analisis break even point (bep) terhadap perencanaan …

86
i ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG AHMAD KADRI 10572 031 2111 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

i

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN

LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA

KABUPATEN BANTAENG

AHMAD KADRI

10572 031 2111

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

ii

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN

LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA

KABUPATEN BANTAENG

AHMAD KADRI

10572 031 2111

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 3: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

iii

Page 4: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

iv

Page 5: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

iii

ABSTRAK

Ahmad Kadri, 1057 0312 111 Analisis Break Even Point Terhadap Perencanaan

Laba Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Di Kabupaten Bantaeng, Skripsi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat Break Even Point dalam

kaitannya terhadap Perencanaan Laba Pada Kawasan Pantai Marina Di Kabupaten

Bantaeng selama lima tahun anggaran yaitu tahun anggaran2010 hingga tahun

anggaran 2014.

Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah Adapun populasi

dan sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan laporan keuangan

yakni data penjualan/pendapatan, biaya variabel, dan biaya tetap pada

KAWASAN PANTAI MARINA selama 5 tahun (2010 -2014). Pengambilan data

dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data

dilakukan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan dengan terlebih dahulu

mengklasifikasi biaya, yakni biaya tetap dan biaya variabel serta harus

memerhatikan volume penjualan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan berpatokan pada

perencanaan laba sebesar 5% untuk setiap tahun maka perusahaan dapat

memperhitungkan besarnya pendapatan yang mampu diterima. Pada tahun 2010

laba yang direncanakan sebesar Rp 16.975.250,- maka jumlah pendapatan yang

harus dicapai sebesar Rp 319.289.730,55. Sedangkan untuk tahun 2011 laba yang

direncanakan sebesar Rp 17.259.400 maka jumlah pendapatan yang harus dicapai

sebesar Rp 309.002.031,16. Kemudian pada tahun berikutnya perencanaan laba

yang ditetapkan lebih rendah yakni pada tahun 2012 laba yang direncanakan

sebesar Rp16.988.750,- dengan setoran yang harus dicapai sebesar Rp

193.695.000. Pada tahun 2013 kembali meningkat sebesar Rp 26.914.550

dengan setoran yang harus dicapai sebesar Rp 299.003.445,94, meskipun

pendapatan yang harus dicapai tetap rendah hal ini disebabkan biaya tetap dan

biaya variabel yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun

2014 meskipun perencanaan laba yang direncanakan meningkat sebesar Rp

27.097.375,- dengan jumlah pendapatan yang harus diterima lebih rendah yakni

Rp 203.857.436,7 hal ini disebabkan karena biaya tetap dan biaya variabel

kembali menurun. Jadi dapat dinyatakan pendapatan yang siap diterima dari hasil

perencanaan laba dari tahun 2010 s/d 2014 tidak menetap atau berfluktuasi

disebabkan beberapa faktor yakni tarif, total biaya dan perencanaan laba itu

sendiri.

Page 6: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang tiada

hentinya dialirkan kepada penulis, mulai dari awal penciptaan hingga di hari akhir

yang niscaya adanya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

penghulu sekian manusia, junjungan rasulullah Muhammad SAW, manusia

pilihan yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada umat manusia. Skripsi ini

dibuat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana S1 pada Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

dengan judul “ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP

PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA

KABUPATEN BANTAENG”.

Skripsi ini khusus saya dedikasikan buat kedua orang tuaku tercinta yang

senantiasa memberikan nasihat, motivasi, serta doa yang tiada henti-hentinya dan

jasa-jasa beliau memelihara, mendidik, dan membesarkan penulis demi menjadi

orang yang berguna, semoga jerih payah beliau mendapat nilai ibadah yang

berlipat ganda di sisi Allah Swt.

Penulis menyadari bahwa selama merampungkan skripsi ini tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang dihadapi, akan tetapi dengan pertolongan Allah Swt.

yang datang lewat dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung sehingga seluruhnya dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, melalui

Page 7: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

v

kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr.H.Abd. Rahman Rahim,S.E,M.M., Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk selalu memberikan arahan dan

petunjuk serta koreksi dalam penyusunan skripsi ini sejak awal sampai

akhir penulisan.

2. Ibu Hj.Naidah,S.E.M.M., Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran

yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar beserta jajarannya atas segala fasilitas perkuliahan yang

menunjang sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di universitas ini.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar dan para Pembantu Dekan, serta

seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Moh. Aris Pasigai, S.E., M.M., Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis

khususnya Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali ilmu

yang berharga kepada penulis dalam proses perkuliahan dan akademik.

7. Teman-teman di Manajemen 4 – 2011 yang selalu menemani selama tiga

tahun terakhir ini.

Page 8: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

vi

8. Teman-teman seperjuangan di kampus UNISMUH Jurusan Manajemen

angkatan 2011 , semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk

bertemu dan berkumpul kembali, serta memberikan kesuksesan bagi kita

semua. Amin ya Allah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih

terdapat banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi penyempurnaan proposal ini.

Semoga Allah Swt. meridai kita semua sehingga skripsi ini bermanfaat

dan memberi nilai tambah bagi yang membutuhkan, terutama bagi penulis, Amin.

Makassar, Oktober 2015

Ahmad Kadri

Page 9: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Jenis-jenis biaya .............................................................. 5

B. Unsur-unsur Biaya ................................................................................... 7

C. Pengertian Break Even Point (BEP)……………………………………11

D. Kegunaan dan Tujuan Break Even Point (BEP)………………………..15

E. Pengertian Margin Of Safety…………………………………………..18

F. Pengertian Laba………………………………………………………...22

G. Hubungan Break Even Point (BEP) Dengan Perencanaan Laba……….23

Page 10: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

viii

H. Kerangka Pikir………………………………………………………….25

I. Hipotesis………………………………………………………………..27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………...28

B. Metode Pengumpulan Data……………………………………………..28

C. Jenis dan Sumber Data………………………………………………….29

D. Populasi dan Sampel……………………………………………………30

E. Metode Analisis………………………………………………………...30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah perusahaan……………………………………………………...32

B. Visi-Misi………………………………………………………………...33

C. Tujuan………………………………………………………...................33

D. Saran……………………………………………………….....................34

E. Strategi………………………………………………………..................35

F. Struktur organisasi………………………………………………………35

G. Tugas-tugas pokok (Job Deskription)…………………………………..37

H. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………44

I. Analisis Break Even Point........................................................................48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………………...62

B. Saran…………………………………………………………………….63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

ix

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Data Rretribusi Kawasan Wisata Pantai Marina Selama Lima Tahun Terakhir

(2010 s/d 2014) .............................................................................................. 45

2. Rincian Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Pada Kawasan Wisata Pantai

Marina Selama 5 Tahun Terakhir .................................................................. 47

3. Perhitungan Break Even Point Tahun 2010 ................................................... 48

4. Perhitungan Break Even Point Tahun 2011................................................. .. 49

5. Perhitungan Break Even Point Tahun 2012………………………………. .. 49

6. Perhitungan Break Even Point Tahun 2013 ................................................... 50

7. Perhitungan Break Even Point Tahun 2010 ................................................... 51

8. Hasil Analisa Break Even Point Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Selama

5 Tahun Terakhir (2010 S/D 2014)............................................................... 51

9. Hasil Analisa Margin Of Safety Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Selama

5 Tahun Terakhir (20010 S/D 2014) .............................................................. 55

10. Hasil Analisa Terhadap Perencanaan Laba Pada Kawasan Wisata

Pantai Marina Selama 5 Tahun Terakhir (2010 S/D 2014) ........................... 58

Page 12: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

x

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Skema Kerangka Pikir ..................................................................................... 27

2. Struktur Organisasi Kawasan Wisata Pantai Marina ...................................... 37

Page 13: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang tiada

hentinya dialirkan kepada penulis, mulai dari awal penciptaan hingga di hari akhir

yang niscaya adanya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

penghulu sekian manusia, junjungan rasulullah Muhammad SAW, manusia pilihan

yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada umat manusia. Proposal penelitian

ini dibuat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana S1 pada Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

dengan judul “ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP

PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA

KABUPATEN BANTAENG”.

Proposal penelitian ini khusus saya dedikasikan buat kedua orang tuaku

tercinta yang senantiasa memberikan nasihat, motivasi, serta doa yang tiada henti-

hentinya dan jasa-jasa beliau memelihara, mendidik, dan membesarkan penulis demi

menjadi orang yang berguna, semoga jerih payah beliau mendapat nilai ibadah yang

berlipat ganda di sisi Allah Swt.

Penulis menyadari bahwa selama merampungkan proposal penelitian ini tidak

sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi, akan tetapi dengan pertolongan Allah

Swt. yang datang lewat dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

Page 14: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

tidak langsung sehingga seluruhnya dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, melalui

kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada :

1. Bapak Dr.H.Abd. Rahman Rahim,S.E,M.M., Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk selalu memberikan arahan dan petunjuk

serta koreksi dalam penyusunan proposal ini sejak awal sampai akhir

penulisan.

2. Ibu Hj.Naidah,S.E.M.M., Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran yang

sangat berharga dalam penyusunan proposal ini.

3. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar beserta jajarannya atas segala fasilitas perkuliahan yang menunjang

sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di universitas ini.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar dan para Pembantu Dekan, serta

seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

kemudahan dalam rangka penyusunan proposal ini.

5. Bapak Moh. Aris Pasigai, S.E., M.M., Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya

Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali ilmu yang berharga

kepada penulis dalam proses perkuliahan dan akademik.

Page 15: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

7. Teman-teman di Manajemen 4 – 2011 yang selalu menemani selama tiga

tahun terakhir ini.

8. Teman-teman seperjuangan di kampus UNISMUH Jurusan Manajemen

angkatan 2011 , semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu

dan berkumpul kembali, serta memberikan kesuksesan bagi kita semua. Amin

ya Allah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih terdapat

banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.

Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi penyempurnaan proposal ini.

Semoga Allah Swt. meridai kita semua sehingga proposal ini bermanfaat dan

memberi nilai tambah bagi yang membutuhkan, terutama bagi penulis, Amin.

Makassar, Januari 2015

Ahmad Kadri

Page 16: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba

yang dapat di pergunakan untuk kelangsungan hidup. Mendapatkan keuntungan

atau laba dan besar kecilnya laba sering menjadi ukuran kesuksesan suatu

manajemen. Hal tersebut didukung oleh kemampuan manajemen di dalam melihat

kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang.

Manajemen dituntut untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang

menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat

perkembangan perusahaan. Manajemen memerlukan suatu perencanaan untuk

perusahaan dalam mencapai tujuannya tersebut. Ukuran yang sering dipakai untuk

menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dari laba yang

diperoleh perusahaan.

Manajer perusahaan harus dapat membuat perencanaan secara terpadu atas

semua aktivitas yang sedang maupun akan dilakukan dalam upaya mencapai laba

yang diharapkan. Dalam perencanaan maupun realisasinya manajer dapat

memperbesar laba melalui langkah – langkah sebagai berikut:

1. Menekan biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat

harga jual dan volume penjualan yang ada.

2. Menentukan tingkat harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang

dikehendaki.

1

Page 17: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

2

3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.

Ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri

sebab ketiganya mempunyai hubungan yang erat bahkan saling berkaitan.

Salah satu perencanaan yang dibuat manajemen adalah perencanaan laba.

Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan

untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba merupakan tujuan

utama dari perusahaan karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang

diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan

laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Dalam

perencanaan laba hubungan antara biaya, volume, dan laba memegang peranan

yang sangat penting. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba

yang di kehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan

volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi

mempengaruhi laba.

Perencanaan laba memerlukan alat bantu berupa analisis biaya-volume-

laba. Salah satu teknik analisis biaya-volume-laba adalah analisis Break Even

Point (BEP). Impas sendiri di artikan keadaan suatu usaha yang yang tidak

memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha di

katakan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya. Dengan

demikian analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu alat yang di gunakan

untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan

volume penjualan. Dengan melakukan analisis Break Even Point (BEP),

manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimal yang harus

Page 18: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

3

dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut, juga dapat

diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun,

agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisis Break Even Point (BEP)

menyajikan informasi hubungan biaya, volume dan laba kepada manajemen.

Sehingga memudahkan dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi

pencapaian laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Kawasan Wisata Pantai Marina Kabupaten Bantaeng adalah perusahaan

yang melakukan berbagai upaya ke arah peningkatan volume penjualan dengan

tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Bertolak dari latar belakang diatas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: ”Analisis

Break Even Point (BEP) terhadap Perencanaan Laba Pada Kawasan Wisata Pantai

Marina Kabupaten Bantaeng”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok

yang digunakan penulisan ini adalah :

"Apakah pengelolaan usaha pada Kawasan Wisata Pantai Marina

Kab.Bantaeng berada dalam keadaan Break Even Point (BEP) terhadap

perencanaan laba?”.

Page 19: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

4

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

"Untuk mengetahui tingkat Break Even Point (BEP) dalam kaitannya terhadap

perencanaan laba pada Kawasan Wisata Pantai Marina Kab.Bantaeng”.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan hasil analisis yang bersifat positif serta berguna bagi pihak

perusahaan dalam melihat hubungan antara biaya, laba dan volume dalam

unit dan rupiah.

2. Sebagai salah satu bahan informasi bagi perusahaan dan semua pihak yang

menemukan serta berkepentingan dalam pengambilan keputusan untuk

manajemen perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar .

Page 20: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Jenis – Jenis Biaya

Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah

dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang diperlukan dan

kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap

pengorbanan biaya selalu diharapkan dapat mendatangkan hasil yang lebih besar

dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.

Dengan demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui

bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi pada setiap pengeluaran

merupakan komponen biaya perusahaan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat

dihitung dan dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat

diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan diperoleh.

Berbicara mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup

luas, oleh karena itu di dalamnya terdapat dua pihak yang saling berhubungan.

Menurut Winardi, (2000: 147), menyatakan bahwa bilamana kita memperhatikan

biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi, maka dapat

dibagi ke dalam dua sifat, yaitu merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat

bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada perusahaan

bersangkutan.

Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak

5

Page 21: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

6

yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi

Indonesia, (1997: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya (cost) adalah :

Jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran dalam

bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran modal

saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya,

dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang diperoleh atau yang akan

diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan biaya berarti

mengharapkan pengembalian lebih banyak.

Dari definisi dan pengertian biaya di atas, dapatlah dikatakan bahwa

pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih

merupakan pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam

pengeluaran secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.

Sejalan dengan definisi dan pengertian di atas, maka Hartanto, ( 2002 :

89), memberikan atasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), yaitu: cost

adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service

potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva yang

dicantumkan dalam neraca pada periode tertentu. Sehubungan dengan jenis-jenis

biaya tersebut.

Maka Hartanto, (2002 : 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan

perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut :

"1. Biaya variabel dan biaya tetap

2. Biaya yang dapat dikendalikan".

Page 22: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

7

Sedangkan menurut Mulyadi, (2000 : 57) menetapkan biaya adalah sejumlah

pengeluaran yang tidak bisa dihindari yang menghubungkan tingkah laku biaya

dengan perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah

sejumlah biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung sebanding dengan

volume penjualan atau produksi atau ukuran kegiatan yang lain.

Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk

mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas

tertentu utamanya dalam kapasitas biaya dalam proses produksi perusahaan.

Dari gambaran umum di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut :

1) Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang ikut berubah untuk mengikuti

volume produksi atau penjualan dalam kegiatan perusahaan. Misalnya atau

bahan langsung yang hanya ikut dalam proses produk, atau bahan baku

langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah walaupun ada

perubahan volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan,

asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut

sangat penting untuk diketahui oleh seorang manajer dalam perencanaan

usaha pengembangan karena akan diperoleh suatu gambaran klasifikasi

biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta pengawasan.

B. Unsur - Unsur Biaya

Untuk menggambarkan tentang unsur-unsur dalam proses produksi, pihak

perusahaan telah memperhitungkan terhadap biaya-biaya yang dikorbankan,

Page 23: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

8

sehingga proses produksi tidak mengalami hambatan yang berarti, dapat

memperoleh hasil penjualan dan hasil produksi bisa memperoleh laba.

Menurut Mulyadi, (2000 : 159) dalam suatu proses produksi melibatkan

suatu unsur- unsur biaya yang dibebankan menurut kelompok biaya tertentu guna

menyusun harga pokok produksi dapat digabungkan ke dalam unsur-unsur biaya.

Tetapi ini tidaklah dapat dipandang sebagai biaya, melahir harus sesuai dengan

faktor biaya, karena biaya tersebut harus sesuai dengan faktor biaya yang dianut

oleh perusahaan.

Unsur - unsur biaya tersebut di atas, adalah sebagai berikut :

1. Manufacturing cost, adalah semua biaya yang muncul sejak pembelian

bahan-bahan sampai produk selesai (final product)

Manufacturing cost terbagi atas :

a. Prime cost (biaya utama) adalah biaya dari bahan-bahan secara langsung

dan upah tenaga kerja langsung dalam kegiatan pabrik.

Prime cost terdiri dari :

I. Direct material yaitu semua bahan baku yang membentuk

keseluruhan bahan yang secara langsung di masukkan dalam

perhitungan kerja pokok.

II. Direct cost, yaitu setiap tenaga kerja yang ikut secara langsung

pemberian sumbangan pada proses produksi.

b. Manufacturing expenses dapat juga disebut factory over head cost atau

biaya pabrikasi tidak langsung.

Page 24: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

9

Yang termasuk golongan biaya ini adalah

I. Indirect labour, yaitu tenaga kerja yang tidak terlibat langsung

dalam proses produksi, misalnya kepada bagian bengkel, mandur,

pembantu umum dan sebagai dasar untuk menyelesaikan biaya-biaya

yang dikeluarkan dalam proses produksi.

II. Other manufacturing expenses, yaitu biaya - biaya tidak langsung

selain dari indirect labour dan indirect material, seperti biaya atas

penggunaan tanah, pajak penghapusan, pemeliharaan dan perbaikan

2. Commercial expenses, yang meliputi :

a. Selling expenses adalah semua ongkos yang dikeluarkan setelah

selesainya proses produksi sampai pada saat terjualnya. Ongkos-

ongkos ini meliputi penyimpangan, pengangkutan penagihan dan

ongkos yang menyangkut fungsi penjualan.

b. Administration expenses adalah semua ongkos yang meliputi ongkos

perencanaan dan pengawasan.

Biasanya semua ongkos yang tidak dibebankan pada bagian

produksi atau penjualan dipandang sebagai ongkos administrasi.

Sedangkan menurut Horngren, ( 1999: 15 ) unsur-unsur biaya dapat

diklasifikasikan ke dalam :

1. Kapan waktu berkompromi :

a. Biaya yang harus dikeluarkan

b. Anggaran Biaya

2. Kelakuan dihubungkan dengan adanya fluktuasi dalam aktivitas :

Page 25: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

10

a. Biaya variabel

b. Biaya tetap

c. Biaya lain-lain

3. Resiko dalam pengeluaran biaya :

a. Total biaya

b. Biaya per unit

4. Fungsi manajemen :

a. Biaya pabrik

b. Biaya pemasaran

c. Biaya administrasi

5. Mudah untuk mengubahnya :

a. Biaya langsung

b. Biaya tak langsung

6. Perubahan biaya pajak tentang keuntungan :

a. Biaya produksi

b. Biaya Industri

Adapun penjelasan dari unsur-unsur biaya tersebut diatas adalah sebagai

berikut :

1. Historical cost, merupakan biaya yang telah terjadi dimasa lalu sedangkan

budgeting cost adalah biaya yang diperkirakan terjadi pada masa yang akan

datang.

2. Variabel cost, adalah biaya yang secara keseluruhan akan berubah-sesua

dengan berubahnya volume produksi atau penjualan. Sedangkan fixed cost

Page 26: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

11

adalah biaya yang secara keseluruhan tidak akan mengalami perubahan

pada suatu tingkat produksi atau penjualan.

3. Total cost, adalah sejumlah biaya yang dibebankan pada seluruh biaya

obyektif. Sedangkan unit cost adalah biaya rata-rata dari setiap unit dari

obyektif.

4. Manufacturing cost adalah sejumlah biaya yang diperlukan untuk

menghasilkan barang (dengan menggunakan mesin, peralatan dan tenaga

kerja).Manufacturing cost terdiri dari direct cost, material cost, direct

labour cost dan inderect cost/overhead cost. Sedangkan administratif cost

adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk pengelolaan perusahaan secara

keseluruhan.

5. Direct cost adalah biaya-biaya yang mudah ditelusuri terhadap suatu

obyek tertentu.

Indirect cost adalah biaya - biaya yang tidak ditelusuri hubungannya

dengan obyek tertentu. Sedangkan priod cost merupakan biaya-biaya yang

timbul akibat berjalannya waktu. Dengan kata lain, period cost adalah

setiap biaya yang dialokasikan berdasarkan waktu.

C. Pengertian Break Even Point (BEP)

Pengertian Break Even Point (BEP) adalah suatu analisis titik yang

menunjukkan keseimbangan antara jumlah biaya yang dikeluarkan dengan jumlah

pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan.

Page 27: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

12

Sehubungan dengan itu, untuk lebih mengetahui tentang pengertian biaya,

dibawah ini akan dikemukakan secara luas oleh Mulyadi, (2000 : 3) yang

membahas tentang penentuan harga pokok, dikemukakan bahwa di dalam arti luas

Break Even Point (BEP) adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang mana laba

dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak

memperoleh laba tetapi juga tidak menderita kerugian dan tidak mendapatkan

keuntungan.

Pengertian yang telah dikemukakan oleh Sigit, (2001 : 24) menyatakan

bahwa dalam proses produksi memang mengeluarkan sejumlah biaya untuk

menghasilkan barang dan jasa. Sehingga perusahaan biasanya menghitung

sebelum menjalankan kegiatan apakah perusahaan itu dapat menguntungkan atau

tidak. Dalam teori mengenai titik pulang pokok (Break Even Point) pada suatu

perusahaan yaitu tidak mengalami kerugian dan keuntungan (Impas).

Perusahaan yang mengalami hal demikian pasti memikirkan hal-hal

tentang pengembangan diri akan adanya kelebihan, bagaimana pada masa yang

akan datang Analisis titik pulang pokok adalah suatu analisis titik yang

menunjukkan keseimbangan antara jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah

pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan.

Juga dapat dikatakan analisis ini menunjukkan keadaan di mana

perusahaan tidak mengalami keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian.

Pengertian Break Even Point (BEP) ini menurut Sigit, (2001: 217) dikemukakan

bahwa suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat

perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha

Page 28: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

13

tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak mendapatkan

keuntungan.

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Suhardi Sigit di atas dapatlah

dikatakan bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan sama besarnya dengan jumlah

hasil penjualan yang diperoleh hanya dapat menutupi seluruh biaya yang

dikeluarkan (tidak terjadi laba kerugian). Dari analisis pulang pokok (impas) ini

kita dapat mengetahui atau dapat memberikan penjelasan tentang besarnya jumlah

barang yang harus diproduksi atau banyaknya barang yang harus dijual dalam

suatu periode tertentu di mana perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak

mendapatkan keuntungan.

Selain istilah-istilah yang ada, dalam analisis Break Even Point (BEP)

juga sering digunakan istilah cost volume profit. Analisis ini menunjukkan

hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan volume produksi yang

dihasilkan dan besarnya laba/keuntungan yang diperoleh. Jika pada volume

tertentu terdapat perolehan penjualan sama besarnya dengan biaya yang

dikeluarkan, maka pada titik ini disebut titik impas.

Menurut Hartanto, (2002 : 217) beliau menekankan pada penentuan biaya

atau alokasi dikemukakan bahwa penyelidikan atas hubungan yang terdapat

antara biaya, laba, dan volume adalah sangat penting bagi manajemen untuk dapat

membuat suatu perencanaan yang baik. Selanjutnya dari penyelidikan ini kita

dapat mendapat sesuatu klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan manajerial

planning dan strategi untuk dapat meningkatkan keuntungan.

Page 29: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

14

Definisi yang dikemukakan oleh Hartanto diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa dengan mengadakan penyelidikan antara hubungan biaya, volume dan

biaya itu akan sangat berguna bagi manajemen karena dalam hal ini penyelidikan

tersebut akan memberikan informasi bagi perencanaan yang baik demi

kelancaran usaha dalam penyampaian tujuan yang diinginkan.

Walaupun terdapat berbagai kegunaan pada analisis pulang pokok, akan

tetapi terdapat pula beberapa kelemahan. Perencanaan mempersiapkan sebuah

Break Even Point (BEP) yang membutuhkan banyak perkiraan dan asumsi yang

dapat mengakibatkan ketidak tepatan hasil yang disajikan oleh bagan tersebut.

Beberapa keterbatasan sistem pulang pokok oleh Mulyadi, (2000 : 89) sebagai

berikut :

a. Garis keseluruhan, yakni garis yang menggambarkan jumlah biaya

tetap dan biaya variabel, seharusnya tidak digambarkan sebagai garis

lurus. Oleh karena itu pada kenyataan biasanya biaya tersebut tidak

berubah secara proposional.

b. Sistem Break Even Point (BEP) menunjukkan gambaran statis,

sedangkan jalannya perusahaan amat dinamis. Oleh karena itu

perubahan-perubahan setiap waktu dapat terjadi.

c. Pengklasifikasian biaya semi variabel dan semi tetap sering kali

diabaikan, kemudian dimasukkan saja dalam golongan biaya variabel

atau biaya tetap.

d. Bilamana perusahaan menghasilkan berbagai jenis produksi maka

timbul masalah lain disamping masalah-masalah yang telah dijelaskan

Page 30: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

15

di atas misalnya bauran produk cenderung mengeluarkan biaya yang

berbeda, sehingga tiap perusahaan bauran produk akan cenderung

mengubah fakta yang terdapat dalam bagan break even point.

D. Kegunaan dan Tujuan Break Even Point (BEP)

Sebagaimana telah dikemukakan pada uraian-uraian terdahulu bahwa

tujuan titik pulang pokok sangat penting/ berguna bagi pimpinan perusahaan

untuk mengetahui besarnya volume produksi/ penjualan perusahaan dalam

keadaan pulang pokok. Dan selanjutnya analisa tersebut dapat juga digunakan

untuk mengetahui besarnya volume produksi/ penjualan perusahaan, apakah

mencapai laba tertentu atau kerugian tertentu selain dari pada itu tujuan pulang

pokok dapat juga digunakan sebagai suatu cara atau tehnik untuk mengetahui

hubungan antara biaya, volume dan laba. Dengan diketahui titik Break Even Point

(BEP), pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan untuk menetapkan

kebijaksanaan selanjutnya sehubungan dengan kegiatan operasi perusahaan untuk

mencapai tujuan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat

mengenai kegunaan dari pada analisis pulang pokok bagi manajemen adalah

sebagai berikut, menurut Djahidin, (2000: 120) dinyatakan bahwa analisa Break

Even Point (BEP) sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui

besarnya tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah

penjualan. Atau dengan kata lain bahwa dengan mengetahui break even point,

dapat kita ketahui kaitan-kaitan antara penjualan, produksi, harga, biaya, rugi atau

Page 31: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

16

laba, sehingga memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengambil

kebijaksanaann dalam peningkatan laba.

Selanjutnya dikatakan pula bahwa selain dari kegunaan tersebut di atas,

Break Even Point (BEP) juga berguna bagi pimpinan untuk :

a. Dasar atau landasan dalam merencanakan tingkat keuntungan yang akan di

peroleh (profit planning).

b. Dasar untuk menentukan tingkat produksi yang menguntungkan dalam

arti bahwa pada tingkat produksi tertentu perusahaan akan memperoleh

laba (di atas titik break even point) dan mencegah tingkat

produksi/penjualan yang lebih rendah dari titik break even point.

c. Dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan

(controlling).

Sedangkan menurut Soemita, (1999: 29) mengemukakan bahwa alat-alat

lain untuk membantu manager keuangan dalam proses pengendalian dan

perencanaan, diantaranya adalah analisa Break Even Point (BEP) yang terutama

berguna untuk perluasan pabrik dan keputusan untuk memproduksi produk baru

sebagai percontohan.

Dengan bertitik tolak dari uraian beberapa pendapat tersebut di atas, maka

dapatlah disimpulkan bahwa analisa titik pulang pokok tidaklah semata-mata

berguna bagi pimpinan untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even

saja akan tetapi lebih dari pada itu dapat digunakan sebagai suatu cara atau tehnik

untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume, harga jual serta laba dan rugi

atau dengan kata lain untuk menghadapi berbagai kemungkinan perubahan

Page 32: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

17

kondisi dan keadaan yang dapat mempengaruhi laba dan tingkat pencapaian

tujuan perusahaan.

1. Menghitung analisis pulang pokok dengan cara coba - coba (trial and

error). Dalam hal ini, kita menghitung keuntungan netto berdasarkan

volume produksi/ penjualan tertentu. Apabila perhitungan masih

menghasilkan keuntungan, maka dapat dapat diturunkan sampai pada

tingkat produksi tertentu dan tingkat berapa kita mengalami Break Even

Point (BEP). Sebaliknya bila dalam perhitungan kita mendapatkan rugi

pada tingkat tertentu, untuk mendapatkan break even point, maka tingkat

produksi harus dinaikkan hingga mencapai break even point (BEP). pada

tingkat tertentu

2. Perhitungan berdasarkan rumus Aljabar menurut Mulyadi (2000 : 119)

dengan formulasi, sebagai berikut:

a. Atas dasar jumlah unit produksi

FC

Rumus BEP (Q) =

P - V

dimana :

BEP = Break Even Point

FC = Biaya tetap

V = Biaya variabel

P = Harga jual per unit

Q = Jumlah unit yang dihasilkan

b. Perhitungan BEP atas dasar sales, dalam rupiah (Rp), yaitu :

FC

Page 33: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

18

BEP ( Rp ) =

VC

1 -

S

dimana :

BEP = Break even point

FC = Biaya tetap

VC = Biaya variabel

S = Volume / nilai hasil penjualan

Q = Jumlah rupiah yang dihasilkan

E. Pengertian Margin Of Safety (Batas Keamanan)

Margin of safety merupakan alat yang dapat memberikan informasi

tentang berapa besar volume penjualan yang dianggarkan atau hasil penjualan

tertentu boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian. Angka margin of

safety akan memberikan petunjuk mengenai jumlah maksimun penurunan volume

penjualan yang direncanakan atau dianggarkan sekaligus tidak mengakibatkan

kerugian.

Dengan mengetahui margin of safety akan diperoleh manfaat bagi

kemajuan perusahaan. Dalam hal ini margin of safety bagi perusahaan yang

merupakan syarat bagi manajemen untuk mengetahui batas keamanan dari kondisi

penjualannya dan juga dapat diketahui berapa yang harus diproduksi agar

penjualan mendekati titik break even point.

Sebagaimana dikemukakan oleh Riyanto (2004 : 299) mengemukakan

bahwa margin of safety adalah merupakan angka yang menunjukkan jarak antara

penjualan yang direncanakan dengan penjualan Break Even Point (BEP).

Page 34: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

19

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan

margin of safety adalah batas jarak keamanan dimana jumlah penjualan tidak

melebihi tidak pula mengalami kerugian.

Pengertian batas Break Even Point (impas) adalah impas suatu keadaan

dimana suatu usaha tidak menderita rugi atau untung. Dengan kata lain suatu

usaha dikatakan impas apabila jumlah penghasilan sama dengan biaya atau

apabila menutu biaya tetap saja.

Menurut Sigit, (2001 : 1) menyatakan bahwa analisis break even point

adalah suatu cara atau untuk tehnik yang digunakan oleh seseorang

petugas/manajer perusahaan untuk mengetahui besarnya volume (jumlah)

produksi dan volume penjualan pada beberapa perusahaan yang bersangkutan

sehingga tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh laba.

Menurut Machfoedz, (2000 : 125) menyatakan bahwa break even point

adalah suatu keadaan dimana jumlah penjualan sama dengan jumlah biaya atau

keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba atau tidak menderita kerugian,

atau laba perusahaan sama dengan nol.

Kemudian Menurut Djahidin, (2001 : 125) menyatakan bahwa suatu

perusahaan dikatakan Break Even Point (BEP).apabila dalam usahanya pada suatu

periode adalah jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualannya adalah sama pula.

Keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak

memperoleh laba. Kegiatan perusahaan nampaknya tidak ada suatu hasil yang

dicapai karena keuntungan yang diharapkan oleh pihak perusahaan tidak ada dan

tidak juga merugi.

Page 35: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

20

Menurut Riyanto, (2004 : 291) menyatakan bahwa analisis break even

point adalah suatu tehnik analisa untuk mempelajari hubungan biaya, keuntungan

dan volume kegiatan.

Oleh karena analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya,

keuntungan volume kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut cost profit

analysis (C.P.Y. Analysis). Dalam perencaaan keuntungan, analisis break even

merupakan profit Planning Approach yang berdasarkan pada hubungan antara

biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue).

Untuk melaksanakan titik impas atau break even point (BEP) tersebut

dijelaskan beberapa anggapan (asumsi), sebagai berikut :

a. Biaya dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan biaya variabel dan

golongan biaya tetap.

b. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proposional

dengan volume produksi/penjualan. Berarti bahwa biaya variabel per

unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

c. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada

perubahan volume/penjualan. Berarti bahwa biaya tetap per unitnya

berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

d. Harga jual per unit tidak berubah-ubah selama periode yang dianalisis.

e. Apabila perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk, maka

pertimbangan dalam menghasilkan penjualan antara masing-masing

produk atau “sales mixnya” adalah tetap konstan.

Page 36: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

21

Analisis Break Even Point (BEP) sangat penting bagi pimpinan

perusahaan seperti dikemukakan Djahidin, (2001 : 154), sebagai berikut :

a. Dasar atau landasan dalam merencanakan tingkat keuntungan yang

diperoleh (profit planning)

b. Dasar untuk menentukan tingkat produksi yang menguntungkan dalam arti

bahwa pada tingkat produksi tertentu perusahaan akan memperoleh laba di

atas BEP dan mencegah tingkat produksi/ penjualan yang lebih rendah dari

titik BEP.

c. Dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan

(control).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa analisis Break Even Point

(BEP).adalah suatu alat analisis yang sangat bermanfaat dan penting diketahui

oleh manajer perusahaan, karena dengan demikian dapat menunjukkan sebab-

sebab keadaan yang menguntungkan dan merugikan.

Tujuan analisis Break Even Point (BEP) .ini penting untuk diketahui

keuntungan ataupun atau kerugian yang dialami perusahaan. Dalam hubungannya

dengan penurunan omzet penjualan, titik impas sebenarnya adalah merupakan

lampu tanda bahaya bagi perusahaan. Artinya pada penjualan sebesar titik impas

perusahaan mengalami keuntungan. Dan bilamana omzet penjualannya terus

menerus menurun sehingga dibawah titik impas maka perusahaan akan menderita

kerugian. Selanjutnya bila pihak perusahaan tidak menaikkan omzet pejualannya

di atas titik impas untuk jangka waktu yang lama, maka kemungkinan perusahaan

Page 37: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

22

akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha untuk

mempertahankan agar omzet penjualan tetap berada di atas titik impas.

F. Pengertian Laba

Konsep mengenai laba dari hasil penjualan yang telah dikurangi dengan

biaya dalam proses produksi, sehingga selisihnya adalah merupakan keuntungan

(laba), karena laba itu sebagai hasil yang sudah dikurangi dengan seluruh

komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi.

Dengan demikian, laba tersebut sebagai nilai atau hasil yang diperoleh dari

pertukaran ( penjualan ) atas barang dan jasa yang dihasilkan, menurut Baridwan,

(2000 : 215), menyatakan bahwa keuntungan (laba) yang dihasilkan dengan

penjualan barang dan jasa jumlahnya dapat diukur dengan pembebanan yang

dilakukan terhadap atas pembeli, klien atau penyewa untuk barang-barang atau

jasa-jasa yang diserahkan kepada mereka.

Dalam pendapatan (laba) juga termasuk penjualan atau penukaran aktiva

diluar barang-barang dagangan, bunga dan deviden atau pembagian laba untuk

penanaman dan penambahan lain daripada kekayaan pemilik dalam usaha yang

bersangkutan. Di luar penambahan dan penyesuaian atau transaksi-transaksi

lainnya dalam rangka kegiatan yang merupakan tujuan dari usaha yang

bersangkutan disebut dengan istilah laba operasi.

Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai

berikut :

Page 38: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

23

a. Laba dapat terjadi setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu

tertentu atau secara berkala.

b. Pendapatan diperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atau

jasa diserahkan kepada pembeli dan dapat diperoleh karena pertukaran

aktiva, sebagai hasil dari penanaman-penanaman atau investasi seperti

bunga, deviden dan lain-lain.

c. Laba dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan, harus

diukur dengan satuan mata uang tertentu yang telah diperoleh.

d. Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai

kekayaan pembeli perusahaan. Namun perlu diketahui bahwa idak

semuanya yang menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik itu,

dapat dikatagorikan sebagai pendapatan, seperti halnya dengan

penilaian aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya atau meningkatnya

nilai kekayaan pemilik dengan jalan menimbulkan perkiraan baru yaitu

perkiraan penyesuaian modal.

G. Hubungan Break Even Point (BEP) Dengan Perencanaan Laba

Dengan mengetahui titik pulang pokok (break even point) dari suatu

perusahaan, maka sangatlah besar artinya bagi pimpinan, karena dapat

memberikan gambaran yang bermanfaat untuk melaksanakan beberapa

kebijaksanaan perusahaan, utamanya di dalam merencanakan laba. Oleh karena

itu, keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

manajemen di dalam melihat kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan dimasa

Page 39: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

24

yang akan datang. Oleh sebab itu manajer harus mampu merencanakan masa

depan perusahannya. Adapun yang sering digunakan dalam menilai sukses

tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh dari

kegiatannya. Sedangkan untuk semua laba, selalu dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu harga jual, biaya-biaya dalam proses produksi dan volume produksi.

Faktor tersebut di atas, sangat erat kaitannya di mana biaya perencanaan

harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual untuk

mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya.

Melalui analisis break even point dapat diketahui hubungan antara volume

produksi dan penjualan dengan jumlah biaya serta keuntungan sehingga sering

pula disebut cost profit, volume analysis.

Dalam merencanakan laba analisis ini merupakan profit planning

approach, sebagaimana yang dikemukakan oleh Riyanto, (2004 : 91) analisa

break even point mempunyai hubungan antara biaya – keuntungan – dan volume

kegiatan, maka analisa tersebut sering disebut CPV Analysis.

Dalam merencanakan keuntungan, analisa break even point merupakan

dasar profit planning approach yang berdasarkan hubungan antara biaya (cost)

dan penghasilan (revenue), keuntungan yang diharapkan perusahaan tergantung

dari cepatnya proses produksi berjalan.

Merencanakan laba hubungan antara biaya, volume dan laba, break even

memegang peranan yang sangat penting terutama di dalam pemilihan alternatif,

tindakan dan perumusan kebijaksanaan untuk masa yang akan datang. Dalam hal

ini Hartanto, (2001 : 67) mengatakan bahwa penyelidikan atas hubungan yang

Page 40: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

25

terdapat antara biaya, laba dan volume penjualan sangat penting bagi manajemen

untuk dapat membuat suatu rencana yang baik. Berdasarkan penyelidikan ini akan

mendapat gambaran mengenai suatu klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan

manajerial planning dan strategi.

H. Kerangka Pikir

Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan

kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dengan kesempatan dimasa

yang akan datang. Oleh sebab itu, manajemen bertugas untuk merencanakan

masa depan perusahaannya. Kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan

perusahaan adalah pengambilan keputusan dalam pemilihan berbagai macam

alternatif dan perumusan kebijaksanaan. Laba yang diperoleh dalam suatu

perusahan menjadi ukuran sukses atau tidaknya manajemen dalam mengelola

perusahaannya. Laba dipengaruhi tiga faktor yaitu harga produk jual, biaya dan

volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang

dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan. Sedangkan penjualan

langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi

biaya.

Tiga faktor tersebut saling berkaitan sehingga di dalam perencanaan

hubungan antara biaya, volume, laba memegang peranan sangat penting. Untuk

memilih alternatif tindakan dan perumusan kebijakan masa yang akan datang

manajemen memerlukan data untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang

berakibat pada laba.

Page 41: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

26

Analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu bagian dari konsep

analisis biaya, volume, laba. Analisis Break Even Point (BEP) menitik beratkan

pada tingkat penjualan minimum sesuai dengan laba yang direncanakan dan

penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak menderita kerugian,

sedangkan dalam analisis biaya volume laba titik berat analisisnya diletakkan

pada sampai seberapa jauh perubahan biaya volume dan harga jual yang

mengakibatkan laba perusahaan berubah. Perencanaan perusahaan dapat efektif

bila manajemen dapat memperkirakan bagaimana pengaruh faktor-faktor dalam

analisis hubungan biaya volume laba terhadap laba perusahaan. Pembuatan

anggaran penghasilan dan biaya pada setiap tahun dapat digunakan sebagai acuan

bagi manajer dalam menjalankan usahanya secara nyata selama periode berjalan.

Maka perencanaan laba melalui analisis Break Even Point (BEP) sangat

diperlukan oleh manajemen perusahaan.

Perhitungan Break Even Point (BEP) dalam perencanaan laba dapat lebih

besar daripada produksi, sehingga laba yang direncanakan meningkat agar supaya

proses produksi perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi. Untuk

menentukan perencanaan laba yang lebih tinggi, analisis yang digunakan metode

Break Even Point (BEP).

Page 42: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

27

Untuk lebih jelasnya kerangka pikir digambarkan dalam bagan alur

kerangka pikir, sebagai berikut :

KAWASAN WISATA

PANTAI MARINA (Kab. Bantaeng)

Analisis B i a y a dan Penjualan

Biaya Volume Penjualan

Break Even

Point (BEP)

Perencanaan

Laba

I. Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

penulis mengajukan hipotesis, sebagai berikut :

“Diduga bahwa pengelolaan usaha pada kawasan wisata pantai marina kabupaten

Bantaeng berada dalam keadaan Break Even Point (BEP) terhadap perencanaan

laba”.

Page 43: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Bantaeng, dimana Wisata Pantai Marina

berlokasi, tepatnya di Desa Baruga Kecamatan Pa’jukukang.

Sedangkan waktu penelitian dan penyusunan laporan ini dilaksanakan

pada bulan April – Juni 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data serta keterangan yang di perlukan dalam

penyusunan proposal ini, dalam menggunakan metode penelitian studi kasus

(Case study method) dan pengumpulan data melalui penelitian, yaitu sebagai

berikut :

a. Penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan jalan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa buku

sebagai bahan pustaka, serta karangan ilmiah yang erat kaitannya dengan

masalah yang di atas.

b. Penelitian lapang (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan

jalan mengadakan kunjungan secara langsung kepada obyek penelitian

yang telah ditetapkan.

Untuk mengumpulkan data lapang yang diperlukan, digunakan tehnik/

metode, sebagai berikut :

28

Page 44: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

29

1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap

obyek penelitian.

2. Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan dengan beberapa staf

yang langsung menangani masalah penjualan dan produksi.

C. Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Jenis data

a. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi,

baik secara lisan maupun tulisan.

b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam

bentuk angka-angka.

2. Sumber data

a. Data primer

Data yang diperoleh melalui observasi berupa pengamatan beserta

wawancara dengan pimpinan dan karyawan Wisata Pantai Marina

b. Data sekunder

Data yang diperoleh berupa informasi tertulis dan dokumentasi

serta laporan-laporan Wisata Pantai Marina.

Page 45: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

30

C. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah

suatu himpunan atau bagian dari unit populasi. Sampel penelitian diambil secara

purposive sampling yaitu mengambil sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Adapun populasi dan sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan

laporan keuangan yakni data penjualan/pendapatan, biaya variabel, dan biaya

tetap pada Wisata Pantai Marina selama 5 tahun (2008 -2012).

E. Metode Analisis

Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya maka dalam

menganalisis dan membuktikannya penulis menggunakan perhitungan-

perhitungan dengan terlebih dahulu mengklasifikasi biaya, yakni biaya tetap dan

biaya variabel serta harus memerhatikan volume penjualan. Dalam perhitungan

tersebut penulis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Mulyadi (2000 :

119) :

1. Untuk menghitung break even point dalam kuantitas penjualan atas

dasar unit barang :

FC

BEP ( Unit ) =

P - V

dimana :

BEP = Break even point (penjualan pada titik impas dalam unit)

P = Harga jual per unit (Price)

Page 46: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

31

V = Biaya variabel per unit (Variable cost)

FC = Total biaya tetap (Fixed cost).

2. Untuk menentukan penjualan minimal ( rupiah ) di dalam menentukan

laba yang direncanakan adalah :

FC

BEP ( Rupiah ) =

VC

1 -

S

dimana :

BEP = Break even point (Penjualan pada titik impas dalam rupiah)

FC = Total biaya tetap (Fixed cost)

VC = Biaya variabel keseluruhan (variable cost)

S = Volume / nilai hasil penjualan keseluruhan (sales)

1 = Konstanta

3. Untuk menentukan penjualan minimal di dalam menentukan laba

yang direncanakan adalah :

FC + Laba

BEP (Penjualan Minimal) =

VC

1 -

S

Dimana :

FC = Biaya tetap (Fixed cost)

VC = Biaya variabel (Variable cost)

S = Volume penjualan (Sales)

1 = Konstanta

Page 47: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Daerah Bantaeng di Provinsi Sulawesi Selatan terkenal akan keindahan

wisatanya. Salah satunya Kawasan Wisata Pantai Marina yang berlokasi di

Kabupaten Bantaeng. Kawasan Wisata Pantai Marina terletak di Jalan Poros

Sulawesi selatan arah Timur dari kota Makasar, tepatnya Kecamatan

Pa’jukukang, dusun Korong Batu, Desa Baruga. Pantai Marina dulunya hanya

pantai yang tak terawat namun sangat bersejarah karena kawasan ini adalah salah

satu tempat kunjungan ketujuh Raja Bantaeng. Pantai Marina dulunya hanya

bernama Korong Batu. karena di dalam kawasan ini terdapat batu yang terbentuk

seperti alat masak para orang terdahulu namun dari zaman ke zaman kawasan ini

terus di kembangkan oleh pemda maka di gantilah namanya menjadi Pantai

Marina saat ini Pantai Marina adalah kawasan Wisata yang sangat di gemari para

wisatawan local maupun dari luar karena pantainya yang terawatt bersih serta

pasilitas di dalam kawasan ini sangat memadai dan dapat membuat wisatawan

merasa nyaman liburan di pantai ini.

32

Page 48: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

33

Visi – Misi

a. Visi

“Terwujudnya Kabupaten Bantaeng Sebagai Salah Satu Daerah Tujuan

Wisata Di Provinsi Sulawesi Selatan Yang Berdaya Saing Dan Religius”.

b. Misi

Untuk mencapai visi yang telah dijabarkan di atas, maka Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng akan melaksanakan misi

sebagai berikut:

a. Peningkatan Sumber Daya Manusia Sebagai Modal Utama Dalam

Modal Pengembangan Kebudayaan Dan Pariwisata.

b. Peningkatan pelayanan teknis dan administrasi di bidang

kebudayaan dan kepariwisataan.

c. Pengembangan dan pelestarian nilai – nilai budaya daerah.

d. Pengembangan potensi objek dan daya tarik wisata.

e. Pembderdayaan masyarakat dalam mengelola sektor kebudayaan

dan kepariwisataan melalui pola kemitraan yang saling

menguntungkan.

2. Tujuan

Sesuai dengan visi, misi, dan tugas pokok maka tujuan yang ingin dicapai

adalah:

a. Meningkatkan dan memberdayakan tenaga profesionalisme disektor

Kebudayaan dan Pariwisata.

Page 49: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

34

b. Meningkatkan Pelayanan Tekhnis dan Adminstrasi disektor

Kebudayaan dan Kepariwisataan.

c. Mengoptimalkan pengembangan dan pelestarian nilai – nilai budaya

daerah.

d. Mengoptimalkan pengembangan potensi objek dan daya tarik wisata.

e. Memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan sektor

Kebudayaan dan Kepariwisataan melalui pola kemitraan yang saling

menguntungkan.

f. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor

Kebudayaan dan Pariwisata.

3. Sasaran

a. Meningkatnya dan diberdayakannya tenaga professional disektor

kebudayaan dan pariwisata.

b. Meningkatnya pelayanan teknis dan Adminstrasi disektor Kebudayaan

dan Kepariwisataan.

c. Optimalnya pengembangan dan pelestarian nilai – nilai budaya daerah.

d. Optimalnya pengembangan potensi objek dan daya tarik wisata

e. Diberdayakannya masyarakat dalam mengembangkan sektor

Kebudayaan dan Kepariwisataan melalui pola kemitraan yang saling

menguntungkan.

f. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor

Kebudayaan dan Pariwisata.

Page 50: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

35

4. Strategi

Strategi yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian visi yang telah

disebutkan di atas dalam pengembangan sektor Kebuyaan dan Kepariwisataan

adalah :

a. Reformasi kebijakan tentang kualifikasi pendidkan dan kemampuan

yang harus dimiliki oleh tenaga tekhnis pengelola sector kebudayaan

dan Kepariwisataan.

b. Reformasi regulasi standar tentang pelayanan publik sektor

Kebudayaan dan Pariwisata.

5. Struktur Organisasi

Secara umum dapat dikemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

hirarki dari satuan-satuan administrasi dan operasional dari perusahaan. Dalam

Struktur Organisasi suatu Perusahaan dapat memberikan gambaran yang singkat

tentang seluruh kegiatan perusahaan baik mengenai tugas wewenang serta

tanggung jawab dari personilnya. Struktur Organisasi yang baik akan mendukung

kelancaran kegiatan-kegiatan dan juga jasa akan mendukung tercapainya tujuan

perusahaan. Dengan adanya organisasi yang baik mendorong tercapainya tujuan

perusahaan dengan sebaik-baiknya, karena organisasi merupakan suatu kelompok

orang-orang yang mau bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati

bersama.

Struktur Organisasi adalah gambaran yang menunjukkan organisasi formal

dalam suatu perusahaaan mengenai tugas dan tanggungjawab serta hubungan

Page 51: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

36

antara karyawan/bagian satu sama lain sesuai dengan dasar aturan yang telah

ditetapkan.

Oleh karena itu, maka pihak Pemda pada Kawasan Wisata Panyai Marina

menyusun suatu Struktur Organisasi dengan tujuan untuk memperjelas tugas dan

tanggung jawab para karyawannya. Selain dari pada itu dengan adanya Struktur

Organisasi maka menunjang tercapainya sasaran yang telah ditetapkan secara

efektif dan efesien.

Page 52: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

37

Struktur Organisasi Kawasan Wisata Pantai Marina dapat dilihat pada

skema berikut ini :

DINAS KEBUDAYAN DAN

PARIWISATA

KAB. BANTAENG

KOORDINATOR

Pengelolah Data Sarana Pengelolah Objek

Wisata Wisata

Petugas Loket Objek Pengolah Data Promosi

Wisata dan Informasi

Pengolah Sarana Dan Prasarana Pengolah Data Bidang

Promosi Pariwisata

Pengolah Data Pengembangan Pasar

Pariwisata

Sumber : Data diolah kembali, 2015

Gambar 2. Struktur Organisasi Kawasan Wisata Pantai Marina, 2015

6. Tugas-Tugas Pokok (Job Deskription)

Setiap bagian dari struktur organisasi mempunyai tugas dan tanggung

jawab sesuai dengan bidang keahlian masing-masing agar aktivitas kerja

perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Page 53: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

38

Adapun tugas pokok dari masing-masing bagian pada Kawasan Wisata

Alam Ompo secara garis besar sebagai berikut :

a. Pengolah Data Sarana Wisata

1) Mempelajari satandar, pedoman dan prosedur kerja yang berkaitan

dengan tugas pengolah data sarana wisata;

2) Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka perencanaan

program kegiatan pengembangan sarana wisata;

3) Menginventarisir sarana wisata sebagai laporan untuk

penegembangan dan penambahan sarana;

4) Menyiapkan bahan persiapan pelaksanaan standarisasi dan

klasifikasi sarana wisata;

5) Membuat laporan berdasarkan sarana wisata yag ada untuk

dipromosikan dan diinformasikan;

6) Mengajukan perbaikan dan pengadaan kepada atasan langsung

sarana yang memerlukan perawatan dan perbaikan berdasarkan

hasil inventarisir sarana;

7) Melaksanakan tugas kedinasan yang lain diperintahkan oleh atasan

baik lisan maupun tertulis.

b. Pengelola Objek Wisata

1) Mempelajari standar, pedoman dan prosedur kerja yang

berkaitan dengan petugas pengelolah objek wisata;

2) Menyiapakan dan menyediakan sarana pada objek wisata;

Page 54: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

39

3) Mendistribusikan karcis pada setiap loket untuk penarikan

retribusi kepada pengunjung;

4) Menginventarisir karcis yang laku dan belum kepada masing -

masing petugas loket;

5) Menyortir yang belum laku dan menyimpan bonggol karcis

untuk dicocokkan dengan karcis yang telah laku;

6) Memberikan pelayanan yang ramah kepada pengunjung;

7) Melakukan pembersihan disekitar kawasan objek wisata serta;

8) Melakukan penataan disekitar kawasan objek wisata untuk

menambah keindahan dan daya tarik wisatawan;

9) Mengontrol stok retribusi dan mengusulkan permintaan benda

berharga berupa karcis ke DPPKAD melalui bendahara barang;

10) Mengelola kas penerimaan PAD melalui pembelian karcis

untuk semua jenis karcis;

11) Membuat laporan penerimaan PAD untuk selanjutnya

diserahkan kepada bendahara penerima;

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

atasan baik lisan maupun tertulis.

c. Petugas Loket Objek Wisata

1) Mempelajari standar, pedoman dan prosedur kerja yang

berkaitan dengan petugas loket objek wisata;

2) Menyiapkan karcis kepada pengunjung yang akan masuk ke

lokasi objek wisata;

Page 55: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

40

3) Membuat catatan informasi tentang tarif/sewa karcis masuk

dan fasilitas lain yang ada dalam kawsan objek wisata;

4) Melayani dan memandu pengunjung dalam kawasan objek

wisata;

5) Menginventarisir stok karcis yang ada di loket dan meminta

persediaan karcis sebelum stok habis;

6) Menerima dan menghitung uang, baik pada saat transaksi

maupung setekah transaksi dilakukan;

7) Mengelola kas yang diterima dan mempertanggung jawabkan;

8) Menyimpann dan mengarsipkan potongan karcis (bonggol)

sebagai bahan laporan pertanggung jawaban;

9) Melakukan pembersihan di sekitar loket untuk menjaga

keindahan kenyamanan pengunjung;

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dipeintahkan oleh

atasan baik lisan maupun tertulis.

d. Pengolah Data Promosi dan Informasi

1) Mempelajari standar, pedoman dan prosedur kerja yang

berkaitan dengan tugas pegolah data promosi dan informasi;

2) Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka perencanaan

dibidang promosi dan informasi;

3) Menyiapkan sarana promosi dan informasi baik melalui media

cetak maupun media elektronik;

Page 56: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

41

4) Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan bahan informasi

bidang kepariwisataan melalui berbagai kegiatan;

5) Menginventarisasi data yang lengkap, benar, akurat dan

dipertanggung jawabkan untuk selanjutnya mensistematiskan

analisis data promosi dan informasi;

6) Melengkapi kantor dinas kebudayaan dan pariwisata dengan

informasi kepariwisataan berupa brosur/leaflet, laporan atau

dokumen lainnya;

7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dipeintahkan oleh

atasan baik lisan maupun tertulis.

e. Pengolah Sarana dan Prasarana Promosi

1) Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan

secara seksama agar terhindar dari kesalhan dan kekeliruan

dalam pelaksanaan pekerjaan;

2) Menginventarisir sarana dan prasarana yang dapat digunakan

untuk promosi agar informasi kepariwisataan dapat diketahui

masyarakat luas;

3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk

promosi untuk pelaksanaan operasional pekerjaan;

4) Membantu seksi dalam mengolah sarana dan prasarana dalam

memasarkan kepariwisataan;

5) Melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap sarana dan

prasaran yang dikelola sebagai bahan untuk promosi ;

Page 57: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

42

6) Membuat blanko tanda terima peminjaman sarana prasarana

promosi jika ada pihak lain yang membutuhkan;

7) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas baik baik secara lisan

maupun tertulis kepada atsan lansung untuk memberi

gambaran akhir pelakasanaan tugas;

8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dipeintahkan oleh

atasan baik lisan maupun tertulis.

f. Pengolah Data Bidang Pariwisata

1) Mempelajari prosedur dan uraian tugas yang menjadi pedoman

daklam pelaksanaan tugas;

2) Menginventarisir data objek pariwisata unggulan dan potensi

pariwisata lainnya untuk dipromosikan;

3) Menyiapkan informasi kepariwisataan sebagai bahan pelayanan

jasa informasi dan investasi;

4) Menyiapkan konsep perumusan kerjasama dibidang

kepariwisataan kepada atasan langsung;

5) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka

penyelenggaraan pameran/ event kepariwisataan;

6) Menyiapkan sarana informasi kepariwisataan yang mudah

diakses oleh masyarakat baik media cetak maupun elektronik /

teknologi informasi;

7) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasansebagai

pertanggungjawaban;

Page 58: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

43

8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dipeintahkan oleh

atasan baik lisan maupun tertulis.

g. Pengolah Data Pengembangan Pasar Pariwisata

1) Mempelajari prosedur dan uraian tugas yang menjadi pedoman

dalam pelaksanaan tugas;

2) Menginventarisir data jaringan jalan / akses jalan menuju

daerah tujuan wisata untuk pengembangan pasar pariwisata;

3) Membantu seksi menyusun rencana pengembangan pasar

pariwisata melalui internet marketing / pemasaran langsung

yang diakses secara global;

4) Menyiapkan konsep perumusan kerjasama agen / biro

perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan

mengatur wisata ke tempat wisata;

5) Mengusahakan penyelenggaraan semua bentuk periklanan

sebagai strategi promo dalam rangka pengembangan pasar

pariwisata;

6) Menyiapkan pelayanan informasi dengan menyebarluaskan dan

mendistribusikan bahan kepariwisataan sebagai bentuk

pengembangan pasar pariwisata;

7) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

pertanggungjawaban;

8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang dipeintahkan oleh

atasan baik lisan maupun tertulis.

Page 59: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

44

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Peningkatan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari peningkatan

jumlah pendapatan yang diperoleh. Namun di sisi lain peningkatan jumlah

pendaptan yang diperoleh tersebut harus dibarengi dengan peningkatan jumlah

biaya atau dengan kata lain peningkatan volume/aktivitas perusahaan berbanding

lurus dengan peningkatan jumlah biaya. Alasannya “karena tanpa mengeluarkan

biaya /penigkatan biaya yang dikeluarkan perusahaan maka sangat tidak mungkin

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat menjalankan kegiatan/aktivitasnya secara

efektif dan efisien”.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan laba adalah

pertimbangan terhadap jumlah pendapatan yang akan diperoleh dan jumlah biaya

yang akan dikeluarkan dalam periode tersebut untuk memperoleh selisih yang

dinamakan laba. Hal ini tentu akan memudahkan pihak manajemen perusahaan

dalam pengambilan keputusan terhadap penetapan besarnya jumlah pendapatan

yang harus ditetapkan agar dapat menutupi seluruh elemen biaya baik biaya tetap

maupun biaya variable yang kemudian menetapkan besarnya laba yang ingin

didapat sehingga ditetapkanlah besarnya jumlah pendapatan dan lamanya masa

angsuran sebagai dasar dari perhitungan BEP dalam perencanaan laba.

Page 60: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

45

Table 1 : Data Rretribusi Kawasan Wisata Pantai Marina Selama Lima Tahun

Terakhir (2010 s/d 2014)

KETERANGAN

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

Dewasa 127,507,500 109,800,000 156,175,000 282,135,000 348,495,000

anak-anak 67,494,000 56,869,500 63,807,000 106,281,000 50,037,000

K. Ruang Makan 12,420,000 12,420,000 11,540,000 282,135,000 15,150,000

K. Ban Renang Besar 15,897,000 19,797,000 12,696,000 14,795,000 11,765,000

K. Ban Renang Kecil 4,818,000 6,818,000 9,568,000 5,061,000 6,048,000

T.M Kendaraan Roda 6 - - 12,545,000 270000 405,000

T.M Kendaraan Roda 4 7,860,000 10,735,000 19,490,000 24,050,000 20,430,000

T.M Kendaraan Roda 2 7,697,500 9,372,500 65,812,000 34,220,000 22,665,000

K. Kamar Ganti/ WC 95,811,000 119,376,000 270,000 56,429,000 66,952,500

Total ( TR )

339,505,000

345,188,000

351,903,000

538,291,000

541,947,500

Sumber: Data diolah kembali, 2015.

Page 61: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

46

Adapun pengelompokan biaya tetap menurut Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata adalah biaya yang tetap akan dikeluarkan perusahaan meskipun

perusahaan mengalami peningkatan atau penurunan jumlah pendapatan. Akan

tetapi besarnya biaya tetap sewaktu-waktu dapat berubah sesuai keperluan

perusahaan dan situasi serta kondisi yang dihadapi. Penggolongan biaya tetap

meliputi gaji dan tunjangan, administrasi umum, aktiva tetap, dan pemeliharaan,

sedangkan biaya variable adalah biaya yang cenderung berubah-ubah sesuai

dengan tingkat pemakaian yang dilakukan perusahaan. Biaya variable meliputi

seluruh biaya operasional yakni biaya tenaga kerja harian dalam kegiatan

perusahaan.

Adapun jenis-jenis atau unsur-unsur daripada biaya pada tahun 2010 s/d

2014 yang ada dalam perusahaan ini terbagi atas dua bagian :

1. Biaya tetap

2. Biaya variabel

Page 62: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

47

Tabel 2 : RINCIAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR

JENIS BIAYA

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pimpinan Dan Staf 102000000 - 102000000 - 102000000 - 102000000 - 102000000 -

Administrasi Umum

Biaya Telepon 4500000 - 3000000 - 1000000 - 1000000 - 1000000 -

Biaya Listrik 9600000 - 5280000 - 6800000 - 6800000 - 6800000 -

Biaya Air 4800000 - 1900000 - 1600000 - 1600000 - 1000000 -

Aktiva Tetap

Pembayaran Stnk

Motor 150000 - 150000 - 150000 - 150000 - 150000 -

Biaya Bahan Baku

Bangunan 42965356 - 40000000 - - - - - - -

Biaya Mesin

Pemotong Rumput 6000000 - - - - - - - - -

Biaya Konsultasi

Perencanaan - - 48342164 - - - - - - -

Biaya Pipa Dan

Dinamo - - - - - - 7000000 - - -

Pengadaan Taman - - - - - - 50000000 - - -

Amplifier - - - - - - 3000000 - - -

Biaya Tenaga Kerja Harian - 96000000 - 81000000 - 81000000 - 140400000 - 108000000

Pemeliharaan 42900000 - 20000000 - 20000000 - 23000000 - 23000000 -

Total Biaya

212,915,356.00

96,000,000.00

220,672,164.00

81,000,000.00

131,550,000.00

81,000,000.00

194,550,000.00

140,400,000.00

133,950,000.00

108,000,000.00

Sumber : Data diolah kembali, 2015

Page 63: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

48

1. Analisis Break Even Point

a. Break even point pada tahun 2010

Dengan data yang ada kita dapat mengetahui tingkat break even point

pada Kawasan Wisata Pantai Marina. Untuk memudahkan perhitungannya,

terlebih dahulu penulis menyajikan total biaya yang dapat mendukung dalam

perhitungan break even point , yaitu :

Total biaya Tetap: Rp. 212,915,356,-

Total biaya Variabel : Rp. 96.000.000,-

TABEL 3 : PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT TAHUN 2010

Produk Tarif

(Harga) Vc Vc/Unit 1-Vc/P Pendapatan

Hasil

Penjualan

%

Bobot

Kontribusi

1 2500 235 0.094 0.906 127507500 0.38 0.34

2 1500 266 0.177333 0.822667 67494000 0.20 0.16

3 20000 19323 0.96615 0.03385 12420000 0.04 0.00

4 3000 2264 0.754667 0.245333 15897000 0.05 0.01

5 2000 4981 2.4905 -1.4905 4818000 0.01 -0.02

6 - - - - - - -

7 5000 7623 1.5246 -0.5246 7860000 0.02 -0.01

8 2500 3897 1.5588 -0.5588 7697500 0.02 -0.01

9 1000 125 0.125 0.875 95811000 0.28 0.25

JUMLAH 339505000 1.00 0.72

Sumber : Data diolah kembali, 2015

= 212,915,356

0,72

= 295.715.772

b. Break Even Point pada tahun 2011

Total biaya Tetap: Rp. 220.672.164,-

Total biaya Variabel : Rp. 81.000.000,-

Page 64: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

49

TABEL 4 : PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT TAHUN 2011

Sumber : Data diolah kembali, 2015

= 220.672.164

0,77

= 286.587.225,97

c. Break Even Point untuk 2012

Total biaya Tetap: Rp. 131.550.000,-

Total biaya Variabel : Rp. 81.000.000,-

TABEL 5 : PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT TAHUN 2012

Produk tarif

(harga) Vc vc/unit 1-vc/p pendapatan

hasil

penjualan

%

bobot

kontribusi

1 2500 144 0.0576 0.9424 156175000 0.38 0.35

2 1500 211 0.140667 0.859333 63807000 0.20 0.17

3 20000 15597 0.77985 0.22015 11540000 0.04 0.01

4 3000 2126 0.708667 0.291333 12696000 0.05 0.01

5 2000 1895 0.9475 0.0525 9568000 0.01 0.00

6 15000 500000 33.33333 -32.3333 270000 0.00 -0.03

7 5000 3587 0.7174 0.2826 12545000 0.02 0.01

8 2500 1154 0.4616 0.5384 19490000 0.02 0.01

9 1000 143 0.143 0.857 65812000 0.28 0.24

JUMLAH 351903000 1.00 0.77

produk tarif

(harga) Vc vc/unit 1-vc/p pendapatan

hasil

penjualan

%

bobot

kontribusi

1 2500 230 0.092 0.908 109,800,000 0.38 0.34

2 1500 267 0.178 0.822 56,869,500 0.20 0.16

3 20000 16304 0.8152 0.1848 12,420,000 0.04 0.01

4 3000 1534 0.485 0.515 19,797,000 0.05 0.02

5 2000 2970 0.213 0.787 6,818,000 0.01 0.01

6 - - - - - - -

7 5000 4715 0.943 0.057 10,735,000 0.02 0.00

8 2500 2700 1.08 -0.08 9,372,500 0.02 0.00

9 1000 84 0.084 0.916 119,376,000 0.28 0.26

JUMLAH 351.903.000 1.00 0.77

Sumber : Data diolah kembali, 2015

Page 65: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

50

= 131.550.000

0,77

= 170.844.155,84

d. Break Even Point untuk tahun 2013

Total biaya Tetap: Rp. 194.550.000,-

Total biaya Variabel : Rp. 140.400.000,-

TABEL 6 : PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT TAHUN 2013

Produk

Tarif

(Harga

)

Vc Vc/Unit 1-Vc/P Pendapatan

Hasil

Penjuala

n %

Bobot

Kontribusi

1 5000 276 0.0552 0.9448 282,135,000 0.38 0.35

2 3000 440 0.146667 0.853333 106,281,000 0.20 0.17

3 50000 51827 1.03654 -0.03654 15,050,000 0.04 0.00

4 5000 5277 1.0554 -0.0554 14,795,000 0.05 0.00

5 3000 9247 3.082333 -2.08233 5,061,000 0.01 -0.03

6 15000 78000 5.2 -4.2 270000 0.00 0.00

7 10000 6486 0.6486 0.3514 24,050,000 0.02 0.01

8 5000 2279 0.4558 0.5442 34,220,000 0.02 0.01

9 1000 276 0.276 0.724 56,429,000 0.28 0.20

JUMLAH 538,291,000 1.00 0.71

Sumber : Data diolah kembali, 2015

= 194.550.000

0,74

= 262.905.405,41

e. Break Even Point untuk 2014

Total biaya Tetap: Rp. 133.950.000,-

Total biaya Variabel : Rp. 108.000.000,-

Page 66: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

51

TABEL 7 : PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT TAHUN 2014

Produk Tarif

(Harga) Vc Vc/Unit 1-Vc/P Pendapatan

Hasil

Penjualan

%

Bobot

Kontribusi

1 5000 172 0.0344 0.9656 348,495,000 0.64 0.62

2 3000 719 0.239667 0.760333 50,037,000 0.09 0.07

3 50000 39603 0.79206 0.20794 15,150,000 0.03 0.01

4 5000 5099 1.0198 -0.0198 11,765,000 0.02 0.00

5 3000 5952 1.984 -0.984 6,048,000 0.01 -0.01

6 15000 444444 29.6296 -28.6296 405,000 0.00 -0.02

7 10000 5873 0.5873 0.4127 20,430,000 0.04 0.02

8 5000 2647 0.5294 0.4706 22,665,000 0.04 0.02

9 1000 268 0.268 0.732 66,952,500 0.12 0.09

JUMLAH 541947500 1.00 0.79

Sumber : Data diolah kembali, 2015

= 133.950.000

0,79

= 169.556.962,03

Tabel 8: Hasil Analisa Break Even Point Pada Kawasan Wisata Pantai Marina

Selama 5 Tahun Terakhir (2010 S/D 2014)

Tahun Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya BEP

2010 212,915,356 96,000,000 308,915,356 295.715.772,22

2011 220,672,164 81,000,000 301,672,164 286.587.225,97

2012 131,550,000 81,000,000 212,550,000 170.844.155,84

2013 194,550,000 40,400,000 334,950,000 262.905.405,41

2014 133,950,000 108,000,000 241,950,000 169.556.962,03

Sumber : Data diolah kembali, 2015.

Dari perhitungan break even point dalam bentuk rupiah yang telah

diuraikan di atas, maka dengan menggunakan rumus aljabar atas dasar sales (Rp)

pada Kawasan Wisata Pantai Marina selama 5 tahun terakhir (2010 s/d 2014)

Page 67: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

52

dapat diketahui pendapatan pada break even point (BEP) mengalamai perubahan

dari tahun ketahun disebabkan total biaya yang seiring tahun mengalami

perubahan. Artinya semakin tinggi total biaya yang dikeluarkan pada setiap tahun

dalam kegiatan perusahaan maka akan tinggi pula nilai titik impasnya dan

begitupun sebaliknya. Maka dengan demikian untuk perencanaan laba

perusahaan ini dapat diketahui, yaitu berpatok pada besarnya volume pendapatan

dari hasil perhitungan tadi. Sehingga apabila perusahaan menghasilkan

pendapatan lebih besar dari pendapatan berdasarkan analisis titik impasnya (break

even point) maka perusahaan akan memperoleh laba.

b. Margin Of Safety

Angka margin of safety (margin keamanan) adalah selisih angka yang

menunjukkan jumlah pendapatan yang dikehendaki atau yang diperoleh dengan

tingkat pendapatan pada nilai titik pulang pokok. Adapun rumus margin of safety

(mos) yaitu sebagai berikut:

Cs – Bs

Mos = × 100 %

Cs

Dimana:

Cs = Jumlah Pendapatan

Bs = Jumlah/nilai BEP

Adapun besarnya margin of safety (MOS) selama lima tahun terakhir (2010

s/d 2014 yaitu sebagai berikut :

a. Mos tahun 2010

Cs – Bs

Mos = × 100 %

Cs

Page 68: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

53

Mos = 339.505.000 – 295.715.772 × 100%

339.505.000

Mos = 12,89 %

Hal ini menunjukkan bahwa selama pendapatan tidak turun dengan

suatu persentase atau lebih besar dari 12,89% maka perusahaan berada

dalam keadaan aman karena perusahaan melaksanakan kegiatannya di atas

titik impas (BEP).

b. Mos tahun 2011

Cs – Bs

Mos = × 100 %

Cs

Mos = 345.188.000 – 286.587.225,97 × 100%

345.188.000

Mos = 16.97%

Hal ini menunjukkan bahwa selama pendapatan tidak turun dengan

suatu persentase atau lebih besar dari 16.97% maka perusahaan berada

dalam keadaan aman karena perusahaan melaksanakan kegiatannya di atas

titik impas (BEP).

c. Mos tahun 2012

Cs – Bs

Mos = × 100 %

Cs

Mos = 351.903.000 – 170.844.155,84 × 100%

351.903.000

Mos = 51,45%

Page 69: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

54

Hal ini menunjukkan bahwa selama pendapatan tidak turun dengan

suatu persentase atau lebih besar dari 51,45% maka perusahaan berada

dalam keadaan aman karena perusahaan melaksanakan kegiatannya di atas

titik impas (BEP).

d. Mos tahun 2013

Cs – Bs

Mos = × 100 %

Cs

Mos = 538.291.000 – 262.905.405,41 × 100%

538.291.000

Mos = 51,15%

Hal ini menunjukkan bahwa selama pendapatan tidak turun dengan

suatu persentase atau lebih besar dari 51,15% maka perusahaan berada

dalam keadaan aman karena perusahaan melaksanakan kegiatannya di atas

titik impas (BEP).

e. Mos tahun 2014

Cs – Bs

Mos = × 100 %

Cs

Mos = 541.947.500 – 169.556.962,03 × 100%

541.947.500

Mos = 68,71%

Hal ini menunjukkan bahwa selama pendapatan tidak turun dengan

suatu persentase atau lebih besar dari 68,71% maka perusahaan berada

Page 70: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

55

dalam keadaan aman karena perusahaan melaksanakan kegiatannya di atas

titik impas (BEP).

Berikut rincian hasil analisis margin of safety pada kawasan wisata

pantai marina selama 5 tahun terakhir (2010 s/d 2014) dalam bentuk tabel:

Tabel 9 : Hasil Analisa Margin Of Safety pada Kawasan Wisata Pantai

Marina Selama 5 Tahun Terakhir (20010 S/D 2014)

Tahun Pendapatan BEP MOS

2010 339.505.000 295.715.772,22 12,89 %

2011 345.188.000 279.331.853,16 16,97%

2012 351.633.000 168.653.846,15 51,45%

2013 538.021.000 252.662.337,66 51,15%

2014 541.947.500 169.556.962,03 68,71%

Sumber : Data diolah kembali, 2015.

Dari data hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

perhitungan margin of safety (MOS) hal yang perlu dicermati oleh pihak

manajemen Kawasan Wisata Pantai Marina untuk memperoleh nilai MOS tetap

berada di atas nilai titik impas adalah peningkatan antara pendapatan yang

diperoleh dan biaya yang dikeluarkan harus sebanding agar tetap stabil dan sesuai

dengan perencanaan yang telah dilakukan.

2. Analisis Perencanaan Laba

Perencanaan laba yang dilakukan oleh Dinas kebudayaan dan pariwisata

pada Kawasan Wisata Pantai Marina yaitu sebesar 5% dari pendapatan tiap tahun.

Untuk mencapai laba sekitar 5% maka Dinas kebudayaan dan pariwisata harus

Page 71: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

56

melakukan berbagai strategi untuk mencapai target laba tersebut. Salah satunya

yaitu menentukan besarnya pendapatan (setoran) untuk mencapai laba yang

diinginkan dengan menggunakan analisis break even point (BEP) dalam

perencanaan laba maka dapat dilihat pada rumus berikut :

Untuk menentukan penjualan minimal dalam menentukan laba yang

direncanakan adalah :

FC + Laba

BEP (Penjualan Minimal) =

VC

1 -

S

Dimana :

FC = Biaya tetap (Fixed cost)

VC = Biaya variabel (Variable cost)

S = Volume penjualan (Sales)

1 = Konstanta

a. Perencanaan Laba untuk 2010 yaitu target laba sebesar 5% dari

Rp.339.505.000,- maka perhitungan sebagai berikut :

= 212.915.356 + 16.975.250

96.000.000

1 –

339.505.000

= 222.010.815,7

0.72

= 319.289.730,55

Page 72: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

57

b. Perencanaan Laba untuk 2011 yaitu target laba sebesar 5% dari

Rp.345.188.000,- maka perhitungan sebagai berikut :

= 220.672.164 + 17.259.400

81.000.000

1 –

345.188.000

= 237.931.564

0.77

= 309.002.031,16

c. Perencanaan Laba untuk 2012 yaitu target laba sebesar 5% dari

Rp.351.903.000,- maka perhitungan sebagai berikut :

= 131.550.000 + 17.595.150

81.000.000

1 –

351.903.000

= 149.145.150

0,77

= 193.695.000

d. Perencanaan Laba untuk 2013 yaitu target laba sebesar 5 % dari

Rp.538.291.000,- maka perhitungan sebagai berikut :

= 194.550.000 + 26.914.550

140.400.000

1 –

538.291.000

Page 73: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

58

= 221.262.550

0.74

= 299.003.445,94

e. Perencanaan Laba untuk 2014 yaitu target laba sebesar 5% dari

Rp.541.947.500,- maka perhitungan sebagai berikut :

= 133.950.000 + 27.097.375

108.000.000

1 –

541.947.500

= 161.047.375

0.79

= 203.857.436,7

Berikut rincian hasil analisis terhadap perencanan laba pada kawasan

wisata pantai marina selama 5 tahun terakhir (2010 s/d 2014) dalam bentuk tabel :

Tabel 10 : Hasil analisa terhadap perencanaan laba pada kawasan wisata

Pantai Marina selama 5 tahun terakhir (2010 s/d 2014)

Tahun Biaya Tetap Biaya Variabel Pendapatan Perencanaan

laba 5% Setoran

2010 212.915.356 96.000.000 339.505.000 16.975.250 319.289.730,55

2011 220.672.164 81.000.000 345.188.000 17.259.400 309.002.031,16

2012 131.550.000 81.000.000 351.903.000 16.988.750 193.695.000

2013 194.550.000 140.400.000 538.291.000 26.914.550 299.003.445,94

2014 133.950.000 108.000.000 541.947.500 27.097.375 203.857.436,7

Sumber : Data diolah kembali, 2015.

Dari hasil perhitungan di atas untuk setiap tahunnya dapat disimpulkan

dengan berpatokan pada perencanaan laba sebesar 5% untuk tiap tahun maka

perusahaan dapat memperhitungkan besarnya pendapatan yang mampu diterima.

Page 74: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

59

Pada tahun 2010 laba yang direncanakan sebesar Rp 16.975.250,- maka jumlah

pendapatan yang harus dicapai sebesar Rp 319.289.730,55. Sedangkan untuk

tahun 2011 laba yang direncanakan sebesar Rp 17.259.400 maka jumlah

pendapatan yang harus dicapai sebesar Rp 309.002.031,16. Kemudian pada tahun

berikutnya perencanaan laba yang ditetapkan lebih rendah yakni pada tahun 2012

laba yang direncanakan sebesar Rp16.988.750,- dengan setoran yang harus

dicapai sebesar Rp 193.695.000. Pada tahun 2013 kembali meningkat sebesar Rp

26.914.550 dengan setoran yang harus dicapai sebesar Rp 299.003.445,94,

meskipun pendapatan yang harus dicapai tetap rendah hal ini disebabkan biaya

tetap dan biaya variabel yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada

tahun 2014 meskipun perencanaan laba yang direncanakan meningkat sebesar Rp

27.097.375,- dengan jumlah pendapatan yang harus diterima lebih rendah yakni

Rp 203.857.436,7 hal ini disebabkan karena biaya tetap dan biaya variabel

kembali menurun. Jadi dapat dinyatakan pendapatan yang siap diterima dari hasil

perencanaan laba dari tahun 2010 s/d 2014 tidak menetap atau berfluktuasi

disebabkan beberapa faktor yakni tarif, total biaya dan perencanaan laba itu

sendiri.

Page 75: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

60

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan

yaitu sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada Kawasan Wisata Pantai Marina

berdasarkan data yang diperoleh lima tahun terakhir 2010 s/d 2014, maka

besarnya jumlah pendapatan yang harus dicapai Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata pada Kawasan Wisata Pantai Marina untuk mencapai titik impas

(BEP) pada tahun 2010 sebesar Rp 295.715.772,22,- pada tahun 2011 sebesar Rp

286.587.225,97,- pada tahun 2012 sebesar Rp 170.844.155,- pada tahun 2013 Rp

262.905.405,- dan terakhir pada tahun 2014 sebesar Rp 169.556.962,03,-.

Sehingga tingkat pendapatan pada Kawasan Wisata Pantai Marina dapat

dikatakan berada dalam keadaan break even point dalam kaitannya terhadap

perencanaan laba.

2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dengan berpatokan perencanaan laba

sebesar 5% untuk tiap tahun maka perusahaan dapat memperhitungkan besarnya

pendapatan yang mampu diterima. Pada tahun 2010 laba yang direncanakan

sebesar Rp 16.975.250,- maka jumlah pendapatan yang harus dicapai sebesar Rp

319.289.730,55. Sedangkan untuk tahun 2011 laba yang direncanakan sebesar Rp

17.259.400 maka jumlah pendapatan yang harus dicapai sebesar Rp

309.002.031,16. Kemudian pada tahun berikutnya perencanaan laba yang

ditetapkan lebih rendah yakni pada tahun 2012 laba yang direncanakan sebesar

60

Page 76: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

61

Rp16.988.750,- dengan setoran yang harus dicapai sebesar Rp 193.695.000.

Pada tahun 2013 kembali meningkat sebesar Rp 26.914.550 dengan setoran

yang harus dicapai sebesar Rp 299.003.445,94, meskipun pendapatan yang harus

dicapai tetap rendah hal ini disebabkan biaya tetap dan biaya variabel yang lebih

besar dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2014 meskipun perencanaan

laba yang direncanakan meningkat sebesar Rp 27.097.375,- dengan jumlah

pendapatan yang harus diterima lebih rendah yakni Rp 203.857.436,7 hal ini

disebabkan karena biaya tetap dan biaya variabel kembali menurun. Jadi dapat

dinyatakan pendapatan yang siap diterima dari hasil perencanaan laba dari tahun

2010 s/d 2014 tidak menetap atau berfluktuasi disebabkan beberapa faktor yakni

tarif, total biaya dan perencanaan laba itu sendiri.

3. Penerapan analisis Break Even Ponit dapat diterapkan apabila Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata selaku mobilitas pada Kawasan Wisata Pantai Marina

mengklasifikasikan terlebih dahulu biaya-biaya yang dikeluarkan ke dalam biaya

tetap dan biaya variabel sebagai dasar perhitungan dalam proses analisis Break

Even Point.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka selanjutnya dapat

dikemukakan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :

1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selaku mobilitas pada Kawasan Wisata Pantai

Marina sebaiknya menerapkan analisis Break Even Point dalam melakukan

perencanaan laba agar hasil yang dicapai perusahaan khususnya pendapatan,

Page 77: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

62

biaya, dan laba yang diperoleh sesuai dengan total aktiva yang digunakan agar

kegiatan perusahaan dapat lebih dengan perencanaan yang dilakukan.

2. Sebaiknya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selaku mobilitas pada Kawasan

Wisata Pantai Marina mengklasifikasikan terlebih dahulu biaya-biaya yang

dikeluarkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel sebagai dasar perhitungan

dalam proses analisis Break Even Point.

Page 78: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

63

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2000, Akuntansi Manajemen, Edisi Ketujuah, Cetakan Kedua,

Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.

Djahidin, Farid, 2001, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Hartanto, D, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Bagian Penerbit

Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.

Horngren, Charles, T, 1999, Cost Accounting, A.Managerial Emphasis, Fourth

Edition, Prentice-Hall, of India Private Limited, New Delhi.

Mas’ud, Machfoeds, 2000, Analisa Keuangan Perusahaan, Edisi Ketujuh, Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok, Edisi Kelima, Bagian

Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 2004, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke Dua.

Yayasan Badan Penerbit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

R. Soemita, 1999, Pembemlanjaan Perusahaan, Edisi Revisi. Jakarta Ghalia

Indonesia.

Sigit, Soehardi, 2001, Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ke II, Bagian

Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Winardi, 2000, Kapita Selecta, Alumni, Bandung.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 1997, Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, LPFE,

Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 79: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

64

Page 80: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2000, Akuntansi Manajemen, Edisi Ketujuh, Cetakan Kedua,

Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.

Djahidin, Farid, 2001, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Hartanto, D, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Bagian Penerbit

Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.

Horngren, Charles, T, 1999, Cost Accounting, A.Managerial Emphasis, Fourth

Edition, Prentice-Hall, of India Private Limited, New Delhi.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 1997, Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, LPFE,

Universitas Indonesia, Jakarta.

Mas’ud, Machfoeds, 2000, Analisa Keuangan Perusahaan, Edisi Ketujuh, Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok, Edisi Kelima, Bagian

Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 2004, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke Dua.

Yayasan Badan Penerbit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

R. Soemita, 1999, Pembemlanjaan Perusahaan, Edisi Revisi. Jakarta Ghalia

Indonesia.

Sigit, Soehardi, 2001, Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ke II, Bagian

Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Winardi, 2000, Kapita Selecta, Alumni, Bandung.

Page 81: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

LAMPIRAN

-

LAMPIRAN

Page 82: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

Retribusi kawasan wisata pantai marina 2010

1. K. Tanda Masuk Dewasa 51003 Lbr x Rp. 2,500 = Rp. 127,507,500

2. K. Tanda Masuk anak - anak 44996 Lbr x Rp. 1,500 = Rp. 67,494,000

3. K. Ruang Makan 621 Lbr x Rp. 20,000 = Rp. 12,420,000

4. K. Ban Renang Besar 5299 Lbr x Rp. 3,000 = Rp. 15,897,000

5. K. Ban Renang Kecil 2409 Lbr x Rp. 2,000 = Rp. 4,818,000

6 K.K. Roda 4 (Empat) 1572 Lbr x Rp. 5,000 = Rp. 7,860,000

7 K.K. Roda 2 (Dua) 3079 Lbr x Rp. 2,500 = Rp. 7,697,500

8 K. Kamar Ganti/ WC 95811 Lbr x Rp. 1,000 = Rp. 95,811,000

J u m l a h Rp. 339,505,000

Retribusi kawasan wisata pantai marina 2011

1. K. Tanda Masuk Dewasa 43920 Lbr x Rp. 2,500 = Rp. 109,800,000

2. K. Tanda Masuk 37913 Lbr x Rp. 1,500 = Rp. 56,869,500

Anak-anak 81833

3. K. Ruang Makan 621 Lbr x Rp. 20,000 = Rp. 12,420,000

4. K. Ban Renang Besar 6599 Lbr x Rp. 3,000 = Rp. 19,797,000

5. K. Ban Renang Kecil 3409 Lbr x Rp. 2,000 = Rp. 6,818,000

10008

6 K.K. Roda 4 (Empat) 2147 Lbr x Rp. 5,000 = Rp. 10,735,000

7 K.K. Roda 2 (Dua) 3749 Lbr x Rp. 2,500 = Rp. 9,372,500

5896

8 K. Kamar Ganti/ WC 119376 Lbr x Rp. 1,000 = Rp. 119,376,000

J u m l a h Rp. 345,188,000

Page 83: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

Retribusi Kawasan Wisata Pantai Marina 2013

1. K. Tanda Masuk Dewasa 56427 Lbr x Rp. 5,000 = Rp.

282,135,000

2. K. Tanda Masuk 35427 Lbr x Rp. 3,000 = Rp.

106,281,000

3. K. Ruang Makan 301 Lbr x Rp. 50,000 = Rp.

15,050,000

4. K. Ban Renang Besar 2959 Lbr x Rp. 5,000 = Rp.

14,795,000

5. K. Ban Renang Kecil 1687 Lbr x Rp. 3,000 = Rp.

5,061,000

6. K.K. Roda 6 (Enam) 20 Lbr x Rp. 15,000 = Rp.

270.000

7. K.K. Roda 4 (Empat) 2405 Lbr x Rp. 10,000 = Rp.

24,050,000

8. K.K. Roda 2 (Dua) 6844 Lbr x Rp. 5,000 = Rp.

34,220,000

9 K. Kamar Ganti/ WC 56429 Lbr x Rp. 1,000 = Rp.

56,429,000

J u m l a h Rp. 538,291,000

Retribusi kawasan wisata pantai marina 2012

1. K. Tanda Masuk Dewasa 62470 Lbr X Rp. 2,500 = Rp.

156,175,000

2. K. Tanda Masuk anak - anak 42538 Lbr X Rp. 1,500 = Rp.

63,807,000

3. K. Ruang Makan 577 Lbr X Rp. 20,000 = Rp.

11,540,000

4. K. Ban Renang Besar 4232 Lbr X Rp. 3,000 = Rp.

12,696,000

5. K. Ban Renang Kecil 4784 Lbr X Rp. 2,000 = Rp.

9,568,000

6. K.K. Roda 4 (Empat) 2509 Lbr x Rp. 5,000 = Rp.

12,545,000

7. K.K. Roda 2 (Dua) 7796 Lbr x Rp. 2,500 = Rp.

19,490,000

8. K. Kamar Ganti/ WC 65812 Lbr x Rp. 1,000 = Rp.

65,812,000

9 K.K. Roda 6 (Enam) 18 Lbr x Rp. 15,000

= Rp.

270,000

J u m l a h Rp. 351.903.000

Page 84: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

Retribusi kawasan wisata pantai marina 2014

1. K. Tanda Masuk Dewasa 69699 Lbr x Rp. 5,000 = Rp.

348,495,000

2. K. Tanda Masuk 16679 Lbr x Rp. 3,000 = Rp.

50,037,000

3. K. Ruang Makan 303 Lbr x Rp. 50,000 = Rp.

15,150,000

4. K. Ban Renang Besar 2353 Lbr x Rp. 5,000 = Rp.

11,765,000

5. K. Ban Renang Kecil 2016 Lbr x Rp. 3,000 = Rp.

6,048,000

6. K.K. Roda 6 (Enam) 27 Lbr x Rp. 15,000 = Rp.

405,000

7. K.K. Roda 4 (Empat) 2043 Lbr x Rp. 10,000 = Rp.

20,430,000

8. K.K. Roda 2 (Dua) 4533 Lbr x Rp. 5,000 = Rp.

22,665,000

9 K. Kamar Ganti/ WC 44635 Lbr x Rp. 1,500 = Rp.

66,952,500

J u m l a h Rp. 541,947,500

Page 85: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …
Page 86: ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN …

RINCIAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR

JENIS BIAYA

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

BIAYA

TETAP

BIAYA

VARIABEL

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pimpinan Dan Staf 102000000 - 102000000 - 102000000 - 102000000 - 102000000 -

Administrasi Umum

Biaya Telepon 4500000 - 3000000 - 1000000 - 1000000 - 1000000 -

Biaya Listrik 9600000 - 5280000 - 6800000 - 6800000 - 6800000 -

Biaya Air 4800000 - 1900000 - 1600000 - 1600000 - 1000000 -

Aktiva Tetap

Pembayaran Stnk Motor 150000 - 150000 - 150000 - 150000 - 150000 -

Biaya Bahan Baku

Bangunan 42965356 - 40000000 - - - - - - -

Biaya Mesin Pemotong

Rumput 6000000 - - - - - - - - -

Biaya Konsultasi

Perencanaan - - 48342164 - - - - - - -

Biaya Pipa Dan Dinamo - - - - - - 7000000 - - -

Pengadaan Taman - - - - - - 50000000 - - -

Amplifier - - - - - - 3000000 - - -

Biaya Tenaga Kerja Harian - 96000000 - 81000000 - 81000000 - 140400000 - 108000000

Pemeliharaan 42900000 - 20000000 - 20000000 - 23000000 - 23000000 -

Total Biaya 212,915,356.00 96,000,000.00 220,672,164.00 81,000,000.00 131,550,000.00 81,000,000.00 194,550,000.00 140,400,000.00 133,950,000.00 108,000,000.00