kuliah 4 & 5 (spt)

31
PELAPORAN PAJAK

Upload: maya-purnama-sari

Post on 03-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kuliah spt

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah 4 & 5 (SPT)

PELAPORAN PAJAK

Page 2: Kuliah 4 & 5 (SPT)

MENGISI DAN MENYAMPAIKAN SPT

adalah KEWAJIBAN

bagi setiap WAJIB PAJAK

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk MELAPORKAN penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 3: Kuliah 4 & 5 (SPT)

SPT

SPT Masa SPT Tahunan

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak, terdiri dari:

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 dan Pasal 26 PPh Pasal 25 PPh Pasal 4 ayat 2 PPh Pasal 15 PPN (Form 1107) PPN bagi Pemungut (Form 1107 PUT)

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak meliputi:

-SPT Tahunan PPh WP Badan (SPT 1771 dan SPT 1771$) -SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (SPT 1770, 1770S dan 1770SS) -SPT Tahunan Pembetulan

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Pasal 1 angka 11 UU KUP)

Definisi SPT

Page 4: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Wajib Pajak harus mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. (Pasal 3 ayat (2) UU tentang KUP)

PENGAMBILAN SPT

DJP

Saya hrs ambil sendiri SPT

Page 5: Kuliah 4 & 5 (SPT)

BATAS WAKTU

PENYAMPAIAN SPT

SPT Masa: Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak

SPT Tahunan:

1. Pph OP paling lambat 3 bln setelah akhir Tahun Pajak

2. Pph Badan paling lambat 4 bln setelah akhir Tahun Pajak

Pasal 3 ayat (3) UU KUP

Dalam hal jatuh tempo penyampaian SPT Masa atau laporan hasil pemungutan pajak, pemotong pajak atau pemungut pajak bertepatan dng hari libur, maka penyampaian SPT dpt dilakukan pada hari kerja berikutnya (Pasal 8 PMK-184/PMK.03/2007 diubah dengan PMK-80/PMK.03/2010)

Page 6: Kuliah 4 & 5 (SPT)

TEMPAT

PENYAMPAIAN SPT

WP

SPT

KPP

Wajib Pajak menyampaikan SPT ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan. (Pasal 3 ayat (1) UU KUP)

Page 7: Kuliah 4 & 5 (SPT)

CARA PENYAMPAIAN

SPT

WP

SPT

KPP

Langsung ke KPP

Kantor Pos JNE

Wooii, lewat on-line aja

yaa….

Page 8: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. {Pasal 3 ayat 1 UU KUP}

Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara

biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau

digital, yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang tata cara

pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

{Pasal 3 ayat 1b UU KUP}

Kewajiban penyampaian SPT

Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 1b UU KUP)

Wajib Pajak mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 2 UU KUP)

SPT

Page 9: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.{Pasal 4 ayat (1) UU tentang KUP}

Surat Pemberitahuan WP badan harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi. (Pasal 4 ayat 2 UU

KUP)

yaitu yang tercantum namanya dalam susunan pengurus yang tertera dalam akte pendirian maupun akte perubahan

Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk mengisi dan menandatangani Surat Pemberitahuan, surat kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan. (Pasal 4 ayat 3 UU KUP)

harus memenuhi syarat sbb:

-memiliki NPWP;

-telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir;

-menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;

dan

-memiliki Surat Kuasa Khusus dari WP yang memberi kuasa dengan

format terlampir.

Penandatangan SPT SPT

(PMK:22/PMK.03/2008)

Dalam hal seorang kuasa bukan konsultan pajak dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat

brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan yg diterbitkan oleh perguruan tinggi

negeri atau swasta dg status terakreditasi A, sekurang-kurangnya DIII;

Dalam hal konsultan pajak dibuktikan dg kepemilikan Surat Izin Praktik yg diterbitkan Dirjen

Pajak dan dilengkapi dg Surat Pernyataan sbg Konsultan Pajak.

Page 10: Kuliah 4 & 5 (SPT)

SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN

Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila:

Surat Pemberitahuan tidak ditandatangani;

Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen sebagaimana diatur Peraturan Menteri Keuangan ;

Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah ditegur secara tertulis; atau

Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.

SPT Tahunan Pajak PPh WP yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. (Ps. 4 angka 4 UU KUP)

Penjelasan: SPT yang dianggap tidak disampaikan tersebut dianggap sebagai data perpajakan.

Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik tetapi tidak dilampirkan pada SPT, SPT dianggap tidak lengkap dan tidak jelas, sehingga SPT dianggap tidak disampaikan. {Pasal 4 angka 4b UU KUP}

Dalam hal WP menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk mengisi dan menandatangani SPT, surat kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada SPT. (Ps. 4 angka 3 UU KUP)

{Pasal 3 ayat (7) UU KUP}

a b

c

d

Page 11: Kuliah 4 & 5 (SPT)

CARA PENYAMPAIAN SPT

Disampaikan Secara langsung

diberi bukti penerimaan oleh petugas yang ditunjuk

Disampaikan melalui pos tercatat

tanda bukti bukti pengiriman surat

Disampaikan melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir

tanda bukti bukti pengiriman surat

e-Filing melalui ASP (Penyedia Jasa Aplikasi) kepada WP diberikan Bukti

Penerimaan Elektronik

SPT

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007

Page 12: Kuliah 4 & 5 (SPT)

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT {Pasal 3 ayat 3 UU KUP}

untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak;

untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau

untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu) Surat Pemberitahuan Masa. (Pasal 3 ayat 3a)

WP dengan kriteria tertentu dan tata cara pelaporannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

antara lain WP usaha kecil dapat

a. menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 untuk beberapa Masa Pajak sekaligus dgn syarat pembayaran seluruh pajak yg wajib dilunasi menurut SPT Masa tsb dilakukan sekaligus paling lama dalam Masa Pajak yang terakhir; dan/atau

b. menyampaikan SPT Masa selain huruf a untuk beberapa Masa Pajak sekaligus dgn syarat pembayaran untuk masing-masing Masa Pajak dilakukan sesuai batas waktu untuk Masa Pajak ybs.

Page 13: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Sanksi karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian SPT ADMISNISTRASI PIDANA

Apabila SPT tidak disampaikan dalam

jangka waktunya atau batas waktu

perpanjangan penyampaian SPT, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp500.000,00 untuk SPT Masa

PPN, Rp100.000,00 untuk SPT Masa

lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 untuk

SPT Tahunan PPh WP badan serta sebesar

Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP

orang pribadi. (Pasal 7 UU KUP)

Apabila SPT tidak disampaikan dalam

jangka waktunya dan setelah ditegur

secara tertulis tidak disampaikan pada

waktunya sebagaimana ditentukan dalam

Surat Teguran; maka jumlah pajak yang

kurang dibayar/disetor ditagih dengan

SKPKB ditambah sanksi administrasi

berupa kenaikan sebesar 50% untuk

PPh, 100% untuk PPh PotPut, 100% untuk

PPN dan PPnBM. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Setiap orang yg karena kealpaannya: a. tidak

menyampaikan SPT; atau b. menyampaikan SPT, tetapi

isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau

melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan negara dan perbuatan tsb merupakan

perbuatan setelah perbuatan yg pertama kali

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda

paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau

kurang dibayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak

terutang yg tidak atau kurang dibayar, atau dipidana

kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1

tahun. (Pasal 38 UU KUP)

Setiap orang yg dgn sengaja: c. tidak menyampaikan

SPT; d. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yg

isinya tidak benar atau tidak lengkap; sehingga dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dgn pidana penjara paling singkat 6 bulan dan

paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali

jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar dan

paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau

kurang dibayar. (Pasal 39 UU KUP)

SPT

Page 14: Kuliah 4 & 5 (SPT)

PIDANA KEALPAAN TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

Setiap orang yang karena kealpaannya: a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. (Pasal 38 UU KUP)

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. (Pasal 13A UU KUP)

Page 15: Kuliah 4 & 5 (SPT)

YANG TIDAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA KARENA TIDAK MEMENUHI

KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT (Pasal 7 ayat 2 UU KUP)

SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dikenakan sanksi administrasi berupa denda Rp500.000,00 untuk SPT Masa PPN, Rp100.000,00 untuk SPT Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP badan serta sebesar Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP orang pribadi. (Pasal 7 UU KUP Perubahan)

tidak dilakukan terhadap

a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia; b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas; c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia; d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia; e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi; g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan; atau h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 16: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Hak WP berkaitan dengan penyampaian SPT

Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT; (Pasal 3 ayat 4 UU KUP)

Membetulkan SPT; (Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP)

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT; (Pasal 8 ayat 3 dan ayat 4 UU KUP)

SPT

1

2

3

Page 17: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Memperpanjang Jangka Waktu

Penyampaian SPT

Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat (4) UU KUP)

Apabila WP baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat menyampaikan SPT

dalam jangka waktunya karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis

penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi

batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang telah

ditentukan, WP dapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan PPh dengan cara

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnya dengan

pemberitahuan secara elektronik kepada Dirjen Pajak.

SPT

Pemberitahuan harus disertai dengan penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 5 UU KUP)

Page 18: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Akibat administratif penundaan penyampaian SPT

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak

yang sebenarnya terutang atas kekurangan pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) per

bulan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 ayat 3 UU KUP)

SPT

Page 19: Kuliah 4 & 5 (SPT)

CONTOH

PT ABC setelah menyampaikan pemberitahuan tertulis menunda jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) sampai dengan tanggal 30 Juni 2009 dengan perhitungan sementara pajak terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta. Kekurangan pajak (PPh Pasal 29) sebesar Rp20juta dilunasi pada tanggal 25 April 2009.

PT ABC menyampaikan SPT sesungguhnya pada tanggal 30 Juni 2009 dengan jumlah pajak yang terutang sebesar Rp120juta. Kekurangan pembayaran dilunasi tanggal 28 Juni 2009.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenakan bunga sebesar: 2% x 2 x Rp20.000.000,00 = Rp800.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 28 Juni 2009 = 2 bulan.

Page 20: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Membetulkan SPT

Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan. (Pasal 8 ayat 1 UU KUP Perubahan) Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun sebelum daluwarsa penetapan. (Pasal 8 ayat 1a UU KUP Perubahan)

Pasal 13 angka (1) “Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar…”

pada saat Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak.

Page 21: Kuliah 4 & 5 (SPT)

WP Membetulkan SPT dengan menyampaikan pernyataan tertulis

Syarat, belum dilakukan: o Verifikasi dalam rangka menerbitkan skp; o Pemeriksaan; atau o Pemeriksaan Bukti Permulaan.

rugi atau lebih bayar

YA TIDAK

sampai daluwarsa

paling lama 2 (dua) tahun sebelum daluwarsa

Pasal 5

PEMBETULAN SPT

PP 74/2011

Page 22: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Akibat administratif pembetulan SPT Tahunan

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. (Pasal 8 ayat 2 UU KUP)

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar: 2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 18 Februari 2010 = 10 bulan.

Page 23: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Akibat administratif pembetulan SPT Masa

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. (Pasal 8 ayat 2a UU KUP)

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Masa PPN Masa Januari 2008 pada tanggal 20 November 2008, yang semula menyatakan jumlah Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp130juta dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp30juta dibayar pada tanggal 18 November 2008.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar: 2% x 9 x Rp30.000.000,00 = Rp5.400.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak Februari 2008 – 18 November 2008 = 9 bulan.

Page 24: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Membetulkan SPT Tahunan karena kompensasi kerugian (Pasal 8 ayat 6 UU KUP)

Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan yang telah disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan yang akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

Dalam hal WP membetulkan SPT lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan atau WP tidak mengajukan pembetulan sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak,

SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun

Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal

yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam SPT Tahunan PPh,

Dirjen Pajak akan memperhitungkannya dalam menetapkan kewajiban perpajakan WP.

Page 25: Kuliah 4 & 5 (SPT)

CONTOH 1

PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:

Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,

Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan

PPh tahun 2007 sebesar Rp150.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari

2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp70juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:

Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,

Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp 70.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang semula Rp50juta (Rp200juta - Rp150juta) setelah pembetulan menjadi Rp130juta (Rp200juta - Rp70juta)

Page 26: Kuliah 4 & 5 (SPT)

CONTOH 2

PT B menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:

Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,

Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan

PPh tahun 2007 sebesar Rp200.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp 100.000.000,00

Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari

2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp250juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:

Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,

Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007 sebesar Rp250.000.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang semula Rp100juta (Rp300juta – Rp200juta) setelah pembetulan menjadi Rp50juta (Rp300juta – Rp250juta)

Page 27: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar. {Pasal 8 angka 3 UU KUP}

”Setiap orang yang karena kealpaannya: a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar ...”

Page 28: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan: a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil; b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar; c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau d. jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan. (Pasal 8 ayat 4 UU KUP)

Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan.

(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Page 29: Kuliah 4 & 5 (SPT)

Penyidikan (Surat pemberitahuan

dimulainya Penyidikan

diberitahukan kepada Penuntut Umum) Pemeriksaan

Buper

Verifikasi (Surat Pemberitahuan Hasil Verifikasi) Pemeriksaan (Surat Pemberitahuan Pemeriksaan) Pemeriksaan Buper (Surat Pemberitahuan

Pemeriksaan Bukti Permulaan)

SPT

Pe

mb

etu

lan

SP

T

Penyampaian SPHP

Pe

ngu

ngk

apan

Ket

idak

be

nar

an

Pe

ngi

sian

SP

T

Pe

ngu

ngk

apan

Ket

idak

be

nar

an

Pe

rbu

atan

P

ern

ya

taa

n te

rtu

lis

S

PT

m

enya

taka

n

rug

i ata

u

lebih

baya

r,

dis

am

pa

ika

n

palin

g

lam

a

2

(du

a)

tah

un

s

eb

elu

m

dalu

wars

a

pen

eta

pa

n

Per

nya

taan

ter

tulis

dit

and

atan

gan

i ole

h W

ajib

Paj

ak d

an

dila

mp

iri:

p

engh

itu

nga

n k

eku

ran

gan

pem

bay

aran

jum

lah

paj

ak y

ang

seb

enar

nya

ter

uta

ng

dal

am f

orm

at S

ura

t P

emb

erit

ahu

an

Su

rat

Seto

ran

Paj

ak s

ebag

ai b

ukt

i pel

un

asan

kek

ura

nga

n

pem

bay

aran

paj

ak, d

an

Su

rat

Seto

ran

Paj

ak s

ebag

ai b

ukt

i pem

bay

aran

san

ksi

adm

inis

tras

i ber

up

a d

end

a se

bes

ar 1

50

% (

sera

tus

lima

pu

luh

per

sen

).

Lapora

n t

ers

endiri secara

tert

ulis

, d

itan

data

ng

an

i

ole

h W

ajib

Paja

k d

an d

ilam

piri:

penghitungan p

aja

k y

ang

kura

ng d

iba

yar

sesuai

dengan

keadaan

yang

sebenarn

ya

d

ala

m

form

at

Su

rat

Pem

beri

tah

uan

S

ura

t S

eto

ran P

aja

k a

tas p

elu

nasan p

aja

k y

ang

kura

ng d

ibayar

S

ura

t S

eto

ran P

aja

k a

tas p

em

bayara

n s

anksi

adm

inis

trasi beru

pa

kenaik

an

sebesar

50%

(lim

a p

ulu

h p

ers

en)

Page 30: Kuliah 4 & 5 (SPT)

WAJIB PAJAK TERTENTU YANG DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas.

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh maupun SPT Masa PPh Pasal 25.

WP Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam UU PPh.

PMK NO.183/PMK.03/2007

Page 31: Kuliah 4 & 5 (SPT)