kunjungan kerja komisi i dpr ri ke provinsi sumatera selatan
TRANSCRIPT
LAPORAN KUNJUNGAN KERJAKOMISI I DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN
DALAM RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2008-2009 TANGGAL 13-16 JULI 2009
Jakarta 18 Agustus 2009
Kepada Yth Pimpinan Komisi I DPR RIPara Anggota Komisi I DPR RI
Assalamualaikum W. W. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.
Berdasarkan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia No:
……../PIMP/IV/2008-2009 Tentang: Penugasan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia untuk melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera
Selatan dari Tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan Tanggal 16 Juli 2009. Kunker ini
dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia terhadap pelaksanaan tugas para mitra Komisi I DPR RI di daerah provinsi
Sumatera Selatan.
A. PIMPINAN DAN ANGGOTA TIM
Kunjungan Kerja ke Sumatera Selatan yang dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009
sampai dengan 16 Juli 2009, dengan susunan keanggotaan tim yang terdiri dari 15
(lima belas) orang Anggota Komisi I DPR RI, didukung oleh 2 (dua) orang Sekretariat
Komisi I DPR RI, 1 (satu) orang Staf Ahli Komisi I DPR RI, 1 (satu) orang Staf
Pemberitaan DPR RI. (terlampir)
B. ISU-ISU TERPENTING
Pada saat ini Pemerintahan Daerah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan, Kodam
II/Sriwijaya, Makorem 044/Gapo, Mapolda Sumsel, PT Telkom PT Pos Indonesia,
Balai Monitoring Spektrum Frekuensi & Orbit Satelit Palembang dan Operator Selular
(Telkomsel, Indosat, Exelcomindo), TVRI, RRI dan KPID, Dan Lanal, Poswil BIN,
1
Dan Lanud Palembang menghadapi isu-isu strategik di bidang politik, ekonomi,
pertahanan dan budaya, yang dapat dirangkum sebagai berikut:
1. PEMDA PROVINSI SUMATERA SELATANPada saat ini Pemda Provinsi Sumatera Selatan telah sukses menjalankan
program pendidikan dan kesehatan gratis bagi penduduk usia sekolah dan seluruh
penduduk Sumatera Selatan, dengan sumber pembiayaan secara urunan dari
setiap Pemda Tk II dan Kotamadya secara sukarela sesuai dengan kemampuan
yang ada. Program ini telah berhasil mengangkat kinerja Pemprov. Tk I Sumatera
Selatan baik secara nasional dan internasional.
Potensi Pemprov. Sumatera Selatan di bidang Sumber Daya Alam, khususnya
Batubara sangatlah tinggi. Tercatat 40% sumber batubara Indonesia berasal dari
Sumatera Selatan yang dapat memproduksi 100 juta Metrik Ton/Tahun. Namum
potensi ini belum digali sepenuhnya karena belum dilakukan ekplorasi 100%.
Sehubungan dengan itu maka Program Pemprov. Sumatera Selatan sampai
dengan tahun 2014 yaitu mengembangkan potensi ini. Untuk mendukung hal
tersebut, saat ini sedang dibangun Bandar Tanjung Siapi-api (seluas 30 Ha)
dengan biaya Rp. 15 Triliun. Secara parallel akan dibangun jalan Kereta Api
sepanjang 270 Km. Diharapkan Pemda Tk II Sumatera Selatan akan mencapai
surplus pangan, lumbung enerji nasional, dan menciptakan industri maju, sehingga
terwujudnya jati diri bangsa.
2. KODAM II/SRWIJAYA- Permasalahan yang dihadapi saat ini yang perlu ditanggulangi secepatnya
yaitu: (1) Kekurangan personel militer, dimana saat ini Pamen berjumlah: 97
orang, Pama: 325 orang dan Bintara: 2.343 orang. (2) Usia alutsista ada yang
sudah cukup, jumlah alutsista dihadapkan dengan TOP/DSPP baru mencapai
62%. (3) Jumlah sarana operasional berupa kendaraan dihadapkan dg
TOP/DSPP baru terpenuhi 59%. Untuk materil khusus Intel masih 0%. (4)
Anggaran pemeliharaan terlalu kecil dihadapkan dengan indeks normatifnya
yaitu antara 1-5%. Untuk pengamanan tanah dan bangunan Negara (TNI-AD)
perlu adanya anggaran untuk sertifikasi tanah dan bangunan.
2
- Permasalahan Bidang Anggaran: Kendala dihadapi dalam pelaksananaan
Anggaran TA 2008 yaitu adanya kelambatan orientasi yang diterima untuk
Kodam II/Swj sehingga berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan satuan-satuan
yang seluruhnya sudah terjadwal sesuai dengan program yang ada. Sebagai
contoh: kegiatan pendidikan untuk Rindam II/Swj dan Latihan Rutin yang harus
dilaksanakan untuk satuan-satuan jajaran Kodam II/Swj. Upaya yang
dilaksanakan untuk mengatasinya dengan melaksanakan kegiatan tersebut
sesuai waktunya menggunakan dana abadi yang ada di satuan-satuan
tersebut.
3. KOREM 044/GAPOPembinaan territorial yang dilaksanakan oleh Korem 044/GAPO dalam rangka
untuk menciptakan Ruang, Alat dan Kondisi Juang yang tangguh guna
kepentingan Pertahanan Negara di wilayah Provinsi Sumsel dan Prov. Kep
Bangka Belitung adapun pelaksanaannya dilakukan sesuai Program maupun Non
Program dengan kegiatan sbb:
Bidang Puanter: - melaksanakan kegiatan pembinnaan kesiapan Apwil bagi satuan Kowil jajaran
Korem 044/Gapo selama satu minggu pada bulan ke 2 setiap triwulan
sepanjang TA 2008.
- Melaksanakan kegiatan lomba karya tulis territorial yang dilakasanakan pada
tanggal 16 April sd 12 Juli 2008 dengan peserta Pamen dan Pama jajaran
Korem 044/Gapo.
- Melaksanakan kegiatan Binter Terbuka setiap Triwulan selama TA 2008 dan
dilakasanakan oleh Yonif 141/AYJP
- Mengikuti Lomba Binter ke XVI TA 2008 tingkat Kodam II/Swj pada tanggal 27
Oktober sd 6 Desember 2008. Hasil penilaian Lomba Binter ke XVI TA 2008
tingkat Kodam II/Swj yaitu Kodim 0403/OKU sebagai Kodim Pratama.
- Melaksanakan pendayagunaan Koramil Model sebagai tempat pelatihan dan
pembekalan bagi personel yang baru masuk ke satuan Kowil.
- Melaksanakan kajian Orgas Satkowil untuk mengevaluasi kemampuan dan
kesiapan Satkowil jajaran Korem 044/Gapo dalam melaksanakan Tugas Pokok
dilaksanakan setiap Semester TA 2008 oleh Korem 044/Gapo.
3
Bidang Wanwil- PRAMUKA. Melaksanakan pembinaan Pramuka diseluruh Kodim Jajaran Korem
044/Gapo serta membentuk Gudep-gudep dan Saka Wira Kartika dilengkapi
dengan kemampuan keterampilan Krida Navigasi darat, krida pioneering, Krida
Mountenering, Krida Survival dan Krida Penanggulangan Bencana
- RUTR. Melaksanakan kegiatan asistensi, revisi dan penyusunan RUTR wilayah
pertahanan darat Korem 044/Gapo dan jajarannya.
- Inventarisasi Data Wanwil, melaksanakan kegiatan pemutahiran data dan
inventarisasi data Wanwil (SDA, SDM, SDB dan Konsos) diselenggarakan oleh
Siterrem 044/Gapo dan Kodim Jajaran Korem 044/Gapo.
- Menerima kegiatan sosialisasi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan dan
Penyelenggaraan Binter Pasca UU Nomor 34/2004 di Makodam II/Swj
- Menerima kegiatan sosialisasi menyikapi Bangkitnya Bahaya Laten Komunisme
di Indonesia dan faham radikal disatuan jajaran Korem 044/Gapo dengan
Pemberi materi tentang sosialisasi balatkom dan faham radikal bertempat di
Balai Prajurit Makorem 044/Gapo diselenggarakan pada tanggal 6 November
2008.
- Menerima sosialisasi Jaring Teritorial di Kodam II/Swj dengan kegiatan
sosialisasi Jaring territorial yang diselenggaran pada tanggal 28 sd 29 Maret
2008.
- Melaksanakan kegiatan penataran dan lokakarya Dosen Kewarganegaraan
(Doswar) Provinsi Sumsel dan Babel, dilaksanakan pada tanggal 18 sd 19 Juni
2008 terpusat di Dodik Bela Negara Rindam II/Swj.
- Melaksanakan pemutahiran data Ter secara rutin dan terus-menerus.
Bidang Komsos.- Terselenggaranya kegiatan komsos di wilayah Korem 044/Gapo dilakasanakan
Komandan Satkowil atas permintaan dan secara parsil guna terbangunnya
pertahanan yang positif dan terjalin kerjasama yang erat yang melingkupi:
Aparat Pemerintahan, Komponen Masyarakat, Keluarga Besar TNI dan Aparat
Korwil.
Bidang Bhakti TNI- Melaksanakan kegiatan Karya Bhakti ke-II dan kegiatan Bhakti pada minggu ke II
setiap bulannya oleh seluruh satuan jajaran Korem 044/Gapo.
4
- Melaksanakan kegiatan operasi Bhakti ke-80 dan 81 dan TMMD Imbangan di
wilayah jajaran Korem 044/Gapo.
- Melaksanakan kegiatan non-program yaitu penanggulangan Bencana Alam
- Melaksanakan Bhakti TNI KB-Kes Terpadu bekerjasama dengan BKKBN
Provinsi Kab/Kota dan Dinas Kesehatan Prov. Kab/Kota oleh Seluruh Koodim
jajaran Korem 044/Gapo, Pencanangan Bhakti TNI KB-Kes Terpadu di Kota
Palembang wilayah Prov. Sumsel pada tanggal 23 April 2009.
- Melaksanakan kegiatan Bhakti TNI yang kegiatannya berupa pembangunan
rumah korban bencana alam dan renovasi rumah tidak layak huni di Kodim
0405/Lahat Renovasi RTLH sebanyak 200 unit Rumah.
- Melaksanakan kegiatan Bhakti TNI yang kegiatannya berupa pembersihan jalan
sepanjang 1,5 km
- Melaksanakan kegiatan ketahanan pangan yang dilakasanakan oleh Korem dan
Kodim jajaran Korem 044/Gapo.
- Melaksanakan kegiatan Diksarplin atas permintaan dan Kantor/Instansi berada di
wilayah Sumsel
- Melaksanakan karya bhakti atas permintaan Pemda Kabupaten Empat Lawang
untuk membuka jalan dari kecamatan tebing ke kecamatan Pendopo.
Bidang Intelijen- Dalam rangka menganalisa terjadinya gangguan keamanan di wilayah Prov.
Sumsel dan Prov. Babel aparat intelijen Korem 044/Gapo . Dari analisa
tersebut ancaman militer yang paling memungkinkan adalah
subversive/infiltrasi, terror, pengacauan dan perang terbatas. Sedangkan
ancaman nil militer yaitu menyangkut segenap aspek ipoleksosbud Hankam
dan Agama. Intelijen secara terus menerus melaksanakan kegiatan
pengumpulan keterangan sepanjang waktu sehingga dengan demikian diminta
atau tidak diminta aparat intelijen harus memberikan saran masukan yang
berupa Kirka intelijen kepada Danrem 044/Gapo.
- Terorisme. Mengkedepankan aparat intelijen dan para Babinsa dibantu oleh
Toda, Toga, Todat dan Tomas dalam mengumpulkan keterangan yang
berkaitan dengan terorisme. Koordinasi dengan pihak Polri dalam rangka
memperoleh data para pelaku terorisme, organisasi terorisme serta jaringan
terorisme. Memberdayakan forum Kominda. Memberikan bantuan kepada Polri
5
dalam rangka penanganan aksi terorisme, sesuai denfan prosedur yang
berlaku.
- Upaya mencegah kedalam yaitu memberikan pencerahan kepada anggota
beserta keluarga TNI selalu waspada terhadap ancaman terorisme dan KBT
tidak mudah digalang oleh para pelaku terorisme. Melakukan tukar menukar
info faktual antara Desk Anti Teror daerah dan Desk Anti Teror Pusat.
Meningkatkan kewaspadaan terhadap pengamanan materiil terutama senjata,
munisi dan bahan peledak serta pengamanan pangkalan.
4. POSWIL BIN SUMSEL- Merupakan unsur pelaksana di wilayah provinsi dan memiliki tugas pokok untuk
menyelenggarakan kegiatan intelijen di wilayah provinsi yang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala BIN melalui Deputi II. Kegiatan Intelijen
dimaksud adalah kegiatan adanya ancaman terhadap keamanan daerah
khususnya, dan keamanan nasional pada umumnya. Selanjutnya bahan
keterangan tersebut diolah dan dianalisa untuk dilaporkan pada pimpinan pusat
di Jakarta. Potensi ancaman yang bersifat local (kedaerahan) sejauh ini
disampaikan dalam Forum Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) dan
dikoordinasikan dengan Instansi terkait lainnya untuk diantisipasi dan dicegah
melalui langkah-langkah kebijaksanaan daerah bersama agar tidak
berkembang dan meluas.
- Potensi kerawanan: Sumsel mempunyai luas wilayah 87.017,42 Km2 dan
jumlah penduduk sekitar 7.582.864 jiwa, serta berbatasan dengan Provinsi
Jambi di sebelah Utara, Provinsi Lampung di sebelah Selatan, Provinsi Bangka
Belitung di sebelah Timur dan Provinsi Bengkulu di sebelah barat, menyimpan
berbagai potensi ancaman, tantangan, hambatan dan ganguan (ATHG)
terhadap upaya penciptaan stabilitas wilayah dan bias berpengaruh terhadap
situasi national. Sumsel juga memiliki heteroginitas dalam kelompok
masyarakatnya, baik dari segi agama, etnis/suku, budaya, bahasa dan adapt
istiadat. Kemajemukan tersebut menyimpan berbagai potensi munculnya konflik
yang bernuansa agama, antar suku, antar golongan, antar pengikut partai dan
konflik yang bersumber pada penolakan terhadap kebijakan pemerintah
daerah. Secara spesifik prediksi ancaman yang menjadi perhatian dari sisi
intelijen yaitu pada tiga masalah krusial yakni: terorisme, separatisme, dan
6
konflik social. Potensi kerawanan yang terjkait dengan permasalahan terorisme
adalah belum terungkapnya sejumlah kelompok teroris yang masih menjadi
potensi ancaman terhadap keamanan dalam negeri. Meskipun beberapa
anggota teroris di wilayah Sumsel sudah ada yang tertangkap pada 28 Juni
2008, yakni Fajar Taslim, Agustiawarman. Wahyudi, Hery Purwanto, Sugiarto,
Ani Sugandi dan Abdurarrahman Thaib, namun beberapa pihak masih skeptis
terhadap upaya aparat keamanan dalam menangani terorisme. Sumsel
merupakan daerah strategis untuk digunakan sebagai transit, pelarian dan
persembunyian kelompok terorisme.
- Langkah-langkah Intelijen : Melakukan koordinasi dengan KPU dan Panitia
Pengawas Pemilu baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kab/Kota terkait
kesiapan dalam pelaksanaan Pemilu 2009. Secara Rutin melakukan koordinasi
dengan unsur-unsur komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) baik di tingkat
Provinsi maupun Kab/Kota. Memberikan masukan-masukan langkah-langkah
strategis kepada Pemerintah Daerah baik provinsi maupun Kab/Kota terkait
pentingnya Deteksi dini, dan berbagai hal yang dikira dapat menyelesaikan
permasalahan. Melakukan pendekatan dan penggalangan kepada tokoh-tokoh
organisasi massa, organisasi politik, kemahasiswaan, pemuda dll. Melakukan
monitoring (pemantauan) secara intensif terhadap kegiatan masyarakat yang
akan mengganggu proses demokrasi Pemilu 2009.
5. DAN LANAL PALEMBANGMerupakan pangkalan operasi TNI-AL yang mempunyai cakupan wilayah kerja di
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Permasalahan saat ini terutama adalah
letak kantor operasi berada di tepi Sungai Musi, dan tidak dekat dengan Lautan
sehingga secara operasi militer tidak strategis dalam mengamankan wilayah
perairan dan Lautan di kedua Provinsi tersebut. Diharapkan dalam hal ini Mabes
TNI dapat memasukkan renncana pemindahan Lokasi Dan Lanal Palembang di
waktu yang akan dating. Permaslahan lain yaitu komdisi Alutsista yang sudah tua
dan aus membutuhkan penggantian dan pemeliharaan yang berbiaya tinggi.
Kesejahteraan prajurit, khususnya perumahan dinas tidak dapat terpenuhi,
sehingga dibutuhkan pembangaun Rumdis di waktu yang akan dating agar dapat
meningkatkan professionalisme prajurit TNI-AL.
7
6. DAN LANUD PALEMBANGMerupakan pangkalan operasi TNI-AU Type C. Operasi Udara yang dapat
dilaksanakan di Lanud Palembang yaitu operasi pertahanan Udara, Operasi
Seranagan Udara strategis, Operasi lawan Udara offensif, operasi dukungan
udara, operasi informasi.
Permasalahan yang dihadapi LANUD Palembang meliputi: (1) Hambatan
dalam pelaksanaan kegiatan operasi udara/operasi penerbangan yaitu kurangnya
sarana alat pendukung yaitu: GPU yang ada hanya untuk Arus AC (Arus DC tidak
ada), Forklift, Towing Car, Trolly, Crash Team Kit (Investigation KIT) dan Mobil PK.
Upaya yang dilaksanakan dengan melaporkan ke KO Atas (2) Dinas Personel:
Masih banyaknya jabatan kosong yang harus segera diisi mengingat beban kerja
yang padat. Kelengkapan Mess (kasur, bantalm sprei), untuk Mess Setyo dan
Mess Bravo dibutuhkan sebanayka 80 EA. (3) Dinas Logistik: Terbatasnya blanko-
blanko ADA/Bentuk lain dari Pusat. Saban: Shelter Parkir kendaraan perlu
perbaikan dan penambahan. Masih kekurangan personel sebaganyak 5-7 orang.
Fashar: Terbatasnya sarana alat mesin potong rumput. Rehab Kantor Malanud,
Rehab 2 Unit Rumdis. (3) Asset Tanah: Masih banyak tanah yang belum
bersertifikat, sebagian tanah di Lanud diserobot masyarakat. Belum dapat
dilaksanakan manfaat asset tanah secara optimal. Fasilitas tunjangan kesehatan
kurang memenuhi sehingga pelayanan tidak optimal. Pelatihan/kursus/sekolah
jarang diterima anggota Rumkit. GPU: Kondisi gudang GPL sudah tua dan
terdapat kerusakan pada beberapa lokasi diantaranya pada bagian atap yang
bocor yang mengakibatkan kerusakan pada tempat penutup. Belum dimilikinya
pagar gudang.
Usul: Dalam rangka meningkatkan kinerja Lanud Palembang pada masa
mendatang, diusulkan: Rehab Kantor Malaud, Rehab 2 Unit Rumdis Type 138,
Rehab Barak, Pembangunan Shelter pesawat dan perluasan Apron, Perluasan
dan Pendalaman Reservoir air, meningkatkan status Lanud menjadi Type B.
7. DEPARTEMEN KOMINFO: BALMON, PT TELKOM, OPERATOR SELULER, TVRI, RRI, KPID.A. BALMON
Badan Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II (BALMON): Merupakan unit
pelaksana teknis yang bersifat mandiri di lingkungan Direktorat Jenderal Pos
8
dan Telekomunikasi DepKominfo RI yang bertugas melaksanakan pengawasan
dan pengendalian di bidang penggunaan spectrum frekuensi radio yang
meliputi kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitoring,
penertiban, evaluasi dan pengujian ilmiah, pengukuran, koordinasi monitoring
frekuensi radio, penyusunan rencana dan program, penyediaan suku cadang,
pemeliharaan dan perbaikan perangkat serta urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan (Berdasarkan PERMEN Menkominfo RI No:
15/PER/M.KOMINFO/02/2009. Balmon melakukan Pengendalian dan pembinaan frekuensi yang meliputi: Inspeksi/pemeriksaan;
pemantauan/monitoring untuk: Internasional yaitu pemantauan frekuensi atas
dasar permintaan IFRB dan Negara-negara Lain, Pemantauan dalam rangka
koordinasi dengan Negara tertentu untuk kegiatan penetapan frekuensi.
Nasional yaitu Penelitian terhadap frekuensi yang akan ditetapkan dalam
perizinan, pengawasan terhadap pihak stasiun radio yang sudah mendapat izin,
penelitian interferensi (gangguan) dan Penelitian kepadatan spectrum frekuensi
radio. Penanganan gangguan frekuensi. Pembinaan Frekuensi: Upaya-upaya
pembinaan ketertiban terhadap penggunaan frekuensi radio meliputi:
Sosialisasi yang Bertujuan memasyarakatkan peraturan, perundang-undangan
yang berkaitan dengan telekomunikasi, termasuk penggunanaan frekuensi
radio.: Sasaran: Pengguna dan calon pengguna frekuensi, Instansi Pemerintah
dan Perusahaan Swasta. Metode yang digunakan yaitu: Diskusi, lokakarya,
talkshow di media Radio/TV. Penertiban: Bahwa penyelenggaraan
telekomunikasi harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 36/1999) guna menjamin kepastian dan perlindungan hukum
bagi pengguna, penyelenggara dan investor telekomunikasi. Dalam melakukan
penertiban frekuensi dilaksanakan oleh Penyidik Pegawaia Negeri Sipil (PPNS)
dengan koordinasi Penyidik Polri dan Unsur-unsur penegak hukum lainnya.
Kendala Balmon secara internal yaitu terbatasnya SDM, Peralatan monitoring
dan pendanaan. Secara Eksternal: Kurangnya kesadaran masyarakat
pengguna frekuensi radio, letak geografis dan perkembangan teknologi.
B. PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk- Program prioritas Telkom dalam Tahun 2009 Kandatel Telkom Sumbagsel
melaksanakan beberapa program-program penting yang ditujukan untuk
9
meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan layanan yang diberikan
kepada pelanggan. (1) Peningkatan jumlah pelanggan Telkom Sumsel yang
ditujukan untuk lebih meningkatkan kontribusi pendapatan bagi perusahaan
dan Negara, Sampai dengan Juni 2009, Jumlah pelanggan wireline (telepon
kabel) Sumsel telah mencapai angka 167 ribu sst, pelanggan wireless (Flexi)
mencapai 417ribu sst dan pelanggan Broadband Internet (Speedy) telah
mencapai angka 17,9 ribu sst. Angka teledensitas di Sumsel untuk wireline
telah mencapai angka 2,78%, wireless: 7, 14% dan speedy 0,33% dan telah
meng-cover seluruh IKK (Ibukota Kabupaten dan Kotamadya) di Sumsel. (2)
Peningkatan Kapasitas Alat Produksi: Peningkatan kapasitas alat produksi
wireline, wireless dan speedy di Sumsel tetap dilakukan yang ditujukan untuk
menjamin ketersediaan layanan yang dapat diberikan dan diperoleh pelanggan.
Sampai dengan Juni 2009, kapasitas alat produksi wireline telah mencapai
angka 214 ribu sambungan, wireless dengan jumlah BTS sebanyak 133 BTS
dan Speedy sebesar 26 ribu sambungan. (3) Peningkatan layanan yang
diberikan ke pelanggan dilaksanakan melalui strategi speed, smart dan scale.
Strategi Speed: Yaitu memberikan percepatan deliver layanan melalui
implementasi program STO champion, percepatan Instalasi Produk dan
percepatan penanganan gangguan produk. Percepatan pembangunan Alat
Produksi dimana seluruh produk harus tersedia di seluruh area di Sumsel.
Strategi Smart: pembuatan inovasi-inovasi layanan, beberapa inovasi yang
telah dilakukan yaitu peningkatan layanan di Channel melalui standarisasi
plasa-plasa Telkom di Sumsel serta penanganan keluhan pelanggan secara on
air melalui program 147 on the air. Strategi Scale: perluasan channel layanan
melalui implementasi program Sumatra Pulau Diigital dimana channel harus
tersedia di seluuruh area Sumsel.
- Pelaksananaan Kegiatan Sosial dan Corporate Responsibilities (CSR) di
Sumsel, dilakukan melalui dua cara yaitu program kemitraan dan bina
lingkungan. Mulai tahun 2002 sd Juni 2009 jumlah dana kemitraan yang telah
disalurkan adalah sebesar 32,3 milyar dengan 3,212 mitra binaan dan tahun
2009 sebanyak 3,2 Milyar dengan 208 mitra binaan. Bina Lingkungan pada
tahun 2009 telah disalurkan adalah sebesar 786 juta dengan 17 kegiatan untuk
Sumsel dan 987 juta/26 kegiatan untuk Sumbagsel.
10
- Kendala yang dihadapi PT. Telkom Tbk Sumsel dalam melaksanakan program-
program kegiatannya pada tahun 2009 yaitu: Tingginya angka vandalisme dan
pencurian asset-asset Telkom, dimana mulai tahun 2005 sampai dengan Juni
2009 secara total di Sumsel telah terjadi sebanyak 112 kasus pencurian
dengan angka kerugian diperkirakan sebesar 1 milyar. Pada tahun 2009
Sumbagsel telah terjadi sebanyak 8 kasus pencurian dengan angka kerugian
diperkirakan sebesar 34 juta rupiah. Beberapa upaya yang tetap dilakukan
untuk meminimalisasi angka vandalisme adalah melaui pendekatan eksternal
dan perbaikan internal system telkom Sumbagsel.
- Kekurangan Pasokan Listrik: Kondisi listrik untuk perangkat akses pelanggan di
kota maupun daerah rural masih terjadi drop tegangan, frekuensi pemadaman
aliran listrik relative tinggi dengan durasi yang cukup lama sehingga baterai
back up yang disediakan tidak mampu mencukupi perangkat, ada beberapa
lokasi yang sudah ditambah 2 kali lipat kapasitas baterai back up-nya.
Pemindahan utilitas akibat adanya pelebaran jalan.
- Coverage layanan Telkom Sumsel meliputi 3 produk yaitu: Coverage Wireline
yang telah dapat mengcover seluruh IKK Sumsel. Coverage Wireless yang
telah berhasil mengcover sebanyak 15 dari 15 IKK. Coverage layanan teknologi
informasi yang dapat diakses melalui telkomnet instant dan PDN Paket data
internet serta layanan akses cepat Broadband (Speedy, VPN dan Astinet) yang
telah berhasil mengcover seluruh IKK Sumsel. Adapun daerah-daerah yang
belum tercover wireline dan wireless saat ini dapat dilayani dengan teknologi
VSAT baik untuk komunikasi telephony maupun data dan internet.
C. MITRA OPERATOR SELULAR. Perkembangan operator selular (Telkomsel. Indosat, XL, Axis, Smart, Flexi, BT,
Mobile One, Hutchon CPT, Ceria) di Sumsel sangat signifikan. Contohnya
Telkomsel telah mempunyai pelanggan sebanyak 7,2 juta dengan pelanggan
nasional 75 juta. Para Operator Selular mengembangkan Corporate Social
Responsibility, misalnya Indosat melalui Program Indonesia Belajar yaitu
Program Bantuan Pendidikan yang terintegrasi, Pembinaan Guru
IPA/Matematika, Perlombaan Indosat Wireless Innovation Contest,
Pembangunan Sekolah Unggulan. Indonesia Sehat: Program 8 mobil klinik
keleliling Indonesia, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma yang difokuskan Ibu dan
11
Bayi. Indoensia Hijau: Program sejuta pohon untuk Indonesia. Mendukung
perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan Sumsel: lebih dari 9.076
kios/outlest penjualan, dukungan kepada wartel dan warung internet, dukungan
7 galeri dan 2.014 Channel Distributor, dukungan sekitar 27.000 wiraniaga,
Lebih dari 15.000 tenaga kerja di pembangunan menara, jaringan dsb. Kendala
yang dihadapi yaitu: Sambungan listrik yang msih sulit terutama di daerah
kecamatan/desa, sehingga cukup banyak BTS menggunakan genset, dengan
biaya operasional lebih besar. Perijinan, adanya perbedaan antara peraturan
pemerintah daerah dengan pemerintah pusat yang mengakibatkan mahalnya
biaya perijinan, contoh: Retribusi Tower.
D. PT POS INDONESIA (Persero)Permasalahan yang saat ini dihadapi yaitu: Tingkat persaingan yang ketat di
Sumsel, Bermunculannya produk substitusi, Budaya mengirim surat yang
semakin menurun, Perkembangan kota yang pesat, menyebabkan nomor
rumah tak teratur, Kondisi geografis, banyak sungai/rawa (biaya operasional
yang tinggi), perkembangan wilayah/kota baru menuntut tambahan fasilitas
layanan, keterbatasan dana investasi, Biaya SDM yang tinggi (Padat Karya);
Tuntutan kualitas layanan, Tuntutan kesejahteraan karyawan, Regulasi Pemda
yaitu larangan container truk masuk ke dalam kota.
Harapan: Untuk daerah-daerah pengembangan dimungkinkan pendirian kantor
pos dengan investsi dari APBN. Mengharapkan dukungan DPR dalam
penerapan law-enforcement terhadap UU No. 6/1984 tentang Pos. Pemberian
Kompensasi yang memadai atas kewajiban layanan umum dalam bentuk PSO.
Mengharapkan dukungan DPR dalam implementasi cross selling dan sinergi
antar BUMN maupun dalam rangka pemanfaatan produk pos oleh Pemerintah
dan BUMN. Sebagai BUMN yang memiliki kewajiban dalam pelayanan pos
sampai ke pelosok, kiranya PT Pos Indonesia masih tetap diberi hak ekslusif
sebagaimana termuat dalam UU No. 6/1984 tentang Pos.
Revisi UU No 6/1984 yang sudah berlangsung cukup lama kirannya dapat
segera diselesaikan dan disahkan, sehingga akan memberikan
ketegasan/kejelasan dalam pengembangan perposan di masa depan.
12
Menitipkan kepada Wakil Rakyat Yang Terhormat agar dalam proses
pembahasan Revisi UU No. 6/1984 senantiasa berkomitmen objektif, berpihak
pada rakyat dan senantiasa lebih mengutamakan kepentingan nasional.
E. TVRI, RRI, KPID dan PRSSNI1. Permasalahan yang dihadapi TVRI yaitu:
Dari Sisi Anggaran yaitu rendahnya anggaran TVRI yang diterima dari
APBN. Dari Sisi Peralatan: Peralihan dari Analog/Mono ke perkembangan
teknologi sekarang yaitu: Digital/Stereo. Transmisi: Peralihan dari system
VHF (Very High Frekuency) ke UHF (Ultra High Frekuency). Idealnya ada
kemampuan TVRI untuk menyewa satelit + peralatan SNG, sehingga dapat
melakukan siaran antar daerah yang menggambarkan NKRI. Dari sisi Acara:
Sulitnya menjalin kerjasama dengan Pemerintah provinsi/kab/kota karena
kondisi pemancar rata-rata berada di bawah 600 watt serta masih terdapat
daerah blank-spot. Dari sisi Kebijakan: Pada PP No. 13/2005 tidak
tercantum. Sumber pembiayaan TVRI adalah APBD sehingga menghambat
statsiun daerah untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi/Kab/Kota.
Pemerintah kab/kota tidak dapat membantu TVRI karena aturan internal
Depdagri yaitu: Surat Edaran Mendagri No. 903/197/SE/2007 tentang
larangan pendanaan Non Lembaga SKPD dan Permendagri No. 13/2005
tentang larangan Institusi Vertikal mendapat bantuan APBD.
Usulan : Alokasi APBN untuk TVRI pada tahun-tahun mendatang agar lebih
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan sebagai LPP. Perlu dilakukan
koordinasi lebih lanjut status Badan Hukum LPP TVRI karena tertera pada
UU dan Peraturan Pemerintah, tetapi nonenklatur LPP belum dilalui seperti
halnya Persero atau BLU. Perlu dilakukan kajian terhadap PP No. 13/2005
yang tidak mencantumkan sumber pembiayaan TVRI berasal dari APBD.
Perlu dilakukan pembicaraan in depth antara Depkominfo dengan Depdagri
terkait. Surat Edaran Mendagri No. 903/187/SE/87 tentang Larangan
Pendanaan Non Lembaga SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah),
Permendagri No. 13/2006 tentang larangan Institusi Vertikal mendapatkan
bantuan dari APBD.
13
2. Permasalahan yang dihadapi RRI yaitu:
TVRI Sumatera Selatan dapat menjalankan operasinya karena
mendapatkan dukungan anggaran dari APBD Pemda Sumsel. Dengan
posisi tersebut, saat ini RRI Sumsel dapat menjalankan operasi yang
disesuaikan dengan posisi anggaran tersebut. Permasalahan yang saat ini
dihadapi adalah : 1) Stasiun Menara pemancar yang kondisinya sudah tua,
membutuhkan penggantian dan pemeliharaan. 2) Terdapatnya masalah
SDM, dimana perbandingan PNS yang memasuki pensiun dan PNS usia
muda tidak seimbang. Sehingga regenerasi tidak berjalan dengan baik.
Disamping Tenaga Lepas (Tenaga Honorer) bekerja melebihi ketentuan
diatas 1 (Satu) tahun, sehingga setiap tahun harus diperpanjang.
3. Permasalahan yang dihadapi KPID yaitu:
KPID yang berkerja berdasarkan anggaran dari KPI Pusat, telah
melaksanakan tugas sesuai dengan UU dan peraturan yang menaunginya.
Permasalahan KPID Sumsel saat ini terutama dibidang penataan para
pelaku di bidang penyiaran. Saat ini pengaturan penyiaran TV Swasta
Daerah masih dalam proses. Masih terdapatnya Siaran TV Swasta Nasional,
yang tidak dapat dikontrol contents siarannya. Demikian pula untuk
Penyelenggara Siaran Radio, masih membutuhkan penataan agar tidak
terdapat penyiar radio yang
4. Permasalahan PRSSNI yang dihadapi yaitu:
Minat masyarakat terhadap Siaran Radio Swasta masih baik, terbukti
pendengar setia semakin bertambah. Permasalahan utama saat ini yaitu
terutama dalam SDM dan Anggaran. Diharapkan PRSSNI di waktu yang
akan dating dapat melakukan sinergi dengan TV Pemerintah maupun
Swasta, sehingga dapat mengembangkan kiprahnya dalam membangun
penyiaran di NKRI.
F. KESIMPULANHasil Kunjungan Kerja Anggota Komisi I DPR RI ke Sumatera Selatan
menghasilkan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti sbb:
1. Kondisi dan posisi Pemda Sumsel membutuhkan dukungan Pemerintah
Pusat, sehubungan dengan adanya rencana kedepan untuk menjadikan
Sumatera Selatan sebagai Provinsi Unggulan dalam bidang Industri,
14
khususnya dalam bidang mengembangan SDA yang membutuhkan Tenaga
Listrik yang memadai. Pengembangan Tenaga Listrik dengan memanfaatkan
Batu bara yang tersedia banyak (40% persediaaan batu bara nasional)
diharapkan dapat mendorong Pemda Sumsel menjadi penopang
pertumbuhan Ekonomi dan Industri sehingga diharapkan dalam 10 tahun
mendatang Pemda Sumsel dapat menutup hutang Negara dan menyediakan
lapangan kerja yang memadai. Maka dibutuhkan dukungan Pemerintah Pusat
untuk melaksanakan tujuan tersebut.
2. Kondisi dan posisi Kodam II/Sriwijaya Sumatera Selatan terutama dalam
mengatasi keterbatasan SDM yang kurang dibandingkan dengan luas wilayah
kerja. Sehubungan dengan itu dibutuhkan penambahan personel dalam
jajaran Kodam II/Swiwijaya. Disamping itu saat ini Kodam II/Sriwijaya
menghadapi permasalahan alutsista, saat ini alutsista yang ada sudah aus
dan tua, sehingga kesiapan operasional dibawah 50%. Maka dibutuhkan
peremajaan alutsista agar Kodam II/Sriwijaya siap sedia menjalan tugas
membela keutuhan NKRI.
3. Kondisi dan Posisi Dan Lanal dan Dan Lanud Palembang membutuhkan
peningkatan dibidang insfrastruktur (lokasi baru untuk Dan Lanal Palembang)
dan penyediaan Alutsista yang sudah tua dan aus, sehingga membutuhkan
pembenahan secara menyeluruh di bidang alutsista.
4. Kondisi dan Posisi Depkominfo pada saat ini dapat menjalankan secara
optimal sebagai kepanjangan dari Depkominfo Pusat dengan memaksimalkan
program kerja prioritas dan pendukung berdasarkan cetak biru Perencanaan
Depkominfo.
5. Balmon telah dapat menjalan fungsi dan tugasnya dengan baik dalam
mendukung dan memelihara progem Spektrum dan Frekuensi yang
merupakan sumberdaya ekonomi yang terbatas.
6. Para Operator Telekomunikasi telah dapat meng-cover seluruh wilayah
Sumatera Bagian Selatan dan pada saat ini mereka telah mengembangkan
program CSR (Corporate Social Responsibilities) dengan baik dan pada saat
ini Telkom telah mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk memenuhi
target ITU dan UN pada tahun 2015, internet masuk pedesaan.
7. Penyelenggara siaran yaitu TVRI, TV Swasta, RRI dan PRSSI dan KPID telah
bekerja sama dengan baik untuk mengembangkan profesionalisme dalam
15
penyelenggaraan siaran yang berbasis kedaerahan dengan memperhatikan
tujuan nasioanal yang menjaga keutuhan NKRI.
Jakarta, September 2009
Ketua Tim
Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI Ke Sumatera Bagian Selatan
Drs. SIDARTO DANUSUBROTO., SHA-328
16
DAFTAR LAMPIRAN
SUSUNAN DELGASI DALAM KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN
Ketua Tim : Drs. Sidarto Danusubroto., SH (F-PDIP)Anggota : Drs. Guntur Sasono., M.Si (F-PD) Dr. Arief Mudatsir Mandan., MSi (F-PPP) R.K. Sembiring Meliala (FPDI-P)
Dr. Happy Bone Zulkarnain., MSi (F-PG) Drs. H. Joeslin Nasution., MSi (F-PG)
Drs. Hajriyanto Y. Thohari., MA (F-PG)H. Mutammimul ‘Ula., SH (F-PKS)
Dion Hardi., BA (F-PG)Antarini Malik (F-PG)
Tjahyo Kumolo (F-PDIP) Suparlan., SH (F-PDIP) Markus Silano., S.IP (F-PD) Drs. Dedi Djamaluddin Malik., MSi (F-PAN) Dr. H. Effendy Choirie., MH (F-PKB)Sekretariat : M. Maruf ., S. Sos
Jaka Adiwiguna., S.SosStaff Ahli : Dr. Agus Burhanuddin AdidiPemberitaan : Doni SuharnoPejabat Penghubung : Laksma Leonardi (Penghubung Dephan)
Letkol Kav. Enang Rusdiana W. (Penghubung Dephan)Drs. Bambang Isdiono (Penghubung Kominfo)Endro Pranowo, SE (Penghubung PT Pos Ind.) Arief Taufik., SH (Penghubung PT Pos Ind.)Budi Harsono (Penguhung BIN)
17