kupu-kupu tidur
TRANSCRIPT
8/19/2019 Kupu-Kupu Tidur
http://slidepdf.com/reader/full/kupu-kupu-tidur 1/5
umpulan-cerpen: Kupu-Kupu Tidur
Cerpen Wawan Setiawan
Kupu-kupu itu bersayap kuning, terbang ke sana kemari di tanah samp
Coba lihat, ia sedang mencari sesuatu, di balik daun bunga sepatu. O,
ternyata benar, ia sedang menitipkan telurnya. Nanti telur-telur itu jad
ulat. Ulat-ulat itu merayap dari daun ke daun. Memangsa daun-daun it
nyaem nyaem nyaem, ia besar, gemuk, lalu masuk ke kepompong. Nah
sudah. Coba lihat, dari satu ujung lubang kepompong, lepaslah seekor
kupu-kupu, warnanya kuning, seperti induknya.
Aku mengimajikan proses itu. Sebuah proses alami. Alam telah
menyediakan segala sesuatunya, agar semuanya dapat berproses, tentu
secara alami pula. Kupu-kupu kuning tadi telah pergi, ke halaman rum
tetangga. Di samping rumah ada sirsak, pisang, mangga, dan pepaya. A
juga bluntas dan gambas. Di bawah pohon dan perdu itu, sedikit
menghampar rumput hijau, halus, enak di kaki. Di halaman depan, sam
ada rumput hijau. Di atasnya, ada pepaya, alamanda, cemara pipih, da
melati. Tanaman itu mengisi hari-hariku, ya di tengah-tengah alam
semesta yang besar dan "tenang" ini, aku ditimpa keraguan, kebimbang
"Hesti, aku sudah mempertaruhkan hidupku, tapi jalan hidup ternyata
lain. Aku tak sanggup lagi mampir di rumah kita, yang konon bertabur
bintang berjuta. Berbulan bundar, persis harapanku. Tapi bulan dan
bintang di rumah kita adalah milikmu. Aku ditakdirkan tidak
memilikinya."
Itu ucapan Sapto. Lelaki itu kemudian tak lagi kembali. Sapto telah per
lenyap ditelan kebiruan gunung. Sapto mengembara dari gunung ke
gunung yang konon wilayah warisan nenek moyangnya.
"Ya, Sapto, bila itu jalan hidupmu, pilihanmu, setialah pada janjimu, p
dirimu. Aku tak kuasa. Jalan hidup kita memang beda. Memang telah
le:///J|/kupu-kupu-tidur.html (1 of 5)14/07/2006 19:11:03
8/19/2019 Kupu-Kupu Tidur
http://slidepdf.com/reader/full/kupu-kupu-tidur 2/5
umpulan-cerpen: Kupu-Kupu Tidur
kuserahkan diriku padamu, tapi tampaknya tak dapat penuh. Kuserahk
diriku hanya separuh, dan kau menerimanya juga dengan separuh dirim
Kita sama-sama mengerti. Dan akhirnya memaklumi. Di tengah alam
semesta yang besar ini, aku akhirnya sendiri. Bapak ibuku sudah pergi.
Adik satu-satuku sudah dibawa suami. Di rumah ini, bagai seorang
paranormal, aku merajut masa depan yang gambar-gambarnya samar-
samar."
Tak kusadari air mata menetes, tak banyak, hanya satu dua. Tapi itu su
cukup. Keterharuanku pada jalan hidupku membuatku mengerti, bahw
setiap orang akan digiring kepada jalan hidupnya masing-masing. Ada
yang ikhlas menerima, ada yang memberontakinya.
Lelaki itu dulu kutemui di bangsal sebuah gedung teater. Saat itu ada
latihan drama. Saat itu aku baru lulus sarjana akuntansi. Meskipun aku
suka hitung-menghitung, aku juga suka nonton drama. Bahkan latihan
sebelum main, kutonton juga. Itu seperti kita kalau makan kue Hari Ra
yang akan dipanaskan dalam van. Rasanya sudah enak, dan memang
sudah bisa dinikmati. Dalam kisah drama yang kutonton, ada bagian
peristiwa yang menampilkan sisi kehidupan seorang paranormal.
Dikisahkan, paranormal pamit pada istrinya untuk bertapa di sebuah
lereng gunung di selatan kota. Tapi pertapanya gagal karena tergoda
seorang wanita. Sang pertapa kemudian kembali lagi menjadi orang bia
Entah dari mana Sapto tahu ada latihan drama di Gedung Pemuda pus
kota itu. Sapto sendiri hanya tamat SMA. Ia memilih belajar sendiri da
hal-hal yang dia sukai, dan sangat antusias dengan astronomi, astrolog
serta ekonomi makro. Selain itu, ia menggandrungi puisi dan pijat refle
Mungkin background inilah yang mendorongnya datang ke Gedung
Pemuda.
Waktu itu, entah bagaimana, aku dan Sapto terlibat diskusi perihal
le:///J|/kupu-kupu-tidur.html (2 of 5)14/07/2006 19:11:03
8/19/2019 Kupu-Kupu Tidur
http://slidepdf.com/reader/full/kupu-kupu-tidur 3/5
8/19/2019 Kupu-Kupu Tidur
http://slidepdf.com/reader/full/kupu-kupu-tidur 4/5
umpulan-cerpen: Kupu-Kupu Tidur
diimbangi daya intelektual." Demikian pengakuan Hernowo suatu mal
setelah melakukan hubungan suami istri entah yang ke berapa ribu kal
"Tapi kau pelaku yang baik, man of action. Kamu mampu menghimpun
orang-orang, menggerakkan mereka, meski gerakan mereka di atas
panggung. Aku lega dipertemukan Tuhan bersuamikan dirimu." Demik
hiburku pada malam yang lain sambil melap-lap tubuhnya yang penuh
keringat. Kusuapi dia dengan STMJ khas diriku seperti yang diminatin
Sebenarnya aku sudah mulai bisa tinggal di dalam hatinya. Dia juga sa
kerasan hidup di hatiku. Tapi sayang seribu sayang, melalui cerita seor
teman, dan juga aku pernah tahu sendiri, Hernowo masih punya waktu
berpacaran dengan salah satu anak buah teaternya. Kerinduanku pada
keindahan romantisme perkawinan pupus sudah. Mungkin karena dia
menganggapku janda yang kesetiaannya sudah terkoyak.
"Sudahlah, sudah. Kau bisa bayangkan sendiri, di sudut kamarmu yang
remang-remang, bahwa akhirnya aku bercerai dengan Hernowo. Herno
itu terlalu alamiah. Termasuk dalam hal bercinta. Tak apalah. Biarlah
semua mengalir, Pantha Rei. Aku mengalir. Sapto mengalir. Hernowo j
mengalir."
Kembali mataku menangkap kepak kupu-kupu kuning itu dengan
kesepianku yang lengkap. Aku tak mau lagi jadi ulat. Aku ingin jadi kup
kupu. Ulat merayap dari daun ke daun. Kupu-kupu itu terbang dari bu
ke bunga, taman ke taman. Aku ingin terbang. Dan ini yang penting, ak
tak ingin memakai dua sayap yang di situ ada Sapto dan Hernowo. Dul
aku terbang dengan sayap Ibu dan Bapakku. Kemudian aku terbang
dengan sayap Sapto dan Hernowo. Aku ingin menciptakan sayap sendi
sayap khas Hesti. Mungkin bahan bakunya dari Ibu, Bapak, Sapto, dan
Hernowo, atau yang lain.
le:///J|/kupu-kupu-tidur.html (4 of 5)14/07/2006 19:11:03
8/19/2019 Kupu-Kupu Tidur
http://slidepdf.com/reader/full/kupu-kupu-tidur 5/5
umpulan-cerpen: Kupu-Kupu Tidur
Dalam kesepianku, kini, aku menekuri diriku yang sibuk merajut sayap
Tak apa, mumpung angkasa masih menyediakanku ruang. Diriku belum
sama sekali hampa. Lingkunganku masih tertawa dan terbuka. Kotaku
meski tetap angkuh, toh masih mau menyapa.
Kulihat diriku menekuri diriku. Di sela-sela berbagai daunan berembun
bagai peri, aku mulai melesat dari daun ke daun. Dan kulihat dari poho
ke pohon. Sedang di atas angkasa membuka mulutnya yang tak bertepi
dibanjiri sinar mentari.
Surabaya, 2005
le:///J|/kupu-kupu-tidur html (5 of 5)14/07/2006 19:11:03