kul-kel presentasi kasus

Download Kul-kel Presentasi Kasus

If you can't read please download the document

Upload: yuliana-yayaqute-cahyadi-purnama

Post on 03-Jul-2015

551 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUS

Liken Simpleks Kronik

Diajukan kepada Yth: dr. Devi, Sp.KK

Disusun Oleh: Yuliani Herawati 31-042-05-1-2009 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAGIAN KULIT DAN KELAMIN RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2010 HALAMAN PENGESAHAN

1

Telah dipresentasikan laporan kasus dengan judul:

Liken Simpleks Kronik

Tanggal :

Desember 2010

Menyetujui : Dokter pembimbing

dr.Devi, Sp.KK

LAPORAN KASUSA. IDENTITAS PASIEN 2

Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Alamat B. ANAMNESIS

: Ny. I : 30 tahun : Perempuan : Ibu Rumah Tangga : Yogyakarta

1. Keluhan Utama : Kulit menebal, warna kulit lebih gelap, timbul sisik dan gatal pada leher dan jari tangan kanan sejak 1 tahun 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dating ke poliklinik kulitdan kelamin RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan keluhan kulit menebal, warna kulit lebih gelap dan timbul sisik kasar dan terasa gatal sejak 1 tahun yang lalu namun keluhan ini hilang timbul. Awalnya keluhan ini hanya gatal-gatal saja yang dirasakan pasien sejak berusia 29 tahun. Karena terasa gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari lalu timbul penebalan kulit. Keluhan ini dirasakan hilang timbul. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Sejak 1 tahun pasien mengeluh hal yang sama. Dan dating terus ke poliklinik kulit dan kelamin untuk pengobatan setiap keluhan muncul. Riwayat alergi dan asma disangkal pasien. 4. Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga pasien tidak ada yang mengeluh hal yang sama. Riwayat alergi dan asma dikelurga disangkal. C. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Kesadaran Vital Sign Tekanan darah : baik : Compos mentis : : 120/70 mmHg 3

Heart rate Respirasi Suhu Lokasi Inspeksi

: 80 x/menit : 20 x/menit : 36 C : Leher sebelah kiri dan jari tangan kanan : tampak plak eritem, sebagian hiperpigmentasi disertai skuama tipis, likenifikasi, bentuknya bulat, ukuran nummular, susunan polisiklik, multiple, distribusi simetrik regional.

Status dermatologis

Palpasi

: teraba bersisik dan kasar

D. DIAGNOSIS KERJA Neurodermatitis (Liken Simplek Kronik) E. PENATALAKSANAAN Umum 1. Mencegah garukan dan gosokan 2. Menghindari gigitan serangga Khusus 1. Sistemik : Interhistin tablet 3 x 1 Deksamethason tablet 3 x 1 2. Topikal : deksamethason salep Asetil salisilat salep

TINJAUAN PUSTAKA

4

A. DEFINISI Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. B. FAKTOR PREDISPOSISI Penyakit ini biasanya timbul pada orang yang kurang istirahat, gangguan emosi, misalnya mudah gugup, cemas, dan irritable. C. ETIOPATOGENESIS Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroid, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan serangga, dan aspek psikologi dengan tekanan emosi. Pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein X dan protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mast. Jumlah sel Langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (Calcitonin Gene-Related Peptide) dan substansi P, bahan imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis. Substansi P dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada membran sel Schwann dan sel perineurum meningkat, mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural. D. GEJALA KLINIS Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk; setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri). Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edema, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran 5

klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi. Neurodermatitis tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa ke atas; puncak insiden pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria. Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan adalah di scalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke scalp. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis. Variasi klinis neurodermatitis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya multipel; lokalisasi tersering di ekstremitas; berukuran mulai beberapa milimeter sampai 2 cm. E. HISTOPATOLOGI Gambaran histopatologi neurodermatitis berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Beserbukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis, akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwann berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis. F. DIAGNOSIS Berdasarkan perjalanan penyakit yang kronik pada orang yang selalu hidup tidak tenang dengan gambaran klinis yang khas.

G. PENATALAKSANAAN Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat 6

diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter. Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif (contoh: hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat pula diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek (maksimum 8 hari). Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup dengan penutup impermeable; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intralesi. Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek antiinflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati. H. PROGNOSIS Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan status psikologi penderita

DAFTAR PUSTAKA1. Anonimous. 2009. Lichen Simplex Chronicus. Dikutip dari www.emedicine.com 7

2. Anonimous. 2007. Liken Simplek Kronis. Dikutip dari www.medicastore.com 3. Mulyono. 1986. Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin, 1stEd. Jakarta : Meidian Mulya Jaya. 4. Siregar, R. S. 2003. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, 2nd Ed. Jakarta : EGC.

8