kunjungan kerja komisi i dpr ri ke provinsi sumatera selatan

24

Click here to load reader

Upload: hoangxuyen

Post on 18-Jan-2017

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJAKOMISI I DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN

DALAM RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2008-2009 TANGGAL 13-16 JULI 2009

Jakarta 18 Agustus 2009

Kepada Yth Pimpinan Komisi I DPR RIPara Anggota Komisi I DPR RI

Assalamualaikum W. W. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Berdasarkan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia No:

……../PIMP/IV/2008-2009 Tentang: Penugasan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia untuk melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera

Selatan dari Tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan Tanggal 16 Juli 2009. Kunker ini

dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia terhadap pelaksanaan tugas para mitra Komisi I DPR RI di daerah provinsi

Sumatera Selatan.

A. PIMPINAN DAN ANGGOTA TIM

Kunjungan Kerja ke Sumatera Selatan yang dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009

sampai dengan 16 Juli 2009, dengan susunan keanggotaan tim yang terdiri dari 15

(lima belas) orang Anggota Komisi I DPR RI, didukung oleh 2 (dua) orang Sekretariat

Komisi I DPR RI, 1 (satu) orang Staf Ahli Komisi I DPR RI, 1 (satu) orang Staf

Pemberitaan DPR RI. (terlampir)

B. ISU-ISU TERPENTING

Pada saat ini Pemerintahan Daerah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan, Kodam

II/Sriwijaya, Makorem 044/Gapo, Mapolda Sumsel, PT Telkom PT Pos Indonesia,

Balai Monitoring Spektrum Frekuensi & Orbit Satelit Palembang dan Operator Selular

(Telkomsel, Indosat, Exelcomindo), TVRI, RRI dan KPID, Dan Lanal, Poswil BIN,

1

Page 2: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

Dan Lanud Palembang menghadapi isu-isu strategik di bidang politik, ekonomi,

pertahanan dan budaya, yang dapat dirangkum sebagai berikut:

1. PEMDA PROVINSI SUMATERA SELATANPada saat ini Pemda Provinsi Sumatera Selatan telah sukses menjalankan

program pendidikan dan kesehatan gratis bagi penduduk usia sekolah dan seluruh

penduduk Sumatera Selatan, dengan sumber pembiayaan secara urunan dari

setiap Pemda Tk II dan Kotamadya secara sukarela sesuai dengan kemampuan

yang ada. Program ini telah berhasil mengangkat kinerja Pemprov. Tk I Sumatera

Selatan baik secara nasional dan internasional.

Potensi Pemprov. Sumatera Selatan di bidang Sumber Daya Alam, khususnya

Batubara sangatlah tinggi. Tercatat 40% sumber batubara Indonesia berasal dari

Sumatera Selatan yang dapat memproduksi 100 juta Metrik Ton/Tahun. Namum

potensi ini belum digali sepenuhnya karena belum dilakukan ekplorasi 100%.

Sehubungan dengan itu maka Program Pemprov. Sumatera Selatan sampai

dengan tahun 2014 yaitu mengembangkan potensi ini. Untuk mendukung hal

tersebut, saat ini sedang dibangun Bandar Tanjung Siapi-api (seluas 30 Ha)

dengan biaya Rp. 15 Triliun. Secara parallel akan dibangun jalan Kereta Api

sepanjang 270 Km. Diharapkan Pemda Tk II Sumatera Selatan akan mencapai

surplus pangan, lumbung enerji nasional, dan menciptakan industri maju, sehingga

terwujudnya jati diri bangsa.

2. KODAM II/SRWIJAYA- Permasalahan yang dihadapi saat ini yang perlu ditanggulangi secepatnya

yaitu: (1) Kekurangan personel militer, dimana saat ini Pamen berjumlah: 97

orang, Pama: 325 orang dan Bintara: 2.343 orang. (2) Usia alutsista ada yang

sudah cukup, jumlah alutsista dihadapkan dengan TOP/DSPP baru mencapai

62%. (3) Jumlah sarana operasional berupa kendaraan dihadapkan dg

TOP/DSPP baru terpenuhi 59%. Untuk materil khusus Intel masih 0%. (4)

Anggaran pemeliharaan terlalu kecil dihadapkan dengan indeks normatifnya

yaitu antara 1-5%. Untuk pengamanan tanah dan bangunan Negara (TNI-AD)

perlu adanya anggaran untuk sertifikasi tanah dan bangunan.

2

Page 3: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

- Permasalahan Bidang Anggaran: Kendala dihadapi dalam pelaksananaan

Anggaran TA 2008 yaitu adanya kelambatan orientasi yang diterima untuk

Kodam II/Swj sehingga berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan satuan-satuan

yang seluruhnya sudah terjadwal sesuai dengan program yang ada. Sebagai

contoh: kegiatan pendidikan untuk Rindam II/Swj dan Latihan Rutin yang harus

dilaksanakan untuk satuan-satuan jajaran Kodam II/Swj. Upaya yang

dilaksanakan untuk mengatasinya dengan melaksanakan kegiatan tersebut

sesuai waktunya menggunakan dana abadi yang ada di satuan-satuan

tersebut.

3. KOREM 044/GAPOPembinaan territorial yang dilaksanakan oleh Korem 044/GAPO dalam rangka

untuk menciptakan Ruang, Alat dan Kondisi Juang yang tangguh guna

kepentingan Pertahanan Negara di wilayah Provinsi Sumsel dan Prov. Kep

Bangka Belitung adapun pelaksanaannya dilakukan sesuai Program maupun Non

Program dengan kegiatan sbb:

Bidang Puanter: - melaksanakan kegiatan pembinnaan kesiapan Apwil bagi satuan Kowil jajaran

Korem 044/Gapo selama satu minggu pada bulan ke 2 setiap triwulan

sepanjang TA 2008.

- Melaksanakan kegiatan lomba karya tulis territorial yang dilakasanakan pada

tanggal 16 April sd 12 Juli 2008 dengan peserta Pamen dan Pama jajaran

Korem 044/Gapo.

- Melaksanakan kegiatan Binter Terbuka setiap Triwulan selama TA 2008 dan

dilakasanakan oleh Yonif 141/AYJP

- Mengikuti Lomba Binter ke XVI TA 2008 tingkat Kodam II/Swj pada tanggal 27

Oktober sd 6 Desember 2008. Hasil penilaian Lomba Binter ke XVI TA 2008

tingkat Kodam II/Swj yaitu Kodim 0403/OKU sebagai Kodim Pratama.

- Melaksanakan pendayagunaan Koramil Model sebagai tempat pelatihan dan

pembekalan bagi personel yang baru masuk ke satuan Kowil.

- Melaksanakan kajian Orgas Satkowil untuk mengevaluasi kemampuan dan

kesiapan Satkowil jajaran Korem 044/Gapo dalam melaksanakan Tugas Pokok

dilaksanakan setiap Semester TA 2008 oleh Korem 044/Gapo.

3

Page 4: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

Bidang Wanwil- PRAMUKA. Melaksanakan pembinaan Pramuka diseluruh Kodim Jajaran Korem

044/Gapo serta membentuk Gudep-gudep dan Saka Wira Kartika dilengkapi

dengan kemampuan keterampilan Krida Navigasi darat, krida pioneering, Krida

Mountenering, Krida Survival dan Krida Penanggulangan Bencana

- RUTR. Melaksanakan kegiatan asistensi, revisi dan penyusunan RUTR wilayah

pertahanan darat Korem 044/Gapo dan jajarannya.

- Inventarisasi Data Wanwil, melaksanakan kegiatan pemutahiran data dan

inventarisasi data Wanwil (SDA, SDM, SDB dan Konsos) diselenggarakan oleh

Siterrem 044/Gapo dan Kodim Jajaran Korem 044/Gapo.

- Menerima kegiatan sosialisasi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan dan

Penyelenggaraan Binter Pasca UU Nomor 34/2004 di Makodam II/Swj

- Menerima kegiatan sosialisasi menyikapi Bangkitnya Bahaya Laten Komunisme

di Indonesia dan faham radikal disatuan jajaran Korem 044/Gapo dengan

Pemberi materi tentang sosialisasi balatkom dan faham radikal bertempat di

Balai Prajurit Makorem 044/Gapo diselenggarakan pada tanggal 6 November

2008.

- Menerima sosialisasi Jaring Teritorial di Kodam II/Swj dengan kegiatan

sosialisasi Jaring territorial yang diselenggaran pada tanggal 28 sd 29 Maret

2008.

- Melaksanakan kegiatan penataran dan lokakarya Dosen Kewarganegaraan

(Doswar) Provinsi Sumsel dan Babel, dilaksanakan pada tanggal 18 sd 19 Juni

2008 terpusat di Dodik Bela Negara Rindam II/Swj.

- Melaksanakan pemutahiran data Ter secara rutin dan terus-menerus.

Bidang Komsos.- Terselenggaranya kegiatan komsos di wilayah Korem 044/Gapo dilakasanakan

Komandan Satkowil atas permintaan dan secara parsil guna terbangunnya

pertahanan yang positif dan terjalin kerjasama yang erat yang melingkupi:

Aparat Pemerintahan, Komponen Masyarakat, Keluarga Besar TNI dan Aparat

Korwil.

Bidang Bhakti TNI- Melaksanakan kegiatan Karya Bhakti ke-II dan kegiatan Bhakti pada minggu ke II

setiap bulannya oleh seluruh satuan jajaran Korem 044/Gapo.

4

Page 5: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

- Melaksanakan kegiatan operasi Bhakti ke-80 dan 81 dan TMMD Imbangan di

wilayah jajaran Korem 044/Gapo.

- Melaksanakan kegiatan non-program yaitu penanggulangan Bencana Alam

- Melaksanakan Bhakti TNI KB-Kes Terpadu bekerjasama dengan BKKBN

Provinsi Kab/Kota dan Dinas Kesehatan Prov. Kab/Kota oleh Seluruh Koodim

jajaran Korem 044/Gapo, Pencanangan Bhakti TNI KB-Kes Terpadu di Kota

Palembang wilayah Prov. Sumsel pada tanggal 23 April 2009.

- Melaksanakan kegiatan Bhakti TNI yang kegiatannya berupa pembangunan

rumah korban bencana alam dan renovasi rumah tidak layak huni di Kodim

0405/Lahat Renovasi RTLH sebanyak 200 unit Rumah.

- Melaksanakan kegiatan Bhakti TNI yang kegiatannya berupa pembersihan jalan

sepanjang 1,5 km

- Melaksanakan kegiatan ketahanan pangan yang dilakasanakan oleh Korem dan

Kodim jajaran Korem 044/Gapo.

- Melaksanakan kegiatan Diksarplin atas permintaan dan Kantor/Instansi berada di

wilayah Sumsel

- Melaksanakan karya bhakti atas permintaan Pemda Kabupaten Empat Lawang

untuk membuka jalan dari kecamatan tebing ke kecamatan Pendopo.

Bidang Intelijen- Dalam rangka menganalisa terjadinya gangguan keamanan di wilayah Prov.

Sumsel dan Prov. Babel aparat intelijen Korem 044/Gapo . Dari analisa

tersebut ancaman militer yang paling memungkinkan adalah

subversive/infiltrasi, terror, pengacauan dan perang terbatas. Sedangkan

ancaman nil militer yaitu menyangkut segenap aspek ipoleksosbud Hankam

dan Agama. Intelijen secara terus menerus melaksanakan kegiatan

pengumpulan keterangan sepanjang waktu sehingga dengan demikian diminta

atau tidak diminta aparat intelijen harus memberikan saran masukan yang

berupa Kirka intelijen kepada Danrem 044/Gapo.

- Terorisme. Mengkedepankan aparat intelijen dan para Babinsa dibantu oleh

Toda, Toga, Todat dan Tomas dalam mengumpulkan keterangan yang

berkaitan dengan terorisme. Koordinasi dengan pihak Polri dalam rangka

memperoleh data para pelaku terorisme, organisasi terorisme serta jaringan

terorisme. Memberdayakan forum Kominda. Memberikan bantuan kepada Polri

5

Page 6: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

dalam rangka penanganan aksi terorisme, sesuai denfan prosedur yang

berlaku.

- Upaya mencegah kedalam yaitu memberikan pencerahan kepada anggota

beserta keluarga TNI selalu waspada terhadap ancaman terorisme dan KBT

tidak mudah digalang oleh para pelaku terorisme. Melakukan tukar menukar

info faktual antara Desk Anti Teror daerah dan Desk Anti Teror Pusat.

Meningkatkan kewaspadaan terhadap pengamanan materiil terutama senjata,

munisi dan bahan peledak serta pengamanan pangkalan.

4. POSWIL BIN SUMSEL- Merupakan unsur pelaksana di wilayah provinsi dan memiliki tugas pokok untuk

menyelenggarakan kegiatan intelijen di wilayah provinsi yang berada di bawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala BIN melalui Deputi II. Kegiatan Intelijen

dimaksud adalah kegiatan adanya ancaman terhadap keamanan daerah

khususnya, dan keamanan nasional pada umumnya. Selanjutnya bahan

keterangan tersebut diolah dan dianalisa untuk dilaporkan pada pimpinan pusat

di Jakarta. Potensi ancaman yang bersifat local (kedaerahan) sejauh ini

disampaikan dalam Forum Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) dan

dikoordinasikan dengan Instansi terkait lainnya untuk diantisipasi dan dicegah

melalui langkah-langkah kebijaksanaan daerah bersama agar tidak

berkembang dan meluas.

- Potensi kerawanan: Sumsel mempunyai luas wilayah 87.017,42 Km2 dan

jumlah penduduk sekitar 7.582.864 jiwa, serta berbatasan dengan Provinsi

Jambi di sebelah Utara, Provinsi Lampung di sebelah Selatan, Provinsi Bangka

Belitung di sebelah Timur dan Provinsi Bengkulu di sebelah barat, menyimpan

berbagai potensi ancaman, tantangan, hambatan dan ganguan (ATHG)

terhadap upaya penciptaan stabilitas wilayah dan bias berpengaruh terhadap

situasi national. Sumsel juga memiliki heteroginitas dalam kelompok

masyarakatnya, baik dari segi agama, etnis/suku, budaya, bahasa dan adapt

istiadat. Kemajemukan tersebut menyimpan berbagai potensi munculnya konflik

yang bernuansa agama, antar suku, antar golongan, antar pengikut partai dan

konflik yang bersumber pada penolakan terhadap kebijakan pemerintah

daerah. Secara spesifik prediksi ancaman yang menjadi perhatian dari sisi

intelijen yaitu pada tiga masalah krusial yakni: terorisme, separatisme, dan

6

Page 7: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

konflik social. Potensi kerawanan yang terjkait dengan permasalahan terorisme

adalah belum terungkapnya sejumlah kelompok teroris yang masih menjadi

potensi ancaman terhadap keamanan dalam negeri. Meskipun beberapa

anggota teroris di wilayah Sumsel sudah ada yang tertangkap pada 28 Juni

2008, yakni Fajar Taslim, Agustiawarman. Wahyudi, Hery Purwanto, Sugiarto,

Ani Sugandi dan Abdurarrahman Thaib, namun beberapa pihak masih skeptis

terhadap upaya aparat keamanan dalam menangani terorisme. Sumsel

merupakan daerah strategis untuk digunakan sebagai transit, pelarian dan

persembunyian kelompok terorisme.

- Langkah-langkah Intelijen : Melakukan koordinasi dengan KPU dan Panitia

Pengawas Pemilu baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kab/Kota terkait

kesiapan dalam pelaksanaan Pemilu 2009. Secara Rutin melakukan koordinasi

dengan unsur-unsur komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) baik di tingkat

Provinsi maupun Kab/Kota. Memberikan masukan-masukan langkah-langkah

strategis kepada Pemerintah Daerah baik provinsi maupun Kab/Kota terkait

pentingnya Deteksi dini, dan berbagai hal yang dikira dapat menyelesaikan

permasalahan. Melakukan pendekatan dan penggalangan kepada tokoh-tokoh

organisasi massa, organisasi politik, kemahasiswaan, pemuda dll. Melakukan

monitoring (pemantauan) secara intensif terhadap kegiatan masyarakat yang

akan mengganggu proses demokrasi Pemilu 2009.

5. DAN LANAL PALEMBANGMerupakan pangkalan operasi TNI-AL yang mempunyai cakupan wilayah kerja di

Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Permasalahan saat ini terutama adalah

letak kantor operasi berada di tepi Sungai Musi, dan tidak dekat dengan Lautan

sehingga secara operasi militer tidak strategis dalam mengamankan wilayah

perairan dan Lautan di kedua Provinsi tersebut. Diharapkan dalam hal ini Mabes

TNI dapat memasukkan renncana pemindahan Lokasi Dan Lanal Palembang di

waktu yang akan dating. Permaslahan lain yaitu komdisi Alutsista yang sudah tua

dan aus membutuhkan penggantian dan pemeliharaan yang berbiaya tinggi.

Kesejahteraan prajurit, khususnya perumahan dinas tidak dapat terpenuhi,

sehingga dibutuhkan pembangaun Rumdis di waktu yang akan dating agar dapat

meningkatkan professionalisme prajurit TNI-AL.

7

Page 8: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

6. DAN LANUD PALEMBANGMerupakan pangkalan operasi TNI-AU Type C. Operasi Udara yang dapat

dilaksanakan di Lanud Palembang yaitu operasi pertahanan Udara, Operasi

Seranagan Udara strategis, Operasi lawan Udara offensif, operasi dukungan

udara, operasi informasi.

Permasalahan yang dihadapi LANUD Palembang meliputi: (1) Hambatan

dalam pelaksanaan kegiatan operasi udara/operasi penerbangan yaitu kurangnya

sarana alat pendukung yaitu: GPU yang ada hanya untuk Arus AC (Arus DC tidak

ada), Forklift, Towing Car, Trolly, Crash Team Kit (Investigation KIT) dan Mobil PK.

Upaya yang dilaksanakan dengan melaporkan ke KO Atas (2) Dinas Personel:

Masih banyaknya jabatan kosong yang harus segera diisi mengingat beban kerja

yang padat. Kelengkapan Mess (kasur, bantalm sprei), untuk Mess Setyo dan

Mess Bravo dibutuhkan sebanayka 80 EA. (3) Dinas Logistik: Terbatasnya blanko-

blanko ADA/Bentuk lain dari Pusat. Saban: Shelter Parkir kendaraan perlu

perbaikan dan penambahan. Masih kekurangan personel sebaganyak 5-7 orang.

Fashar: Terbatasnya sarana alat mesin potong rumput. Rehab Kantor Malanud,

Rehab 2 Unit Rumdis. (3) Asset Tanah: Masih banyak tanah yang belum

bersertifikat, sebagian tanah di Lanud diserobot masyarakat. Belum dapat

dilaksanakan manfaat asset tanah secara optimal. Fasilitas tunjangan kesehatan

kurang memenuhi sehingga pelayanan tidak optimal. Pelatihan/kursus/sekolah

jarang diterima anggota Rumkit. GPU: Kondisi gudang GPL sudah tua dan

terdapat kerusakan pada beberapa lokasi diantaranya pada bagian atap yang

bocor yang mengakibatkan kerusakan pada tempat penutup. Belum dimilikinya

pagar gudang.

Usul: Dalam rangka meningkatkan kinerja Lanud Palembang pada masa

mendatang, diusulkan: Rehab Kantor Malaud, Rehab 2 Unit Rumdis Type 138,

Rehab Barak, Pembangunan Shelter pesawat dan perluasan Apron, Perluasan

dan Pendalaman Reservoir air, meningkatkan status Lanud menjadi Type B.

7. DEPARTEMEN KOMINFO: BALMON, PT TELKOM, OPERATOR SELULER, TVRI, RRI, KPID.A. BALMON

Badan Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II (BALMON): Merupakan unit

pelaksana teknis yang bersifat mandiri di lingkungan Direktorat Jenderal Pos

8

Page 9: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

dan Telekomunikasi DepKominfo RI yang bertugas melaksanakan pengawasan

dan pengendalian di bidang penggunaan spectrum frekuensi radio yang

meliputi kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitoring,

penertiban, evaluasi dan pengujian ilmiah, pengukuran, koordinasi monitoring

frekuensi radio, penyusunan rencana dan program, penyediaan suku cadang,

pemeliharaan dan perbaikan perangkat serta urusan ketatausahaan dan

kerumahtanggaan (Berdasarkan PERMEN Menkominfo RI No:

15/PER/M.KOMINFO/02/2009. Balmon melakukan Pengendalian dan pembinaan frekuensi yang meliputi: Inspeksi/pemeriksaan;

pemantauan/monitoring untuk: Internasional yaitu pemantauan frekuensi atas

dasar permintaan IFRB dan Negara-negara Lain, Pemantauan dalam rangka

koordinasi dengan Negara tertentu untuk kegiatan penetapan frekuensi.

Nasional yaitu Penelitian terhadap frekuensi yang akan ditetapkan dalam

perizinan, pengawasan terhadap pihak stasiun radio yang sudah mendapat izin,

penelitian interferensi (gangguan) dan Penelitian kepadatan spectrum frekuensi

radio. Penanganan gangguan frekuensi. Pembinaan Frekuensi: Upaya-upaya

pembinaan ketertiban terhadap penggunaan frekuensi radio meliputi:

Sosialisasi yang Bertujuan memasyarakatkan peraturan, perundang-undangan

yang berkaitan dengan telekomunikasi, termasuk penggunanaan frekuensi

radio.: Sasaran: Pengguna dan calon pengguna frekuensi, Instansi Pemerintah

dan Perusahaan Swasta. Metode yang digunakan yaitu: Diskusi, lokakarya,

talkshow di media Radio/TV. Penertiban: Bahwa penyelenggaraan

telekomunikasi harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang

berlaku (UU No. 36/1999) guna menjamin kepastian dan perlindungan hukum

bagi pengguna, penyelenggara dan investor telekomunikasi. Dalam melakukan

penertiban frekuensi dilaksanakan oleh Penyidik Pegawaia Negeri Sipil (PPNS)

dengan koordinasi Penyidik Polri dan Unsur-unsur penegak hukum lainnya.

Kendala Balmon secara internal yaitu terbatasnya SDM, Peralatan monitoring

dan pendanaan. Secara Eksternal: Kurangnya kesadaran masyarakat

pengguna frekuensi radio, letak geografis dan perkembangan teknologi.

B. PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk- Program prioritas Telkom dalam Tahun 2009 Kandatel Telkom Sumbagsel

melaksanakan beberapa program-program penting yang ditujukan untuk

9

Page 10: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan layanan yang diberikan

kepada pelanggan. (1) Peningkatan jumlah pelanggan Telkom Sumsel yang

ditujukan untuk lebih meningkatkan kontribusi pendapatan bagi perusahaan

dan Negara, Sampai dengan Juni 2009, Jumlah pelanggan wireline (telepon

kabel) Sumsel telah mencapai angka 167 ribu sst, pelanggan wireless (Flexi)

mencapai 417ribu sst dan pelanggan Broadband Internet (Speedy) telah

mencapai angka 17,9 ribu sst. Angka teledensitas di Sumsel untuk wireline

telah mencapai angka 2,78%, wireless: 7, 14% dan speedy 0,33% dan telah

meng-cover seluruh IKK (Ibukota Kabupaten dan Kotamadya) di Sumsel. (2)

Peningkatan Kapasitas Alat Produksi: Peningkatan kapasitas alat produksi

wireline, wireless dan speedy di Sumsel tetap dilakukan yang ditujukan untuk

menjamin ketersediaan layanan yang dapat diberikan dan diperoleh pelanggan.

Sampai dengan Juni 2009, kapasitas alat produksi wireline telah mencapai

angka 214 ribu sambungan, wireless dengan jumlah BTS sebanyak 133 BTS

dan Speedy sebesar 26 ribu sambungan. (3) Peningkatan layanan yang

diberikan ke pelanggan dilaksanakan melalui strategi speed, smart dan scale.

Strategi Speed: Yaitu memberikan percepatan deliver layanan melalui

implementasi program STO champion, percepatan Instalasi Produk dan

percepatan penanganan gangguan produk. Percepatan pembangunan Alat

Produksi dimana seluruh produk harus tersedia di seluruh area di Sumsel.

Strategi Smart: pembuatan inovasi-inovasi layanan, beberapa inovasi yang

telah dilakukan yaitu peningkatan layanan di Channel melalui standarisasi

plasa-plasa Telkom di Sumsel serta penanganan keluhan pelanggan secara on

air melalui program 147 on the air. Strategi Scale: perluasan channel layanan

melalui implementasi program Sumatra Pulau Diigital dimana channel harus

tersedia di seluuruh area Sumsel.

- Pelaksananaan Kegiatan Sosial dan Corporate Responsibilities (CSR) di

Sumsel, dilakukan melalui dua cara yaitu program kemitraan dan bina

lingkungan. Mulai tahun 2002 sd Juni 2009 jumlah dana kemitraan yang telah

disalurkan adalah sebesar 32,3 milyar dengan 3,212 mitra binaan dan tahun

2009 sebanyak 3,2 Milyar dengan 208 mitra binaan. Bina Lingkungan pada

tahun 2009 telah disalurkan adalah sebesar 786 juta dengan 17 kegiatan untuk

Sumsel dan 987 juta/26 kegiatan untuk Sumbagsel.

10

Page 11: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

- Kendala yang dihadapi PT. Telkom Tbk Sumsel dalam melaksanakan program-

program kegiatannya pada tahun 2009 yaitu: Tingginya angka vandalisme dan

pencurian asset-asset Telkom, dimana mulai tahun 2005 sampai dengan Juni

2009 secara total di Sumsel telah terjadi sebanyak 112 kasus pencurian

dengan angka kerugian diperkirakan sebesar 1 milyar. Pada tahun 2009

Sumbagsel telah terjadi sebanyak 8 kasus pencurian dengan angka kerugian

diperkirakan sebesar 34 juta rupiah. Beberapa upaya yang tetap dilakukan

untuk meminimalisasi angka vandalisme adalah melaui pendekatan eksternal

dan perbaikan internal system telkom Sumbagsel.

- Kekurangan Pasokan Listrik: Kondisi listrik untuk perangkat akses pelanggan di

kota maupun daerah rural masih terjadi drop tegangan, frekuensi pemadaman

aliran listrik relative tinggi dengan durasi yang cukup lama sehingga baterai

back up yang disediakan tidak mampu mencukupi perangkat, ada beberapa

lokasi yang sudah ditambah 2 kali lipat kapasitas baterai back up-nya.

Pemindahan utilitas akibat adanya pelebaran jalan.

- Coverage layanan Telkom Sumsel meliputi 3 produk yaitu: Coverage Wireline

yang telah dapat mengcover seluruh IKK Sumsel. Coverage Wireless yang

telah berhasil mengcover sebanyak 15 dari 15 IKK. Coverage layanan teknologi

informasi yang dapat diakses melalui telkomnet instant dan PDN Paket data

internet serta layanan akses cepat Broadband (Speedy, VPN dan Astinet) yang

telah berhasil mengcover seluruh IKK Sumsel. Adapun daerah-daerah yang

belum tercover wireline dan wireless saat ini dapat dilayani dengan teknologi

VSAT baik untuk komunikasi telephony maupun data dan internet.

C. MITRA OPERATOR SELULAR. Perkembangan operator selular (Telkomsel. Indosat, XL, Axis, Smart, Flexi, BT,

Mobile One, Hutchon CPT, Ceria) di Sumsel sangat signifikan. Contohnya

Telkomsel telah mempunyai pelanggan sebanyak 7,2 juta dengan pelanggan

nasional 75 juta. Para Operator Selular mengembangkan Corporate Social

Responsibility, misalnya Indosat melalui Program Indonesia Belajar yaitu

Program Bantuan Pendidikan yang terintegrasi, Pembinaan Guru

IPA/Matematika, Perlombaan Indosat Wireless Innovation Contest,

Pembangunan Sekolah Unggulan. Indonesia Sehat: Program 8 mobil klinik

keleliling Indonesia, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma yang difokuskan Ibu dan

11

Page 12: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

Bayi. Indoensia Hijau: Program sejuta pohon untuk Indonesia. Mendukung

perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan Sumsel: lebih dari 9.076

kios/outlest penjualan, dukungan kepada wartel dan warung internet, dukungan

7 galeri dan 2.014 Channel Distributor, dukungan sekitar 27.000 wiraniaga,

Lebih dari 15.000 tenaga kerja di pembangunan menara, jaringan dsb. Kendala

yang dihadapi yaitu: Sambungan listrik yang msih sulit terutama di daerah

kecamatan/desa, sehingga cukup banyak BTS menggunakan genset, dengan

biaya operasional lebih besar. Perijinan, adanya perbedaan antara peraturan

pemerintah daerah dengan pemerintah pusat yang mengakibatkan mahalnya

biaya perijinan, contoh: Retribusi Tower.

D. PT POS INDONESIA (Persero)Permasalahan yang saat ini dihadapi yaitu: Tingkat persaingan yang ketat di

Sumsel, Bermunculannya produk substitusi, Budaya mengirim surat yang

semakin menurun, Perkembangan kota yang pesat, menyebabkan nomor

rumah tak teratur, Kondisi geografis, banyak sungai/rawa (biaya operasional

yang tinggi), perkembangan wilayah/kota baru menuntut tambahan fasilitas

layanan, keterbatasan dana investasi, Biaya SDM yang tinggi (Padat Karya);

Tuntutan kualitas layanan, Tuntutan kesejahteraan karyawan, Regulasi Pemda

yaitu larangan container truk masuk ke dalam kota.

Harapan: Untuk daerah-daerah pengembangan dimungkinkan pendirian kantor

pos dengan investsi dari APBN. Mengharapkan dukungan DPR dalam

penerapan law-enforcement terhadap UU No. 6/1984 tentang Pos. Pemberian

Kompensasi yang memadai atas kewajiban layanan umum dalam bentuk PSO.

Mengharapkan dukungan DPR dalam implementasi cross selling dan sinergi

antar BUMN maupun dalam rangka pemanfaatan produk pos oleh Pemerintah

dan BUMN. Sebagai BUMN yang memiliki kewajiban dalam pelayanan pos

sampai ke pelosok, kiranya PT Pos Indonesia masih tetap diberi hak ekslusif

sebagaimana termuat dalam UU No. 6/1984 tentang Pos.

Revisi UU No 6/1984 yang sudah berlangsung cukup lama kirannya dapat

segera diselesaikan dan disahkan, sehingga akan memberikan

ketegasan/kejelasan dalam pengembangan perposan di masa depan.

12

Page 13: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

Menitipkan kepada Wakil Rakyat Yang Terhormat agar dalam proses

pembahasan Revisi UU No. 6/1984 senantiasa berkomitmen objektif, berpihak

pada rakyat dan senantiasa lebih mengutamakan kepentingan nasional.

E. TVRI, RRI, KPID dan PRSSNI1. Permasalahan yang dihadapi TVRI yaitu:

Dari Sisi Anggaran yaitu rendahnya anggaran TVRI yang diterima dari

APBN. Dari Sisi Peralatan: Peralihan dari Analog/Mono ke perkembangan

teknologi sekarang yaitu: Digital/Stereo. Transmisi: Peralihan dari system

VHF (Very High Frekuency) ke UHF (Ultra High Frekuency). Idealnya ada

kemampuan TVRI untuk menyewa satelit + peralatan SNG, sehingga dapat

melakukan siaran antar daerah yang menggambarkan NKRI. Dari sisi Acara:

Sulitnya menjalin kerjasama dengan Pemerintah provinsi/kab/kota karena

kondisi pemancar rata-rata berada di bawah 600 watt serta masih terdapat

daerah blank-spot. Dari sisi Kebijakan: Pada PP No. 13/2005 tidak

tercantum. Sumber pembiayaan TVRI adalah APBD sehingga menghambat

statsiun daerah untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi/Kab/Kota.

Pemerintah kab/kota tidak dapat membantu TVRI karena aturan internal

Depdagri yaitu: Surat Edaran Mendagri No. 903/197/SE/2007 tentang

larangan pendanaan Non Lembaga SKPD dan Permendagri No. 13/2005

tentang larangan Institusi Vertikal mendapat bantuan APBD.

Usulan : Alokasi APBN untuk TVRI pada tahun-tahun mendatang agar lebih

ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan sebagai LPP. Perlu dilakukan

koordinasi lebih lanjut status Badan Hukum LPP TVRI karena tertera pada

UU dan Peraturan Pemerintah, tetapi nonenklatur LPP belum dilalui seperti

halnya Persero atau BLU. Perlu dilakukan kajian terhadap PP No. 13/2005

yang tidak mencantumkan sumber pembiayaan TVRI berasal dari APBD.

Perlu dilakukan pembicaraan in depth antara Depkominfo dengan Depdagri

terkait. Surat Edaran Mendagri No. 903/187/SE/87 tentang Larangan

Pendanaan Non Lembaga SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah),

Permendagri No. 13/2006 tentang larangan Institusi Vertikal mendapatkan

bantuan dari APBD.

13

Page 14: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

2. Permasalahan yang dihadapi RRI yaitu:

TVRI Sumatera Selatan dapat menjalankan operasinya karena

mendapatkan dukungan anggaran dari APBD Pemda Sumsel. Dengan

posisi tersebut, saat ini RRI Sumsel dapat menjalankan operasi yang

disesuaikan dengan posisi anggaran tersebut. Permasalahan yang saat ini

dihadapi adalah : 1) Stasiun Menara pemancar yang kondisinya sudah tua,

membutuhkan penggantian dan pemeliharaan. 2) Terdapatnya masalah

SDM, dimana perbandingan PNS yang memasuki pensiun dan PNS usia

muda tidak seimbang. Sehingga regenerasi tidak berjalan dengan baik.

Disamping Tenaga Lepas (Tenaga Honorer) bekerja melebihi ketentuan

diatas 1 (Satu) tahun, sehingga setiap tahun harus diperpanjang.

3. Permasalahan yang dihadapi KPID yaitu:

KPID yang berkerja berdasarkan anggaran dari KPI Pusat, telah

melaksanakan tugas sesuai dengan UU dan peraturan yang menaunginya.

Permasalahan KPID Sumsel saat ini terutama dibidang penataan para

pelaku di bidang penyiaran. Saat ini pengaturan penyiaran TV Swasta

Daerah masih dalam proses. Masih terdapatnya Siaran TV Swasta Nasional,

yang tidak dapat dikontrol contents siarannya. Demikian pula untuk

Penyelenggara Siaran Radio, masih membutuhkan penataan agar tidak

terdapat penyiar radio yang

4. Permasalahan PRSSNI yang dihadapi yaitu:

Minat masyarakat terhadap Siaran Radio Swasta masih baik, terbukti

pendengar setia semakin bertambah. Permasalahan utama saat ini yaitu

terutama dalam SDM dan Anggaran. Diharapkan PRSSNI di waktu yang

akan dating dapat melakukan sinergi dengan TV Pemerintah maupun

Swasta, sehingga dapat mengembangkan kiprahnya dalam membangun

penyiaran di NKRI.

F. KESIMPULANHasil Kunjungan Kerja Anggota Komisi I DPR RI ke Sumatera Selatan

menghasilkan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti sbb:

1. Kondisi dan posisi Pemda Sumsel membutuhkan dukungan Pemerintah

Pusat, sehubungan dengan adanya rencana kedepan untuk menjadikan

Sumatera Selatan sebagai Provinsi Unggulan dalam bidang Industri,

14

Page 15: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

khususnya dalam bidang mengembangan SDA yang membutuhkan Tenaga

Listrik yang memadai. Pengembangan Tenaga Listrik dengan memanfaatkan

Batu bara yang tersedia banyak (40% persediaaan batu bara nasional)

diharapkan dapat mendorong Pemda Sumsel menjadi penopang

pertumbuhan Ekonomi dan Industri sehingga diharapkan dalam 10 tahun

mendatang Pemda Sumsel dapat menutup hutang Negara dan menyediakan

lapangan kerja yang memadai. Maka dibutuhkan dukungan Pemerintah Pusat

untuk melaksanakan tujuan tersebut.

2. Kondisi dan posisi Kodam II/Sriwijaya Sumatera Selatan terutama dalam

mengatasi keterbatasan SDM yang kurang dibandingkan dengan luas wilayah

kerja. Sehubungan dengan itu dibutuhkan penambahan personel dalam

jajaran Kodam II/Swiwijaya. Disamping itu saat ini Kodam II/Sriwijaya

menghadapi permasalahan alutsista, saat ini alutsista yang ada sudah aus

dan tua, sehingga kesiapan operasional dibawah 50%. Maka dibutuhkan

peremajaan alutsista agar Kodam II/Sriwijaya siap sedia menjalan tugas

membela keutuhan NKRI.

3. Kondisi dan Posisi Dan Lanal dan Dan Lanud Palembang membutuhkan

peningkatan dibidang insfrastruktur (lokasi baru untuk Dan Lanal Palembang)

dan penyediaan Alutsista yang sudah tua dan aus, sehingga membutuhkan

pembenahan secara menyeluruh di bidang alutsista.

4. Kondisi dan Posisi Depkominfo pada saat ini dapat menjalankan secara

optimal sebagai kepanjangan dari Depkominfo Pusat dengan memaksimalkan

program kerja prioritas dan pendukung berdasarkan cetak biru Perencanaan

Depkominfo.

5. Balmon telah dapat menjalan fungsi dan tugasnya dengan baik dalam

mendukung dan memelihara progem Spektrum dan Frekuensi yang

merupakan sumberdaya ekonomi yang terbatas.

6. Para Operator Telekomunikasi telah dapat meng-cover seluruh wilayah

Sumatera Bagian Selatan dan pada saat ini mereka telah mengembangkan

program CSR (Corporate Social Responsibilities) dengan baik dan pada saat

ini Telkom telah mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk memenuhi

target ITU dan UN pada tahun 2015, internet masuk pedesaan.

7. Penyelenggara siaran yaitu TVRI, TV Swasta, RRI dan PRSSI dan KPID telah

bekerja sama dengan baik untuk mengembangkan profesionalisme dalam

15

Page 16: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

penyelenggaraan siaran yang berbasis kedaerahan dengan memperhatikan

tujuan nasioanal yang menjaga keutuhan NKRI.

Jakarta, September 2009

Ketua Tim

Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI Ke Sumatera Bagian Selatan

Drs. SIDARTO DANUSUBROTO., SHA-328

16

Page 17: Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan

DAFTAR LAMPIRAN

SUSUNAN DELGASI DALAM KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN

Ketua Tim : Drs. Sidarto Danusubroto., SH (F-PDIP)Anggota : Drs. Guntur Sasono., M.Si (F-PD) Dr. Arief Mudatsir Mandan., MSi (F-PPP) R.K. Sembiring Meliala (FPDI-P)

Dr. Happy Bone Zulkarnain., MSi (F-PG) Drs. H. Joeslin Nasution., MSi (F-PG)

Drs. Hajriyanto Y. Thohari., MA (F-PG)H. Mutammimul ‘Ula., SH (F-PKS)

Dion Hardi., BA (F-PG)Antarini Malik (F-PG)

Tjahyo Kumolo (F-PDIP) Suparlan., SH (F-PDIP) Markus Silano., S.IP (F-PD) Drs. Dedi Djamaluddin Malik., MSi (F-PAN) Dr. H. Effendy Choirie., MH (F-PKB)Sekretariat : M. Maruf ., S. Sos

Jaka Adiwiguna., S.SosStaff Ahli : Dr. Agus Burhanuddin AdidiPemberitaan : Doni SuharnoPejabat Penghubung : Laksma Leonardi (Penghubung Dephan)

Letkol Kav. Enang Rusdiana W. (Penghubung Dephan)Drs. Bambang Isdiono (Penghubung Kominfo)Endro Pranowo, SE (Penghubung PT Pos Ind.) Arief Taufik., SH (Penghubung PT Pos Ind.)Budi Harsono (Penguhung BIN)

17