mendatang ini.

Di dalam negeri, berbagai perkembangan penting dapat di- catat. Dalam tahun 1990 ekonomi Indonesia dapat mempertahan- kan momentum pertumbuhan yang tinggi seperti tahun sebelum- nya. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan kenaikan Produk Domes- tik Bruto mencapai 7,4% dalam tahun tersebut. Dan apabila ha- nya sektor-sektor di luar migas yang diperhitungkan maka per- tumbuhannya mencapai 7,9%.

Sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu antara lain adalah: sektor industri pengolahan yang tumbuh dengan 12,3% (dengan subsektor industri pengolah- an nonmigas tumbuh dengan 13,0%), sektor bangunan tumbuh de- ngan 14,3%, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya dengan 11,7%, sektor listrik, gas dan air minum dengan 17,9%, sektor perdagangan dan sektor pengangkutan masing-masing dengan 8,3% dan 10,0%, dan sektor pertambangan 4,3% (dengan subsektor pertambangan nonmigas tumbuh dengan 9,5%). Sementara itu sek- tor pertanian, yang tetap merupakan sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia, juga tetap mengalami kenaikan produk- si, namun dibanding dengan tahun sebelumnya lajunya melambat. Dalam tahun 1990 sektor pertanian tumbuh dengan 2,8%. Perlam- batan pertumbuhan ini terutama

Page 10: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

merupakan akibat dari melam- batnya laju kenaikan produksi padi dan tanaman pangan lainnya serta beberapa tanaman perkebunan penting. Dengan tumbuhnya sektor industri yang cepat, maka pada tahun 1990 sumbangan sektor ini dalam produksi nasional meningkat lagi menjadi 19,5%, dari 18,4% yang dicapai dalam tahun 1989.

Pendorong utama pertumbuhan ekonomi dalam negeri terse- but adalah kegiatan investasi oleh dunia usaha yang meningkat sangat pesat. Nilai proyek-proyek PMDN yang disetujui mening-

I/5

Page 11: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

kat lebih dari dua kali lipat dari Rp 29,7 triliun dalam ta-hun 1989/90 menjadi Rp 64,1 triliun dalam tahun 1990/91, se-dang nilai proyek-proyek PMA meningkat lebih dari satu se-tengah kali lipat dari US$ 5,7 miliar dalam tahun 1989/90 menjadi US$ 9,7 miliar dalam tahun 1990/91. Sebagian besar dari proyek-proyek ini adalah proyek-proyek di bidang indus- tri dan banyak di antaranya yang ditujukan untuk ekspor. Pe-ningkatan investasi telah mendorong peningkatan permintaan akan dana investasi dan impor barang-barang modal. Selama ta-hun 1990/91 kredit perbankan meningkat dengan 32,4% dan impor barang-barang modal dengan 42,6%. Pinjaman luar negeri (offshore) oleh dunia usaha juga sangat meningkat. Perkem-bangan-perkembangan tersebut telah menimbulkan tekanan-tekan-an pada harga-harga di dalam negeri dan juga pada neraca pem-bayaran. Untuk mengatasi tekanan-tekanan tersebut, sejak per-tengahan tahun 1990 diambil langkah untuk mengetatkan pertum-buhan uang beredar, yang diperkuat lagi dengan langkah-lang- kah yang diambil pada akhir Pebruari 1991 berupa penggunaan sebagian dana-dana BUMN yang ada di bank untuk pembelian SBI dan penyempurnaan ketentuan-ketentuan pengawasan bank-bank. Sementara itu, di bidang keuangan negara diambil kebijaksana-an untuk mencadangkan sebagian dari kenaikan penerimaan nega-ra yang terjadi karena meningkatnya harga minyak selama kri- sis Teluk berlangsung, untuk pemanfaatan di kemudian hari. Kebijaksanaan ini ikut membantu kebijaksanaan moneter terse- but.

Dalam tahun 1990/91 laju inflasi meningkat dibanding de-ngan tahun sebelumnya, yaitu mencapai 9,1%. Berkat langkah-langkah kebijaksanaan yang diambil, harga kebutuhan bahan po-kok tetap terkendali dan inflasi masih dalam batas-batas yang aman. Sementara itu, karena meningkatnya impor, dan karena merosotnya beberapa harga ekspor komoditi primer, transaksi berjalan untuk tahun tersebut mengalami defisit yang lebih besar dari perkiraan semula, yaitu mencapai US$ 3,7. miliar. Seiring dengan itu terjadi aliran modal masuk, baik modal pe- merintah maupun modal swasta, yang jumlahnya ternyata lebih besar dari defisit ini. Aliran modal swasta sangat meningkat. Oleh karena perkembangan-perkembangan tersebut, maka selama tahun 1990/91 cadangan devisa yang ada di Bank Indonesia jus-tru meningkat. Apabila pada akhir Maret 1990 cadangan terse- but berjumlah US$ 6.259 juta, maka pada akhir Maret 1991 men-capai US$ 9.561 juta, yang cukup untuk membiayai sekitar 5,3 bulan impor di luar sektor migas.

I/6

Page 12: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Gambaran yang lebih rinci dari perkembangan-perkembangan ini serta hasil-hasil pembangunan di berbagai sektor, dila- porkan dalam bagian-bagian berikut ini dan dalam masing-ma- sing bab dalam Lampiran ini.

Di bidang keuangan negara, kebijaksanaan tetap dilandas- kan pada prinsip anggaran belanja yang berimbang dan dinamis. Pada sisi penerimaan, khususnya penerimaan di luar migas, upaya-upaya penggalian dan pengembangan sumber-sumber dari pajak dan bukan pajak terus ditingkatkan. Di sisi pengeluar- an, prioritas dipertajam dan pemanfaatan dana terus diupaya- kan agar semakin efisien. Di dalam kerangka kebijaksanaan ini, besarnya anggaran negara secara keseluruhan didasarkan pada kebutuhan pembangunan dan diserasikan dengan kebijaksa- naan-kebijaksanaan pengendalian makro lainnya dalam rangka memantapkan stabilitas ekonomi.

Dalam tahun 1990/91 penerimaan migas menunjukkan perkem- bangan yang menggembirakan. Krisis Teluk yang berlangsung mu- lai Agustus 1990 sampai Januari 1991 telah mendorong pening- katan harga rata-rata minyak bumi dalam tahun 1990/91 sehing- ga mencapai US$ 22,60. Perkembangan harga tersebut meningkat- kan penerimaan migas dalam tahun 1990/91 sehingga mencapai Rp 17,7 triliun atau naik 57,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perkembangan positif dalam penerimaan migas tersebut ti- dak mengendurkan upaya-upaya peningkatan penerimaan di luar migas. Sistem administrasi dan pelayanan pajak terus disem-purnakan. Di samping itu, penerimaan bukan pajak dimantapkan melalui peningkatan efisiensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta penertiban dan intensifikasi penerimaan rutin departe-men/nondepartemen. Langkah-langkah tersebut telah meningkat- kan penerimaan di luar migas sehingga mencapai Rp 21,8 trili- un atau naik 24,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada sisi pengeluaran, terus diupayakan peningkatan efi- siensi pengeluaran rutin. Dalam tahun 1990/91, realisasi pe-ngeluaran rutin mencapai Rp 30,0 triliun atau naik 23,3% dari tahun sebelumnya.

Peningkatan penerimaan dalam negeri yang disertai dengan pengendalian pengeluaran rutin itu telah mampu menghasilkan tabungan pemerintah sebesar Rp 9,5 triliun atau naik 116,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tabungan tersebut, ber-

I/7

Page 13: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

sama-sama dengan bantuan luar negeri yang realisasinya menca- pai sekitar Rp 9,9 triliun, digunakan untuk membiayai penge- luaran pembangunan. Sesuai dengan penggarisan kebijaksanaan dalam Repelita V, prioritas pengeluaran pembangunan diberikan kepada pembangunan prasarana, termasuk penyediaan dana untuk operasi dan pemeliharaan bagi proyek-proyek yang telah di- bangun, pengembangan sumber daya manusia, serta program pe-nanggulangan kemiskinan. Realisasi pengeluaran pembangunan dalam tahun 1990/91 mencapai Rp 19,5 triliun atau naik 40,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam jumlah tersebut tercakup penyediaan cadangan anggaran pembangunan sebesar Rp 2 triliun, yang dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan pembiayaan pembangunan dalam tahun 1991/92. Seperti disebut- kan di atas, kebijaksanaan tersebut juga membantu langkah- langkah di bidang moneter untuk memelihara kestabilan ekonomi dan neraca pembayaran yang mantap.

Di bidang keuangan dan perbankan, perkembangan yang pe- sat terus berlanjut. Dalam tahun 1990/91, dana masyarakat yang dapat dikerahkan oleh lembaga-lembaga keuangan, baik da- lam bentuk deposito berjangka, giro maupun tabungan, terus meningkat. -Peningkatan dana masyarakat yang dihimpun tersebut bersama-sama dengan penurunan cadangan wajib pada setiap bank telah memungkinkan penyaluran dana ke berbagai sektor ekonomi yang naik pula. Kegiatan produksi dan investasi yang makin meningkat selama dua tahun pertama Repelita V dimungkinkan, antara lain, oleh berkembangnya sektor keuangan ini.

Jaringan pelayanan perbankan makin meluas dan mutu pela- yanan perbankan makin meningkat. Pengerahan Dana masyarakat dirangsang melalui peningkatan suku bunga deposito berjangka dan tabungan, pemberian hadiah baik secara langsung maupun tidak langsung serta pemberian fasilitas lain, seperti kele- luasaan pengambilan uang (ATM), pelaksanaan pembayaran reke- ning listrik dan telepon serta penjaminan asuransi bagi nasa-bah-nasabahnya. Dana perbankan telah meningkat dari Rp 59,2 triliun dalam tahun 1989/90 menjadi Rp 77,7 triliun dalam tahun 1990/91, atau naik 30,9%.

Di bidang perkreditan, melalui Kebijaksanaan 29 Januari 1990 diupayakan penyederhanaan sistem perkreditan. Dari suatu sistem yang meliputi berbagai jenis skim kredit dengan berma- cam-macam aturannya, disederhanakan menjadi suatu sistem yang hanya meliputi 4 jenis kredit, yaitu kredit usaha tani, kredit investasi, kredit koperasi dan kredit umum. Untuk membantu

I/8

Page 14: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

pengembangan usaha-usaha kecil, disyaratkan untuk memberi- kan sebagian kredit umum tersebut kepada pengusaha golongan ekonomi lemah. Dua tahun pertama Repelita V mencatat adanya kegiatan produksi dan investasi yang sangat meningkat. Sei- ring dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan ekonomi jumlah kredit terus meningkat dari Rp 71,6 triliun menjadi Rp 100,4 triliun, yang berarti naik 40,3%.

Sumber pembiayaan pembangunan lainnya yang semakin pen- ting peranannya adalah lembaga-lembaga keuangan bukan bank (LKBB), pasar modal, perasuransian dan leasing. Perkembangan LKBB dapat dilihat dari perkembangan nilai aktivanya dalam tahun 1990/91 yang mencapai Rp 4,8 triliun atau meningkat 16,0% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah dana yang berhasil dihimpun adalah sebesar Rp 4,5 triliun atau naik 19,2% dibandingkan tahun sebelumnya dan jumlah penanamannya sebesar Rp 4,4 triliun atau meningkat 17,1%.

Sementara itu, dalam dua tahun pertama Repelita V pasar modal berkembang cukup pesat. Untuk memantapkan perkembangan pasar modal telah dikeluarkan Keppres No. 53 Tahun 1990 yang mengatur perubahan fungsi Bapepam, dari badan penyelenggara menjadi badan pengawas. Penyelenggaraan bursa selanjutnya di-laksanakan oleh pihak swasta. Dalam tahun 1990/91 jumlah pe-rusahaan yang menjual saham mencapai 132 perusahaan dengan nilai saham sebesar Rp 15,4 triliun, atau meningkat dengan 47 perusahaan dengan nilai saham sebesar Rp 9,8 triliun diban-dingkan dengan tahun lalu.

Dalam rangka pengendalian moneter dan pembinaan sektor keuangan yang sehat, beberapa langkah. penting telah diambil. Melalui paket 29 Januari 1990, kredit likuiditas secara ber- tahap ditarik. Pada tanggal 28 Pebruari 1991 diambil kebijak- sanaan yang lebih mendorong penerapan prinsip kehati-hatian secara sehat dalam penyelenggaraan pengelolaan bank dan lem- baga-lembaga keuangan lainnya. Kebijaksanaan tersebut antara lain mencakup penyempurnaan ketentuan-ketentuan mengenai per- modalan, posisi devisa, dan sistem pengawasan bank.

Di samping itu, dalam upaya mengamankan kestabilan harga serta meredam spekulasi valuta asing, telah dilaksanakan ke-bijaksanaan pengendalian moneter pada akhir Februari 1991. Kebijaksanaan tersebut berupa pemindahan simpanan beberapa BUMN ke dalam SBI dan menyalurkan sebagian besar dana terse- but melalui SBPU. Pengendalian moneter tersebut telah menun-

I/9

Page 15: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

jukkan hasilnya, yaitu spekulasi valuta asing menjadi mereda, dan laju inflasi dapat dikendalikan menjadi 9,1%.

Upaya peningkatan pembangunan tidak terlepas dari upaya peningkatan hubungan ekonomi dengan negara lain, yang seluruh transaksinya tercatat dalam neraca pembayaran. Secara umum, perkembangan neraca pembayaran dalam tahun 1990/91 menunjuk- kan beberapa pergeseran penting dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ekspor nonmigas tetap meningkat, tetapi pertumbuhannya melambat, sedangkan ekspor migas naik cukup tajam. Sementara itu, impor terus meningkat seiring dengan peningkatan kegiat- an produksi dan investasi di dalam negeri Karena perkembang- an-perkembangan ini, defisit transaksi berjalan dalam tahun 1990/91 membesar Seiring dengan itu, pinjaman luar negeri oleh swasta sangat meningkat.

Dalam tahun 1990/91 nilai ekspor seluruhnya berjumlah US$ 28.143 juta atau naik 18,1% dibandingkan tahun sebelum- nya. Di dalam jumlah tersebut ekspor migas dan nonmigas ma- sing-masing meningkat menjadi US$ 12.763 juta atau naik 36,7% dan menjadi US$ 15.380 juta atau naik 6,1%. Peningkatan eks- por migas yang cukup tinggi ini disebabkan oleh membaiknya harga minyak bumi di pasar internasional, yang didorong oleh adanya krisis di kawasan Teluk. Sedangkan penurunan laju per- tumbuhan ekspor nonmigas dibandingkan dengan tahun 1989/90 yang sebesar 19,0% tersebut terutama disebabkan oleh merosot- nya harga berbagai ekspor komoditi pertambangan dan pertanian penting. Dalam pada itu, ekspor hasil-hasil industri pengo- lahan tetap tumbuh dengan cepat.

Kegiatan ekonomi dan pembangunan serta serangkaian kebi-jaksanaan deregulasi dan debirokratisasi yang telah dilaksa- nakan dalam beberapa tahun terakhir ini, mempengaruhi perkem-bangan impor. Seluruh nilai impor (f.o.b.) dalam tahun 1990/91 berjumlah US$ 23.028 juta atau 32,5% lebih tinggi dari tahun 1989/90. Kenaikan ini terjadi sebagai akibat dari meningkat-ya kebutuhan impor barang-barang modal sejalan dengan me-ningkatnya kegiatan investasi di dalam negeri.

Sementara itu dengan adanya peningkatan impor yang cukup besar, defisit transaksi berjalan untuk tahun 1990/91 lebih besar dari perkiraan semula. Apabila pada akhir tahun 1989/90 defisit transaksi berjalan berjumlah US$ 1.599 juta maka pada akhir tahun 1990/91 meningkat menjadi US$ 3.741 juta.

I/10

Page 16: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Pinjaman Pemerintah yang digunakan selama tahun 1990/91 mengalami enurunan dari US$ 5.516 juta pada tahun 1989/90 menjadi US$ 5.006 juta pada tahun 1990/91. Sebagian besar da- ri pinjaman tersebut berupa bantuan proyek, yaitu sebesar US$ 3.358 juta, sedangkan bantuan program dan pinjaman lain- lain masing-masing,sebesar US$ 718 juta dan US$ 930 juta. Da- lam periode yang sama pelunasan pokok hutang luar negeri Pe-merintah mengalami kenaikan dari US$ 3.686 juta menjadi US$ 4.082 juta.

Di sektor swasta, pemasukan modal (netto) mengalami pe-ningkatan yang pesat dari US$ 575 juta di tahun 1989/90 men- jadi US$ 5.856 juta di tahun 1990/91. Jumlah tersebut adalah netto, artinya aliran modal masuk setelah dikurangi aliran modal keluar, misalnya untuk cicilan hutang swasta. Termasuk di dalam aliran modal masuk tersebut adalah penanaman modal asing yang dalam periode yang sama meningkat dari US$ 1.071 juta menjadi US$ 1.849 juta.

Berdasarkan perkembangan transaksi berjalan dan dengan memperhitungkan pemasukan modal netto di sektor Pemerintah dan swasta, pada akhir tahun 1990/91 dapat dihimpun cadangan devisa sebesar US$ 9.561 juta, lebih tinggi sebesar US$ 3.302 juta dibandingkan dengan posisi akhir tahun 1989/90.

Selanjutnya perlu dicatat bahwa pada bulan Mei 1990 te- lah diambil kebijaksanaan penting yang mencakup sektor indus- tri, kesehatan, pertanian, dan perdagangan, yang berisikan perubahan yang cukup mendasar dalam rangka pengembangan in-dustri nasional. Perlindungan berupa nontarif untuk berbagai barang produksi dalam negeri semakin dikurangi dan dialihkan ke bentuk perlindungan melalui tarif bea masuk dan bea masuk tambahan. Jumlah pos tarif makin disederhanakan dan tingkat bea masuk rata-rata diupayakan untuk terus menurun. Di sam- ping itu, tata niaga ekspor untuk beberapa macam hasil kayu disempurnakan.

Dalam pada itu, sesuai dengan sasaran dalam Repelita V, peranan dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan semakin me-ningkat. Hal ini tercermin antara lain dari peningkatan in-vestasi, baik dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Pada tahun 1990/91 telah disetujui sebanyak 1.283 proyek baru PMDN dengan nilai investasi sebesar Rp 48,6 triliun. Di-

I/11

Page 17: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

bandingkan dengan tahun sebelumnya, berarti telah terjadi pe-ningkatan jumlah proyek dan nilai investasi sebesar 31,7% dan 129,2%. Selama kurun waktu yang sama, perluasan proyek PMDN tercatat sebanyak 428 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 15,5 triliun. Dibanding keadaan tahun sebelumnya, maka jumlah proyek perluasan PMDN tersebut meningkat 34,2% dan nilai investasinya meningkat 82,4%. Dari seluruh proyek baru yang disetujui pada tahun 1990/91, 20,7% di antaranya merupa- kan proyek baru dalam industri tekstil dengan nilai investasi sebesar 13,1% dari total investasi. Industri kimia menempati urutan berikutnya dengan jumlah proyek dan nilai investasi sebesar 12,2% dari seluruh jumlah proyek dan 20,6% dari nilai total proyek. Sementara itu, perluasan proyek PMDN terbesar juga terdapat dalam industri tekstil dan industri kimia. Untuk industri tekstil, persentase jumlah proyek dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar 12,4% dan 26,8%.

Sementara itu, dalam tahun 1990/91 proyek baru penanaman modal asing yang telah disetujui pemerintah berjumlah 449 proyek dengan nilai investasi US$ 6.160,9 juta. Dibanding ke- adaan pada tahun sebelumnya, jumlah proyek dan nilai investa- si meningkat 33,2% dan 41,2%. Nilai investasi PMA terbesar dalam tahun 1990/91 adalah bidang hotel/perumahan, industri kimia dan industri tekstil. Dalam kurun waktu yang sama, per- luasan proyek PMA berjumlah 159 proyek dengan nilai investasi US$ 3.568,7 juta. Dibandingkan keadaan pada tahun sebelumnya, telah terjadi kenaikan 40,7% untuk jumlah proyek dan 163,4% untuk nilai investasinya.

Pada tahun kedua Repelita V, investor terbesar dalam proyek-proyek baru PMA adalah negara Jepang dengan nilai in- vestasi sebesar US$ 1.316,4 juta, disusul Hongkong dan Taiwan masing-masing dengan nilai investasi US$ 806,2 juta dan US$ 498,0 juta. Sedangkan untuk perluasan proyek PMA, nilai investasi terbesar dilakukan oleh Taiwan masing-masing dengan nilai US$ 833,9 juta, serta Jepang dan Hongkong dengan nilai masing-masing US$ 808,5 juta dan US$ 163,9 juta.

Di samping swasta, BUMN merupakan salah satu unsur utama dalam dunia usaha nasional. Kebijaksanaan pembinaan, peng-awasan dan pengelolaan BUMN dalam rangka peningkatan efisien- si dan produktivitas BUMN semakin menunjukkan hasilnya. Dalam tahun 1990/91 terdapat 205 BUMN dengan total aktiva sebesar Rp 202,4 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 13,6% di-

I/12

Page 18: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

banding nilai aktiva pada tahun sebelumnya. Nilai penjualan mencapai sebesar Rp 49,2 triliun dan perolehan labanya sebe- lum pajak Rp 5,9 triliun. Jumlah tersebut meningkat masing-masing sebesar 16,0% dan 11,3% dibanding tahun sebelumnya. Sumbangan BUMN dalam APBN, yang mencakup pajak penghasilan BUMN dan deviden/dana pembangunan semesta/bagian laba peme-rintah (Deviden/DPS/BLP), juga meningkat masing-masing dengan 21,0% dan 12,8% dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu, dalam rangka mengembangkan kegiatan pe-ngusaha golongan ekonomi lemah, paket kebijaksanaan Januari 1990 telah mewajibkan bank-bank, kecuali bank asing/campuran, untuk menyediakan sekurang-kurangnya 20% dari dana kreditnya untuk membiayai sektor usaha kecil melalui program Kredit Usaha Kecil. Sementara itu program kredit umum pedesaan (Ku-pedes) yang diberikan oleh BRI, terus dikembangkan dan sema- kin meningkat. Posisi Kupedes pada tahun 1990/91 dengan jumlah.Rp 1.456,7 miliar dan diberikan kepada sekitar 1.910,4 ribu nasabah, menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan po- sisinya pada tahun 1989/90 yang bernilai Rp 992,5 miliar de- ngan jumlah nasabah 1.688,8 ribu orang.

Sebagai salah satu unsur utama dari dunia usaha nasio- nal, koperasi terus ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan- nya. Usaha-usaha untuk meningkatkan kesadaran berkoperasi dan memasyarakatkan koperasi ditempuh antara lain melalui pene-rangan dan penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat luas yang didukung dengan pendidikan kader perkoperasian, baik di sekolah maupun di luar sekolah, serta pelatihan bagi para ma-najer/karyawan, pengurus, dan badan pemeriksa. Untuk lebih meningkatkan kemampuan para pembina koperasi di lapangan, mu- lai tahun 1989/90 dilakukan pendidikan bagi para Petugas Kon-sultasi Koperasi Lapangan (PKKL).

Pelatihan diselenggarakan bagi para manajer/pengelola usaha, antara lain dalam bidang pembukuan, akuntansi usaha serta penyusunan kelayakan usaha untuk memperoleh kredit dari perbankan, dan untuk meningkatkan keterampilan berusaha mere- ka diberi kesempatan untuk ikut magang kepada para manajer/ pengelola usaha dari KUD yang kurang maju ke KUD yang sudah maju/mandiri.

Selanjutnya, penyediaan fasilitas perkreditan bagi KUD/ Koperasi, seperti Kredit Candak Kulak (KCK), kredit pengadaan pangan, kredit lain yang dijamin oleh Perusahaan Umum Pengem-

I/13

Page 19: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

bangan Keuangan Koperasi (Perum PKK), serta kredit produksi Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI), dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan KUD/Koperasi.

Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kebijaksanaan pem-binaan dan pengembangan koperasi sampai dengan tahun 1990/91 adalah sebagai berikut: di bidang kelembagaan, sampai dengan tahun 1990 jumlah KUD/Koperasi mencapai 36.502 buah, dan dari jumlah tersebut di antaranya sebanyak 8.334 buah adalah KUD. Dari jumlah KUD yang ada sampai dengan tahun 1990 sebanyak 1.429 KUD berhasil menjadi KUD Mandiri. Selanjutnya, jumlah anggota KUD/Koperasi pada tahun 1990 meningkat sebesar 13,8% dibandingkan tahun 1989. Peningkatan jumlah KUD/Koperasi dan jumlah anggotanya juga diikuti oleh peningkatan jumlah KUD/ Koperasi yang menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Penyelenggaraan RAT ini merupakan salah satu pencerminan kua-litas manajemen organisasi koperasi. Pada tahun 1990, secara absolut jumlah KUD/koperasi yang telah menyelenggarakan RAT meningkat 2,9% dibanding tahun 1989.

Kemajuan di bidang usaha koperasi dapat dilihat dari perkembangan penyaluran kredit dan nilai usaha yang terus me- ningkat. Sampai dengan tahun 1990/91 nilai KCK yang beredar di kalangan masyarakat berjumlah Rp 258,4 miliar, yang meru-pakan_peningkatan sebesar 2,0% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah nasabah yang dilayani dalam kurun waktu yang sama men- capai sekitar 17 juta orang yang berasal dari 5.900 KUD/Kope- rasi. Sementara itu, realisasi kredit produksi TRI meningkat sebesar 44,2% yaitu dari Rp 114,8 miliar pada tahun 1989/90 menjadi Rp 165,5 miliar pada tahun 1990/91.

Perkembangan usaha KUD/Koperasi juga tampak maju. Nilai usaha koperasi perikanan rakyat pada tahun 1990/91 meningkat sebesar 26,0% dibanding tahun 1989/90, sementara itu nilai usaha koperasi peternakan meningkat sekitar 1,0%. Nilai usaha industri logam dan tembaga pada tahun 1990 naik menjadi seki- tar 6,5 kali lipat dibanding tahun 1989, walaupun jumlah ko- perasi dan anggotanya tampak menurun.

Di bidang jasa, jumlah koperasi angkutan darat/sungai meningkat sebesar 31,3%, jumlah anggotanya meningkat sebesar 49,0% dan jumlah armadanya meningkat sebesar 32,6% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah KUD/Koperasi yang me-layani jasa listrik pedesaan meningkat 35,4%, jumlah desa yang dilayani meningkat 27,1% dan jumlah pelanggan yang dila- yani meningkat 20,5%.

I/14

Page 20: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Dalam pada itu, perdagangan dalam negeri menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat, terutama dalam pola tata niaga dan tingkaf efisiensinya. Hal tersebut antara lain di- tandai oleh tetap lancarnya penyaluran barang-barang kebutuh- an pokok dan barang penting pada tingkat harga yang cukup stabil dan terkendali.

Dalam tahun 1989/90 dan 1990/91, kebijaksanaan deregu-lasi dan debirokratisasi bidang perdagangan dilanjutkan. Ke-bijaksanaan ini diarahkan untuk menekan ekonomi biaya tinggi, terutama melalui upaya untuk memperlancar arus barang dan menciptakan iklim berusaha yang sehat. Kebijaksanaan deregu- lasi yang penting dalam tahun 1990/91 antara lain berupa pe-nurunan tarif-tarif bea masuk dan perluasan cakupan penggan- tian perlindungan titontarif menjadi perlindungan tarif.

Pembangunan prasarana fisik dan prasarana kelembagaan perdagangan telah mendukung perkembangan perdagangan dalam negeri. Pembangunan prasarana fisik perdagangan yang menda-patkan prioritas selama Repelita V adalah peningkatan penye-diaan dan pemanfaatan sarana pasar, pertokoan, perbelanjaan, peningkatan koordinasi penyediaan sarana angkutan dan pergu-dangan, serta pelanjutan pelaksanaan proyek pasar percontohan di daerah-daerah terpencil, perbatasan dan transmigrasi. Sam- pai dengan tahun 1990/91 telah dibangun 88 pasar percontohan.

Selanjutnya, untuk mewujudkan tertib usaha/niaga, kepas- tian berusaha dan perlindungan konsumen, maka di bidang pra-sarana kelembagaan perdagangan dilakukan langkah-langkah: (1) peningkatan pelaksanaan Undang-undang No. 3 Tahun 1982 ten- tang Wajib Daftar Perusahaan (WDP) dan Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal; (2) pengembangan kelemba- gaan informasi perdagangan yang berfungsi mengumpulkan, me-nganalisa serta menyebarluaskan informasi tentang pasar, harga dan peraturan/kebijakan yang berlaku; dan (3) pengembangan kemampuan pedagang golongan ekonomi lemah agar menjadi bagian integral dari sistem perekonomian nasional.

Dalam pada itu, untuk meningkatkan peranan pedagang na-sional, terutama pedagang golongan ekonomi lemah, antara lain dilakukan: (1) Pemantapan pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1977 tentang kewajiban bagi perusahaan asing di luar negeri untuk menunjuk perusahaan perdagangan nasional sebagai agen/distributor dalam memasarkan produksinya ke pa- saran Indonesia; (2) peningkatan pelaksanaan Keppres No. 29

I/15

Page 21: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Tahun 1984 serta pelaksanaan Paket Kebijaksanaan 29 Januari 1990; dan (3) penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan bagi pedagang penyalur dan pengecer, dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta peningkatan kemampuan pengelolaan usaha.

Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan secara berkelan-jutan, maka pembangunan di sektor Sumber Alam dan Lingkungan Hidup dilaksanakan melalui tujuh program, yaitu: Program In-ventarisasi dan Evaluasi Sumber Alam dan Lingkungan Hidup, Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air, Program Pengelola- an Sumber Alam dan Lingkungan Hidup, Program Pengembangan Me-teorologi dan Geofisika, Program Pembinaan Daerah Pantai, Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, dan Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis.

Upaya inventarisasi dann evaluasi sumber alam dan ling-kungan hidup meliputi kegiatan-kegiatan: inventarisasi dan pemetaan dasar matra darat dan matra laut; inventarisasi dan pemetaan sumber alam dan tipe ekosistem; penatagunaan sumber alam seperti hutan, tanah dan air; pengembangan sistem infor- masi dan neraca sumber alam dan lingkungan; perhitungan fak- tor, lingkungan dalam pembangunan ekonomi; serta pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan teknologi.

Pemetaan dasar nasional matra darat meliputi kegiatan pembuatan peta dasar, peta geologi dan peta kawasan hutan. Dalam tahun 1990/91 kegiatan pembuatan peta dasar untuk selu- ruh Indonesia telah selesai dilaksanakan dalam berbagai skala sesuai dengan keperluan.

Untuk melindungi plasma nutfah dan menjaga kelangsungan proses ekologi esensial dilakukan upaya pelestarian sumber alam dan lingkungan hidup. Berkaitan dengan itu upaya pengem- bangan kawasan konservasi sumber daya alam terus ditingkat- kan. Sampai dengan tahun 1990/91 telah dikelola dan dikem-bangkan kawasan konservasi sebanyak 333 unit yang mencakup areal seluas hampir 15 juta ha. Di samping itu, telah dite-tapkan pula sebanyak 24 unit taman nasional dengan areal seluas hampir 7 juta ha.

Selanjutnya dalam upaya pemeliharaan daerah aliran su- ngai telah dilaksanakan kegiatan perbaikan, pengaturan dan pengembangan wilayah sungai. Dalam tahun 1990/91 melalui kegiatan tersebut telah berhasil diamankan areal seluas 74.800 ha.

I/16

Page 22: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Sementara itu, upaya pembinaan daerah pantai terus di- lakukan melalui kegiatan perencanaan, pengendalian dan peng- amanan pantai di Pantai Teluk Jakarta, Pantai Utara Jawa, Pantai Padang dan Pantai Bali. Juga dilakukan pengembangan hutan bakau rakyat yang mencakup areal seluas 2.400 ha yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Berkaitan dengan itu, dilaksanakan pula upaya pembi- naan taman nasional laut di Pulau Seribu, Pulau Pombo (Malu- ku), Karimunjawa (Jawa Tengah), Bunaken (Sulawesi Utara) dan Teluk Cendrawasih (Irian Jaya), serta pengembangan kawasan pelestarian alam laut lainnya.

Upaya rehabilitasi hutan dan tanah kritis telah dilaku- kan melalui kegiatan penghijauan, reboisasi dan rehabilitasi areal bekas tebangan. Pada tahun 1990/91 kegiatan penghijau- an, reboisasi dan rehabilitasi areal bekas tebangan telah di-lakukan, masing-masing meliputi areal seluas 208.514 ha, 29.369 ha dan 306.892 ha. Selain itu dilakukan pula kegiatan pengendalian peladang sebanyak 8.871 KK melalui resetlement penduduk, dan pengikutsertaan peladang dalam pembangunan hu- tan tanaman, industri, perkebunan, transmigrasi dan kegiatan percontohan usaha pertanian menetap.

Pengembangan meteorologi dan geofisika dilakukan melalui pengembangan meteorologi penerbangan, meteorologi pertanian, meteorologi maritim dan geofisika, memperbanyak jaringan stasiun, meningkatkan kemampuan alat sesuai dengan perkem-bangan teknologi dan meningkatkan sistem penyampaian informa- si. Sampai dengan tahun kedua Repelita V telah dibangun 5 ba- lai meteorologi dan geofisika, 118 stasiun meteorologi pener- bangan dan maritim, 5.205 stasiun klimatologi berkelas dan pos pengamatan klimatologi, serta 28 stasiun geofisika. Se-dangkan produksi data pada tahun tersebut meningkat 15,3% da- ri tahun sebelumnya menjadi lebih dari 1,5 juta data.

Di bidang pertanian, salah satu hasil terpenting pemba-ngunan pertanian selama dua tahun Repelita V ialah dapat di-pertahankannya swasembada beras yang telah dicapai sejak ta- hun 1984. Laju pertumbuhan produksi beras yang cukup tinggi merupakan hasil kebijaksanaan ekonomi makro dan kebijaksanaan harga pangan, di samping berkat semakin meningkatnya penyedia- an teknologi baru, sarana produksi, kegiatan penyuluhan dan peningkatan sistem irigasi yang lebih sempurna. Dalam kurun waktu tersebut juga telah terjadi peningkatan yang berarti dalam produksi pertanian lainnya, seperti: hortikultura,

I/17

Page 23: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

palawija, perikanan, peternakan dan perkebunan. Laju pertum- buhan produksi pertanian yang cukup tinggi itu pada giliran- nya telah membantu usaha memperluas kesempatan kerja, baik di sektor pertanian maupun sektor industri, meningkatkan penda- patan masyarakat petani, meningkatkan ekspor hasil-hasil per- tanian dan devisa negara, serta makin memperkecil jumlah golongan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Sebagai hasil kebijaksanaan yang diterapkan selama dua tahun Repelita V, produksi hasil-hasil pertanian umumnya me-nunjukkan peningkatan yang berarti. Khusus produksi padi te- lah meningkat dari 44.726 ribu ton pada tahun 1989, menjadi 45.270 ribu ton pada 1990. Peningkatan tersebut terutama di-sebabkan oleh kenaikan hasil rata-rata padi program intensi-fikasi, yang meningkat dari 4,63 ton per ha pada tahun 1989 menjadi 4,71 ton per ha pada tahun 1990. Usaha pencetakan sa- wah dalam tahun 1989 berhasil menciptakan sawah seluas 64.947 ha dan pada tahun 1990 seluas 63.931 ha. Produksi jagung dan kedele pada tahun 1990 menunjukkan peningkatan masing-masing 9,3% dan 8,5% dibanding tahun sebelumnya. Dalam tahun 1990 upaya khusus (Upsus) meningkatkan produksi kedele yang dilak-sanakan di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Ba- rat dan Nusa Tenggara Timur telah mencapai areal tanam kurang lebih seluas 95.000 ha dalam musim tanam 1990 dan 85.000 ha dalam musim tanam 1990/91. Sementara itu, produksi buah-buah- an pada tahun 1990 juga mengalami kenaikan yang menggembira- kan dibanding tahun 1989, yaitu sebesar 28,3%.

Produksi daging meningkat cukup tinggi pada tahun 1990, yaitu 11,4% dibanding tahun 1989. Sedangkan produksi susu dan telur pada tahun 1990 menunjukkan kenaikan 6,5% dan 3,5%. Pa- da tahun yang sama produksi perikanan laut meningkat 4,5% dan produksi perikanan darat meningkat 3,9% dibanding tahun 1989.

Produksi inti sawit, minyak/kelapa sawit dan cengkeh pa- da tahun 1990 juga menunjukkan kenaikan yang cukup besar, ya- itu masing-masing 28,2%, 22,8% dan 14,5% dibanding tahun se-belumnya.

Antara tahun 1989 dan tahun 1990 volume ekspor kulit domba mengalami kenaikan cukup tinggi, yaitu dari 328,2 ton menjadi 1.283,0 ton, atau meningkat hampir empat kali lipat. Sementara itu dalam periode yang sama, volume ekspor ikan se- gar, kopi, dan minyak sawit mengalami kenaikan masing-masing sebesar 91,6%, 23,7% dan 6,1%.

I/18

Page 24: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Dalam pada itu, upaya untuk melestarikan hutan alam te- rus dilakukan dengan membatasi produksi kayu bulat dari hutan alam, sesuai dengan prinsip produksi lestari, dan meningkat- kan efisiensi pengolahan hasil hutan dan kayu. Untuk mening- katkan peran serta masyarakat dalam pengusahaan hutan dan me- ngurangi tekanan terhadap kelestarian hutan alam, maka dikem- bangkan hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan. Sedangkan un- tuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan meningkatkan mutu hutan produksi maka dikembangkan pembangunan hutan ta- naman industri.

Pada tahun 1990/91 produksi kayu bulat (rimba dau jati) meningkat sekitar 3,6% dibanding tahun sebelumnya sehingga menjadi 25 juta m3 lebih. Produksi kayu olahan (kayu gergaji- an dan kayu lapis) menurun 61,3% dibandingkan tahun sebelum- nya menjadi sekitar 10,9 juta m3. Penurunan produksi kayu olahan terjadi karena pengaruh pembatasan produksi kayu bulat dan berkurangnya jumlah industri kayu gergajian.

Hasil hutan bukan kayu, seperti rotan, tengkawang, arang, gondorukem, kayu manis, damar, kopal dan sebagainya, mempunyai potensi cukup besar sebagai sumber devisa, tetapi produksi dan ekspornya masih kurang berkembang. Realisasi ekspor hasil hutan bukan kayu menurun dari 80,9 ribu ton pada tahun 1989/90 menjadi 29,7 ribu ton pada tahun 1990/91.

Sesuai dengan kebijaksanaan penanaman modal, baik modal asing maupun modal dalam negeri, partisipasi swasta di bidang pengusahaan hutan berkembang dengan pesat. Sejak diterbitkan- nya SK HPH yang pertama pada tahun 1967 sampai dengan tahun kedua Repelita V jumlah HPH telah mencapai 515 unit dan meli- puti areal kerja hampir seluas 60 juta ha. Sementara itu, pa- da tahun 1990/91 untuk merehabilitasi kawasan hutan yang ru- sak telah dibangun hutan tanaman industri seluas 90,3 ribu ha lebih.

Keberhasilan dalam meningkatkan produksi pangan telah berhasil memantapkan keadaan swasembada beras dan mendukung tercapainya sasaran pemenuhan kebutuhan pangan. Selanjutnya, di bidang pangan juga dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pangan dan gizi rakyat, yang antara lain dilaksanakan melalui penganekaragaman konsumsi pangan. Penganekaragaman konsumsi pangan diupayakan guna mengurangi ketergantungan pada beras dengan tetap memperhatikan pola konsumsi masyarakat setempat.

I/19

Page 25: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Dengan memperhatikan perkembangan biaya produksi dan konsumsi petani, harga dasar GKG pada tahun 1990/91 telah di-tingkatkan 8,0% dari tahun 1989/90, menjadi Rp 270 per kg. Kebijaksanaan ini dimaksudkan agar pendapatan nyata petani selalu meningkat, sehingga mereka tetap bergairah untuk me-ningkatkan produksi.

Jumlah pembelian gabah dan beras dalam negeri pada tahun 1990/91 mengalami penurunan sebesar 38,8% dibanding tahun 1989/90, sehingga menjadi 1.333,5 ribu ton setara beras. Pada tahun 1990/91 harga rata-rata gabah musim panen di daerah pe-desaan berada 6,3% di atas harga dasar, sedangkan pada tahun 1989/90 hanya 5,5% di atas harga dasar. Di samping itu, penu- runan jumlah pembelian gabah dan beras dalam negeri pada ta- hun 1990/91 tampaknya dipengaruhi pula oleh laju peningkatan produksi yang semakin menurun. Peningkatan-produksi gabah pa- da tahun 1989 mencapai 7,3%, sedangkan pada tahun 1990 hanya 1,0%.

Harga dasar jagung dan kedele juga ditingkatkan sebagai- mana harga dasar gabah. Pada tahun 1990/91 harga dasar jagung dan kedele masing-masing adalah Rp 155 per kg dan Rp 400 per kg, atau meningkat 10,7% dan 8,1% dibanding tahun 1989/90.

Pada tahun 1990/91 kebijaksanaan harga batas tertinggi juga dilaksanakan dalam rangka menjaga agar harga beras tetap terjangkau oleh daya beli rakyat banyak. Untuk mengendalikan harga beras di pasaran umum agar tidak melampaui harga batas tertinggi yang ditetapkan, pada tahun 1990/91 dilakukan pe- nyaluran ke pasaran umum sejumlah 188 ribu ton. Jumlah terse- but lebih dari tiga kali lipat jumlah penyaluran ke pasaran umum tahun 1989/90. Jumlah penyaluran secara keseluruhan pada tahun 1990/91 mencapai 1.871 ribu ton atau meningkat 7,2% di-banding tahun 1989/90.

Penyediaan gandum, yang selanjutnya diolah menjadi te- pung terigu, dimaksudkan untuk mendukung upaya penganekara- gaman konsumsi pangan. Impor gandum pada tahun 1990/91 ber-jumlah 1.687 ribu ton, menurun 4,9% dibanding tahun 1989/90. Jumlah impor tersebut disesuaikan dengan jumlah stok akhir 1989/90 dan jumlah kebutuhan tahun 1990/91.

Kebijaksanaan harga dan sarana penyangga pangan tersebut telah berhasil mengendalikan harga gabah di musim panen se-hingga harga di tingkat produsen selalu berada di atas harga

I/20

Page 26: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

dasar. Di samping itu gejolak harga antar musim tetap menun- jukkan angka yang kecil. Perbedaan harga rata-rata gabah an- tar musim pada tahun 1990/91 adalah 16,2%, sedikit lebih be- sar dibanding pada tahun 1989/90 sebesar 14,0%, namun masih lebih rendah dibanding tahun 1988/89 yang mencapai 20,4%.

Salah satu tujuan peningkatan produksi dan persediaan pangan adalah untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat. Perbaikan gizi diarahkan terutama untuk menunjang upaya pe-nganekaragaman konsumsi pangan dan penanggulangan masalah ke-kurangan gizi, terutama di kalangan masyarakat yang rawan gi- zi, yaitu anak-anak usia balita, wanita hamil dan menyusui, serta golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Upaya yang dilaksanakan meliputi Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Penanggulangan Kekurangan Vitamin A dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium serta Anemia Defisiensi Be- si, Perbaikan Gizi Institusi, Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), dan kegiatan-kegiatan di bidang Pene-litian, Ketenagaan dan Kelembagaan Gizi.

Kegiatan-kegiatan dalam UPGK meliputi: penyuluhan gizi masyarakat, pemberian pelayanan gizi melalui Posyandu, dan peningkatan pemanfaatan tanaman pekarangan yang dilaksanakan dengan bekerja sama dengan sektor pertanian. Pada tahun 1990/91 UPGK telah dilaksanakan di semua propinsi yang menca- kup lebih dari 58.800 desa binaan; 2.541 diantaranya merupa- kan desa baru. Salah satu kegiatannya yang menonjol adalah penyuluhan gizi dalam rangka gerakan peningkatan pemanfaatan Air Susu Ibu dan Gerakan Sadar Pangan dan Gizi.

Kegiatan UPGK lairmya dilaksanakan melalui Posyandu. Jumlah Posyandu di seluruh Indonesia pada tahun 1990/91 ter-catat sebanyak 245 ribu buah. Peningkatan intensitas kegia- tan UPGK yang didukung oleh perbaikan keadaan sosial ekonomi keluarga telah berhasil memperbaiki keadaan gizi anak balita. Pada tahun 1990/91 presentase anak balita yang bergizi ku- rang, diperkirakan 9,8% lebih rendah dari angka yang dilapor- kan tahun 1989/90.

Untuk mencegah kebutaan akibat kekurangan vitamin A ser- ta meningkatkan daya tahan dan pertumbuhan anak balita, dalam tahun 1990/91 sebanyak 10,5 juta kapsul vitamin A telah diba-gikan kepada anak balita melalui Posyandu. Di samping itu untuk mencegah Gondok Endemik telah diberikan penyuntikan

I/21

Page 27: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Lipiodol sebanyak 685 ribu dosis pada wanita usia 0 - 35 dan pria usia 0 - 14 tahun yang tinggal di daerah Gondok Endemik. Sementara itu penyuluhan gizi tentang pentingnya sayuran hijau untuk sumber vitamin A dan garam beriodium untuk mencegah Gondok Endemik juga ditingkatkan.

Dalam rangka memantau perkembangan keadaan pangan dan gizi penduduk pedesaan, sejak Repelita III dikembangkan suatu Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Sistem ini terdiri dari Sistem Isyarat Dini dan Intervensi (SIDI) dan Sistem In-formasi Gizi. Pada tahun 1990/91 kegiatan SIDI ditekankan pa- da pelatihan petugas-petugas kecamatan, sedangkan kegiatan Sistem Informasi Gizi ditekankan pada pemantauan keadaan atau status gizi (PSG) anak balita.

Dalam rangka mendukung program perbaikan gizi yang terus meningkat, dalam Repelita V jumlah tenaga gizi dan berbagai tingkatan pendidikan juga terus bertambah. Pada tahun 1990/91 telah dihasilkan kurang lebih 300 tenaga gizi tingkat D3 dan 320 tenaga gizi tingkat D1. Selain itu, mulai tahun 1990/91 telah dilaksanakan pendidikan tambahan D4 bagi tenaga gizi yang sudah berpengalaman tugas di lapangan.

Sektor industri, yang peranannya semakin penting sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi maupun sebagai pendorong peru-bahan struktur ekonomi, dalam tahun 1990/91 menunjukkan per-kembangan positif.

Upaya pengembangan industri berorientasi ekspor semakin menampakkan hasil, baik dalam jumlah/nilai barang yang dieks- por maupun dalam peranannya sebagai pemacu pertumbuhan sektor industri dan sektor lainnya. Produk industri yang memasuki pasaran ekspor pada tahun 1990 dihasilkan oleh sebanyak 441 jenis industri dan terdiri dari sekitar 3.330 komoditi. Nilai ekspor hasil industri sebesar US$ 12,1 miliar pada tahun 1990 menunjukkan adanya kenaikan sebesar 8,3% bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun sebelumnya. Dalam ekspor ter- sebut kelompok aneka industri memberikan sumbangan terbesar, yaitu sekitar 70,2%. Dalam sumbangan kelompok aneka industri sebesar 70,2% ini, industri tekstil dan industri pengolahan kayu memberikan sumbangan yang besar, yaitu sekitar 50,5%.

Pendalaman struktur industri yang dilaksanakan dalam ta- hun kedua Repelita V diarahkan pada pemantapan dan peningkat- an hasil-hasil yang telah dicapai. Sasaran utama pengem-

I/22

Page 28: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

bangannya adalah industri-industri yang menghasilkan bahan baku dan bahan penolong serta barang modal. Pelaksanaannya tetap diutamakan dalam industri-industri yang mempunyai daya saing kuat, sehingga industri yang tumbuh tidak hanya ber-orientasi pada subtitusi impor akan tetapi produk yang di- hasilkan juga diharapkan mampu menembus pasaran dunia. Bebe- rapa produk baru yang telah dihasilkan pada tahun 1990 antara lain ialah carbon black, benzene, paraxylene dan sodium tripoly phosphate.

Sementara itu prospek pertumbuhan sektor industri sema- kin cerah. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rencana in-vestasi yang telah mendapatkan persetujuan. Dalam tahun 1990/91 nilai investasi baru dan perluasan yang disetujui mencapai Rp 45.042,0 miliar (PMDN) dan Rp 6.846,3 miliar (PMA). Sedangkan dalam tahun 1989/90 nilai investasi tersebut baru tercatat sebesar Rp 21.549,7 miliar (PMDN) dan Rp 4.565,5 miliar (PMA).

Pengembangan industri kecil yang meliputi industri kecil tradisional/kerajinan dan industri kecil nontradisional te- rus ditingkatkan melalui sentra-sentra industri kecil. Pelak-sanaannya ditempuh dengan cara meningkatkan kemampuan para pengrajin/pengusaha industri kecil melalui berbagai kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis. Di samping itu, penerapan pola Bapak Angkat oleh Badan Usaha Milik Negara dan perusaha- an besar swasta juga terus ditingkatkan, terutama melalui program keterkaitan usaha dan subkontrak.

Dalam rangka memacu pertumbuhan sektor industri, maka selain upaya meningkatkan kegiatan penguasaan teknologi juga terus dilanjutkan kegiatan standardisasi produk industri. Ke-giatan ini meliputi penyusunan dan penerapan standar indus- tri. Demikian pula dalam bidang kelembagaan tetap dilanjutkan kegiatan penyusunan peraturan pelaksanaan sebagai penjabaran dari UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Beberapa hal yang sedang dalam tahap pengusulan dan pembahasan antara lain ialah rancangan peraturan mengenai Standar Nasional Industri, industri kecil, informasi industri dan alih teknologi.

Sektor pertambangan dan energi merupakan salah satu sek- tor penting dengan peranannya sebagai pemasok bahan baku un- tuk industri, pemasok energi untuk berbagai kegiatan ekonomi serta sebagai penghasil devisa negara. Di samping itu, sektor ini juga berperan dalam memperluas kesempatan kerja dan ke-

I/23

Page 29: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

sempatan berusaha, serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan wilayah.

Di bidang pertambangan umum, perkembangan yang menonjol selama dua tahun Repelita V antara lain adalah peningkatan produksi batu bara dan tembaga. Produksi batu bara yang pada tahun 1988/89 besarnya 5.175,7 ribu ton, meningkat menjadi 9.478,2 ribu ton pada tahun 1989/90, dan meningkat lagi men- jadi 11.211,6 ribu ton pada tahun 1990/91. Produksi konsen- trat tembaga meningkat dari 302,7 ribu ton pada tahun 1988/89 menjadi 329,9 ribu ton pada tahun 1989/90 dan menjadi 499,3 ribu ton pada tahun 1990/91. Dalam pada itu, untuk lebih menggairahkan kegiatan pencarian bahan-bahan tambang di dae- rah yang terpencil dan sulit, telah diherlakukan sebuah kebi-jaksanaan fiskal khusus. Kebijaksanaan lain yang berdampak sosial cukup luas adalah pelaksanaan konsep Pertambangan Ska- la Kecil di beberapa wilayah Indonesia.

Dengan beroperasinya kilang-kilang minyak secara penuh sejak Repelita IV, pengilangan minyak mentah di dalam negeri selama dua tahun Repelita V menunjukkan angka yang semakin meningkat. Dalam tahun 1988/89, 1989/90, dan 1990/91 bertu- rut-turut tercatat pengilangan sebesar 247,0 juta barel, 249,5 juta barel dan 280,9 juta barel per hari.

Produksi minyak bumi yang terdiri dari minyak mentah dan kondensat pun menunjukkan angka yang semakin meningkat. Pe-ningkatan produksi ini antara lain disebabkan oleh telah ber-produksinya beberapa lapangan minyak baru dan meningkatnya produksi proyek-proyek "Enhanched Oil Recovery". Sementara itu, produksi gas bumi juga terus menunjukkan peningkatan.

Kegiatan pemetaan geologi sampai tahun kedua Repelita V telah menyelesaikan seluruh peta geologi Jawa-Madura dan se- bagian besar peta geologi di pulau lainnya. Di samping itu telah pula dilaksanakan pemetaan gaya berat, pemetaan geologi tata lingkungan dan pemetaan hidrogeologi yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyelidikan gunung api dan panas bumi serta penyelidikan geologi kelautan juga terus dilaksanakan.

Sejalan dengan semakin meningkatnya pembangunan nasio- nal, kebutuhan akan energi cenderung meningkat. Penggunaan energi secara keseluruhan meningkat dari 292.940 ribu SBM (Setara Barel Minyak) pada tahun 1988/89 menjadi 317.180 ribu SBM pada tahun 1989/90, dan meningkat lagi menjadi 344.370

I/24

Page 30: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

ribu SBM pada tahun 1990/91. Salah satu sasaran kebijaksanaan pengembangan energi adalah mengurangi ketergantungan konsumsi energi di dalam negeri pada minyak bumi. Dalam hubungan ini pemanfaatan gas bumi dan batu bara sebagai sumber energi peng- ganti bahan bakar, minyak dalam sektor industri dan untuk pem-bangkit tenaga listrik semakin ditingkatkan.

Salah satu bentuk energi yang pemanfaatannya meningkat sangat cepat adalah tenaga listrik. Guna mengimbangi permin- taan yang meningkat cepat, pembangunan di bidang listrik te- rus ditingkatkan. Sarana pembangkit tenaga listrik yang dalam tahun 1988/89 adalah 8.529.220 kW, telah meningkat dengan 574.800 kW dalam tahun 1989/90 dan meningkat lagi dengan 177.200 kW dalam tahun 1990/91. Dalam tahun 1988/89 terdapat jaringan transmisi sepanjang 14.982,9 kms, kapasitas gardu induk 16.436,5 MVA, jaringan tegangan menengah sepanjang 63.455,2 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 104.143,9 kms dan kapasitas gardu distribusi 10.719,6 MVA. Dalam tahun 1989/90 terjadi peningkatan jaringan transmisi dengan 580,6 kms, kapasitas gardu induk 833,0 MVA, jaringan tegangan mene- ngah 8.500,3 kms, jaringan tegangan rendah 9.766,9 kms dan gardu distribusi 594,3 MVA. Dalam tahun 1990/91 terjadi ke-naikan lagi masing-masing sebesar 915,0 kms, 1.417,0 MVA, 8.299,7 kms, 8.636,5 kms dan 494,4 MVA. Perluasan sarana te- naga listrik yang cepat tersebut ditujukan untuk mendorong pertumbuhan sektor industri dan kegiatan ekonomi lainnya ser- ta memenuhi kebutuhan untuk rumah tangga yang semakin mening- kat.

Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasilnya, pe-ningkatan kegiatan-kegiatan di bidang pelistrikan juga ditujukan untuk mendukung program listrik pedesaan. Pada tahun terakhir Repelita IV sebanyak 18.794 desa telah dilistriki. Pada tahun pertama Repelita V jumlah desa yang dilistriki bertambah dengan 1.765 desa, dan pada tahun kedua Repelita V bertambah lagi dengan 2.324 desa. Program listrik pedesaan juga diharapkan dapat mendorong berkembangnya sektor industri di pedesaan.

Di bidang perhubungan kegiatan pembangunan diarahkan pa- da peningkatan kemampuan perhubungan, yang dilaksanakan mela- lui usaha-usaha pengembangan potensi perhubungan disertai de- ngan peningkatan peran serta masyarakat. Dalam rangka mendo- rong pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Tanah Air, di- tingkatkan pula pelayanan perhubungan bagi daerah pedesaan,

I/25

Page 31: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

daerah dan pulau terpencil, daerah transmigrasi dan daerah perbatasan.

Di bidang perhubungan darat, kegiatan pembangunan meli- puti rehabilitasi, pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan baru. Hasil-hasil yang dicapai dalam tahun 1990/91 berupa rehabilitasi dan pemeliharaan jalan sepanjang 41.097 km dan jembatan 16.706 m, peningkatkan jalan sepanjang 8.089 km dan jembatan 1.114 m serta penggantian jembatan se- panjang 16.352 m, dan pembangunan jalan baru sepanjang 340 km, jembatan 2.127 m dan jalan tol 119 km.

Di samping itu pengujian keselamatan lalu lintas jalan raya ditingkatkan dengan menambah alat pengujian kendaraan bermotor sebanyak 8 unit, rambu lalu lintas jalan sebanyak 9.863 buah, lampu lalu lintas persimpangan 32 unit, tanda permukaan jalan 5.450 m dan pusat pengujian kendaraan bermo- tor sebanyak 3 unit.

Perkeretaapian juga tetap mendapatkan perhatian. Selama dua tahun pelaksanaan Repalita V, rehabilitasi dan peningkat- an prasarana dan sarana kereta api mencakup kegiatan rehabi- litasi lok sebanyak 54 unit, kereta penumpang 141 unit, ger- bong barang 2.067 unit dan pengadaan lok diesel sebanyak 15 buah. Dalam periode tersebut juga dilakukan rehabilitasi dan peningkatan jalan kereta api sepanjang 710 km dan jembatan kereta api 86 buah. Dalam usaha meningkatkan keselamatan ope- rasi kereta api dilakukan pemasangan perangkat sinyal semi elektronik di 8 stasiun, sinyal elektronik di satu stasiun dan pemasangan pintu perlintasan listrik sebanyak 174 buah.

Usaha pengembangan fasilitas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan dilakukan dengan penambahan kapal penyeberangan sebanyak 16 buah, kapal sungai satu buah dan kapal danau satu buah. Rehabilitasi dilakukan atas 31 kapal penyeberangan, 12 dermaga penyeberangan, 6 dermaga sungai dan 7 dermaga danau.

Di bidang angkutan laut, hasil yang dicapai antara lain adalah rehabilitasi lapangan penumpukan seluas 3.550 m2, dan pembangunan dermaga 23.655 m2, gudang 5.400 m2 dan lapangan penumpukan 84.794 m2. Selain itu sebagai kelanjutan dari de-regulasi dalam sub sektor Perhubungan Laut diupayakan keseim-bangan antara jumlah armada dan jumlah muatan yang diangkut. Di bidang angkutan penumpang sejak tahun 1990 telah beropera- si sebuah kapal penumpang baru sehingga sampai dengan tahun

I/26

Page 32: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

kedua Repelita V telah beroperasi 8 buah kapal. Untuk mela- yani angkutan laut ke daerah-daerah terisolir, dioperasikan 26 kapal perintis yang melayari 28 trayek. Tahun sebelumnya hanya terdapat 16 kapal yang melayari 18 trayek. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayaran, pada tahun 1990/91 telah dilakukan penggantian dan penambahan menara suar 6 unit, ram- bu suar 47 unit dan pelampung suar 5 unit. Untuk memelihara kedalamannya pada tahun itu juga dilakukan pengerukan alur pelayaran.

Sementara itu, di bidang perhubungan udara, kebijaksana- an diarahkan pada peningkatan penyediaan dan mutu jasa ang- kutan udara, perluasan dan pemanfaatan secara penuh perjanji- an udara dengan berbagai negara dan pemberian peluang kepada pihak swasta nasional untuk melakukan penambahan dan perema- jaan armada, termasuk peluang untuk pengadaan pesawat berme- sin jet berukuran besar. Dalam usaha peningkatan prasarana, terus dilakukan peningkatan fasilitas bandar udara dan kese- lamatan penerbangan. Di samping itu, dilakukan pula usaha un- tuk memperoleh sertifikasi internasional bagi kegiatan pembu- atan dan perawatan pesawat di dalam negeri.

Sampai dengan tahun 1990/91, pembangunan Kantor Pos/Kan- tor Pos Pembantu/Kantor Pos Tambahan mencapai sebanyak 1.643 buah, Kantor Pos Besar/Klas 136 buah, Pos Keliling Kota 348 buah dan Pos Keliling Desa sebanyak 2.179 buah. Dengan telah dilaksanakannya pembangunan itu, jasa pelayanan pos dan giro telah menjangkau seluruh ibu kota kecamatan. Di samping itu juga telah dapat dijangkau 858 lokasi transmigrasi.

Kegiatan pembangunan yang meningkat menuntut sistem te-lekomunikasi yang makin meluas, andal dan cepat. Telekomuni- kasi dalam negeri maupun luar negeri terus digiatkan pemba-ngunannya. Jaringan sentral telepon otomat yang tersebar di seluruh Tanah Air pada tahun 1990/91 meliputi 364 buah dengan kapasitas 1.320.841 satuan sambungan. Fasilitas telekomunika- si untuk umum diperluas melalui penambahan telepon umum, baik Telepon Umum Coin (TUC) maupun Telepon Umum Kartu (TUK). Jumlah Warung Telekomunikasi (Wartel) meningkat menjadi 386 buah. Pembangunan fasilitas umum internasional melalui Salu- ran Langsung Internasional (SLI) telah menjangkau 95 kota di Tanah Air dari kota-kota tersebut dapat dihubungi 182 negara. Dalam pada itu partisipasi swasta didorong untuk mempercepat pembangunan telekomunikasi melalui Sistem Kerja sama Pola Bagi Hasil. Selanjutnya untuk memperluas kapasitas transmisi telah

I/27

Page 33: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

beroperasi Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) Jakarta-Sura- baya.

Pembangunan kepariwisataan dilanjutkan dan ditingkatkan dengan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan. Di samping melalui usaha promosi di luar negeri yang dilakukan pemerintah bersama-sama dengan pihak swasta, kegiatan pariwisata ditingkatkan melalui pelaksanaan Kampanye Nasional Sadar Wisata yang berintikan Sapta Pesona, khususnya dalam mendukung pelaksanaan Tahun Kunjungan Wisata, Visit In-donesia Year 1991.

Penduduk Indonesia yang besar. merupakan potensi dan se- kaligus masalah. Permasalahan utama di bidang kependudukan, di samping jumlahnya yang besar, adalah laju pertumbuhannya yang relatif masih tinggi dan persebarannya yang tidak mera- ta. Langkah-langkah di berbagai bidang telah menghasilkan be-berapa dampak positif dalam rangka mengatasi masalah tersebut.

Penduduk Indonesia pada tahun 1980 berjumlah 147,5 juta orang dan pada tahun 1990 diperkirakan meningkat menjadi 179,9 juta orang. Jumlah tersebut lebih rendah dari perkiraan tahun kedua (1990) Repelita V, yaitu 182,6 juta. Laju pertum- buhan penduduk telah dapat diturunkan dari rata-rata 2,32% per tahun dalam kurun waktu 1971-1980 menjadi 1,97% dalam ku- run waktu 1980-1990.

Sementara itu tingkat kelahiran kasar telah pula berha- sil diturunkan dari 44,0 per seribu penduduk pada tahun 1971 menjadi 28,7 per seribu pada tahun 1988, serta diperkirakan menjadi 27,3 per seribu penduduk pada tahun 1990. Bersamaan dengan penurunan tingkat kelahiran, tingkat kematian bayi ju- ga telah menurun dari 142 per seribu kelahiran hidup pada ta- hun 1971 menjadi 58 per seribu pada tahun 1988 dan diperkira- kan menjadi 55 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1990. Dalam kurun waktu yang sama, angka kematian kasar turun dari 14,1 per seribu penduduk menjadi 7,9 dan 7,7 per seribu pen- duduk. Pencapaian penurunan laju pertumbuhan penduduk bersa- maan dengan pencapaian penurunan tingkat kematian bayi menun- jukkan keberhasilan sangat berarti dalam pembangunan di bi- dang kependudukan.

Penurunan tingkat kematian bayi memberikan petunjuk ada- nya kenaikan tingkat kesejahteraan penduduk sebagai hasil

I/28

Page 34: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

usaha pembangunan, terutama dari usaha peningkatan derajat kesehatan, mutu gizi serta pembinaan keluarga dan balita. Sampai tahun kedua Repelita V telah dibentuk sekitar 245 ribu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), serta dapat dibina sebanyak 6.225 kelompok Bina Keluarga dan Balita (BKB). Di samping itu, umur perkawinan pertama wanita telah meningkat menjadi sekitar 22 tahun pada tahun 1987. Tingkat pendidikan penduduk juga sudah menjadi lebih tinggi. Pada tahun kedua Repelita V, angka partisipasi murni pendidikan dasar telah mencapai 99,6%.

Dalam upaya memantau hasil-hasil pembangunan dan menye- diakan data kependudukan, dilakukan pelatihan bagi petugas desa untuk registrasi penduduk yang pelaksanaannya dimulai dalam Repelita V. Di samping itu upaya meningkatkan kesadaran penduduk dan masyarakat mengenai masalah kependudukan terus dikembangkan. Kesadaran kependudukan dan KB ditanamkan baik melalui pendidikan formal maupun informal. Dalam tahun 1990/91 telah dilaksanakan orientasi mengenai kependudukan dan ke-luarga berencana bagi generasi muda, diikuti oleh sebanyak lebih dari 400 ribu pemuda. Sementara itu, berbagai kegiatan dalam bidang kependudukan juga dilaksanakan oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan oleh Pusat Studi Kepen-dudukan (PSK) yang berada di berbagai Universitas.

Tujuan program KB adalah meningkatkan kesejahteraan ke-luarga, terutama ibu dan anak, dalam rangka mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Kebijaksanaan di bidang KB diarahkan pada usaha perluasan jangkauan, pembinaan, pe-lembagaan/pembudayaan dan keterpaduan untuk mencapai 5 prio- ritas utama, yaitu pemerataan penggarapan KB, peningkatan ku- alitas, penggalangan kemandirian, penggalangan generasi muda dan pemantapan lini lapangan.

Kegiatan penerangan dan motivasi KB diarahkan pada pe-lembagaan pelaksanaan KB dengan meningkatkan peran aktif ma-syarakat. Hasil penting yang dicapai melalui kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah kelompok peserta KB dalam bentuk Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) dan Sub-PPKBD. Pada tahun kedua Repelita V jumlah PPKBD dan Sub-PPKBD masing-masing adalah sekitar 83,4 ribu PPKBD dan 259,5 ribu Sub-PPKBD.

Berbagai usaha yang telah dilaksanakan di bidang KB me- nunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun kedua Repeli- ta V jumlah peserta KB Baru adalah 4,48 juta orang. Jumlah

I/29

Page 35: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

ini melebihi sasaran Repelita yang ditentukan sebanyak 4,41 juta orang. Sementara itu, pasangan usia subur yang berhasil dibina memakai alat kontrasepsi secara terus menerus ber- jumlah 18,8 juta orang. Di samping keberhasilan kuantitas tersebut, keberhasilan pelaksanaan program KB dalam tahun ke- dua Repelita V juga terwujudkan dalam kualitas pemakaian alat kontrasepsi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persen- tase peserta KB yang memakai alat kontrasepsi dengan perlin- dungan yang lama terhadap kehamilan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan pela- yanan kepada peserta KB antara lain adalah peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pelayanan KB, dan peningkatan peran serta IDI, IBI dan ISFI. Di samping itu juga ditingkatkan jumlah rumah sakit yang memberi pelayanan KB, klinik pelayanan KB dan pelayanan keliling KB. Usaha untuk meningkatkan kesejah- teraan peserta KB dilakukan dengan pemberian bantuan modal kepada sekitar 22,6 ribu kelompok Usaha Peningkatan Penda- patan Kelompok Akseptor KB untuk usaha produktif. Sejalan de- ngan itu telah pula diberikan bantuan beasiswa kepada putra- putri peserta KB yang berprestasi di sekolah.

Masalah kependudukan erat kaitannya dengan masalah ke- sempatan kerja. Perluasan lapangan kerja dalam Repelita V di-perkirakan akan terjadi sehingga sebagian besar angkatan ker- ja yang masuk pasar kerja dapat ditampung dengan produktivi- tas yang meningkat berkat berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi di berbagai sektor pembangunan dan di berbagai dae- rah. Hasil Survai Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 1989 mencatat adanya 2,1 juta orang yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan.

Program pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja meru- pakan salah satu usaha perluasan lapangan kerja produktif dan usaha pemanfaatan potensi tenaga kerja. Program ini dilaksa- nakan antara lain melalui kegiatan-kagiatan: Pendayagunaan Tenaga Kerja Penganggur dan Setengah Penganggur (PTKPSP), Pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) dan Pen-dayagunaan Tenaga Kerja melalui mekanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), Antar Kerja Lokal (AKL) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

Kegiatan PTKPSP melalui sistem padat karya ditujukan un- tuk mendayagunakan tenaga kerja penganggur dan setengah pe- nganggur di daerah yang relatif tertinggal dan daerah padat

I/30

Page 36: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

penduduk yang produktivitas serta pendapatannya rendah. Keca- matan yang melaksanakan PTKPSP pada tahun kedua Repelita V berjumlah 640 lokasi/kecamatan, dengan mempekerjakan 167.004 orang tenaga kerja.

Kegiatan pendayagunaan TKST diarahkan pada pengembangan kemampuan untuk usaha mandiri, agar pada waktunya para tenaga kerja yang bersangkutan tumbuh dan berkembang menjadi kader- kader wiraswasta, konsultan manajemen koperasi, pemandu wira- usaha ataupun menjadi motivator di Lembaga Ketahanan Masyara- kat Desa (LKMD) di desa-desa swadaya, atau menjadi tenaga teknis sektor-sektor pembangunan yang membutuhkan. Pada tahun kedua Repelita V telah ditugaskan sebanyak 2.272 orang TKST Angkatan II.

Pengumpulan dan penyebaran informasi tentang tenaga ker- ja yang berfungsi mempertemukan pencari kerja dan kesempatan kerja menurut lapangan usaha, jabatan dan tingkat pendidikan pada tahun kedua Repelita V juga dilaksanakan. Informasi ke-tenagakerjaan yang diperoleh juga dimanfaatkan untuk menun- jang penyaluran tenaga kerja melalui mekanisme AKAD, AKL dan AKAN. Pada tahun tersebut juga dilaksanakan pembatasan dalam penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang, sebagai tindak lanjut dari Keppres No. 23 Tahun 1974. Kebijaksanaan ini tetap dilaksanakan secara selektif.

Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam pem- bangunan dilaksanakan pelatihan keterampilan dan kewiraswas- taan. Pada tahun kedua Repelita V telah dilatih sebanyak 43.627 orang di bidang industri, serta sebanyak 25.055 orang di bidang manajemen dan 6.511 orang di bidang pertanian. Se- lain itu untuk daerah-daerah terpencil telah dilatih 33.708 orang melalui Latihan Keliling (Mobile Training Unit/MTU).

Dalam rangka perlindungan tenaga kerja dilakukan penga- wasan terhadap kemungkinan keracunan, radiasi, pengaruh bahan kimia, peledakan, kebakaran dan kecelakaan-kecelakaan di tem- pat kerja. Pada tahun kedua Repelita V dilaksanakan pengawas- an di tempat kerja melalui 22 ribu kali kunjungan. Penetapan upah minimum sebagai sarana untuk menciptakan ketenangan ker- ja dan produktivitas perusahaan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja, pada tahun tersebut di- perbaiki. Dengan demikian maka sampai dengan tahun 1990/91 telah ditetapkan sebanyak 27 upah minimum regional, 68 upah minimum sektoral dan 560 upah minimum sub sektoral.

I/31

Page 37: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Usaha-usaha pengembangan lembaga-lembaga ketenagakerjaan sampai pada tahun 1990/91 terus dilanjutkan dalam rangka pe-laksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP). Sampai pada tahun kedua Repelita V jumlah Serikat Pekerja Seluruh Indone- sia (SPSI) di perusahaan-perusahaan telah mencapai 8.936 unit kerja. Di samping itu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) SPSI kini telah terdapat di semua propinsi, sedangkan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sampai pada tahun kedua Repelita V telah terda- pat di 268 cabang.

Badan Kerja Sama (BKS) Tripartite yang berfungsi sebagai forum konsultasi antara pekerja, pengusaha dan pemerintah te- rus dikembangkan. Lembaga Bipartite sebagai wahana komunikasi antara pengusaha dan pekerja di perusahaan-perusahaan semakin menunjukkan kemajuan. Sampai pada tahun pertama Repelita V telah terbentuk BKS Tripartite di tingkat Nasional, 27 buah di Dati I, dan 186 buah di Dati II. Kini jumlah sebagai kese- luruhan BKS Bipartite telah mencapai 2.998 buah.

Program Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) terus pula berkem- bang, baik jumlah pesertanya maupun ruang lingkup usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Pada tahun 1990 se- banyak 29,5 ribu perusahaan telah menjadi peserta ASTEK, dan sebagai keseluruhan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki lebih dari 3,9 juta karyawan dan dana investasi lebih dari Rp 800 miliar.

Pembangunan di bidang transmigrasi merupakan salah satu upaya untuk memecahkan persoalan penyebaran penduduk yang ti- dak merata. Kebijaksanaan transmigrasi ditujukan untuk mengu- rangi tekanan kependudukan di daerah-daerah padat penduduk dan meningkatkan pembangunan daerah melalui pembukaan wilayah pemukiman dan wilayah produksi baru di daerah yang masih mem- punyai potensi untuk pengembangan. Upaya tersebut dilaksana- kan melalui pemindahan sebagian penduduk dan tenaga kerja da- ri daerah-daerah padat ke daerah-daerah pemukiman dan produk- si baru yang kekurangan tenaga kerja.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang meme- gang peranan penting dalam pembangunan di bidang transmigra- si. Sektor ini masih berpeluang besar untuk berkembang di da- erah-daerah pemukiman baru dan dengan demikian dapat memberi- kan sumbangan untuk pembangunan daerah penerima transmigran dan perluasan lapangan kerja. Oleh sebab itu maka pelaksanaan transmigrasi terutama dikaitkan dengan perluasan dan pengem-

I/32

Page 38: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

bangan sektor pertanian, seperti pembukaan persawahan, perke- bunan, dan hutan tanaman industri.

Selama dua tahun Repelita V hasil yang telah dicapai da- lam upaya pemindahan transmigran meliputi sebanyak 26.533 KK pada tahun 1989/90 dan 47.250 KK pada tahun 1990/91. Hasil ini lebih rendah.dari sasaran Repelita V yang besarnya seki- tar 27.000 KK untuk tahun 1989/90 dan 60.000 KK untuk tahun 1990/91. Tidak tercapainya sasaran tersebut antara lain dise- babkan oleh belum siapnya lokasi penempatan dan adanya kecen- derungan menurun dalam hasrat untuk bertransmigrasi.

Untuk menunjang pencapaian sasaran penempatan tersebut maka, di samping pembangunan berbagai prasarana, sarana dan fasilitas pemukiman di daerah penerima, penyuluhan dan pene- rangan lebih ditingkatkan. Di bidang prasarana, pada tahun 1989/90 telah dibangun jalan dan jembatan baru masing-masing sepanjang 440 km dan 1.870 m. Dan pada tahun 1990/91 dibangun jalan sepanjang 1.912 km dan jembatan sepanjang 7.172 m. Se- lain itu pada tahun 1989/90 telah diperbaiki pula jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 1.036 km dan 4.581 m sedang- kan pada tahun 1990/91 telah ditingkatkan jalan dan jembatan, masing-masing sepanjang 1.494 km dan 10.105 m. Dalam tahun- tahun tersebut di daerah penerima juga dilaksanakan pembukaan dan penyiapan serta pengaplingan lahan, dan pembangunan rumah serta fasilitas umum yang diperlukan.

Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan dan penyiapan pemukiman di daerah penerima, di daerah asal dilak- sanakan kegiatan penerangan, seleksi dan penyediaan berbagai sarana dan peralatan bagi calon transmigran. Tahap ini selan-jutnya diikuti dengan pemberangkatan transmigran ke daerah tujuan. Setelah transmigran berada di daerah baru, kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan di berbagai bidang. Usaha yang dilakukan antara lain berupa pengembangan pertanian, pembina- an koperasi, pelayanan pendidikan dan kesehatan, perbaikan jalan dan jembatan, serta konservasi lahan. Transmigrasi yang dibina dalam tahun 1989/90 berjumlah 410.300 KK dan pada ta- hun 1990/91 meningkat menjadi 465.134 KK.

Beberapa indikasi dari, keberhasilan pembinaan terlihat dari adanya peningkatan dalam produktivitas beberapa komoditi pertanian. Produksi padi rata-rata pada tahun pertama dan ke- dua Repelita V di daerah transmigrasi berkisar antara 1,50 sampai 1,52 ton per ha. Produksi palawija, seperti kacang-

I/33

Page 39: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

kacangan rata-rata yang besarnya 1,30 ton per ha pada tahun 1989/90 menjadi rata-rata 1,43 ton per ha pada tahun 1990/91. Produksi singkong yang pada tahun 1990/91 mencapai 11,15 ton per ha, meningkat secara berarti dibandingkan produksi tahun 1989/90 sebesar 8,48 ton per ha. Namun demikian, apabila di- bandingkan dengan rata-rata nasional maka produksi pertanian di daerah transmigrasi masih relatif rendah. Hal ini disebab- kan oleh masih sederhananya teknologi yang digunakan, di sam- ping oleh adanya intensitas dalam serangan hama dan penyakit dengan frekuensi yang masih cukup tinggi.

Dalam upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia, pendidikan menduduki peranan yang sangat penting. Pembangunan di bidang pendidikan selalu menempati prioritas yang sangat tinggi dalam pembangunan nasional. Hasil-hasil nyata telah dapat dicapai dalam upaya menuju pemerataan pendidikan. Pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan lanjutan dan pendidikan tinggi, jumlah murid dan mahasiswa terus meningkat. Sementara itu upaya terus dilakukan untuk makin meningkatkan mutu pen- didikan di semua jenjang.

Hasil yang dicapai dalam tahun kedua Repelita V antara lain adalah jumlah murid baru kelas satu pendidikan dasar pa- da tahun 1990/91 tercatat sebanyak 4,7 juta atau menurun ku- rang lebih 2,8% dari tahun 1989/90. Penurunan tersebut terli- hat sejak Repelita IV bersamaan dengan menurunnya angka fer- tilitas penduduk. Dengan demikian jumlah murid pendidikan da- sar juga menurun dari 29,9 juta menjadi 29,7 juta. Jumlah mu- rid SLTP yang meliputi SMP dan SLKTP berjumlah 5,95 juta, se- dangkan angka partisipasinya adalahr sebesar 47,1%. Jumlah mu- rid pada tingkat SLTA cenderung meningkat, sedangkan jumlah murid SPG/SGO/SGPLB menurun karena adanya kebijaksanaan alih fungsi sekolah-sekolah tersebut sejak tahun 1989/90. Angka partisipasi kasar untuk SLTA adalah 34,7%. Di tingkat pergu- ruan tinggi jumlah mahasiswa baru pada tahun 1990/91 mencapai 524 ribu, sedangkan angka melanjutkan ke perguruan tinggi tercatat 42,1%.

Salah satu faktor penentu untuk meningkatkan mutu pendi- dikan adalah tersedianya fasilitas pendidikan seperti gedung, kemampuan guru, pengadaan buku dan alat peraga. Oleh karena itu fasilitas pendidikan tersebut terus ditingkatkan. Hasil- hasilnya selama 1990/91 adalah sebagai berikut.

Dalam tahun tersebut pada tingkat pendidikan dasar di- bangun sejumlah 400 unit gedung, 1.000 ruang kelas, serta

I/34

Page 40: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

rehabilitasi berat dan ringan sebanyak lebih dari 21.200 gedung Sekolah Dasar Negeri dan Swasta, termasuk Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Di samping itu dilaksanakan kegiatan peningkatan kemampuan guru dan pembina melalui berbagai pena- taran, penyetaraan guru setara D2, pengadaan buku pelajaran pokok, serta pengadaan alat peraga dan alat keterampilan, ke- senian dan olahraga.

Di tingkat SLTP dibangun 482 unit gedung dan 989 ruang kelas baru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, dan reha-bilitasi gedung yang mengalami kerusakan. Dalam rangka me- ningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 1990/91 telah diting- katkan pula jumlah pengadaan buku pelajaran dan jumlah penem- patan guru baru serta jumlah guru yang ditatar untuk memper- oleh pengetahuan tambahan.

Di tingkat SLTA dibangun 191 unit gedung, 306 ruang ke- las, 37 ruang laboratorium IPA dan ruang perpustakaan seba- nyak 19 ruang. Selain itu terus dilanjutkan penempatan guru baru, penataran tenaga kependidikan, pengadaan buku pelajaran pokok dan pengadaan buku dasar perpustakaan. Untuk meningkat- kan mutu berbagai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi, telah dilaksanakan pembinaan dan penataran tenaga kependidikan serta pengadaan buku pelajaran bagi sejumlah STM.

Pada jenjang pendidikan tinggi fasilitas pendidikan juga dikembangkan. Dalam tahun 1990/91 telah dibangun ruang kuliah/ kantor seluas 96,5 ribu m2, ruang laboratorium seluas 49,7 ribu m2, ruang`perpustakaan 47,3 ribu m2 dan rehabilitasi ge- dung seluas 76,3 ribu m2. Di samping itu telah dilaksanakan pula pengadaan sejumlah peralatan laboratorium, dan pengadaan buku termasuk buku perpustakaan sebanyak 77 ribu buku/judul. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dilaksanakan pengadaan te- naga kependidikan sebanyak 25 ribu orang, Pendidikan Diploma Non Kependidikan bagi 4.000 orang dan Pendidikan Pasca Sarja- na bagi 5.500 orang serta penyediaan beasiswa bagi lebih dari 1.000 orang.

Pendidikan mencakup pendidikan di sekolah dan pendidikan luar sekolah. Dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat, pada tahun 1990/91 diterbitkan dan diedarkan buku Paket A be- serta Buku Pedomannya sebanyak 11,4 juta eksemplar. Sasaran kegiatan ini adalah menunjang upaya pelaksanaan pemberantasan tiga buta, yaitu buta aksara latin dan angka, buta bahasa In-donesia dan buta pendidikan dasar.

I/35

Page 41: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Sementara itu, dalam rangka pembinaan generasi muda di-laksanakan berbagai kegiatan, antara lain penataran dan pela- tihan petugas bagi Sanggar Kegiatan Belajar, petugas Balai Pendidikan Masyarakat, petugas Kasi Dikmas, petugas Penilik Dikmas, petugas Pembina Kelompok Belajar, petugas Penguji dan Narasumber Belajar Pendidikan Luar Sekolah, yang seluruhnya diikuti oleh 3.926 orang. Di samping itu juga dikembangkan kegiatan penugasan Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (SP3) sebanyak 1.596.orang, pelatihan keterampilan wisata re- maja, penataran bagi pembina, penilik, pemimpin Gelanggang Pemuda, pertukaran pemuda luar negeri dan antar propinsi, serta berbagai kegiatan kepemudaan dalam rangka meningkatkan keterampilan berorganisasi dan kepemimpinan yang diikuti oleh 1.439 peserta.

Dalam hal pembinaan olahraga, sejak dicanangkannya pan- ji olahraga "memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan ma-syarakat" dari tahun ke tahun nampak adanya peningkatan kesa- daran masyarakat mengenai pentingnya olahraga. Melalui berba- gai gerakan olahraga secara massal, seperti senam massal, ge- rak jalan, pertandingan antara kelompok maupun perorangan dan sebagainya, maka jumlah penduduk yang terlibat dalam gerakan ini pada tahun 1990/91 diperkirakan bejumlah jutaan orang. Pada tahun-tahun sebelumnya jumlah tersebut diduga baru men- capai ratusan ribu orang.

Di kalangan pelajar dan mahasiswa kegiatan olahraga juga makin meningkat. Pada tahun 1990/91 jumlah pelajar dan maha- siswa yang dibina dalam rangka pembibitan olahraga tercatat sebanyak 322 ribu orang lebih atau tiga kali lipat lebih ba- nyak dari pembibitan olahraga tahun 1989/90. Guna mengimbangi pesatnya kegiatan olahraga di masyarakat, maka pada tahun 1990/91 juga telah diadakan pelatihan dan penataran pening- katan mutu bagi sejumlah tenaga wasit dan juri serta tenaga pelatih dan guru olahraga.

Dalam pada itu, di bidang kebudayaan nasional dan keper- cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berbagai kegiatan pem- bangunan telah dilaksanakan selama tahun kedua Repelita V. Kegiatan tersebut pada tahun 1990/91 antara lain meliputi ke- giatan inventarisasi dan pembinaan budaya nasional yang meru- pakan lanjutan kegiatan penelitian yang dimulai tahun 1989/90 atau sebelumnya. Penelitian tersebut berupa pengkajian menge- nai latar belakang isi naskah kuno dan mengenai kebudayaan daerah. Di samping itu dalam rangka pembinaan dan penyebar-

I/36

Page 42: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

luasan nilai-nilai luhur budaya Indonesia, pada tahun 1990/91 telah diadakan berbagai acara ceramah, diskusi dan pameran budaya. Di antara beberapa pameran yang diadakan terdapat pameran Wisata Budaya yang diselenggarakan di Surabaya dan Semarang dalam rangka persiapan Kongres Kebudayaan tahun 1991.

Pada tahun 1990/91 dilanjutkan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra melalui TVRI dan RRI sebagai mata acara siaran tetap. Demikian juga dalam rangka pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah pada tahun 1990/91 dilanjut- kan kegiatan penelitian, evaluasi dan penyuntingan 16 naskah sastra.

Pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra perlu di- tunjang oleh pembinaan perpustakaan yang memadai. Untuk itu pada tahun 1990/91 kepada berbagai Perpustakaan di pusat dan di daerah telah diberikan tambahan buku sebanyak lebih dari98.000 eksemplar dan bahan informasi perpustakaan sebanyak 7.500 eksemplar.

Pada tahun 1990/91 juga telah dibangun 2 buah Perpusta- kaan Daerah di Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan di Ban- dung (Jawa Barat).

Dalam pembinaan kesenian pada tahun 1990/91 antara lain telah diselenggarakan 72 kali lomba apresiasi seni dan 27 ka- li pameran seni di Taman Budaya di berbagai daerah. Sedangkan pagelaran seni daerah dalam berbagai acara festival seni di tingkat Kabupaten dan Kotamadya telah dilaksanakan sebanyak 16 kali.

Dalam rangka pembinaan tradisi, Peninggalan Sejarah dan Permusiuman, pada tahun, 1990/91 antara lain telah dilanjutkan penilaian atas 7 naskah sejarah, seperti naskah sejarah Na-sional Indonesia, naskah sejarah Kependidikan, dan naskah sejarah Kepahlawanan Daerah. Kemudian, pada tahun 1990/91 telah diselenggarakan pula suatu pertemuan ilmiah interna- sional "Silk Road" di Surabaya. Pada tahun itu juga dilakukan konservasi stabilitas batu candi dan lingkungannya seluas lebih dari 5.700 m2.

Salah satu kejadian dalam tahun 1990/91 dalam rangka in-ventarisasi peninggalan sejarah adalah ditemukannya bleh pen- duduk desa Wonoboyo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sejumlah benda-benda kuno terbuat dari emas dan perak yang mempunyai

I/37

Page 43: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

nilai arkeologis tinggi. Dengan adanya penemuan benda-benda arkeologis tadi maka situs Wonoboyo menjadi salah satu daerah penelitian arkeologi yang penting.

Dalam rangka pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam tahun 1990/91 telah dilaksanakan penyebarluasan informasi tentang budaya spiritual dan budi luhur melalui media massa, khususnya TVRI dan RRI sebanyak 55 kali siaran.

Disadari sepenuhnya bahwa pembangunan kesehatan merupa- kan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan dan gizi masyarakat dalam rangka peningkat- an kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakat, terutama golongan yang berpenghasilan rendah, baik yang tinggal di pe-desaan maupun di perkotaan.

Upaya pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui ke- giatan imunisasi untuk bayi, anak balita dan ibu hamil menun- jukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 1990/91 cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap mencapai 86,2%, mening- kat 11% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu pada tahun 1990/91 cakupan ibu hamil yang divaksinasi tercatat 54%, me-ningkat 20% dibanding tahun sebelumnya.

Pelayanan kesehatan melalui Puskesmas lebih banyak dite- kankan pada peningkatan mutu pelayanan dan perluasan jangkau- an pelayanannya, khususnya bagi penduduk di daerah-daerah terpencil. Pada tahun 1990/91 jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu baru masing-masing dibangun sebanyak 200 dan 1.805 buah, tersebar di semua daerah tingkat II. Selain itu, pada tahun 1990/91 juga dilaksanakan perbaikan ringan dan berat atas 844 Puskesmas dan 1.096 Puskesmas Pembantu.

Mulai tahun 1990/91 sebanyak 415 buah rumah sakit Peme- rintah, baik Pemerintah Pusat maupun Daerah, mendapat tambah- an biaya Operasi dan Pemeliharaan rata-rata sebesar Rp 149 juta (terkecil, Rp 23 juta dan terbesar Rp 1,5 miliar). Selain itu juga dilaksanakan penambahan gedung dan rehabilitasi bagi 125 buah rumah sakit, penambahan 986 unit peralatan medik serta 859 unit peralatan nonmedik bagi kurang lebih 300 rumah sakit.

Pada tahun 1990/91 angka kesakitan (Annual Parasite Index) penyakit malaria di Jawa-Bali tercatat 0,23 per 1.000

I/38

Page 44: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

penduduk, turun 23% dari angka tahun sebelumnya. Sementara di luar Jawa-Bali pada tahun 1990/91 angka tersebut adalah 0,50 per 1.000 penduduk, turun 29% dari tahun 1989/90. Sedangkan angka kematian akibat diare dan atau kholera tercatat 0,02%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya angka kematian diare dan atau kolera pada tahun 1990/91 turun dengan 4%.

Tanpa mengabaikan upaya-upaya yang berkaitan dengan jum- lah, pemerataan dan dihasilkannya tenaga kesehatan yang pro-fesioital, pendidikan tenaga kesehatan lebih diarahkan pada upaya peningkatan mutu para lulusan. Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan penyelesaian lanjutan, perbaikan dan penambahan gedung Sekolah Perawat Kesehatan dan Akademi sebanyak 11 buah di 6 propinsi. Selain itu dari berbagai jenis program pendi- dikan kesehatan dalam tahun tersebut telah lulus sebanyak 19.479 orang.

Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan kegiatan penyuluh- an, antara lain dalam bentuk penyebaran informasi melalui siaran televisi sebanyak 404 kali, melalui siaran radio lebih dari 33.000 kali, dan melalui media cetak 2,7 juta lembar. Sedangkan penyuluhan yang dilaksanakan melalui media massa lainnya, termasuk media tradisional, diperkirakan telah ber- hasil menjangkau lebih dari 5.150 kelompok masyarakat.

Program pengendalian, pengadaan dan pengawasan obat, makanan dan sebagainya terutama diarahkan pada perbaikan sistem distribusi dan pelayanan obat generik, baik melaluiPuskesmas, Rumah Sakit maupun melalui Apotik dan pedagang obat swasta lainnya. Dalam pada itu, jumlah apotik meningkat dari 2.458 buah pada tahun 1989/90 menjadi 2.919 buah pada tahun 1990/91.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 1990/91 juga dilaksanakan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Pada tahun itu UPGK dilaksanakan di semua propinsi dan dapat men- jangkau 58.829 desa binaan, 2.541 di antaranya merupakan desa baru yang merupakan tambahan atas jumlah desa yang dibina tahun 1989/90. Sebagai kelanjutan dan intensifikasi usaha pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan vitamin A, pada tahun 1990/91 melalui Posyandu telah dibagi- kan sebanyak 10,5 juta kapsul vitamin A dosis tinggi kepada lebih dari 5 juta anak balita. Untuk penanggulangan anemiaizi perhatian ditekankan terutama pada ibu hamil. Di samping itu dalam upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan

I/39

Page 45: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Iodium (GAKI) sampai saat ini dilaksanakan iodisasi garam dan penyuntikan lipiodol untuk daerah endemik gondok.

Dalam rangka mencukupi kebutuhan air bersih, khususnya bagi penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan yang tidak mam- pu, pada tahun 1990/91 telah dibangun berbagai jenis sarana air bersih seperti penampungan dan penyaluran air dengan sistem perpipaan (PP) sebanyak 59 buah, penampungan air hujan (PAH) sebanyak 534 buah, sumur pompa dan hidran umum sebanyak 2.749 buah.

Sasaran pembinaan dan pelayanan sosial terutama dituju- kan kepada anak terlantar, yatim piatu, kelompok lanjut usia yang tidak mampu, penyandang cacat, fakir miskin, korban ben- cana alam, masyarakat terasing dan para tuna sosial.

Program Pembinaan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial mencakup kegiatan penyuluhan dan bimbingan sosial, pembinaan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), penumbuhan swadaya masyara- kat bidang perumahan, pembinaan masyarakat terasing dan pem-binaan organisasi sosial masyarakat.

Hasil pelaksanaan program dalam tahun 1990/91 antara lain adalah: penyelenggaraan penyuluhan dan pemberian bim-bingan sosial di 7.500 desa yang menjadi sumber permasalahan sosial. Berkaitan dengan ini telah dibina sebanyak kurang lebih 11 ribu orang PSM dan 420 orang PSM Satgasos yang ber- fungsi sebagai motivator pembangunan pedesaan untuk desa-desa terpencil. Penumbuhan swadaya masyarakat di bidang perumahan dan lingkungan telah berhasil mendorong masyarakat untuk mem-perbaiki dan memugar sekitar 48,3 ribu rumah di 4 ribu desa lebih. Dalam penanganan masyarakat terasing lebih diutamakan pembinaan lanjut dengan penyediaan fasilitas perhubungan dan alat komunikasi. Sampai dengan tahun 1990/91 telah berhasil dibina dan dimukimkan sebanyak 12.505 KK. Khusus dalam tahun 1990/91 telah dimukimkan sebanyak 1.410 KK warga baru masya- rakat terasing di 18 lokasi.

Dalam tahun yang sama juga dilakukan pemugaran dan pem-bangunan sebanyak 18 Taman Makam Pahlawan (TMP). Selain itu juga dilakukan pembinaan dan pelatihan bagi 407 organisasi sosial masyarakat.

Melalui Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, dalam tahun 1990/91 telah dilakukan perbaikan, pembangunan dan pe-

I/40

Page 46: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

nyempurnaan Sasana Tresna Werdha (Panti Lanjut Usia) sebanyak 25 buah, Panti Penyantunan Anak 15 buah, dan Panti Pengasuhan Anak 10 buah. Di samping itu juga diberikan bantuan pemba- ngunan dan perbaikan kepada panti-panti asuhan milik swasta sebanyak 65 buah panti. Sebagai hasil dari kegiatan tersebut telah dapat disantun sekitar 20,2 ribu orang lanjut usia dan 73,8 ribu orang anak yatim piatu.

Dalam rangka pengentasan para penyandang cacat, tuna sosial, anak nakal dan korban narkotika, pada tahun 1990/91 juga dilakukan perbaikan dan penyempurnaan fasilitas perpan- tian dan unit-unit pelaksana teknis. Perbaikan dan pembangun- an yang telah selesai dilaksanakan meliputi 6 buah Panti Pe-nyandang Cacat, 4 buah Liposos (Lingkungan Pondok Sosial), 7 buah Panti Rehabilitasi Wanita dan 4 buah Panti Rehabilitasi Sosial Anak Nakal dan Korban Narkotika. Pada tahun tersebut juga diberikan bantuan pembangunan dan perbaikan sebanyak 29 buah kepada panti-panti cacat milik swasta. Berkat kegiatankegiatan ini dalam tahun 1990/91 telah dapat disantuni dan dientaskan kurang lebih sebanyak 23,0 ribu penyandang cacat, 3,1 ribu tuna sosial dan 1,4 ribu anak nakal dan korban narkotika.

Selanjutnya dalam program ini juga dilakukan pengentasan atas 15,1 ribu KK fakir miskin yang tersebar di 500 desa dan bantuan rehabilitasi untuk sekitar 2.000 lebih unit rumah para korban bencana alam.

Dalam hal pembinaan Karang Taruna pada tahun 1990/91 dilakukan pemantapan kegiatan Karang Taruna dengan penyediaan bantuan paket sarana usaha produktif bagi 2.325 Karang Taruna.

Dalam pada itu, peranan wanita Indonesia dalam pemba-ngunan terus ditingkatkan. Kegiatan Pertama diarahkan pada upaya untuk makin menterpadukan berbagai kegiatan peningkatan peranan wanita yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan lem- baga swadaya masyarakat, khususnya PKK dan organisasi-organi- sasi wanita lainnya. Upaya keterpaduan tersebut antara lain dilaksanakan melalui pemantapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program-program pembangunan yang melibatkan wanita, baik sebagai pelaku maupun sebagai pene- rima manfaat dari pembangunan. Hampir semua sektor telah melibatkan wanita dalam kegiatan pembangunan, dan kegiatan-kegiatan yang penting dalam rangka peningkatan peranan wanita telah diprogramkan secara khusus di berbagai sektor.

I/41

Page 47: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Pada tahun 1990/91 telah diselenggarakan Pelatihan Ke-pemimpinan Wanita bagi 3.090 orang dari hampir seluruh pro-pinsi. Di samping itu telah diselenggarakan pula Pelatihan Tenaga Pelatih Kepemimpinan Wanita dengan peserta sebanyak 29 orang. Dengan demikian pada tahun 1990/91 secara keseluruhan telah terdapat 167 orang tenaga pelatih kepemimpinan wanita yang tersebar di 18 propinsi.

Dalam rangka lebih memperkenalkan pentingnya dasar-dasar teknis analisa gender (menurut jenis kelamin) bagi perencana- an dan penyusunan program wanita, dalam tahun 1990/91 telah dilatih di Jakarta sebanyak 23 orang pelatih inti. Mereka ini bertugas di Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri, Pertanian, BKKBN, LAN, Pusat-pusat Studi Wanita pada berbagai universitas dan pada berbagai yayasan/lembaga swa- daya masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan terpadu Peningkatan Peranan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) juga dilanjutkan dan pada tahun 1990/91 telah berkembang dan dilaksanakan di semua pro- pinsi, di 296 kecamatan dan mencakup 892 desa.

Dalam upaya pemberantasan tiga buta, PKK juga terus menambah jumlah kelompok-kelompok belajarnya. Pada tahun 1990/91 dalam Kelompok.Belajar Paket A PKK, tercatat sebanyak lebih dari 800 ribu kelompok dan dalam Kejar Usaha PKK sebanyak kurang lebih dari 105 ribu kelompok. Bina Keluarga dan Balita (BKB) dilaksanakan di lebih dari 7.000 desa di 27 propinsi dan meliputi kurang lebih 148,6 ribu anak balita.

Salah satu kegiatan program perbaikan gizi nasional yang hampir seluruhnya dilaksanakan oleh wanita adalah gerakan Pe-ningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (ASI). Gerakan ini dica- nangkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Desember 1990 pada puncak acara peringatan Hari Ibu ke-62. Pencanangan gerakan ini telah dilanjutkan menjadi gerakan di seluruh pro- pinsi, dipelopori oleh beberapa Menteri Kabinet Pembangunan. Kemudian gerakan ini terus berlangsung di masyarakat dan di-laksanakan baik oleh aparat pemerintah yang bersangkutan mau- pun oleh Lembaga Swadaya Masyarakat dan didukung oleh media massa.

Selanjutnya, pada tahun 1990/91 di berbagai tempat di Indonesia telah dibentuk 10 buah Pusat Studi Wanita. Dengan adanya tambahan itu sampai dengan tahun 1990/91 jumlah Pusat Studi Wanita di Indonesia menjadi 33 buah. Hasil penelitian

I/42

Page 48: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

dari pusat-pusat studi ini di antaranya berupa penelitian ke-bijaksanaan dan penelitian program yang telah dimanfaatkan untuk merumuskan strategi dan program serta langkah-langkah dalam rangka peningkatan peranan wanita dalam pembangunan baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Dalam rangka kerja sama luar negeri, pada tahun 1990/91 kegiatan-kegiatan peningkatan peran wanita dalam pembangunan juga diperkenalkan di berbagai forum regional dan interna- sional. Di tingkat regional Indonesia aktif dalam Asian Wo- men's Programme (AWP) dan organisasi-organisasi wanita non- pemerintah aktif dalam ASEAN Confederation of Women's Organi- zation (ACWO). Indonesia kembali menjadi anggota komisi PBB mengenai Kedudukan Wanita (United Nation Commission on The Status of Women) yang berpusat di Wina, untuk tahun 1990 - 1992. Indonesia juga menjabat sebagai anggota Senior Women Advisor Group dari Executive Board United Nation Environmen- tal Programme (UNEP) yang berkedudukan di Nairobi.

Pembangunan sektor perumahan dan pemukiman dititikbe- ratkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah, baik yang bermukim di daerah perkotaan maupun yang bermukim di daerah pedesaan. Sehubungan dengan itu, kegiat- an-kegiatan yang dilakukan dalam tahun kedua Repelita V tetap bertumpu kepada tiga program utama, yaitu program perumahan rakyat, program penyediaan air bersih, dan program penyehatan lingkungan pemukiman. Ketiga program tersebut terutama di- laksanakan di lokasi-lokasi pemukiman kumuh, daerah-daerah rawan air bersih, rawan penyakit, terpencil, pantai, pusat pertumbuhan kota, dan daerah transmigrasi. Di samping itu, program-program tersebut juga diarahkan untuk memberi dukung- an kepada pembangunan sektor-sektor lainnya seperti industri, perhubungan, pariwisata, perdagangan, kesehatan, dan sosial.

Dalam program perumahan rakyat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain adalah penyediaan perumahan rakyat, pemugaran perumahan desa, perbaikan kampung, dan penataan bangunan. Dalam tahun kedua Repelita V jumlah rumah yang di- bangun dan disalurkan melalui fasilitas Kredit Pemilikan Ru- mah oleh Bank Tabungan Negara (KPR-BTN) mencapai 60.301 unit.

Dalam tahun 1990/91 kegiatan pemugaran perumahan desa dilaksanakan di 4.000 desa lebih, tersebar di 26 Daerah Ting- kat I dengan jumlah rumah yang terpugar sebanyak lebih dari 48,2 ribu buah. Dalam kegiatan pemugaran tercakup juga per- baikan lingkungan perumahan nelayan di 320 desa pantai di 25

I/43

Page 49: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Daerah Tingkat I dengan jumlah rumah yang terpugar sebanyak 3.450 rumah. Dibandingkan dengan pelaksanaan tahun 1989/90, jumlah rumah dan desa yang dipugar pada tahun 1990/91 ma- sing-masing meningkat 26,6% dan 26,6%.

Dalam tahun 1990/91 telah diperbaiki lingkungan perumah- an kota seluas lebih dari 9.150 ha di 291 kota besar, antara lain di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Banda Aceh, Medan, Palembang, Banjarmasin, Ujung Pandang, Ambon dan Jaya- pura dengan jumlah penduduk yang terlayani lebih dari 2,9 juta orang. Apabila dibandingkan dengan tahun 1989/90, maka luas lingkungan, jumlah kota dan jumlah penduduk yang dicakup oleh kegiatan ini dalam tahun 1990/91 masing-masing meningkat dengan 74,5%, 94,6% dan 20,2%. Khusus untuk luas lingkungan perumahan yang diperbaiki di beberapa Daerah Tingkat I ter- jadi peningkatan yang cukup tinggi, mencapai tiga kali lipat. Daerah-daerah tersebut antara lain Daerah Istimewa Aceh, Su- matera Utara, Riau, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.

Dalam tahun 1990/91 untuk daerah perkotaan telah dilak- sanakan penambahan kapasitas produksi air bersih sebesar 1.493 liter/detik dan penambahan sambungan air perpipaan ke rumah penduduk perkotaan sebanyak 206.922 buah. Dibandingkan dengan tahun 1989/90, kapasitas produksi pada tahun 1990/91 meningkat dengan 10 liter/detik.

Dalam hal sambungan air perpipaan ke rumah yang dapat dipasang pada tahun 1990/91 jumlahnya menurun dibanding de- ngan tahun 1989/90. Meskipun demikian, menurunnya pemasangan sambungan.air ke rumah pada tahun 1990/91 diimbangi dengan meningkatnya pemasangan hidran umum dan terminal air untuk masyarakat terutama di daerah-daerah pemukiman kumuh dan rawan air bersih.

Untuk daerah pedesaan, dalam tahun 1990/91 telah dilak- sanakan penambahan kapasitas produksi air bersih perpipaan sebesar 706,5 liter/detik, sambungan air ke rumah 5.446 buah, hidran umum 2.749 buah, 3.686 buah sumur, 534 buah bak penam- pungan air hujan dan 90 buah perlindungan mata air. Kegiatan penambahan ini keseluruhannya dapat melayani kurang lebih 871 ribu orang.

Jumlah sambungan air ke rumah, jumlah sumur gali, dan penyediaan sarana air bersih pedesaan menunjukkan peningkatan

I/44

Page 50: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam penyediaan sarana air bersih, peningkatan yang paling besar terjadi dalam pe- masangan hidran umum dan terminal air, yaitu meningkat lebih dari 2,5 kali, kapasitas produksi meningkat hampir dua kali lipat, dan perlindungan mata air meningkat 1,5 kali dibanding keadaan tahun 1989/90.

Program penyehatan lingkungan pemukiman dilaksanakan me- lalui pembangunan dan perbaikan saluran-saluran pembuangan air hujan (drainase), pengelolaan persampahan, dan air lim- bah. Dalam tahun 1990/91 perbaikan drainase dilaksanakan di 120 kota, yang melayani kurang lebih 11 juta orang. Pening- katan pengelolaan persampahan kota telah dilaksanakan di 181 kota, yang dapat melayani lebih dari 1 juta orang. Program pengelolaan air limbah telah dilaksanakan di 110 kota yang melayani kurang lebih 710 ribu orang. Selain itu, telah di- laksanakan pula pembangunan sanitasi sederhana di 401 lokasi desa, yang antara lain berupa jamban keluarga, jamban jamak, kakus umum, dan saluran pembuangan air limbah.

Di bidang riset dan teknologi, kebijaksanaan yang di- tempuh tetap memprioritaskan pada bidang-bidang: Pengembangan Kebutuhan Dasar Manusia, Sumber Daya Alam dan Energi, Indus- tri, Pertahanan dan Keamanan, Sosial-Ekonomi, Falsafah, Bu- daya, Hukum dan Perundang-undangan.

Di bidang kebutuhan dasar manusia kegiatan yang dilaku- kan dititikberatkan pada penelitian dan pengembangan pertani- an dan teknologi pangan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Penelitian di bidang pertanian mencakup penelitian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman industri dan perkebun- an, perikanan, peternakan, usaha tani, dan tanah. Penelitian kesehatan mencakup penelitian penyakit menular, penyakit tidak menular, ekologi kesehatan, pangan dan gizi, dan far- masi.

Di bidang sumber daya alam dan energi penelitian yang dilaksanakan mencakup survai dan pemetaan sumber alam, pene- litian sumberdaya energi, dan penelitian kedirgantaraan. Da- lam kegiatan survai dan 'pemetaan sumber alam dilaksanakan kegiatan pemetaan dasar, pemetaan agro-ekologi, pemetaan vegetasi, pemetaan geologi serta pembinaan dan pengembangan data dasar perpetaan nasional. Di samping itu juga dilaksana- kan penginderaan jauh yang mencakup kegiatan penerimaan dan pemrosesan data yang diperoleh dari satelit sumber alam landsat dan satelit cuaca dan lingkungan.

I/45

Page 51: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Dalam bidang sosial-budaya-ekonomi antara lain telah dilakukan penelitian mengenai pembangunan masyarakat pedesaan di Wamena/Irian Jaya dan inventarisasi dan pengembangan wila- yah Bengkulu dengan pendekatan geografi sosio-ekonomi. Ke- giatan-kegiatannya mencakup penelitian-penelitian : perubahan budaya, perubahan sosial, perekonomian desa, koperasi, trans-migrasi, agama, pendidikan dan kebudayaan, administrasi pem-bangunan dan hukum.

Dalam rangka menunjang pemerataan dan perluasan kesem- patan belajar antara lain telah dikembangkan berbagai model pengajaran untuk anak usia pra-sekolah, anak berbakat, Model Guru Kunjung untuk anak yang hidupnya berpindah-pindah, dan anak yang berkelainan. Selain itu telah pula dilakukan peme- taan sekolah yang sekaligus dapat dihubungkan dengan pang- kalan data.

Tersedianya data statistik yang akurat amat diperlukan dalam perencanaan dan pemantauan hasil pembangunan nasional baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun oleh masyara- kat. Untuk mendukung penyediaan kebutuhan data tersebut di-laksanakan berbagai program di bidang perstatistikan yang mencakup: penyempurnaan dan pengembangan statistik, pendidik- an pegawai statistik, dan penyempurnaan prasarana fisik.

Program penyempurnaan dan pengembangan statistik ditu- jukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan pengumpulan, pe-ngolahan, penyajian dan analisa statistik. Dalam tahun 1990/1991 program ini mencakup 6 kegiatan/proyek, yaitu: Pe-ningkatan Data Statistik dan Perbaikan Statistik Pertanian; Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS); Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik Pendapatan Nasional, Regional dan Tabel Input-Output; Survai Biaya Hidup; Studi Neraca Arus Dana dan Sensus Penduduk.

Kegiatan yang sangat penting dalam tahun kedua Repelita V adalah pelaksanaan Sensus Penduduk 1990, yang terutama ber- tujuan untuk mendapatkan data di bidang kependudukan yang meliputi jumlah penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kemati- an, perpindahan penduduk dan kondisi sosial ekonomi penduduk.

Hasil pelaksanaan program penyempurnaan dan pengembangan statistik antara lain tampak dari jumlah informasi yang di-publikasi dalam lingkup statistik. Jumlah dan jenis publikasi pada akhir Repelita IV ada sebanyak 110 macam publikasi. Jum-

I/46

Page 52: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

lah publikasi pada tahun pertama Repelita V tercatat sebanyak 91 macam dan dalam tahun kedua Repelita V sebanyak 121 macam.

Dalam pada itu, dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis statistik dari petugas pengumpul data di lapangan, tenaga pengolah, penyaji dan penganalisis data sta- tistik, telah dilaksanakan berbagai kursus yang terdiri dari: Kursus Statistik Praktis, Kursus Statistik Menengah, Kursus Pengajar Statistik, Kursus Statistik Lanjutan, Pendidikan Sarjana Statistik, serta Kursus Statistik Dasar bagi Mantri Statistik yang dilaksanakan di pusat-pusat latihan di Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, Ujung Pandang, dan Singaraja.

Selama tahun kedua Repelita V penataran dan pendidikan statistik lanjutan bagi petugas terus dikembangkan dan lebih ditingkatkan kualitasnya. Pada tahun tersebut tenaga yang telah mendapat pendidikan kursus statistik berjumlah 1.032 orang, termasuk 840 orang di antaranya peserta Kursus Statis- tik Dasar. Bersamaan dengan itu, tenaga yang telah memperoleh pendidikan diploma statistik mencapai sebanyak 313 orang.

Dalam setiap pelaksanaan sensus dan survai yang berskala besar selalu diikutsertakan petugas luar yang dikenal dengan mitra statistik. Mitra statistik terdiri dari para guru dan mahasiswa yang memenuhi syarat untuk menjadi petugas statis- tik. Pada akhir Repelita IV jumlah mitra statistik yang di-ikutsertakan sebanyak 87.755 orang. Selama dua tahun pertama Repelita V, tenaga mitra statistik yang ditugaskan di lapang- an meliputi 54.525 orang pada tahun pertama dan 303.036 orang pada tahun kedua.

Pembangunan di bidang agama mempunyai kedudukan dan peran penting dalam usaha menciptakan landasan spiritual yang kokoh bagi pembangunan nasional.

Bantuan untuk merehabilitasi dan membangun tempat peribadatan memberikan dampak yang berarti dalam pembangunan di bidang agama. Pada tahun 1990/91 jumlah tempat peribadatan bertambah sebanyak 37.781 buah. Sementara itu bantuan untuk rehabilitasi tempat peribadatan juga meningkat sebanyak 1.959 buah, terdiri dari 1.559 buah Masjid, 147 buah Gereja Pro- testan, 135 buah Gereja Katolik, 83 buah Pura Hindu dan 35 buah Wihara Budha.

Untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya akan Kitab Suci, pada tahun 1990/91 telah disediakan sejumlah

I/47

Page 53: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

592.849 buah kitab, terdiri dari 442.b59 buah Kitab Suci Al Qur'an, 51.160 buah Kitab Suci Protestan, 49.100 buah Kitab Suci Katolik, 26.000 buah Kitab Suci Hindu dan 23.930 buah Kitab Suci Budha.

Pada tahun 1990/91 dilaksanakan penyuluhan agama bagi 746 kelompok umat yang terdiri dari 340 kelompok umat Islam, 280 kelompok umat Protestan, 81 kelompok umat Katolik, dan 45 kelompok umat Hindu dan Budha.

Dalam pada itu, jumlah jemaah haji terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990/91 jumlah jemaah haji Indone- sia mencapai 81.244 orang, meningkat 49% dibanding tahun 1989/90.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Ibti- daiyah Negeri (MIN), pada tahun 1990/91 dilaksanakan rehabi- litasi dan perluasan 176 ruang kelas, penyediaan buku pela- jaran dan pedoman guru sebanyak 316.924 buah. Melalui Inpres Sekolah Dasar diberikan bantuan rehabilitasi untuk sebanyak 20.782 buah gedung Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS).

Sementara itu juga dilaksanakan rehabilitasi dan per- luasan untuk 258 ruang kelas bagi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN). Sejalan dengan itu diberikan bantuan rehabilitasi gedung kepada 148 Madrasah Tsanawiyah swasta (MTsS) dan ban- tuan buku pelajaran agama bagi Sekolah Menengah Tingkat Per- tama (SMTP).

Dalam rangka meningkatkan pembinaan dan bantuan bagi pondok pesantren, pada tahun 1990/91 dilaksanakan bantuan pembangunan bengkel kerja/rehabilitasi gedung bagi 171 Pondok Pesantren, bantuan alat keterampilan bagi 31 Pondok Pesantren serta bantuan penyediaan buku pelajaran dan perpustakaan se- banyak 5.053 buah untuk 270 Pondok Pesantren.

Guna meningkatkan mutu pendidikan Madrasarah Aliyah Ne- geri (MAN), pada tahun 1990/91 dilaksanakan rehabilitasi/per- luasan untuk 186 ruang kelas, pengadaan buku pelajaran dan pedoman guru sebanyak 70.999 buah serta penataran 70 orang guru dan pembina. Di samping itu, telah dirintis dan dikem- bangkan pula Program Khusus (Ilmu Agama dan Keterampilan) di 20 Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Selanjutnya juga diberikan bantuan rehabilitasi bagi 49 buah Madrasah Aliyah Swasta (MAS) dan bantuan bagi penyelenggaraan tempat peribadatan bagi Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA).

I/48

Page 54: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Untuk meningkatkan mutu dan mengembangkan 14 Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pembangunan/rehabilitasi ruang kuliah dan fasi- litas lainnya seluas 35.354 m2, pengadaan 24.300 buah buku ilmiah, pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi 7.183 maha- siswa, penelitian ilmiah sebanyak 18 judul dan pelaksanaan program pasca sarjana dan doktor bagi 160 dosen. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pada tahun 1990/91 keseluruhannya mencakup 18.567 orang, terdiri dari para peserta pendidikan penjenjangan SEPADYA sebanyak 30 orang, SEPADA sebanyak 270 orang, SEPADA sebanyak 220 orang, penataran dan pendidikan tenaga fungsional sebanyak 18.002 orang, serta pendidikan jangka pendek dan pelatihan di luar negeri sebanyak 40 orang pegawai. Khususnya untuk pendidikan SESPA bagi sebanyak 5 orang, pelaksanaannya diintegrasikan dengan SESPA di depar- temen lain yang menyelenggarakan.

Dalam rangka mengembangkan peradilan dan hukum agama, sejalan dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1989, pada tahun 1990/91 dilaksanakan rehabilitasi Pengadilan Agama Tingkat Pertama sebanyak 40 buah, Pengadilan Agama Tingkat Banding 4 buah, perluasan 25 Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan 5 Pengadilan Agama Tingkat Banding. Sementara itu dilaksanakan kegiatan orientasi pemahaman Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama bagi 41 orang di tingkat Pusat serta 303 orang di tingkat daerah; penataran bagi jurusita 303 orang dan pelaksanaan pendidikan bagi Calon Hakim Agama 100 orang.

Di bidang hukum kegiatan pembangunan diarahkan pada pem-baharuan hukum nasional, peningkatan kesadaran hukum masyara- kat, penegakan hukum, pembinaan peradilan, pembinaan pemasyarakatan, pelayanan jasa hukum, pendidikan dan pelatihan te- naga teknis hukum, penataan administrasi dan pengawasan.

Dalam upaya penyusunan perangkat perundang-undangan, pada tahun kedua Repelita V telah dihasilkan beberapa produk hukum, yaitu: 12 Undang-undang, 82 Peraturan Pemerintah, 73 Keputusan Presiden dan 8 Instruksi Presiden. Di samping itu telah pula dilaksanakan beberapa kegiatan penunjang utama seperti 11 penelitian hukum, pengkajian hukum mengenai masa- lah-masalah di 13 bidang hukum dan 5 kali pertemuan ilmiah hukum yang mengikutsertakan berbagai kalangan ahli, baik dari perguruan tinggi maupun dari kalangan profesi hukum.

I/49

Page 55: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Kegiatan penunjang lainnya dalam rangka pembaharuan hukum adalah penyusunan 7 buah Naskah Akademis dan penulisan 5 buah karya ilmiah, serta pengembangan dokumentasi dan in- formasi hukum. Dalam upaya meningkatkan kadar kesadaran hukum masyarakat dilaksanakan kegiatan penyuluhan hukum melalui kegiatan temu sadar hukum, baik di tingkat pusat maupun di 27 propinsi lainnya. Pada tahun 1990/91 juga telah dibina 2.842 kelompok keluarga sadar hukum yang melibatkan 284.700 orang. Kegiatan penyuluhan hukum melalui kegiatan Jaksa Masuk Desa berhasil melaksanakan penyuluhan di 1.520 desa. Di samping itu juga dilaksanakan penyuluhan hukum terpadu di 361 kantor desa/kelurahan/kecamatan. Untuk meningkatkan pengamanan dan penegakan hukum di laut, telah pula dilaksanakan kegiatan penyuluhan bagi anak buah kapal patroli TNI Angkatan Laut serta aparat penegak hukum di laut lainnya melalui kegiatan Jaksa Masuk Laut yang dilaksanakan di 7 propinsi.

Bantuan hukum, terutama bagi golongan pencari keadilan yang kurang mampu, dilaksanakan melalui pengadilan-pengadilan Negeri di seluruh Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan baik untuk perkara pidana maupun perkara perdata dan seluruhnya pada tahun 1990/91 berjumlah 880 perkara. Pemberian konsul- tasi hukum dilaksanakan melalui 29 Fakultas Hukum Negeri dan Swasta, baik untuk kasus pidana maupun kasus perdata, dan pada tahun 1990/91 kegiatan ini mencakup 5.200 kasus.

Untuk menunjang pembinaan peradilan, dilaksanakan reha- bilitasi 75 gedung Pengadilan Negeri, termasuk 3 buah diper- siapkan sebagai gedung Pengadilan Tata Usaha Negara, yaitu di Padang, Bandung dan Semarang, serta pembangunan sebuah gedung Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di Ujung Pandang.

Mahkamah Agung telah pula melanjutkan pembinaan kemampu- an teknis yustisial bagi 340 orang hakim umum, 53 orang hakim tata usaha negara dan 116 orang hakim agama. Dalam rangka me-ngembangkan yurisprudensi sebagai sumber hukum, Mahkamah Agung telah menerbitkan yurisprudensi Indonesia.

Di bidang pembinaan pemasyarakatan beberapa kegiatan yang menonjol pada tahun 1990/91 adalah pelatihan keterampil- an, seperti dalam bertani, berternak, serta dalam kerajinan tangan. Peningkatan latihan keterampilan dilakukan bekerja sama dengan berbagai Departemen, seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen Sosial, Departemen Perindustrian, Departe- men Pendidikan dan Kebudayaan dan kalangan swasta. Di samping itu pada tahun 1990/91 dibangun sebuah Lembaga Pemasyarakatan,

I/50

Page 56: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

7 buah Rumah Tahanan/Cabang Rumah Tahanan serta rehabilitasi/ perluasan sebanyak 61 Lembaga Pemasyarakatan dan 63 buah Rumah Tahanan/Cabang Rumah Tahanan.

Sebagai upaya penyelesaian pelayanan jasa hukum, dalam tahun 1990/91 telah diselesaikan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia sebanyak 9.010 buah, pewarganegaraan seba- nyak 2.050 orang, pengesahan badan hukum 5.003 buah, perubah- an nama keluarga sebanyak 2.596 buah serta permohonan grasi 818 buah.

Di lingkungan kehakiman, berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan dan penataran dilaksanakan di berbagai bidang. Secara keseluruhan pada tahun kedua Repelita V telah dilaksa- nakan penataran bagi 1.347 orang tenaga kehakiman dan 590 orang tenaga kejaksaan.

Pembangunan di bidang penerangan dan media massa dalam Repelita V diarahkan antara lain untuk menciptakan iklim yang mendorong peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan dan mengupayakan agar aspirasi dan kepentingan masyarakat dapat ditampung serta disalurkan menjadi suatu komunikasi politik yang bersifat timhal balik antara masyarakat dan masyarakat, antara masyarakat dan pemerintah dan antara masyarakat dan lembaga perwakilan rakyat. Sehubungan dengan itu, dalam tahun 1990/91 telah diadakan rehabilitasi atas 24 buah PUSPENMAS dari 277 buah yang ada.

Dalam bidang radio, kegiatan pembangunan diprioritaskan pada rehabilitasi dan pengembangan beberapa stasiun penyiaran RRI. Oleh karena itu pada tahun 1990/91 telah direhabilitasi sebanyak 25 stasiun penyiaran di 25 kota di 25 propinsi. Se- lain itu telah diadakan pula penggantian/rehabilitasi peman- car dan diesel di 43 stasiun daerah.

Jangkauan televisi pada tahun 1990/91 telah diperluas dengan penambahan 19 stasiun pemancar televisi di 17 propin- si, dengan areal jangkauan seluas 664.000 km2, sehingga jum- lah stasiun pemancar dan penghubung televisi seluruhnya men- jadi 273 buah. Peningkatan luas jangkauan tersebut didukung pula oleh meningkatnya pemakaian antena parabola oleh masya- rakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Bila pada akhir Repelita IV jumlah antena parabola tercatat sebanyak 9.870 buah, maka pada tahun 1990/91 telah meningkat menjadi 12.000buah.

I/51

Page 57: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Dalam bidang perfilman, jumlah film produksi nasional dan film impor yang beredar pada tahun 1990/91 dibandingkan tahun 1989/90, secara keseluruhan telah meningkat dengan 8,4%. Dalam usaha menggalakkan ekspor film pada tahun itu telah diikuti berbagai festival film di luar negeri, antara lain festival film di Cannes dan Asia-Pasifik di Kuching, Malaysia.

Dalam rangka makin memeratakan pembangunan dan hasil-ha- silnya ke seluruh tanah air, serta menserasikan laju pertum- buhan antar daerah, dan antara daerah pedesaan dan perkotaan, pembangunan daerah terus ditingkatkan. Program pembangunan daerah yang dilaksanakan meliputi Pembangunan Pedesaan, Pembangunan Daerah Tingkat II, Pembangunan Daerah Tingkat I, Program Pengembangan Kawasan Terpadu, Program Perkotaan, Pe- nataan Ruang dan Program Pertanahan.

Program pembangunan pedesaan ditujukan untuk pengembang- an kemampuan sumber daya manusia dan penciptaan iklim yang mendorong tumbuhnya swakarsa dan swadaya masyarakat. Program ini dilaksanakan melalui bantuan yang diberikan kepada desa. Bantuan bagi setiap desa pada tahun 1989/90 adalah senilai Rp 1,5 juta, termasuk bantuan untuk kegiatan PKK sebesar Rp 300 ribu per desa. Pada tahun 1990/91 bantuan tersebut ditingkatkan menjadi Rp 2,5 juta termasuk Rp 500 ribu per desa untuk kegiatan PKK.

Hasil penting yang dicapai dengan bantuan program desa dalam tahun 1990/91 adalah digunakannya bantuari tersebut untuk membangun 83.196 proyek yang terdiri dari pembangunan prasarana produksi seperti bendungan, irigasi desa, gorong- gorong, prasarana perhubungan, prasarana pemasaran dan prasa- rana sosial yang amat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

Program bantuan pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk membantu Daerah Tingkat II dalam melaksanakan kegiat- an-kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan Peme- rintah Daerah Tingkat II. Kegiatan dilaksanakan melalui pro- yek-proyek yang diarahkan pada penciptaan dan perluasan ke-sempatan kerja. Untuk lebih memberikan dorongan bagi masyara- kat untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, nilai bantuan tersebut ditingkatkan.

Pada tahun 1988/89 bantuan Pembangunan.Daerah Tingkat II berjumlah Rp 267,17 miliar. Jumlah tersebut berdasarkan per-hitungan Rp 1.450 per kapita dengan minimum bantuan sebesar

I/52

Page 58: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Rp 170 juta per Daerah Tingkat II, dan bantuan perangsang yang untuk seluruhnya disediakan sebesar Rp 10.220 juta. Pada tahun 1989/90, bantuan yang disediakan berjumlah Rp 270 miliar, berdasarkan perhitungan Rp 1.450 per kapita dengan minimum bantuan Rp 200 juta per Daerah Tingkat II serta bantuan pe- rangsang tetap sebesar Rp 10.220 juta. Dalam tahun 1990/91 dana bantuan yang disediakan berjumlah Rp 391,8 miliar, dengan perincian bantuan per kapita sebesar Rp 2.000 dengan minimum bantuan Rp 500 juta per Daerah Tingkat II dan bantuan perang- sang sebesar Rp 10 miliar.

Melalui bantuan Daerah Tingkat II dalam tahun 1990/91 telah dilaksanakan 4.036 proyek yang terdiri dari 2.277 pro- yek jalan, 858 proyek jembatan, 294 buah proyek pengairan dan 607 lain-lain macam proyek. Seluruh proyek tersebut terutama telah menghasilkan jalan sepanjang 49 ribu km dan jembatan sepanjang 18,8 ribu meter. Program Daerah Tingkat II dalam tahun 1990/91 menciptakan 450 ribu kesempatan kerja.

Dalam pada itu bantuan Daerah Tingkat I disediakan untuk mendorong partisipasi aktif pemerintah daerah dalam melaksa- nakan pembangunan sesuai dengan potensi dan kehendak masyara- kat setempat.

Pada tahun 1990/91 pemberian bantuan ini semakin diting- katkan, yaitu dengan bantuan minimum secara merata sebesar Rp 14 miliar ditambah suatu jumlah bantuan yang perhitungan- nya berdasarkan atas luas masing-masing wilayah Daerah Ting- kat I bersangkutan. Nilai seluruh bantuan untuk Daerah Ting- kat I meningkat dari Rp 324 miliar tahun 1989/90 menjadi Rp 485,8 miliar pada tahun 1990/91. Salah satu penggunaan dana bantuan Daerah Tingkat I adalah untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan pengairan, yang pada tahun 1990/91 meliputi 4,1 juta ha daerah irigasi dan 1,1 juta ha daerah rawa.

Dalam Repelita V diprogramkan kegiatan Pengembangan Ka- wasan Terpadu (PKT). Program PKT dirancang secara khusus untuk menanggulangi kemiskinan dan sekaligus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau oleh kegiatan-kegiatan pembangun- an dan yang dilaksanakan karena adanya masalah khusus, seper- ti letak yang terisolasi, sumber daya alam terbatas, lahan kritis, daerah kumuh atau kekurangan prasarana dasar.

I/53

Page 59: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

Program PKT diusulkan dari bawah dengan pendekatan pe-ngembangan wilayah secara terpadu melalui penanganan yang disesuaikan menurut permasalahan yang dihadapi oleh masing- masing kawasan. Masyarakat bersama-sama aparat perencana di tingkat kecamatan setempat merumuskan masalah, menyusun alternatif jalan keluar permasalahan dan menyusunnya ke dalam satu usulan proyek. Usulan proyek tersebut diajukan oleh ka- bupaten ke propinsi dan ke pusat. Setelah proyek disetujui, penggunaan dana sebagai pelaksanaan pembangunan sepenuhnya merupakan kewenangan Daerah Tingkat II yang membawahi proyek di kecamatan yang bersangkutan.

Mengingat besarnya potensi program PKT untuk dapat men- jangkau kelompok sasaran di tingkat bawah, maka kegiatan pro- yek dalam program PKT ditingkatkan secara cepat. Pada tahun 1989/90 kegiatan proyek dilaksanakan di 12 kawasan yang meli- puti 12 propinsi. Pada tahun 1990/91 kegiatan proyek diting- katkan jangkauannya menjadi 112 kawasan yang tersebar di 97 Daerah Tingkat II dan meliputi 26 propinsi.

Dalam pada itu, sejalan dengan perkembangan masyarakat, permasalahan pembangunan menjadi semakin berkembang pula. Perihal perkotaan, penataan ruang dan pertanahan menjadi pro- gram penting dalam pembangunan daerah. Sehubungan dengan itu, program pembangunan di bidang-bidang tersebut senantiasa di-sempurnakan. Pembangunan prasarana perkotaan yang sebelum Re- pelita V dilaksanakan secara sektoral kini dilaksanakan dengan suatu pendekatan terpadu, yaitu dengan pendekatan pe-ngembangan program prasarana kota terpadu (P3KT). Prinsip utama dari pendekatan ini adalah keterpaduan dan desentrali- sasi dalam perencanaan, pelaksanaan fisik, dan pembiayaannya. Dalam tahun 1990/91 telah dimulai pelaksanaan program-program tersebut untuk kota-kota menengah dan kecil di Sumatera dan Jawa Barat dengan dana sebesar Rp 270,4 miliar, di Jawa Timur dan Bali,dengan dana sebesar Rp 709,9 miliar serta di Sula- wesi dan Irian Jaya dengan dana sebesar Rp 347,2 miliar. Se- lain itu program tersebut juga dilaksanakan untuk wilayah Jabotabek dengan dana sebesar Rp 1.169,6 miliar.

Dengan terbentuknya Tim Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional serta ditetapkannya Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang kriteria penetapan kawasan yang harus di-lindungi, maka perencanaan tata ruang akan dapat dioptimal- kan. Dalam tahun 1990/91 enam propinsi telah menyelesaikan Rencana Struktur Tata Ruang Propinsinya, sedangkan propinsi-propinsi lainnya akan menyelesaikannya dalam 1991/92. Se-

I/54

Page 60: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

lain itu Konsep Rancangan Undang-undang tentang Penataan Ruang juga sudah diselesaikan dan sedang diproses untuk di- ajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Dalam pada itu, melalui program penataan pertanahan, dapat diusahakan agar penggunaan tanah yang merugikan kepen-tingan masyarakatt dan kepentingan pembangunan dapat dihindar- kan. Dalam hubungan ini pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pemetaan penggunaan tanah secara rinci yang meliputi areal seluas 7,7 juta ha, pemetaan kemampuan tanah seluas 3,4 juta ha, pemetaan/revisi penggunaan tanah kota di 23 kota kabupa- ten, perencanaan tata guna tanah di 22 Daerah Tingkat I, pe-nyusunan data pokok pembangunan di 8 Daerah Tingkat II, pe-nyusunan sistem informasi geografi di 3 propinsi, dan pengen-dalian penggunaan tanah seluas 19 ribu ha.

Sejalan dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka diperlukan pula adanya aparat perencana yang mampu menyusun rencana pembangunan di setiap tingkatan terutama di tingkat kabupaten. Sehubungan dengan hal ini telah dilaksanakan Program Pelatihan bagi aparat Bappeda Tingkat II dalam kursus Teknik dan Manajemen Perencanaan Pem-bangunan (TMPP) di 4 Universitas, yaitu Universitas Syiah Kuala di Aceh, Universitas Indonesia di Jakarta, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang. Kursus yang dimulai tahun 1990 akan memakan waktu selama 3 tahun lebih.

Dalam pada itu agar pemerintahan dapat selalu berjalan lancar dan pembangunan makin berhasil mewujudkan kesejahtera- an bagi seluruh rakyat, diperlukan adanya aparatur pemerintah yang makin berdaya guna. Kegiatan pembangunan di bidang ini merupakan bagian integral dari upaya untuk meningkatkan disi- plin nasional yang dipelopori oleh aparatur negara menuju terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Sampai dengan tahun kedua Repelita V, hasil pelaksanaan pendayagunaan aparatur pemerintah antara lain meliputi bidang kelembagaan; aparatur pemerintah daerah; aparatur perekonomi- an negara; kepegawaian; ketatalaksanaan, sistem perencanaan, pelaksanaan, pengendalian termasuk pengawasan program dan proyek pembangunan.

Di bidang kelembagaan, dalam tahun pertama dan kedua Re- pelita V telah dilakukan pembentukan, penyempurnaan dan peng- hapusan organisasi dan penyempurnaan tata kerja organisasi

I/55

Page 61: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

departemen dan lembaga pemerintah nondepartemen. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain berupa pembentukan Badan Pe-ngendalian Lingkungan (Keppres No. 23/1990), pembubaran Dewan Telekomunikasi (Keppres No. 24/1990), penutupan Perwakilan RI di Berlin Timur dan Berlin Barat (Keppres No. 2/1991), dan penyempurnaan organisasi dan tata kerja Departemen Kehutanan dan Departemen Parpostel (Keppres No. 25/1990).

Di bidang aparatur pemerintah daerah, diambil langkah-langkah untuk mengatur hubungan kerja yang serasi dan selaras antara aparatur Pusat dan aparatur Daerah sesuai dengan asas desentralisasi, asas dekonsentrasi dan asas tugas pembantuan. Dalam tahun 1990/91 telah ditetapkan program pendayagunaan aparatur pemerintah yang mengacu pada peletakan titik berat otonomi daerah pada Daerah Tingkat II, berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.

Untuk lebih mendorong peningkatan efisiensi dan peranan BUMN/BUMD melalui langkah-langkah penyehatan dan penyempurna- an pengelolaan BUMN/BUMD telah dikeluarkan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 740/KMK. 00/1989 tanggal 28 Juni 1989. Dalam tahun kedua Repelita V, pendayagunaan BUMN/BUMD ditingkatkan, antara lain dengan pengubahan status, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) dan Pegadaian menjadi Perum Kereta Api dan Perum Pegadaian.

Di bidang kepegawaian, telah dilaksanakan penyempurnaan peraturan perundang-undangan kepegawaian, peningkatan pelak-sanaan pendidikan SESPA, pengembangan analisis jabatan dan jabatan fungsional, serta perbaikan sistem administrasi/tata usaha kepegawaian, pensiun otomatis dan penentuan formasi pegawai berdasarkan analisa jabatan.

Di bidang ketatalaksanaan, dilakukan perbaikan, penye-derhanaan yang disesuaikan dan diselaraskan dengan langkah-langkah deregulasi dan debirokratisasi.

Dalam pada itu di bidang pengawasan, telah dilakukan se-banyak 46.993 kegiatan pemeriksaan keuangan negara oleh apa- rat pengawasan fungsional. Kegiatan pengawasan melekat sema- kin ditingkatkan. Demikian pula halnya dengan pengawasan legislatif yang terus dikembangkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan konstitusi dan konvensi yang tumbuh secara kons-truktif. Pengawasan juga dilakukan melalui pelaksanaan hak budget DPR dan melalui kunjungan kerja komisi-komisi DPR ke daerah-daerah untuk melihat pelaksanaan penyelenggaraan peme-

I/56

Page 62: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar

rintahan dan pembangunan di daerah. Pengawasan masyarakat juga terus dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain melalui berbagai media massa, pengaduan langsung ke instan- si-instansi terkait. Dalam Repelita V pengawasan masyarakat didorong pula dengan dibukanya Tromol Pos 5000.

Kegiatan operasi tertib berhasil menemukan sebanyak 2.765 peristiwa pelanggaran disiplin di lingkungan Departe- men, LPND/Sekretariat Jenderal Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, Kejaksaan Agung dan Bank-bank Pemerintah. Sebagai tindak lanjut operasi ini telah dikenakan tindakan penertiban berupa sanksi administratif kepada 3.215 orang, dan sanksi hukum 48 orang.

I/57

Page 63: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web view... dan nilai investasi terhadap totalnya masing-masing adalah sebesar 24,3% dan 28,2%, sedangkan industri kimia sebesar