kuliah geom survei

64
Pengampu: Dr.Kuswaji Dwi Priyono, M.Si FAKULTAS GEOGRAFI -UMS 2015 GEOMORFOLOGI GEOMORFOLOGI SURVEI & PEMETAAN SURVEI & PEMETAAN KULIAH KULIAH

Upload: danangsutowijoyo

Post on 25-Sep-2015

33 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

survei

TRANSCRIPT

  • Pengampu:Dr.Kuswaji Dwi Priyono, M.SiFAKULTAS GEOGRAFI -UMS 2015GEOMORFOLOGI SURVEI & PEMETAANKULIAH

  • STANDAR KOMPETENSIMahasiswa mampu menyusun langkah-langkah survei dan pemetaan bentuklahan sebagai unit analisis berbagai kajian terapan geomorfologi

    Pustaka:Verstappen, 1983, Applied GeomorphologyThornbury, 1958, Principle of Geomorpho-logyStrahler, 1969, Physical Geography

  • ARTI PENTING GEOMORFOLOGIGeomorfologi mengkaji permukaan Bumi dengan tekanan pada asal mula bentuklahan dan proses-proses geomorfologi yang telah menyebabkan perubahan pada bentuklahan dari waktu ke waktu (Verstappen, 1983)Proses Geomorfologi:Endogen (Diastrofisma & Volkanisme)Eksogen (air hujan, gelombang, angin)Diastrofisme : 1. epirogenesa (pengangkatan kerak Bumi dalam wilayah luas)2. Orogenesa (pembentukan pegunungan)Struktur Geomorfologi: lipatan, sesar, volkan, pegunungan

  • TENAGA GEOMORFOLOGISemua media alami yang mampu mengikis & mengangkut material di permukaan BumiProses: fluvial, marin, eolin, glasialAkibat proses: degradasi (penurunan permukaan Bumi > pelapukan, gerak massa & erosi) & agradasi (penaikan permukaan Bumi)Berlangsungnya proses dipengaruhi: tipe & jenis, sikap perlapisan, struktur geologi, iklim, topografi, vegetasi, & tanah

  • Hubungan Geologi, Fisiografi & Proses Geomorfologi

  • UNIT GEOMORFOLOGI:VolkanikStruktural : dataran, plateau, kubah, lipatan, blok patahan, kompleks

    PROSES GEOMORFOLOGI:PelapukanGerak massa batuanErosi : denudasional, fluvial, abrasi, ablasi, glasiasi

    BENTUKLAHAN:

    Volkanik4. Fluvial7. Glasial2. Struktural5. Marin8. Pelarutan/Karst3. denudasional6. Angin9. Organis

  • SINTESA GEOMORFOLOGI

    PROSES GEOMORFOLOGIBENTUKLAHANVolkanismeDiastropismeVolkanikStruktural: Dataran, Plato, Kubah, Lipatan, Blok sesar, Kompleks3. Degradasi:PelarutanB. Gerak massa batuanC. Erosi:Air (FluvialGelombang/arus (Abrasi)GletserAnginD. Organisme4. Agradasi: air, gelombang, gletser, angin3.1. Karst/Pelarutan3.2. Denudasional

    3.3. Fluvial3.4. Marin3.5. Glasial3.6. Aeolin3.7. Organik 4. Fluvial, Marin, Glasial, Aeolinan5. Ekstra Teristrial5. Krater Meteor

  • CONTOH RINCIAN BENTUKLAHAN ASAL GENETIK

    BENTUKLAHAN STRUKTURALBENTUKLAHAN VULKANIKS1: Pegunungan blok sesarV1: KepundanS2: Gawir sesarV2: Kerucut gunungapiS3: Pegunungan lipatanV3: Lereng gunungapi S4: Perbukitan lipatanV4: Kaki gunungapiS5: Pegunungan antiklinal/sinklinalV5: Dataran kaki gunungapi S6: Perbukitan kubah V6: Dataran kaki fluvio gunungapi S7: Pegunungan/perbukitan platoV7: Padang lavaS8: Lembah antiklinal/sinklinalV8: Aliran lavaS9: hogback/cuestaV9: Aliran laharV10: Dataran antar gunungapiV11: Leher gunungapiV12: Kerucut parasiterV13: Baranco

  • RINCIAN BENTUKLAHAN ..

    Bentuklahan denudasionalBentuklahan fluvialD1: Pegunungan terkikisF1: Dataran aluvial D2: Perbukitan terkikisF2: Tanggul alam sungaiD3: Bukit sisaF3: Dataran banjirD4: Perbukitan terisolirF4: Rawa belakangD5: Dataran nyaris (peneplain)F5: Teras sungaiD6: Kaki lerengF6: Kipas aluvialD7: Kipas rombakan lerengF7: GosongD8: GawirF8: DeltaD9: Lahan rusak (bed land)F9: Dataran delta

  • Pengenalan bentuklahan rawan longsoranPuncak dan Lereng Atas-sumber endapan, rawan erosi, longsorLereng Bawah---------------------- zone of transportation, rawan longsor (slide)Lereng Kaki ------------------------- zone of deposition, rawan longsor (creep) Dataran Kaki ------------------------ zone of deposition, daerah amanDataran Aluvial --------------------- zone of deposition, daerah rawan banjir

  • STUDI GEOMORFOLOGI > STUDI BENTUKLAHANKonfigurasi permukaan Bumi merupakan interaksi proses endogen & eksogenKonfigurasi hasil proses endogen > unit geomorfologi konstruksional yang dipengaruhi faktor geologi & topografiUnit geomorfologi dirinci menjadi unit bentanglahan dirinci lagi unit bentuklahan dirinci lagi unit medanBentanglahan: suatu wilayah yang mempunyai karakteristik tertentu, yaitu: bentuklahan, tanah, vegetasi, & pengaruh manusiaBentanglahan: bentukan alami, non alami, & budaya ditentukan oleh faktor topografi, struktur/batuan & proses eksogenetik, dikenal bentukan proses destruktif

  • DATA GEOMORFOLOGISRELIEF, meliputi:Topografi: lereng, tinggi absolut, hadap lerengMorfologi: kemiringan lereng, panjang lereng, bentuk lereng, bentuk lembahAspek relief lain: hubungan unit relief dengan kemiringan & perbedaan tinggi; kepadatan aliran, pola aliran sungaiB. JENIS BATUAN, meliputi:Batuan bekuBatuan sedimenBatuan ubahGambutKedalaman pelapukan

  • Data geomorfologis:C.KARAKTERISTIK TANAH, meliputi:Kedalaman efektifKandungan humusTekstur & strukturPermukaan berkerikilSingkapan batuanDrainaseTabel Ketebalan lapisan batuan sedimen

    NoTebal (mm)Istilah12345< 6060 200200 600600 2000> 2000Berlapis sangat tipisBerlapis tipisBerlapis sedangBerlapis tebalBerlapis sangat tebal

  • HUBUNGAN UNIT RELIEF, KEMIRINGAN LERENG, & BEDA TINGGI

    NoUnit ReliefLereng (%)Beda Tinggi (m)1234567Datar hampir datarBerombak landaiBerombak bergelombangBergelombang berbukit lereng sedangBerbukit lereng terjalPegunungan lereng sangat terjalPegunungan lereng sangat terjal sekali0 23 78 1314 2021 5556 140> 140< 55 5025 7550 200200 500500 1000> 1000

  • D. PROSES GEOMORFOLOGITipe gradasiErosi: tipe erosi, aktivitas erosi, luas daerah efektifPelarutan karst : tipe karst, luas efektifBanjir: tipe, tenaga, frekuensi, lama, kedalaman, luas efektif daerah banjirGerak massa batuan: klasifikasi zone gerak massa, tingkat gerak massa, tingkat aktif itas, luas daerah efektif2. Tipe agradasi: akumulasi segmen disebabkan tenaga air, angin, es, & gelombang/arusE. AIR PERMUKAAN & AIR TANAH: kelembaban, kuantitas, air tanah (kedalaman, flukstuasi, kualitas)F. VEGETASI ALAMI: tipe, kepadatan, periode, lama, usaha konservasi

  • CARA PEROLEHAN DATATahapan awal pekerjaan survei lapangan adalah pengumpulan data geomorfologisPerhatian terkait > Tujuan penelitian & pendekatan survei (analitik, sintetik, pragmatik); kerangka teori; kerangka pemikiran, kriteria faktor/variabel

    SUMBER DATA:Peta Topografi: morfometri, relief, morfografi, kesan topografi (pola & kerapatan kontur > dataran, perbukitan atau pegunungan)Foto udara & Citra non foto dengan interpretasi menggunakan stereoskop: rona, pola, situs, bayangan

  • IDENTIFIKASI BENTUKLAHAN (VERSTAPPEN)Pendekatan Pola (pattern approach) > daerah penelitian dipilahkan dalam satuan-satuan bentanglahan utama baru kemudian dipecah menjadi satuan yang lebih rinci. Pola dasar: bentuk, jaring-jaring pengaliran, kenampakan erosi, vegetasi alam & bentang budaya. Hasil yang diperoleh sama dengan satuan bentuklahan.Pendekatan Geomorfologis atau Fisiografi (geomorphological & physiographical approach) > dibedakan manjadi satuan geomorfologis berdasarkan pertimbangan asal mula terbentuknya > terutama untuk survei geologi, tanah, hidrologiPendekatan unsur atau parameter (parametrical approach)> menggunakan kriteria morfologi/relief, litologi/strukstur geologi & proses geomorfologi > untuk komputerisasi lebih baik

  • PETA GEOLOGIData geomorfologis yang disadap dari peta geologi: jenis, macam,dan umur batuan, serta struktur geologi

    Umur: periode, era, & umur

    Struktur geologi: arah jurus, dip, sumbu antiklin, sinklin, garis sesar mencer-minkan informasi struktur geologi

  • KERJA LAPANGANKerja lapangan dilakukan untuk mendapatkan data hasil pengukuran parameter geomorfologis secara langsung, yi data primer yang tidak dapat disadap dari peta & citra PJ Pengukuran dilakukan dengan alat survei lapangan: bor tanah, sekop, pita ukur, kompas geologi, abney level, palu geologi, GPS dsb sesuai kebutuhanANALISIS DATA : menggunakan SIGEVALUASI: evaluasi SDA & pemetaan

  • 10 KONSEP DASAR GEOMORFOLOGIProses-proses & hukum-hukum fisik yang sama yang bekerja sekarang bekerja pula pada waktu geologi walaupun tidak harus dengan intensitas yang sama seperti sekarangStruktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan di dalam evolusi bentuklahan & struktur geologi dicerminkan oleh bentuklahannyaProses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekasnya yang nyata pada bentuklahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu karakteristik tertentu pada bentuklahannyaPada derajat tertentu permukaan bumi itu memeliki relief karena proses geomorfik itu bekerja dengan kecepatan atau tingkatan yang berbedaAkibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan suatu urutan bentuklahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada masing-masing tahap perkembangannya.

  • 10 konsep geomorfologi6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum dibandingkan dengan evolusi geomorfik yang sederhana7. Sebagian kecil topografi permukaan Bumi adalah lebih tuadari Tersier, kebanyakan tidak lebih dari Pleistosen8. Interpretasi secara cepat bentanglahan sekarang tidak akan mungkin tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim & geologi selama masa Pleistose9. Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu mengetahui secara benar berbagai kepentingan dalam proses-proses geomorfologi yang berbeda10. Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentanglahan sekarang, namun untuk mempelajari perlu sejarah perkembangannya

  • ASPEK GEOMORFOLOGIDalam mempelajari geomorfologi kita mengenal 4 aspek utama geomorfologi:MorfologiMorfogenesaMorfokronologiMorfoasosiasi/morfoaransementMorfologi: morfometri & morfografiMorfogenesa: asal-usul pembentukan & perkembangannya (9 bentukan asal)Morfokronologi: urutan secara alami (dari proses erosi, pelapukan, perkembangan tanahnya)Morfofoasosiasi: kaitan antara bentuklahan satu dgn lainnya

  • PENDEKATAN SURVEI GEOMORFOLOGIPendekatan analitis > menyajikan satuan pemetaan & informasi geomorfologis meliputi aspek utama (morfometri, morfografi, morfogenesa, morfokronologi) & material > perhatian pada sebaran keruangan & temporal terutama aspek proses yg statis & dinamisPendekatan sintetis > holistik, melibatkan disiplin lain (multi-disiplin) menyajikan informasi medan dalam konteks lingkungan & hubungannya dgn ekologi bentanglahan > melibatkan parameter: geologi, tanah, hidrologi, sedimen, air permukaan, air tanah, vegetasi, budaya & iklim.

  • 3) Pendekatan PragmatisPendekatan survei geomorfologi terapan, memanfaatkan hasil survei analitis (peta geomorfologi) dan/atau survei sintetik (satuan medan & lahan) > membuat peta lereng cukup menggunakan hasil survei analitis (pada aspek morfologi); untuk survei geomorfologi pemetaan kerentanan banjir memerlukan material endapan (sedimen, kelembaban tanah, fluktuasi muka air tanah, kedalaman muka air tanah, vegetasi penutup (alami & budaya), iklim dll

  • Pendekatan Survei Geomorfologi

    LitologiBentuk-lahanTanah/sedimenAir permuka-an/air tanahVegetasi alami/budayaIklimMorfome-tri Pemetaan lereng

    Survei keterlintaan jalan

    Survei penutup lahan

    Pemetaan morfokonservasi

    Pemintakatan bahaya banjir

    Survei evaluasi lahan

    Survei kemampuan lahan MorfografiProsesMorfogenesisMorfokronologi

  • TAHAPAN SURVEI GEOMORFOLOGITahap 1 Pengumpulan DataPerhatikan:Tujuan & hampiran surveiBuat diagram alir yg sesuai kerangka teoritikal & pemikiranPilihlah data yg tepat (katagori faktor/unsur & variabel)Pikirkan bagaimana data diperoleh & bagaimana data dapat diukur+ analisis laboratorium

  • Tahap 2 Pemrosesan dataDilakukan:Menyusun tabel dataTabel analisisKerja laboratoriumPengelompokan & pengorganisasian dataKomputerisasi data

  • Tahap 3 Analisis DataPerhatikan:Ingat akan macam, banyak, penyebaran & validitas dataAnalisis secara tabulasi, kualitatif, numerik, statistik, & komputerisasiPilihlah teknik analisis yg sesuai dengan data yg tersedia

  • Tahap 4 Klasifikasi dataKlasifikasi > tindakan menggolong-golongkan atau mengelompokkan sesuatu atas dasar kriteria/katagori tertentuKlasifikasi bentuklahan sedikitnya mencakup 3 sifat & perwatakan : Struktur geologis/geomorfologis > asal mula bentuklahanProses geomorfologis > bagaimana BL terbentukKesan topografi > konfigurasi permukaan bumi (dataran, perbukitan, pegunungan)

  • LUAS TERKECIL YANG DAPAT DIBATASI SEBAGAI SATUAN PETA TERSENDIRI (0,4 cm)

    SKALALUAS TERKECIL YANG DAPAT DIBATASI DALAM PETA (ha)1: 5000,0011: 1.0000,0041: 5.0000,101: 10.0000,411: 20.000 1,641: 25.0002,501: 50.00010,001: 100.00040,00

  • 1: 250.000250,001: 500.0001.000,001: 1.000.0004.000,001: 2.500.00025.000,001: 5.000.000100.000,001: 10.000.000400.000,0

  • PERANAN SIG DALAM SURVEI & PEMETAANSISTEM: suatu kumpulan komponen-komponen atau elemen-elemen yg diatur & diorganisir menurut suatu tata cara & strutur tertentu yg saling berhubungan sehingga berfungsi secara efektif.

    DATA: bahan dasar (berupa fakta, keadaan, kondisi, obyek, dsb.) yg akan diolah, diproses atau digunakan untuk menghasilkan suatu informasi.

    INFORMASI: data yg sudah diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai suatu arti, yg akan digunakan bagi satu atau beberapa keperluan (rencana, keputusan dsb.).

    DATA (bahan dasar) >> diproses/diinterpretasi >> Informasi (produk)

  • SISTEM INFORMASI: suatu sistem yg merupakan gabungan dari (a) tatacara, (b) fasilitas, (c) kegiatan-kegiatan yg digunakan untuk menghasilkan informasi yg diperlukan oleh pengguna (organisasi, instansi pemerintah dsb,).

    TATACARA (METHODS):prosedur & instruksi dalam hal pengumpulan, memproses, & mendistribusikan data.FASILITAS (FACILITIES): orang/personil, material yg dipakai, uang dsbKEGIATAN (ACTIVITIES): pekerjaan untuk memproses data menjadi informasi.

    SIG : sebuah teknologi berbasis komputer yg digunakan untuk melakukan pekerjaan pengumpulan, penyimpanan, mencari kembali, manipulasi & transformasi, penyajian serta analisa data geografis.

  • DATA GEOGRAFIS ADALAH DATA SPASIALMemiliki geometric properties seperti koordinat & alamatTerkait dgn aspek ruang, seperti: persil kota, propinsi, kawasan pemukiman dsb.Berhubungan dgn semua fenomena yg ada di bumi (data, fakta, keadaan, obyek, kejadian, gejala).Dipakai untuk maksud tertentu (analisis, pemantauan, pengelolaan)

    SIG disamping mengumpulkan, menghitung, menyajikan data juga mampu membuat analisi-analisis spasial (keruangan) untuk memperlihatkan pilihan-pilihan pemecahan suatu bidang dalam bentuk Skenario

  • Misal:Teknik Geodesi: survei, pemetaan topografi & tematik, fotogrametri, kartografi.Teknik Lingkungan: pemantauan & pengelolaan dampak lingkungan suatu kawasanPerencanaan: penataan ruang, penataan kawasan industri dsb.

    Keunggulan SIG> menggunakan data digital yg fleksibilitas tinggi & mampu melakukan pekerjaan analisaMisal: satu kumpulan data digital titik-titik tinggi dapat diturunkan menjadi kontur, bentuk kemiringan, bayangan 3 dimensi, penampang melintang, perhitungan volume dsb. > kemampuan overlay 2 set data: kemiringan lereng dgn data tanah kita dapat menganalisa daerah rawan longsor

  • Misal:Slope: > 45%; 30-45%; 15-30%; usulan program penghijauan di daerah rawan longsor.

  • GEOMORFOLOGI DALAM PENATAAN RUANGGeografi yg mempelajari interaksi & interdependensi antara manusia dgn lingkungan mempunyai peran dalam analisis perencanaan tata ruang.Tata ruang adalah pengaturan geografis yg memperhatikan konteks ruang-lingkungan-waktu dalam penelitian & analisisnya.Perencanaan tata ruang bertujuan mengatur & mengarahkan pemanfaatan ruang beserta segala sumberdaya yg terdapat di dalamnya secara optimal, & merupakan bagian dari perencanaan pengembangan wilayah (Dirjen Cipta Karya, 1986)

  • Tanpa penataan ruang akan terjadi: pemanfaatan lahan yg keliru yg merugikan bagi lahan itu sendiri & lahan di sekitarnya; terjadi persaingan dlm pemanfaatan lahan yg sama oleh berbagai pihak yg berbeda kepentingannya; kesemrawutan pembangunan.Perencanaan ruang pada hirarkhi yg paling tinggi mencakup ruang atau wilayah nasional yg sifatnya perencanaan struktural makro, hirarkhi terendah mencakup ruang yg terbatas yg berkaitan dgn pelaksanan pembangunan fisik tertentu.Tiga macam kegiatan perencanaan tata ruang: (1) inventarisasi & klasifikasi yg ada, (2) evaluasi & analisis apa yg ada & terjadi serta keadaan & kejadiannya, (3) menyusun/ merumuskan apa yg perlu dilakukan.

  • Pelaksanaan kegiatan perencanaan tt ruang dapat dilaksanakan secara satu tahap (pararel) atau dua tahap (berurutan)Kegiatan pertama, inventarisasi obyek fisik alamiah & obyek sosial-ekonomi secara kualitatif.Obyek fisik alamiah: iklim, bentuklahan & proses, batuan & struktur, tanah, air, vegetasi.Obyek sosial-ekonomi: data penggunaan lahan, ukuran & bentuk pemilikan, pemilikan tanah, infrastruktur, kemampuan petani, tingkat teknologi, jarak thd pasar, modal dll.Kegiatan kedua adalah analisis, menginterpretasikan data yg terkumpul, melihat gejala/trend yg terjadi di masa lalu, & saling keterkaitan data satu dan lainnya sehingga dapat diidentifikasi berbagai potensi & kemudahan, hambatan/kesulitan, & permasalahan yg mungkin dihadapi.

  • Kegiatan terakhir,penyusunan rencana dgn memanfaatkan hasil inventarisasi & analisis, memperhatikan potensi & hambatan yg mungkin ada, merumuskan kebijakan yg diperlukan sbg penjabaran Pola Dasar Pembangunan Daerah, & susun alternatif rencana yg mungkin kemudian dinilai & dibandingkan untung ruginya selanjutnya dipilih yg memberi keuntungan paling besar.

    Geomorfologi berperan dalam memberi gambaran sistematik & tepat dari bentuklahan, proses yg mempengaruhi, gejala yg paling berkaitan shg kegiatan tahapI memperoleh masukan yg aktual & fungsional.

  • Secara umum kelebihan SIG dibandingkan pemetaan konvensional:Lebih cepat & mudah untuk mengacces dengan data dalam jumlah cukup besarPunya kemampuan dalam memilih & mencari detail atau tema yg diinginkan> analisa, updating, pemodelan, skenario dengan tepat.Fleksibilitas datanya tinggi > menghasilkan beberapa keluaran > peta, grafik > alat bantu pekerjaan pengelolaan masalah-masalah sumberdaya.

  • KOMPONEN SIG Data Masukan: data hasil digitasi peta, data tabulasi (statistik), data pengukuran lapangan, data basis& digital citra satelitBasis data spasial yg mempunyai kemampuan menyimpan & mencari kembali data grafis & atribut.Sistem pengelolaan basis data > perangkat lunak untuk manipulasi, analisis & pemodelan serta mengatur data yg ada.Komponen penyajian data (output) > laporan tertulis, peta, grafik, tabel dsb.

  • Data SIG > vektor & raster yg memiliki posisi geografi (where), atribut/sifat/karakteristik (what) > dimensi waktu (when) > hubungan antar data atribut (hirarkhi, jaringan kerja & rasional) > topologi

    Vektor > sistem koordinat (x, y)Raster > sistem grid

    Data dapat didefinisikan:Geometric properties: koordinat, bentuk, & ukuranHubungan logikal antar data: topologi, semantik & hirarkhi.Hubungan diskriptip/klasifikasi

  • PERENCANAAN TATAGUNA LAHANTataguna Lahan = Tata RuangRuang sbg SDA yg harus dikelola bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat (UUD 1945 Pasal 33 ayat 3) > harus dikelola scr terkoordinasi, terpadu, dan berkelanjutan > Perlu PerencanaanRuang harus: nyaman, produktif, berkelanjutan > arahnya mewujudkan perlindungan fungsi ruang & mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan

  • PERMASALAHANSemakin meningkatnya frekuensi & cakupan bencana, lingkungan perumahan kumuh, kemacetan lalu lintas, menurunnya kualitas lingkungan dsb.Pentingnya upaya reposisi perilaku manusia dalam mengelola lingkungan hidupnyaMisal terkait kasus bencana longsor:Banyak kegiatan yg menempati ruang yg potensial bencana longsor,Banyak kegiatan dgn karakteristik yg tidak sesuai untuk dikembangkan di kawasan rawan longsor,Penerapan pola pengelolaan kegiatan di kawasan rawan bencana longsor

  • Isu strategis pengelolaan kawasan rawan bencanaTingginya laju alih fungsi lahan berfungsi lindung (di P.Jawa sekitar 19.000 ha/th rusak, p.Sulawesi 29.500 ha/th)Pengembangan kegiatan yg tidak sesuai karakteristik kawasan (budidaya pertanian di kawasan yang kemiringannya > 40%)Pola pengelolaan kegiatan yg tak sesuai karakteristik kawasanKurangnya penyebarluasan informasi yang dibutuhkan masyarakat

  • SIKLUS PENATAAN RUANG

  • HIRARKI TATA RUANGmengacu pada landasan hukum yang ada yaitu UU 24/1992 tentang penataan ruang, sistem perencanaan tata ruang wilayah diselenggarakan secara berhirarki menurut kewenangan administratif, yakni dalam bentuk RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota serta rencana-rencana yang sifatnya lebih rinci.

  • RTRWN (MAKRO STRATEGIS JANGKA PANJANG)RTRWN merupakan perencanaan makro strategis jangka panjang (hingga 25 th) skala ketelitian 1:1.000.000. Dalam kaitannya dengan pengembangan sistem permukiman, maka di dalam RTRWN sendiri telah ditetapkan fungsi kota-kota secara nasional berdasarkan kriteria tertentu (administratif, ekonomi, dukungan prasarana, maupun kriteria strategis lainnya) yakni sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Untuk mewujudkan fungsi-fungsi kota sebagaimana ditetapkan dalam RTRWN secara bertahap dan sistematis, maka pada saat ini tengah disusun review Strategi Nasional Pembangunan Perkotaan (SNPP)

  • RTRW PROVINSI (MAKRO STRATEGIS JANGKA MENENGAH)RTRW Provinsi merupakan perencanaan makro strategis jangka menengah (waktu 15 th) pada skala ketelitian 1 : 250.000. RTRW Kabupaten dan Kota merupakan perencanaan mikro operasional jangka menengah (5-10 tahun) dengan skala ketelitian 1 : 100.000 hingga 1:20.000, yang kemudian diikuti dengan rencana-rencana rinci yang bersifat mikro-operasional jangka pendek dengan skala ketelitian di bawah 1:5.000.

  • Issu Strategis Penataan Ruang di Indonesia Fenomena urbanisasi Jml pdd perkotaan di Indonesia perkembangan yang cukup pesat dari 32,8 juta atau 22,3% dari total penduduk nasional (1980), meningkat menjadi 55,4 juta atau 30,9% (1990), menjadi 74 juta atau 37% (1998), menjadi 90 juta jiwa atau 44% (2002), dan diperkirakan akan mencapai angka 150 juta atau 60% dari total penduduk nasional (2015) dengan laju pertumbuhan penduduk kota rata-rata 4,49% per tahun (1990-1995)

  • b) Kesenjangan antar wilayah Sebagai gambaran konsentrasi kegiatan ekonomi di Pantura Jawa mencapai 85%, jauh meninggalkan Pantai Selatan (15%). Hal ini pun dicirikan dengan intensitas pergerakan orang dan barang yang sangat tinggi, seperti pada lintas utara Jawa dan lintas Timur Sumatera

  • c) Perkembangan kota yang tidak terarah Terjadinya perkembangan kota-kota yang tidak terarah, cenderung membentuk konurbasi antara kota inti dengan kota-kota sekitarnya. Konurbasi dimaksud dicirikan dengan munculnya 9 kota metropolitan dengan penduduk di atas 1 juta jiwa (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Bekasi, Tangerang, Semarang, Palembang dan Makassar) dan 9 kota besar (Bandar Lampung, Malang, Padang, Samarinda, Pekanbaru, Banjarmasin, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar). Konurbasi yang terjadi pada kota-kota tersebut menimbulkan berbagai permasalahan kompleks, seperti kemiskinan perkotaan, pelayanan prasarana dan sarana kota yang terbatas, kemacetan lalu lintas, dan pencemaran lingkungan

  • d) Pembangunan Pusat-pusat Permukiman di Kawasan Perbatasan negara Ketertinggalan, keterisolasian dan keterbatasan aksesibilitas, serta keterbatasan pelayanan merupakan kondisi yang tipikal terjadi. e) Masih rendah partisipasi masyarakat dalam penataan ruang Kondisi saat ini menunjukkan bahwa penyaluran hak-hak masyarakat dalam penataan ruang saja belum terjamin sepenuhnya, terlebih pelaksanaan kewajibannya masih jauh dari yang diharapkan

  • f) Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi salah satu kunci sukses terletak pada kecepatan mengakses informasi, melakukan analisis dan penyesuaian kebijakan pembangunan wilayahnya h) Belum sepenuhnya rencana tata ruang dijadikan usaha preventif dalam proses pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup RTR masih belum digunakan sbg acuan dalam pelaksanaan pembangunan yang tergambar dari terjadinya ketidakselarasan dalam pemanfaatan ruang, antara manusia dengan alam maupun antara kelepneintan ekonomi dengan pelestarian lingkungan

  • EVALUASI KESESUAIAN LAHANEvaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan.Inti evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki lahan yang akan digunakan.Akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe penggunaan lahan tersebut.

  • DASAR-DASAR EVALUASI LAHANKesesuaian lahan harus didasarkan atas penggunaan lahan untuk tujuan tertentu, karena penggunaan lahan yang berbeda memerlukan syarat yang berbedaDiperlukan perbandingan antara biaya dan keuntungan dalam penggunaan lahan yang direncanakanDiperlukan hampiran multidisiplin, sumbangan pengetahuan dari bidang ilmu tanah, ekonomi, sosial dll

  • 4) Harus relevan terhadap sifat-sifat fisik, ekonomi, & sosial daerah yang dimaksud, misalnya iklim daerah tsb, standar hidup penduduk setempat, besarnya upah dll5) Berdasarkan atas penggunaan untuk waktu yang tidak terbatas (sustain basis), jangan kemudian hari menyebabkan kemunduran lingkungan6) Evaluasi meliputi lebih dari satu macam penggunaan lahan, perlu dibandingkan antara dua cara bercocok tanam dll.

  • INTENSITAS EVALUASI LAHANReconnaissance (Tingkat Tinjau) > dilakukan dalam skala nasional/provinsi, dilakukan secara kualitatif & analisa ekonomi hanya dilakukan sangat umum . Hasilnya Perencaan secara nasional, dapat ditentukan prioritas masing-masing daerahSemi-detil (Setengah Rinci, Sedang) > dilakukan untuk yang lebih khusus, misalnya studi kelayakan (feasibility study) suatu proyek > survei pertanian & analisa sosial-ekonomi mjd faktor penting > hasilnya untuk memberi keputusan dari proyekDetil (Rinci) > perencanaan yang telah pasti, misalnya untuk pembuatan disain/nasehat > dilakukan setelah kepastian melaksanakan proyek

  • KARAKTERISTIK LAHAN, KUALITAS, & SIFAT LAHANKarakteristik lahan (land characteristic) mencakup faktor-faktor yang dapat diukur atau ditaksir besarnya misalnya: lereng, curah hujan, tekstur tanah, air tersedia dll.Kualitas lahan (land quality) adalah sifat-sifat lahan yang tidak dapat terukur langsung karena merupakan interaksi dari beberapa karakteristik lahan (complex of land attribute) yang mempu-nyai pengaruh nyata thd kess.lahan.Sifat-sifat penciri (diagnostic criterion) adl variabel yg telah diketahui mempunyai pengaruh nyata thd hasil & masukan untuk pengg lahan.

  • KUALITAS LAHANKualitas lahan untuk pertumbuhan tanamanTersedianya airTersedianya unsur haraMudah tidaknya diolahBahaya banjirKepekaan erosiB. Kualitas lahan untuk produksi ternakPenyakit-penyakit hewanKetahanan terhadap kerusakan rumputTersedianya air minum dll

  • KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHANKemampuan lahan menunjukkan kesamaan besarnya faktor-faktor penghambat. Tanah dikelompokkan dalam Kelas I hingga VIII, semakin tinggi kelasnya kualitas lahannya semakin jelek, risiko kerusakan dan besarnya faktor penghambat bertambah dan pilihan penggunaan lahan yang dapat diterapkan semakin terbatas.Tanah Kelas I IV merupakan lahan yg sesuai untuk pertanianKelas V-VIII tidak sesuai untuk pertanian atau diperlukan biaya yg sangat tinggi untuk pengll

  • Kelas Kem.LahanKeteranganISesuai untuk segala jenis penggunaan lahan tanpa memerlukan tindakan pengawetan tanah yang khusus, lahan datar, solum dalam, drainase baik dllIIMempunyai beberapa penghambat yang dapat mengurangi pilihan jenis tanaman, lereng melandai, peka erosi dllIIIMempunyai penghambat yg agak berat yg mengurangi pilihan jenis tanaman yang dapat diusahakanIVMempunyai penghambat yang berat yang membatasi pilihan tanaman yang dapat diusahakan, memerlukan pengelolaan yang sangat berhati-hatiVMempunyai sedikit atau tanpa bahaya erosi, tetapi mempunyai penghambat lain yang sukar dihilangkanVIMempunyai penghambat yang sangat berat shg tidak sesuai untuk pertanian & hanya sesuai untuk tanaman rumput ternak VIISama sekali tidak sesuai untuk usaha tani tanaman semusim, hanya sesuai untuk padang penggembalaan VIIITidak sesuai untuk produksi tanaman, harus dibiarkan alami/hutan

  • S E K I A N

    ***