kwu fardan

4
Kewirausahaan 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), seperti sebagai berikut: Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta Ciri-ciri usaha mikro: Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu- waktu dapat berganti; Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat; Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai Tingkat pendidikan rata-rata relative sangat rendah; Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank; Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Contoh usaha mikro: Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya; Industry makanan dan minuman, industry meubelair pengolahan kayu dan rotan, industry pandai besi pembuat alat-alat; Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang pasar dll; Peternak ayam, itik dan perikanan; Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

Upload: kemas-rizki-r-boimzz

Post on 11-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Kewirausahaan1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), seperti sebagai berikut: Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta Ciri-ciri usaha mikro: Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti; Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat; Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai Tingkat pendidikan rata-rata relative sangat rendah; Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank; Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.Contoh usaha mikro: Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya; Industry makanan dan minuman, industry meubelair pengolahan kayu dan rotan, industry pandai besi pembuat alat-alat; Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang pasar dll; Peternak ayam, itik dan perikanan; Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).Usaha Mikro yang saya wawancarai adalah sebuah usaha bubur ayam yang biasa berjualan di depan warnet naqsa dan di sebelah rumah makan Padang Raya, di sekitar daerah Bukit Besar, Palembang. Penjualnya bernama pak Natim, kelahiran Januari 1974. Pak Natim biasa berjualan bubur ayam menggunakan gerobak dorong, setiap pagi ia berjualan mulai dari pukul 05.00 hingga bubur ayamnya terjual habis pada pukul 09.00. Bubur ayam pak Natim merupakan salah satu bubur ayam yang paling laku disekitaran bukit besar karena itu bias habis terjual dalam beberapa jam saja, hanya saja telah 10 tahun usahanya tidak berkembang menjadi lebih besar dan terus menggunakan gerobak.Menurut saya setelah menganalisis usaha mikro pak Natim ada beberapa factor yang membuat usaha mikro sulit berkembang, diantaranya: Kurangnya modal untuk membuat usaha berkembang; Terlalu takut untuk mengambil pinjaman di bank dan tidak ingin mengambil resiko yang ada; Kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat membuat pengusaha tidak sempat membuat sebuah tabungan untuk membangun usahanya; Sudah berada di dalam zona nyaman dan merasa kalau usahanya saat ini sudah bisa mencukupi setidaknya untuk makan hingga beberapa hari kedepan jika usahanya tidak terjual sedikitpun; Kurangnya pengetahuan mengenai tatacara mengembangkan usaha.Menurut saya itulah beberapa kendala yang dialami pak Natim untuk mengembangkan usahanya.

2. Refleksi diri

3. Impian sayaList impian: Pergi haji bersama orang tua Lulus kuliah 4 tahun dan cumlaude Pergi backpacker ke Jepang Bekerja di perusahaan tambang yang besar dan keren Menikah Menjadi imam yang baik untuk keluarga S2 keluar negeri Mendaki gunung rinjaniImpian terbesar: Menjadi pemuda yang suksesSetelah saya tamat kuliah saya akan bekerja di sebuah perusahaan tambang yang besar dan menjadi salah satu dari mine planner yang hebat dan terkenal disana. Memiliki toko kue sendiriSetelah bekerja cukup lama mungkin sekitar 10 tahun dan mengumpulkan modal saya akan membuka toko kue sendiri yang berjual bermacam-macam kue yang lezat.4. Impian orang

5. Analisa Diria) Ketidakpuasan Terlalu dimanja Belum bisa menghasilkan uang sendiri Belum tamat kuliahb) Kehidupan yang bebas melakukan apapun tanpa kekangan c) Berusaha melakukan yang terbaik tanpa membuat kerepotan untuk diri sendirid) Bisa menjadi pemuda sukses / menjadi eksekutif mudae) Tujuan yang belum tercapai adalah memiliki sebuah toko kue yang menjual berbagai macam kue, karena hingga saat ini belum memiliki modal untuk membangun toko ituf) Memiliki keluarga bahagia dan hidup berkecukupan dan juga selalu dalam lindungan Allah SWTg) Dalam 10 tahun saya ingin memiliki kekayaan mencapai 3Mh) Allah SWT, orang tua dan saya sendirii) Halangan Terlalu takut memulai usaha Tak ada modal Terlalu nyaman di kehidupan sekarangj) Keberanian untuk mengambil resiko, karena jika telah berani pasti saya mampu memulai usaha sayak) Karena belum menyelesaikan kuliah sayal) Siapm) Beribadah sebaik-baiknya, membuat diri saya sebahagianya, dan melakukan hal-hal yang luar biasa