kultur jaringan

24
2011 Helmi Aditya Pamungkas XI IPA 2 SMA NEGERI 1 PURWAKARTA KULTUR JARINGAN

Upload: helmi-aditya

Post on 28-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kultur Jaringan

2011

Helmi Aditya Pamungkas

XI IPA 2

SMA NEGERI 1 PURWAKARTA

KULTUR JARINGAN

Page 2: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

iada kata seindah alhamdulillaahirabbilalamiin yang dapat saya ucapkan

karena berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, akhirnya saya dapat

menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KULTUR JARINGAN

dalam rangka memenuhi tugas Biologi. Tugas makalah ini memiliki tujuan antara

lain untuk mengetahui pengertian kultur jaringan, mengetahui teknik serta

tahapan pembuatannya, menganalisis kelebihan dan kekurangan dari teknik

kultur jaringan, serta pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari, dan

perbedaan antara kultur jaringan dengan hidrophonik.

T

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri,

umumnya kepada para pembaca makalah ini.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala

kekurangannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Purwakarta, 19 Oktober 2011

Penyusun

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 3: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I. PENDAHULUAN

- Latar Belakang 3

- Perumusan masalah 3

- Manfaat Penulisan 3

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kultur Jaringan 4

B. Teori Dasar 4

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi 5

D. Tahapan yang dilakukan 6

E. Teknik kultur jaringan 8

F. Syarat yang diperlukan 9

G. Keuntungan pemanfaatan kultur jaringan 9

H. Kekurangan pemanfaatan kultur jaringan 9

I. Hidroponik 10

J. Perbedaan dan persamaan Kultur Jaringan dan Hidroponik 12

BAB III. KESIMPULAN 13

KAMUS BIOLOGI 14

KATA PENUTUP 15

DAFTAR PUSTAKA 16

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 4: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

4

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara

mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan

bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi

dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya 

Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai pengertian

kultur jaringan, membahas teknik serta tahapan pembuatannya dan tentunya

akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangannya. Telah kita ketahui

bahwa kultur jaringan akan membawa pengaruh yang sangat besar sekali bagi

pambudidayaan tanaman di masa sekarang ini, dan membedakan antara kultur

jaringan dengan hidrophonik.

 Manfaat Penulisan

Tentunya makalah ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

    Penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan kultur jaringan

beserta hal lainnya mengenai kultur jaringan

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 5: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

5

    Untuk mengetahui perbedaan antara kultur jaringan dan hidroponik.

BAB II PEMBAHASAN

A. KULTUR JARINGAN

Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

B. Teori Dasar Kultur Jaringan

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 6: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

6

a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).

b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.

Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi

a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus

c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).

d. Produksi metabolit sekunder.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi

1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll

2. Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.

3. Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.

4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 7: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

7

seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.

5. Lingkungan Tumbuh. Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

D. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah :

1) Pembuatan media 2) Inisiasi 3) Sterilisasi 4) Multiplikasi 5) Pengakaran 6) Aklimatisasi

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 8: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

8

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

Biasanya, komposisi media yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ammonium nitrate (NH4NO3) 1,650 mg/l Boric acid (H3BO3) 6.2 mg/l Calcium chloride (CaCl2 · H2O) 440 mg/l Cobalt chloride (CoCl2 · 6H2O) 0.025 mg/l Magnesium sulfate (MgSO4 · 7H2O) 370 mg/l Cupric sulfate (CuSO4 · 5H2O) 0.025 mg/l Potassium phosphate (KH2PO4) 170 mg/l Ferrous sulfate (FeSO4 · 7H2O) 27.8 mg/l Potassium nitrate (KNO3) 1,900 mg/l Manganese sulfate (MnSO4 · 4H2O) 22.3 mg/l Potassium iodine (KI) 0.83 mg/l Sodium molybdate (Na2MoO4 · 2H2O) 0.25 mg/l Zinc sulfate (ZnSO4 · 7H2O) 8.6 mg/l Na2EDTA · 2H2Oa 37.2 mg/lb

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 9: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

9

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.

Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.

E. TEKNIK KULTUR JARINGAN :

Teknik kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium padat atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 10: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

10

Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel seperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.

F. Syarat-syarat yang Diperlukan :

Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus

Penggunaan medium yang cocok

Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.

G. KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN

Pengadaan bibit tidak tergantung musim Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif

lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)

Bibit yang dihasilkan seragam Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu) Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan

deraan lingkungan lainnya Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu

tanaman dewasa

H . KEKURANGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN

Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 11: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

11

Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.

Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan

Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh

I. HIDROPONIK

HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa. Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.

Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka.

Bahan-bahan untuk Hidroponik

Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan maskot, bisa berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga tanaman tahunan seperti kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot yang digunakan sebaiknya pot bertingkat, yang dilengkapi dengan wadah penampung air dibagian dasarnya.

Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya memiliki keunggulan mampu menjaga stabilitas temperatur media, akan tetapi cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara pot dari plastik lebih awet namun tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga stabilitas media tidak stabil.

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 12: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

12

Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu apung putih, batu zeolit, pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa nilon. Untuk menjaga sterilitas bahan, sebaiknya semua bahan direbus dulu sebelum dijadikan media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil tanaman yang telah tumbuh di dalam polybag dan siap direplanting kedalam pot.

Cara Penanaman

Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan didasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, diatasnya diberi batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air.

Setelah akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan media tanam hingga dua pertiga bagian pot.

Langkah selanjutnya isilah pot bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah). Sedang untuk pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik transparan selama dua minggu, letakkan ditempat yang teduh.

Formulasi Kebutuhan Nutrisi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK Grand S 15 sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan kedalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan ketersediaan air dalam pot.

Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bisa juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Yang pemenuhannya bisa melalui daun, misalnya disemprot dengan Mamigro ataupun tambahan pupuk mikro Fitomic dengan aplikasi seminggu sekali. Mengenai kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas akademika dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai berikut : Kebutuhan unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris (MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat).

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 13: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

13

J. Perbedaan dan Persamaan antara Kultur Jaringan Dengan Hidroponik

A. Perbedaan :

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa dengan pemberian nutrisi yang dapat dikendalikan.

B. Persamaan :

Dapat menghemat tempat

Tanaman lebih tahan terhadap penyakit

Pertumbuhan tanaman akan lebih cepat

Menghemat konsumsi air pada tanaman yg di komersilkan

Lebih ramah lingkungan

Membutuhkan dana yang tidak sedikit

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 14: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

14

BAB III KESIMPULAN

Pada dasarnya, kultur jaringan merupakan suatu tehnik membiakan sel atau jaringan ke dalam media kultur, sehingga tumbuh, membelah, dan menghasilkan tumbuhan baru dengan cepat dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Dalam kultur jaringan digunakan eksplan, yaitu sel atau irisan jaringan tanaman yang akan menjadi benih tanaman yang baru nanti setelah di kultur jaringan. Faktor eksplan yang perlu diperhatikan adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.

Tanaman yang dimanfaatkan dalam kultur jaringan harus memiliki sifat Autonom, dan sifat Totipotensi.

Autonom artinya dapat mengatur aktivitas hidup sendiri, sehingga tumbuhan yang bersifat Autonom akan dapat mengatur aktvitas yg dilakukannya sendiri.Sedangkan Totipotensi artinya kemampuan setiap sel tumbuhan  untuk menjadi individu yang sempurna atau untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Jadi sifat totipotensi ( total genetic potential) sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai .

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 15: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

15

Prinsip dasar Kultur Jaringan yaitu :

a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.  Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak.karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan – jaringan hidup.

KAMUS BIOLOGI

Aseptis : Bebas hama

Totipotensi : (Total Genetik Potensial) kemampuan sel untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

Meristem : Jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel

yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan

vakuolanya kecil-kecil.

Eksplan : Suatu sel atau irisan jaringan tanaman.

Planlet : Tanaman kecil yang sudah lengkap.

Autonom : Dapat mengatur aktivitas hidup sendiri, sehingga tumbuhan yang bersifat autonom akan dapat mengatur aktvitas yg dilakukannya sendiri.

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 16: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

16

KATA PENUTUP

Ada banyak cara untuk memperbanyak suatu tumbuhan melalui suatu reproduksi vegetatif yaitu contohnya dengan melalui cara kultur jaringan dan hidroponik. Kultur jaringan menghasilkan individu baru yang mirip dengan induknya karena melalui pengambilan eksplan dari sang induk. Hidroponik yaitu suatu cara penanaman tumbuhan tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan media air atau media lain dengan pemberian nutrisi yang dapat dikendalikan.

Pada intinya semua cara tersebut dapat menguntungkan kita untuk menanam dan menumbuhkan tanaman agar menjadi sesuatu yang berguna nantinya kelak. Maka dari itu kita harus terus mengembangkan berbagai cara untuk mempermudah kebutuhan kita sehari-hari dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan biologi.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, semoga makalah ini dapat membawa manfaat yang berguna bagi pembaca umumnya dan bagi kehidupan umat manusia khususnya.

Wabillaahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh.

PENULIS

SMA Negeri 1 Purwakarta

Page 17: Kultur Jaringan

Helmi Aditya PamungkasKULTUR JARINGAN

17

DAFTAR PUSTAKA

http://google.com

http://id.wikipedia.org/wiki

http://nicedaysblue.web.id/index.php/my-project/39-science-and-tech/62-kultur-jaringan

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081029045234AAwuqCD

SMA Negeri 1 Purwakarta