prop.penelitian kwu

33
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KAITANNYA DENGAN SIKAP MENTAL USAHA DI SMK AL-CHASANAH TANJUNG DUREN JAKARTA BARAT Laporan ini Diajukan Untuk Memenuhi P roposal SKRIPSI Disusun oleh Fitri Andriyani (108018200044) JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

Upload: smpalchas-chas

Post on 15-Jul-2015

190 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 1/33

 

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN

KAITANNYA DENGAN SIKAP MENTAL USAHA

DI SMK AL-CHASANAH TANJUNG DUREN JAKARTA BARAT

Laporan ini Diajukan Untuk Memenuhi Proposal SKRIPSI

Disusun oleh

Fitri Andriyani

(108018200044)

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 2: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 2/33

 

Page 1

KATA PENGANTAR 

Segala puji kami panjatkan pada ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan

karunianya kepada kita semua, terutama pada saya dalam menulis proposal ini sehingga proposal

ini jadi dan dapat dipertanggungjawabkan, Amin ya rabbalalamin. dan tidak lupa pula kami

kirimkan salawat dan salam pada nabi junjungan kita yakni Muhammad SAW beserta keluarga

dan sahabatnya.

Dalam menulis proposal ini penulis sedikit banyak mengalami kesulitan, hal ini tidak lain

disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, dan penulis menyadari betul bahwa

  proposal ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan dan juga

  penyajian, pengkajian materi, maka dari itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan

saran dari Dosen pembahas yang dapat membangun untuk bisa lebih baik lagi.

Akhirnya kami berharap proposal ini dapat berguna dan memberikan informasi yang

 bermanfaat bagi lingkungan akademik dimana kami selama ini menuntut ilmu maupun pihak lain

yang membutuhkan.

Jakarta , 16 Januari 2012

Page 3: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 3/33

 

Page 2

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang berlangsung

dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh

  potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik. pada hakikatnya, manusia merupakan

makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki

sebagai makhluk yang dididik dan makhluk yang mendidik. Dengan kata lain manusia adalah

makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang

lain maupun terhadap dirinya sendiri. Maka tidak heran jika ada yang menyebutkan bahwa

 pendidikan sepanjang hayat yang berlangsung sejak di buaian hingga ke liang lahat.

Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II

Pasal 3 yang berbunyi :

³Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

  peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk 

 berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab´.

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di

manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya

 peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang

ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta

keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya

sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga

menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Terdapat kasus menunjukkan bahwa diantara para Guru banyak yang merasa dirinya sudah

dapat melakukan pembelajaran dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukkan alasan yang

mendasari asumsi tersebut. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang

sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan diktatis secara bersamaan.

Page 4: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 4/33

 

Page 3

Aspek pedagogis menunjukkan pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu

lingkungan pendidikan. Karena itu, Guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan

  belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi.aspek psikologis menunjukkan pada kenyataan

 bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menuntut

materi yang berbeda pula. Aspek diktatis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh

Guru. Dalam hal ini, guru harus mmenentukan secara tepat jenis belajar manakah yang paling

 berperan dalam proses pembelajaran dengan mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai.

Dalam hal ini, perlu dikemukakan bahwa pengusaan kompetensi oleh Guru ternyata

mempengaruhi hasil belajar peserta didik.dikemukakan oleh peter bahwa proses dan hasil belajar 

  peserta didik bergantung kepada kompetensi guru dan keterampilan mengajarnya.pendapat ini

diperkuat oleh Taba yang menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh

karakteristik guru dan peserta didik, bahan pelajaran, serta aspek-aspek lain yang berkenaan

dengan situasi pembelajaran.1 

Bahwasanya perlu prihatin dengan rendahnya minat berwirausaha dikalangan mahasiswa

dan pemuda. Namun, tidak perlu menyalahkan siapapun, yang jelas kesalahan ada pada semua

 pihak. Sekarang inilah kesempatan untuk mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk mulai

mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir dan lingkungan yang selalu

 berorientasi untuk mencari karyawan.

Begitu cepat dan hebatnya dampak krisis ekonomi global yang diawali dengan bangkrutnyasebuah bank di Amerika Serikat pada awal Bulan Oktober 2008 dan terus berdampak pada sektor 

keuangan lainnya seperti sektor asuransi dan sektor-sektor lainnya. Dampak krisis ekonomi

Global juga melanda kawasan Asia, Seperti Jepang, Korea, Singapura, dan Termasuk Singapura.

Ada dua tantangan besar yang menghadang bangsa Indonesia dipenghujung 2008 dan 2009

yang diperkirakan akan berlanjut keTahun 2010. Tantangan pertama adalah bagaimana

mengelola dampak krisis ekonomi yang sudah menggelobal tersebut dan tantangan yang kedua

adalah bagaimana cara membuat sektor ekonomi menjadi semakin terpuruk. Hal ini terbukti pada

Tahun 1998 dan 2008 sektor UKM (Usaha Kecil Menenggah) lebih tahan krisis. Untuk itu

dibutuhkan smart entreprenerurship (Wirausaha yang Cerdas) untuk menjadi lokomotif 

 perekonomian Bangsa.

1Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK , (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

Juni 2004), hal 118

Page 5: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 5/33

 

Page 4

Dalam hal pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship), indonesia tertinggal jauh

dibandingkan dengan luar negeri, bahkan dibeberapa negara pendidikan tersebut telah dilakukan

  beberapa tahun yang lalu, misalnya, dinegara-negara eropa dan Amerika Utara pendidikan

kewirausahaan sudah mulai sejak tahun 1970-an. Sementara itu, di indonesia pendidikan

kewirausahaan baru mulai dibicarakan era tahun 1980-an dan digalakkan tahun 1990-an.2 

Hasilnya petut bersyukur bahwa dewasa ini sudah mulai berdiri sekolah dan perguruan tinggi

yang memang berorientasi untuk menjadikan siswa dan mahasiswanya sebagai calon pengusaha

unggul dan berani menghadapi risiko setelah menyelesaikan pendidikannya.

Pendidikan menengah memiliki kedudukan yang strategis dalam mengembangkan bakat,

kemampuan dan minat yang akan diikuti baik umum maupun kejuruan. Pendidikan menengah

terdiri dari sekolah menengah umum (SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), Sedangkan

sekolah menengah kkejuruan (SMK) dibagi lagi menjadi beberapa jurusan atau keahlian yang

mempunyai tujuan:

a.  Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja manndiri,

mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga

kerja tingkat menengah sesuai dengan komppetensi dalam program keahlian yang

dipilihnya.

 b.  Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi,

  beradaptasi dilingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidangkeahlian yang diminatinya.

c.  Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu

mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang

 pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam kondisi seperti ini, maka yang dibutuhkan perusahaan adalah karyawan atau pimpinan

yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang lebih. Tidak hanya mampu mengerjakan tugas-

tugas tetapi juga mampu memberikan kontribusi dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan,

tantangan, dan keterbatasan yang ada sehingga perusahaan dapat keluar dari krisis.

Data Young Biz Indonesia menyebutkan bahwa hampir 10% dari 110 juta Tenaga Kerja di

Indonesia adalah pengangguran. Setiap Tahun lulusan Perguruan Tinggi, SMA/SMK dan

2Kasmir, Kewirausahaan, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet.1, Hlm.3

Page 6: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 6/33

 

Page 5

sederajat yang berjumlah jutaan merupakan pencari kerja dan itu belum ditambah dengan lulusan

tahun sebelumnya yang jumlahnya pun jutaan dan juga belum mendapatkan pekerjaan.

Umunmya, para pengangguran terdidik saat ini berorientasi pada mencari kerja saja. Dengan

demikian perlu diperkenalkan alternatif (pilihan) lain selain mencari kerja, yaitu menciptakan

lapangan kerja. Dengan ilmu Kewirausahaan bahkan mungkin tidak lagi mencari kerja tetapi

lansung ingin menjadi wirausaha yang mandiri dan cerdas. Saat ini prosentase jumlah wirausaha

di Indonesia sangat kecil. Hal ini disebabkan karena pemahaman dan pengertian tentang makna

kewirausahaan sebagai pilihan hidup. Maka dari itu, pola pikir tentang kewirausahaan perlu

dikembangkan karena sangat penting bagi kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Kegagalan dan keberhasilan seseorang tidak ditentukan dari pengetahuan saja, tetapi juga

ditentukan dari:

a)  Karakter (sikap, perilaku, dan mental) yang lebih maju.

 b)  Cara menyikapi kegagalan

c)  Pemikiran yang jauh kedepan

d)  Lingkungan sehari-hari

e)  Bagaimana cara bertindak 

f)  Kreativitas.

Ada beberapa jenis kemampuan yang diperlukan dalam kewirausahaan, yaitu:

a) 

Kemampuan mengatasi masalah mental diri dan kecerdasan spiritual b)  Kemampuan menarik sisi positif dan hikmahnya

c)  Kemampuan mencari modal dan rekan

d)  Kemampuan merumuskan visi dan misi serta tujuan usaha

e)  Kemampuan memotivasi diri

f)  Kemampuan berinovasi

g)  Kemampuan untuk mengatur waktu kerja.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, pengembangan sikap profesional dalam bidang

keahlian saja, belum cukup untuk menjamin siswa mampu berbuat lebih banyak dalam

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Oleh karena itu diperlukanlah suatu

  pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk terus belajar dan berani

menghhadapi risiko yang pasti terjadi. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran

Page 7: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 7/33

 

Page 6

kewirausahaan. Dengan adanya pembelajaran kewirausahahan diharapkan mampu

menumbuhkan dan mengembangkan jiwwa kewirausahaan dalam diri siswa SMK.

Pati, Kompas. Penyelenggaraan bursa kerja rata-rata hanya terisi 20%-30%. Hal ini terjadi

karena tidak ada kesesuaian antara persyaratan kerja dan kualifikasi kompetensi yang dimiliki

calon tenaga kerja. Padahal, mengutip data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran terbuka

hingga Agustus 2009 di Indonesia mencapai 8,96 Juta Orang atau 7,87% dari jumlah angkatan

kerja yaitu 113,83 juta. Namun, angka pengangguran 7,87% ³menurut Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Muhaimin Iskandar pada saat peresmian SMK Salafiah di Desa Kajen, Kecamatan

Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jum¶at 25 Desember 2009.

Selain tidak adanya kesesuaian antara yang dibutuhkan pasar kerja dan kualifikasi

kompetensi calon Tenaga Kerja, besarnya pengangguran juga karena jumlah pencari kerja jauh

lebih besar dari kesempatan kerja yang ada. Pemutusan Hubungan kerja akibat krisis keuangan

Global dan rasionalisasi perusahaan serta tidak berfungsinya informasi juga jadi faktor penyebab

munculnya pengangguran.muhaimin mencermati, perubahan struktur dan persyaratan dipasar 

kerja relatif lebih cepat dibandingkan kesiiapan Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan

mengantisipasi perubahan itu. Pencari kerja perlu difasilitasi agar mempunyai akses dan

kesempatan untuk mempresentasikan potensinya melalui Pendidikan Formal ataupun Pelatihan

Kerja Berbasis Kompetensi.3 

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul ³EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN KAITANNYA DENGAN SIKAP MENTAL USAHA DI SMK AL-

CHASANAH TANJUNG DUREN JAKARTA BARAT´.

3Hendro, Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X , (Jakarta: Erlangga, 2010), hal 13

Page 8: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 8/33

 

Page 7

B.  Identifikasi masalah

Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi sejumlah masalah yang berkaitan dengan

Efektivitas Pembelajaran Kewirausahaan Kaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-

Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat, diantaranya :

1.  Kurangnya sarana yang menunjang untuk pembelajaran khususnya Kewirausahaan.

2.  Siswa tidak memiliki Buku paket pelajaran yang sesuai dengan kurikulum

3.  Adanya siswa yang kurang memanfaatkan buku paket yang telah tersedia, dalam artian

malas Belajar.

4.  Perlunya menggunakan media pembelajaran yang variatif dalam kelas untuk mengukur 

tingkat efektivitas Pembelajaran

5.  Perlunya ditelusuri faktor-faktor apa saja yang mempengagruhi tingkat efektivitas

 pembelajaran kewirausahaan kaitannya dengan sikap mental usaha di SMK Al-Chasanah

Tanjung Duren Jakarta Barat.

C.  Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah dimaksudkan agar permasalahan yang timbul tidak terlalu meluas dan

kurang efektif, maka penulisan ini peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

1.  Efektivitas pembelajaran Kewirausahaan kaitannya dengan Sikap Mental Usaha Di SMK 

Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat

2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatt efektivitas pembelajaran Kewirausahaan

kaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta

Barat

D.  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :

1.  Bagaimana efektivitas pembelajaran Kewirausahaan keitannya dengan Sikap MentalUsaha di SMK Al-Chasanah Tnjung Duren Jakarta Barat?

2.  Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat efektivitas Pembelajaran

Kewirausahaan kaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung

Duren Jakarta Barat?

Page 9: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 9/33

 

Page 8

E.  Tujuan Penelitian

Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting karena dengan tujuan

yang tepat menjadikan tolok ukur keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang

ingin dicapai adalah :

1.  Ingin membuktikan efektivitas pembelajaran kewirausahaan kaitannya dengan sikap

mental usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat.

2.  Ingin mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas Pembelajaran

Kewirausahaan kaitannya dengan sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung

Duren Jakarta Barat

F.  Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.  Sumber dan bahan kajian dalam upaya Rekonstruksi efektivitas pembelajaran

Kewirausahaan kearah yang lebih baik lagi.

2.  Bahan rujukan dan Referensii tertulis bbagi pelaksanaan Penelitian yang relevan dengan

topik yang dikaji.

Page 10: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 10/33

 

Page 9

KAJIAN TEORI

LANDASAN TEORIA.  Efektivitas

1.  Pengertian Efektivitas

Kata ³efektivitas´ menurut etimologi merupakan kata serapan dari bahasa inggris yaitu

efektive, kata serapan efektive menjadi efektif lalu berubah menjadi efektifitas yaitu : ³suatu

yang membawa hasil atau suatu kegiatan yang berlangsung dengan system dan program yang

terencana dan dikerjakan secara kontinue sehingga tercapainya hasil yang lebih baik.4 

Menurut kamus besar bahasa indonesia kontemporer bahwa efektifitas adalah hal

  berkesan atau berpengaruh dan usaha atau tindakan keberhasilan.5efektivitas dinyatakan

sebagai tingkatan keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas

sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor didalam maupun

diluar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat darri sisi

  produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.

Disamping itu, efektivittas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai

oleh seseorang.6 

Sedangkan kata efektivitas dalam pengertian kegiatan belajar mengajar adalah suatu

kegiatan yang terencana dan kontinue sehingga tercapai target yang ditetapkan dari kurikulum

yang sudah dibuat.dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa efektivitas adalah

segala sesuatu yang dilakukan dengan sistem yang baik dan dikerjakan sesuai dengan

  program yang direncanakan sehingga tercapai suatu tujuan yang dikehendaki dan

menghasilkan yang lebih baik.

Ada 2 kategori yang melatarbelakangi efektivitas pembelajaran, yaitu:

a.  Faktor komunikasi

4Yuono GB , Pedoman Ejaan Indonesia yang Telah Disempurnakan, (Surabaya, Indah Press:1987), hal.39

5Peter Salim, Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press, (Jakarta)

hal 3766

Veithzal Rivai, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa Survei di STIE (genesha

1999, jurnal pendidikan dan kebudayan.No 029.Tahun ke-7 Mei 2001)

Page 11: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 11/33

 

Page 10

Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar yang paling dominan adalah proses

komunikasi, dan setiap usaha komunikasi mempunyai tujuan tersendiri, ada yang

informative, tranformative, dan persuasive. Mengingat aspek komunikasinya, maka prinsip

 pembelajaran yang efektif itu hampir identik dengan komunikasi efektif.

 b.  Standar kriteria efektivitas pembelajaran

Ada beberapa kriteria efektivitas pembelajaran yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan,

yaitu:

1.  Kriteria efektivitas jangka pendek, untuk menunjukkan kegiatan dalam kurun

waktu sekitar satu tahun, kriterianya kepuasan, efisiensi, dan produksi.

2.  Kriteria efektivitas jangka menengah, kurun waktu sekitar lima tahun, kriterianya

adalah perkembangan serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.

3.  Kriteria efektivitas jangka panjang, kurun waktu yang akan datang, kriterianya

adalah kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup dan kemampuan

membuat perencanaan strategis bagi kegiatan dimassa depan.7 

Berkaitan dengan evaluasi, Djamarah Mengemukakan bahwa pembelajaran yang efektif 

dengan melihat hasil evaluasi yang dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori yaitu:

istimewa (maksimal), baik sekali (optimal), baik (minimal), dan kurang.kriterianya sebagai

 berikut:

1) 

Istimewa (maksimal): apabila seluruh (100%) bahan belajar yang diianjurkan dapatdikuasai siswa.

2)  Baik sesuai (optimal): apabila sebagian besar (76%-99%) bahan pembelajaran yang

diajarkan dapat dikuasai siswa.

3)  Baik (minimal): apabila yang diajarkan hanya (60%-75%) dapat dikuasai siswa.

4)  Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari (60%) dapat dikuasai oleh

siswa.8 

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka suatu kegiatan pembelajaran dikatakan

memiliki tingkat efektivitas yang baik, apabila dapat mencapai minimal 75% dari tujuan-

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

7Syaeful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar , (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2002), h.121

8Syaeful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar , (jakarta:PT.Rineka Cipta,2002), h 123

Page 12: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 12/33

 

Page 11

B.  Pembelajaran Efektif 

2.  Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari pokok kata belajar yang mendapat tambahan ³pe´ dan akhiran

³an¶. Dalam bahasa inggris, dikenal istilah learning dan instruktion untuk menunjukkan istilah

  pembelajaran. Kusnandar mengartikan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya sehingga terjadilah perubahan perilaku kearah yang lebih baik 9.

Dalam dokumen KBK, kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar 

sering diistilahkan dengan istilah pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam KBK 

siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan proses belajar mengajar.kegiatan proses

 belajar mengajar dalam KBK tidak hanya sekedar proses penyampaian materi saja, akan tetapi

diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan

  peserta didik. Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk 

menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong

  pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi

 pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar (Depdiknas, 2002).10

 

Kata pembelajaran adalah terjemahan dari ³instruction´ yang banyak dipakai dalam dunia

 ppendidikan diamerika serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-

kholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Oleh karena itu menurut

gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran (intruction), dimana

 peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang berbagai sumber dan fasilitas yang

tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.11 

Terdapat beberapa karakteristik penting dari istilah pembelajaran yaitu:

a)  Pembelajaran berarti membelajarkan siswa

9Kusnandar,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Suskses

dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2007)Cet.1, hlm 287

10Wina Sanjaya,   pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi , (jakarta: kencana

prenada media group, 2005) hal 80

11Wina Sanjaya,   pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi , (jakarta: kencana

prenada media group, 2005) hal 78

Page 13: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 13/33

 

Page 12

Dalam konteks pembelajaran, tujuan utamma mmengajar adalah membelajarkan

siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilann proses pembelajaran tidak diukur dari

sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, akan tetapi diukur dari sejauh

mana siswa telah melakukan proses belajar.

 b)  Proses pembelajaran berlangsung dimana saja

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka

 proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja.

c)  Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pembelajaran, akan tetapi proses

untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan diccapai. Oleh

karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir proses pengajaran, akkan

tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas,

artinya sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola

 perilaku siswa itu sendiri.

a.  Sistem dan tujuan pembelajaran

Proses pembelajaran atau pendidikan memungkinkan seseorang menjadi lebih manusiawi

(being humanize) sehingga disebut dewasa dan mandiri, itulah visi atau tujuan dari proses

 pembelajarran.

12

 Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan

 perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam

  bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa,

misalnya kemampuan penambahan wawasan dan pemanbahan informasi agar penegetahuan

siswa lebih baik.pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap

dalam arti sempit ataupun luas. Pengembangan keterampilan adalah pengembangan

kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus.13

 

Sistem pembelajaraan adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur 

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai

12Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar , (Jakarta:PT.Kompas Media Nusantara, 2000), cet.1, hal

3713

Wina Sanjaya, perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (jakarta: PT Pajar Interpratama, 2010), hal

28

Page 14: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 14/33

 

Page 13

suatu tujuan(hamalik,2003). Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa,

Guru/pengajar, serta orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses

 pembelajaran termasuk pustakawan.14

 

Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah: suatu upaya

 pendidik dalam hubungannya dengan tugasnya membina anak didik, sehingga menghasilkan

 peserta didik yang berpengetahuan, terampil, berdikari, disiplin, serta bersikap sesuai dengan

yang diharapkan masyarakat.

b.  Pembelajaran Efektif dan Bermakna

Pembelajaran efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a.  Pemanasan dan Apersepsi

Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk pengetahuan peserta didik, memotivasi

  peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk 

mengetahui berbagai hal baru. Pemanasan dan aperseppsi ini dapat dilakukan sebagai berikut.

a.  Mulailah pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik 

 b.  Motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan

mereka (peserta didik).

c.  Gerakkan peserta didik agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.

 b. 

EksplorasiTahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan

mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik yaitu:

a.  Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta

didik.

 b.  Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan

kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

c.  Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan

 penerimaan ppeserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.

14Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (jakarta: PT Pajar Interpratama, 2010) hal

6

Page 15: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 15/33

 

Page 14

c.  Konsolidasi Pembelajaran

Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan

kompetensi, dengan mengkaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik. Dapat

dilakukan:

a.  Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar 

dan kompetensi baru.

 b.  Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah. Terutama

dalam masalah aktual.

c.  Latakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi standar dan

kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan

masyarakat.

d.  Pilihlah metodologi yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses menjadi

kompetensi peserta didik.

d.  Pembentukan Kompetennsi, Sikap, dan Perilaku

Dapat dilakukan sebagai berikut:

a.  Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang

dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

 b.  P

raktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangunkompetensi, sikap dan perilaku baru dalam kehiduupan sehari-hari berdasarkan

 pengertian yang dipelajari.

c.  Gunakan metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan

 perilaku peserta didik.

e.  Penilaian Formatif 

a.  Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik 

 b.  Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan

  peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi Guru dalam memberikan

kemudahan kepada peserta didik.

c.  Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.15

 

15Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK , (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

Juni 2004), hal 119-120

Page 16: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 16/33

 

Page 15

C.  Kewirausahaan

3.  Pengertian Kewirausahaan

a.  Wirausaha

Istilah wirausaha berasal dari dua suku kata, yaitu wira dan usaha. Wira adalah pahlawan,

sedangkan usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk 

mencapai suatu maksud, pekerjaan untuk mencapai sesuatu. Wirausaha dalam bahasa inggris

adalah entrepreneur . Secara etimologi kata entrepreneur yang berarti petualang, pengambil

risiko, pengusaha.

Beberapa pengertian wirausaha adalah sebagai berikut:

a.  Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan

wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produnk baru, menentukan

cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,

serta mengatur permodalan operasinya.

 b.  Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya untuk 

melakukan inovasi atau kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi.

c.  Wirausaha yaitu melakukan sebuah proses yang disebut creative destruktion 

(pengrusakan yang krreatif) untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna

menghasilkan nilai yang lebih tinggi sehingga inti dari wirausaha adalah kreativitas.

d. 

Wirausaha adalah orang yang berani mengusahakan suatu pekerjaan baik untuk dirisendiri ataupun untuk orang lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang berani

  berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi

kepandaian mengenali produk baru.

b.  Kewirausahaan

Kewirausahaan dalam bahasa inggris adalah entrepreneurship, dalam bahasa jermanyaitu unternehmer , dalam bahasa belanda adalah ondernemen. kewirausahaan merupakan

sebuah ilmu yang menggabungkan sebuah ilmu pengetahuan, kepribadian/sikap, filosofi,

keterampilan, yang digabungkan dalam satu kemampuan untuk dioptimalkan dan

diberdayakan dalam mencapai keuntungan yang lebih besar.

Page 17: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 17/33

 

Page 16

Berikut ini adalah makna kewirausahaan:16

 

a.  Kewirausahaan merupakan sebuah ilmu pengetahuan (knowledge)

Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba dilapangan,

dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang

lain yang membutuhkannya. Dengan demikian kewirausahaan dapat dimasukkan

kedalam sebuah disiplin ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat empiris

(hasil uji lapangan).

 b.  Kewirausahaan merupakan kepribadian atau sikap

Unsur yang terkandung dalam karrakteristik kewirausahaan adalah sikap positif,

kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan tidak 

mudah puas diri.

c.  Kewirausahaan adalah sebuah filosofi

Pondasi kesuksesan untuk menjadi wirausaha yang cerdas adalah filosofi hidup dan

 bekerja. Oleh karena itu, kewirausahaan dapat digolongkan dalam sebuah filosofi hidup

atau landasan hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.

d.  Kewirausahaan merupakan keterampilan (skill)

Kewirausahaan merupakan penggabungan dua konsep, yaitu pengetahuan dan

  pengalaman yang dirasakan dan dilakukan melalui proses jatuh bangun untuk menjadi

terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan bisnis.

e.  Kewirausahaan merupsksn seni (art)

Kewirausahaan merupakan seni karena dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang

  bisnis dibutuhkan imajinasi dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan

logika.

f.  Kewirusahaan adalah sebuah profesi

Pilihan, baik itu menjadi pekerja (employee) atau berwirausaha haruslah bersikap

 profesional. Untuk itu, menjadi wirausaha juga merupakan profesi sebagai pilihan hidupyang harus dilakukan secara profesional dalam arti jujur, terbuka, komitmen.

g.  Kewirausahaan adalah naluri

16Henndro, Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X , (Erlangga, Jakarta, 200), hal 10

Page 18: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 18/33

 

Page 17

Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis

yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.

h.  Kewirausahaan adalah mimpi seseorang

Kewirausahaan juga merupakan cita-cita yang terpendam sejak masih kecil, remaja atau

dewasa.

i.  Kewirausahaan adalah pilihan hidup seseorang

Kewirausahaan adalah salah satu jalan hidup untuk sukses, walaupun harus melalui jalan

yang terjal, tetapi pada akhirnya bisa meraih kesuksesan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah

kemampuan seseorang manajer risiko dalam mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik 

itu materil, intelektual, waktu, dan kemampuan kreativitasnya untuk menghasilkan suatu produk 

yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain

c.  Tujuan kewirausahaan

Tujuan kewirausahaan bagi dunia pendidikan adalah sebagai berikut:

a.  Mempersiapkan bekal masa depan agar menjadi terampil pendidikan saja tidak cukup

menjadi bekal untuk masa depan, dibutuhkan keterampilan dan keahlian sebagai

kontribusi bagi perusahaan ataupun menjalankan suatu usaha.

 b. 

Mempersiapkan agar memiliki kecakapan untuk berkarir dibidang apapun.Kewirausahaan dapatditerapkan disemua bidang pekerjaan dan kehidupan.

c.  Memberikan ilmu untuk bertahan hidup dan mencari nafkah bila terkena PHK 

(Pemutusan Hubungan Kerja).

d.  Mewujudkan kesuksesan didunia kerja atau usaha mandiri melalui kewirausahaan.

e.  Membudayakan sikap unggul, berperilaku positif, dan kreatif.

Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan disekolah-sekolah Dasar, sekolah

menengahh, perguruan tinggi, dan di berbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran kewirausahaan,  para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk menjadi seorang wirausahawan

yang berbakat. Dibawah ini diuraikan tujuan dari kewirausahaan, adalah sebagai berikut:

a.  Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas

 b.  Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan

dan kesejahteraan masyarakat.

Page 19: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 19/33

 

Page 18

d.  Ruang lingkup kewirausahaan

Ruang lingkup kewirausahaan yaitusebagai berikut:

a.  Ruang lingkup Internal

1)  Dalam kehidupan sehari-hari: untuk keluar dari kesulitan, untuk tetap bertahan

hidup, mendapatkan penghasilan, dan mengatasi keterbatasan.

2)  Dalam bekerja: untuk meraih kesuksesan dalam karir.

3)  Dalam keluarga: untuk menjadi lokomotif ekonomi keluarga.

 b.  Ruang lingkup Eksternal

1)  Dalam dunia usaha: untuk menjadi wirausaha yang sukses.

2)  Dalam dunia masyarakat: untuk menjadi contoh orang yang sukses dan menjadi

teladan bagi lingkungan.

3)  Dalam kenegaraan: untuk membentu program pemerintah dalam mengurangi

tingkat pengangguran yang tinggi dan membantu mengatasi pengentasan

kemiskinan, serta menjadi lokomotif kemajuan ekonomi suatu negara.

e.  Karakteristik wirausaha

Karakteristik wirausaha yang baik dan membawa kearah kebenaran sehingga akan terbentuk 

kebiasaan-kebiasaan yang positif yang akan menjadi sebuah karakter.Berikut ini karakteristik wirausaha menurut bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal

dengan 10 Dadalah sebagai berikut:

a.  Dream (mimpi)

Tidak ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila

mmempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.

 b.  Decisiveness (ketegasan)

Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat,

dan tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan.

Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.

c.  Doing (pengabdian)

Page 20: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 20/33

 

Page 19

Wirausaha tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang

telah dibuat, mempunyayi kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang

lain.

d.  Determination (ketettapan hati/kebulatan tekad)

Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi

sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.

e.  Dedication (pengabdian)

Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya,

karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.

f.  Devotion (kecintaan/ kesetiaan)

Bisnis akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus, dan semangat seorang

wirausaha, sehingga ia harus mencintai pekerjaannya dan pandai membagi waktu

g.  Details (terperinci)

Untuk mencapai kesuksesan, wirausaha harus berfikir detail karena ketika menjalankan

usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran secara detail.

h.  Destiny (nasib)

Wirausaha membutuhkan keberuntungan dan ia harus mulai berusaha untuk memprediksi

kkapan keberuntungan itu datang menghampirinya.

i. 

Dollars (materi/uang)Seorang wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan

usaha ditinjau ddari nilai mata uang tetapi hindari menjadi seorrang wirausaha yang

materiialis karena itu berbahaya.

 j.  Distribute (menyalurkan/ mendistribusikan)

Wirausaha yang baik selalu berorientasi untuk memberi dan mendistribusikan

kesuksesannya.

D.  Sikap Mental Usaha

Sikap dan perilaku seorang wirausaha tentu berbeda dengan sikap dan perilaku yang

 bukan wirausaha. Oleh karena itu sikap wirausaha adalah sebagai berikut:

a.  Selalu berfikir positif dalam menghadapi segala hal

Page 21: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 21/33

 

Page 20

 b.  Berorientasi jauh kedepan, berpikiran maju, dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang

sudah berlalu.

c.  Tidak gentar saat melihat pesaing.

d.  Selalu ingin tahu, membuat selalu mencari jalan keluar untuk maju.

e.  Ingin memberi yang terbbaik untuk orang lain.

f.  Penuh semangat dan berjuang keras hingga menimbulkan pengaruh yang baik untuk 

sekelilingnya.17 

1.  Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya baik dalam bentuk jurnal maupun skripsi,

tesis, dan disertasi sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber 

informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis. Penelitian terdahulu mengenai

Kontribusi Pembelajaran Kewirausaan terhadap Minat Berwirausaha diantaranya sebagai

 berikut:

1)  Sainan (NIM 104015000595) dengan focus penelitian: Kontribusi pembelajaran

kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa si SMKN 18 Jakarta

Hasil penelitian ini menyebutkan:

-  Tidak Terdapat korelasi yang negatif antara variabel x (pembelajaran

kewirausahaan)dan variabel y (minat berwirausaha)-  Terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah) antara variabel x

(pembelajaran kewirausahaan)dan variabel y (minat berwirausaha)

A.  Kerangka Berfikir

Dalam dunia pendidikan, pembelajaran kewirausahaan mempunyai kedudukan

yang sangat penting untuk melaksanakan program pendidikan. Lembaga sekolah

merupakan salah satu tempat yang memberikan pengajaran kewirausahaan, maka sudah

sepantasnyalah sekolah memberikan fasilitas yang menunjang untuk kegiatan belajar 

mengajar, tentunya dengan harapan agar apa yang menjadi tujuan dasar pembelajaran itu

dapat tercapai.

17Henndro, Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X , (Erlangga, Jakarta, 200), hal 20

Page 22: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 22/33

 

Page 21

Siswa atau anak didik di SMK memerlukan ilmu pengetahuan yang penting

diajarkan disekolah seperti halnya pelajaran kewirausahaan sebagai suatu proses

  penerapan kreativitas dan inovasi dalam menemukan peluang usaha. kerangka berfikir 

  penulis ketika siswa mendapatkan pembelajaran yang baik disekolah, dengan metode

yang baik, sarana dan prasarana yang menunjang, tentu hal tersebut menjadi aspek yang

menunjang kegiatan belajar mengajar yang baik sehingga tercapai tingkat Efektivitas

Pembelajaran Kewirausaah Kaitannya dengan Sikap Mental Usaha.

B.  Hipotesis

1.  Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis di atas, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan

adalah siswa yang memperhatikan proses pembelajaran Kewirausahaan dengan baik 

dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran kewirausahaan dapat dinyatakan efektif.

Hipotesis Statistik 

a.  Hipotesis Nol disingkat Ho

Hipotesis nol menyatakan ³tidak terdapat efektivitas pembelajaran kewirausahaan di

SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat.

b.  Hipotesis kerja, atau disebut Hipotesis alternatif, singkat Ha. 

Hipotesis kerja menyatakan ³terdapat EfektivitasP

embelajaran Kewirausahaankaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta

Barat.

Page 23: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 23/33

 

Page 22

METODOLOGI PENELITIAN

A.  Subjek Penelitian

1.  Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk 

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.18

 

Adapun dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa-siswi

SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat Kelas X.

2.  Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling sistematis.

Teknik sampling sistematis yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari

anggota yang telah diberi nomor urut. Jadi peneliti disini memberi nomor terlebih dahulu,

sesuai dengan jumlah anggota populasi berdasarkan responden yang dituju di SMK.

3.  Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat, sedangkan

waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Maret 2012 siswa kelas X semester II

tahun pelajaran 2011/2012.

B.  Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah penentuan variabel sehingga menjadi variabel yang

dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam

mengoperasionalisasikan variabel sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan

replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran variabel

yang lebih baik.

18Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 80.

Page 24: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 24/33

 

Page 23

C.  Instrument Penelitian

1.  Kisi-kisi/Matrik pengembangan Instrumen

Matrix Variabel

Definition of Rational Dimensi Variabel Indikator

Efektivitas Pembelajaran

Kewirausahaan1.  Ranah kognitif 

2.  Ranah afektif 

3. 

Ranah psikomotorik 

-  Disiplin dalam belajar -  Mengulang pelajaran setelah

 pulang sekolah-  Menjelaskan materi kepada

teman yang tidak mengerti-  Menggunakan ilmu untuk 

hal yang bermanfaat.

-  Menghargai semua teman

-  Mengutamakan kepentinganumum daripada pribadi didalam berorganisasi

-  Meminta maaf jikamenyakiti orang lain

-  Terbuka dengan orang tua-  Memiliki rasa sens of 

  belonging terhadap sarana  prasarana yang ada di

sekolah.

- Mengasah bakat denganmengikuti ekstrakurikuler 

-  Mengikuti olimpiade pelajar -  Mengikuti kegiatan yang

ada di sekolah-  Berkomunikasi

menggunakan bahasa yang baik dan benar (EYD)

-  Membuat kerajinan tangan

hasil sendiri

Sikap Mental Usaha 4. 

Kesadaran diri - Memiliki sikap dan perilakuyang positif terhadap Guru

-  Memiliki kemampuan untuk 

 berbuat kebaikan-  Merasa sebagai siswa yang

mempunyai kewajiban belajar.

-  Memiliki kemampuan

Page 25: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 25/33

 

Page 24

5.  Visioner 

6.  Fleksibel

merumuskan visi dan misi

serta tujuan usaha.

-  Memiliki semangat tinggidan berjuang mendapatkan

yang terbaik -  Kualitas hidup siswa

diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

-  ketika sedang magang, dapat

 beradaptasi dengan cepat-  dapat berkomunikasi dengan

 baik.-  cenderung melihat

keterkaitan antara berbagai

hal.

Interval : Skala Likert

y Sangat sering (SS)

y Sering (S)

y Jarang (J)

y Tidak pernah (TP) 

N0 PERNYATAAN SS S J TP

1. Disiplin dalam Belajar 

2. Mengulang Pelajaran setelah Pulang Sekolah

3. Menjelaskan Materi kepada teman yang tidak Mengerti

4. Menggunakan Ilmu untuk Hal yang Bermanfaat

5. Menghargai Semua Teman

6. Mengutamakan Kepentingan Umum daripada Pribadi

didalam Berorganisasi

7. Meminta Maaf jika Menyakiti orang lain

8. Terbuka Dengan Orang Tua

9. Memiliki Rasa Sens Of Belonging Terhadap Sarana

Prasarana yang ada di Sekolah

Page 26: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 26/33

 

Page 25

10. Mengasah Bakat dengan mengikuti Ekstrakulikuler 

11. Mengikuti Olimpiade Pelajar 

12. Mengikuti Kegiatan yang ada di Sekolah

13. Berkomunikasi Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar 

(EYD)

14. Membuat Kerajinan Tangan Hasil Sendiri

15. Memiliki sikap dan perilaku yang positif terhadap Guru

16. Memiliki kemampuan untuk berbuat kebaikan

17. Merasa sebagai siswa yang mempunyai kewajiban belajar.

18. Memiliki kemampuan merumuskan visi dan misi serta tujuanusaha.

19. Memiliki semangat tinggi dan berjuang mendapatkan yang

terbaik 

20. Kualitas hidup siswa diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

21. Ketika sedang magang, dapat beradaptasi dengan cepat

22. Dapat berkomunikasi dengan baik.

23. Cenderung melihat keterkaitan antara berbagai hal.

2.  Uji Kualitas Instrumen

  Validitas

Rumus untuk menghitung validitas dengan menggunakan product moment, yakni

sebagai berikut:

r xy = N. xy - x . y

[ (N.x2 ) ± (x)2][ (N.y

2) ± (y)

Keterangan :

xy r = Korelasi

 N = Jumlah subyek 

x = Angka pada skor butir 

y = Angka pada skor total

Page 27: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 27/33

 

Page 26

Perhitungan validitas dihitung dengan menggunakan bantuan komputer versi

SPSS (statistical product and service solution) 12.0 for windows.Kemudian dari hasil

 product moment masih dikorelasikan dengan part whole.

  Reliabilitas

Menurut Azwar (1996), reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Konsep

reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk 

mengetahui sejauhmana reliabilitas instrumen, digunakan rumus alpha dengan

 bantuan SPSS Versi 12. Adapun rumus Alpha tersebut adalah:

= [ k ] . [1- s2 j ]

k-1 s2 x

Keterangan:

k = Banyaknya Belahan Tes

s2 j= Varians Belahan j;j = 1,2,3

s2x= Varians Skor Tes

Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer komputer versi SPSS (S tatistical 

 Product and S ervice S olution) 12.0 for windows.

D.  Desain, Teknik & Prosedur Penelitian

1. 

DesainP

enelitianTipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif 

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk 

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah correlational research.

2.  Teknik Pengambilan Data

Teknik Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan:

  Angket

Angket adalah cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis

melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.19 

19Anas Sudijono, Statistik Pendidikan,( Jakarta: PT Raja Grafindo,2010), hlm 30.

Page 28: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 28/33

 

Page 27

Adapun jenis angket ada dua macam, yaitu angket jenis terbuka dan angket jenis

tertutup. Dalam hal ini Sanapiah Faisal menyatakan: Untuk angket jenis tertutup

  bentuk kontruksi item pertanyaan bisa dibagi: Bentuknya tidak berbentuk pilihan

ganda, bentuk skala penulisan dan bentuk daftar cek. Sedangkan angket jenis terbuka

 berbentuk kontruksi item bisa dibagi menjadi pengisian jawaban tersediakan.

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan angket jenis tertutup

sebab semua item pertanyaan tinggal dipilih mana jawaban yang sesuai dengan

responden dengan cara memberi tanda cek angket ada dua macam yaitu favourable

dan unfavourable.  F avourable artinya pernyataan sikap yang berisi atau mengatakan

hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau

memihak pada objek sikap. Unfavourable artinya pernyataan sikap mungkin pula

  berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap, yaitu yang bersifat tidak 

mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang hendak diungkap.

Untuk mengukur tingkat efektivitas Pembelajaran Kewirausahaan Kaitannya

dengan Sikap Mental Usaha maka peneliti menyusun skala model Likert (metode

skala rating yang dijumlahkan) yang telah dimodifikasi. Bentuk angket dalam

 penelitian ini adalah pilihan dengan menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu Sangat

sering (SS), Sering (S), Jarang (J), Tidak pernah (TP). Jawaban ragu-ragu ditiadakan

untuk mendapatkan kepastian jawaban dari responden antara setuju atau tidak setujusehingga diharapkan ada penguatan dan tidak ada jawaban yang setengah-setengah.

  Dokumentasi

Data yang dikumpulkan tersebut adalah bersifat orisinil untuk dapat

dipergunakan secara langsung. Teknik pemeriksaan dokumen ini khusus digunakan

untuk melakukan pengumpulan data terhadap tingkat Efektivitas. Adapun teknik 

  pengumpulan data terhadap Tingkat Efektivitas ini adalah dengan mengambil data

yang sudah tersedia.

3.  Prosedur Penelitian

Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 29: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 29/33

 

Page 28

  Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini adalah sebagai

 berikut:

a.  Menentukan lokasi dan subjek penelitian

 b.  Melakukan perizinan ke sekolah yaitu observasi dan wawancara dengan wali

kelas X, dan Guru Bidang Study untuk menentukan waktu pelaksanaan

 penelitian.

c.  Membuat instrumen penelitian.

d.  Menentukan jumlah soal yang akan dijadikan instrumen penelitian, setelah

terlebih dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya.

  Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren

Jakarta Barat. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai

 berikut:

a.  Memberikan angket penelitian kepada siswa SMK kelas X.

 b.  Meminta data raport semester I sebagai hasil belajar kelas X kepada wali

kelasnya.

c.  Mengidentifikasi sikap Afektif, Kognitif, Psikomotorik.

 Tahap Akhir Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan menganalisis data sesuai jenis data

yang diperoleh.

Page 30: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 30/33

 

Page 29

TEKNIK PENGOLAHAN DATA

A.  Pengolahan Data

Pengolahan data-data yang telah diperoleh kemudian diolah secara komputerisasi dengan

menggunakan SPSS For Windows version 16. Langkah-langkah pengolahan data adalah

sebagai berikut :

  Editing

Setelah data dikumpulkan, lalu diteliti mengenai kelengkapan data.

  Coding

Coding adalah memindahkan data dari daftar pertanyaan ke daftar yang akan memberi

informasi. Data yang diubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah perhitungan

selanjutnya.

  Scoring

Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan pemberian skor penelitian.

Adapun penilaian efektif atau tidaknya pembelajaran kewirausahaan dengan

menggunakan skala Likert. Penskoran Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini

merujuk pada empat alternatif jawaban seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Penskoran dengan Skala Likert

Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif 

a.  Sangat sering

 b.  Sering

c.  Jarang

d.  Tidak pernah

4

3

2

1

1

2

3

4

  Tabulating

Tabulasi adalah mengelompokkan data ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat

yang telah dimilikinya.

Page 31: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 31/33

 

Page 30

B.  Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mendiskripsikan, menjelaskan dan memahami hubungan

antara variabel-variabel yang diteliti. Untuk melihat hubungan antara dua variabel berupa data

interval maka rumus yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment sebagai

 berikut:

r xy = N. xy - x . y

[ (N.x2 ) ± (x)2 ]-[ (N.y2) ± (y)2 

Keterangan :

X = skor tiap item

Y = skor total

 N = jumlah subyek 

r xy= nilai koefisien korelasi product moment

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan dengan r tidak lebih dari harga (-1 r +1).

Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1

 berarti korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai

r, yang terlampir pada halaman lampiran. Dengan ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel,

maka HO diterima dan Ha ditolak tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka

Ha diterima. Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat ditentukan

 berdasarkan tabel di bawah ini :

Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang /cukup kuat

Kuat

Sangat kuat

Page 32: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 32/33

 

Page 31

Selanjutnya, untuk menentukan besar kecilnya sumbangan efektivitas Pembelajaran

Kewirausahaan kaitannya dengan Sikap Mental Usaha dapat ditentukan dengan rumus Koefisien

Determinan berikut (Sugiyono, 2010) :

KD = (r 2) x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien Determinan

r = nilai koefisien korelasi product moment

Page 33: PROP.penelitian KWU

5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 33/33

 

Page 32

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaiful Bahri, S trategi Belajar Mengajar , (Jakarta:PT Rineka Cipta,2002)

Harefa Andrias, Menjadi Manusia Pembelajar , (Jakarta:PT Kompas Media Nusantara, 2000)

Hendro, Kewirausahaan untu S  MK dan MAK Kelas X , (Jakarta: Erlangga, 2010)

Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Cet 1

Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat S atuan Pendidikan (KT S  P) dan

S ukses dalam S ertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2007), Cet 1

Mulyasa,   Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK , (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Juni 2004)

Salim Peter, DKK,   Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press, 

(Jakarta)

Sanjaya Wina,   Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2005)

Sanjana Wina,  Perencanaan dan Desain S istem Pembelajaran, (Jakarta: PT Pajar Interpratama,

2010)

Youno GB,   Pedoman Ejaan Indonesia yang Telah Disempurnakan, (Surabaya: Indah Press:

1987)

Veithzal Rivai,  F aktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa ³ S urvei di

S TIE´, (Genesha 1999, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.029, Tahun Ke-7 Mei

2001)