kuliah 4 teori ikatan dalam kompleks
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
1/28
Diktat Kimia Koordinasi
TEORI IKATAN DALAM KOMPLEKS
Teori mengenai ikatan dalam senyawa kompleks mulai berkembang sekitar
tahun 1930. Sampai dengan saat ini ada 3 teori yang cukup menonjol :
• Teori Ikatan Valensi (TIV)
Teori ini menyatakan bahwa dalam senyawa terbentuk ikatan kovalen
koordinasi antara ligan dengan atom dimana pasangan elektron bebas
disumbangkan oleh ligan dan logam menyediakan orbital kosong untuk
ditempati oleh !"# yang disumbangkan oleh ligan
• Teori Medan Kristal
$enurut teori ini ikatan antara logam dan ligan dalam senyawa
kompleks murni merupakan interaksi elektrostatik.
• Teori Orbital Molekul
%alam teori orbital molekul interaksi antara ligan dengan logam pusat
dapat berupa interaksi ionik maupun pembentukan ikatan kovalen
dengan menggunakan pendekatan mekanika gelombang
a. Teori Ikatan Valensi (Valence Bond Theory)
Teori ini dikemukakan oleh &inus !auling sekitar tahun 1931. Teori ini
menyatakan bahwa ikatan antara ligan dengan logam merupakan ikatan
kovalen koordinasi dengan pasangan elektron bebas yang disumbangkan
oleh ligan. &ogam pusat menyediakan orbital'orbital kosong yang telah
mengalami hibridisasi untuk ditempati oleh !"# dari ligan. (enis hibridisasi
orbital menentukan bentuk geometris senyawa kompleks yang terbentuk.
!embentukan ikatan dalam senyawa kompleks juga dapat ditinjau sebagai
reaksi )sam'#asa &ewis dimana ligan merupakan #asa &ewis yang
memberikan !"#.
Hibridisasi Geometris Contoh
sp* Trigonal planar +,g-3'
sp3 Tetrahedral +/n,32*4
d*sp3 5ktahedral +6e7283'
dsp* #ujur sangkar segi empat planar +i72*'
dsp3 #ipiramida trigonal +6e752*4
sp3d* 5ktahedral +6e683'
!embentukan ikatan melibatkan beberapa tahapan meliputi promosi
elektron; pembentukan orbital hibrida; dan pembentukan ikatan antara logam
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
14
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
2/28
Diktat Kimia Koordinasi
dengan ligan melalui overlap antara orbital hibrida logam yang kosong
dengan orbital ligan yang berisi pasangan elektron bebas.
!ada hibridisasi yang melibatkan orbital d ada dua macam kemungkinan
hibridisasi. (ika dalam hibridisasi orbital d yang dilibatkan adalah orbital d
yang berada di luar kulit dari orbital s dan p yang berhibridisasi maka
kompleks yang terbentuk disebut sebagai kompleks orbital luar atau outer
orbital complex . Sebaliknya jika dalam hibridisasi yang dilibatkan adalah
orbital d di dalam kulit orbital s dan p yang berhibridisasi maka kompleks
tersebut dinamakan kompleks orbital dalam atau inner orbital complex .
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
3/28
hibridisasi d*sp3
Diktat Kimia Koordinasi
3d10 sp3
>arena semua elektron berpasangan maka senyawa bersi?at diamagnetik
+6e7283'; memiliki bentuk geometris oktahedral
6e*8 : +)r 3d8 s*
6e34 : +)r 3d s0
: + )r
3d s1 p0
%ua buah elektron pada orbital d yang semula tidak berpasangan dipasangkan
dengan elektron lain yang ada pada orbital d tersebut sehingga * orbital d yang
semula ditempati oleh kedua elektron tersebut kosong dan dapat digunakanuntuk membentuk orbital hibridal d*sp3
6e34 : +)r
>arena orbital d yang digunakan dalam hibridisasi ini berasal dari orbital d yang
berada disebelah dalam orbital s dan p maka kompleks dengan orbital hibrida
semacam ini disebut sebagai kompleks orbital dalam inner orbital complex 2
+6e7283' : +)r
3d8 d*sp3
5rbital hibrida d*sp3 yang terbentuk diisi oleh pasangan elektron bebas dari ligan
7'
%alam kompleks terdapat satu elektron yang tidak berpasangan sehingga
kompleks bersi?at paramagnetik.
+i72*' memiliki bentuk geometris segiempat planar
i*= : +)r 3d= s*
: +)r3d= s* p0
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
16
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
4/28
Diktat Kimia Koordinasi
i*4 : +)r
Salah satu elektron pada orbital d yang tidak berpasangan dipasangkan dengan
elektron lain sehingga salah satu orbital d kosong dan dapat digunakan untuk
membentuk orbital hibrida dsp3
+i72*' : +)r
3d= dsp3
Semua elektron dalam kompleks ini berpasangan sehingga kompleks bersi?at
diamagnetik
Sebagian besar kompleks lebih memilih kon?igurasi kompleks orbital
dalam karena energi yang diperlukan saat hibridisasi untuk melibatkan
orbital d sebelah dalam lebih kecil dibandingkan energi yang
diperlukan untuk melibatkan orbital d sebelah luar. $eskipun demikian
jika dilihat dari pengukuran momen magnetnya beberapa kompleks
ternyata berada dalam bentuk kompleks orbital luar.
7ontoh :
-on +6e683' memiliki bentuk geometris oktahedral. (ika
diasumsikan kompleks ini merupakan kompleks orbital dalam
dengan hanya satu elektron yang tidak berpasangan maka
seharusnya momen magnet senyawa adalah sebesar 1@3 #$.
$enurut hasil pengukuran momen magnet ion +6e683' adalah
sebesar 80 #$ yang akan sesuai jika terdapat lima elektron tidak
berpasangan. #erarti ion 6e34 dalam kompleks mengalami
hibridisasi sp3d* dengan melibatkan orbital d sebelah luar dan
disebut sebagai kompleks orbital luar outer orbital complex 2.
6e*8: +)r 3d8 s*
6e34: +)r 3d s0
: +)r
3d s1 p0 d0
Elektronetralitas dan Backbonding
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
17
membentuk orbital hibrida dsp3
membentuk orbital hibrida sp3d*
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
5/28
Diktat Kimia Koordinasi
%alam T-A reaksi pembentukan kompleks merupakan reaksi )sam #asa
&ewis. )tom logam sebagai asam &ewis mendapatkan elektron dari ligan
yang bertindak sebagai basa &ewis sehingga mendapatkan tambahan
muatan negati?. %engan demikian densitas elektron pada atom logam akan
menjadi semakin besar sehingga kompleks menjadi semakin tidak stabil.
!ada kenyataannya senyawa kompleks merupakan senyawa yang stabil
sehingga diasumsikan walaupun mendapatkan tambahan muatan negati? dari
!"# yang didonorkan oleh ligan atom pusat memiliki muatan yang mendekati
nol atau hampir netral. )da dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
menerangkan hal ini :
(1) Elektronetralitas
&igan donor umumnya merupakan atom dengan
elektronegativitas yang tinggi sehingga atom ligan tidak
memberikan keseluruhan muatan negati?nya sehingga elektron
ikatan tidak terdistribusi secara merata antara logam dengan ligan
(2) Backbonding
!ada atom logam dengan tingkat oksidasi yang rendah
kerapatan elektron diturunkan melalui pembentukan ikatan balik
backbonding2 atau resonansi ikatan partial. -onpusat memberikan
kembali pasangan elektron kepada ligan melalui pembentukan
ikatan phi π2.
Teori -katan Aalensi cukup mudah untuk dipahami dapat meramalkan
bentuk geometris dari sebagian besar kompleks dan berkesesuaian dengan
si?at kemagnetan dari sebagian besar kompleks.
$eskipun demikian ada beberapa kelemahan dari Teori -katan Aalensi ini.
Sebagian besar senyawa kompleks merupakan senyawa berwarna T-A tidak
dapat menjelaskan warna dan spektra elektronik dari senyawa kompleks.
Selain itu meskipun berkesesuaian dengan si?at kemagnetan senyawa T-A
tidak dapat menjelaskan mengapa kemagnetan senyawa dapat berubah
dengan kenaikan suhu. Teori -katan Aalensi tidak dapat memberikan
penjelasan yang memuaskan mengapa sejumlah kompleks berada dalam
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
18
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
6/28
Diktat Kimia Koordinasi
bentuk kompleks orbital luar. >elemahan'kelemahan dari T-A ini dapat
dijelaskan dengan lebih baik oleh Teori $edan >ristal Crystal Field Teory 2.
b. Teori Medan Krista !Crystal Field Theory)Teori ini mula'mula diajukan oleh #ethe 19*92 dan Aleck 1931 B 1932
dan mulai berkembang sekitar tahun 191. Teori ini merupakan usaha untuk
menjelaskan hal'hal yang menjadi kelemahan dari Teori -katan Aalensi.
%alam Teori $edan >ristal T$>2 interaksi yang terjadi antara logam
dengan ligan adalah murni interaksi elektrostatik. &ogam yang menjadi pusat
dari kompleks dianggap sebagai suatu ion positi? yang muatannya sama
dengan tingkat oksidasi dari logam tersebut. &ogam pusat ini dikelilingi oleh
ligan'ligan bermuatan negati? atau ligan netral yang memiliki pasangan
elektron bebas !"#2. (ika ligan merupakan suatau spesi netraltidak
bermuatan maka sisi dipol negati? dari ligan terarah pada logam pusat.
$edan listrik pada logam akan saling mempengaruhi dengan medan listrik
ligan.
%alam Teori $edan >ristal berlaku beberapa anggapan berikut :
a. ligan dianggap sebagai suatu titik muatan
b. tidak ada interaksi antara orbital logam dengan orbital ligan
c. orbital d dari logam kesemuanya terdegenerasi dan memiliki energi
yang sama akan tetapi jika terbentuk kompleks maka akan terjadi
pemecahan tingkat energi orbital d tersebut akibat adanya tolakan dari
elektron pada ligan pemecahan tingkat energi orbital d ini tergantung
orientasi arah orbital logam dengan arah datangnya ligan
Bentuk Orbitald
>arena orbital d seringkali digunakan pada pembentukan ikatan dalam
kompleks terutama dalam teori T$> maka adalah penting untuk
mempelajari bentuk dan orientasi ruang orbital d . >elima orbital d tidak
identik dan dapat dibagi menjadi dua kelompok; orbital t *g dan eg. 5rbital'
orbital t*g BdCy; dCD; dan dyD B memiliki bentuk yang sama dan memiliki orientasi
arah di antara sumbu C y dan D. 5rbital'orbital eg BdC*'y* dan dD* B memiliki
bentuk yang berbeda dan terletak di sepanjang sumbu.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
19
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
7/28
M"
L
L
L
L
L
L
E
F
/ dC*'
y* d
D*
dCy
dCD
dyD
dC*'
y* d
D*d
CDdyD
eg
t*g
Diktat Kimia Koordinasi
Ko!"leks Oktahedral
!ada kompleks oktahedral logam berada di pusat oktahedron dengan ligan di
setiap sudutnya. )rah mendekatnya ligan adalah sepanjang sumbu C y dan D.>arena orientasi arah orbital dC*'y* dan dD* adalah sepanjang sumbu C; y; D dan
menghadap langsung ke arah mendekatnya ligan maka kedua orbital
tersebut mengami tolakan yang lebih besar dari ligan dibandingkan orbital d Cy;
dCD dan dyD yang berada di antara sumbu'sumbu C; y; dan D. %engan demikian
orbital d pada kompleks oktahedral mengalami pemecahan splitting 2 tingkat
energi dimana orbital'orbital eg memiliki tingkat energi yang lebih besar
dibandingkan orbital t*g.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
20
C C y
D
d#$
Dy
d$%d#%
y
C
d#&'$& d%&
y
C
08Go
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
8/28
Diktat Kimia Koordinasi
a2 b2
Gambar a( kompleks oktahedralGambar b( pemecahan energi yang terjadi pada orbital d menjadi orbital eg dan t*g
(arak antara kedua tingkat energi ini diberi simbol ∆0 atau 10%H. Setiap
orbital pada orbital t*g menurunkan energi kompleks sebesar 0∆0 dan
sebaliknya setiap orbital pada orbital eg menaikkan energi kompleks sebesar
08∆0. Tingkat energi rata'rata dari kedua tingkat energi orbital t*g dan eg
merupakan energi hipotetik dari orbital d yang terdegenerasi.
#esarnya harga ∆o terutama ditentukan oleh kuat atau lemahnya suatu
ligan. Semakin kuat medan suatu ligan makin besar pula pemecahan tingkat
energi yang disebabkan sehingga harga∆
0 juga semakin besar. ,arga∆
0
dalam suatu kompleks dapat ditentukan melalui pengukuran spektra arena setiap orbital t*g menurunkan energi sebesar 0∆0 dari tingkat
energi hipotetis setiap elektron yang menempati orbital t*g akanmeningkatkan kestabilan kompleks dengan menurunkan energi kompleks
sebesar 0∆0. #esarnya penurunan energi ini disebut sebagai "nergi
Stabilisasi $edan >ristal 76S" Crystal Field !tabili"ation Energy 2.
Sebaliknya setiap elektron di orbital eg akan menurunkan kestabilan
kompleks dengan menaikkan energi kompleks sebesar 08∆0.
Tabel berikut menunjukkan besarnya 76S" untuk kompleks dengan
kon?igurasi d0
B d10
.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
21
dCyGo
0Go
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
9/28
Diktat Kimia Koordinasi
)*mah ee+tron dKon,i-*rasi
C.SEt&- e-
1 '0∆0
* '0=∆0
3 '1*∆0
kompleks ig spin2 '08∆0
kompleks lo# spin2 '18G0 kompleks ig spin2 0
kompleks lo# spin2 '*0G08 kompleks ig spin2 '0G08 kompleks lo# spin2 '*G0@ kompleks ig spin2 '0=G0@ kompleks lo# spin2 '1=G0
= '1*G09 '08G010 0
#esarnya harga G0 ditentukan oleh jenis ligan yang terikat dengan
logam pusat. ompleks akan menyerap cahaya dengan ?rekuensi yang berkesesuaian
dengan energi yang diperlukan untuk mengeksitasikan elektron dari orbital t *g
ke orbital eg % I G0h hI konstanta !lanck2. %ari pita serapan ini dapat dilihat
intensitas maksimum dari serapan oleh kompleks terletak pada ?rekuensi
berapa.
$enurut hasil studi eksperimen dari spektra sejumlah kompleks
dengan berbagai macam jenis logam pusat dan ligan ternyata ligan'ligan
dapat diurutkan sesuai kemampuannya untuk menyebabkan pemecahan
tingkat energi pada orbital d. %eretan ligan ini disebut %eret Spektrokimia.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
22
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
10/28
Diktat Kimia Koordinasi
I'/ 0r ' / C' / .' / OH' / C&O1&' / H&O / NCS
' / p$ / NH3 / en / bip$ / o'
phen / NO&' / CN'
#istorsi Tetragonal dala! Ko!"leks Oktahedral (#istorsi $ahn Taller)Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tolakan oleh elektron dari
keenam ligan dalam suatu kompleks oktahedral memecah orbital d menjadi
orbital t*g dan eg. (ika elektron'elektron d dari logam tersusunterdistribusi
secara sistematis maka elektron'elektron tersebut akan memberikan tolakan
yang setara pada keenam ligan sehingga kompleks merupakan suatu
oktahedral sempurna. )kan tetapi jika elektron d terdistribusi secara tidak
merata dalam orbital memiliki penataan yang asimetris2 maka ada ligan
yang mengalami gaya tolak yang lebih besar dibandingkan ligan yang lainnya.
%engan demikian struktur kompleks menjadi terdistorsi.
5rbital'orbital eg berhadapan langsung dengan ligan sehingga
penataan elektron yang asimetris dalam orbital eg akan menyebabkan ligan
mengalami tolakan yang lebih besar dibandingkan ligan lainnya dan
menghasilkan distorsi yang signi?ikan. Sebaliknya orbital'orbital t*g tidak
berhadapan langsung dengan ligan sehingga penataan elektron yang
asimetris dalam orbital t*g tidak memberikan pengaruh yang signi?ikan
terhadap struktur kompleks distorsi yang terjadi biasanya sangat lemah
sehingga tidak terukur.
%enataan si!etris)*mah
ee+tron dt&- e-
Medan
i-anContoh
d0 kuat ataulemah
Ti-A5*; +Ti-A68
*'; +Ti-A7l8*'
d3 kuat atau
lemah
+7r ---oksalat233'; 7r ---,*528
34
dlemah +$n--68
'; +6e---683'
d8kuat +6e--728
'; +7o---,32834
d=lemah +i--68
'; +i,*528*4
d10 kuat ataulemah
+/n--,328*4; +/n--,*528
*4
%enataan asi!etris)*mah
ee+tron d
t&- e-Medan
i-an
Contoh
d lemah 7r4--2; $n---42
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
23
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
11/28
perpanjangan pada sumbu D
perpanjangan pada sumbu C dan y
Diktat Kimia Koordinasi
d@kuat 7o4--2; i4---2
d9 kuat danlemah
7u4--2
(ika orbital dD* berisi lebih banyak elektron dibandingkan orbital dC*'y*
maka ligan yang berada pada sumbu D akan mengalami gaya tolak yang lebih
besar dibandingkan keempat ligan lainnya yang berada pada sumbu C dan
y2. Jaya tolak yang tidak seimbang tersebut akan menghasilkan distorsi
berupa perpanjangan oktahedron di sepanjang sumbu D dan disebut sebagai
distorsi tetragonal . &ebih tegasnya distorsi berupa pemanjangan sumbu C
semacam ini disebut sebagai elongasi perpanjangan2 tetragonal.
Sebaliknya jika orbital yang berisi lebih banyak elektron adalah orbital
dC*'y* elongasi akan terjadi sepanjang sumbu C dan sumbu y sehingga ligan
dapat lebih mendekat ke arah logam pusat melalui sumbu D. #erarti akan ada
empat ikatan yang panjang dan dua ikatan yang lebih pendek dan struktur
yang terbentuk mirip dengan oktahedron yang ditekan sepanjang sumbu D.
%istorsi semacam ini disebut kompresi tetragonal .
%istorsi berupa elongasi tetragonal lebih sering terjadi dibandingkan kompresi
tetragonal.
Jambar c2
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
24
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
12/28
Diktat Kimia Koordinasi
Jambar d2
Jambar c2 "longasi tetragonal yang terjadi pada suatu kompleks oktahedral. "lektron'
elektron pada orbital dD* menimbulkan gaya tolak yang meneybabkan ligan
pada sumbu D menjauh dari logam pusat
Jambar d2 >ompresi tetragonal. "lektron'elektron pada orbital dC*'y* menimbulkan
gaya tolak yang cukup kuat sehingga ligan'ligan yang terikat pada sumbu C
dan y menjauh dari logam pusat.
%apat disimpulkan bahwa jika pengisian orbital dC*'y
* dan dD* tidak
sama maka akan terjadi distorsi. ,al ini disebut sebagai %istorsi (ahn Taller.
Teorema (ahn'Taller menyatakan bahwa : Ksistem molekuler yang
tidak linear dalam suatu keadaan elektron yang terdegenerasi
tidaklah stabil; dan akan mengalami distorsi untuk menurunkan
simetrinya dan menghilangkan degenerasi yang terjadiL.
KOM%&EK' 'EI EM%T %&*+
(ika logam pusat dalam kompleks memiliki kon?igurasi d = maka enam
elektron akan mengisi orbital t*g dan dua elektron akan mengisi orbital eg.
!enataan elektronnya ditunjukkan dalam Jambar a2. 5rbital'orbital terisioleh eletron secara simetris dan suatu kompleks oktahedral terbentuk.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
25
G"eg
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
13/28
Diktat Kimia Koordinasi
Gambar !e2 !enataan elektron yang simetris di orbital t *g dan eg pada logam dengan
kon?igurasi elektron d=
Gambar !,2 !emecahan tingkat energi orbital eg untuk mencapai kestabilan kedua
elektron mengisi orbital dD* yang tingkat energinya lebih rendah
"lektron yang berada pada orbital dC*'y* mengalami tolakan dari empat
ligan yang berada pada sumbu C dan y; sementara elektron yang ada padaorbital dD* hanya mengalami tolakan dari dua ligan yang berada pada sumbu
D. (ika medan ligan cukup kuat maka perbedaan energi di antara dua orbital
ini orbital dC*'y* dan dD*2 menjadi lebih besar dibandingkan energi yang
diperlukan untuk memasangkan elektron. !emecahan orbital eg ini
ditunjukkan pada Jambar?2.
%alam kondisi demikian kompleks akan menjadi lebih stabil jika orbital
dC*'y* kosong dan kedua elektron yang seharusnya menempati orbital eg ditata
secara berpasangan pada orbital dD* . %engan demikian empat buah ligan
dapat terikat dalam kompleks pada sumbu C dan y dengan lebih mudah
karena tidak mengalami tolakan dari orbital dC*'y* yang telah kosong.
Sebaliknya ligan tidak dapat mendekati logam pusat melalui sumbu D karena
mengalami tolakan yang sangat kuat dari orbital d D* yang terisi dua elektron.
5leh karena itu hanya terbentuk empat ikatan antara logam pusat dengan
ligan dan struktur geometris kompleks menjadi segiempat planar.
>ompleks segiempat planar terbentuk pada ion logam dengan
kon?igurasi elektron d= dan ligan yang memiliki medan yang sangat kuat
misalnya +i--72*'. Semua kompleks !t--2 dan )u--2 merupakan kompleks
segi empat planar meskipun dengan ligan medan lemah.
#esarnya pemecahan energi orbital eg tergantung pada jenis ligan dan logam
yang menjadi ion pusat. !ada kompleks segiempat planar dari 7o --; i-- dan
7u-- orbital dD* memiliki tingkat energi yang hampir sama dengan orbital dCD
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
26
Jambar e2 Jambar ?2
t*g
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
14/28
Diktat Kimia Koordinasi
dan dyD. Sedangkan dalam kompleks +!t7l*' orbital dD* memiliki tingkat
energi yang lebih rendah dibandingkan orbital dCD dan dyD.
KOM%&EK' TET+,E#+&
5rientasi ruang dari suatu kompleks dengan geometris tetrahedral
dapat dihubungkan sebagai suatu kubus seperti yang ditunjukkan dalam
Jambar g2.
g2
Gambar -( Struktur kompleks tetrahedral sebagai suatu kubus
#erdasarkan gambar tersebut ligan berada di antara sumbu'sumbu C
y dan D. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya orbital'orbital t *g
dCy dCD dan dyD2 berada di antara sumbu C y dan D sementara orbital'orbital
eg dC*'y* dan dD*2 berada dalam posisi yang berimpit dengan sumbu C y dan D.
5leh karena itu pada kompleks tetrahedron ligan berada lebih dekat dengan
orbital'orbital t*g meskipun posisi ligan tidak tepat berimpit dengan orbital'
orbital tersebut. 5leh karena itu pada kompleks tetrahedron terjadi
pemecahan energi yang berkebalikan dengan pemecahan energi pada
kompleks oktahedron.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
27
&ogam pusat
&igan F
E
F
/
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
15/28
Diktat Kimia Koordinasi
!ada kompleks tetrahedron terjadi pemecahan tingkat energi dimana
orbital t*g mengalami kenaikan tingkat energi karena berada dalam posisi
yang lebih berdekatan dengan ligan2 sementara orbital eg mengalami
penurunan tingkat energi. !emecahan tingkat energi dalam kompleks
tetrahedron ditunjukkan dalam Jambar h2.
h2
Gambar !h2 !emecahan tingkat energi yang terjadi dalam kompleks tetrahedron
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
16/28
Diktat Kimia Koordinasi
Teori $edan >ristal didasarkan atas asumsi bahwa interaksi yang
terjadi antara ligan dan logam pusat murni merupakan interaksi elektrostatik.
Teori ini dapat menjelsakan bentuk geometris; spektra; dan kemagnetan dari
senyawa kompleks dengan memuaskan. $eskipun demikian teori ini
mengabaikan kemungkinan terbentuknya ikatan kovalen dalam kompleks hal
ini ternyat bertentangan dengan ?akta yang diperoleh sdari sejumlah
eksperimen. #eberapa kelemahan dari Teori $edan >ristal adalah sebagai
berikut :
1. Sejumlah senyawa dengan tingkat oksidasi nol misalnya pada
kompleks +i752 tidak mengalami gaya tarik'menarik
elektrostatik antara logam dengan ligan sehingga dapat dipastikan
bahwa ikatan yang terbentuk dalam kompleks merupakan suatu
ikatan kovalen
*. imia.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
29
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
17/28
1s 1s
1s 1s
Diktat Kimia Koordinasi
%EMBE*T-K* O+BIT&
!embentukan ikatan melalui orbital M yang paling sederhana dapat
dicontohkan dalam pembentukan ikatan antar atom hidrogen dalam molekul
,*.
%ari diagram di atas dapat dilihat bahwa tiap atom , memiliki masing'
masing satu buah elektron pada orbital 1s. kedua orbital atom , tersebut
kemudian bergabung membentuk orbital molekul M sehingga terbentuk dua
macam orbital orbital M yang merupakan orbital bonding dan orbital MN yang
merupakan orbital antibonding. Sesuai dengan aturan ,und maka mula'
mula elektron dari salah satu atom , mengisi orbital molekul M yang
terbentuk kemudian elektron dari atom , yang lain juga mengisi orbital M
tersebut. %engan terbentuknya orbital molekul yang diisi oleh elektron dari
kedua atom , maka terbentuklah ikatan antar atom , tersebut menjadi
molekul ,*. $olekul ,* ini merupakan molekul yang stabil karena elektron'
elektronnya berada pada orbital molekul M yang tingkat energinya lebih
rendah dibandingkan tingkat energi orbital atom pembentuknya.
!embentukan orbital molekul ini dapat digunakan untuk menjelaskan
ketidakstabilan dari molekul ,e*. !erhatikan diagram berikut :
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
30
orbital MN orbital molekul antibonding2
orbital M orbital molekul bonding2
,,
,*
orbital MN orbital molekul antibonding2
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
18/28
Diktat Kimia Koordinasi
Setiap atom ,elium memiliki dua elektron pada setiap orbital 1s. saat
orbital'orbital atom 1s dari kedua atom ,elium tersebut membentuk orbital
molekul terbentuk * macam orbital molekul pula orbital M dan MN. "lektron'
elektron mula'mula mengisi orbital bonding M yang tingkat energinya lebih
rendah kemudian mengisi orbital antibonding MN. >arena baik orbital bonding
maupun orbital antibonding sama'sama terisi elektron maka keduanya akan
saling meniadakan sehingga molekul ,e* menjadi sangat tidak stabil.
>edua contoh diatas menunjukkan pembentukan orbital molekul untuk
molekul diatomik yang heterogen sehingga orbital atom yang digunakan
dalam pembentukan orbital molekul memiliki tingkat energi yang sama. !ada
molekul diatomik yang heterogen atom yang lebih elektronegati? orbital
atomnya memiliki tingkat energi yang lebih rendah. !erbedaan tingkat energi
antar orbital atom dari dua atom berbeda yang saling berikatan merupakan
ukuran dari si?at ionik ikatan yang terbentuk antara kedua atom tersebut.
Sedangkan perbedaan tingkat energi antara orbital bonding molekul yang
terbentuk dengan orbital atom dari atom yang tingkat energinya lebih rendah2
merupakan ukuran si?at kovalen ikatan yang terbentuk.
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
19/28
Diktat Kimia Koordinasi
!ada diagram tersebut atom # memiliki tingkat energi yang lebih
rendah dibandingkan orbital atom ). 5leh karena itu orbital molekul 5$2 M
yang terbentuk memiliki karakteristik yang lebih mirip dengan orbital atom #.
Selisih energi antara orbital atom ) dan orbital atom # dinotasikan dengan a
menunjukkan ukuran si?at ionik ikatan yang terbentuk antara ) dan #.
Sedangkan selisih energi antara 5$ M dengan orbital atom # dinotasikan
dengan b menunjukkan si?at kovalen ikatan )#.
%EMBE*T-K* O+BIT& MO&EK-& #&M 'E*/0 KOM%&EK'
!ada senyawa kompleks orbital molekul terbentuk sebagai
gabungankombinasi dari orbital atom logam dengan orbital atom dari ligan.
5rbital atom logam dapat bergabung dengan orbital atom ligan jika orbital'
orbital atom tersebut memiliki simetri yang sama.
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
20/28
Diktat Kimia Koordinasi
membentuk orbital molekul π dengan orbital atom dari ligan yang tidak searah
dengan orbital atom logam.
&igan dapat membentuk orbital molekul dengan orbital logam jika
posisinya segaris dengan logam atau berada tepat pada sumbugaris
penghubung ion pusat dan ligan. )dapun orbital atom dari ligan yang dapat
bergabung dengan orbital atom dari logam adalah orbital s atau orbital hasil
hibridisasi antara orbital s dan p.
>arena jauh lebih banyak orbital dan elektron yang terlibat maka
diagram pembentukan orbital molekul dalam senyawa kompleks lebih rumit
dibandingkan diagram pembentukan orbital molekul untuk molekul diatomik
sederhana.
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
21/28
Diktat Kimia Koordinasi
!ada kompleks +7o,328 orbital'orbital s pC py pD 3dC*'y
* dan
3dD* dari logam 7o bergabung dengan keenam orbital pC dari atom ligan ,3
membentuk orbital molekul. 5rbital molekul M yang terbentuk masing'masing
diisi dengan sepasang elektron dari ligan ,3. 5rbital 3dCy 3dCD dan 3dyD dari
7o34 tidak bergabung membentuk orbital molekul ketiga orbital tersebut
merupakan orbital nonbonding non ikatan2 dalam kompleks ini. Selisih antara
tingkat energi nonbonding dengan orbital MN orbital antibonding2 merupakan
harga Δ0 dari kompleks tersebut. %alam T5$ splittingpemecahan tingkat
energi yang terjadi merupakan akibat dari kovalensi. $akin besar
kovalensimakin besarpula harga Δ0. %alam kompleks +7o,32834 tersebut
harga Δ0 cukup besar sehingga semua elektron lebih memilih untuk mengisi
orbital nonbonding kompleks merupakan kompleks lo# spin. >arena semua
elektron dalam kompleks berpasangan maka dapat diramalkan bahwa
kompleks tersebut bersi?at diamagnetik.
!ada kompleks +7o683' selisih tingkat energi antara orbital
nonbonding dengan orbital antibonding orbital MN yang terbentuk relati? cukup
kecil sehingga elektron dapat mengisi orbital MN terlebih dahulu. >ompleks ini
merupakan kompleks ig spin. %iagram pembentukan orbital molekul pada
kompleks +7o683' dapat dilihat berikut ini :
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
34
Ms
Mp
Md8 orbital pC dari 8 ligan,3masing'masing berisi *elektron
s
p
MNs
MNp
G0
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
22/28
'
' 4
' 4 4
4 4 ' '4 '
Diktat Kimia Koordinasi
5rbital'orbital 3dC*'y
*; 3dD*; s; pC; py; dan pD dari logam bergabung
dengan 8 buah orbital pC dari keenam ligan 6' yang mengelilingi logam pusat
tersebut. 5rbital'orbital t*g dari logam membentuk orbital nonbonding atau
non'ikatan. Selisih tingkat energi antara orbital nonbonding ini dengan orbital
antibonding MN yang terbentuk dinotasikan dengan O0. !ada kompleks
+7o683' karena harga O0 relati? cukup kecil maka sebelum mengisi orbital
nonbonding secara berpasangan elektron dari ligan mengisi orbital MN
terlebih dahulu. )kibatnya setiap orbital MN yang merupakan orbital
antibonding masing'masing terisi satu buah elektron. Terisinya orbital
antibonding ini mengakibatkan ikatan antara logam 7o dengan ligan , 3
tersebut menjadi lebih lemah. >arena dalam kompleks terdapat sejumlah
elektron yang tidak berpasangan maka dapat diramalkan bahwa kompleks
+7o683' merupakan kompleks yang bersi?at paramagnetik.
%EMBE*T-K* O+BIT& 1
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya orbital M dapat terbentuk
antar orbital atom dengan simetri yang sama. )dapun orbital P dapat
terbentuk antara orbital pC py pD dCy dCD dan dyD dari logam dengan orbital
atom dari ligan yang tidak searah dengan orbital logam. Salah satu contoh
bagaimana orbital P dapat terbentuk antara orbital atom dari logam dengan
orbital atom yang dimiliki ligan ditunjukkan dalam gambar berikut :
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
35
3d
C*'y* D* #$ #% $% orbital non bonding
Ms
Mp
Md
MNd
8 orbital pC dari 8 ligan 6'
masing'masing berisi * elektron
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
23/28
4
'4
'
4
'
4
'4
'
Diktat Kimia Koordinasi
Jambar i2
Gambar !i2 >ombinasi orbital dCD dari logam dengan orbital py dan pD dari ligan
%ari Jambar i2 di atas dapat dilihat bahwa orbital d CD berada sejajar
dengan orbital py dan pD dari ligan sehingga kombinasi dari orbital atom
logam dan orbital atom ligan tersebut dapat menghasilkan orbital molekul π.
Selain dari penggabungan orbital dCD dari logam dengan orbital py dan pD
orbital molekul π juga dapat terbentuk dari penggabungan antara orbital p D
dari logam dengan orbital pD dari ligan. -lustrasi kedua orbital atom tersebut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
j2
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
36
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
24/28
Diktat Kimia Koordinasi
Gambar !2 !osisi orbital atom pD dari logam dan orbital pD ligan berada dalam posisi yang
sejajar sehingga juga dapat bergabung dan menghasilkan orbital molekul π.
(ika pada pembentukan ikatan M ligan berperan sebagai #asa &ewis
yang menyumbangkan pasangan elektron maka dalam pembentukan ikatan
π ini ligan dapat bertindak sebagai asam &ewis yang menerima pasangan
elektron yang didonorkan oleh logam.
)danya ikatan π akan memperkuat ikatan antara logam dengan ligan
sehingga meningkatkan kestabilan kompleks. Selain itu konsep mengenai
pembentukan ikatan π juga dapat menjelaskan urutan kekuatan ligan dalam
%eret Spektrokimia.
&igan dapat berperan sebagai akseptor π atau donor π tergantung
keterisian orbital π yang dimiliki oleh ligan tersebut.
(a) .igan akseptor π
Sejumlah ligan seperti 75 7' dan 54 memiliki orbital π kosong yang
dapat bertumpang tindih dengan orbital t*g dari logam membentuk
ikatan π. -nteraksi semacam ini seringkali disebut sebagai
pembentukan ikatan balik backbonding 2. Tingkat energi dari orbital π
yang dimiliki ligan ini seringkali lebih tinggi dibandingkan tingkat energi
dari logam sehingga dapat menaikkan harga G0. &igan'ligan semacam
ini merupakan ligan medan kuat dan pada %eret Spektrokimia berada
di sebelah kanan.
(b) .igan onor π
Sejumlah ligan tertentu memiliki orbital π yang telah terisi elektron dan
mengalami overlap dengan orbital t*g dari logam menghasilkan ikatanπ. Qapatan elektron akan ditrans?er dari ligan menuju logam melalui
ikatan π ini. Selain dari ikatan π yang terbentuk tadi trans?er elektron
dari ligan ke logam juga terjadi melalui ikatan M. -nteraksi semacam ini
lebih sering terjadi pada kompleks dari logam dengan bilangan
oksidasi yang tinggi sehingga logam tersebut Lkekurangan elektronL.
5rbital π dari ligan biasanya memiliki tingkat energi yang lebih rendah
dibandingkan orbital t*g logam sehingga delokalisasi elektron π dari
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
37
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
25/28
Diktat Kimia Koordinasi
ligan melalui cara ini akan memperkecil harga G0. &igan yang
merupakan donor π terletak di sebelah kiri dari %eret Spektrokimia.
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
38
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
26/28
Diktat Kimia Koordinasi
LATIHAN
). Terangkan yang dimaksud dengan ligand atom pusatlogam transisi
dan ligand
#. )pa yang dimaksud dengan asam &ewis basa lewis dan tentukanasambasa lewis dalam senyawa komplek.
7. #uat struktur lewis dari ligan berikut dan tentukan unsur pendonor
elektron buat lingkaran2
a. Ion thiocyanate
b. Karbon monoksida
c. Ion oksalat
%. Tentukan #asa lewis asam lewis donor atom dan bilangn koordinasi
senyawa komplek berikut
a. [i!"3#6$2%
b. [Co(NH3)4Cl2]Cl
". #uat contoh'contoh ligand tentukan unsur yang bertindak sebagai
asam lewis dan sebutkan nama ligandnya
c. &igand mono dentat 8 contoh2
d. #identat 3 contoh2
e. Threedentat * contoh2
?. Tetradentat 1 contoh2
6. Terangkan aplikasikegunaan dari senyawa komplek dalam industri
lingkungan dan dalam kehidupan sehari'hari
J. #uat kon?igurasi elektronik unsur 7r 7o*4 Ti4 !t #r '
,. Tentukan bilangan oksidasi senyawa berikut
a. [Co(NH3)4Cl2]Cl
b. K[Pt(NH3)Cl3]
-. Tentukan bridisasi senyawa komplek berikut dan ganbar struktur
geometisnya
c. &e!"3#6$%3
d. [i'l4$%2
e. [(t!"3#5'l$
%3
(. Sebutkan nama senyawa komplek berikut
Bab III Teori Ikatan Dalam Kompleks
39
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
27/28
Diktat Kimia Koordinasi
a. +6e,*5252*4
b. +7o7l*'
c. ['r!"3#3!"2)#3$'l3
d. !"4#2[i!'2)4#2!"2)#2$e. *entaamminechloro*latin+m!I,# chloride
?. dichlorobis!ethylenediamine#*latin+m!I,# -loride
g. (otasi+m tetrachloronickelate!II#
>. ambarkan str+kt+r senya/a kom*lek berik+t
a. !"4#2[i!'2)4#2!"2)#
2$
b. 6e,*5252*4
1. #erdasarkan Teori -katan Aalensi jelaskan bentuk geometris dari ion
kompleks +,g-3'R
*. #erdasarkan Teori -katan Aalensi ramalkan jumlah elektron tidak
berpasangan dalam kompleks +i7l*'; +i72
*'; dan +7u,32*4R
3. (elaskan dengan menggunakan Teori -katan Aalensi mengapa kompleks
+i7l*' dan +i752 sama'sama memiliki bentuk geometris tetrahedral
tetapi momen magnetiknya berbedaR
.
-
8/16/2019 Kuliah 4 Teori Ikatan Dalam Kompleks
28/28
Diktat Kimia Koordinasi
@. ,itunglah jumlah elektron tidak berpasangan dan harga 76S" dari
kompleks :
a. +6e,*52834 b. +7r,32834 c. +7o7l*'
=. #erikan alasan mengapa semua kompleks oktahedral dari ion 7o34
merupakan kompleks spin rendah yang bersi?at diamagnetikR
9. >ompleks 7o--2 stabil dalam geometris tetrahedral akan tetapi i--2 lebih
stabil dalam geometris segi empatplanar. (elaskanR
10. -on 7o34 membentuk kompleks oktahedral amonia yang lebih stabil
dibandingkan kompleks amonia oktahedral dari ion 7o*4. )kan tetapi
kompleks 7o34 dengan ligan ,*5 dalam geometris oktahedral kurang
stabil dibandingkan ion 7o*4 yang membentuk kompleks dengan ligan
dan geometris yang sama. (elaskan mengapaR
41