kurva bep dalam suatu perusahaan

11
Kurva BEP dalam suatu Perusahaan : Break Even point atau BEP adalah suatu titik atau keadaan dimana suatu perusahaan dalam operasinya tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break even point bila mana penghasilannya (revenue) yang diterima sama dengan ongkosnya dan juga adanya keseimbagan dalam grafik break even dimana terdapat titik potong antara garis hasil penjualan dan jumlah biaya-biaya. Menurut Mulyadi (1997 : 232) Break Even Point adalah suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Menurut Sofyan Syafri Harahap (1998 : 358) break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan, dimana total biaya (tetap dan variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak rugi. Menurut Bambang Rianto (1995 ; 360) Break even point adalah “ Volume penjualan dimana penghasilannya (revenue) tepat sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan ataupun menderita kerugian. Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202), Analisa break even merupakan suatu analisa yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi, yang mana analisa tersebut dapat menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh laba ataupun menderita rugi.

Upload: trikorodarmo

Post on 14-Aug-2015

697 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

Kurva BEP dalam suatu Perusahaan :

Break Even point atau BEP adalah suatu titik atau keadaan dimana suatu perusahaan

dalam operasinya tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian.

Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break even point bila mana penghasilannya

(revenue) yang diterima sama dengan ongkosnya dan juga adanya keseimbagan dalam

grafik break even dimana terdapat titik potong antara garis hasil penjualan dan jumlah

biaya-biaya.

Menurut Mulyadi (1997 : 232) Break Even Point adalah suatu usaha yang tidak

memperoleh laba dan tidak menderita rugi dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas

jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi

hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (1998 : 358) break even berarti suatu keadaan dimana

perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan,

dimana total biaya (tetap dan variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada

laba dan tidak rugi.

Menurut Bambang Rianto (1995 ; 360) Break even point adalah “ Volume penjualan

dimana penghasilannya (revenue) tepat sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga

perusahaan tidak mendapatkan keuntungan ataupun menderita kerugian.

Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202), Analisa break even merupakan suatu

analisa yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang

diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi, yang

mana analisa tersebut dapat menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak

memperoleh laba ataupun menderita rugi.

Menurut S.Munawir (2002 ; 458) titik break event atau tititk pulang pokok dapat

diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh

laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = biaya total).

Page 2: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

Menurut Rony (1990, p. 358) Analisa break even atau disebut Analisis titik impas

merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan

sama dengan jumlah biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun

kerugian.

Tujuan Break Even Point pada perusahaan adalah :

a. Mengevaluasi tujuan laba dari perusahaan secara keseluruhan

b. Menyajikan data-data biaya dan laba kepada top management

c. Mengganti system laporan yang tebal-tebal dengan suatu grafik yang mudah dibaca dan

dimengerti.

Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan analisa break event adalah

untuk mengetahui beberapa volume penjualan minimal yang harus dicapai pada tingkat

harga tertentu agar supaya perusahaan tidak menderita rugi dan juga tidak memperoleh

laba dengan demikian dapat diketahui pada tingkat penjualan tertentu diatas break event

merupakan alat untuk perencanaan laba juga merupakan alat pelaporan yang baik bagi top

manajemen.

Manfaat Analisa Break Even Point :

Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat

bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan operasional yang

penting dalam tiga cara berbeda namun tetap berkaitan yaitu:

a. Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang

harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.

b. Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.

c. Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel

menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan yang canggih.

Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga menjelaskan beberapa manfaat analisa break

even untuk manajemen, yaitu :

a. Membantu pengendalian melalui anggaran.

b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.

c. Menganalisa dampak perubahan volume.

d. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.

e. Merundingkan upah.

f. Manganalisa bauran produk.

g. Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.

h. Menganalisa margin of safety.

Menurut Sigit (1993, p. 1) analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat,

diantaranya adalah :

a. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu.

Page 3: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

b. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.

d. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Kegunaan Break Even Point Menurut Sofyan Syafri Harahap,yaitu :

1. Hubungan antara penjualan biaya dan laba

2. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan variable

3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan margin untuk menutupi biaya

tetap

4. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana

perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.

 

Terdapat dampak Perubahan  faktor  Break Even Point Menurut Mulyadi dalam

buku Akuntansi Manajemen (1993, 259):

a. Suatu perubahan dalam biaya variabel akan mengakibatkan perubahan dalam

contribution margin dan impas.

b. Suatu perubahan dalam harga jual akan mengakibatkan perubahan pada contribution

margin dan impas.

c. Angka laba kontribusi hanya akan dipengaruhi oleh perubahan pada biaya variabel dan

harga jual.

d. Suatu perubahan dalam biaya tetap mengakibatkan perubahan pada impas tapi tidak

mempengaruhi laba kontribusi.

e. Suatu perubahan gabungan dalam biaya tetap dan biaya variabel pada arah yang sama

akan menyebabkan perubahan tajam terhadap impas.

Kasus/contoh soal BEP

Elemen-elemen pada perhitungan Break Even Point :

1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,

perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun

kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali

2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan

contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya

kantong plastic, biaya nota penjualan

3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli

Terdapat 2 rumus untuk menghitung Break Even Point,yaitu:

1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even

Point :

Page 4: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

Total Fixed Cost

__________________________________

Harga jual per unit dikurangi variable cost

Contoh Soal :

Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-

Variable cost    Rp.10.000 / unit

Harga jual   Rp. 20.000 / unit

Maka BEP per unitnya adalah

Rp.500.000

__________  =  50 units

20.000 – 10.000

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point.

Pada pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi

BEP :

Total Fixed Cost

__________________________________   x  Harga jual / unit

Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus

diterima agar terjadi BEP adalah

Rp.500.000

__________  x Rp.20.000 = Rp.1.000.000,-

20.000 – 10.000

Kesimpulan :

Dari penjelasan tentang Break Even Point (BEP) diatas,dapat saya simpulkan bahwa  BEP

merupakan titik impas yang dimana dalam suatu perusahaan dalam kegiatan

operasianalnya tidak mendapatkan untung maupun rugi atau sama dengan Nol.Karena

apabila perusahaan di dalam kegiatan operasinya menggunakan biaya tetap dan pada

volume penjualan hanya bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel saja.Dengan Break

Even Point ,manajer perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang

disyaratkan agar tidak menderita kerugian, dan disarankan dapat mengambil langkah-

langkahyang tepat untuk masa akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini,manajer

juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh

perusahaan tersebut.

Page 5: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah1. alat perencanaan untuk hasilkan laba2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.3 Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan4 Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengertiSetelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya iniSalah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam

Page 6: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagiyaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya.Bagaimana cara menghitungnya?Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeliAdapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :Total Fixed Cost__________________________________Harga jual per unit dikurangi variable costContoh :Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-Variable cost Rp.5,000 / unitHarga jual Rp. 10,000 / unitMaka BEP per unitnya adalahRp.200,000__________ = 40 units10,000 – 5,000Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :Total Fixed Cost__________________________________ x Harga jual / unitHarga jual per unit dikurangi variable cost

Page 7: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalahRp.200,000__________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-10,000 – 5,000

ANALISIS BREAK EVEN POINT

Anlisis BEP dapat memberikan hasil yang memadai,apabila asumsi berikut terpenuhi :_ Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan denganakurat dan bersifat sepanjang rentang yang relevan_ Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biayavariabel_ Efisiensi dan produktivitas tidak berubah_ Harga jual tidak berubah_ Biaya- biaya tidak berubah_ Bauran penjualan akan konstan_ Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaanawal dan persediaan akhirPendekatan dalam mengitung BEP_ Pendekatan Persamaan_ Pendekatan Marjin Kontribusi_ Pendekatan GrafikPendekatan persamaan_ Y=cx – bx – a_ Y = laba_ c = harga jual per unit_ x = jumlah produk_ b = biaya variabel satuan_ a =biaya tetap total_ cx = hasil penjualan_ bx = biaya variabel total_ X(BEP dalam unit) = a/(c-b)_ CX(BEP dalam unit) = ac/(c-b) = a/(1 – b/c)Biaya Tetap Vs Biaya VariabelDalam hubungannya dengan volume produksi :(1)Biaya VariabelKarakteristik :_ biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas_ Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya

Page 8: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

satuan konstan)Contoh dalam perusahan furniture_ Biaya perlengkapan_ Biaya bahan bakar_ Biaya sumber tenaga_ Biaya perkakas kecil_ Asuransi aktiva tetap dan kewajiban_ Gaji satpam dan pesuruh pabriDalam hubungannya dengan volume produksi :(2)Biaya TetapKarakteristik :_ Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas_ Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatanContoh dalam perusahan furniture_ Biaya penyusutan_ Gaji eksekutif_ Pajak bumi dan bangunan_ Amortisasi paten_ Biaya penerimaan barang_ Biaya komunikasi_ Upah lemburDengan metoda1. Pendekatan Persamaan2. Pendekatan Marjin Kontribusi3. Pendekatan GrafikPendekatan Margin Kontribusi_ Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue =TR) dengan biayavariabel total (total Variabel cost = TVC)_ Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit gunamenghitung margin kontribusi per unit.Pada Kasus CV. Donut KotakHarga Jual per unit Rp. 5.000Biaya variabel Per Unit Rp. 3.000Margin kontribusi Rp. 2.000BEP(unit) = (Biaya tetap Total : Margin kontribusi per unit)BEP(unit) = 7.500.000/2.000 = 3.750 unit_ BEP (rupiah)Terlebih dahulu harus dihitung Rasio Margin Kontribusi_ Harga penjualan per unit Rp. 5.000,- 100 %_ Biaya Variabel per unit Rp. 3.000,- 60 %_ Margin kontribusi Rp. 2.000,- 40 %

Page 9: Kurva BEP Dalam Suatu Perusahaan

Ratio margin kontribusi = 0,40BEP (rupiah)= (Biaya tetap Total : Rasio Margin kontribusi)= Rp. 7.500.000/0,40= Rp. 18.750.000,-