kumpulan logika dalam bahasa

39
Logika Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Filosofi Cabang [tampilkan] Zaman [tampilkan] Tradisi [tampilkan] Filsuf [tampilkan] Sastra [tampilkan] Daftar [tampilkan] Portal l b s Rangkaian dari Sains Sains formal [tampilkan]

Upload: syaefudin-volk

Post on 11-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Book

TRANSCRIPT

LogikaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasFilosofi

Cabang[tampilkan]Zaman[tampilkan]Tradisi[tampilkan]Filsuf[tampilkan]Sastra[tampilkan]Daftar[tampilkan]

Portal l b s

Rangkaian dari

Sains

Sains formal[tampilkan]

Sains fisik[tampilkan]

Sains kehidupan[tampilkan]

Ilmu sosial[tampilkan]

Ilmu terapan[tampilkan]

Antardisiplin[tampilkan]

Portal Kategori

l b s

Le Penseur, atau "Sang Pemikir", oleh Auguste Rodin, 1902.Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.[1]Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.Daftar isi 1 Logika sebagai ilmu pengetahuan 2 Logika sebagai cabang filsafat 3 Dasar-dasar Logika 3.1 Penalaran deduktif 3.2 Penalaran induktif 4 Sejarah Logika 4.1 Masa Yunani Kuno 4.2 Abad pertengahan dan logika modern 5 Logika sebagai matematika murni 6 Kegunaan logika 7 Macam-macam logika 7.1 Logika alamiah 7.2 Logika ilmiah 8 Referensi 9 Pranala luar 10 Lihat PulaLogika sebagai ilmu pengetahuanLogika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana objek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan objek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.Logika sebagai cabang filsafatLogika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.Dasar-dasar LogikaKonsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.Penalaran deduktifArtikel utama untuk bagian ini adalah: Pembuktian melalui deduksiPenalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.Contoh argumen deduktif:1. Setiap mamalia punya sebuah jantung2. Semua kuda adalah mamalia3. Setiap kuda punya sebuah jantungPenalaran induktifArtikel utama untuk bagian ini adalah: Pembuktian melalui induksiPenalaran induktif, kadang disebut logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.Contoh argumen induktif:1. Kuda Sumba punya sebuah jantung2. Kuda Australia punya sebuah jantung3. Kuda Amerika punya sebuah jantung4. Kuda Inggris punya sebuah jantung5. Setiap kuda punya sebuah jantungTabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.DeduktifInduktif

Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.

Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Sejarah LogikaMasa Yunani KunoLogika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari: Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati) Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia Air jugalah uap Air jugalah esJadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan3. Analytica Posteriora tentang pembuktian.4. Analytica Priora tentang Silogisme.5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.Porohyus (232 - 305) membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.Johanes Damascenus (674 - 749) menerbitkan Fons Scienteae.Abad pertengahan dan logika modernPada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.[2]Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti: Petrus Hispanus (1210 - 1278) Roger Bacon (1214-1292) Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian. William Ocham (1295 - 1349)Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human UnderstandingFrancis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of LogicLalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti: Gottfried Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian. George Boole (1815-1864) John Venn (1834-1923) Gottlob Frege (1848 - 1925)Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di Johns Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs)Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.Logika sebagai matematika murniLogika masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.Puncak logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).Kegunaan logika1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.7. Terhindar dari klenik, tahayul, atau kepercayaan turun-temurun (bahasa Jawa: gugon-tuhon)8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.

Macam-macam logikaLogika alamiahLogika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.Logika ilmiahLogika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

BAHASA DAN LOGIKA

LogikaLogika ialah ilmu berpikir yang tepat, logika sekedar menunjukkan adanya kekeliruan didalam rantai proses pemikiran sehingga kekeliruan itu dapat dielakkan, maka hakekat dari logika dapat pula disebut sebagai teknik berpikir.BahasaBahasa merupakan alat dari proses pemikiran atau alat dari logika.Hubungan Bahasa dan LogikaDapat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu teknik (logika), akan tergantung dari baik-buruknya alat bahasa yang digunakan.Penggunaan bahasa sebagai alat logika harus memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan. Kita ambil contoh dari pernyataan Lukisan itu tidak jelek, maka yang saya maksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, atau saya bermaksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, namun saya tidak berani untuk mengatakan bahwa lukisan itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa suatu nilai perasaan.Penggunaan bahasa sebagai alat dari logika masih memiliki kekurangan. Contohnya puisi yang diubah ke dalam bentuk prosa. Puisi tadi akan kehilangan nilai puisi-nya, pikiran yang tadi muncul didalam puisi dengan indahnya tidak lagi menghantarkan maknanya kepada si pembaca. Hakekat kesusastraan berada di atas hubungan dan batas-batas logika, bahkan keindahana dalam puisi bertentangan syarat-syarat logika.Begitu pula terjadi didalam peribahasa, perumpamaan-perumpamaan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari mungkin dapat dimengerti seperti bintang lapangan, kupu-kupu malam. Syarat-syarat logika dalam pembentukan peribahasa diabaikan didalam susunan kata katanya dan isinya.Bahasa sebagai alat logika memiliki kekurangankekurangan, karena sebagaian besar bahasa berkembang dan dipengaruhi oleh proses berpikir secara pre-logis (tidak logis) seperti simbolisme didalam mitologi.Jadi,bahasa memiliki dua fungsi yang dilihat dari segi perkembangannya. Bahasa lebih mudah digunakan pada kesusastraan daripada sebagai alat pemikiran ilmiah umumnya khususnya pada logika.PENGERTIAN DAN TERMArti Pengertian dan TermPengertian adalah gambaran dari sesuatu yang ada dalam pikiran kita yang dapat dilihat oleh akal kita. Pengertian juga disebut juga sebagai konsep terhadap sesuatu. Sedangkan term adalah ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata.Misal : Istilah biologi yang terbentuk dari dua suku kata yaitu bios dan logos. Ide atau konsep yang terkandung dalam dua rangkaian kata itu disebut sebagai pengertian atau apa yang dimaksud dengan istilah biologi. Sedangkan istilah biologi itu adalah term.Kata manusia, dalam gambaran kita bila orang menyebut manusia, telah tergambar dalam akal budi tentang apa yang ditunjukkan dengan katamanusia itu. Gambaran inilah yang disebut sebagai pengertian, sedangkan kata manusia yang merupakan ekspresi dari dari pengertian itu disebit dengan term.Jadi ekspresi pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata disebut term.Term sebagai ungkapan pengertian, jika terdiri dari satu kata atau satu istilah maka term dikatakan sebagai term sederhana atau term simpel, seperti manusia , gajah, negara, dan lainnya. Dan jika terdiri dari beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks, misal : reaktor atom, sejarah kontemporer, sejarah ekonomi, dan sebagainya. Term komposit ini walaupun masing-masing bagian mempunyai pengertian sendiri-sendiri, tetapi jika digabungkan hanya menjadi satu pengertian.Kata atau istilah yang untuk mengungkapkan pengertian juga sebagai simbol dari pengertian. Term berarti kata suatu kesatuan kata-kata yang dapat dipergunakan sebagai subyek atau prediket logika. Term (kata) yang tak mungkin digunakan dalam logika bukanlah merupakan sebuah term, meskipun setiap term itu terdiri dari kata-kata. Dengan demikian dapat dikatakan juga term adalah simbol atau kesatuan beberapa simbol yang dapat untuk menyatakan suatu pengertian. Kata sebagai simbol yang dapat untuk menyatakan suatu pengertian dibedakan atas menjadi dua macam yaitu kata kategorimatis dan kata sinkategorimatis. Kata kategorimatis ialah kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain, meliputi: nama diri, kata sifat, istilah yang mengandung pengertian umum. Kata sinkategorimatis ialah kata yang tidak adapat mengungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri jika tidak dibantu oleh kata lain, misalnya kata: adalah, jika, semua, maka, dan sebagainya.KONOTASI DAN DENOTASISetelah mengerti dengan pengertian term, selanjutnya yang penting diketahui adalah konotasi dan denotasi. Konotasi dengan istilah lain berarti intensi atau isi, sedangkan denotasi dengan istilah lainnya berarti ekstensi atau lingkungan. Konotasi dan denotasi term ini merupakan hal mutlak untuk penalaran.KonotasiKonotasi adalah keseluruhan arti yang dimaksudkan oleh suatu term. Yang dimaksudkan dengan keseluruhan arti adalah kesatuan antara unsur dasar dengan sifat pembeda yang bersama-sama membentuk suatu pengertian. Jadi, jika ingin menguraikan konotasi suatu term tidak jarang harus menggunakan banyak kata. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dapat dinyatakan bahwa konotasi tidak lain adalah isi atau apa yang termuat dalam suatu term, misal termmanusia:Konotasi term manusia adalah hewan yang berakal budi atau secara terurai dapat dirumuskan substansi (unsur dasar) yang berbadan, berkembang, berperasa dan berakal (sifat-sifat pembeda).Konotasi term demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan (sebagai unsur dasar atau jenis) yang berdasarkan atas tuntutan dari rakyat yang dipertimbangkan oleh rakyat untuk kepentingan rakyat (sebagai sifat pembeda).Konotasi kata term hukum adalah peraturan (sebagai unsure dasar atau jenisnya) yang bersifat memaksa (sebgai sifat pembeda atau pemisahnya)Di sini jelas bahwa konotasi term adalah suatu definisi. Tetapi tidak semua definisi adalah konotasi term., hal ini akan dibahas pada bab definisi.DenotasiSetiap term mempunyai denotasi atau lingkungan. Denotasi adalah keseluruhan hal yang ditunjuk oleh term, atau dengan kata lain keseluruhan hal sejauh mana term itu dapat diterapkan. Contoh diatas tadi meliputi manusia, demokrasi, hukum, denotasinya sebagai berikut:Denotasi term manusia yang didefinisikan sebagai hewan berakal , dapat diterapkana pada bangsa Indonesia, bangsa Cina, bangsa Yahudi.Denoatasi term demokarasi ynag telah didefinisikan, dapat diterapkan sebagai demokrasi Indonesia, demokarasi Amerika.Denotasi term hukum yang telah didefinisikan, dapat diterapkan pada hukum pidana, hukum perdata, hukum positif, dan dalam bentuk hukum lainnya.Denotasi term ini menunjukkan suatu himpunana, karena sejumlah hal-hal yang ditunjukkan itu menjadi suatu kesatuan denag ciri-ciri tertentu. Atau, dengan adanya sifat-sifat yang diuraikan oleh konotasi (isi term) maka dapatlah dihimpun beberapa hal tertentuHubungan Konotasi dan DenotasiKalau denotasi diartikan luas cakupannya dari suatu term, sedangkan konotasi berarti isi yang dikandung term itu. Antara denotasi dengan konotasi mempunyai kaitan yang erat, sebab keduanya saling ketergantungan. Jika konotasi bertambah maka denotasi berkurang, dan sebaliknya. .Untuk itu digunakan dalam kaedah seperti berikut ini:1. Jika denotasi bertambah, konotasi berkurang2. Jika denotasi berkurang, konotasi bertambah3. Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang4. Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang.Contoh : term demokrasi, jika hanya kata demokrasi saja, maka denotasinya yang dapat dicakupnya sangat luas, baik demokrasi Amerika Serikat, demokrasi di Uni Sovyet, dan demokrasi yang ada di Indonesia. Tetapi bila ditambah dengan ciri pembeda dengan kata pancasila, dalam arti demokrasi pancasila, maka hanya dapat diterapkan dalam diterapkan di negara yang berdasarkan pancasila saja, yaitu negara Indonesia saja.Contoh lain misalnya term negara. Jika penggunaan term negara ini sebagai konotasinya adalah organisasi masyarakat dalam suatau wilayah yang bertujuan kesejahteraan umum dan tunduk pada satu pemerintahan pusat, maka denotasinya ialah semua negara-negara yang ada di dunia sejak dahulu hingga sekarang, Jika pada konotasi term negara ini ditambahkan dengan tunduk pada satu pemerintahan pusat yang dipilih oleh rakyat, maka penambahan ini ini akn melahirkan pengertian baru yaitu negara demokrasi. Dengan demikian denotasinya tidak memasukkan negara-negara totaliter dan negara-negara absolut dan bentuk-bentuk lainnya.JENIS-JENIS TERM1. Pembagian term menurut konotasi1. Term konkrit artinya suatu term yang menunjukkan suatu benda yang mempunyai kualitas dan eksistensi, seperti meja, rumah, dan radio2. Term abstrak yaitu term yang menyatakan kualitas atau kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu, misalnya putih, merah dan kekuatan, kepahlawanan.2. Pembagian term menurut denotasia) Term umum yaitu dapat mencakup setiap anggota suatu klas dengan arti yang sama, misalnya: mahasiswa, buku, warga, dan lain-lain. Kemungkinan pemakaian term umum bagi benda-benda yang terbatas jumlahnya dalam suatu klas tergantung pada kenyataan bahwa benda-benda ini memilki sifat umum. Term Umum masih dibagi menjadi :1. 1. 1. Universal: Sifat umum yang berlaku di dalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, misal orang , manusia, mahasiswa.2. Kolektif : Sifat umum yang berlaku di dalamnya menunjukkan pada suatu kelompok tertentu sebagaian kesatuan, misalnya : rakyat Indonesia, bangsa Cina, Mahasiswa UGM.2. Term Khusus : yaitu hanya menunjukan sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya satu bagian atau satu hal. term khusus juga dibedakan yaitu :1. Partikuler : Sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukan sebagian tidak tertentu dari suatau keseluruhan, misalnya: sebagian manusia, sebagian mahasisiwa, sebagian hewan yang dapat hidup di air.2. Singular : sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukkan pada satu hal atau satu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota, misalnya: presiden pertama RI, dosen logika FIB.2. Pembagian Term menurut kandungan makna.1. Makna penuh yaitu bila makna suatu term itu betul-betul sepenuhnya arti yang yang dikandungnya. Seperti: Saya membeli rumah, pengertian rumah di sini betul-betul rumah dalam arti yang sebenarnya bukan sebagian dari rumah.2. Makna kandungan yaitu bila dengan term itu yang dimaksud hanya sebagian dari term yang dinyatakan. Seperti : Saya sedang memompa sepeda, maka yang dipompa adalah ban sepeda, bukan sepeda.3. Makna lazim yaitu bila term itu yang dimaksud sama sekali dikeluarkannya, tetapi lazim mengikuti trem yang disebut. Seperti: Tadi pagi saya memasak di rumah, maksudnya ialah memasak di dapur, sebab dapur adalah bagian dari rumah.3. Pembagian term menurut kategori1. Substansi, suatu zat dasar yang diliki oleh suatu yang dapat berdiri sendiri; manusia, singa, pohon, bunga adalah semua pengertian yang dinyatakan secara gramatikal.2. Kuantitas, jumlah atas sekian banyak diri atau pun satu diri yang memiliki besaran atau ukuran/memiliki nilai dan satuan; besar, kecil, panjang, lebar, dalam, dan sejenisnya.3. Kualitas, sifat perwujudan sebagai ciri atau tanda pengenal; putih, panas, dingin, bagus, baik, dan sejenisnya.4. Relation (hubungan), hubungan dengan berbagai hal lain; mirip, sama, majikan, hamba, guru, murid, dan sejenisnya.5. Aksi (tindakan), tindakan yang mempengaruhi dalam perbuatan; membangun, mengajar, melahirkan, dan sejenisnya.6. Passi, kesan yang dipengaruhi dari perbuatan; dibangun, diajar, dilahirkan, dan sejenisnya7. Ruang, tempat yang menyertai di mana sesuatu itu ada; di sini, di situ, di rumah, di kamar, dan sejenisnya.8. Waktu, tempo yang menyertai kapan sesuatu itu ada; sekarang, kemarin, besok, bulan depan, dan sebagainya.9. Posisi, kedudukan sesuatau itu berada dalam suatu tempat; duduk berdiri, berlutut, dan sebagainya.10. Keadaan, kepunyaan khusus yang menyertai kedudukan; bersenjata, berpakaian, dan sebagainya.DAFTAR PUSTAKAAbri, Ali.1991,Pengantar Logika Tradisional,Surabaya:Usaha NasionalBakry, Noor Ms,1986,. Logika Praktis Bagian Pertama, Yogyakarata: LibertyHutabarat,1967, Logika. Djakarta: Erlanggahttps://sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/situs-sangiran/

Bentuk Hubungan Logis dalam Bahasa Indonesia A. Pengertian Bentuk Hubungan Logis

Bentuk hubungan logis merupakan satuan gambaran cirri semantic kata-kata pembentuk kalimat yang dapat membuahkan kesimpulan secara logis serta mengandung nilai kebenaran secara analitis.

B. Bentuk Hubungan Logis dalam Perspektif Kajian Semantik

Menurut Davidson pada tataran pertama bahasa disikapi sebagai standard logic atau sebagai gejala yang mengandung kaidah hubungan logis. Bahasa pada tataran tersebut didudukan sebagai formal language atau bahasa yang diformulasikan pengaji sesuai dengan norma yang digunakan. Bahasa yang diformalisasikan pengkaji sesuai dengan gambaran bentuk hubungan logisnya pengkaji melakukan pemberian karakteristik bentuk logisnya dengan mendasarkan pada karakteristik hubungan semantisnya.

Sebagai obyek kajian hubungan logis, bahasa yang didudukan dalam konteks standard formal language dengan demikian adalah bahasa yang telah diidealisasikan. Selain itu, sesuai dengan kedudukan kalimat-kalimat itu sebagai formal language pengkaji dapat saja memodifikasi lambing kebahasaan itu ke lambing logika simbolik. Meskipun demikian, dari adanya pemertalian standard formal language dengan bahasa natural, menunjukkan bahwa formal language bukanlah jenis bahasa yang disusun secara fiktif, melainkan bahasa yang memiliki pertalian dengan pengalaman keseharian. Dengan kata lain, formal language adalah bahasa keseharian yang diidealisasikan, diformalisasikan.

Betolak dai wawasan Montague, dan Thomason dapat dikemukakan bahwa tugas utama semantic adalah melakukan studi tentang hubungan antara ekspresi (=wujud formal proposisi) yang satu dengan yang lain dalam kaitannya dalam dunia acuan sebagai nonlinguistic subject matter. Dalam pembahasan ini studi tentang hubungan antara bentuk ekspresi dengan dunia acuan selain dikaji lewat pembahasan hubungan dengan unsure referensial atau kongkretum dalam kalimat dihubungkan dengan dunia acuan, juga dihubungkan dengan kajian tentang antara nilai kebenaran dalam suatu proposisi ditinjau dari cirri bentuk hubungan logisnya dihubungkan dengan dunia acuan.

Kaidah hubungan logis yang dihubungkan dengan indeks maupun signifikan, nilai kebenarannya berkaitan dengan kebenaran analitis. dalam hal demikian, antara kebenaran secara logis dengan kebenaran secaa analitis akhirnya merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. keeatan hubungan demikian juga ditunjukkan oleh keeratan hubungan antara kebenaran dengan kebermaknaan. Dalam kajian Semantik sebutan bentuk hubungan logis selain dihubungkan dengan bentuk hubungan logis makna kata-kata dalam kalimat, makna kata-kata dalam hubungan antara kalimat juga dihubungkan dengan inferensi atau pengambilan kesimpulan secara logis.

Dalam logika simbolik, sebutan logika lazim dihubungkan dengan logika proposional, dan logika kuantifikasional. Permasalahannya secara umum meliputi (i) spesifikasi bentuk hubungan logis sesuai dengan perakit yang digunakan, (ii) spesifikasi cirri hubungan antara anteseden dengan konsekuen, dan (iii) kaidah pembuahan inferensi sahih (valid inferences) dari argument dan pedikator dalam proposisi yang berbeda, dan (iv) permasalahan menyangkut kuantifikasi. Dalam kajian semantic, hasil kajian logika simbolik tersebut dijadikan salah satu dasar penafsiran system kaidah hubungan logis dalam bahasa natural.

C. Pemilihan Bentuk Hubungan Logis dalam Kalimat1. Bentuk hubungan analitisSebutan analitis dalam studi makna berhubungan dengan dua hal. Pertama, sebutan analitis menyangkut nilai kebenaan secara analitis. Kedua, istilah analitis sebagai salah satu bentuk hubungan logis. Ditinjau dari terdapatnya cirri kebenaran secara analitis, semua relasi makna yang memiliki nilai kebenaran berdasarkan criteria analitis dapat disebut berbentuk analitis.2. Bentuk hubungan simetrisDalam hubungan secara simetris, argument-argumen dalam kalimat salain mengarahkan karena predikator yang berlaku bagi argument 1 juga berlaku bagi argument 2. sebaliknya predicator yang berlaku bagi argument 2 juga berlaku bagi argument 1. Dari terdapatnya keharusan cirri demikian, ditinjau dari prinsip kalkulus predikat kalimat yang mengandung hubungan simetris adalah kalimat yang ditinjau dari predikatornya mengharuskan adanya dua argument atau lebih.3. Bentuk hubungan refleksifBentuk hubungan logis disebut hubungan refleksif apabila relasi makna dalam kalimat penjelasan yang diberikan pada argument merefleksikan cirri lain pada argument itu sendiri.4. Bentuk hubungan transitifRelasi makna dalam kalimat disebut mengandung hubungan transitif apabila cirri hubungan argument x dan y, dan hubungan argument y dan z secara logis juga menentukan hubungan argument x dan z.5. Bentuk hubungan KontradiksiHubungan kontradiksi dapat diartikan sebagai hubungan kata-kata dalam suatu proposes yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian atau bersifat kontradiktif. Sebagaimana bentuk hubungan logis yang lain, bentuk hubungan kontradiksi dapat memberikan spesifikasi cirri hubungan unsure-unsur pembentuk proposisi. proposisi tersebut selain dapat berupa proposisi sederhana yang terdiri atas sebuah argument dan sebuah predicator, dapat juga berupa proposisi kompleks.

D. Ciri Bentuk Hubungan Logis dalam Kalimat Bahasa Indonesia1. Hubungan analisis dalam kalimat bahasa IndonesiaDitandai oleh adanya (i) (A) yang dijelaskan, dan (B) ungkaian yang berisi penjelasan, (ii) kemampuan urutan (A) (B) dinyatakan dalam urutan (B) (A) tanpa mengubah proposisinya, (iii) nilai kebenaran hubungan (A) dan (B) dapat ditentukan berdasarkan identifikasi cirri semantic, dan signifikan secara logis.

Contoh:Durian adalah jenis buah-buahan yang kulitnya berduri.(A) = durian(B) = jenis buah-buahan yang kulitnya berduri

Kaidah hubungan logis pada jenis tautologies yaitu relasi makna ditentukan memiliki hubungan tautologies apabila unsure-unsur pembentuk relasi makna itu saling menjelaskan karena beberapa cirri yang dimiliki unsure yang lain.2. Hubungan simetris dalam kalimat bahasa IndonesiaDitandai oleh adanya (i) ungkaian-ungkaian pembentuk proposisi yang nilai kebenarannya saling mengarahkan, (ii) kehadiran ungkaian yang satu secaa logis dapat menyertakan kehadiran ungkaian yang lain, dan (iii) dalam sebuah kalimat, salah satu ungkaian pembentuk proposisinya memiliki kemungkinan dihilangkan.

Contoh:Ari suami Vivi, Vivi istri Ari

Kalimat tersebut antara ungkaian yang satu dengan yang lain saling mengarahkan. Ungkaian (P) Ari suami Vivi nilai kebenarannya ditentukan oleh ungkaian (Q) Vivi istri Ari, atau sebaliknya.Kaidah hubungan simetris yaitu relasi makna ditentukan memiliki hubungan simetris apabila beberapa cirri pada (P) sebagai salah satu ungkaian pembentuk proposisinya nilai kebenarannya ditentukan oleh ungkaian (Q), sehingga kehadiran ungkaian (P)/(Q) secara logis sudah menyertakan kehadiran ungkaian (Q)/(P).3. Hubungan refleksif dalam kalimat bahasa IndonesiaDitandai oleh adanya (i) dua predikat atau penjelmaan pada referan yang sama, (ii) kedua penjelasan itu saling merefleksikan cirri referan yang diacu, (iii) refleksi penjelasan pertama secara logis menentukan refleksi penjelasan kedua atau sebaliknya.

Contoh:Bobot tubuh Tya sama dengan berat badan Tya

Kalimat tersebut mengandaikan adanya signifikasi logis : referensi x pada bobot Tya sebagai (P) = bobot Tya, adalah juga (P) = berat badan Tya. Sebab itulah penjelasan menyangkut (A) Tya, ada sebagai PAP.

Kaidah hubungan secara refleksif yaitu relasi makna ditentukan memiliki hubungan refleksif apabila cirri x yang satu merefleksikan/direfleksikan cirri x lain yang mengacu pada referan yang sama.4. Hubungan transitif dalam kalimat bahasa IndonesiaDitandai oleh adanya (i) tiga ungkaian yang salah satunya dapat dibuahkan berdasarkan pada signifikasi secara logis, (ii) berlakunya nilai pada hubungan ungkaian pertama dengan ungkaian kedua pada ungkaian ketiga sehingga nilai ungkaian ketiga nilai kebenarannya dapat dihubungkan dengan ungkaian pertama, dan (iii) dalam sebuah kalimat, ungkaian ketiga sebagai ungkaian yang dibuahkan berdasakan signifikasi logis kehadirannya secara tidak langsung sudah termban dalam ungkaian pertama, dan ungkaian kedua.

Contoh:Tya lebih gemuk dari pada Dipta. Dipta lebih gemuk dari pada Novan. Dengan demikian, Tya lebih gemuk dari pada Novan.

Merujuk pada kalimat di atas, mengandaikan Tya = X, lebih gemuk = P, Dipta = Y, dan Novan = Z, nilai yang ada pada XPY, dan YPZ, secara logis membuahkan nilai yang berlaku bagi XPZ.Kaidah hubungan secara transitif yaitu relasi makna ditentukan memiliki hubungan transifitas apabila perbandingan argument x dengan argumen y, antara y dengan z, secaa logis berlaku bagi pebandingan antara x dengan z.5. Hubungan kontradiksi dalam kalimat bahasa IndonesiaDitandai oleh adanya (i) ketidaksesuaian hubungan makna kata-kata, sehingga hubungan makna kata-kata sebagai pembentuk satuan proposisinya bersifat kontradiktif, dan (ii) proposisi yang dikandungnya memiliki kesalahan.

Contoh:Ia orang kaya yang miskin.

Kalimat tesebut, antara lain dibentuk oleh kata (A) kaya, dan (B) miskin. Representasi makna (A) dan (B) mengandung ketidaksesuaian relasi makna. Sebab itu proposisi yang dikandungnya dapat ditentukan mengandung kesalahan.

Kaidah hubungan secara kontradiktif yaitu relasi makna ditentukan memiliki hubungan kontradiksi apabila dalam satuanproposisinya mengandung x dan bukan x. Penulis: Ian KonjoArtikel ini berjudul Bentuk Hubungan Logis dalam Bahasa Indonesia.Semoga artikel ini bermanfaat. Silahkan meng-copy/paste dan menyebarluaskan artikel ini, namun ADMIN meminta dengan hormat kepada Anda untuk menyertakan link dari blog ini sebagai sumbernya.Terima kasih!Artikel Terkait Lain Yang http://jaririndu.blogspot.com/2011/09/bentuk-hubungan-logis-dalam-bahasa_30.html

Bahasa dan LogikaA.PendahuluanMenurut Felicia (2001: 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yangpaling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitudekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perluuntuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya,sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatukelemahan yang tidak disadari.Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidakteliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakanbahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasabagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kitaakan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasanonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita.Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasibahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untukkepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahuifungsi-fungsi bahasa.Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakanberdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagaialat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosialdalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial(Keraf, 1997: 3).Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula padaperkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan danperkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu,bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru didalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secaratidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produkbudaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan danperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukungpertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam strukturbudaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar danproduk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukungpertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasaserupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya didalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern.Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalamberfikir karena bahasa merupakan cermin dari logika dan daya nalar (pikiran).Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yangdigunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akanmenghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Pengertian KonsepWilayahkebahasaanwilayah akal budi atau pikiran sementara konsep berada dalam wilayah kebahasaan.Perhatikan gambar di bawah ini.Kata Kursi ialah konsep. Sebelum menjadi konsep katakursimerupakanpengertian yang dibentuk oleh akal budi atau pikiran. Selanjutnya dengan katakursiitu kita dapat berpikir atau berbicara hal ihwal mengenai kursi tanpa harusmenghadirkan benda kongkret yang bernama kursi karenakursiitu telah ada di dalamakal budi atau pikiran. Kehadiran kursi di dalam akal budi atau pikiran ialah karenapanca indera menangkap benda kongkret yang kemudian diberi namakursi.Lalu akalbudi atau pikiran memberinya pengertian dan mengungkapkannya melalui bahasadengan konsepkursiatau gagasan lainnya.2.Kata, pembagian kata, nilai rasa kata dan kata-kata emosionalKata menurut artinya dapat dibagi ke dalam bentuk-bentuk kata sebagai berikut:1. Univok(al) (sama suara, sama artinya) Artinya, kata yang menunjukkanpengertian yang sama antara suara dan arti. Contoh, kata Mahasiswa hanyamenunjukkan pengertian yang dinyatakan oleh kata itu saja.Kata univokal merupakan kata yang dipergunakan dalam pemikiran dan ilmupengetahuan seperti diskusi ilmiah dan karya tulis ilmiah.2. Ekuivok(al) (sama suara, tetapi tidak sama artinya), Sebuah kata yangmenunjukkanpengertian yang berbeda atau berlainan. Kata bisa misalnya dapatberarti mampu atau racun yang dikeluarkan oleh ular.Kata-kata ekuivokal baikuntuk lelucon tetapi tidak baik untuk diskusi dan karya ilmiah. Dunia politik danpropaganda lazim menggunakan kata-kata yang ekuivok.3. Analogis (sama suara, memiliki kesamaan dan juga perbedaan arti). Misalnya:sehat sebenarnya dikatakan tentang orang, khususnya badannya, tetapi juga dapatWilayah akalbudi ataupikiran

dikatakan tentang jiwanya, tentang obat (karena dapat menyembuhkan ganguan-ganguan kesehatan), tentang makanan (karena berguna untuk memelihara kesehatan),tentang hawa (karena baik untuk kesehatan), dan sebagainya.3. TermKata adalah tanda lahir atau pernyataan dari pengertian. Term adalah bagian darisuatu kalimat yang berfungsi sebagai subjek atau predikat ( S atau P). Dengan demikianterm ialah gabungan dari sejumlah kata (kalimat) yang terdiri subjek, predikat, dan katapenghubung. Kata penghubung seperti, antara lain, jika , dan , oleh ,dalam, akan, adalah,merupakan, tidak terkategori ke dalam term.Term dipahami juga sebagai sebuah gagasan atau segugus gagasan yangdinyatakan dalam wujud kata-kata (E. Sumaryono, 1999 : 32). Gagasan dalam hal iniberarti juga pengertian yang membentuk kata. Selanjutnya kata membentuk term sebagaisarana komunikasi atau bahasa. Bahasa diproduksi manusia. Manusia menyatakanpikirannya melalui bahasa. Dengan begitu pemikiran yang diungkapkan tidak terdiri darikata-kata yang satu sama lain terlepas, tetapi kata-kata yang tersusun dalam bentukkalimat yang dapat dimengerti. Itulah sesunguhnya yang dimaksud dengan term. Contoh:Ade Munajat seorang dosen (Ade Munajat = S; seorang dosen = P). Kalimat itu dapatberfungsi hanya sebagai subjek ketika diperluas dengan tambahan Dia adalah kakaksaya yang berfungsi sebagai predikat.Berbeda dengan linguistik, di dalam logika sebuahkalimat (term) hanya terdiri dari subjek atau predikat.4. PenggolonganPenggolongan (ada pula yang menyebutnya dengan pembagian atauklasifikasi)ialah pekerjaan akal budi kita untuk menganalisis, membagi-bagi, menggolong-golongkan, dan menyusun pengertian-pengertian dan barang-barang menurut kesamaandan perbedaannya (Pospoprodjo, 199 : 61). Penggolongan dijelaskan pula sebagai sebuahproses dimana benda-benda individual di kelompok-kelompokkan menurut ciri khasnyayang berlaku umum yang secara bersama-sama membentuk sebuah kelas atau golongan(E. Sumaryono, 1999 : 49).5. Defenisi Kata defenisi berasal dari kata definitio (bahasa Latin) yang berarti pembatasan(Alwx Lanur, 1983 : 21). Pembatasan dalam kaitan ini ialah pembatasan terhadap suatupengertian dengan tepat. Dengan demikian defenisi merupakan perumusan yang singkat,padat, jelas, dan tepat sehingga jelas dapat dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain(Poespoprodjo, 1999 : 67). Dalam kaitan ini definisi yang baik harus 1) merumuskandengan jelas, lengkap, dan singkat semua unsur pokok (isi) pngertian tertentu itu, 2) Yaituunsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidaklebih dan tidak kurang), 3) sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua hal yanglain (Poespoprodjo, 1999 : 67).G.KesimpulanDalam logika, untuk mendapatkan kesimpulan yang benar. Syarat yang utamaialah mengumpulkan argumen-argumen. Kemudian argumen tersebut disusun secara logissesuai dengan kaidah umum (kebiasaan). Maka kerelevanan akan terbukti kebenarannya.Sedangkan pada tata bahasa fungsi gramatikal berupa subjek, predikat, objek, danketerangan. Sedangkan kategorinya adalah nomina (kata benda), verba (kata kerja), danadjektiva (kata sifat). Sedangkan pada bagian peran mencakup peran gramatikal sepertiperan agentif (sebagai pelaku), pasien (sebagai penderita), objek (sebagai sasaran),benefaktif (sebagai kegitan/ melakukan pekerjaan terhadap orang lain), lokatif (sebagaitempat/ lokasi), instrumental (sebagai alat) dan sebagainya. Daftar ReferensiAlex lanur OFM.Logika Selayang Pandang. Jogjakarta: Kanisiu,. 1983Amsal Bakhtiar,Filsafat Ilmu,Jakarta: Rajawali Press, 2005, cet ke-IIE. Sumaryono.Dasar-Dasar Logika,Jogjakarta: Penerbit Kanisius, 1999Mundiri,Logika,Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005Ensiklopedi Indonesia. Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1992.http://www.academia.edu/4676962/BAHASA_DAN_LOGIKA