kuliah tachimetri kuliah 4

36
TACHIMETRI Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip tachimetri (tacheo artinya menentukan posisi dengan jarak) untuk membuat peta yang dilengkapi dengan data-data koordinat planimetris (X,Y) dan koordinat tinggi (Z). Atau membuat peta situasi secara menyeluruh dari permukaan bumi

Upload: bambung00

Post on 30-Jun-2015

506 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah tachimetri kuliah 4

TACHIMETRI

Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu

pemetaan detil lengkap (situasi) yaitu pengukuran

dengan menggunakan prinsip tachimetri (tacheo

artinya menentukan posisi dengan jarak) untuk

membuat peta yang dilengkapi dengan data-data

koordinat planimetris (X,Y) dan koordinat tinggi (Z).

Atau membuat peta situasi secara menyeluruh dari

permukaan bumi

Page 2: Kuliah tachimetri kuliah 4

Tujuan pembuatan peta situasi adalah untuk :

1. Membuat peta teknis yaitu peta yang mempunyai

skala besar (1:500 s/d 1:2500) dan digunakan untuk

keperluan pekerjaan perencanaan/pelaksanaan

pekerjaan-pekerjaan teknik sipil, arsitektur, teknik

lingkungan dan sebagainya.

2. Membuat peta tematis yaitu peta yang

mempunyai skala relatif agak kecil (1:5000 s/d

1:10000) dan digunakan untuk keperluan dengan

tema/topik tertentu.

Page 3: Kuliah tachimetri kuliah 4

DASAR TEORI

A = (φoa, doa)

B = (φob, dob)

C = (φoc, doc)

φoa, φob, φoc = azimuth

geografis

doa, dob, doc = jarak mendatar

Koordinat planimetris (X, Y)

digunakan metode polar

dengan argumen azimuth dan

jarak.

A. Secara Grafis

X (Timur)

a

bc

Y = Utara magnetis

O

φ = oa

φ= ob

φ = oc

doa

dob

doc

Cara polar dibedakan menjadi 2 macam :

1. Dengan argumen azimuth magnetis dan jarak.

Page 4: Kuliah tachimetri kuliah 4

2. Dengan argumen sudut dan jarak.

ab

cA

βBa

βBb

C

d

B

βCc βCb

A,B,C = titik basis

a,b,c,d = titik detil

a',b',c',d' = titik proyeksi

Aa', Ab, Ac‘ = jarak basis

a'a, b'b, c'c‘ = jarak proyeksi

AB, BC = garis basis

Titik-titik detil dinyatakan sebagai berikut :

Titik a = {(Aa'), (a'a)}

Titik b = {(Ab'), (b'b)}

Titik c = {(Ac'), (c'c)}

Page 5: Kuliah tachimetri kuliah 4

B. Cara Trilaterasi

A,B,C = titik basis

a,b,c,d,e,f = titik detil

Aa,Ba,Bb,Cb,Cc = jarak

pengikatan

Ap = jarak kontrol

AB,BC = garis basis

Titik detail dinyatakan sebagai

berikut :

Titik a = {(Aa), (Ba)}

Titik b = {(Bb), (Cb)}

A

C

B

a

f

b

cd

e

P

Page 6: Kuliah tachimetri kuliah 4

RUMUS DASAR TACHIMETRI

ΔHAB

A

TA TPB

V

dm

do

α

TPA

BA

BB

BT

BA’

BB’

B

dm = 100 (BA – BB) cos . cos

HAB = TAA + TPA + 100 (BA – BB) sin cos – BT – TPB

Page 7: Kuliah tachimetri kuliah 4

rumus jarak optis bila garis bidik

tegak lurus pada rambu ukur

(waterpas).

do = 100 (BA – BB)

Karena tidak tegak lurus, maka yang digunakan adalah garis

BA’ BB’.

Sehingga didapat hubungan sebagai berikut :

JARAK MENDATAR

Jadi

BA’BB’ = BA BB cos

do = 100 (BA – BB) cos = kemiringan sudut helling

Page 8: Kuliah tachimetri kuliah 4

dimana

dm = jarak mendatar antara titik A dan B

do = jarak optis antara titik A dan B

BA = bacaan benang atas

BB = bacaan benang bawah

dm = do cos

dm = 100 (BA – BB) cos . cos

Page 9: Kuliah tachimetri kuliah 4

HAB = TAA + TPA + V – BT – TPB

BEDA TINGGI

dimana :

TAA = tinggi alat

TPA = tinggi patok A

TPB = tinggi patok B

BT = Bacaan benang tengah

masing-masing diukur

dilapangan

V = do sin HAB = TAA + TPA + 100 (BA – BB) sin cos – BT – TPB

Page 10: Kuliah tachimetri kuliah 4

Tahapan pengukuran tachimetri :

1. Tahap persiapan

2. Tahap pemasangan titik

3. Tahap pengukuran titik utama dan rincikan

4. Tahap pengolahan data

5. Tahap penyajian data

Page 11: Kuliah tachimetri kuliah 4

TAHAP PERSIAPAN

1. Pembuatan ikhtisar pekerjaan, penempatan titik

utama-utama agar diperoleh detil yang optimal.

2. Memeriksa dan mempersiapkan alat ukur utama dan

tambahan yang sesuai dengan TOR (term of

reference)/Kerangka Acuan/KA.

3. Mengatur mobilisasi dan distribusi personil dan alat

ukur agar menjadi lebih efisien, efektif dan ekonomis.

4. Pembuatan titik BM yang terbuat dari beton dan

sesuai dengan rencana serta memberi identitas.

5. Menyediakan base camp untuk pusat pengolahan

data, kepentingan logistik, mobilisasi alat dan

personil, dan tempat untuk komunikasi dengan

pemilik pekerjaan.

Page 12: Kuliah tachimetri kuliah 4

Peralatan survey

Page 13: Kuliah tachimetri kuliah 4

TAHAP PEMASANGAN TITIK

Pemasangan titik adalah pendistribusian titik-titik BM dan

titik bantu yang berfungsi sebagai titik utama dan sebagai

titik ikat pada waktu pengukuran titik-titik detil.

5-10 km5-10 km Untuk orde primerUntuk orde primer

3-5 km3-5 km Untuk orde Untuk orde sekundersekunder

1-3 km1-3 km Untuk orde tersierUntuk orde tersier

0,5-1 km0,5-1 km Untuk orde kuarterUntuk orde kuarter

Distribusi untuk titik bantu :

- dipilih permukaan tanah yang stabil

- aman tetapi tidak bersifat permanen

- harus saling dapat terlihat dari kedua titik yang bertetangga

Page 14: Kuliah tachimetri kuliah 4
Page 15: Kuliah tachimetri kuliah 4

L

L

h

H

ii

Ф= 3,5 – 4”

H

h

TitikTitik H (cm)H (cm) h (cm)h (cm) L (cm)L (cm) i (cm)i (cm)

PrimerPrimer 80-10080-100 20-4020-40 40-7040-70 25-4025-40

SekunderSekunder 80-10080-100 20-3020-30 30-5030-50 20-2520-25

TersierTersier 60-8060-80 10-2010-20 20-3020-30 15-2015-20

QuarterQuarter 40-6040-60 10-2010-20 10-2010-20 8-158-15

TitikTitik H (cm)H (cm) h (cm)h (cm)

PrimerPrimer 20-4020-40 40-7040-70 3,5-43,5-4

SekunderSekunder 20-3020-30 30-5030-50 33

TersierTersier 10-2010-20 20-3020-30 33

QuarterQuarter 10-2010-20 10-2010-20 2,52,5

Ф (”)

Page 16: Kuliah tachimetri kuliah 4

TAHAP PENGUKURAN TITIK UTAMA DAN DETIL

do

dm

V

z

A

B

Page 17: Kuliah tachimetri kuliah 4

TAHAP PENGUKURAN TITIK UTAMA DAN DETIL

Langkah-langkah yang harus dilakukan :

1. Pengukuran posisi horizontal dan vertikal apabila

titik ini tidak terdefinisi maka dapat digunakan

pengukuran dengan alat GPS sehingga titik ini

diketahui posisi X,Y atau lintang dan bujur, serta

tingginya dapat dipergunakan pengukuran pasang

surut laut atau sungai terdekat minimal dalam 2-3

piantan (15-21 hari)

2. Lakukan pengukuran posisi horizontal dengan

theodolit atau Total Station (TS)

3. Lakukan pengukuran posisi vertikal dengan alat

Sipat Datar

4. Lakukan pengukuran detil dengan alat theodolit

Page 18: Kuliah tachimetri kuliah 4

Pengukuran Detil

1.Letakkan alat theodolit kompas dititik-titik kerangka/ikat/referensi.

2. Atur alat theodolit kompas sebuai dengan ketentuan

yang berlaku pada theodolit pada umumnya.

3. Ukur tinggi alat

Tinggi alat adalah jarak antara pusat sumbu mendatar

dan

permukaan paku pada patok/pilar.4. Buka skrup pengunci jarum magnet dan tunggu sampai diam.

5. Sementara menunggu keseimbangan jarum magnet,

teropong arahkan dengan membidik rambu yang diletakkan

pada titik yang akan dibidik.

Page 19: Kuliah tachimetri kuliah 4

7. Ukur tinggi patok yang ada.

8. Detail yang perlu dibidik adalah :

- bangunan (pajok-pojok bangunan)

- jalan (tepi-tepi jalan)

- sungai (tepi-tepi sungai)

- tanaman/sawah/tegalan (batas-batasnya)

- pagar (batas-batasnya)

- saluran/gorong-gorong jembatan

- pilar beton/titik-titik referensi

- titik-titik diatas permukaan tanah yang mempunyai

relief

yang berbeda (sesuaikan dengan skala yang

digunakan).

6. Baca : Benang tengah (BT) (dahulukan),

Benang atas (BA), Benang bawah (BB), Sudut

miring, Azimuth/sudut horizontal

Page 20: Kuliah tachimetri kuliah 4

10.Harus ditulis pada buku ukur : nama pengukur,

nama penulis, daerah/seksi/bagian, nama/nomor

alat, tanggal pengukuran dan cuaca

11.Berikan/cari koreksi boussole.

koreksi boussole = (azimuth geografi – azimuth magnetis).

12.Setelah data-data dari titik satu selesai pindahkan

alat ke

titik yang lain demikian seterusnya.

9. Pengukuran titik-titik detil dilakukan searah

dengan jarum jam dan dibuat sket pengukuran

yaitu meliputi nomor titik, tanda, perkiraan garis

kontur dan sebagainya.

Page 21: Kuliah tachimetri kuliah 4

13. Pada setiap pengukuran buatlah sketsa situasi obyek,

agar pada saat pengukuran semua obyek sudah jelas

identifikasinya, arah pengukuran obyek dibuat secara

radial agar tercapai pengambilan data yang maksimum,

dengan perkiraan ada 1-2 data yang overlap dengan

pengamatan dari titik utama yang berururutan.

Page 22: Kuliah tachimetri kuliah 4

Pengolahan DataPengolahan data ini meliputi 3 tahap pekerjaan pokok yang

harus dilakukan ialah : perhitungan, penggambaran dan

pembuatan laporan

1. Semua titik referensi, peta ikhtisar, standar ketelitian,

ketentuan pokok teknis lapangan harus sudah dalam

bentuk tabulasi atau tersedia data dengan jelas.

2. Cek semua peralatan hitungan, penggambaran

danpembuatan laporan.

3. Proses hitungan.

Langkah-langkah dalamtahap pengolahan data :

a. kumpulkan semua data ukuran yang masuk dari

surveyor, berdasarkan tanggal pengukuran sebagai

prestasi kerjanya jangan dipisah-pisah.

Page 23: Kuliah tachimetri kuliah 4

b. Lakukan perhitungan kerangka horizontal, untuk ini

digunakan dengan cara poligon

c. Lakukan perhitungan kerangka vertikal, untuk mencari

beda tinggi titik-titik kerangka tinggi dihitung dengan

cara tachimetri dan perhitungan kerangkanya digunakan

prinsip waterpas sesuai dengan yang lalu.

d. Lakukan perhitungan detail, untuk jarak mendatar dan

beda tinggi dihitung dengan rumus tachimetri. Yaitu

dengan data-data : sudut miring, tinggi alat dan tinggi

patok. Sedangkan data azimuth dan jarak mendatar ini

digunakan untuk penggambaran. e. Rekapitulasi hasil hitungan , seperti kesalahan,

komentar lanjut terhadap hasil hitungan misalnya siap

digambar, pekerjaan harus diulang sebagian atau

seluruhnya

Page 24: Kuliah tachimetri kuliah 4

f. Nama penghitung dan tanggal penghitungan dilakukan

harus dicantumkan agar memudahkan dilakukan

pemeriksaan ulang oleh juru ukur dan oleh koordinator

g. Jika ada detil yang diukur memiliki 2 informasi karena

hasil ukuran yang overlap maka kedua informasi itu diberi

catatan penggunaannya terserah pada kartografernya.

4. Bila hasil hitungan sudah selesai dan telah dilakukan

pengulangan pengukuran (bila ada) maka dapat

digambar dalam manuskrip, untuk pekerjaan ini dapat

dilakukan dengan langkah :a. Kumpulkan lembar-lembar hasil hitungan dan lembar

data lapangan (karena dapat dipakai sebagai acuan atau

koreksi pada saat penggambaran)

Page 25: Kuliah tachimetri kuliah 4

b. Sediakan kertas milimeter ukuran disesuaikan dengan

luas, daerah dan skala.

c. Sediakan alat-alat tulis : pensil, segitiga, busur derajat,

rapidograf/ pena, tinta hitam, penghapus dan

sebagainya.d. Buat sistem grid dalam kertas

f. Tariklah garis tepi kira-kira 1½ cm.

- garis tepi tegak sebagai sumbu Y (Y+, sebagai

Utara)

- garis tepi mendatar sebagai sumbu X.g. Tentukan skala penggambaran.

h. Tentukan letak koordinat awal, letaknya diatur

sedemikian rupa sehingga kertasnya cukup atau memakai

sistim blad.

Page 26: Kuliah tachimetri kuliah 4

i. Lakukan plotting kerangka dasar dengan sistem polar

dan sistem koordinat diatas kertas milimeter .

j. Cantumkan tinggi titik-titik pada kerangka dan detil.

k. Tarik garis kontur dengan interval (1/2000 x skala).

l. Setelah penggambaran dikertas milimeter selesai, maka

dipindahkan (diblad) pada kertas kalkir.

m. Cantumkan pada kertas informasi tepi yaitu meliputi :

- skala peta

- arah utara

- legenda

- indeks dan informasi lainnya.

n. Setelah selesai semua, maka bisa direproduksi.

Page 27: Kuliah tachimetri kuliah 4

Cara menggambar garis kontur :

- Garis kontur merupakan garis lengkungan yang

tertutup dan tidak bercabang atau terputus.

- Garis kontur terputus hanya dan jika hanya ada

dibatas peta

- Untuk daerah yang berbukit atau terjal, garis kontur

makin rapat, bahkan cenderung menjadi suatu garis

tebal.

- Untuk daerah datar, maka garis kontur tampak

menjadi jarang atau jaraknya renggang.

- Garis kontur yang melewati sungai diarahkan pada

nilai kontur yang lebih tinggi kearah hulu sungai

- Garis kontur yang melalui jalan lekukan atau

ketajaman dari sudut belokan garis kontur menuju

kenilai kontur yang lebih rendah.

- Garis kontur yang melewati bangunan gedung, maka

garis mengelilingi bangunan tersebut.

Page 28: Kuliah tachimetri kuliah 4

5. Rangkuman pengolahan data ini dijadikan bahan untuk

laporan kemajuan mingguan atau bulanan.

6. Pembuatan laporan.

Laporan dibuat dari beberapa hal seperti :

- Kemajuan kerja lapangan.

- Hasil hitungan dan penggambaran.

- Diskripsi dan foto BM terpasang.

- Laporan kemajuan mingguan, bulanan.

- Hal-hal yang perlu dilaporkan kepada penanggung

jawab

pekerjaan.

Page 29: Kuliah tachimetri kuliah 4

Interpolasi Kontur

Interpolasi kontur dapat diartikan sebagai cara mendapatkan

harga kontur yang diinginkan dimana titik-titik di lapangan

tingginya tidak tepat sama dengan harga kontur.

Contoh :

Kita ingin membuat kontur dengan interval 2 meter.

Titik A mempunyai tinggi 1,650 m.

Titik B mempunyai tinggi 2,110 m.

Titik C mempunyai tinggi 2,651 m.

Titik D mempunyai tinggi 1,950 m.

Titik E mempunyai tinggi 4,200 m.

Titik F mempunyai tinggi 5,010 m.

Page 30: Kuliah tachimetri kuliah 4

1.650A 1.950

D

5.010F

4.200E

2.110B

2.651C

2.000

4.000

P Q

RS

Antara titik A dan C pasti ada titik yang mempunyai tinggi

kelipatan 2 m

Antara titik D dan B pun demikian juga.

Antara titik C dan F pasti ada ketinggian 4 m

Demikian juga antara B dan E.

Masalahnya sekarang bagaimana menentukan letak titik P,Q,

R dan S di peta.

Page 31: Kuliah tachimetri kuliah 4

Menentukan letak titik P yang mempunyai ketinggian 2,000

m.

Ukur jarak AC di peta.

Misalnya : jarak AC = dAC = 5 cm

Hitung beda tinggi titik C dengan titik A

hAC (2,651 - 1,650) m = 1,001 m

Hitung beda tinggi titik P dengan titik A

hAP (2,00 - 1,650) m = 0,350 m

Dengan rumus perbandingan segitiga dapat dihitung jarak

AP = dAP

dAP = hAP/hAC . dAC

dAP = 0,350/1,001 . 5 cm

= 1,748

Jadi letak titik P kita ukurkan sepanjang 1,748 cm dari titik A.

5 cm

C +2.651

+1.650 A

Page 32: Kuliah tachimetri kuliah 4

Contoh soal.

Pengukuran detil situasi, alat berdiri di titik P kemudian

melakukan pengukuran detil.

0

ap

P(1500,750)

Utara

Q(1800,600)a

b

c

d

Alat/patokAlat/patokAraAra

hh

BacaanBacaan

sudutsudut

SudutSudut

miringmiring

Bacaan RambuBacaan Rambu

BABA BTBT BBBB

1.535/10 cm1.535/10 cm

aa

bb

cc

dd

2122120010’30”10’30”

56560015’00”15’00”

2702700030’25”30’25”

88880030’25”30’25”

92920030’30’

87870045’45’

88880010’10’

91910020’20’

30003000

20002000

15001500

22002200

20002000

15001500

12501250

18001800

10001000

10001000

10001000

14001400

Page 33: Kuliah tachimetri kuliah 4

Menentukan koordinat detil

1. Mencari azimut titik PQ. Azimuth dapat dicari dengan rumus

)(

)(tan Q1

pQ

PPQ YY

XX

)750600(

)15001800(tan 1

PQ = - 0,598726765 = 149o 5’ 23”

2. Menghitung jarak detil, dengan rumus :

dm = 100 (BA – BB) cos2

Alat/patokAlat/patok ArahArahSudutSudut

miringmiring

Bacaan RambuBacaan RambuJarak Jarak datar datar BABA BTBT BBBB

1.535/10 cm1.535/10 cm

aa

bb

cc

dd

92920030’30’

87870045’45’

88880010’10’

91910020’20’

30003000

20002000

15001500

22002200

20002000

15001500

12501250

18001800

10001000

10001000

10001000

14001400

Sehingga didapat :

Page 34: Kuliah tachimetri kuliah 4

3. Menghitung azimuth detil.

Misalnya detil a. dengan mengacu sudut acuan, misalnya

pada saat membidik Q arah acuan = 10o 00’ 00”.

Maka azimut detil dapat dicari

dengan rumus :P-a = Q - 100º 0’ 00” + PQ

= 212o 10’ 30” - 100º 0’ 00” + 149o 5’ 23”

= 261 15’ 53”

4. Menghitung koordinat.

Xa = Xp + dap sin ap

Ya = Yp + dap cos ap

5. Menghitung tinggi detil

HPQ = TAP + TPP + (dm tg ) – BT – TPQ

Page 35: Kuliah tachimetri kuliah 4

Soal Latihan :

1. Jelaskan pengertian sudut Zenith dan sudut miring.

2. Apakah kegunaan sudut zenith atau sudut miring dalam

pekerjaan pengukuran detil dengan metoda tachimetri.

3. Dari pengukuran detil tachimetri diperoleh data sebagai berikut :

Bila koordinat BM 17 (+ 125,567 ; - 345,278) m dan koordinat

P.124

(- 321,655 ; 302,964) m dan tinggi titik P.124 = 12,657 m diatas

MSL

a. Hitung tinggi BM 17

b. Hitung koordinat dan tinggi titik detil a s/d n

c. Gambarkan posisi titik-titik tersebut diatas peta skala 1:1.000

d. Berapa masing-masing kemiringan tiang listrik terhadap titik

P.124

e. Dari data tersebut diatas apa yang dianggap tidak benar atau

kurang dalam kaedah pengukuran lapangan? Jelaskan pendapat

saudara.

Page 36: Kuliah tachimetri kuliah 4

Tempat alat

Titiktarget

Sudut horizontal Bacaan rambu Sudut vertikal Keterangan

o ‘ “ BT BA BB o ‘ “

BM 17T alat1,31 m

P.124TP =

0,17 m

2 15 20 1350 1475 1225 88 59 50

a 22 25 20 1600 1850 1350 85 59 30

b 38 56 10 1720 1925 1516 84 25 30

c 89 45 50 1580 1925 1235 84 10 20

d 115 30 40 1600 1975 1225 67 30 10

e 165 19 20 1650 1950 1350 87 59 50

f 193 05 40 1725 1950 1500 88 59 50

g 214 3 30 1650 1950 1351 75 20 40

h 251 36 20 1700 1950 1451 83 50 30

i 263 33 10 1700 1850 1550 88 53 20

j 254 12 00 1650 1900 1400 81 15 20

k 302 48 20 1750 1950 1550 86 45 10

l 340 29 50 1650 1900 1400 88 45 00

m 310 29 40 1650 1750 1500 88 45 50

n 341 53 40 1750 1950 1550 83 54 40