kurikulumantikorupsi, seeerti aea.pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/... · pendidikan,...

2
Rakyat KurikulumAntikorupsi, SeEerti AEa. P IKIRAN Rakyat dan beberapa media, baru- baru ini memberitakan kurikulum antikorupsi yang akan diterapkan mulai tahun ajaran/akademik 2012 dari mu- lai pendidikan dasar hingga pe- ndidikan tinggi. Rencana me- masukkan korupsi ke ku- rikulum ini menuai dua hal sekaligus, pesimimisme dan op- timisme. . Dikatakan pesimisme, beban proses belajar-mengajar di sekolah saat ini sudah dianggap berat karena segalanya dima- sukkan sebagai muatan kuriku- lum. Akibatnya, beban guru menjadi semakin berat, juga ba- gi siswa, seperti kita ketahui jumlah mata pelajaran siswa sekolah di Indonesia kabarnya lebih berat dibandingkan de- ngan negara lainnya. Selain itu, efektivitasnya diragukan. Seba- gai contoh, pelajaran agama di- ajarkan mulai tingkat SD sam- pai perguruan tinggi, tetapi nya- tanya sikap perilaku dan mora- litas sebagian siswa atau ma- hasiswa masih buruk. Tawuran, geng motor, penyalahgunaan narkotika sampai ke pergaulan bebas se- bagian besar pelakunya adalah siswa/mahasiswa, bahkan para koruptor pun dulu adalah orang-orang yang menerima pelajaran agama dari tingkat SD sampai universitas. Sementara itu, rasa optimis muncul karena rencana me- masukkan kurikulum antiko- rupsi ini merupakan salah satu . upaya pencegahan dan pembe- rantasan korupsi di Indonesia mengingat tingkat korupsi di negeri ini sangat parah. Hampir semua lembaga survei interna- sional selalu menempatkan In- donesia sebagai salah satu ne- gara paling korup di dunia. De- ngan upaya ini diharapkan para siswa yang kelak akan menjadi aparat atau pelaku usaha bahkan menjadi pemimpin bangs a bisa lebih memaharni bahwa korupsi adalah per- soalan moral, etika, dan hukum yang dapat menghancurkan ne- gara ini. Kepada para siswa se- jak dini harus ditanamkan bah- wa korupsi adalah perbuatan tercela, pelakunya merupakan orang yang tidak memiliki har- ga diri dan jati diri, Problematika Tidak berlebihan apabila se- jumlah lembaga survei inter- nasional selalu menempatkan Indonesia sebagai 'salah satu negara paling korup di dunia karena korupsi sudah menjalar dari atas sampai bawah. Ce- lakanya, masih banyak pelaku korupsi yang tidak merasa bah- wa perbuatan yang dilakukan- nya adalah perbuatan korupsi. Selama ini anggapan korupsi adalah "merampok" uang ne- gara, di luar itu bukan korupsi karena tidak merugikan negara. Karena anggapan ini korupsi mengakar kuat, termasuk ke lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai pen- didikan tinggi. Inilah pro- blematikanya. Tidak terbayangkan, lembaga pendidikan yang saat ini sudah tercemari budaya korupsi sekarang harus mengajarkan materi ten tang antikorupsi. Mungkin guru yang disiapkan untuk mengajarkan materi ini pun masih beranggapan sama bahwa korupsi itu hanya diar- tikan sebagai "merampok" uang negara. Padahal, korupsi dalam arti luas meliputi perbuatan ko- lusi, nepotisme, penyalahgu- naan wewenang, serta meneri- ma/memberi gratifikasi. Sangat boleh jadi pula, istilah grati- fikasi pun banyak yang belum paham, jangan-jangan diartikan I{ lip j n g Hum a 5 U n pad 20,2

Upload: others

Post on 06-Feb-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KurikulumAntikorupsi, SeEerti AEa.pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/... · pendidikan, untuk' berbagai urusan administratif termasuk masalah kepegawaian. Integritas Mengingat

Rakyat

KurikulumAntikorupsi, SeEerti AEa.

P IKIRAN Rakyat danbeberapa media, baru-baru ini memberitakan

kurikulum antikorupsi yangakan diterapkan mulai tahunajaran/akademik 2012 dari mu-lai pendidikan dasar hingga pe-ndidikan tinggi. Rencana me-masukkan korupsi ke ku-rikulum ini menuai dua halsekaligus, pesimimisme dan op-timisme. .

Dikatakan pesimisme, bebanproses belajar-mengajar disekolah saat ini sudah dianggapberat karena segalanya dima-sukkan sebagai muatan kuriku-lum. Akibatnya, beban gurumenjadi semakin berat, juga ba-gi siswa, seperti kita ketahuijumlah mata pelajaran siswasekolah di Indonesia kabarnyalebih berat dibandingkan de-ngan negara lainnya. Selain itu,efektivitasnya diragukan. Seba-gai contoh, pelajaran agama di-ajarkan mulai tingkat SD sam-pai perguruan tinggi, tetapi nya-tanya sikap perilaku dan mora-litas sebagian siswa atau ma-hasiswa masih buruk.

Tawuran, geng motor,penyalahgunaan narkotikasampai ke pergaulan bebas se-bagian besar pelakunya adalahsiswa/mahasiswa, bahkan parakoruptor pun dulu adalahorang-orang yang menerimapelajaran agama dari tingkatSD sampai universitas.

Sementara itu, rasa optimismuncul karena rencana me-

masukkan kurikulum antiko-rupsi ini merupakan salah satu .upaya pencegahan dan pembe-rantasan korupsi di Indonesiamengingat tingkat korupsi dinegeri ini sangat parah. Hampirsemua lembaga survei interna-sional selalu menempatkan In-donesia sebagai salah satu ne-gara paling korup di dunia. De-ngan upaya ini diharapkan parasiswa yang kelak akan menjadiaparat atau pelaku usahabahkan menjadi pemimpinbangs a bisa lebih memaharnibahwa korupsi adalah per-soalan moral, etika, dan hukumyang dapat menghancurkan ne-gara ini. Kepada para siswa se-jak dini harus ditanamkan bah-wa korupsi adalah perbuatantercela, pelakunya merupakanorang yang tidak memiliki har-ga diri dan jati diri,

ProblematikaTidak berlebihan apabila se-

jumlah lembaga survei inter-nasional selalu menempatkanIndonesia sebagai 'salah satunegara paling korup di duniakarena korupsi sudah menjalardari atas sampai bawah. Ce-

lakanya, masih banyak pelakukorupsi yang tidak merasa bah-wa perbuatan yang dilakukan-nya adalah perbuatan korupsi.Selama ini anggapan korupsiadalah "merampok" uang ne-gara, di luar itu bukan korupsikarena tidak merugikan negara.Karena anggapan ini korupsimengakar kuat, termasuk kelembaga pendidikan daritingkat dasar sampai pen-didikan tinggi. Inilah pro-blematikanya.

Tidak terbayangkan, lembagapendidikan yang saat ini sudahtercemari budaya korupsisekarang harus mengajarkanmateri ten tang antikorupsi.Mungkin guru yang disiapkanuntuk mengajarkan materi inipun masih beranggapan samabahwa korupsi itu hanya diar-tikan sebagai "merampok" uangnegara. Padahal, korupsi dalamarti luas meliputi perbuatan ko-lusi, nepotisme, penyalahgu-naan wewenang, serta meneri-ma/memberi gratifikasi. Sangatboleh jadi pula, istilah grati-fikasi pun banyak yang belumpaham, jangan-jangan diartikan

I{ lip j n g Hum a 5 U n pad 2 0 , 2

Page 2: KurikulumAntikorupsi, SeEerti AEa.pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/... · pendidikan, untuk' berbagai urusan administratif termasuk masalah kepegawaian. Integritas Mengingat

'sebagai "gaya tarik bumi".Masih sangat aktual, per-

soalan penjualan LKS (lembarkerja siswa) di hampir setiapsekolah dikeluhkan oleh paraorangtua siswa karena setiappaketnya berkisar antara Rp60,000 sampai Rp 150.000merupakan paksaan danberkonotasi bisnis guru atausekolah,

Di perguruan tinggi punsama tetapi beda modus. Yarrgdijual biasanya diktat atau bukukarya dosen. Mahasiswa yangmembeli biasanya terjamin ni-lainya. Semua ini adalah upayamencari keuntungan melaluipenyalahgunaan wewenang.Penyalahgunaan wewenangbisa pula berkaitan dengangratifikasi, yakni memberikanbarang, uang ataujasa dengantujuan agar siswa atau maha-siswa mendapat nilai yangbagus.

Nepotisme juga berlangsungdi lembaga pendidikan, bi-asanya pada saat penerimaansiswa atau mahasiswa baru.Aturan dan persyaratannya me-mang ada dan ketat, anehnyamasih juga bisa diakali. Kerapterdengar tiba-tiba ada seorangsiswa yang prestasi sehari-harinya berada di bawah, nilaiNEM atau UN-nya melesat se-hingga bisa diterima sekolah fa-vorit atau PTN. Pihak sekolahjuga acapkali mengusulkan pe-serta penerimaan mahasiswabaru melalui jalur Bidik Misi

(proses seleksi bagi calon maha-siswa miskin) setelah dicek-re-cek ternyata anak orang kaya.

Perilakukoruptifjuga masihditemukan di semua tingkatanpendidikan, untuk' berbagaiurusan administratif termasukmasalah kepegawaian.

IntegritasMengingat perilaku korupsi,

kolusi, dan nepotisme sudahmembudaya di lingkungandunia pendidikan, menerapkankurikulum antikorupsi ini me-rupakan tantangan tersendiri.Bagaimana mungkin menga-jarkan siswa agar memilikimoral dan perilaku antikorupsitetapi pengajarnya pun tidakterbebas dari perilaku sepertiini. Untuk itu, dibutuhkanpengajar yang benar-benarpunya integritas tinggi agar tu-juan kurikulum antikorupsi inibisa tercapai.

Sisi positif lainnya adalahsikap antikorupsi ini pun di-harapkan bisa menular pula bu-kan hanya terhadap anak didik,tetapi juga semua komponenyang ada di lembaga pen-didikan tersebut. Dengan diberibekal pengetahuan tentang ane-ka perilaku koruptif, di-harapkan para siswa akan lebihkritis terhadap perilaku oknumguru yang selama ini berperi-laku koruptif. Begitu pun sikapdan perilaku orangtua dalammemberikan gratifikasi \ter-hadap guru bisa segera diakhiri.***