kuliah labiopalatoschizis

62

Upload: denise-johnson

Post on 27-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Labioshizis

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 2: Kuliah Labiopalatoschizis

MERUPAKAN KELAINAN KONGENITAL

TERJADI PADA 5 – 7 MG INTRAUTERIN

WAJAH PADA MG KE 5 SETEBAL KERTAS

DIFERENSIASI DARI LENGKUNG BRANCHIAL KE 1 DAN 2

DASAR MULUT DARI ENGKUNG 3 (ADA 5 LENGKUNG).

Page 3: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 4: Kuliah Labiopalatoschizis

Perkembangan wajah

Page 5: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 6: Kuliah Labiopalatoschizis

Bibir hidung normal

Page 7: Kuliah Labiopalatoschizis

DEFORMITAS PADA CBL

1. DASAR HIDUNGTidak ada rotasi dari premaksila dan retroposisi dari

elemen maksila lateral hidung menjadi miring.

2. SEPTUM

Miring dan berputar ke arah celah puncak hidung berputar.

3. PADA KASUS BILATERAL

Premaksila tidak berhubungan dengan segmen maksiladan letak lebih ke depan mengikuti pertumbuhan kartilago septum hidung.

Page 8: Kuliah Labiopalatoschizis

4 TULANG HIDUNG DISTORSI5. KARTILAGO SAYAP HIDUNG Mengalami deformitas

6 KOLUMELADeviasi atau miring7 ALVEOLUS

Pada celah komplit premaksila dan maksila terpisah8. PALATUM LUNAK

9. PALATUM KERAS

Page 9: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 10: Kuliah Labiopalatoschizis

- bilabial : m, b, p- linguodental : l- labiodental : w,f

12. PENGUNYAHANTidak sempurna dengan adanya disoklusi.

13. PENELANANSering terjadi aspirasi

14. MASALAH SOSIALPergaulan dalam masyarakat terhambat.

11. G I G I - agenesi : gigi yg berada pd daerah celah- impaksi : kl. ada, seringkali impaksi- malposisi : kl. Erupsi, umumnya maposisi- maloklusi : terjadi secara dental dan/atau skeletal

10 BUNYI BICARA

Page 11: Kuliah Labiopalatoschizis

Muskularis sirkumoral superfisialis dan profunda

Page 12: Kuliah Labiopalatoschizis

Vaskularisasi dan innervasi

Page 13: Kuliah Labiopalatoschizis

Klasifikasi

Menurut Kernahan dan Stark :

A. Celah unilateral inkomplit dan palatum primer

B. Celah komplit dari palatum primer sampai foramen insisivum

C. Celah komplit bilateral dari palatum primer

D. Celah inkomplit dari palatum sekunder

E. Celah inkomplit dari palatum sekunder

F. Celah inkomplit dari palatum primer dan sekunder

G. Celah komplit bilateral dari palatum primer dan sekunder

H. Celah inkomplit dari palatum primer dan sekunder

Page 14: Kuliah Labiopalatoschizis

PROTOKOL PENGELOLAAN CBL

I NEONATUS

Komplikasi pada bayi baru lahir kesulitan intake per oral Aspirasi bronkopnemoniPencegahan : obturator atau feeding plate yang dapat berupa active plate yang berfungsi : - menutup ruangan antara kavum oris dan kavum nasi - memungkinkan bayi menghisap - menahan meluasnya celah

II PENUTUPAN PRIMER

Bayi 3 bln penutupan celah bibir dan palatum primer atau palatum lunak. Pada penutupan palatum:

a. < 2 tahun bicara lebih baik ttp jaringan parut menghambat

pertumbuhan rahang pada usia remaja terjadi ketidak seimbangan wajah.

b. bila dilakukan pada anak yang mulai bicara : wajah lebih baik tetapi bicara sulit diperbaiki

Page 15: Kuliah Labiopalatoschizis

III. PENUTUPAN SEKUNDER

Diperlukan bila sesudah penutupan primer masih terdapat :

- ala nasi pada sisi celah kolaps dan lebar

- kolumela deviasi dan pendek- bibir atas tipis dan tegang- bibir kurang horisontal- ketebalan vermilion tidak sama- kolobom- puncak cupid’s bow tidak simetris- bunyi bicara masih kurang baik

Pada penderita dengan hipoplasi maksila atau prognati mandi-bula dapat diperbaiki dengan perawatan ortodonti dan/atau bedah orthognati.Pada usia 2 tahun fungsi bicara dapat diperbaiki dengan velo-pharyngoplasti.

Page 16: Kuliah Labiopalatoschizis

Tehnik straight lineQuadriangularTrianguar

Page 17: Kuliah Labiopalatoschizis

Tehnik MillardBilateral

Page 18: Kuliah Labiopalatoschizis

Perawatan paripurna

Page 19: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 20: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 21: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 22: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 23: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 24: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 25: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 26: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 27: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 28: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 29: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 30: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 31: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 32: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 33: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 34: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 35: Kuliah Labiopalatoschizis

labioplasti

Page 36: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 37: Kuliah Labiopalatoschizis

ANATOMI

Palatum terdiri dari:- langit-langit primer - os maksila - os palatina Jaringan di dalam palatum lunak merupakan

anyaman fibrous yang melekat pada tepi belakang palatum durum

Otot-otot : - m. palatoglosus dan m. palatopharyngeus

- m. konstriktor superior - m. levator dan tensor veli palatini Inervasi : N. V, IX, XIVaskularisasi: dari cabang A. maksilaris interna, A.

pharyngeal asendens dan A. palatinus mayus.

Page 38: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 39: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 40: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 41: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 42: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 43: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 44: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 45: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 46: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 47: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 48: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 49: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 50: Kuliah Labiopalatoschizis

TEHNIK-TEHNIK PALATOPLASTI

• Maksud utama dari palatoplasti adalah mengembalikan fungsi bicara disamping, fungsi pendengaran, oklusi gigi dan penelanan. Dalam keadaan normal, jaringan muskulomukosal palatum mole saling menjalin cukup banyak tetapi lembut dan bekerja dengan sistem yang cukup kompleks. Rekonstruksi yang kedap air dan udara serta augmentasi dari jaringan muskulomukosal adalah hal terpenting untuk mendapatkan fungsi bicara yang senormal mungkin. Pemilihan tehnik harus berdasarkan pengetahuan yang dalam mengenai struktur dan fungsi palatum normal, dan celah pada palatum durum maupun mole dalam berbagai variasi kelainannya.

• Velorafi telah dilakukan oleh Von Graefe dan Roux sejak 1817 dan palatoplasti dilakukan sejak 1867 oleh Colles. Sejak dikembangkannya anestesi endotrakeal oleh Magill, 1920, maka tehnik palatoplasti makin berkembang. Tehnik pemanjangan flap palatum dimulai oleh banyak ahli al. Ganzer (1917), Veau & Ruppe (1922), Killner (1927), Wardill (1928), Dorrance (1925) dll.

Page 51: Kuliah Labiopalatoschizis

FLAP VOMER

1.Di bagian non cleft dibuat insisi dari anteroposterior sepanjang batas vomer dan palatum

2.Di bagian celah dibuat insisi sampai batas palatum durum

3.Diseksi mukosa vomer dan bebaskan mukosa palatum di sisi seberangnya.

4.Buka dan tarik mukosa vomer dan sisipkan dibawah mukosa palatum disebelahnya sehingga permukaan luka saling bertemu

5.Jahit Tulang vomer yang terbuka mulai ditutupi epitel

dalam waktu 10-14 hari

Page 52: Kuliah Labiopalatoschizis

LEVATOR MYOPLASTI

1. Tarik ujung uvula dengan skin hook 2. Insisi sepanjang tepi celah mulai dari sedikit

diatas batas palatum durum sampai ujung uvula.3. Pisahkan mukosa palatum.4. Potong perlekatan/aponeurosis muskulus

levator.5. Tepi muskulus yang dipotong dari kiri dan kanan

diputar ke median dan dijahit.6. Jahit mukosa palatum.Velorafi tidak memotong m. levator tetapi dijahit

sebagian dan kemudian seluruh uvula dijahit. Tehnik ini sering terbuka sebagian dan hanya menyisakan sedikit uvula yang masih tersambung

Page 53: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 54: Kuliah Labiopalatoschizis

TEHNIK VEAU-WARDILL KILNER 9 (V-Y)

Dengan tehnik ini dapat dicapai pemanjangan dari flap ke posterior.

1. Insisi lateral dilanjutkan dari daerah kaninus ke ujung celah, pada kedua sisi membentuk ‘v’

2. Flap mukoperios palatal dibebaskan, dan ditarik ke belakang.

3. Perlekatan bundel vaskuler dilonggarkan.4. Jahit mukosa nasal. Karena mukosa oral

dipanjangkan maka mukosa nasal juga harus dipanjangkan dengan membuat ‘Z’ plasti

5. Jahit mukosa palatal. Bila tegang dapat dibantu dengan jahitan matras. Pertemuan flap premaksila dengan flap palatal bertemu dalam bentuk V-Y.

Pada kasus celah komplit maka insisi tepi celah diteruskan sampai ujung anterior dan bertemu dengan insisi dari lateral.

Page 55: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 56: Kuliah Labiopalatoschizis

TEHNIK ISSHIKI-KOYMA

Tujuan tehnik ini adalah mengurangi manipulasi pada flap sisi celah supaya tidak menghambat pertumbuhan.

1. Dibuat insisi sesuai pola.2. Flap mukoperiosteal oral (A) dibebaskan sampai dengan

batas palatum durum.3. Insisi pada mukosa nasal dibagian posterior vomer.4. Flap vomer (B) dibebaskan.5. Untuk flap (D), mukoperiosteal nasal dibebaskan anterior

dari tepi palatum durum dan digunting. Aponeurosis juga digunting.

6. Vomer flap, lapisan nasal dan uvula dijahit. 7. Flap palatal dibawa ketengah dan dijahitkan dengan sisi

lainnya8. Bagian anterior alveolar yang terbuka dapat ditutup

dengan flap rotasi dari daerah kaninus.

Page 57: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 58: Kuliah Labiopalatoschizis
Page 59: Kuliah Labiopalatoschizis

FLAP VELOPHARYNGEAL

“ Velopharyngeal incompetence” adalah ketidakmampuan sfingter untuk berfungsi pada saat pengucapan yang menyebabkan lepasnya udara dan terjadi suara hipernasal. Flap pharyngeal akan memperpanjang palatum mole dan menutup oropharyng untuk menghalangi lepasnya udara. Flap ini pertama kali dilakukan oleh Schoenborn, 1876, kemudian oleh Schede, 1889, Padget, 1930, dll, yang merupakan flap berbasis di inferior. Flap berbasis superior pertama kali diperkenalkan oleh Bardenheuer, 1892, Sanvenero-Rosselli, 1935, dan Stark & De Haan, 1960.

Page 60: Kuliah Labiopalatoschizis

(A) Palatum mole di insisi menjadi lapisan nasal dan lapisan oral. Dibuat disain flap pharyngeal (FP) berbasis superior meliputi seluruh lebar dinding posterior pharyng dan dilepaskan dari fasia prevertebralis.

(B) Dinding pharyng dijahit.(C) Lapisan nasal paltum mole di insisi, dipisahkan dan

ditarik ke lateral (b). Kateter ditempatkan pada salah satu port dari FP.

(D) FP diputar ke atas dan dengan permukaan luka menghadap keluar, flap dijahitkan dengan lapisan nasal palatum mole. Penjahitan dilanjutkan mengelilingi port.

(E) Bagian lateral lapisan nasal ditarik kembali ke tengah dan dijahit dengan permukaan luka menghadap ke dinding pharyng. Lapisan oral dijahit mulai dari (u) diteruskan ke anterior.

Page 61: Kuliah Labiopalatoschizis

KOMPLIKASI

• Perdarahan Biasanya berasal dari daerah dekat

hamulus, otot-otot yang dipotong, atau dari arteri palatinus mayus.• Edema Terjadi pada basis lidah sampai orofaring

karena tongue depressor terlalu panjang • Nekrosis, dehisensi, ruptur pada jahitan

karena jaringan terlalu tegang atau obturator terlalu menekan. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya fistula.• Infeksi

Page 62: Kuliah Labiopalatoschizis