kualitas pelayanan jasa terminal penumpang...

33
PERAN PEMERINTAH KOTA BATAM TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH HINTERLAND PADA KELURAHAN GALANG BARU KECAMATAN GALANG NASKAH PUBLIKASI Oleh: MIRA IDORA NIM : 110565201063 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: ngohanh

Post on 08-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

PERAN PEMERINTAH KOTA BATAM TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH HINTERLAND PADA KELURAHAN GALANG BARU

KECAMATAN GALANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

MIRA IDORANIM : 110565201063

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANG

2017

Page 2: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

PERAN PEMERINTAH KOTA BATAM TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH HINTERLAND PADA KELURAHAN GALANG BARU

KECAMATAN GALANG

MIRA IDORAProgram Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan ilmu Politik Universitas

Maritim Raja Ali Haji

A B S T R A K

Kehadiran Kota Batam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat hinterland, meskipun pada akhirnya harus diakui bahwa perkembangan di lingkungan masyarakat hinterland tidak sekencang yang ada di daerah mainland. Begitu juga keadaan di kelurahan Galang Baru yang merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Galang. Peran pemerintah Kota Batam sangat penting untuk membangun daerah hinterland yang dirasa masih serba kekurangan dari segi kesehatan, pendidikan, transfortasi dan air bersih yang belum tersedia di Kecamatan Galang. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Peran Pemerintah Kota Batam Terhadap Pembangunan Daerah Hinterland Pada Kelurahan Galang Baru Kecamatan Galang. Informan dalam penelitian ini adalah Camat Galang, Bappeda, Tokoh masyarakat. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Pemerintah Kota Batam Terhadap Pembangunan Daerah Hinterland di Kelurahan Galang Baru, Kecamatan Galang sudah berjalan dengan baik walaupun masih terdapat beberapa yang menjadi penghambat pembangunan di Kelurahan Galang Baru, hal ini dapat dilihat dari kurangnya pendanaan sehingga pembangunan di menjadi terhambat. Kemudian Pemerintah sudah melakukan musyawarah sebelum melakukan pembangunan hal ini dapat dilakukan dengan diadakan pertemuan untuk menjaring aspirasi masyarakat, walaupun semua ditampung oleh pemerintah namun realisasi tetap bagi pembangunan yang lebih prioritas, hal ini menunjukan pemerintah harus lebih selektif memilih

Kata Kunci : Hinterland, Pembangunan

1

Page 3: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

A B S T R A C T

The presence of Batam city is inseparable from public life hinterland, although it must be recognized that the development of the community's hinterland not as strong as in the environment that exists in the area of mainland. So did state in vilage Galang is one of the new neighborhood that is in the Sub-District of Galang. The role of the Government of Batam city is very important to build a regional hinterland where it is still deficient in terms of health, education, clean water and transfortasi are not yet available in Galang sub district.

The goal in this research to find out the role the Government of Batam city Against regional development Hinterland On Galang Galang Sub District New Neighborhood. Informants in this study was the head of Galang, Bappeda, community leaders. The analysis of the data used in this study is the analysis of qualitative data.

Based on the results of the study it can be concluded that the role of Government taken Batam city Against regional development in the Hinterland Villages Galang Galang, Sub New has already gone well although there are still some that hampered development in the Neighborhood is new, Galang it can be seen from the lack of funding so that the development be obstructed. Then the Government was conducting deliberations prior to the construction of this can be done with a meeting held to capture the aspirations of the community, although all accommodated by the Government but the realization remains for more development priorities, this showed the Government had to be more selective choosing

Keywords: Hinterland, Development

2

Page 4: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

I PENDAHULUANA. Latar Belakang

Peranan pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan daerah adalah mempunyai wewenang dan kemampuan untuk mengelola, melaksanakan program-program pemb angunan daerah karena pemerintah daerah memegang peranan untuk menentukan keberhasilan proses pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan di daerah. (Armando Soares, dkk : 2015).

Pembangunan daerah perlu dilaksanakan secara terpadu, selaras, serasi dan seimbang serta diarahkan agar pembangunan yang berlangsung di setiap daerah sesuai dengan prioritas dan potensi daerah. Keseluruhan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan pembangunan nasional untuk memantapkan terwujudnya Wawasan Nusantara. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila kemampuan, prakarsa, serta partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah dalam pembangunan terus didorong dan ditingkatkan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pola Dasar Pembangunan Kota Batam menyebutkan bahwa Visi Pembangunan Kota Batam adalah Terwujudnya Batam sebagai Bandar Dunia yang Madani. Guna merealisasikan Visi tersebut maka ditetapkan misi pembangunan Kota Batam sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ,

2. Mengembangkan industri, perdagangan, pariwisata, kelautan, alih kapal, dan pemberdayaan ekonomi rakyat yang mempunyai akses ke pasar global,

3. Mengembangkan nilai-nilai seni, budaya dan olah raga,

4. Menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat berlandaskan supremasi hukum,

5. Mempercepat pembangunan daerah Hinterland.

Point ke lima dari misi kota batam yaitu pempercepat pembangunan daerah hinterland atau daerah pesisir Kota Batam. Masyarakat Kota Batam terbagi menjadi 2 (dua) wilayah, yakni masyarakat yang bertempat tinggal di daerah mainland dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah hinterland. Daerah mainland sebutan untuk daerah atau pulau utama yang berada di Kota Batam, sedangkan Daerah hinterland sebutan untuk daerah pesisir di sekitar Kota Batam.

Ciri khas masyarakat hinterland adalah mereka pada umumnya hidup dengan bergantung pada hasil laut disekitar Kota Batam. Terutama masyarakat yang masih menggunakan cara-cara tradisional dalam menggali potensi kelautan yang ada di sekitar kota. Memang kehadiran Kota Batam tidak dapat dipisahkan dari

3

Page 5: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

kehidupan masyarakat hinterland, meskipun pada akhirnya harus diakui bahwa perkembangan di lingkungan masyarakat hinterland tidak sekencang yang ada di daerah mainland. Contohnya masyarakat hinterland masih bergantung dengan hasil laut dalam mata pencaharian hanya sebagai nelayan saja dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di mainland yang mata pencahariannya bisa menjadi buruh perusahaan di Kota Batam dan sudah banyak lapangan kerja yang tersedia sehingga perkembangan masyarakat mainland lebih maju dibandingkan masyarakat hinterland.

Berdasarkan penelitian Ade Parlauangan (2012) tentang Karakteristik Ketertinggalan Wilayah Hinterland Di Kota BatamKawasan hinterland Batam yang terdiri dari 3 Kecamatan dan berpulau-pulau memang sangat kontras apabila di bandingkan dengan Kota Batam yang sangat maju dan moderen dengan perkembangan perekonomian. Hidup di kawasan hinterland adalah hidup dengan segala keterbatasan, ketertinggalan dan keterbelakangan yang tentu sangat berbeda jauh dengan kehidupan di Kota Batam. Jika hidup di Kota Batam tersedia jalan-jalan aspal hotmix yang sangat halus, tidak demikian hidup di pulau-pulau. Jangankan jalan aspal hotmix, jalan beraspal biasa pun sulit ditemukan. Umumnya jalan-jalan yang ada di pulau-pulau kecil dan hanya disemen. kehidupan di Batam dengan kawasan hinterland dapat dengan mudah disaksikan.

Ketertinggalan dan keterbelakangan kehidupan di kawasan hinterland Batam hampir terjadi di berbagai dimensi, tidak saja dimensi fisik tetapi juga dimensi non fisik seperti cara berfikir, kebudayaan, perilaku dan sebagainya.

Terdapat 12 kecamatan yang ada di Kota Batam dengan 64 Kelurahan dan beberapa kecamatan diantaranya yaitu, Galang, Bulang dan Belakang Padang merupakan kecamatan yang berada di daerah/wilayah hinterland dan sisanya kecamatan yang ada di daerah mainland. Pola pembangunan di Kota Batam masih terkonsentrasi pada pembangunan di mainland saja karena adanya keterbatasan anggaran menjadi alasan bagi pemerintah kota batam untuk mengutamakan daerah mainland dibandingkan dengan hinterland, namun dalam perkembangannya kini, Pemerintah Kota Batam mulai kembali berkonsentrasi untuk mengembangkan daerah-daerah hinterland yang ternyata menyimpan segudang potensi alam yang dapat dieksplorasi untuk menjadi obyek wisata sehingga mampu mendongkrak pendapatan daerah (PAD) Kota Batam. Sudah terdapat banyak obyek wisata saat ini yang ada di daerah hinterland khususnya daerah kecamatan Galang, yaitu : Pantai Melayu, Pantai Melur, Pantai Vio-Vio, Pantai Cakang, Pantai Seranggon, Pantai Pasir Putih, dan Wisata Kampung Vietnam. Berdasarkan Perda APBD- No 05 tanggal 03 november 2015 total anggaran APBD Kota Batam pada tahun 2015

4

Page 6: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

sebesar 2,378,621,224,007.14 dan alokasi dana yang diberikan oleh pemerintah Kota Batam batam untuk pembangunan daerah hinterland sebesar 30% dari anggaran APBD Kota Batam (Ringkasan Perda APBD,2012-2016).

Melalui musrenbang, masyarkat turut berperan dalam pembangunan daerahnya masing-masing, karena musrenbang adalah suatu wadah bagi masyarakat dalam menyampaikan atau menyalurkan aspirasi dan peran serta masyarkat dalam menentukan perencanaan pembangunan di daerahnya masing-masing, dalam musrenbang inilah mayoritas aspirasi masyarkat disalurkan sebagai masukan bagi proses perencanaan pembangunan selanjutnya, begitu juga pembagunan di Kota Batam. Ada empat poin, yang umumnya diminta hinterland pada musrenbang tahun 2015 (MUSRENBANG kecamatan Galang Kota Batam Tahun 2015) ,yaitu :

1. Terkait pembangunan pelabuhan, jembatan, atau pelantar. Di tahun 2014 kemarin ada empat lokasi yang dibangun oleh dinas terkait, sedangkan tahun lalu ada satu pelabuhan yang dibangun, berlokasi di Galang Baru.

2. Penyediaan air bersih bagi warga.

Selama ini masyarakat Batam di pulau-pulau mengandalkan air sumur, namun ini  sangat beresiko

bila sedang musim kemarau, karena masyarakat biasa tidak mendapat air sama sekali penyebabnya adalah kekeringan. Dinas Pekerjaan Umum membuat teknik baru, yaitu dengan menggali sumur pompa di sebuah pulau, lalu airnya bisa mengalir ke perumahan warga yang berada di bawahnya. Hal ini menjadi perhatian serius Walikota Batam agar dinas terkait untuk lebih memperhatikan dengan betul pengadaan air bersih untuk pulau-pulau ini.

3. Masalah listrikSesungguhnya daerah sudah mulai membangun genset, tapi saat BBM naik akan menjadi permasalahan lagi, karena masyarakat yang membayar tak sebanding dengan tanaga listrik yang didapat, sehingga menjadi tidak efesien. Kebijakannya sekarang adalah mengusahakan agar PLN bisa masuk ke pulau-pulau atau dengan metode pengadaan solar home system.

4. Bidang pendidikan dan kesehatan.

Pendidikan di hinterland adalah sekolah, rata-rata sekolah di daerah hinterland belum memadai, dari segi ruang kelas, perpustakaan, dan lain-lainnya, Sekolah di

5

Page 7: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

Kecamatan Galang terdapat 37 sekolah dari tingkat SD, SLTP, dan SLTA baik negeri maupun swasta. Hanya ada dua sekolah swasta di Kecamatan Galang, yaitu satu sekolah SD dan satu MTS, Dalam bidang kesehatan kurangnya puskesmas, pustu, polindes, dan posyandu dan begitu juga dokter dan perawatnya. Saat ini sedang dikerjakan untuk mengadakan penambahan dan pengadaan dokter serta perawat.

Sarana Kesehatan di Kecamatan Galang

No Sarana Kesehatan

Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Pustu 9

3 Polindes 18

4 Puskesmas keliling darat

3

5 Puskesmas keliling laut

2

6 Posyandu 28

Sumber data :Statistik Kecamatan Galang 2015

Begitu juga keadaan di kelurahan Galang Baru yang merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Galang.

Kelurahan Galang Baru merupakan kelurahan dengan 8 pulau-pulau kecil yaitu : Kampung Baru, Tanjung Pengapit, Air Lingka, Pulau Sembur, Pulau Korek, Tanjung Linau, Tanjung Malagan, dan Pulau Nguan. Kondisi Kelurahan Galang Baru dengan sarana prasana pembangunan infrastruktur yang meliputi pembangunan fisik atau non fisik yang dirasa masih kurang memadai, dari segi pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur pendukung lainnya, maka dengan itu perlu adanya upaya perencanaan pembangunan daerah agar terlaksananya kesejahteraan masyarakat setempat.

Banyak sekali usulan kegiatan yang di usulkan oleh Kelurahan Galang Baru pada Musrenbang 2015, dari bidang kesehatan, pendidikan, transortasi dan lain-lain. Usulan ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dan upaya menyejahterakan masyarakat setempat dan untuk membangun daerahnya sendiri.

Menurut Edy (2009) (dalam jurnal ekonomi pembangunan), tolak ukur berhasilnya pembangunan daerah tertinggal dalam konteks pembangunan nasional didasari pada 3D atau tiga daya, yaitu:

1. daya struktur; 2. daya masyarakat; 3. daya koordinasi lintas-sektor

yang mencakup program pembangunan antar sektor, antar daerah, dan pembangunan khusus.

6

Page 8: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

Dalam pelaksanaan, ketiga daya itu harus dilakukan secara terpadu, terarah, dan sistematis. Pada akhirnya, pemberian ruang dan kesempatan yang lebih besar kepada rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dapat bersinergi dengan upaya menanggulangi pengangguran, kemiskinan, dan ketidak merataan.

Harapan masyarakat hinterland adalah kemudahan sarana untuk kesehatan, pendidikan, transpotasi serta mudah mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peran pemerintah Kota Batam sangat penting untuk membangun daerah hinterland yang dirasa masih serba kekurangan dari segi kesehatan, pendidikan, transfortasi dan air bersih yang belum tersedia di Kecamatan Galang.

Berdasarkan pemaparan y ang peneliti sampaikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Peran Pemerintah Kota Batam Terhadap Pembangunan Daerah Hinterland Pada Kelurahan Galang Baru Kecamatan Galang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membuat rumusan masalahnya adalah : “ Bagaimana Peran Pemerintah Kota Batam Terhadap Pembangunan Daerah Hinterland Pada Kelurahan Galang Baru Kecamatan Galang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian1. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Pemerintah Kota Batam Terhadap Pembangunan Daerah Hinterland Pada Kelurahan Galang Baru Kecamatan Galang

1. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Akademis Secara akademis : memberi pemahaman kepada pembaca terhadap peranan pemerintah terhadap pembangunan daerah hinterland.

b. Secara praktis : sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut yang berminat dalam ruang lingkup yang sama

D. Konsep Operasional

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti untuk menghindari interpretasi ganda dari variable yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi konsep pada penelitian ini adalah sebagia berikut :

1. Stabilisator, peran pemerintah adalah mewujudkan perubahan tidak berubah menjadi suatu gejolak sosial, apalagi yang dapat menjadi ancaman bagi keutuhan nasional serta kesatuan dan persatuan bangsa. Peran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan berbagai cara antara lain: kemampuan selektif yang tinggi, proses sosialisasi yang elegan tetapi efektif melalui pendidikan,

7

Page 9: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

pendekatan yang persuasif dan pendekatan yang bertahap tetapi berkesinambungan.

2. Inovator, dalam memainkan peran selaku inovator pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-hal baru. Jadi prakondisi yang harus terpenuhi agar efektif memainkan peranannya pemerintah perlu memiliki tingkat keabsahan (legitimacy) yang tinggi. Tiga hal yang mutlak mendapatkan perhatian serius adalah, penerapan inovasi dilakukan dilingkungan birokrasi terlebih dahulu, inovasi yang sifatnya konsepsional, inovasi sistem, prosedur dan metode kerja.

3. Modernisator, melalui pembangunan, setiap negara ingin menjadi negara yang kuat, mandiri, diperlakukan sederajat oleh negara-negara lain. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan antara lain: penguasan ilmu pengetahuan, kemampuan dan kemahiran manajerial, kemampuan mengolah kekayaan alam yang dimiliki sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi, sistem pendidikan nasional yang andal yang menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, landasan kehidupan politik yang kukuh dan demokratis, memiliki visi yang jelas tentang masa depan yang diinginkan sehingga

berorientasi pada masa depan.

4. Pelopor, selaku pelopor pemerintah harus menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat. Pelopor dalam bentuk hal-hal, positif seperti kepeloporan dalam bekerja seproduktif mungkin, kepeloporan dalam menegakkan keadilan dan kedisiplinan, kepeloporan dalam kepedulian terhadap lingkungan, budaya dan sosial, dan kepeloporan dalam berkorban demi kepentingan negara.

5. Pelaksana sendiri, meskipun benar bahwa pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan merupakan tanggung jawab nasional dan bukan menjadi beban pemerintah semata, karena berbagai pertimbangan seperti keselamatan negara, modal terbatas, kemampuan yang belum memadai, karena tidak diminati oleh masyarakat dan karena secara konstitusional merupakan tugas pemerintah, sangat mungkin terdapat berbagai kegiatan yang tidak bisa diserahkan kepada pihak swasta melainkan harus dilaksanakan sendiri oleh pemerintah.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dimana penelitian akan memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang sesuai

8

Page 10: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

dengan ruang lingkup judul penelitian. Mengutip pendapat sugiono (2010:87), menyatakan bahwa, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variable satu dengan variable lainnya. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan sejumlah variable-variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang sedang diteliti

F. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh berbagai data dalam penelitian, maka selanjutnya dilakukan analisis dalam temuan lapangan. Analisis kegiatan merupakan kegiatan sistematis dengan mencari dan mengatur hasil temuan lapangan untuk mendapatkan pemahaman atas hasil temuan. Menurut Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2014:247), teknik analisis data dalam penelitian ini mempunyai beberapa proses yaitu: reduksi data, penyajian data dan penerikan kesimpulan.

1. Reduksi data yaitu memilih dan memilah data hasil temuan lapangan dan memusatkan perhatian pada penyederhanaan dan abstaksi data. Dalam melakukan reduksi data, peneliti mengatagorikan data kedalam beberapa bagian yaitu dinamika Peran pemerintah terhadap daerah hinterland.

2. Penyajian data yaitu deskripsi tentang informasi atau data yang terkumpul dari lapangan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif umumnya bersifat naratif. Peneliti melakukan penyajian data dalam bentuk laporan narasi dan table-tabel berdasarkan data-data yang sudah direduksi.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu peneliti menyimpulkan hasil penelitian apa yang didapat dilapangan serta dari analisis atau deskripsi yang dilakukan terhadap data.

II. LANDASAN TEORI

1. Peran atau Peranan

Peran menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peran merupakan suatu tindakan yang ditandai dengan sikap dan perilaku seseorang atau suatu lembaga dalam melakukan aktivitas dimana tindakan itu diambil berdasarkan tingkat kedudukan yang dimiliki pada kehidupan social baik didalam kehidupan masyarakat maupun organisasi atau kelompok.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), menjelaskan pengertian peran sebagai berikut: Peran adalah pemain yang diandaikan dalam sandiwara maka ia adalah pemain

9

Page 11: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

sandiwara atau pemain utama. Peran adalah bagian yang dimainkan oleh seorang pemain dalam sandiwara, ia berusaha bermain dengan baik dalam semua peran yang diberikan. Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Miftah Thohah (dalam buku Harbani Pasolong, 2005:53) Peranan diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu, artinya tindakan atau perilaku yang dijalankan oleh pemerintah sebagai aparatur pelaksanan penegak peraturan dalam bidang pemerintah daerah haruslah menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan aturan yang berlaku ( Rivai, 2004: 148).

Word bank (1997) dalam Dyah (2009) menawarkan paradigma pembangunan yang berkaintan dengan pembatasan fungsi-fungsi pemerintah dan dihubungkan semakin pentingnya peranan stakeholders dalam pembangunan dalam 3 fungsi pokok yaitu:

1. Fungsi minimal seperti kepastian hukum dan ketertiban Negara serta bantuan bencana alam , merupakan fungsi mutlak yang hrus dilaksanankan.

2. Fungsi fasilitas : seperti dalam penyediaan pelayanan pendidikan umum dan pelayanan kesejahteraan sosial dan juga harus

disediakan oleh pemerintah.

3. Fungsi aktf seperti campur tangan dalam menstimulasi dan mengkoordinasikan aktivitas ekonomi pasar, biasanya hanya bisa dilaksanakan dengan kafasitas pemerintah yang sangat baik.

Biddle dan Thomas dalam Sarwono (2008:224) mengemukakan bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Dalam teori Biddle dan Thomas dalam Sarwono (2008:215) membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu istilah-istilahnya menyangkut :

1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi social

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku4. Kaitan antara orang dan

perilakuSelanjutnya Beddle dan

Thomas dalam Sarwono (2008:225) menjelaskan peran individu yang satu dengan yang lainnya, ataupun antar kelompok dalam kehidupan social terjadi karena hadirnya sosok antor atau pelaku, yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu, serta sosok

10

Page 12: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

target atau sasaran, yaitu orang yang mempunyai hubungan dengan actor dan perilakunya. Selain itu, Biddle dan Thomas dalam Sarwono (2008:216) menjelaskan bahwa ada 5 istilah tentang perilaku dalam kaitannya dengan peran, yaitu :

1. Expectation (harapan) 2. Norm (norma)3. Performance (wujud

perilaku)4. Evaluation (penilaian)5. Sanction (sanksi)

Beda antara peran dan peranan adalah, peran memiliki fungsi mengatur perilaku individu yang berhubungan dengan status sosialnya. Status social berbeda menyebabkan terjadinya peran social yang berbeda pula. Peran social adalah suatu tingkah laku yang diharapkan dari individu sesuai dengan status sosialnya, sehingga peran dapat berfungsi pula untuk mengatur perilaku seseorang. Sedangkan peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan ia telah menjalankan suatu peranan.

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian peranan dalam hal ini peran pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya dalam pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan pengaturan masyarakat. Dapat dijelaskan bahwa peranan merupakan aspek dinamis dari

kedudukan apabila seseorang melaksanakan hak-hak serta kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia telah melakukan sebuah peranan.

Dari defenisi-defenisi diatas, jika dikaitkan dengan pemerintah Kota Batam , bahwa disimpulkan peran pemerintah Kota Batam akan timbul ketika pemerintah tersebut melakukan kewajiban dan haknya sebagia mestinya dan pemerintah tersebut sudah melakukan suatu peranan untuk pembangunan daerah hinterland.

1. PemerintahProses pemerintahan dan

pembagunan di negara berkembang, pemerintah mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Kedudukan yang strategis ini berkaitan dengan fungsinya selaku pelayan publik guna meningkatkan kesejahteraan, keadilan, keamanan dan ketentraman masyarkat. Menurut Rasyid (2000:48) menyebutkan bahwa dalam menjalankan pemerintahan, makatugas pokok yang harus dijalankan pemerintah terdapat tiga fungsi yang penting, yaitu :

1. Pelayanan2. Pemberdayaan, dan3. Pembangunan

Berdasarkan ketiga hal tersebut Rasyid (2000:48) menjelaskan, bahwa pembangunan merupakan bagian dari fungsi utama pemerintahan yang ditunjukan

11

Page 13: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

untuk memecahkan masalah dan tuntutan masyarakat melalui aktivitas pemerintahan.

Konsep pemerintah didefinisikan oleh Istianto (2009:25) adalah: merupakan suatu bentuk organisasi dasar dalam suatu negara. Tujuan dari pemerintah dikatakan oleh Ateng Syafrudin di kutip Istianto (2009:25) bahwa: Pemerintah harus bersikap mendidik dan memimpin yang diperintah, ia harus serempak dijiwai oleh semangat yang diperintah, menjadi pendukung dari segala sesuatu yang hidup diantara mereka bersama, menciptakan perwujudan segala sesuatu yang diingini secara samar-samar oleh semua orang, yang dilukiskan secara nyata dan dituangkan dalam kata-kata oleh orang-orang yang terbaik dan terbesar.

Menurut Ndraha dalam Kybernology 1 (2003:74) menjelaskan pengertian pemerintah,yaitu :

a. Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga Negara yang oleh Konstitusi Negara yang bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan pemerintah. Hal ini terdapat misalnya di Indonesia dibawah UUD1945 : kekuasaan pemerintah meliputi

fungsi legislatif dan fungsi eksekutif.

b. Pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga Negara yang memegang kekuasaan eksekutif saja.

Selain itu menurut Ndraha (2003:76) bahwa pemerintahan adalah gejala sosial, artinya terjadi didalam hubungan antar anggota masyarakat, baik individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, maupun antar individu dengan kelompok. Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban dimana masyarakat bisa menjalani kehidupan secara wajar. Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi juga untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat, mengembangkan kemampuan dan kreativitas demi mencapai kemajuan bersama.

2. Pembangunan

Istilah “pembangunan” harus dipahami dalam konteks yang luas. Alasan untuk dinyatakan demikian dikarenakan terdapat kesepakatan yang mengatakan pembangunan harus mencangkup segala segi kehidupan dan kehidupan bangsa dan Negara yang bersangkutan, meskipun dengan skala prioritas yang berbeda dari

12

Page 14: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

suatu Negara dengan Negara lain.

Menurut Dyah (2009: 119) pembangunan secara filosofis adalah upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan alternatife yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik. Istilah pembangunan sering kali berkonotasi fisik artinya melakukan kegiatan-kegiatan yang membangun yang bersifat fisik, bahkan seringkali secara lebih sempit diartikan sebagai membangun infrastruktur / fasilitas fisik.

Menurut anwar dalam Dyah (2009: 120) pembangunan dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu Negara/wilayah untuk mengembangkan kualitas hidup masyarakatnya. Jadi pembangunan harus dipandangsebagai suatu proses dimana terdapat saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antar factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan tersebut dapat diidentifikasikan dan dianalisa dengan seksama sehingga diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan tarap kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap pembagunan berikutnya.

Pembangunan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus dalam rangka memperbaiki indikator social maupun ekonomi pada suatu wilayah dari waktu ke waktu, Gunawan Sumodiningrat (2009:6). Pembangunan menurut wrihatnolo dan dwidjowijoto (2007:43) adalah suatu proses natural mewujudkan cita-cita bernegara, yaitu terwujudnya masyarakat makmur sejahtera secara adildan merata.

Kesejahteraan ditandai dengan kemakmuran, yaitu menungkatnya konsumsi yang disebabkan meningkatnya pendapatan. Pendapatan meningkat hasil produksi yang semakin meningkat pula. Proses natural di atas dapat terlaksana jika asumsi-asumsi pembangunan yang ada, yaitu kesempatan kerja atau partisipasi bermanfaat secara penuh, setiap orangmemiliki kemampuan sama, dan masing-masing pelaku bertindak rasional.

Disamping itu juga menurut Riyadi dalam Mardikanto dan Soebiato (2012:3) pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat serta individu-individu didalamnya yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu.

13

Page 15: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

Menurut kuncoro Mudrajat (2004:3) pembangunan adalah suatu proses yang kompleks dan penuh ketidakpastian yang tidak dapat dengan mudah dikendalikan dan direncanakan dari pusat. Karena itu dengan penuh kenyakian para pelopor desentralisasi mengajukan sederet panjang alasan dan argument tentang pentingnya desentralisasi dalam pembangunan.

3. Hinterland

Hinterland merupakan daerah belakang yang berfungsi untuk memenuhi atau memasok kebutuhan pangan atau kebutuhan bahan makanan pokok seperti padi, buah-buahan, jagung serta palawija. Desa seperti ini dapat dinyatakan sebagai daerah hinterland dari daerah kota. Penentuan daerah hinterland berupa kecamatan atau desa didasarkan atas jarak atau radius keterikatan desa atau kecamatan pada kawasan sentra produksi baik ekonomi dan pelayanan. Menurut Ernan Rustiadi, dkk (2009: 43) daerah hinterland adalah daerah belakang yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan mempunyai hubungan fungsional dengan pusatnya. Wilayah pusat berfungsi sebagai :

1. tempat terkonsentrasinya penduduk,

2. pusat pelayanan terhadap daerah hinterland,

3. pasar bagi komoditas-komoditas pertanian maupun perindustrian, dan

4. lokasi pemusatan industry manufuktur yakni kegiatan mengorganisasikan factor-faktor produksi untuk menghasilakn suatu output tertentu.

Hinterland berfungsi sebagai :1. pemasok (produsen)

bahan-bahan mentah atau bahan baku,

2. pemasok tenaga kerja melalui proses urbanisasi,

3. daerah pemasaran barang dan jasa industri manufuktur, dan

4. penjaga keseimbangan ekologi.

Secara historic, pertumbuhan suatu pusat atau kota ditunjang oleh hinterland yang baik. Secara operasinal wilayah kota mempunyai hubungan yang sfesifik yang hubungannya ditentukan oleh kapasitas pelayanannya. Kapasitas pelayanan meliputi kapsitas sumberdaya suatu wilayah yang mencangkup kapsitas SDA, SDM, SDS, dan sumber daya buatan. Selain itu kapasitas suatu wilayah di tentukan juga oleh aktivitas ekonomi dan social masyarakat yang ada di suatu wilayah.

14

Page 16: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

Secara fisik dan operasional, sumberdaya yang paling mudah di nilai dalam perhitungan kapasitas yaitu sumberdaya buatan (sarana dan prasarana pada pusat-pusat wilayah). Secara sederhana kapasitas pelayanan infastruktur atau prasarana wilayah dapat diukur dari:

1. Jumlah sarana pelayanan

2. Jumlah jenis prasarana pelayanan yang ada

3. Kualiatas sarana pelayanan.

Menurut Hartono (2007:74) wilayah-wilayah desa dipinggiran kota pada umumnya berfungsi sebagai daerah hinterland atau daerah penyangga bagi daerah utamanya yaitu kota. Berdasarkan jurnal Administrasi Publik, wilayah hinterland biasanya disebut dengan istilah lain, yaitu: kota satelit. Pada dasarnya dari kedua kata tersebut memiliki makna yang sama, yaitu kota kecil yang berada disekitar kota besar, yang memiliki kesamaan dalam pola kinerja tetapi dalam ruang lingkup yang lebih kecil.

Di wilayah hinterland tetap ada kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan atau fasilitas-fasilitas lain tetapi dalam skala kecil, tidak kompleks pada kota besar atau pusat kota. Secara ekonomi wilayah hinterland bisa menjalankan perekonomian

secara mandiri, walaupun ada beberapa barang dan jasa yang dalam pendistribusiannya masih tergantung pada kota besar, tetapi secara garis besar kawaasan hinterland atau kota satelit dapat memenuhi fasilitas-fasilitas kota yang pada akhirnya dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya atau penduduk sub-urban. Dengan kata lain, menurut Yunus (2005 : 285) dapat diungkapkan bahwa wilayah hinterland juga berfungsi sebagai penerima tenaga kerja karena didalamnya telah berkembang fungsi-fungsi sosial ekonomi kekotaan, namun juga berperan sebagai pemasok komoditas ketempat lain.

Daerah belakang menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan daerah pusat sehingga dipandang sebagai wilayah yang memiliki peran strategis dalam mendukung suatu pembangunan. Penegasan yang ditekankan oleh yunus (2002) bahwa hinterland adalah sebuah daerah yang secara administratif dapat dipisahkan dari daerah pusat dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan berorientasi kepada kehidupan masyarakat pertanian. Setiap daerah memiliki potensi untuk menjadi kota. Namun harus diperhatikan bahwa disamping pembangunan kota secara fisik juga sosial, ekonomi, dan budaya harus juga diperhatikan dengan membagi hubungan interelasi aktif denga beberapa

15

Page 17: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

daerah disekitarnya sebagai daerah terdekat yang dapat dijangkau dan memiliki hubungan saling mempengaruhi antara daerah pusat dengan daerah belakang

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANA. Letak Geografis

Lokasi penelitian terletak di Kelurahan Galang Baru, yang secara administratif Kelurahan Galang Baru termasuk wilayah Kecamatan Galang Kota Batam. Luas wilayah Kelurahan Galang Baru adalah ± 394.681 km², dengan jumlah penduduk 3132 jiwa dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Kelurahan Galang Baru merupakan salah satu dari 8 (delapan) kelurahan yang ada didalam wilayah Kecamatan Galang yang mana memiliki batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Nongsa

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lingga

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Tanjungpinang

4. Sebelah Barat berbatsan dengan Kabupaten Karimun

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1. Stabilisator

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pemerintah sudah mampu menentukan pembangunan prioritas hal ini dilihat karena adanya gejolak sosial

yang menuntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti puskesmas. Pengembangan dan pembangunan di kawasan hinterland terhambat seiring belum jelasnya status peruntukan lahan. Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Batam 2008-2028 yang mengatur hal tersebut masih tersandra di Pemerintah pusat. Permasalahan pembangunan Hinterland adalah Minimnya sarana infrastruktur dan aksesibilitas berupa transportasi laut bagi akses penduduk dan barang. Penyediaan listrik yang memadai yang mampu melayani masyarakat hinterland Selama 24 Jam. Penyediaan jaringan air bersih bagi masyarakat dan puskesmas. Pemerintah kota batam telah melaksanakan program interkoneksi air bersih antar pulau, pembangunan sumber air baku (EMBUNG) tadah hujan serta suplai air bersih antar pulau dengan boat air. Sementara rencana pembangunan 2016 jelas memaparkan bahwa salah satu rencana dari pemerintah Kota Batam adalah Pembangunan dan pengembangan wilayah hinterland dan kawasan perbatasan sebagai pendukung pembangunan kemaritimanb. Inovasi

Berikut bentuk inovasi yang dilakukan pemerintah Kota Batam untuk wilayah hinterland, yaitu setiap tahun pemerintah mengupayakan sumber daya manusia yang ada di hinterland lebih mampu untuk menjalankan perannya salah satunya adalah membangun puskesmas. Karena Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengankesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara danaparaturnya

16

Page 18: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudahdidapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidangkesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalahmenyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.

c. Modernisator

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat dianalisa bahwa dalam perannya sebagai modernisator pemerintah daerah kota Batam dalam membangun wilayah hinterland khususnya wilayah Galang sudah mengupayakan banyak hal seperti pembangunan pariwisata. Di wilayah hinterland tetap ada kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan atau fasilitas-fasilitas lain tetapi dalam skala kecil, tidak kompleks pada kota besar atau pusat kota. Secara ekonomi wilayah hinterland bisa menjalankan perekonomian secara mandiri, walaupun ada beberapa barang dan jasa yang dalam pendistribusiannya masih tergantung pada kota besar, tetapi secara garis besar kawaasan hinterland atau kota satelit dapat memenuhi fasilitas-fasilitas kota yang pada akhirnya dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya atau penduduk sub-urban.

d. PeloporBerdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa peran pemerintah sebagai pelopor dilakukan dengan melakukan kegiatan serta pertemuan

dengan masyarakat dan instansi terkait untuk menetapkan rencana pembangunan di wilayah Galang Baru. Salah satunya dengan Musrenbang, Musrenbang merupakan pendekatan bottom-up di mana suara warga bisa secara aktif mempengaruhi rencana anggaran kota dan bagaimana proyek-proyek pembangunan disusun. Pembangunan tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok saja, tetapi juga adanya suatu kondisi dimana masyarakat lebih berkeadilan, dan peningkatan sumber daya manusiae. Pelaksana sendiri

Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pemerintah kota Batam menjalankan perannya dengan menjadi pelaksana sendiri pembangunan di wilayah hinterland khususnya di daerah Galang, hal ini dilihat dari instansi pemerintah saling bersinergi memberikan bantuan untuk membangun wilayah hinterland, mulai dari program pemberdayaan, pembangunan infrastruktur sampai dengan pembanguan sumber daya manusia.V. PENUTUPA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Pemerintah Kota Batam Terhadap Pembangunan Daerah Hinterland di Kelurahan Galang Baru, Kecamatan Galang sudah berjalan dengan baik walaupun masih terdapat beberapa yang menjadi penghambat pembangunan di Kelurahan Galang Baru, hal ini dapat dilihat dari :

Pemerintah sudah melakukan musyawarah sebelum melakukan pembangunan hal ini dapat dilakukan dengan diadakan pertemuan untuk

17

Page 19: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

menjaring aspirasi masyarakat, walaupun semua ditampung oleh pemerintah namun realisasi tetap bagi pembangunan yang lebih prioritas, hal ini menunjukan pemerintah harus lebih selektif memilih. Inovasi selama ini sudah dilakukan, baik di lingkungan birokrasi Kelurahan Galang maupun inovasi lainnya yaitu dalam mengembangkan sumber daya manusia. Melalui perencanaan pembangunan yang tepat sasaran, tepat waktu, tepat anggaran, dan tepat guna, sangat diharapkan kepada pemerintah Kota Batam selaku manager pembangunan untuk mampu mengembangkan potensi daerah, khususnya yang berada di daerah hinterland agar dapat bersinergi dan setara dengan daerah mainland yang telah berkembang secara pesat, meningkatkan daya saing daerah sehingga unggul, mampu mengatasi berbagai permasalahan baik sosial, ekonomi, politik, dan keamanan dan ketertiban yang akan dapat memperlancar proses pembangunan.

Dalam perannya sebagai modernisator pemerintah daerah kota Batam dalam membangun wilayah hinterland khususnya wilayah Galang sudah mengupayakan banyak hal seperti pembangunan pariwisata. Di wilayah hinterland tetap ada kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan atau fasilitas-fasilitas lain tetapi dalam skala kecil, tidak kompleks pada kota besar atau pusat kota, peran pemerintah kota Batam untuk wilayah hinterland adalah mendorong masyarakat untuk mampu mengolah kekayaan alam yang dimiliki sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi salah satunya yang sudah dilakukan pemerintah Kota Batam adalah memajukan pariwisata Kelurahan Galang. Peran pemerintah

sebagai pelopor dilakukan dengan melakukan kegiatan serta pertemuan dengan masyarakat dan instansi terkait untuk menetapkan rencana pembangunan di wilayah Galang Baru. Salah satunya dengan Musrenbang, Musrenbang merupakan pendekatan bottom-up di mana suara warga bisa secara aktif mempengaruhi rencana anggaran kota dan bagaimana proyek-proyek pembangunan disusun.

Pemerintah Kota Batam menjalankan perannya dengan menjadi pelaksana sendiri pembangunan di wilayah hinterland khususnya di daerah Galang, hal ini dilihat dari instansi pemerintah saling bersinergi memberikan bantuan untuk membangun wilayah hinterland, mulai dari program pemberdayaan, pembangunan infrastruktur sampai dengan pembanguan sumber daya manusia

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan agar pembangunan daerah hinterland di Kelurahan Galang Baru Kecamatan Galang berjalan dengan baik adalah sebagai berikut :

1. Adanya komitmen dari pemerintah daerah kota Batam seperti menyediakan pendanaan yang cukup sehingga pembangunan yang ada tidak terbengkalai.

2. Harus ada penjaringan aspirasi masyarakat agar pembangunan dapat dilakukan tepat sasaran

.

18

Page 20: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dyah R.P, dkk. 2009. Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Dwidjowijoto dan Wrihatnolo. 2007.

Manajemen Pemberdayaan:

Sebuah Pengantar dan. Panduan

untuk Pemberdayaan Masyarakat.

Jakarta: PT. Elex Media

Hartono, 2007. Geografi : Jelajah Bumi

dan Alam Semesta. Bandung: CV

Citra Pranata

Istianto, Bambang. 2009. Manajemen

Pemerintahan Dalam Perspektif

Pelayanan Publik. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Kuncoro, Mudrajad. 2012.

Perencanaan Daerah:Bagaimana

Menbangun Ekonomi Lokal,

Kota, dan Kawasan?. Jakarta:

Salemba Empat.

Mardikantp, Soebiato. 2012.

Pemberdayaan Masyarakat

dalam Perspektif Kebijakan

Publik. Bandung: Alfabeta.

Ndraha, Talidizuhu. 2005. Teori

Budaya Organisas. Jakarta:

Rineka Cipta.

________________. 2003. Metodelogi

kybernologi (ilmu pemerintahan

Baru) jilid 1. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Pasolong,Harbani. 2005. Teori

Administrasi Publik. cv Alfabeta .

Bandung.

Rasyid.M, 2000. Otonomi Daerah

Negara Kesatuan, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Rivai, 2004, Manajemen Sumber Daya

Manusia Untuk

Perusahaan,Cetakan Pertama,

Jakarta, PT. Raja

GrafindoPersada

Rustiadi Ernan, Saefulhakim Sunsun

dan R.Panuju Dyah. 2009.

Perencanaan dan Pengembangan

Wilayah. Jakarta. Crestpent Press

19

Page 21: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang Pelabuhanjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...  · Web viewContohnya masyarakat hinterland masih bergantung

dan Yayasan Pustaka Obor

Indonesia

Sarwono. 2008. Psikologi Remaja.

Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

Siagian,P. Sondang, 2010, Administrasi

Pembangunan, Konsep, Dimensi

dan Strateginya, Bumi Aksara,

Jakarta

Sumodiningrat, Gunawan. 2009.

Mewujudkan Kesejahteraan

Bangsa Menanggulangi

Kemiskinan dengan Prinsip

Pemberdayaan Masyarakat.

Jakarta : PT. Alex Media

Komputindo.

Yunus, Hadi Sabari. 2005. Klasifikasi

Kota. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Jurnal :

Armando Soares, Ratih Nurpratiwi dan M. Makmur. 2015. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN. 2442-6962. Vol. 4, No. 2 (2015)

20